35
About Goethe Jerman secara historis disebut Das Land der Dichter und Denker atau Tanah Penyair dan Pemikir. Budaya Jerman dimulai jauh sebelum bangkitnya Jerman sebagai bangsa- negara. Dari akarnya, budaya Jerman telah dibentuk oleh arus intelektual dan populer yang besar, baik agama maupun badan pemerintah. Hasilnya, tradisi Jerman merupakan budaya tinggi di Eropa dan perkembangan daerah barat. Di bidang seni, banyak seniman penting dari Jerman yang telah menikmati kesuksesan internasional dari karya- karya mereka yang artistik. Hans Holbein the Youger, Mathias Grünewald, dan Albrecht Dürer merupakan seniman penting beraliran Renaissance, Caspar David Friedrich, beraliran Romantisme, dan Max Ernst, yang beraliran Surealisme. Seniman lainnya yaitu Johann Wolfgang von Goethe di bidang sastra dan filsafat, dan Ludwig van Beethoven serta Johann Sebastian Bach di bidang musik Johann Wolfgang von Goethe (28 Agustus 1749 – 22 Maret 1832 adalah novelis, sastrawan, humanis, ilmuwan, dan filsuf Jerman. Goethe adalah salah satu tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman, Neoklasisme dan Romantisme Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Karyanya yang terpenting sebelum ia pergi ke Weimar adalah tragedi nya Götz von Berlichingen (1773), yang merupakan karya pertama untuk membawanya pengakuan, dan novel The Sorrows of Young Werther (disebut Die Leiden des Werthers Jungen dalam bahasa Jerman) (1774), yang diperoleh dia ketenaran besar sebagai penulis di Sturm und Drang periode yang menandai fase awal Romantisisme. Goethe memiliki pengaruh besar pada abad ke-19. Ia menghasilkan banyak karya berupa puisi, essay, kritik, teori warna, penelitian awal tentang evolusi, dan linguistik. Goethe bersama sahabatnya, Friedrich Schiller, merupakan tokoh Klasisme Weimar. Klasisme Weimar adalah sebuah gerakan sastra di Jerman untuk mendirikan sebuah humanism baru, gerakan ini adalah sebuah upaya untuk mempersatukan ide-ide romantic dan klasik. Instuisi kebudayaan di Jerman, Goethe Institut, dinamakan atas Johann Wolfgang von Goethe dengan misi mempromosikan studi ke Jerman dan pengetahuan tentang Jerman dengan menitik beratkan pada budaya, social, dan politik, sesuai dengan bidang yang telah mengispirasi Goethe dalam menghasilkan karya-karyanya.

About Goethe

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: About Goethe

About Goethe

Jerman secara historis disebut Das Land der Dichter und Denker atau Tanah Penyair dan Pemikir. Budaya Jerman dimulai jauh sebelum bangkitnya Jerman sebagai bangsa-negara. Dari akarnya, budaya Jerman telah dibentuk oleh arus intelektual dan populer yang besar, baik agama maupun badan pemerintah. Hasilnya, tradisi Jerman merupakan budaya tinggi di Eropa dan perkembangan daerah barat.

Di bidang seni, banyak seniman penting dari Jerman yang telah menikmati kesuksesan internasional dari karya-karya mereka yang artistik. Hans Holbein the Youger, Mathias Grünewald, dan Albrecht Dürer merupakan seniman penting beraliran Renaissance, Caspar David Friedrich, beraliran Romantisme, dan Max Ernst, yang beraliran Surealisme. Seniman lainnya yaitu Johann Wolfgang von Goethe di bidang sastra dan filsafat, dan Ludwig van Beethoven serta Johann Sebastian Bach di bidang musik

Johann Wolfgang von Goethe (28 Agustus 1749 – 22 Maret 1832 adalah novelis, sastrawan, humanis, ilmuwan, dan filsuf Jerman. Goethe adalah salah satu tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman, Neoklasisme dan Romantisme Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Karyanya yang terpenting sebelum ia pergi ke Weimar adalah tragedi nya Götz von Berlichingen (1773), yang merupakan karya pertama untuk membawanya pengakuan, dan novel The Sorrows of Young Werther (disebut Die Leiden des Werthers Jungen dalam bahasa Jerman) (1774), yang diperoleh dia ketenaran besar sebagai penulis di Sturm und Drang periode yang menandai fase awal Romantisisme.

Goethe memiliki pengaruh besar pada abad ke-19. Iamenghasilkan banyak karya berupa puisi, essay, kritik, teoriwarna, penelitian awal tentang evolusi, dan linguistik. Goethe bersama sahabatnya, Friedrich Schiller, merupakantokoh Klasisme Weimar. Klasisme Weimar adalah sebuahgerakan sastra di Jerman untuk mendirikan sebuah humanism baru, gerakan ini adalah sebuah upaya untuk mempersatukanide-ide romantic dan klasik.

Instuisi kebudayaan di Jerman, Goethe Institut, dinamakan atas Johann Wolfgang von Goethe dengan misi mempromosikan studi ke Jerman dan pengetahuan tentang Jerman dengan menitik beratkan pada budaya, social, dan politik, sesuai dengan bidang yang telah mengispirasi Goethe dalam menghasilkan karya-karyanya.

Page 2: About Goethe

About Berlin

Dari keseluruhan tempat-tempat wisata bersejarah Berlin, yang menjadi salah satu ikon dari kota Berlin adalahGerbang Brandenburg, yang merupakan simbol kemenangan pernyatuan Jerman yang terjadi di kota Berlin dan bekasgerbang utama memasuki Negara Jerman. Dirancang denganstyle Greek Revival oleh Carl Gotthard Laughans pada tahun 1788 sampai 1791. Oleh karena itu, pada kelas Berlin diterapkan suasana Gerbang Brandenburg bergaya Greek Revival

Desainnya didasarkan pasa Propyles, pintu gerbang menuju Acropolis di Athena, Yunani. Berlin memiliki sejarah panjang Klasisisme. Style klasik pertama yaitu Baroque, kemudian neo-Palladian. Gerbang Brandenburg merupakan struktur Greek Revival Neo-Classical pertama di Berlin.

Page 3: About Goethe

About Frankfurt

Römer, banguanan abad pertengahan ini adalah salah satu ciri kota yang terpenting. Römer merupakan bagian tertua dari balai kota, terdiri dari tiga struktur berbeda dengan gebel menyeruapai tangga. Pembangunan awal antara abad 15 dan 18.dengan gaya Gothic. Pada kelas Hamburg suasana Römer dengan style Gothic-nya. Besar keseluruhan komplek tiga bangunan tertua sekitar 100.000 m2 dan terdiri dari 9 rumah mengelilingi 6 halaman. Bagian depan dengan pintu masuk utama menghadap Römerberg Plaza.

Keistimewaan eksterior dari bangunan-bangunan tersebut mencerminkan secara luas sejarah Frankfurt dan Jerman. Fasad tiga puncak yang terkenal memiliki elemen desain abad pertengahan, sudut kiri Alt-Limpurg menunjukkan Frankfurtia, perwujudan perempuan kota Frankfurt. Di bagian tengah, Römer Haus menunjukkan empat kaisar dari Kekaisaran Romawi Suci, dua lambang kota, jam, dam plakat yang menggambarkan beberapa fakta terpenting bangunan Römer.

Page 4: About Goethe

About Hamburg

Salah satu tempat yang menjadi landmark kota Hamburg yaitu Gereja St. Nikolai. Saat ini Gereja St. Nikolai sudah menjadi reruntuhan dan berfungsisebagai tanda peringatan serta sebagai peninggalan arsitektural yang penting. Gereja St. Nikolai dibangun dengan style Gothic Revival. Maka untuk kelasHamburg diterapkan tema Gereja St. Nikolai dengan style Gothic Revival. Saat ini Gereja St. Nikolai sudah menjadi reruntuhan dan berfungsi sebagai tanda peringatan serta sebagai peninggalan arsitektural yang penting.

Page 5: About Goethe

About München

Frauenkirche merupakan gereja yang dianggap sebagaisimbol bagi ibukota Bavaria, München. Frauenkirchedibangun dengan menggunakan bata merah denganstyle Late Gothic, atau Brick Gothic namun pada bagianmenara terdapat kubah yang sama sekali tidak cocokdengan style utama Frauenkirche. Namun keunikan inilah yang membuat gereja ini sebagai simbol kota München. Oleh karena itu, pada kelas München diterapkan suasana Frauenkirche dengan style Late Gothic..

Menara gereja ini dapat terlihat dari berbagai sisi kotakarena pemerintah Bavaria melarang bangunan denganketingguan melebihi tinggi menara Frauenkirchce (109 m) di pusat kota Bavaria.

Bagian dalam bangunan merupakan salah satu aula terbesar gereja-gereja di Jerman bagian selatan, yang terletak di bagian tengah bangunan dengan 2 sisi gang yang memiliki ketinggian yang sama, 31 m. Interior yang terlalu besar tidak terlihat berlebihan karena terdapat barisan kolom yang berhadapan setinggi 22 m.

Page 6: About Goethe

Language Learning

Metode Struktural

Metode terjemah tata bahasa menginstruksikan siswa dalam tata bahasa, dan menyediakan kosakata dengan terjemahan langsung untuk dihafalkan,

Metode audio-lingual memiliki struktur, pertama, siswa menghafal dialog dalam bahasa asing. Kedua, kemudia terdapat pertanyaan dalam bahasa asing tentang dialog tersebut yang harus dijawab siswa. Ketiga, seringkali pengenalan singkat tata bahasa yang selanjutnya dilakukan termasuk kata kerja dan konjungsi, Keempat, berakhir dengan latihan membaca tulisan pendek.

Metode pembelajaran bahasa secara Proprioceptive atau metode pelatihan komentar, menekankan pada perkembangan reaksi bersama kognitif, motorik, syaraf, dan penderangan sebagai bagian dari proses pembelajaran bahasa yang luas.

Metode Fungsional

Pendekatan secara lisan

Pengarahan latihan, siswa mengulang frase sehingga mampu mengenali frase bahasa secara cepat.

Metode Interaktif

Bahasa sebagai sarana untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial, memfokuskan pada gerakan, tindakan, interaksi yang ditemukan saat percakapan satu sama lain.Secara langsung, menahan siswa untuk menggunakan bahasa asli dengan bahasa asing. Teks harus dijauhkan selama mungkin dari siswa, hanya siswa baru atau yang pertama kali mengenal bahasa asing menggunakan teks sampai memiliki pemahaman yang baik dalam berbicara. Menulis dan mengeja dilaksanakan jika membaca teks sudah diperkenalkan.

Page 7: About Goethe

Classroom Standard

Penempatan Ruang Kelas

Lokasi kelas umum dekat dengan pintu masuk area utama

Pengelompokan kelas di lantai yang sama

Lokasi kelas jauh dari aktifitas dan alat-alat yang bising untuk mencegah ganguan aktifitas kelas.

Standar Ruang

Plafon, tingginya berdasarkan kapasitas, kedalaman, dan desain kelas.

Lantai, mudah pemasangan, permukaan tidak licin pada kelas umum dan seluruh lantai harus tahan terhadap noda

Pencahayaan, harus mencapai level yang nyaman untuk membaca dan menulis bagi siswa dan pengajar, serta mampu memudahkan siswa untuk melihat satu sam lain dalam diskusi

Furnitur, harus tahan lama, mudah perawatannya, dan nyaman. Furnitur kelas umum lebih baik berbeda dengan furnitur lainnya di dalam bangunan. Permukaan meja lebih baik berwarna gelap untuk menyamarkan noda. Setiap furnitur kelas harus nyaman untuk digunakan oleh wanita dengan presentil 5 dan pria dengan presentil 95. 10% dari seluruh bangku harus mendukung siswa bertangan kidal.

Pintu, penempatan pintu lebih baik berada di belakang kelas. Daun pintu membuka ke dalam untuk menghindari gangguan aktifitas di koridor,

Jendela, diletakkan di sisi ruangan, bukan di bagian depan atau belakang

Page 8: About Goethe

Classroom Types

Ruang Seminar- Terdapat meja tengah yang besar atau beebrapa meja kecil yang dapat disatukan menjadi satu meja tengah

- Kapasitas sampai 22 siswa

Kelas Kecil- Lantai datar- Terdapat meja dan kursi yang dapat dipindahkan- Kapasitas sampai 50 siswa

Kelas Besar- Lantai bertingkat- Terdapat meja permanen dan kursi yang dapat dipindahkan- Kapasitas untuk 51 – 90 siswa

Auditorium- Lantai bertingkat atau miring- Furnitur meja dan kursi terpasang secara permanen.- Kapasitas untuk >100 siswa

Page 9: About Goethe

Anthropology Analysis

Sirkulasi kenyamanan saat berjalan

75-91 cm 173 cm

Display karya seni (Area Pamer)

91,4 cm

40 cm

153 cm76 cm

Jarak nyaman sirkulasi untuk 1 orang sekitar 75 –91 cm, sedangkan jarak nyaman untuk 2 orangberkisar 173 cm

J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003

Jarak pandang yang sesuai berkisar antara 76 – 153cm, jarak task light yang sesuai berkisar 40 cm,dan jarak ketinggian display dari lantai berkisarantara 91,4 cm

J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003

Koridor

Page 10: About Goethe

Anthropology Analysis

Kenyamanan kursi kerja

Jarak kenyamanan antar meja tulis

20 cm

15 cm

43 cm

41 cm 40 cm

40 cm

305 cm

152 cm

76 cm 76 cm

305 cm

76 cm Zona kenyamanan kerja per orang berkisar antara152 cm dan zona kenyamanan tugas kerja berkisaranatara 76 cm, sedangakan jarak tinggi mejaberkisar antara 305 cm.

J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003

Kenyamanan tinggi tempat duduk berkisar antara41 cm, jarak lebar dan kedalaman tempat duduksesuai kenyamanan berkisara antara 40 cm

J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003

Ruang Kelas

Page 11: About Goethe

Exist

ing A

naly

sis

Page 12: About Goethe

Goethe-Zentrum

• PendiriDidirikan oleh Goethe-Institut München dan dipimpin oleh Dr Rudolf Gramich untuk pertama kalinya , pada bulan Januari 1963.

• LokasiTaman AIS Nasution 15 Surabaya, 60271

• Luas Bangunan+ 1030 m2

• Luas Lahan+ 1078 m2

Corporate Image

Pada tahun 1964 dibuka lembaga Goethe-Institut di Jalan Lombok No.10 Surabaya sebagai cabang dari Goethe-Institut di Jakartadan mulai saat itu diselenggarakan kursus-kursus bahasa Jerman. Pada saat itu kesempatan belajar Bahasa Jerman sangat diminatiorang-orang muda, mahasiswa, siswa SMA dan juga orang dewasa. Akhirnya Goethe-Institut Surabaya dapat mandiri, langsung di bawahpusat Goethe-Institut di Jerman.

Sebagai akibat dari perubahan jaman dan krisis ekonomi di seluruh dunia pada akhir tahun 1996 Goethe-Institut harus ditutup.Tetapi dengan bantuan para alumni dan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, didirikanlah Yayasan Goethe Indonesia, yang pada tahun2006 diberi nama Goethe-Zentrum Surabaya.

Goethe-Zentrum Surabaya meneruskan pekerjaan Goethe-Institut dengan memberikan kesempatan belajar Bahasa Jerman padamasyarakat kota Surabaya. Para guru dididik oleh Goethe-Institut di Jakarta dan pusat Goethe-Institut di Jerman. Meskipun tidak adalagi pengutusan staf dan karyawan dari Jerman, ada beberapa orang asli Jerman yang menetap di Surabaya dan membantupekerjaan Goethe-Zentrum Surabaya.

Sejarah Goethe-Zentrum

Page 13: About Goethe

Existing Site

Utara : GerejaSelatan : Jl. Embong PosoBarat : Taman A.I.S Nasution (Bambu Runcing)Timur : Palang Merah Indonesia

Page 14: About Goethe

Existing Layout

Memiliki luasan 1000 m2 terdapat di kawasan Surabaya Pusat, Taman A.I.S NasutionMerupakan rumah tinggal peninggalan kolonial Belanda, kemudia disewaoleh Goethe sebagai pusat bahasa Jerman.

Terdapat partisi, jika adakegiatan tertentu yang membutuhkan 1 ruang yang besar, ruangan ini dapatdijadikan satu dengan ruangpertemuan / konsultasi disebelahnya

Selain membaca, ruangini difasilitasi oleh area menonton video yang berhubungan denganJerman. Ruangan inimasih mempertahankanketinggian plafon danmaterial lantainya

Ruang yang terletak paling depan ini berfungsisebagai area menerimapengunjung danpendaftaran kursus bahasa

Koridor bagian dalam yang sekaligus sebagai area duduk/ mini café. Inimerupakan area yang memiliki aktifitas tertinggi.

Ruang ini telahmengalami perubahanpada tinggi plafon danjendela saat renovasipertama yang telahdilakukan

Originalitas ruangan inimasih dipertahankan, kecuali pada bagianlantai yang menggunakankeramik, dari teraso

Sama halnya dengan ruang Munich,originalitas masih dipertahankan, bahkan material lantai masihmenggunakan teraso

Koridor samping yang merupakan second entrance menujubagian dalambangunan, khususnyabagi siswa.

Page 15: About Goethe

Existing Zoning and Circulation

Matrix Hubungan Ruang

Bubble Diagram

Page 16: About Goethe

Architectural Analysis

Bagian depan gedung masih terlihat kesan kaku dankolonial. Penggunaan warna hijau sesuai dengan warna logo dari Goethe-Zentrum Surabaya. Jendela lebar dan tinggimencerminkan ciri-ciri bangunan kolonial.

Page 17: About Goethe

Interior Analysis

Lantai

Ruang Berlin

Keaslian material aslibangunan

dipertahankan

Material terrazzo

Koridor sampingKesan kurang rapi

Finishing beton kurang sesuai

Korior Dalam, Ruang Munich, Frankfurt, dan

Hamburg

Kesan monoton

Material keramikwarna putih

Kurang menegaskanperbedaan fungsi

ruang

Lantai

Page 18: About Goethe

Interior Analysis

Dinding

Permanen

Non-Permanen

Permainan warna dinding

kurang

statis

Material mudah didapat

Tahan lama

Seluruh ruang kecuali Ruang

Hamburg

Dinamis dan fleksibel

statis

Ruang Hamburg

Dinding

Page 19: About Goethe

Interior Analysis

Plafon KoridorSamping

Kesan kurangrapi dan rapuh

Sistem plumbing sangat terlihat

Tidak adafinishing pada

plafon

Plafon KoridorDalam

Kesan monoton

Flat ceiling

Kurang adanyapengolahan

Plafon RuangBerlin danMünchen

Kesan luas, namun kurang efektif untuk ruang kelas

Terlalu tinggi

Pencahayaan kurang optimal

Plafon RuangFrankfurt dan

Hamburg

Cukup efektif untuk ruang

kelas

Kesan monoton

Tidak terlalu tinggi

Pencahyaan cukup optimal

Flat ceiling

List corner kurang terlihat

Plafon

Page 20: About Goethe

Com

para

tive

Stu

dy

Page 21: About Goethe

Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya

• LokasiJL Darmokali 10 Surabaya 60265 Indonesia

• Logo

Corporate Image

CCCL Surabaya merupakan salah satu dari 430 lembaga Prancis (Institut Prancis, Pusat Kebudayaan Prancis dan Alliances Françaises), kepanjangan tangan dari Kedutaan‐Kedutaan Besar Prancis yang tersebar di lebih dari 150 negara. Dinamika dan luasnya jaringan ini menjadikan lembaga‐lembaga kebudayaan Prancis yang ada di dunia sebagai jembatan perantara yang luar biasa dalam hubungan antarbudaya, dan satu‐satunya di dunia.

Beragam misi (bahasa, budaya, ilmiah, universitas dan audiovisual) yang diemban jaringan ini memberi citra kehidupan masa kini Prancis di luar negeri, semuanya dilakukan dengan dialog dengan negara‐negara di mana lembaga kebudayaan Prancis berada, di mana kerjasama tetap menjadi kunci utama.Untuk memperkenalkan bahasa, gagasan seni budaya serta kreasi Prancis, Pusat‐Pusat kebudayaan Prancis, membuka pintu bagi publik sehingga mereka dapat belajar bahasa dan memanfaatkan semua layanan yang disediakan oleh mediateknya yang selain memiliki berbagi koleksi buku, majalah, CD, DVD, Internet dan sebagainya, juga menyajikan progam‐program seni budaya yang eklektik sepanjang tahun.

Di Indonesia, jaringan ini memiliki 4 Pusat Kebudayaan Prancis, (Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung), dan 8 Alliances Françaises. Semuanya menjadi wadah utama bagi pertemuan‐pertemuan antara Indonesia dan Prancis, berbagi gagasan seni budaya, dan tak menutupadanya kemungkinan‐kemungkinan lainnya.

Page 22: About Goethe

Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya

Area depan, menggunakan batu granit ukuran 50x50 cm warna coklat, secara diagonal. Pada ruang pameran menggunakan material yang sama hanya saja terdapat variasi list pada tepi ruang menciptakan kesan formal. Koridor yang letaknya sebelah kiri ruang pameran menggunakan keramik 30x30 cm, lantai perpustakaan menggunakan lantai bercorak paduan dari beberapa jenis keramik, banyak warna. Seluruh ruangan CCCL menggunakan sistem lantai permanen.

Analisa Elemen Pembentuk Ruang

Pembentuk Ruang

Lantai

Dinding bata plaster dengan finishing cat warna putih. Terdapat sistem bukaan, yaitu pintu dan jendela. Seluruh pintu CCCL terbuat dari kayu dengan pelengkap kaca bergaya kolonial Belanda, finishing cat warna coklat tua. Jendela dari material kaca tebal 80 mm dengan list kayu, warna coklat tua.

Dinding

Gypsum tanpa list, finishing cat warna putih.Dinding

Page 23: About Goethe

Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya

Secara keseluruhan ruangan ini memiliki suasana yang kuno, menggunakan pintu kuno kolonial dengan warna coklat tua. Lighting pada ruangan ini sangat minimalis, sehingga penerangan yang dibentuk sangat dramatis, sedikit gelap. Jenis lampu yang digunakan 1 lampu main light dan lampu sorot berjumlah banyak namun lux yang dihasilkan tetap redup.

Analisa Interior

Fasilitas

Ruang Pameran

Ruangan cinema ini, masih terlihat seperti bukan ruangan cinema, seminar ataupun teater. Walaupun di gunakan sebagai ruangan serbaguna, harusnya memiliki komposisi perabot yang multifungsi. Ruangan terlihat suram dengan lighting yang kurang maksimal.

Ruang Cinema

Cafetaria bernuansa kolonial Belanda, denganfurniture kolonial. Pencahayaan maksimal didukungoleh pencahayaan alami. Ruangan ini termasukruangan terbuka, sehingga memberi kesan santai. 

Cafe

Page 24: About Goethe

Centre Culturel et de Coorpération Liguistique Surabaya

Analisa Interior

Fasilitas

CCCL Surabaya mempunyai sebuah perpustakaanyang lengkap mengenai sumber‐sumber data Prancis. Keseluruhan koleksi buku di perpustakaanini adalah buku‐buku Prancis berbahasa Prancis, hanya ada beberapa buku Indonesia.Pencahayaan pada ruangan baca memiliki pencahayaan yang hampir sama dengan pencahayaan di rumah, pada malam hari ruangan ini tidak begitu diterangi banyak cahaya, namun disetiap meja terdapat lampu duduk yang dapat menerangi ketika membaca secara makasimal, hingga timbul kesan senyaman dirumah sendiri.

Perpustakaan

Nuansa kolonial pada area penghubung ini sangat terlihat jelas. Bentuk jendela dan pintu yang berkisi‐kisi dengan pemilihan warna coklat tua memperkuat kesan kolonial. Pola dan warna lantai koridor mencirikan bangunan kolonial. Peletakan tanaman pada koridor mengurangi kesan kaku kolonial pada koridor.

Koridor

Page 25: About Goethe

Layo

ut P

lann

ing

Page 26: About Goethe

Layout Alternative Analysis 1

ALTERNATIF DENAH 1Bagi pengunjung pertama kali :1. Memasuki front office untuk mendapatkan

informasi tentang kursus bahasa Jerman / beasiswa ke Jerman

2. Menuju ruang konsultasi bagi yang inginberkonsultasi mengenai beasiswa ke Jerman

3. Dapat menuju perpustakaan melalui koridorsamping

Bagi siswa :1. Menuju area kelas yang terhubung

melalui koridordalam2. Selebihnya siswa dapat mengakses

dengan bebas seluruh ruangankecuali ruang pimpinan, ruang guru, toilet guru, dan area servis

Bagi guru dan staff :1. Dapat mengakses seluruh ruangan2. Ruang guru harus melalui koridor

samping dan dalam3. Tuang pertemuan tidak dapat

digunakan untuk umum

Keterangan: Publik Semi‐Privat Privat

Page 27: About Goethe

Layout Alternative Analysis 2

ALTERNATIF DENAH 2Bagi pengunjung pertama kali :1. Memasuki front office untuk mendapatkan

informasi tentang kursus bahasa Jerman / beasiswa ke Jerman

2. Menuju ruang konsultasi bagi yang inginberkonsultasi mengenai beasiswa ke Jerman

3. Dapat menuju perpustakaan melaluii koridordan centre area

Bagi siswa :1. Menuju area kelas yang terhubung

melalui koridor dan centre area2. Selebihnya siswa dapat mengakses

dengan bebas seluruh ruangankecuali ruang pimpinan, ruang guru, toilet guru, dan area servis

3. Area kelas lebih tertata dalm satuzona

Bagi guru dan staff :1. Dapat mengakses seluruh ruangan2. Area privat guru dan pimpinan dalamsatu zona,namun untuk mengaksesruang guru, harus berputar melewatikoridor

Keterangan: Publik Semi‐Privat Privat

Page 28: About Goethe

Layout Alternative Analysis 3

ALTERNATIF DENAH 3Bagi pengunjung pertama kali :1. Memasuki front office untuk mendapatkan

informasi tentang kursus bahasa Jerman / beasiswa ke Jerman

2. Menuju ruang konsultasi bagi yang inginberkonsultasi mengenai beasiswa ke Jerman

3. Dapat menuju perpustakaan melaluii koridordan centre area

Bagi siswa :1. Menuju area kelas yang terhubung

melalui koridor dan centre area2. Selebihnya siswa dapat mengakses

dengan bebas seluruh ruangankecuali ruang pimpinan, ruang guru, toilet guru, dan area servis

Bagi guru dan staff :1. Dapat mengakses seluruh ruangan2. Memasuki front office kemudian

ruang guru. Menuju area kelasdapat diakses langsung dari pintubelakang ruang guru

Keterangan: Publik Semi‐Privat Privat

Page 29: About Goethe

Human Activity Circulation

Page 30: About Goethe

Facility and Activity Analysis

Page 31: About Goethe

Zoning and Circulation Plan

Page 32: About Goethe

Weighted Method

Purposes A B C D E Score Rank Mark Relative Weight

A. Alur sirkulasi - 1 1 1 1 4 I 12 0.3

A. Bentukan ruang 0 - 0 0 0 0 V 4 0.1

A. Kemudahan mengakses ruang

kelas0 1 - 0 1 2 III 8 0.2

A. Meminimalisir perubahan bentuk

layout eksisting 0 1 1 - 1 3 II 10 0.25

A. Kesesuaian Luasan Ruangan

dengan kebutuhan0 1 0 0 - 1 IV 6 0.15

Value 40 1.0

Objective Weight ParameterAlternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Magnitude Score Value Magnitude Score Value Magnitude Score Value

Meminimalisir perubahan

bentuk layout eksisting0,25

Sebisa mungkin tidak

merubah layout eksisting

secara signifikan guna

mempertahankan originalitas

bangunan

Kurang Baik 2 0.5 Tidak Baik 1 0.25 Baik 3 0.75

Alur sirkulasi 0,3

Standar sirkulasi dan

antropometri lembaga

pendidikan

Kurang Baik 2 0.6 Baik 3 0.9 Sangat Baik 4 1.2

Kemudahan mengakses

ruang kelas0,2

Pengunjung / siswa tidak

merasa kebingungan mencari

ruang kelas dan area lainnya

Baik 3 0.6 Baik 3 0.6 Sangat Baik 4 0.8

Kesesuaian luasan ruangan

dengan kebutuhan0,15

Standar luasan sesuai

kebutuhan ruanganKurang Baik 2 0.3 Baik 3 0.45 Sangat Baik 4 0.6

Bentukan ruang 0,1

Kesesuaian lahan bangunan

dan ciri-ciri bangunan

kolonial

Tidak Baik 1 0.1 Tidak Baik 1 0.1 Baik 3 0.3

Overall Utility Value 2.1 2.3 3.65

Page 33: About Goethe

Des

ign

Conc

ept

Page 34: About Goethe

Floor

Lantai

Ruang kelas

Koridor

Menggunakanmaterial terasodipadukan denganartistic tile

Menggunakanmaterial teraso denga penyusunan tile secara digonal

Motif LantaiMotif lantai tidak lepas dari ciri lantai bangunan kolonial, yaitu mengadaptasi bentuk ukiran‐ukiran klasik yang simetris disusun berjajar sehingga membentuk garis pada lantai. Dan penataal tile secara diagonal.

Page 35: About Goethe

Wall

Dinding Jendela

Overdoors

Kebanyakan jendela pada bangunan bersejarah di Jeman memiliki jendela‐jendela tinggi atau lebar, memiliki lengkung / archpada bagian atas, dan berteralis.

Merupakan sistem pintu yang memberikan detail lebih pada sekeliling daun pintu untuk lebih memberikan kesan bangunan bersejarah.

Koridor

Ruang Kelas

Pada koridor wall molding yang besar dan timbul diaplikasikan, dengan penggunaan warna yang berbeda dengan dinding.

Pada ruang kelas dinding menggunakan wall base molding yang besar.