Anak - Referat Hepatitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Hepatitis

Citation preview

HEPATITIS AKUT

BAB IPENDAHULUAN

Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8% - 68,3%. Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, Mediterania, dan Amerika Selatan menunjukkan sudah memiliki anti bodi anti-HAV dan mengalami infeksi virus hepatitis A dalam bentuk subklinis pada usia 5 tahun. Pada anak yang terinfeksi HAV, hanya 30% yang menunjukkan gejala klinis. Infeksi HAV tidak menyebabkan terjadinya hepatitis kronis atau persisten dan sanggup menginduksi proteksi jangka panjang terhadap re-infeksi.Virus hepatitis A merupakan virus RNA 27-nm nonenvelop, termasuk dalam genus Hepatovirus, family Picornavirus yang memiliki sifat termostabil, tahan asam, dan tahan terhadap empedu yang menyebabkan virus ini efisien dalam transimi melalui rute fekal-oral. Host infeksi HAV sangatlah terbatas sehingga infeksi HAV terjadi melalui transmisi serial dari individu yang terinfeksi ke individu yang rentan. Pada manusia, transmisi HAV terjadi melalui rute fekal-oral, setelah tertelan bereplikasi di intestinum dan bermigrasi ke hepar melalui vena porta dan melekat pada reseptor viral yang ada di membran hepatosit. Ketika HAV matur, kemudian bereplikasi dan dieksresikan bersama empedu dan keluar bersama feses.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiHepatitis merupakan proses inflamasi atau nekrosis jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi, penggunaan obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, atau kelainan autoimun. Infeksi terbanyak disebabkan oleh virus. Salah satunya adalah virus hepatitis A yang bersifat self-limiting dan memberikan kekebalan seumur hidup pada penderita. Infeksi akibat virus hepatitis bersifat sistemik dimana hati sebagai organ target utama dengan kerusakan berupa inflamasi dan nekrosis hepatosit serta infiltrasi panlobular oleh sel mononuklear.

2.2 EpidemiologiDi Amerika Serikat, faktor risiko spesifik dapat diasosiasikan dengan infeksi hepatitis A seperti kontak erat dengan orang yang terinfeksi HAV (26%), homoseksual (15%), penggunaan obat terlarang (10%), wisatawan mancanegara (14%) dan kontak dengan anak yang dititipkan ditempat penitipan bayi (11%). Paparan terhadap HAV di negara berkembang dimana HAV masih endemis seperti Afrika, Amerika Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara, hampir mencapai 100% pada anak usia 10 tahun. Di negara maju prevalensi anti HAV yang terdapat pada populasi umum dibawah 20% dan usia terjadinya infeksi lebih tua daripada usia di negara berkembang. Di Indonesia prevalensi di Jakarta, Bandung, dan Makassar berkisar antara 35-45% pada usia 5 tahun dan mencapai lebih dari 90% pada usia 30 tahun. Di Papua prevalensi anti HAV pada usia 5 tahun hampir mencapai 100%.

2.3 Etiologi

Gambar 1 : Virus Hepatitis A

Virus hepatitis A merupakan virus RNA 27-nm non-envelop, termasuk dalam genus Hepatovirus, family Picornavirus yang memiliki sifat stabil pada pemberian ether 20, dan panas (60C selama 1 jam). Virus dapat dihancurkan dengan merebus dalam air selama 5 menit, dengan pemanasan kering (180C selama 1 jam), radiasi ultraviolet, formalin, dan klorin. Memanaskan makanan pada suhu > 85C selama 1 menit sangat penting untuk inaktivasi HAV. Virus hepatitis A terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek,kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat. Virus ini mampu bertahan hidup hingga beberapa minggu pada feses yang kering, dan tidak mati jika dibekukan ataupun dikeringkan sehingga sangat mudah ditransmisikan.Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terinfeksi HAV:1. Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi feses yang terinfeski.2. Orang sekitar yang memiliki kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi.3. Berpergian ke negara lain.4. Penggunaan obat terlarang.5. Homoseksual.6. Konsumsi kerang mentah.

2.4 Manifestasi Klinis Kadang bisa saja seorang yang terinfeksi HAV tidak menunjukkan gejala yang berarti, namun walaupun ditemukan kejadian seperti ini feses dari orang tersebut tetaplah infeksius. Kurang dari 10% anak-anak dibawah 6 tahun menunjukkan gejala klinis. Gejala yang biasanya diderita adalah panas, mual, muntah, diare, ikterik, tidak mau makan, dan nyeri perut. Gejala pada bayi sangat ringan dan jarang dikenali, sedangkan pada orang dewasa hampir semuanya bersifat simtomatik dan dapat menjadi berat. Terdapat 4 stadium yaitu:1. Masa inkubasi, selama 18-50 hari (rata-rata 28 hari).2. Masa prodromal, terjadi selama 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. Gejala berupa fatigue, malaise, nafsu makan berkurang, mual, muntah rasa tidak nyaman di daerah kanan atas, demam ( 10 kali nilai normal, koagulopati, dan ensefalopati. Pemberian farmakoterapi atau obat-obatan yang biasa digunakan adalah antipiretik, analgesik, antiemetik. Namun perlu dihindari pemberian obat-obatan yang tidak perlu serta obat-obatan yang bersifat hepatotoksik seperti asetaminofen karena akan memperberat kerusakan hati.Untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan dilakukan istirahat yang cukup sehingga memberi kekuatan bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.

2.8 PencegahanSecara umum pencegahan terhadap infeksi HAV meliputi perbaikan higiene makanan dan minuman, perbaikan sanitasi pribdai dan lingkungan, serta isolasi pasien yang terinfeksi. Pencegahan secara khusus yaitu dengan cara imunisasi, baik secara pasif (dengan imunoglobulin) maupun secara aktif (innactivated vaccine) seperti Havrix, Vaqta, dan Avaxim.1. Imunisasi pasif.Imunoglobulin diberikan pada orang yang intensif kontak dengan pasien hepatitis A dan orang yang diketahui telah mengonsumsi makanan mentah yang diolah atau ditangani oleh individu yang terinfeksi. Orang yang melakukan perjalanan dari daerah endemisitas rendah ke daerah dengan endemisitas sedang sampai tinggi dalam waktu 4 minggu. Juga diberikan pada anak berusia di bawah 2 tahun yang ikut bepergian sebab vaksin tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun.

1. Imunisasi aktif.Vaksin yang beredar saat ini berasal dari inaktivasi dengan formalin dari sel kultur HAV. Vaksin disuntikkan secara IM sebanyak 2 kali dengan interval 6 bulan dan aman diberikan bersamaan dengan vaksin lain. Diperkirakan kemampuan proteksi bertahan antara 5-10 tahun atau lebih. Kombinasi imunisasi pasif dan aktif dapat diberikan pada saat yang bersamaan tetapi berbeda tempat penyuntikkan. Hal ini memberikan perlindungan segera tetapi dengan tingkat proteksi lebih rendah. Oleh karena kekebalan dari infeksi primer adalah seumur hidup dan lebih dari 70% orang dewasa telah mempunyai antibodi, maka imunisasi aktif HAV pada orang dewasa sebaiknya didahului dengan pemeriksaan serologis.

BAB IIIKESIMPULAN

Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8% - 68,3%. Jenis hepatitis A sangat menular dan biasanya ditularkan melalui rute fekal-oral. Namun juga dapat ditularkan secara parenteral. Penyakit hepatitis A masih endemis di negara berkembang, terutama karena keadaan lingkungan yang masih buruk. Cara penularan yang umum adalah melalui kontaminasi makanan dan air minum oleh feses penderita. Virus ini merupakan partikel dengan dengan ukuran 27 nanometer tergolong virus hepatitis terkecil. Patogenesis penyakit pada prinsipnya, diferensiasi terjadi dalam dua bentuk: 1) Initial non-cytotoxic reaction dengan tingkat replikasi yang tinggi, 2) Reaksi cypopathogenic dengan produksi virus yang rendah, tanda-tanda peradangan dan pengembangan imunitas. Nekrosis sel hati disebabkan oleh limfosit T (CD8+) spesifik terhadap virus, dengan sel T-induced cytolysis yang terjadi pada respon imun. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yakni gejala prodormal, riwayat kontak erat dengan orang yang terinfeksi, riwayat berpergian ke daerah endemis. Pemeriksaa fisik yakni warna kuning terlihat pada sklera, kulit, selaput lendir langit-langit mulut, dan pada kasus berat (fulminan) didapatkan mulut yang berbau spesifik (foetor hepaticum). Pada palpasi perabaan hati membengkak, limpa kadang-kadang membesar. Pada perkusi abdomen kuadran kanan atas menimbulkan rasa nyeri. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologis IgM anti-HAV.

DAFTAR PUSTAKA

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2007. Artikel Kesehatan dan informasi Kedokteran. (http://www.ilmukesehatan.com/79/penderita-hepatitis-di-indonesia.html).Davey, Patrick. 2007. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.Hepatitis Virus Akut dalam buku Standar Profesi Ilmu Penyakit Dalam. 2002. Lembaga Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya PalembangKuntz, Erwin dan Hans-Dieter Kuntz. 2006.: Acute Viral Hepatitis dalam Hepatology Principles and practice. Germany Springer Medizin Verlag Heidelberg. L.Kasper MD, Dennis dkk. 2008. Acute Viral Hepatitis dalam buku Horrisons Principles Of Internal Medicine 17th Edition. United States of America: Mc Graw Hill. Mohammad Juffrie.2012 Hepatitis Virus Akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi IDAI, Jilid I. Jakarta : pusat penerbitan Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sibuea, Herdin,. Panggabean, Marulam,M., Gultom, S.P. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Kerja sama dengan Rumah Sakit DGI Tjikini. Jakarta: Rineke Cipta.Sulaiman, Ali., Nurul, Akbar., Lesmana, L.A., Noer, Sjaifoellah. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta: Jayabadi. Edisi 1.Sulaiman Ali, dkk. 1999. Hepatitis Virus A dalam buku Gastroenterohepatologi. Jakarta: CV. Sagung SetoWidoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

PENUNTUN BELAJAR HEPATITIS AKUT

No.Kegiatan / langkah klinikKesempatan ke

12345

I.ANAMNESIS

1.Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri, jelaskan maksud Anda.

2.Tanyakan keluhan utama (kuning,mual/muntah)

Sudah berapa lama menderita keluhan utama?

Apakah kuning ada sejak bayi?

Mulai dari mana gejala kuning mulai muncul?

Apakah kuning disertai mual/muntah, nyeri perut?

Apakah sebelum muncul kuning didahului gejala seperti flu?

3.Apakah disertai gangguan kesadaran?

4.Apakah disertai adanya tanda-tanda perdarahan?

5.Apakah disertai pembesaran perut?

6.Bagaimana bentuk dan warna tinja?

7.Apakah disertai dengan anoreksia?

8.Bagaimana buang air kecilnya ? Apakah berwarna seperti teh?

9.Bagaimana keadaan tempat tinggal? daerah kumuh? berapa jumlah anggota keluarga?

10.Dari mana asal sumber air minum ? Sumur atau ledeng?

11.Bila sumur, berapa jarak antara sumur dengan tempat MCK?

12.Apakah MCK milik pribadi atau dipergunakan bersama-sama?

13.Kebiasaan memasak, cuci tangan dan makan makanan luar (jajan)?

14.Apakah di rumah banyak tikus/lalat?

15.Keadaan kesehatan anak sebelum sakit sekarang: bagaimana nafsu makannya? Apakah pernah menderita sakit kuning? Apakah berat badan anak sulit naik/turun? Penyakit apa yang pernah diderita?

16.Apakah ada yang menderita sakit serupa di lingkungan keluarga/tetangga/sekolah? Adakah kontak dengan penderita batuk lama/berdarah? Adakah kontak dengan penderita sakit kuning?

II.PEMERIKSAAN JASMANI

1.Terangkan bahwa anda akan melakukan pemeriksaan jasmani

2.Tentukan keadaan sakit: ringan/sedang/berat

3.Lakukan pengukuran tanda vital:Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh

4.Apakah ada gangguan hemodinamik?

5.Periksa sklera: ikterik?

6.Periksa konjungtiva palpebra: anemis?

7.Periksa lidah: ikterik?

8.Periksa leher: bila ada limfadenopati, sebutkan: ukuran, kons-istensi, perlekatan/tidak, dan rasa sakit

9.Periksa jantung: bunyi jantung redup atau tidak?

10.Periksa paru: adakah ronki? Atau kelainan yang lain?

11.Periksa abdomen: distensi? Nyeri tekan? Hepatomegali? Splenomegali? Asites?

12.Ekstremitas atas/bawah: edema?

13.Periksa kulit: ikterus, petechie, purpura?

III.PEMERIKSAAN LABORATORIUM / RADIOLOGI

1.Periksa darah lengkap

2.Periksa air seni rutin

3.Periksa tinja rutin

4.Periksa tes fungsi hati: SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, GT, bilirubin D/T, albumin serum

5.Periksa serologi virus hepatitis (A,B,C,D,E, dan G)

6.Periksa PCR DNA virus (bila ada)

7.Periksa tes pembekuan darah (APTT,KPTT) bila ada perdarahan

8.Lakukan pemeriksaan USG abdomen (kalau ada yang Doppler)

9.Lakukan biopsi hati bila diperlukan.

10.Bila tuberkulosis belum bisa disingkirkan, periksa foto rontgen dada dan uji tuberkulin: PPD RT 23 2TU.

IV.DIAGNOSIS

1.Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan.

2.Berdasarkan yang ditemukan pada pemeriksaan jasmani: sebutkan.

3.Laboratorium/radiologis: anemi? lekopeni? SGOT/SGPT? USG?

4.Hasil pemeriksaan serologi virus hepatitis

V.TATALAKSANA

1.Umumnya bisa rawat jalan, memerlukan rawat inap bila ada indikasi muntah hebat, dehidrasi, koagulopati, ensefalopati.

Umum: istirahat, multivitamin, cegah bahan hepatotoksik misalnya asetaminofen

2.Tidak ada pengobatan anti-virus spesifik pada hepatitis akut.

3.Infeksi akut dapat dicegah dengan pemberian immun globulin dalam 2 minggu setelah terinfeksi

4.Tipe fulminan dirawat di ruang perawatan intensif dengan evaluasi periodik waktu protrombin

5.Sampaikan penjelasan mengenai perjalanan penyakit dan rencana pengobatan kepada keluarga pasien.

6.Pemantauan pasien, evaluasi hasil pengobatan, adakah efek samping obat, makanan habis atau tidak, apakah ada komplikasi atau membaik.

VI.PENCEGAHAN

1.Karena tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A maka pencegahan diutamakan, terutama terhadap anak didaerah dengan endemisitas yang tinggi

2.Jelaskan mengenai faktor-faktor yang mempermudah terjadinya penularan: Sanitasi lingkungan yang buruk Sanitasi pribadi yang kurang baik termasuk kebiasaan cuci tangan, memasak, dan jajan

3.Terdapat 2 bentuk imunisasi yaitu imunisasi pasif dengan immuno globulin (IG), dan imunisasi aktif dengan inactivated vaccines

4.Pengobatan pembawa kuman (carrier).

DAFTAR TILIK

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan

MemuaskanLangkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

Tidak memuaskanTidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

T/DTidak diamatiLangkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih

Nama peserta didikTanggal

Nama pasienNo Rekam Medis

DAFTAR TILIK HEPATITIS AKUT

No.Langkah / kegiatan yang dinilaiHasil penilaian

MemuaskanTidak memuaskanTidak diamati

I.ANAMNESIS

1.Sikap profesionalisme:- Menunjukkan penghargaan- Empati- Kasih sayang- Menumbuhkan kepercayaan- Peka terhadap kenyamanan pasien- Memahami bahasa tubuh

2.Menarik kesimpulan mengenai ikterus

3.Mencari gejala lain hepatitis akut: sakit kepala, sakit perut, anoreksi, gangguan kesadaran, konstipasi

4.Mencari penyulit hepatitis akut: kolestasis, fulminan, kronis, sirosis, karsinoma hepatoseluler

5.Mencari diagnosis banding: ikterus fisiologis, neonatal hepatitis, penyakit hemolitik, dan sepsis, kelainan metabolik, malaria, leptospirosis, brucellosis, batu empedu, sindroma hemolitik-uremik, Sindroma Reye

6.Mencari faktor-faktor yang mempermudah penularan: sanitasi lingkungan dan pribadi

7.Mencari sumber penularan

II.PEMERIKSAAN FISIK

1.Sikap profesionalisme:- Menunjukkan penghargaan- Empati- Kasih sayang- Menumbuhkan kepercayaan- Peka terhadap kenyamanan pasien- Memahami bahasa tubuh

2.Menentukan kesan sakit

3.Pengukuran tanda vital, menentukan ada tidaknya bardikardi relatif

4.Pemeriksaan sklera

5.Pemeriksaan konjungtiva palpebra

6.Pemeriksaan rongga mulut/lidah

7.Pemeriksaan leher: limfadenopati

8.Pemeriksaan bunyi jantung

9.Pemeriksaan paru: apakah ditemukan ronki

10.Pemeriksaan abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites

11.Mencari edema ekstremitas

12.Mencari tanda perdarahan kulit

III.USULAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Keterampilan dalam memilih rencana pemeriksaan (selektif dalam memilih jenis pemeriksaan)

IV.DIAGNOSIS

Keterampilan dalam memberikan argumen dari diagnosis kerja yang ditegakkan

V.TATALAKSANA PENGELOLAAN

1.Memilih jenis pengobatan atas pertimbangan keadaan klinis, ekonomi, nilai yang dianut pasien, pilihan pasien, dan efek samping

2.Memberi penjelasan mengenai pengobatan yang akan diberikan

3.Memantau hasil pengobatan

VI.PENCEGAHAN

Menerangkan cara penularan, faktor-faktor yang mempermudah penularan, peranan karier, dan vaksinasi.