Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
ُسۡولََواُوِلىاۡۡلَۡمِرِمۡنُكمۡۡ ااَِطۡيـعُوااللَّٰهَواَِطۡيـعُواالرَّ ـاَيَُّهاالَِّذۡينَٰاَمنُۡوۤۡ
ِخرِۡ ۡنُكۡنـتُۡمتُۡؤِمنُۡونَبِاللِّٰهَواۡليَـۡوِماۡۡلٰ ُسۡوِۡلِ فَِاۡنتَنَاَزۡعتُۡمِفۡىَشۡىٍءفَُردُّۡوُهِالَىاللِّٰهَوالرَّ ۚ
اَۡحَسنُتَۡاوِۡ ٰذِلَكَخۡيٌروَّ (09)ۡيالۚ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul
(Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan). Di antara kamu kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(QS. An –Nisa’n(4):59)
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim…
Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
Karya Tulis Ilmiah yang berbentuk Skripsi ini penulis persembahkan khusus
kepada yang terhormat:
ayahanda ( M. TOHA ) dan ibunda tercinta ( SOLIA )
dengan tiada terkira baik moril maupun materil yang selalu mencurahkan rasa
kasih sayangnya dan selalu sabar, tulus, dalam membesarkan, membimbing,
mendidik hingga dewasa, selalu mendoakan penulis setiap akhir do’anya
sehingga penulis dapat meraih cita-cita seperti saat sekarang ini.
penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:
adik-adikku ( FHADEL ) dan ( Keluarga Besarku ) tercinta.
yang telah membantu memberikan motivasi kepada penulis untuk selalu semangat
dalam menjalani proses perkuliahan.
Selanjutnya ucapan terimakasih kepada keluarga organisasi, akademisi, serta
teman-teman seperjuangan jurusan Hukum Tata Negara dan seluruh sahabat-
sahabat dalam lingkup UIN STS Jambi maupun diluar lingkup kampus.
Tiada kata yang terindah selain do’a, maka dari itu penulis tidak bisa membalas
apa-apa selain mendoakan semoga amal baik yang diberikan senantiasa
mendapat balasan dari Allah SWT, semoga Allah selalu menunjukkan jalan yang
lurus kepada kita semua Aamiin.
vii
ABSTRAK
Skripsi yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengawasaan
pengelolaan dana desa oleh badan permusyawaratan desa dan mengetahui peran
dan kedudukan masyarakat dalam pengawasaan pengelolaan dana desa di desa
senaning. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat yuridis
normatife dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
kitab Undang-undang yang berlaku. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut:Pertama, mekanisme pengawasaan
dana desa oleh Badan Permusyawaratan Desa dilakukan dengan baik dan
dipergunakan sesuai kepentingan orang banyak yang telah disepakati dalam
Musdes dan Musrenbang Desa, Dana Desa di Desa Senaning diawasi berdasarkan
asas-asas transparan, akutabel, partisipasi serta dilakukan dengan tertib dan
disiplin. Pengawasaan yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa Senaning
sepenuhnya sudah berjalan dengan baik dan terealisasikan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang ditentukan Melalui pengawasaan ini diharapkan dapat
membantu melaksanakan kebijakaan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Keduaperan masyarakat dalam
pengawasaan pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning sangatlah penting dalam
pemerintahan Desa dan dalam Pengawasaan pengelolaan dana desa, masyarakat
wajib mengawasi pembangunan desa.Ketiga, rendahnya kualitas sumber daya
manusia seperti aparat pemerintahan desa senaning belum memiliki cukup
pengetahuan dibidangnya masing-masing, dan sulit melakukan keterampilan yang
baik dalam mengoperasionalkan kegiatan desa.
Kata Kunci :Pengawasan Pengelolaan Dana Desa,Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis mampu
menyelesaikan penelitian ini seperti yang telah direncanakan sebelumnya.
Sholawat dan salam tak lupa dihaturkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat juga pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Tidaklah ada yang sempurna dalam diri manusia, begitupun dengan
pembuatan skripsi ini. Saya selaku penulis menyadari masih banyak kesalahan-
kesalahan yang terjadi. Namun atas bimbingan dan bantuan dari semua pihak
sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Implementasi
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Studi Pengawasan
Pengelolaan Dana Desa Senaning Kec. Pemayung Kabupaten Batang Hari)”
Dalam penulisan penelitian ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan.
Selanjutnya dalam rangka penyelesaian dan penyusunan skripsi ini, maka
penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah , M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun Lc.,M.HI.,Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayanti,
S.Ag.,M.HI, dan Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan I, II dan III
di lingkungan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
4. Bapak Abdul Razak, MISdan Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, M,Si selaku Ketua
dan sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
5. IbundaDra. Ramlah, M.Pd.I,M.Sy selaku pembimbing I dan Ibunda Dra.
Masnidar, M.EI selaku pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Bapak dan Ibu Pimpinan serta karyawan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan
Nasional Jambi yang telah memberikan kemudahan dalam meminjam buku-
buku yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung dan
tidak langsung.
Selanjutnya dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis sangat
menyadari akan segala kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kepada semua
pihak untuk memberikan sumbangan pemikiran serta saran demi kesempurnaan
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBARAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Batasan Masalah ................................................................................... 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5 E. Kerangka Teori ..................................................................................... 6 F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 16
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 18 B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 18 C. Jenis Penelitian dan Sumber Data ........................................................ 19 D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 20 E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 22 F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 23 G. Jadwal penelitian .................................................................................. 25
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis Desa Senaning ................................................. 26 B. Keadaan Penduduk dan Mata pencarian .............................................. 30 C. Kondisi Pendidikan dan Kesehatan ...................................................... 32 D. Pemerintahan Desa Senaning ............................................................... 33
xi
E. Visi dan Misi ........................................................................................ 34 F. Struktur Organisasi ............................................................................... 35
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Mekanisme Pengawasan Pengelolaan Dana Desa oleh Badan Permusyawaratan Desa di desa Senaning Kec. Pemayung Kab.
batanghari ............................................................................................. 37
B. Peran dan Kedudukan masyarakat dalam pengawasan pengelolaan dana desa di desa Senaning Kec.pemayung Kab.batanghari................ 49
C. Kendala dan Upaya Pengawasan Pengelolaan dana desa di desa senaning ............................................................................................... 55
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 58 B. Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 64
CURRICULUM VITAE ...........................................................................
xii
DAFTAR SINGKATAN
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
DD : Dana Desa
MUSDES : Musyawarah Desa
MUSRENBANG : Musyawarah Perencanaan Pembangunan
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBDes : Anggaran Pendapatan Belanja Desa
RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menegah
RKP : Rencana Kerja Pemerintah
TPK : Tim Pengelola Kegiatan
SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah
SDM : Sumber Daya Manusia
BUMDES : Badan Usaha Milik Desa
APBD : Anggaran Pendapat Belanja Daerah
xiii
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
BMN : Barang Milik Negara
ADD : Alokasi Dana Desa
LPMD : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
PTPKD : Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa
SWT : Subhanallah Huta’allah
UU : Undang- Undang
UUD : Undang-Undang Dasar
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jadwal Penelitian ............................................................................... 25
Tabel 2: Jarak Tempuh Desa Senaning ............................................................ 26
Tabel 3: Mata Pencarian Desa Senaning .......................................................... 31
Tabel 4: Jenis Perumahan Desa Senaning ........................................................ 32
Tabel 5: Jenjang Pendidikan Desa Senaning ................................................... 32
Tabel 6: Sarana Pendidikan Desa Senaning ..................................................... 33
Tabel 7: Struktur Organisasi BPD Desa Senaning ........................................... 35
Tabel 8: Struktur Pemerintahan Desa Senaning .............................................. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.1
Implementasi otonomi bagi desa akan menjadi kekuatan bagi pemerintah
desa untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri,
sekaligus bertambah pula beban tanggung jawab dan kewajiban desa, namun
demikian penyelengaraan pemerintahan tersebut tetap harus
dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban yang dimaksud diantaranya adalah
pertanggungjawaban dalam pengelolaan anggaran desa. Hak dan kewajiban
sebagaimana menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan
keuangan desa.2Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa
termasuk didalamnya mekanisme penghimpunan dan pertanggungjawaban
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kewenangan daerah untuk mengatur proporsi anggaran pembangunan desa
sangat penting sebagai wujud keberpihakan kepada masyarakat desa. Keuangan
1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, Pasal 1 ayat 1. 2 Undang-Undang Desa, Pasal 71 ayat 2
2
desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai Menurut
Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang desa bahwa desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilaah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau tradisional yang diakui
dan dihormati sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.3
Dalam sistem pemerintahan yang ada saat ini, desa mempunyai peran yang
strategis dalam membantu pemerintah daerah dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan, termasuk pembangunan. Semua itu dilakukan sebagai langkah
nyata pemerintah daerah mendukung pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya.
Perlu adanya pengaturan secara tegas dan konsisten tentang anggaran biaya
pembangunan desa baik tingkat nasional hingga daerah.Dana desa adalah dana
yang dialokasikan pemerintahan Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumberdari
bagian Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota.4
Adapun sumber pendapatan Dana Desa :
a. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, bergotong royong,dan lain-lain pendapatan asli Desa;
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota
d. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota;
3 Redaksi Bmedia, UUD 1945 & Perubahannya, (Jakarta: Jagaskara, 2017), hlm.2. 4 Undang-Undang No 72 Tahun 2005 Tentang Desa Pasal 1 ayat 11.
3
e. dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.5
Hal ini menjelaskan dana desa dikelola secata tertib, taat pada
ketentuanperaturan perundang-undangan,efesien,ekonomis, efektif. Transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta
mengutamakan kepentingan masyrakat.
Pengawasaan dana desa dilakukan oleh masyarakat melalui Badan
Permusyawaratan Desa dan pemerintahan diatasnya Mekanisme pengawasan dana
desa yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dimana Badan
Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :
a. Membahas dan meyepakati rancangan dan peraturan desa bersama kepala
desa.
b. Menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan
c. Melakukan pengawasaan kinerja kepala desa.6
Badan Permusyawaratan Desa mempunyai peran yang strategis dalam ikut
megawal penggunaan dana desa tersebut di Desa Senaning dilakukan oleh
Pemerintahan Desa dimana di Desa Senaning pengawasan tersebut diawasi oleh:
Badan Permusyawaratan Desadimana pengawasan dana desa di Desa Senaning
dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dan tidak ada penyimpang
dikarenakan Badan Permusawaratan Desa yang merupakan lembaga yang
5 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa,pasal 71 ayat 2. 6Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa, pasal 55
4
mempunyai fungsi pegawasaan diharapakan bisa menjalankan perannya secara
sungguh-sungguh terutama dalam hal penggunaan anggaran.
Undang-undang dan peraturan pemerintahan sudah memberi payung
hukum yang jelas sehingga badan permusyawaratan desa tidak perlu ragu dalam
menjalakan fungsinya untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja kepala desa.
Adanya mekanisme ‘check and balance’ ini akan meminimalisir penyalahgunaan
keuangan desa. Dan pengelolaan dana desa di kelolah oleh Kepala urusan yang
membidangi keuangan dan kepala urusan yang terkait. Dimana pengawasan dana
desa didesa senaning dilakukan sesuai dengan peraturan dan tidak ada
penyimpang sedangkan pengelolaan dana desa di Desa Senaning dikelola secara
baik dan dipergunakan untuk keperluan masyarakat. Alasan saya mengangkat
judul tersebut ingin mengetahui bagaimana mekanisme pengawasaan pengelolaan
dana desa oleh Badan Permusyawaratan Desa dan peran masyarakat dalam dana
desa tersebut dan apa saja kendala dan upaya Penggunaan Dana Desa tersebut.
Pada penelitian ini penulis mengkaji pengawasaan pengelolaan dana desa
pada desa senaning. Penulis mengangkat penelitian yang berjudul “ Implementasi
UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Study Terhadap Pengawasaan
Pengelolaan Dana Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari)”. Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji pengawasaan
pengelolaan Dana Desa.
B. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka penulis
permasalahan sebagai berikut:
1. BagaimanaMekanisme Pengawasan Pengelolaan dana Desa oleh Badan
Permusyawaratan Desadi Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 ?
2. Bagaiamana Peran dan Kedudukan Masyarakat dalam Pelaksanaa
Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari ?
3. Kendala dan UpayaPengawasan PengelolaanDana Desa di Desa Senaning
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari ?
C. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasaan terhadap pokok pembahasan skripsi ini,
maka penulis akan membatasi penelitian ini pada hal-hal yang hanya berkenaan
dengan Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun2014 pada
tahun 2017-2018.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan masalah yang penulis rumuskan diatas, maka yang menjadi
tujuan dalam usulan pembuatan skripsi ini adalah:
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahuimekanisme Pengawasan PengelolaanDana Desa oleh
Badan Permusyawarat Desa di Desa Senaning kecamatan pemayung
kabupaten batanghari.
6
b. Untuk mengetahui peran dan kedudukan masyarakat Dalam Pengawasaan
Pengelolaan Dana Desadi desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batangharimenurut UU Nomor 6 Tahun 2014.
2. Kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Bagai suatu syarat dalam menyelesaikan program Srata Satu (S1) dalam
jurusan Politik Islam (PI) di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
b. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan kemampuan penulis
mengenai pengawasa pengelolaan dan desa.
E. Kerangka Teori
Dari penjelasan diatas, maka untuk melengkapi suatu penelitian perlunya
disusun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep penelitian dan
sebagian penjelasan konsep tersebut. Untuk itu penulis memberikan definisi
sebagai berikut:
Dari penjelasan di atas, maka untuk melengkapi suatu peneliti perlunya di
susun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep penelitian dan sebagian
penjelasan konsep tersebut. Untuk itu penulis memberikan definisi mengenai
istilah-istilah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, istilah yang berkaitan
dengan penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Implementasi
7
Pengertian Implementasi didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Implementasi adalah Pelaksanaan atau penerapan.7 Dalam hal ini pelaksanaan
anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa sudah tercantum dalam
peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia yaitu peraturan Nomor 113
tahun 2014 pasal 8 ayat (1) tentang pengelolaan keuangan desa dan peraturan
menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi No. 5 Tahun 2015
tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan desa.
2. Pengawasaan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli
yang berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran
dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi
asli, demokratis dan pemberdayaan masyarakat.8
Pengawasaan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan kinerja yang ditetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Pengawasaan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk
menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan
yang akan dicapai. Melalui pengawasaan diharapkan dapat membantu
melaksanakan kebijakaan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien.
7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), hlm. 374. 8 Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Unik(jakarta: PT
Rajagrafindo persada,2003),3.
8
Bahkan, melalui pengawasaan terciptanya suatu aktifitas yang berkaitan
erat dengan penentuan atau evalusi mengenai pelaksanaan kerja yang sudah
dilaksanakan. Pengawasaan juga dapat mendeteksi penyimpangan yang terjadi
dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Adapun pengawasan dari segi jangka waktu, bersifat preventif dan
regresif:9
a. Pengawasan preventif berupa pencegahan supaya jangan terjadi kesalahan
dikemudian hari.
b. Pengawasan regresif berupa memperbaiki kesalahan yang telah terjadi supaya
tidak terulang kembali.
3. Pengelolaan Dana Desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa dan Desa Adat yang ditransfer
melalui anggaran pendapatan belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan
masyarakat, dan kemasyarakatan. Fokus penting dari penyaluran dana ini lebih
terkait pada implementasi pengalokasian Dana Desa agar bisa sesempurna
gagasan para inisiatornya.10
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, desa
diberikan kewenangan yang menjadi tanggung jawab Desa. Dana tersebut digunai
untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, dan kemasyarakatanan. Hal itu berarti dana desa akan digunakan
9M . Subagio, . Hukum Keuangan Negara R. I (CV Rajawali, Jakarta,) hlm,94 10 Peraturan pemerintahan Republik Indonesia No 60 Tahun 2014, pasal 1 ayat 2
9
akan mendanai keseluruhan kewenangan desa sesuai dengan kebutuhan prioritas
dana desa tersebut, namun mengingat dana desa bersumber dari belanja pusat,
untuk mengoptimalkan dana desa pemerintahan diberikan kewenangan untuk
menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk mendudukung program
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.11Skenario awal Dana
Desa ini diberikan dengan mengganti program pemerintah yang dulunya disebut
program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), namun dengan berlakunya
Dana Desa ini, dapat menutup kesempatan beberapa pihak asing untuk
menyalurkan dana ke daerah di Indonesia dengan program-program yang
sebenarnya juga dapat menjadi pemicu pembangunan daerah.12
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Dana Desa yang bersumber
dari APBN, dengan luasnya lingkup kewenangan desa dan dalam rangka
mengoptimalkan penggunaan Dana Desa, maka penggunaan Dana Desa
dipriorotaskan membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Penetapan prioritas penggunaan dana tersebut tetap sejalan dengan kewenangan
yang menjadi tanggungjawab desa.13 Adapun pengelolaan dana desa :
a. Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan pengendalian atas semua
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai ataupun menyelesakan tujuan
tertentu.
b. Pengelolaan adalah pemanfaatan sumber daya manusia ataupun sumber daya
lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaa, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
11 Ibid, hlm 521 12 Fdf Biro Analisis Anggaran dan Pelaksanaan APBN, Setjen DPR RI 13 Peraturan pemerintahan Republik Indonesia No 60 Tahun 2014, pasal 1 ayat 2
10
c. Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa juga tak lepas dari adanya partisipasi
masyarakat dalam mewujudkan terealisasinya setiap tahap kegiatan.
Dukungan ini bisa berupa tenaga,maupun biaya berupa uang, dan juga dalam
bentuk swadaya gotong royong masyarakat, selain itu juga merupakan bentuk
kerjasama antara pelaksana dan masyrakat.14
4. Perencanaan
a. Adalah kegiatan untuk memperkirakan pendapatan dan belanja untuk
kurunwaktu tertentu di masa yang akan datang. Dalam kaitannya
denganPengelolaan Keuangan Desa, perencanaan dimaksud adalah proses
penyusunan APBDes.Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan
Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/ Kota. Perencanaan PembangunanDesadisusun
secara berjangka meliputi:
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa untuk jamgka waktu 6 (enam)
tahun.
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa ditetapkan
dengan Peraturan Desa.
Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
dan Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan satu-satunya dokumen
14 Chobib Soleh, Pengelolaan Keuangan Desa ; Fokus Media, 2014 hlm 26
https://keuangandesa.blogspot.co.id/2015/11/pokok-pokok-pengelolaan-keungan-desa.html
11
perencanaan di Desa.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana
Kerja Pemerintah Desa merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa
dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.Perencanaan
Pembangunan Desa merupakan salah satu sumber masukan
dalamperencanaanpembangunanKabupaten/Kota.15Perencanaan Pembangunan
Desa diselenggarakan denganmengikutsertakan masyarakat Desa. Dalam
menyusun perencanaan Pembangunan Desa, Pemerintah Desa wajib
menyelenggarakan musyawarah perencanaan PembangunanDesa.
Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas,
program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.Perencanaan
pembangunan Desa disusun berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah
Desa. Musyawarah Desa paling lambat dilaksanakan pada bulan Juni tahun
anggaran berjalan.Perencanaan pembangunan Desa menjadi pedoman bagi
Pemerintah Desa dalam menyusun rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan daftar
usulan RKP Desa.Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, Pemerintah Desa
wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa secara
partisipatif.Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat Desa.Rancangan RPJM Desa dan
15https://www.keuangandesatanggal 5 Mei 2018
https://www.keuangandesa/
12
rancangan RKP Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan
Desa.
Rancangan RPJM Desa paling sedikit memuat penjabaran visi dan misi
kepala Desa terpilih dan arah kebijakan perencanaan pembangunan Desa.
Rancangan RPJM Desa memperhatikan arah kebijakan perencanaan
pembangunan kabupaten/kota.Rancangan RKP Desa merupakan penjabaran dari
rancangan RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
RPJM Desa mengacu pada RPJM kabupaten/kota.RPJM Desa memuat visi dan
misi kepala Desa, rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan arah
kebijakan pembangunan Desa.
RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan
prioritas pembangunan kabupaten/kota.RPJM Desa ditetapkan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa.
RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaanmasyarakat Desa.16
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah rangkaian kegiatan
untuk melaksanakan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan dalam
APBDesa. Kegiatan pokok dalam fase pelaksanaan ini pada dasarnya bisa dipilah
16Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang pasal 79
13
menjadi dua, yaitu:1) Kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran uang, dan 2)
Pelaksanaan kegiatan di lapangan. Pembangunan Desa dilaksanakan sesuai
dengan Rancana Kerja Pemerintahan Desa, pelaksanaan program sektoral yang
masuk ke desa diinformasikan kepada Pemerintahan Desa untuk diintegrasikan
dengan Pembangunan Desa.17
6. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Dalam rangka pengelolaan keuangan desa kepala desa melimpahkan
sebagian kewenangan kepada perangkat desa yang ditunjuk.18Pengelolaan
kekayaan milik desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan
meningkatkan pendapatan desa.19
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsurmasyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.20
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
17Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pasal 81 18 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pasal 72 ayat 5 19Ibid, Pasal 77 ayat 2 20Ibid, Pasal 1 ayat 4-5
14
Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.21
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.Aset Desa adalah barang milik Desa
yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah Pemberdayaan
Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.22
Dalam Undang-UndangNo 6 Tahun 2014 Pengawasaan dana desa
dilakukan oleh masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa dan
pemerintahan diatasnya Mekanisme pengawasan dana desa yang dilakukan oleh
Badan Permusyawaratan Desa dan pengawasaan ini dibantu oleh banyak pihak
yaitu: 1. Kecamatan 2. Tni 3. Pendamping Desa 4. Kejaksaan 5. Polisi 6.
Masyarakat.
Dimana Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi dan hak :
1. Fungsi badan permusyawaratan desa:
21ibid Pasal 1 Ayat 7-9 22Undang-Undang Desa, Pasal 1 Ayat 9-11
15
a. Membahas dan meyepakati rancangan dan peraturan desa bersama kepala
desa.
b. Menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan
c. Melakukan pengawasaan kinerja kepala desa.23
2. Hak Badan Permusyawaratan Desa:
a. Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
pemerintahan desa kepada kepada pemerintahan desa.
b. Manyatakan pendapat atas penyelenggaraan pemeintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa.
c. Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.24
Dimana pengelolaan dana desa tersebut dijelaskan dalam undang-undang
No 6 tahun 2014 yang berhak memegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
adalah kepala desa. Dan dalam melaksanakanya kepala desa menguasai sebagai
kekuasaannya kepada perangkat desa.25
F. Tinjauan Kepustakaan
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu:
Pertama, peneliti ini dilakukan oleh Sherly Gresita Apriliani
“Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Didesa Kendungrejo Kecamatan
23Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa, pasal 55 24 Ibid, pasal 61 25 Ibid,pasal 75
16
Muncar Kabupaten BayuwangiFakultas Ekonomi Jember tahun2016. Pada
penelitian ini mengatakan bahwa oada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban didesa kendungrejo kecamatan muncar telah memenuhi
prosedur yang berlaku. Perencanaan pengelolaan ADD dapat dikatakan cukup
baik dan sesuai dengan peraturan yang ada.26
Kedua, Joko Hadi Susilo“Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk
Good Governance”, Tahun 2016. Dalam penelitian ini ia menggunakan metode
kualitatif deskreptif kompratif yaitu mendeskripsikan pengelolaan alokasi dana
desa di desa banggle kemudian dibandingkan dengan undang-undang nomor 6
tahun 2014 dan aturan penunjangan, hasil penelitian menunjukan bahwa
berdasarkan undang-undang no 6 tahun 2014 secara garis besar pengelolaan
alokasi dana desa didesa banggle sudah akuntabilitas, transparansi, responsif dan
partisipasi yang dilihat dari sudut pandang perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban serta pembinaan dan
pengawasaan.27
Ketiga, Devi Retnowati “ Persepsi Pemerintahan terhadap Implementasi
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang desa” Tahun 2016. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bandar Lampung Hasil dari penelitian ini
adalah pemberlakuan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa membawa
perubahan struktur pemerintahan yang ada didesa, dimana pemerintahan desa
diberi kewenangan untuk mengatur dan menjalankan sendiri rumah tangga
26 skripsi Sherly Gresita Apriliani, Akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa didesa
kendungrejo kecamatan muncar kabupaten bayuwangi Fakultas Ekonomi Jember. 2016
27 Skripsi Joko Hadi susilo, pengelolaan alokasi dana desa (ADD) untuk good
governance Fakultas Ekonomi (Universitas Islam Negeri Malang ) 2016.
17
desanya, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan desa. Pengelolaan keuangan
desa perlu dilakukan oleh kepala desa dan dilakukan pengawasaan oleh BPD dan
mengikut sertakan masyarakat desa.28
Perbedaan dengan peneliti saya Isnaini “Implementasi Undang-Undang
No 6 tahun 2014 tentang Desa ( Studi terhadap Pengawasan Pengelolaan Dana
Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batnghari” tahun 2018.
Fakultas Syariah Hukum Tata Negara Universitas UIN STS Jambi, dimana
pengawasaan ini dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan pengelolaan
Dana Desa oleh Kepala Desa. Di Desa Senaning pengawasaan pengelolaan dana
desa telah memenuhi prosedur yang berlaku dan bisa dikatakan cukup baik dan
sesuai dengan peraturan yang ada.
28Skripsi Devi Retnowati , persepsi pemerintahan terhadap implementasi undang-undang
no 6 tahun 2014 tentang desa (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) 2016.
18
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
pengkajian dalam pembelajaran peraturan-peraturan suatu metode. Jadi,
metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam pembelajaran peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian.Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi
penelitian merupakan epistemologis penelitian, yaitu yang menyangkut
bagaimana kita mengadakan penelitian.29
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui
serangkaian proses yang panjang. Dalam konteks ilmu sosial, kegiatan penelitian
diawali dengan adanya minat untuk mengkaji secara mendalam terhadap
munculnya fenomena tertentu.Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian
di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bersifat
yuridis normatife dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan
konsepdan pendekatan komperatif, dan peneliti menekankan sifat realitas yang
terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.30
29Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm 41. 30Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian ... hlm. 33.
19
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu
memberikan gambaran mengenai Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa di Desa
Senaning, dan untuk memperoleh data melalui observasi maupun wawancara,
penelitian ini berpusat pada: Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa, dengan tujuan
mengumpulkan data, baik tertulis maupun hasil observasi dan wawancara.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
1.a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya di
lapangan. Karena penelitian kualitatif ini diperoleh dengan cara observasi dan
wawancara. Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang
berkenaan dan langsung berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.
Data primer yang peneliti maksud adalah informasi-informasi yang
diperoleh secara langsung yang dilakukan dengan wawancara dan observasi
mengenai pokok permasalahan dalam penelitian secara langsung maupun pihak-
pihak tertentu.31 Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai Pengawasan Pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Berdasarkan UU No 6 Tahun 2014.Adapun data primer dalam
penelitian ini adalah arsip-arsip kantor kepala desa.
2.a. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain,
sebagai pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian
31Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, (Jambi: Syari’ah
Press,2014), hlm. 178.
20
yang diteliti. 32Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, baik berupa
dokumen-dokumen resmi maupun bahan perpustakaan lainnya. Walaupun data
tersebut diperoleh dari orang lain atau dokumen lain tetapi data tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pendukung sumber data pertama. Adapun yang menjadi
sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa literatur-literatur yang
mendukung penelitian ini baik berupa buku, koran, majalah jurnal maupun
tulisan-tulisan yang dianggap penting dalam mendukung penelitian ini.
2. Sumber Data
2.a. Pelaksana Pemerintahan Desa
Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan desa dapat
memberikan informasi yang dilakukan melalui wawancara dan lainnya.
2.b. Dokumentasi
Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk
laporan, catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan dan lainsebagainya.33
D. Instrumen Pengumpulan Data
Metode yang diguanakan untuk menjaga akurasi penelitian dan hasilnya
pada penelitisn ini adalah metode observasi atau pengamatan, wawancara dan
dokumentasi.
1. Observasi
Osbservasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik, tidak hanya berkomunikasi dan terbatas pada manusia, tetapi juga obyek-
32 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, (Jambi: Syari’ah
Press,2014), hlm. 179. 33 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. ( Bandung, Alfabeta:
2009) hlm 16.
21
obyek lain.34 Observasi terbagi pada dua bagian, pertama participant observation
(obsevasi berperan serta), yang kedua non participant observation,di bagian ini
penulis hanya sebagai non participant observation yang mana dalam penelitian ini
peneliti mengobservasi tentang pengelolaan dana desa di desa senaning kecamatan
pemayung berdasarkan UU No 6 tahun 2014.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu
percakapan sistematis dan terorganisasi. Oleh karena itu, wawancara merupakan
percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan
oleh peneliti sebagai pewawancara dengan sejumlah orang yang disebut sebagai
responden atau yang diwawancarai untuk mendapatkan sejumlah informasi yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.35 Yang dapat diwawancari atau yang
menjadi responden dalam penelitian ini yaitu: Kepala Desa,Sekretaris Desa
Bendahara Desa, Tim TPK, dan Masyarakat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen
itu bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
36Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
34Ibid, hlm. 312.
35Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet ke 3 (Bandung: Refika Aditama, 2012),
hlm. 312. 36Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan “ Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
RND’’, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 203.
22
wawancara dalam penelitian kualitatif berupa, dokumen kantor kepala Desa
Senaning.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis
data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi atau
bahan yang mudah di pahami. Sehingga dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Tahap analisis data yang peneliti gunakan adalah:
1. ReduksiData
Data yang diperoleh dari lapangan tentu jumlahnya banyak dan kompleks
serta campur aduk, maka perlu untuk mereduksi data. Redyksi data adalah
aktivitas peneliti dalam memilih dan memilah data yang dianggap relevan dengan
tema skripsi untuk kemudian disajikan. Proses pemilihan data menfokuskan pada
informasi yang mengarah pada pemecahan masalah, pemaknaan dan penemuan
untuk menjawab pertanyaan penelitian.37
Reduksi data dilakukan dengan cara memisahkan data-data secara
berkelompok pada data yang sama dan memberikan kode pada data yang berbeda
khususnya data dari hasil wawancara, tujuannya agar hasil dari wawancara
tersebut dapat diluruskan dengan aspek lain atau data pendukung lainnya.
2. Penyajian Data
37 Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, Pedoman Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2012) hlm.
232.
23
Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah penyajian data. Bentuk
penyajian data adalah dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan
untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan selanjutnya melaksanakan kerja
berdasrkan apa yang telah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir sebuah penelitian yang
disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan ini nantinya merupakan
jawaban atas rumusan masalah. Dalam kesimpulan dikemukakan secara singkat
dan padat tentang kebenaran dan terbuktinya suatu hipotesis dan sebaliknya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatakan gambaran yang jelas dari pembahasan skripsi ini,
maka perlu kiranya disusun secara sistematis. Adapun sistematika yang
dipergunakan dalam skripsi ini adalah terdiri dari empat bab dari setiap bab
tersebut diuraikan kembali dalam sub-sub yaitu bagian uraian lebih kecil dari
skripsi ini. Semua bagian dari skripsi ini merupakan satu kesatuan antara yang
satu dengan yang lainnya. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
BAB I. Pendahuluan, bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan latar
belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka.
BAB II. Metode Penelitian,bab ini merupakan tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen
24
pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan dan
jadwal penelitian.
BAB III. Gambaran Umum Lokasi Penelitian, bab ini merupakan tentang
kondisi gambaran umum lokasi penelitian yaitu kondisi Desa
Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
BAB IV. Pembahasan Dan Hasil Penelitian merupakan inti dari penulisan
skripsi pemaparan tentang pembahasan rumusan masalah, yaitu
pertama, Bagaimana mekanisme pengawasan pengelolaan dana
desa oleh Badan Permusyawaratan Desa di Desa Senaning, Kedua
Bagaiamana peran dan kedudukan masyarakat dalam pelaksanaa
pengawasaan pengelolaan dana desa di Desa Senaning, Ketiga
upaya dan kendala pengawasan pengelolaan dana desa senaning.
BAB V. Penutup, bab ini berisi : (A) kesimpulan yang berupa pernyataan
atau jawaban langsung dari permasalahan yang dirumuskan dari
bab pertama dan dibahas pada bab ketiga (B) saran yang
merupakan tanggapan dari identifikasi masalah.
25
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Geografis dan Sejarah Desa Senaning
1. Geografis
Desa Senaning secara administratif terdiri dari 3 dusun, yaitu dusun
1dusun 2 dusun 3 dan terdiri dari 5 (lima) Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah
desa Senaning wilayah tersebut sebagian besar adalah daerah pertanian dan daerah
aliran sungai, karena desa Senaning terletak di pinggir sungai batanghari, sisanya
adalah daerah pemungkiman penduduk dan fasilitas umum.
Tofografi Desa Senaning termasuk dataran rendah dengan suhu rata-rata
Adapun jarak tempuh desa Senaning dengan Pusat Pemerintahan sebagai
berikut:38
Tabel 1
Jarak Tempuh Desa Senaning39
NO Nama Daerah Jarak Tempuh
1. Dengan Ibu Kota Kecamatan 7Km
2. Dengan Ibu Kota Kabupaten Jambi 36 Km
3. Dengan Ibu Kota Propinsi Jambi 30 Km
Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Senaning
38Dokumen Profil Kantor Desa Senaning2013 39Dokumen Rencana Pembangunan Jangka MenengahDesa Senaning. 2015
26
Batas-batas wilayah desa Senaning adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk ruso
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kel. Jembatan Mas
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuap
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lubuk ruso
2. Historis
Sekilas tentang sejarah Desa Senaning, Kecamatan Pemayung. Alkisah
pada beberapa ratus tahun lalu dimasa penjajahan Belanda ada serombongan
warga dari sungai keruh berlayar kehilir dan berlabuh disebuah Tanjung. Tanjung
tersebut ditumbuhi tanaman kayu Jati dan tanaman yang lain yang besar dan
subur. Keindahan alam memikat Datuk Abdul Majid beserta warga lainnya untuk
singgah sejenak dan beristirahat.
Karena hari sudah sore, Datuk Abduk Majid beserta rombongan
berinisiatif untuk tinggal dan menetap di Tanjung tersebut. Sebagai pimpinan
sebelum memutuskan, Datuk Abdul Majid mengadakan musyawarah terlebih
dahulu untuk mendegarkan saran dan pendapat dari warga lainnya dan semua pun
setuju untuk menetep di tepi tanjung tersebut dan kemudian menamakan Dusun
Tanjung Jati.
Datuk Abdul Majid mempunyai seorang anak tunggal yang bernama
Abdurrahman dan kesehariannya dipanggil Bujang. Abdurrahman adalah seorang
pemuda yang gagah berani, tampan. Dan berakhlak mulia serta tidak sombong.
Dia patuh kepada kedua orang tuannya dan taat menjalakan agama. Abdurrahman
beserta warga lainnya bergotong royong menembang kayu untuk membuat rumah.
27
Malang tak dapat dicegah, tepat disiang hari ketika yang lainnya sedang
beristirahat, Bujang masih saja terus bekerja dia tidak menyangka kalau salah satu
pohon yang sedang ditebang terdapat sarang naning (sejenis lebah/tawon) dan
seketika itu Bujang dikerumuni dan disengat naning. Karena merasa sakit beliau
lari dan minta pertolongan.40
Naning terus mengejarnya sementara pertolongan tak kunjung tiba, maka
dengan gagah berani Bujang nekat terjun dan meyelam ke sungai Batanghari.
Setelah selang beberapa waktu Bujang pun menimbulkan diri. Dia sangat terkejut
ternyata air sungai sangat deras, dan akhirnya ia terbawah arus jauh ke hilir.
Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia meraih sebatang kayu yang hanyut untuk
menyelamatkan dirinya sambil memeluk kayu.
Bujang berdoa agar dia dapat terselamatkan, tidak lama kemudian Bujang
pun terdampar tak sadarkan diri ditepi sebuah jamban disebrang sungai.
Sementara itu Datuk Abdul Majid beserta warga lainnya sibuk mencari Bujang
ditepi sungai, mereka mencari lama sekali tapi belum menemukan Bujang, dan
akhrinya mereka pasrah pada yang Kuasa.
Ketika hari menjelang sore, sudah menjadi kebisaan bagi warga penduduk
yang tinggal ditepi sungai berduyun pergi kesungai untuk mandi. Pada saat itu ada
gadis yang cantik dan putih serta berambut pajang, dialah Siti Fatimah gadis desa
yang ramah dan disanjung setiap lelaki desa. Karena kecantikannya ia diberi gelar
Putri Cermin Cina, anak seorang raja yang baik hati dan taat beribadah.
40 Wawancara, Bapak Muhammad Masyarakat Desa Senaning, 28 Maret 2018
28
Melihat ada seorang yang terdampar ditepi sungai, putri memberi kabar
pada saudaranya Tuan Muda Selat dan beberapa orang untuk membantu orang
tersebut, tak lama kemudian ayah sang putri yaitu Tuan Abdul Karim atau yang
bergelar Sultan Mambang Matahari datang untuk mencoba menyadarkan dan
menyembuhkan Bujang setelah sadar, Bujang pun menceritakan apa yang terjadi
sehingga dia bisa sampai ditepi sungai. Karna hari larut malam dan keadaan
Bujang belum sembuh benar, maka Sulta Mambang Matahari belum
membolehkan Bujang pulang kerumahnya, Sultah pun mengirim utusan untuk
menyampaikan berita ke Tanjung Jati. Saat perjamuan makan malam, Bujang
bertemu dengan Putri Cermin Cina seketika itu Bujang jatuh hati kepada Putri
Cermin Cina. Demikian pula, diam-diam Putri pun juga menaruh hati kepada
Bujang.
Dengan menaiki perahu, Datuk Abdul Majid datang ingin menjemput
Bujang dia tidak menyangka kalau di sebrang sungai ada sebuah Desa yang sangat
ramai dan dipimpin oleh Datuk yang ramah dan baik budi pekertinya. Datuk
Abdul Majid pun mengucapkan terima kasih kepada Datuk Abdul Karim yang
telah menyelamatkan anak tunggalnya. Dia tidak tahu bagaimana membalas
kebaikan Datuk Abdul Karim, akhirnya Datuk Abdul Majid menyampaikan isi
hatinya yang hendak menjalankan silahturahmi dan mempererat tali
kekeluargaaan.
Maksud beliau ingin menjodohkan Bujang dan Putri Cermin Cina, Dayung
pun bersambut Datuk Abdul Karim pun tak keberatan tentang perjodohan ini, dan
ia menerima dengan senang hati begitu pun dengan Bujang dan Putri Cermin Cina
29
malu-malu menyetujui perjodohan ini. Selanjutnya untuk ulur tanda Datuk Abdul
Majid meminta waktu setelah menegakan rumah yang di Tanjung Jati. Setelah
makan siang Datuk Abdul Majid berpamitan untuk pulang ke Tanjung Jati
bersama Bujang. Sesampai di tanjung Jati, bujang disambut dengan suka cita oleh
ibundanya yang bernama Siti Khodijah dan keluarga yang lainnya. Kemudian
Datuk Abdul Majid menyampaikan berita perjodohnya dengan istrinya, istrinya
pun memahani dan bersyukur kerna telah mendapatkan keluarga baru, tak di
sangka akhrinya Siti Khodijah terucap,” Bagaimana kalau si Bujang kita gelar
dengan Bujang Senanig ?”. karena berkat disengkat Naninglah Bujang bisa
menunjukan sebagai pemuda yang kuat, sehingga dapat menyebrangi sungai
Batanghari dan mendapatkan jodoh wanita yang cantik dan baik hati serta anak
yang terpandang. Semenjak itulah nama desa yang ditempati Bujang dan Putri
Cermin Cina diberi nama Desa Senaning.41
B. Keadaan Penduduk Dan Mata Pencaharian
1. Keadaan Penduduk
Penduduk desa Senaning berjumlah 1062 jiwa. Adapun berdasarkan jenis
kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 495 jiwa orang dan perempuan
sebanyak 567 jiwa orang. Kesemuanya itu terakumulasi dalam 657 Kepala
Keluarga (KK).
Penduduk Desa umunya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh
perusahaan yang terdiri dari buruh harian dan borong dengan penghasilan rata-rata
2017-2018 sebesar Rp. 50.000/hari per-orang. Karena hal tersebut maka secara
41 Wawancara, Bapak M.Toha, Masyarakat, tanggal 28 Maret 2018
30
ekonomi penduduk Desa Senaning hidup secara wajar dan bebas dari
Prasejahtera.42
Tabel II
Mata Pencaharian Penduduk Desa Senaning43
NO Bidang Mata Pencaharian Jumlah KK
1. Petani 250 KK
2. Buruh 10 KK
3. Pemilik warung/Toko 7 KK
4. Pengusaha industri kecil 3 KK
5. Bengkel 2 KK
Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Senaning
2. Perumahan
Sebagian besar rumah penduduk desa Senaning adalah rumah layak huni
dan dilengkapi dengan sumur, jamban dan saluran pembuangan air limbah
(SPAL) yang telah memiliki standar kesehatan, karena sering diberikan
penyuluhan oleh kader-kader PKK Desa Senaning baik pada saat pelaksanaan
Posyandu maupun Minggu Bersih.44 Sebagian besar warga menggunakan listrik
untuk keperluan sehari-hari.45
42 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 43Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 44 Wawancara, Ibu Bunayah, Ketua Kader Posyandu.03 April 2018 45 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015
31
Tabel III
Jenis Perumahan Desa Senaning46
NO Tipe Rumah Jumlah
1. Rumah Sehat 425 Rumah
2. Rumah Kurang Sehat 5 Rumah
Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning
3. Ekonomi
Dilihat dari tata guna tanah yang dimanfaatkan oleh penduduk Desa
Senaning yang sebagian besar adalah pertanian, menunjukan bahwa masyrakat
Desa Senaning bekerjan sebagai petani sawah menanam padi, dan juga yang
berpropesi sebagai guru, karyawan swasta dan tenaga medis dll.
C. Kondisi Pendidikan dan kesehatan
1. Pendidikan
Pada umumnya penduduk Desa Senaning telah bebas dari buta huruf dan
buta aksara. Berdasarkan data-data yang ada, tingkat pendidikan penduduk desa
Senaning adalah sebagai berikut.47
Tabel IV
Jenjang Pendidikan Desa Senaning48
NO Jenjang Pendidikan Jumlah
1. Penduduk tamat SD/sederajat 600Orang
46Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 47Ibid, 48Ibid,
32
2. Pendududk tamat SLTP/sederajat 197 Orang
3. Penduduk tamat SLTA/sederajat 249 Orang
4. Penduduk tamat Diploma 5 Orang
5. Penduduk tamat Strata Satu (sarjana) 11Orang
Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning
Tabel V
Sarana Pendidikan Desa Senaning49
No Sarana Pendidikan Jumlah
1. PAUD 1
2. SD 62/1 Senaning 1
3. MADRASAH 1
Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning
2. Kesehatan
Adapun sarana kesehatan yang terdapat di Desa Senaning ada 3 (tiga) yaitu:50
a. Posyandu
b. Puskesmas pembantu
c. Bidan Desa
D. Pemerintahan Desa Senaning
Dalam pelaksanaan Pemerintahan, pemerintahan Desa Senaning terdiri
dari kepala desa dan lembaga masyarakat desa dan dibantu oleh sekretaris desa
49Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 50Ibid,
33
serta kepala dusun dan ketua RT. Sekretaris desa dalam pelaksanaan tugasnya
dibantundengan kepala urusan yaitu kepal urusan (kaur) pemerintahan, kepala
urusan (kaur) umum.
Selain dari sekretaris dan kaur, Kepala desa juga tidak terlepas dari
bantuan para alim dan ulama, para pemuka adat dan masyarakat setempat yang
ikut serta dalam pelaksanaan roda pemerintahan.51 Terlepas dari pelaksanaan roda
pemerintahan diatas adapun yang menjadi program Desa Senaning adalah
meningkatkan SDM masyarakat dan menciptakan ketertiban dalam
bermasyarakat52.
E. Visi dan Misi
Visi adalah suatu gambaranyang menantang tentang keadaan masa dan
yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa. Adapun Visi Desa
Senaning adalah Terwujudnya pelayan masyarakat yang prima menuju
masyarakat yang maju, aman,adil dan sejahtera berlandaskan ketaqwaan.Adapun
Misi Desa Senaning adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayan prima.
2. Meningkatkan kesejahteraan dengan kegiatan pembangunan perekonomian
3. Meningkatkan SDM dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan.
4. Menciptakan ketentraman dan keterlibatan dalam masyarakat.
5. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat.53
51 Wawancara, Abang Hamdani Kaur Pemerintahan Kantor Desa Senaning, Tanggal 28
Maret 2018 52 Wawancara , Bapak Trinoto Pejabat Kepala Desa Senaning, Tanggal 28 Maret 2018
53Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015
34
Struktur Organisasi Pengurus Badan Permusyawaratan Desa54
Sumber : Profil Kantor Desa Senaning
54Dokumen Profil Desa Senaning. 2015
KETUA
Jangtih
WAKIL
Fahmi
Sekretaris
Dahadi
Staff BPD
Ria andriani
Anggota
1. Johan Sandi
2. Fatmawati
Masyarakat
35
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Senaning55
Sumber :Profil Kantor Desa Senaning
55Dokumen ProfilKantor Desa Senaning. 2015
Sekretaris Desa
Aan Firmansyah
Kasi pemerintahan
Hamdani
Kasi Kesra
Khudori
Kasi Umum
Helpina Wahyuni
Kasi Keuangan
Tirawati
Bendehara
Andriani
Pejabat kepala Desa
Trinoto SE
36
BAB IV
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN DANADESA SENANING
A. Mekanisme Pengawasan Pengelolaan Dana Desa oleh Badan
Permusyawaratan Desa di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kab.
Batanghari berdasarkan UU No 6 Tahun 2014
Mekanisme pengawasaan dana desa dilakukan oleh pemerintahan
kabupaten dan Badan Permusyawaratan Desa yang merupakan salah satu bagian
dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Badan Permusyawaratan Desa.
Dijelaskan bahwa laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa
digunakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi
pengawasaan kinerja kepala desa.56
Seperti halnya di desa senaning yang mana badan permusyawaratan
desanya telah mengawasi kinerja dalam pengawasan pengelolaan dana desa, ia
terjun langsung kelapangan melihat kinerja yang telah direncanakan dan sesuai
atau tidaknya didalam anggaran pendapatan belanja desa. Dimana dengan
persetujuan bersama badan permusyawaratan desa senaning dan kepala
desa,menetapkan peraturan desa senaning tentang peraturan desa anggaran
pendapatan dan belanjadesa tahun anggaran 2017.
56Peraturan pemerintahan No 43 tahun 2014 pasal 51 ayat 3
37
A. Pendapatan : Rp. 1.338.496.125,-
B. Belanja Desa : Rp. 1.338.496.125,-
a. Penyelenggaraan Pemerintahan : Rp. 407.519.023
b. Pelaksanaan pembangunan : Rp. 695.456.000,-
c. Pembinaan kemasyarakatan : Rp. 188.340.000,-
d. Pemberdayaan masyarakat : Rp. 80.849.553,-
e. Belanja tidak terduga : Rp. 0,-
Jumlah belanja Rp. 1.372.164.576,-
Surplus/Defisit Rp. (33.668.451)
C. Pembiayaan
1. Penerimaan pembiayaan Rp. 33.668.451,-
2. Pengeluaran pembiayaan Rp. 0,-
3. Selisih pembiayaan 1-2 Rp. 33.668.451
Sumber :Rancangan Peraturan Desa Senaning Tahun 2017
Mengingat kedudukan, kewenangan dan keuangan desa yang semakin
kuat, penyelenggaraan pemerintahan desa diharapkan lebih akuntabel yang
didukung dengan sistem pengawasaan dan keseimbangan antara pemerintahan
desa dan lembaga desa. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :
1. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan
3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.57
57http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13 April 2018
38
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Jangtih mengatakan: “
Mekanisme pengawasaan dana desa di desa senaning berjalan dengan baik dan
terealisasikan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditentukan adapun yang
mengawasi pengelolaan dana desa banyak pihak yang terkait yaitu : 1. Kecamatan
2. Polisi 3. Tni 4. Kejaksaan 5. Pendamping Desa 6. Pendamping Lokal Desa 7.
Badan permusyawaratan Desa dan, 8. Masyarakat”. 58
Berdasarkan fungsi diatas telah terealisasi bahwa badan permusyawaratan
desa telah melakukan rancangan peraturan desa dengan kepala desa, dan sudah
menerapkan aspirasi masyarakat contoh : jalan pembangunan usaha tani untuk
mempelancar transfortasi petani serta telah dilakukan pengawasan terhadap
kinerja kepala desa, contoh badan permusyawaratan desa memperingati kepala
desa saat salah satu programnya tidak terjalankan.
a. Pemerintahan Provinsi
Pemerintahan provinsi mempunyai peran pengawasaan dan pembinaanterhadap
Desa sebagaimana:59
1) Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penyusunan
Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa
2) Melakukan pembinaan kabupaten dalam rangka pemberian Alokasi dana
Desa
3) Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa,
badan musyawaratan desa, dan lembaga kemasyarakatan
4) Melakukan pembinaan manajemen pemerintahan desa
58 Wawancara Dengan Bapak Jangtih.,Ketua Badan musyawaratan Desa Senaning, 03
April 2018 59Undang-Undang Desa, Pasal 114
39
5) Melakukan pembinaan upaya percepatan pembagunan desa melalui bantuan
keuangan,bantuan pendampingan, dan bantuan teknis
6) Melakukan pembinaan dan pengawasaan atau penetapan rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa
7) Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa kabupaten/kota
dan lembaga kerja antar-desa.
8) Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penyusunan
Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa
9) Melakukan pembinaan kabupaten dalam rangka pemberian Alokasi dana
Desa
10) Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa,
badan musyawaratan desa, dan lembaga kemasyarakatan
11) Melakukan pembinaan manajemen pemerintahan desa
12) Melakukan pembinaan upaya percepatan pembagunan desa melalui bantuan
keuangan,bantuan pendampingan, dan bantuan teknis
13) Melakukan pembinaan dan pengawasaan atau penetapan rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa
14) Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa kabupaten/kota
dan lembaga kerja antar-desa.
Kaitan dengan pengelolaan keuangan desa, pemerintahan provinsi dapat
mengalokasikan bantuan keuangan kepada desa dalam APBD provinsi yang
merupakan salah satu sumber pendapat desa yang dituangkan dalam APB Desa.
40
b. Pemerintahan Kabupaten/ Kota
Pemerintahan kabupaten/kota sesuai amanat undang-undang memiliki
kewajiban untuk membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan
desa. Pengatur keuangan desa di tingkat kabupaten diantaranya yaitu:
pengalokasian, penyaluran, penggunaan, serta pemantauan dan evaluasi atas dana
yang di alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Dearah. Selain itu juga
pemerintahan Kabupaten/kota diamankan untuk menetapkan berbagai peraturan
pelaksanaan baik dalam bentuk peraturan daerah maupun peraturan
Bupati/Walikota.60
c. Kecamatan
Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai
pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan
dipimpin oleh camat. Camat sebagaimana melakukan tugas pembinaan dan
pengawasaan desa.61Pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa.62
d. Pemerintahan Desa
Desa kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakrsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
60http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13
April 2018 61http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13
April 2018 62pasal 154 PP No 43 Tahun 2014
41
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.63
Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sisitem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.64 Dalam mengawasi dana desa, masyarakat ikut partisipasi
dengan diwakili oleh badan Permusyawaratan Desa yang menjadi pengawas
langsung dalam pelaksanaan pemerintahan desa tidak terkecuali Dana Desa.
Selain itu masyarakat yang diwakili oleh tokoh masyarakat juga terlibat langsung
dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang dimana
sebagian dana yang digunakan berasal dari dana desa.
Dana Desa merupakan kewajiban Pemerintah Pusat untuk mengalokasikan
anggaran transfer ke Desa di dalam Anggaran Pendapat Belanja Negara sebagai
wujud pengakuan, dan Dana Desa untuk Desa Membangun
Indonesia.65Penghargaan Negara kepada Desa Prioritas penggunaan Dana Desa
diatur melalui Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia.Dana Desa merupakan pendapatan utama.
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai
63 http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13
April 2018 64 http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13
April 2018 65 http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13
April 2018
42
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.66
Secara umum Pemerintah Kabupaten/Kota harus melaksanakan fungsi
pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan Dana
Desa sejak proses perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan
pemanfaatanya. 67 Selain adanya pengawasaan dari pemerintahan kabupaten/kota,
ada pula pengawasaan dari Badan Permusyawaratan Desa. Badan
Permusayawaratan Desa berhak mengawasi dan meminta keterengan tentang
penyelenggaran pemerintahan desa kepada pemerintahan desa.
Selain berhak untuk mengawasi, Badan Permusyawaratan Desa dapat
menyampaikan pendapat atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksana
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan memperdayaan
permasyarakatan desa. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara.
hasil wawancara dengan Bapak Jangtih mengatakan :”sebagai ketua BPD tugas
saya lumayan banyak termasuk mengawasi pelaksanaan pembangunan desa di
desa Senaning.”68
Dalam menjalankan fungsi sebagaimana Pemerintah Kabupaten/Kota
harus menyediakan pendamping dan fasilitasi, melalui pembentukan satuan kerja
khusus pembinaan implementasi Undang-undang Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati/Walikota.Tugas dan fungsi satuan kerja khusus pemerintah
kabupaten/kota yang utama adalah melakukan sosialisasi kebijakan dan regulasi
66Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014 pasal 1 ayat 9 67 Peraturan Menteri Desa, No 21 Tahun 2015Bab 5 tentang pembinaan dan pengawasan,
Pasal 12 68 Wawancara , Dengan Bapak Jangtih Ketua BPD Desa Senaning,.03 April 2018
43
pusat dan daerah kabupaten/kota, pembinaan serta pengendalian implementasi
Undang-undang Desa secara umum, dan secara khusus terkait penyaluran dan
akuntabilitas pengelolaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, serta penanganan
pengaduan dan masalah terkait hal tersebut.
Pembiayaan pendampingan, fasilitasi dan pembinaan, serta pengelolaan
Satuan Kerja khusus kabupaten/kota sebagaimana di atas dilakukan sesuai
mekanisme penganggaran di daerah dan bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota. Dan pembentukan satuan kerja
khususnya dapat ditiadakan jika kabupaten/kota yang bersangkutan telah memiliki
Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dengan tugas dan fungsi pembinaan serta
fasilitasi kebijakan dan regulasi desa.69
Dalam rangka pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan, Bupati
menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penggunaan
Dana Desa dan dapat melimpahkan tugas kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang berwenang. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa, dibahas
dalam Musyawarah Desa, disesuaikan dengan format laporan Desa yang berlaku,
secara berkala.
Hasil pemantauan dan evaluasi dilakukan penilaian oleh SKPD yang
berwenang dan disampaikan kepada Bupati dan Menteri melalui sistem pelaporan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.70 Adapun Keuangan
69 Peraturan Menteri Desa, No 21 Tahun 2015 bab 5 Tentang pembinaan dan
pengawasaan , Pasal 13 Ayat 1-4 70 Peraturan Menteri Desa , No 21 tahun 2015 bab 5 Pembinaan dan Pengawasaan, Pasal
14 Ayat 1-3
44
Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan Desa.71
1. Perencanaan
Perencanaan adalah tahapan kegiatan secara sistematis untuk merumuskan
berbagai rincian kebutuhan barang milik desa.72
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jangtih :
adanya Musyawarah Desa atau Musdes yang diselenggarakan BPD/BMN,
Menjadi forum resmi untuk melakukan pengawasaan berbasis kepentingan
desa contoh : pengawasaan aliran Dana Desa didalam bidang
pembangunan, desa bebas dalam musyawarah Desa dengan agenda
strategis, Misalnya, apakah aliran dana desa sudah mengatasi masalah
akses masyarakat desa 73
Pemerintahan menyusun perencanaan pembanguan desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan desa. Rencana
pembangunan desa disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsisten antara
perencanaan, penggangaran, pelaksanaan dan pengawasaan.
Dalam perencanaan pembangunan desa yang dilakukan sebagai berikut :
71 Peraturan Menteri dalam Negari, No 113 Tahun 2014 pengelolaan keuangan desa ,
Pasal 1 Ayat 5 – 6 72 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2016 73 Wawancara Ketua BPD Desa Senaning., 04 April 2018
45
1.a. Sekretris Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang APBDesa
berdasarkan RKPBDes tahun berkenaan.
1.b. Sekretaris desa menyampaikan rancanganPeraturan Desa tentang APB
Desa kepada Kepala Desa.
1.c. Rancangan peraturan Desa tantang APB Desa disampaikan oleh Kepala
Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa.
1.d Rancangan Perarturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama paling
lambat bulan Oktober tahun berjalan.74
Hal ini disampaikan oleh Bapak Trinoto.SE mengatakan:
“ Ada namanya Rapat Musrembangdes yang diadakan setiap desa yang
dihadari oleh aparat desa, BPD, LPMD. Tokoh masyarakat, imam desa,dan
warga masyarakat.”75
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan mengajukan pendanaan untuk
melaksanakankegiatan disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran
Biaya. Pelaksanaan kegitaan bertanggung jawab terhadap tindakan pengeluaran
yang dibebabankan pada anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku
kas pembantu sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.76
2.a. Semua penerimaan dan pengeluraan desa dalam rangka pelasanaan
kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.
74 Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 tahun 2014 Bab 4, Perencanaan Pasal 20 Ayat
1-4 75 Wawancara Dengan Bapak Trinoto. SE., Pejabat Kepala Desa,03 April 2018 76 Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 tahun 2014, Pelaksanaan, Pasal 27 Ayat 1,3
46
2.b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankanan
diwilayahnya maka pengaturaanya ditetapkan oleh pemerintahan
Kabupatrn/Kota.
2.c. Semua penerimaan dan pengeluaraan desa harus didukung oleh bukti
yang lengkap dan sah.77
2.d. Pemerintahan desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan
desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.
2.e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu
dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintahan Desa.
2.f. Pengaturan jumlah uang kas desa ditetapkan dalam Peraturan
Bupati/Kota.78
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Trinoto. S,E mengatakan :
“Anggaran Pendapatan Belanja Desa berasal dari APBN sebesar 10%.
Dana itu langsung dikirim direkening Desa Senaning tanpa prantara.
Jumlah dana yang diberikan kepada setiap desa berbeda tergantung dari
luasnya desa, jumlah kemiskinan,jumlah penduduk, dan lain-lain”.79
Pengaturan tentang keuangan desa dalam UU No 6 tahun 2014 telah
memberikan ruang yang sangat besar terhadap upaya peningkatan pembangunan
ekonomi Desa guna mencapai peningkataan kesejahteraan rakyat. Tantangan yang
muncul justru dari pengelolaan keuangan harus memiliki akuntanbilitas dan
77 Peraturan Menteri Dalam Negeri, No 113 Tahun 2014,Pelaksanaan, Pasal 24 Ayat 1-3 78Ibid, pasal 25 ayat 1-3 79 Wawancara Dengan Bapak Trinoto., Pejabat Kepala Desa,03 April 2018
47
transparan agar dukungan keuangan dari pemerintah ini dapat meningkat sektor
ekonomi dalam pembangunan desa.
Dalam peraturan menteri dalam negeri tentang pendoman pengelolaan
keuangan desa bahwa kepala desa sebagai kepala pemerintahan desa adalah
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa yang mewakili pemerintahan
desa dalam kepemilikan kekayaaan desa yang dipisahkan. Tugas dan kewenangan
kepala desa antara lain menetapkan kebijakan tentang pelaksanaa APBDes
menetapkan bendehara desa, menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan
barang milik desa.80
Keuangan Desa adalah cermin perkembangan pemerintahan desa, desa dan
masyarakat desa. Salah satu faktor yang mempengaruhi bahkan dengan
kemampuan sumber pendapatan desa dan kekayaan desa yang demikian.81
Asas Pengelolaan Keuangan Desa, keuangan desa dikelola berdasarkan
asas-asas transparan, akutabel, partisipasi serta dilakuikan dengan tertib dan
disiplin anggaran dan pengelolaan keuangan desa sebagaiman dimaksud pada ayat
1, dikelola dalam masa 1 tahun anggran yaknin mulai tanggal 1 januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.82
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa mempunyai kewenangan dalam
Pengelolaan keuangan desa yakni antara lain:
80 Peratutan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014, bab 3 ayat 1 81 Undang-Undang No 32 Tahun 2014, Tentang otonomi daerah 82Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014.,, Pasal 2 Ayat 1-2
48
1. Kepala Desa pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili
Pemerintahan Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.
2. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa
b. Menetapkan PTPKD
c. Menetepkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa
d. Menyetuui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa
e. Melakujan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB
Desa.
3. Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh
PTPKD.83
B. Peran dan Kedudukan Masyarakat dalam Pengawasaan Pengelolaan
Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan Pemayung kabupaten
Batanghari
Dana Desa merupakan Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanjan Negara yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapat dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk mebiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembagunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan Masyarakat.84 Partisipasi masyarakat
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasialan dari program
pembangunan maupun pengembangan masyarakat perdesaan. Partisipasi
83Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014.,, Pasal 3 Ayat 1-3 84Ibid, pasal 1 ayat 9
49
masyarakat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan desa yang sesuai dengan
kebutuhan desa itu sendiri.
Partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam
pembuatan keputusan di setiap program pembangunan, namun masyarakat juga
dilibatkan dalam mengidentifikasi masalah dan potensi yang ada dimasyarakat.
Tanpa partisipasi masyarakat setiap pembangunan akan gagal.
Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan Dana Desa tak bisa dipandang
remeh. Mereka adalah objek sekaligus subjek dari pembangunan yang
diprioritaskan dengan adanya dana desa. Keterlibatan tidak hanya dalam
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan desa melalui dana desa, tapi
tak terkecuali juga kesadaran masyarkat mutlak harus didorong dalam
pengawasan dan akuntabilatas dana desa. Peran serta pengawasan dana desa oleh
masyarakat juga akan meminimalisir potensi konflik sebagai akibat krisis
kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana desa yang selama ini hal itu
dituding akan membuatnya lemahnya kohesi sosial budaya masyarakat desa
dengan adanya dana desa.85
Demikian juga peran dan kedudukan masyarakat dalam pengawasaan
Pengeloloaan Dana Desa di Desa Senaning keterlibatan masyarakat didalam hal
ini sangat berpengaruh terhadap dukungan masyarakat dengan berbagai program
yang dijalankan dengan menggunakan Dana Desa. Dalam hal ini masyarakat
berhak melakukan pengawasaan secara partisipasi terhadap pengunaan Dana
85http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13
April 2018
50
Desa, antara lain melakukan pengawasaan secara partisipasi terhadap Pelaksanaan
Pembangunan Desa dibandingkan dengan isi peraturan Desa yang diterbitkan.
Masyarakat juga berhak medapatkan informasi tentang pelaksanaan
kegiatan yang menggunakan dana desa. BPD harus menjamin hak masyarakat
dalam mengakses informasi penggunaan dana desa, terutama penggunaan dana
desa untuk kegiatan publik dan pelayan sosial dasar di Desa. Jika dipandang perlu,