78

iirepository.uinjambi.ac.id/298/1/SPI141838 Isnaini Hukum...dan sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. 5. IbundaDra. Ramlah, M.Pd.I,M.Sy

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    ُسۡولََواُوِلىاۡۡلَۡمِرِمۡنُكمۡۡ ااَِطۡيـعُوااللَّٰهَواَِطۡيـعُواالرَّ ـاَيَُّهاالَِّذۡينَٰاَمنُۡوۤۡ

    ِخرِۡ ۡنُكۡنـتُۡمتُۡؤِمنُۡونَبِاللِّٰهَواۡليَـۡوِماۡۡلٰ ُسۡوِۡلِ فَِاۡنتَنَاَزۡعتُۡمِفۡىَشۡىٍءفَُردُّۡوُهِالَىاللِّٰهَوالرَّ ۚ

    اَۡحَسنُتَۡاوِۡ ٰذِلَكَخۡيٌروَّ (09)ۡيالۚ

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul

    (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan). Di antara kamu kemudian

    jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada

    Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada

    Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

    akibatnya.(QS. An –Nisa’n(4):59)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Bismillahirrahmanirrahim…

    Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,

    Karya Tulis Ilmiah yang berbentuk Skripsi ini penulis persembahkan khusus

    kepada yang terhormat:

    ayahanda ( M. TOHA ) dan ibunda tercinta ( SOLIA )

    dengan tiada terkira baik moril maupun materil yang selalu mencurahkan rasa

    kasih sayangnya dan selalu sabar, tulus, dalam membesarkan, membimbing,

    mendidik hingga dewasa, selalu mendoakan penulis setiap akhir do’anya

    sehingga penulis dapat meraih cita-cita seperti saat sekarang ini.

    penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

    adik-adikku ( FHADEL ) dan ( Keluarga Besarku ) tercinta.

    yang telah membantu memberikan motivasi kepada penulis untuk selalu semangat

    dalam menjalani proses perkuliahan.

    Selanjutnya ucapan terimakasih kepada keluarga organisasi, akademisi, serta

    teman-teman seperjuangan jurusan Hukum Tata Negara dan seluruh sahabat-

    sahabat dalam lingkup UIN STS Jambi maupun diluar lingkup kampus.

    Tiada kata yang terindah selain do’a, maka dari itu penulis tidak bisa membalas

    apa-apa selain mendoakan semoga amal baik yang diberikan senantiasa

    mendapat balasan dari Allah SWT, semoga Allah selalu menunjukkan jalan yang

    lurus kepada kita semua Aamiin.

  • vii

    ABSTRAK

    Skripsi yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengawasaan

    pengelolaan dana desa oleh badan permusyawaratan desa dan mengetahui peran

    dan kedudukan masyarakat dalam pengawasaan pengelolaan dana desa di desa

    senaning. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat yuridis

    normatife dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

    kitab Undang-undang yang berlaku. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

    diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut:Pertama, mekanisme pengawasaan

    dana desa oleh Badan Permusyawaratan Desa dilakukan dengan baik dan

    dipergunakan sesuai kepentingan orang banyak yang telah disepakati dalam

    Musdes dan Musrenbang Desa, Dana Desa di Desa Senaning diawasi berdasarkan

    asas-asas transparan, akutabel, partisipasi serta dilakukan dengan tertib dan

    disiplin. Pengawasaan yang dilakukan oleh Pemerintahan Desa Senaning

    sepenuhnya sudah berjalan dengan baik dan terealisasikan sesuai dengan

    peraturan-peraturan yang ditentukan Melalui pengawasaan ini diharapkan dapat

    membantu melaksanakan kebijakaan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan

    yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Keduaperan masyarakat dalam

    pengawasaan pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning sangatlah penting dalam

    pemerintahan Desa dan dalam Pengawasaan pengelolaan dana desa, masyarakat

    wajib mengawasi pembangunan desa.Ketiga, rendahnya kualitas sumber daya

    manusia seperti aparat pemerintahan desa senaning belum memiliki cukup

    pengetahuan dibidangnya masing-masing, dan sulit melakukan keterampilan yang

    baik dalam mengoperasionalkan kegiatan desa.

    Kata Kunci :Pengawasan Pengelolaan Dana Desa,Undang-Undang Nomor 6

    Tahun 2014

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum, Wr. Wb

    Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis mampu

    menyelesaikan penelitian ini seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

    Sholawat dan salam tak lupa dihaturkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad

    SAW beserta keluarga dan sahabat juga pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin.

    Tidaklah ada yang sempurna dalam diri manusia, begitupun dengan

    pembuatan skripsi ini. Saya selaku penulis menyadari masih banyak kesalahan-

    kesalahan yang terjadi. Namun atas bimbingan dan bantuan dari semua pihak

    sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Implementasi

    Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Studi Pengawasan

    Pengelolaan Dana Desa Senaning Kec. Pemayung Kabupaten Batang Hari)”

    Dalam penulisan penelitian ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan.

    Selanjutnya dalam rangka penyelesaian dan penyusunan skripsi ini, maka

    penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2. Bapak Dr. A. A. Miftah , M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak H. Hermanto Harun Lc.,M.HI.,Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayanti,

    S.Ag.,M.HI, dan Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan I, II dan III

    di lingkungan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • ix

    4. Bapak Abdul Razak, MISdan Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, M,Si selaku Ketua

    dan sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    5. IbundaDra. Ramlah, M.Pd.I,M.Sy selaku pembimbing I dan Ibunda Dra.

    Masnidar, M.EI selaku pembimbing II skripsi ini.

    6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    7. Bapak dan Ibu Pimpinan serta karyawan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi dan perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan

    Nasional Jambi yang telah memberikan kemudahan dalam meminjam buku-

    buku yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi ini.

    8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung dan

    tidak langsung.

    Selanjutnya dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis sangat

    menyadari akan segala kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kepada semua

    pihak untuk memberikan sumbangan pemikiran serta saran demi kesempurnaan

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    LEMBARAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................. iv

    MOTTO ........................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

    ABSTRAK ....................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Batasan Masalah ................................................................................... 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5 E. Kerangka Teori ..................................................................................... 6 F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 16

    BAB II : METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 18 B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 18 C. Jenis Penelitian dan Sumber Data ........................................................ 19 D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 20 E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 22 F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 23 G. Jadwal penelitian .................................................................................. 25

    BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Historis dan Geografis Desa Senaning ................................................. 26 B. Keadaan Penduduk dan Mata pencarian .............................................. 30 C. Kondisi Pendidikan dan Kesehatan ...................................................... 32 D. Pemerintahan Desa Senaning ............................................................... 33

  • xi

    E. Visi dan Misi ........................................................................................ 34 F. Struktur Organisasi ............................................................................... 35

    BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Mekanisme Pengawasan Pengelolaan Dana Desa oleh Badan Permusyawaratan Desa di desa Senaning Kec. Pemayung Kab.

    batanghari ............................................................................................. 37

    B. Peran dan Kedudukan masyarakat dalam pengawasan pengelolaan dana desa di desa Senaning Kec.pemayung Kab.batanghari................ 49

    C. Kendala dan Upaya Pengawasan Pengelolaan dana desa di desa senaning ............................................................................................... 55

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 58 B. Saran ..................................................................................................... 59

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 64

    CURRICULUM VITAE ...........................................................................

  • xii

    DAFTAR SINGKATAN

    BPD : Badan Permusyawaratan Desa

    DD : Dana Desa

    MUSDES : Musyawarah Desa

    MUSRENBANG : Musyawarah Perencanaan Pembangunan

    NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

    KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

    PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

    APBDes : Anggaran Pendapatan Belanja Desa

    RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menegah

    RKP : Rencana Kerja Pemerintah

    TPK : Tim Pengelola Kegiatan

    SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah

    SDM : Sumber Daya Manusia

    BUMDES : Badan Usaha Milik Desa

    APBD : Anggaran Pendapat Belanja Daerah

  • xiii

    SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

    BMN : Barang Milik Negara

    ADD : Alokasi Dana Desa

    LPMD : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

    PTPKD : Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa

    SWT : Subhanallah Huta’allah

    UU : Undang- Undang

    UUD : Undang-Undang Dasar

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1: Jadwal Penelitian ............................................................................... 25

    Tabel 2: Jarak Tempuh Desa Senaning ............................................................ 26

    Tabel 3: Mata Pencarian Desa Senaning .......................................................... 31

    Tabel 4: Jenis Perumahan Desa Senaning ........................................................ 32

    Tabel 5: Jenjang Pendidikan Desa Senaning ................................................... 32

    Tabel 6: Sarana Pendidikan Desa Senaning ..................................................... 33

    Tabel 7: Struktur Organisasi BPD Desa Senaning ........................................... 35

    Tabel 8: Struktur Pemerintahan Desa Senaning .............................................. 36

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

    selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

    wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

    kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

    dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.1

    Implementasi otonomi bagi desa akan menjadi kekuatan bagi pemerintah

    desa untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri,

    sekaligus bertambah pula beban tanggung jawab dan kewajiban desa, namun

    demikian penyelengaraan pemerintahan tersebut tetap harus

    dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban yang dimaksud diantaranya adalah

    pertanggungjawaban dalam pengelolaan anggaran desa. Hak dan kewajiban

    sebagaimana menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan

    keuangan desa.2Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh pemerintah desa

    termasuk didalamnya mekanisme penghimpunan dan pertanggungjawaban

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

    Kewenangan daerah untuk mengatur proporsi anggaran pembangunan desa

    sangat penting sebagai wujud keberpihakan kepada masyarakat desa. Keuangan

    1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, Pasal 1 ayat 1. 2 Undang-Undang Desa, Pasal 71 ayat 2

  • 2

    desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai Menurut

    Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang desa bahwa desa adalah kesatuan

    masyarakat hukum yang memiliki batas wilaah yang berwenang untuk mengatur

    dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

    berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau tradisional yang diakui

    dan dihormati sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.3

    Dalam sistem pemerintahan yang ada saat ini, desa mempunyai peran yang

    strategis dalam membantu pemerintah daerah dalam proses penyelenggaraan

    pemerintahan, termasuk pembangunan. Semua itu dilakukan sebagai langkah

    nyata pemerintah daerah mendukung pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya.

    Perlu adanya pengaturan secara tegas dan konsisten tentang anggaran biaya

    pembangunan desa baik tingkat nasional hingga daerah.Dana desa adalah dana

    yang dialokasikan pemerintahan Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumberdari

    bagian Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

    Kabupaten/Kota.4

    Adapun sumber pendapatan Dana Desa :

    a. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan

    partisipasi, bergotong royong,dan lain-lain pendapatan asli Desa;

    b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

    c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota

    d. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang

    diterima Kabupaten/Kota;

    3 Redaksi Bmedia, UUD 1945 & Perubahannya, (Jakarta: Jagaskara, 2017), hlm.2. 4 Undang-Undang No 72 Tahun 2005 Tentang Desa Pasal 1 ayat 11.

  • 3

    e. dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;

    f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

    g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.5

    Hal ini menjelaskan dana desa dikelola secata tertib, taat pada

    ketentuanperaturan perundang-undangan,efesien,ekonomis, efektif. Transparan,

    dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta

    mengutamakan kepentingan masyrakat.

    Pengawasaan dana desa dilakukan oleh masyarakat melalui Badan

    Permusyawaratan Desa dan pemerintahan diatasnya Mekanisme pengawasan dana

    desa yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dimana Badan

    Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :

    a. Membahas dan meyepakati rancangan dan peraturan desa bersama kepala

    desa.

    b. Menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan

    c. Melakukan pengawasaan kinerja kepala desa.6

    Badan Permusyawaratan Desa mempunyai peran yang strategis dalam ikut

    megawal penggunaan dana desa tersebut di Desa Senaning dilakukan oleh

    Pemerintahan Desa dimana di Desa Senaning pengawasan tersebut diawasi oleh:

    Badan Permusyawaratan Desadimana pengawasan dana desa di Desa Senaning

    dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dan tidak ada penyimpang

    dikarenakan Badan Permusawaratan Desa yang merupakan lembaga yang

    5 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa,pasal 71 ayat 2. 6Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa, pasal 55

  • 4

    mempunyai fungsi pegawasaan diharapakan bisa menjalankan perannya secara

    sungguh-sungguh terutama dalam hal penggunaan anggaran.

    Undang-undang dan peraturan pemerintahan sudah memberi payung

    hukum yang jelas sehingga badan permusyawaratan desa tidak perlu ragu dalam

    menjalakan fungsinya untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja kepala desa.

    Adanya mekanisme ‘check and balance’ ini akan meminimalisir penyalahgunaan

    keuangan desa. Dan pengelolaan dana desa di kelolah oleh Kepala urusan yang

    membidangi keuangan dan kepala urusan yang terkait. Dimana pengawasan dana

    desa didesa senaning dilakukan sesuai dengan peraturan dan tidak ada

    penyimpang sedangkan pengelolaan dana desa di Desa Senaning dikelola secara

    baik dan dipergunakan untuk keperluan masyarakat. Alasan saya mengangkat

    judul tersebut ingin mengetahui bagaimana mekanisme pengawasaan pengelolaan

    dana desa oleh Badan Permusyawaratan Desa dan peran masyarakat dalam dana

    desa tersebut dan apa saja kendala dan upaya Penggunaan Dana Desa tersebut.

    Pada penelitian ini penulis mengkaji pengawasaan pengelolaan dana desa

    pada desa senaning. Penulis mengangkat penelitian yang berjudul “ Implementasi

    UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Study Terhadap Pengawasaan

    Pengelolaan Dana Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten

    Batanghari)”. Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji pengawasaan

    pengelolaan Dana Desa.

    B. Rumusan Masalah

  • 5

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka penulis

    permasalahan sebagai berikut:

    1. BagaimanaMekanisme Pengawasan Pengelolaan dana Desa oleh Badan

    Permusyawaratan Desadi Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten

    Batanghari berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 ?

    2. Bagaiamana Peran dan Kedudukan Masyarakat dalam Pelaksanaa

    Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan

    Pemayung Kabupaten Batanghari ?

    3. Kendala dan UpayaPengawasan PengelolaanDana Desa di Desa Senaning

    Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari ?

    C. Batasan Masalah

    Agar tidak terjadi perluasaan terhadap pokok pembahasan skripsi ini,

    maka penulis akan membatasi penelitian ini pada hal-hal yang hanya berkenaan

    dengan Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan

    Pemayung Kabupaten Batanghari Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun2014 pada

    tahun 2017-2018.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan masalah yang penulis rumuskan diatas, maka yang menjadi

    tujuan dalam usulan pembuatan skripsi ini adalah:

    1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    a. Untuk mengetahuimekanisme Pengawasan PengelolaanDana Desa oleh

    Badan Permusyawarat Desa di Desa Senaning kecamatan pemayung

    kabupaten batanghari.

  • 6

    b. Untuk mengetahui peran dan kedudukan masyarakat Dalam Pengawasaan

    Pengelolaan Dana Desadi desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten

    Batangharimenurut UU Nomor 6 Tahun 2014.

    2. Kegunaan dari penelitian ini adalah :

    a. Bagai suatu syarat dalam menyelesaikan program Srata Satu (S1) dalam

    jurusan Politik Islam (PI) di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    b. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan kemampuan penulis

    mengenai pengawasa pengelolaan dan desa.

    E. Kerangka Teori

    Dari penjelasan diatas, maka untuk melengkapi suatu penelitian perlunya

    disusun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep penelitian dan

    sebagian penjelasan konsep tersebut. Untuk itu penulis memberikan definisi

    sebagai berikut:

    Dari penjelasan di atas, maka untuk melengkapi suatu peneliti perlunya di

    susun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep penelitian dan sebagian

    penjelasan konsep tersebut. Untuk itu penulis memberikan definisi mengenai

    istilah-istilah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, istilah yang berkaitan

    dengan penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Implementasi

  • 7

    Pengertian Implementasi didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

    Implementasi adalah Pelaksanaan atau penerapan.7 Dalam hal ini pelaksanaan

    anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan desa sudah tercantum dalam

    peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia yaitu peraturan Nomor 113

    tahun 2014 pasal 8 ayat (1) tentang pengelolaan keuangan desa dan peraturan

    menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi No. 5 Tahun 2015

    tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan desa.

    2. Pengawasaan

    Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli

    yang berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran

    dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi

    asli, demokratis dan pemberdayaan masyarakat.8

    Pengawasaan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

    pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan

    sesuai dengan kinerja yang ditetapkan tersebut. Pengawasan adalah proses untuk

    memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah

    direncanakan. Pengawasaan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk

    menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan

    yang akan dicapai. Melalui pengawasaan diharapkan dapat membantu

    melaksanakan kebijakaan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah

    direncanakan secara efektif dan efisien.

    7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), hlm. 374. 8 Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Unik(jakarta: PT

    Rajagrafindo persada,2003),3.

  • 8

    Bahkan, melalui pengawasaan terciptanya suatu aktifitas yang berkaitan

    erat dengan penentuan atau evalusi mengenai pelaksanaan kerja yang sudah

    dilaksanakan. Pengawasaan juga dapat mendeteksi penyimpangan yang terjadi

    dalam pelaksanaan kerja tersebut.

    Adapun pengawasan dari segi jangka waktu, bersifat preventif dan

    regresif:9

    a. Pengawasan preventif berupa pencegahan supaya jangan terjadi kesalahan

    dikemudian hari.

    b. Pengawasan regresif berupa memperbaiki kesalahan yang telah terjadi supaya

    tidak terulang kembali.

    3. Pengelolaan Dana Desa

    Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa dan Desa Adat yang ditransfer

    melalui anggaran pendapatan belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk

    membiayai penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan

    masyarakat, dan kemasyarakatan. Fokus penting dari penyaluran dana ini lebih

    terkait pada implementasi pengalokasian Dana Desa agar bisa sesempurna

    gagasan para inisiatornya.10

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, desa

    diberikan kewenangan yang menjadi tanggung jawab Desa. Dana tersebut digunai

    untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

    masyarakat, dan kemasyarakatanan. Hal itu berarti dana desa akan digunakan

    9M . Subagio, . Hukum Keuangan Negara R. I (CV Rajawali, Jakarta,) hlm,94 10 Peraturan pemerintahan Republik Indonesia No 60 Tahun 2014, pasal 1 ayat 2

  • 9

    akan mendanai keseluruhan kewenangan desa sesuai dengan kebutuhan prioritas

    dana desa tersebut, namun mengingat dana desa bersumber dari belanja pusat,

    untuk mengoptimalkan dana desa pemerintahan diberikan kewenangan untuk

    menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk mendudukung program

    pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.11Skenario awal Dana

    Desa ini diberikan dengan mengganti program pemerintah yang dulunya disebut

    program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), namun dengan berlakunya

    Dana Desa ini, dapat menutup kesempatan beberapa pihak asing untuk

    menyalurkan dana ke daerah di Indonesia dengan program-program yang

    sebenarnya juga dapat menjadi pemicu pembangunan daerah.12

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Dana Desa yang bersumber

    dari APBN, dengan luasnya lingkup kewenangan desa dan dalam rangka

    mengoptimalkan penggunaan Dana Desa, maka penggunaan Dana Desa

    dipriorotaskan membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.

    Penetapan prioritas penggunaan dana tersebut tetap sejalan dengan kewenangan

    yang menjadi tanggungjawab desa.13 Adapun pengelolaan dana desa :

    a. Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan pengendalian atas semua

    sumber daya yang diperlukan untuk mencapai ataupun menyelesakan tujuan

    tertentu.

    b. Pengelolaan adalah pemanfaatan sumber daya manusia ataupun sumber daya

    lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaa, pengorganisasian,

    pengarahan dan pengawasaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    11 Ibid, hlm 521 12 Fdf Biro Analisis Anggaran dan Pelaksanaan APBN, Setjen DPR RI 13 Peraturan pemerintahan Republik Indonesia No 60 Tahun 2014, pasal 1 ayat 2

  • 10

    c. Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa juga tak lepas dari adanya partisipasi

    masyarakat dalam mewujudkan terealisasinya setiap tahap kegiatan.

    Dukungan ini bisa berupa tenaga,maupun biaya berupa uang, dan juga dalam

    bentuk swadaya gotong royong masyarakat, selain itu juga merupakan bentuk

    kerjasama antara pelaksana dan masyrakat.14

    4. Perencanaan

    a. Adalah kegiatan untuk memperkirakan pendapatan dan belanja untuk

    kurunwaktu tertentu di masa yang akan datang. Dalam kaitannya

    denganPengelolaan Keuangan Desa, perencanaan dimaksud adalah proses

    penyusunan APBDes.Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan

    Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

    pembangunan Kabupaten/ Kota. Perencanaan PembangunanDesadisusun

    secara berjangka meliputi:

    Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa untuk jamgka waktu 6 (enam)

    tahun.

    b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja

    Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa ditetapkan

    dengan Peraturan Desa.

    Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

    dan Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan satu-satunya dokumen

    14 Chobib Soleh, Pengelolaan Keuangan Desa ; Fokus Media, 2014 hlm 26

    https://keuangandesa.blogspot.co.id/2015/11/pokok-pokok-pengelolaan-keungan-desa.html

  • 11

    perencanaan di Desa.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana

    Kerja Pemerintah Desa merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.

    Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa

    dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.Perencanaan

    Pembangunan Desa merupakan salah satu sumber masukan

    dalamperencanaanpembangunanKabupaten/Kota.15Perencanaan Pembangunan

    Desa diselenggarakan denganmengikutsertakan masyarakat Desa. Dalam

    menyusun perencanaan Pembangunan Desa, Pemerintah Desa wajib

    menyelenggarakan musyawarah perencanaan PembangunanDesa.

    Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas,

    program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.Perencanaan

    pembangunan Desa disusun berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah

    Desa. Musyawarah Desa paling lambat dilaksanakan pada bulan Juni tahun

    anggaran berjalan.Perencanaan pembangunan Desa menjadi pedoman bagi

    Pemerintah Desa dalam menyusun rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan daftar

    usulan RKP Desa.Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, Pemerintah Desa

    wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa secara

    partisipatif.Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Badan

    Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat Desa.Rancangan RPJM Desa dan

    15https://www.keuangandesatanggal 5 Mei 2018

    https://www.keuangandesa/

  • 12

    rancangan RKP Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan

    Desa.

    Rancangan RPJM Desa paling sedikit memuat penjabaran visi dan misi

    kepala Desa terpilih dan arah kebijakan perencanaan pembangunan Desa.

    Rancangan RPJM Desa memperhatikan arah kebijakan perencanaan

    pembangunan kabupaten/kota.Rancangan RKP Desa merupakan penjabaran dari

    rancangan RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

    RPJM Desa mengacu pada RPJM kabupaten/kota.RPJM Desa memuat visi dan

    misi kepala Desa, rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan

    pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan arah

    kebijakan pembangunan Desa.

    RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan

    prioritas pembangunan kabupaten/kota.RPJM Desa ditetapkan dalam jangka

    waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa.

    RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)

    tahun.RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

    pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

    pemberdayaanmasyarakat Desa.16

    5. Pelaksanaan

    Pelaksanaan dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah rangkaian kegiatan

    untuk melaksanakan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan dalam

    APBDesa. Kegiatan pokok dalam fase pelaksanaan ini pada dasarnya bisa dipilah

    16Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang pasal 79

  • 13

    menjadi dua, yaitu:1) Kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran uang, dan 2)

    Pelaksanaan kegiatan di lapangan. Pembangunan Desa dilaksanakan sesuai

    dengan Rancana Kerja Pemerintahan Desa, pelaksanaan program sektoral yang

    masuk ke desa diinformasikan kepada Pemerintahan Desa untuk diintegrasikan

    dengan Pembangunan Desa.17

    6. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

    Dalam rangka pengelolaan keuangan desa kepala desa melimpahkan

    sebagian kewenangan kepada perangkat desa yang ditunjuk.18Pengelolaan

    kekayaan milik desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan

    meningkatkan pendapatan desa.19

    Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

    lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan

    wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

    demokratis. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

    musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan

    unsurmasyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk

    menyepakati hal yang bersifat strategis.20

    Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

    oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan

    Permusyawaratan Desa.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas

    hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

    17Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pasal 81 18 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pasal 72 ayat 5 19Ibid, Pasal 77 ayat 2 20Ibid, Pasal 1 ayat 4-5

  • 14

    Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

    termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

    tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,

    dan kegiatan ekonomi.21

    Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai

    dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan

    dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.Aset Desa adalah barang milik Desa

    yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah Pemberdayaan

    Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan

    masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,

    kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan

    kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi

    masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.22

    Dalam Undang-UndangNo 6 Tahun 2014 Pengawasaan dana desa

    dilakukan oleh masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa dan

    pemerintahan diatasnya Mekanisme pengawasan dana desa yang dilakukan oleh

    Badan Permusyawaratan Desa dan pengawasaan ini dibantu oleh banyak pihak

    yaitu: 1. Kecamatan 2. Tni 3. Pendamping Desa 4. Kejaksaan 5. Polisi 6.

    Masyarakat.

    Dimana Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi dan hak :

    1. Fungsi badan permusyawaratan desa:

    21ibid Pasal 1 Ayat 7-9 22Undang-Undang Desa, Pasal 1 Ayat 9-11

  • 15

    a. Membahas dan meyepakati rancangan dan peraturan desa bersama kepala

    desa.

    b. Menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan

    c. Melakukan pengawasaan kinerja kepala desa.23

    2. Hak Badan Permusyawaratan Desa:

    a. Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan

    pemerintahan desa kepada kepada pemerintahan desa.

    b. Manyatakan pendapat atas penyelenggaraan pemeintahan desa,

    pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

    pemberdayaan masyarakat desa.

    c. Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari

    Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.24

    Dimana pengelolaan dana desa tersebut dijelaskan dalam undang-undang

    No 6 tahun 2014 yang berhak memegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa

    adalah kepala desa. Dan dalam melaksanakanya kepala desa menguasai sebagai

    kekuasaannya kepada perangkat desa.25

    F. Tinjauan Kepustakaan

    Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

    peneliti lakukan, yaitu:

    Pertama, peneliti ini dilakukan oleh Sherly Gresita Apriliani

    “Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Didesa Kendungrejo Kecamatan

    23Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang desa, pasal 55 24 Ibid, pasal 61 25 Ibid,pasal 75

  • 16

    Muncar Kabupaten BayuwangiFakultas Ekonomi Jember tahun2016. Pada

    penelitian ini mengatakan bahwa oada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

    pertanggungjawaban didesa kendungrejo kecamatan muncar telah memenuhi

    prosedur yang berlaku. Perencanaan pengelolaan ADD dapat dikatakan cukup

    baik dan sesuai dengan peraturan yang ada.26

    Kedua, Joko Hadi Susilo“Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk

    Good Governance”, Tahun 2016. Dalam penelitian ini ia menggunakan metode

    kualitatif deskreptif kompratif yaitu mendeskripsikan pengelolaan alokasi dana

    desa di desa banggle kemudian dibandingkan dengan undang-undang nomor 6

    tahun 2014 dan aturan penunjangan, hasil penelitian menunjukan bahwa

    berdasarkan undang-undang no 6 tahun 2014 secara garis besar pengelolaan

    alokasi dana desa didesa banggle sudah akuntabilitas, transparansi, responsif dan

    partisipasi yang dilihat dari sudut pandang perencanaan, pelaksanaan,

    penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban serta pembinaan dan

    pengawasaan.27

    Ketiga, Devi Retnowati “ Persepsi Pemerintahan terhadap Implementasi

    Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang desa” Tahun 2016. Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bandar Lampung Hasil dari penelitian ini

    adalah pemberlakuan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa membawa

    perubahan struktur pemerintahan yang ada didesa, dimana pemerintahan desa

    diberi kewenangan untuk mengatur dan menjalankan sendiri rumah tangga

    26 skripsi Sherly Gresita Apriliani, Akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa didesa

    kendungrejo kecamatan muncar kabupaten bayuwangi Fakultas Ekonomi Jember. 2016

    27 Skripsi Joko Hadi susilo, pengelolaan alokasi dana desa (ADD) untuk good

    governance Fakultas Ekonomi (Universitas Islam Negeri Malang ) 2016.

  • 17

    desanya, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan desa. Pengelolaan keuangan

    desa perlu dilakukan oleh kepala desa dan dilakukan pengawasaan oleh BPD dan

    mengikut sertakan masyarakat desa.28

    Perbedaan dengan peneliti saya Isnaini “Implementasi Undang-Undang

    No 6 tahun 2014 tentang Desa ( Studi terhadap Pengawasan Pengelolaan Dana

    Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batnghari” tahun 2018.

    Fakultas Syariah Hukum Tata Negara Universitas UIN STS Jambi, dimana

    pengawasaan ini dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan pengelolaan

    Dana Desa oleh Kepala Desa. Di Desa Senaning pengawasaan pengelolaan dana

    desa telah memenuhi prosedur yang berlaku dan bisa dikatakan cukup baik dan

    sesuai dengan peraturan yang ada.

    28Skripsi Devi Retnowati , persepsi pemerintahan terhadap implementasi undang-undang

    no 6 tahun 2014 tentang desa (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) 2016.

  • 18

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

    mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

    pengkajian dalam pembelajaran peraturan-peraturan suatu metode. Jadi,

    metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam pembelajaran peraturan-

    peraturan yang terdapat dalam penelitian.Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi

    penelitian merupakan epistemologis penelitian, yaitu yang menyangkut

    bagaimana kita mengadakan penelitian.29

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui

    serangkaian proses yang panjang. Dalam konteks ilmu sosial, kegiatan penelitian

    diawali dengan adanya minat untuk mengkaji secara mendalam terhadap

    munculnya fenomena tertentu.Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian

    di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

    B. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bersifat

    yuridis normatife dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan

    konsepdan pendekatan komperatif, dan peneliti menekankan sifat realitas yang

    terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.30

    29Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

    Bumi Aksara, 2008), hlm 41. 30Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian ... hlm. 33.

  • 19

    Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu

    memberikan gambaran mengenai Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa di Desa

    Senaning, dan untuk memperoleh data melalui observasi maupun wawancara,

    penelitian ini berpusat pada: Pengawasaan Pengelolaan Dana Desa, dengan tujuan

    mengumpulkan data, baik tertulis maupun hasil observasi dan wawancara.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    1.a. Data primer

    Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya di

    lapangan. Karena penelitian kualitatif ini diperoleh dengan cara observasi dan

    wawancara. Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang

    berkenaan dan langsung berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

    Data primer yang peneliti maksud adalah informasi-informasi yang

    diperoleh secara langsung yang dilakukan dengan wawancara dan observasi

    mengenai pokok permasalahan dalam penelitian secara langsung maupun pihak-

    pihak tertentu.31 Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi

    mengenai Pengawasan Pengelolaan Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan

    Pemayung Berdasarkan UU No 6 Tahun 2014.Adapun data primer dalam

    penelitian ini adalah arsip-arsip kantor kepala desa.

    2.a. Data Sekunder

    Data skunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain,

    sebagai pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian

    31Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, (Jambi: Syari’ah

    Press,2014), hlm. 178.

  • 20

    yang diteliti. 32Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, baik berupa

    dokumen-dokumen resmi maupun bahan perpustakaan lainnya. Walaupun data

    tersebut diperoleh dari orang lain atau dokumen lain tetapi data tersebut dapat

    dimanfaatkan sebagai pendukung sumber data pertama. Adapun yang menjadi

    sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa literatur-literatur yang

    mendukung penelitian ini baik berupa buku, koran, majalah jurnal maupun

    tulisan-tulisan yang dianggap penting dalam mendukung penelitian ini.

    2. Sumber Data

    2.a. Pelaksana Pemerintahan Desa

    Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan desa dapat

    memberikan informasi yang dilakukan melalui wawancara dan lainnya.

    2.b. Dokumentasi

    Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk

    laporan, catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan dan lainsebagainya.33

    D. Instrumen Pengumpulan Data

    Metode yang diguanakan untuk menjaga akurasi penelitian dan hasilnya

    pada penelitisn ini adalah metode observasi atau pengamatan, wawancara dan

    dokumentasi.

    1. Observasi

    Osbservasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang

    spesifik, tidak hanya berkomunikasi dan terbatas pada manusia, tetapi juga obyek-

    32 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, (Jambi: Syari’ah

    Press,2014), hlm. 179. 33 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. ( Bandung, Alfabeta:

    2009) hlm 16.

  • 21

    obyek lain.34 Observasi terbagi pada dua bagian, pertama participant observation

    (obsevasi berperan serta), yang kedua non participant observation,di bagian ini

    penulis hanya sebagai non participant observation yang mana dalam penelitian ini

    peneliti mengobservasi tentang pengelolaan dana desa di desa senaning kecamatan

    pemayung berdasarkan UU No 6 tahun 2014.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

    atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu

    percakapan sistematis dan terorganisasi. Oleh karena itu, wawancara merupakan

    percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan

    oleh peneliti sebagai pewawancara dengan sejumlah orang yang disebut sebagai

    responden atau yang diwawancarai untuk mendapatkan sejumlah informasi yang

    berhubungan dengan masalah yang diteliti.35 Yang dapat diwawancari atau yang

    menjadi responden dalam penelitian ini yaitu: Kepala Desa,Sekretaris Desa

    Bendahara Desa, Tim TPK, dan Masyarakat.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen

    itu bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

    36Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

    34Ibid, hlm. 312.

    35Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet ke 3 (Bandung: Refika Aditama, 2012),

    hlm. 312. 36Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan “ Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

    RND’’, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 203.

  • 22

    wawancara dalam penelitian kualitatif berupa, dokumen kantor kepala Desa

    Senaning.

    E. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis

    data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi atau

    bahan yang mudah di pahami. Sehingga dengan cara mengorganisasikan data

    kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

    kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat

    kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.

    Tahap analisis data yang peneliti gunakan adalah:

    1. ReduksiData

    Data yang diperoleh dari lapangan tentu jumlahnya banyak dan kompleks

    serta campur aduk, maka perlu untuk mereduksi data. Redyksi data adalah

    aktivitas peneliti dalam memilih dan memilah data yang dianggap relevan dengan

    tema skripsi untuk kemudian disajikan. Proses pemilihan data menfokuskan pada

    informasi yang mengarah pada pemecahan masalah, pemaknaan dan penemuan

    untuk menjawab pertanyaan penelitian.37

    Reduksi data dilakukan dengan cara memisahkan data-data secara

    berkelompok pada data yang sama dan memberikan kode pada data yang berbeda

    khususnya data dari hasil wawancara, tujuannya agar hasil dari wawancara

    tersebut dapat diluruskan dengan aspek lain atau data pendukung lainnya.

    2. Penyajian Data

    37 Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, Pedoman Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2012) hlm.

    232.

  • 23

    Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah penyajian data. Bentuk

    penyajian data adalah dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan

    untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan selanjutnya melaksanakan kerja

    berdasrkan apa yang telah dipahami.

    3. Penarikan Kesimpulan

    Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir sebuah penelitian yang

    disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan ini nantinya merupakan

    jawaban atas rumusan masalah. Dalam kesimpulan dikemukakan secara singkat

    dan padat tentang kebenaran dan terbuktinya suatu hipotesis dan sebaliknya.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatakan gambaran yang jelas dari pembahasan skripsi ini,

    maka perlu kiranya disusun secara sistematis. Adapun sistematika yang

    dipergunakan dalam skripsi ini adalah terdiri dari empat bab dari setiap bab

    tersebut diuraikan kembali dalam sub-sub yaitu bagian uraian lebih kecil dari

    skripsi ini. Semua bagian dari skripsi ini merupakan satu kesatuan antara yang

    satu dengan yang lainnya. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai

    berikut:

    BAB I. Pendahuluan, bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan latar

    belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah,

    tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka.

    BAB II. Metode Penelitian,bab ini merupakan tempat dan waktu penelitian,

    pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen

  • 24

    pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan dan

    jadwal penelitian.

    BAB III. Gambaran Umum Lokasi Penelitian, bab ini merupakan tentang

    kondisi gambaran umum lokasi penelitian yaitu kondisi Desa

    Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.

    BAB IV. Pembahasan Dan Hasil Penelitian merupakan inti dari penulisan

    skripsi pemaparan tentang pembahasan rumusan masalah, yaitu

    pertama, Bagaimana mekanisme pengawasan pengelolaan dana

    desa oleh Badan Permusyawaratan Desa di Desa Senaning, Kedua

    Bagaiamana peran dan kedudukan masyarakat dalam pelaksanaa

    pengawasaan pengelolaan dana desa di Desa Senaning, Ketiga

    upaya dan kendala pengawasan pengelolaan dana desa senaning.

    BAB V. Penutup, bab ini berisi : (A) kesimpulan yang berupa pernyataan

    atau jawaban langsung dari permasalahan yang dirumuskan dari

    bab pertama dan dibahas pada bab ketiga (B) saran yang

    merupakan tanggapan dari identifikasi masalah.

  • 25

    BAB III

    GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

    A. Geografis dan Sejarah Desa Senaning

    1. Geografis

    Desa Senaning secara administratif terdiri dari 3 dusun, yaitu dusun

    1dusun 2 dusun 3 dan terdiri dari 5 (lima) Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah

    desa Senaning wilayah tersebut sebagian besar adalah daerah pertanian dan daerah

    aliran sungai, karena desa Senaning terletak di pinggir sungai batanghari, sisanya

    adalah daerah pemungkiman penduduk dan fasilitas umum.

    Tofografi Desa Senaning termasuk dataran rendah dengan suhu rata-rata

    Adapun jarak tempuh desa Senaning dengan Pusat Pemerintahan sebagai

    berikut:38

    Tabel 1

    Jarak Tempuh Desa Senaning39

    NO Nama Daerah Jarak Tempuh

    1. Dengan Ibu Kota Kecamatan 7Km

    2. Dengan Ibu Kota Kabupaten Jambi 36 Km

    3. Dengan Ibu Kota Propinsi Jambi 30 Km

    Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

    Senaning

    38Dokumen Profil Kantor Desa Senaning2013 39Dokumen Rencana Pembangunan Jangka MenengahDesa Senaning. 2015

  • 26

    Batas-batas wilayah desa Senaning adalah :

    a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk ruso

    b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kel. Jembatan Mas

    c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuap

    d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lubuk ruso

    2. Historis

    Sekilas tentang sejarah Desa Senaning, Kecamatan Pemayung. Alkisah

    pada beberapa ratus tahun lalu dimasa penjajahan Belanda ada serombongan

    warga dari sungai keruh berlayar kehilir dan berlabuh disebuah Tanjung. Tanjung

    tersebut ditumbuhi tanaman kayu Jati dan tanaman yang lain yang besar dan

    subur. Keindahan alam memikat Datuk Abdul Majid beserta warga lainnya untuk

    singgah sejenak dan beristirahat.

    Karena hari sudah sore, Datuk Abduk Majid beserta rombongan

    berinisiatif untuk tinggal dan menetap di Tanjung tersebut. Sebagai pimpinan

    sebelum memutuskan, Datuk Abdul Majid mengadakan musyawarah terlebih

    dahulu untuk mendegarkan saran dan pendapat dari warga lainnya dan semua pun

    setuju untuk menetep di tepi tanjung tersebut dan kemudian menamakan Dusun

    Tanjung Jati.

    Datuk Abdul Majid mempunyai seorang anak tunggal yang bernama

    Abdurrahman dan kesehariannya dipanggil Bujang. Abdurrahman adalah seorang

    pemuda yang gagah berani, tampan. Dan berakhlak mulia serta tidak sombong.

    Dia patuh kepada kedua orang tuannya dan taat menjalakan agama. Abdurrahman

    beserta warga lainnya bergotong royong menembang kayu untuk membuat rumah.

  • 27

    Malang tak dapat dicegah, tepat disiang hari ketika yang lainnya sedang

    beristirahat, Bujang masih saja terus bekerja dia tidak menyangka kalau salah satu

    pohon yang sedang ditebang terdapat sarang naning (sejenis lebah/tawon) dan

    seketika itu Bujang dikerumuni dan disengat naning. Karena merasa sakit beliau

    lari dan minta pertolongan.40

    Naning terus mengejarnya sementara pertolongan tak kunjung tiba, maka

    dengan gagah berani Bujang nekat terjun dan meyelam ke sungai Batanghari.

    Setelah selang beberapa waktu Bujang pun menimbulkan diri. Dia sangat terkejut

    ternyata air sungai sangat deras, dan akhirnya ia terbawah arus jauh ke hilir.

    Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia meraih sebatang kayu yang hanyut untuk

    menyelamatkan dirinya sambil memeluk kayu.

    Bujang berdoa agar dia dapat terselamatkan, tidak lama kemudian Bujang

    pun terdampar tak sadarkan diri ditepi sebuah jamban disebrang sungai.

    Sementara itu Datuk Abdul Majid beserta warga lainnya sibuk mencari Bujang

    ditepi sungai, mereka mencari lama sekali tapi belum menemukan Bujang, dan

    akhrinya mereka pasrah pada yang Kuasa.

    Ketika hari menjelang sore, sudah menjadi kebisaan bagi warga penduduk

    yang tinggal ditepi sungai berduyun pergi kesungai untuk mandi. Pada saat itu ada

    gadis yang cantik dan putih serta berambut pajang, dialah Siti Fatimah gadis desa

    yang ramah dan disanjung setiap lelaki desa. Karena kecantikannya ia diberi gelar

    Putri Cermin Cina, anak seorang raja yang baik hati dan taat beribadah.

    40 Wawancara, Bapak Muhammad Masyarakat Desa Senaning, 28 Maret 2018

  • 28

    Melihat ada seorang yang terdampar ditepi sungai, putri memberi kabar

    pada saudaranya Tuan Muda Selat dan beberapa orang untuk membantu orang

    tersebut, tak lama kemudian ayah sang putri yaitu Tuan Abdul Karim atau yang

    bergelar Sultan Mambang Matahari datang untuk mencoba menyadarkan dan

    menyembuhkan Bujang setelah sadar, Bujang pun menceritakan apa yang terjadi

    sehingga dia bisa sampai ditepi sungai. Karna hari larut malam dan keadaan

    Bujang belum sembuh benar, maka Sulta Mambang Matahari belum

    membolehkan Bujang pulang kerumahnya, Sultah pun mengirim utusan untuk

    menyampaikan berita ke Tanjung Jati. Saat perjamuan makan malam, Bujang

    bertemu dengan Putri Cermin Cina seketika itu Bujang jatuh hati kepada Putri

    Cermin Cina. Demikian pula, diam-diam Putri pun juga menaruh hati kepada

    Bujang.

    Dengan menaiki perahu, Datuk Abdul Majid datang ingin menjemput

    Bujang dia tidak menyangka kalau di sebrang sungai ada sebuah Desa yang sangat

    ramai dan dipimpin oleh Datuk yang ramah dan baik budi pekertinya. Datuk

    Abdul Majid pun mengucapkan terima kasih kepada Datuk Abdul Karim yang

    telah menyelamatkan anak tunggalnya. Dia tidak tahu bagaimana membalas

    kebaikan Datuk Abdul Karim, akhirnya Datuk Abdul Majid menyampaikan isi

    hatinya yang hendak menjalankan silahturahmi dan mempererat tali

    kekeluargaaan.

    Maksud beliau ingin menjodohkan Bujang dan Putri Cermin Cina, Dayung

    pun bersambut Datuk Abdul Karim pun tak keberatan tentang perjodohan ini, dan

    ia menerima dengan senang hati begitu pun dengan Bujang dan Putri Cermin Cina

  • 29

    malu-malu menyetujui perjodohan ini. Selanjutnya untuk ulur tanda Datuk Abdul

    Majid meminta waktu setelah menegakan rumah yang di Tanjung Jati. Setelah

    makan siang Datuk Abdul Majid berpamitan untuk pulang ke Tanjung Jati

    bersama Bujang. Sesampai di tanjung Jati, bujang disambut dengan suka cita oleh

    ibundanya yang bernama Siti Khodijah dan keluarga yang lainnya. Kemudian

    Datuk Abdul Majid menyampaikan berita perjodohnya dengan istrinya, istrinya

    pun memahani dan bersyukur kerna telah mendapatkan keluarga baru, tak di

    sangka akhrinya Siti Khodijah terucap,” Bagaimana kalau si Bujang kita gelar

    dengan Bujang Senanig ?”. karena berkat disengkat Naninglah Bujang bisa

    menunjukan sebagai pemuda yang kuat, sehingga dapat menyebrangi sungai

    Batanghari dan mendapatkan jodoh wanita yang cantik dan baik hati serta anak

    yang terpandang. Semenjak itulah nama desa yang ditempati Bujang dan Putri

    Cermin Cina diberi nama Desa Senaning.41

    B. Keadaan Penduduk Dan Mata Pencaharian

    1. Keadaan Penduduk

    Penduduk desa Senaning berjumlah 1062 jiwa. Adapun berdasarkan jenis

    kelamin, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 495 jiwa orang dan perempuan

    sebanyak 567 jiwa orang. Kesemuanya itu terakumulasi dalam 657 Kepala

    Keluarga (KK).

    Penduduk Desa umunya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh

    perusahaan yang terdiri dari buruh harian dan borong dengan penghasilan rata-rata

    2017-2018 sebesar Rp. 50.000/hari per-orang. Karena hal tersebut maka secara

    41 Wawancara, Bapak M.Toha, Masyarakat, tanggal 28 Maret 2018

  • 30

    ekonomi penduduk Desa Senaning hidup secara wajar dan bebas dari

    Prasejahtera.42

    Tabel II

    Mata Pencaharian Penduduk Desa Senaning43

    NO Bidang Mata Pencaharian Jumlah KK

    1. Petani 250 KK

    2. Buruh 10 KK

    3. Pemilik warung/Toko 7 KK

    4. Pengusaha industri kecil 3 KK

    5. Bengkel 2 KK

    Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

    Senaning

    2. Perumahan

    Sebagian besar rumah penduduk desa Senaning adalah rumah layak huni

    dan dilengkapi dengan sumur, jamban dan saluran pembuangan air limbah

    (SPAL) yang telah memiliki standar kesehatan, karena sering diberikan

    penyuluhan oleh kader-kader PKK Desa Senaning baik pada saat pelaksanaan

    Posyandu maupun Minggu Bersih.44 Sebagian besar warga menggunakan listrik

    untuk keperluan sehari-hari.45

    42 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 43Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 44 Wawancara, Ibu Bunayah, Ketua Kader Posyandu.03 April 2018 45 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015

  • 31

    Tabel III

    Jenis Perumahan Desa Senaning46

    NO Tipe Rumah Jumlah

    1. Rumah Sehat 425 Rumah

    2. Rumah Kurang Sehat 5 Rumah

    Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning

    3. Ekonomi

    Dilihat dari tata guna tanah yang dimanfaatkan oleh penduduk Desa

    Senaning yang sebagian besar adalah pertanian, menunjukan bahwa masyrakat

    Desa Senaning bekerjan sebagai petani sawah menanam padi, dan juga yang

    berpropesi sebagai guru, karyawan swasta dan tenaga medis dll.

    C. Kondisi Pendidikan dan kesehatan

    1. Pendidikan

    Pada umumnya penduduk Desa Senaning telah bebas dari buta huruf dan

    buta aksara. Berdasarkan data-data yang ada, tingkat pendidikan penduduk desa

    Senaning adalah sebagai berikut.47

    Tabel IV

    Jenjang Pendidikan Desa Senaning48

    NO Jenjang Pendidikan Jumlah

    1. Penduduk tamat SD/sederajat 600Orang

    46Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 47Ibid, 48Ibid,

  • 32

    2. Pendududk tamat SLTP/sederajat 197 Orang

    3. Penduduk tamat SLTA/sederajat 249 Orang

    4. Penduduk tamat Diploma 5 Orang

    5. Penduduk tamat Strata Satu (sarjana) 11Orang

    Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning

    Tabel V

    Sarana Pendidikan Desa Senaning49

    No Sarana Pendidikan Jumlah

    1. PAUD 1

    2. SD 62/1 Senaning 1

    3. MADRASAH 1

    Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning

    2. Kesehatan

    Adapun sarana kesehatan yang terdapat di Desa Senaning ada 3 (tiga) yaitu:50

    a. Posyandu

    b. Puskesmas pembantu

    c. Bidan Desa

    D. Pemerintahan Desa Senaning

    Dalam pelaksanaan Pemerintahan, pemerintahan Desa Senaning terdiri

    dari kepala desa dan lembaga masyarakat desa dan dibantu oleh sekretaris desa

    49Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015 50Ibid,

  • 33

    serta kepala dusun dan ketua RT. Sekretaris desa dalam pelaksanaan tugasnya

    dibantundengan kepala urusan yaitu kepal urusan (kaur) pemerintahan, kepala

    urusan (kaur) umum.

    Selain dari sekretaris dan kaur, Kepala desa juga tidak terlepas dari

    bantuan para alim dan ulama, para pemuka adat dan masyarakat setempat yang

    ikut serta dalam pelaksanaan roda pemerintahan.51 Terlepas dari pelaksanaan roda

    pemerintahan diatas adapun yang menjadi program Desa Senaning adalah

    meningkatkan SDM masyarakat dan menciptakan ketertiban dalam

    bermasyarakat52.

    E. Visi dan Misi

    Visi adalah suatu gambaranyang menantang tentang keadaan masa dan

    yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa. Adapun Visi Desa

    Senaning adalah Terwujudnya pelayan masyarakat yang prima menuju

    masyarakat yang maju, aman,adil dan sejahtera berlandaskan ketaqwaan.Adapun

    Misi Desa Senaning adalah sebagai berikut:

    1. Memberikan pelayan prima.

    2. Meningkatkan kesejahteraan dengan kegiatan pembangunan perekonomian

    3. Meningkatkan SDM dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan.

    4. Menciptakan ketentraman dan keterlibatan dalam masyarakat.

    5. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat.53

    51 Wawancara, Abang Hamdani Kaur Pemerintahan Kantor Desa Senaning, Tanggal 28

    Maret 2018 52 Wawancara , Bapak Trinoto Pejabat Kepala Desa Senaning, Tanggal 28 Maret 2018

    53Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Senaning. 2015

  • 34

    Struktur Organisasi Pengurus Badan Permusyawaratan Desa54

    Sumber : Profil Kantor Desa Senaning

    54Dokumen Profil Desa Senaning. 2015

    KETUA

    Jangtih

    WAKIL

    Fahmi

    Sekretaris

    Dahadi

    Staff BPD

    Ria andriani

    Anggota

    1. Johan Sandi

    2. Fatmawati

    Masyarakat

  • 35

    Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Senaning55

    Sumber :Profil Kantor Desa Senaning

    55Dokumen ProfilKantor Desa Senaning. 2015

    Sekretaris Desa

    Aan Firmansyah

    Kasi pemerintahan

    Hamdani

    Kasi Kesra

    Khudori

    Kasi Umum

    Helpina Wahyuni

    Kasi Keuangan

    Tirawati

    Bendehara

    Andriani

    Pejabat kepala Desa

    Trinoto SE

  • 36

    BAB IV

    IMPLEMENTASI PENGGUNAAN DANADESA SENANING

    A. Mekanisme Pengawasan Pengelolaan Dana Desa oleh Badan

    Permusyawaratan Desa di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kab.

    Batanghari berdasarkan UU No 6 Tahun 2014

    Mekanisme pengawasaan dana desa dilakukan oleh pemerintahan

    kabupaten dan Badan Permusyawaratan Desa yang merupakan salah satu bagian

    dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Badan Permusyawaratan Desa.

    Dijelaskan bahwa laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa

    digunakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi

    pengawasaan kinerja kepala desa.56

    Seperti halnya di desa senaning yang mana badan permusyawaratan

    desanya telah mengawasi kinerja dalam pengawasan pengelolaan dana desa, ia

    terjun langsung kelapangan melihat kinerja yang telah direncanakan dan sesuai

    atau tidaknya didalam anggaran pendapatan belanja desa. Dimana dengan

    persetujuan bersama badan permusyawaratan desa senaning dan kepala

    desa,menetapkan peraturan desa senaning tentang peraturan desa anggaran

    pendapatan dan belanjadesa tahun anggaran 2017.

    56Peraturan pemerintahan No 43 tahun 2014 pasal 51 ayat 3

  • 37

    A. Pendapatan : Rp. 1.338.496.125,-

    B. Belanja Desa : Rp. 1.338.496.125,-

    a. Penyelenggaraan Pemerintahan : Rp. 407.519.023

    b. Pelaksanaan pembangunan : Rp. 695.456.000,-

    c. Pembinaan kemasyarakatan : Rp. 188.340.000,-

    d. Pemberdayaan masyarakat : Rp. 80.849.553,-

    e. Belanja tidak terduga : Rp. 0,-

    Jumlah belanja Rp. 1.372.164.576,-

    Surplus/Defisit Rp. (33.668.451)

    C. Pembiayaan

    1. Penerimaan pembiayaan Rp. 33.668.451,-

    2. Pengeluaran pembiayaan Rp. 0,-

    3. Selisih pembiayaan 1-2 Rp. 33.668.451

    Sumber :Rancangan Peraturan Desa Senaning Tahun 2017

    Mengingat kedudukan, kewenangan dan keuangan desa yang semakin

    kuat, penyelenggaraan pemerintahan desa diharapkan lebih akuntabel yang

    didukung dengan sistem pengawasaan dan keseimbangan antara pemerintahan

    desa dan lembaga desa. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :

    1. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala

    Desa

    2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, dan

    3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.57

    57http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13 April 2018

  • 38

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Jangtih mengatakan: “

    Mekanisme pengawasaan dana desa di desa senaning berjalan dengan baik dan

    terealisasikan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditentukan adapun yang

    mengawasi pengelolaan dana desa banyak pihak yang terkait yaitu : 1. Kecamatan

    2. Polisi 3. Tni 4. Kejaksaan 5. Pendamping Desa 6. Pendamping Lokal Desa 7.

    Badan permusyawaratan Desa dan, 8. Masyarakat”. 58

    Berdasarkan fungsi diatas telah terealisasi bahwa badan permusyawaratan

    desa telah melakukan rancangan peraturan desa dengan kepala desa, dan sudah

    menerapkan aspirasi masyarakat contoh : jalan pembangunan usaha tani untuk

    mempelancar transfortasi petani serta telah dilakukan pengawasan terhadap

    kinerja kepala desa, contoh badan permusyawaratan desa memperingati kepala

    desa saat salah satu programnya tidak terjalankan.

    a. Pemerintahan Provinsi

    Pemerintahan provinsi mempunyai peran pengawasaan dan pembinaanterhadap

    Desa sebagaimana:59

    1) Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penyusunan

    Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa

    2) Melakukan pembinaan kabupaten dalam rangka pemberian Alokasi dana

    Desa

    3) Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa,

    badan musyawaratan desa, dan lembaga kemasyarakatan

    4) Melakukan pembinaan manajemen pemerintahan desa

    58 Wawancara Dengan Bapak Jangtih.,Ketua Badan musyawaratan Desa Senaning, 03

    April 2018 59Undang-Undang Desa, Pasal 114

  • 39

    5) Melakukan pembinaan upaya percepatan pembagunan desa melalui bantuan

    keuangan,bantuan pendampingan, dan bantuan teknis

    6) Melakukan pembinaan dan pengawasaan atau penetapan rancangan Anggaran

    Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa

    7) Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa kabupaten/kota

    dan lembaga kerja antar-desa.

    8) Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota dalam rangka penyusunan

    Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa

    9) Melakukan pembinaan kabupaten dalam rangka pemberian Alokasi dana

    Desa

    10) Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa,

    badan musyawaratan desa, dan lembaga kemasyarakatan

    11) Melakukan pembinaan manajemen pemerintahan desa

    12) Melakukan pembinaan upaya percepatan pembagunan desa melalui bantuan

    keuangan,bantuan pendampingan, dan bantuan teknis

    13) Melakukan pembinaan dan pengawasaan atau penetapan rancangan Anggaran

    Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa

    14) Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa kabupaten/kota

    dan lembaga kerja antar-desa.

    Kaitan dengan pengelolaan keuangan desa, pemerintahan provinsi dapat

    mengalokasikan bantuan keuangan kepada desa dalam APBD provinsi yang

    merupakan salah satu sumber pendapat desa yang dituangkan dalam APB Desa.

  • 40

    b. Pemerintahan Kabupaten/ Kota

    Pemerintahan kabupaten/kota sesuai amanat undang-undang memiliki

    kewajiban untuk membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan

    desa. Pengatur keuangan desa di tingkat kabupaten diantaranya yaitu:

    pengalokasian, penyaluran, penggunaan, serta pemantauan dan evaluasi atas dana

    yang di alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Dearah. Selain itu juga

    pemerintahan Kabupaten/kota diamankan untuk menetapkan berbagai peraturan

    pelaksanaan baik dalam bentuk peraturan daerah maupun peraturan

    Bupati/Walikota.60

    c. Kecamatan

    Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai

    pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan

    dipimpin oleh camat. Camat sebagaimana melakukan tugas pembinaan dan

    pengawasaan desa.61Pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa.62

    d. Pemerintahan Desa

    Desa kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

    berwenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

    masyarakat setempat berdasarkan prakrsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

    60http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13

    April 2018 61http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13

    April 2018 62pasal 154 PP No 43 Tahun 2014

  • 41

    tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia.63

    Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

    kepentingan masyarakat setempat dalam sisitem pemerintahan Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.64 Dalam mengawasi dana desa, masyarakat ikut partisipasi

    dengan diwakili oleh badan Permusyawaratan Desa yang menjadi pengawas

    langsung dalam pelaksanaan pemerintahan desa tidak terkecuali Dana Desa.

    Selain itu masyarakat yang diwakili oleh tokoh masyarakat juga terlibat langsung

    dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang dimana

    sebagian dana yang digunakan berasal dari dana desa.

    Dana Desa merupakan kewajiban Pemerintah Pusat untuk mengalokasikan

    anggaran transfer ke Desa di dalam Anggaran Pendapat Belanja Negara sebagai

    wujud pengakuan, dan Dana Desa untuk Desa Membangun

    Indonesia.65Penghargaan Negara kepada Desa Prioritas penggunaan Dana Desa

    diatur melalui Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

    Transmigrasi Republik Indonesia.Dana Desa merupakan pendapatan utama.

    Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai

    63 http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13

    April 2018 64 http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13

    April 2018 65 http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13

    April 2018

  • 42

    penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

    kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.66

    Secara umum Pemerintah Kabupaten/Kota harus melaksanakan fungsi

    pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan Dana

    Desa sejak proses perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan

    pemanfaatanya. 67 Selain adanya pengawasaan dari pemerintahan kabupaten/kota,

    ada pula pengawasaan dari Badan Permusyawaratan Desa. Badan

    Permusayawaratan Desa berhak mengawasi dan meminta keterengan tentang

    penyelenggaran pemerintahan desa kepada pemerintahan desa.

    Selain berhak untuk mengawasi, Badan Permusyawaratan Desa dapat

    menyampaikan pendapat atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksana

    pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan memperdayaan

    permasyarakatan desa. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara.

    hasil wawancara dengan Bapak Jangtih mengatakan :”sebagai ketua BPD tugas

    saya lumayan banyak termasuk mengawasi pelaksanaan pembangunan desa di

    desa Senaning.”68

    Dalam menjalankan fungsi sebagaimana Pemerintah Kabupaten/Kota

    harus menyediakan pendamping dan fasilitasi, melalui pembentukan satuan kerja

    khusus pembinaan implementasi Undang-undang Desa yang ditetapkan dengan

    Keputusan Bupati/Walikota.Tugas dan fungsi satuan kerja khusus pemerintah

    kabupaten/kota yang utama adalah melakukan sosialisasi kebijakan dan regulasi

    66Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014 pasal 1 ayat 9 67 Peraturan Menteri Desa, No 21 Tahun 2015Bab 5 tentang pembinaan dan pengawasan,

    Pasal 12 68 Wawancara , Dengan Bapak Jangtih Ketua BPD Desa Senaning,.03 April 2018

  • 43

    pusat dan daerah kabupaten/kota, pembinaan serta pengendalian implementasi

    Undang-undang Desa secara umum, dan secara khusus terkait penyaluran dan

    akuntabilitas pengelolaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, serta penanganan

    pengaduan dan masalah terkait hal tersebut.

    Pembiayaan pendampingan, fasilitasi dan pembinaan, serta pengelolaan

    Satuan Kerja khusus kabupaten/kota sebagaimana di atas dilakukan sesuai

    mekanisme penganggaran di daerah dan bersumber dari Anggaran Pendapatan

    Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota. Dan pembentukan satuan kerja

    khususnya dapat ditiadakan jika kabupaten/kota yang bersangkutan telah memiliki

    Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dengan tugas dan fungsi pembinaan serta

    fasilitasi kebijakan dan regulasi desa.69

    Dalam rangka pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan, Bupati

    menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penggunaan

    Dana Desa dan dapat melimpahkan tugas kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (SKPD) yang berwenang. Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

    melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa, dibahas

    dalam Musyawarah Desa, disesuaikan dengan format laporan Desa yang berlaku,

    secara berkala.

    Hasil pemantauan dan evaluasi dilakukan penilaian oleh SKPD yang

    berwenang dan disampaikan kepada Bupati dan Menteri melalui sistem pelaporan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.70 Adapun Keuangan

    69 Peraturan Menteri Desa, No 21 Tahun 2015 bab 5 Tentang pembinaan dan

    pengawasaan , Pasal 13 Ayat 1-4 70 Peraturan Menteri Desa , No 21 tahun 2015 bab 5 Pembinaan dan Pengawasaan, Pasal

    14 Ayat 1-3

  • 44

    Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta

    segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan

    hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan

    yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

    pertanggungjawaban keuangan Desa.71

    1. Perencanaan

    Perencanaan adalah tahapan kegiatan secara sistematis untuk merumuskan

    berbagai rincian kebutuhan barang milik desa.72

    Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jangtih :

    adanya Musyawarah Desa atau Musdes yang diselenggarakan BPD/BMN,

    Menjadi forum resmi untuk melakukan pengawasaan berbasis kepentingan

    desa contoh : pengawasaan aliran Dana Desa didalam bidang

    pembangunan, desa bebas dalam musyawarah Desa dengan agenda

    strategis, Misalnya, apakah aliran dana desa sudah mengatasi masalah

    akses masyarakat desa 73

    Pemerintahan menyusun perencanaan pembanguan desa sesuai dengan

    kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan desa. Rencana

    pembangunan desa disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsisten antara

    perencanaan, penggangaran, pelaksanaan dan pengawasaan.

    Dalam perencanaan pembangunan desa yang dilakukan sebagai berikut :

    71 Peraturan Menteri dalam Negari, No 113 Tahun 2014 pengelolaan keuangan desa ,

    Pasal 1 Ayat 5 – 6 72 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2016 73 Wawancara Ketua BPD Desa Senaning., 04 April 2018

  • 45

    1.a. Sekretris Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang APBDesa

    berdasarkan RKPBDes tahun berkenaan.

    1.b. Sekretaris desa menyampaikan rancanganPeraturan Desa tentang APB

    Desa kepada Kepala Desa.

    1.c. Rancangan peraturan Desa tantang APB Desa disampaikan oleh Kepala

    Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa.

    1.d Rancangan Perarturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama paling

    lambat bulan Oktober tahun berjalan.74

    Hal ini disampaikan oleh Bapak Trinoto.SE mengatakan:

    “ Ada namanya Rapat Musrembangdes yang diadakan setiap desa yang

    dihadari oleh aparat desa, BPD, LPMD. Tokoh masyarakat, imam desa,dan

    warga masyarakat.”75

    2. Pelaksanaan

    Pelaksanaan Kegiatan mengajukan pendanaan untuk

    melaksanakankegiatan disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran

    Biaya. Pelaksanaan kegitaan bertanggung jawab terhadap tindakan pengeluaran

    yang dibebabankan pada anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku

    kas pembantu sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.76

    2.a. Semua penerimaan dan pengeluraan desa dalam rangka pelasanaan

    kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

    74 Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 tahun 2014 Bab 4, Perencanaan Pasal 20 Ayat

    1-4 75 Wawancara Dengan Bapak Trinoto. SE., Pejabat Kepala Desa,03 April 2018 76 Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 tahun 2014, Pelaksanaan, Pasal 27 Ayat 1,3

  • 46

    2.b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankanan

    diwilayahnya maka pengaturaanya ditetapkan oleh pemerintahan

    Kabupatrn/Kota.

    2.c. Semua penerimaan dan pengeluaraan desa harus didukung oleh bukti

    yang lengkap dan sah.77

    2.d. Pemerintahan desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan

    desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.

    2.e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu

    dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintahan Desa.

    2.f. Pengaturan jumlah uang kas desa ditetapkan dalam Peraturan

    Bupati/Kota.78

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Trinoto. S,E mengatakan :

    “Anggaran Pendapatan Belanja Desa berasal dari APBN sebesar 10%.

    Dana itu langsung dikirim direkening Desa Senaning tanpa prantara.

    Jumlah dana yang diberikan kepada setiap desa berbeda tergantung dari

    luasnya desa, jumlah kemiskinan,jumlah penduduk, dan lain-lain”.79

    Pengaturan tentang keuangan desa dalam UU No 6 tahun 2014 telah

    memberikan ruang yang sangat besar terhadap upaya peningkatan pembangunan

    ekonomi Desa guna mencapai peningkataan kesejahteraan rakyat. Tantangan yang

    muncul justru dari pengelolaan keuangan harus memiliki akuntanbilitas dan

    77 Peraturan Menteri Dalam Negeri, No 113 Tahun 2014,Pelaksanaan, Pasal 24 Ayat 1-3 78Ibid, pasal 25 ayat 1-3 79 Wawancara Dengan Bapak Trinoto., Pejabat Kepala Desa,03 April 2018

  • 47

    transparan agar dukungan keuangan dari pemerintah ini dapat meningkat sektor

    ekonomi dalam pembangunan desa.

    Dalam peraturan menteri dalam negeri tentang pendoman pengelolaan

    keuangan desa bahwa kepala desa sebagai kepala pemerintahan desa adalah

    pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa yang mewakili pemerintahan

    desa dalam kepemilikan kekayaaan desa yang dipisahkan. Tugas dan kewenangan

    kepala desa antara lain menetapkan kebijakan tentang pelaksanaa APBDes

    menetapkan bendehara desa, menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan

    barang milik desa.80

    Keuangan Desa adalah cermin perkembangan pemerintahan desa, desa dan

    masyarakat desa. Salah satu faktor yang mempengaruhi bahkan dengan

    kemampuan sumber pendapatan desa dan kekayaan desa yang demikian.81

    Asas Pengelolaan Keuangan Desa, keuangan desa dikelola berdasarkan

    asas-asas transparan, akutabel, partisipasi serta dilakuikan dengan tertib dan

    disiplin anggaran dan pengelolaan keuangan desa sebagaiman dimaksud pada ayat

    1, dikelola dalam masa 1 tahun anggran yaknin mulai tanggal 1 januari sampai

    dengan tanggal 31 Desember.82

    Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa mempunyai kewenangan dalam

    Pengelolaan keuangan desa yakni antara lain:

    80 Peratutan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014, bab 3 ayat 1 81 Undang-Undang No 32 Tahun 2014, Tentang otonomi daerah 82Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014.,, Pasal 2 Ayat 1-2

  • 48

    1. Kepala Desa pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili

    Pemerintahan Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.

    2. Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa

    mempunyai kewenangan:

    a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa

    b. Menetapkan PTPKD

    c. Menetepkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa

    d. Menyetuui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa

    e. Melakujan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB

    Desa.

    3. Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh

    PTPKD.83

    B. Peran dan Kedudukan Masyarakat dalam Pengawasaan Pengelolaan

    Dana Desa di Desa Senaning Kecamatan Pemayung kabupaten

    Batanghari

    Dana Desa merupakan Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

    Belanjan Negara yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran

    Pendapat dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk mebiayai

    penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembagunan, pembinaan

    kemasyarakatan, dan pemberdayaan Masyarakat.84 Partisipasi masyarakat

    merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasialan dari program

    pembangunan maupun pengembangan masyarakat perdesaan. Partisipasi

    83Peraturan Menteri dalam Negeri, No 113 Tahun 2014.,, Pasal 3 Ayat 1-3 84Ibid, pasal 1 ayat 9

  • 49

    masyarakat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan desa yang sesuai dengan

    kebutuhan desa itu sendiri.

    Partisipasi masyarakat bukan hanya melibatkan masyarakat dalam

    pembuatan keputusan di setiap program pembangunan, namun masyarakat juga

    dilibatkan dalam mengidentifikasi masalah dan potensi yang ada dimasyarakat.

    Tanpa partisipasi masyarakat setiap pembangunan akan gagal.

    Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan Dana Desa tak bisa dipandang

    remeh. Mereka adalah objek sekaligus subjek dari pembangunan yang

    diprioritaskan dengan adanya dana desa. Keterlibatan tidak hanya dalam

    perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan desa melalui dana desa, tapi

    tak terkecuali juga kesadaran masyarkat mutlak harus didorong dalam

    pengawasan dan akuntabilatas dana desa. Peran serta pengawasan dana desa oleh

    masyarakat juga akan meminimalisir potensi konflik sebagai akibat krisis

    kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana desa yang selama ini hal itu

    dituding akan membuatnya lemahnya kohesi sosial budaya masyarakat desa

    dengan adanya dana desa.85

    Demikian juga peran dan kedudukan masyarakat dalam pengawasaan

    Pengeloloaan Dana Desa di Desa Senaning keterlibatan masyarakat didalam hal

    ini sangat berpengaruh terhadap dukungan masyarakat dengan berbagai program

    yang dijalankan dengan menggunakan Dana Desa. Dalam hal ini masyarakat

    berhak melakukan pengawasaan secara partisipasi terhadap pengunaan Dana

    85http:/www.bpkb.go.id/deputi pengawasan penyelengaraan keuangan daerah.,pdf 13

    April 2018

  • 50

    Desa, antara lain melakukan pengawasaan secara partisipasi terhadap Pelaksanaan

    Pembangunan Desa dibandingkan dengan isi peraturan Desa yang diterbitkan.

    Masyarakat juga berhak medapatkan informasi tentang pelaksanaan

    kegiatan yang menggunakan dana desa. BPD harus menjamin hak masyarakat

    dalam mengakses informasi penggunaan dana desa, terutama penggunaan dana

    desa untuk kegiatan publik dan pelayan sosial dasar di Desa. Jika dipandang perlu,