Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Universitas Indonesia
JUDUL ARTIKEL OLAHRAGA PORTAL BERITA DETIK.COM DI TWITTER: SEBUAH KAJIAN SINTAKSIS
Elza Lidwina Umboh (0806466222); R. Niken Pramanik (197403112008122001) Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Abstract
This study discusses about the title of news portal’s articles. The data which be used in this study is social media connected Detik.Com of http://www.twitter.com/detikcom page as a corpus. This research analyzing the characteristics of news portals’ title that are read by audiences and make that news portal more attractive compared by another media. The result showed that the title of article is mostly single sentence, the rest of the compound sentence, and compound sentence stories. There’s a mismatch between the concepts presented Kridalaksana syntax and data. The concept of the title—that is a minor or incomplete sentences—are no longer in accordance with the results be found in this study. This caused by the evolution of the medium used by newsmakers. Keywords: social media; sport; syntax; the title phrase; web journalism.
1. PENDAHULUAN
Saat ini, kehadiran teknologi sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Teknologi ikut menyumbang cepatnya arus informasi dengan menyebarkan
informasi yang terpercaya maupun hoax. Begitulah dampak dari besarnya sumbangan
teknologi terhadap penyebarluasan informasi yang semakin cepat. Informasi yang tersebar itu
berhubungan langsung dengan komunikasi yang terjadi di masyarakat dan komunikasi yang
terjalin itu berkat adanya suatu bahasa. Bahasa tersebutlah yang akan menentukan bahwa
informasi tersebut akan sampai atau diterima oleh suatu kelompok masyarakat berdasarkan
sosial ataupun letak geografis.
Peneliti tertarik untuk menganalisis kalimat judul portal berita Detik.Com. Pengguna
Twitter mendapatkan informasi dari Detik.Com berupa unggahan judul berita beserta
tautannya. Twitter merupakan sebuah laman jaringan yang dimiliki dan dioperasikan oleh
Twitter Inc. yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan
penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan
adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna.
Kicauan tersebut dapat dilihat oleh pengguna Twitter yang dikenal dengan sebutan pengikut
(follower).
Bertolak dari konsep yang dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana dalam bab
“Kalimat” pada buku Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa judul
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
2
Universitas Indonesia
termasuk dalam kalimat minor. Kalimat minor yang dikemukakan Kridalaksana adalah
kalimat yang tidak berstruktur klausa dan mempunyai intonasi final. Dalam bab tersebut,
dijelaskan pula bahwa ada judul kalimat yang berbentuk klausa. Namun, contoh yang
diberikan berupa kalimat tunggal.
Peneliti tertarik pada pemakaian bahasa dalam judul berita ragam jurnalistik on line
pada media portal berita (internet). Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan peneliti
pada latar belakang, masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yakni bagaimanakah satuan
gramatikal (sintaksis) berupa fungsi, struktur klausa, dan pola kalimat yang dipergunakan
dalam membentuk suatu judul berita? Bertolak dari hal tersebut, apakah judul-judul berita
dalam data tersebut merupakan kalimat minor atau tidak? Bagaimanakah ciri umum yang
khas mengenai pemakaian judul-judul berita atau identitas dari suatu judul berita, khususnya
berita olahraga, dalam ragam jurnalistik on line? Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
tujuan dari penelitian ini.
a. Mendeskripsikan fungsi dan struktur klausa untuk menemukan jenis/pola kalimat yang
terdapat dalam judul portal berita Detik.Com yang ada dalam Twitter.
b. Menemukan suatu ciri umum yang khas mengenai pemakaian judul-judul berita atau
mencari identitas suatu judul berita olahraga on line.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif analitis. Nawawi
(1991:63) mengungkapkan bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek
atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
Pengumpulan percontoh dilakukan dengan teknik mengunduh. Dengan media internet,
peneliti mengambil sampel judul langsung dari laman http://www.twitter.com/detikcom pada
14 Februari 2012 mulai pukul 00.00 sampai 23.59 WIB yang dilakukan secara penuh pada
hari itu.
2. LANDASAN TEORI
Dalam penelitian ini, digunakan teori sintaksis, yaitu analisis struktur dan pola kalimat
judul berita yang terdapat dalam kicaian Detik.Com di Twitter. Teori yang digunakan adalah
teori kalimat Harimurti Kridalaksana (1999), khususnya mengenai jumlah dan struktur klausa,
dan perwujudannya yang unik dan khusus terdapat dalam data serta sedikit pemaparan tentang
bahasa jurnalistik yang menjadi korpus penelitian ini.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Bahasa Jurnalistik
Menurut J.S. Badudu (1988), bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu
singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar, dan jelas. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh
bahasa pers, bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat
yang tidak sama tingkat pengetahuannya.
Segi penyajian judul berita merupakan cara penyampaian bentuk judul berita yang
diterima pembaca. Tugas bahasa pada judul berita mempunyai tujuan agar pemberitaan yang
akan disampaikan dapat menarik perhatian pembaca. Bagi penulis berita tentunya pemakaian
bahasa pada judul berita diusahakan dapat memenuhi tujuan yang dimaksud dengan
menyajikan bentuk yang berkesan. Berikut ciri-ciri berita menurut Sumadiria (2005). Klimaks
Perincian
Piramida Terbalik
Gambar 1
Sintaksis
Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur
kalimat, klausa, dan frasa. Sintaksis adalah subsistem bahasa yang mencakup kata yang sering
dianggap bagian dari gramatika seperti morfologi. Morfologi merupakan cabang linguistik
yang mempelajari tentang kata. (Kridalaksana, 2002).
Fungsi, Kategori, dan Peran dalam Sintaksis
Dalam sintaksis, kita mengenal adanya istilah subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan sebagai kotak-kotak kosong yang akan diisi oleh kategori-
kategori yang mempunyai peran-peran tertentu, seperti pelaku, aktif, penyerta, dan sasaran.
Istilah subjek, predikat, objek, dan keterangan inilah yang selanjutnya disebut sebagai unsur-
unsur fungsional dalam klausa.
Dalam pemerian kalimat, perlu dibedakan antara fungsi sintaksis, kategori sintaksis,
Tajuk Berita (Judul Berita)
Teras Berita (Lead)
Badan Berita
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
4
Universitas Indonesia
dan peran semantis unsur-unsur kalimat. Berikut ini dibahas pengertian fungsi, kategori, dan
peran serta hubungan antara fungsi, kategori, dan peran.
Fungsi Sintaksis
Di bawah ini berturut-turut dibicarakan fungsi predikat, subjek, objek, pelengkap, dan
keterangan menurut Kridalaksana (1999), Alwi (2003: 326-332) dalam Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, Ramlan (1986), dan Gorys Keraf (1980).
(1) Subjek
Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan
pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’. Subjek merupakan konstituen
kalimat yang memiliki ciri-ciri: pada umumnya berupa nomina, terletak di sebelah kiri
predikat, dan menjadi objek akibat pemasifan kalimat. (lihat Kridalaksana 1999 dan Alwi
2003). Pemaparan dari konsep Kridalaksana dan Alwi cukup untuk menganalisis fungsi.
(2) Predikat
Predikat adalah bagian klausa atau gatra yang menandai apa yang dinyatakan oleh
pembicara tentang subjek. (Kridalaksana, 1999).
Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah
kiri, dan jika ada, konstituen objek, pelengkap dan/atau keterangan yang berada di sebelah
kanan. Predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat
ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana,
dan lain-lain’. Istilah pemerlengkapan mencakup konstituen kalimat yang lazim disebut
objek, pelengkap, dan keterangan yang kehadirannya bersifat melengkapi kalimat
(Lapoliwa, 1990:2).
Pemerlengkapan atau komplementasi (complementation) menyangkut konstituen
frasa atau klausa yang mengikuti kata yang berfungsi melengkapi spesifikasi hubungan
makna yang terkandung dalam kata itu. Kehadiran pemerlengkapan tidak berkaitan
langsung dengan kelengkapan bentuk kalimat, melainkan dengan kelengkapan maknanya
(Lyons, 1970:346-347).
Adverbia adalah kata atau kelompok kata yang menerangkan predikat tiap
keadaan, peristiwa, atau perbuatan, dapat diterangkan tentang cara, tempat, dan waktu
berlakunya. (Samsuri, 1985: 254).
Modalitas adalah sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, terhadap
pendengar, terhadap lingkungan yang dibicarakan, atau gabungan antara hal-hal itu
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
5
Universitas Indonesia
sendiri, sedangkan secara eksplisit biasanya modalitas itu terdiri dari sebuah kalimat.
(Samsuri, 1985: 245).
Modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara
terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa.
Beberapa bahasa di dunia mengungkapkan modalitas dengan cara penambahan leksem
atau diungkapkan secara leksikal. Chaer (1994: 263). Modalitas (modality) adalah.
1. Klasifikasi proposisi menurut hal menyuguhkan atau mengingkari kemungkinan atau
keharusan.
2. Cara pembicara menyatakan sifat terhadap suatu situasi dalam suatu komunikasi
antarpribadi.
3. Makna kemungkinan, keharusan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam
kalimat.
(3) Objek
Objek adalah nomina atau frasa nomina yang melengkapi verba tertentu dalam
klausa (Kridalaksana, 2002).
Objek merupakan konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat
yang berupa verba transitif pada kalimat aktif, umumnya memiliki ciri (i) berwujud frasa
nomina atau klausa, (ii) berada langsung di belakang predikat, (iii) menjadi subjek akibat
pemasifan, dan (iv) dapat diganti dengan pronomina ketiga. (Alwi et al., 2003).
Kehadiran objek sangat ditentukan oleh unsur yang menduduki fungsi predikat.
Objek wajib hadir dalam klausa atau kalimat yang predikatnya berupa verba aktif transitif,
sebaliknya objek bersifat opsional jika predikat kalimat berupa verba intransitif (Ramlan,
1987:93-95).
(4) Pelengkap
Seperti halnya objek, kehadiran pelengkap ditentukan oleh unsur yang menduduki
fungsi predikat. Perbedaannya pelengkap berada di belakang predikat yang klausanya
tidak dapat dipasifkan atau dalam kalimat aktif yang klausanya tidak bisa diubah menjadi
klausa pasif. Pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek (Ramlan, 1987:95-96).
Menurut Hans Lapoliwa, fungsi pelengkap, yaitu melengkapi info dalam predikat,
tidak ada konjungsi atau preposisi, dan tidak dapat dipindahkan karena melekat pada
predikat. Pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan
pengganti nomina. Pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif (tidak
memerlukan objek). Pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
6
Universitas Indonesia
(5) Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam yang memiliki ciri-
ciri: biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial, paling
mudah berpidah letak, dan kehadirannya dalam kalimat bersifat manasuka. Keterangan
(adverbial) yaitu unsur fungsional klausa yang menjelaskan predikat, yang memberi
informasi tambahan mengenai apa-apa yang ditunjukkan oleh predikatnya. Unsur
fungsional klausa yang tidak menduduki subjek, predikat, objek, dan pelengkap, dapat
diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Posisi keterangan dalam klausa sangat bebas,
bisa di depan, di tengah, bisa juga di belakang. Berbeda dengan objek dan pelengkap yang
selalu terletak di belakang pelengkap, dalam suatu klausa keterangan pada umumnya
mempunyai letak yang bebas, artinya dapat terletak di depan subjek-predikat, di antara
subjek-predikat, atau terletak di belakang sekali. Akan tetapi, keterangan tidak mungkin
berada antara predikat dan objek atau pelengkap karena objek dan pelengkap selalu
menduduki tempat langsung di belakang predikat (Ramlan, 1986:91-92).
Keterangan merupakan fungsi sintaktis yang paling beragam dan paling mudah
berpindah letaknya serta kehadirannya bersifat manasuka (Alwi, 2003).
Kategori Sintaksis
Kridalaksana (2008: 51-129) membagi kategori sintaksis menjadi 13 macam, yaitu
Verba (V), Adjektiva (A), Nomina (N), Pronomina (Pronom), Numeralia (Num), Adverbia
(Adv) Interogativa (Intero), Demonstrativa (Dem), Preposisi (Prep), Artikula (Art), Konjungsi
(Konj), Kategori Fatis (KF), dan Interjeksi (Int).
Jenis-Jenis Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri, mempunyai ciri utama
berupa intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Intonasi final dan
pungtuasi atau tanda baca merupakan dua ciri pembeda antara klausa dan kalimat. Kalimat
dalam bahasa Indonesia dapat diteliti oleh berbagai bidang ilmu yang berkaitan, salah satunya
adalah analisis konstituen. Menurut Harimurti Kridalaksana, analisis konstituen (immediate
constituent analysis) dibagi menjadi tiga, yaitu konstituen akhir, langsung, dan terbagi.
Dengan analisis konstituen terbagi, penulis berharap dapat mengklasifikasikan kalimat-
kalimat berdasarkan jumlah klausa, struktur klausa, kategori predikat, pola intonasi, amanat
wacana, dan perwujudannya.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Di bawah ini uraian menurut Kridalaksana (1999) tentang jenis kalimat
1. Menurut jumlah klausa, kalimat dibagi menjadi lima bagian.
i. Tunggal yaitu kalimat yang terdiri dari satu klausa lengkap.
ii. Bersusun yaitu kalimat yang terdiri dari satu klausa lengkap dan sekurang-
kurangnya satu klausa terikat.
Majemuk yaitu kalimat yang terdiri dari beberapa klausa lengkap.
iii. Majemuk setara yaitu kalimat yang terdiri dari klausa-klausa lengkap yang
mempunyai hubungan penambahan, kontras, urutan, pilihan, pengandaian,
sebab-akibat, misal, parafrasa, perlawanan, dan keserentakan.
iv. Majemuk bertingkat yaitu kalimat yang klausanya dihubungkan secara
fungsional.
v. Bertopang yaitu kalimat yang komponen-komponennya bukan klausa lengkap
yang masing-masing tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan
tergantung satu sama lain, tetapi menghasilkan satuan yang lengkap.
vi. Kombinasi yaitu kalimat yang terdiri dari gabungan kalimat-kalimat tersebut.
2. Berdasarkan stuktur klausanya, Harimurti Kridalaksana berpendapat bahwa kalimat dapat
dibedakan atas
vii. Kalimat lengkap adalah kalimat yang mengandung klausa lengkap.
viii. Kalimat tak lengkap dapat dibedakan atas
a. Kalimat Elipsis adalah kalimat tak lengkap yang terjadi karena pelesapan
beberapa bagian dari klausa dan diturunkan dari kalimat tunggal.
b. Kalimat sampingan adalah kalimat tak lengkap yang terjadi dari klausa tak
lengkap dan diturunkan dari kalimat bersusun.
c. Kalimat urutan sebenarnya berupa kalimat lengkap tetapi mengandung
konjungsi yang menyatakan bahwa kalimat tersebut bagian dari kalimat
lain.
d. Kalimat minor adalah kalimat yang tidak berstruktur klausa dan
mempunyai pola intonasi final. Yang termasuk jenis kalimat minor, yaitu
panggilan, salam, ucapan, seruan, judul—ada juga yang berstruktur klausa,
moto, inskripsi, dan ungkapan khusus—larangan, peringatan, permintaan,
anjuran, harapan, perintah, pernyataan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba membuktikan lebih lanjut
tentang perbedaan judul yang ada pada kepala berita yang kurang sesuai
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
8
Universitas Indonesia
dengan teori yang kurang diteliti lebih lanjut oleh Harimurti Kridalaksana.
Judul yang tidak hanya berstruktur klausa, tetapi juga ada yang berstuktur
kalimat kompleks lainnya.
Kalimat minor adalah kalimat yang dipakai secara terbatas, dapat
lengkap, dapat pula tidak lengkap, seperti panggilan, judul, semboyan,
pepatah, dan kalimat telegram.
Menurut Harimurti Kridalaksana, kalimat minor adalah kalimat
yang tidak berstruktur klausa, mempunyai pola intonasi final. Contoh:
panggilan, salam, ucapan, seruan, judul, moto, inskripsi, ungkapan khusus.
ix. Berdasarkan perwujudannya, kalimat terbagi atas kalimat langsung dan kalimat tak
langsung.
a. Kalimat langsung. Entah berupa kalimat deklaratif, entah berupa kalimat interogatif,
entah kalimat imperatif, yang dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, atau objek, dan
secara cermat menirukan apa yang diujarkan orang. Biasanya subjek dalam kalimat
tersebut terletak di awal atau akhir kalimat dan berupa nomina diri (-peneliti).
b. Kalimat tak langsung. Kalimat yang berupa kalimat deklaratif atau kalimat interogatif
yang dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, yang melaporkan apa yang
diujarkan orang. Ada juga kalimat tak langsung yang melaporkan apa yang dirasakan
orang dan kadang-kadang di dalamnya digunakan konjungsi tertentu. Ada juga kalimat
tak langsung yang tidak memakai konjungsi.
Kelebihan dari teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana yakni beliau menjabarkan
tentang judul yang masuk dalam suatu jenis kalimat, kalimat minor, serta jenis-jenis kalimat
lainnya yang beragam yang dapat mewakili data yang dianalisis. Namun, pembagian fungsi
yang dijelaskan dalam teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana tidak cukup karena jika
peneliti hanya menggunakan teori tersebut yang ada dalam buku Tata Wacana Deskriptif
Bahasa Indonesia, analisis fungsi akan sangat sulit dilakukan karena penjelasan yang tidak
detail. Oleh sebab itu, untuk memperkuat analisis, peneliti menggunakan Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia untuk melakukan analisis fungsi.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
9
Universitas Indonesia
3. ANALISIS FUNGSI, KLAUSA, DAN KALIMAT JUDUL ARTIKEL OLAHRAGA
PORTAL BERITA DETIK.COM DALAM LINIMASA TWITTER
Dalam bab ini, data penelitian berupa judul berita yang dianalisis berdasarkan teori
Harimurti Kridalaksana dan teori sintaksis pendukung lainnya. Data diambil dari laman
http://www.twitter.com/detikcom pada Selasa, 14 Februari 2012 mulai pukul 00.00.00—
23.59.59 WIB dan ditemukan sebanyak 197 data dan dipilih 31 data yang sesuai dengan tema,
yaitu olahraga.
Analisis dilakukan secara berurutan sesuai dengan kemunculan data setiap detiknya
yang didapat oleh peneliti dari Twitter. Analisis dilakukan untuk mengetahui jumlah dan
struktur klausa pada judul berita linimasa. Untuk mengetahui jumlah klausa yang ada, terlebih
dahulu dilakukan analisis fungsi terhadap judul kalimat berita linimasa. Penyampaian
informasi tidak akan berhasil tanpa diwujudkan dalam bentuk sebuah kalimat yang tepat.
Kalimat serta satuan-satuan kecil di dalamnya, seperti kata, frasa, dan klausa, menjadi sebuah
kesatuan yang berkorelasi satu sama lain.
Dari 31 data yang terkumpul yang berupa kalimat judul berita bertema olahraga,
ditemukan 26 khususnya di bidang bola, 5 bidang olahraga lainnya seperti tenis, balap motor,
politik olahraga, dan 2 dalam bidang bulutangkis. Dari 31 kalimat judul yang dianalisis
tersebut, ditemukan 21 kalimat tunggal yang ada pada data nomor 1, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, dan 31; ditemukan 2 kalimat bersusun yang ada
pada data nomor 5 dan 17; ditemukan kalimat 3 majemuk bertingkat yang ada pada data
nomor 4, 16, dan 18; ditemukan 2 kalimat majemuk setara yang ada pada data nomor 3 dan 7;
ditemukan 1 kalimat kombinasi yang ada pada data nomor 2; ditemukan 2 kalimat minor yang
ada pada data nomor 26 dan 14.
Data tersebut didominasi oleh kalimat dengan fungsi S–P–O–Ket kemudian dengan
fungsi S–P–O, S–P–Pel, S–P–Ket, dan S–P. Ada pula fungsi P–O dengan tidak adanya
fungsi S dalam kalimat. Fungsi S1–P1,S2–P2 juga ditemukan dalam data.
Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kalimat judul artikel berita olahraga
sebagian besar berupa kalimat tunggal, sisanya berupa kalimat bersusun, kalimat majemuk
bertingkat. Sesuai dengan teori Kridalaksana (1999) yang memasukkan kategori judul dalam
kalimat minor, peneliti hanya mendapat 2 data berupa kalimat minor dari 31 data yang
terkumpul. Ini membuktikan bahwa kalimat judul berita memiliki pola yang berbeda dari teori
yang dikemukakan oleh Kridalaksana tersebut.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
10
Universitas Indonesia
Contoh Kalimat Minor
Kembali Menempa Mental Timnas U-21 dalam Laga Ujicoba (de.tk/tSayv)
Data ini diunggah pada Selasa, 14 Februari 2012 pukul 14:53 WIB. Data
tersebut merupakan judul dari sebuah artikel yang memberitakan Timnas Indonesia U-
21. Pada Jumat 10 Februari 2012, usai dikalahkan dengan skor 0-2, saat melawan
Ulsan Hyundai Mipo Dolphin FC, Timnas Indonesia U-21 rencananya akan ditempa
mentalnya dengan melawan Persiba Bantul. Rencana tersebut dilakukan dalam sebuah
laga ujicoba di stadion Sultan Agung Jogyakarta, Rabu 15 Februari 2012. Persiba
Bantul, menurut pelatih Timnas Indonesia U-21, merupakan tim yang bagus.
Berdasarkan pembagian fungsinya, data tersebut diawali predikat berupa frasa
verbal yakni Kembali Menempa. Kembali sebagai adverbial dari predikat Menempa.
Adapun fungsi predikat sebagai bagian yang dinyatakan umumnya berwujud kata
kerja (verba), kata sifat (adjektiva), kata benda (nomina), angka (numeralia),
pronomina, dan frasa preposisional.
Fungsi objek ditandai dengan Mental Timnas U-21 yang merupakan frasa
nominal. Fungsi keterangan merupakan bagian yang menjelaskan fungsi subjek atau
predikat. Dalam data tersebut, fungsi keterangan ditandai dengan dalam Laga Ujicoba
yang berupa frasa preposisional (Prep+N) berperan sebagai keterangan waktu sebagai
penjelas informasi tentang waktu berlangsungnya pertandingan Timnas U-21. Secara
keseluruhan, data tersebut tidak memiliki subjek. Jadi, dalam uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa konstruksi data tersebut memiliki fungsi S – P – O – Ket.
Melalui uraian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa apabila dilihat dari
struktur klausa yang ada, data tersebut tidak terdiri dari satu klausa lengkap. Penanda
lengkap atau tidaknya sebuah klausa ditentukan oleh terpenuhinya fungsi subjek dan
predikat (S+P). Namun, dalam data tersebut tidak ditemukan adanya fungsi subjek.
Klausa yang merupakan satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-
kurangnya memiliki fungsi subjek serta predikat tersebut juga mempunyai potensi
untuk menjadi kalimat. Oleh karena itu, kalimat judul tersebut merupakan Kalimat
Tidak Lengkap (Elipsis) karena tidak adanya unsur subjek dalam konstruksi data
Kembali Menempa Mental Timnas U-21 dalam Laga Ujicoba S P O Ket
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
11
Universitas Indonesia
tersebut. Berdasarkan jumlah klausanya, data tersebut merupakan Kalimat Minor
karena terdiri dari satu klausa tidak lengkap.
Contoh Kalimat Kombinasi
Masih Percaya Ranieri, Moratti Minta Fans Bersabar (de.tk/qRgFl)
Data ini diunggah pada Selasa, 14 Februari 2012 pukul 01:02 WIB dan
merupakan kalimat judul dari sebuah artikel yang berisi berita tentang sebuah klub
bola bernama Inter Milan. Klub bola tersebut memiliki hasil buruk dari kekalahan
yang selalu diraih selama dilatih oleh Claudio Ranieri. Namun, hal tersebut tidak
membuat presiden Inter Milan bernama Massimo Moratti kehilangan kepercayaan
kepada Claudio Ranieri. Massimo Moratti masih yakin kepada Ranieri. Moratti
meminta fans klub bola Inter Milan untuk bersabar dan tetap mendukung serta
mendoakan hasil yang terbaik untuk klub bola tersebut.
Data tersebut merupakan konstruksi klausa yang diawali oleh predikat2 yakni
Masih Percaya yang merupakan frasa verbal. Masih merupakan adverbial dari
predikat Percaya. Fungsi pelengkap yakni (kepada) Ranieri yang berupa nomina
melengkapi klausa terikat tersebut.. Oleh karena itu, konstruksi tersebut merupakan
anak kalimat.
Setelah konstruksi anak kalimat yang diakhiri dengan tanda “,” tersebut,
terdapat fungsi subjek yakni Moratti yang berupa nomina. Dari fungsi subjek, diikuti
dengan predikat1 yakni Minta berupa verba. Yang terakhir ditutup oleh objek yakni
Fans Bersabar yang berupa klausa verbal intransitif. Dalam fungsi objek itu sendiri
terdiri dari subjek yakni Fans dan fungsi predikat yakni Bersabar. Jadi, data tersebut
memiliki fungsi P2–Ket, S–P1–O.
Berdasarkan struktur klausa, kalimat tersebut memiliki struktur klausa
Lengkap yang ada pada induk kalimat. Kalimat tersebut terdiri dari satu klausa
kepada So Po . Masih Percaya Ranieri, Moratti Minta Fans Bersabar
P2 Pel S P1 (untuk) O
(untuk) 1) Moratti Minta Fans Bersabar klausa bebas S P1 O
(kepada) 2) Moratti Masih Percaya Ranieri klausa terikat S P2 Pel
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
12
Universitas Indonesia
lengkap pada induk kalimat atau klausa bebas yakni Moratti Minta Fans Bersabar
yang merupakan Kalimat Majemuk Bertingkat dan satu klausa tidak lengkap yang
menjadi anak kalimat atau klausa terikat yakni Masih Percaya Ranieri. Klausa terikat
tersebut mengalami pelesapan subjek. Subjek ada pada induk kalimat. Berdasarkan
jumlah klausa yang telah diuraikan tersebut, kalimat judul tersebut merupakan
Kalimat Bersusun karena memiliki dua klausa. Data tersebut terbentuk dari
kombinasi Kalimat Bersusun dan Majemuk Bertingkat. Oleh karena itu, data tersebut
termasuk dalam kalimat Campuran/Kombinasi.
Contoh Kalimat Majemuk Setara
Robben Dikritik, Mueller Membela (de.tk/ABkSv)
Data ini diunggah pada Selasa, 14 Februari 2012 pukul 00:30 WIB dan
merupakan kalimat judul sebuah artikel yang berisi berita tentang Arjen Robben,
pesepak bola asal klub Bayern Munich. Robben sering dikritik sebagai pemain yang
egois dan individualis, salah satunya oleh Franz Beckenbauer, pesepak bola legenda
Bayern dan timnas Jerman. Akan tetapi, Thomas Mueller, rekan setim Robben,
membela rekan setimnya itu karena tidak sependapat dengan Franz Beckenbauer.
Data tersebut merupakan konstruksi klausa yang diawali dengan dengan
Robben yang berkelas kata nomina sebagai subjek1 dan Dikritik yang berkelas kata
verba sebagai predikat1. Konstruksi kedua setelah “,” diawali dengan Mueller yang
berkelas kata nomina sebagai subjek2 dan Membela yang berkelas kata verba sebagai
predikat2. Jadi, kalimat tersebut memiliki fungsi S1 – P1 , S2 – P2.
Berdasarkan struktur klausa, data tersebut mempunyai struktur dua klausa
Lengkap. Berdasarkan jumlah klausanya, pola kalimat judul tersebut merupakan
Kalimat Majemuk Setara karena terdiri dari dua klausa.
Robben Dikritik, Mueller Membela merupakan kalimat yang diderivasi dari
Ketika Robben Dikritik, Mueller Membela dengan jalan melesapkan konjungsi yang
ada pada awal kalimat yakni Ketika atau konjungsi setara lainnya. (lihat Lapoliwa,
1990: 53).
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat
Robben Dikritik, Mueller Membela S1 P1 S2 P2
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Silva: The Gunners Bukan Cuma Van Persie (de.tk/uw5TE)
Data ini diunggah pada Selasa, 14 Februari 2012 pukul 00:15 WIB. Data
tersebut merupakan kalimat judul dari sebuah artikel yang memberitakan Thiago
Silva, pesepak bola asal klub AC Milan, Brasil. Silva berpendapat bahwa The
Gunners, julukan untuk klub bola Arsenal, memiliki banyak pemain yang sangat
bagus. Tidak hanya pesepak bola Robin van Persie, Arsenal memiliki banyak sekali
pemain lainnya yang perlu diwaspadai sebagai lawan dari AC Milan.
Data tersebut memiliki fungsi yang diawali dengan subjek Silva kemudian
diikuti oleh predikat yang ditandai dengan tanda baca “:”. Dalam Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (60: 2005), salah satu pemakaian tanda
titik dua (:) adalah dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan. Dalam hal ini, tanda titik dua dipakai dengan fungsi yang sama seperti
teks drama yang dijelaskan tersebut. Namun, ujaran atau percakapan yang biasanya
diapit oleh tanda petik dua (“) tidak ditulis. Hal tersebut dilakukan dalam tujuan
memenuhi prinsip hemat dalam bahasa jurnalistik terutama dalam pembentukan
kalimat judul. Dapat dikatakan bahwa tanda titik dua dapat menggantikan frasa
mengatakan atau berkata bahwa dan sebagainya. Hal tersebut dapat diketahui ketika
peneliti atau pembaca berita membaca keseluruhan artikel bahwa maksud dari data
tersebut adalah mengemukakan ujaran/pendapat/perkataan yang dilakukan
pengujar/pelaku yang menjadi subjek di awal kalimat.
Setelah tanda titik dua yang menjadi fungsi predikat, konstruksi kalimat judul
tersebut diakhiri dengan objek yakni The Gunners Bukan Cuma Van Persie yang
merupakan sebuah klausa. Fungsi objek itu sendiri memiliki fungsi The Gunners
sebagai subjek2 kemudian Bukan Cuma sebagai predikat2 dan Van Persie sebagai
pelengkap. Jadi, data tersebut memiliki fungsi S – P – O dengan O di dalamnya
memiliki fungsi S2 – P2 – Pel.
Melalui uraian tersebut, apabila dilihat dari struktur klausa yang ada, data
tersebut terdiri dari dua klausa Lengkap. Penanda lengkap atau tidaknya sebuah
klausa ditentukan oleh terpenuhinya fungsi subjek dan predikat (S+P). Klausa yang
merupakan satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya
S1 P1 O O Silva : The Gunners Bukan Cuma Van Persie S2 P2 Pel
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
14
Universitas Indonesia
memiliki fungsi tersebut juga mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Berdasarkan
jumlah klausanya, data tersebut merupakan kalimat Majemuk Bertingkat.
Contoh Kalimat Bersusun
Boateng Bersinar Lagi Berkat Jauhi Dugem (de.tk/YhhT3)
Data ini diunggah pada Selasa, 14 Februari 2012 pukul 14:31 WIB. Data
tersebut merupakan judul berita yang berisi tentang pesepak bola asal London, Inggris,
bernama Kevin Prince Boateng. Ia sempat mengalami masa-masa redup sinarnya. Kini
ia bersinar lagi bersama pesepak bola asal klub AC Milan di Italia. Itu terjadi setelah
Boateng tidak lagi menjadi bergelut dalam dunia malam (dugem: dunia gemerlap).
Dalam prosesnya, ia mendapatkan pencerahan dan bertekad menjauhi dugem dan
lebih memanfaatkan waktunya untuk berkonsentrasi kepada sepakbola. Itulah momen
titik balik untuknya.
Data tersebut terdiri dari konstruksi yang diawali dengan fungsi subjek yakni
Boateng dan diikuti dengan fungsi predikat yakni Bersinar Lagi dan diakhiri dengan
fungsi keterangan Berkat Jauhi Dugem yang di dalam fungsi keterangan tersebut
memiliki fungsi (Konj) – P – O dengan Berkat sebagai konjungsi, kemudian Jauhi
sebagai predikat dan Dugem sebagai objek. Jadi, kalimat judul tersebut memiliki
fungsi S – P – Ket.
Melalui uraian tersebut, dapat diketahui bahwa data tersebut yang apabila
dilihat dari struktur klausa yang ada, terdiri dari satu klausa Lengkap. Namun, karena
data tersebut dihubungkan secara fungsional, antara Boateng Bersinar Lagi dan Jauhi
Dugem, dengan konjungsi Berkat, menjadikan data tersebut sebuah konstruksi
Kalimat Bersusun.
Contoh Kalimat Tunggal
Tevez Sudah Ada di Manchester Lagi (de.tk/WE7U8)
Data ini diunggah pada Selasa, 14 Februari 2012 pukul 01:23 WIB. Data
tersebut merupakan judul dari sebuah artikel yang berisi berita tentang seorang pemain
bola bernama Carlos Tevez. Ia terlibat "perang dingin" dengan klub bola serta
manajernya yang bernama Roberto Mancini selama kurang lebih enam bulan. Pada
Boateng Bersinar Lagi Berkat Jauhi Dugem S P Ket
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
15
Universitas Indonesia
akhirnya Tevez memutuskan untuk berdamai. Setelah perdamaian tersebut, Tevez
akhirnya kembali bermain bersama klub bola yang berasal dari Kota Manchester yang
sekaligus menjadi nama klub itu sendiri, Manchester City.
Berdasarkan pembagian fungsinya, data tersebut merupakan konstruksi kalimat
yang terbentuk dengan diawali fungsi subjek. Subjek umumnya ditandai dengan kata
benda sebagai bagian dari yang diterangkan. Subjek pada data tersebut adalah Tevez
yang berkelas kata nomina (N).
Setelah fungsi subjek, data tersebut diikuti oleh fungsi predikat. Predikat,
sebagai bagian yang dinyatakan, umumnya berwujud kata kerja (verba), kata sifat
(adjektiva), kata benda (nomina), angka (numeralia), pronomina, dan frasa
preposisional. Dalam data tersebut, predikat ditandai oleh Sudah Ada Lagi yang
berupa frasa verbal intransitif (Adv+V+Adv).
Sudah merupakan adverbia modalitas (lihat Lapoliwa, 1990: 49-53 dan
Samsuri, 1985: 254-255). Lagi dalam data tersebut terpisah dengan predikat Sudah
Ada dan terletak setelah fungsi keterangan. Akan tetapi, Lagi tetap menjadi satu
kesatuan predikat karena merupakan adverbia yang melengkapi verba Ada dalam
konstruksi kalimat judul tersebut.
Fungsi keterangan sebagai bagian yang menjelaskan fungsi subjek/predikat.
Keterangan dalam data tersebut ditandai oleh di Manchester yang berupa frasa
preposisional (Prep+N) dan berperan sebagai keterangan tempat sebagai informasi
yang menjelaskan tentang keberadaan pesepak bola bernama Carlos Tevez.
Konstruksi tersebut memiliki pola pembentukan klausa verbal aktif intransitif
yang ditunjukkan pada Sudah Ada Lagi sebagai predikat verbal yang tidak memiliki
objek. Jadi, kalimat judul tersebut memiliki fungsi S – P – Ket.
Melalui uraian tersebut, apabila dilihat dari struktur klausa yang ada, data
tersebut terdiri dari satu klausa. Penanda lengkap atau tidaknya sebuah klausa
ditentukan oleh terpenuhinya fungsi subjek dan predikat (S+P). Klausa yang
merupakan satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya
memiliki fungsi tersebut juga mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Dapat
disimpulkan bahwa data tersebut merupakan Kalimat Lengkap.
Tevez Sudah Ada di Manchester Lagi S P Ket P
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Terpenuhinya fungsi subjek dan predikat dalam kalimat, sebenarnya tidak
hanya menandai kelengkapan dari sebuah klausa, tetapi juga struktur klausanya. Oleh
karena itu, berdasarkan jumlah klausanya, data tersebut merupakan Kalimat Tunggal
karena terdiri dari satu klausa lengkap.
4. KESIMPULAN
Dalam data ditemukan kalimat-kalimat yang tidak memiliki salah satu fungsi
sintaksis, khususnya subjek dan predikat. Hal tersebut menyebabkan proses analisis gatra atau
fungsi sintaktis sulit dilakukan, jika peneliti tidak menelaah keseluruhan wacana hingga badan
berita, untuk memastikan maksud kepala berita yang sebenarnya penulis berita maksud. Ada
pula kalimat dengan deret verba yang turut mempersulit proses analisis fungsi yang kemudian
akan masuk ke klasifikasi jenis kalimat. Analisis harus ditelaah dengan teliti karena korpus
merupakan bahasa jurnalistik yang sarat dengan ekonomi bahasa. Dengan prinsip ekonomi
bahasa, analisis harus tajam dengan mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan pelesapan
salah satu konstruksi (fungsi/kelas kata) dalam sebuah data. Fungsi yang beragam dan begitu
kompleks karena sebagai sebuah judul berita yang setidaknya memuat isi berita secara
ringkas, judul berita dituntut untuk mewakili setiap jadi kalimatnya bertumpuk, bersusun,
dengan tujuan mewakili setiap bagian dari sebuah artikel berita tetapi tetap dalam kalimat
yang tidak memiliki banyak kata.
Dari hasil yang ditemukan peneliti tersebut, terdapat ketidaksesuaian antara konsep
yang dikemukakan Kridalaksana mengenai judul dan data yang ditemukan. Ini membuktikan
bahwa bahasa bersifat elastis dan manasuka. Bahasa mengikuti perkembangan zaman. Pada
saat Kridalaksana mengemukakan konsep mengenai kalimat, media elektronik seperti internet
belum berkembang pesat sehingga konsepnya pun terbatas. Pada era saat ini ketika jurnalis
tidak lagi dibatasi oleh ruang, konsep yang dikemukakan oleh Kridalaksana tidak lagi sesuai.
Oleh karena itu, diperlukan konsep terbaru mengenai kalimat judul terutama dalam ranah
media on line sehingga para jurnalis tetap menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar serta sesuai dengan perkembangan media yang mewadahinya. Baik dan benar sesuai
dengan konsep jurnalistik serta konsep bahasa secara seimbang. Memanfaatkan ruang yang
dipakai dalam media on line yang berbeda dengan media cetak, tetapi juga tetap setia dalam
konsep jurnalisme pada umumnya serta konsep bahasa yang baik dan benar.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
17
Universitas Indonesia
Saran
Jurnalis harus mempertimbangkan pembentukan kalimat judul yang menjadi
konstruksi awal dalam sebuah artikel karena ketertarikan khalayak pembaca yang diawali oleh
bagaimana judul sanggup membuat pembaca ingin melanjutkan ke bagian badan berita.
Pembentukan kalimat, terutama judul, juga akan memengaruhi kebiasaan masyarakat
pembacanya dengan gaya dan pemahaman kalimat yang dibentuk oleh penulis berita.
Besarnya pengaruh dari peran jurnalis sebagai pelestari bahasa dalam suatu masyarakat inilah
yang seharusnya dipertahankan. Sudah menjadi hal yang wajib bahwa jurnalis andil dalam
perkembangan bahasa dalam suatu masyarakat, terutama Indonesia. Oleh karena itu, dalam
membentuk kalimat, terutama judul, sebaiknya penulis berita lebih berkreasi, teliti, dan tetap
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Karena penelitian ini merupakan penelitian yang terbatas dalam waktu dan korpus,
peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan yang menganalisis pembentukan kalimat
judul berita dalam bidang olahraga pada media-media elektronik, online, maupun cetak. Ada
pula saran yang dapat diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya yakni adanya
keterbatasan penelitian ini hanya pada bagian fungsi sintaksis, sedangkan dalam wacana
berita dapat pula dianalisis dalam ilmu linguistik lainnya seperti analisis wacana, terutama
tentang konteks dan kohesi dalam judul portal berita dalam jaringan.
KEPUSTAKAAN
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badudu, J.S. 1988. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 1978. Tatabahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah. __________. 1980. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. __________________. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. __________________. 2002. Struktur, Katégori, dan Fungsi dalam Téori Sintaksis. Jakarta:
Unika Atmajaya. __________________, dkk. 1999. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Kanisius. Lyons, John. 1971. An Introduction to Theoretical Linguistics. London: Cambidge University
Press. __________. 1982. Language and Linguistics. London: Cambridge University Press. __________. 1970. New Horizon in Linguistics. Great Britain: Penguin Books. Penerbit Kanisius.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pusat Bahasa Depatemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramlan, M. 1986. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono. _________. 1987. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono. Salim, Peter dan Yenny Salim. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern
English Press Jakarta. Samsuri. 1985. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Sudaryanto. 1995. Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Semarang: Citra
Almamater. Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka. Verhaar, J, W, M. 1995. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sumber Data http://www.twitter.com/detikcom
diunduh pada 14 Februari 2012 mulai pukul 00.00—23.59 WIB.
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
19
Universitas Indonesia
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013
20
Universitas Indonesia
Olahraga portal...Elza Lidwina Umboh, FIB-UI, 2013