76
INSTITUT TEKNOLOGI PLN ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK CAVE) CIP UNTUK SUPLAI TAMBANG BAWAH TANAH DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT INDONESIA SKRIPSI DISUSUN OLEH : PEBRIYANTO ANUGRAH 2016 21 094 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA, 2020

MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT

MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG

BLOCK CAVE) CIP UNTUK SUPLAI TAMBANG BAWAH

TANAH DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT

INDONESIA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

PEBRIYANTO ANUGRAH

2016 – 21 – 094

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA, 2020

Page 2: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT MIXER

TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK CAVE)

CIP UNTUK SUPLAI TAMBANG BAWAH TANAH DMLZ (DEEP

MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT INDONESIA

Disusun Oleh :

PEBRIYANTO ANUGRAH

NIM : 2016 – 21 – 094

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

PROGAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

Jakarta, 15 September 2020

Mengetahui, Disetujui,

Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Digitally signed by Hastanto Sm DN: C=ID, OU=Fakultas Teknik Sipil, O=Institut Teknologi PLN, CN=Hastanto Sm, [email protected]

to Sm Reason: I am the author of this document Location: Hastanto SM Date: 2020-09-12 17:44:49 Foxit PhantomPDF Version: 9.7.1

Desi Putri, S.T., M.Eng Hastanto Siswomartono, Ir. M.T.

Hastan

Page 3: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Pebriyanto Anugrah

NIM : 2016 – 21 – 094

Program Studi : S1 Teknik Sipil

Judul : Analisis Produktivitas dan Efisiensi Alat Berat Mixer

Truck Di Batching Plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP

Untuk Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level

Zone) PT Freeport Indonesia

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Progam Sarjana

Strata 1, Progam Studi Teknik Sipil Institut Teknologi PLN pada tanggal 31

Agustus 2020

Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

Irma Sepriyana, S.T , M.T. Ketua Penguji

Irma Wirantina K, S.T , M.T.

Sekretaris

Pratiwi Setyaning P, S.T , M.T. Anggota

Mengetahui,

Kepala Program Studi

S1 Teknik Sipil

(Desi Putri, S.T., M.Eng)

Page 4: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Pebriyanto Anugrah

NIM : 2016 – 21 – 094

Jurusan : S1 Teknik Sipil

Judul : Analisis Produktivitas dan Efisiensi Alat Berat Mixer Truck di

Batching Plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP Untuk Suplai

Tambang Bawah DMLZ (Deep Mile Level Zone) PT Freeport

Indonesia

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan Institut

Teknologi PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa

tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika pernyataan ini tidak

benar.

Page 5: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademis Institut Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : Pebriyanto Anugrah

NIM : 2016 – 21 – 094

Progam Studi : Strata Satu

Jurusan : Teknik Sipil

Jenis Karya : Skripsi

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Institut Teknologi PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Analisis Produktivitas dan Efisiensi Alat Berat Mixer Truck di Batching

Plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP Untuk Suplai Tambang Bawah DMLZ

(Deep Mile Level Zone) PT Freeport Indonesia”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Non eksklusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih

media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,

dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini

saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 15 September 2020

Yang menyatakan

Pebriyanto Anugrah

Page 6: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

v

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT MIXER TRUCK DI

BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK CAVE) CIP UNTUK SUPLAI

TAMBANG BAWAH DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT

INDONESIA

Pebriyanto Anugrah, 2016 21 094

Dibawah bimbingan Hastanto Siswomartono, Ir. M.T.

ABSTRAK

Salah satu area tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia yang saat ini

sedang beroperasi adalah tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone). Dalam pelaksanaan kegiatan tambang bawah tanah tersebut, dilakukan tahap development. Tahap development (pengembangan) merupakan bagian penting dalam operasional tambang bawah tanah, karena pada tahap ini dilaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tambang bawah tanah tersebut. Salah satu pekerjaan pada tahap development adalah sistem penyanggaan. Sistem penyanggaan yang digunakan di area tambang bawah tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone) adalah menggunakan beton tembak atau yang lebih dikenal dengan istilah shotcrete. Kebutuhan shotcrete ini diproduksi di batching plant dan didistribusikan menggunakan alat berat mixer truck sebagai alat pengangkut.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari nilai produktivitas dan

efisiensi kerja dari alat berat mixer truck dan melakukan analisis terhadap data penelitian tersebut. Hasil analisis terhadap data tersebut menunjukkan bahwa nilai produktivitas yang bisa dicapai oleh alat berat mixer truck adalah 28,48 m3/shift namun pada realisasi hanya tercapai 22,89 m3/shift dengan efisiensi waktu kerja alat dilapangan sebesar 80,21%% dari waktu yang tersedia. Physical Availability (PA) dari alat didapat bahwa rata-rata nilai Physical Availability (PA) sebesar 96,88%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi alat sangat mendukung dalam proses distribusi shotcerete sedangkan nilai rata-rata UA (Used of Availability) ialah 63.65% yang menandakan bahwa alat tidak digunakan dengan baik.

Kata kunci : Efisiensi Produktivitas, Mixer Truck, PT. Freeport Indonesia.

Page 7: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

vi

PRODUCTIVITY EFFICIENCY ANALYSIS OF HEAVY MIXER TRUCK IN GBC

(GRASBERG BLOCK CAVE) CIP BATCHING PLANT FOR UNDERGROUND

MINING DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT INDONESIA

Pebriyanto Anugrah, 2016 21 094

Guided by Hastanto Siswomartono, Ir. MT

ABSTRACT

One of the underground mining areas of PT Freeport Indonesia which is currently operating is themine DMLZ (Deep Mile Level Zone). In the implementation of these underground mining activities, astage is carried out development. The development stage is an important part of underground mining operations, because at this stage the infrastructure development activities needed to support these underground mining activities are carried out. One of the jobs at thestage development is buffer system. The buffer system used in the mine area underground DMLZ (Deep Mile Level Zone) is usingor better known as shotcreteshotcrete. The need for shotcrete is produced at the batching plant and distributed using a heavy mixer truck as a means of transport.

This research was conducted with the aim of finding the value of productivity and work efficiency of theheavy equipment mixer truck and to analyze the research data. Analysis of the data showed that the value of productivity that can be achieved by means ofweight a mixer truck is 28.48 m3/ shift but the realization only reached 22.89 m3/ shift with the efficiency of the working time of 80.21 %% tool in the field of available time. Physical Availability (PA) of the tool is obtained that the average value of Physical Availability (PA) is 96.88%, this indicates that the condition of the tool is very supportive in the shotcerete distribution process while the average UA (Used of Availability) value is 63.65% which indicates that the tool is not used properly.

Keywords: Productivity Efficiency, Mixer Truck, PT. Freeport Indonesia.

Page 8: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

Hastanto Siswomartono, Ir., M.T. Selaku Pembimbing

Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran serta bimbingannya

sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :

1. Bapak Alexander Reynold Donald Jarangga selaku pembimbing di

lapangan

2. Crew dan Staff PT Freeport Indonesia

Yang telah membantu saya dalam memberikan informasi, koreksi dan

tenaganya agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

Demikian ucapan terima kasih ini saya sampaikan.

Jakarta, 15 September 2020

Pebriyanto Anugrah

NIM : 2016 – 21 – 094

Page 9: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT atas

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi

Produktivitas Alat Berat Mixer Truck Di GBC (Grasberg Block Cave) CIP Batching

Plant Untuk Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone) PT Freeport

Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

jenjang studi Strata 1 (S1) Teknik Sipil Institut Teknologi PLN Jakarta.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

bimbingan serta dukungan dari berbagi pihak. Oleh karena itu penulis dengan

senang hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua ayah dan ibu atas doa, dukungan semangat, perhatian dan

bantuannya sehingga memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.

2. Saudara sekandung Lies Mariana Fransiska Lature, Octavia Magdalena Dwi

Sakti Lature, Serlina Wati Lature, dan Louis Wilson Lature atas doa,

dukungan semangat, perhatian dan bantuannya sehingga memotivasi

penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

3. Ibu Gita Artiani, S.T., M.T. selaku Kepala Departemen Teknik Sipil IT – PLN

dan Ibu Desi Putri, S.T., M.Eng. selaku Kepala Progam Studi Jurusan Teknik

Sipil IT – PLN.

4. Bapak Hastanto Siswomartono, Ir., M.T. selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bantuan dan nasehat dalam

permasalahan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ranti Hidayawanti, S.T., M.M. selaku Pembimbing Akademik Penulis.

6. Bapak Alexander Reynold Donald Jarangga selaku pembimbing di lapangan

yang telah membimbing dan membantu dalam proses pengambilan data

dilapangan.

7. Bapak Yoseph Iriawanto, Bapak Irwan Johanis, Bapak Demianus Mambraku,

Ibu Siti Faridah Beta, Kak Julia Frily Runtu, Kak Melissa Rante, Kak

Febrianus Buii serta Crew Batching Plant GBC dan CIP PT Freeport

Indonesia lainnya yang telah membantu dalam proses pengambilan data

serta penulisan skripsi ini.

Page 10: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

ix

8. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2016 yang telah

memberikan pengalaman berkesan selama penulis menimba ilmu di kampus

serta dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Saudari Santi Anggraeni Putri, Leila Firza Hakiki, Raisya Fithria, Nitasya

Dwimaulidina yang telah memberikan dukungan semangat selama penulis

menjalani perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi.

10. Bondurrant Family yang telah membantu lewat dukungan doa dan serta

semangat dalam proses penulisan skripsi ini.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan sehingga laporan ini selesai tepat pada waktunya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah dan kebaikan kepada

semua pihak atas segala jasa dan bantuannya kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca untuk Skripsi ini, demi perbaikan di masa yang

akan datang.

Terima kasih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna

bagi orang yang membaca.

Jakarta, 15 September 2020

Pebriyanto Anugrah

Page 11: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................................ vi

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Penelitian..................................................................... 3

1.2.1 Indentifikasi Masalah ................................................................... 3

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ............................................................. 4

1.2.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 7

2.1 Teori Pendukung ................................................................................. 7

2.1.1 Batching Plant ............................................................................. 7

2.1.2 Shotcrete ..................................................................................... 9

2.1.3 Produktivitas ............................................................................. 10

2.1.4 Efisiensi Kerja ........................................................................... 10

2.1.5 Waktu Edar ( Cycle Time ) ........................................................ 11

2.1.6 Equipment Availability ............................................................... 12

Page 12: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

xi

2.1.7 Mixer Truck ............................................................................... 13

2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 16

3.1 Komponen Penelitian ........................................................................ 16

3.1.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 16

3.1.2 Objek Penelitian ........................................................................ 16

3.1.3 Lokasi Penelitian ....................................................................... 16

3.1.4 Sumber Data ............................................................................. 17

3.1.5 Pengumpulan Data ................................................................... 17

3.1.6 Instrumen Penelitian ................................................................. 17

3.1.7 Metode Analisis ......................................................................... 18

3.2 Perancangan Penelitian .................................................................... 18

3.2.1 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 18

3.3 Teknik Analisis Data .......................................................................... 19

3.4 Jadwal Penelitian .............................................................................. 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21

4.1 Hasil .................................................................................................. 21

4.1.1 Shotcrete ................................................................................... 21

4.1.2 Alat angkut Shotcrete ................................................................ 23

4.1.3 Lokasi Penelitian ....................................................................... 23

4.1.4 Menghitung Nilai UA dan PA Mixer Truck ................................. 24

4.1.5 Siklus Waktu (Cycle Time) Mixer Truck .................................... 27

4.1.6 Jam Kerja Rencana ................................................................... 29

4.1.7 Hambatan ................................................................................. 29

4.1.8 Efisiensi Kerja ........................................................................... 30

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 31

4.2.1 Produktivitas Alat Berat Mixer Truck ........................................ 31

4.2.2 Efisiensi Waktu Kerja Alat Berat Mixer Truck ............................ 32

4.2.3 Analisis Produktivitas Alat Berat Mixer Truck Dengan Nilai

Efisiensi Waktu Kerja Alat .................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 36

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 36

5.2 Saran ................................................................................................. 36

Page 13: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

xii

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 37

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 38

LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................................... 39

Page 14: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 20

Tabel 4. 1 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator SIKA ................ 22

Tabel 4. 2 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator BASF ............... 22

Tabel 4. 3 Distribusi Penggunaan Mixer Truck ................................................. 26

Tabel 4. 4 Nilai UA dan PA ............................................................................... 27

Tabel 4. 5 Siklus Waktu Alat Berat Mixer Truck ................................................ 28

Tabel 4. 6 Jam Kerja Rencana Batching Plant .................................................. 29

Tabel 4. 7 Hambatan Dilapangan ..................................................................... 30

Tabel 4. 9 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari .............. 33

Tabel 4. 10 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Dapat Dihindari ...................... 34

Page 15: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Batching Plant PT. Freeport Indonesia .......................................... 7

Gambar 2. 2 Mixer Truck PT. Freeport Indonesia ............................................. 13

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 19

Gambar 4. 1 Mixer Truck Western Star ............................................................. 23

Gambar 4. 2 Lokasi Penelitian .......................................................................... 24

Page 16: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengamatan Jam Kerja Rencana Pekerja .................................... 40

Lampiran 2. Tabel Komposisi Shotcrete ........................................................... 44

Lampiran 3. Tabel Komposisi Shotcrete ........................................................... 52

Lampiran 4. Dokumentasi Saat Pengambilan Data di Lapangan ...................... 53

Lampiran 5. Lembar Asistensi ........................................................................... 56

Page 17: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terjadinya peningkatan kualitas teknologi pada tatanan kehidupan yang ada

saat ini, memberi kesimpulan bahwa kita selaku pelaku industri sedang berpacu

dengan waktu. Posisi dimana kemajuan teknologi yang berkembang secara cepat

dan dinamis seperti sekarang, membuat banyak perusahaan berusaha

meningkatkan kapasitas teknologi nya supaya bisa bertahan dan terus survive pada

kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif. Agar tetap bisa unggul atau

setidaknya bertahan, industri dalam hal ini perusahaan harus menemukan

kebijakan-kebijakan atau strategi yang sesuai dengan arus teknologi sehingga bisa

terus bersaing dengan tetap memberikan kepuasan penyajian dan pelayanan

kepada konsumen. Perkembangan teknologi bergerak secara cepat dan oleh

sebabnya penggunaan teknologi ini juga menjadi hal yang dibutuhkan agar dapat

bertahan karena perusahaan harus mampu mengkorelasikan pekerjaan yang

dilakukan dengan teknologi yang ada dengan payung kebijakan serta keputusan

yang dibuat. Teknologi ini menyentuh semua aspek dan bidang tidak terkecuali

dunia pertambangan. Hal itu dilatar belakangi oleh kemajuan teknologi yang

memberikan tekanan untuk bisa meIakukan pekerjaan seefektif mungkin dan

menghasilkan produksi sebanyak mungkin. Hal itulah yang terjadi dengan salah

satu tambang terbesar didunia yakni PT Freeport Indonesia yang terus

mengembangkan teknologinya agar mampu meIakukan aktivitasnya dengan efektif

dan efisien.

PT Freeport Indonesia ialah perusahaan yang bergerak dan berfokus pada

bidang pertambangan dan menjadi tambang nomor satu di Indonesia. Perusahaan

ini beroperasi di provinsi papua lebih tepatnya kota timika, tembagapura yang

meIakukan proses ekplorasi dan operasi untuk menemukan dan mengambil

kandungan mineral tembaga, emas, dan perak yang ada di area tersebut. PT

Freeport Indonesia awalnya hanya meIakukan eksplorasi pada tambang terbuka

(open pit), namun hasil ekplorasi pada tambang terbuka telah habis dan dengan

perlahan mulai mengalihkan operasi sepenuhnya ke tambang bawah tanah

Page 18: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

2

(undeground). Tambang bawah tanah yang sekarang sedang beroperasi yaitu

tambang DMLZ (Deep Mill Level Zone), DOZ (Deep Ore Zone), Big Gossan, GBC

(Grasberg Block Cave) dan ada 1 tambang lagi yang akan siap beroperasi nantinya

dan menjadi cadangan yaitu tambang Kucing Liar.

Tambang bawah tanah yang di operasikan oleh PT Freeport Indonesa ini

diIaksanakan dengan menggunakan salah satu metode yakni block caving, yakni

suatu metode penambangan tambang bawah tanah yang diIaksanakan dengan

maksud untuk memisahkan bagian dasar dari orebody atau blok bijih sehingga

orebody atau blok bijih tersebut ambruk dan mengalami runtuhan/jatuhan. Maka

dari pelaksanaan metode tersebut dan dengan adanya aktivitas penambangan itu,

proses pembuatan lubang bukaan bawah tanah memiIiki resiko yang bisa

dikategorikan tinggi dan berbahaya, dimana proses pembuatan lubang bukaan atau

terowongan akan mengakibatkan timbulnya daya tarik disekitar area lubang bukaan

yang membuatnya terganggu dan hal itu akan berakibat pada runtuhnya dinding

(wall) dan atap (back) yang akhirnya menimbulkan kerusakan pada terowongan.

Untuk menunjang kegiatan penambangan tersebut, maka diperlukan adanya suatu

ground support (sistem penyanggaan) yang baik dan tepat. Penggunaan ground

support yang tepat akan berdampak pada lokasi kerja yang lebih aman serta target

produksi yang direncanakan dapat tercapai. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

maka pembuatan desain ground support harus sesuai dengan kondisi batuan dan

keadaan ketidak menerusan yang terbentuk dari lokasi penambangan dan kaidah

dari geologi teknik yang baik. Salah satu ground support yang digunakan pada

tambang bawah tanah adalah shotcrete (beton tembak) dengan jenis shotcrete plain

dan shotcrete fiber. Dan untuk memenuhi kebutuhan produksi shotcrete yang tinggi

dibuatlah batching plant dan dalam pelaksanaanya batching plant menjadi

komponen penting dan merupakan bagian vital pada tahap development atau

pengembangan tambang bawah tanah. Batching plant ialah salah satu bukti dari

tumbuhnya kemajuan teknologi dan merupakan bagian dari manufaktur yang

bergerak di bidang konstruksi, yang berfungsi untuk dalam hal ini memproduksi

suatu barang yang kita biasa sebut beton atau ready mix baik tanpa ada kendala

yang berarti. Batching plant merupakan sebuah langkah besar perubahan teknologi,

yang awalnya secara konvensional berubah menjadi lebih praktis dan

menghasilkan nilai produksi yang lebih besar.

Page 19: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

3

PT Freeport Indonesia memilik 3 batching plant yang saling bahu-membahu

memberi suplai shotcrete ke seluruh titik yang membutuhkan di sekitaran area

perusahaan khususnya tambang bawah tanah. 3 Batching plant itu terdiri dari GBC

(Grasberg Block Cave) CIP Batching plant yang disediakan untuk memberi suplai

ke tambang area DMLZ ( Deep Mill Level Zone ), Underground GBC (Grasberg

Block Cave) Batching plant untuk memberi suplai ke area tambang GBC (Grasberg

Block Cave), dan yang terakhir Amole Batching plant yang dominan memberi suplai

ke area tambang DOZ ( Deep Ore Zone) serta Big Gossan. Kebutuhan shotcrete ini

harus dipenuhi sepanjang hari selama 24 jam karena produksi pada tambang

bawah tanah ini diIaksanakan oleh 2 shift kerja yakni day shift selama 12 jam dan

night shift 12 jam dengan akumulasi kerja selama 24 jam dalam 1 hari. Oleh karena

itu untuk menunjang aktivitas pekerjaan tersebut harus didukung oleh peraIatan

yang baik, tidak terkecuali aIat-aIat berat yang ada seperti loader, backhoe, dan

mixer truck.

Pada 3 batching plant yang ada di PT Freeport Indonesia ini, hanya Batching

plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP yang memiIiki mixer truck yang berfungsi

sebagai pembawa beton yang selesai di mixing pada batching plant. Tentunya

dengan ketersediaan aIat tersebut harusnya menjadi penunjang produksi dan target

produksi yang telah direncanakan. Dengan demikian, agar dapat mengetahui

produktivitas aIat yang ada dan mengetahui apakah aIat tersebut digunakan sesuai

dengan kapasitas yang dimiliki sebabnya perlu ditinjau kembali secara spesifik baik

itu total keseluruhan aIat ataupun waktu paling optimal yang bisa dilakukan aIat

tersebut. Dengan latar belakang tersebut penulis merasa perlunya analisis terhadap

produktivitas dan efisiensi dari aIat berat mixer truck pada Batching plant GBC

(Grasberg Block Cave) CIP.

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Indentifikasi Masalah

Batching plant beroperasi dan meIakukan produksi setiap hari demi terus

memberikan suplai kebutuhan beton dalam bentuk shotcrete pada tambang bawah

tanah yang menjadi bagian dari tahap development yakni sistem penyangga

(ground support) dalam operasi tambang bawah tanah, oleh sebab itu proses

produksi beton ini harus didukung oleh peraIatan yang ada dan peraIatan yang

Page 20: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

4

dimiliki ini seharusnya mampu bekerja sesuai dengan kapasitasnya secara efisien

tak terkecuali aIat berat. Pada penelitian ini mixer truck yang digunakan pada

batching plant untuk mengantar suplai beton shotcrete dianalisis produktivitas serta

efisien waktu kerjanya.

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Batasan - batasan permasalahan yang ditetapkan pada penelitian ini ialah

terdiri dari :

1. Lokasi studi kasus penelitian yaitu batching plant GBC (Grasberg Block

Cave) CIP dan Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone) PT

Freeport Indonesia.

2. Pekerjaan yang ditinjau ialah pengangkutan hasil produksi oleh mixer truck

pada batching plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP menuju bottom

batching plant (transfer area) untuk tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone)

PT Freeport Indonesia.

3. Pembahasan penelitian hanya berfokus pada produktivitas aIat berat tanpa

memperhitungkan biaya.

4. Penghitungan jumlah kebutuhan peraIatan dihitung berdasarkan volume

pekerjaan.

5. Pelaksanaan kegiatan diIaksanakan selama 1 shift kerja selama 12 jam kerja

dengan kapasitas kerja aIat sebesar 8 jam.

1.2.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagi berikut :

1. Berapa hasil analisis produktivitas dari alat berat mixer truck pada batching

plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP PT Freeport Indonesia?

2. Berapa hasil analisis efisiensi kerja dari alat berat mixer truck pada batching

plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP PT Freeport Indonesia?

3. Apakah aIat berat mixer truck sudah digunakan secara efisien?

Page 21: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui berapa nilai produktivitas dari aIat berat dalam hal

ini mixer truck.

2. Agar dapat mengetahui berapa nilai efisiensi kerja yang dicapai aIat berat

mixer truck.

3. Agar dapat mengetahui seberapa efisien aIat berat mixer truck telah

digunakan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini ialah :

1. Dapat memberi pengetahuan dan informasi pengembangan terhadap ilmu

pengetahuan terkhusus nya pada bidang teknik sipil mengenai analisis

produktivitas dan efisiensi aIat berat untuk dapat membuat pekerjaan yang

diIaksanakan diharap sesuai dengan rencana kerja yang dibuat.

2. Meningkatkan pemahaman tentang penerapan teori produktivitas dan

efisiensi aIat berat dalam hal ini yaitu mixer truck sebagai salah satu support

pada sistem penyangga tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.

3. Bisa membantu mahasiswa ataupun pihak lain untuk mengerti dan

memahami pengaruh penggunaan aIat berat mixer truck dalam operasi yang

diIaksanakan batching plant.

1.4 Sistematika Penulisan

Pada penyusunan penulisan proposal skripsi ini sistematika penulisannya

terdiri dari lima bab yang diatur secara singkat.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini ialah pendahuluan dimana pada bagian ini menjelaskan tentang latar

belakang penulisan, tujuan atau maksud dari penulisan, rumusan masalah dengan

memberikan batasan yang jelas, manfaat yang diperoleh, serta memaparkan

sistematika penulisan

Page 22: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

6

BAB II LANDASAN TEORI

Memaparkan tentang teori-teori dari beberapa literatur/pustaka yang

mendukung penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Memaparkan mengenai tahap-tahap / alur pikir penelitian dari awal hingga

penulisan laporan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan mengenai pembahasan dari proses pengolahan data dan

menganalisa hasil tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan serta saran mengenai analisis yang telah

dilakukan

Page 23: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Pendukung

2.1.1 Batching Plant

Gambar 2. 1 Batching Plant PT. Freeport Indonesia

Batching plant merupakan istilah lain untuk tempat pabrikasi beton ready mix

atau tempat proses pengadukan dan pencampuran material dasar beton

dilaksanakan. Batching plant biasanya diperuntukkan untuk memenuhi kegiatan

atau proyek yang besar pula seperti kebutuhan pada konstruksi jalan raya, landasan

bandara, hingga pembangunan ground support pertambangan. Bagian-bagian

pada batching plant ialah sebagai berikut :

1. Cement silo, berguna sebagai media penyimpanan semen sehingga mampu

menjaga kualitas semen.

2. Belt conveyor, berguna sebagai aIat untuk menarik bahan/material (agregat

halus dan agregat kasar) menuju storage bin dari area top dari bin.

3. Bin, berguna sebagai lokasi penimbunan bahan/material (agregat halus dan

agregat kasar) yang berasal dari penumpukan bahan di Base Camp dengan

bantuan Wheel Loader untuk ditarik ke atas (Storage bin).

Page 24: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

8

4. Storage bin, digunakan sekat pembatas agregat dibagi menjadi 4 fraksi,

yaitu: fly ash, split (agregat butir kasar), screening (butir menengah), dan

pasir (butir halus).

5. Timbangan, dibagi menjadi 3 jenis, yakni: khusus menimbang agregat,

khusus menimbang fly ash & semen, untuk menimbang air.

6. Pump, berfungsi sebagai aIat untuk penambahan admixture seperti sika.

7. Tanki air berguna untuk supply keperluan air pada beton ready mix.

8. Vibrator berguna untuk mengeluarkan material yang ada di dalam timbangan

dengan meIakukan getaran.

9. Filter adalah aIat yang berguna untuk menyaring udara pada fly ash &

semen. Pada proses memasukan fly ash & semen menggunakan bantuan

tekanan udara, filter disini berfungsi untuk mengurangi tekanan didalam.

Filter ini umumnya berbahan kain yang memiIiki pori-pori untuk udara agar

bisa masuk dan keluar.

10. Compressor adalah aIat yang berguna untuk men-supply tekanan udara dan

saat dialirkan pada belt conveyor membuat katup pada storage bin dapat

secara otomatis tertutup dan terbuka.

11. Mesin motor adalah aIat yang berguna untuk mendorong material & bahan

hingga mampu dialirkan sampai ke concrete mixer truck.

Dan berikut adalah gambaran umum tahapan operasi batching plant dalam

pembuatan beton ready mix :

1. Menyedikan material atau bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton

ready mix, yang terdiri dari : semen, agregat halus, agregar kasar, air, dan

admixture atau bahan tambah.

2. Pada tahap pengambilan dan angkut material serta bahan, rikikhusus

agregat kasar & halus umumnya diangkut dengan wheel loader. Dan khusus

untuk material & bahan berupa pasir atau kerikil yang berada pada lokasi

penimbunan umumnya dibawa dengan menggunakan bucket dan diangkut

oleh wheel loader, lalu baru ditaruh kedalam bin.

3. Tahap penimbangan bahan & material pada batching plant dipisah menjadi

3 jenis, yakni : khusus menimbang agregat, khusus menimbang fly ash &

semen, untuk menimbang air. Sesuaikan dengan jumlah yang pas masing-

Page 25: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

9

masing material & bahan yang ditimbang termasuk admixture tambahan

yang harus sesuai kadar sehingga sepadan dengan daya tampunng atau

daya muat dari concrete/shotcrete mixer truck.

4. Setelah semua material sudah di lakukan mixing dan setelah proses ready

mix selesai, hal selanjutnya yang dilakukan ialah memasukan atau mengisi

mixer bowl pada concrete mixer truck melalui concrete chute.

5. Setelah semua beton ready mix sudah dimasukan kedalam mixer bowl

melalui chut concrete, dan beton dibawa ke lokasi penyemprotan. Perlu

diingat ada beberapa batchplant yang meIakukan mixing dilokasi dan

meIakukan mixing di perjalanan concrete mixer truck. Ini sesuai dengan

kondisi dan situasi di lapangan.

Beberapa aspek yang menentukan untuk mendapatkan beton ready mix

terbaik ialah tahap pengisian, takaran material & bahan, volume batch, prosude

penambahan air, seberapa cepat mixer dan total putaran.

2.1.2 Shotcrete

Pada tambang bawah tanah shotcrete atau beton tembak digunakan sebagai

salah satu dari bagian sistem penyangga atau ground support yang terdiri dari

campuran semen, air, agregat dan zat aditive yang setelah mixing dilakukan

disemprotkan dengan menggunakan aIat bantu ke area wall (dinding), back (atap),

dan floor (jalan) pada bukaan atau terowongan tambang bawah tanah. Lubang

bukaan yang dibuat terus menerus pada tambang bawah tanah membuat terjadinya

teganggan pada area wall (dinding), back (atap), dan floor (jalan) dan disini

shotcrete digunakan agar mampu menahan gaya yang terjadi pada batuan-batuan

tersebut. Agregat untuk shotcrete biasanya berukuran relatif lebih kecil (ukuran

sieve: 0,125 mm–8 mm) dari pada agregat yang biasa dipergunakan untuk beton.

Pada shotcrete, penambahan material tertentu (misalnya: fiber), diharapkan juga

bisa bertahan terhadap tension stress. Dari karakteristik yang ada pada shotcrete,

beberapa kelebihan yang dimiliki shotcrete jika dibandingkan dengan penyangga

dari baja ataupun kayu, shotcrete tidak memiIiki pori yang terlihat oleh mata pada

dinding terowongan dan tahap pelaksanaan relatif singkat. Dalam prosesnya

shotcrete sebagai salah satu ground support digabungakan dengan weldmesh,

splitsets, atau rock bolt sehingga mencetak satu komponen yang disebut reinforced

Page 26: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

10

(beton bertulang), dan hal ini dilakukan agat bisa mengamankan shotcrete yang

umumnya memiIiki daya kuat tarik yang rendah. Selain itu, juga dapat ditunjang

dengan adanya kombinasi ketebalan shotcrete yang disemprotkan sesuai dengan

kekuatan batuan yang ada .

2.1.3 Produktivitas

Produktivitas adalah kapasitas yang dimiliki agar mampu menciptakan suatu

daya dalam berproduksi atau definisi lainnya yakni hubungan antara jumlah kerja

yang dilakukan untuk mencapainya dengan kualitas yang dihasilkan. Pengertian

produktivitas menurut Sinungan (2005) yakni relasi antara hasil fisik maupun hasil

nyata yang berupa barang atau jasa, dengan mendapatkan masukan yang

sesungguhnya dan menurut Brown dan Ghiselli, produktivitas itu jika dilihat dari dua

segi ada output dan hilangnya waktu. Jika dilihat dari output maka produktivitas ini

memiIiki dua aspek yakni kualitas dan jumlah, sementara jika dipandang dari segi

hilangnya waktu maka produktivitas ini sebagai aIat untuk mengukur produktivitas

kerja. Adapun rumus untuk mengkalkulasikan produktivitas aIat ialah sebagai

berikut :

Produktivitas = 60

𝐶𝑇 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴 …… (2.1)

Dimana :

CT = Cycle time (menit)

Kt = Faktor pengisian (m3)

PA = Physical Avaibility

UA = Use of Avaibility

2.1.4 Efisiensi Kerja

Produktivitas alat berat yang berada di lapangan berbeda jika dibandingkan

dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu misalnya seperti faktor

topografi, keahlian operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktivitas

per jam alat yang harus diperhitungkan dalam perencanaan adalah produktivitas

standar alat pada kondisi ideal dikalikan faktor yang disebut efisiensi kerja.

Besarnya nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat tetapi berdasarkan

pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisensi kerja yang mendekati

kenyataan.

Page 27: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

11

Efisiensi kerja merupakan perbandingan dari waktu yang tersedia dengan

waktu kerja produktif yang dilakukan. Hambatan-hambatan saat jam kerja ialah hal

yang ditemukan dari waktu saat produksi yang merupakan bagian dari waktu yang

digunakan. Secara umumnya efisiensi kerja dipengaruhi oleh banyak hal seperti

kapasitas operator, kondisi lokasi kerja, kondisi aIat, cuaca, dan kondisi dari bahan

serta material. Beberapa hal juga yang mempengaruhi efisiensi kerja namun tidak

bisa kita singkirkan seperti memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil,

mempersiapkan front kerja atau memindahkan peraIatan. Efisiensi kerja bersifat

dinamis dan tidak bisa ditebak secara pasti, itu semua bergantung pada penyebab-

penyebab seperti yang dijelaskan tadi dan sangat sedikit sekali kemungkinan untuk

dappat menggunakan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.

Dari hambatan-hambatan yang didapat, maka akan dapat ditentukan jam

kerja realisasi yang terjadi dilapangan. Jam kerja realisasi ini adalah jam kerja

produktif yang dikerjakan oleh alat berat. Waktu produksi efektif yang didapat

digunakan untuk mencari efisiensi kerja dengan persamaan:

E = 𝑊𝑝

𝑊𝑒 𝑥 100% …...………………………………………………….. (2.2)

Dimana :

E = Efisiensi

We = Waktu efektif (waktu tersedia)

Wp = Waktu produktif (waktu realisasi)

2.1.5 Waktu Edar ( Cycle Time )

Waktu edar (cycle time) terdiri dari 2 macam, yaitu waktu tetap (fixed time)

yang dimana waktu pengisian atau pemuatan termasuk manuver dan menunggu,

waktu pengosongan muatan, waktu membelok dan mengganti gigi dan percepatan,

dan waktu tidak tetap (variable time) adalah waktu mengangkut muatan dan kembali

kosong. Jadi waktu edar total ialah penjumlahan waktu tetap dan waktu tidak tetap.

Page 28: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

12

2.1.6 Equipment Availability

1. Mechanical Availability (MA)

Mechanical Availability (MA) merupakan suatu cara untuk mengetahui

keadaan mekanis yang sesungguhnya dari aIat yang sedang dipergunakan.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

𝑀𝐴 =𝑊

𝑊+𝑅 𝑋 100% ……………………………………………………… (2.4)

Dimana:

W = Working hours dimulai dari operator berada di satu aIat dan aIat

tersebut berada dalam kondisi operable (mesin dan bagian-bagian siap

dipakai operasi). termasuk delay time

R = Repair hours atau waktu yang diginakan untuk waiting for repair,

actual repair, waiting for part, dan waktu yang hilang selama perawatan.

2. Physical Availability (PA)

Physical Availability merupakan catatan mengenai fisik dari aIat yang sedang

dipergunakan. Persamanannya adalah sebagai berikut :

𝑃𝐴 =𝑊+𝑆

𝑊+𝑅+𝑆 𝑋 100% …………………………………………………… (2.5)

Dimana:

S = Standby hours adalah kondisi wdimana aIat siap pakai, tetapi karena

satu dan yang lain hal tidak dipergunakan ketika operasi sedang

berIangsung.

Untuk persamaan W+R+S = Jumlah seluruh jam jalan dimana aIat

dijadwalkan untuk beroperasi.

3. Use of Availability (UA)

Menunjukkan beberapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu aIat

untuk beroperasi pada saat aIat tersebut dapat dipergunakan. Persamaan

untuk Use of Availability adalah sebagai berikut :

𝑈𝐴 =𝑊

𝑊+𝑅 𝑋 100% ……………………………………………………… (2.6)

Dari Use of Availability dapat diketahui seberapa efektif untuk dapan

memanfaatkan aIat yang tidak. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik

pengelolaan (management) peraIatan yang dipergunakan

Page 29: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

13

4. Effective Utilization (UE)

Menunjukkan berapa waktu kerja yang dapat dimanfaatkan untuk kerja

produktif dalam bentuk persen. Persamaannya adalah sebagai berikut:

𝑈 =𝑊

𝑊+𝑅+𝑆 𝑋 100% …………………………………………………… (2.7)

2.1.7 Mixer Truck

Mixer truck ialah komponen dalam batching plant yang berfungsi untuk

mengangkut hasil produksi batching plant yakni ready mix concrete ataupun

shotcrete ke lokasi pengecoran atau penyemprotan. Perlu diingat ada beberapa

batchplant yang meIakukan mixing dilokasi dan meIakukan mixing di perjalanan

concrete mixer truck. Ini tergantung pada kondisi dan situasi di lapangan. Mixer

truck yang meIakukan mixing di perjalan ini didalamnya diisi dengan bahan material

kering dan air dan mixing dilakukan di mixer bowl. Untuk menjaga stabilitas serta

tekstur beton cor yang berada dalam mixer bowl ini, mixer truck ini meIakukan

proses agitasi atau memutar drum yang di area dalam drum tersebut terdapat spiral

pisau satu arah rotasi putaran yang berfungsi sebagai pengaduk material beton cor

selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran (Wior, 2015).

Dalam pengangkutan beton, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah

satunya yaitu segregasi. Untuk menghindari segregasi kita harus menyesuaikan

tinggi jatuh beton saat dikalaurkan melalui chute concrete dan dimasukkan kedalam

mixer bowl harus lebih kecil dari 1.5 m, kecuali jika menggunakan pipa.

Gambar 2. 2 Mixer Truck PT. Freeport Indonesia

Page 30: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

14

2.2 Tinjauan Pustaka

Adapun beberapa penelitian terlebih dahulu yang memiIiki kaitan dengan

penelitian ini, yakni sebagai berikut :

1. (Jawat dkk., 2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Produktivitas Truck

Concrete Pump Dan Mixer Truck Pada Pekerjaan Pengecoran Beton Ready

Mix”, penulis menjelaskan bahwa untuk untuk bisa menyelesaikan proses

pekerjaan pengecoran beton ready mix pada plat dan balok dengan volume

65 m³ dibutuhkan durasi 2.079 jam dengan tingkat produktivitas sebesar

0.521 m³/menit dan untuk bisa menyelesaikan pekerjaan pengecoran beton

ready mix pada plat dan balok dengan volume 65 m³ durasi yang dibutuhkan

oleh truck micer adalah 1.297 jam dengan nilai produktivitas sebesar 0.835

m³/menit.

2. (Teguh Indra Putra, 2018) dalam jurnalnya mengenai “Optimalisasi Mixer

Dan Maxijet Untuk Development Ground Support Pada Tambang Grasberg

Block Cave (GBC) PT.Freeport Tembagapura, Papua“ menjelaskan bahwa

produktivitas mixer dengan 8 jam kerja serta dengan hasil hitungan yang

diperoleh menunjukkan bahwa dari 20 pengambilan data lapangan nilai

Rata-rata UA (Used of Availability) dan Physical Availability (PA) untuk aIat

mixer masing-masing adalah 53,50% dan 98,75%. Sedangkan rata-rata UA

(Used of Availability) dan Physical Availability (PA) untuk aIat Maxijet masing-

masing adalah 49,73% dan 97,72%. Disimpulkan juga nilai produktivitas

mixer dan maxijet masing-masing dengan menerapkan jam kerja sebesar

480 menit atau 8 jam tersebut yaitu 75,70 m3/hari dan 47,24 m3/hari.

3. (M. T.Toha dkk, 2019) dalam jurnalnya mengenai “Analisis Efisiensi Kerja

Dan Produktivitas Pengangkutan Batu Bara Sistem Shovel – Dump Truck”

menjelaskan bahwa pada lokasi penelitian yakni tambang Pit 2 Banko Barat

ada peluang untuk dilakukan peningkatan efisiensi kerja sebesar 9,75% yaitu

kondisi aktual sebesar 64,41% menjadi 71,37%. Faktor yang mengakibatkan

penurunan efisiensi kerja adalah kehilangan waktu akibat, disiplin kerja,

maintenance and repair alat, curah hujan, dan perawatan jalan angkut pasca

hujan. Lalu didapat produksi sistem pengangkutan batubara setelah

dilakukan peningkatan efisiensi kerja meningkat sebesar 9,75% yaitu dari

36,08 ton/jam menjadi 39,98 ton/jam.

Page 31: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

15

4. (Wisma Hidayat, 2018) dalam jurnalnya mengenai “Evaluasi Waktu Kerja

Efektif Alat Gali Muat Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Dari Harga

Penjualan Batubara Pada Pt. Britmindo Site Bukuan, Kecamatan Palaran,

Kota Samarinda, Kalimantan Timur” menjelaskan bahwa setelah dilakukan

analisis pada pekerjaan alat berat gali muat didapat angka waktu hambatan

sebesar 190 menit setiap harinya. Kemudian hambatan tersebut dievaluasi

dengan cara mengurangi waktu hambatan tersebut menjadi 180 menit/hari.

Pada penelitian ini juga didapat nilai rata-rata waktu alat gali muat benar-

benar bekerja setiap harinya adalah 3,55 jam/hari dengan hasil produksi

hanya 25.417,997 ton. Kemudian penulis melakukan evaluasi, apabila waktu

kerja ditingkatkan menjadi 5 jam/hari, hal ini dapat meningkatkan hasil

produksi menjadi 35.819,3476 ton.

Page 32: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Komponen Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kuantitatif yang mengacu kepada penelitian eksperimen serta menuntut

penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data berupa angka-

angka matematis dan di analisis hasilnya. Pengambilan data dalam penelitian yang

dilaksanakan di PT Freeport Indonesia yaitu dengan melakukan pengamatan

langsung dilapangan. Teknik pengambilan sampel/data pada umumnya dilakukan

secara random untuk mengamati jam kerja aktual dari pekerja dan jam kerja aktual

dari alat. Setelah didapat nilai waktu dari jam kerja aktual pekerja dan jam kerja

aktual alat maka dapat dihitung produktivitas dan efisiensi dari alat berat tersebut

menggunakan teori-teori yang sudah ditetapkan.

3.1.2 Objek Penelitian

Penelitian ini hanya terfokus pada bagaimana agar bisa menemukan nilai

produktivitas serta efisiensi waktu kerja dari alat berat mixer truck serta menemukan

hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhinya.

3.1.3 Lokasi Penelitian

Penelitian diIaksanakan di area tambang milik PT Freeport Indonesia,

Timika, Tembagapura, Papua. Lebih tepatnya yaitu batching plant GBC (Grasberg

Block Cave) CIP dan Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone)

Page 33: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

17

3.1.4 Sumber Data

Sumber data untuk penelitian ini diambil dan dibagi menjadi 2 bagian data

yakni data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Data Primer

Data yang diperlukan ialah :

a. Waktu edar (cycle time) alat

b. Waktu dan aktivitas proses pencampuran (mixing)

c. Pengamatan terhadap operator

d. Pengamatan jam kerja rencana pekerja

e. Pengamatan jalan alat melintas

2. Data Sekunder

Data yang diperlukan ialah :

a. Peta lokasi daerah penelitian

b. Data produksi rencana dan aktual

c. Data jumlah aIat berat dari mixer truck

d. Spesisfikasi aIat berat mixer truck

e. Data mix design batching plant

3.1.5 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data untuk efisiensi produktivitas aIat berat mixer truck

ini, digunakan beberapa metode yaitu :

1. Observasi

2. Studi Literatur

3. Wawancara

4. Dokumentasi

3.1.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan selama penelitian ini diIaksanakan

ialah form daily operator, form running trip mixer truck, stopwatch, kamera, laptop,

dan aIat tulis.

Page 34: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

18

3.1.7 Metode Analisis

Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan literatur yang

berhubungan dengan masalah tersebut, yaitu :

1. Menghitung siklus waktu aIat berat mixer truck menggunakan metode

statiska dasar.

2. Menghitung lama waktu proses mixing shotcrete dan waktu pengisian mixer

bowl.

3. Menghitung waktu kerja aIat dengan menggunakan metode perbandingan

waktu estimasi dan aktual kerja.

3.2 Perancangan Penelitian

3.2.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data

A

Studi Literatur dan Studi Lapangan

Identifikasi Masalah

Page 35: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

19

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

3.3 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisa pada data penelitian agar dapat memperoleh solusi

dari tujuan penelitian ini diperlukan metode analisis yaitu suatu cara dipakai untuk

menganalisa data dengan berpedoman pada pustaka yang ada.

A

Data Primer

• Waktu edar ( cycle time)

alat

• Waktu dan aktivitas proses

pencampuran (mixing)

• Pengamatan terhadap

operator/ karyawan yang

mengoperasikan alat

• Pengamatan terhadap jam

kerja rencana para pekerja

• Pengamatan terhadap jalan

alat melintas

Pengolahan Data

Analisa dan Kesimpulan

Selesai

Data Sekunder

• Peta lokasi daerah

penelitian

• Data produksi

rencana dan aktual

• Data jumlah aIat

berat mixer truck

• Spesisfikasi aIat

berat

• Data mix design

batching plant

Page 36: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

20

Berikut ini langkah-langkah metode menganalisis data sebagai berikut:

1. Menghitung durasi pekerjaan shotcrete serta proses pengisian ke dalam

mixer bowl.

2. Menghitung siklus waktu kerja alat berat mixer truck dalam satu kali running.

3. Menghitung waktu kerja alat seperti working hours, repair, standby untuk alat

berat mixer truck.

4. Menghitung dan mengamati waktu kerja realisasi dilapangan yang

dilaksanakan dalam satu kali shift kerja.

5. MeIakukan perhitungan produktivitas mixer truck. Berdasarkan data teknis

lapangan, dapat dihitung kapasitas produksi dari mixer truck.

6. Melakukan perhitungan efesiensi waktu kerja alat berat mixer truck dengan

data waktu kerja realisasi dilapangan dengan waktu kerja rencana.

3.4 Jadwal Penelitian

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian

Tahapan Bulan (2020)

Maret April Mei Juni Juli Agustus

Pengajuan Judul

Pegajuan Proposal

Pembuatan Proposal

Pengumpulan Data

Menganalisa Data

Pembuatan isi Skripsi

Hasil dan Kesimpulan

Selesai

Page 37: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap eksplorasi tambang bawah tanah, kegiatan development

(pengembangan) merupakan kegiatan yang harus diutamakan dan salah satu

kegiatannya ialah sistem penyanggaan (ground support). Ground support yang

digunakan di area tambang bawah tanah DMLZ ialah shotcrete atau istilah lain dari

beton tembak. Shotcrete terdiri dari campuran agregat kasar (kerikil), agregat halus

(pasir), air, admixture, serta tambahan zat additive (chemical) jika dibutuhkan dan

proses pencampurannya dilakukan di pabrik beton ready mix atau batching plant.

Pada penelitian kali ini pencampuran/mixing dilaksanakan di batching plant GBC

(Grasberg Block Cave) CIP serta dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ground

support tambang bawah tanah khususnya di tambang bawah tanah DMLZ. Oleh

karena itu untuk memobilisai material shotcrete tersebut ke lokasi yang ditujukan,

maka dibutuhkan alat berat untuk membawanya yakni mixer truck.

4.1 Hasil

4.1.1 Shotcrete

Shotcrete merupakan salah satu material yang digunakan dalam pembuatan

sistem penyangaan di tambang bawah tanah. Shotcrete terbuat dari kandungan

semen, grevel, dan tambahan bahan kimia bila dibutuhkan yang fungsinya untuk

meningkatkan kualitas shotcrete. Setelah diketahui komponen-komponen

penyusun shotcrete maka bisa ditentukan berat masing-masing komponen dalam

pembuatan 1m3 shotcrete dan dari keperluan kuantitas komponen-komponen

penyusun shotcrete tersebut bisa di tentukan juga waktu yang diperlukan dalam

pembuatan 1m3 shotcrete seperti pada tabel 4.1.

Page 38: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

22

Tabel 4. 1 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator SIKA

MIX DESIGN Shotcrete 60 Mpa Shotcrete Fiber 40 Mpa

Agregat Halus 1710 Kg 1710 Kg

Agregat Kasar - -

Semen 550 Kg 550 Kg

Viscocrete 305 4200 mL 4200 mL

Sika Tard 930 2000 Ml 2000 mL

Air 165 L 165 L

Viscoflow 3211 NA - -

Sika Bilizer 4R - -

Fiber - 6 Kg

MIXING TIME / M3 90 – 120 Second 90 – 120 Second

Tabel 4. 2 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator BASF

MIX DESIGN Shotcrete 60 Mpa Shotcrete Fiber 40 Mpa

Agregat Halus 1710 Kg 1710 Kg

Agregat Kasar - -

Semen 550 Kg 550 Kg

Glenium 4200 mL 4200 mL

Delvocrete 2000 mL 2000 mL

Air 165 L 165 L

MASTEREASE - -

Fiber - 6 Kg

MIXING TIME / M3 90 – 120 Second 90 – 120 Second

Page 39: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

23

4.1.2 Alat angkut Shotcrete

Alat berat yang digunakan dalam proses pengangkutan shotcrete ini adalah

mixer concrete truck atau dikenal dengan mixer truck. Spesifikasi dari mixer truck

yang digunakan dilapangan ialah sebagai berikut :

Nama Alat : Mixer truck Western Star

Engine : Weichai WP10.270E32

Kondisi : Baik

Chassis cab : SANY CB318

Mixing capacity : 6 m3

Gambar 4. 1 Mixer Truck Western Star

4.1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dan pengamatan ini dilaksanakan di Perusahaan Tambang

PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua pada area batching plant GBC CIP

dan Tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone) area Bottom Bathing Plant.

Berdasarkan data dan berdasarkan perhitungan didapat bahwa Jarak antara

batching plant GBC CIP dengan Tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone) area

Bottom Bathing Plant adalah 5,8 KM.

Page 40: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

24

Gambar 4. 2 Lokasi Penelitian

4.1.4 Menghitung Nilai UA dan PA Mixer Truck

Untuk menganalisis kondisi efektifitas penggunaan dari peralatan perlu

adanya analisis mengenai Equipment Availability. Dalam penelitian ini analisis

Equipment Availability berupa analisis pada nilai Used of Availability (UA) dan

Physical Availability (PA). Nantinya perhitungan dari equipment availability ini juga

akan dijadikan menjadi komponen untuk menghitung nilai produktivitas dari alat

berat mixer truck.

UA (Used of Availability) adalah kondisi yang menunjukkan beberapa persen

waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut

dapat dipergunakan.

Page 41: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

25

Persamaan untuk Use of Availability adalah sebagai berikut:

UA =W

W + S X 100%

Sumber: Yanto Indonesianto (2010:132)

Dimana:

W = Working hours (waktu kerja)

S = Standby hours

Dari Use of Availability (UA) dapat diketahui seberapa efektif suatu alat yang

tidak sedang rusak dan dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa

baik pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.

Physical Availability (PA) merupakan catatan mengenai fisik dari alat yang

sedang dipergunakan. Persamanan untuk Physical Availability adalah sebagai

berikut :

𝑃A =W + S

W + R + S X 100%

Sumber: Yanto Indonesianto (2010:132)

Dimana:

PA = Physical Avaibility

W = Working Hours atau jumlah kerja alat

R = Repair Hours atau jumlah jam untuk perbaikan

S = Jumlah jam standby

Untuk mendapatkan angka perhitungan nilai PA (Physical Availability) dan

UA (Used of Availability) dari mixer truck maka dibutuhkan data distribusi waktu

kerja real, standby dan repair dari alat mixer truck. Dalam penelitian ini,

pengambilan data dilakukan selama 8 hari. Jam kerja yang diambil berdasarkan

pengamatan di lokasi penelitian dan total data adalah sebanyak 8 data yang diambil

dari tanggal 28 Februari 2020 - 6 Maret 2020.

Page 42: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

26

Data distribusi waktu real penggunaan alat mixer truck dapat dilihat pada

Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4. 3 Distribusi Penggunaan Mixer Truck

No. Working

(menit)

Repair

(menit)

Standby

(menit)

Total Waktu Rencana

(menit)

1 231 0 249 480

2 294 0 186 480

3 368 0 112 480

4 256 120 104 480

5 222 0 258 480

6 313 0 167 480

7 361 0 119 480

8 314 0 166 480

Rata-

Rata 294.875 15 170.125 480

Dari hasil pengambilan data dari total rencana kerja alat yaitu 480 menit, di

dapat bahwa alat berat mixer truck memiliki rata-rata jam kerja real sebanyak

294,875 menit; repair 15 menit; dan standby 170,125 menit. Hal ini menunjukkan

bahwa waktu kerja real hanya tidak tercapai sesuai dengan waktu kerja

rencana/tersedia.

Berdasarkan data distribusi waktu real penggunaan alat berat mixer truck

yang telah diperoleh serta rumus perhitungan Equipment Availability dari UA & PA,

maka didapat perhitungan sebagai berikut :

UA (Used of Availability) PA (Physical Avaibility)

UA =W

W+S X 100% 𝑃A =

W+S

W+R+S X 100%

UA =231

231+249 X 100% 𝑃A =

231+249

231+0+249 X 100%

UA = 48,13 % 𝑃A = 100 %

Page 43: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

27

Dan setelah dilakukan perhitungan pada masing-masing data tersebut

didapat nilai dari UA & PA seperti pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4. 4 Nilai UA dan PA

Berdasarkan hasil hitungan Used of Availability (UA) dan Physical Availability

(PA) yang didapatkan dari 8 data, didapat nilai rata-rata UA (Used of Availability)

dan Physical Availability (PA) untuk alat mixer masing-masing adalah 63,65% dan

96,88%. Nilai Physical Availability (PA) mixer truck sebagian besar berada pada

kisaran angka 90 – 100%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi alat mixer sangat

mendukung dalam proses distribusi shotcrete.

4.1.5 Siklus Waktu (Cycle Time) Mixer Truck

Untuk mengetahui jam kerja real dari alat berat mixer truck yang digunakan

maka selanjutnya dihitung terlebih dahulu siklus waktu kerja dari alat berat mixer

truck dalam satu kali perjalanan mulai dari proses pemuatan beton kedalam mixer

bowl sampai ke waktu mixer bowl dalam kondisi kosong dan kembali ke batching

plant.

No Mixer Truck

UA (%) PA (%)

1 48,13 100

2 61,25 100

3 76,67 100

4 75 75

5 46,25 100

6 65,21 100

7 75,21 100

8 65,42 100

Rata-

rata 63,65 96,88

Page 44: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

28

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan didapat siklus waktu dari alat

berat mixer truck seperti pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4. 5 Siklus Waktu Alat Berat Mixer Truck

No

Mixer Truck

Waktu Muat

Beton ke

mixer truck

(menit)

Waktu

angkut ke

bottom

batch plant

(menit)

Waktu

Transfer

(menit)

Waktu

kembali ke

batching

plant (menit)

Waktu total

(menit)

1 10,34 21,35 7,03 21,15 59,97

2 11,40 22,24 7,11 22,10 62,85

3 11,20 23,10 6,57 21,15 62,02

4 10,35 24,15 6,55 22,18 63,23

5 12,17 22,20 6,50 23,06 63,93

6 10,53 23,15 7,20 21,27 62,15

7 11,24 23,30 6,53 24,15 65,22

8 10,47 21,15 7,30 23,29 62,22

WAKTU TOTAL 501,49

CYCLE TIME RATA – RATA

(WAKTU TOTAL/JUMLAH DATA) 62,69

Dari pengamatan data pada tabel didapat siklus waktu rata-rata dari alat

berat mixer truck adalah 62,69 menit dalam satu kali perjalanan/running. Ada

beberapa ketentuan atau aturan dari perusahaan yang mempengaruhi siklus waktu

alat berat yang aturannya tertulis didalam SOP pengoperasian alat berat mixer

truck, salah satunya adalah batas kecepatan maximum dari mixer truck jika

memasuki area tambang bawah tanah (underground mine) adalah 15 km/jam.

Page 45: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

29

4.1.6 Jam Kerja Rencana

Jam kerja rencana atau jam kerja tersedia merupakan jam kerja yang sudah

ditetapkan dan di rancang oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

pekerjaan. Adapun jam kerja rencana yang ada pada Batching Plant GBC

(Grasberg Block Cave) CIP di PT Freeport Indonesia dalam satu shift kerja dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4. 6 Jam Kerja Rencana Batching Plant

Day

Shift

Waktu

(WIT) Keterangan

1

05.00 – 06.30 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 Jam Kerja

11.30 – 13.00 Istirahat

13.00 – 16.30 Jam Kerja

16.30 – 17.00 Persiapan Pulang

Dari data jadwal jam kerja rencana tersebut, didapat bahwa total jam kerja

tersedia atau rencana dalam satu shift kerja adalah 12 jam ( 720 menit ) dengan

rencana jam kerja alat berat selama 8 jam (480 menit).

4.1.7 Hambatan

Dalam pelaksanaan kerja, tentunya ada berbagai macam hambatan-

hambatan yang dapat mempengaruhi jam kerja yang direncanakan. Pada jam kerja

alat berat dalam hal ini mixer truck ditemukan hambatan-hambatan yang

mempengaruhi jam kerja, sehingga jam kerja yang direncakan tidak bisa berjalan

sesuai dengan yang diinginkan. Dengan mengetahui hambatan-hambatan tersebut

nantinya kita bisa menentukan berapa waktu kerja aktual alat yang terjadi

dilapangan. Secara umum hambatan-hambatan yang mempengaruhi jam kerja alat

dipengaruhi oleh banyak hal seperti kapasitas dari operator dalam mengendarai,

kondisi lokasi kerja, kondisi aIat, cuaca, bahkan faktor disiplin kerja dari operator.

Selama 8 hari pengamatan dilapangan terhadap aktivitas di batchingplant GBC CIP,

ditemukan beberapa hambatan-hambatan yang terjadi dan setelah dirata-rata kan

Page 46: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

30

didapat lah waktu yang dihabiskan oleh hambatan-hambatan tersebut. Adapun

hambatan-hambatan yang terjadi dilapangan beserta waktu yang dihabiskannya

berdasarkan hasil pengamatan adalah seperti pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4. 7 Hambatan Dilapangan

Jenis

Hambatan Alasan

Durasi

(menit/hari)

Dapat dihindari

Terlambat memulai safety meeting 13

Istirahat terlalu awal 10

Terlambat memulai kerja kembali 10

Terlalu awal mengakhiri kerja 42

Tidak dapat

dihindari P2H (Persiapan dan perbaikan harian) 20

JUMLAH 95

4.1.8 Efisiensi Kerja

Setelah mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi yang mempengaruhi

jam kerja alat didapat bahwa dalam menghitung efisiensi kerja dari alat tidak hanya

dengan menganalisis dan mengamati data jadwal jam tersedia, jam kerja, jam

maintenance and repair alat, dan jam standby. Hambatan-hambatan pada jam kerja

berlangsung juga harus diperhatikan dan diperhitungkan, mulai dari hambatan-

hambatan yang dapat dihindari serta tidak dapat dihindari yang terjadi selama

pelaksanaan kerja.

Page 47: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

31

4.2 Pembahasan

4.2.1 Produktivitas Alat Berat Mixer Truck

Untuk Menghitung produktivitas dari alat berat mixer truck yang dicapai ialah

menggunakan rumus :

Produktivitas = 60

𝐶𝑇 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴

Dimana:

CT = Cycle time (menit) Kt = Faktor pengisian (m3)

PA = Physical Avaibility UA = Use of Avaibility

Untuk mendapatkan nilai dari produktivitas alat berat Mixer Truck ada

beberapa parameter penting yang diperlukan, diantaranya yaitu:

1. Cycle Time Mixer Truck

Data cycle time mixer truck yang dihitung ialah sebanyak 8 data dalam durasi

8 hari pengambilan data. Berdasarkan hasil perhitungan data tersebut didapat

bahwa rata-rata cycle time mixer truck adalah 62,69 menit. Data cycle time serta

jam kerja alat berat mixer truck dapat dilihat pada Tabel 4.3.

2. Faktor pengisian (Kt)

Nilai factor pengisian (Kt) disesuaikan berdasarkan spesfikasi alat yang

digunakan. Alat mixer truck memiliki faktor pengisian sebanyak 6m3.

3. Used of Availability (UA)

Nilai (UA) Used of Availability dibutuhkan waktu kerja real (working), repair dan

standby dari alat mixer truck. Total data yang didapatkan sebanyak 8 data dengan

jam kerja yang diambil ialah 8 jam kerja alat. Dari 8 data yang sudah diolah

didapatkan rata-rata Used of Availability (UA) ialah 63,65%.

4. PA (Physical Availability)

Nilai (PA) Physical Availability didapatkan seperti dengan nilai UA yaitu

membutuhkan waktu kerja real (working), repair dan standby dari alat berat mixer

truck. Total data yang didapatkan dan diamati sebanyak 8 data dengan jam kerja

yang diambil ialah 8 jam kerja. Dari 8 data yang sudah diolah didapatkan rata-rata

nilai Physical Availability (PA) ialah 96,88%.

Page 48: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

32

5. Jam kerja

Jam kerja ialah banyaknya waktu rencana kerja dalam penggunaan alat mixer

truck dilapangan. Berdasarkan data yang diperoleh PT. Freeport Indonesia, jam

kerja yang disediakan dalam 1 shift kerja adalah 12 jam (720 menit) dengan jam

kerja alat sebanyak 8 jam (420 menit).

Dari parameter tersebut dan data yang sudah diamati dan diolah, maka dapat

dihitung bahwa produktivitas dari mixer truck adalah :

Produktivitas Mixer = 60

𝐶𝑇 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴

= 60

62,69 𝑥 6 𝑥 0,97 𝑥 0,64

= 3,56 m3/jam

Didapat bahwa nilai produktivitas alat berat mixer truck adalah 3,56 m3/jam.

Maka untuk produktivitas dari alat berat mixer truck untuk 1 shift kerja dengan durasi

8 jam didapat :

Produktivitas Mixer truck x jam kerja tersedia = 3,56 m3/jam x 8 jam

= 28,48 m3/shift

Dalam satu shift kerja dengan durasi waktu pekerjaan yang tersedia dalam

satu shift kerja sebanyak 8 jam didapat nilai produktivitasnya sebesar 28,48 m3/shift.

4.2.2 Efisiensi Waktu Kerja Alat Berat Mixer Truck

Setelah mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi yang mempengaruhi

jam kerja alat didapat bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan dan diamati untuk

menganalisis efisiensi kerja pada alat berat mixer truck adalah waktu jam yang

tersedia dengan waktu jam produktif. Hambatan-hambatan yang dapat dihindari

serta tidak dapat dihindari yang terjadi selama pelaksanaan kerja pun menjadi

bagian penting untuk menentukan nilai efisiensi waktu kerja alat berat mixer truck.

a) Nilai Efisiensi Waktu Kerja Alat Yang Terjadi Dengan Hambatan Yang Terjadi

Dilapangan

Dari hambatan yang diamati dilapangan didapat bahwa waktu yang

tersedia telah berkurang dan mempengaruhi nilai efisiensi kerja dari alat

berat mixer truck tersebut. Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara

Page 49: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

33

waktu kerja produktif dengan waktu kerja yang tersedia. Adapapun waktu

yang dihabiskan dari hambatan-hambatan tersebut dapat dilihat pada Tabel

4.9 berikut ini :

Tabel 4. 8 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

Jenis Hambatan Alasan Durasi

(menit/hari)

Dapat dihindari

Terlambat memulai safety meeting 13

Istirahat terlalu awal 10

Terlambat memulai kerja kembali 10

Terlalu awal mengakhiri kerja 42

Tidak dapat

dihindari P2H (Persiapasan dan perbaikan harian) 20

A Jumlah 95

B Jam kerja

efektif alat 8 Jam 480

C Jam kerja

produktif Point A - Point B 385

Dari Tabel 4.9 diatas didapat waktu hambatan yang didapat selama

pekerjaan dan jam kerja produktif dari alat berat mixer truck, dimana dari data

tersebut dapat dihitung efisiensi kerja dari alat mixer truck sebagai berikut :

Perhitungan Efisiensi Kerja :

Eff = 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100%

= 𝐶

𝐵 𝑥 100%

= 385

480 𝑥 100%

= 80,21 %

Maka didapat efisiensi waktu kerja alat berat mixer truck setelah terjadi hambatan-

hambatan dilapangan pada waktu jam kerja rencana (efektif) selama 8 jam yaitu

terjadi hanya 80,21% atau hanya 6,42 jam (385 menit)

Page 50: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

34

b) Nilai Efisiensi Waktu Kerja Alat Dengan Kondisi Waktu Dapat Dihindari

Dianggap Tidak Terjadi

Efisiensi ini dimaksud dengan melakukan asumsi pemangkasan

seluruh hambatan-hambatan yang sekiranya dapat dihindari yang bisa

mengganggu waktu kegiatan alat berat mixer truck seperti pada tabel berikut:

Tabel 4. 9 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Dapat Dihindari

Jenis

Hambatan Alasan

Durasi

(menit/hari)

Dapat

dihindari

Terlambat memulai safety meeting 0

Istirahat terlalu awal 0

Terlambat memulai kerja kembali 0

Terlalu awal mengakhiri kerja 0

Tidak dapat

dihindari P2H (Persiapasan dan perbaikan harian) 20

A Jumlah 20

B Jam kerja tersedia 8 Jam 480

C Jam kerja produktif Point A - Point

B 460

Nilai efesiensi kerja dengan waktu evaluasi dengan pemangkasan waktu

hambatan yang terjadi dilapangan didapat bahwa :

Perhitungan Efisiensi Waktu Kerja

Eff = 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100%

= 𝐶

𝐵 𝑥 100%

= 460

480 𝑥 100%

= 95,83 %

Page 51: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

35

4.2.3 Analisis Produktivitas Alat Berat Mixer Truck Dengan Nilai Efisiensi

Waktu Kerja Alat

Setelah dilakukan perhitungan didapat bahwa nilai produktifitas dari alat

berat truck mixer dengan durasi jam kerja sebesar 8 jam (480 menit) adalah sebesar

3,07 M3/Jam dan 28,48 m3/shift. Dengan waktu hambatan-hambatan yang terjadi

dilapangan nilai produktivitas itu tidak lah sesuai dengan yang diperhitungkan,

karena jam kerja alat yang berubah. Selanjutnya untuk mengetahui produktivitas

alat truck mixer dilapangan dalam 1 shift kerja dihitung dengan menggunakan waktu

jam kerja produktif (pada tabel 4.9) adalah sebagai berikut :

Produktivitas Mixer = 60/CT x Kt x PA x UA x jam kerja produktif

= 60/62,69 x 6 x 0,97 x 0,64 x 6,42

= 22,89 m3/shift

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapat bahwa produktivitas yang

didapat oleh alat berat dengan jam kerja alat tersedia sebesar 8 jam adalah 28,48

m3/shift sedangkan yang terjadi sesuai dengan jam kerja produktif dilapangan

sebesar 6,42 jam adalah 22,89 m3/shift.

Page 52: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

36

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis produktivitas dan efisiensi alat berat mixer truck yang telah

dilakukan didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil yang didapat nilai produktivitas dari mixer truck adalah

28,48 m3/shift dari waktu yang tersedia, namun jika dihitung dengan waktu

produktif realisasi di lapangan terjadi penurunan menjadi 22,89 m3/shift.

2. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data yang dilakukan didapat

bahwa nilai efisiensi kerja dari alat berat mixer truck adalah sebesar 80,21%

dan setelah dilakukan pengoptimalan waktu kerja alat dengan

menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat dihindari alat mampu

mencapai angka sebesar 95,83 %

3. Berdasarkan hasil pehitungan dari keadaan kondisi alat yang berdasarkan

hasil hitungan Used of Availability (UA) dan Physical Availability (PA),

didapatkan nilai rata-rata UA (Used of availability) dan Physical Availability

(PA) dari alat mixer masing-masing adalah 63.65% dan 96.88%. Nilai

Physical Availability (PA) Mixer sebagian besar adalah 96,88%, hal ini

menunjukkan bahwa kondisi alat Mixer sangat mendukung dalam proses

distribusi shotcerete. Namun angka UA (Used of availability) menandakan

alat hanya terpakai sebesar 63.65% dan tidak digunakan dengan baik

5.2 Saran

Setelah melakukan analisis produktivitas dan efisiensi alat berat mixer truck untuk

tambang bawah tanah DMLZ didapat bahwa untuk meningkatkan produktivtas dari

mixer truck ialah mengurangi waktu tunggu yang ada dengan menambah mesin

mixer pada batching plant untuk mengurangi antrian alat berat lalu menambah

banyak alat berat yang ada

Page 53: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

37

DAFTAR PUSTAKA

Hutasoit, J. P., Sibi, M., & Inkiriwang, R. L. (2017). Analisis Produktivitas Tenaga

Kerja Konstruksi Pada Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik dan Plesteran

Dinding Menggunakan Metode Work Sampling (Studi Kasus: Bangunan

Gedung Pendidikan Fakultas Kedokteran). Jurnal Sipil Statik, 5(4).

Jawat, I. W., Rahadiani, A. A. D., & Armaeni, N. K. (2018). Produktivitas Truck

Concrete Pump Dan Truck Mixer Pada Pekerjaan Pengecoran. PADURAKSA,

Volume 7 Nomor 2, Desember 2018, 7, 164–183.

Nanda, T. R. (2017). ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS

PENGECORAN MENGGUNAKANCONCRETE BUCKETDAN CONCRETE

PUMPPADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (Studi Kasus: Proyek

Pembangunan Apartemen Mansyur Residence). Jurnal Teknik Sipil USU, 6(1).

Puspitasari, N. B., & Permatasari, E. S. Analisis Efektivitas Mesin Batching plant 1

dan Mesin Batching plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT.

X. Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, 14(2).

Saroy, A. M., Widayati, S., & Usman, D. N. (2019). Evaluasi Cycle Time Drill Raise

Bore Drain Hole di Area Grasberg Block Caving (GBC), Underground Mine PT

Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

Teguh Indra Putra, Y. M. A. (2018). OPTIMALISASI MIXER DAN MAXIJET UNTUK

DEVELOPMENT GROUND SUPPORT PADA TAMBANG GRASBERG

BLOCK. 3(4), 1671–1681.

Wior, M. H. (2015). Analisa Kelayakan Investasi Ready Mix Concrete di Provinsi

Sulawesi Utara. Jurnal Sipil Statik, 3(7), 492-500.

Page 54: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

38

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal

NIM : 2016 – 21 – 094

Nama : Pebriyanto Anugrah

Tempat/Tgl. Lahir : Pangkal Pinang, 28 Februari 1999

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Katholik

Status Perkawinan : Belum kawin

Program Studi : S1 Teknik Sipil

Alamat Rumah : Jl. Akasia 3 (dalam) No . 377 Perumnas Bukit Merapin

No. Telepon / HP : 08889299680

Email : [email protected]

b. Pendidikan

Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus

SD SDN 55 Pangkal Pinang - 2010

SMP SMPN 2 Pangkal Ainang - 2013

SMA SMAN 1 Pangkal Pinang MIA 2016

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 15 September 2020

Mahasiswa Ybs.

Pebriyanto Anugrah

Page 55: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

39

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 56: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

40

Lampiran 1. Pengamatan Jam Kerja Rencana Pekerja

1. Jumat, 28 Februari 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

1

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.23 – 06.37 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.37 – 07.20 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.20 – 11.32 Jam Kerja alat

11.30 – 13.00 11.33 – 13.10 Istirahat

13.00 – 16.30 13.10–15.50 Jam Kerja alat

16.30 – 17.00 15.50 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

2. Sabtu, 29 Februari 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

2

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.07 – 06.25 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.25 – 07.00 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.00 – 11.28 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.28 – 13.03 Istirahat

13.00 – 16.30 13.03–15.40 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.40 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

Page 57: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

41

3. Minggu, 1 Maret 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

3

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.14 – 06.38 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.38 – 07.11 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.11 – 11.25 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.25 – 13.05 Istirahat

13.00 – 16.30 13.05–15.46 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.46 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

4. Senin, 2 Maret 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

4

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.30 – 06.45 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.45 – 07.35 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.35 – 11.35 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.35 – 13.02 Istirahat

13.00 – 16.30 13.02–15.50 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.50 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

Page 58: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

42

5. Selasa, 3 Maret 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

5

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.12 – 06.30 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.30 – 07.49 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.49 – 11.31 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.31 – 13.12 Istirahat

13.00 – 16.30 13.12–15.56 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.56 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

6. Rabu, 4 Maret 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

6

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.04 – 06.10 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.10 – 07.15 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.15 – 11.28 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.28 – 13.01 Istirahat

13.00 – 16.30 13.01–15.48 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.48 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

Page 59: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

43

7. Kamis, 5 Maret 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

7

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.04 – 06.10 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.10 – 07.15 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.15 – 11.28 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.28 – 13.01 Istirahat

13.00 – 16.30 13.01–15.48 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.48 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

8. Jumat, 6 Maret 2020

Shift Jadwal

Perusahaan

Waktu

(WIT) Keterangan

8

05.00 Check In

05.00 – 06.30 05.11 – 06.20 Meeting pagi dan Safety Meeting

06.30 – 07.00 06.20 – 07.03 Persiapan Batching Plant

07.00 – 11.30 07.03 – 11.30 Jam Kerja

11.30 – 13.00 11.30 – 13.05 Istirahat

13.00 – 16.30 13.05–15.53 Jam Kerja

16.30 – 17.00 15.53 17.00 Persiapan Pulang

- 17.00 Check Out

Page 60: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

44

Lampiran 2. Tabel Komposisi Shotcrete

1. 28 Februari 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.20 - -

2 07.20 08.19 - -

3 08.19 09.10 - -

4 09.10 10.11 - -

5 10.11 11.30 - -

ISTIRAHAT

6 13.00 13.10 - -

7 13.10 14.03 - -

8 14.03 14.31 - -

9 14.31 15.29 - -

10 15.29 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 231 249 -

Page 61: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

45

2. 29 Februari 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.35 - -

2 07.35 08.32 - -

3 08.32 08.40 - -

4 08.40 09.43 - -

5 09.43 10.12 - -

6 10.12 11.10 - -

7 11.10 11.30 - -

ISTIRAHAT

8 13.00 13.22 - -

9 13.22 14.21 - -

9 14.21 14.27 - -

10 14.27 15.24 - -

11 15.24 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 294 186 -

Page 62: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

46

3. 1 Maret 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.11 - -

2 07.11 08.14 - -

3 08.14 08.17 - -

4 08.17 09.19 - -

5 09.19 09.21 - -

6 09.21 10.22 - -

7 10.22 10.26 - -

8 10.26 11.24 - -

9 11.24 11.30 - -

ISTIRAHAT

10 13.00 13.05 - -

11 13.05 14.09 - -

12 14.09 14.17 - -

13 14.17 15.17 - -

14 15.17 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 368 112 -

Page 63: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

47

4. 2 Maret 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.35 - -

2 07.35 08.41 - -

3 08.41 08.52 - -

4 08.52 09.56 - -

5 09.56 10.01 - -

6 10.01 11.04 - -

7 11.04 11.30 - -

ISTIRAHAT

8 13.00 13.27 - -

9 13.27 14.30 - -

10 14.30 16.30

TOTAL

(MENIT) 256 104 120

Page 64: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

48

5. 3 Maret 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.49 - -

2 07.49 08.52 - -

3 08.52 10.10 - -

4 10.10 11.03 - -

5 11.03 11.30 - -

ISTIRAHAT

6 13.00 13.12 - -

7 13.12 14.03 - -

8 14.03 14.23 - -

9 14.23 15.18 - -

10 15.18 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 222 258 -

Page 65: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

49

6. 4 Maret 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.25 - -

2 07.25 08.29 - -

3 08.29 08.52 - -

4 08.52 09.55 - -

5 09.55 10.07 - -

6 10.07 11.10 - -

7 11.10 11.30 - -

ISTIRAHAT

8 13.00 13.10 - -

9 13.10 14.08 - -

10 14.08 14.20 - -

11 14.20 15.25 - -

12 15.25 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 222 167 -

Page 66: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

50

7. 5 Maret 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.15 - -

2 07.15 08.21 - -

3 08.21 08.26 - -

4 08.26 09.26 - -

5 09.26 09.30 - -

6 09.30 10.25 - -

7 10.25 10.26 - -

8 10.26 11.28 - -

9 11.28 11.30 - -

ISTIRAHAT

10 13.00 13.01 - -

11 13.01 14.00 - -

12 14.00 14.12 - -

13 14.12 15.11 - -

14 15.11 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 361 119 -

Page 67: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

51

8. 6 Maret 2020

NO WORKING STANDBY REPAIRS

MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI

1 07.00 07.03 - -

2 07.03 08.06 - -

3 08.06 08.17 - -

4 08.17 09.19 - -

5 09.19 09.43 - -

6 09.43 10.41 - -

7 10.41 11.30 - -

ISTIRAHAT

8 13.00 13.17 - -

9 13.17 14.21 - -

10 14.21 14.29 - -

11 14.29 15.36 - -

12 15.36 16.30 - -

TOTAL

(MENIT) 314 166 -

Page 68: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

52

Lampiran 3. Tabel Komposisi Shotcrete

Page 69: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

53

Lampiran 4. Dokumentasi Saat Pengambilan Data di Lapangan

1. Batching Plant UG GBC

2. Proses pouring beton ke bowl mixer truck

Page 70: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

54

3. Proses transfer shotcrete di bottom batchplant tambang bawah tanah DMLZ

Page 71: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

55

4. Dokumentasi penulis di lokasi penelitian

Page 72: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

56

Lampiran 5. Lembar Asistensi

Page 73: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

57

Page 74: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

58

Page 75: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

59

Page 76: MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK …

60