47
Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana 1 PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK Oleh: TIM PENYUSUN NI PUTU AYU DEWI WIJAYANTI, S.FARM., M.SI., APT I GUSTI NGURAH AGUNG DEWANTARA PUTRA, S.FARM., M.SC., APT I GUSTI NGURAH JEMMY ANTON PRASETYA, S.FARM., M.SI., APT EKA INDRA SETYAWAN, S.FARM., M.SC., APT COKORDA ISTRI SRI ARISANTI, S.FARM., M.SI., APT JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2015

PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 1

PENUNTUN PRAKTIKUM

DAN LOG BOOK KOSMETIK

Oleh:

TIM PENYUSUN

NI PUTU AYU DEWI WIJAYANTI, S.FARM., M.SI., APT

I GUSTI NGURAH AGUNG DEWANTARA PUTRA, S.FARM., M.SC., APT

I GUSTI NGURAH JEMMY ANTON PRASETYA, S.FARM., M.SI., APT

EKA INDRA SETYAWAN, S.FARM., M.SC., APT

COKORDA ISTRI SRI ARISANTI, S.FARM., M.SI., APT

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2015

Page 2: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 2

TATA-TERTIB PRAKTIKUM KOSMETIKA

1. Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan

sebelum praktikum dimulai.

2. Setiap praktikan harus sudah hadir minimal 15 menit sebelum waktu praktikum dimulai.

3. Ujian pretest sebelum praktikum dilaksanakan pada hari dan jam praktikum, kecuali atas

izin Kepala Laboratorium.

4. Praktikan wajib memakai jas praktikum selama kegiatan praktikum.

5. Tas dan perlengkapan yang tidak digunakan untuk praktikum, disimpan di locker.

6. Selama mengikuti praktikum mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan/

minuman ke dalam laboratorium, mengobrol, meminjam alat/ buku kepada sesama

praktikan, menerima atau melakukan panggilan maupun mengirim pesan singkat melalui

ponsel yang dapat mengganggu jalannya praktikum.

7. Praktikan harus sudah menyelesaikan praktikum termasuk membereskan alat-alat

maksimal 15 menit sebelum waktu praktikum berakhir.

8. Praktikan wajib memeriksa dan menjaga kebersihan alat dan ruangan praktikum

sebelum, selama dan sesudah praktikum.

9. Jika terjadi kerusakan dan/atau kehilangan alat praktikum, maka praktikan bersama

kelompoknya diwajibkan mengganti alat dengan spesifikasi minimal sama sejumlah dua

kali alat yang hilang/rusak, dengan tenggang waktu penggantian maksimal sehari

sebelum praktikum selanjutnya.

10. Laporan praktikum dibuat berkelompok dan diserahkan koordinator praktikum dengan

ketentuan batas penyerahan sehari sebelum praktikum berikutnya. Keterlambatan

pangumpulan laporan dengan alasan apapun akan diberikan nilai 0.

11. Jurnal dan laporan dikumpulkan dikumpulkan pada hari praktikum jam 09.00 di meja

dosen masing-masing.

12. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum dengan alasan tertentu, harus

menyampaikan ijin secara tertulis maksimal sehari sebelum praktikum, dan wajib

bertukar posisi dengan praktikan pada praktikum berikutnya.

13. Jika ketidakhadiran praktikan karena sakit, maka surat ijin disampaikan secara tertulis

dengan melampirkan surat keterangan dokter paling lambat dua hari setelah hari

praktikum.

Page 3: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 3

KETENTUAN PENILAIAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

Penilaian praktikum meliputi :

Keterampilan & pelaksanaan praktikum : 15 %

Jurnal praktikum : 20 %

Diskusi : 15 %

Laporan akhir : 20 %

Ujian Praktikum : 30 %

Page 4: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 4

FORMAT JURNAL PRAKTIKUM KOSMETIKA

COVER

• Tujuan

Tujuan umum dan tujuan khusus dalam melakukan percobaan praktikum.

• Tinjauan Pustaka

Teori-teori acuan yang menunjang topik percobaan yang dilakukan.

• Monografi Bahan

Berisikan tentang data sifat fisiko kimia dari bahan baku yang akan digunakan.

• Formula utama (pustaka) dan alternatif 1/2/3 etc (sesuaikan dgn bahan yg ingin

digunakan).

Formula utama : berisikan tentang formula yang diperoleh dari pustaka/jurnal dan

formula alternative berisikan formula yang akan diajukan dalam praktikan dalam

praktikum untuk dibuat

• Prosedur Kerja

ALAT DAN BAHAN

Keseluruhan alat-alat dan bahan percobaan yang digunakan dalam percobaan.

PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja keseluruhan dari topik percobaan yang dilakukan. Dibuat dalam

bentuk bagan kerja percobaan.

PERHITUNGAN

Perhitungan data yang diperoleh. Dalam bentuk tabel data.

• Evaluasi sediaan yang akan dilakukan

Daftar cara kerja dan jenis evaluasi yang akan dikerjakan dalam praktikum

• Kemasan serta etiket (primer dan sekunder)

Desain Kemasan yang akan digunakan dalam pengemasan produk jadi.

• Lembar pengamatan (evaluasi sediaan)

• Daftar pustaka

Page 5: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 5

FORMAT JURNAL PRAKTIKUM KOSMETIKA

COVER

• Tujuan

Tujuan umum dan tujuan khusus dalam melakukan percobaan praktikum

• Pendahuluan/Dasar Teori

Latar belakang yang mendasari praktikum yang telah dikerjakan.

• Monografi Bahan

Berisikan tentang data sifat fisiko kimia dari bahan baku yang akan digunakan.

• Formula yang dikerjakan

Berisikan formula yang telah dikerjakan beserta perhitungannya, serta alasan yang

mendasari pemilihan formula tersebut.

• Prosedur Kerja

ALAT DAN BAHAN

Keseluruhan alat-alat dan bahan percobaan yang digunakan dalam

percobaan.

PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja keseluruhan dari topik percobaan yang dilakukan. Dibuat

dalam bentuk bagan kerja percobaan.

PERHITUNGAN

Perhitungan data yang diperoleh. Dalam bentuk tabel data.

• Data

Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil evaluasi sediaan yang telah dilakukan.

Pembahasan

Pembahasan dari analisis data yang dihasilkan. Teori yang mendasari dari pembacaan

data serta dicantumkan hasil penelitian berupa tabel-tabel, grafik dan gambar.

• Kesimpulan

Point-point penting dari keseluruhan yang diteliti. Kesimpulan merupakan jawaban

dari rumusan masalah yang diteliti dalam percobaan.

• Daftar pustaka

• Laporan dikumpul beserta sediaannya.

Page 6: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 6

BODY SCRUB

Tujuan

1. Memformulasi sediaan body scrub

2. Mengetahui pengaruh jumlah/jenis bahan abrasive yang digunakan terhadap evaluasi

sediaan

Dasar Teori

Kulit manusia bersifat dinamis yang artinya selalu berubah setiap saat, sel-sel

yang menyusun tubuh manusia selalu mengalami regenerasi kulit. Sel – sel tersebut

memiliki usia tertentu yang kemudian akan diganti lagi dengan yang baru, namun pada

akhirnya semua sel-sel akan mengalami kematian secara total, begitu juga pada kulit

manusia. Bertambahnya usia akan mengakibatkan perubahan laju regenerasi pada kulit.

Penggantian sel yang berlangsung lambat akan mengakibatkan terjadinya penumpukan

sel-sel mati dan pigmen. Akibatnya, kulit tampak kusam dan kasar. (Tresna, 2010)

Selain faktor bertambahnya usia, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap

proses regenerasi kulit. Lingkungan yang tidak sehat karena polusi serta pola hidup

yang tidak teratur dapat mengakibatkan penurunan laju regenerasi sel – sel pada kulit.

Selain itu penggunaan kosmetik yang tidak cocok juga berpengaruh terhadap proses

regenerasi kulit

Salah satu produk perawatan kulit yang sering digunakan untuk mengatasi kulit

kusam yang disebabkan oleh sel – sel mati adalah body scrub. Body scrub merupakan

salah satu sediaan kosmetik yang digunakan untuk mengangkat sel – sel mati pada

kulit. Penggunan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai kosmetika pembersih

mendalam (deepth cleansing), karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang sudah

mati, sehingga akan menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik ini dapat berbentuk

krim atau pasta yang mengandung butiran-butiran kecil, yang dapat membantu

mengelupaskan kulit sel-sel yang sudah mati dengan cara digosokkan. Kosmetik ini

digunakan untuk semua jenis kulit. (Tresna, 2010)

Beras yang merupakan sumber karbohidrat yang menjadi sumber energi, dapat

bermanfaat bagi kulit. Beras dapat membantu melembabkan dan mampu meningkatkan

produksi kolagen kulit yang dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit sehingga

kulit terlihat lebih cerah dan tampak lebih muda . Struktur kimia dalam beras mampu

membantu meregenerasi sel kulit yang telah rusak atau mati. Beras mengandung zat

Page 7: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 7

oryzanol yang mampu membantu memperbarui pigmen melamin dalam kulit dan dapat

menangkal sinar ultraviolet.

Berbagai permasalahan kulit khususnya kulit kering dan kusam yang

disebabkan oleh penumpukan sel – sel kulit yang mati yang dialami oleh masyarakat

Indonesia inilah yang mendorong dibuatnya formulasi, metode pembuatan serta

evaluasi sediaan body scrub yang mengandung beras putih yang dapat membantu

meregenerasi sel kulit yang telah rusak atau mati serta membantu meningkatkan

elastisitas kulit.

Alat dan Bahan

Alat

a. Timbangan elektrik

b. Penangas air

c. Batang pengaduk

d. Cawan porselin

e. Penjepit kayu

f. Termometer

g. Beaker glass

h. Kertas perkamen

i. Sendok tanduk

j. Pipet tetes

k. Gelas arloji

l. Mortir

m. Stamper

n. Wadah scrub

Bahan

a. Zaitun

b. Stearic Acid

c. Trietanolamin

d. Gliserin

e. Metil Paraben

Page 8: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 8

f. Propil Paraben

g. Propilenglikol

h. Setil Alkohol

i. Essensial oil

j. Destilled Water

k. Bahan Abrasive

Prosedur Kerja

A. Pembuatan Basis

1. Semua bahan-bahan yang diperlukan ditimbang.

2. Masukkan minyak zaitun, setil alkohol dan asam stearat ke dalam cawan porselen

lalu lelehkan dan suhu dijaga kostan (campuran A).

3. Larutkan Metil paraben dan Propil paraben dalam Propilenglikol (Campuran B).

4. Masukan trietanolamin, gliserin dan Campuarn B kedalam air (Campuran C)

5. Panaskan campuran C suhu 80oC.

6. Campurkan campuran A dengan campuran C dalam mortir yang telah

dihangatkankan.

7. Aduk dengan cepat dan konstan selama 10 menit kemudian aduk dengan kecepatn

sedang hingga dingin.

8. Tambahkan esensial oil ke dalam campuran basis.

B. Pembuatan Abrasif

1. Sangria tepung ketan dan tepung beras

2. Semua bahan yang diperlukan ditimbang

3. Campur semua bahan hinggan tercampur homogen

C. Pembuatan Scrub

1. Masukkan Campuran bahan abrasife ke dalam basis

2. Gerus hingga homogen

3. Masukkan sediaan scrub yang sudah jadi kedalam kemasan primer

4. Diberi etiket dan masukkan ke dalam kemasan sekunder.

Page 9: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 9

A. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

Acc Penimbangan

dan penggunaan

alat

Page 10: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 10

B. CARA KERJA

C. FORMULA YANG DIAJUKAN

Page 11: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 11

D. EVALUASI SEDIAAN

Replikasi Organoleptis pH Uji

Mikroskopik

Homogenitas

1

2

3

ACC Asisten Praktikum

( )

Page 12: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 12

BODY LOTION

Tujuan

Memformulasi sediaan body lotion

Mengetahui pengaruh penambahan bahan/konsentrasi bahan dalam sediaan body

lotion terhadap sifat fisika dan kimia body lotion

Dasar Teori

Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air

lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit,

memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan badan

menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan. Hand and body lotion

(losio tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto, et al,

1995).

Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang

digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang

tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air. Biasanya

ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat

kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984). Wilkinson 1982

menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari

sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapat

mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit yang

sehat.

Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang

distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. Lotion

dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair

memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah

menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada

permukaan kulit (Lachman et al., 1994).

Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan

humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari tanaman,

hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin

lebah dan sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun

Page 13: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 13

nonionik. Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol, propilen

glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).

Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah fungsi dari

lotion yang dlinginkan untuk dikembangkan. Fungsi dari lotion adalah untuk

mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah kehilangan

air, dan mempertahankan bahan aktif (Setyaningsih, dkk., 2007). Lotion juga dipakai untuk

menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik dan efek protektif dalam pengobatan dermatosis

akut. Sebaiknya tidak digunakan pada luka yang berair sebab akan terjadi caking dan

runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di bawah lotion yang menjadi cake (Anief,

1984). Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan

pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Setyaningsih, dkk., 2007).

Proses pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut

dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan

pengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan lotion

adalah sun screen, humektan, thickening, mineral oil, setil alkohol, silikon dan preservatif.

Sun screen berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari

juga bahan dasar pembuatan krim/lotion. Gliserin sebagai humektan berfungsi menahan air di

bawah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan.

Mineral oil dan silikon berfungsi sebagai pelembab (moisturizing) kulit. (Setyaningsih, dkk.,

2007).

Setil alkohol berfungsi sebagai surfaktan, emolient dan pelembab (Setyaningsih, dkk.,

2007). Selain itu, setil alkohol pada sedian lotion berfungsi sebagai thickening agent (Rowe,

et al., 2003) dengan konsentrasi 2%, 6% dan 10%. Thickening merupakan pengental yang

berfungsi sebagai pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan Hidrofil Lipofil

Balance (HLB). Thickening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu

formula, yang berfungsi sebagai bahan pengental atau pengeras di dalam formula lotion.

Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk mengatur kekentalan produk

sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetik dan mempertahankan kestabilan dari

produk tersebut (Mitsui, 1997). Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan skin

lotion bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water soluble

polymers digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan sebagai polimer alami,

semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui, 1997). Menurut Schmitt (1996), bahan

pengental polimer seperti gum alami, derivat selulosa dan karbomer lebih sering digunakan

dalam sistem emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan bahan

Page 14: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 14

pengental dalam pembuatan skin lotion biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu

dibawah 2,5% (Strianse, 1996).

Alat dan Bahan

Bahan

a. Zaitun

b. Setaric Acid

c. Trietanolamin

d. Gliserin

e. Metil Paraben

f. Propil Paraben

g. Propilenglikol

h. Setil Alkohol

i. Essential oil

j. Destilled Water

Alat

a. Timbangan elektrik

b. Penangas air

c. Batang pengaduk

d. Cawan porselin

e. Penjepit kayu

f. Termometer

g. Beaker glass

h. Kertas perkamen

i. Sendok tanduk

j. Pipet tetes

k. Gelas arloji

l. Mortir dan stamper

Prosedur Kerja

1. Semua bahan-bahan yang diperlukan ditimbang.

2. Masukkan minyak zaitun, setil alkohol dan asam stearat ke dalam cawan porselen lalu

lelehkan dan suhu dijaga kostan (campuran A).

3. Larutkan Metil paraben dan Propil paraben dalam Propilenglikol (Campuran B).

Page 15: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 15

4. Masukan trietanolamin, gliserin dan Campuarn B kedalam air (Campuran C)

5. Panaskan campuran C suhu 80oC.

6. Campurkan campuran A dengan campuran C dalam mortir yang telah

dihangatkankan.

7. Aduk dengan cepat dan konstan selama 10 menit kemudian aduk dengan kecepatn

sedang hingga dingin.

8. Tambahkan esensial oil ke dalam campuran lotion.

9. Lotion dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup rapat.

10. Sediaan diberi etiket.

Page 16: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 16

E. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

Acc Penimbangan

dan penggunaan

alat

Page 17: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 17

F. CARA KERJA

G. FORMULA YANG DIAJUKAN

Page 18: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 18

H. EVALUASI SEDIAAN

Replikasi Organoleptis pH Uji

Mikroskopik

Homogenitas

1

2

3

ACC Asisten Praktikum

( )

Page 19: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 19

SABUN CAIR

Tujuan

Memformulasi sediaan sabun cair

Mengetahui pengaruh penambahan surfaktan terhadap daya busa sabun cair

Dasar Teori

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak.

Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa

karboksilat dengan bobot atom lebh rendah. Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air

yang mengandung gliserol dipisahkan, dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol

digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat

melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air

dan mencegah penguapan air itu. Sabun dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih

untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan (aditif) seperti batu

apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu dilelehkan dan dituang

kedalam suatu cetakan.

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion. Bagian

hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar. Sedangkan

ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah

molekul sabun secara keseluruhan tidaklah b enar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah

tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50 - 150)

molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya yang

menghadap ke air. (Ralph J. Fessenden, 1992)

Selain lemak dan alkali, pembuatan sabun juga menggunakan bahan tambahan yang

lain. Bahan lain yang digunakan untuk pembuatan sabun tersebut adalah bahan pembentuk

badan sabun, bahan pengisi, garam, bahan pewarna dan bahan pewangi. Bahan pembentuk

badan sabun (builder) diberikan untuk menambah daya cuci sabun, dapat diberikan berupa

natrium karbonat, natrium silikat dan natrium sulfat. Bahan pengisi (fillers) digunakan untuk

menambah bobot sabun, menaikkan densitas sabun, dan menambah daya cuci sabun. Bahan

pencuci yang ditambahkan biasanya adalah kaolin, talk, magnesium karbonat dan juga soda

abu serta natrium silikat yang dapat berfungsi pula sebagai antioksidan.

Garam juga dibutuhkan dalam pembuatan sabun yaitu berfungsi sebagai pembentuk

inti pada proses pemadatan. Garam yang ditambahkan biasanya adalah NaCl. Dengan

Page 20: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 20

menambahkan NaCl maka akan terbentuk inti sabun dan mempercepat terbentuknya padatan

sabun. Garam yang digunakan sebaiknya murni, tidak mengandung Fe, Cl, atau Mg. Jika

akan dibuat sabun cair, tidak diperlukan penambahan garam ini.

Beberapa bahan diperlukan sebagai antioksidan, yaitu bahan yang dapat menstabilkan

sabun sehingga tidak menjadi rancid. Natrium silikat, natrium hiposulfit, dan natrium

tiosulfat diketahui dapat digunakan sebagai antioksidan. Stanous klorida juga merupakan

antioksidan yang sangat kuat dan juga dapat memutihkan sabun atau sebagai bleaching agent.

Sedangakan untuk bahan tambahan parfum, yang biasa digunakan adalah patchouli alcohol,

cresol, pyrethrum, dan sulfur. Pada sabun cuci juga digunakan pelarut organic seperti

petroleum naphta dan sikloheksanol.

Dalam hal ini yang perlu untuk diketahui adalah bahwa sifat pencuci dari sabun

disebabkan karena sabun merupakan senyawa surfaktan yang dapat menurunkan tegangan

permukaan sambil mengemulsi kotoran. Pengelompokkan minyak surfaktan sebagai anionik,

kationik atau netral tergantung sifat dasar gugus hidrofiliknya. Sabun dengan gugus

karboksilatnya adalah surfaktan anionik yang bersifat antibakteri.

Alkali yang digunakan untuk proses penyabunan adalah kaustik (NaOH) dan soda

kalium (KOH). Soda kaustik digunakan untuk membuat sabun keras sedangkan soda kalium

untuk membuat sabun lunak sampai cair seperti sampo. Soda Q yang mengandung senyawa

K2CO

3, Na

2CO

3 dan NaOH dapat dimanfaatkan sebagai sumber alkali. Oleh karena kadar

K2CO

3 soda Q cukup tinggi sehingga soda Q potensial untuk digunakan membuat sabun cair.

Proses pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan atau saponifikasi, yaitu

reaksi antara lemak/gliserida dengan basa seperti berikut:

H2COCR1OHCOCR2OH2COCR3O + NaOH/KOHKO/NaOCRO + HCOHH2COHH2COH

Lemak/MinyakBasaSabunGliserol

Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali

merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka

kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi

autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah

minyak yang sudah berkurang (Bailey’s, 1964). Reaksi penyabunan merupakan reaksi

eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak

terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH

atau NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk menghasilkan

Page 21: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 21

sabun cair. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata maka pengadukan harus

lebih baik. Sabun cair yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepaskan asam lemaknya

(Levenspiel, 1972).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan, antara lain:

1. Konsentrasi larutan KOH/NaOH

Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana

penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika

basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada

larutan sehingga fasenya tidak homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu

encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Suhu (T)

Ditinjau dari segi thermodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini

dapat dilihat dari persamaan Van`t Hoff :

RTHdTKdΔ=ln ( 1 )

Karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (ΔH negatif), maka dengan

kenaikan suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika

ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini

dapat dilihat dari persamaan Arhenius berikut ini (Smith 1987) :

k = ARTEe− ( 2 )

Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan,

E adalah energi aktivasi (cal/grmol), T adalah suhu (ºK), dan R adalah tetapan gas

ideal (cal/grmol.K).

Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k

(konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu,

kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu

yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka

akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K

akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain

hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya

suhu merupakan akibat dari reaksi penyabunan yang bersifat eksotermis (Levenspiel,

1972).

3. Pengadukan

Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul

reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka

Page 22: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 22

kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan persamaan

Arhenius dimana konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin

sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A (Levenspiel, 1987).

4. Waktu

Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat

tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah

mencapai kondisi Setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah

minyak yang tersabunkan.

Alat dan Bahan

Bahan

- Aquades

- Na Lauril Sulfat

- Cocamide DEA

- Gliserin

- Metil Paraben

- NaCl

- Esensial oil

- Vitamin E

Alat

- Timbangan elektrik

- Batang pengaduk

- Beaker glass

- Kertas perkamen

- Sendok tanduk

- Pipet tetes

- Gelas arloji

- Mortir

- Stamper

- Wadah shower gel

Page 23: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 23

Prosedur Kerja

Timbang semua bahan yang dibutuhkan

Campurkan Aquadest dengan Na Lauril Sulfat cair hingga Na Lauril Sulfat

terlarut semua didalam air (Campuran A).

Campurkan Cocamide DEA, gliserin, Madu dan Metil Paraben (Campuran B).

Campurkan fase A dengan fase B hingga homogen.

Tambahkan Asam Sitrat 10%

Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit hingga mengental dan diaduk dengan

konstan.

Tambahkan esensial oil dan vitamin E

Dikemas didalam botol dan diberi label.

Page 24: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 24

I. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

Acc Penimbangan

dan penggunaan

alat

Page 25: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 25

J. CARA KERJA

K. FORMULA YANG DIAJUKAN

Page 26: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 26

L. EVALUASI SEDIAAN

Replikasi Organoleptis pH Uji

Mikroskopik

Homogenitas

1

2

3

ACC Asisten Praktikum

( )

Page 27: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 27

SABUN PADAT

Tujuan

Memformulasi sediaan sabun padat

Mengetahui pengaruh waktu penyimpanan terhadap proses saponifikasi sediaan sabun

padat

Dasar Teori

Kebersihan dan kecantikan merupakan salah satu kebutuhan yang diperhatikan oleh

masyarakat. Kebersihan bukan sekedar merawat badan saja, tetapi juga memelihara dan

merawat tubuh sebagaimana mestinya agar tampak lebih menarik.

Badan fisik manusia bersifat dinamis yang artinya selalu berubah setiap saat, sel-sel

yang menyusun tubuh manusia memiliki usia tertentu yang kemudian akan diganti lagi

dengan yang baru, namun pada akhirnya semua sel-sel akan mengalami kematian secara total,

begitu juga pada kulit manusia. Kulit yang sehat terlihat sebagai kulit yang optimal secara

fisik maupun psikologik. Secara fisik, terlihat dari warna, konsistensi, kelenturan, struktur

bentuk dan besarnya sel-sel lapisan kulit (Murad, 2007).

Lingkungan yang semakin tidak sehat karena polusi dan perubahan cuaca yang tidak

menentu, serta pola hidup tidak teratur dapat mengakibatkan penurunan fungsi normal kulit

sehingga kulit menjadi kering, kaku dan cenderung sensitif. Kulit bisa mengalami stress,

khususnya akibat perubahan suhu yang drastis. Selain itu terdapat pula resiko akibat polusi

udara yang memicu aktivitas radikal bebas, yaitu molekul perusak di dalam kulit.

Penggunaan kosmetika diharapkan dapat mengembalikan kelembutan dan kelembaban kulit

tersebut.

Perawatan kulit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara preventif

(pencegahan) yang dilakukan sebelum terjadinya kelainan dan korektif (perbaikan) yang

umumnya dilakukan setelah timbul kelainan.

Pemeliharaan kulit memerlukan perawatan khusus karena kulit merupakan organ yang

sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Tiap individu mempunyai jenis kulit yang

berbeda, yang dipengaruhi oleh kadar air dan produksi minyak dalam tubuh, kecepatan

pergantian sel – sel lapisan tanduk dan faktor lingkungan

Page 28: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 28

Salah satu produk perawatan kulit yang sering digunakan adalah sabun mandi. Seiring

perkembangan teknologi, sabun mandi diproduksi dengan jenis atau varian serta merk yang

beraneka ragam, diantaranya adalah sabun kecantikan dan sabun untuk kesehatan.

Sabun merupakan garam alkali karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat hidrofobik

karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar). Sabun mengandung

surfaktan, untuk menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antar muka yang

menghasilkan busa, dispersibilitas, emulsifikasi dan pembersih. Bahan – bahan tambahan

yang digunakan dalam sabun mandi harus aman dan memiliki fungsi serta peranan yang

spesifik.

Proses yang terjadi dalam pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi (Girgis 2003).

Ada 2 jenis sabun mandi yang dikenal, yaitu sabun mandi padat (batangan) dan sabun mandi

cair (Hambali, 2005).

Sabun mandi padat sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar

masyarakat menggunakan sabun mandi padat untuk membersihkan badan. Hal ini karena

sabun mandi padat harganya relatif lebih murah. Sabun mandi padat memiliki kelemahan dari

sisi keamanan jika dipakai bersama dan sulit untuk dibawa kemana-mana. Tetapi untuk

pemakaian pribadi di rumah, sabun mandi padat sangat tepat untuk digunakan. (Hambali,

2005).

Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque, translucent, dan transparan.

Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki penampilan menarik

karena penampakannya. Selain itu, sabun transparan bisa menjadi alternatif sediaan dengan

penampakan yang lebih menarik.

ALAT DAN BAHAN

Alat

Timbangan

Mortir

Stamper

Gelas ukur

Penangas air

Sendok tanduk

Pipet tetes

Batang pengaduk

Beaker glass

Page 29: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 29

Pot 10 g

Termometer

Bahan

Madu

Asam Stearat

Coconot Oil

NaOH 30%

Gliserin

Etanol

Gula

Dietanolamida (DEA)

NaCl

Vitamin E

Air

Pewangi

PROSEDUR KERJA

1. Ditimbang bahan-bahan sesuai tabel penimbangan

2. Dilelehkan asam stearat pada suhu 70oC

3. Ditambahkan minyak coconut oil, diaduk homogen

4. Ditambahkan larutan NaOH 30% pada suhu 60 - 70oC

5. Diaduk sampai homogen

6. Ditambahkan gliserin

7. Ditambahkan gula atau sukrosa yang telah dilelehkan sebelumnya ke dalam

campuran sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga sukrosa larut sempurna

8. Ditambahkan DEA, asam sitrat, NaCl, etanol , Vit E, madu, dan air secara berurutan

ke dalam campuran, diaduk homogen.

9. Ditambahkan Pewangi, diaduk homogen

10. Dituang campuran ke dalam cetakan dan didiamkan selama 24 jam pada suhu

ruang

11. Adonan dikeluarkan dari cetakan

12. Ditimbang, jika terdapat kelebihan bobot dilakukan pemotongan

Page 30: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 30

13. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah dan dikemas

Page 31: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 31

M. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

Acc Penimbangan

dan penggunaan

alat

Page 32: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 32

N. CARA KERJA

O. FORMULA YANG DIAJUKAN

Page 33: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 33

P. EVALUASI SEDIAAN

Replikasi Organoleptis pH Uji

Mikroskopik

Homogenitas

1

2

3

ACC Asisten Praktikum

( )

Page 34: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 34

SHAMPO

Tujuan

Memformulasi sediaan shampoo

Mengetahui pengaruh surfaktan terhadap sifat kimia sediaan Shampo

Dasar Teori

Shampoo merupakan kosmetika pembersih, yaitu berguna untuk membersihkan kulit

kepala dan rambut dari berbagai kotoran yang melekat. Kotoran terjadi karena adanya lemak,

minyak dan keringat di kulit kepala dan rambut yang berasal dari kelenjar palit. Penggunaan

kosmetika dekorasi rambut, dan debu dari udara juga menyebabkan rambut menjadi kotor.

Dalam pengertian ilmiahnya shampo didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung

surfaktan dalam bentuk yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak

yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala,

dan kesehatan si pemakai. Shampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya

dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk

melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua shampo

berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga shampo kering berupa serbuk

yang tidak menggunakan air. Shampo kering ini selain digunakan oleh manusia, lebih umum

digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai bersentuhan dengan

air ataupun anjing. Beberapa industri yang memproduksi shampo atau perawatan rambut

umumnya juga mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah

pengguna shampo menata kembali rambutnya. Formulasi untuk shampo harus mengandung

bahan bahan yang berfungsi sebagai surfaktan, foaming agent dan stabilizer, opacifier,

hydrotopes, viscosity modifier, dan pengawet. Bahan-bahan dalam shampo harus aman dan

mudah terdegradasi sebagaimana kosmetik perawatan tubuh lain. Setiap bahan harus memilki

fungsi dan peran yang spesifik (Mottram, 2000)

Formula shampo setidaknya mengadung bahan yang berfungsi sebagai detergent

(surfaktan), thickeners dan foaming agent, dan conditioning agent. Selain itu kadang juga

ditambahkan bahan yang berfungsi sebagai pengawet, parfum, pengatur pH, pengatur

viskositas dan antimikroba.

Shampo dikatakan dapat berfungsi sebagaimana disebutkan di atas, shampo harus

memiliki sifat berikut :

Page 35: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 35

- Shampo harus membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat,

lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas menggunakan air.

- Shampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan,

karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.

- Shampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat

mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada di dalam

komposisi shampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks

yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh

lingkungan dan sisa sediaan kosmetika.

- Tidak mengiritasi klulit kepala dan mata

- Shampo harus tetap stabil. Shampoo yang dibuat transparan tidak boleh

menjadi keruh dalam penyimpanan. Viskositas dan pH-nya juga harus tetap

konstan, shampo harus tidak terpengaruhi oleh wadahnya ataupun jasad renik

dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan ke dalamnya.

Secara garis besar shampo dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu, shampo basah

dan shampo kering.

1. Shampo Basah

Shampo basah adalah semua jenis shampo dimana penggunaanya memerlukan

air, baik sebagai pencampurannya maupun dalam pembilasannya. Dalam

pemakaian shampo untuk pencucian rambut, terlebih dahulu harus

diperhatikan jenis rambut, sehingga shampo yang terpilih dan dipakai betul-

betul sesuai dan cocok. Adapun shampo basah yang lazim dipergunakan dapat

berbentuk krim, liquid, ataupun powder (Mottram, 2000).

2. Shampo Kering

Semua jenis shampo yang pemakaiannya tidak menggunakan air adalah

tergolong shampo kering. Shampo kering biasanya banyak digunakan dirumah

sakit untuk merawat orang sakit. Pemakaian shampo kering hanya diusapkan

diseluruh rambut, kemudian rambut disikat sehingga kotoran larut bersama

shampoo (Mottram, 2000).

Page 36: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 36

Alat Dan Bahan

Bahan

- Aquades

- Na Lauril Sulfat

- Cocamide DEA

- Gliserin

- Metil Paraben

- NaCl

- Esensial oil

- Vitamin E

Alat

- Timbangan elektrik

- Batang pengaduk

- Beaker glass

- Kertas perkamen

- Sendok tanduk

- Pipet tetes

- Gelas arloji

- Mortir

- Stamper

PROSEDUR KERJA

Timbang semua bahan yang dibutuhkan

Campurkan Aquadest dengan Na Lauril Sulfat cair hingga Na Lauril Sulfat

terlarut semua didalam air (Fase A).

Campurkan Cocamide DEA, gliserin dan Metil Paraben (Fase B).

Campurkan fase A dengan fase B hingga homogen.

Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit hingga mengental dan diaduk dengan

konstan.

Tambahkan esensial oil dan vitamin E

Dikemas didalam botol dan diberi label.

Page 37: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 37

Q. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

Acc Penimbangan

dan penggunaan

alat

Page 38: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 38

R. CARA KERJA

S. FORMULA YANG DIAJUKAN

Page 39: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 39

T. EVALUASI SEDIAAN

Replikasi Organoleptis pH Uji

Mikroskopik

Homogenitas

1

2

3

ACC Asisten Praktikum

( )

Page 40: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 40

KRIM WAJAH

Tujuan

Memformulasi Sediaan krim wajah

Mengetahui pengaruh variasi penambahan surfaktan terhadap sifat fisika dan kimia

krim wajah

Dasar Teori

Menurut FI IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara

tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif

cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air (Depkes RI,

2005).

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak

atau alkohol berantai panjang dalam air, dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk

pemakian kosmetik dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui

vaginal (Depkes RI, 2005).

Pembuatan krim adalah dengan melebur bagian berlemak di atas tangas air, kemudian

tambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan sama-sama panas, aduk sampai terjadi

suatu campuran yang berbentuk krim (Depkes RI, 2005).

Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-

surfaktan anionik, kationik, atau nonionik.

a. Untuk krim tipe air minyak (A/M) digunakan: Sabun polivalen, span, adeps

lanae, kolesterol, cera

b. Untuk krim tipe minyak air (M/A) digunakan:

1. Sabun Monovalen: Trietanolaminum Stearat, Natrium Stearat, Kalium

Stearat, Ammonium Stearat.

2. Tween

3. Natrium Lauril sulfat

4. Kuning telur, Gelatinum, kaseium

5. CMC

6. Pectinum

7. Emulgidum

Page 41: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 41

Untuk penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet

yang sering digunakan ialah nipagin 0,12-0,18%, nipasol 0,02-0,05% (Anief, 1990).

Teknik pembuatan :

1. Pencampuran dengan peleburan (metode fusion) zat pembawa dan zat berkhasiat

dilelehkan bersama (harus diperhatikan stabilitas zat aktif terhadap suhu)

2. Pencampuran dengan triturasi (metode triturasi) ZA tidak larut dicampur sedikit

basis dilanjutkan dengan penambahan sisa basis. Atau ZA dilarutkan dalam

pelarut organik terlebih dahulu kemudian dicampur basis yang digunakan.

(Ansel, 2008)

Kestabilan krim akan terganggu/rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama

disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah

satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak bercampur satu sama lain (Depkes

RI, 2005).

Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok dan

dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka

waktu 1 bulan. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat

sejuk, penanda pada etiket harus juga tertera “obat luar” (Depkes RI, 2005).

Alat Dan Bahan

Bahan

a. Chloramphenicol

b. Liquid Parafin

c. Setaric Acid

d. Trietanolamin

e. Gliserin

f. Metil Paraben

g. Propil Paraben

h. Propilenglikol

i. Aqua Rosa

j. Distilled Water

Alat

a. Penangas air

b. Batang pengaduk

Page 42: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 42

c. Cawan porselin

d. Penjepit kayu

e. Beaker glass

f. Gelas arloji

g. Pipet tetes

h. Kertas perkamen

i. Sendok tanduk

j. Mortir

k. Stamper

l. Pot Krim

m. Termometer

n. Pemanas Air

Prosedur Kerja

Semua bahan-bahan yang diperlukan ditimbang.

Parafin cair dan asam stearat dimasukkan ke dalam cawan porselen lalu dilelehkan dan

suhu dijaga kostan.

Air dipanaskan hingga suhu 80oC.

Metil paraben dan Propil paraben dilarutkan dalam Propilenglikol.

Fase minyak, fase air, larutan metil dan propil paraben serta gliserin dicampurkan dalam

mortir dan diaduk hingga homogen.

Trietanolamin dituangkan ke dalam campuran kedua tersebut.

Diaduk sampai dingin.

Kloramfenikol ditambahkan dan diaduk hingga homogen.

Aqua rosa ditambahkan ke dalam campuran krim.

Page 43: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 43

Krim dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup rapat.

Sediaan diberi etiket.

Page 44: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 44

A. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

Acc Penimbangan

dan penggunaan

alat

Page 45: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 45

B. CARA KERJA

C. FORMULA YANG DIAJUKAN

Page 46: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 46

D. EVALUASI SEDIAAN

Replikasi Organoleptis pH Uji

Mikroskopik

Homogenitas

1

2

3

ACC Asisten Praktikum

( )

Page 47: PENUNTUN PRAKTIKUM DAN LOG BOOK KOSMETIK · 2017. 6. 4. · Setiap kelompok praktikum harus sudah menyediakan alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum praktikum dimulai. ... lotion

Teknologi Farmasi | Jurusan Farmasi – FMIPA – Universitas Udayana 47

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Penerbut

Universitas Indonesia. Jakarta

Anief, Moh. 1988. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Anief, M. 2007. Farmasetika. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press,

Depkes RI, 2005. Ilmu Resep Teori. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fessenden dan Fessenden. 1992. Kimia Organik, Cetakan ketiga, Jilid I. Jakarta : Penerbit.

Erlangga.

Hambali, E. A. Suryani dan M. Rival. 2005. Membuat Sabun Transparan. Jakarta : Penebar

Plus

Jellineck, S. (1970). Formulation and Function of Cosmetics. New York : Wiley Interscience.

Kumar, Ashok., Mali, Rakesh Roshan., 2010. Evaluation of Prepared Shampoo Formulations

and to Compare Formulated Shampoo with Marketed Shampoos. International Journal

of Pharmaceutical Sciences Review and Research. Volume 3, Issue 1, July – August

2010; Article 025.

Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri,

Jilid II, Edisi III. Jakarta : Universitas Indonesia.

Mottram, F.J., Lees, C.E., 2000, Hair Shampoos in Poucher's Perfumes, Cosmetics and

Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in Great Britain.

Mitzui, T. 1997. The Cosmetic Science. Amsterdan: Elsevier Scienc B.V.

Rowe, Raymond C., Paul J. S., Paul J. W. 2003. Handbook of Pharmaceutical Exipients.

Pharmaceutical Press. London.4.

Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products. In : Williams, D.F. and W.H. Schmitt (Ed).

London: Cosmetics And Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academy and

Profesional.

Setyaningsih, Owi, Erliza Hambali, dan Muharamia Nasution. 2007. Aplikasi Minyak Sereh

Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol Dalam Pembuatan Skin Lotionpenolak Nyamuk.

Jurnal Teknologi Indonesi Vol 17(3) : 97-103.

Strianse, S. J. 1996. Hands Creams and Lotion in Cosmetics Science and Technology Vol.1.

2nd Ed. New York : Willy Interscience, a Division of John Wiley and Sons, Inc.

Sularto, S. A. dkk. 1995. Pengaruh Pemakaian Madu sebagai Penstubtitusi Gliserin dalam

Beberapa Jenis Krim Terhadap Kestabilan Fisiknya. Laporan Penelitian, LP Unpad.

Bandung: Universitas Padjajaran.

Tresna, Dra.Pipin . 2010. Perawatan Kulit. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia