124
PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER DI SEJAHTERA FAMILY HOTEL AND APARTMENT TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Disusun Oleh : ANDRE AN M. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI AS KURNIAW NIM : 015214088 JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER DI SEJAHTERA FAMILY HOTEL AND

APARTMENT

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Mesin

Disusun Oleh :

ANDRE AN M.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

AS KURNIAW

NIM : 015214088

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

Page 2: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

THE DESIGN OF HYDRA ND SPINKLER PIPING

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirement

By :

ANDREAS KURNIAWAN M.

MECHANICAL ENGINEERING STUDI PROGRAM

NT ASYSTEM IN SEJAHTERA FAMILY HOTEL AND

APARTMENT

to Obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering

NIM : 015214088

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2007

Page 3: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN dan

SPRINKLER di SEJAHTERA FAMILY HOTEL and

APARTMENT

OLEH :

ANDREAS KURNIAWAN M.

NIM : 015214088

Telah disetujui :

Dosen Pembimbing I

Budi Sugiharto S.T., M.T. Tanggal, 5 Oktober 2007

iii

Page 4: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN dan

SPRINKLER di SEJAHTERA FAMILY HOTEL and

APARTMENT

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

ANDREAS KURNIAWAN M.

NIM : 0152104088

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

Pada tanggal : 3 Oktober 2007

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Ketua : Budi Setyahandana, S.T., M.T. :

Sekretaris : Ir. Rines Alapan, M.T. :

Anggota : Budi Sugiharto, S.T., M.T. :

Yogyakarta, Oktober 2007

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.ST., M.A., M.Sc

iv

Page 5: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain. kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya

ilmiah.

Yogyakarta, 27 September 2007

Penulis

Andreas Kurniawan M.

v

Page 6: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada:

• Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi dan menjadi

pegangan hidupku. Terima kasih Tuhan telah memberiku

terang dan jalan.

• Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan segalanya

padaku, baik material, spiritual dan financial dengan kasih

sayang

• Kedua adik-adikku yang selalu membantuku.

• Kekasihku yang selalu menemani, mendampingi,

menyemangati dengan penuh cinta

• Sahabat dan teman-temanku yang selalu memberiku

semangat dan motivasi, terima kasih telah memberikan

perhatian dan bantuan.

vi

Page 7: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

MOTTO

• Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras. Tidak

ada yang menggantikan Kerja Keras.

• Sukses adalah hak saya, kesuksesan milik anda, milik

saya dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari,

menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh

hati.

vii

Page 8: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

INTISARI

Perancangan sistem perpipaan hidran dan sprinkler di Sejahtera Family Hotel and Apartment bertujuan untuk pencegahan bahaya kebakaran dan pemadaman api sedini mungkin.

Perancangan ini menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran ringan.

Dari perhitungan diperoleh debit total 13,05 m3/menit, layanan 20% dari layanan seluruh gedung dan head total 71,8 m. Pipa menggunakan bahan ASTM A106 Grade B dengan ukuran 10” sch 20, 6” sch 40, 4” sch 10S dan 2,5” sch 10S. Pompa yang digunakan buatan Torishima Pump MFG. Co. Ltd. Tipe 100-500 daya 30 kW.

viii

Page 9: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

ABSTRACT The design of hydrant and sprinkler piping system in Sejahtera Family

Hotel and Apartment aimed to prevent fire and extinguish fire as soon as possible. This design uses Indonesian National Standard (INS) with classified

slight-dangerous-fire living. From this calculation got total capacity is 13.05 m3/minute, service is 20%

of the whole building with total head 71,8 m. This pipe uses ASTM A106 grade B materials with measure 10” sch 20, 6” sch 40S, 4” sch 10S and 2.5” sch 10S. Uses pump produced by Torishima Pump MFG. Co. Ltd. type 100-500 with power 30 kW.

ix

Page 10: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan

judul Perancangan Sistem Perpipaan Hidran dan Sprinkler di Sejahtera Family

Hotel and Apartment sesuai dengan waktunya.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademis memperoleh

gelar sarjana di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, untuk itu demi kesempurnaan tugas akhir ini penulis

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Romo Ir. Greg Heliarko, SJ., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Budi Sugiharto S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

dan Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma yang telah

banyak membantu menyelesaikan tugas akhir.

3. Seluruh Dosen penguji yang telah membantu penulis dalam tugas akhir.

4. Bapak Ir. Rines Alapan M.T. selaku Dosen pembimbing akademik yang

selalu memberi semangat.

5. Mas Ratno dan segenap pimpinan dan karyawan Sejahtera Family Hotel and

Apartment yang telah membantu dalam survei dan pengukuran gedung.

x

Page 11: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

6. Ayahku Drs. F.X. Maryono dan ibuku Dra. An. Indarwati yang sangat

kukasihi, teladan hidupku dan atas dukungan doanya dan terima kasih juga

buat adik-adikku: Beni dan Bayu atas segala dukungan dan semangatnya.

7. Kekasihku Wiwin yang selalu mendampingi dan menemani serta

menyemangati hidupku.

8. Sahabatku: Edo, Widhi, Wawan, Cokro, Bayu, Wisnu Jati, Wisnu, Fendy,

Cendra, Ari, Lilik, kalian semua yang selalu membuatku tersenyum ketika

didalam kesusahan, bersama tertawa dalam kesenangan sungguh

persahabatan yang sangat indah. Tanpa kalian aku bukan apa-apa sobat.

9. Bpk. Let.Kol. (Purn) Drs. Sudarmadi beserta keluarga yang sudi

menampung saya ketika masa pengasingan di Palembang.

10. Rekan-rekan di CV Dinamika Citra Visitama yang telah memberikan

pengalaman hidup yang berharga.

11. Anggota, pengurus, karyawan dan staf Jogjakarta Taekwondo Center,

Taekwondo Atma Jaya, Taekwondo UKDW, Taekwondo Poltekkes,

Taekwondo Bahtera yang selalu memberikan perhatian dan kesempatan

mengabdi.

Semoga tugas akhir ini menberi manfaat bagi para pembaca.

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.

xi

Page 12: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN……………………………………… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. vi

MOTTO………………………………………………………………………vii

INTISARI……………………………………………………………………..viii

ABSTRAK…………..………………………………………………………...ix

KATA PENGANTAR………………………………………………………. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xv

DAFTAR TABEL………………………………………………………….... xvii

DAFTAR NOTASI / LAMBANG………………………………………….. xix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1

1.1. Pendahuluan……........……………………………………………1

1.2. Tujuan Perancangan ......………………………………………….6

1.3. Batasan Masalah .................................................…………………6

1.4. Sistematika Pembahasan .................................................................7

BAB II PERHITUNGAN KAPASITAS SPRINKLER dan

HIDRAN.....................................................................…………….. 9

2.1. Kondisi dan Keadaan Lokasi..........................................……….. 9

xii

Page 13: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

2.2. Klasifikasi Sifat Hunian…………….………………………….. 12

2.2.1. Hunian Bahaya Kebakaran Ringan.......………………….12

2.2.2. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok I……..…..13

2.2.3. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok II………...13

2.2.4. Hunian Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok III………..14

2.2.5. Hunian Bahaya Kebakaran Berat………………………....15

2.3. Perhitungan Tekanan......................………………………….....16

2.3.1. Perhitungan Tekanan pada Sprinkler.....……………....….17

2.3.2. Perhitungan Tekanan pada Hidran...................……..…….17

2.4. Debit Sprinkler……...…………………………………..……....18

2.5. Kecepatan Pancaran Sprinkler..………………………………...21

2.6. Luas Area Pelayanan Sprinkler………………………………...22

2.7. Perhitungan Kepadatan Pancaran………………………………25

2.8. Kelas Sistem Pipa Tegak……………………………………….31

2.9. Perhitungan Kecepatan Output Hidran………………………....32

2.10. Perhitungan Debit Hidran……………………………………..36

2.11. Perhitungan Lintasan Pancaran Hidran……………………….37

BAB III PERHITUNGAN PEMIPAAN…………………….........………44

3.1. Penempatan Sprinkler dan Hidran.....................………………..44

3.2. Penentuan Diameter dan Jenis Pipa.............................…………47

3.3. Perhitungan Mitter.......................................…………………....51

3.4. Penempatan Peralatan Pendukung...............................................55

3.5. Denah Instalasi Pemipaan Sprinkler dan Hidran.........................56

xiii

Page 14: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

3.6. Perhitungan Span.........................................................................59

BAB IV PERHITUNGAN HEAD TOTAL dan

PEMILIHAN POMPA.……………………………....….............62

4.1. Perhitungan Head..........…………………………………...........62

4.1.1. Head Tekanan……………………........……………....….63

4.1.2. Head Kerugian Gesek…………………………………….64

4.1.3. Head Kerugian pada Belokan Pipa……………………….70

4.2. Pemilihan Pompa............ ...........……………………………….73

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP...................................................76

5.1. Kesimpulan..................................................................................76

5.2. Penutup........................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Page 15: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.(a) Gambar Tampak Depan Sejahtera Family Hotel &

Apartment….................................................................................8

Gambar 1.1.(b) Gambar Tampak Samping Sejahtera Family Hotel &

Apartment.....................................................................................8

Gambar 2.1. Denah Lantai Basement...................................…………………....9

Gambar 2.2. Denah Lantai 1 .....................………………………………….....10

Gambar 2.3. Denah lantai 2, 3, 4 dan 5 ....................................……………......11

Gambar 2.4. Denah Lantai 6 …………………...................................................12

Gambar 2.5. Lintasan Pancaran Sprinkler…....................................…………...23

Gambar 2.6. Penampang Nozel ………………..................................................33

Gambar 2.7. Lintasan Pancaran Zat Cair ............................................................38

Gambar 3.1. Penempatan Sprinkler Lantai Basement ...........................….........45

Gambar 3.2. Penempatan Sprinkler Lantai 1................................................…...45

Gambar 3.3. Penempatan Sprinkler Lantai 2, 3, 4 dan 5 ....................................46

Gambar 3.4. Penempatan Sprinkler Lantai 6 .....................................................46

Gambar 3.5. Branch Connection Nomenclature ................................................52

Gambar 3.6. Instalasi Peralatan Pendukung Pada Sistem Pemipaan .................56

Gambar 3.7 Denah Pemipaan Lantai Basement ................................................57

Gambar 3.8 Denah Pemipaan Lantai 1 ..............................................................57

Gamber 3.9 Denah Pemipaan Lantai 2, 3, 4 dan 5 ............................................58

Gambar 3.10. Denah Pemipaan Lantai 6 ...........................................................58

Gambar 3.11. Denah Samping Instalasi Pemipaan ...........................................59

xv

Page 16: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Gambar 4.1 Kerugian Gesek Pada Pipa Lurus .................................................68

Gambar 4.2 Bagan Pemilihan Pompa Thorosima ............................................74

xvi

Page 17: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jarak Pipa Paling Tinggi Dengan Pipa Cabang……………………..16

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Tekanan Sprinkler Tiap Lantai …………………17

Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Tekanan Hidran Tiap Lantai ……………………18

Tabel 2.4 Ukuran Nominal Lubang Kepala Sprinkler .......................................19

Tabel 2.5 Harga k Untuk Ukuran Lubang Sprinkler…………………………...20

Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Debit Pancaran ………………………………….20

Tabel 2.7 Perhitungan Kecepatan Pancaran Sprinkler ………………………..22

Tabel 2.8 Jarak Ketinggian Sprinkler Dari Lantai …………………………....24

Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Jarak Pancaran Sprinkler Tiap Lantai ……….....25

Tabel 2.10 Kepadatan Pancaran dan Luas Daerah Kerja Maksimum Sistem

Bahaya Kebakaran Berat………………………………………….28

Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Jarak Antar Kepala Sprinkler Tiap lantai …….30

Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Kecepatan Nozel Hidran Tiap Lantai ………...36

Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Debit Nozel Hidran Tiap Lantai ……………..37

Tabel 2.14 jarak Nozel Dengan Langit-langit ……………………………….41

Tabel 2.15 Sudut Maksimum yang Bisa Dibentuk Untuk Mencapai Jarak

Pancaran Maksimal ……………………………………………...42

Tabel 2.16 Hasil Perhitungan Panjang Pancaran Hidran ……………………43

Tabel 3.1 Jarak Antar Sprinkler dengan Faktor Koreksi 0,75 ……………....44

Tabel 3.2 Kapasitas Total Sprinkler Tiap Zone ……………………………..47

Tabel 3.3 Harga Koefisien Y ………………………………………………..49

xvii

Page 18: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tabel 3.4 Tekanan Terbesar yang Diterima Oleh Pipa ……………………..50

Tabel 3.5 Tebal Pipa Minimal ……………………………………………....50

Tabel 3.6 Syarat Tebal Dinding Minimum Untuk Tekanan Sampai

Dengan 300 psi (20,7 bar) ……………………………………....51

Tabel 3.7 Diameter Pipa yang Digunakan dan Spesifikasinya ……………..51

Tabel 3.8 Tekanan Terbesar yang Dialami Mitter ………………………….53

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Mitter ………………………………………...54

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Jarak Minimal Antar Span ………………….61

Tabel 4.1 Sifat-sifat Air Pada Tekanan Atmosfir …………………………..65

Tabel 4.2 Kondisi Pipa dan Harga C (Formula Hazen-William) …………..69

Tabel 4.3 Koefisien Kerugian Pada Belokan ……………………………….71

Tabel 4.4 Koefisien Kerugian Belokan Pipa Potongan Banyak ....................72

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Head Total ........................................................73

Tabel 4.6 Spesifikasi Pompa ………………………………………………..74

xviii

Page 19: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

DAFTAR SIMBOL / NOTASI

P = Tekanan (kg/m2)

h = ketinggian /jarak (meter)

Q = kapasitas (m3/mnt)

v = Kecepatan (m/s)

A = luas penampang (m2)

P = kepadatan pancaran (mm/mnt)

tm = tebal minimal pipa

D0 = diameter luar pipa (inchi)

d = diameter dalam (inchi)

Eq = faktor kualitas

th = tebal minimal pipa utama (inchi)

tb = tebal minimal pipa cabang (inchi)

L = jarak antar tumpuan/span (meter)

H = head total (meter)

hp = head tekanan (meter)

hf = head rugi-rugi (meter)

xix

Page 20: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN

Musibah kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan

dapat terjadi dimana dan kapan saja baik disebabkan oleh kelalaian manusia

atau hal-hal lain. Musibah kebakaran sangat merugikan karena selain

bangunan dan harta benda, nyawa pun kerap melayang akibat peristiwa

tersebut. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada

tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar

dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari (www.proyeksi.com) :

1. Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis),

sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.

2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar,

kayu, plastik dan sebagainya.

3. Oksigen (tersedia di udara)

Apabila telah terjadi kebakaran, maka langkah yang harus dilakukan

adalah memisahkan oksigen dari benda yang terbakar. Pemadaman dengan

mengunakan APAR, karung goni yang basah dan pasir merupakan cara

untuk mengisolasi oksigen dalam api tersebut. Bila pada pemadaman

digunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi reaksi pendinginan

1

Page 21: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 2

panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut. Kebakaran di Indonesia

dibagi menjadi 3 kelas yaitu :

1. Kelas A

Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya

kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media

pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung

goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau

racun api tepung kimia kering.

2. Kelas B

Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar

berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus,

alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas

ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun

api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini

karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas

sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar

kemana-mana

3. Kelas C

Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman

kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran

(APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber

listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran

Page 22: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 3

Berbagai peralatan dan sistem dibuat agar peristiwa kebakaran tidak

terjadi atau dapat ditanggulangi secara cepat dan tidak menyebar ke daerah

yang lain. Peralatan pencegahan kebakaran adalah :

1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna

karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A, B dan C. Peralatan

ini mempunyai berbagai ukuran berat, sehingga dapat ditempatkan

sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin

timbul dari daerah tersebut. Bahan yang terdapat dalam tabung

pemadam api tersebut berupa bahan kimia kering, foam / busa dan

CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.

2. Hidran

Ada 3 jenis hidran, yaitu hidran gedung, hydran halaman dan

hydran kota, sesuai namanya hidran gedung ditempatkan dalam

gedung, untuk hidran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan

hidran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang

memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil

cadangan air. Fungsi utama hidran adalah sebagai salah satu

sumber air apabila terjadi kebakaran. Komponen hidran terdiri dari

(SNI 03-1745-1989):

• Kotak hidran

• Slang Gulung

Page 23: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 4

• Pipa pemancar

• Pipa hidran

3. Detektor Asap / Smoke Detector

Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan

memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu

daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam

gedung.

4. Fire Alarm

Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap

orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat

5. Sprinkler

Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan

memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada

suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.

Air merupakan medium pemadam yang digunakan secara luas karena

murah dan relatif mudah dicari. Air adalah fluida. Fluida adalah zat-zat yang

mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan wadah atau

tempatnya. Bila berada dalam kesetimbangan, fluida tidak dapat menahan

gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki suatu derajat

kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan bentuk.

Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Perbedaan antara fluida

cair dan gas adalah (Ranald V. Giles, 1986, 1) :

Page 24: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 5

1. Cairan praktis tak kompresibel, sedangkan gas kompresibel.

2. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-

permukaan bebas sedangkan gas dengan massa tertentu

mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya.

Cabang mekanika terapan yang berkenaan dengan tingkah-laku fluida dalam

keadaan diam dan bergerak adalah Mekanika Fluida dan Hidraulika.

Air tidak akan keluar dari hidran atau sprinkler sesuai dengan harapan

jika tidak didukung oleh sistem perpipaan yang memadai. Beberapa unsur

fluida penting dalam sistem perpipaan adalah : berat, kekentalan dan

kerapatan fluida, tetapi apabila ada kompresibilitas yang cukup besar maka

prinsip-prinsip termodinamika harus diperhatikan.(Ranald V. Giles, 1986,1).

Selain faktor-faktor tersebut diatas sistem perpipaan juga harus

memperhatikan gaya statis dan dinamis yang dialami oleh pipa. Gaya statis

yang terjadi pada pipa adalah (Sam kannappan, 1985, 4) :

1. Berat pipa (berat kosong dan berat isi)

2. Ekpansi termal dan effek kontraksi

3. Efek support, anchor dan terminal movements

Sedangkan gaya dinamis yang dialami pipa adalah :

1. Gaya impak (Impact forces)

2. Faktor angin (Wind loads)

3. Faktor gempa (Seismic loads)

4. Getaran (Vibration)

5. Discharge loads

Page 25: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 6

Selain faktor tersebut dalam perancangan sistem perpipaan harus

memperhatikan aspek geografis dan geologis tanah atau dataran yang akan

digunakan.

1.2. TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan Perancangan ini adalah mengetahui hasil rancangan sistem

hidran dan sprinkler Sejahtera Family Hotel and Apartment.

1.3. BATASAN MASALAH

Lokasi perancangan sistem perpipaan ini adalah di Sejahtera Family

Hotel and Apartment. Struktur, panjang, diameter dan jumlah pipa serta

lokasi sprinkler dan hidran dirancang sesuai bentuk arsitektur dari Sejahtera

Family Hotel and Apartment Tower 2 (Gambar 1.1). Sebagai pemadam

digunakan air tanah yang telah disaring dan ditempatkan pada reservoir

bawah. Dalam perancangan ini penulis hanya membatasi pada :

1. Sistem perpipaan hidran dan sprinkler

2. Perhitungan pompa dan perpipaan dari sumber air tanah sampai

bak penampungan bawah tidak dibahas.

3. Perancangan Pipa dan hidran merujuk pada SNI 03-1745-2000

mengenai “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa

Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada

Bangunan Rumah dan Gedung”.

4. Dalam perancangan ini dipakai Sistem Pipa Tegak Kelas I (SNI

03-1745-2000 bab 5.1)

Page 26: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 7

5. Perancangan Sprinkler merujuk pada SNI 03-3989-2000 mengenai

“Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler

Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan

gedung”.

6. Dalam perancangan ini sistem sprinkler yang digunakan sesuai

Klasifikasi Hunian Bahaya Kebakaran Ringan (SNI 03-3989-2000

bab 4.1.1.)

7. Instalasi Pompa merujuk pada SNI 03-6570-2001 mengenai

“Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi

Kebakaran”.

8. Penggunaan ukuran dan bahan bagian-bagian perpipaan menurut

standart yang terdapat dipasaran.

9. Pompa dan motor yang digunakan adalah produk buatan Torishima

Pump MFG. Co. Ltd. Takatsuki City, Osaka, Jepang.

1.4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pada bab selanjutnya akan diuraikan mengenai kondisi dan keadaan

gedung, kapasitas sprinkler dan hidran, jarak pancaran sprinkler dan hidran.

Perancangan dan perhitungan sistem perpipaan serta asumsi yang digunakan

serta bagan pemipaan akan diuraikan pada bab tiga. Perhitungan sebagai

dasar pemilihan pompa diuraikan pada bab empat. Pada bab lima akan

diberikan hasil perhitungan, kesimpulan dan saran-saran.

Page 27: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 8

(b) (a)

Gambar 1.1(a) Gambar Tampak Depan Sejahtera Apartment & familiy Hotel

Gambar 1.1(b) Gambar Tampak Samping Sejahtera Apartment & familiy Hotel

Page 28: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

BAB II

PERHITUNGAN KAPASITAS SPRINKLER DAN HIDRAN

2.1. KONDISI dan KEADAAN LOKASI

Sejahtera Family Hotel and Apartment Tower 2 mempunyai 7 lantai.

Kamar-kamar yang disewakan di Tower 2 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

• Two-bedroom suite

• Three-bedroom suite

• Penthouse

Penamaan lantai menggunakan sistem british. Lantai Basement

digunakan untuk parkir motor karyawan, kantor engineer, kantor cleaning

servis, pantri, dan Fitness Center. Denah lantai dapat dilihat pada Gambar

2.1

Gambar 2.1 Denah Lantai Basement

9

Page 29: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 10

Lantai 1 digunakan untuk resepsionist, 1 kamar two-bedroom suite, 4

kamar three-bedroom suite. Denah ruang dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Denah Lantai 1

Lantai 2 sampai lantai 5 digunakan untuk 4 kamar two-bedroom suite,

dan 4 kamar three-bedroom suite. Denah lantai dapat dilihat pada Gambar

2.3

Gambar 2.3 Denah Lantai 2, 3, 4 dan 5

Page 30: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 11

Lantai 6 digunakan untuk 4 kamar Penthouse. Denah lantai dapat

dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Denah Lantai 6

Rongga lift diapit oleh rongga yang digunakan untuk memasang pipa

air bersih dan kelistrikan. Sedangkan untuk sistem hidran, pipa air kotor dan

hujan, serta pembuangan sampah terletak di samping tangga darurat. Sistem

Hidran dan sprinkler yang digunakan adalah sistem basah yaitu jaringan

sistem pipa berisi air dengan tekanan tertentu secara terus menerus (SNI 03-

3989-2000 bab 3.9.). Semua area lantai yang tertutup terkena percikan air

dari sprinkler kecuali ruangan tangga, lift, ruang panel listrik dan kamar

kakus (SNI 03-3989-2000 bab 4.3).

Page 31: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 12

2.2. KLASIFIKASI SIFAT HUNIAN

Klasifikasi sifat hunian adalah klasifikasi tingkat resiko bahaya

kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan struktur bahan bangunan,

banyaknya bahan yang disimpan di dalamnya, serta sifat kemudahan

terbakarnya, juga ditentukan oleh jumlah dan sifat penghuninya. Klasifikasi

sifat hunian dibedakan menjadi (SNI 03-3989-2000 bab 4.2) :

2.2.1. Hunian bahaya kebakaran ringan

Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar

rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga

menjalarnya api lambat.

Yang termasuk hunian bahaya kebakaran ringan adalah seperti hunian:

• Tempat Ibadat

• Sarana Pendidikan

• Perpustakaan

• Museum

• Perkantoran

• Perumahan

• Restoran (ruang makan)

• Perhotelan

• Rumah Sakit

• Penjara

Page 32: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 13

2.2.2. Hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I

Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar

sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih

dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,

sehingga menjalarnya api sedang.

Yang termasuk hunian kebakaran sedang kelompok I adalah seperti

hunian :

• Parkir mobil dan ruang pamer

• Pabrik minuman tidak termasuk bagian pembotolan.

• Restoran daerah dapur.

• Pabrik susu

• Pabrik elekronika

• Pabrik barang gelas

• Pengalengan

2.2.3. Hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II

Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar

sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih

dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,

sehingga menjalarnya api sedang.

Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II, adalah

seperti hunian :

• Pabrik / perakitan kendaraan bermotor

Page 33: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 14

• Pabrik tekstil

• Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar

sedang)

• Pabrik cerutu, rokok

• Bengkel mobil.

• Penggilingan produk biji-bijian.

• Penyulingan

2.2.4. Hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III

Adalah hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar

tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga

menjalarnya api cepat.

Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III adalah

seperti hunian :

• Pabrik karet dan barang karet (tidak termasuk karet busa ).

• Pabrik radio dan TV.

• Pabrik pesawat terbang kecuali hanggar.

• Pabrik plastik dan barang plastik (tidak termasuk plastik busa)

• Penggergajian kayu dan pengerjaan kayu

• Pabrik kertas dan barang kertas.

• Pabrik karung (kecuali proses persiapan serat).

• Pabrik gula.

Page 34: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 15

2.2.5. Hunian bahaya kebakaran berat

Macam hunian yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar

tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, penyimpanan

cairan yang mudah terbakar, sampah, serat, atau bahan lain yang apabila

terbakar apinya cepat menjadi besar dengan melepaskan panas tinggi

sehingga menjalarnya api cepat.

Yang termasuk hunian bahaya kebakaran berat adalah seperti hunian :

• Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar tinggi)

• Pengerjaan kayu yang penyelesaiannya menggunakan bahan

mudah terbakar

• Pabrik kembang api

• Pabrik karet busa atau plastik busa

• Hanggar pesawat terbang.

• Penyulingan minyak bumi

• Pabrik bahan peledak

• Pabrik karet buatan

• Pemintalan benang atau kain

• Pabrik cat

Berdasarkan klasifikasi diatas Sejahtera Family Hotel and Apartment

merupakan gedung dengan klasifikasi hunian bahaya ringan.

Page 35: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 16

2.3. PERHITUNGAN TEKANAN

Tower 2 Sejahtera Family Hotel and Apartment memiliki tinggi 31,5

m dan jarak vertikal antara titik pipa tertinggi dengan terendah adalah 25,2

m hal ini mengakibatkan terjadinya tekanan di titik paling bawah cukup

tinggi. Tekanan Sprinkler dan hidran pada tiap lantai diketahui dengan

rumus :

0PhP +⋅= γ ………………………………………………..(2.1)

Dengan :

P = Tekanan akhir tiap lantai (kg/m2)

γ = Berat Jenis (kg/m3)

h = Kedalaman/jarak pipa paling tinggi dengan pipa cabang (m)

P0 = Tekanan minimum yang disarankan SNI (2,2 kg/cm2)

Kedalaman/jarak pipa paling tinggi dengan pipa cabang dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Jarak Pipa Teratas Dengan Pipa Cabang

SPRINKLER HIDRAN Lantai

m m

6 0 2,7

5 3,45 6,20

4 6,90 9,70

3 10,40 13,20

2 13,90 16,70

1 17,40 20,20

Basement 21,90 24,7

Page 36: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 17

Tekanan minimum P0 yang disarankan oleh SNI 03-3989-2000 bab

5.2.1 adalah sebesar 2,2 kg/cm2.

2.3.1. Perhitungan Tekanan Pada Sprinkler

Perhitungan tekanan pada sprinkler dihitung dengan rumus (2.1).

Harga γ = 1000 kg/m3, P0 = 2,2 kg/cm2 = 22000 kg/m2, harga h dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Hasil perhitungan ditampilkan dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Tekanan Sprinkler Tiap Lantai

Kedalaman Berat Jenis Air Tekanan Minimal Tekanan Akhir

Lantai m kg/m3 kg/m2 kg/m2

6 0 1000 22000 22000

5 3,45 1000 22000 55844,5

4 6,90 1000 22000 89689

3 10,40 1000 22000 124024

2 13,90 1000 22000 158359

1 17,40 1000 22000 192694

B 21,90 1000 22000 236839

2.3.2. Perhitungan Tekanan Pada Hidran

Perhitungan tekanan pada hidran dihitung dengan rumus (2.1). Harga

γ = 1000 kg/m2, P0 = 2,2 kg/cm2 = 22000 kg/m2, harga h dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Page 37: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 18

Hasil perhitungan tekanan hidran pada setiap lantainya dapat dilihat

pada Tabel 2.3. Untuk mempermudah perhitungan selanjutnya, ditampilkan

pula harga tekanan kg/cm2.

Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Tekanan Hidran Tiap Lantai

Kedalaman Berat Jenis Tekanan Akhir Tekanan Akhir

Lantai m kg/m3 kg/m2 kg/cm2

6 2,7 1000 48487 4,85

5 6,20 1000 82822 8,28

4 9,70 1000 117157 11,72

3 13,20 1000 151492 15,15

2 16,70 1000 185827 18,58

1 20,20 1000 220162 22,02

B 24,7 1000 264307 26,43

2.4. DEBIT SPRINKLER

Untuk menghitung kapasitas pancaran air kepala sprinkler, berlaku

rumus (SNI 03-3989-2000 Bab. 7.15.4) :

PkQ ⋅= ………………………………….……………(2.2)

Dengan

Q = kapasitas pancaran tiap kepala sprinkler (l/mnt)

Page 38: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 19

k = konstanta yang ditentukan oleh ukuran nominal lubang

sprinkler

P = tekanan air di kepala sprinkler (kg/cm2)

Ukuran lubang sprinkler yang dibenarkan untuk masing-masing

sistem bahaya kebakaran ditunjukkan dengan Tabel 2.4. Klasifikasi bahaya

kebakaran menggunakan sistem bahaya kebakaran ringan :

Tabel 2.4 Ukuran Nominal Lubang Kepala Sprinkler (mm)

No. Klasifikasi bahaya kebakaran Ukuran nominal lubang kepala

springkler ( mm )

1 Sistem bahaya kebakaran ringan. 10

2 Sistem bahaya kebakaran sedang. 15

3 Sistem bahaya kebakaran berat 20

Sumber : SNI-03-3989-2000 Bab 7.15.4

Konstanta (k) untuk ketiga ukuran lubang kepala sprinkler tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Page 39: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 20

Tabel 2.5 Harga k Untuk Ukuran Lubang Sprinkler

No. Ukuran nominal lubang kepala springkler

( mm ).

Konstanta

“k”

1 10 57 ± 5%

2 15 80 ± 5%

3 20 115 ± 5%

Sumber : SNI 03-3989-2000 Bab 7.15.4

Tekanan sprinkler tiap lantai dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Dengan persamaan (2.2) hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel

2.6. Untuk mempermudah perhitungan selanjutnya maka debit juga

dikonversi menjadi m3/mnt.

Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Debit Pancaran

Debit Pancaran

(Q)

Debit Pancaran (Q) Debit pancaran (Q)

Lantai

l/mnt l/s m3/mnt

6 84,54 1,41 0,08

5 135,49 2,26 0,13

4 171,95 2,87 0,17

3 202,33 3,37 0,2

2 228,71 3,81 0,23

1 252,35 4,21 0,25

B 279,82 4,66 0,28

Page 40: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 21

2.5. KECEPATAN PANCARAN SPRINKLER

Kecepatan pancaran sprinkler dapat dihitung dengan rumus :

AQv⋅

=60

……………………………………..(2.3)

Dengan :

v = kecepatan sprinkler (m/s)

Q = debit pancaran sprinkler (m3/mnt)

A = luas lubang kepala sprinkler (m2)

Diameter kepala sprinkler yang digunakan adalah 10 mm (SNI 03-

3989-2000 bab. 7.15.4) adalah :

( )25

23

2

m 1085,7

1010414

1 A

⋅=

⋅⋅⋅=

⋅⋅=

π

π D

Dengan persamaan (2.3) hasil yang diperoleh untuk tipa lantainya

dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Page 41: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 22

Tabel 2.7 Perhitungan Kecepatan Pancaran Sprinkler

Debit pancaran Kecepatan Pancaran

Sprinkler Lantai

m3/mnt m/s

6 0,08 16,98

5 0,13 27,6

4 0,17 36,09

3 0,2 42,46

2 0,23 48,83

1 0,25 53,07

B 0,28 59,45

2.6. LUAS AREA PELAYANAN SPRINKLER

Untuk pemancarkan menggunakan prinsip air yang di tembakkan ke

plat diam. Dengan system ini maka air yang dipancarkan oleh kepala

sprinkler akan mengalir di atas plat dalam segala arah. Dalam arah tegak

lurus permukaan plat, kecepatan aliran menjadi nol dan momentum tegak

lurus pada plat akan dihancurkan. Pancaran maksimum didapat dengan

asumsi air mengalami lenting sempurna saat bertumbukan dengan plat.

Untuk menghitung jarak pancaran didekati dengan persamaan gerak

peluru. Gerak searah sumbu x (datar) menggunakan pendekatan glb (gerak

lurus beraturan) sedangkan gerkan yang searah sumbu y (tegak)

menggunakan pendekatan glbb (gerak lurus berubah beraturan).

Page 42: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 23

VA

B C

4,10

"

Gambar 2.5 Lintasan Pancaran Sprinkler

Asumsi air yang terpancar maksimal dipancarkan secara horizontal.

Dalam kenyataannya air akan memancar dari titik 0 sampai jarak d (Gambar

2.5). ini disebabkan karena sifat air yang tidak solid (liquid) sehingga dalam

pancaran terjadi tumbukan antara partikel-partikel air yang besarnya

berbeda-beda.

Waktu yang diperlukan untuk menempuh AB sama dengan waktu

yang ditempuh AC Gambar 2.5 :

ghttt ABAC

2===

……………………………………….(2.4)

Jarak yang ditempuh dapat dihitung dengan mengalikan kecepatan

pancaran dengan waktu tempuh

ghvd 2

⋅= ………………………………………..(2.5)

Page 43: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 24

Dengan :

t = waktu (s)

h = ketinggian sprinkler dengan lantai (m)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

v = kecepatan pancaran (m/s)

Ketinggian tiap lantai dapat dilihat pada tabel 2.8

Tabel 2.8 Tabel Jarak Ketinggian Sprinkler Dari Lantai

Jarak Sprinkler Dengan Lantai Lantai

m

6 3,20

5 3,25

4 3,30

3 3,30

2 3,30

1 4,30

Basement 3,10

Jarak pancaran sprinkler tiap lantai dihitung dengan rumus (2.5)

dengan harga :

ρ = 1000 kg/m3

g = 9,81 m/s2

h = dilihat pada tabel 2.8

Page 44: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 25

Dengan persamaan (2.5) hasil yang diperoleh untuk tiap lantainya

dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Jarak Pancaran Sprinkler Tiap

Lantai

Jarak Sprinkler

Dengan Lantai

Kecepatan

Pancaran Sprinkler Jarak Pancaran Lantai

m m/s m

6 3,20 16,98 13,71

5 3,25 27,6 22,47

4 3,30 36,09 29,6

3 3,30 42,46 34,83

2 3,30 48,83 40,05

1 4,30 53,07 49,69

Basement 3,10 59,45 47,26

2.7. PERHITUNGAN KEPADATAN PANCARAN

Kepadatan pancaran (p) adalah jumlah debit air (liter/menit) yang

dikeluarkan oleh 4 kepala springkler yang berdekatan dan terletak di empat

sudut bujur sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang (kepala springkler

dipasang berselang-seling) dibagi oleh 4 x luas bujur sangkar, persegi

panjang atau jajaran genjang tersebut di atas (m2). Kepadatan pancaran

dinyatakan dalam mm/menit.

Page 45: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 26

Kepadatan pancaran yang direncanakaan dan daerah kerja maksimum

yang diperkirakan untuk ketiga klasifikasi tersebut diatas tercantum dibawah

ini :

a). Sistem bahaya kebakaran ringan.

Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit.

Daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2.

Catatan :

Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/menit diberikan untuk

daerah tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti :

ruang atap, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang

binatu, ruang penyimpanan, ruang kerja bengkel dan lain-lain

dengan penentuan jarak kepala springkler yang lebih dekat.

b). Sistem bahaya kebakaran sedang.

Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit.

Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 72 ~ 360 m2.

Catatan :

Sistem bahaya kebakaran sedang terdiri dari 3 (tiga) kelompok

berdasarkan daerah kerja maksimum yang diperkirakan, yaitu :

• kelompok I dengan luas 72 m2,

• kelompok II, dengan luas 144 m2,

• kelompok III, dengan luas 216 m2.

Page 46: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 27

Apabila kemungkinan terjadi penyalaan serentak, misalnya yang

mungkin terjadi pada proses persiapan di pabrik tekstil, maka luas

maksimumnya 360 m2.

c). Sistem bahaya kebakaran berat

1). Bahaya proses

Kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5 ~ 12,5

mm/men.

Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 m2.

Page 47: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 28

Tabel 2.10 Kepadatan Pancaran dan Luas Daerah Kerja

Maksimum Sistem Bahaya Kebakaran Berat

Klasifikasi Hunian

Kepadatan yang

direncanakan

(mm/men)

Luas daerah kerja

maksimum, yang

diperkirakan

(m2)

Hanggar pesawat terbang 7,5 Daerah perlindungan (sistem

pancaran serentak).

Pabrik selulosa 12,5 260

Pabrik korek api 10,0 260

Pabrik petasan 10,0 Lengkap dengan pancaran

serentak untuk setiap gedung

Pabrik pembuatan busa dan karet, 10,0 260

Pabrik cat, zat pewarna dan

Vernis.

7,5 260

Pabrik pelapis lantai dan sebangsa

kertas minyak. 7,5 260

Pekerjaan dengan damar, terpentin

dan sulang minyak. 7,5 260

Pabrik karet subtitusi 7,5 260

Pabrik kayu, wool. 7,5 260

Penyulingan tir. 10 260

Page 48: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 29

Setelah kapasitas pancaran diketahui lalu dihitung jarak antar

sprinkler agar terpenuhi kepadatan pancaran (P) = 2,25 mm/menit sesuai

SNI 03-3839-2000 bab. 4.1.3.a. Kepadatan pancaran adalah jumlah debit air

(l/mnt) yang dikeluarkan oleh 4 kepala sprinkler yang berdekatan dan

terletak di empat sudut bujur sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang

(kepala sprinkler dipasang selang-seling) dibagi oleh 4 kali luas bujur

sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang tersebut di atas (m2) (SNI 03-

3989-2000 Bab 3.2). Kepadatan pancaran dinyatakan dengan mm/menit.

Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/menit diberikan untuk daerah

tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti : ruang atap, ruang

besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu, ruang penyimpanan, ruang

kerja bengkel dan lain-lain dengan penentuan jarak kepala springkler yang

lebih dekat. Kepadatan pancaran (p) di lantai Basement menggunakan nilai

7,25 mm/mnt.

Untuk menghitung kepadatan pancaran digunakan digunakan rumus :

asQ (p)pancaran kepadatan ⋅

= ……………………..(2.6)

s dan a adalah jarak antar sprinkler, diasumsikan s = a , maka

2sQp =

……………………………………..(2.7)

PQs = ……………………………………..(2.8)

Page 49: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 30

Dengan :

P = kepadatan pancaran (mm/mnt)

s = jarak antar sprinkler (m)

Q = debit pancaran sprinkler tiap lantai (l/mnt)

Dengan persamaan 2.8 hasil yang diperoleh untuk tiap lantainya dapat

dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Jarak Antar Kepala Sprinkler Tiap

Lantai

Debit Pancaran (Q) Jarak Antar

Sprinkler (s) Lantai

l/mnt m

6 84,54 6,13

5 135,49 7,76

4 171,95 8,74

3 202,33 9,48

2 228,71 10,08

1 252,35 10,59

Basement 279,82 6,21

Page 50: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 31

2.8. KELAS SISTEM PIPA TEGAK

Kelas Sistem pipa tegak dibedakan menjadi 3 yaitu

2.7.1. Sistem kelas I.

Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5

mm (2½ inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas

pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih.

2.7.2. Sistem kelas II.

Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm

(1½ inci) untuk memasok air yang digunakan terutama oleh

penghuni bangunan atau oleh petugas pemadam kebakaran

selama tindakan awal.

Pengecualian :

Slang dengan ukuran minimum 25.4 mm ( 1 inci ) diizinkan

digunakan untuk kotak slang pada tingkat kebakaran ringan

dengan persetujuan dari instansi yang berwenang.

2.7.3. Sistem kelas III.

Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm

(1½ inci) untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni

bangunan dan sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk

memasok air dengan volume lebih besar untuk digunakan oleh

petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih.

Page 51: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 32

Pengecualian No.1 :

Slang ukuran minimum 25,4 mm (1 inci) diperkenankan

digunakan untuk kotak slang pada pemakaian tingkat kebakaran

ringan dengan persetujuan dari instansi yang berwenang.

Pengecualian No. 2 :

Apabila seluruh bangunan diproteksi dengan sistem

springkler otomatis yang disetujui, kotak slang yang digunakan

oleh penghuni bangunan tidak dipersyaratkan . Hal tersebut

tergantung pada persetujuan instansi yang berwenang.

Dalam sistem ini digunakan sistem pipa tegak kelas II

2.9. PERHITUNGAN KECEPATAN OUTPUT HIDRAN

Jarak pancaran hidran dihasilkan dari tekanan yang terjadi pada tiap

lantai yang dialirkan dari sisstem pipa, selang lalu dipancarkan oleh nozel.

Selang yang digunakan berdiameter 2,5” (63,5 mm) sesuai dengan

ketentuan SNI 03-1745-2000 Bab5.3.2. Sedangkan untuk nozel diameter

input menyesuaikan selang 2,5” dengan lubang output 0,75” (19,05 mm).

Untuk mempermudah perhitungan kecepatan pancaran maka dalam

perhitungan nozel diarahkan datar, dengan kerugian gesekan dalam nozel

diabaikan (Gambar 2.6).

Page 52: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 33

2,05

"

0,69

"

D1 D1

12= 0

2

Gambar 2.6 Penampang Nozel

Dengan persamaan Bernuolli pada ujung-ujung nozel dengan

mengabaikan kehilangan tenaga didapat rumus :

gvpz

gvpz

⋅++=

⋅++

22

222

2

211

1 γγ …………………………(2.9)

Elevasi titik 1 dan 2 adalah sama (z1 = z2) dan tekanan di titik 2 adalah

atmosfer ( 02 =γp ), sehingga :

gv

gvp

22

22

21 =+

γ ……………………………………………….(2.10)

Pada persamaan kontinuitas didapatkan rumus

2211 vAvA ⋅=⋅ ……………………………………………….(2.11)

1

221 A

vAv ⋅= ……………………………………………….(2.12)

Page 53: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 34

Dari persamaan (2.12) disubsitusikan ke persamaan (2.11)

gv

gA

vAp

22

22

2

1

22

=⎟⎠⎞⎜

⎝⎛ ⋅

….………………………….(2.13)

gv

gAvAp

22

22

21

22

22 =⋅⋅

………………………….….(2.14)

gAvA

gvp

22 21

22

22

22

⋅⋅

−=γ

…………………………….(2.15)

Disamakan penyebutnya

( )gAgvAgvgAp

2222

21

22

22

22

21

⋅⋅⋅⋅−⋅⋅

…………………………….(2.16)

222

1

22

21

2v

AgAAp

⋅⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⋅−

…………………………….(2.17)

Dimisalkan

21

22

21

2 AgAAk

⋅−

= ……………………………..(2.18)

Page 54: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 35

Didapat rumus

kpv⋅

=γ2 ……………………………..(2.19)

Dengan :

v2 = kecepatan pancaran nozel (m/s)

p = tekanan nozel (kg/m2)

γ = berat jenis (kg/m3)

A1 = luas lubang masuk nozel (m2)

A2 = luas lubang keluaran nozel (m2)

Dengan diameter input (d2) 1,5” = 38,1 mm maka didapat luas lubang

nozel :

( )23

23

211

m 10165,3105,634

14

1

⋅=

⋅⋅⋅=

⋅⋅=

π

π dA

Dengan diameter output (d2) 0,75” = 19,05 mm maka didapat luas

lubang nozel :

( )24

23

222

m 1085,21005,194

14

1

⋅=

⋅⋅⋅=

⋅⋅=

π

π dA

Page 55: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 36

Harga k dihitung dengan persamaan 2.18 :

( ) (( )

)

22

23

2423

21

22

21

m 10056,5

10165,381,921085,210165,3

2

s

k

AgAA

k

−−

⋅=

⋅⋅⋅

⋅−⋅=

⋅−

=

Dengan persamaan 2.19 didapat hasil perhitungan kecepatan pancaran

nozel tiap lantainya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Kecepatan Nozel Hidran Tiap lantai

Tekanan γ k v2Lantai

kg/m2 kg/m3 m/s2 m/s

6 48487 1000 0,0478 30,97

5 82822 1000 0,0478 40,47

4 117157 1000 0,0478 48,14

3 151492 1000 0,0478 54,74

2 185827 1000 0,0478 60,62

1 220162 1000 0,0478 65,99

B 264307 1000 0,0478 72,30

2.10. PERHITUNGAN DEBIT HIDRAN

Debit hidran diperoleh dari perkalian kecepatan pada lubang keluar

nozel dengan luas lubang keluar nozel

……………………………………….(2.20) 22 AvQh ⋅=

Page 56: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 37

Dengan :

Qh = Debit nozel (m3/s)

v2 = kecepatan pancaran nozel (m/s)

A2 = luas lubang nozel (m2)

Dengan persamaan 2.20 didapat hasil perhitungan debit pancaran

nozel hidran tiap lantainya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.13.

Ditampilkan pula dengan satuan lain untuk mempermudah perhitungan

selanjutnya.

Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Debit Nozel Hidran Tiap Lantai

V2 Debit Lantai

m/s m3/s m3/mnt

6 30,97 0,008826 0,529549

5 40,47 0,011535 0,692095

4 48,14 0,013719 0,823147

3 54,74 0,0156 0,936026

2 60,62 0,017278 1,036687

1 65,99 0,018807 1,128403

B 72,30 0,020606 1,236367

2.11. PERHITUNGAN LINTASAN PANCARAN HIDRAN

Air yang keluar dari nozel akan memancar ke udara dengan lintasan

yang tergantung pada kecepatan pancaran. Lintasan tersebut merupakan

garis arus. Apabila gesekan dengan udara diabaikan maka dengan

Page 57: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 38

menggunakan persamaan bernuoli akan dapat ditentukan lintasan pancaran

zat cair. Oleh karena tekanan pada pancaran adalah tekanan atmosfer maka

tinggi tekanan pada setiap titik dalam lintasan adalah sama dengan tinggi

kecepatan ditambah tinggi elevasi. Garis tenaga akan berupa garis horizontal

pada jarak v2/2g di atas nozel, dengan v adalah kecepatan pancaran nozel.

Dipandang suatu pancaran air yang keluar dari nozel ke udara dengan

kecepatan v0 dan kemiringan θ terhadap garis horizontal seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.8. garis horizontal yang melalui nozel dianggap

sebagai garis referensi. Kecepatan pancaran pada nozel dapat diuraikan

menjadi komponen horisontal v0x dan vertikal v0y.

Oleh karena itu tidak ada percepatan dalam arah x, maka kecepatan

horisontal vx di sepanjang lintasan adalah konstan. Komponen kecepatan

vertikal vy akan berkurang karena adanya pengaruh gravitasi dan menjadi

Gambar 2.8 Lintasan pancaran zat cair

Page 58: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 39

nol pada titik lintasan tertinggi. Dari titik tertinggi lintasan akan berubah

arah dan kecepatan vertikal akan diperbesar karena adanya kecepatan

gravitasi.

Jarak horizontal yang dilalui oleh partikel pada waktu t setelah

memancar dari nozel adalah :

tvx x ⋅= 0 ………………………………….……………(2.21)

Sedang jarak vertikal adalah :

20 2

1 tgtvy y ⋅⋅−⋅= ….……………………………(2.22)

Komponen kecepatan vertikal vy pada waktu t adalah :

tgvv yy ⋅−= 0 ……………………………….(2.23)

Kecepatan pancaran pada setiap titik dalam arah lintasan adalah

22yx vvv += ……………………………….(2.24)

Apabila nilai t dari persamaan (2.21) disubsitusikan ke dalam

persamaan (2.22) maka akan di dapat bentuk persamaan lintasan seperti

berikut ini :

2200

0

2x

vgx

vv

yxx

y

⋅−= ………………………………(2.25)

Persamaan tersebut merupakan bentuk parabola dengan puncak pada :

gvv

x oxy ⋅= 0 ………………………………(2.26)

Dan

gv

y y

⋅=

2

20 ………………………………(2.27)

Page 59: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 40

Jarak pancaran hidran (l) dapat dihitung dengan rumus :

gvv

l oxy ⋅⋅= 02 ……………………………….(2.28)

Dengan :

l = jarak pancaran hidran (m)

v0y = kecepatan arah y = θsin0 ⋅v

v0x = kecepatan arah x = θcos0 ⋅v

Agar pancaran dapat mencapai jarak maksimal, maka pancaran air

tidak mengenai atap. Diasumsikan orang memegang nozel hidran pada

ketinggian 0,5 m maka jarak maksimum nozel keatap (y) dihitung dengan

mengurangkan ketinggian ruang dengan 0,5 m. Sedangkan sudut maksimum

yang dapat dibentuk dihitung dengan rumus :

( )g

vy

⋅⋅

=2sin 2

0 θ ……………………………..(2.29)

( ) gyv ⋅⋅=⋅ 2sin 20 θ ……………………………..(2.30)

0

2sin

vgy ⋅⋅

=θ ……………………………..(2.31)

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ⋅⋅= −

0

1 2sin

vgy

θ …………………………..…(2.32)

Page 60: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 41

Tabel 2.14 Jarak Nozel Dengan Langit-Langit (y)

Ketinggian Ruang Jarak Nozel ke

Langit-Langit

Kecepatan

Pancaran Hidran Lantai

m m m/s

6 3,2 2,7 30,97

5 3,25 2,75 40,47

4 3,3 2,8 48,14

3 3,3 2,8 54,74

2 3,3 2,8 60,62

1 4,3 3,8 65,99

B 3,1 2,6 72,30

Dengan persamaan 2.32 dapat dihitung sudut maksimal nozel agar

pancaran nozel hidran tidak mengenai langit-langit dan mencapai jarak

pancaran maksimal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Page 61: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 42

Tabel 2.15 Sudut Maksimal yang Bisa Dibentuk Untuk Mencapai

Jarak Pancaran Maksimal

Harga

sin θ θ Lantai

°

6 0,718865 0,23

5 0,554103 0,278

4 0,469752 0,153

3 0,412935 0,135

2 0,372745 0,122

1 0,39887 0,13

B 0,301075 0,098

Setelah sudut maksimum nozle telah ditentukan maka tahap

selanjutnya adalah menghitung jarak pancaran nozle hidran (l) dengan

persamaan (2.28) :

Dengan :

l = jarak pancaran hidran (m)

v0y = kecepatan arah y = θsin0 ⋅v

v0x = kecepatan arah x = θcos0 ⋅v

Page 62: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 43

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.16

Tabel 2.16 Hasil Perhitungan Panjang Pancaran Hidran

v0

Sudut

Pancaran

Panjang Pancaran

Hidran Lantai

m/s ° m

6 30,97 0,23 43,4

5 40,47 0,278 88,11

4 48,14 0,153 71,16

3 54,74 0,135 81,47

2 60,62 0,122 90,49

1 65,99 0,13 114,1

B 72,30 0,098 103,7

Page 63: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

BAB III

PERHITUNGAN PEMIPAAN

3.1.Penempatan Sprinkler dan Hidran

Dalam perancangan ini direncanakan kapasitas maksimum sistem

pemadaman ini adalah jika semua sprinkler di satu zone A atau B, zone

jalan di satu lantai dan semua hidran di semua lantai menyala. Tiap lantai di

bagi menjadi 2 zone yang membagi 2 daerah sama besar, kecuali basement

ditentukan lain. Zone jalan adalah zone umum yang terdapat diluar kamar.

Setelah mengetahui jarak pancaran sprinkler dan hidran maka dapat

ditentukan penempatan sprinkler dan hidran, serta panjang selang hidran.

Penempatan sprinkler menyesuaikan arsitektur gedung. Hidran ditempatkan

di posisi yang sama tiap lantainya.

Untuk menghindari selisih akibat pembulatan, penetapan asumsi dan

faktor-faktor lain yang menyebabkan jarak pancaran tidak sesuai yang

direncanakan, maka digunakan faktor koreksi 0,75. Hasil perhitungan jarak

antar sprinkler pada bab 2 dikalikan dengan faktor koreksi 0,75. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jarak Antar Sprinkler dengan Faktor Koreksi 0,75

Jarak Antar Sprinkler (s)

Jarak Antar Sprinkler dengan Faktor Koreksi 0,75 Lantai

m m 6 6,13 4,60 5 7,76 5,82 4 8,74 6,56 3 9,48 7,11 2 10,08 7,56 1 10,59 7,94 B 6,21 4,66

Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai basement dapat dilihat

pada Gambar 3.1.

44

Page 64: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 45

Gambar 3.1 Penempatan Sprinkler Lantai Basement

Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai 1 dapat dilihat pada

Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Penempatan Sprinkler Lantai 1

Page 65: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 46

Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai 2, 3, 4 dan 5 dibuat

identik dengan menggunakan jarak maksimum antar sprinkler yang paling

rendah (5,82 m), dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Penempatan Sprinkler Lantai 2, 3, 4 dan 5

Penempatan sprinkler dan hidran pada lantai 6 dapat dilihat pada

Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Penempatan Sprinkler Lantai 6

Page 66: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 47

Dari Gambar 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 maka dapat diketahui jumlah

sprinkler tiap lantai. Kapasitas total sprinkler dapat dilihat pada Tabel 3.2

dan hidran tiap lantainya dapat dilihat pada Tabel 2.13. Penomoran pipa

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.2 Kapasitas Total Sprinkler Tiap Zone

hidran sprinkler Jumlah Sprinkler

Nomor pipa Debit Total Sprinkler

Lantai

m3/mnt m3/mnt Zona Jumlah dari sampai m3/mnt A 18 6/D-1 6/D-32 1,44 B 18 6/D-33 6/D-64 1,44

6 0,53 0,08

Jalan 1 6/D-65 0,08 A 22 2,86 B 22 2,86

5 0,69 0,13

Jalan 7 0,91 A 22 3,74 B 22 3,74

4 0,82 0,17

Jalan 7 1,19 A 22 4,4 B 22 4,4

3 0,94 0,2

Jalan 7 1,4 A 22 2/D-1 2/D-40 5,06 B 22 2/D-41 2/D-80 5,06

2 1,04 0,23

Jalan 7 2/D-81 2/D-88 1,61 A 17 1/D-1 1/D-31 4,25 B 17 1/D-32 1/D-62 4,25

1 1,13 0,25

Jalan 8 1/D-63 1/D-68 2 A 13 B/D-1 B/D-18 3,64 Basement 1,24 0,28 B 14 B/D-19 B/D-35 3,92

Debit sprinkler yang paling besar adalah debit sprinkler lantai 2, jadi

debit total yang harus dipenuhi sistem pemadam kebakaran dihitung dengan

menambahkan debit sprinkler lantai 2 Zone A atau B (5,06 m3/mnt) dengan

debit zone jalan (1,61 m3/mnt) dan debit total hidran (6,38 m3/mnt) = 13,05

m3/mnt

3.2. Penentuan Diameter dan Jenis Pipa

Material pipa yang digunakan tiap ukuran pipa sama menggunakan

material baja karbon ASTM A106 Grade B. Pipa tegak yang digunakan

Page 67: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 48

adalah diameter nominal 10”. Sedangkan diameter pembagi utama

menggunakan pipa dengan diameter 6”. Pipa pembagi 1 menggunakan pipa

dengan diameter nominal 4”. Pipa pembagi 2 menggunakan pipa dengan

diameter nominal 2,5”. Direncanakan sistem dapat bekerja pada suhu 900°F.

Ketebalan minimal pipa (tm) yang digunakan dapat dihitung dengan

rumus (3.1) :

( ) AYPES

DPt

qm +

⋅+⋅⋅⋅

=2

0 ........................................(3.1)

0DddY+

= jika t ≥ d/6 ........................................(3.2)

Dengan :

tm = Tebal minimal pipa yang diijinkan (inchi)

P = Tekanan internal (psig)

D0 = Diameter luar pipa (inchi)

S = Stress yang terjadi akibat panas/hot stress (psi)

A = Tebal pipa akibat adanya pengerjaan panas, korosi, erosi

dan akibat manufaktur (manufacturing tolerance/MT)

Y = koefisien properti material dan temperatur desain. Untuk

t<d/6, harga Y diberikan pada Tabel 3.3 atau dihitung

dengan rumus (3.2). Untuk temperatur sampai dengan

900°F, dapat menggunakan asumsi Y = 0,4

d = diameter dalam = D0-2t

Eq = Faktor Kualitas

Page 68: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 49

Tabel 3.3 Harga Koefisien Y

Tekanan terbesar yang terjadi pada pipa dapat dihitung dengan rumus

(3.3) :

0m PhP +⋅= γ ………………………………………...(3.3)

Dengan :

Pm = Tekanan terbesar yang terjadi pada pipa (kg/cm2)

γ = Berat jenis air (1000 kg/m3)

h = Jarak pipa tertinggi dengan pipa paling rendah (25,2 m)

P0 = Tekanan minimum yang disarankan SNI (2200 kg/m2)

psi 13,67kg/m 472002200025,21000P

2m

==

+⋅=

Dari rumus (3.3) maka didapat hasil perhitungan tekanan terbesar

yang terjadi pada pipa dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.4 hasil perhitungan tekanan terbesar yang diterima pada tiap

ukuran pipa

Page 69: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 50

Tabel 3.4 Tekanan Terbesar yang Diterima Oleh Pipa

Ukuran Nominal h

Berat Jenis Air

Tekanan Minimal

Tekanan Maksimal

Tekanan Maksimal

m kg/m3 kg/m2 kg/m2 psi 10" 25,2 1000 22000 47200 67,136" 24,4 1000 22000 46400 66,004" 22,1 1000 22000 44100 62,72

2,5" 22,1 1000 22000 44100 62,72

Dari persamaan (3.1) dan dengan harga :

Y = 0,4

S = Sh = Tekanan yang terjadi pada temperatur perancangan 900°F

= 6500 psi (Tabel )

Eq = 1 (untuk seamless pipe)

Maka didapat hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Tebal Minimal Pipa

Ukuran Nominal

Diameter Luar (Tabel )

Tekanan Maksimal Tebal Minimal

inchi psi inchi 10" 10,75 67,13 0,06318 6" 6,625 66,00 0,03215 4" 4,5 62,72 0,02197 2,5" 2,875 62,72 0,00577

SNI 03-1745-2000 bab 4.2.2 mensyaratkan tebal dinding minimum

untuk tekanan sampai dengan 300 psi (20,7 bars) dapat dilihat dari Tabel 3.6

Page 70: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 51

Tabel 3.6 Syarat tebal Dinding Minimum Untuk Tekanan Sampai

Dengan 300 psi (20,7 bar)

Ukuran

Nominal Pipa

Tebal / Schedule

< 5” Schedule 10

6” 3,40 mm (0,134”)

8” dan 10” 4,78 mm (0,188”)

Sumber : SNI 03-1745-2000 bab 4.2.2

Dari ketentuan SNI dan membandingan tabel 3.5 dan tabel 3.6 maka

untuk masing–masing diameter pipa digunakan schedule seperti yang

ditampilkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Diameter Pipa yang Digunakan dan Spesifikasinya

Nama Bagian Ukuran Nominal

Pilihan Schedule

Tebal Schedule

Diameter Luar (Tabel )

Diameter Dalam

Syarat t < d/6

inchi inchi inchi Pipa Tegak 10" 20 0,219 10,75 10,250 1,708

Pipa Pembagi Utama 6" 40S 0,245 6,625 6,065 1,010

Pipa Pembagi 1 4" 10S 0,105 4,5 4,260 0,71 Pipa Pembagi 2 2,5” 10S 0,105 2,875 2,635 0,439

3.3. Perhitungan Mitter

Perhitungan mitter dimaksudkan untuk mengetahui apakah mitter

memerlukan tambahan penguat agar dapat bekerja sesuai dengan yang

direncanakan. Mitter dibuat dengan penyambungan las. Persyaratan agar

mitter aman untuk digunakan adalah jika :

)( 4321 AAAA ++≤ ....................................................(3.4)

Dengan :

)()2( 122 ctTddA hh −−⋅−⋅= ........................................(3.5)

Page 71: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 52

)sin2()( 11 β⋅⋅⋅= dtA h ........................................(3.6)

( )βsin

2 43

ctTLA bb −−⋅

= ........................................(3.7)

2w4 t2 ⋅=A ........................................(3.8)

)(21 cTDd bb −⋅−= ........................................(3.9)

( ) ( )besar paling yangdipilih ddatau

212

12

=

+−+−= dcTcTd hb ..(3.10

) .....................(3.11) ( )( ) kecil paling yangdipilih 5,2atau

T2,5jalan pipadiluar penguat Tinggi

h

4

cTc

L

b −⋅=−⋅=

=

Dengan harga :

β = 90°

c = 0,01 inchi untuk pipa 1,5” = 0,001 inchi

Tw = 0,166 inchi (asumsi)

Bagian-bagian luasan dapat dilihat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Branch Connection Nomenclature (ANSI/ASME

B31.3)

Page 72: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 53

Dalam perhitungan ini hanya dihitung mitter yang mengalami

tekanan paling besar. Macam-macam mitter dan tekanan yang dialami dapat

dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Tekanan Terbesar yang Dialami Mitter

Jenis Diameter pipa Tinggi Diameter Luar Pipa Utama

Diameter Luar Pipa Cabang

Tebal Pipa Utama

Tebal Pipa Cabang

Tekanan Maksimal

Tekanan Maksimal

m inchi inchi inchi inchi kg/m2 psi Cabang 3 10"-10"-10" 21,9 10,75 10,75 0,219 0,219 43900 61,46cabang 3 10"-6"-10" 19,7 10,75 6,625 0,219 0,245 41700 58,38Cabang 3 6"-4"-4" 22,1 6,625 4,5 0,245 0,105 44100 61,74Cabang 3 4"-2,5"-2,5" 22,1 4,5 2,875 0,105 0,105 44100 61,74Cabang 4 4"-2,5"-2,5"-4" 22,1 4,5 2,875 0,105 0,105 44100 61,74Cabang 3 2,5"-2,5"-2,5" 22,1 2,875 2,875 0,105 0,105 44100 61,74Cabang 4 2,5"-2,5"-2,5"-2,5" 22,1 2,875 2,875 0,105 0,105 44100 61,74

Tebal minimal yang diijinkan untuk diameter masing-masing pipa

utama dan cabang. Perhitungan tebal minimal yang diijinkan dihitung

dengan persamaan (3.12) dan (3.13) :

( )YPESDP

tq

bh ⋅+⋅

⋅=

2 ......................................(3.12)

( )YPESDP

tq

bb ⋅+⋅

⋅=

2 .....................................(3.13)

Dengan :

th = Tebal minimal yang diijinkan untuk pipa utama

tb = Tebal minimal yang diijinkan untuk pipa cabang

P = Tekanan yang dialami mitter (psi)

Dh = Diameter luar pipa utama

Db = Diameter luar pipa cabang

S = Tekanan yang terjadi pada temperatur desain 900°F

=6500 psi (tabel )

Page 73: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 54

Eq = Faktor kualitas (1)

Y = 0,4

Setelah tebal minimal yang diijinkan diketahui maka dihitung sisa

ketebalan. Sisa ketebalan dihitung dengan persamaan (3.14)

hbb tTT −=___

...............................................(3.14)

Dengan :

Tb = Tebal sisa (excess) ___

bT = Tebal pipa yang digunakan

Dari persamaan (3.12, 3.13, dan 3.14) maka didapatkan hasil

perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Mitter

Jenis Diameter pipa Sh th tb Tb d1 A1

psi inchi Inchi inchi Inchi inchi2 Cabang 3 10"-10"-10" 6500 0,0506312 0,0506312 0,209 10,332 0,523122cabang 3 10"-6"-10" 6500 0,048103 0,0296448 0,235 6,155 0,296074Cabang 3 6"-4"-4" 6500 0,0313446 0,0212906 0,095 4,31 0,135095Cabang 3 4"-2,5"-2,5" 6500 0,0212906 0,0136024 0,095 2,685 0,057165Cabang 4 4"-2,5"-2,5"-4" 6500 0,0212906 0,0136024 0,095 2,685 0,057165Cabang 3 2,5"-2,5"-2,5" 6500 0,0136024 0,0136024 0,104 2,667 0,036277Cabang 4 2,5"-2,5"-2,5"-2,5" 6500 0,0136024 0,0136024 0,104 2,667 0,036277

Jenis Diameter pipa d2 A2 L4 L4 A3 A4 A2+A3+A4

inchi inchi2 inchi inchi inchi2 inchi2 inchi2 Cabang 3 10"-10"-10" 5,405631 1,636266 0,101578 0,4975 0,030142 0,055112 1,72152cabang 3 10"-6"-10" 3,340603 0,990321 0,095257 0,5625 0,037218 0,055112 1,082651Cabang 3 6"-4"-4" 2,261345 0,877755 0,053361 0,2125 0,006799 0,055112 0,939666Cabang 3 4"-2,5"-2,5" 1,438791 0,19791 0,028227 0,2125 0,004031 0,055112 0,257052Cabang 4 4"-2,5"-2,5"-4" 1,438791 0,19791 0,028227 0,2125 0,004031 0,055112 0,257052Cabang 3 2,5"-2,5"-2,5" 1,440102 0,217088 0,031506 0,2575 0,005633 0,055112 0,277833Cabang 4 2,5"-2,5"-2,5"-2,5" 1,440102 0,217088 0,031506 0,2575 0,005633 0,055112 0,277833

Page 74: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 55

Dari Tabel 3.9 di tunjukkan bahwa )( 4321 AAAA ++≤ maka tidak

dibutuhkan ring penguat.

3.4.Penempatan Peralatan Pendukung

Peralatan pendukung yang digunakan agar perancangan ini dapat

berfungsi sesuai harapan adalah :

1. Pressure Valve

Pressure valve berfungsi untuk menjaga agar tekanan yang

terjadi pada sistem sprinkler tidak melebihi tekanan yang

direncanakan.

2. Pressure Switch

Pressure switch berfungsi untuk menghidupkan pompa secara

otomatis begitu terjadi kehilangan tekanan akibat sprinkler

atau hidran yang menyala.

3. Throttle

Throttle berfungsi untuk membatasi atau menutup aliran ke

sistem. Throttle digunakan untuk mempermudah saat

pemasangan, pengesetan dan perbaikan sistem.

4. Pressure Gauge

Pressure gauge berfungsi untuk mengetahui tekanan yang

terjadi pada sistem. Digunakan terutama pada saat pengesetan

pressure valve agar berfungsi seperti yang direncanakan.

Pemasangan peralatan pendukung ini ditempatkan identik tiap

lantainya. Susunan pemipaan peralatan pendukung dapat dilihat pada

Gambar 3.6.

Page 75: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 56

Gambar 3.6 Instalasi Peralatan Pendukung Pada Sistem

Pemipaan

3.5. Denah Instalasi Pemipaan Sprinkler dan Hidran

Setelah posisi sprinkler dan hidran, serta jenis dan ukuran pipa maka

jalur pemipaan dapat ditentukan. Instalasi pemipaan pada lantai 2, 3, 4 dan 5

dibuat indentik, maka pada Gambar hanya ditampilkan lantai basement,

lantai 1, lantai 2 dan lantai 6 saja. Instalasi jalur pemipaan sprinkler dan

hidran tiap lantainya dapat dilihat pada Gambar 3.7, 3.8, 3.9, 3.10 dan 3.11.

Page 76: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 57

Gambar 3.7 Denah Pemipaan Lantai Basement

Gambar 3.8 Denah Pemipaan Lantai 1

Page 77: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 58

Gambar 3.9 Denah Pemipaan Lantai 2, 3, 4 dan 5

Gambar 3.10 Denah Pemipaan Lantai 6

Page 78: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 59

Gambar 3.11 Denah Samping Instalasi Pemipaan

3.6. Perhitungan Span

Perhitungan span tergantung dari asumsi dari ujung pipa. Dapat

diasumsikan ujung pipa dijepit anchor atau dapat bergerak searah dengan

sumbu pipa.

Untuk pipa yang dijepit anchor dapat digunakan persamaan :

wSZ

L h⋅⋅=

4,0 Berdasar pada batas tegangan ..(3.15)

wIEL

⋅⋅⋅Δ

=5,13

Berdasar pada batas defleksi ...(3.16)

Hasil persamaan (3.15) dan (3.16) dipilih hasil yang paling kecil.

Untuk pipa yang di tumpu dan dapat bergerak searah sumbu pipa

dapat digunakan rumus :

Page 79: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 60

wSZ

L h⋅⋅=

33,0 Berdasar pada batas tegangan ..(3.17)

44,0

wSZ

L h⋅⋅= Berdasar pada batas tegangan ..(3.18)

Hasil persamaan (3.17) dan (3.18) dipilih hasil yang paling kecil.

Dengan :

L = Jarak minimal span yang diijinkan (feet)

Z = Modulus of section (inchi3)

Sh = Tensile stress yang diijinkan sesuai dengan temperature

perancangan. (psi)

w = Total berat (berat pipa dan air didalam pipa) (lb/ft)

Δ = Defleksi yang terjadi (Asumsi (5/8 inchi)

I = Moment inersia pipa (inchi4)

E = Modulus Elastisitas (psi)

Dalam perhitungan ini digunakan asumsi bahwa pipa dapat bergerak

searah sumbu pipa. Dari Lampiran Tabel 1, 2 dan 3 didapat harga untuk

masing-masing jenis pipa material baja karbon ASTM A106 Grade B pada

suhu 900°F adalah :

Pipa 10 ” Scedule 20

Z = 21,2 inchi3

Sh = 6,5 x 103 psi

wpipa = 28 lb/ft

wair = 35 lb/ft

E = 18,5 x 106

I = 114 inchi4

Pipa 6” Schedule 40S

Z = 8,5 inchi3

Sh = 6,5 x 103 psi

Page 80: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 61

wpipa = 19 lb/ft

wair = 12,5 lb/ft

E = 18,5 x 106

I = 28,1 inchi4

Pipa 4” Schedule 10S

Z = 1,76 inchi3

Sh = 6,5 x 103 psi

wpipa = 5,61 lb/ft

wair = 6,17 lb/ft

E = 18,5 x 106

I = 3,96 inchi4

Pipa 2,5” Schedule 10S

Z = 0,687 inchi3

Sh = 6,5 x 103 psi

wpipa = 3,53 lb/ft

wair = 2,36 lb/ft

E = 18,5 x 106

I = 0,988 inchi4

Hasil perhitungan jarak minimal antar span dapat dilihat pada Tabel

3.10

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Jarak Minimal Antar Span

Jenis Pipa Z Sh Wpipa Wair E I L1 L2 L meter

Inchi3 psi lb/ft lb/ft Psi inchi4 feet feet meter 10” 21,2 6500 28 35 18500000 114 26,86651 31,05334 8,188913

6” 8,5 6500 19 12,5 18500000 28,1 24,05846 26,02054 7,3330194” 1,76 6500 5,61 6,17 18500000 3,96 17,90183 20,38707 5,456477

2,5” 0,687 6500 3,53 2,36 18500000 0,988 15,81737 17,13475 4,821135

Page 81: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

BAB IV

PERHITUNGAN HEAD TOTAL DAN PEMILIHAN POMPA

4.1.Penghitungan Head

Perhitungan head digunakan untuk mengetahui head total pompa yang

harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah air sesuai dengan kondisi

instalasi pemipaan. Head total dihitung dengan rumus :

gv

hhhH dla p 2

2

++Δ+= ………………………....(4.1)

Dimana ;

H = head total pompa (m)

ha = head statis total (m)

Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi

keluar dan di sisi isap; tanda positif (+) dipakai apabila

muka air di sisi keluar lebih tinggi dari paada sisi isap.

Dalam perhitungan ini digunakan ha= 22,5 m untuk lantai

basement, 1 , 2, 3, 4, dan 5, sedangkan lantai 6

menggunakan ha = 25,2 m.

Δhp = Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua

permukaan air (m)

hl = berbagai kerugian head di pipa, katub, belokan,

sambungan, dll (m)

lsldl hhh +=

62

Page 82: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 63

gvd

⋅22

= head kecepatan keluar (m). = 0 (Asumsi kecepatan masuk

pompa = kecepatan keluar)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

4.1.1. Head Tekanan

Head tekanan dapat dihitung dengan persamaan :

12 ppp hhh −=Δ …………………………………………(4.2)

γphp ⋅= 10 …………………………………………(4.3)

Dimana

hp = head tekanan (m)

p = tekanan (kgf/cm2)

γ = berat per satuan volume zat cair yang dipompa (kgf/l)

Apabila tekanan diberikan dalam kPa, dapat dipakai persamaan

berikut

ρ`

8,91 php ⋅=

………………………………………………..(4.4)

Dimana

p` = tekanan (Pa)

ρ = rapat masa (kg/l)

Page 83: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 64

Dengan rumus persamaan (4.4), maka dapat dihitung tekanan hp-1

yaitu tekanan di reservoir bawah, dalam perhitungan ini diasumsikan

tekanan udara luar (p) 1 atm = 1,033 kg/cm2 dan γ = 1 kg/l. jadi hp-1 :

m

php

33,101033,110

101

=

⋅=

⋅=− γ

Sedangkan hp-2 digunakan tekanan (p) =27.400 kg/m2 = 2,74 kg/cm2

dan γ = 1 kg/l. jadi hp-2 ;

m

php

4,27174,210

102

=

⋅=

⋅=− γ

Jadi total head tekanan yang terjadi :

m

hhh ppp

07,1733,104,27

12

=−=

−=Δ

4.1.2. Head Kerugian Gesek

Head kerugian (yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian) terdiri

atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam

belokan-belokan, reduser, katub-katub, dsb.

Page 84: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 65

Untuk menentukan head kerugian gesek pipa, diperlukan dahulu jenis

aliran. Jenis aliran dapat ditentukan dengan bilangan Reynolds (Re). Re

dapat dihitung dengan rumus :

υDv ⋅

=Re ………………………………………....(4.5)

Dimana ;

Re = Bilangan Reynolds

v = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)

D = Diameter dalam pipa (m)

υ = viskositas kinematik zat cair (m2/s)

Tabel 4.1 Sifat-sifat Air pada Tekanan Atmosfir

Page 85: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 66

Pada Re < 2000, aliran bersifat laminar

Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen

Pada Re = 2300 s/d 4000 terdapat daerah transisi, dimana aliran dapat

bersifat laminar atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.

Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai salah

satu dari persamaan berikut ini

Untuk aliran laminar

qp SRCv ⋅⋅= ………………………..………..(4.6)

gv

DLh f 2

2

⋅= λ …………………………………(4.7)

Dimana :

v = kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)

C,p,q = koefisien-koefisien

R = jari-jari hidrolik (m)

(m) dibasahi yangsaluran atau dalamdiameter pipa Keliling

)(maliran lurustegak pipa, penampang Luas 3

=R

S = gradient hidrolik

Lh

S f=

Dimana :

hf = head kerugian gesek dalam pipa (m)

λ = koefisien kerugian gesek

g = percepatan gravitasi

Page 86: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 67

L = panjang pipa (m)

D = diameter pipa (m)

Koefisien kerugian gesek untuk pipa (λ) dalam persamaam ;

Re64

=λ ……………………………………….(4.8)

Sedangkan untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa pada aliran

turbulen terdapat berbagai rumus empiris. Di bawah ini akan diberikan cara

penghitungan dengan persamaan Darcy dan Hazen-Williams

Dengan cara Darcy, koefisien kerugian gesek, λ. Dari persamaan hf

dihitung menurut persamaan (4.9) :

D0005,002,0 +=λ

………………………………....(4.9)

Dimana D adalah diameter dalam pipa (m). Rumus ini berlaku untuk

pipa baru dari besi cor. Jika pipa telah dipakai selama bertahun-tahun, harga

λ akan menjadi 1,5 sampai 2,0 kali harga barunya.

Atas dasar persamaan Darcy ini kerugian head untuk setiap 100 meter

panjang pipa lurus, dapat dihitung dari diagram dalam Gambar 4.1

Page 87: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 68

Gambar 4.1 Kerugian Gesek Pada Pipa Lurus

Rumus Hazen-Williams pada umumnya dipakai untuk menghitung

kerugian gesek dalam pipa yang relative sangat panjang seperti jalur

penyalur air minum. Bentuknya serupa dengan persamaan (4.6) dan (4.7)

dan dinyatakan sebagai berikut :

54,063,0849,0 SRCv ⋅⋅⋅= ………………….....….(4.10)

Atau

LDCQh f ⋅

⋅⋅

= 85,485,1

85,1666,10 …………………….….(4.11)

Page 88: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 69

Dimana

v = kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)

C = koefisien (tabel 2.4)

R = jari-jari hidrolik (S=hf/L)

hf = kerugian head (m)

Q = Laju aliran (m3/s)

L = Panjang pipa (m)

Tabel 4.2 Kondisi Pipa dan Harga C ( Formula Hazen-William)

Harga C diambil harga 130, υ diambil harga 0,804 x 10-6 m2/s.

Dalam perhitungan ini untuk aliran turbulen digunakan formula

Hazen-Williams.

Penomoran pipa dapat dilihat pada Lampiran Gambar 1, 2, 3, 4 dan 5.

Hasil perhitungan head kerugian gesek (hf) dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4 sampai 11

Page 89: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 70

4.1.3. Head Kerugian Pada Belokan Pipa

Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan

patah (miter atau multipiece bend). Untuk menghitung head pada belokan

digunakan persamaan (4.12) :

gvfh f 2

2

⋅= ……………………..…………(4.12)

Dimana

v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)

f = koefisien kerugian

g = percepatan gravitasi

hf = kerugian head (m)

Untuk belokan lengkung sering dipakai rumus Fuller dimana f dari

persamaan 4.12 dinyatakan sebagai berikut :

5,05,3

902847,113,0 ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+=

θR

Df ………………(4.13)

Dimana

D = diameter dalam pipa (m)

R = Jari-jari lengkung sumbu belokan (m)

θ = Sudut belokan (derajat)

f = Koefisien kerugian

Page 90: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 71

Dari percobaan Weisbach dihasilkan rumus yang umum dipakai untuk

belokan patah sebagai berikut ;

2sin047,2

2sin946,0 42 θθ

+=f ………………..(4.14)

Dimana

θ = sudut belokan

f = koefisien kerugian

Hubungan antara sudut dan koefisien kerugian diberikan dalam Tabel

4.3.

Adapun koefisien kerugian untuk belokan patah dengan potongan

banyak (multipiece) diberikan Tabel 4.4)

Tabel 4.3 Koefisien Kerugian Pada Belokan

Page 91: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 72

Tabel 4.4 Koefisien Kerugian Belokan Pipa Potongan Banyak

Pada perancangan ini digunakan belokan patah dengan f = 1,129,

sudut θ yang dipakai 90°.

Dengan rumus-rumus diatas maka hasil perhitungan head total yang

harus disediakan pompa untuk melayani kebutuhan air sesuai yang

direncanakan dapat dilihat pada Tabel 4.7. Karena lantai 2, 3, 4 dan 5

identik, maka head terbesar yang dimiliki tiap lantai tersebut adalah lantai 2

Page 92: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 73

karena memiliki debit yang paling besar. Hasil perhitungan yang

ditampilkan hanya pada lantai basement, lantai 1, lantai 2, dan lantai 6 :

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Head Total

Zone

Head

Statis

Head

Tekanan

Head

Gesek

Head

Belokan

Head

Total

Lantai

m m m m m

A 25,2 17,07 9,29 4,67 56,23Basement

B 25,2 17,07 15,7 5,28 63,25

A 22,5 17,07 22,09 2,37 64,031

B 22,5 17,07 25,35 2,37 67,29

A 22,5 17,07 21,74 2,37 63,682

B 22,5 17,07 30,42 1,89 71,8

A 22,5 17,07 2,31 0,49 42,376

B 22,5 17,07 3,63 0,52 43,72

4.2. Pemilihan Pompa

Setelah kapasitas dan head yang harus disediakan pompa dihitung,

maka dapat dipilih jenis pompa. Pompa yang digunakan disini adalah

pompa buatan Thorisima. Kapasitas yang harus dipenuhi pompa adalah

13,05 m3/mnt. sedangkan head yang harus dipenuhi pompa adalah 71,8 m.

Dengan melihat Gambar 4.8 maka dipilih pompa Torishima type 100-500

dengan 4 kutub. Spesifikasi pompa dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Page 93: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 74

Gambar 4.2. Bagan pemilihan Pompa Thorisima

Tabel 4.6 Spesifikasi Pompa

Page 94: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 75

Page 95: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari tugas akhir ini dengan judul perancangan sistem hidran dan

sprinkler di Sejahtera Family Hotel and Apartment didapat kesimpulan dan

hasil perancangan sebagai berikut :

Pelayanan sistem hidran dan sprinkler ini direncanakan dapat

melayani kebutuhan pemadaman sedini mungkin dengan kapasitas

maksimum sebesar 13,05 m3/mnt dengan head total 71,8 meter.

Sprinkler yang digunakan adalah sprinkler otomatis yang menyala

apabila kepala sprinkler terpapar suhu 60°C. Jarak maksimum antar

sprinkler pada lantai basement sejauh 4,66 meter. Lantai 1 sejauh 7,94

meter. Lantai 2, 3, 4, dan 5 sejauh 5,82. Lantai 6 sejauh 4,6 meter.

Material pipa yang digunakan dipilih baja karbon ASTM A106 Grade

B. Suhu perancangan 900° F (482,2° C). Pemipaan dibagi menjadi 4 bagian

yaitu :

• Pipa Tegak, menggunakan pipa 10” dengan schedule 20. Jarak

antar span maksimal untuk pipa 10” pada perancangan ini sejauh

8,19 meter.

• Pipa Pembagi Utama menggunakan pipa 6” schedule 40S. Jarak

span maksimal untuk pipa 6” pada perancangan ini sejauh 7,33

meter.

76

Page 96: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 77

• Pipa Pembagi 1 menggunakan pipa 4” schedule 10S. Jarak span

maksimal untuk pipa 4” pada perancangan ini sejauh 5,46 meter.

• Pipa Pembagi 2 menggunakan pipa 2,5” schedule 10S. Jarak span

maksimal untuk pipa 2,5” pada perancangan ini sejauh 4,82 meter.

Pompa yang digunakan adalah produk buatan Torishima Pump MFG.

Co. Ltd. Takatsuki City, Osaka, Jepang Type 100-500 4 kutub 3 phase

frekuensi 50 Hz daya 30 kW.

5.2.Penutup

Dalam penulisan tugas akhir perancangan sistem hidran dan sprinkler

ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

banyak membantu sehingga dapat terselesaikan tugas akhir ini. Semoga

dengan terselesainya penyusunan tugas akhir ini dapat membantu dan

bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa teknik mesin sebagai

pengetahuan dalam teknologi perancangan khususnya pada perancangan

perpipaan.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari

pembaca, agar penyusunan tugas akhir ini dapat lebih sempurna.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak

dosen pembimbing dan penguji tugas akhir ini, semoga penulis dapat lebih

Page 97: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Tugas Akhir Perpipaan 78

mendalami tentang perancangan perpipaan dan dapat berguna bagi penulis

nantinya didalam dunia kerja.

Page 98: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

DAFTAR PUSTAKA

, 2000. SNI 03-3989-2000 “Tatacara Perencanaan dan Pemasangan

Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada

Bangunan Gedung”.

, 2000. SNI 03-1745-2000 ”Tatacara Perencanaan dan Pemasangan

Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahya Kebakaran Pada

Bangunan Rumah dan Gedung”.

, 2001. SNI 03-6570-2001 ”Instalasi yang Dipasang Tetap Untuk

Proteksi Kebakaran”.

Kannappan, P.E., S., 1985. Pipe Stress Analysis, A Wiley-Interscience Publication

John Wiley & Sons, New York.

Sularso dan Tahara, H., 1996. Pompa dan Kompresor, Cetakan keempat, PT. Pradnya

Paramita, Jakarta.

Triatmodjo, B., 1996. Hidraulika 1, Cetakan keempat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Page 99: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 1 Tegangan yang Diijinkan untuk Bahan Logam Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis

Page 100: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 1 Tegangan yang Diijinkan untuk Bahan Logam (lanjutan) Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis

Page 101: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 2 Spesifikasi dan Berat Pipa

Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis

Page 102: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 2 Spesifikasi dan Berat Pipa (lanjutan) Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis

Page 103: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 2 Spesifikasi dan Berat Pipa (lanjutan) Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis

Page 104: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 3 Modulus Elastisitas Sumber : Sam Kannappan, P.E., Pipe Stress Analysis

Page 105: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Tabel 4 Hasil Perhitungan Head Lantai Basement Zone A

Nominal

Pipa Nomor Pipa

Zone Diameter Dalam

Luas Penampang

Pipa

Debit Kecepatan Re Panjang hf head belokan

m m m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama

A-1 0,26035 0,0532 0,0957 1,7979 582207 51,85 0,6038 0,7441A-2 0,26035 0,0532 0,0675 1,2686 410791 2,5 0,0153 A-3 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 2,2 0,0027 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003

10"

A-8

A

0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6

6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053

Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

Head Lantai Basement

B/B-1 0,154051 0,0186 0,0675 3,6233 694246 8,3 0,6461 3,7772B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

6"

B/B-3

A

0,154051 0,0186 0,0607 3,2565 623965 2,18 0,1393

B/C-1 0,108204 0,0092 0,0607 6,6008 888344 4,71 1,6696 B/C-2 0,108204 0,0092 0,0373 4,0620 546673 4,76 0,6872 B/C-3 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 9,27 B/C-4 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 3,57 B/C-5 0,108204 0,0092 0,0233 2,5388 341671 3,57 0,2160

4"

B/C-6 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 3,57

Page 106: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

B/D-1 0,066929 0,0035 0,0233 6,6356 552378 0,44 0,2736 B/D-2 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-3 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-4 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,66 1,1264 B/D-5 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-6 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-7 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279 B/D-8 0,066929 0,0035 0,0233 6,6356 552378 0,44 0,2736 B/D-9 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-10 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-11 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,66 1,1264 B/D-12 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-13 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-14 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279 B/D-15 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,45 1,0757 B/D-16 0,066929 0,0035 0,0093 2,6542 220951 2 0,2283 B/D-17 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,75 0,1504 B/D-18

A

0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 5,25 0,1663

2,5"

Head Statis 25,2 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 15,7 Head Belokan 4,67 Head Total 56,23

Tabel 5 Hasil Perhitungan Head Lantai Basement Zone B

Nominal

Pipa

Nomor Pipa

Zone Diameter dalam

Luas Penampang

Pipa

Debit Kecepatan Re Panjang hf head belokan

m m m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama

A-1 0,26035 0,0532 0,1003 1,8856 610607 51,85 0,6594 0,8184A-2 0,26035 0,0532 0,0722 1,3563 439191 2,5 0,0173 A-3 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 2,2 0,0027 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008

10"

A-7

B

0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003

Page 107: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6

6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053

Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

Head Lantai Basement

B/B-1 0,154051 0,0186 0,0722 3,8738 742244 8,3 0,7312 4,3176B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

6"

B/B-3 0,154051 0,0186 0,0653 3,5070 671962 2,18 0,1598

B/C-1 0,108204 0,0092 0,0607 6,6008 888344 4,71 1,6696 B/C-2 0,108204 0,0092 0,0373 4,0620 546673 4,76 0,6872 B/C-3 0,108204 0,0092 0,0653 7,1085 956678 9,27 3,7688 B/C-4 0,108204 0,0092 0,0513 5,5853 751676 3,57 0,9290 B/C-5 0,108204 0,0092 0,0233 2,5388 341671 3,57 0,2160

4"

B/C-6 0,108204 0,0092 0,0140 1,5233 205002 3,57 0,0840

B/D-19 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,22 1,0201 B/D-20 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-21 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-22 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279 B/D-23 0,066929 0,0035 0,0373 10,6169 883806 0,44 0,6528 B/D-24 0,066929 0,0035 0,0093 2,6542 220951 2,23 0,2546 B/D-25 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,66 0,1476 B/D-26 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 2,43 0,5874 B/D-27 0,066929 0,0035 0,0093 2,6542 220951 4,66 0,5320 B/D-28 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,66 0,1476 B/D-29 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 6,09 1,4721 B/D-30 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 5,75 0,1821

2,5"

B/D-31

B

0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 5,25 0,1663

Page 108: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

B/D-32 0,066929 0,0035 0,0140 3,9813 331427 4,22 1,0201 B/D-33 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-34 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 2,33 0,0738 B/D-35 0,066929 0,0035 0,0047 1,3271 110476 4,04 0,1279

Head Statis 25,2 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 15,7 Head Belokan 5,28 Head Total 63,25

Tabel 6 Hasil Perhitungan Head Lantai 1 Zone A

Nominal Pipa

Nomor Pipa Zone Diameter

dalam Luas

Penampang Pipa

Debit Kecepatan Re Panjang hf Head

belokan

m m2 m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama

A-1 0,26035 0,0532 0,1392 2,6155 846939 51,85 1,2079 1,5745A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1323 2,4870 805352 2,2 0,0467 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003

10"

A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6

6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053

Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

Page 109: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Head Lantai 1 1/B-1 0,15405 0,0186 0,0770 4,1333 791960 8,3 0,8244 1/B-2 0,15405 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

6"

1/B-3 0,15405 0,0186 0,0708 3,8023 728535 2,18 0,1855

1/C-1 0,108204 0,0092 0,0708 7,7069 1037215 3,95 1,8649 1/C-2 0,108204 0,0092 0,0500 5,4402 732152 11,5 2,8505 1/C-3 0,108204 0,0092 0,0062 0,6710 90299 2,28 0,0118 1/C-4 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 6,22 0,0000

4"

1/C-5 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 11,5 0,0000

1/D-1 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 2,59 1,8301 . 1/D-2 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-3 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-4 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190 1/D-5 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-6 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-7 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-8 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-9 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-10 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-11 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,08081/D-12 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 1,71 1,2083 1/D-13 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-14 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-15 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190 1/D-16 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-17 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-18 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-19 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-20 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-21 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-22 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,08081/D-23 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 2,45 1,2355 1/D-24 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,28 0,1099 0,08081/D-25 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-26 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,17 0,0557 1/D-27 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 0,57 0,1117 1/D-28 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,26 0,0324 0,08081/D-29 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3,98 0,3684 1/D-30 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,64 0,0164

2,5"

1/D-31

A

0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,12 0,1058 0,0808

Page 110: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

1/D-63 0,066929 0,0035 0,0333 9,4794 789112 0,44 0,5294 1/D-64 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 3,5 1,7650 1/D-65 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 4,44 0,4110 1/D-66 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-67 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 7,94 0,7350 1/D-68 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-69 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 7,94 1,5563 1/D-70 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,44 0,1140 1/D-71 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 11,44 0,2938 1/D-72

Jalan

0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 5,03 0,1292 0,0808 Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 22,09 Head Belokan 2,37 Head Total 64,03

Tabel 7 Hasil Perhitungan Head Lantai 1 Zone B

Nominal Pipa

Nomor Pipa Zone Diameter

dalam Luas

Penampang Pipa

Debit Kecepatan Re Panjang hf Head

belokan

m m2 m3/s m/s m m m Head di Pipa Utama

A-1 0,26035 0,0532 0,1392 2,6155 846939 51,8 1,2079 1,5745A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1323 2,4870 805352 2,2 0,0467 A-4 0,26035 0,0532 0,0220 0,4135 133887 3,5 0,0027 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003

10"

A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6

6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Page 111: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053

Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

Head Lantai 1

1/B-1 0,15405 0,0186 0,0770 4,1333 791960 8,3 0,8244 1/B-2 0,15405 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

6"

1/B-3 0,15405 0,0186 0,0708 3,8023 728535 2,18 0,1855

1/C-1 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 3,95 0,0000 1/C-2 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 11,5 0,0000 1/C-3 0,108204 0,0092 0,1042 11,3337 1525316 2,28 2,1971 1/C-4 0,108204 0,0092 0,0708 7,7069 1037215 6,22 2,9367

4"

1/C-5 0,108204 0,0092 0,0500 5,4402 732152 11,5 2,8505

1/D-32 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 2,45 1,2355 1/D-33 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,28 0,1099 0,08081/D-34 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-35 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,17 0,0557 1/D-36 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 0,57 0,1117 1/D-37 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,26 0,0324 0,08081/D-38 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3,98 0,3684 1/D-39 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,64 0,0164 1/D-40 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,12 0,1058 0,08081/D-41 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 1,71 1,2083 1/D-42 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-43 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-44 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190 1/D-45 0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669 1/D-46 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-47 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-48 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-49 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-50 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-51 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,08081/D-52 0,066929 0,0035 0,0250 7,1095 591834 2,59 1,8301 1/D-53 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 2,63 0,0675 1/D-54 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 1,24 0,6253 1/D-55 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 0,74 0,0190

2,5"

1/D-56

B

0,066929 0,0035 0,0167 4,7397 394556 0,5 0,1669

Page 112: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

1/D-57 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,73 0,1215 0,08081/D-58 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 2,54 0,4978 1/D-59 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,19 0,0306 1/D-60 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 3 0,2777 1/D-61 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 3,25 0,0835 1/D-62 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 1,77 0,0455 0,0808 1/D-63 0,066929 0,0035 0,0333 9,4794 789112 0,44 0,5294 1/D-64 0,066929 0,0035 0,0208 5,9246 493195 3,5 1,7650 1/D-65 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 4,44 0,4110 1/D-66 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-67 0,066929 0,0035 0,0083 2,3698 197278 7,94 0,7350 1/D-68 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 7,94 0,2039 1/D-69 0,066929 0,0035 0,0125 3,5548 295917 7,94 1,5563 1/D-70 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 4,44 0,1140

1/D-71 0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 11,4

4 0,2938 1/D-72

Jalan

0,066929 0,0035 0,0042 1,1849 98639 5,03 0,1292 0,0808

Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 25,35 Head Belokan 2,37 Head Total 67,29

Tabel 8 Hasil Perhitungan Head Lantai 2 Zone A

Nominal Pipa Nomor

Pipa Zone Diameter

dalam

Luas Penampang

Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head

belokan m m m3/s m/s m m m

Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,1462 2,7470 889539 51,85 1,3227 1,7369A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1393 2,6186 847953 2,2 0,0514 A-4 0,26035 0,0532 0,1332 2,5027 810424 3,5 0,0752 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003

10"

A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6

6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

Head Hidran Lantai 5

Page 113: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216"

3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044Head Hidran Lantai 1

1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

Head Lantai 2

2/B-1 0,15405 0,0186 0,1168 6,2715 1201654 8,3 1,7829 2/B-2 0,15405 0,1345 0,0057 0,0421 8073 2,6 0,0021 0,0001

6" 2/B-3 0,15405 0,1345 0,1112 0,8266 158373 2,18 0,4271

2/C-1 0,108204 0,0955 0,0843 0,8830 118841 4,71 3,0708 2/C-2 0,108204 0,0955 0,0373 0,3909 52609 4,76 0,6872 2/C-3 0,108204 0,0955 0,0268 0,2810 37813 9,27 0,7265 2/C-4 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 3,57 0,0000

4"

2/C-5 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 3,57 0,0000

2/D-1 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 3,33 1,4392 . 2/D-2 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,00062/D-3 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-4 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-5 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-6 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-7 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-8 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-9 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-10 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 2,59 1,5685 2/D-11 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-12 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-13 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-14 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-15 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-16 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-17 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262

2,5"

2/D-18

A

0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380

Page 114: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

2/D-19 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-20 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-21 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 1,71 1,0355 2/D-22 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-23 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-24 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-25 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-26 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-27 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-28 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262 2/D-29 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380 2/D-30 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-31 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-32 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 2,45 1,0589 2/D-33 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,00062/D-34 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-35 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-36 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-37 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-38 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-39 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-40 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-81 0,066929 0,0366 0,0268 0,7326 60987 0,44 0,3544 2/D-82 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,23 0,0271 2/D-83 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558 2/D-84 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-85 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281 2/D-86 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558 2/D-87 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-88 Jalan 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281

Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 21,74 Head Belokan 2,37 Head Total 63,68

Tabel 9 Hasil Perhitungan Head Lantai 2 Zone B

Page 115: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Nominal

Pipa Nomor Pipa Zone

Diameter dalam

Luas Penampang

Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head

belokan m m m3/s m/s m m m

Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,1462 2,7470 889539 51,85 1,3227 1,7369A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,1393 2,6186 847953 2,2 0,0514 A-4 0,26035 0,0532 0,1332 2,5027 810424 3,5 0,0752 A-5 0,26035 0,0532 0,0163 0,3070 99401 3,5 0,0015 A-6 0,26035 0,0532 0,0112 0,2099 67958 3,5 0,0008 A-7 0,26035 0,0532 0,0067 0,1253 40572 3,5 0,0003

10"

A-8 0,26035 0,0532 0,0028 0,0532 17243 3,4 0,0001 Head Hidran Lantai 6

6/B-1 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 8,3 0,0018 0,00676" 6/B-2 0,154051 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

Head Hidran Lantai 5 5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

Head Lantai 2

2/B-1 0,15405 0,0186 0,1168 6,2715 1201654 8,3 1,7829 2/B-2 0,15405 0,1345 0,0057 0,0421 8073 2,6 0,0021 0,0001

6"

2/B-3 0,15405 0,1345 0,1112 0,8266 158373 2,18 0,4271

2/C-1 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 4,71 0,0000 2/C-2 0,108204 0,0955 0,0000 0,0000 0 4,76 0,0000 2/C-3 0,108204 0,0955 0,1112 1,1640 156654 9,27 10,0753 2/C-4 0,108204 0,0955 0,0843 0,8830 118841 3,57 2,3275

4"

2/C-5 0,108204 0,0955 0,0460 0,4817 64822 3,57 0,7584

2/D-1 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 3,33 1,4392 . 2/D-2 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,0006

2,5"

2/D-3

0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430

Page 116: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

2/D-4 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-5 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-6 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-7 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-8 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-9 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-10 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 2,59 1,5685 2/D-11 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-12 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-13 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-14 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-15 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-16 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-17 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262 2/D-18 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380 2/D-19 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-20 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-21 0,066929 0,0366 0,0230 0,6280 52274 1,71 1,0355 2/D-22 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,63 0,0579 2/D-23 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 1,24 0,5359 2/D-24 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,74 0,0234 2/D-25 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-26 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,73 0,1041 0,00062/D-27 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 2,54 0,4267 2/D-28 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,19 0,0262 2/D-29 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3 0,2380 2/D-30 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 3,25 0,0715 2/D-31 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,77 0,0390 0,00062/D-32 0,066929 0,0366 0,0192 0,5233 43562 2,45 1,0589 2/D-33 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,28 0,0942 0,00062/D-34 0,066929 0,0366 0,0153 0,4186 34849 0,5 0,1430 2/D-35 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 2,17 0,0478 2/D-36 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 0,5 0,0840 2/D-37 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,26 0,0277 0,00062/D-38 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 3,98 0,3158 2/D-39 0,066929 0,0366 0,0047 0,1274 10606 0,64 0,0203 2/D-40 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 4,12 0,0907 0,00062/D-81 0,066929 0,0366 0,0268 0,7326 60987 0,44 0,3544 2/D-82 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 1,23 0,0271 2/D-83 0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558 2/D-84 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-85 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281 2/D-86

0,066929 0,0366 0,0115 0,3140 26137 5,69 0,9558

Page 117: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

2/D-87 0,066929 0,0366 0,0077 0,2093 17425 5,82 0,4618 2/D-88 0,066929 0,0366 0,0038 0,1047 8712 5,82 0,1281

Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 30,42 Head Belokan 1,89 Head Total 71,8

Tabel 10 Hasil Perhitungan Head Lantai 6 Zone A

Nominal Pipa Nomor

Pipa Zone Diameter

dalam

Luas Penampang

Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head

belokan m m m3/s m/s m m m

Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,0603 1,1339 367176 51,85 0,2574 0,2959A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,0535 1,0055 325590 2,2 0,0087 A-4 0,26035 0,0532 0,0473 0,8896 288061 3,5 0,0111 A-5 0,26035 0,0532 0,0417 0,7831 253574 3,5 0,0088 A-6 0,26035 0,0532 0,0365 0,6860 222131 3,5 0,0069 A-7 0,26035 0,0532 0,0320 0,6014 194745 3,5 0,0054

10"

A-8 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 3,4 0,0041 Head Hidran Lantai 5

5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053

Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

Head Lantai 6

Page 118: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

6/B-1 0,15405 0,0186 0,0282 1,5120 289700 8,3 0,1283 6/B-2 0,15405 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

6"

6/B-3 0,15405 0,0186 0,0253 1,3599 260558 2,18 0,0277

6/C-1 0,108204 0,0092 0,0253 2,7564 370957 5,5 0,3875 6/C-2 0,108204 0,0092 0,0133 1,4507 195240 9 0,1934 6/C-3 0,108204 0,0092 0,0013 0,1451 19524 2,28 0,0007 6/C-4 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 7,78 0,0000

4"

6/C-5 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 9 0,0000

6/D-1 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,24 0,1314 . 6/D-2 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-3 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-4 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-5 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-6 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-7 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 6/D-8 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 2,42 0,1483 6/D-9 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-10 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-11 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-12 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-13 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-14 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-15 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-16 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-17 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 1,55 0,0950 6/D-18 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-19 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-20 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-21 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-22 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-23 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-24 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-25 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-26 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 2,36 0,0957 6/D-27 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-28 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-29 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-30 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-31 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031

2,5"

6/D-32

A

0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,0083

Page 119: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

6/D-65 Jalan 0,066929 0,0366 0,0013 0,0364 3030 1,66 0,0052 Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 2,31 Head Belokan 0,49 Head Total 42,37

Tabel 11 Hasil Perhitungan Head Lantai 6 Zone B

Nominal Pipa Nomor

Pipa Zone Diameter

dalam

Luas Penampang

Pipa Debit Kecepatan Re Panjang hf Head

belokan m m m3/s m/s m m m

Head di Pipa Utama A-1 0,26035 0,0532 0,0603 1,1339 367176 51,85 0,2574 0,2959A-2 0,26035 0,0532 0,0068 0,1284 41586 2,5 0,0002 A-3 0,26035 0,0532 0,0535 1,0055 325590 2,2 0,0087 A-4 0,26035 0,0532 0,0473 0,8896 288061 3,5 0,0111 A-5 0,26035 0,0532 0,0417 0,7831 253574 3,5 0,0088 A-6 0,26035 0,0532 0,0365 0,6860 222131 3,5 0,0069 A-7 0,26035 0,0532 0,0320 0,6014 194745 3,5 0,0054

10"

A-8 0,26035 0,0532 0,0282 0,5294 171416 3,4 0,0041 Head Hidran Lantai 5

5/B-1 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 8,3 0,0032 0,01226" 5/B-2 0,154051 0,0186 0,0038 0,2058 39426 2,6 0,0010 0,0024

Head Hidran Lantai 4 4/B-1 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 8,3 0,0043 0,01686" 4/B-2 0,154051 0,0186 0,0045 0,2416 46283 2,6 0,0014 0,0034

Head Hidran Lantai 3 3/B-1 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 8,3 0,0056 0,02216" 3/B-2 0,154051 0,0186 0,0052 0,2773 53140 2,6 0,0017 0,0044

Head Hidran Lantai 2 2/B-1 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 8,3 0,0066 0,02666" 2/B-2 0,154051 0,0186 0,0057 0,3042 58282 2,6 0,0021 0,0053

Head Hidran Lantai 1 1/B-1 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 8,3 0,0077 0,03156" 1/B-2 0,154051 0,0186 0,0062 0,3310 63425 2,6 0,0024 0,0063

Head Hidran Lantai Basement B/B-1 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 8,3 0,0093 0,03876" B/B-2 0,154051 0,0186 0,0068 0,3668 70282 2,6 0,0029 0,0077

Head Lantai 6

Page 120: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

6/B-1 0,15405 0,0186 0,0282 1,5120 289700 8,3 0,1283 6/B-2 0,15405 0,0186 0,0028 0,1521 29141 2,6 0,0006 0,0013

6"

6/B-3 0,15405 0,0186 0,0253 1,3599 260558 2,18 0,0277

6/C-1 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 5,5 0,0000 6/C-2 0,108204 0,0092 0,0000 0,0000 0 9 0,0000 6/C-3 0,108204 0,0092 0,0013 0,1451 19524 2,28 0,0007 6/C-4 0,108204 0,0092 0,0240 2,6113 351433 7,78 0,4960

4"

6/C-5 0,108204 0,0092 0,0133 1,4507 195240 9 0,1934

6/D-1 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,24 0,1314 . 6/D-2 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-3 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-4 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-5 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-6 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-7 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 6/D-8 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 2,42 0,1483 6/D-9 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-10 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-11 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-12 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-13 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-14 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-15 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-16 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-17 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 1,55 0,0950 6/D-18 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-19 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-20 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-21 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-22 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-23 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-24 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-25 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-26 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 2,36 0,0957 6/D-27 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-28 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-29 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-30 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-31 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031

2,5"

6/D-32 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,0083

Page 121: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

6/D-33 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 2,36 0,0957 6/D-34 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-35 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-36 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-37 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-38 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-39 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,00836/D-40 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,24 0,1314 6/D-41 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 0,92 0,0029 6/D-42 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 0,59 0,0140 6/D-43 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,72 0,0116 6/D-44 0,066929 0,0035 0,0027 0,7584 63129 5,11 0,0575 6/D-45 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1 0,0031 6/D-46 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,3 0,0072 0,00836/D-47 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 2,42 0,1483 6/D-48 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-49 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-50 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-51 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-52 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-53 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-54 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-55 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,24 0,0101 0,00836/D-56 0,066929 0,0035 0,0067 1,8959 157822 1,55 0,0950 6/D-57 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,17 0,0068 6/D-58 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 0,82 0,0332 6/D-59 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 2,91 0,0091 6/D-60 0,066929 0,0035 0,0040 1,1375 94693 1,91 0,0455 6/D-61 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 3,89 0,0121 6/D-62 0,066929 0,0035 0,0053 1,5167 126258 3,79 0,1537 6/D-63 0,066929 0,0035 0,0013 0,3792 31564 1,64 0,0051 6/D-64 0,066929 0,0366 0,0013 0,0364 3030 3,24 0,0101 0,00016/D-65 0,066929 0,0366 0,0013 0,0364 3030 1,66 0,0052

Head Statis 22,5 Head Tekanan 17,07 Head Kerugian Gesek 3,63 Head Belokan 0,52 Head Total 43,72

Page 122: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Gambar 1 Penomoran Pipa Lantai Basement

B/D-2B/D-3

B/D-4

B/D-6 B/D-5

B/D-7

B/D-8

B/D-10 B/D-9

B/D-11

B/D-13 B/D-12

B/D-14

B/D-15

B/D-16

B/D-17B/D-18

B/D-19

B/D-21 B/D-20

B/D-22

B/D-32

B/D-33B/D-34

B/D-35

B/D-29

B/D-30B/D-31

B/D-23

B/D-26 B/D-24 B/D-25B/D-27B/D-28

B/C-5 B/C-2 B/C-1 B/C-3 B/C-4 B/C-6

A-1

Gambar 2 Penomoran Pipa Lantai 1

1/D-11/D-21/D-3 1/D-4

1/D-61/D-5

1/D-71/D-8

1/D-10

1/D-9

1/D-11

1/D-12

1/D-131/D-14

1/D-161/D-15

1/D-171/D-18

1/D-19

1/D-211/D-22

1/D-20

1/D-231/D-24

1/D-261/D-27

1/D-29

1/D-30

1/D-31

1/D-25

1/D-28

1/D-321/D-331/D-34

1/D-35 1/D-37

1/D-38

1/D-39 1/D-40

1/D-36

1/D-41

1/D-421/D-431/D-44

1/D-451/D-46

1/D-47

1/D-481/D-49

1/D-501/D-51

1/D-52

1/D-531/D-541/D-55

1/D-561/D-57

1/D-58

1/D-591/D-60

1/D-611/D-62

1/D-63

1/D-671/D-641/D-651/D-66 1/D-68

1/D-69

1/D-711/D-70

1/D-72

1/C-2 1/C-1 1/C-3 1/C-51/C-4

Page 123: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Gambar 3 Penomoran Pipa Lantai 2, 3, 4 dan 5

2/D-1

2/D-2 2/D-3

2/D-42/D-52/D-6

2/D-7

2/D-8

2/D-9

2/D-102/D-11

2/D-132/D-122/D-14

2/D-152/D-16

2/D-17

2/D-18

2/D-19

2/D-20

2/D-21

2/D-222/D-232/D-24

2/D-262/D-27

2/D-282/D-29

2/D-302/D-31

2/D-25

2/D-322/D-33 2/D-35

2/D-34

2/D-362/D-37

2/D-39

2/D-38

2/D-40

2/D-50

2/D-512/D-52

2/D-532/D-54 2/D-55

2/D-56

2/D-57

2/D-58

2/D-592/D-60

2/D-62 2/D-612/D-63

2/D-642/D-65

2/D-66

2/D-67

2/D-68

2/D-69

2/D-70

2/D-712/D-722/D-73

2/D-752/D-76

2/D-772/D-78

2/D-792/D-80

2/D-74

2/D-412/D-422/D-44

2/D-43

2/D-45 2/D-46

2/D-48

2/D-47

2/D-49

2/D-81 2/D-83 2/D-84 2/D-852/D-862/D-872/D-882/D-82

2/C-2 2/C-1 2/C-3 2/D-52/C-4

Gambar 4 Penomoran Pipa Lantai 6

6/D-1

6/D-2 6/D-36/D-4

6/D-5

6/D-6

6/D-7

6/D-86/D-9

6/D-106/D-116/D-12 6/D-13

6/D-14

6/D-156/D-16

6/D-266/D-27 6/D-28

6/D-29

6/D-30

6/D-31

6/D-32

6/D-17 6/D-18

6/D-196/D-206/D-21 6/D-22

6/D-23

6/D-246/D-25

6/D-40

6/D-416/D-426/D-43

6/D-44

6/D-45

6/D-46

6/D-476/D-48

6/D-49 6/D-506/D-516/D-52

6/D-53

6/D-546/D-55

6/D-336/D-346/D-35

6/D-36

6/D-37

6/D-38

6/D-39

6/D-566/D-57

6/D-58 6/D-596/D-606/D-61

6/D-62

6/D-636/D-64

Page 124: PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN HIDRAN DAN SPRINKLER …

Lampiran

Gambar 5 Penomoran Pipa Tegak

B/B-3 B/B-1

B/B-3A-2

A-3

A-4

A-5

A-6

A-7

A-8

1/B-11/B-3

2/B-1

6/B-1

2/B-3

6/B-3

1/B-3

2/B-3

6/B-3 3,45

3,45

3,5

3,5

3,5

4,7