REFERAT Morbus Hansen Jerenia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Lepra merupakan penyakit tertua yang sampai sekarang masih ada. Lepra

     berasal dari bahasa India kustha, dikenal sejak 1400 tahun sebelum masehi. Lepra

    merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat karena dapat menyebabkan

    ulserasi, mutilasi dan deformitas. Penderita lepra tidak hanya menderita akibat

     penyakitnya saja tetapi juga karena dikucilkan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu,

     penulis akan membahas penyakit lepra lebih mendalam dalam referat ini.1

    Lepra penyakit !ansen" adalah infeksi menahun yang disebabkan oleh

    #ycobacterium leprae, bakteri ini menyerang saraf perifer, kulit, mukosa traktus

    respiratorius bagian atas, kemudian organ lainnya kecuali susunan saraf pusat.

    Penularan lepra secara pasti belum diketahui. $ekitar %0& penderita kemungkinan

    tertular karena berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi kontak langsung

    antarkulit yang lama dan erat", dan bisa juga melalui inhalasi. $ekitar '%& orang yang

     pernah terpapar oleh bakteri lepra tidak menderita lepra karena sistem kekebalannya

     berhasil mela(an infeksi.1,),4

    Penyakit yang terjadi bisa ringan lepra tuberkuloid" atau berat lepra

    lepromatosa". Penderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada

    orang lain. Infeksi dapat terjadi pada semua umur, paling sering mulai dari usia *0 +)0

    tahun. entuk lepromatosa * kali lebih sering ditemukan pada pria dibanding (anita.

    #ycobacterium leprae masih belum dapat dibiakkan dalam medium buatan karena

    merupakan bakteri obligat intraselular, sehingga diagnosis yang tepat dalam (aktu

     pendek masih belum memungkinkan. -api dapat dibuat diagnosis berdasarkan gejala+

    gejala klinis yang spesifik pada pasien. Pengobatan pada pasien lepra meliputi terapi

    dengan satu obat atau dengan kombinasi multi drug terapi". Obat yang dipakai untuk 

     penyakit lepra adalah $ diaminodifenil", /ifampisin, lofaimin, Protionamide,

    dan 2tionamide.4,%,3

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    2/22

    BAB II

    ISI

    2.1. DEFINISI

      usta adalah penyakit infeksi granulomatous kronik yang disebabkan oleh

     Mycobacterium leprae, terutama mengenai kulit, sistem saraf perifer, namun dapat

     juga terjadi sistem pernapasan bagian atas, mata, kelenjar getah bening dan testis dan

    sendi+sendi.1

    2.2 ETIOLOGI

      uman penyebab adalah  Mycobacterium leprae. uman ini bersifat obligat

    intrasel, aerob, tidak dapat dibiakkan secara in itro , berbentuk basil 5ram positif 

    dengan ukuran ) 6 3 7m 8 0,% 7m, bersifat tahan asam dan alkohol *. uman ini

    memunyai afinitas terhadap makrofag dn sel $ch(ann, replikasi yang lambat di sel

    $ch(ann menstimulasi cell-mediated immune response, yang menyebabkan reaksi

    inflamasi kronik, sehingga terjadi pembengkakkan di perineurium, dapat ditemukan

    iskemia, fibrosis, dan kematian akson.)  Mycobacterium leprae  dapat bereproduksi

    maksimal pada suhu *9:; 6 )0:;, tidak dapat dikultur secara in itro, menginfeksi

    kulit dan sistem saraf kutan -umbuh dengan baik pada jaringan yang lebih dingin

    kulit, sistem saraf perifer,hidung, cuping telinga, anterior chamber of eye, saluran

    napas atas, kaki, dan testis", dan tidak mengenai area yang hangat aksila, inguinal,

    kepala, garis tengah punggung.1

    5ambar *.1 Mycobacterium leprae

    ( http://www.who.int/lep/microbiology/en/index.html  )

    2.3. EPIDEMIOLOGI

    http://www.who.int/lep/microbiology/en/index.htmlhttp://www.who.int/lep/microbiology/en/index.html

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    3/22

    Insiden rate penyakit kusta meningkat sesuai umur dengan puncaknya terjadi

     pada umur 10 6 *0 tahun dan kemudian menurun.Prealensinya juga meningkat

    sesuai dengan umurnya dan puncaknya pada umur )0 6 %0 tahun dan kemudian

     perlahan 6 lahan menurun.Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda 6 

     beda. iantara 11 negara penyumbang penderita kusta di dunia, Indonesia menduduki

    urutan ke 4. Penyebaran penyakit kusta dari suatu tempat di seluruh dunia, tampaknya

    disebabkan oleh perpindahan penduduk yang terinfeksi penyakit tersebut.

    i seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita

    kusta.India  adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh rasil  dan

    #yanmar .

    Pada 1''', insidensi penyakit kusta di dunia diperkirakan

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    4/22

    elompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah

    endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air 

    yang tidak bersih, asupan gii yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain

    seperti !ID yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua

    kali lebih tinggi dari (anita.

    Situasi (&'ba&

    $ebagaimana yang dlaporkan oleh >!O pada 11% negara dan teritori pada

    *00

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    5/22

    Tabe& 2.2 Prealensi dan Penemuan

    Ne(ara

    Pre*a&esi ter#a+tar

    ,rate-1$$$$ p'p./

    Peemua "asus baru

    ,rate-1$$$$$ p'p./

    A0a&

    2$$

    A0a&

    2$$

    A0a&

    2$$

    Se&ama

    2$$3

    Se&ama

    2$$

    Se&ama

    2$$

     rasil9'.'03

    4.

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    6/22

    #enurut >!O, kusta dibagi menjadi * bentuk yaitu pausi basiler indeterminate

    dan tuberculoid " dan multi basiler borderline dan lepromatous".

    Tabe& 2.3 Ba(a Dia('sis %&iis meurut 4HO ,%'sasi) 2$1$/

    P Pausibasilar" # #ultibasilar"

    Lesi kulit makula yang

    datar, papul yang

    meninggi, infiltrate,

     plak eritem, nocus"

    1+% lesi

    !ipopigmentasiBeritema

    istribusi tidak simetris

    E% lesi

    istribusi lebih simetris

    erusakan saraf  

    menyebabkan

    hilangnya

    sensasiBkelemahan otot

    yang dipersarafi oleh

    saraf yang terkena

    !ilangnya sensasi yang

     jelas

    !anya satu cabang saraf 

    !ilangnya sensasi

    kurang jelas

    anyak cabang saraf 

    -= ?egatif Positif  

    -ipe  "ndeterminate (")#

    $uberkuloid ($)#

     %orderline tuberkuloid 

    (%$)

     &epromatosa (&&)#

     %orderline lepromatous

    (%&)# Mid borderline

    (%%)

    erdasarkan klasifikasi !idley and 'opling , penyakit kusta dibagi menjadi A

    a.  "ndeterminate leprosyI" A makula hipopigmentasi, terkadang makula eritema.

    ehilangan rasa sensoris belum ada. $ekitar 9%& penderita mengalami

    kesembuhan spontan, sedangkan pada yang lainnya akan tetap pada bentuk ini

    sampai ketika imunitas menurun, maka akan berubah menjadi bentuk yang

    lain Le(is, *010".

     b. $uberculoid leprosy--"A lesi kulit minimal. iasanya hanya berupa satu plak 

    eritem dengan bagian tepi yang meninggi. Predileksi pada (ajah, ekstremitas,

    intertriginosa, dan kepala. Lesi kering, skuama, hipohidrotik, dan tanpa

    rambut. Pada bentuk ini, lesi pada kulit sudah mengalami anestesi Le(is,

    *010".

    c.  %ordeline tuberculoid leprosy -"A lesi sama dengan tipe tuberculoid, namun

    lesi lebih kecil dan banyak. erupa makula anestesi atau plak yang disertai lesi

    satelit di pinggirnya. 5ambaran hipopigmentasi, kekeringan kulit dan skuamatidak jelas. $araf tidak terlalu membesar dan tidak terlalu menyebabkan

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    7/22

    alopesia dibandingkan tipe tuberculoid.entuk ini biasanya bertahanBtetap,

    namun dapat kembali pada tipe tuberkuloid atau progresif menuju bentuk 

    lepromatosa Le(is, *010".

    d.  %orderline borderline leprosy" A tipe yang paling tidak stabil, disebut juga

    dimorfik dan jarang dijumpai. Lesi kulit banyak, merah, berupa plak ireguler.

    Lesi sangat berariasi baik ukuran, bentuk, maupun distribusinya. isa

    didapatkan lesi  punched out yaitu hipopigmentasi yang oal pada bagian

    tengah. istribusi menyerupai bentuk lepromatosa, namun asimetris. apat

    terjadi adenopati regional Le(is, *010".

    e.  %orderline lepromatous leprosyL"A lesi banyak dan terdiri atas makula,

     papula, plak dan nodul. -erdapat lesi  punched-out annular . =nestesi tidak 

    terjadi Le(is, *010".f.  &epromatous leprosyLL"A lesi a(al berupa makula yang pucat. #akula kecil,

    difus dan simetris. =netesi tidak terjadi pada bentuk ini, saraf tidak menebal,

    dan hidrotik. !ilangnya rangsang saraf lambat dan progresifLe(is, *010".

    Tabe& 2. Gambara "&iis Ba"teri'&'(is #a Imu'&'(i" %usta PB

    arakteristik -uberkuloid --" orderline

    -uberkuloid -"

    Indeterminate I"

    Lesientuk #akula atau

    makula dibatasi

    infiltrat

    #akula dibatasi

    infiltratF infiltrat

    saja

    !anya infiltrat

    Gumlah $atu atau

     beberapa

    $atu dengan lesi

    satelit

    $atu atau

     beberapa

    istribusi -erlokasi dan

    asimetris

    asimetris erariasi

    Permukaan ering,skuama ering,skuama !alus agak  

     berkilat

    =nestesia Gelas Gelas -idak ada sampai

    tidak jelas

    atas Gelas Gelas apat jelas atau

    tidak jelas

    BTA

    Pada lesi kulit negatif ?egatif, atau 1H iasanya negatif  

    -es Lepromin Positif kuat )H" Positif lemah apat positif  

    lemah atau negatif 

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    8/22

    Tabe& 2.3 Gambara "&iis Ba"teri'&'(is #a Imu'&'(i" %usta MB

    arakteristik Lepromatosa

    LL"

    orderline

    Lepromatosa

    L"

    #id+borderline

    "

    Lesi

    entuk #akula, infiltrat

    difus, papul,

    nodus

    #akula, plak,

     papul

    Plak, lesi bentuk 

    kubah, lesi punched 

    out 

    Gumlah anyak distribusi

    luas, praktis tidak 

    ada kulit sehat

    anyak tapi kulit

    sehat masih ada

    eberapa, kulit

    sehat H"

    istribusi $imetris ;enderung

    simetris

    =simetris

    Permukaan !alus berkilat !alus berkilat $edikit berkilap,

     beberapa lesi kering

    =nestesia -idak jelas -idak jelas Lebih jelas

    atas -idak jelas =gak jelas =gak jelas

    BTA

    Pada lesi

    kulit

    anyak anyak =gak banyak 

    $ekret

    hidung

    anyak iasanya tidak 

    ada

    -idak ada

    -es

    Lepromin

     ?egatif ?egatif iasanya negatif

    -- - I

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    9/22

    LL L

    Gambar 2.3 Tipe %usta

    2.. PATOGENESIS

    #. leprae berpredileksi di daerah+daerah tubuh yang relatif lebih dingin.

    etidakseimbangan antara derajat infeksi dan derajat penyakit disebabkan oleh respon

    imun yang berbeda yang menyebabkan timbulnya reaksi granuloma setempat atau

    menyeluruh yang dapat sembuh sendiri atau progresif. Oleh karena itu penyakit kusta

    dapat disebut sebagai penyakit imunologik. 5ejala klinisnya lebih sebanding dengan

    tingkat reaksi selularnya daripada intensitas infeksinya. #eskipun cara masuk #.

    leprae ke dalam tubuh masih belum diketahui dengan pasti, beberapa penelitian telah

    memperlihatkan bah(a yang tersering ialah melalui kulit yang lecet pada bagian

    tubuh yang bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal. Pengaruh, # leprae terhadap

    kulit bergantung pada faktor imunitas seseorang, kemampuan hidup #. leprae pada

    suhu tubuh yang rendah, (aktu regenerasi yang lama, serta sifat kuman yang

    airulens dan nontoksis.1

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    10/22

    #asuknya #.Leprae ke dalam tubuh akan ditangkap oleh =P; =ntigen

    Presenting ;ell" dan melalui dua signal yaitu signal pertama dan signal kedua. $ignal

     pertama adalah tergantung pada -;/+ terkait antigen -;/ - cell receptor" yang

    dipresentasikan oleh molekul #!; pada permukaan =P; sedangkan signal kedua

    adalah produksi sitokin dan ekspresinya pada permukaan dari molekul kostimulator 

    =P; yang berinteraksi dengan ligan sel - melalui ;*3. =danya kedua signal ini

    akan mengaktiasi -o sehingga -o akan berdifferensiasi menjadi -h1 dan -h*.

    =danya -?J K dan IL 1* akan membantu differensiasi -o menjadi -h1.<

    -h 1 akan menghasilkan IL * dan IJ? yang akan meningkatkan fagositosis

    makrofag fenolat glikolipid I yang merupakan lemak dari #.leprae akan berikatan

    dengan ;) melalui reseptor ;/1,;/),;/4 pada permukaannya lalu akan

    difagositosis" dan proliferasi sel . $elain itu, IL * juga akan mengaktifkan ;-L lalu

    ;3H. i dalam fagosit, fenolat glikolipid I akan melindungi bakteri dari

     penghancuran oksidatif oleh anion superoksida dan radikal hidroksil yang dapat

    menghancurkan secara kimia(i. arena gagal membunuh antigen maka sitokin dan

    gro(th factors akan terus dihasilkan dan akan merusak jaringan akibatnya makrofag

    akan terus diaktifkan dan lama kelamaan sitoplasma dan organella dari makrofag akan

    membesar, sekarang makrofag seudah disebut dengan sel epiteloid dan penyatuan sel

    epitelioid ini akan membentuk granuloma. <

    -h* akan menghasilkan IL 4, IL 10, IL %, IL 1). IL % akan mengaktifasi dari

    eosinofil. IL 4 dan IL 10 akan mengaktifasi dari makrofag. IL 4 akan mengaktifasi sel

    untuk menghasilkan Ig54 dan Ig2. IL 4 , IL10, dan IL 1) akan mengaktifasi sel

    mast.<

    $ignal I tanpa adanya signal II akan menginduksi adanya sel - anergi dan

    tidak teraktiasinya =P; secara lengkap akan menyebabkan respon ke arah -h*. Pada

    -uberkoloid Leprosy, kita akan melihat bah(a -h 1 akan lebih tinggi dibandingkan

    dengan -h* sedangkan pada Lepromatous leprosy, -h* akan lebih tinggi

    dibandingkan dengan -h1.<

    2. GE5ALA %LINIS

      Perbandingan gejala klinik #orbus+!ansen Pausibasilar dan #ultibasilar disajikan

    dalam tabel berikutA

    P Pausibasilar" # #ultibasilar"

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    11/22

    Lesi kulit macula yang

    datar, papul yang

    meninggi, infiltrate,

     plak eritem, nocus"

    1+% lesi

    !ipopigmentasiBeritema

    istribusi tidak simetris

    E% lesi

    istribusi lebih simetris

    erusakan saraf  

    menyebabkan

    hilangnya

    sensasiBkelemahan otot

    yang dipersarafi oleh

    saraf yang terkena

    !ilangnya sensasi yang jelas

    !anya satu cabang saraf 

    !ilangnya sensasi

    kurang jelas

    anyak cabang saraf 

    -= ?egatif Positif  

    -ipe

    Indeterminate I", -uberkuloid

    -", orderline tuberkuloid -"

    Lepromatosa LL",

    orderline lepromatous

    L", #id borderline

    "

    5ejala klinik #orbus+!ansen Pausibasilar 

    arakteristik -uberkuloid orderline

    -uberkuloid

    Indeterminate

    Lesi-ipe #acula atau macula

    dibatasi infiltrate

    #acula dibatasi

    infiltrat

    #acula

    Gumlah $atu atau beberapa $atu dengan lesi

    satelit

    $atu atau beberapa

    istribusi -erlokasi dan

    asimetris

    asimetris erariasi

    Permukaan ering,skuama ering,skuama apat halus agak  

     berkilat

    $ensibilitas !ilang hilang =gak tergangguBTA

    Pada lesi kulit ?egatif ?egatif, atau 1H iasanya negatif  

    -es LeprominM Positif kuat )H" Positif *H" #eragukan

    M-es Lipromin #itsuda" untuk membantu penentuan tipe, hasilnya baru dapat

    diketahui setelah )minggu.

    5ejala klinik #orbus+!ansen #ultibasilar 

    arakteristik Lepromatosa orderline

    Lepromatosa

    #id+borderline

    Lesi

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    12/22

    -ipe #acula, infiltrate

    difus, papul, nodus

    #acula, plak,

     papul

    Plak, lesi bentuk 

    kubah, lesi punched

    out

    Gumlah anyak distribusi

    luas, praktis tidak ada

    kulit sehat

    anyak tapi kulit

    sehat masih ada

    eberapa, kulit sehat

    H"

    istribusi $imetris ;enderung

    simetris

    =simetris

    Permukaan !alus dan berkilap !alus dan

     berkilap

    $edikit berkilap,

     beberapa lesi kering

    $ensibilitas -idak terganggu $edikit berkurang erkurang

    BTA

    Pada lesi

    kulit

    anyak anyak =gak banyak 

    Pada

    hem

     busa

    n

    hidu

    ng

    anyak iasanya tidak 

    ada

    -idak ada

    -esLeprominM

     ?egatif ?egatif iasanya negatif

    M-es Lipromin #itsuda" untuk membantu penentuan tipe, hasilnya baru dapat

    diketahui setelah )minggu.

    Perbedaan lepra tipe tuberculoid dan lepromatous ditunjukkan le(at skema berikut ini

    A

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    13/22

    ,000.6bi.&m.i).('* 2$$1/

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    14/22

    Gambar 2.3 F't' Mai+estasi Tuber6u&'i# Lepra #i Pu((u(

    Gambar 2. F't' Mai+estasi Tuber6u&'i# Lepra #i 4a7a)

    2.. DIAGNOSIS

    $ebagaimana laimnya dalam bentuk diagnosis klinik, dimulai dengan inspeksi,

     palpasi, lalu digunakan pemeriksaan yang menggunakan alat sederhana, yaitu jarum,

    kapas, tabung reaksi masing+masing dengan air panas dan air dingin, pensil, dan

    sebagainya. elainan kulit pada penyakit kusta tanpa komplikasi dapat hanya

     berbentuk makula saja, infiltrat, saja atau keduanya. usta mendapat julukan $he

     great imitator   dalam penyakit kulit sehingga perlu didiagnosa banding dengan

     penyakit+penyakit kulit yang lain. iagnosa bandingnya antara lain adalahA

    dermatofitosis, tinea ersikolor, ptiriasis rosea, ptiriasis alba, dermatitis seboroika,

     psoriasis, neurofibromatous, granuloma anulare, 8antomatosis, skleroderma, leukemia

    kutis, tuberkulosis kutis erukosa dan birth mark osasih, *00*".

      alau secara inspeksi mirip penyakit lain, ada tidaknya anestesia sangat banyak 

    mebantu penentuan diagnosis, meskipun tidak terlalu jelas. !al ini dengan mudah

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    15/22

    dilakukan dengan menggunakan jarum terhadap rasa nyeri, kapas terhadap rasa raba,

    dan dapat juga dengan rasa suhu, yaitu panas dan dingin dengan tabung reaksi.

    Perhatikan pula ada tidaknya dehidrasi di daerah lesi yang dapat dipertegas dengan

    menggunakan pensil tinta tanda 5una(an". ;ara menggoresnya mulai dari tengah

    lesi ke arah kulit normal. apat pula diperhatikan adanya alopesia di daerah lesi

    $iregar, *00)".

      #engenai saraf perifer yang perlu diperhatikan ialah pembesaran, konsistensi, dan

    nyeri atau tidak. !anya beberapa saraf superfisial yang dapat dan perlu diperiksa,

    yaitu ?. fasialis, ?. aurikuralis magnus, ?. radialis, ?. ulnaris, ?. medianus, ?.

     poplitea lateralis, dan ?. tibialis posterior. @ntuk tipe lepramatosa kelainan saraf 

     biasanya bilateral dan menyeluruh, sedang untuk tipe tuberkuloid kelainan sarafnya

    lebih terlokalisasi mengikuti tempat lesinya.

      eformitas pada kusta, sesuai dengan patofisiologinya, dapat dibagi dalam

    deformitas primer dan sekunder. eformitas primer sebagai akibat lansung oleh

    granuloma yang terbentuk sebgai reaksi terhadap  M. leprae, yang mendesak dan

    merusak jaringan di sekitarnya, yaitu kulit, mukosa traktus respiratorius atas, tulang+

    tulang jari, dan (ajah. eformitas sekunder terjadi sebagai akibat kerusakan saraf,

    umumnya deformitas diakibatkan keduanya, tetapi terutama karena kerusakan saraf.

    5ejala+gejala kerusakan sarafA

    1. ?. ulnarisA anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis,

    clawing  kelingking dan jari manis, atrofi hipotenar dan oto interoseus serta

    kedua otot lumbrikalis medial

    *. ?. medianusA anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan

     jari tengah, tidak mampu aduksi ibu jari, clawing  ibu jari, telunjuk, dan jari

    tengah, ibu jari kontraktur, atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral

    ). ?. radialisA anestesia dorsum manus, serta ujumg proksimal jari telunjuk,

    tangan gantung wrist drop", tak mampu ekstensi jari+jari atau pergelangan

    tangan

    4. ?. poplitea lateralisA anestesia tungkai ba(ah, bagian lateral dan dorsum pedis,

    kaki gantung  foot drop", kelemahan otot peroneus.

    %. ?. tibialis posteriorA anestesia telapak kaki, claw toes, paralisis otot intristik 

    kaki dan kolaps arkus pedis

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    16/22

    2.8 PEME9I%SAAN PENUN5ANG

      Pemeriksaaan bakterioskopik, sediaan dari kerokan jaringan kulit atau usapan

    mukosa hidung yang di(arnai dengan pe(arnaan -= NI2!L ?22L$O?. Pertama 6 

    tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling padat oleh basil setelah

    terlebih dahulu menentukan jumlah tepat yang diambil. @ntuk riset dapat diperiksa 10

    tempat dan untuk rutin sebaiknya minimal 4 6 < tempat yaitu kedua cuping telinga

     bagian ba(ah dan * +4 lesi lain yang paling aktif berarti yang paling eritematosa dan

     paling infiltratif. Pemilihan cuping telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya lesi

    di tempat tersebut karena pada cuping telinga biasanya didapati banyak M. leprae).

      epadatan -= tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah sediaan

    dinyatakan dengan indeks bakteri I." dengan nilai 0 sampai

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    17/22

      Pemeriksaan serologik, didasarkan terbentuk antibodi pada tubuh seseorang yang

    terinfeksi oleh #.leprae. Pemeriksaan serologik adalah #LP=  Mycobacterium

     &eprae article *glutination", uji 2LI$= dan #L dipstick, P;/.

    -es lepromin adalah tes non spesifik untuk klasifikasi dan prognosis lepra tapi

    tidak untuk diagnosis. -es ini berguna untuk menunjukkan sistem imun penderita

    terhadap  M. leprae. 0,1 ml lepromin dipersiapkan dari ekstrak basil organisme,

    disuntikkan intradermal. emudian dibaca setelah 43 jamB *hari reaksi Jernande"

    atau ) 6 4 minggu reaksi #itsuda". /eaksi Jernande positif bila terdapat indurasi

    dan eritemayang menunjukkan kalau penderita bereaksi terhadap  M. &eprae, yaitu

    respon imun tipe lambat ini seperti mantou8 test PP" pada tuberkolosis).

    2.: DIAGNOSIS BANDING

      Pada lesi makula, differensial diagnosisnya adalah itiligo, ptiriasis ersikolor,

     ptiriasis alba, -inea korporis. Pada lesi papul, granuloma annulare, lichen planus.

    Pada lesi plak, tinea korporis, ptiriasis rosea, psoriasis. Pada lesi nodul, acne ulgaris,

    neurofibromatosis. Pada lesi saraf, amyloidosis, diabetes, trachoma).

    2.; PENATALA%SANAAN

      -ujuan utama yaitu memutuskan mata rantai penularan untuk menurunkan insiden

     penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, mencegah timbulnya penyakit,

    untuk mencapai tujuan tersebut, srategi pokok yg dilakukan didasarkan atas deteksi

    dini dan pengobatan penderita.4

      apson, diamino difenil sulfon bersifat bakteriostatik yaitu mengahalangi

    atau menghambat pertumbuhan bakteri. apson merupakan antagonis kompetitif dari

     para-aminobeoic acid  P==" dan mencegah penggunaan P== untuk sintesis folat

    oleh bakteri. 2fek samping dari dapson adlah anemia hemolitik, skin rash, anoreksia,

    nausea, muntah, sakit kepala, dan ertigo.4

    Lamprene atau ;lofaimin, merupakan bakteriostatik dan dapat menekan

    reaksi kusta. ;lofaimin bekerja dengan menghambat siklus sel dan transpor dari

     ?=B =-Pase.2fek sampingnya adalah (arna kulit bisa menjadi ber(arna ungu

    kehitaman,(arna kulit akan kembali normal bila obat tersebut dihentikan, diare, nyeri

    lambung.4

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    18/22

    /ifampicin, bakteriosid yaitu membunuh kuman. /ifampicin bekerja dengan

    cara menghambat  +,*- dependent !,* polymerase  pada sel bakteri dengan

     berikatan pada subunit beta. 2fek sampingnya adalah hepatotoksik, dan nefrotoksik.

    Prednison, untuk penanganan dan pengobatan reaksi kusta. $ulfas Jerrosus

    untuk penderita kusta dgn anemia berat. Ditamin=, untuk penderita kusta dgn

    kekeringan kulit dan bersisisk ichtyosis". Oflo8acin dan #inosiklin untuk penderita

    kusta tipe P I.

    /egimen pengobatan kusta disesuaikan dengan yang direkomendasikan oleh

    >!OB2P2$ /I 1'31". @ntuk itu klasifikasi kusta disederhanakan menjadiA

    1. Pausi asiler P"

    *. #ulti asiler #"

    engan memakai regimen pengobatan #-B  Multi +rug $reatment . egunaan

    #- untuk mengatasi resistensi apson yang semakin meningkat, mengatasi

    ketidakteraturan penderita dalam berobat, menurunkan angka putus obat pada

     pemakaian monoterapi apson, dan dapat mengeliminasi persistensi kuman kusta

    dalam jaringan.),4

    /egimen Pengobatan usta tersebut >!OB2P2$ /I".P dengan lesi

    tunggal diberikan /O# /ifampicin Oflo8acin #inocyclin". Pemberian obat sekali

    saja langsung /J-B !elease rom $reatment . Obat diminum di depan petugas. =nak+

    anak Ibu hamil tidak di berikan /O#. ila obat /O# belum tersedia di Puskesmas

    diobati dengan regimen pengobatan P lesi *+%".ila lesi tunggal dgn pembesaran

    saraf diberikanA regimen pengobatan P lesi *+%".

    Tabe& 2.3 9e(ime pe('bata "usta #e(a &esi tu((a& ,9OM/ meurut

    4HO-DEP%ES 9I

    /ifampicin Oflo8acin #inocyclin

    e(asa

    %0+90 kg"

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    19/22

    P dengan lesi * 6 %.Lama pengobatan < dosis ini bisa diselesaikan selama

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    20/22

    =nak+anak 

    10+14 th"

    4%0 mgBbulan

    diminum di depan

     petugas

    %0 mgBhari diminum

    di rumah

    1%0 mgBbulan

    diminum di depan

     petugas kesehatan

    dilanjutkan dg %0 mgselang sehari diminum

    di rumah

    Pe('bata rea"si "usta.

    ila reaksi tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dapat timbul

    kecacatan berupa kelumpuhan yang permanen seperticlaw hand  , drop foot  , claw toes

    , dan kontraktur. @ntuk mengatasi hal+hal tersebut diatas dilakukan pengobatan

    Prinsip pengobatan /eaksi usta yaitu immobilisasi B istirahat, pemberian

    analgesik dan sedatif, pemberian obat+obat anti reaksi, #- diteruskan dengan dosis

    yang tidak diubah.Pada reaksi ringan, istirahat di rumah, berobat jalan, pemberian analgetik dan

    obat+obat penenang bila perlu, dapat diberikan ;hlorouine 1%0 mg )Q1 selama )+%

    hari, dan #- obat kusta" diteruskan dengan dosis yang tidak diubah.

    /eaksi berat, immobilisasi, ra(at inap di rumah sakit, pemberian analgesik 

    dan sedatie, #- obat kusta" diteruskan dengan dosis tidak diubah, pemberian

    obat+obat anti reaksi dan pemberian obat+obat kortikosteroid misalnya

     prednison.Obat+obat anti reaksi,=spirin dengan dosis

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    21/22

    antimon per ml " yang diberikan *+) ml secara selang+seling dan dosis total tidak 

    melebihi )0 ml. =ntimon jarang dipakai oleh karena toksik. -halidomide juga jarang

    dipakai,terutama pada(anita teratogenik ".osis 400 mgBhari kemudian diturunkan

    sampai mencapai %0 mgBhari.

    Pemberian ortikosteroid,dimulai dengan dosis tinggi atau sedang.igunakan

     prednison atau prednisolon.5unakan sebagai dosis tunggal pada pagi hari lebih baik 

    (alaupun dapat juga diberikan dosis berbagi. osis diturunkan perlahan+lahan

    tapering off " setelah terjadi respon maksimal1,*,).

    Gambar 2. 9e(ime MDT

    2.; Pr'('sis

      ergantung pada seberapa luas lesi dan tingkat stadium penyakit. esembuhan

     bergantung pula pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan. -erkadang asien dapat

    mengalami kelumpuhan bahkan kematian, serta kualitas hidup pasien menurun*.

    BAB III

  • 8/20/2019 REFERAT Morbus Hansen Jerenia

    22/22

    %ESIMPULAN

    engan megetahui penyebab, penyebaran penyakit, dan pengobatannya maka

    tidaklah perlu timbul lepraphobia. !al ini dapat dilihat dengan penting peranan

     penyuluhan kesehatan kepada penderita dan keluarga serta masyarakat dimana

    dengan penyuluhan ini diharapkan penderita dapat berobat secara teratur, dan tidak 

     perlu dijauhi oleh keluarga malahan keluarga sebagai pendukung proses

     penyembuhan serta masyarakat tidak perlu mempunyai rasa takut yang berlebihan.

    Penderita kusta sebagai manusia yang juga mendapat perlakuan secara

    manusia, jadi keluarga dan masyarakat tidak perlu mendorong untuk mengasingkan

     penderita kusta tersebut.