13
SISTEM INFOFWASI DAS BERBASIS WEB UNTUK PENINGKATAN PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN DAS 1 Departemen llmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Faperta, IPB Abstrak Perurnusan dull irnple~trerztasi kebi/aka~~ pettgeloluan DAS y a ~ g efektif memerlukan pendekatan multisektor, multistakeholder dun nrultidisiplin. Disamping perhafian terhadup keseitnbangan uspek bioifsik dun so~iul-ekonomi dalanr pengefolaan DAS, dibutuhkan kerjasama dun komunikasi multistakeholder. Dalam dekade terakhir teknologi informasi nlenrpunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengelolaan DAS. Kemajuan di bidang remote sensing, geographic infornlation systems (GIs), dun data sharing n~elalui Internet leiah nren~bantu pengelola DAS nzendapat akses informasi yang diperlukan dalam keputman-keputusun mnanajett~en. Dengal? berkenzbarlganyu World Wide Web (www, maka terbuka kesempatan untuk nzenerapkan sistenz infirmasi pengelolaan DAS berbasis web. Sistem inforrnasi tersebut memungkinkan stakeholder memunyai akses terhadap data dun informasi yang pada akhirnya m e n i n g k a t h peran stakeholder secara collaborative dalam melakukan perurnusan dun implementasi kebijakan pengelolaan DAS. Di masa mendatang, aplikmi yang merupakan gabungan hydrologic simulation models, GIs, dun decision support systems akan dapat diakses oleh multistakeholder melalui Interfret. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kq-jian terhadap finctional requiremenst sistem infbrmasi pengelolaan DAS yang bisa mendukung peningkatan partisipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS dengan memperhatikan parameter kelembagaan stakeholder DAS, undang-undang/standar organisasi, ketersedian data/softwarepada musing-musing level stakeholder. Keywords: System Inforrnasi Pengelolaan DAS, multi-stakeholder, inter- operability, decicsion support systems. web, collaborative PENDAHULUAN Jumlah DAS yang berstatus kritis di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan masalah DAS memerlukan usaha yang lebih terintegrasi dengan menganut kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor, multi-stakeholder dan multi- disiplin.

Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

SISTEM INFOFWASI DAS BERBASIS WEB UNTUK PENINGKATAN PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM

PENGELOLAAN DAS

1 Departemen llmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Faperta IPB

Abstrak

Perurnusan dull irnple~trerztasi kebiaka~~ pettgeloluan DAS y a ~ g efektif memerlukan pendekatan multisektor multistakeholder dun nrultidisiplin Disamping perhafian terhadup keseitnbangan uspek bioifsik dun so~iul-ekonomi dalanr pengefolaan DAS dibutuhkan kerjasama dun komunikasi multistakeholder Dalam dekade terakhir teknologi informasi nlenrpunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengelolaan DAS Kemajuan di bidang remote sensing geographic infornlation systems (GIs) dun data sharing n~elalui Internet leiah nren~bantu pengelola DAS nzendapat akses informasi yang diperlukan dalam keputman-keputusun mnanajett~en Dengal berkenzbarlganyu World Wide Web (www maka terbuka kesempatan untuk nzenerapkan sistenz infirmasi pengelolaan DAS berbasis web Sistem inforrnasi tersebut memungkinkan stakeholder memunyai akses terhadap data dun informasi yang pada akhirnya meningkath peran stakeholder secara collaborative dalam melakukan perurnusan dun implementasi kebijakan pengelolaan DAS Di masa mendatang aplikmi yang merupakan gabungan hydrologic simulation models GIs dun decision support systems akan dapat diakses oleh multistakeholder melalui Interfret Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kq-jian terhadap finctional requiremenst sistem infbrmasi pengelolaan DAS yang bisa mendukung peningkatan partisipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS dengan memperhatikan parameter kelembagaan stakeholder DAS undang-undangstandar organisasi ketersedian datasoftware pada musing-musing level stakeholder

Keywords System Inforrnasi Pengelolaan DAS multi-stakeholder inter- operability decicsion support systems web collaborative

PENDAHULUAN

Jumlah DAS yang berstatus kritis di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun Hal ini menunjukkan bahwa penanganan masalah DAS memerlukan usaha yang lebih terintegrasi dengan menganut kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi- disiplin

Seiring dengan berkernbanganya World Wide Web rnaka terbuka keseiiipatan untuk menerapkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Sistern informasi tersebut mernungkinkan stakeholder rnemunyai akses terhadap data dan informasi yang pada akhirnya meningkatkan peran stakeholder secara collaborafive dalam melakukan peru~nusan dan implernentasi kebijakan pengefolaan DAS sehingga perlu didesain sistem infortnasi yang bisa memfasilitasi perumusan kebijakan pengelolaan DAS deiigan pendekatan multisektor dan niultidisiplin tersebut

Dari segi kuantitas data spasial yang dirniliki berbagai instansi cukup mernadai baik data yang masih berbentuk analog maupun digital Kendala utama yang ada saat ini adalah data dan informasi tersebut sering tidak diketahui lokasinya (kastodian) dan sulit diakses baik secara lintas sektoral Akibatnya perencanaan yang melibatkan pendekatan multi sektoral sering rnengalarni kesulitan dan rawan terhadap tumpang tindih Misalnya saja areal kehutanan yang berfungsi sebagai resapan air tanah sering sekali digunakan oleh instansi lain untuk kegiatan pernukirnan Hal ini akan berdarnpak rusaknya lingkungan dan sumberdaya air Disamping itu sebagai darnpak dari susahnya rnelakukan akses terhadap data n~aka terdapat redundansi dan inkonsistensi dalam pengumpulan data (redundant eflort on data eolletion) Penghernatan anggaran bernilai miliaran rupaih bisa dilakukan jika masing-masing institusi terkait bisa melakukan sharing terhadap penggunaan data spasial yang sudah ada misalnya saja sharing dafa sateNite imagery aerial photo yang masih relatif mahal harganya

Penelitian ini bertujuan menetapkan functional reguirenrent dun ursitektur portal sistern informasi pengelolaan DAS berbasis web bagi perurnusan dan irnplementasi kebijakan pengelolaan DAS yang mampu rnengakornodasi pendekatan multi-sektorlstakeholder dan multi- disiplin

METODG

Tahapan dan metode yang digunakan dalarn penelitian ini adalah sebagai berikut

1 ) Analisis terhadap Sistern Infor~nasi DAS yang ada pada saat ini

2) Analisis terhadap jenis-jenis satkekolder dan peran masing-masing dalarn perurnusan dan implementasi pengelolaan DAS

3) Analisis Undang-Undang Peraturan Pernerintah terkait dengan Pengembangan Sisteni Informasi antara lain Peraturan Presiden

Republik Indonesia no 85 Tahuri 2007 tentang Jaringall Data Spasial Nasional (JDSN) Rancangan Peraturarl Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentatig Penataan Ruang Undang-Undang No 24 Tahun 1992

4) Menetapkan functional dari no~firnctinnal requircrtlent Sistern Informasi DAS yang akan dibangun

Functional Rerluirenrents

Functional requirements merupakan sekumpulan fungsi-fungsi yang harus disediakan oleh sebuah sistem inforniasi pengelolaan DAS yang mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Functiorral requirements ditetapkan dengan meiakukan analisa terhadap berbagai faktor termasuk sistem informasi saat i r i i (as-ir system) undang- undangistandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sistem Informasi DAS Saat Ini

Berbagai jenis sistem informasi DAS sudah digunakan ole11 institusi terkait di Indonesia namun hampir semua sistem informasi tersebut tidak didisain untuk diakses publik melalui web sehingga hanya dimanfaatkan secara terbatas oleh ahli-ahli yang ada pada insitusi bersangkutan Sementara itu decision tnakers dan masyarakat awam tidak tahu-menahu dengan keadaan maupun manfaat model tersebut Padahal pengelolaan DAS yang terintegrasi perlu melibatkan lapisan masyarakat yang luas

Peran dan fungsi stakeholder terkait dengan pemanfaatan sistem informasi DAS belum dimanfaatkan dengan optimal berhubung karena belum adanya sistem infomasi pengelolaan DAS yang menunjang perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS secara collaborative Memang sudah ada beberapa sistem infonnasi DAS yang terkoneksi dengan internet (contohnya 1wwbpdas-citarurn-ciliwungnet) namun masih belum mempunyai fungsi modeling hidrologi dan decision support sistern secara interaktif Penetapan dan implementasi kebiakan pengelolaan DAS yang bersifat kolaboratif membutuhkan pertukaran data dan informasi antar institusi yang mewakili beragam stakeholder Permasalahan utama yang ada saat ini adalah data dan informasi DAS sering tidak diketahui lokasinya dan sillit diakses secara lintas sektoral

Disamping itu sistem yang ada saat ini susah untuk melakukan data sharing melalui web karena masing-masing institusi mempunyai format fi Ie dan sistem yang heterogen sehingga menyulitkan dalam data transfer Data transfer biasanya dilakukan secara manual melalui e-mail attachment atau physical media seperti CD-ROM (bandingakan dengan Gambar 1) Ada kemungkinan data tersebut harus re-format re-projeksi sebelum bisa digunakan oleh institusi yang lain

lt

W L

C~) CD

( ) Vehl-li)Jl A ~ 4 I GIS iJDlK1i 0 B~ _ - r shy~~KILIjo

r--- M u~dJtiJn

Niodows UJIX

Inslitusi A (nstilus B

Gambar 1 Transfer Data GIS pada Jaringan Heterogen (Proprietary)

I Data provider melakukan transfer data ke intitusi lain 2 Data ditransfer melalui physical media atau file transfer protocol (FTP) 3 Penerima data melakukan reformatting reprojecting selecting clipping

updating terhadap atribut dan melakukan penyesuaian spatial geometri 4 Update yang dilakukan pada satu node kemungkinan tidak synchronous

dengan node lain sehingga terdapat dataset yang bersifat terfragmentasi

Data spasial yang bersifat dasar(misalnya OEM infrastruktur jalan dan administrasi citra satelit foto udara peta tata ruang) merupakan data yang bisa dimanfaatkan bersama oleh berbagai institusi yang berbeda dengan demikian data tersebut perlu di-share oleh berbagai instansi Sharing data tersebut akan menghemat ban yak sumber daya dalam data collection Namun demikian sebagai akibat dad sistem yang ter-fragmentasi maka masing-masing instansi mengumpulkan data sendirishysendiri tanpa mengetahui data apa yang sudah ada pada instansi lain (redundant effort on data collection)

154

Terkait dengan aspek pengelolaan DAS secara collaborative dimana sebagian besar stakeholder bukan merupakan ahli hidrologi dan biofisik hambatan yang sering ditemui adalah minimnya akses sebagian besar stakeholder DAS terhadap informasi DAS Akses yang minim tersebut antara lain disebabkan oleh I) Mahalnya perangkat lunak dan perangkat keras untuk akses informasi DAS dan 2) Ketidaktahuan menggunakan model dan simulasi sistem informasi yang ada Dengan demikian diperlukan suatu sistem informasi yang interaktif dan bisa dipahami oleh orang awam yang bisa diakses dengan menggllnakan web browser yang sederhana sehingga tidak perlu membeli lisensi GIS untuk anal isis dan modeling spasial sederhana

Faktor Kelembagaan DAS

Kelembagaan yang terlibat dalam penetapan dan implementasi pengelolaan suatu DAS sangat beragam Keragaman tersebut akan meningkat j ika wilayah suatu DAS terdiri dari satu atau lebih batasan adrninistrasi kabupaten ataupun provinsi Secara urnurn lembaga yang terlibat dalam pengelolaan suatu DAS adalah sebagai berikut

I) Kelernbagaan Pernerintah a) Pemerintah Daerah (PEMKAB PEMKOT) b) Dinas Kehutanan provinsi dan kabupaten Balai Pengelolaan DAS c) Dinas Pertanian d) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten

dan provinsi e) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapcaalda)

kabupaten dan provinsi f) Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten dan provinsi g) Dinas PU (Binamarga Pengairan) kabupaten dan provinsi h) PDAM

2) Kelernbagaan Masyarakat a) Kelompok Tani b) LKMD c) LSM d) Universitas e) Reserach centers

Partispasi Stakeholder

Partisipasi semua lapisan stakeholder merupakan kornponen penting dalam aspek pengelolaan DAS Selama ini partisipasi semua lapisan stakeholder dalam pengelolaan DAS belum diperhatikan secara

155

optimal Secara umum partisipasi stakeholder dalam suatu DAS dapat dibedakan tingkatannya seperti pada Tabel I

Tabel 1 Hierarki Partisipasi Stakeholder dalam Suatu DAS

Public participation in final decision-==

Igt Public participation in assessing risks and recommending solutions ~

~

==IJQ Public participation in defining interests actors and determiningC

-~ i agenda =i -6- I

Public right to object ~

c5 == Informing the public

Carver et al 1998

Semakin tinggi tingkatan partsipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS maka semakin dibutuhkan kelengkapan komponen sistem informasi dari hanya sekedar informasi statis menjadi sistem informasi yang dilengkapi dengan model simuJasi hidrologi dan juga Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) yang interaktif Selain simulasi hidrologi sebuah GIS harus mampu mendukung Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) dalam collaborative environments yang didisain untuk sharing executing and comparing model results khususnya ketika decision makers dan stakeholders berada pada lokasi geografi yang terpisah (Carver et aI 1996)

Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua stakeholder dalam pengelolaan DAS ahli dalam penggunaan GIS maka perlu dibuat suatu sistem informasi thin client dari WebGIS Dengan sistem informasi terse but klien cukup akses distributed database dan melakukan simulasi hidrolog dengan ordinary web browser Keuntungan WebGIS dibandingkan dengan stand alone GIS (desktop GIS) adalah kemungkinan melakukan simulasi model tanpa harus membeli lisensi software GIS

Dengan menggunakan Web dan GIS maka ahli hidrologi bisa menyediakan akses terhadap GIS databases dan simulation models kepada masyarakat yang tidak punya akses dengan cara lain Pada masa lalu harga hardware dan software yang mahal menghambat masingshy

156

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 2: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Seiring dengan berkernbanganya World Wide Web rnaka terbuka keseiiipatan untuk menerapkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Sistern informasi tersebut mernungkinkan stakeholder rnemunyai akses terhadap data dan informasi yang pada akhirnya meningkatkan peran stakeholder secara collaborafive dalam melakukan peru~nusan dan implernentasi kebijakan pengefolaan DAS sehingga perlu didesain sistem infortnasi yang bisa memfasilitasi perumusan kebijakan pengelolaan DAS deiigan pendekatan multisektor dan niultidisiplin tersebut

Dari segi kuantitas data spasial yang dirniliki berbagai instansi cukup mernadai baik data yang masih berbentuk analog maupun digital Kendala utama yang ada saat ini adalah data dan informasi tersebut sering tidak diketahui lokasinya (kastodian) dan sulit diakses baik secara lintas sektoral Akibatnya perencanaan yang melibatkan pendekatan multi sektoral sering rnengalarni kesulitan dan rawan terhadap tumpang tindih Misalnya saja areal kehutanan yang berfungsi sebagai resapan air tanah sering sekali digunakan oleh instansi lain untuk kegiatan pernukirnan Hal ini akan berdarnpak rusaknya lingkungan dan sumberdaya air Disamping itu sebagai darnpak dari susahnya rnelakukan akses terhadap data n~aka terdapat redundansi dan inkonsistensi dalam pengumpulan data (redundant eflort on data eolletion) Penghernatan anggaran bernilai miliaran rupaih bisa dilakukan jika masing-masing institusi terkait bisa melakukan sharing terhadap penggunaan data spasial yang sudah ada misalnya saja sharing dafa sateNite imagery aerial photo yang masih relatif mahal harganya

Penelitian ini bertujuan menetapkan functional reguirenrent dun ursitektur portal sistern informasi pengelolaan DAS berbasis web bagi perurnusan dan irnplementasi kebijakan pengelolaan DAS yang mampu rnengakornodasi pendekatan multi-sektorlstakeholder dan multi- disiplin

METODG

Tahapan dan metode yang digunakan dalarn penelitian ini adalah sebagai berikut

1 ) Analisis terhadap Sistern Infor~nasi DAS yang ada pada saat ini

2) Analisis terhadap jenis-jenis satkekolder dan peran masing-masing dalarn perurnusan dan implementasi pengelolaan DAS

3) Analisis Undang-Undang Peraturan Pernerintah terkait dengan Pengembangan Sisteni Informasi antara lain Peraturan Presiden

Republik Indonesia no 85 Tahuri 2007 tentang Jaringall Data Spasial Nasional (JDSN) Rancangan Peraturarl Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentatig Penataan Ruang Undang-Undang No 24 Tahun 1992

4) Menetapkan functional dari no~firnctinnal requircrtlent Sistern Informasi DAS yang akan dibangun

Functional Rerluirenrents

Functional requirements merupakan sekumpulan fungsi-fungsi yang harus disediakan oleh sebuah sistem inforniasi pengelolaan DAS yang mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Functiorral requirements ditetapkan dengan meiakukan analisa terhadap berbagai faktor termasuk sistem informasi saat i r i i (as-ir system) undang- undangistandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sistem Informasi DAS Saat Ini

Berbagai jenis sistem informasi DAS sudah digunakan ole11 institusi terkait di Indonesia namun hampir semua sistem informasi tersebut tidak didisain untuk diakses publik melalui web sehingga hanya dimanfaatkan secara terbatas oleh ahli-ahli yang ada pada insitusi bersangkutan Sementara itu decision tnakers dan masyarakat awam tidak tahu-menahu dengan keadaan maupun manfaat model tersebut Padahal pengelolaan DAS yang terintegrasi perlu melibatkan lapisan masyarakat yang luas

Peran dan fungsi stakeholder terkait dengan pemanfaatan sistem informasi DAS belum dimanfaatkan dengan optimal berhubung karena belum adanya sistem infomasi pengelolaan DAS yang menunjang perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS secara collaborative Memang sudah ada beberapa sistem infonnasi DAS yang terkoneksi dengan internet (contohnya 1wwbpdas-citarurn-ciliwungnet) namun masih belum mempunyai fungsi modeling hidrologi dan decision support sistern secara interaktif Penetapan dan implementasi kebiakan pengelolaan DAS yang bersifat kolaboratif membutuhkan pertukaran data dan informasi antar institusi yang mewakili beragam stakeholder Permasalahan utama yang ada saat ini adalah data dan informasi DAS sering tidak diketahui lokasinya dan sillit diakses secara lintas sektoral

Disamping itu sistem yang ada saat ini susah untuk melakukan data sharing melalui web karena masing-masing institusi mempunyai format fi Ie dan sistem yang heterogen sehingga menyulitkan dalam data transfer Data transfer biasanya dilakukan secara manual melalui e-mail attachment atau physical media seperti CD-ROM (bandingakan dengan Gambar 1) Ada kemungkinan data tersebut harus re-format re-projeksi sebelum bisa digunakan oleh institusi yang lain

lt

W L

C~) CD

( ) Vehl-li)Jl A ~ 4 I GIS iJDlK1i 0 B~ _ - r shy~~KILIjo

r--- M u~dJtiJn

Niodows UJIX

Inslitusi A (nstilus B

Gambar 1 Transfer Data GIS pada Jaringan Heterogen (Proprietary)

I Data provider melakukan transfer data ke intitusi lain 2 Data ditransfer melalui physical media atau file transfer protocol (FTP) 3 Penerima data melakukan reformatting reprojecting selecting clipping

updating terhadap atribut dan melakukan penyesuaian spatial geometri 4 Update yang dilakukan pada satu node kemungkinan tidak synchronous

dengan node lain sehingga terdapat dataset yang bersifat terfragmentasi

Data spasial yang bersifat dasar(misalnya OEM infrastruktur jalan dan administrasi citra satelit foto udara peta tata ruang) merupakan data yang bisa dimanfaatkan bersama oleh berbagai institusi yang berbeda dengan demikian data tersebut perlu di-share oleh berbagai instansi Sharing data tersebut akan menghemat ban yak sumber daya dalam data collection Namun demikian sebagai akibat dad sistem yang ter-fragmentasi maka masing-masing instansi mengumpulkan data sendirishysendiri tanpa mengetahui data apa yang sudah ada pada instansi lain (redundant effort on data collection)

154

Terkait dengan aspek pengelolaan DAS secara collaborative dimana sebagian besar stakeholder bukan merupakan ahli hidrologi dan biofisik hambatan yang sering ditemui adalah minimnya akses sebagian besar stakeholder DAS terhadap informasi DAS Akses yang minim tersebut antara lain disebabkan oleh I) Mahalnya perangkat lunak dan perangkat keras untuk akses informasi DAS dan 2) Ketidaktahuan menggunakan model dan simulasi sistem informasi yang ada Dengan demikian diperlukan suatu sistem informasi yang interaktif dan bisa dipahami oleh orang awam yang bisa diakses dengan menggllnakan web browser yang sederhana sehingga tidak perlu membeli lisensi GIS untuk anal isis dan modeling spasial sederhana

Faktor Kelembagaan DAS

Kelembagaan yang terlibat dalam penetapan dan implementasi pengelolaan suatu DAS sangat beragam Keragaman tersebut akan meningkat j ika wilayah suatu DAS terdiri dari satu atau lebih batasan adrninistrasi kabupaten ataupun provinsi Secara urnurn lembaga yang terlibat dalam pengelolaan suatu DAS adalah sebagai berikut

I) Kelernbagaan Pernerintah a) Pemerintah Daerah (PEMKAB PEMKOT) b) Dinas Kehutanan provinsi dan kabupaten Balai Pengelolaan DAS c) Dinas Pertanian d) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten

dan provinsi e) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapcaalda)

kabupaten dan provinsi f) Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten dan provinsi g) Dinas PU (Binamarga Pengairan) kabupaten dan provinsi h) PDAM

2) Kelernbagaan Masyarakat a) Kelompok Tani b) LKMD c) LSM d) Universitas e) Reserach centers

Partispasi Stakeholder

Partisipasi semua lapisan stakeholder merupakan kornponen penting dalam aspek pengelolaan DAS Selama ini partisipasi semua lapisan stakeholder dalam pengelolaan DAS belum diperhatikan secara

155

optimal Secara umum partisipasi stakeholder dalam suatu DAS dapat dibedakan tingkatannya seperti pada Tabel I

Tabel 1 Hierarki Partisipasi Stakeholder dalam Suatu DAS

Public participation in final decision-==

Igt Public participation in assessing risks and recommending solutions ~

~

==IJQ Public participation in defining interests actors and determiningC

-~ i agenda =i -6- I

Public right to object ~

c5 == Informing the public

Carver et al 1998

Semakin tinggi tingkatan partsipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS maka semakin dibutuhkan kelengkapan komponen sistem informasi dari hanya sekedar informasi statis menjadi sistem informasi yang dilengkapi dengan model simuJasi hidrologi dan juga Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) yang interaktif Selain simulasi hidrologi sebuah GIS harus mampu mendukung Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) dalam collaborative environments yang didisain untuk sharing executing and comparing model results khususnya ketika decision makers dan stakeholders berada pada lokasi geografi yang terpisah (Carver et aI 1996)

Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua stakeholder dalam pengelolaan DAS ahli dalam penggunaan GIS maka perlu dibuat suatu sistem informasi thin client dari WebGIS Dengan sistem informasi terse but klien cukup akses distributed database dan melakukan simulasi hidrolog dengan ordinary web browser Keuntungan WebGIS dibandingkan dengan stand alone GIS (desktop GIS) adalah kemungkinan melakukan simulasi model tanpa harus membeli lisensi software GIS

Dengan menggunakan Web dan GIS maka ahli hidrologi bisa menyediakan akses terhadap GIS databases dan simulation models kepada masyarakat yang tidak punya akses dengan cara lain Pada masa lalu harga hardware dan software yang mahal menghambat masingshy

156

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 3: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Republik Indonesia no 85 Tahuri 2007 tentang Jaringall Data Spasial Nasional (JDSN) Rancangan Peraturarl Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentatig Penataan Ruang Undang-Undang No 24 Tahun 1992

4) Menetapkan functional dari no~firnctinnal requircrtlent Sistern Informasi DAS yang akan dibangun

Functional Rerluirenrents

Functional requirements merupakan sekumpulan fungsi-fungsi yang harus disediakan oleh sebuah sistem inforniasi pengelolaan DAS yang mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Functiorral requirements ditetapkan dengan meiakukan analisa terhadap berbagai faktor termasuk sistem informasi saat i r i i (as-ir system) undang- undangistandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sistem Informasi DAS Saat Ini

Berbagai jenis sistem informasi DAS sudah digunakan ole11 institusi terkait di Indonesia namun hampir semua sistem informasi tersebut tidak didisain untuk diakses publik melalui web sehingga hanya dimanfaatkan secara terbatas oleh ahli-ahli yang ada pada insitusi bersangkutan Sementara itu decision tnakers dan masyarakat awam tidak tahu-menahu dengan keadaan maupun manfaat model tersebut Padahal pengelolaan DAS yang terintegrasi perlu melibatkan lapisan masyarakat yang luas

Peran dan fungsi stakeholder terkait dengan pemanfaatan sistem informasi DAS belum dimanfaatkan dengan optimal berhubung karena belum adanya sistem infomasi pengelolaan DAS yang menunjang perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS secara collaborative Memang sudah ada beberapa sistem infonnasi DAS yang terkoneksi dengan internet (contohnya 1wwbpdas-citarurn-ciliwungnet) namun masih belum mempunyai fungsi modeling hidrologi dan decision support sistern secara interaktif Penetapan dan implementasi kebiakan pengelolaan DAS yang bersifat kolaboratif membutuhkan pertukaran data dan informasi antar institusi yang mewakili beragam stakeholder Permasalahan utama yang ada saat ini adalah data dan informasi DAS sering tidak diketahui lokasinya dan sillit diakses secara lintas sektoral

Disamping itu sistem yang ada saat ini susah untuk melakukan data sharing melalui web karena masing-masing institusi mempunyai format fi Ie dan sistem yang heterogen sehingga menyulitkan dalam data transfer Data transfer biasanya dilakukan secara manual melalui e-mail attachment atau physical media seperti CD-ROM (bandingakan dengan Gambar 1) Ada kemungkinan data tersebut harus re-format re-projeksi sebelum bisa digunakan oleh institusi yang lain

lt

W L

C~) CD

( ) Vehl-li)Jl A ~ 4 I GIS iJDlK1i 0 B~ _ - r shy~~KILIjo

r--- M u~dJtiJn

Niodows UJIX

Inslitusi A (nstilus B

Gambar 1 Transfer Data GIS pada Jaringan Heterogen (Proprietary)

I Data provider melakukan transfer data ke intitusi lain 2 Data ditransfer melalui physical media atau file transfer protocol (FTP) 3 Penerima data melakukan reformatting reprojecting selecting clipping

updating terhadap atribut dan melakukan penyesuaian spatial geometri 4 Update yang dilakukan pada satu node kemungkinan tidak synchronous

dengan node lain sehingga terdapat dataset yang bersifat terfragmentasi

Data spasial yang bersifat dasar(misalnya OEM infrastruktur jalan dan administrasi citra satelit foto udara peta tata ruang) merupakan data yang bisa dimanfaatkan bersama oleh berbagai institusi yang berbeda dengan demikian data tersebut perlu di-share oleh berbagai instansi Sharing data tersebut akan menghemat ban yak sumber daya dalam data collection Namun demikian sebagai akibat dad sistem yang ter-fragmentasi maka masing-masing instansi mengumpulkan data sendirishysendiri tanpa mengetahui data apa yang sudah ada pada instansi lain (redundant effort on data collection)

154

Terkait dengan aspek pengelolaan DAS secara collaborative dimana sebagian besar stakeholder bukan merupakan ahli hidrologi dan biofisik hambatan yang sering ditemui adalah minimnya akses sebagian besar stakeholder DAS terhadap informasi DAS Akses yang minim tersebut antara lain disebabkan oleh I) Mahalnya perangkat lunak dan perangkat keras untuk akses informasi DAS dan 2) Ketidaktahuan menggunakan model dan simulasi sistem informasi yang ada Dengan demikian diperlukan suatu sistem informasi yang interaktif dan bisa dipahami oleh orang awam yang bisa diakses dengan menggllnakan web browser yang sederhana sehingga tidak perlu membeli lisensi GIS untuk anal isis dan modeling spasial sederhana

Faktor Kelembagaan DAS

Kelembagaan yang terlibat dalam penetapan dan implementasi pengelolaan suatu DAS sangat beragam Keragaman tersebut akan meningkat j ika wilayah suatu DAS terdiri dari satu atau lebih batasan adrninistrasi kabupaten ataupun provinsi Secara urnurn lembaga yang terlibat dalam pengelolaan suatu DAS adalah sebagai berikut

I) Kelernbagaan Pernerintah a) Pemerintah Daerah (PEMKAB PEMKOT) b) Dinas Kehutanan provinsi dan kabupaten Balai Pengelolaan DAS c) Dinas Pertanian d) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten

dan provinsi e) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapcaalda)

kabupaten dan provinsi f) Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten dan provinsi g) Dinas PU (Binamarga Pengairan) kabupaten dan provinsi h) PDAM

2) Kelernbagaan Masyarakat a) Kelompok Tani b) LKMD c) LSM d) Universitas e) Reserach centers

Partispasi Stakeholder

Partisipasi semua lapisan stakeholder merupakan kornponen penting dalam aspek pengelolaan DAS Selama ini partisipasi semua lapisan stakeholder dalam pengelolaan DAS belum diperhatikan secara

155

optimal Secara umum partisipasi stakeholder dalam suatu DAS dapat dibedakan tingkatannya seperti pada Tabel I

Tabel 1 Hierarki Partisipasi Stakeholder dalam Suatu DAS

Public participation in final decision-==

Igt Public participation in assessing risks and recommending solutions ~

~

==IJQ Public participation in defining interests actors and determiningC

-~ i agenda =i -6- I

Public right to object ~

c5 == Informing the public

Carver et al 1998

Semakin tinggi tingkatan partsipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS maka semakin dibutuhkan kelengkapan komponen sistem informasi dari hanya sekedar informasi statis menjadi sistem informasi yang dilengkapi dengan model simuJasi hidrologi dan juga Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) yang interaktif Selain simulasi hidrologi sebuah GIS harus mampu mendukung Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) dalam collaborative environments yang didisain untuk sharing executing and comparing model results khususnya ketika decision makers dan stakeholders berada pada lokasi geografi yang terpisah (Carver et aI 1996)

Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua stakeholder dalam pengelolaan DAS ahli dalam penggunaan GIS maka perlu dibuat suatu sistem informasi thin client dari WebGIS Dengan sistem informasi terse but klien cukup akses distributed database dan melakukan simulasi hidrolog dengan ordinary web browser Keuntungan WebGIS dibandingkan dengan stand alone GIS (desktop GIS) adalah kemungkinan melakukan simulasi model tanpa harus membeli lisensi software GIS

Dengan menggunakan Web dan GIS maka ahli hidrologi bisa menyediakan akses terhadap GIS databases dan simulation models kepada masyarakat yang tidak punya akses dengan cara lain Pada masa lalu harga hardware dan software yang mahal menghambat masingshy

156

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 4: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Disamping itu sistem yang ada saat ini susah untuk melakukan data sharing melalui web karena masing-masing institusi mempunyai format fi Ie dan sistem yang heterogen sehingga menyulitkan dalam data transfer Data transfer biasanya dilakukan secara manual melalui e-mail attachment atau physical media seperti CD-ROM (bandingakan dengan Gambar 1) Ada kemungkinan data tersebut harus re-format re-projeksi sebelum bisa digunakan oleh institusi yang lain

lt

W L

C~) CD

( ) Vehl-li)Jl A ~ 4 I GIS iJDlK1i 0 B~ _ - r shy~~KILIjo

r--- M u~dJtiJn

Niodows UJIX

Inslitusi A (nstilus B

Gambar 1 Transfer Data GIS pada Jaringan Heterogen (Proprietary)

I Data provider melakukan transfer data ke intitusi lain 2 Data ditransfer melalui physical media atau file transfer protocol (FTP) 3 Penerima data melakukan reformatting reprojecting selecting clipping

updating terhadap atribut dan melakukan penyesuaian spatial geometri 4 Update yang dilakukan pada satu node kemungkinan tidak synchronous

dengan node lain sehingga terdapat dataset yang bersifat terfragmentasi

Data spasial yang bersifat dasar(misalnya OEM infrastruktur jalan dan administrasi citra satelit foto udara peta tata ruang) merupakan data yang bisa dimanfaatkan bersama oleh berbagai institusi yang berbeda dengan demikian data tersebut perlu di-share oleh berbagai instansi Sharing data tersebut akan menghemat ban yak sumber daya dalam data collection Namun demikian sebagai akibat dad sistem yang ter-fragmentasi maka masing-masing instansi mengumpulkan data sendirishysendiri tanpa mengetahui data apa yang sudah ada pada instansi lain (redundant effort on data collection)

154

Terkait dengan aspek pengelolaan DAS secara collaborative dimana sebagian besar stakeholder bukan merupakan ahli hidrologi dan biofisik hambatan yang sering ditemui adalah minimnya akses sebagian besar stakeholder DAS terhadap informasi DAS Akses yang minim tersebut antara lain disebabkan oleh I) Mahalnya perangkat lunak dan perangkat keras untuk akses informasi DAS dan 2) Ketidaktahuan menggunakan model dan simulasi sistem informasi yang ada Dengan demikian diperlukan suatu sistem informasi yang interaktif dan bisa dipahami oleh orang awam yang bisa diakses dengan menggllnakan web browser yang sederhana sehingga tidak perlu membeli lisensi GIS untuk anal isis dan modeling spasial sederhana

Faktor Kelembagaan DAS

Kelembagaan yang terlibat dalam penetapan dan implementasi pengelolaan suatu DAS sangat beragam Keragaman tersebut akan meningkat j ika wilayah suatu DAS terdiri dari satu atau lebih batasan adrninistrasi kabupaten ataupun provinsi Secara urnurn lembaga yang terlibat dalam pengelolaan suatu DAS adalah sebagai berikut

I) Kelernbagaan Pernerintah a) Pemerintah Daerah (PEMKAB PEMKOT) b) Dinas Kehutanan provinsi dan kabupaten Balai Pengelolaan DAS c) Dinas Pertanian d) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten

dan provinsi e) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapcaalda)

kabupaten dan provinsi f) Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten dan provinsi g) Dinas PU (Binamarga Pengairan) kabupaten dan provinsi h) PDAM

2) Kelernbagaan Masyarakat a) Kelompok Tani b) LKMD c) LSM d) Universitas e) Reserach centers

Partispasi Stakeholder

Partisipasi semua lapisan stakeholder merupakan kornponen penting dalam aspek pengelolaan DAS Selama ini partisipasi semua lapisan stakeholder dalam pengelolaan DAS belum diperhatikan secara

155

optimal Secara umum partisipasi stakeholder dalam suatu DAS dapat dibedakan tingkatannya seperti pada Tabel I

Tabel 1 Hierarki Partisipasi Stakeholder dalam Suatu DAS

Public participation in final decision-==

Igt Public participation in assessing risks and recommending solutions ~

~

==IJQ Public participation in defining interests actors and determiningC

-~ i agenda =i -6- I

Public right to object ~

c5 == Informing the public

Carver et al 1998

Semakin tinggi tingkatan partsipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS maka semakin dibutuhkan kelengkapan komponen sistem informasi dari hanya sekedar informasi statis menjadi sistem informasi yang dilengkapi dengan model simuJasi hidrologi dan juga Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) yang interaktif Selain simulasi hidrologi sebuah GIS harus mampu mendukung Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) dalam collaborative environments yang didisain untuk sharing executing and comparing model results khususnya ketika decision makers dan stakeholders berada pada lokasi geografi yang terpisah (Carver et aI 1996)

Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua stakeholder dalam pengelolaan DAS ahli dalam penggunaan GIS maka perlu dibuat suatu sistem informasi thin client dari WebGIS Dengan sistem informasi terse but klien cukup akses distributed database dan melakukan simulasi hidrolog dengan ordinary web browser Keuntungan WebGIS dibandingkan dengan stand alone GIS (desktop GIS) adalah kemungkinan melakukan simulasi model tanpa harus membeli lisensi software GIS

Dengan menggunakan Web dan GIS maka ahli hidrologi bisa menyediakan akses terhadap GIS databases dan simulation models kepada masyarakat yang tidak punya akses dengan cara lain Pada masa lalu harga hardware dan software yang mahal menghambat masingshy

156

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 5: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Terkait dengan aspek pengelolaan DAS secara collaborative dimana sebagian besar stakeholder bukan merupakan ahli hidrologi dan biofisik hambatan yang sering ditemui adalah minimnya akses sebagian besar stakeholder DAS terhadap informasi DAS Akses yang minim tersebut antara lain disebabkan oleh I) Mahalnya perangkat lunak dan perangkat keras untuk akses informasi DAS dan 2) Ketidaktahuan menggunakan model dan simulasi sistem informasi yang ada Dengan demikian diperlukan suatu sistem informasi yang interaktif dan bisa dipahami oleh orang awam yang bisa diakses dengan menggllnakan web browser yang sederhana sehingga tidak perlu membeli lisensi GIS untuk anal isis dan modeling spasial sederhana

Faktor Kelembagaan DAS

Kelembagaan yang terlibat dalam penetapan dan implementasi pengelolaan suatu DAS sangat beragam Keragaman tersebut akan meningkat j ika wilayah suatu DAS terdiri dari satu atau lebih batasan adrninistrasi kabupaten ataupun provinsi Secara urnurn lembaga yang terlibat dalam pengelolaan suatu DAS adalah sebagai berikut

I) Kelernbagaan Pernerintah a) Pemerintah Daerah (PEMKAB PEMKOT) b) Dinas Kehutanan provinsi dan kabupaten Balai Pengelolaan DAS c) Dinas Pertanian d) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten

dan provinsi e) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapcaalda)

kabupaten dan provinsi f) Badan Pertanahan Nasional (BPN) kabupaten dan provinsi g) Dinas PU (Binamarga Pengairan) kabupaten dan provinsi h) PDAM

2) Kelernbagaan Masyarakat a) Kelompok Tani b) LKMD c) LSM d) Universitas e) Reserach centers

Partispasi Stakeholder

Partisipasi semua lapisan stakeholder merupakan kornponen penting dalam aspek pengelolaan DAS Selama ini partisipasi semua lapisan stakeholder dalam pengelolaan DAS belum diperhatikan secara

155

optimal Secara umum partisipasi stakeholder dalam suatu DAS dapat dibedakan tingkatannya seperti pada Tabel I

Tabel 1 Hierarki Partisipasi Stakeholder dalam Suatu DAS

Public participation in final decision-==

Igt Public participation in assessing risks and recommending solutions ~

~

==IJQ Public participation in defining interests actors and determiningC

-~ i agenda =i -6- I

Public right to object ~

c5 == Informing the public

Carver et al 1998

Semakin tinggi tingkatan partsipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS maka semakin dibutuhkan kelengkapan komponen sistem informasi dari hanya sekedar informasi statis menjadi sistem informasi yang dilengkapi dengan model simuJasi hidrologi dan juga Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) yang interaktif Selain simulasi hidrologi sebuah GIS harus mampu mendukung Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) dalam collaborative environments yang didisain untuk sharing executing and comparing model results khususnya ketika decision makers dan stakeholders berada pada lokasi geografi yang terpisah (Carver et aI 1996)

Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua stakeholder dalam pengelolaan DAS ahli dalam penggunaan GIS maka perlu dibuat suatu sistem informasi thin client dari WebGIS Dengan sistem informasi terse but klien cukup akses distributed database dan melakukan simulasi hidrolog dengan ordinary web browser Keuntungan WebGIS dibandingkan dengan stand alone GIS (desktop GIS) adalah kemungkinan melakukan simulasi model tanpa harus membeli lisensi software GIS

Dengan menggunakan Web dan GIS maka ahli hidrologi bisa menyediakan akses terhadap GIS databases dan simulation models kepada masyarakat yang tidak punya akses dengan cara lain Pada masa lalu harga hardware dan software yang mahal menghambat masingshy

156

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 6: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

optimal Secara umum partisipasi stakeholder dalam suatu DAS dapat dibedakan tingkatannya seperti pada Tabel I

Tabel 1 Hierarki Partisipasi Stakeholder dalam Suatu DAS

Public participation in final decision-==

Igt Public participation in assessing risks and recommending solutions ~

~

==IJQ Public participation in defining interests actors and determiningC

-~ i agenda =i -6- I

Public right to object ~

c5 == Informing the public

Carver et al 1998

Semakin tinggi tingkatan partsipasi stakeholder dalam pengelolaan DAS maka semakin dibutuhkan kelengkapan komponen sistem informasi dari hanya sekedar informasi statis menjadi sistem informasi yang dilengkapi dengan model simuJasi hidrologi dan juga Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) yang interaktif Selain simulasi hidrologi sebuah GIS harus mampu mendukung Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) dalam collaborative environments yang didisain untuk sharing executing and comparing model results khususnya ketika decision makers dan stakeholders berada pada lokasi geografi yang terpisah (Carver et aI 1996)

Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua stakeholder dalam pengelolaan DAS ahli dalam penggunaan GIS maka perlu dibuat suatu sistem informasi thin client dari WebGIS Dengan sistem informasi terse but klien cukup akses distributed database dan melakukan simulasi hidrolog dengan ordinary web browser Keuntungan WebGIS dibandingkan dengan stand alone GIS (desktop GIS) adalah kemungkinan melakukan simulasi model tanpa harus membeli lisensi software GIS

Dengan menggunakan Web dan GIS maka ahli hidrologi bisa menyediakan akses terhadap GIS databases dan simulation models kepada masyarakat yang tidak punya akses dengan cara lain Pada masa lalu harga hardware dan software yang mahal menghambat masingshy

156

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 7: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

masing memiliki GIS sendiri Selain itu akses juga dibatasi oleh pemahaman GIS yang relatif rumit Web-based GISs akan menghilangkan semua barrier tersebut

Secara lengkap komponen sebuah sistem informasi yang mendukung partisipasi stakeholder dalam perumusan dan implementasi dapat dilihat pada Gambar 2

GI~ )~d~)l1ldlaquoot [lH1jX~814 t

-(I tJw rfld V)Ugt

-j1 1middot1)11I kJl ll(hl bullbull

Ilhbr hb~ I lh~ F ~I

Gambar 2 Komponen Sebuah Sistem Informasi yang Mendukung partisipasi Stakeholder

Peraturan dan Standar Organisasi

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain infrastruktur data pengelolaan DAS adalah aturan-aturan dan standar yang sudah ada baik dalam lingkup organisasi maupun nasional Salah satu standar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan infrastruktur data dan informasi DAS adalah Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) dan Peraturan Pemerintah Mengenai Pengelolaan DAS (PP DAS)

Pembangunan infrastruktur data spasial adalah program nasional yang dikoordinasikan oleh BAKOSURTANAL dan dilaksanakan oleh semua instansi pembuatpenyediapengelola data spasial di seluruh Indonesia Tujuan dibentuknya JDSN adalah untuk memaksimalkan penggunaan data spasial menghindari duplikasi data efisiensi kemudahan akses dan distribusi untuk pengambilan keputusan dan untuk

157

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 8: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

keperluan penbangunan dibidang ekonomi sosial budaya fisik dan lain lain Adapun yang menjadi visi JDSN adalah tersedianya data dan informasi geospasial yang berkualitas mudah diakses dan diintegrasikan untuk pembangunan nasional Dalam mencapai tujuan pembangunan JDSN didasarkan pada lima komponen yaitu Kelembagaan Pcraturan Perundangan Data Utama Litbang IPTEK dan Sumber Daya Manusia Infrastruktur data pada IDSN merupakan sistem jaringan basisdata tcrsebar (Distributed Database System) yaitu sistem yang menghubllngkan server-server basisdata peer-portal JDSN yang independent yang pengelolaan dan pengoperasiannya terintcgrasi olch suatu aturan yang discpakati oleh semua pelaku J DSN tersebut U ntuk mengatur gerak langkah upaya bersama lintas pelakll JDSN sehingga terjadi suatu kesatuan yang utuh yang didukung oleh aspek legal maka perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan terkait

Contoh perundang-lindangan yang mendorong aspek kolaboratif bagi penggunaan data dan informasi adalah Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Pasal 4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang berhak lIntuk berperan serta dalam penYllsunan rencana tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Pasal4 Undang-Undang No 24 Tahun 1992

1 Pemerintah wajib mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang sehingga masyarakat mengetahuinya dengan mudah

2 Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang Hak setiap orang dalam penataan ruang tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian saran pengajuan usul atau keberatan kepada pemerintah dalam rangka penataan ruano

Terkait dengan sistem informasi pengelolaan DAS maka sudah dibuat suatu RPP Pengelolaan DAS dimana disebutkan pada Pasal 16 dan Pasal J7

158

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 9: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Sistem Informasi Pengelolaan DAS

Pasal 16

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu perlu dibangun Sistem Informasi Pengelolaan DAS

(2) Sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dibangun dan dikelola oleh instansi yang berwenang dalam bidang pengelolaan DAS dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan

Pasal17

Produk dari sistem informasi pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat diakses oleh multipihak yang berkepentingan

Walaupun sudah dibuat peraturan pemerintah mengenai JDSN namun dipandang bahwa implementasi menyeluruh JDSN masih membutllhkan waktu yang lama Sementara itll sistem informasi pada level DAS sudah sangat dibutuhkan maka pengembangan sistem informasi pengelolaan DAS didisain secara terpisah dad JDSN namun harus dibuat fleksibel sedemikian rupa sehingga pada saat JDSN slldah fully implemented sistem informasi pengelolan DAS bisa diberlakukan sebagai salah satu node dari JDSN

Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS)

Kompleksitas elemen-elemen keputusan yang terkait dengan spatial decicions sering membuat organ isasi-organ isasi pengeloJa DAS kesulitan dalam menghasilkan keputusan yang efektif Hal jtu disebabkan karena sulitnya membuat link diantara data GIS dynamic model dan visualisation tool berbagai organisasi terkait 8eberapa contoh pennasalahan yang membutuhkan Ded~ion Support System dalam pengelolaan DAS adalah

Prioritas DAS yang perlu dikelola oeh lintas departemen

Prioritas Sub-DAS yang segera harus ditangani oleh sebuah tim

Lokasi bangunan konservasi dalam DAS

Jenis Best Management Practilice (BMP) apa yang sesuai dalam mencapai target tertentu misalnya masaah peningkatan kualitas air sungal

159

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 10: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Efektifitas BMP terse but

Ttren dari land use change pada masa mendatang

Teknologi Web-Based Spalial Decision Support System (WEBSDSS) bisa rnernbantu stakeholder dalarn rnernbuat keputusan rnengikuti multicriteria dari stakeholder pengeloJa DAS Teknologi tersebut rnengkornbinasikan remote sensing GIS spatial modeling dan Inlernet technology Internet dipilih sebagai platform karena internet sangat terbuka interaktif dan rnernungkinkan partisipasi public dalarn sebuah proses pernbuatan keputusan

Functional Requirement

Penetapan functional requirement sistem informasi DAS didasarkan pada as-is system dengan mempertimbangan undangshyundanglstandar organisasi faktor kelembagaan DAS dan Permasalahan DAS Faktor kelembagaan DAS menentukan tipe dan jumlah stakeholder yang terkait dengan penetapan dan implementasi pengelolaan DAS

Berdasarkan analisis tersebut di atas maka ditetapkan functional requirement yang harus disediakan infrastruktur datalinformasi DAS

a) Memungkinkan publik (non-specialist) melakukan pengujian pengaruh beberapa variable hidrologi (BMP) dan skenario manajemen dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool an tara organisasi Hal ini akan menyediakan inteface yang efisisen bagi DSSs

b) Interaktif thin client hanya memerlukan ordinary web browser tanpa harus install Desktop GIS sebagai interface ke sistem informasi tersebut

Demo Prototipe

Prototipe sistem informasi DAS dengan sistem web-based GIS dibuat pada LAN PS Pengelolaan DAS IPB dengan menggunakan open source software Mapserver Apache Web Server dan Poslgis database Web-based GIS DAS tersebut bisa melakukan pan zoom dan data query Dalam melakukan berbagai anlisis spasial dan query data user tidak perlu mempunyai prengkat lunak GIS cukup dengan web browser saja

Jika kita akses http jind~~hml maka akan diperoleh tampilan seperti Gambar 3 dimana tersedia link ke masing-masing DAS Kalau kita klik link ke Cisadane maka muncul tampilan seperti Gambar 4

160

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 11: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

Gambar 3 Halaman Oepan Prototipe Sistem Informasi DAS

Web-BBsed Spatial Decision

Support Systems

SISTEM INFORMAS DAS SELURUH INDONESIA

== bull Gemotiojmiddot)1 bull Admlfustrasl

bull Tanah

bull

middot ----shy

-

Gambar 4 Link ke OAS Cisadane pada Prototipe Sistem Informasi

161

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 12: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

Selanjutnya jika link ke Landuse di klik maka muncul peta Landuse pada Gambar 5 Pada bag ian sebelah kanan atas Gambar 5 tersedia pilihan untuk melakukan pan (grab) zoom dan query peta bersangkutan

Pad a tahapan selanjutnya sistem informasi tersebut diintegrasikan dengan Web-Based Spatial Decision Support System (WEBSDSS) bisa membantu stakeholder dalam membuat keputusan mengikuti multicriteria dad stakeholder pengelola DAS

t)tara amp L~g~nja Tampildn P~t amp Skala GraBs fun~1

H N ltyl-i

LtzIlh rI Pet a Landuse OAS Clsadanew+

- frimiddoti r~ ~OHI (1 I J 10 I L ~L tilL

IIJsilQUEty

Gambar 5 Peta Landuse Cisadane Melalui Akses Web-GIS DAS

KESIMPULAN

Infrastruktur data dan informasi yang ada saat ini tidak mendukung perumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan DAS yang bersifat multi-sektor multi-stakeholder dan multi-disiplin Kemungkinan ini merupakan penyebab kenapa jumlah DAS kritis semakin meningkat setiap tahun

Dengan berkembanganya teknologi web maka terbuka kesempatan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan DAS berbasis web Melalui sistem tersebut stakeholder bisa melakukan data sharing dengan mudah dan secara collaborative melakukan peumusan dan implementasi kebijakan pengelolaan suatu DAS Penetapan functional requirements infrastruktur data dan informasi DAS tersebut dilakukan

162

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163

Page 13: Sistem Informasi Dan Berbasis Web Untuk Peningkatan

dengan melakukan anal isis as-is ystem peraturanstandar organisasi dan faktor kelembagaan DAS Berdasarkan anal isis tersebut maka ditetapkan 3 main functional requirements yang harus disediakan

a) Stakeholder pada kelembagaan masyarakat umumnya membutuhkan visualisasi interaktif data spasial dan beberapa fungsi query data umum Disamping itu mengingat kemampuan stakeholder level bawah yang minim dalam menyediakan instalasi desktop GIS maka sistem yang dibllat tidak perlu menggllnakan paket software desktop GIS cllkllp anal isis spasial sederhana dengan ordinary web browser

b) Stakeholder pada kelembagaan pemerintah membutuh sistem informasi dengan web-based decicion support ystem (WebDSS) dengan menghubungkan data GIS dynamic model dan visualisation tool antara organisasi

c) Mengingat kondisi data yang terdistribusi pada berbagai institusi maka diperlukan sistem informasi yang mendukung interoperability pertukaran data spasial lintas instansi dengan open standar dari Open Geospatial Consortium (OGC)

DAFTAR PUSTAKA

Daryaka S 2006 Sekilas tentang Infrastruktur Data Spasial Nasional Buletin Triwulan Warta lnfrastruktur Data Spasial Nasional No 01 - Mei 2006 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Lemmens R L G 2006 Semantic interoperability of distributed geoshyservices Publications on Geodesy 63 NCG Nederlandse Commissie voor Geodesie Netherlands Geodetic Commission Delft

Sugumaran V and Sugumaran R 2005 Third Annual SIGDSS Pre-ICIS Workshop Designing Complex Decision Support Discovery and Presentation of Information and Knowledge Las Vegas Nevada

163