ASSESSMENT: OVERVIEW, INTERVIEW, AND OBSERVATION

Preview:

Citation preview

ASSESSMENT: OVERVIEW, INTERVIEW, AND OBSERVATION

Psikologi Klinis

APA ITU ASESMEN?

➤ Definisi:

➤ Proses mengumpulkan informasi yang digunakan sebagai dasar untuk menegakkan diagnosa.

➤ Langkah untuk mendapatkan informasi / pengumpulan informasi dari permasalahan yang sedang dialami; kelebihan dan kekurangan yang dimiliki

➤ Informasi yang terkumpul digunakan untuk menunjang keputusan-keputusan, tindakan-tindakan

➤ Secara umum, asesmen tidak hanya dilakukan dalam setting psikologi klinis saja. Tetapi dalam konteks ilmu psikologi secara umum maupun dalam setting lainnya. Contoh:

➤ Asesmen kebutuhan dasar bencana

➤ Asesmen pendidikan —> masuk sekolah, penjurusan, beasiswa perguruan tinggi

➤ Asesemen karyawan —> Man Power Planning

➤ Pembeda antara asesmen psikologis dan asesmen klinis dengan asesmen lain: iterative decision making process, pengambilan data sistematis terhadap individu tertentu atau beberapa individu, dengan mempertimbangkan sejarah individu tersebut, keadaan fisik, kebudayaan, maupun lingkungan sosialnya.

➤ Beberapa contoh tujuan asesmen psikologis:

➤ Melakukan evaluasi terhadap kemampuan kognitif seseorang untuk menentukan apakah ia dapat mendapatkan akses remedial.

➤ Mengidentifikasi karakteristik dan tingkah laku yang diasosiasikan dengan kesulitan penyesuaian diri pada remaja, sehingga terapis bisa menentukan penanganan yang tepat.

➤ Menentukan apakah terdapat emotional impairment pada orang dewasa yang mengalami kecelakaan —> Phineas Gage

ASESMEN KLINIS ➤ Penilaian yang didapat melalui serangkaian pengumpulan data secara terstruktur dan

objektif.

➤ Semua usaha yang dilakukan klinisi untuk mendapatkan data atau informasi tentang diri klien dengan tujuan untuk mengerti kapasitas, kepribadian dan status mental klien, yang untuk proses selanjutnya digunakan untuk menegakkan diagnosa, prognosa dan memberi intervensi. Dalam hal ini asesmen yang dilakukan dapat dalam level individu, kelompok maupun komunitas.

➤ Dalam asesmen terdapat prinsip: the value of multiple assessment sources — bahwa dengan menggunakan 2 atau lebih alat pengumpulan data maka hasil asesmen dapat semakin komprehensif

➤ Tujuan Asesmen:

➤ Melakukan klasifikasi — menegakkan diagnosis tertentu

➤ Menentukan normal vs. abnormal — memberikan deskripsi

➤ Merencanakan treatment/penanganan

➤ Prediction — future performance dan dangerousness

Global Assessment of Functioning (GAF) Scale (From DSM-IV-TR, p. 34.)

Consider psychological, social, and occupational functioning on a hypothetical continuum of mental health-illness. Do not include impairment in functioning due to physical (or environmental) limitations.

Code (Note: Use intermediate codes when appropriate, e.g., 45, 68, 72.)

100|

91

Superior functioning in a wide range of activities, life’s problems never seem to get out of hand, is sought out by others because of his or her many positive qualities. No symptoms.

90|

81

Absent or minimal symptoms (e.g., mild anxiety before an exam), good functioning in all areas, interested and involved in a wide range of activities. socially effective, generally satisfied with life, no more than everyday problems or concerns (e.g. an occasional argument with family members).

80|

71

If symptoms are present, they are transient and expectable reactions to psychosocial stressors (e.g., difficulty concentrating after family argument); nomore than slight impairment in social, occupational or school functioning (e.g., temporarily failing behind in schoolwork).

70|

61

Some mild symptoms (e.g. depressed mood and mild insomnia) OR some difficulty in social, occupational, or school functioning (e.g., occasional truancy, or theft within the household), but generally functioning pretty well, has some meaningful interpersonal relationships.

60|

51

Moderate symptoms (e.g., flat affect and circumstantial speech, occasional panic attacks) OR moderate difficulty in social, occupational, or school functioning (e.g.. few friends, conflicts with peers or co-workers).

50|

41

Serious symptoms (e.g.. suicidal ideation, severe obsessional rituals, frequent shoplifting) OR any serious impairment in social, occupational, or school functioning (e.g., no friends, unable to keep a job).

40|

31

Some impairment in reality testing or communication (e.g., speech is at times illogical, obscure, or irrelevant) OR major impairment in several areas, such as work or school, family relations, judgment, thinking, or mood (e.g., depressed man avoids friends, neglects family, and is unable to work; child frequently beats up younger children, is defiant at home, and is failing at school).

30|

21

Behavior is considerably influenced by delusions or hallucinationsOR serious impairment in communication or judgment (e.g., sometimes incoherent, acts grossly inappropriately, suicidal preoccupation) OR inability to function in almost all areas (e.g., stays in bed all day; no job, home, or friends).

20|

11

Some danger of hurting self or others (e.g., suicide attempts without clear expectation of death; frequently violent; manic excitement) OR occasionally fails to maintain minimal personal hygiene (e.g., smears feces) OR gross impairment in communication (e.g., largely incoherent or mute).

10|1

Persistent danger of severely hurting self or others (e.g., recurrent violence) OR persistent inability to maintain minimal personal hygieneOR serious suicidal act with clear expectation of death.

0 Inadequate information.

4 KOMPONEN DALAM PROSES ASESMEN PSIKOLOGI KLINIS (BERNSTEIN DAN NIETZEL,1980)

➤ Perencanaan dalam prosedur pengumpulan data

➤ Pengumpulan data untuk asesmen

➤ Pengolahan data dan pembentukan hipotesis atau “image making”

➤ Mengkomunikasikan data asesmen baik dalam bentuk laporan maupun dalam bentuk lisan

➤ Assessment Focused vs. Intervention Focus

➤ Assessment Focused: melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah terdapat gangguan atau tidak. Hasil dari assessment, biasanya adalah saran dan pengembangan. Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan goal tertentu; bisa hanya 1x atau beberapa kali.

➤ Intervention focused: hasil pemeriksaan sudah keluar dan terapis memberikan penilaian secara berkala sampai proses intervensi selesai.

➤ Screening vs. Assessment

➤ Melakukan “pemeriksaan awal” dan menggunakan tools tertentu seperti check list atau form tertentu yang mengindikasikan apakah seseorang memiliki kecenderungan gangguan atau tidak.

PERENCANAAN DALAM MELAKUKAN ASESMEN

➤ Apa yang ingin diketahui dan bagaimana caranya?

➤ Apakah tujuan assesmen untuk melakukan klasifikasi; deskripsi; variabel; prediksi (diharapkan salah satu tujuan menonjol)?

➤ Dipengaruhi oleh orientasi pemeriksa

METODE ASESMEN/METODE PENGUMPULAN DATA

➤ Ada beberapa metode asesmen yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa, yaitu:

➤ Interview/wawancara (Auto anamnesa & Allo anamnesa)

➤ Observasi (obs.langsung yg memiliki tingkat validitas tinggi dlm asesmen)

➤ Life record (mll data” klien, spt ijazah, buku harian, surat, album foto, penghargaan, riwayat kesehatan, dsb)

➤ Checklist (biasanya digunakan bersamaan dg observasi)

➤ Psikotes (membantu mengurangi bias selama asesmen berlangsung)

ORIENTASI DAN PENGALAMAN KLINISI➤ Setelah mengetahui tujuan dari asesmen dan mencoba

membangun hipotesa, terapis akan mulai membuat kerangka asesmen.

➤ Tergantung pada orientasi serta pengalaman dari terapis tersebut

➤ Psikodinamik (104):

➤ menekankan pada masa lalu dan bagaimana masa lalu tersebut berulang

➤ sejarah perkembangan

➤ sejarah keluarga

➤ latar belakang kultur dan budaya.

➤ Humanis

➤ Determination and free will

➤ Menemukan insight bagi klien mengenai permasalahannya saat ini - menjadi cermin bagi klien

➤ Lebih banyak menggunakan wawancara dan observasi dibanding tes psikologi klinis.

➤ Cognitive - behavioral (106)

PERTIMBANGAN ETIS DALAM

ASESMEN

➤ Pertimbangkan bagaimana data asesmen dipergunakan

➤ Siapa yang bisa mengakses data tersebut

➤ Pertimbangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam interpretasi data atau hasil tes sehingga berpengaruh kepada perencanaan treatment

➤ Pertimbangan etis lain yang berhubungan dengan konses dan kerahasiaan antara klien - konselor/terapis/psikolog

WAWANCARA DALAM KONTEKS KLINIS

➤ Intake Interview, problem referral interview, orientation interview, termination and debriefing interview, crisis interview.

➤ Bentuk: wawancara mendalam (indepth interview).

➤ Bisa juga dikombinasikan menggunakan MSE (Mental Status Examination) - 118

➤ Mementingkan realitas psikologis (penghayatan), bukan aktual historis.

➤ Sikap klien bisa bervariasi: merasa terancam, siap melakukan konseling, positif atau negatif terhadap proses pemeriksaan

➤ Intake Interview

➤ Klien datang dengan keluhan tertentu dan terapis/psikolog akan melakukan pemeriksaan agar dapat menegakkan diagnosa dan membuat perencanaan treatment.

➤ Probelm Referral Interviews

➤ Klien datang berdasarkan rujukan dari pihak tertentu. Misalnya pengadilan, dokter, kepolisian, dsb.

➤ Perlu mengetahui tujuan dan pertanyaan referral. Misal: apakah benar Bapak X memiliki kecenderungan untuk melakukan pembunuhan? Apakah benar Ibu Y memiliki kemampuan yang baik untuk merawat anak?

➤ Orientation Interview

➤ Biasanya terjadi jika klien yang datang belum mengetahui secara pasti permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam sesi konseling

➤ Termination dan Debriefing Interview

➤ Debrief: Merangkum dan memberikan penjelasan akhir akan suatu treatment tertentu setelah proses treatment selesai.

➤ Termination: setelah klien selesai melakukan semua sesi konseling dengan baik, terapis/psikolog memberikan rangkuman dan agreement dengan klien.

➤ Crisis Interview

➤ Mencegah permasalahan yang lebih besar timbul.

➤ Provide reassurance, lihat permasalahan, mencari potential resources.

➤ Suicide call centre - membantu menenangkan emosi serta pemikiran untuk bunuh diri

➤ Apakah di Indonesia ada?

➤ Wawancara dalam konteks klinis sangat dipengaruhi sikap pemeriksa terhadap klien. Misal: ?

➤ Pewawancara harus sadar sepenuhnya atas tindakannya sendiri dan dampak tindakannya terhadap klien/pasiennya.

➤ Terdapat beberapa hal yang diperlukan sebagai interviewer:

➤ Memiliki empati,

➤ Kemampuan mendengar aktif

➤ Memiliki kemampuan observasi yang baik

➤ Kemampuan merangkum dan menganalisa cerita, serta merefleksikan isi perasaan

STRUKTUR INTERVIEW➤ Non-directive

➤ Konselor/terapis/psikolog tidak mengarahkan atau leading pembicaraan ke arah tertentu.

➤ Semistructured

➤ Konselor/terapis/psikolog agak mengarahkan ke pembicaraan tertentu.

➤ Structured Interview

➤ Sudah memiliki panduan pertanyaan yang sangat jelas, sehingga sulit melakukan eksplorasi ke berbagai pengalaman klien.

➤ Biasanya bentuk pertanyaannya sudah mengarah untuk menegakkan diagnosis tertentu, sehingga menyebutkan berbagai macam simptoms

➤ Bisa lihat lebih lengkap di hal: 126

STAGES OF INTERVIEW➤ Pembukaan

➤ Membangun rapport

➤ Mengucapkan salam dan pengenalan diri

➤ Menciptakan kenyamanan dan membangun rasa aman serta percaya

➤ Ruangan juga harus mendukung situasi tersebut

➤ Membahas mengenai keluhan awal, harapan, serta tujuan. Tidak menutup kemungkinan membahas mengenai definisi konseling.

➤ Penjelasan mengenai informed consent, baik untuk mencatat ataupun merekam.

➤ Fase pertengahan

➤ Mendapatkan informasi untuk merumuskan tentang perubahan – perubahan karakter individu

➤ Keluhan dan simptom apa yang dirasakan sekarang;

➤ Perumusan masalah

➤ Kejadian yang menimbulkan stress yang selama ini dipendam

➤ Directive dan non-directice technique

➤ Individu seperti apa, adakah fungsi organik yang mempengaruhinya

➤ Melakukan inquiry

➤ Fase Penutupan

➤ Menenangkan kembali individu, membuat rencana untuk langkah selanjutnya

➤ Bila informasi sedikit, pertemuan dilanjutkan ke fase kedua

➤ Sebaiknya tidak terlalu cepat memberikan saran dan harapan, bila belum mengerti permasalahan individu

➤ Seandainya dalam fase pertengahan bila mendapatkan gambaran yang tuntas - perlu dilakukan pengecekan ulang cerita klien

➤ Bicarakan mengenai sesi lanjutan, perencanaan, maupun tugas yang harus dikerjakan

SKILL DALAM WAWANCARA

➤ Verbal dan non-verbal

➤ Contoh:

➤ Mendengar aktif?

➤ Contoh:

➤ Hambatan: Tidak konsentrasi, berfokus pada fakta

➤ Sikap empati

➤ Hambatan: waktu, merasa paling benar, “pasien langganan”, larut dalam masalah

➤ Menghambat proses mendengar

➤ Bagaimana sebaiknya mengajukan pertanyaan?

➤ Apa yang ada dalam pikiranmu ketika melihat kata:

➤ Jakarta

➤ Terminal

➤ Laki-laki

➤ Punk

➤ Perempuan

➤ Polisi

➤ Orang gila

➤ Dokter

➤ Roma Irama

➤ Ustadz

APA YANG TERJADI?

➤ Kita semua memiliki bias, dan penting untuk meminimalisir bias yang kita miliki

➤ Mengapa?

OBSERVASI

APA YANG DILIHAT

➤ Penampilan umum

➤ Reaksi emosi

➤ Nada bicara

➤ Kongruensi antara Emosi - Cerita

➤ Keuntungan:

➤ Melengkapi hasil self report

➤ Memberikan highlight pada perilaku tertentu

➤ Meningkatkan validitas hasil asesmen

NATURALISTIC OBSERVATION➤ Observasi dilakukan dalam setting yang natural klien. Misal: sekolah,

tempat kerja, tempat tinggal.

➤ Bertujuan untuk melihat perilaku klien di lingkungan “asli” dan melihat faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku ataupun gangguan terjadi.

➤ Observation by Participant Observer

➤ Observer ikut terjun langsung dalam lingkungan - antropolog ikut menjalani kehidupan suku X.

➤ Unobtrusive Measures

➤ Melakukan observasi atau asesmen dari data sekunder. Misalnya video masa kecil

➤ Hospital and Clinic Observation

➤ Observasi dilakukan di rumah sakit ataupun klinik

CONTROLLED OBSERVATION

➤ Observasi dilakukan dalam setting yang dikontrol oleh terapis/konselor/psikolog

➤ Biasanya dilakukan di lab psikologi

➤ Bisa dilakukan dalam berbagai metode ataupun cara. Salah satunya adalah role play - Milgram experiment, Mary Ainsworth Strange Situation, dsb

➤ Limitasi: partisipan bisa saja mengetahui tujuan observasi atau penelitian, sehingga perilaku menjadi tidak “asli” lagi.

TUGASSSSS

TUGAS INDIVIDU➤ Lakukanlah Observasi dan Wawancara dalam setting “klinis” ;

assessment focused, semi-structured

➤ Cari teman atau tetangga atau dosen atau orang tua yang sedang mengalami masalah terkait dengan masalah kesehatan mental.

➤ Jangan lupa pertimbangan etis

➤ Buat laporan wawancara dalam 3 bagian:

➤ Pembukaan - pertengahan - penutup

➤ Tuliskan hasil observasi

➤ Lengkap dengan permasalahan yang dihadapi

➤ Tuliskan hasil refleksi kalian terhadap proses wawancara yang dilakukan

TUGAS KELOMPOK➤ Wawancara psikolog yang bergerak di bidang

➤ Klinis Anak - Rissa

➤ Klinis Dewasa - Yovie/Bochan

➤ Kesehatan - Danis

➤ Forensik - Noridha

➤ Komunitas - Nea

➤ Tugas akan di presentasikan di pertemuan 10 - 14

➤ Cari tahu mengenai nama psikolog, nama lembaga, ruang lingkup pekerjaannya, kasus-kasus yang ditangani, bagaimana mereka bekerja (asesmen, diagnosis, intervensi), orientasi teori yang dipakai, tantangan/hambatan,

➤ Akan dipresentasikan di pertemuan 10 - 14

Recommended