Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Preview:

Citation preview

Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus)(Oreochromis niloticus)

Riza Rahman Hakim, S.PiFisheries Department - UMM

OutlineOutline

I. Pendahuluan

II. Teknik PembenihanII. Teknik Pembenihan

III. Teknik Pembesaran

Pendahuluane da u ua

• Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Bogor pd h 1969thn. 1969

• Pemberian nama nila diambil dari nama spesiesnya, yaituniloticaN il ti j kk d h l ik i i it• Nama nilotica menunjukkan daerah asal ikan ini, yaitusungai Nil di Benua Afrika

• Sedangkan utk nila Gift yg merupakan hasil persilangandari nila Taiwan Mesir Thailand Ghana Singapuradari nila Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal, dan Kenya, didatangkan ke Indonesia thn. 1994.

Klasifikasias as

• Filum : Chordata• Subfilum : Vertebrata• Kelas : Pisces

S bk l A th t i ii• Subkelas : Acanthopterigii• Ordo : Perciformes• Famili : CichlidaeFamili : Cichlidae• Genus : Oreochromis• Spesies : Oreochromis niloticus• Nama Asing : Nile tilapia• Nama Lokal : nila

Sumber pustaka: Khairuman dan Amri 2008Sumber pustaka: Khairuman dan Amri, 2008

Keunggulan Ikan NilaKeunggulan Ikan Nila

• Pertumbuhannya cepat• Mudah berkembang biak• Pemakan segala (omnivora)• Tahan terhadap serangan penyakit• Sangat tahan terhadap perubahan lingkungan• Toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi, dapat hidup pada

salinitas 0 s/d 29 promil suhu 14 s/d 380C dan pH 5 s/d 11salinitas 0 s/d 29 promil, suhu 14 s/d 38 C dan pH 5 s/d 11• Suhu yang baik untuk berkembang biak berkisar 25 – 300C, pH 7 – 8 • Dapat memijah sepanjang tahun dan mulai memijah pada umur 6 – 8

bulan• Seekor induk betina ukuran 200 – 400 gram dapat menghasilkan anak

500 – 1000 ekor

Jenis Ikan NilaJenis Ikan Nila

1. Nila biasa (lokal)2 Nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed Tilapias)2. Nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed Tilapias)3. Nila merah4. Nila TA5. Nila Nirwana Purwakarta6. Nila Gesit (Genetically Supermale Indonesia Tilapia)

SukabumiSukabumi

Keunggulan nila gift dibanding nila l k llokal

• Jumlah telurnya lebih banyak 20 30%• Jumlah telurnya lebih banyak 20 – 30%• Berat benihnya mencapai 17,5 gr dan pertumbuhannya

lebih cepat 300 – 400%• Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100 200%• Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100 – 200%

dengan konversi pakan rendah, yaitu berkisar 0,8 – 1,2• Lebih tahan terhadap lingkungan yg kurang baik dan

memiliki toleransi hidup di perairan dengan salinitas 0 –p p g15 promil, shg bisa dipelihara di perairan payau.

Perbedaan Nila dan Mujair (O h i bi )(Oreochromis mossambicus)

Ikan Nila Ikan Mujair

perbandingan panjang total perbandingan panjang total danperbandingan panjang total dan tinggi badan 3 : 1terdapat pola garis-garis vertikal yg terlihat sangat jelas

perbandingan panjang total dan tinggi badan 2 : 1tidak adakepala lebih besarvertikal yg terlihat sangat jelas

di sirip ekor (6 buah) dan sirip punggung (8 buah)pada umumnya kepalanya

kepala lebih besar

pada umumnya kepalanya kecil

Membedakan Ikan Nila dan Mujair

Ikan Nila Ikan Mujaira uja

Mujair Muda<< back

Teknik Pembenihan Ikan NilaTeknik Pembenihan Ikan Nila

TeknikPembenihan

Pengelolaan Kolam

Pembenihan

Pemilihan Induk

Manajemen PakanManajemen Pakan

Pemijahan

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

Pengelolaan KolamPengelolaan KolamEkstensif

• Perataan tanah dasar kolam• Pemupukan 250 – 1000 gr/m2

2Teknik

Pengelolaan Kolam

• Pemijahan dilakukan di kolam seluas 400 – 600 m2

• Kolam diisi air setinggi 40 – 60 cm• Induk jantan dan betina dimasukkan bersama dengan kepadatan 1

ekor/m2. perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3• Selama pemijahan diberi pakan tambahan berupa pellet dengan dosis

Pembenihan

Pemilihan Induk

j g3% dari berat ikan per hari.

• Panen larva dilakukan dengan cara menangkap larva secara langsungdi permukaan air kolam dan langsung ditebar ke kolam pendederanyang sudah disiapkanIntensif

Manajemen Pakan

Pemijahan

• Pemijahan dilakukan dalam bak semen/hapa ukuran 24 – 48 m2 dankedalaman air 60 – 80 cm

• Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 – 4 ekor/m2. perbandingan antara jantan dan betina 1 : 3

• Berbeda dengan pembenihan ekstensif, pada pembenihan intensif

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

g p , p pyang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masih dalambentuk telur.

• Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase, yaitu telur utuh, sudahbermata, sudah bermata dan berekor, serta larva sempurna. Setiapfasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda.T l t l t b t k di dit t k d l d h khPemeliharaan Larva • Telur-telur tersebut kemudian ditetaskan dalam wadah khusus corongpenetasan dibuat dari fibreglass, dan diberi aliran air.

• Biasanya telur ini akan menetas dalam waktu 3-7 hari. Telur yang tidak menetas berwarna putih dan telur tersebut harus dibuang setiaphari dengan cara disiphon<< Back

Pemilihan IndukPemilihan Induk

Teknik Ciri-ciri induk yang unggul:

Pengelolaan Kolam

Pembenihan • Sehat• Bentuk badan normal• Sisik besar dan tersusun rapi

Pemilihan Induk

Sisik besar dan tersusun rapi• Kepala lebih kecil dibandingkan badan• Badan tebal dan hitam keabu-abuan

G k li hManajemen Pakan

Pemijahan

• Gerakan lincah• Respon terhadap pakan tambahan

Penetasan Telur

Pemeliharaan LarvaPemeliharaan Larva

Pemilihan IndukPemilihan Induk

Teknik Perbedaan Induk jantan dan betina

Pengelolaan Kolam

PembenihanNila Jantan Nila Betina

Pada alat urogenetalia Pada alat urogenetalia

Pemilihan Induk

Pada alat urogenetaliaterdapat 2 buah lubang, yaitu: anus dan lubangsperma merangkap lubangurine

Pada alat urogenetaliaterdapat 3 buah lubang, yaitu: anus, lubangpengeluaran telur danurine

Manajemen Pakan

Pemijahan

urineUjung sirip berwarnakemerah-merahan terangdan jelasWarna perut lebih gelap

urineUjung sirip berwarnakemerah-merahan pucattidak jelasWarna perut lebih putih

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

Warna perut lebih gelapatau kehitam-hitamanJika perut distripingmengeluarkan cairan

Warna perut lebih putihJika perut distriping tidakmengeluarkan cairan.

Pemeliharaan Larva sperma.

Kriteria Kuantitatif Sifat ReproduksiKriteria Kuantitatif Sifat Reproduksi

Kriteria Satuan Jenis KelaminJantan Betina

1. Umur Bulan 6 - 8 6 - 82. Panjang total Cm 16 - 25 14 - 203. Bobot tubuh g 400 - 600 300 - 4503. Bobot tubuh g 400 600 300 4504. Fekunditas Butir/ekor - 1.000 – 2.0005. Diameter telur mm - 2,5 – 3,1

Sumber: SNI 01-6138-1999Sumber: SNI 01 6138 1999Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Induk Pokok

Padat penebaran, ukuran benih dan jumlah takaran pakan yang diberikan pada pengembangan calon induk ikan nila hitam

No Wadah Penebaran Dosis pakan (%)

Frekuensi pemberian

(kali)

Waktu pemeliharaan

Pemanenan

Kepadatan Ukuran SR (%) Berat (kali)(ekor/m3) (gr) (gr)

1 Jaring 10 - 25 10 5 4 160 80 400-500

2 Kolam 3 10 3 3 160 80 4002 Kolam 3 10 3 3 160 80 400

Sumber: SNI 01-6139-1999P d k i I d k Ik Nil Hit (O h i il ti Bl k ) K l I d k P k kProduksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Induk Pokok

Nila Jantan Nila Betina

Induk Ikan Nila Gift : Membedakan Jantan (atas) dan Betina (bawah) dari bentuk dan warna tubuhBetina (bawah) dari bentuk dan warna tubuh

<< Back

Manajemen PakanManajemen Pakan

Teknik• Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing,

Pengelolaan Kolam

Pembenihanzooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapatmenjadi makanan ikan nila.• Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupapelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemaktidak lebih dan 3%

Pemilihan Induk

tidak lebih dan 3%.• Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukupdi dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Bolehjuga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla).

Manajemen Pakan

Pemijahan

j g p g gg g ( y )• Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. •- Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkilkacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalaubahan tersebut sudah berbau tengik Dedak halus dan bekatul boleh

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

bahan tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul bolehdiberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untukmenambah kesuburan kolam.

Pemeliharaan Larva

<< Back

PemijahanPemijahan

Teknik

Pengelolaan Kolam

Pembenihan

• Pematangan gonad dapat dilakukan dlm bakbeton atau hapa

Pemilihan Induk

beton atau hapa• Luas bak beton yang cukup ideal 20 - 30 m2,

hapa berukuran p = 6 m, l = 4 m, t = 1 m. • Hapa/tempat pematangan gonad min dibuat 6

buah (3 unt jantan & 3 unt betina)Manajemen Pakan

Pemijahan

buah (3 unt jantan & 3 unt betina)• Hapa I : induk yg sdh dipijahkan, hapa II : induk

yg hampir matang gonad, hapa III : induk yg sdhmatang gonad atau siap dipijahkan

• Padat tebar 5 – 10 ekor/m2

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

Padat tebar 5 – 10 ekor/m• Pakan diberikan 3% – 5% dari BB• Pematangan gonad berlangsung selama 14 hari

Pemeliharaan Larva

PemijahanPemijahan

Teknik

Pengelolaan Kolam

Pembenihan

• Pemijahan dilakukan di bak beton berbentukpersegi panjang dgn luas 12 – 20 m2 & dlm 1,5

Pemilihan Induk

persegi panjang dgn luas 12 20 m & dlm 1,5 m

• Pengairan dilakukan paralel dgn debit air 2 – 4 liter/menit

• Bak pemijahan diisi air setinggi 75 – 100 cmManajemen Pakan

Pemijahan

Bak pemijahan diisi air setinggi 75 100 cm• Induk jantan & betina dimasukkan scr

bersamaan dgn kepadatan 2 – 4 ekor/m2, rasiojantan : betina = 1 : 3

• Pemijahan biasanya terjadi pd hari ke 7 setelah

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

Pemijahan biasanya terjadi pd hari ke 7 setelahpenebaran induk

• Telur yg sdh dibuahi dierami dlm mulut indukbetina

Pemeliharaan Larva

Kolam pemijahan . Harus dikeringkan dahulu sebelum digunakan kembali agar hama & penyakit dapat ikut terbunuh

Bak pemijahan secara intensif. Penyusunan berderet dengan sistem pengairan paralel

Proses Pemijahan Nila

Lanjutan …

Lanjutan …

<< Back

Penetasan TelurPenetasan Telur

Teknik

Pengelolaan Kolam

Pembenihan • Pemanenan telur dilakukan pd hari ke-9 hingga ke-10 atau saat telur sdg dierami

• Mengurangi air scr perlahan shg induk dpt ditangkap dgnmudah

Pemilihan Induk

mudah• Induk yg ditangkap hrs yg sdg mengerami telurnya,

tandanya : selalu memisahkan diri dr kelompoknya, gerakannya lambat, mulut selalu tertutup, pd bag bwhoperkulum menggembungStl dit k l t i d k dib k d j i t h &Manajemen Pakan

Pemijahan

• Stl ditangkap mulut induk dibuka dgn jari tengah & telunjuk, operkulum dibuka dgn ibu jari & kelingking, posisi kepala berada dibwh

• Sth itu kepalanya disiram dgn air atau dimasukkan dlmair agar telur yg dierami keluar

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

g yg• Telur tsb ditampung dlm sekup net & dikumpulkan dlm

baskom plastik• Pada waktu panen akan diperoleh bbp fase telur : telur

utuh, sdh ada mata, sdh ada mata & ekor dan larva sempurnaPemeliharaan Larva sempurna

• Keempat fase telur dipisahkan pada baskom yg berbeda

Penetasan TelurPenetasan Telur

Teknik

Pengelolaan Kolam

Pembenihan

• Unit penetasan telur dibuat sistem resirkulasi ygterdiri dr : tempat penampungan air bersih, corong

Pemilihan Induk

penetasan telur, tempat penampungan larva• Corong penetasan berbentuk kerucut, yg umumnya

vul 15 liter dgn tinggi 50 cm & diameter bag atas 30 cm

Manajemen Pakan

Pemijahan

cm• Tower dpt berupa bak beton atau tong plastik yg

letaknya lbh tinggi dr corong penetasan agar aliranair lbh mudah

• Tempat penampungan larva dpt berupa bak beton

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

• Tempat penampungan larva dpt berupa bak beton, bak ini dipasang sekup net atau baki unt menampunglarva, letaknya harus dibwh corong penetasan

Pemeliharaan Larva

Penetasan TelurPenetasan Telur

Teknik

Pengelolaan Kolam

Pembenihan

Pemilihan Induk

Manajemen Pakan

Pemijahan

Penetasan Telur

Pemeliharaan LarvaPemeliharaan Larva

<< Back

Pemeliharaan LarvaPemeliharaan Larva

Teknik Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :) M lih d ij hk i d k ik t k

Pengelolaan Kolam

Pembenihan a) Memelihara dan memijahkan induk ikan untukmenghasilkan burayak (anak ikan).b) Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkanbenih ikan yang lebih besar.U h b ih bi h ilk b ih

Pemilihan Induk

•Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanyapemeliharaan benih. •Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut"b ih k b l" B ih b 2 3 i t l hManajemen Pakan

Pemijahan

"benih kebul". Benih yang berumur 2-3 minggu setelahmenetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (JawaBarat). Ukurannya 3-5 cm.•Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di

h S t l h di lih l 3 1 i kPenetasan Telur

Pemeliharaan Larva

sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nilamerah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm.G l d k il di lih di t t l i l i l 1Pemeliharaan Larva •Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1-

•1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebutgelondongan besar.

C. Sistem Pembenihan

Benih yang berkualitas :• Bentuk benih normal• Benih harus berasal dari induk yang jelas asal

usulnya• Terasa lembut bila dipegang berarti benih tsb masih• Terasa lembut bila dipegang, berarti benih tsb masih

muda & bila dipelihara dpt tumbuh dgn cepat• Benih harus tersedia kontinu sesuai kebutuhan

Benih yang berkualitasBenih yang berkualitas

• Ikan Nila Gift dipijahkan setelah umur 5 – 6 bulan• Calon induk betina dapat mencapai 200 – 250 gram,

mengandung telur 500 – 1000 butir, larva 200 – 400 ekor• Calon induk jantan dapat mencapai 250 – 300 gramj p p g• Selang waktu pemijahan 3 – 6 minggu• Masa produktif ikan nila gift 1,5 – 2 tahun

Pembenihan Sistem IntensifPembenihan Sistem Intensif

Kelebihan sistem pembenihan intensif :p• Tidak memerlukan lahan luas• Proses pemijahan lebih cepat• Hasilnya lebih tinggi• Benihnya tunggal kelamin (monosex)• Yang dipanen bukan larva atau benih, tetapi telur

IntensifP ij h dil k k d l b k /h k 24 48 2 d• Pemijahan dilakukan dalam bak semen/hapa ukuran 24 – 48 m2 dankedalaman air 60 – 80 cm

• Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 – 4 ekor/m2. perbandingan antara jantan dan betina 1 : 3p g j

• Berbeda dengan pembenihan ekstensif, pada pembenihan intensifyang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masihdalam bentuk telur.

• Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase yaitu telur utuh sudah• Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase, yaitu telur utuh, sudahbermata, sudah bermata dan berekor, serta larva sempurna. Setiapfasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda.

• Telur-telur tersebut kemudian ditetaskan dalam wadah khusust dib t d i fib l d dib i li icorong penetasan dibuat dari fibreglass, dan diberi aliran air.

• Biasanya telur ini akan menetas dalam waktu 3-7 hari. Telur yang tidak menetas berwarna putih dan telur tersebut harus dibuangsetiap hari dengan cara disiphonp g p

LanjutanLanjutan

• Dua hari setelah menetas larva dipindahkan ke bak semen (2 x 1 x 0,5) m3 atau hapa ukuran (2 x 1 x 0,5) m3 yang dipasang di kolam secara berderet. Dalam satu hapa bisa ditebar larva sebanyak 2000 – 4000 ekor dan dipelihara 25

30 h i– 30 hari.• Selama dalam hapa atau bak diberi pakan berupa pellet

halus.

Ekstensif & Semi Intensif Intensifste s & Se te s te s

•Kepadatan : 100 – 200 ekor/m2

•Kepadatan : 1000 ekor/m2

•Proses pemijahanekor/m•Proses pemijahan memerlukan waktu 14 h i

Proses pemijahan memerlukan waktu 10 hari•Induk betina 500 g, larva

dih ilk 700 900hari •Induk betina 500 g, larva yg dihasilkan 500 – 700

yg dihasilkan 700 – 900 ekor

ekor

Tahapan teknik pembenihan intensif ik il iftikan nila gift :

• Pematangan gonadg g• Pemijahan• Pemanenan telur • Penetasan telur• Pengubahan jenis kelamin

Teknik PembesaranPendederan:

Teknik Pembesaran

• Pendederan ikan nila dilakukan di kolam yang luasnyaantara 500 – 1000 m2.

• Kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelumpenebaran benih Persiapan meliputi pengeringanpenebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar.

• Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak100 – 200 gr/m2 dan dipupuk dengan pupuk organik dengandosis 500 gr/m2dosis 500 gr/m2.

• Bila kolam sudah siap, larva ditebar pada pagi hari dengankepadatan 100 – 200 ekor/m2.

• Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet halus ataup p p pdedak sebanyak 750 gr/10.000 ekor larva dan diberikan 3 kali per hari

• Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 3 –4 minggu4 minggu.

Kriteria Kuantitatif Benih Ikan Nila Hitam

Kriteria Satuan Larva Kebul Gabar Belo Sangkal1. Umur maksimal Hari 7 20 40 70 1002. Panjang total Cm 0,6-0,7 1 - 3 3 - 5 5 - 8 8 – 123. Berat minimal G 0,02 0,1 1,5 3,0 154. Keseragaman k

% 90 90 90 80 80ukuran5. Keseragaman warna

% 90 90 90 100 100

6 Keseragaman % 80-90 90-100 90-100 90-100 90-1006. Keseragaman kelincahan gerak akibat rangsang luar

% 80-90 90-100 90-100 90-100 90-100

7. Keseragaman % 80-90 90-100 90-100 90-100 90-100gerak berenang melawan arus

Sumber: SNI 01-6140-1999Sumber: SNI 01 6140 1999Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar

Sistem ekstenslf (teknologi sederhana)( g )

- Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belumSistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belumberkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukandi kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairantergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanyakolam pekarangan yang sempit Hasil ikannya hanya untuk konsumsikolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsikeluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem initelah dipopulerkan di wilayah desa miskin.- Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupabahan makanan yang terbuang seperti sisa-sisa dapur limbahbahan makanan yang terbuang, seperti sisa sisa dapur limbahpertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).- Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapatdipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenarcukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolamcukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolamherukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruangberukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulankemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapatmencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolammencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolammenggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.

Sistem semi-Intensif (teknologi madya)( g y )

- Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukanPemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukandan pemberian pakan tambahan yang teratur.- Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanyamembutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipeliharasudah berupa benih gelondongan besar.- Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secarapolikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantanlebih cepat tumbuh dan ikan nila betinalebih cepat tumbuh dan ikan nila betina. - Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam.- Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah

j di k d k b h b i ik S d k l k d k l iksayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikandapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.- Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut.- Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapatHasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapatmenghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.

Sistem intensif (teknologi maju)S ste te s (te o og aju)

- Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan palingmodern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengank b t hkebutuhan pasar.- Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau danpengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkinsesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiaph i b k 20% t b hk l bihhari sebanyak 20% atau bahkan lebih.- Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dainjantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.- Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan

b ik b l t b k d t i 25 26% l k 6 8%sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%.

PROSES PRODUKSIPROSES PRODUKSIBerdasarkan SNI 01-6141-1999Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar

a. Kualitas Air Media Pemijahan dan Penetasan Telur• Suhu : 25 – 300C• Nilai pH : 6,5 – 8,5• Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l• Ketinggian air : 70 – 100 cmgg• Kecerahan : > 50 cm

b Penggunaan Bahanb. Penggunaan Bahan• Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan: kalium

permanganat 2-4 ppm, biru metilena 1-3 ppm, oksitetrasiklin 10 ppmoksitetrasiklin 10 ppm

Lanjutanc. Padat Tebar Induk• Pada bak 5 ekor/m3, pada hapa 5 ekor/m3,

Lanjutan

pada kolam 1 – 2 ekor/m3

d. Perbandingan nisbah kelamin jantan dan betinad. Perbandingan nisbah kelamin jantan dan betina

Adalah 1 : 3

e. Produksi larva

500 – 750 larva/ekor induk/satu periode

f. Kualitas dan Kuantitas Air Media di Kolam untuk Produksi Kebul, Gabar, Belo, Sangkal (Pendederan I, II, III, IV)

S h 25 300C• Suhu : 25 – 300C• Nilai pH : 6,5 – 8,5• Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l• Ketinggian air : 50 - 70 cm• Kecerahan : 20 - 40 cm• Kelimpahan plankton : 5 000 – 7 000 individu/mlKelimpahan plankton : 5.000 7.000 individu/ml

f. Kualitas dan Kuantitas Air Media di Sawah untuk Produksi Kebul, Gabar, Belo, Sangkal (Pendederan I, II, III, IV), , , g ( , , , )

• Suhu : 25 – 300C• Nilai pH : 6,5 – 8,5• Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/lKandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l• Ketinggian air : 5 - 10 cm• Kecerahan : dasar kelihatan

f. Kualitas dan Kuantitas Air Media di Jaring untuk Produksi Kebul Gabar Belo Sangkal (Pendederan I II III IV)Kebul, Gabar, Belo, Sangkal (Pendederan I, II, III, IV)

• Suhu : 25 – 300CNil i H 5 8 5• Nilai pH : 5 – 8,5

• Ketinggian air : 1 – 1,5 m dengan kedalaman min 5 m dari dasar jaring

• Kecerahan : 65 - 85 cm• Kelimpahan plankton : 5.000 – 10.000 individu/ml

Laju pertumbuhan nila jantan lebih cepat 40% dibandingkan dengan laju nila betina. Pada nila g g j

betina yang sudah mencapai ukuran 200 gr pertumbuhannya semakin lambat, namun hal ini

tidak berlaku bagi nila jantan Oleh sebab itutidak berlaku bagi nila jantan. Oleh sebab itu memelihara kelamin tunggal (monosex) nila

jantan akan lebih menguntungkan.j g gSalah satu cara untuk membuat ikan monosex

adalah dengan teknik sex reversal.

Cara membuat monosex jantan ik ilikan nila

A. Metode Oral (melalui pakan)- Timbang pellet halus sebanyak 1 kg- Timbang hormon methyltestosteron (60 mg/1 kg pakan)- Larutkan hormon tersebut dalam alkohol 90% sebanyak 25 ml,

aduk sampai homogen. Kemudian tambahkan pula alkohol 70% sebanyak 300 – 400 ml dan aduk pula sampai homogen.

- Masukkan larutan tersebut dalam pakan dan aduk sampai rata. Kemudian diangin anginkan sampai kering (jangan dijemur)Kemudian diangin-anginkan sampai kering (jangan dijemur)

- Bila sudah kering, bisa langsung diberikan. Agar awet, masukkan pakan tersebut dalam plastik dan disimpan dalam kulkas. Pakan ini tahan sampai 3 bulanini tahan sampai 3 bulan

- Larva yang diberi pakan harus berukuran panjang total < 13 mm.

B. Metode Deeping (dengan perendaman)- Larva tersebut direndam dalam larutan hormon

methyltestosteron 5 ppm, selama 6 jam dan umur larva 5 – 7 hari.

Recommended