View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Teknik Sipil - FTSL ITB
Modul 3: Perencanaan Proyek
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Meifrinaldi
2
Peran KontraktorPeran Insinyur Sipil (Sangat strategis; nilai tambah)
PROSES PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
Planning Project Delivery OMDEMOLITION
RECONSTRUCTION
1. Sistem Tata Ruang.
2. Sistem Infrastruktur
(Transportasi;
SDA; Lansekap).
3. Masterplan
infrastruktur
(jaringan jalan;
DAS; dll.).
SYSTEM DESIGN PROJECT LIFE CYCLE
Project
formulation
process
Planning
process
Engineering &
design
process
Construction
process
Use
management
process
Disposal
processNeed
Awareness
of need
Project
Concept
formulation
Project
Scope
definition
Full Project
description
Project
Completion &
Acceptance
for use
Fulfillment
of need
User
requirementsProject
feasibility
& scope
Project
engineering
& design
Project
field engineering
& construction
Facility use &
management
Facility
demolition
or conversion
Amdal/
RKL/RPL
2
3
TANTANGAN MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
- High VfM; terintegrasi; efektif, efisien; berkelanjutan; adil;
- Mendukung sektor ekonomi & pembangunan lainnya.
Persyaratan:
1. Strong planning & system design:
a. Integrated planning & system design (25-30 years) - Regional planning; Intermodal planning; Master
planning; should also be integrated between governments (central - local).
b. Project life cycle basic & detailed design (Needs, User requirements, FS & Basic design; DED).
2. Solid programming & budgeting system (5 - 1 years) - Strategic Planning; Yearly Planning.
3. Strong owner capacity & competence in managing the project; good coordination between
central & regional governments.
4. Strong design-builder capacity.
5. Good collaboration & coordination between parties (supply chain & integrated value chain).
6. Sustainability; safety; good O&M of infrastructure & facilities; managed as asset; by related
sector.3
4
Kegiatan Pendahuluan (1)
Kegiatan Pendahuluan sebelum memulai tahap perencanaan:
1. Evaluasi Rencana Physical Planning• Melihat kesesuaian proyek yang akan dikerjakan dengan Master Plan sektor
yang telah ditetapkan pemerintah
2. Evaluasi Rencana Programming & Budgeting
• Melihat kesesuaian proyek yang akan dikerjakan dengan rencana program pemerintah (RPJP, RPJM, dan Renstra Dinas)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
5
Kegiatan Pendahuluan (2)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
RTRW Nasional
RTRW Propinsi
RPJP Nasional
RPJM Nasional
RPJP Propinsi
RTRW Kabupaten/ Kota
RPJM Propinsi
RPJP Kabupaten/ Kota
RPJM Kabupaten/ Kota
Pedoman
Pedoman
PedomanA
cuan
Acu
an
Dip
erh
atik
anD
iper
hat
ikan
Project Formulation Process
Master Plan Sektor
RenStra DinasPedoman
Physical
PlanningProgramming
& Budgeting
6
Pentingnya Perencanaan
Pentingnya perencanaan (planning) dalam proyek konstruksi:
a) Sebagai dasar rujukan perancangan (design)• Akan menjadi masukan untuk perancangan detail (DED)
b) Sebagai dasar (tolok ukur) capaian kinerja• Akan menjadi baseline (dasar) panduan capaian kinerja pelaksanaan proyek
c) Sebagai rujukan pelaksanaan fisik• Akan menjadi rujukan untuk melihat kemajuan fisik dan kesesuaian pelaksanaan
d) Sebagai landasan/ rujukan penyelesaian perselisihan• Akan menjadi rujukan ketika terjadi penyimpangan ataupun saat terjadi perselisihan
SI-3151 Manajemen Konstruksi
7
Peranan Owner
• Owner memegang peranan penting untuk tercapainya kualitas dansukses proyek konstruksi. Peranannya adalah:• Mendefinisikan kebutuhan proyek
• Menetapkan tujuan proyek
• Membentuk dan memilih anggota tim proyek
• Mengkomunikasikan persyaratan bagaimana proyek dilaksanakan
• Menyakinkan dan mengelola pendanaan untuk proyek
SI-3151 Manajemen Konstruksi
8
Owner Pemerintah
• Owner pemerintah akan sangat concern dengan pemenuhankebutuhan publik dan akan sangat diperhatikan oleh publik dalampelaksanan proyek. Masukan dari publik harus didengar dandiakomodasi dengan baik.
• Kesuksesan proyek publik ditentukan oleh lebih banyak faktor dariproyek swasta, seperti pemenuhan kebutuhan publik, utilitaskomunitas, peningkatan aksesibilitas, dan proteksi kepada lingkungan.
• Terkadang tujuan proyek akan terpengaruh oleh perubahan politik, terutama jika tahapan perencanaan sangat panjang. Perubahanperundangan akan pula mempengaruhi tujuan proyek dan jalannyaproyek publik.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
9
Owner Swasta
• Owner swasta dapat melaksanakan proyek lebih cepat dari owner pemerintah, namun jika owner swasta melaksanakan proyek di dalamindustri yang juga dikendalikan oleh aturan, maka owner tersebutharus mengikutinya, seperti di indusri oil and gas, telecommunication, power plant.
• Owner swasta lebih terpengaruh oleh faktor ekonomis, sepertipendanaan, investasi, ROI, keuntungan, cash flow, dan resiko ekonomi.
• Kesuksesan proyek lebih ditekankan pada kesuksesan memenuhi nilaiyang diminta oleh customer dan investor.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
10
Tim Proyek
• Tim proyek dan anggotanya serta bagaimana tim tersebutdiorganisasikan akan memberikan dampak yang signifikan untukkesuksesan proyek.
• Tim proyek terdiri dari tiga fungsi utama, yaitu owner, perancang danpelaksana.
• Keberadaan tim proyek ini akan terkait dengan pemilihan PDS dantahapan proyeknya.
• Tim proyek harus berkomunikasi dengan baik dan memiliki kesamaantujuan dan kepentingan. Perbedanan kepentingan tetap ada antaranggota tim proyek, namun hal ini harus diresolusi dengan baik untukpencapaian tujuan bersama.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
11
Umum (1)
• Secara umum, lingkup perencanaan proyek terdiri atas beberapa kegiatan utama:
a) Kegiatan Konseptualisasi Proyek
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
• Definisi dan keselarasan pemahaman tim proyek
• Ekspektasi tiap anggota tim
• Identifikasi tantangan
• Identifikasi administrasi dan dokumen yang diperlukan
b) Kegiatan Analisa Kondisi yang Ada dan Kebutuhan
• Penetapan kondisi awal pada proyek, menetapkan perencanaan awal sebagai pembanding awal terhadap alternatif desain selanjutnya
SI-3151 Manajemen Konstruksi
12
Umum (2)
Secara umum, lingkup perencanaan proyek terdiri atas beberapa kegiatan utama:
c) Kegiatan Pengembangan Alternatif
• Proses brainstorming dan input dari berbagai kalangan untuk memastikan
alternatif yang ada merupakan yang terbaik.
d) Kegiatan Pemilihan Alternatif
• Alternatif rancangan sebaiknya dipilih yang sesuai dengan kemauan owner,
namun juga tetap mempertimbangkan terhadap faktor jadwal, kinerja, biaya daur
hidup, rasio cost-benefit, sustainability, dan environmental impact
SI-3151 Manajemen Konstruksi
13
Studi Kelayakan (1)
• Studi kelayakan adalah, studi yang dilakukan untuk menilai apakah proyek yang hendakdikerjakan layak untuk dikerjakan.
• Fungsi studi kelayakan adalah untuk menilai tingkat kelayakan dari suatu proyek konstruksi, danuntuk mencari satu atau lebih alternatif rencana konstruksi.
• Suatu proyek konstruksi dikatakan layak apabila manfaat yang akan diperoleh lebih besar daribiaya yang dikeluarkan
• Aspek-aspek dalam studi kelayakan:
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Aspek legal Aspek ekonomiAspek sosial Aspek finansialAspek teknis dan
lingkungan
14
Studi Kelayakan (2)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
• Berbagai perizinan yang
harus dipenuhi agar
proyek dapat
dilaksanakan:Izin Lokasi
Izin Pemanfaatan Tanah
Izin Mendirikan Bangunan
Izin Pematangan Tanah
Aspek Legal
Berbagai dampak dan
pengaruh dari proyek
konstruksi terhadap
masyarakat luas baik di
sekitar proyek, maupun di
lingkup yang lebih luas
lagi.
Aspek Sosial
Berbagai pertimbangan
terkait alternatif desain
konstruksi dengan
memperhatikan AMDAL
dan juga dilengkapi dengan
gambaran awal terkait
spesifikasi, biaya, dan
jadwal proyek
Aspek Teknis dan
Lingkungan
15
Studi Kelayakan (3)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Berbagai pertimbangan
terkait skema pendanaan
dari proyek konstruksi,
termasuk di dalamnya
perhitungan parameter
investasi seperti NPV, IRR,
BEP, BCR, dll.
Aspek Finansial
Berbagai pertimbangan
terkait segala macam biaya
proyek dan konstruksi dari
tahun ke tahun hingga akhir
umur rencana
Aspek Ekonomi
16
Studi Kelayakan (4)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Identifikasi, penetapantujuan
Seleksi awal, pengembangandan pemilihanalternatifdesain
Analisa aspek-aspekkelayakan
Evaluasi dankeputusan
Tahapan studi kelayakan
17
Studi Kelayakan (5)
Secara umum, hasil dari kegiatan studi kelayakan meliputi:
a) Formulasi sasaran proyek
b) Penajaman rencana dan rekomendasi beserta standar yang digunakan
c) Rekomendasi waktu optimum dan alternatif desain
d) Rekomendasi investigasi lingkungan dan sosial
e) Kerangka Acuan AMDAL
f) Kebutuhan survei untuk DED
g) Estimasi biaya total proyek
SI-3151 Manajemen Konstruksi
18
Studi Kelayakan (6)
• Tahap akhir dari studi kelayakan adalah proses AMDAL.
• Pentingnya AMDAL dalam Studi Kelayakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Menurut Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 pasal 2, Analisis mengenai
dampak lingkungan hidup merupakan bagian kegiatan studi kelayakan
rencana usaha dan/ atau kegiatan.
• Selanjutnya dalam pasal 7, analisis mengenai dampak lingkungan hidup
merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan
usaha dan/ atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
19
AMDAL (1)
• Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, AMDAL adalah
• Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
KEGIATAN
Lingkungan
Dampak (+)
Dampak (-)
Mengembangkan dampak (+)
Mengeliminir dampak (-)
20
AMDAL (2)
AMDAL terdiri atas beberapa dokumen antara lain:
a) Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
• Berisikan ruang lingkup studi ANDAL
b) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
• Berisikan identifikasi rencana usaha/ kegiatan, identifikasi komponen-komponen lingkunganhidup yang akan terkena dampak
c) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
• Berisikan upaya penanganan dampak yang ditimbulkan dari rencana usaha/ kegiatan
d) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
• Berisikan upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat darirencana usaha/ kegiatan
SI-3151 Manajemen Konstruksi
21
AMDAL (3)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
DAMPAK
TIDAK/KURANG
PENTING
DAMPAK
PENTING
DAMPAK PENTINGPERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP YANG SANGAT MENDASAR DIAKIBATKAN OLEH SUATU USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL
Peraturan Men LH No. 11/06 Tentang Usaha/Kegiatan
BAGAN ALIR KEGIATAN AMDAL
WAJIB AMDAL
TIDAK PERLU
AMDAL/
UKL -UPL
TIDAKWAJIB
UKL/UPL
SPPL
RENCANA
USAHA/KEGIATAN
LINGKUNGAN
MENIMBULKAN
DAMPAK
?
Bagan Alir Kegiatan AMDAL:
22
AMDAL (4)
SI-3151 Manajemen Konstruksi
DitolakRekomendasi Dari Instansi
yang Membidangi
PROSEDUR AMDAL
Rencana Kegiatan dari
Pemrakarsa
Proses Penapisan : Daftar Kegiatan Wajib
AMDAL (PerMenLH No. 11 Tahun 2006)
AMDAL Tidak Diperlukan
Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan
(UKL)dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL)
AMDAL Dipersyaratkan
Sekretariat Komisi Penilai AMDAL
Pengumuman Rencana Kegiatan dan
Konsultasi Masyarakat
Penyusunan Kerangka Acuan
(KA-ANDAL)
Penilaian KA ANDAL 75 Hari Kerja
Surat Keputusan
Kesepakatan KA
Penyusunan Dokumen
ANDAL, RKL dan RPL
Proses Perijinan
Penilaian ANDAL, RKL dan RPL
75 Hari KerjaLayak Lingkungan
Tidak Layak Lingkungan
(Kegiatan Ditolak)Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan oleh
MenLH/Gubernur/Bupati/ Walikota
14 Hari Kerja
Bagan Alir Prosedur AMDAL:
23
AMDAL (5)
• Bidang Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL (Permen LH No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/
atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL):
• AMDAL akan dinilai oleh komisi penilai, dan komisi ini wajib untuk menolak kerangka acuan ANDAL apabila
rencana lokasi dilaksanakannya usaha dan/ atau kegiatan terletak dalam kawasan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah dan/ atau rencana tata ruang kawasan (PP No. 27 tahun 1999 pasal 16).
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Bidang Pertahanan Bidang Pekerjaan Umum
Bidang Pertanian Bidang Sumberdaya Energi dan Mineral
Bidang Perikanan Bidang Pariwisata
Bidang Kehutanan Bidang Pengembangan Nuklir
Bidang Perhubungan Bidang Pengelolaan Limbah B3
Bidang Teknologi Satelit Bidang Rekayasa Genetika
Bidang Perindustrian
24AMDAL (6)
Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (1/5)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
1 Pembangunan Bendungan/Waduk atau Jenis Tampungan Air lainnya:• Tinggi• Luas Genangan
≥ 15m≥ 200ha
2 Daerah Irigasi:a. Pembangunan baru dengan luasb. Peningkatan dengan luas tambahanc. Pencentakan sawah, luas (perkelompok)
≥ 2000ha≥ 1000ha≥ 500ha
3 Pengembangan Rawa: Reklamasi rawa untuk kepentingan irigasi ≥ 1000ha
4 Pembangunan Pengaman Pantai dan perbaikan muara sungai:• Jarak dihitung tegak lurus pantai ≥ 500m
5 Normalisasi Sungai (termasuk sodetan) dan Pembuatan Kanal Banjir:a. Kota besar/metropolitan• Panjang,atau• Volume pengerukan
≥ 5km ≥ 500.000m3
Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota yang menggunakan ketentuanberdasarkan jumlah populasi, yaitu: ƒ • Kota metropolitan : > 1.000.000 jiwa ƒ • Kota besar : 500.000-1.000.000 jiwa ƒ • Kota sedang : 200.000-500.000 jiwa ƒ • Kota kecil : 20.000-200.000 jiwa
25AMDAL (7)
Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (2/5)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
b. Kota sedang• Panjang,atau• Volume pengerukan
c. Pedesaan• Panjang,atau• Volume pengerukan
≥ 10km ≥ 500.000m3
≥ 15km ≥ 500.000m3
6 Pembangunan Jalan Tol ≥ 5km
7 Pembangunan dan/atau peningkatan jalan dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan tanaha. Kota besar/metropolitan• Panjang,atau• Pembebasan lahan
b. Kota sedang• Panjang,atau• Pembebasan lahan
c. Pedesaaan• Panjang,atau• Pembebasan lahan
≥ 5km ≥ 5ha
≥ 10km ≥ 10ha
≥ 30km ≥ 30ha
8 Pembangunan Jalan Tola. Pembangunan subway/underpass, terowongan/tunnelb. Pembangunan jembatan
≥ 2km ≥ 500m
26AMDAL (8)
Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (3/5)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
9 Persampahana. Pembangunan TPA sampah domestik pembuangan dengan sistem control landfill/ sanitary
landfill termasuk instalasi penunjangnnya• Luas kawasan TPA,atau• Kapasitas total
b. TPA di daerah pasang surut• Luas kawasan TPA,atau• Kapasitas total
c. Pembangunan transfer station• Kapasitas
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan sampah terpadu• Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator• Kapasitas
f. Composting Plant• Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api• Kapasitas
≥ 10ha≥ 10.000ton
≥ 5ha≥ 5000ton
≥ 1000ton/hari
≥ 500ton/hari
≥ 500ton/hari
≥ 100ton/hari
≥ 500ton/hari
10 Pembangunan Perumahan/Pemukimana. Kota metropolitan,luasb. Kota besar, luasc. Kota sedang dan kecil, luas
≥ 25ha ≥ 50ha≥ 100ha
27AMDAL (9)
Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (4/5)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
11 Air Limbah Domestika. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya
• Luas, atau• Kapasitasnya
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) limbah domestik termasuk fasilitaspenunjangnya• Luas, atau• Beban organik
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah, luas layanan• Luas layanan, atau• Debit air limbah
≥ 2ha≥ 11m3/hari
≥ 3ha≥ 2,4ton/hari
≥ 500ha≥ 16.000m3/hari
12 Pembangunan saluran drainase (primer dan/atau sekunder) di permukimana. Kota besar/metropolitan, panjangb. Kota sedang, panjang
≥ 5km ≥ 10km
13 Jaringan air bersih di kota besar/metropolitana. Pembangunan jaringan distribusi
• Luas layananb. Pembangunan jaringan transmisi
• Panjang
≥ 500ha
≥ 10km
14 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air permukaan, atau sumber air permukaan ainnya• Debit Pengambilan ≥ 250l/dt
28
AMDAL (10)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Pekerjaan Umum (5/5)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
15 Pembangunan Pusat Perkantoran, Pendidikan, Olahraga, Kesenian, Tempat Ibadah, Pusatperdagangan/ perbelanjaan relatif terkonsentrasi
• Luas lahan, atau• Bangunan
≥ 5ha≥ 10.000m2
16 Pembangunan kawasan pemukiman untuk pemindahan penduduk/transmigrasi (Pemukiman Transmigrasi Baru Pola Tanaman Pangan)
• Luas lahan ≥ 2000ha
29 AMDAL (11)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Sumber Daya Energi dan
Mineral (1/3)
No Jenis KegiatanSkala/
Besaran
A. MINERAL, BATUBARA, DAN PANAS BUMI
1 Mineral, Batubara, dan panas bumi- Luas perizinan (KP), atau- Luas daerah terbuka untuk pertambangan
≥ 200 ha≥ 50 ha (kumulatif/ thn)
2 Tahap eksploitasi:a. Eksploitasi dan pengembangan uap panas bumi dan/atau Pengembangan panas bumib. Batubara/gambut
- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan.
c. Bijih Primer- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan.
d. Bijih Sekunder/Endapan Alluvial- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan
e. Bahan galian bukan logam atau bahan galian golongan C- Kapasitas, dan/atau- Jumlah material penutup yang dipindahkan
f. Bahan galian radioaktif, termasuk pengolahan, penambangan dan pemurnian.
≥ 55 MW
≥ 1.000.000 ton/thn≥ 4.000.000 ton
≥ 400.000 ton/thn≥ 1.000.000 ton
≥ 300.000 ton/thn≥ 1.000.000 ton
≥ 250.000 m3/thn≥ 1.000.000 tonSemua besaran
30 AMDAL (12)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Sumber Daya Energi dan
Mineral (2/3)
No 5Jenis KegiatanSkala/
Besaran
g. Pengambilan air bawah tanah (sumur tanah dangkal, sumur tanah dalam, dan mata air).
h. Tambang di laut.
Semua besaran ≥ 50 liter/detik (dari 1 sampai 5 sumurdalam satu area < 10 ha).Semua besaran
3 Melakukan penempatan tailing di bawah laut (Submarine Tailing Disposal). Semua besaran
4 Melakukan pengolahan bijih dengan proses sianidasi atau Amalgamasi. Semua besaran
B. MINYAK DAN GAS BUMI
1 Eksploitasi Migas dan Pengembangan Produksia. Di darat:
- Lapangan minyak- Lapangan gas
b. Di laut- Lapangan Minyak- Lapangan Gas
≥ 5.000 BOPD≥ 30 MMSCFD
≥ 15.000 BOPD≥ 90 MMSCFDjumlah total lapangan semuasumur.
31 AMDAL (13)Daftar Kegiatan Wajib AMDAL Bidang Sumber Daya Energi dan
Mineral (3/3)
No 5Jenis KegiatanSkala/
Besaran
2 Transmisi MIGAS di laut- Panjang, atau- Bertekanan
≥ 100 km≥ 16 bar
3 Pembangunan kilang:- LPG- LNG- Minyak
≥ 50 MMSCFD≥ 550 MMSCFD≥ 10.000 BOPD
4 Kilang minyak pelumas bekas (termasuk fasilitas penunjang). ≥ 10.000 ton/tahun
C. LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
1 Pembangunan jaringan transmisi > 150 Kv
2 Pembangunana. PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU
b. Pembangunan PLTP (pengembangan Panas Bumi)c. Pembangunan PLTA dengan:
- Tinggi bendung, atau- Luas genangan, atau- Kapasitas daya (aliran langsung)
d. Pembangunan pembangkit listrik dari jenis lain (antara lain: OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), Surya, Angin, Biomassa, Gambut, dan lain-lain)
≥ 100 MW (dalamsatu lokasi)≥ 55 MW
≥ 15 m≥ 200 ha≥ 50 MW≥ 10 MW
32
PEMBANGUNAN PUSAT PERKANTORAN, PENDIDIKAN TEMPAT IBADAH,
PUSAT PERDAGANGAN/ PERBELANJAAN
Wajib penggunaan AMDAL:
Luas lahan > 5 ha, dan luas bangunan > 10.000 m2
Alasan penggunaan AMDAL:
Diperhitungkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan akibat pembebasan lahan, daya
dukung lahan, tingkat kebutuhan air, limbah yang dihasilkan, efek lainnya saat
pembangunan, KDB (Koaefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Luas Bangunan),
jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang
32
AMDAL (14)
Contoh Jenis Kegiatan....
33
PEMBANGUNAN/ PENINGKATAN JALAN TOL DAN JALAN RAYA
Wajib penggunaan AMDAL:
Panjang jalan tol > 5 km, dan
Panjang jalan raya dan luas pembebasan lahan disesuaikan dengan karakteristik Kota
(Besar, Sedang, Desa)
Alasan penggunaan AMDAL:
Diperhitungkan berdasarkan dampak yang ditimbulkan akibat bangkitan lalu lintas,
dampak kebisingan, getaran, emisi yang tinggi, gangguan visual, dan dampak sosial
33
AMDAL (15)
Contoh Jenis Kegiatan....
34
PEMBANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Alasan penggunaan AMDAL:
Dampak potensial berupa bau, gangguan kesehatan, lumpur sisa yang tidak diolah dengan baik,
dan gangguan visual
34
AMDAL (16)
Contoh Jenis Kegiatan....
35
PEMBANGUNAN KILANG LNG
Wajib penggunaan AMDAL:
Kapasitas kilang > 550 MMSCFD, dan
Alasan penggunaan AMDAL:
Merupakan industri strategis, proses pengolahan menggunakan bahan yang berpotensi
menghasilkan limbah yang bersifat turunan (gas H2S).
Berpotensi adanya perubahan dan gangguan system geohidrologi, serta berpotensi
mengubah ekosistem yang lebih luas
35
AMDAL (17)
Contoh Jenis Kegiatan....
36
36
Estimasi Biaya Konseptual (1)
Estimasi biaya merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam proyekkonstruksi
Estimasi adalah pendekatan atau perkiraan biaya yang diharapkan terjadi dari suatupelaksanaan proyek konstruksi.
Kategori Estimasi
Untuk studi kelayakan Untuk pendanaan Untuk pendetailan
37
37
Estimasi Biaya Konseptual (2)
Association for the Advancement of Cost
Engineering
38
38
Estimasi Biaya Konseptual (3)
Adapun informasi yang diperlukan untuk keperluan estimasi antara lain:
a) Gambar rencana
b) Spesifikasi rencana
c) Basis data produktivitas
d) Basis data harga
e) Basis data proyek yang telah dilaksanakan
f) Harga dari suplier dan sub-kontraktor
g) Kebijakan dan strategi perusahaan
h) Kondisi pasar dan pesaing
39
39
Estimasi Biaya Konseptual (4)
Metode estimasi biaya konseptual:
a) Indeks Harga
b) Faktor Kapasitas Biaya
c) Indeks Lokasi
d) Faktor Peralatan
e) Elemen Parameter
40
Produk dari Tahap Perencanaan
• Produk tahap perencanaan biasanya digunakan untuk mencari danaproyek
• Produknya adalah:• Cost/Benefit Analysis. Hasil dari studi pengembangan alternatif dan studi
kelayakan.
• Graphical Presentation of the Project. Sketsa atau artis rendering serta layout fasilitas awal.
• Conceptual Cost Estimate. Didasarkan pada rancangan awal.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
41
PENDANAAN PROYEK
41
42
42
PENDANAAN (1)
Sering kali ditemukan bahwa dalam studi kelayakan, aspek-aspek lainnya telah layak
untuk dikerjakan, namun terkendala pada bagian pendanaan proyek tersebut.
Pada umumnya skema pendanaan akan menentukan jenis PDS (Project Delivery System)
yang sesuai dengan karakteristik proyek yang akan dikerjakan.
43
43
PENDANAAN (2)
Sumber pendanaan untuk membiayai proyek konstruksi:
a) Pendanaan dengan Ekuitas
Pendanaan dengan ekuitas merupakan pendanaan dengan menggunakan modal sendiri
dari (owner) perusahaan/ perorangan yang dapat berasal dari:
• Penerbitan saham
Penjualan dari saham yang baru diterbitkan
• Laba yang ditahan
Laba ditahan untuk diinvestasikan kembali dan biaya untuk peluang usaha
(opportunity cost)
• Dana penyusutan
Dana yang disisihkan sebagai cadangan penyusutan biasanya ditahan dan
digunakan dalam sebuah investasi
44
44
PENDANAAN (3)
Sumber pendanaan untuk membiayai proyek konstruksi:
b) Pendanaan dengan Pinjaman
Modal pinjaman berasal dari peminjaman dana kepada sebuah bank atau agen
peminjaman lainnya dengan menandatangani sebuah surat utang (note) berjangka.
c) Pendanaan dengan Leasing (Sewa Guna)
Sumber modal yang secara umum dianggap sebagai kewajiban jangka panjang yang
mirip dengan hipotik.
d) Pendanaan dengan Kombinasi
Pendanaan investasi bersumber dari kombinasi antara Ekuitas, Pinjaman, dan Leasing.
45
45
PENDANAAN (4)
Skema pendanaan ini sering juga disebut Project Financing.
Project Financing akan ditetapkan dari hasil studi kelayakan, dan selanjutnya setelah PF
ditentukan, baru selanjutnya dapat ditentukan jenis PDS yang akan digunakan.
Sumber pendanaan yang umumnya dilaksanakan pada proyek-proyek di Indonesia adalah
sebagai berikut:
• Menggunakan APBN/ APBD (pemerintah)
• Menggunakan self money (swasta)
• Menggunakan dana kombinasi Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)
46
46
PENDANAAN (5)
Karakteristik dari PF (Finnerty, 1996) antara lain sebagai berikut:
a) Proyek merupakan sebuah entitas baru yang legal
b) Asset-aset proyek, kontrak-kontrak yang terkait dengan proyek dan cash flow proyek
(investasi) dipisahkan dari para sponsor
c) Para sponsor menyediakan bantuan dengan pembayaran kembali terbatas ataupun
tanpa pembayaran kembali kepada cash flow proyek (investasi) dari aset-aset lainnya
d) “Lender” dapat meminta pembayaran kembali atas dana mereka melalui para
stakeholder melalui berbagai jenis kesepakatan
47
Kondisi yang Ada dan Kebutuhan yang akan Datang
• Untuk mengembangkan alternatif, maka kondisi yang ada sertakebutuhan yang akan datang harus teridentifikasi.
• Indikator proyek harus dipilih sebagai acuan untuk perbandinganalternatif serta penentuan dampak untuk kondisi yang ada dan saatyang akan datang.
• Perlu ditetapkan sebagai salah satu alternatif adalah ‘do-nothing’ sebagai pembanding awal (baseline).
• Untuk masa yg akan datang, harus diperhatikan juga kemungkinanperubahan seperti perubahan politik, perubahan peraturan, perubahan permintaan.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
48
Pengembangan Alternatif
• Kerangka dalam pengembangan alternatif antara lain guideline untuk perencanaan dan perancangan, kebijakan, preferensi pengguna, tingkah laku publik, peraturan lingkungan, dan isu keberlanjutan(sustainability) .
• Untuk owner pemerintah, maka masukan dari publik sangat diperlukan, sedangkan untuk owner swasta, ditambah masukan dari penguna dan manajer yang akan mengoperasikan dan memeliharanya.
• Alternatif yang dikembangkan setidaknya mempertimbangkan:
• Kekurangan fasilitas dan kebutuhan akan fasilitas
• Respons terhadap kebutuhan dan tujuan owner
• Pengetahuan terhadap kendala yang terkait dengan kebijakan publik, peraturan tata guna lahan, perizinan, sumberdana, dan hukum.
• Arrangement antar pihak yang akan terlibat
• Analisa awal dari alternatif, terkait dengan efisiensi fungsional, akurasi teknis, efektivitas biaya, construcability, safety, environment, sustainability, dan estetis.
• Dibutuhkan proses brainstorming dan input dari berbagai kalangan untuk memastikan alternatif yang dikembangkan baik.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
49
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Every generationBlames the one before…
And all of their frustrations
Come beating on your door…
(Living Years, Mike and The Mechanics)
50
Sustainable Development
• It means development that meets the needs of the present without compromising the ability of the future generations to meet their own needs. (Our Common Future, Brundtland Report, WECD,1987)
• It means achieving economic, social, and environmental objectives at the same time.
• It will give us a more inclusive society in which the benefits of increased economic prosperity are widely shared, with less pollution and more efficient use of natural resources.
• Basis consideration for Sustainable Development is ETHICS
SI-3151 Manajemen Konstruksi
51
Sustainable Development (SD) Themes
SI-3151 Manajemen Konstruksi
52
Traditional Concept of SD
Environment
SocietyEconomy
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Sustainability
53
Modern Concept of SD
SI-3151 Manajemen Konstruksi
Environment
Society
Economy
54
Dimensi Sustainable Development
• Dimensi Vertikal
Efek dari pembangunan akan terasa lintas generasi
• Dimensi Horizontal
Efek dari pembangunan akan terasa lintas komunitas
SI-3151 Manajemen Konstruksi
55
Pemilihan Konsultan Professional• Konsultan professional dibutuhkan untuk melakukan perencanaan bersama-sama owner dan
pelaksansanaan studi kelayakan.
• Request for Proposal (RFP) yang berisi TOR (terms of reference) dibuat oleh owner yang isinyaantara lain:
• Latar belakang
• Kebutuhan/Permasalahan
• Tujuan
• Lingkup kerja (kegiatan & studi yang harus dilakukan)
• Sumberdaya yang dibutuhkan (SDM, alat dll)
• Waktu pelaksanaan
• Perkiraan biaya
• RFP diserahkan kepada calon konsultan yang sudah memenuhi kualifikasi (dengan metodaprakualifikasi) untuk kemudian calon konsultan tersebut menyampaikan proposal teknis dan biaya.
• Pemilihan dapat dilakukan dengan kompetisi ataupun dengan perbandingan dan negosiasi, denganevaluasi berupa metoda penilaian baik teknis maupu biaya.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
56
Kualifikasi vs Evaluasi Penawaran
• Kualifikasi bertujuan untuk menilai profil suatu perusahaan agar sesuai dengan jenis proyek yang akan dilaksanakan. Dalam hal inikualifikasi akan menilai atribut perusahaan terkait dengan jenisproyek tersebut. Contoh: dana, pengalaman, peralatan, SDM dll.
• Evaluasi penawaran adalah penilaian terhadap dokumen penawaran(proposal) yang disampaikan untuk proyek yang bersangkutan. Penilaian akan dilakukan terhadap aspek teknis dan biaya. Teknisdalam arti bagaimana proyek akan dilaksanakan dengan kendala yang ada. Biaya adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaanproyek.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
57
Pra dan Pasca Kualifikasi
• Kualifikasi dapat dilakukan dengan sistem prakualifikasi danpascakualifikasi.
• Pada prakualifikasi, penilaian kualifikasi dilakukan sebelum prosespenawaran. Artinya yang menyampaikan penawaran adalah sudahpasti yang lolos kualifikasi. Metoda ini biasa digunakan untukpemilihan konsultan.
• Pada pascakualifikasi, penilaian kualifikasi dilakukan setelah evaluasipenawaran. Jadi ada kemungkinan yang memasukkan penawarantidak lolos kualifikasi. Tetapi yang jelas, yang menang adalah harusyang lolos kualifikasi. Metoda ini biasanya dilakukan untuk memilihpelaksana konstruksi.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
58
Catatan Tambahan:
• Untuk pengadaan konsultan professional pada proyek pemerintah, lihat aturan dalam Perpres No. 11 tahun 2020, khususnya mengenaipemilihan jasa konsultansi.
SI-3151 Manajemen Konstruksi
59
Terima Kasih
Recommended