Sinusitis Maksilaris Akut

Preview:

Citation preview

Sinusitis Maksilaris Akut

Maria Osvaldis Galus102011371

SKENARIO

Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan pilek tidak sembuh-sembuh sejak 2 minggu yg lalu. Pasien juga mengeluh sering sakit kepala. Terdapat nyeri disekitar pipi bila ditekan.

HIPOTESIS Perempuan usia 28 tahun dengan keluhan

pilek tidak sembuh-sembuh sejak 2 minggu yang lalu, sering sakit kepala, dan nyeri disekitar pipi bila ditekan menderita sinusitis maksilaris akut.

ANATOMI

ANAMNESIS Identitas : perempuan 28 thn Keluhan utama Kelainan di hidung :

Hidung tersumbat Sekresi (ingus) Perdarahan Nyeri kepala

RPD RPK

PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi Palpasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto polos posisi Walters, PA dan lateral. CT scan sinus. Transiluminasi sinus. Pemeriksaan mikrobiologik dan tes

resistensi. Sinuskopi.

DIAGNOSIS KERJA : SINUSITIS MAKSILARIS AKUT Peradangan pada mukosa sinus maksilaris. Klasifikasi :

Akut < 4 minggu Sub akut 4 minggu – 3 bulan Kronik > 3 bulan

Diagnosis Banding

SINUSITIS ETHMOID

Keluhan sama seperti sinusitis maksila

Pd anak2 pembengkakan peri-orbital, terutama di sudut mata bagian medial.

Th/ : antibiotika, luksasi konka media ke arah

medial, kadang-kadang perlu dilakukan

etmoidektomi (endonasal).

SINUSITIS FRONTALIS

Nyeri terutama letaknya terlokalisasi diantara dan di atas kedua mata.

Edema ringan di kelopak mata atas.

Th/ : Antibiotika

SINUSITIS SFENOID

Sulit ditegakkan diagnosisnya tanpa pemeriksaan radiologi, yaitu CT-scan.

Nyeri kepala di puncak kepala (vertex) kadang-kadang dibelakang kepala.

Komplikasi khas : pengurangan visus karena tekanan pada kiasma optikum.

ETIOLOGI & FAKTOR PREDISPOSISI

ISPA akibat virus bermacam rhinitis alergi rhinitis hormonal pada wanita hamil polip hidung kelainan anatomi seperti deviasi septum atau

hipertrofi konka sumbatan kompleks ostio-meatal (KOM) infeksi tonsil, infeksi gigi kelainan imunologik.

EPIDEMIOLOGI

DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS Malaise Suhu tubuh subfebril Rasa nyeri sekitar mata, rahang atas, gigi

dan pipi. Keluhan hidung tersumbat, dan pilek dengan

ingus purulen. Nyerinya kebanyakan paling hebat pada pagi

hari dan bertambah nyeri kalau membungkuk ke depan dan gerakan hentakan seperti bergerak naik tangga.

PENATALAKSANAAN Membuka sumbatan di KOM sehingga

drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.

Antibiotik dan dekongestan(gol.penisilin seperti amoksisilin) 10-14 hari.

Jika resisten amoksisilin klavulanat

Analgetik, mukolitik, steroid oral atau topical, pencucian rongga hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatemi).

Tindakan operasi : bedah sinus endoskopi fungsional.

KOMPLIKASI

Kelainan orbita Sinus paranasal yang berdekatan dengan mata.

Kelainan intrakranial meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses otak,

PROGNOSIS

Sinusitis akut 40 % sembuh spontan tanpa antibiotik.

Relaps setelah pengobatan < 5 %.

Komplikasi terjadi kerena pengobatan tidak adekuat.

KESIMPULAN Sinusitis maksila adalah yang paling sering

terjadi.

Diagnosis sinusitis maksilaris dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, serta gejala klinis yang ditunjukkan seperti ; nyeri sekitar mata, rahang atas, gigi dan pipi, hidung tersumbat, pilek dengan ingus purulen, serta sakit kepala.

HIPOTESIS DI TERIMA.

Recommended