26
USULAN KOMPETISI KINCIR ANGIN INDONESIA (KKAI) 2013 NAMA KINCIR : AURA.ONE Disusun Oleh : Muhammad Nur Fattah (11/314422/DPA/03935) Agus Budiman (11/320339/DPA/04068) Tri Alhudi Jumadi (11/313837/DPA/03816) Dhimas Hardy Putra (11/313571/PA/13700) Ary Kusuma Ningsih (10/305238/PA/13465) Isnan Nur Rifai.,M.Eng (052008198501) UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

Aura One Ugm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

example of a proposal for wind turbine project introduced by students of electronic and instrumentation. use for academical purpose only.

Citation preview

Page 1: Aura One Ugm

USULAN

KOMPETISI KINCIR ANGIN INDONESIA (KKAI) 2013

NAMA KINCIR :

AURA.ONE

Disusun Oleh :

Muhammad Nur Fattah (11/314422/DPA/03935)

Agus Budiman (11/320339/DPA/04068)

Tri Alhudi Jumadi (11/313837/DPA/03816)

Dhimas Hardy Putra (11/313571/PA/13700)

Ary Kusuma Ningsih (10/305238/PA/13465)

Isnan Nur Rifai.,M.Eng (052008198501)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Aura One Ugm

1

Page 3: Aura One Ugm

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.......... .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II. DASAR PEMILIHAN JENIS TURBIN ANGIN ............................... 5

BAB III. PERANCANGAN KOMPONEN SISTEM TURBIN ANGIN ...... 7

BAB IV. RENCANA ANGGARAN……………………………………. ..................... 12

BAB V. PENUTUP ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

LAMPIRAN……………………………………………………………………………. 16

Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesanggupan Mengikuti Kompetisi ........................... 17

Lampiran 2. Biodata Pembina, Ketua dan Anggota Pelaksana.................................. . 19

Lampiran 3. Drawing Detail Engineering Design ...................................................... 20

Lampiran 4. Gambaran Teknologi yang hendak diterapkembangkan ........................ 21

Page 4: Aura One Ugm

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kapasitas dan prediksi World Wide Energy 1997-2010...…………… 4

Gambar 3.1 Konstruksi Generator AC.....................……………………………… 8

Gambar 3.2 Perancangan Tower AURA.ONE.................………………………… 9

Gambar 3.3 Mikrokontroller AT MEGA 32..............................................……….. 10

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan

lokasi potensial.................................................................................. 2

Tabel 1.2 Kondisi Angin yang dapat Menghasilkan Energi………………… 3

Tabel 4.1 Rencana Anggaran............................................................................. 12

Page 5: Aura One Ugm

4

KATA PENGANTAR

Segala puji penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang, dimana rahmat dan kasihNya yang diberikan kepada

penyusun takkan pernah terbilang. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) ini sebagai bentuk persembahan bagi

orang yang penyusun sayang.

Penyusun menyadari bahwa Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) ini

tiada akan selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam

kesempatan ini, izinkan Penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih

kepada :

1. Orang Tua kami penyusun atas semua doa dan kasih sayangnya yang

tiada pernah henti diberikan kepada penyusun.

2. Bapak Isnan Nur Rifai S.Si., M.Eng. sebagai dosen pembimbing yang

telah berkenan membimbing dan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan

program ini.

3. Bapak Saka Gilap Asa, yang telah berkenan membantu mewujudkan

teknologi dibidang tenaga angin dan berkenan membimbing serta

memberikan pengarahan dalam penerapan teknologi ini.

4. Mahasiswa Elektronika & Instrumentasi UGM

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya yang tidak dapat

penyusun sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan HidayahNya serta memberikan

balasan atas semua kebaikan yang telah diberikan dengan tulus oleh pihak-

pihak di atas kepada penyusun.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, penyusun menyadari bahwa karya ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun penyusun harapkan guna menjadikan karya ini, suatu karya

yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 25 Oktober 2013

Penulis

v

Page 6: Aura One Ugm

1

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun oleh P. La

Cour dari Denmark diakhir abad ke-19. Setelah perang dunia I, layar dengan penampang

melintang menyerupai sudut propeler pesawat sekarang disebut kincir angin tipe propeler' atau

turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940,

ukurannya sangat besar yang disebut mesin Smith-Putman, karena dirancang oleh Palmer

Putman, kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari York

Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan menaranya setinggi 100 ft

(34m). Tapi salah satu batang propelernya patah pada tahun 1945. (Astu Pudjanarso, 2006)

Pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan

habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada tahun tersebut.

Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun.

Sementara tingginya kebutuhan migas tidak diimbangi oleh kapasitas produksinya menyebabkan

kelangkaan sehingga di hampir semua negara berpacu untuk membangkitkan energi dari sumber-

sumber energi baru dan terbarukan. (DESDM, 2005)

Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat

karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang

senantiasa meningkat. Salah satu sumber pemasok listrik, PLTA bersama pembangkit listrik

tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) memang memegang peran penting

terhadap ketersediaan listrik terutama di Jawa, Madura, dan Bali.

Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya energi yang sangat melimpah, salah

satunya adalah sumber energi angin. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan salah satu

Negara yang terletak di garis khatulistiwa merupakan faktor, bahwa Indonesia memiliki potensi

energi angin yang melimpah.Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara

panas dan udara dingin. Di daerah katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang dan

menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin. Sebaliknya daerah kutub

yang dingin, udara menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran

udara berupa perpindahan udara dari kutub utara ke garis katulistiwa menyusuri permukaan

bumi dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara,

melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Potensi energi angin di Indonesia cukup memadai,

Page 7: Aura One Ugm

2

karena kecepatan angin rata-rata berkisar 3,5 - 7 m/s. Hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional (LAPAN) pada 120 lokasi menunjukkan, beberapa wilayah memiliki

kecepatan angin di atas 5 m/detik, masing-masing Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,

Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa.

Kelas Kec. Angin (m/s) Daya Spesifik

(W/m2)

Kapasitas

(kW) Lokasi

Skala Kecil 2,5 – 4,0 < 75 s/d 10 Jawa, NTB, NTT, Maluku,

Sulawesi

Skala

Menengah 4,0 – 5,0 75 – 150 10 – 100 NTB, NTT, SulSel, SulTra

Skala Besar > 5,0 > 150 > 100 Sulsel, NTB, NTT, Pantai

Selatan Jawa

Sumber : LAPAN, 2005

Tabel 1.1 Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan lokasi potensial.

Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam sistem konversi angin di seluruh Indonesia

mencapai 1,4 MW yang tersebar di Pulau Selayar (Sulawesi Utara), Nusa Penida (Bali),

Yokyakarta, dan Bangka Belitung. Melihat potensi wilayah pantai cukup luas, pemanfaatan

tenaga angin sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk

dikembangkan lebih lanjut (Eko S. Baruna, Pusat data dan Informasi ESDM).

Salah satu pemanfaatan energi angin adalah penggunaan turbin angin yang banyak

digunakan untuk kebutuhan pertanian, seperti untuk menggerakkan pompa untuk keperluan

irigasi, serta kebutuhan akan energi yaitu sebagai pembangkit listrik energi angin. Berbagai

macam penemuan turbin angin sebagai pembangkit energi alternatif sudah ditemukan sejak lama

dengan berbagai macam bentuk desain. Turbin angin tipe savonius adalah salah satu macam

turbin angin yang ditemukan sebagai pemanfaatan energi angin yang bekerja dengan

memanfaatkan kecepatan angin. Bentuk sudu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

menghasilkan gaya dorong yang akan memutar rotor. Besarnya putaran rotor yang dihasilkan

berbanding lurus dengan besarnya kecepatan angin.

Page 8: Aura One Ugm

3

Syarat -syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik

dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis

pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk

pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. Pemanfaatan energi angin merupakan

pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA

(World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang

dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total

kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam

pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga

angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt. Gambar 1 menunjukkan grafik Kapasitas dan

Prediksi Energi oleh World Wide Energy 1997-2010.

Tabel 1.1 Kondisi Angin yang dapat Menghasilkan Energi

Page 9: Aura One Ugm

4

I.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

1. Menciptakan Kincir Angin dengan tipe turbin Vertical Axis Wind Turbin sebagai

Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang handal, efektif, dan efisien.

2. Tersedianya listrik menggunakan tenaga angin di daerah/pulau terpencil.

Manfaat :

1. Memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi yang murah dan ramah

lingkungan.

2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan turbin angin.

Gambar 1.2 Kapasitas dan Prediksi World Wide Energy 1997-2010

Page 10: Aura One Ugm

5

BAB II. DASAR PEMILIHAN JENIS TURBIN ANGIN DAN KOMPONEN-KOMPONEN

SISTEM.

Turbin angin sumbu vertikal/tegak (TASV) atau Vertical-axis wind turbines

(VAWT) memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama

susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan

ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu

mendayagunakan angin dari berbagai arah.

Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat

tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan

perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang

berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat

cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.

Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat

ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan

angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin

yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran

yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan

Page 11: Aura One Ugm

6

getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya

pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang

dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal

bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.

Kelebihan Turbin Angin Sumbu Vertikal(TASV):

a. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.

b. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-

bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.

c. TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara

melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari

mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.

d. Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat

persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu

daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.

e. TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya

TASV mulai menghasilkan listrik pada 10 km/jam (6 m.p.h.)

f. TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari

ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih

kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.

g. TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang

dibangun.

h. TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi

yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang

puncaknya datar dan puncak bukit).

i. TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.

j. Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

Komponen sudu menggunakan bahan berupa allumunium, dasar dari pemeilihan

tersebut adalah bahan yang mudah dibentuk dan mempunyai massa stress tingkat tinggi,

sehingga dapat menahan angin yang kencag. Selanjutnya komponen Generator

menggunakan DC Generator Sinkron Permanen Magnet (GSMP), Tower pondasi

menggunakan bahan pipa besi-baja yang di pasang dengan desain sedemikan rupa sehingga

Page 12: Aura One Ugm

7

dapat menahan putaran redaman dari kincir VAWT, Sistem kendali menggunakan

komparator yang melakukan kendali pangaturan duty cycle konverter boost untuk

memastikan bahwa tegangan keluaran non converter lebih besar dari tegangan beban.

Dengan pengaplikasian sistem kendali yang menggunakan mikrokontroller pada kincir

ekstraksi energy angin dapat terjadi pada kecepatan yang relative lebih rendah dari sistem

kendali biasa.

BAB III. PERANCANGAN DAN ATAU PROSES PEMBUATAN KOMPONEN SISTEM

TURBIN ANGIN.

II.1 Sudu atau Rotor,

Dirancang menggunakan 2 blade dengan sistem changer shift automatically ,

sehingga jika ada angin dari arah depan maka secara bergantian blade 1 berposisi dari

menghadang terdorong ke posisi ke blade 2 menjadi melawan angin dengan posisi lurus

jadi tidak terjadi penghambatan arah angin yang berdampak mengurangi perputaran dari

kincir dan mengurangi daya yang dihasilkan.

II.2 Generator,

Menggunakan Generator Sinkron Permanet Magnet yang dipasang secara

horizontal dengan perpaduan gearset dari kincir menuju generator. Generator yang

digunakan adalah generator DC. Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor

listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC

menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis

berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar

(anker), jenis generator DC yaitu:

a. Generator penguat terpisah

b. Generator shunt

c. Generator kompon

Konstruksi Generator DC

Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent

dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter

eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1

menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Page 13: Aura One Ugm

8

Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent

dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter

eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar

3.1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Gambar 3.1 Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam,

dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka

motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor

terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Prinsip kerja Generator DC

Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialahPercobaan

Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan

dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan

berubah-ubah.

Ada 3 hal pok ok terkait dengan GGL Induksi ini, yaitu :

Page 14: Aura One Ugm

9

1. Adanya flux magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.

2. Adanya kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF.

3. Adanya perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik.

Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun, pada

generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang

digunakan pada generator DC berupa cincin belah (komutator).

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

• Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.

• Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

II.3 Tower dan Pondasi,

Gambar 3.2 Perancangan tower AURA.ONE

Menggunakan tower pipa dirancang untuk dilalui oleh inner shaft yang

menghubungkan antara kincir dengan generator, Menggunakan pondasi dirancang

menggunakan Guy line yang dikaitkan pada sisi-sisi tower ditancapkan ke tanah, serta

tapak yang dipasang pada kaki-kaki tower.

II.4 Sistem Kendali,

Page 15: Aura One Ugm

10

Komparator digunakan untuk menyetabilkan tegangan keluaran dengan

memanfaatakan trafo penyetabil tegangan. Pada dasarnya arus input dikendalikan oleh

relay, yang dipasang untuk memilih tegangan input primer yang diinginkan dengan

menentukan set pin pada lilitan sekunder besarnya tidak lebih dari 24 volt.

II.5 Metode Pembuatan Komponen.

1.1 Studi Literatur

Langkah pertama dalam merancang sistem ini adalah dengan mengumpulkan

data-data berupa artikel-artikel yang berkaitan dengan perancangan sistem rancang

bangun turbin angin serta otomasi sensor guna memperkuat landasan teori untuk

merancang AURA.ONE. Literatur yang digunakan bersumber dari jurnal-jurnal ilmiah

dan elektronika, artikel-artikel teknik serta menggali informasi dari berita ataupun artikel

secara online melalui internet. Langkah berikutnya adalah mewawancari para ahli

terutama dalam bidang yang berkaitan dengan perancangan sistem yaitu ahli elektronika

maupun teknik mesin.

1.2 Perancangan Sistem

Perancangan Sistem terdiri atas 3 tahap, yaitu: perancangan perangkat lunak

sistem, perancangan elektronis sistem dan perancangan mekanik sistem.

1.3 Implementasi

Implementasi sistem dibagi menjadi beberapa tahap sesuai dengan perancangan

sistem. Setelah semua tahap telah selesai diimplementasikan maka setelah itu alat diuji

coba.

1.4 Evaluasi Sistem

Evaluasi tersebut dilakukan untuk menyimpulkan dari hasil dan data yang

didapat setelah dilakukan percobaan di lapangan. Dari kegiatan evaluasi ini diharapkan

segala kekurangan dari sistem dapat diperbaiki sehingga dapat bermanfaat dengan

sempurna bagi penggunanya.

Langkah selanjutya dalam pembuatan komponen kincir ini adalah dengan

mengumpulkan data-data berupa jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan perancangan

sistem, mensimulasikan dan melakukan perhitungan kecepatan putaran kincir terhadap

wilayah pantai Bantul dengan perbandingan nilai yang dihasilkan oleh generator.

Page 16: Aura One Ugm

11

Langkah selanjutnya menghasilkan dan memilih alternatif mengembangkan alternatif

yang Lebih Tepat serta Merealisasikan Mengoperasikan & Evaluasi

Menggunakan CNC (Computer Numerecal Control) untuk membuat dan

membentuk sudu atau blade dan gear set. Setelah blade terbentuk dan komponen lain

sudah tersedia kemudian dirancang sesuai dengan desain yang telah dibuat. Blade

dipasang dengan sudut vertikal, Kedua blade dihubungkan ke gearset lalu dipasangi shaft

menuju generator dan generator siap dipasangi beban.

Page 17: Aura One Ugm

12

BAB IV. RENCANA ANGGARAN

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

BLOK BILAH/BLADE

1 Blade (plat alumunium) Rp 500.000,00 2 Blade Shaft (pipa alumunium) Rp 250.000,00

3 Blade Bearing Rp 100.000,00 4 Blok Timing Frame Rp 75.000,00 5 3x Timing Pullet 120 bit Rp 200.000,00 6 1x Timing Pulley 60 bit Rp 75.000,00 7 Alumunium Profil Rp 50.000,00

8 4x Dudukan Bearing ukuran Blade Rp 200.000,00

9 2x Dudukan Bearing Ukuran Main Shaft Rp 150.000,00

10 Main Shaft Bearing Rp 250.000,00

11 Inner Shaft untuk Rudder Rp 50.000,00

12 Rudder Part (Plat Alumunium Segitiga) Rp 200.000,00

13 Bearing Rudder Rp 50.000,00

14 Timing Belt Rudder to Blade Rp 25.000,00

15 Timing Belt Rudder to Blade Rp 25.000,00

16 Guy Line Rp 600.000,00

17 Guy Line Hardpoint Rp 500.000,00

18 Guy Line Anchor Rp 300.000,00

19 Gear Reductor Rp 900.000,00

20 Safety Coupling Rp 1.500.000,00

BLOK GENERATOR

21 Generator Sinkron Permanen Magnet (GSMP) Rp 800.000,00

BLOK TOWER & PONDASI

22 Pipa Besi&Baja Rp 500.000,00

BLOK SISTEM KENDALI

23 Trafo Rp 100.000,00

24 Komponen Elektronis Rp 200.000,00

TOTAL Rp 10.000.000,00

Page 18: Aura One Ugm

13

BAB V. PENUTUP

Kami harapkan dengan terwujudnya kincri angina AURA-ONE mampu menjadi kincir

terbaik yang handal, efisien dan menjadi salah satu alternative sumber energi yang dapat

membantu mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia khususnya pada daerah terpencil yang

membutuhkan, mewujudkan cita-cita pada tahun 2020 listrik sudah ada di seluruh Indonesia.

Serta menjadikan sebuah sarana implementasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

telah diperoleh dari akademika demi kemajuan bangsa dan negara.

Demikian proposal kincir AURA-ONE ini kami buat, semoga dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi para juri Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2013.

Page 19: Aura One Ugm

14

DAFTAR PUSTAKA

Sudaryanto, S. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Angin

<http://eprints.uny.ac.id/8340/2/bab%202%20%2007306141010.pdf>. Diakses 20

Oktober 2013. (Skripsi)

Agrios G. N. 1978. VAWT. Academic Press, Inc. New York, USA. 703 p.

Carlson, D. 2001. Wind Energy, a 90-minute Explanatory Video, Scientific Enterprises, Inc.,

Hazel Hills Farm, Wisconsin. USA.

Hofman, Harm. 1987. Energi Angin (Alih Bahasa Harun ): Binacipta Suharsimi,

Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Kadir, Abdul. 1995. Energi Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi. Jakarta

: UI Press.

R.Wartena . 1987. Generator Angin (Alih Bahasa Harun dan Ir. Sobandi Sachri ): Binacipta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2003. Departemen pendidikan Nasional. Jakarta

Soeparno, & Soepatah, Bambang. 1979. Mesin Listrik 2. Departeman pendidikan dan

kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta

Rijono, Yon 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Offset.

Basri, Sarjoni & Syah, Djalinus. 2001. Kamus Teknik Inggris-Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dagun, Save M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga Pengkajian Kebudayaan

Nusantara. Jakarta.

-. 1994. Fundamental of Electricity Step 2. PT. TOYOTA

Sumanto. 1992. Mesin-mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset.

Abdul Kadir. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.

Okta, Nanang. 2006. Menabur Angin, Menuai Energi. Yayasan Pijar Cendikiawan. Bandar

lampung.

Indartono, Yuli S. 2005. Krisis Energi di Indonesia. Graduate School of Science and

Technology, Kobe University, Japan.

Page 20: Aura One Ugm

15

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Kesanggupan mengikuti kompetisi

Page 21: Aura One Ugm

16

Page 22: Aura One Ugm

17

Lampiran 2 Biodata Pembina, Ketua, dan Anggota Tim.

BIODATA SINGKAT PENGUSUL

a. Pembina

Nama Lengkap : Isnan Nur Rifai.,M.Eng

NIDN : 052008198501

Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3

Elektronika dan Instrumentasi

b. Ketua Pelaksana

NamaLengkap : Muhammad Nur Fattah

NIM : 11/314422/DPA/03935

Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3

Elektronika dan Instrumentasi

c. Anggota Pelaksana 1

NamaLengkap : Agus Budiman

NIM : 11/320339/DPA/04068

Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3

Elektronika dan Instrumentasi

Page 23: Aura One Ugm

18

d. Anggota Pelaksana 2

NamaLengkap : Tri Alhudi Jumadi

NIM : 11/313837/DPA/03816

Fakultas/Jurusan : Sekolah Vokasi/D3

Elektronika dan Instrumentasi

e. Anggota Pelaksana

NamaLengkap : Dhimas Hardy Putra

NIM : 11/313571/PA/13700

Fakultas/Jurusan : MIPA/ Elektronika dan Instrumentasi

f. Anggota Pelaksana 4

NamaLengkap : Ary Kusuma Ningsih

NIM : 10/305238/PA/13465

Fakultas/Jurusan : MIPA/ Elektronika dan Instrumentasi

Page 24: Aura One Ugm

19

Lampiran 3 Gambar atau Drawing Detail Engginering Design.

Tampak samping atas

Tampak Depan

Page 25: Aura One Ugm

20

Tamapk samping

Drawing desain pondasi

5 meter

3 meter

Page 26: Aura One Ugm

21

Drawing Desain Sudu / Blade

1.5 meter

1 meter