15
PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI KE-4 TAHUN 2018 Volume 4 : November 2018 10 DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG ARSITEKTUR BALLAQ LOMPOA Hartawan*, Imriyanti, Dahri Kuddu & A. A. Dwi Destrina Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171 *E-mail: [email protected] Abstract Makassar ancient legacy leaves the evidence of its culture in the form of the houses called Ballaq Lompoa. This house shape and its character have appeared in this world before lontaraq age. The existence of this house in the long period, improving academic passion to reveal its harmony in structural and architectural arrangement as the research goal. Exploring ancient document as historical interpretation, research methods and field study was conducted. An ancient document in the form of ancient drawing house and four old house samples used to solve the research problem. The house shapes in an ancient document contain some valuable evidence of Ballaq Lompoa. It’s bridging information of the house layout in the form of two masses; symbols in the form of buffalo horn; ornament in the form of the roof, front cover composition in six layers; and the room function in vertical arrangement divided in three. The evidence above, recently still available as well as in the past. The construction method to support the structure stability showed the dynamic development. The old house samples contain the trace of the simplicity and finishing by carpenters skills in the past as the consideration to find the original construction method. There are three points to explain the structure dynamics, The foundation systems, the flooring support system, and the roof base floor systems. The basic principles used in the house foundation are pin joint, assemble in two ways by free standing and inserting in the earth. The flooring support is system constructed in three ways. The roof base floor has the system constructed in each sample. The dynamics of the structural system and the construction methods in Ballaq Lompoa is more variedt than the dynamics of architectural arrangement. The architectural arrangements, functions, social symbolism, is more static and slow in changes than the structural system. Keywords: structure system, Construction method, Ballaq Lompoa, Architecture PENDAHULUAN Arsitektur sebagai cabang ilmu pengetahuan pada awal kebangkitannya diperkenalkan oleh Vitrivius dengan 3 unsur pembentuknya yaitu; venustas, firmitas dan utilitas. Ketiga serangkai unsur pembentuk tersebut memberi makna akan karya arsitektur yang harus memiliki fungsi, dapat bertahan melayani menopang bentuk fisik dan dapat dinikmati dengan nyaman dalam keindahan. Pengertian secara harfiah dari keterangan tersebut mengandung makna bahwa karya arsitektur harus memiliki kegunaan yang terwujud dari dukungan sistem struktur yang kokoh untuk memberikan kenikmatan pelayanan fungsi kepada pengguna dan keindahan bagi pengamatnya. Keterangan tersebut di atas senada dengan Henry Wooton pada abad ke 17 mengembangkannya menjadi firmness, commodity, and delight, (Mac Donald, 2001). Henry menyebut commodity sebagai pengganti utility untuk menggambarkan perwujudan bentuk bangunan sebagai tujuan terpenuhinya suatu tuntutan fungsi yang diharapkan dapat terwujud dari keberadaannya. Delight berkaitan dengan unsur visual yang terpancar dari bangunan. Firmness menyangkut masalah perlindungan bangunan secara fisik. Firmness hanya dapat dicapai melalui penggunaan struktur, tanpa struktur bangunan tidak akan terwujud dan tanpa bangunan delight tidak akan tercapai. Karya arsitektur telah menyandang status sebagai ukuran jati diri peradaban suatu kaum. Bentuk karya yang berbentuk fisik ini dikategorikan sebagai karya monumental sejak jaman dahulu. Bangunan peninggalan sejarah

DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

10

DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG

ARSITEKTUR BALLAQ LOMPOA

Hartawan*, Imriyanti, Dahri Kuddu & A. A. Dwi Destrina

Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171

*E-mail: [email protected]

Abstract

Makassar ancient legacy leaves the evidence of its culture in the form of the houses called

Ballaq Lompoa. This house shape and its character have appeared in this world before

lontaraq age. The existence of this house in the long period, improving academic passion to

reveal its harmony in structural and architectural arrangement as the research goal.

Exploring ancient document as historical interpretation, research methods and field study

was conducted. An ancient document in the form of ancient drawing house and four old

house samples used to solve the research problem. The house shapes in an ancient document

contain some valuable evidence of Ballaq Lompoa. It’s bridging information of the house

layout in the form of two masses; symbols in the form of buffalo horn; ornament in the form

of the roof, front cover composition in six layers; and the room function in vertical

arrangement divided in three. The evidence above, recently still available as well as in the

past. The construction method to support the structure stability showed the dynamic

development. The old house samples contain the trace of the simplicity and finishing by

carpenters skills in the past as the consideration to find the original construction method.

There are three points to explain the structure dynamics, The foundation systems, the

flooring support system, and the roof base floor systems. The basic principles used in the

house foundation are pin joint, assemble in two ways by free standing and inserting in the

earth. The flooring support is system constructed in three ways. The roof base floor has the

system constructed in each sample. The dynamics of the structural system and the

construction methods in Ballaq Lompoa is more variedt than the dynamics of architectural

arrangement. The architectural arrangements, functions, social symbolism, is more static

and slow in changes than the structural system.

Keywords: structure system, Construction method, Ballaq Lompoa, Architecture

PENDAHULUAN

Arsitektur sebagai cabang ilmu pengetahuan pada awal kebangkitannya diperkenalkan oleh Vitrivius dengan 3

unsur pembentuknya yaitu; venustas, firmitas dan utilitas. Ketiga serangkai unsur pembentuk tersebut memberi

makna akan karya arsitektur yang harus memiliki fungsi, dapat bertahan melayani menopang bentuk fisik dan

dapat dinikmati dengan nyaman dalam keindahan. Pengertian secara harfiah dari keterangan tersebut

mengandung makna bahwa karya arsitektur harus memiliki kegunaan yang terwujud dari dukungan sistem

struktur yang kokoh untuk memberikan kenikmatan pelayanan fungsi kepada pengguna dan keindahan bagi

pengamatnya.

Keterangan tersebut di atas senada dengan Henry Wooton pada abad ke 17 mengembangkannya menjadi

firmness, commodity, and delight, (Mac Donald, 2001). Henry menyebut commodity sebagai pengganti utility

untuk menggambarkan perwujudan bentuk bangunan sebagai tujuan terpenuhinya suatu tuntutan fungsi yang

diharapkan dapat terwujud dari keberadaannya. Delight berkaitan dengan unsur visual yang terpancar dari

bangunan. Firmness menyangkut masalah perlindungan bangunan secara fisik. Firmness hanya dapat dicapai

melalui penggunaan struktur, tanpa struktur bangunan tidak akan terwujud dan tanpa bangunan delight tidak

akan tercapai.

Karya arsitektur telah menyandang status sebagai ukuran jati diri peradaban suatu kaum. Bentuk karya yang

berbentuk fisik ini dikategorikan sebagai karya monumental sejak jaman dahulu. Bangunan peninggalan sejarah

Page 2: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

11

merupakan salah satu diantaranya. Perkembangan peradaban dunia menjadi terhubung oleh karena adanya

peninggalan karya arsitektur. Peninggalan karya arsitektur tidak hanya terdapat di Negara yang dianggap

memiliki peradaban maju dalam anggapan dan pandangan manusia jaman modern. Negara terbelakang

sekalipun menjadi terkemuka dengan adanya bukti peninggalan masa lalu dalam bentuk karya arsitektur yang

dimilikinya.

Etnis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan secara umum memiliki warisan peninggalan sejarah yang sempat

menjadi perhatian dunia. Warisan ini berupa karya monumental dalam bentuk bangunan rumah dan perahu.

Perahu yang terkenal adalah perahu pinisi sedangkan bangunan rumah dikenal dengan nama Ballaq Lompoa.

Ballaq Lompa adalah ciri khas warisan budaya etnis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Ballaq lompoa

yang berarti rumah besar atau rumah kebesaran menjadi bukti kejayaan budaya etnis Makassar di masa lampau.

Jenis rumah seperti ini masih dapat dijumpai di beberapa tempat di kawasan Provinsi Sulawesi Selatan.

Bangunan peninggalan ini menyimpan informasi secara implisit yang tersembunyi dibalik kehadirannya.

Kebanggaan Provinsi Sulawesi Selatan patut di syukuri dari kekayaan yang dimiliki dalam bentuk warisan

peninggalan budaya. Salah satu diantara peninggalan tersebut adalah adanya bukti fisik bangunan rumah raja di

kawasan tertentu dan masih dapat bertahan hingga saat ini 2018. Lokasi-lokasi rumah raja yang umum dikenal

dengan sebutan Ballaq Lompoa oleh saudara-saudara kita beretnis Makassar masih dapat ditemukan di tempat-

tempat seperti di Buluqtana, Sungguminasa, Bajeng, Galesong Kabupaten Takalar.

Kehadiran rumah Ballaq Lompoa yang tersebar diseputar kawasan Makassar menjadi objek penelitian menarik

bagi pemerhati ilmu arsitektur. Keragaman jumlah dari bentuk yang tampak sama secara kasat mata dari

pandangan luar mengundang pertanyaan untuk mengungkap hal spesifik yang masih tersembunyi dibalik

bentukan fisiknya. Pengungkapan kearifan lokal berupa tatanan ruang arsitektural dan struktural yang terdapat

dalam bangunan tua yang ada di kawasan Provinsi Sulawesi Selatan secara khusus menjadi amanah bagi

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Penelitian ini pada dasarnya akan mengungkapkan iring-iringan perkembangan sistem struktur dan tatanan

ruang arsitektur. Apakah dalam perjalanannya melintasi waktu, terdapat perbedaan atau terjadi dukungan yang

kompak diantara keduanya menjadi permasalahan penelitian. Dinamika perjalanan sistem struktur dalam

tatanan ruang arsitektur yang terjadi di rumah kebanggaan etnis Makassar diduga mengandung nilai yang dapat

memberi sumbangan berharga dalam pandangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil penelitian ini akan

menjadi bahan tambahan referensi secara rinci tentang keragaman metode membangun struktur dengan

perkembangan fungsi yang harus dilayani oleh struktur bangunan.

Permasalahan penelitian ini adalah fenomena struktur dan arsitektur yang terjadi di rumah kebanggaan etnis

Makassar. Apakah perjalanan atau perkembangan sistem struktur dan perkembangan tatanan ruang secara

arsitektur berjalan beriring atau tidak?. Permasalahan penelitian dirumuskan untuk mempertajam pembahasan

dengan mengurainya menjadi 3 hal yaitu; 1). Eksistensi layout bentuk dan elemen arsitektur rumah Ballaq

Lompoa dalam rentang perjalanan waktu., 2) Keragaman metode membangun struktur rumah Ballaq Lompoa.,

3). Dinamika sistem struktur dan tatanan bentuk serta ruang arsitektur.

Tujuan penelitian adalah: 1). Menemukenali dinamika layout bentuk dan elemen arsitektural Ballaq Lompoa

dalam rentang waktu; 2). Menemukenali keragaman metode membangun struktur bangunan Ballaq Lompoa; 3)

mengungkapkan dinamika sistem struktur dan tatanan bentuk serta ruang arsitektur Ballaq Lompoa. Keragaman

sistem struktur dan tatanan ruang arsitektur dijabarkan dalam tataran perbandingan. Dinamika antara sistem

struktur dan tatanan ruang dijabarkan dalam keselarasan fungsi dan makna.

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur dan arsitektur adalah dua hal yang menarik dalam penelitian. Kedua hal ini mengandung cakupan

pandangan akademik yang cukup luas. Mata rantai permasalahan yang ada dapat terjadi dari berbagai sektor.

Bangunan peninggalan masa lalu dalam penelitian merupakan primadona penelitian. Pandangan peneliti dapat

di akses dari segala sudut pandang dan memungkinkan untuk diselesaikan dengan berbagai metode ilmiah.

Pembahasan bangunan tua dalam penelitian sering muncul dengan berbagai istilah atau sebutan. Istilah

popularnya adalah vernacular, tradisional, dan bangunan bersejarah. Tinjauan permasalah bangunan tua yang

muncul dalam penelitian terakhir memperlihatkan keragaman pandangan. Sudut pandang yang ada kerap

Page 3: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

12

muncul adalah melihat masalahnya secara parsial. Permasalahan yang umum adalah perkotaan, keberlanjutan,

iklim, dan pencarian identitas.

Pelajaran dari pengungkapan bangunan tua dari sudut pandang pembangunan berkelanjutan dikembangkan oleh

Hamed 2018, penelitiannya mengungkapkan keunggulan arsitektur vernacular Pulau Qeshm di Iran. Karya

arsitektur ini mampu membuat keselarasan antar manusia dan lingkungannya untuk memenuhi tuntuan

kebutuhan hidup yang harmonis dan berkelanjutan. Hasil karya vernacular ini mampu memenuhi kebutuhan

sosial dan budaya masyarakat. Kemampuanya menempatkan diri dalam mengarungi perubahan perjalanan

sejarah yang cukup panjang merupakan bukti kehebatan teknorat jaman dahulu menciptakan identitas diri.

Kemampuan ini terjabarkan dalam kemampuannya yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan/iklim dan

keandalan sistem strukturnnya.

Penelitian senada dengan Hamed dikembangkan oleh Parinaz 2016. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa

arsitektur vernacular Bushehr di Iran bagian selatan menemukan keunggulan penggunaan konsep

kesinambungan. Aplikasi rancangan yang ditemukan adalah dengan mengurangi penetrasi sinar matahari dan

mengoptimalkan aliran angin yang masuk kedalam bangunan. Prinsip utamanya adalah mengoptimalkan

potensi iklim dan mengurangi konsumsi energi. Aplikasinya berupa penggunaan elemen struktur yang padat

sebagai pembayangan untuk mengurangi terpaan matahari; penataan orientasi bangunan sesuai dengan orientasi

aliran angin; penataan orientasi jalan dalam kota yang mengarah kelaut; dan penggunaan bahan yang memiliki

daya hantar panas yang rendah.

Pandangan lain dalam penelitian bangunan tua adalah pencarian jati diri. Senada denga hal ini dikemukakan

oleh Teuta 2017. Hasil analisisnya menemukan bahwa arsitektur sebagai bagian integral dari perkembangan

masyarakat di Kosovo memegang peran penting dalam menentukan identitas diri dalam mengarungi perjalanan

sejarahnya. Sejarah suatu kawasan memegang peran penting dalam memberi pengaruh terhadap terbentuknya

suatu kawasan. Identitas ini memungkinkan untuk mengenali Kosovo di masa datang dari pembuktian kejayaan

masa lalu. Karya arsitektur yang menjadi pembuktiannya adalah karya yang terbangun pada jaman liberal

antara tahun 1970 an hingga tahun 1980 an. Pengaruh aristektur Eropa pada jamannya terlihat pengaruhnya dan

menjadi bagian yang menyulitkan untuk mengungkapkan identitas diri karya arsitektur tradisionalnya.

Media bangunan tua sebagai inspirasi dan inovasi dikemukakan oleh, Berrak 2016. Paparan hasil

penelusurannya mengatakan, arsitektur vernacular khususnya arsitektur tradisional menjadi inspirasi inovasi

pembangunan berkelanjutan dalam hal pembangunan lingkungan dan sosial ekonomi. Hal ini terungkap dalam

penelitiannya di rumah vernakular Erzurum di Turki. Orientasi bangunan di kawasan ini adalah utara selatan

mengikuti arah aliran angin. Dinding dibuat tebal sekitar 1 meter sebagai penampung panas. Pintu ditempatkan

di bagian utara atau selatan untuk menghindari akibat buruk pengaruh angin.

Hubungan antara bangunan tua dan bangunan modern menjadi perhatian lain dari peneliti. Mamun 2015,

memaparkan bahwa arsitektur modern dan arsitektur vernacular pada dasarnya adalah memiliki prinsip yang

sama, hanya dilihat berbeda dari segi image. Solusi arsitektur vernacular dalam hal struktur dan bahan, modul,

paham minimalis, adaptasi pada hakekatnya adalah inti dari modern.

Harapan akan pentingnya peran bangunan tua dikemukakan oleh Yin 2016. Hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa bangunan neo vernacular arsitektur masih memiliki tempat tersendiri dalam pasaran

perancangan. Nilainya adalah disamping bentuk bangunannya dan kedudukannya sebagai bangunan budaya

juga penggunaan teknologi setempat sebaiknya digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perancangan

bangunan modern. Metode ini selayaknya dikembangkan sebagai prinsip utama untuk dikembangkan.

Penggunaan media peninggalan sejarah berupa penelusuran perkembangan kawasan permukiman tua diteliti

oleh Randa 2016. Penelitian ini melihat pandangan yang lebih luas. Pengujian terhadap teori untuk mengukur

keberhasilan rancangan kota ditelusuri dalam perkembangan terbentuknya ruang social. Rinkasan temuanya

tercatatkan bahwa ukuran keberhasilan proses rancangan perkotaan berdasarkan dimensi morpologi,

perceptual,social, fungsi dan fisik. Unsur pengukuran kesuksesan ini terlihat dengan jelas dalam penelusuran

proses pembentukan lahirnya 3 desa tua di Gourna. Lahirnya ruang publik di desa baru merupakan bagian dari

desa lama yang memiliki nilai ruang spesifik. Setiap perubahan komponen dalam proses lahirnya ruang baru

akan menghasilkan sesuatu yang berbeda.

Césaire 2017 menggunakan bangunan tua sebagai materi penelitian dengan fokus pada penggunaan bahan

bangunan. Ditemukan bahwa dinding rumah di Burkina Faso khususnya di Ouagadougou terbuat dari bahan

Page 4: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

13

setempat. Penggunaan bahan ini sesuai dengan teknik konstruksi dan tepat secara arsitektur. Pandangan dari

sudut metode pembelajaran struktur terungkap bahwa, metode belajar berkolaborasi untuk memahami

kelemahan dan kekuatan sistem struktur adalah hal yang penting dan memberi efek terhadap pengembangan

pribadi peserta pelatihan. Pelajaran ini tentunya menjadi dasar bagi pekerjaan arsitek, Sarah 2017.

Tinjauan penelitian yang berkembang sebagaimana dikemukakan terlihat adanya kecenderungan yang minim

untuk melihat sistem struktur bangunan tua dan tatanan bentuk serta ruang arsitekturnya. Dengan demikian

penelitian ini yang akan melihat keselarasan perjalanan antara sistem struktur dengan tatanan ruang arsitektur

akan memberi warna baru dalam penelitian yang fokus terhadap bangunan tua.

Uraian di atas mengemukakan paparan tentang penggunaan bangunan tua dengan berbagai sebutan sebagai

objek penelitian. Seluruh rangkaian penelitian yang telah dilakukan bila dibanding dengan penelitian yang akan

dilaksanakan menjelaskan kedudukan originalitas penelitian ini. Lokus, focus, dan konteks penelitian ini sangat

jelas berbeda sehingga penelitian adalah penelitian yang bebas dari unsur plagiasi.

METODE PENELITAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Metode pengambilan pengungkapan sistem struktur dan

tatanan ruang arsitektur menggunakan observasi lapangan. Metode pengungkapan layout bentuk, ornamen dan

simbol menggunakan historical interpretation. Metode pengungkapan dinamika sistem struktur dan tatanan

aristektur menggunakan argumentasi logika.

Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah catatan peninggalan budaya etnis Makassar berupa lontaraq dan rumah tua

peninggalan budaya etnis Makassar yang bernama yang dikenal dangan sebutan Ballaq Lompoa. Objek yang

akan diamati dalam penelitian ini terdiri gambaran bentuk bangunan dari catatan kuno dan ditelusuri dari 4 unit

bangunan tua diantaranya adalah; 1). Ballaq Lompoa Bajeng BLBJ, 2). Ballaq Lompoa Buluttana BLBT, 3).

Ballaq Lompoa Galesong BLGL, dan 4). Ballaq Lompoa Gowa BLGW. Lokasi penelitian sebagaimana objek

yang menjadi fokus pengamatan tersebar di Kabupaten Gowa dan Takalar. Lokasi Kabupaten Gowa meliputi

beberapa kecamatan yaitu; Kecamatan Bajeng, Kecamatan Tinggi Moncong, dan Kecamatan Somba Opu.

Lokasi Kabupaten Takalar berada di Kecamatan Galesong Selatan.

Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan dibantu penelusuran informasi

dari tokoh masyarakat. Pengukuran dan pendataan langsung dilakukan untuk mendapat data senyatanya dari

kondisi fisik bangunan. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan keterangan

yang berkaitan dengan metode membanggun struktur. Tatanan ruang arsitektur didata menurut orientasi vertikal

dan horizontal dengan cara pendataan langsung.

Alat Pengumpulan Data dan Alat Penelitian

Alat yang digunakan terdiri dari alat bantu survey dan alat bantu penelitian. Alat bantu survei adalah meter roll,

digital camera, dan sketsa. Alat penelitian menggunakan software. Software yang digunakan sebagai alat bantu

penelitian adalah microsoft office, corel draw, Auto Cad, Revit dan photo shop. Microsoft office untuk

pembuatan laporan, corel draw untuk meningkatkan kualitas tampilan gambar detil, Auto Cad untuk

mempertahankan presisi gambar dalam laporan, dan photoshop untuk membantu visualisasi image yang lebih

baik.

Ketajaman Detil Sampel

Sampel Ballaq Lompoa tidak dapat ditampilkan secara detil menurut kualitas visual yang sama dan setara.

Perbedaan tampilan detil terjadi karena pengelolaan bukti peninggalan sejarah ini berbeda di setiap daerah.

Ballaq Lompoa Bajeng tidak dapat ditampilkan struktur bagian atapnya karena di bagian ini telah ditutup

dengan plafon dan akses untuk ketas tidak tersedia, kondisi yang sama terjadi juga di Ballaq Lompoa Gowa.

Cara Analisis

Cara analisis untuk mengungkapkan sistim struktur dilakukan dengan cara penelusuran peta keragaman metode

membangun struktur. Penelusuran ini akan dilakukan disetiap pertemuan eleman bangunan secara vertikal dan

horizontal. Penggunaan metode yang sama dianggap sebagai satu sistim, penggunaan sistim yang berbeda

dinyatakan sebagai sistim baru.

Page 5: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

14

Cara analisis untuk mengungkap keragaman tatanan ruang arsitektur dilakukan dengan cara penelusuran

perkembangan ruang secara 3 dimensi. Tatanan ruang vertical dan horizontal diamati secermat mungkin. Fungsi

yang sama dinyatakan sebagai keseragaman dan fungsi yang berbeda dinayatakan sebagai suatu keragaman

yang baru. Hubungan antara sistim struktur dengan tatanan ruang arsitektur dilakukan dengan cara

menghubungkan setiap perbedaan dan persamaan yang terjadi. Penelusuran ini dilakukan menurut arah vertikal

dan horizontal.

Cara Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara menganalisis besarnya perbedaan dan perkembangan sistim

struktur dalam bagian-bagian bangunan. Bagian yang mengalami perbedaan lebih banyak dinyatakan sebagai

dinamika yang leih dibanding dengan perubahan yang lebih sedikit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan menguraikan gambaran umum dari masing-masing objek objek penelitian. Pembahasan

diawali dengan uraian bentuk bangunan tua yang disebut bangunan pertama, selanjutnya dikemukakan

pembahasan rinci tentang aspek struktur dan arsitektur. Hasil kajian kedua aspek dilanjutkan dengan tinjauan

perbandingan dinamika fungsi dan perkembangan sistim struktur.

Ballaq Lompoa Sebagai Warisan Budaya Makassar

Ballaq lompoa adalah bangunan peninggalan budaya etnis Makassar yang masih dapat ditemukan hingga saat

ini 2018. Bangunan jenis ini ternyata telah digunakan sejak jaman lontaraq. Bukti penggunaan rumah tua

dengan bentuk awal yang dapat dikenali ditemukan dalam lontaraq Kerajaan Tallo yang merupakan kerajaan

tua etnis Makasssar. Bentuk ini selanjutnya disebut sebagai bangunan pertama dalam penelitian ini. Tampilan

rumah diperlihatkan dalam gambar di bawah.

Gambar 1. Gambar Bentuk Bangunan Rumah Dari Lontaraq Tallo

Sumber: Koleksi Prof. Dr. Nurhayati Rahman

Gambar bangunan yang diperoleh dari penelusuran pustaka kuno menampilkan bangunan rumah panggung

dengan tiang penopang yang tinggi. Proporsi tinggi tiang dengan tinggi bangunan sangat berbeda dengan

proporsi bangunan sebagaimana yang umum ditemukan pada bangunan sampel. Tangga yang seolah beratap

terletak di bagian depan terhubung oleh bangunan yang kecil. Dengan demikian bangunan ini terdiri dari dua

massa yaitu massa kecil dan massa besar. Disamping bangunan kecil tempat dimana sandaran tangga

diletakkan, terlihat adanya bangunan besar yang diduga sebagai bangunan utama.

Identitas khas bangunan terdapat di atap bangunan. Identitas tersebut berupa penggunaan ornamen atap sudut

bersusun 6 dan hiasan di ujung puncak atap berbentuk tanduk kerbau. Struktur penopang lantai menunjukkan

adanya kesan penggunaan balok ganda.

Tinjauan Umum Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah rumah peninggalan sejarah etnis Makassar yang tersebar di kawasan

kabupaten Gowa dan Takalar. Tampilan bangunan objek penelitian disajikan dalam gambar di bawah. Gambar

tersebut adalah bentuk luar dari 4 unit bangunan Ballaq Lompoa yang menjadi bukti kejayaan kerajaan di

kawasan Etnis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah - rumah tersebut pada jaman kerajaan adalah

Page 6: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

15

tempat penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus sebagai tempat tinggal pemimpin atau raja. Pada saat ini

bangunan tersebut beralih berfungsi sebagai museum dan tempat tinggal. Secara umum tampak luar bangunan

memperlihatkan kesan yang sama bila dilihat menurut tampak luarnya.

Tampak luar secara vertikal menampilkan kesan rumah yang dibangun tiga susun. Bagian bawah merupakan

jejeran tiang penopang bangunan yang menimbulkan kesan dibangun diatas panggung. Bagian tengah sebagai

badan bangunan merupakan tempat tertutup dan bagian atas adalah penutup bangunan berupa atap berbentuk

segitiga.

a. Ballaq Lompoa Gowa (2018)

b. Ballaq Lompoa Bajeng (2018)

c. Ballaq Lompoa Bulutana (2018)

d. Ballaq Lompoa Bajeng (2018)

Gambar 2. Tampilan Ballaq Lompoa Di Kawasan Etnis Makassar

Bangunan a, b, dan d saat ini berfungsi sebagai museum. Bangunan c berfungsi sebagai rumah tempat tinggal

yang dihuni oleh pewaris keturunan raja. Kondisi fisik bangunan secara keseluruhan tampaknya mengalami

perbedaan dalam hal perawatan dan pemeliharaan. Bangunan a, b, dan d memiliki tingkat perawatan yang lebih

baik dibanding dengan bangunan c.

Bangunan c nampaknya mengalami kondisi fisik yang paling mengenaskan. Secara kasat mata tampak bagian

bagian struktur yang sudah lapuk dan posisi bangunan yang tidak tegak sebagaimana layaknya bangunan

normal. Kondisi seperti ini ditunjang oleh umur bangunan yang terlihat paling tua diantara keempatnya. Umur

tua dapat dikenali secara langsung dari tampilan bahan kayu dan sistim struktur yang digunakannya.

Penggunaan istilah selanjutnya dalam penelitian ini diberikan secara khusus kepada masing-masing sampel

untuk memudahkan penyebutannya. Bangunan Ballaq Lompoa Gowa menjadi BLGW, bangunan Ballaq

Lompoa Galesong menjadi BLGL, bangunan Ballaq Lompoa Bajeng menjadi BLBJ, dan bangunan Ballaq

Lompoa Bulutana menjadi BLBT.

Tinjauan Arsitektural

Pembahasan arsitektural menguraikan tentang penelusuran bentuk fisik bangunan dari awal perkembangan

hingga bentuk terakhir yang dapat ditemukan saat ini 2018. Susunan dan fungsi ruang secara vertikal dan

horizontal adalah pembahasan selanjutnya.

Penelusuran Perkembangan Bentuk

Penelusuran perkembangan bentuk dilakukan dengan cara membandingkan bentuk pertama yang dapat

ditelusuri, dalam hal ini bentuk yang ditemukan dalam lontaraq dengan bentuk yang masih dapat diamati dari

bukti fisik yang ditemukan di lapangan.

Page 7: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

16

Massa bangunan terdiri dari 2 bagian yaitu massa penerima dan massa utama. Massa penerima yang

dimaksudkan adalah ruang penerima tempat sandaran tangga dan massa utama adalah bangunan utama. Massa

bangunan pertama dengan massa sampel menunjukkan persamaan. Bangunan sampel terdiri dari 2 massa.

Massa bangunan kecil adalah sandaran tangga. Massa bangunan besar adalah bangunan rumah utama. Dengan

demikian layout massa antara bangunan pertama dengan bangunan sampel belum mengalami perubahan hingga

2018.

Bentuk bangunan secara umum menunjukkan adanya kesesuaian komposisi bentuk secara vertikal,

sebagaimana bentuk rumah panggung pada umumnya. Bentuk dalam gambar 1 dan bentuk yang ada dalam

gambar 2 menunjukkan persamaan umum diatara keduanya. Bagian bahwa berupa jejeran kolom tiang

penopang bangunan berfungsi sebagai ruang fungsi umum. Bagian tengah sebagai badan bangunan berfungsi

sebagai tempat tinggal dan aktifitas utama manusia. Bagian atas sebagai tempat penyimpanan yang bersifat suci

dan penghormatan. Perbedaan yang menyolok yang dapat diamati terdapat di bagian proporsi. Bangunan

pertama memiliki proporsi bentuk tiang yang sangat tinggi dibandingkan dengan proporsi tiang dari keempat

bangunan sampel.

Badan bangunan terkesan tertutup dengan dinding yang berbentuk grid. Bentuk grid ini di bangunan sampel

kelihatannya telah mengalami perubahan dari segi proporsi bentuk. Bentuk awal menggunakan proporsi kubus

sedangkan bentuk yang ditemukan di bangunan sampel berproporsi bentuk persegi panjang. Bentuk grid dalam

sampel sulit untuk dibedakan bagian yang solid dan transparan. Informasi tersebut tidak dapat diidentifikasi

apakah garis pembentuk grid merupakan rangka dinding ataukah batas bukaan jendela.

Atap bangunan berbentuk segi tiga dengan penerapan simbol-simbol kelompok masyarakat dan status sosial.

Simbol simbol ini nampaknya sudah ada di bangunan pertama. Atap sudut dibuat seperti atap bersusun 6

(enam). Di ujung puncak atap diletakkan ornamen berbentuk kepala kerbau. Unsur-unsur ornamen yang

disebutkan merupakan simbol dan status sosial masyarakat yang masih dianut hingga dewasa ini.

Ornamen dan susunan atap sebagaimana diprediksikan dalam gambar 3 di atas menunjukkan adanya prinsip

yang bersifat tetap dalam jumlah susunan yang berbeda. Bentuk dan ornamen yang digunakan masih ditemukan

di bangunan Ballaq Lompoa yang masih ada hingga 2018. Perbandingan bentuk ornamen atap dan susunan atap

di bangunan sampel diperlihatkan dalam gambar berikut. Susuanan atap di bangunan pertama terdiri dari 6

tingkatan sementara di bangunan sampel ditemukan adanya variasi susun 5 dan 3.

Gambar 3. Susunan Dan Ornamen Atap

Penggunaan simbol kepala kerbau diantara keempat rumah sampel nampaknya telah ada indikasi perbedaan.

Perbedaannya terlihat di rumah BLBT yang menggunakan analogi bentuk yang ditempatkan di ujung atap.

Simbol kepala kerbau di BLBT memiliki keunikan tersendiri. Kepala kerbau bukan hanya sebagai analogi

bentuk tetapi menggunakan kepala kerbau yang sesungguhnya. Penempatan simbol ini diletakkan di bagian

dalam rumah yang diikatkan di salah satu tiang utama.

Page 8: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

17

Gambar 4. Simbol Kepala Kerbau Di BLBT

Susunan ruang secara vertikal terdiri dari ruang multi fungsi di bagian kolong, ruang tempat tinggak untuk

aktifitas utama di bagian tengah, dan ruang penyimpanan benda suci atau kegiatan yang berhubungan dengan

unsur Ke Tuhan an dilaksanakan di ruang paling atas di bawah atap. Fungsi dan susunan ruang seperti

dikemukakan pada dasarnya tetap dan sama untuk keempat sampel.

Gambar 5. Deskripsi Penegasan Indikasi Kesamaan Bangunan Pertama Dengan Sampel

Indikasi kesamaan antara bangunan pertama dengan bangunan sampel dipertegas dalam gambar 5 di atas.

Ketegasan dapat dijelaskan dari 3 aspek. Apek pertama terkait lay out bentuk, aspek kedua terkait simbol, aspek

ketiga terkait sistim struktur. Lay out bentuk bangunan terindikasi dari kesamaan jumlah massa bangunan yaitu

bangunan utama dan bangunan penerima. Simbol terkait dengan susunan atap sudut besusun 6 dan simbol

berupa penggunaan bentuk kepala kerbau di ujung masing masing atap. Unsur sistim struktur dapat diduga

keterkaitanya dengan adanya penggunaan balok ganda di BLGW.

Tinjauan Struktural

Tinjauan struktur difokuskan dalam sistim struktur bangunan utama masing masing sampel penelitian. Susunan

pembahasan struktural diurutkan sesuai aturan urutan pembangunan struktur dimulai dari bawah ke atas.

Sistem pondasi Sistem pondasi yang digunakan di bangunan sampel adalah sistem perletakan bebas. Pangkal tiang diletakkan

di atas batu pengganjal yang memisahkan ujung tiang dengan tanah.

Gambar 6. Sistem Pondasi Ballaq Lompoa

Page 9: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

18

Sistem perletakan bebas seperi yang digunakan sebagai pondasi di bangunan sampel bila ditinjau dari segi ilmu

mekanika tampaknya menganut kombinasi tumpuan roll dan sendi. Dikategorikan tumpuan sendi karena ujung

tiang memungkinkan untuk melakukan rotasi pada sumbu z. Dikategorikan sebagai tumpuan roll karena dalam

keadaan pembebanan tertentu tiang ini memungkinkan untuk berpindah secara horizontal arah x dan y. Sistem

seperti ini tidak umum dalam ilmu teknik modern. Kecendrungan prinsip sambungan di tumpuan bawah lebih

besar sebagai tumpuan sendi.

Gambar 7. Prinsip Pondasi Ballaq Lompoa

Sistem pondasi BLBT menurut informasi pada awalnya dibangun dengan cara ditanam dalam tanah sedalam

lebih kurang dua meter (Saing 2010). Metode membangun dengan cara kolom tertanam bila dibandingkan

dengan proporsi bentuk bangunan pertama yang menggunakan tiang tinggi, memperkuat peluang kebenaran

dugaan metode membangun pada jaman dahulu yang menganut metode tiang tertanam.

Sistem struktur penopang lantai Sistem yang dimaksud dalam bagian ini adalah sistim struktur yang menghubungkan struktur badan bangunan

dengan kaki bangunan. Sistem struktur penopang lantai yang digunakan di keempat sampel dapat

dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan metode konstruksinya. BLGW menggunakan metode konstruksi

balok ganda. BLGL menggunakan menggunakan metode konstruksi balok tambahan dan tiang gantung diantara

kolom utama. BLBT dan BLBJ menggunakan sistim konstruksi batang tunggal.

Konstruksi penopang struktur lantai BLGW dianggap sebagai kontruksi unik karena menggunakan sistim yang

berbeda dengan sampel yang lain. menggunakan sistem balok ganda diperlihatkan dalam gambar 8 di bawah.

Struktur penopang lantai BLGW terdiri dari 2 balok berukuan 7x14 cm yang menjepit kolom. Balok jepit ini

melintang menurut arah panjang dan arah lebar bangunan. Balok sejajar arah lebar bangunan terletak di bagian

bawah sedangkan balok sejejer arah panjang bangunan terletak di bagian atas. Balok bagian atas ini menjadi

dudukan balok-balok penopang papan lantai.

Bentuk konstruksi penopang lantai yang digunakan di bangunan pertama nampaknya memiliki indikasi

persamaan dengan bentuk yang ada di BLGW. Perbandingan bentuk dapat diamati dalam gambar 5 dan gambar

8. Hubungan antar balok penjepit menggunakan pasak berupa baut dan mor baja. Sistem sambungan seperti ini

telah terpengaruh oleh perkembangan teknologi berupa penggunaan material baja.

a. Foto struktur penopang lantai

Page 10: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

19

b. Potongan tampak depan

c. Potongan tampak samping

Gambar 8. Struktur Penopang Lantai BLGW

Struktur penopang lantai BLGL berbeda dengan sistem yang dipakai di BLGW. Penopang lantai di BLGL

menggunakan sistem penopang lantai utama dan penopang lantai tambahan. Penopang lantai utama menganut

prinsip tiang ditembus oleh balok. Penopang lantai tambahan menggunakan kolom gantung (lihat gambar 9).

Balok yang menembus tiang terdiri dari dua yaitu arah lebar dan arah panjang bangunan. Balok sejajar arah

lebar bangunan terletak di bagian bawah sedangkan balok sejajar arah panjang bangunan terletak di bagian atas.

Konstruksi penopang lantai menjadi unik karena adanya balok dan tiang pendek tambahan yang diletakkan

diantara balok penopang utama yang tertancap dalam tiang. Kehadiran tiang gantung yang mempersatukan dua

balok menambah kekuatan dan kekauan system struktur.

Penggunaan sistem balok tambahan diantara balok utama arah panjang memungkinkan penambahan daya

dukung lantai. Metode seperti ini nampaknya merupakan pengembangan tuntutan kebutuhan ruang. Bangunan

dengan fungsi utama sebagai rumah tinggal pribadi dengan tuntutan beban yang lebih rendah masih

memungkinkan dengan sistem tanpa balok tambahan. Rumah dengan kebutuhan beban yang lebih besar secara

logis diperlukan penopang tambahan untuk meneruskan beban yang lebih besar.

Gambar 9. Konstruksi Penopang Balok Lantai BLGL

Struktur penopang lantai BLBJ dan BLBT menggunakan sistem yang sama. Sistem ini pada dasarnya sama

dengan sistem yang digunakan di BLGL, hanya saja pada sampel BLGL ditemukan adanya penggunaan kolom

gantung tambahan. Sistem penopang balok lantai di bangunan BLBJ dan BLBT adalah sistem yang umum

dikenal dalam sistem struktur bangunan rumah panggung di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Prinsip sistem struktur adalah balok menembus tiang. Balok pengikat struktur lantai menembus tiang dari arah

lebar dan arah panjang bangunan. Pertemun antara balok dan kolom digunakan pasak yang berfungsi sebagai

pengencang sambungan.

Page 11: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

20

Sifat sambungan yang terjadi di bagian ini dapat dikategorikan sebagai sambungan kaku. Gambar 10 point b di

bawah menjelaskan bahwa dengan aplikasi konstruksi kolom dan balok sebagaimana dalam gambar point a dan

c tidak memungkinkan terjadinya rotasi bebas dan pergeseran titik terhadap batang di arientasi arah x,y, dan z.

a. Struktur penopang lantai BLBJ

c. Prinsip sambungan

b. Struktur peopang lantai BLBT

Gambar 10. Struktur Penopang Lantai BLBJ dan BLBT

Struktur penghubung atap bangunan dengan badan bangunan

Menguraikan metode konstruksi yang digunakan oleh bangunan sampel untuk menghubungkan antara badan

bangunan dengan atap bangunan. Metode konstruksi di bagian ini juga ditemukan adanya perbedaan.

Struktur penghubung atap dan badan bangunan dari sampel hanya dapat menampilkan tiga sampel yaitu

BLGW, BLBJ, dan BLBT. Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di sampel BLGL tidak

dapat ditampilan karena di bangunan ini telah dipasang plafon secara permanen yang menutupi bagian

dimaksud. Penggunaan plafon di sebagian bangunan rumah etnis Buis dan Makassar adalah produk tambahan

dan pengaruh luar karena plafon tidak dikenal sebagai elemen dalam bangunan tradisional di kawasan ini.

Uraian tentang struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan diawali dari BLBT kemudian

BLBJ dan terakhir BLGW. Struktur di bagian ini yang mengindikasikan sebagai struktur asli peninggalan

teknorat etnis Makassar adalah sistim yang digunakan di BLBT dan BLBJ. Sistim yang digunakan di BLGW

nampaknya telah diintervensi pengetahuan pembangunan gedung yang berkembang di jaman modern. Bukti

intervensi dijelaskan dalam 2 hal yaitu, temuan penggunaan elemen plat baja dan penggunaan balok sokong

miring yang menyerupai truss systim. Kondisi lain yang menjadi indikasi adalah teknik pelaksanaan akhir yang

halus, teknik ini sangat berbeda dengan teknik pelaksanaan akhir dalam sampel BLBT dan BLBJ.

Struktur penghubung badan bangunan dengan atap di BLBT menampilkan sistem yang unik. Penggunaan

batang berpenampang bundar dengan batang berpenampang persegi ditemukan di tempat ini.

a. Struktur pertemuan atap dan badan

b. Sketsa sistem dari foto a

Gambar 11. Struktur penghubung atap dan badan bangunan BLBT

Page 12: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

21

Kolom dan balok sejajar arah lebar bangunan berpenampang persegi. Balok arah panjang bangunan

berpenampang bundar. Hubungan antara balok arah lebar dengan kolom bangunan merupakan hubungan balok

tembus tiang yang diperkuat dengan menggunakan pasak sebagai pengunci kekakuan sistim sambungan.

Hubungan antara balok arah panjang bangunan yang berpenampang bundar dengan tiang yang berpenampang

persegi adalah hubungan perletakan bebas. Batang bundar didudukkan di atas ujung tiang yang telah diberi

takikan. Takikan di ujung tiang berfungsi sebagai penghalang terjadinya perpindahan titik ke arah lebar

bangunan. Pergerakan titik sambungan ke arah panjang bangunan mengandalkan berat dari bahan dan beban

yang dipikulnya.

Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di bangunan BLBJ menyuguhkan penggunaan

sistim dengan karakter tersendiri. Sistim ini menggunakan rangkaian balok persegi dengan metode batang

tembus.

a. Hubungan batang di pertemuan badan dan atap

bangunan

b. Sketsa dari foto a

Gambar 12. Struktur Penghubung Atap Dengan Badan Bangunan BLBJ

Batang penyusun struktur di bagian ini adalah batang tunggal yang menganut prinsip kekakuan yang tinggi.

Batang kaki sudut atap dan tiang utama memiliki dimensi yang relatif sama, batang ini terhubung oleh balok

melintang arah lebar bangunan berpenampang lebar sekitar setengah ukuran tiang. Balok melintang menjadi

pengikat balok kaki sudut atap dengan tiang menggunakan metode balok tembus tiang. Perkuatan antara batang

di daerah yang tertembus batang menggunakan pasak yang terbuat dari kayu berpenampang bundar.

Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di BLGW terindikasi menggunakan teknik yang

lebih maju. Penggunaan balok sokong dan tambahan plat baja distruktur bagian ini diterapkan secara apik, rapi

dan diakhiri dengan kehalusan teknik penyelesaian.

Gambar 13. Struktur Penghubung Atap BLGW

Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di BLGL tidak dapat dijelaskan secara rinci dalam

penelitian ini karena bagian yang dimaksud tidak dapat terlihat dari arah luar. Bagian ini telah tertutup oleh

plafon.

Page 13: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

22

Sampel bangunan peninggalan sejarah etnis Makassar mengantar perjalanan sejarah tentang perkembangan

metode membangunan struktur. Bagian struktur penghubung antara atap bangunan dengan badan membuktikan

adanya penggunaan yang beragam. Metode yang mengindikasikan metode tua adalah metode yang digunakan

di BLBT. Pembuatan bangunan di BLBT dilakukan dengan cara dan prinsip sederhana yang terbaca dari

susunan prinsip hubungan batang yang dilakukan dengan cara sederhana berupa perletakan bebas. Metode yang

digunakan di bangunan BLBJ telah menggunakan teknologi berkembang dengan teknik lubang yang lebih rumit

dan penggunaan sistem pasak.

Struktur rangka utama

Struktur rangka utama penopang bangunan menggunakan prinsip yang sama. Semua sampel Ballaq Lompoa

dalam penelitian ini menggunakan tiang sebagai elemen vertikal penopang bangunan. Balok digunakan sebagai

elemen horizontal yang menghubungkan atau mengikat kolom. Kolom dan balok terhubung secara kaku di

bagian tengah dan terhubung dengan metode yang berbeda di bagian atas dan bawah.

Kekakuan struktur rangka utama dari arah panjang dan arah lebar bangunan secara sederhana dapat dilihat

adanya perbedaan. BLBJ menggunakan rangka utama dengan menganut prinsip membangun dengan tingkat

kekakuan arah lebar bangunan lebih besar dibandingkan dari arah panjangnya. BLBT memiliki kekakuan yang

lebih rendah dari sistim sambungan balok arah panjang yang menggunakan prinsip perletakan bebas dan prinsip

sendi di ujung tiang bagian atas. Rangka utama BLGW dan BLGL mengunakan sistim kekakuan yang sama

dari arah panjang maupun arah lebar bangunan.

Dinamika Struktur Dalam Arsitektur Ballaq Lompoa

Dinamika struktur dalam arsitektur Ballaq Lompoa dijabarkan dengan cara membandingkan dinamika

perubahan sistim struktur dengan dinamika perubahan tata ruang arsitektur di bangunan tersebut.

Bentuk bangunan dan lay out Ballaq Lompoa dari bentuk pertama menunjukkan persamaan dalam hal jumlah

dan bentuk massa. Perubahan yang tampak berbeda hanya dari segi proporsi tiang dan badan bangunan.

Tatanan ruang arsitektural di rumah sampel menunjukkan kondisi konstan dalam hal fungsi ruang. Penggunaan

ruang-ruang yang ada tidak ditemukan adanya perubahan. Ruang bawah atau kolong tetap digunakan sebagai

ruang umum yang bebas untuk keperluan kegiatan massal dan tanpa batasan tertentu. Ruang tengah atau badan

bangunan difungsikan sebagai ruang tinggal dan kegiatan utama manusia. Ruang atas atau ruang bawah atap

digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda yang dianggap sakral atau disucikan.

Perwujudan fungsi tatanan ruang arsitektural yang diwadahi oleh bentukan fisik bangunan didukung oleh

metode membangun struktur. Tampilan bangunan yang diekspresikan melalui tampak bangunan secara kasat

mata, memberi kesan yang sama dari ke 4 sampel. Wujud yang tampil dengan kesan yang sepintas sama

tersebut ternyata dibangun dengan menggunakan metode konstruksi yang berbeda dan beragam di bagian

tertentu. Perbedaan tersebut dapat ditemukan di bagian struktur pondasi, struktur penopang lantai, struktur

penghubung badan dan dengan atap.

Metode membangun struktur di bagian bawah atau kolong ditemukan adanya dua jenis metode yaitu perletakan

bebas dan dengan cara di tanam. Kedua metode ini pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama yaitu kaki

bangunan menggunakan prinsip hubungan sendi, perbedaan hanya terjadi dari segi metode pelaksanaan

membangunnya.

Penyelesaian struktur penopang lantai bangunan ditemukan menggunakan 3 metode. BLGW menggunakan

metode balok ganda; BLGL menggunakan metode balok tambahan dan kolom gantung; BLBJ dan BLBT

menggunakan metode pasak tembus tiang. Prinsip sistem sambungan yang digunakan keempat sampel memakai

sistem yang sama yaitu, balok tembus kolom.

Hubungan antara badan bangunan dengan atap bangunan diselesaikan menggunakan 3 metode pasti dari

keempat sampel, satu sampel yang tidak dapat ditelusuri karena tertutup oleh plafon. Penyelesaian sistim

struktur di bagian ini nampaknya dilakukan dengan cara tertentu. Setiap sampel menggunakan cara tersendiri.

Penggunaan prinsip metode membangun di bagian ini mengantarkan temuan penelitian untuk menentukan

tahapan periode pembangunannya. Dasar yang digunakan untuk menetapkan tahapan periode pembangunan

adalah dengan mengamati prinsip hubungan antar batang dan metode penyelesaian akhir. Berdasarkan prinsip

hubungan batang, periode metode membangun struktur secara berturut adalah BLBT, BLBJ, BLGL, dan

BLGW. Urutan tersebut dalam hal cara pengakhiran pekerjaan menunjukkan prihal yang sama.

Page 14: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

23

Perkembangan metode membangun struktur dan konstruksi bangunan dapat terbaca dalam jejak yang

ditinggalkan teknorat etnis Makassar dari jaman lampau. Pesan teknik membangun yang berkembang ini dapat

dilihat dalam perbandingan metode membangun Ballaq Lompoa.

KESIMPULAN

Bangunan Ballaq Lompoa sebagai bangunan peninggalan budaya etnis Makassar telah memberikan informasi

perkembangan metode membangun struktur bangunan gedung dari masa lampau. Bentuk bangunan pertama

yang ditemukan dalam lembaran lontaraq menunjukkan kepada dunia akan kemampuan teknologi membangun

masyarakat Makassar yang telah berkembang sejak jaman dahulu. Berdasarkan gambar bentuk bangunan

pertama dapat dikatakan bahwa bentuk bangunan rumah etnis Makassar yang berbentuk panggung telah

menghiasi permukaan bumi jauh sebelum jaman lontaraq.

Tampilan bangunan yang terdapat dalam lontaraq bila dibanding dengan tampilan bentuk yang masih dapat

bertahan di rumah Ballaq Lompoa yang paling menonjol adalah proporsi. Bangunan pertama diketahui

dibangun di atas tiang yang tinggi. Informasi ini mengantarkan kepada dugaan metode pembangunan.

Penggunaan tiang yang tinggi sebagai konsekuensi keamanan dan ketersediaan material pada jaman dahulu.

Dalam hal metode membangun struktur terdapat informasi yang mengatakan bahwa tiang rumah pada jaman

dahulu dibangun dengan cara ditanam dalam tanah. Informasi ini menjadi kuat eksistensinya dengan adanya

dokumen penggunaan tiang yang tinggi.

Karakteristik bentuk yang bertahan dari jaman lontaraq hingga 2018 adalah layout massa, simbol, ornamen,

dan tatanan ruang vertikal. massa bangunan terdiri dari 2; ornamen susunan atap sudut bangunan bertingkat 6;

dan simbol di ujung atap yang berbentuk kepala kerbau. Unsur bangunan yang bersifat statis ini lebih

cenderung kepada hal yang mendasar sebagai dasar pemikiran dan nilai arsitektural. Secara struktural dalam

rumah yang statusnya sama dalam balutan bentuk yang sama ternyata dibangunan dengan menggunakan cara

yang berbeda. Prinsip struktur pondasi menganut sistem sambungan sendi yang dilakukan dengan cara

perletakan bebas dan dengan cara tertanam. Struktur penopang lantai bangunan menggunakan 3 metode.

Struktur penopang lantai ruang atap menggunakan metode yang spesifik disetiap sampel. Dinamika metode

membangun struktur bangunan Ballaq Lompoa sangat dinamis. Dinamika tentang prihal yang bersifat metode

membangun struktur lebih dinamis dibandingkan dengan dinamika perkembangan prihal yang bersifat

arsitektural. Rangkaian proses pelaksanaan pembangunan dari jaman dahulu hingga 2018 menunjukkan kuatnya

pengaruh terhadap prihal yang bersifat prinsip dan kepercayaan (intangible) dibanding dengan prihal yang

bersifat metode pelaksanaan (tangible).

Umur bangunan rumah sampel Ballaq Lompoa menurut tinjauan kesederhanaan metode membangun dan teknik

penyelesaian akhir disebutkan secara berurut; BLBT, BLBJ, BLGL, dan BLGW. Urutan ini adalah perkiraan

waktu penggunaan teknik membangun struktur bangunan. Metode membangun yang digunakan di BLBT

dianggap sebagai metode tertua dari seluruh sampel yang ada menurut urutan yang disebutkan.

REFERENSI

Berrak Kirbas, Neslinur Hizli, 2016, Learning from Vernacular Architecture: Ecological Solutions in

Traditional Erzurum Houses, Procedia - Social and Behavioral Sciences 216 (2016) 788 – 799.

Césaire M. Hema, Geoffrey Van Moeseke, Arnaud Evrad, Luc Courard, Adamah Messan, 2018, Vernacular

Housing Practices in Burkina Faso: representative models of construction in Ouagadougou and walls

hygrothermal efficiency, CISBAT 2017 International Conference – Future Buildings & Districts –

Energy Efficiency from nano to urban scale, CISBAT 2017 6-8 September 2017, Lausanne, Switzerland

Hamed Mohammadi Mazraeh, Mahdieh Pazhouhanfar, 2018, Effects of vernacular architecture structure on

urban sustainability case study: Qeshm Island, Iran, Frontiers of Architectural Research (2018) 7, 11–24.

Macdonald, A.J., 2001. Structure and Architecture second edition. Departement of Architecture, University of

Eidenburgh. Architectural Press. Oxford Boston.

Mamun Rashid, Dilshad Rahat Ara, 2015, Modernity in tradition: Reflections on building design and

technology in the Asian vernacular, Frontiers of Architectural Research (2015) 4, 46–55

Page 15: DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

24

Parinaz Motealleh, Maryam Zolfaghari, Mojtaba Parsaee, 2016, Investigating climate responsive solutions in

vernacular architecture of Bushehr city, Housing and Building National Research Center Journal,

Received 4 March 2016; revised 6 June 2016; accepted 9 August 2016

Randa A. Mahmoud, 2016, Old Gourna: The Complexity of Vernacular Architecture/Urbanism and Cultural

Heritage, Procedia - Social and Behavioral Sciences 225 (2016) 200 – 215

Sara Scott Shields and Cindy Jesup, 2017. Building communities of practice: Pre-service teachers as content

architects, International Journal of Education Through Art Volume 13 Number 3.

Saing, 2010. Arsitektur tradisional rumah adat Bugis Makassar, Suatu tinjauan etno arkeologi, Indira art.

Teuta Jashari-Kajtazi, Arta Jakupi., 2017, Interpretation of architectural identity through landmark architecture:

The case of Prishtina, Kosovo from the 1970s to the 1980s, Frontiers of Architectural Research (2017) 6,

480–486.

Ying Wanga, Xiaofeng Lia, Yuelang Gana, 2016, Study on the Green Design Strategies of “Neo-Vernacular

Architecture”, Procedia Engineering 169 (2016) 367 – 374