19
Diterbitkan: Yayasan Guna lllidya Fakultas Sastra Unud

Diterbitkan:lllidya Fakultas Sastra

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Diterbitkan:Yayasan Guna lllidyaFakultas Sastra Unud

:an::r:

PJIBPUSTAKA

Jurnal llmu-Ilmu BudaYa

ISSN 0215-9198

Volume X, Nomor i'f"btrruri 2010

lf#Jxhffi:i'Tl'iStlTi$angkatda.hasil Penelitian dan I

Ketua PenYuntingMade JiwaAtmala

Sekretaris PenYuntingI Ketut Sudewa

PenYunting Pelaksana- i WuYutt Pastika

INengah SudiPa

IWaYan Sama

Mitra Bestari

I WaYan Ardika (Unu$)- "I Dewa Putu Wijan" rug})'

Neirgahn;;y,|[?.1,J,S,P,ffi.Tfl-abaya)*'i'i:Hll|;E':::)'a''** ;

" n p a s ar)

JS.58.10 '

Pelaksana Tata Usaha

Made Nuarta

AlamatPenlTrnt'',9*lgay;:l;,;gru-gt,J#:'l#if;,'"B;:t"Y.rlllr' l\rdD r'r: v-"r-- ".---l'oli

^ensannamawidyaPustakaPustakaJurnalllmu-ilmuBudayaterbitpertamakalidengannama,"'*y,Ir

"-

m dik e,ik di a,as.l#l$lffi r"ffi i:*i,f.qiJi:i,fi il

ff"T#. rr"i"*"" dengan format *:".ifiIiilJi;#:1r1rs **;r dievaluasi dan

iill,].,",,l,:jffi #.ffi ilHffi lllm a'n i"' u c ara I ainnva

PJTBPUSTAKA

lumatitmu-rmuP:i"'iisN o21s-e1e8

voturne;']i;],i#i jt.u--,,*

DAFTARISIiii'iv

r-9

10-21

22 -35

::ffi;:,*:Y:::::::::::::::::::::

36-50

16-86

51 -61

62 -7s

\I

IiII

t

IIII

I\

\

i

III

lL

PUSTAKA\bhtne )L No. I . Februari 2010

Inflelai Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta:Kajian Generatif TlansformasiNi Made Suryati...... ........87 - 100

Keberlangsungan Hidup Arkeologi IndofiesiaVictorYohanes Tokan ..... 101- 112

Keigo @ahasa llalus) dalam Bahasa JepangKanalr dan Wahyuning Dyah ll3-122

Pedoman Bagi Penulis

ii

T

INFLEKSI NOMINA MASKULINUM SINGULARISBATIASA SANSKERTA:

Kaj ian Generatif Transformasi

Ni Made SuryatiJurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Unud

Abstrad:Penulisan lrlfleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta dengan tujuan untuk:

mengetahui khasanah nominq bahasa Sanskerta, afil<s-afila pembentuk nomina maskulinum yangsingularis, dan kaidah pembentukannya. Teori yang digunakan adalah generative transpormasi.

Data dikumpulkan dengan metode silnak dibantu dengan teknik pencatatan dan penerjemahan. Datadianalisk dengan metode agih, dan ditampilkan dengan metode formal dan infoprmal. Sumber data

adalah data tulis.Hasil penelitian menunjukan: I. ldusanah nomina maskulinum bahasa Sanskerta adalah l)

jumlah terdiri atas: singularis, dualis, dan pluralis; 2) gender terdiri atas: maskulinum, neutrum,

danfeminim; kasus terdiri atas: nominative, vokatif, akusatif, instrumental, datif, ablative, genetif,

dan lokaif, 2. Afiks yang membentuk nomina maskulinum singularis adalah: { -h},{ -m}, { -q}, {-e), {-ah'}, {-oh'}, dan { -il. 3) Kaidah itfreksi nomina maskulinum singularis dapat dirumuskan

menjadi:I) [xJN(mas.) ) [x -ht]N(nom.,sing.,mas.), 2) [xJN(mas.) ) fx - mJN(acc.stng.mas), 3)

[x]N(nas.) ) [x -aJN(ins.sing. mas.), 4) {x]N(mas.) ) [x -e]N(dat.singmas.), 5) [x]N(mas.) ){x --ahtJN(abl.sing. mas), 6) [xJN(mas.) ) [x -ah']N(gen. sing.mas), dan 7) [xJN(mas.) ) tx -il N. (oc.,sing.,mas.).

Kqwood: Nomina, mas kulinum, s arc kerta

1. PendahuluanT) ahasa Sanskerta merupakan leluhur bahasa Yunani, Romawi, Jerman,

ElsUrniu, Inggris dan lainJain yang termasuk rumpun bahasa Indo-Eropa.

Bahasa Sanskerta pertama kali tumbuh di daerah Danao kira-kira di utara pegunungan

Kaukasus. Entah apa yang menyebabkan penuturbahasa ini meninggalkan tempahlya

menuju semenanjung Balkan. Selanjutnya mereka menyebar ke Barat dan ke

Timur. Yang ke Barat menurunkan bahasa Yunani, Romawi, Jerman, Slavia, dan

lain sebagainya; sedangkan yang ke Timur dalam perjalanannya sampai di India(Soetandi,200l: 1).

Di India bahasa Sanskerta tumbuh dengan pesat. Pada abad VI di India lahir

seorang ahli bahasa dunia yang terkenal, yaitu Panini. Beliau pertama kali berhasil

menyusun hukum-hukum tentang bahasa Sanskerta yang dapat membedakan antara

akar kata dan kata, bagaimana cara membentuk pangkal kata dan sebagainya. Yang

jelas, Panini boleh dikatakan sebagai ahli tata bahasa Sanskerta (Soetandi, 2O0l:

4).

87

PUSIAKAVolume X, No. I ' Februari 2010

Bahasa Sanskerta memiliki susunan yang lebih rapi dan terang, serta lebih

mudah dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, pada abad XIX bahasa Sanskerta selalu

dipelajari oleh ahli bahasa Eropa untuk pemahaman yang lebih jelas dan mendalarn

tentang bahasa Latin dan Yunani. I

Dalam perkembangannya, bahasa Sanskerta dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

(l) Vedic Sanslcrit adalah bahasa yang digunakan dalam veda; (2) Classical funslcrit

adalah bahasa Sanskerta yang dipakai dalam sastra-sasha Hindu; dan (3) Hybrida

Sanslcrit adalah bahasa Sanskerta yang sudah mendapat pengaruh dari bahasa yang

berkembang (Winanti, 2004: 2'3).

Dalam perjalanannya ke Indonesia khususnya ke Bali, bahasa Sanskerta sangat

, berpengaruh sejalan dengan masuknya agama Hindu sekitar tahun 400 sebelum'

masehi (Soetandi, 2001: 5---7). Kelompok bahasa Sanskerta yang berpenganrh diBali boleh dikatakan ketiganya, karena sampai sekarang baikVeda,karya sastra, dan

bahasa campuran masih dipakai di Bali.Sehubungan dengan masih digunakannya bahasa Sanskerta di dalam Yeda,

karya sasta, dan termasuk beberapakata campuran; di beberapa perguruan tinggi

yang bergerak di bidang agama dan sastra, bahasa Sanskerta masuk dalam kurikulum

(Fakultas Sastra, Universitas Udayana,2005: 64-79,84-89). Dengan demikian,

bahasa Sanskerta boleh dikatakan memiliki fungsi yang penting bagi kelangsungan

umat agama Hindu dan sastra di Bali.Sejalan denguir hal di atas, ada upaya-upaya untuk menulis tata batrasa

Sanskerta dengan bahasa Indonesia terus dilakukan. Tulisan yang dapat ditemukan

adalah "Pengantar Bahasa Sanskerta" jilid I karangan I Gde Semadi Astra (1978);

"Pengantar Bahasa Sanskerta" Jilid II, karangan I Gde Semadi Astra (1979); *Buku

Pelajaran Tata Bahasa Sanskerta" (Drs. Ketut Lama, 1987); Pelajaran Bahasa

Sanskerta, Tahap Pertama (Prof. Dr. Tiok. Rai Sudharta, MA, 1998); Pelaiaran

Bahasa Sanskerta (Drs. I Made Surada, M. A., 2006) . Tulisan berupa kamus

yang dapat ditemukan adalah 'oKamus Kecil Sanskerta-Indonesia" ( Semadi Astra,

198211983) dan Kamus Bahasa Sanskerta (Surada, 2A0T.Berdasarkan tulisantulisan di atas, dan berdasarkan pengamatan tulisan tentang

batrasa Sanskerta yang ditemukan hanya berupa tata bahasa dan kamus, sedangkan

khusus untuk pengkaidahan secara morfologi generatif, khususnya infleksi tidak

ditemukan.Dilihat dari tipologi berdasarkan klasifikasi August W. Von Seclergel, batrasa

Sanskerta termasuk tipe batrasa yang berfleksi. Edwar Sapir menyebut dengan

istilalr sintetik. Bahasa dengan tipe berfieksi/sintetik yaitu batas antara morfem-

morfem dalam suatu kata tidak jelas kelihatan, tiap morfem yang menyatakan satu

konsep berbaur dengan morfem-morfem yang lain (Gorys Keraf, 1990: 56-58, 84;

88

rqGd

ke

ge

tei

krP.,

se

Hbz

rr

t7

2

5

.,

Infleksi Nomina Maskulinum Singulerb Bahasa Sanskerta: Kajian Generetif TransformasiNi Made Suryati

bandinekan dengan O'Grady dkk. ,1989:230-231). Carolyn McManis dkk. (1987:151-152) menyebut, dengan istilahfusiona/. Bahasajenis ini disebut sebagai bahasa

yang me,miliki kasus dan termasuk satukelompok dengan bahasa lndo-Eropq seperti

bahasa Polandia, Latin, Jerman, Hungaria, dan lain-lain (Booij, 2A07:99-129).Bahasa Sanskerta sudah tentu sangat berbeda'dengan bahasa-bahasa yang ada diNusantara klususnya bahasa Bali karena merupakan tipe bahasa yang berbeda.

Mengingat luasnya cakupan kelinguistikan bahasa Sanskertq maka pada

kesempatan ini ingin dibahas mengenai infleksi nomina maskulinlm singularisnyasaja, dengan judul lengkap lrfieksi Nomina Maskulinum Singularis Bohasa

Sanslrerta : Kajian Generatif. Alasan pemilihan judul di atas karena pengkaidahan

batrasa Sanskerta secara generatif berdasarkan pengamatan belum pernah ditulis.Sesungguhnya pembicaraan infleksi nomina bahasa Sanskerta mencakup tigabidang kajian, yaitu 1) sintaksis karena di dalam pembentukan katanya bermakna

melampaui batas kata/berhubungan dengan kalimat, 2) morfologi karena terdapatpembentukan kat4 dan 3) fonologi karena akibat penggabungan bentuk dasar dengan

afiks infleksi terjadi perubahan-perubahan fonem. Namun, dalam tulisan ini hanya

dibahas mengenai proses pembentukan kata dan hubungannya dengan kalimat.Untuk lebih jelasnya masalah yang akan dibahas adalah: khasanah infleksi nominabatrasa Sanskerta, sufiks-sufiks pembentuk infleksi nomina maskulinum singularis,dan kaidah pembentukan katanya. Tulisan ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat

bagi pembaca yang ingin mendalami bahasa Sanskerta.

2. Kerangka Teori, Metode, dan Sumber Data

Teori yang akan diterapkan pada tulisan ini adalah Teori Morfologi Generatif.Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Noam Chomsky. Teori transpormasi

Generatif berlandaskan pada tiga kriteria ilmiah, yaitu (1) keajegan diri, (2)

kesederhanaanlkehematan, dan (3) ketuntasan.

Menurut Chomsky (1965: 3-9) prinsip-prinsip yang mendasari tatabahasa

generatif transformasi pada umumnya dan morfologi pada k*tususnya adalah: (1)

teori generatif adalah teori tentang kompetensi bukan performasi; (2) bahasa bersifatkreatif dan inovatif; (3) generatif merupakan seperangkat kaidah yang memberikanpemerian stuktural kepada kalimat; dan (4) batrasa adalah cermin pikiran.

Setelah Chomsky, ada beberapa model pembentukan kata secara generatif,

seperti Halle (197 3),Aronoff (1 97 6); danlain sebagainya.

Pada tulisan ini akan menggunakan teori generatif yang dikembangkan oleh

Haspelmath Q002) dan Booij (2007),karena teori ini cocok untuk mengkaji bahasa-

bahasa berkasus, seperti bahasa Sanskerta- Menurut Booij (2005: 99-103), infleksi

I

a

ll1t1

J.I

7

1

!

:

il:I

Infleksi Nomirra I\Iaskulinum Singularis Bahasa Senskerta: Kajian Generatif TlausformasiNi Made Suryati

Masing-masing kasus itu mempunyai fungsi tersendiri dalam kalimat, yaitu:1) Nominatif, digunakan untuk menyatakan subjek dan keterangan subjek.

2) Akusatif antara lain digunakan untuk menyatakan: objek, keterangan objek.3) Instrumen digunakan untuk menyatakan alat yang dipakai, sesuatu yang ikut

melengkapi atau menyertai pekerjaan yahg dilakukan, dan lain sebagainya.

4) Datif antara lain digunakan untuk menyatakan pelengkap penyerta dari verbayang berarti memberi, memperlihatkan, mengirim, dan berjanji, tujuan darisesuatu perbuatan, dan lain sebagainya.

5) Ablatif digunakan untuk menyatakan asal atau mulainya suatu perbuatan,

menyatakan sesuatu sebab, dan lain sebagainya.

6) Genetif,menyatakan hubungan makna kepemilikan atau kepunyaan, dipakaidengan kata depan, seperti: upari'di atas', agre'di depan'.

7) Lokatif digunakan untuk menyatakan tempat sesuatu peke{aan atau peristiwaterjadi, menyatakan waktu peristiwa terjadi, dan lain sebagainya.

8) Vokatif untuk menyatakan sesuatu atau seseorang yang dipanggil (Semadi Astra,1978: 35-40).

3.2 Afiks Pembentuk Infleksi Nomina Maskulinum Singularis dan Kaidahnyadalam Bahasa Sanskerta

Dalam bahasa Sanskerta, afiks yang membentuk infleksi nomina maskulinumsingularis tergolong sufiks. Untuk mengetahui sufiks dan kaidah pembentukan

nomina maskulinum singularis masing-masing akan diuraikan di bawah ini.

3.2.1 Sufiks { -h}Kaidah sufiks

berikut.Data:

Nom. Sing.

{ -h}, dapat dijelaskan dan dirumuskan berdasarkan data

(l) Devah 'Dewa'(2) Kavih'seorang penyair'(3) Guruh'seorang guru'(4) anadudaft 'seekor sapi jantan'

Data (1) Devah'Dewa' berasal dari bentuk dasar deva'dewa'; data Q) kavih

'seorang penyair'berasal dari bentuk dasar knvi'penyair'; data (3) guruh'seorartgguru' berasal dari bentuk dasar guru 'gtxu'; dan data (4) anadudah 'sapi jantan'

berasal dari bentuk dasar yang berakhir dengan konsonan. Realisasi dari sufiks {-h) apabila bergabung dengan bentuk dasar yang berakhir degan segmen vokal

tidak mengalami perubahan; sedangkan bila bergabung dengan bentuk dasar yang

91

1

II

a PUSTAKAVolume X, No. I . Februari 2010

berakhir dengan konsonan terjadi kaidah penambahan segmen /a/ sehingga menjadi/-ah/' Keempat data tersebut setelah mendapat suflks i-n] w*ralsra nominativesingularis. Hal itu dapat dilihat penggunaa*ya dalam kalimat.

(l)

3.2.2 Sufila { -m}Kaidah sufiks {-m}

Rdmah Dagarathasya putfah.Rama suf dagaratha suf puffa suf'REma seorang puka Dagaratha,

Kalimat (l) mengandung kasus nominative baik pada kata Rdmaft maupunp;utrah' Rdmah berfungsi sebagaisubjek sedangkan putiah.Berfungsi menjelaskansubjek' Kedua kata itu ditandaioleh sufiks { -h}. sedan gkan Dagarathasya berkasusgenetif s ingularis berasal dari kata benda mask. Dag ar atha

Kalau dikaidahkan menjadi:

[X] N(mas.) + fX -hlN(rzas., .nom., sing.

Kaidah di atas dapat dibaca: nomina maskulinumapabila ditambah sufiks ,.-ft}maka akan mengandung makna nom. sing.

dapat diketahui berdasarkan data yang ditampilkan dibawah ini.Data:Acc. Sing.: (l) somam 'bulan,

Q) Strim'sebuah gunung'(3) bhanum 'matahari,(4) candramas am .bulan,

Data (1) somam'bulan ' berasar dari bentuk dasar sirua .bulan , e) girint'sebuah gunung'berasal dari bentuk dasar giri,gunung; data (3) bhanum.matahari,berasal dari bentuk dasar bhanu' matahari,, d* iandrarnasam ,bularr,

berasaldari benfuk dasar yang berakhir dengan konsonan candramas .bulan,. Kalaudiperhatikan keempat nomina itu bentuk asalnya setelah menjadi bentuk turunantampak realisasinya menjadi: apabila bentuk dasarnya beraktrir dengan vokal makarealisasinya sama denga sufiksnya, yaitu /-m/, sedangkan pada bentuk dasar yangberaklrir dengan konsonan realisasinya menjadi t-amt. tnb;; il;.;; a*",yang berakhir dengan konsonan terjadi kaidah penambahan segmen /a/. Sufiks {_m}menandai kasus accuusatif singularis.Hal iu dapat dilihat p*lo:tu6rrrrt u"rit"t,

92

beil

-h{l,idd

Infleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta: Kajian Generatif TnansformasiNi Made Suryati

(2) Ramah pitram namatiRama suf. leluhur suf menghormati suf.

'Rama menghermati leluhur'

Kalimat (2) terdiri atas Rdmarl nomina maskulinum berasal dai Rdmamendapat sufiks {-h} penanda nominative, singulsrrs dan berfungsi sebagai subjekdalam kalimat. Pitaram berasal dari nomina maskulinum pitara mendapat sufiks

{-m} sebagai penanda kasus accusatif singularis berfungsi sebagai ojek dalamkalimat. Sedangkan namati berasal dari urat kata kerja kelas I parasmaipadatn nam'menghormat' mendapat tambahan lal sebagai pembentuk pangkal present sehinggamenjadi nama, kemudian ditambah suflks { +i} yangbermakna persona III singularis.Fungsinya dalam kalimat sebagai predikat.

Kaidahnya dapat digambarkan menj adi :

[X] N(mas.) ) tX -mlN(nras.,.acc., sing)

Kaidah di atas dapat dibaca: nomina maskulinum apabila ditambah sufiks {-m}akan menjadi nomina dengan kasus acc., sing..

3.2.3 Sufiks { -a}tlntuk mengetahui kaidah sufiks { -a} berikut disajikan data.

Data:Inst.sing. (l)janakena'denganseorangayah'

(2) sakhina odengan seorang pertapa'(3) catruna'dengan seorang musuh'(4) bhisuga'dengan seorang tabib'

Data(l) janakena 'dengan seorang ayah'berasal dari bentuk dasarTc naka'ayah' ;

data(2) sakhina 'dengan seorang pertapa'berasal dari bentuk dasar sakhi 'sahabat';data (3) catruna'dengan seorang musuh'berasal dari bentuk dasar catru'musuh';dan data (4) berasal dari bentuk dasar bhisag tabib'. Kalau diperhatikan ketiga data(l-3) yang berakhir dengan vokal tampak adarrya penambahan /-nal, sedangkanpada data (4) yang bentuk dasarnya berakhir dengan konsonan akkhanya terjadipenambahan segmen/a/. Dengan demikian realisasi dari sufiks { -a} adalah; apabilabergabung dengan bentuk dasar yang berakhir dengan vokal realisasinya menjadi/-nal, sedangkan bila bergabung dengan konsonan realisasinya tetap l-al.Itu berartipada data (l--3) terjadi kaidah penambahan segmen /n/. Khusus untuk data (l) yang

bentuk dasamyaberakhir denganvokal lalterjadi duakaidah. Kaidah pertamaberupa

93

Infleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta: Kajian Gcneratif TransformasiNi Made SurYati

I

I

/a/ , realisasinya menjadi l-el; apabila bentuk dasarnya berakhir dengan segmen /i/'

maka segmen nr ueruLarr menjadi tayt; apabila bergabung dengan bentuk dasar yang

berakhir dengan N, *ukurlg*"o /u/ berubah menjadi /ad; sedangkan apabila

bergabung dengan bentuk dasar yang berakhir dengan konsonan' maka realisasinya

tetap t-el.Suflks {-e} setelah uergauyng dengan bentuk d3sar yang berakhir dengan

segmen lal te}adidua kaidah, yaitu taiOatr pertaman terjadi perubahan segmen /e/

menjadi tat darrka\dah kedua terjadi penambahan semi vokal /y/' Sufiks ini menandai

kasus dat. sing. Contoh dalam kalimat:

(4) Rdmasya putrdu iandya Rdmdyaitam

Rama mas.Suf' putra mas' Orang laki mas'Suf Ramayana mas'Suf

' khatayatah.bercerita Suf..Dua orang putra Rama berceritra Ramayana kepada seorang laki-laki''

Kalimat (4) terdiri atas Rdmasya berasal dari fentuk dasat Rdma (mas')

mendapat sufiks { -ah'} 'gen..sing'; purraudibentuk oleh bentuk dasar putra (mas')

mendapat sufiks i-ou1"io*.dual'; ianaya berasal dari bentuk dasar iana 'seorang

laki, mendapat suflks {-e} ' dat.sW'i Rdmdyafiare - berasal dari bentuk dasar

Rdmdyafia(neut') *tnauput sufiks { ]m}'ak'sing'' dan khatayata}r berasal dari akar

katakerja kelasXkatlz berceritra'. Pangkal presentnya dibentukdenganpenambahan

/ayal sehingga menjadi lmthaya.f"muiiarriitambah sufiks { -tah} 'persona III dual'

Dengan demikian, kata yang mengandung kasus datif singularis pada kalimat di atas

adalah

Kaidahnya dapat digambarkan menj adi :

[l] N(mas) ) tX --elN(mas'' 'dat" sing)

Kaidah di atas dapat dibaca: nomina maskulinum guru'guru' apabila ditambatr sufiks

{ -e } akanmenjadi nomina dengankasts dat" sing"

3.2.5 Sufiks { -ahtt

Kaidah Sufiks { -ah,}, dapat diketahui berdasarkan data yang ditampilkan di

bawatr ini.Data:Abl., sing.: (1) lroddfkatena kemarahan'

(2) gireh'dari gunung'

(3) tanoh'dari kemuliaan'

(4) bhisagah'dan seorang tabib'

95

I

Inffeksi Nomina Maskuli*urn Singularis Bahasa Sanskerta: I{ajian Generatif rransformasiNi Made Suryati

(6) Rdmah Dasarathasya

Data di atas dapat dijelaskan bahwa data (1) lain sekali jika dibandingkandengan data (2) dan (3); pada data (4) kamala& berasal dari bentuk Aur* y*gberakhir dengan konsonan, tampak realisasi sufiks { -ahr} tetap, yaitu l_ah/. padadata (1) nomita pracaryasya,milik guru, berasal ciari bent uk daiar-pracarya,guru ,

.Ketika mendapat sufiks { -ah}, sufiksnya berubah menjadi / -sya/.Inipun sanglt sulituntuk dijelaskan. sedangkan untuk data (2) nomina sseft

,milik seorang pendeta,berasal dari bentuk dasar yang berakhir dengan segmen /i/ bergabung a.rr!a, sufiks{ -ah} berubah menjadi /-eh/.Begitu juga dengan data (3) sadhoh,milik oJng sareh,berasal dari bentuk dasar yang berakhir dengan segmen /u/, juga setelah b;;;""gdengan sufiks { -oh} berubah menjadi I -oh/.Itu berarti perubahan pada data (z)dan (3) mengikuti salah satu fitur segmennya, yaitu segmen ra/ meiiaai /e/ sama_sama tak bulat, sedangkan segmen lul menjadi /o/ sama-sama bulat. Sufiks { _ahr}menandai kasus gen.sing. Hal ini dapat dilihat pada contoh kalimat berkut:

Rama(mas.) suf. Dasaratha (mas.) suf'Rama putra Dagaratha yang pertama,.

jyeSlahpertamasuf.

putrah.Putra (rnas) suf

Kalimat (6) terdiri atas Rdmah (nominative singularis) berasal dari kata dasarRama (nomina maskulinum); Dasarathasya (genetif, singularis) berasal dari katadasar Dasaratha (nomina maskuinum); jyeslah (nominatie singularis) berasal darikata bilanganiyesya'pettama'; dan putrah (nominative singularis) berasal dari kataputra (nomina singularis) 'putra'. Jadi segmen yang mengandung kasus genetif padakalimat (6) adalah DaSaratha.rya ,milik Daqaratha.

Dengan demikian kaidah umumnya dapat dirumuskan menja,li:[X] N(mas) ) [X -ah2]N(zas.,gen., sing)

Kaidah di atas dapat dibaca: nomina maskulinum apabila ditambah sufiks { -ah, }akan menjadi nomina dengan kasus gen., sing.

3.2.7 Sufiks { -i}Untuk mengetahui gambaran kaidah sufiks { -i}, di bawah ini akan disajikan data.Data:Loc. sing. (l) patave'di peftapaan,

Q) vahnau.pada api,(3) bahau'di satu tangan,(4) kamali'pada lotus'

97

Infleksi Nomina Maskulinum Singularis Bahasa Sanskerta: Kajian Generatif TrrnsformasiNi Made Suryati

/IlrrI

i{

nomina mashtlinum singularis sebanyak 7 buah, yaitu: { -h},{ -m}, { -a}, { _e},{-ah'}, {-ah'}, dar, { -i}.Kaidah infleksi nomina maskulinum singularis dapat dirumuskan menjadi:(1)[x]N(mas.) ) [x -h']N(nom.,sing.,mas.)(2) [x]N(mas.) ) [x - m]N(acc.sing.mas)(3) [x]N(mas.) ) [x -a]N(ins.sing. mas.)(a) [x]N(mas.) ) [x -e]N(dat.sing.mas.)(5) [x]N(mas.) ) [x -ah1]N(abl.sing. mas)(6) [x]N(mas.) ) [x -ahr]N(gen. sing.mas)(7) [x]N(mas.) ) [x -i]N.(loc.,sing.,mas.)

Daftar Pustaka

Astra,I Gde Semadi. 1978. "PengantarBahasa SanskertaJilid I". Denpasar: LembagaPenelitian Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Saska Universitas Udayana.

1979- "pengantar Bahasa Sanskerta II',. Denpasar: Lembaga plnefitianDokumentasi dan Publikasi Fakultas Sastra universitas udayana.

Bungin, S'Sos.,M. Si.,Prof. Dr. H.M. Burhan. 2008. Metode penelitian KualitatifJakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bloomfield, Leonard. 1933.Langaage. New york:Henry Holt and company.Booij, Greet. 2007 . The Grammar of Word, An Introduction to Linguistic-Mo)phology.

Second Edition. Okford University press

I{aspelmath, Martin. 2002. (Jnderstanding Morphologlt. London: Oxford UniversityPrerss.

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik: Ancangan Metode penelitian danKatamba, F. l993.Morphologi. London: Macmillan press Ltd.Keraf, Gorys. 1990. Linguistik Bandingan ripologis. Jakarta: pr Gramedia.Langacker, Ronald w.1972. Fundamentars of Linguistic Analysis.Manis, carolyn Mc. Dkk. 1987. Language Files. Amerika: The ohio State

University.Matthews, P.H. 1979. Morpholog. An Introduction to The Theory of Word-Structure.

Melbourne: Cambridge University press.

Neida, Eugen. A. 1963. Morphologlt. The Descriptive Analisys of word. Secounadition. New York: AnArbor the university of Michigan press.

o'Graddy, william, Michael Dobrowolsky, Mark Aronoff. 19g9. contemporaryLinguistics an Introducfron. New york: St. Martin's press.

Ramlan. M. 1980. Morfologi sebuah Tinjauan Deskriptif, yogyakarta: Up

PUSTAKAV"'f"t . X, No' 1 ' f"$*i m

Karyono.

Sudaryanto.l988'MetodeLinguisti'-Bagiank!!:'M*'od'edanAnekaTelcnikP engumput"' ;;;;'7"'"[*t -Gai

atr Mada Universitv Fress'

1gg3. Metode dan Anela"f"iilnafisis Bahaso'Yogyakarta: Duta

,"*H,11r",1;;;#;;\y 1q*.a sa'nstrerta' Surabava: Paramita- *'

Sudharta, M.A., "J.

i' r:ot. R"i.i;;. P',elaiaran B'ahasa sanslrerta' Tahap

*"'tX:,Hl:'#,1Jffi f 1't'i::::':*i,!i{ifl';i#i;i,,',,,;f"^Tim Fakult^ surt* io 05. panduon'{*a, Fatailtas sastra (Jniversitas udayana'

DenPasar'

**;, s.As., N,_I,,i.^2 o* -::y ,;T;#:T:#-runtunan

Pra*is Bahasa

Sanskerta dan Huruf Devanagan'

100