111
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELENGKAPI WACANA RUMPANG PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh IRAMAYANTI 10533792015 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELENGKAPI WACANA RUMPANGPADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

IRAMAYANTI

10533792015

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin (0411) 860 132 Makassar 90221

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : RISMA RAMLI

NIM : 10533 7968 15

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan

Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 13 Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini telah memenuhi

persyaratan untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Juni 2019

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Wahyuningsih, S.Pd.,M.Pd

Diketahui,

Dekan Fakultas Keguruan Ketua Jurusan Prodi Bahasa dandan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dr. Munirah, M. PdNBM. 860 934 NBM. 951 576

Page 3: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin (0411) 860 132 Makassar 90221

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa : RISMA RAMLI

NIM : 10533 7968 15

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan

Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 13 Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini telah memenuhi

persyaratan untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Juni 2019

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Wahyuningsih, S.Pd.,M.Pd

Diketahui,

Dekan Fakultas Keguruan Ketua Jurusan Prodi Bahasa dandan Ilmu Pendidikan Sastra Indonesia

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dr. Munirah, M. PdNBM. 860 934 NBM. 951 576

Page 4: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin (0411) 860 132 Makassar 90221

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : RISMA RAMLI

NIM : 10533 7968 15

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan

Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 13 Makassar

Dengan ini Menyatakan bahwa:

Skripsi yang diajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarya dan saya

bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2019

Yang membuat pernyataan

Risma Ramli

Page 5: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin (0411) 860 132 Makassar 90221

v

SURAT PERJANJIAN

Nama Mahasiswa : RISMA RAMLI

NIM : 10533 7968 15

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan

Menggunakan Media Audio pada Siswa kelas VIII

SMP Negeri 13 Makassar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya

menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun

skripsi saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1,2 dan 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Makassar, Juni 2019Yang membuat perjanjian

Risma Ramli

Page 6: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

vi

Moto

Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu

Orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

Dengan beberapa derajat.....

(Q.S. 58.11)

PERSEMBAHAN:

Kupersembahkan karya kecil ini kepada:

1. Ayahanda Hudiah dan Ibunda Subaedah yang selalu memberikan

doa, motivasi dan kasih sayang yang tiada hentinya.

2. Kakakku dan adik-adikku yang selalu memberikan semangat.

3. Keluarga besarku yang selalu memberikan doa serta dukungan.

4. Seseorang yang spesial dan sahabat-sahabatku yang selalu

memberikan doa dan dukungan.

5. Teman-teman seperjuangan BSI 015 FKIP UNUSMUH

MAKASSAR.

6. Almamaterku tercinta FKIP UNISMUH MAKASSAR

Page 7: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

ABSTRAK

IRMAYANTI. 2020 “Peningkatan Kemampuan Melengkapi Wacana RumpangPada Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 10Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I H. Andi Sukri Syamsuri dan pembimbing II Aliem Bahri.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkankemampuan melengkapi wacana rumpang pada siswa kelas VIII denganmenggunakan teknik cloze pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPMuhammadiyah 10 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuimeningkatkan kemampuan melengkapi wacana rumpang siswa, denganmenggunakan teknik cloze pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIIISMP Muhammadiyah 10 Makassar. Penelitian ini bersifat penelitian tindakankelas yang dilaksanakan dalam bersiklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu,tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, serta tahaprefleksi. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah10 Makassar yang berjumlah 34 orang siswa. Pengambilan data dilakukan dengantes dan nontes.

Pada tahap perencanaan siklus I dan siklus II, memiliki kemiripan padarencana pelaksanaan pembelajaran, yang berbeda adalah langkah pembelajaran.Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana secaramaksimal dan pada siklus II dilaksanakan secara keseluruhan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran siklus I belum optimalyaitu 52,6%, berbeda pada siklus II yang mengalami perubahan lebih efektif yaitu85,71%. Dibuktikan pada siklus II siswa lebih antusias dan termotivasi dalammengikuti pembelajaran. Evaluasi pembelajaran pada siklus I belum optimalkarena ada beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana dengan baik danberpengaruh pada pencapaian hasil belajar sedangkan pada siklus II, langkahpembelajaran terlaksana dengan baik dan pencapaian hasil belajar siswamengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajarkemampuan melengkapi wacana rumpang dengan menggunakan teknik cloze padasiswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Makassar mengalami peningkatan.

Kata Kunci: Keterbacaan Wacana, Tes Rumpang

Page 8: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Sebagai manusia ciptaan Allah subhanahuwata’ala sudah sepatutnya

penulis memanjatkan kehadirat-Nya karena atas segala limpahan rahmat dan

karunia serta kenikmatan yang diberikan kepada penulis. Nikmat Allah itu sangat

banyak dan melimpah. Bahkan jika penulis ingin melukiskan nikmat Allah

subhanahuwata’ala menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai

penanya dan seluruh air laut sebagai tintanya, maka ranting-ranting pohon dan air

laut akan habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya tersebut. Semoga

nikmat Sang Pencipta selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya yang senantiasa

berbuat baik dan bermanfaat. Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata

untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan berhenti

bartahmid atas anugrah pada detik waktu, denyut jantung, gerak lanhkah, serta

rasa rasio pada-Mu, Sang Khalik . Skripsi ini adalah setitik deretan berkah-Mu.

Setiap dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan

fatamorgana yang semakin dikejar semakin hilang dari pandangan. Bagai pelangi

yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. tetapi kapasitas

penulis dalam keterbatasan.Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk

membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan,

khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Motifasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini, Segala rasa hormat,penulis mengucapkan terimah kasih kepada kedua orang

tua Hudia dan Subaeda yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,

mendidik dan membiayai penulis dalam proses mencari ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan Kepada para keluarga yang tak

hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada

Dr.H. Andi Sukri Syamsuri,M.Hum. dan Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd., pembimbing I

dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi

sejak awal penyusunan proposal sehingga selesainya skripsi ini.

Tiada lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Prof.Dr.H.

Abdul Rahman ,S.E.,M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin

Akib,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd.,ketua program

studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf

pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan

kepada kepala sekolah,guru staf SMP Muhammadiyah 10 Makassar, dan ibu Ika

Tenri Wulan, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut yang telah

memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga

mengucapkan terimah kasih kepada teman seperjuanganku risna dan dian selalu

menemaniku dalam suka dan duka,sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan

Page 10: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2015 atas

segala kebersamaan ,motivasi ,saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah

memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak,Mudah-mudahan dapat

memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, Januari 2020

Irmayanti

Page 11: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTO DAN PERSEMBHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian pustaka ................................................................................. 9

1. Hasil penelitian relavan ............................................................... 9

2. Kajian Teori ................................................................................ 12

B. Kerangka Pikir ................................................................................... 28

Page 12: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 30

C. Subjek Penelitian ............................................................................. 30

D. Desain Penelitian ............................................................................. 30

E. Instrument Penelitian ...................................................................... 36

F. Data dan Sumber Data ................................................................... 36

G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36

H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 37

I. Kriteria Keberhasilan....................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian................................................................................. 43

B. Pembahasan ...................................................................................... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 62

B. Saran .................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 64

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu,

kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk

dibicarakan karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan

dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa, kehidupan di dunia akan terasa begitu

suram tak berwarna. Tak ada satu pun kegiatan dalam kehidupan yang tidak

memerlukan bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk interaksi yang dilakukan

oleh manusia untuk saling memberi atau menerima informasi. Dengan kata

lain, bahasa adalah sarana komunikasi yang utama, meskipun dalam

kenyataan bahasa tidak hanya diartikan suatu tuturan, tetapi dapat berupa

isyarat gerakan tubuh yang bertujuan agar orang lain mengerti akan suatu hal.

Bahasa sebagai bentuk komunikasi manusia menggunakan media yang

berbeda-beda.

Secara garis besar komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu

komunikasi bahasa lisan dan komunikasi bahasa tulis. Komunikasi bahasa

lisan adalah cara penyampaian dan penerimaan informasi dari pemberi

informasi kepada penerima informasi tanpa menggunakan perantara.

Komunikasi bahasa tulis adalah proses penyampaian dan penerimaan

informasi kepada penerima informasi dengan menggunakan perantara (media)

salah satunya wacana. Kridalaksana (dalam Tarigan, 1996:25) mengatakan

bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki

gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Page 14: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

2

Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti

terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami

oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan).

Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk

dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan

kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dalam wacana dipenuhi apabila

dalam wacana itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya

keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut.

Dalam wacana tulis, penyapa adalah penulis sedangkan pembaca sebagai

pesapa.

Dalam sebuah wacana, harus ada unsur penyapa dan pesapa. Tanpa

adanya kedua unsur itu, tidak akan terbentuk suatu wacana. ragam bahasa

tulis sedangkan ujaran digunakan untuk mengacu pada kalimat dalam ragam

bahasa lisan. Untuk memahami sebuah wacana, perlu diperhatikan semua hal

yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut.Ada beberapa aspek yang

berkaitan dengan kajian wacana. Aspek-aspek tersebut adalah (a) konteks

wacana, (b) topik, tema, dan judul wacana, (c) kohesi dan koherensi wacana,

dan (d) referensi dan inferensi kewacanaan kecuali dengan mengacu pada

unsur yang lain. Hubungan kohesi yang dimaksud, seperti (a) hubungan seba-

akibat, (b) referensi dengan pronomina persona dan demonstrativa, (c)

konjungsi, (d) hubungan leksikal, dan (e) hubungan struktural lanjutan,

seperti substitusi, perbandingan, dan perulangan.

Wacana tulis adalah teks yang yang berupa rangkaian kalimat yang

menggunakan ragam bahasa tulis, sedangkan wacana lisan merupakan

Page 15: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

3

rangkaian kalimat yang ditranskrip dari rekaman bahasa lisan. Wacana tulis

dapat ditemukan dalam bentuk buku, surat kabar, artikel, makalah, dan

sebagainya sedangkan wacana lisan dapat ditemukan dalam bentuk

percakapan, khotbah, dan siaran langsung di radio atau televisi. Berdasarkan

tujuan komunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana deskripsi,

eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi.

Wacana narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha

menggambarkan dengan sejelas-jelasnya pada pembaca suatu peristiwa yang

telah terjadi. Dalam wacana narasi, terdapat unsur-unsur cerita yang penting,

misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dengan cara ini, dapat dipenuhi

kebutuhan para pendengar dan pembacanya untuk memperoleh informasi

tentang kejadian itu. Antara kisah dan kisah dalam narasi selalu terdapat

perbedaan yang menyangkut tujuan dan sasarannya, misalnya narasi

ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang

bertujuan untuk memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya

bertambah luas, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian,

didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan bahasa

dalam narasi ekspositoris lebih condong ke bahasa informatif dengan titik

berat pada penggunaan kata-kata denotative.

Narasi sugestif adalah narasi yang disusun sedemikian rupa sehingga

mampu menimbulkan daya khayal para pembaca, menyampaikan suatu

makna atau suatu amanat yang tersirat, penalaran hanya berfungsi sebagai alat

untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar,

dan bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa figuratif dengan

Page 16: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

4

menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif. Media informasi dapat

dibedakan menjadi dua yaitu dalam bentuk elektronik dan cetak.Dalam

bentuk elektronik, misalnya televisi, radio, tape, telepon, dan komputer.

Sedangkan media cetak, misalnya tabloid, majalah, koran, artikel, pamplet,

dan papan reklame. Surat kabar merupakan salah satu media cetak yang

memiliki keunggulan dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Berita yang

disampaikan dikupas lebih mendalam dan lebih terinci.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi salah satunya tampak dalam

penggunaan ragam bahasa jurnalistik. Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam

bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam media massa. Surat kabar

adalah alat komunikasi yang berperan sebagai sarana informasi yang telah

menjadi suatu kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Setiap hari orang

membaca surat kabar untuk mengetahui berita-berita yang sedang

berkembang atau terjadi sehari-hari. Jenis surat kabar umum biasanya

diterbitkan setiap hari. Salah satu surat kabar umum yang terbit setiap hari

adalah Kompas. Kompas adalah surat kabar yang terbit sejak 28 Juni 1965

dengan pendiri P.K. Ojong (1920-1980) Jakob Oetama. Kompas merupakan

surat kabar harian yang memuat berita-berita faktual yang jangkauannya luas,

tidak hanya di dalam negeri namun sudah mencakup internasional. Informasi

yang disajikan meliputi politik dan hukum, opini, internasional, pendidikan

dan kebudayaan, lingkungan dan kesehatan, IPTEK, umum, bisnis dan

keuangan, nusantara, metropolitan, Sumatera Utara, nama dan peristiwa, dan

olahraga.

Page 17: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

5

Setiap wacana mengandung informasi yang merupakan misi yang hendak

dicapai. Harian Kompas, misalnya merupakan salah satu surat kabar yang di

dalamnya terdapat wacana-wacana narasi ekspositoris. Pada umumnya

pembaca hanya memperhatikan isi dari informasi yang dibaca tanpa

memperhatikan bagaimana caranya informasi itu dihasilkan. Dengan kata

lain, bagaimana seorang pencerita atau narator menemukan cara terbaik untuk

menyampaikan suatu peristiwa agar dapat dimengerti atau dipahami dengan

mudah oleh pembacanya.

Tingkat keterbacaan wacana atau tulisan sebaiknya dimulai sejak proses

penulisan. Ini berarti tingkat keterbacaan sebuah wacana atau tulisan

merupakan tanggung jawab seorang penulis bersama editor dan penerbit

tulisan dalam sebuah buku. Keterbacaan sebuah wacana atau tulisan memang

tidak semata-mata ditemukan oleh internal tulisan itu, namun ada juga aspek

ekternal yang turut berpengaruh seperti minat baca dan kebiasaan membaca.

Untuk memperkirakan tingkat keterbacaan bahan bacaan, dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai model keterbacaan. Dewasa ini

sudah ada formula-formula keterbacaan untuk memperkirakan tingkat

kesulitan sebuah wacana Tingkat keterbacaan harus serasi dengan tingkat

kemampuan siswa. Formula-formula keterbacaan seperti: reading Ease

formula, Hiuman Interen, Fog Indewks, Grafik Fry, Grafik Raygor dan

Prosedur Close (selanjutnya disebut sebagai teknik isian rumpang) dianggap

praktis dan sederhana dalam pemakaiannya (harjasujana).

Harjasujana dan Mulyati (2006: 139) menambahkan bahwa metode yang

dipandang paling berhasil diantara formula-formula keterbacaan tersebut

Page 18: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

6

adalah prosedur close atau yang biasa disebut dengan teknik isian rumpang.

Prosedur close (teknik isian rumpang) sangat sederhana untuk dilakukan.

Wilson Taylor dalam Harjasujana (2006: 144) sebagai pengembang teknik

ini, mengatakan sebuah prosedur yang baku untuk sebuah kontruksi wacana

rumpang, yakni: (a) memilih wacana yang relatif sempurna yakni wacana

yang tidak tergantung pada wacana sebelumnya, (b) melakukan pelesapan, (c)

mengganti hal-hal yang dilesapkan dengan hal-hal tertentu, (d) memberi

salinan dari semua yang diproduksi kepada peserta teks, (e) mengingat

peserta teks untuk berusaha mengisi semua lesapan, dan (f) menyediakan

wsaktu yang cukup.

Teks wacana rumpang adalah bentuk latihan untuk menentukan kata

yang tepat untuk melengkapi paragraf.Teks yang terdapat bagian yg harus di

isi bagian yg harus diisi itu biasanya di isi dengan titik-titik. Melengkapi

wacana rumpan, sebuah wacana rumpang dapat dilengkapi dengan kalimat,

frasa, kata berimbuhan, simpulan,ungkapan, majas atau peribahasa. Wacana

yang dilengkapi dapat berupa cerita, puisi, drama, dialok, ataupun wawancar.

Kalimat frasa, kata, kata berimbuhan, simpulan, ungkapan, majas atau

peribahasa yang digunakan untuk melengkapi wacana rumpang harus

berhubungan dengan kalimat yang lain dalam paragraph tersebut.

Cerita rumpang adalah cerita yang belum selesai atau cerita yang belum

lengkap. Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) merupakan

bagian menulis cerita (narasi).narasi adalah cerita yang menyajikan

serangkaian peristiwa.cerita ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian

menurut urutan terjadinya (kronologi), dengan maksud memberi arti kepada

Page 19: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

7

sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik

hikmah dari cerita itu.

Sebuah cerita terdiri beberapa paragraf-paragraf yang saling terkait,

jika dihilangkan beberapa kalimat dari paragraf itu maknanya tidak akan

utuh. Dalam melengkapi cerita rumpang, harus disesuaikan dengan isi cerita

atau kalimat sebelum atau sesudahnya agar cerita menjadi padu. Pada siswa

kelas VIII SMP Mthammadiyah 10 Makassar ditemukan permasalahan-

permasalahan yang terkait kurangnya pemahaman dalam melengkapi wacana

rumpang. Setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu

ada siswanya yang mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak mampu

mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam membantu peningkatan

pemahaman siswa dalam melengkapi wacana yang rumpang. Guru akan

mengulangi materi tersebut dan memberikan contoh yang akan dimengerti

oleh siswa kemudian memberikan tugas rumah dan bagaimana untuk

mengupayakan potensi siswa itu sendiri dalam rangka membantunya menuju

peningkatan hasil belajar di sekolah. Guru tidak dapat dibiarkan berlarut-larut

dan harus dicari solusi terbaik yang memungkinkan siswa dapat memahami

wacana rumpang agar mencapai belajar yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka cukup beralasan penulis melakukan

penelitian dalam kemampuan melengkapi wacana rumpang pada siswa kelas

VIII SMP Muhammadiyah 10 Makassar.

Page 20: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

8

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah ‘‘Bagaimana

kemampuan siswa melengkapi wacana rumpang di kelas VIII SMP

Muhammadiyah 10 Makassar”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan melengkapi

wacana rumpang di kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Dari segi siswa bermanfaat untuk mengetahui tingkat kemampuan untuk

melengkapi wacana rumpang.

2. Dari segi peneliti, penelitian ini bermanfaat terhadap pentingnya

menguasai materi ajar dalam melengkapi wacana rumpang sebagai bekal

sebagai pendidik di sekolah.

3. Dari segi guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia, peneliti ini

bermanfaat dalam upaya memiliki bahan ajar yaitu kemampuan

melengkapi wacana rumpang yang sesuai sehingga dapat meningkatkan

mutu pembelajaran di sekolah

Page 21: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relavan

Penelitian yang relevan di lakukan sebelumnya sebagai bahan acuan dalam

penelitian ini. Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

ini di antaranya:

a. Tirta (2012) dengan judul penelitian Meningkatkan Kemampuan Siswa

Dalam Melengkapi Kalimat Rumpang Melalui Permainan Tebak Kata di

Kelas II SDB Al-huda Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini bermaksud

untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Melengkapi Kalimat

Rumpang Melalui Permainan Tebak Kata di Kelas II SDB Al-huda Kota

Selatan Kota Gorontalo, dengan jumlah siswa 19 orang laki-laki 12 orang dan

perempuan 7 orang. Pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus masing-

masing siklus satu kali pertemuan.Pada observasi awal kemampuan siswa

sangat rendah siswa yang tuntas hanya 2 orang atau 11% dan yang mendapat

nilai rendah 17 orang atau 89%, pada siklus I siswa yang tuntas 7 orang atau

37 % dari observasi awal ke siklus 1 hanya meningkat 69% jadi kemampuan

siswa belum memenuhi indikator capaian sehingga dilanjutkan ke siklus II,

pada siklus II kemampuan siswa dalam melengkapi kalimat rumpang

meningkat menjadi 80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model tebak kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

melengkapi kalimat rumpang.

Page 22: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

10

b. Umi (2011), dengan judul penelitian peningkatan keterampilan menulis cerita

rumpang dengan menggunakan model kooperatif tipe kancing gemerincing

pada siswa kelas iv sdn mancasan 4 kecamatan baki kabupaten sukoharjo.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita

rumpang melalui model kooperatif tipe Kancing Gemerincing pada siswa

kelas IV SD Negeri Mancasan 4 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo

Tahun Pelajaran 2010/2011. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam

penelitian ini adalah keterampilan menulis cerita rumpang, sedangkan

variabel tindakan yang digunakan adalah model kooperatif tipe Kancing

Gemerincing. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri

dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa

kelas IV SD Negeri Mancasan 4. Tehnik pengumpulan data menggunakan,

observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Tehnik analisis data

menggunakan tehnik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen

analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau

verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada

peningkatan keterampilan menulis cerita rumpang setelah diadakan tindakan

kelas dengan menggunakan model kooperatif tipe Kancing Gemerincing. Hal

ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilam siswa dari sebelum

dan sesudah tindakan. Pada siklus I menunjukkan peningkatan keterampilan

menulis cerita rumpang dengan rata-rata nilai 67,63 dan prosentase siswa

yamng mencapai KKM sebanyak 68,42 %. Pada siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 73,68 dengan ketuntasan klasikal 89,42%.

Page 23: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

11

c. Rida (2015), dengan judul penelitian Keterampilan menulis terutama dalam

keterampilan melengkapi cerita harus dilakukan sejak dini. Pembelajaran

keterampilan menulis di sekolah dasar umumnya memiliki berbagai masalah,

di antaranya adalah kemampuan siswa dalam menempatkan kata dalam cerita

yang kurang paduan kurangnya media pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan. Salah satu media untuk meningkatkan keterampilan menulis,

khususnya melengkapi cerita rumpang adalah media flashcard. Flashcard

adalah kartu belajar, berupa kartu kata/kalimat berukuran 9 X 15 cm yang

berisi kata atau kalimat yang membantu mengingatkan atau mengarahkan

siswa untuk melengkapi cerita rumpang agar menjadi runtut dan padu serta

membentuk sebuah cerita yang utuh dan memiliki kesatuan makna. Penelitian

ini Dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu(1) pratindakan(2) tahap siklus I,dan

(3) tahap siklus 3. Setiap aspek melibatkan tiga aspek proses pembelajaran,

yaitu (1) keseriusan menyimak, (2) keaktifan, dan (3) ketepatan waktu

mengerjakan soal. Sementara itu, penentuan hasil pembelajaran juga

melibatkan tiga aspek, yaitu (1) kelengkapanisi, (2) kepaduan kata/kalimat,

dan (3) ketepatanejaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor

ketiga aspek pada proses dan hasil pembelajaran memeroleh skor sangat baik.

Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan skor mulai dari pratindakan,

siklus I, dan II dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam

suatu pekerjaan.

Page 24: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

12

2. Kajian Teori

a. Kemampuan

Dalam kamus bahasa Indonesia (KBBI), kemampuan berasal dari kata

“mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat,

berada, kaya, mempunyai harta belebihan). Kemampuan adalah suatu

kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila

ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan juga bisa

disebut dengan kompetensi. Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris

“competence” yang berarti ability, power, authority, skill, knowledge, dan

kecakapan, kemampuan serta wewenang. Jadi kata kompetensi dari kata

competent yang berarti memiliki kemampuan dan keterampilan dalam

bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan atau atoritas untuk melakukan

sesuatu dalam batas ilmunya tersebut.

Yusdi (2011), Kompetensi merupakan perpaduan dari tiga domain

pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang

terbentuk dalam pola berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Atas

dasar ini, kompetensi dapat berarti pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan

yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga

dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan

sebaik-baiknya. Pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang

merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan

digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu;

Page 25: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

13

1) Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar dan memecahkan

masalah.

2) Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina,

keterampilan, kekuatan dan karakteristik serupa.

b. Wacana

1. Pengertian Wacana

Sampai saat ini batasan atau definisi wacana yang dikemukakan para ahli

para ahli masih beragam. Antara definisi yang satu dengan yang lain terdapat

perbedaan-perbedaan. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda

dari oleh para ahli bahasa, namun harus diakui pula bahwa selain terdapat

perbedaan juga terdapat persamaan-persamaan antara definisi-definisi

tersebut.

Dari segi etimologi kata wacana berasal dari bahasa sankrit, yaitu vecewa

yang bertalian dengan kata baca dalam bahasa Indonesia menjadi wacana

yang berarti ucapan dan percakapan porwadarminta (Sugira Wahid, 1996: 8).

Di samping pengertian wacana dari segi etimologi diatas, banyak para ahli

yang, mendefinisikantentangwacana. Wacana diartikan secara sederhana, oleh

Porwadarminta (dalam Sugira. 1996: 5-6), wacana atau discourse diartikan

dengan “Connected speech or writing consisting of more than one sentence”.

Menurut pengertian ini dapat berupa wacana lisan dan dapat juga berupa

tulisan, tetapi persyaratan dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh pleh

Page 26: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

14

sebuah kalimat. Pengertian ini dilengkapi lagi dengan bentuk kedua yang

menambahkan bahwa yang diungkapkan dalam wacana itu pasti menyangkut

suatu hal dan pengungkapannya berjalan menurut tata cara yang benar.

Lain halnya lagi dengan apa yang diungkapkan oleh Samsudin dkk,

(1997:6), beliau mengatakan bahwa wacana adalah rekaman kebahasaan yang

utuh tentang peristiwa komunikasi. Komunikasi dalam bahasa lisan maupun

dalam bahasa tulis. Dilihat dari posisinya dalam tataran bahasa, wacana

merupakan wujud pemakaian bahasa, yang melampaui tataran kalimat. Dalam

kaitannya dengan hal ini,kalimat-kalimat adalah komponen-komponen

kontruksi wacana Bell (dalam Suriga Wahid,1996: 9), lain halnya lagi dengan

Kridalaksana, beliau melihat wacana dari segi keutuhannya. Beliau

mengartikan bahwa wacana adalah satuasn lingual terlengkap dan merupakan

perwududan pemakaian bahasa yang utuh. Dalam hirarki gramatikal wacana

merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. Wacana biasanya

terealiasasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri

eneyelopedia, dsb), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang

lengkap (Sugira Wahid, 1996:9).

Wahab (1991:128) wacana adalah organisasi bahasa yang lebih luas dari

kalimat atau klausa. Wacana dipandang sebagai satuan bahasa yang lebih luas

dari kalimat atau klausa. Padahal wacana belum tentu berwujud rangkaian

kalimat. Wacana dapat berupa satuan bahasa bermakna yang memiliki

konteks dan menyampaikan gagasan.

Crystal (1985), wacana berarti rangkaian sinambung kalimat yang lebih

luas daripada kalimat.Wacana tidak berupa satuan bahasa yang lebih luas dari

Page 27: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

15

kalimat karena wacana terdiri atas satuan bahasa bermakna yang memiliki

konteks dan menyampaikan gagasan. Sedangkan menurut Alwi dkk (2003:

419) wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan

proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk satu kesatuan.

Alwi juga menyatakan bahwa untuk membicarakan sebuah wacana

dibutuhkan pengetahuan tentang kalimat dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan kalimat. Definisi wacana menurut Alwi, wacana hanya

tentang hubungan antara proposisi satu dan proposisi lain. Ia juga

berpendapat bahwa wacana terdiri atas sederetan kalimat yang berkaitan

padahal wacana belum tentu terdiri atas kalimat-kalimat. Wacana bisa juga

berupa satuan bahasa bermakna seperti kata yang memiliki konteks serta

menyampaikan suatu gagasan.

Amirudin (2006:31), menyebutkan wacana adalah satuan bahasa yang

membawa amanat yang lengkap. Berdasarkan pengertian wacana menurut

Oka dan Suparno, wacana terdiri atas satuan bahasa apa pun yang memiliki

amanat atau gagasan. Definisi wacana ini kurang lengkap karena tidak

disebutkan konteks, padahal konteks berperan penting dalam membentuk

sebuah wacana. Satuan bahasa bermakna dapat membentuk wacana bila

disertai konteks dan mengandung gagasan.

Tarigan (1987:9) mendefinisikan wacana merupakan satuan bahasa

terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau dengan klausa dengan koherensi

tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir nyata

disampaikan secara lisan atau tertulis. Pada dasarnya definisi para ahli yang

dikemungkakan di atas memiliki sebuah konsep yang sama yakni wacana

Page 28: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

16

merupakan satuan bahasa yang terlengkap. Dalam penelitian ini konsep

wacana yang digunakan mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam

Porwadarminta, 2001: 1256) dinyatakan bahwa wacana adalah:

a) Komunikasi verbal atau percakapan

b) Keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan

c) Satuan bahasa yang terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan

atau laporan utuh seperti novel, buku, artikel, dan pidato/khutbah

d) Kemampuan berpikir secara sistematis

e) Pertukaran ide secara verbal

Mengacu dari uraian di atas, dari berbagai pendapat para ahli dan kamus

besar bahasa Indonesia, maka dapat disimpulkan pengertian wacana sebagai

acuan dalam penelitian ini, yakni wacana adalah satuan bahasa yang besar

(terlengkap) yang direalisasikan dalam bentuk karangan utuh berupa

buku/artikel yang terukur tingkat keterbacaannya sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan pembelajaran bahasa indonesia.

2. Persyaratan Wacana

Sejumlah persyaratan lain yang menentukan terbentuknya wacana, antara

lain;

a. Topik, mengacu pada hal yang dibicarakan dalam wacana.

b. Tuturan untuk mengungkap topik beserta jabatan jabatan pengungkap

topik yang bersangkutan. Tuturan pengungkap topik yang dimaksut adalah

berupa kalimat-kalimat atau untaian kalimat yang membentuk teks bacaan.

c. Kohesi dan Koherensi, kohesi merupakan hubungan hubungan formal

(hubungan yang tampak pada bentuk), hubungan tersebut ditandai dengan

Page 29: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

17

penanda-penanda lahir yakni penanda yang menghubungkan apa yang

dinyatakan sebelumnuya dalam wacana yang bersangkutan, sedangkan

koherensi merupakan hubungan struktur antara kalimat dalam

wacana,yakni hubungan serasi antara proposisi yang satu dengan yang lain

(Harjasujana, 2006:1-44).

3. Macam-macam wacana

a. Berdasarkan jenis wacana

1) Wacana lisan

Wacana langsung; kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh

intonasi.

2) Wacana tulis

Wacana tidak langsung; pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip

harfiah

3) Wacana prosa, puisi, dan drama

(a)Wacana prosa: wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana

prosa ini dapat tertulis atau lisan, langsung atau tidak langsung.

(b)Wacana puisi: wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi baik

secara lisan maupun tulis.

(c)Wacana drama: wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam

bentuk dialok tertulis maupun lisan.

4. Jenis-jenis Wacana Bahasa Indonesia

Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi

empat yaitu;

Page 30: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

18

a. Wacana Narasi

Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau

peristiwa.Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik,

alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Contoh: “Biasanya orang singgah ke restoran ingin mencari makanan

enak, mereka ingin mengenyangkan perut yang lapar dengan menyantap

hidangan yang tersedia”.

Namun demikian, pengunjung sekarang mulai datang ke restoran dengan

tujuan lebih variatif. mereka ke restoran tak lagi sekedar mengenyangkan

perut tapi juga berusaha “mengenyangkan” mata. Di tengah hiruk pikuk

bisnis restoran, ada sebagian orang yang menjadikan pergi ke tempat makan

sebagai gaya hidup. Para pebisnis makanan pun rupanya jeli dengan adanya

kalangan tertentu ini. Pengusaha restorans tak lagi sekedar menyediakan

menu makanan enak bagi pengunjung. Akan tetapi menyediakan fasilitas

lain seperti arena untuk bernyanyi, panggung hiburan yang menampilkan

acara live music. Hingga menggelar program-program acara tertentu yang

diadakan sewaktu-waktu untuk menghibur pengunjung. dengan adanya

inovasi tadi maka jumlah pengunjung pun dapat terdongkrak. sehingga roda

usaha bisnis restoran terus bergerak. Salah satu cara agar pengunjung

mendapatkan sesuatu yang baru ialah dengan mendesain inding restoran

agak berbeda misalnya dengan memajang berbagai lukisan di dinding

restoran. Memajang lukisan sebagai salah satu bagian dari interior restoran,

Page 31: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

19

kini menjadi tren baru beberapa restoran. Kalau dulu untuk menikmati

sebuah karya seni orang perlu mengunjungi sebuah galeri lukisan, sekarang

seiring dengan perubahan zaman, cukup datang ke restoran, duduk santai

dan rileks orang bisa enjoy menikmati karya seni. Ternyata adanya restoran

yang mengakomodasi karya seniman lokal menjadi inspirasi.

b. Wacana Deskripsi

Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan

hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai

kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan,

fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2

macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi

faktual/ekspositoris.

Contoh : “SMPku Masa Depanku. SMP Negeri 3 Pasilambena Kabupaten

Kepulauan Selayar merupakan SMP satu-satunya di Pasilambena. SMP

Negeri 3 Pasilambena Kabupaten Kepulauan Selayar lahir pada bulan Maret

2007. SMP Negeri 3 Pasilambena Kabupaten Kepulauan Selayar mempunyai

jumlah murid kurang lebih 131 siswa dan mempunyai 3 lapangan, yaitu

lapangan volly, lapangan sepak bola, dan lapangan badminton. Luas smansa

kurang lebih 3 hektare dan memiliki 3 kelas serta 10 guru mata pelajaran.

SMP saya juga memiliki kantin dan bermacam-macam makanan. Ketika bel

istirahat berbunyi, kanti di SMPku sangatlah ramai hingga siswa-siswi pun

harus berdesak-desakan untuk membeli makanan.kantin Smansa menjual

bermacam-macam makanan seperti gorengan,bakso dan masih banyak lagi

Ketika kantin ini ramai, suasaana pun menjadi sangat panas, berisik dan kotor.

Page 32: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

20

Kantin di SMPku sungguh sempit sedangkan muridnya sangatlah banyak,

sehingga kantin ini pun menjadi hiruk-pikuk”.

c. Wacana Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan

secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi

dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi

biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-

makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Tahapan menulis

karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan

dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun

kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola

penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.

Contoh: “Yang Kedua bagi American Airlines. Jatuhnya pesawat

berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan peristiwa kedua

bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara

internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya.

Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat

mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat

mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271

penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin

copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober

1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba

Page 33: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

21

lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. disusul kemudian

oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat

mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam,

Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak”.Sumber:

Kompas, 15 November 2001.

d. Wacana Argumentasi

Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau

penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan

pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah

berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Tahapan

menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik

permasalahan, merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan

berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun

kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat,

akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.

Contoh: “Pengaruh Narkoba Terhadap Perkembangan Generasi Bangsa.

Dewasa ini narkoba menjadi masalah serius di belahan dunia manapun.

Banyak kasus narkoba yang susah diselesaikan. Narkoba (Narkotika,

Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah zat yang jika

dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara diminum, dihirup, maupun

disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atu perasaan, dan perilaku

Page 34: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

22

seseorang. Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkoba yaitu, zat atau

obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi

sintetis. Zat tersebut menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantung”.

5. Karakteristik wacana

Wacana merupakan medium komunikasi ferbal yang bisa diasumsikan

dengan adanya penyapa (pembicara dan penulis) dan pesapa (penyimak dan

pembaca).

a. Ciri-Ciri Wacana

1) Satuan gramatikal

2) Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap

3) Untaian kalimat-kalimat

4) Memiliki hubungan proposisi

5) Memiliki hubungan koherensi

6) Memiliki hubungan kohesi

7) Medium bisa lisan maupun tulis

8) Sesuai dengan konteks

b. Unsur pembentuk wacana

Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur

ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi

social (konfersasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan

paragraf).

Page 35: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

23

c. Konteks dan ko-teks

Wacana merupakan bangunan semantis yang terbentuk dari hubungan

semantis antar satuan bahasa secara padu dan terikat pada konteks.Ada

bermacam-macam konteks dalam wacana.Wacana lisan merupakan kesatuan

bahasa yang terikat dengan konteks situasi penuturnya. Konteks bagi bahasa

(kalimat) dalam wacana tulis adalah kalimat lain yang sebelum dan

sesudahnya, yang sering disebut ko-teks. Teks dalam berbagai tingkatan.

Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan

tetapi juga bagaimana hubungan antar objek didefinisikan.

6. Melengkapi Cerita Rumpang

Cerita rumpang adalah cerita yang belum selesai atau cerita yang belum

lengkap. Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) merupakan

bagian menulis cerita (narasi). Narasi adalah cerita yang menyajikan

serangkaian peristiwa.cerita ini berusaha menyampaikan serangkaian

kejadian menurut urutan terjadinya (kronologi), dengan maksud memberi arti

kepada sebuah kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat

memetik hikmah dari cerita itu.

Sebuah cerita terdiri dari beberapa paragraf-paragraf yang saling terkait,

jika dihilangkan beberapa kalimat dari paragraf itu maknanya tidak akan

utuh. Dalam melengkapi cerita rumpang, harus disesuaikan dengan isi cerita

atau kalimat sebelum atau sesudahnya agar cerita menjadi padu. Untuk

melengkapi cerita rumpang, bisa ditambahkan tokok-tokoh cerita yang bisa

kamu buat sendiri.

Page 36: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

24

7. Formula Keterbacaan Wacana

Ada beberapa formula keterbacaan wacana yang dapat digunakan

seorang pengajar atau guru bahasa Indonesia untuk mengukur keterbacaan

wacana. Seperti Grafik Fry, Grafik Raygor, dan prosedur close (teknik isian

rumpang). Prinsip-prinsip dasar ketiga formula keterbacaan diatas adalah

sebagai berikut.

a. Model Grafik Fry

Grafik Fry pertama ditentukanoleh Edward Fry yang dipublikasikan pada

tahun 1997 dalam majalah “Journal or Reading”. Grafik yang asli dibuat

pada tahun 1968.

Langkah-langkah atau cara menggunakan grafik fry dalam wacana adalah

sebagai berikut:

1) Memilih wacana yang terdiri dari 100 kata

2) Hitungan jumlah kalimat dari seratus kata tersebut hingga berpuluhan

terdekat

3) Hitungan jumlah suku kata dari wacana sampel yang memiliki 100 kata

yang sudah dipilih di langkah awal

4) Perhatikan grafik fry, kolom tegak lurus menenjukan jumlah suku kata

persatuan kata dan baris mendatar merupakan jumlah kalimat perseratus

kata

b. Grafik Raygor

Formula keterbacaan grafik Raygor pertama diperkenalkan oleh Alton

Raygor. Petunjuk penggunaan grafik Raygor adalah sebagai berikut.

Page 37: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

25

1) Hitung 100 buah perkataan atau kata dari wacana yang akan diukur

tingkat keterbacaannya.

2) Menghitung jumlah kalimat sampai per sepuluh terdekat.

c. Prosedur Closed (Teknik Isian Rumpang)

Prosedur close (teknik isian rumpang), diperkenalkan oleh Wilson

Taylor (1953) dengan nama “close procedure”. Seperti yang dijelaskan

oleh Sadtono (dalam Harjasujana dan Mulyati, 2006: 139), istilah

“closure: mengandung makna sebagai persepsi (penglihatan dan

pengertian) yang penuh atau komplet dari gambar atau keadaan yang

sebetulnya tidak sempurnah. Taylor sendiri mendefinisikan prosedur close

adalah metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau

pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-

bagiannya dan menyampaikan kepada si penerima sehingga mereka berupa

untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang

menghasilkan sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat

dipertimbangkan.

Dalam kaitannya dengan keterampilan membaca Hittlemen (dalam

Harjasujana dan Mulyati, 1996: 140), menjelaskan teknik isian rumpang

sebagai sebuah teknik penghilangan katakata secara sistematis dari sebuah

wacana. Pembaca diharapkan dapat mengisi katakata yang hilang tersebut

dengan katakata yang sesuai. Hittlemen memandang teknik isian rumpang

ini dipandang sebagai alat untuk mengukur keterbacaan wacana.

Kriteria pembuatan wacana rumpang sangat banyak diungkapkana para

ahli, Wilson Taylor misalnya mengusulkan sebuah prosedur yang baku

Page 38: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

26

untuk sebuah kontruksi wacana rumpang. Usulnya meliputih hal-hal

sebagai berikut.

1) Memilih satu wacana yang relatif sempurnah yang ini wacana yang

tidak tergantung pada informasi sebelumnya .

2) Melakukan penghilangan atau pelesapan setiap kata ke-5, tanpa

memperhatikan fungsi kata-kata yang dihilangkan atau dilesapkan

tersebut.

3) Mengganti bagian-bagian yang dihilangkan dengan tanda-tanda

tertentu, misalnya tanda mendatar (-------) yang sama panjangnya.

4) Memberi salinan dari semua bagian yang diproduksi kepada siswa

atau peserta teks.

5) Mengingatkan kepada siswa untuk berusaha mengisi semua lesapan

dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap wacana,

memperhatikan konteks wacana, dana memperhatikan kata-kata

sisanya.

6) Menyediakan waktu yang relatif cukup untuk memberi kesempatan

kepada siswa menyelesaikan tugasnya (Harjasujana dan Mulyati,

1996:144-145).

Khusus mengenai strategi pelesapan kata, banyak ahli yang berbeda

pendapat.Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan sudut pandang

mengenai dampak yang ditimbulkan dari pelesapan dimaksu.secara

umum, pendapat mereka mengenai pelesapan ini dapat di kelompokan

dalam dua kelompok besar yakni, (1) pelesapan setiap kata ke – n, dan

(2) pelesapan kata secra selektif dan random.Farr dan Roser (dalam

Page 39: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

27

Harjasujana dan Muliyati, 1996: 145) misalnya, mengusulkan strategi

pelesapan pada setiap kata ke – n tidak termasuk angka dan singkatan,

lain halnya yang di sarankan oleh Jongsama, beliau mengusulkan

penentuan lesapan tidak mempertimbangkan kesistematisan tapi di

lakukan secara acak.

Di samping pandangan di atas, ada juga ahli yang berpendapat

berbeda tentang persoalan ini.John misalnya mengajukan variasi lesapan

itu dengan ketentuan setiap kata sifat ke – 10, sementara Rhodes

mengajukan variasi lesapan pada setiap kata kerja yang ke-10

(Hardjasujana dan Mulyati, 2006: 145).

Untuk menghindari interpretasi kriteria pelesapan maka dalam

wacana isian rumpang penelitian ini menggunakan kriteria yang di

ungkapkan oleh Farr dan Roser, yaitu pelesapan setiap kata ke -5 (kecuali

angka dan singkatan) sebagai pedoman dalam pembuatan wacana

rumpang untuk menganalisis wacana di maksud.

Contoh :

Anak perlu di kenalkan pada alam sekitarnta sekini mungkin. Ini penting

untuk perkembangan … (1) … dan emosinya. Anda dapat … (2) …

proses mekarnya, bunga dan … (3) … aneka warna pada bunga …(4) …

kepada anak yang lebih … (5) … anda dapat menceritakan bentuk … (6)

… warna bunga yang indah …(7) … bauhnya yang harum, dan …(8) …

membuat serangga tertarik dan …(9). Untuk menghisap madu.

Untuk menguatkan argumen tentang kriteria pembuatan wacana

rumpang, dan teknik pelesapan, akan di ungkapkan pendapat John

Page 40: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

28

Haskall (dalam Hardjasujana dan Mulyati, 1996: 146) kontruksi wacana

rumpang adalah sebagai berikut.

Memilih satu teks wacana yang panjangnya lebih 250 – 350 kata.

a) Biarkan kalimat pertama dan yang terakhir utuh

b) Mulailah menghilangkan itu pada kalimat kedua, yakni pada semua

kata ke- 5, pengosongan di tandai dengan garis lurus mendatar atau

titik.

c) Jika kebetulan kata ke-5 jatuh pada kata bilangan, janganlah

melakukan lesapan pada kta tersebut. Biarkan kata itu hadiar dengan

utuh, sebagai gantinya mulailah kembali dengan hitungan ke-5

berikutnya.

B. Kerangka Pikir

Materi Bahasa Indonesia kelas VIII SMP merupakan mata pelajaran yang

terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara,

dan menulis. Salah satunya merupakan satu kesatuan kompetensi dalam

berbahasa. Di akhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu menguasai empat

keterampilan berbahasa melalui serangkaian kegiatan yang dikemas dalam

berbagai kompetensi dasar yang sudah ditentukan berdasarkan tingkat satuan

pendidikan. Materi Bahasa Indonesia kelas VIII SMP ini berorientasi pada siswa

sehingga menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Siswa diarahkan

untuk dapat belajar mandiri, baik secara individual maupun berkelompok, baik di

dalam kelas maupun di luar kelas. Format penyajian dan bahasa yang dialogis

Page 41: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

29

diharapkan mampu merangsang siswa untuk mempelajari materi Bahasa

Indonesia kelas VIII SMP ini.

Bagan Kerangka Pikir

MenulisMenyim Membaca

Keterampilan membaca

Membaca

Menjawab Soal WacanaWacana Isian Rumpang

Peningkatan Kemampuanmelengkapi wacana rumpang padapelajaran bahasa Indonesia kelasVIII SMP Muhammadiyah 10Makassar

Keterampilan berbahasa

Analisis

Berbicara

Hasil

Page 42: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Ressearch) karena penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan siswa yang terbatas dengan melakukan penelitian langsung pada

objeknya. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996:15)

penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan (observasi),

dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral

berikutnya.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka

peningkatan kualitas di berbagai bidang. Sebelum melakukan penelitian,

peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa

Indoonesia. Kriteria kelas penelitian adalah salah satu kelas yang memiliki

kendala dalam kemampuan melengkapi wacana rumpang pada pelajaran

Bahasa Indonesia.

29

Page 43: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah SMP Muhammadiyah 10

Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian

ini selama dua bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan September 2019.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang variabel melekat, dan

yang dipermasalahkan dalam penelitian (Suandi, 2010). Subjek penelitian

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10

Makassar dengan jumlah 34 orang siswa, terdiri dari siswa laki-laki 14 orang

dan 20 orang siswa perempuan. Subjek lainnya yaitu guru mata pelajaran di

kelas tersebut. Peneliti memilih subjek penelitian di kelas dikarenakan

kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran khususnya mata

pelajaran melengkapi wacana rumpang masih sangat rendah.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimak berita

pada siswa melalui media audio. Model PTK yang dikemukakan oleh

Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model

Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas

empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di

implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti

dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus

tersendiri. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996)

30

Page 44: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan (observasi),

dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral

berikutnya. Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart dapat digambarkan dengan diagram alur berikut ini.

BAGAN 2 (MODEL PTK KEMMIS & TAGGART)

Refleksi awal

Perencanaantindakan 1.1, 1.2

Observasi

Pelaksanaantindakan

Refleksi

Perencanaantindakan 2.1, 2.2

Refleksi

Pelaksananantindakan

Observasi

31

Page 45: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Selanjutnya diikuti perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan tes melengkapi wacana rumpang untuk

mengetahui kemampuan awal siswa, yang dilanjudkan dengan membagi

angket kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui proses,

kendala, dan tanggapan terkait pembelajaran menulis yang biasa

dilakukan. Peneliti dan guru kolabolator melakukan diskusi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

melengkapi wacana rumpang.

Setelah ditemukan solusi untuk menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) melengkapi wacana rumpang mengatasi kendala

tersebut. Peneliti dan guru kolabolator juga menyiapkan media

pembelajaran dan menyiapkan instrumen berupa tes, angket, lembar

pengamatan, pedoman wawancara, alat dokumentasi, dan catatan

lapangan untuk mengamati jalannya pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Implementasi tindakan yang akan diterapkan pada penelitian

tindakan kelas ini adalah dengan penerapan teknik kancing gemerincing

dalam pembelajaran melengkapi wacana rumpang. Langkah-langkah

pembelajaran melengkapi wacana rumpang dengan penerapan teknik

kancing gemerincing dapat dideskripsikan sebagai berikut.

32

Page 46: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

b) Wacana rumpang dibagikan kepada masing-masing siswa, kemudian

siswah menelaah dan membaca wacana tersebut dengan maksud

mengatahui wacana tersebut.

c) Setiap siswa dalam kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab

yang sama untuk memikirkan kalimat-kalimat yang tepat dan

memadukan kalimat dengan kalimat sehingga wacana tersebut

menjadi runtut.

d) Kacing-kancing dalam kotak dibagikan kepada siswa masing-masing

mendapatkan dua buah kancing.

e) Guru memberikan penjelasan teknik melengkapi wacana rumpang

dengan berdiskusi mengunakan media kancing sebagai berikut:

(1) Semua anggota kelompok harus mengemukakan pendapatnya

yaitu kalimat yang tepat untuk melengkapi wacana rumpang

sehingga wacana menjadi padu.

(2) Jika salah satu sedang berbicara mengemukakan pendapatnya,

maka siswa yang lain harus mendengarkan pendapat teman

tersebut dan yang telah berbicara mengemukankan pendapatnya

harus menyerahkan salahsatu kancingnya ketengah-tengah

kelompok.

(3) Jika kancing yang dimiliki seseoranag siswa telah habis, dia tidak

boleh berpendapat lagi sampai rekan-rekannya juga

menghabiskan kancing mereka.

33

33

Page 47: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

(4) Jika kancing dimiliki oleh siswa dalam satu kelompok sudah

habis,sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil

kesempatan untuk membagikankancing lagi dan prosedur atau

caranya diulangi lagi.

f) Guru menugaskan siswa untuk melengkapi wacana rupang dengan

teknik kancing gemerincing yang telah dijelaskan.

g) Siswa melengkapi wacana rumpang dengan bimbingan guru.

h) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya.

i) Setelah siswa dalam kelompoknya menyelesaikan tugas melengkapi

wacana rumpang, maka kelompok tersebut harus mengoreksi hasil

tulisanya.

j) Setelah semua kelompok telah mengoreksi, maka setiap kelompok

mendapat kessempatan untuk memamerkan hasil keraja pada

kelompok lain dengan teknik keliling kelompok.

k) Setiap kelompok berkesempatan membaca hasil menulis wacana dari

tiap-tiap kelompok, hal ini dimaksudkan agar dapat mengapresiasi

hasil karya orang lain.

l) Guru melakukan penilaian terhadap hasil siswa dalam menulis

melengkapi wacana rumpang dan menilai kelompok yang kerjanya

bagus.

m) Diakhir kegiatan yaitu diskusi untuk memberi tanggapan terdap hasil

karya orang lain.

n) Merefleksikan hasil kegiatan siswa

34

Page 48: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

o) Siswa bersama guru membuat kesimpulan keunggulan :

(1) Suasana pembelajaran menulis lebih inovativ, sehingga siswa lebih

tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

(2) Memotivasi siswa bersaing dengan sehat.

3. Observasi

Observasi dilakuan terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan pada tahap

pelaksanaan. Mahasiswa peneliti mengamati dengan seksama suasana

pembelajaran, reaksi siswa dan peran guru dalam pelaksanaan melengkapi

wacana rumpang. Aktivitas siswa menjadi fokus utama pengamatan, baik

peran serta dalam kelompok maupun setelah terlepas dari kelompoknya.

Berikut hal-hal yang dilakukan mahasiswa peneliti saat proses pembelajaran

berlangsung.

a) Mengamati segala sesuatu yang dilakukan siswa di dalam kelas yang

berkaitan dengan kegiatan melengkapi wacana rumpang.

b) Mengamati guru, bgaimana guru memberi pengajaran,bimbingan, dan

motivasi kepada siswa dalam melakukan pembelajaran melengkapi

wacana rumpang dengen mengunakan teknik kacing gemerincing.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan dilakukan. Hal-hal

yang direfleksi meliputi data dari angket, catatan lapangan, wawancara,

dan lembar pengamatan. Berdasarkan refleksi inilah peneliti dan guru

kolaborator menilai tingkat keberhasilan melengkapi wacana rumpang

35

Page 49: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

dengen teknik kancing gemerincing. Peneliti dan guru kolaborator

berdiskusi untuk memahami proses dan kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan. Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk merevisi proses

belajar-mengajar pada siklus selanjudnya.

E. Instrumen Penelitian

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrument

pengumpulan data, yaitu peneliti sebagai instrumen kunci, dilengkapi

pedoman observasi, dan pedoman tes. Pedoman Observasi merupakan

pedoman bagi peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran, yaitu tahap membaca. Sedangkan pedoman tes berisi pedoman

untuk melakukan tes terhadap siswa yaitu melengkapi wacana rumpang.

F. Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes kemampuan

kognitif dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Data

tersebut diperoleh melalui observasi, dan tes hasil belajar pada siklus akhir.

Sumber data penelitian ini adalah populasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang benar

dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa cara.

Cara yang digunakan yakni teknik observasi, teknik tes, dan dokumentasi

dalam pembelajaran.

36

Page 50: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

1. Teknik Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung

di kelas yang dijadikan objek, dalam hal ini adalah siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 10 Makassar. Selama proses pengamatan berlangsung,

maka peneliti menggunakan lembar pengisian data pelaksanaan observasi

aktivitas siswa, dan dari hasil observasi siswa tersebut dapat dikumpulkan

beberapa data yang diperlukan oleh peneliti. Data yang diperoleh dari

suatu sumber data berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut

meliputi kemampuan melengkapi wacana rumpang. Data tentang hasil

belajar siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar pada setiap

akhir siklus.

2. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan untuk mengetahui perolehan nilai siswa dalam

melengkapi wacana rumpang yang telah dibagikan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Penelitian ini menggunakan gambar

foto dari siklus satu ke siklus berikutnya yang digunakan untuk

melengkapi hasil observasi.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Wina Sanjaya (2012: 106), analisis data adalah suatu proses

mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan

37

Page 51: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

berbagai informasi dengan tujuan dan fungsinya hingga memiliki makna dan

arti yang jelas sesuai tujuan penelitian. Analisis data penelitian tindakan kelas

berupa derkriptif kualitatif dan deskriptif kuantatif.

Analisis derkriptif kualitatif dalam penelitian ini bersifat menggambarkan

fakta yang sesuai data yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan

melengkapi wacana rumpang yang diperoleh siswa secara kualitatif selama

proses pembelajaran. Selain itu, untuk mengetahui respon dan aktivitas siswa

terhadap kegiatan pembelajaran.

Hasil refleksi dari siklus I menjadi dasar untuk melaksanakan siklus II.

1. Analisis hasil pengamatan (Observasi)

Data yang diperoleh dari lembar observasi terdiri atas dua macam.

Data tersebut meliputi data pengamatan terhadap pembelajaran

melengkapi wacana rumpang dengan menggunakan tehnik cloze.

2. Pengamatan pembelajaran membaca

Data observasi terhadap pembelajaran keterampilan mendengarkan

yang dilakukan guru dipaparkan dengan deskriptif kualitatif.

3. Pengamatan kegiatan berdiskusi dan mengevaluasi wacana rumpang

Semua data skor yang diperoleh dari lembar observasi kegiatan siswa

dalam diskusi dan mengevaluasi wacana rumpang dijumlahkan sehingga

diperoleh skor mentah (R), kemudian dianalisis menggunakan persentase

dengan rumus dan kriterian penilaian sebagai berikut.

38

Page 52: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

NP = x 100

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor Maksimum

100 = Bilangan tetap (Ngalim Purwanto, 2010 :102)

Berdasarkan rumus tersebut, dalam penelitian ini

digunakan kriteria menurut Suharsimi Arikunto sebagai

berikut.

Kriteria penilaian

81 – 100% = Baik sekali

61 – 80% = Baik

41 – 60% = Cukup

21 – 40% = Kurang

≤ 21% = Kurang sekali (Suharsimi Arikunto, 2010 : 35)

Adapun tabel observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada

tabel beikut ini.

Komponen yang diamati Pertemuan Persentase

1 2 3 4 %

Kehadiran

39

Page 53: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Ketetapan waktu mengikuti pelajaran

Menerima bimbingan guru cara

menyelesaikan soal

Siswa yang memperhatikan

penjelasan guru

Siswa yang aktif menyelesaikan

tugas

Siswa yang mengajukan pertanyaan

terkait materi pembelajaran

TABEL 1.1 LEMBAR OBSERVASI SISWA

4. Analisis hasil tes

Tes kinerja dilakukan untuk mengukur kemampuan membaca siswa

dalam mata pelajaran wacana rumpang dengan memnggunakan tehnik cloze.

Hasil tes ini dianalisis secara kuantitatif. Untuk mengetahui ada tidaknya

peningkatan kemampuan melengkapi wacana rumpang siswa dilakukan

dengan membandingkan hasil tes diakhir setiap siklus.

Hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai akhir tes

kemampuan melengkapi wacana rumpang siswa. Oleh karena itu, hasil

penilaian kemampuan melengkapi wacana rumpang hasilnya berupa skor,

maka skor tersebut hasil dikonfersikan ke dalam bentuk nilai. Nilai diperoleh

menggunakan rumus sebagai berikut.

40

Page 54: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

= ×Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor di item (skor yang didapat)

N = Skor maksimum dari tes (Ngalim Purwanto, 2010: 112)

Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan melakukan

perhitungan rerata (mean) hasil tes siswa ketika tindakan

dilakukan. Perhitungan rerata dihitung menggunakan rumus mean

sebagai berikut.

= ∑ Keterangan :

X = Rata-rata kelas (mean)

Ʃ x = Jumlah Nilai Siswa

N = Banyaknya Siswa (Suharsimi Arikunto, 2007 : 284-285)

Jika persentase ≥ 75% dan mengalami kenaikan setiap

siklusnya, maka diasumsikan bahwa metode bermain peran dapat

mengingkatkan keterampilan berbicara siswa. Untuk mengetahui

persentase kategori nilai siswa dicari dengan rumus seagai berikut.

= ×

41

Page 55: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Keterangan :

p = Angka persentasi

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of classes (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).

5. Analisis hasil dokumentasi

Data gambar foto dari siklus satu ke siklus berikutnya dipaparkan

dengan deskriptif kualitatif. Gambar foto digunakan untuk melengkapi

hasil observasi.

I. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan penelitian tindakan kelas ditandai dengan adanya perubahan

menuju arah perbaikan. Suharsimi, Arikunto (2007:290) mengatakan bahwa

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu apabila 85%

siswa yang memperoleh nilai KKM 73 ke atas.

42

Page 56: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan hasil penelitian mengenai peningkatan

kemampuan melengkapi wacana rumpang pada pembelajaran bahasa Indonesia

kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Makassar. Dalam hal ini yang dianalisis

adalah data hasil pelaksanaan peningkatan tindakan yakni kegiatan siklus I dan

siklus II, berupa tes dan hasil nontes (lembar tes, lembar, lembar observasi).

Untuk mencari peningkatan dalam pencarian fakta hasil penelitian yang lebih teliti

dalam pelaksanaannya, maka penelitian memusatkan pada satu kelas saja, yaitu

dilakukan di kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Makassar dan proses

pelaksanannya dilakukan dalam dua siklus.

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan tes melengkapi wacana rumpang untuk

mengetahui kemampuan awal siswa, yang dilanjutkan dengan membagi angket

kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui proses, kendala, dan tanggapan

terkait pembelajaran menulis yang biasa dilakukan. Peneliti dan guru kolabolator

melakukan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam

pembelajaran melengkapi wacana rumpang. Setelah ditemukan solusi untuk

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melengkapi wacana

rumpang mengatasi kendala tersebut. Peneliti dan guru kolabolator juga

menyiapkan media pembelajaran dan menyiapkan instrumen berupa tes, angket,

Page 57: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

44

lembar pengamatan, alat dokumentasi, dan catatan lapangan untuk mengamati

jalannya pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Implementasi tindakan yang akan diterapkan pada penelitian tindakan kelas

ini adalah dengan penerapan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran

melengkapi wacana rumpang. Langkah-langkah pembelajaran melengkapi

wacana rumpang dengan penerapan teknik kancing gemerincing dapat

dideskripsikan sebagai berikut.

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

2) Wacana rumpang dibagikan kepada masing-masing siswa, kemudian siswah

menelaah dan membaca wacana tersebut dengan maksud mengatahui wacana

tersebut.

3) Setiap siswa dalam kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

sama untuk memikirkan kalimat-kalimat yang tepat dan memadukan kalimat

dengan kalimat sehingga wacana tersebut menjadi runtut.

4) Kacing-kancing dalam kotak dibagikan kepada siswa masing-masing

mendapatkan dua buah kancing.

5) Guru memberikan penjelasan teknik melengkapi wacana rumpang dengan

berdiskusi mengunakan media kancing sebagai berikut.

a) Semua anggota kelompok harus mengemukakan pendapatnya yaitu

kalimat yang tepat untuk melengkapi wacana rumpang sehingga wacana

menjadi padu. Jika salah satu sedang berbicara mengemukakan

Page 58: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

45

pendapatnya, maka siswa yang lain harus mendengarkan pendapat teman

tersebut dan yang telah berbicara mengemukankan pendapatnya.

b) Harus menyerahkan salahsatu kancingnya ketengah-tengah kelompok.

c) Jika kancing yang dimiliki seseorang siswa telah habis, dia tidak boleh

berpendapat lagi sampai rekan-rekannya juga menghabiskan kancing

mereka.

d) Jika kancing dimiliki oleh siswa dalam satu kelompok sudah

habis,sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil

kesempatan untuk membagikankancing lagi dan prosedur atau caranya

diulangi lagi.

6) Guru menugaskan siswa untuk melengkapi wacana rupang dengan teknik

kancing gemerincing yang telah dijelaskan.

7) Siswa melengkapi wacana rumpang dengan bimbingan guru.

8) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya.

9) Setelah siswa dalam kelompoknya menyelesaikan tugas melengkapi

wacana rumpang, maka kelompok tersebut harus mengoreksi hasil

tulisanya.

10) Setelah semua kelompok telah mengoreksi, maka setiap kelompok

mendapat kessempatan untuk memamerkan hasil keraja pada kelompok

lain dengan teknik keliling kelompok.

11) Setiap kelompok berkesempatan membaca hasil menulis wacana dari tiap-

tiap kelompok, hal ini dimaksudkan agar dapat mengapresiasi hasil karya

orang lain.

Page 59: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

46

12) Guru melakukan penilaian terhadap hasilsiswa dalam menulis melengkapi

wacana rumpang dan menilai kelompok yang kerjanya bagus.

13) Diakhir kegiatan yaitu diskusi untuk memberi tanggapan terdap hasil

karya orang lain.

14) Merefleksikan hasil kegiatan siswa

15) Siswa bersama guru membuat kesimpulan keunggulan:

a) Suasana pembelajaran menulis lebih inovativ, sehingga siswa lebih

tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

b) Memotivasi siswa bersaing dengan sehat.

Pertemuan I

Pada kegiatan ini guru memulai proses pembelajaran dengan

mengucapkan salam, berdoa yang dipimpin ketua kelas, kemudian guru

mengabsen kehadiran siswa dalam melakukan apersepsi. Selanjutnya guru

menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu membahas pengertian wacana,

jenis-jenis wacana. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran, memotivasi

siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai, mengecek

kehadiran siswa, menyampaikan judul materi pokok pembahasan, dan

menjelaskan sambil memberikan motivasi belajar.

Pertemuan II

Pertemuan kedua, kegiatan praktik pembelajaran wacana rumpang dengan

menggunakan prosedur closed (teknik isian rumpang). Guru kembali

bertanya kepada siswa mengenai materi wacana pada pertemuan I, kemudian

siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan. Setelah guru

Page 60: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

47

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis inti wacana yang telah

mereka baca secara individu. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran

pada pertemuan ini siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang

telah dibahas dan guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi

yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan III

Pertemuan ketiga ini pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan II.

Perbedaannya, peneliti melakukan praktik yang berlangsung di kelas dengan

menggunakan teknik isian rumpang pada wacana. Pada pertemuan ini tercatat

aktivitas dan tingkat penugasan materi yang diberikan pada siswa selama

proses mengajar berlangsung.

Pertemuan IV

Pada pertemuan IV ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui

keterampilan siswa dalam belajar dengan menggunakan media audio pada

pembelajaran melengkapi wacana rumpang. Kegiatan dalam pertemuan ini

peneliti memberikan tes hasil belajar Bahasa Indonesia siklus I seperti yang

dijelaskan sebelumnya bahwa data diperoleh dari hasil evaluasi dan observasi

dianalisis secara kualitatif dan kuantitaif.

c. Tahap observasi

Pengamatan dilakuan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

lembar pengamatan yang telah disiapkan pada tahap pelaksanaan. Mahasiswa

peneliti mengamati dengan seksama suasana pembelajaran, reaksi siswa dan

peran guru dalam pelaksanaan melengkapi wacana rumpang. Aktivitas siswa

Page 61: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

48

menjadi fokus utama pengamatan, baik peran serta dalam kelompok maupun

setelah terlepas dari kelompoknya. Berikut hal-hal yang dilakukan mahasiswa

peneliti saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Hasil observasi

Data aktivitas siswa pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan

perilaku siswa selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Adapun deskripsi

hasil perilaku siswa pada siklus I dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Komponen yang Diamati Siklus I

I II III IV

1 Siswa yang hadir pada saat pembelajaran

berlangsung

25 28 30

T

E

S

S

I

K

L

U

S

I

2 Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan

penjelasan guru pada saat proses pembelajaran

berlangsung

15 20 25

3 Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

pada saat proses pembelajaran berlangsung

14 19 27

4 Siswa yang menjawab pertanyaan, baik dari

guiru maupun dari siswa lain pada saat peoses

pembelajaran berlangsung

10 20 25

5 Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut,

bermain, tidur, dll) pada saat proses

pembelajaran berlangsung

10 7 3

Page 62: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

50

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa

komponen yang tidak direncanakan dalam proses pembelajaran belum tercapai

secara keseluruhan, selain itu indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk

hasil belajar juga belum tercapai.setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I,

maka peneliti dan guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan

individu siswa terhadap penguasaan konsep yang telah diberikan oleh peneliti

selama siklus I. Hasil evaluasi siswa digambarkan sebagai berikut.

Tabel 1.3 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

86-100 Sangat baik 2 5,12

79-85 Baik 16 47,94

60-78 Cukup 2 5,12

50-59 Kurang 9 26,53

0-49 Sangat kurang 5 14,29

Jumlah 34 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa dari 34 orang siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 10 Makassar, terdapat 5,12% yang hasil belajarnya masuk

dalam kategori sangat baik, 47,94% masuk dalam kategori baik, 5,12% masuk

dalam kategori cukup, 26,53% masuk dalam kategori kurang, dan 14,29% masuk

dalam kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil tes belajar siswa tersebut, terlihat

bahwa hasil belajar siswa belum mencapai standar indikator yang ditetapkan yaitu

85% siswa mendapatkan nilai minimal 79. Persentase ketuntasan belajar Bahasa

Page 63: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

51

Indonesia pada siswa setelah tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 1.4 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-78 Tidak tuntas 16 47,1

79-100 Tuntas 18 52,9

Jumlah 34 100

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa dari 34 orang siswa kelas VIII.5

belum tuntas hasil belajarnya karena hanya 18 siswa yang dinyatakan tuntas

belajarnya dengan persentase 52,9% dan 16 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan

persentase 47,1%. Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar mengajar

belum berhasil.

d. Refleksi

Refleksi merupakan pelaksanaan pada tahapan akhir pembelajaran. Refleksi

bertujuan untuk membahas dan menyimpulkan hasil pertemuan pada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah diperoleh pada pelaksanaan

tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menyimak

berita belum maksimal, hal ini disebabkan siswa belum mampu memenuhi aspek

penilaian yang telah ditetapkan, maka peneliti bersama guru Bahasa Indonesia

yang mengajar di kelas VIII melakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan siklus I, kemudian

memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus II.

Page 64: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

52

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat skenario pembelajaran berdasarkan media

pembelajaran yang akan digunakan untuk pertemuan pertama sampai pertemuan

ketiga. Setelah itu, peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat

aktivitas siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran

berlangsung pada pelaksanaan tindakan siklus I. Kemudian penulis juga

mempersiapkan soal evaluasi berupa soal tes siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Pada pertemuan ini, kegiatan inti yang dilakukan oleh peneliti adalah

menjelaskan materi berita kepada siswa. Setelah peneliti memberikan penjelasan

tersebut peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

wawancara. Setelah itu, peneliti memberikan penjelasan kepada siswa

berdasarkan pertanyaan yang diajukan. Sebelum mengakhiri kegiatan

pembelajaran pada pertemuan ini siswa dan penelitian bersama-sama

menyimpulkan atau merangkum materi yang telah dibahas dan peneliti

mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya.

Pertemuan II

Page 65: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

53

Pertemuan kedua, kegiatan praktik pembelajaran melengkapi wacana

rumpang dengan menggunakan teknik isian. Kemudian guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab teks wacana rumpang secara

berkelompok. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini

siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas dan guru

mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya.

Pertemuan III

Pada pertemuan ini tercatat aktivitas dan tingkat penugasan materi yang

diberikan pada siswa selama proses mengajar berlangsung. Aktivitas dan

penugasan materi siswa tersebut diperoleh dari lembar observasi diantaranya; (1)

kehadiran siswa pada saat proses pembelajaran, (2) siswa yang memperhatikan

pada saat pembelajaran, (3) kurangnya siswa yang melakukan aktivitas negatif

proses pembelajaran berlangsung, (4) siswa belajar dengan aktif, dan (5) siswa

yang mampu menguasai materi dan menjelaskan kembali materi yang telah

dijelaskan.

Pertemuan IV

Pada pertemuan IV ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui keterampilan

siswa dalam belajar pada saat teks wacana rumpang dibagikan pada siswa.

Kemudian peneliti dalam pertemuan ini memberikan hasil belajar Bahasa

Indonesia siklus II seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa data diperoleh dari

hasil evaluasi dan observasi dianalisis secara kualitatif dan kuantitaif. Setelah itu

salah satu perwakilan siswa membagikan hasil lembar kerja teman-temannya dan

Page 66: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

54

mereka saling menyadari kesalahan dan kebenaran dari apa yang telah mereka

tulis di lembar kertas jawaban tersebut.

c. Tahap Hasil Obsevasi dan Evaluasi

Pada siklus II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang dapat dilihat

sebagai berikut.

Tabel 1.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

No Komponen yang Diamati Siklus II

I II III IV

1 Siswa yang hadir pada saat pembelajaran

berlangsung

30 32 34

T

E

S

S

I

K

L

U

S

II

2 Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan

penjelasan guru pada saat proses pembelajaran

berlangsung

25 30 34

3 Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

pada saat proses pembelajaran berlangsung

18 25 27

4 Siswa yang menjawab pertanyaan, baik dari

guiru maupun dari siswa lain pada saat peoses

pembelajaran berlangsung

23 28 30

5 Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut,

bermain, tidur) pada saat proses pembelajaran

berlangsung

4 2 1

Berdasarkan tabel 1.5 di atas bahwa terdapat beberapa komponen yang diamati

dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus II diantaranya:

Page 67: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

55

1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I

siklus II berjumlah 30 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 32 siswa,

pertemuan III siklus II berjumlah 34 siswa.

2. Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada saat

proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus II berjumlah 25 siswa,

pertemuan II siklus II berjumlah 30 siswa, pertemuan III siklus II berjumlah

34 siswa.

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung dipertemuan I siklus II berjumlah 18 siswa,

pertemuan II siklus II berjumlah 25 siswa, pertemuan III siklus II berjumlah

27 siswa.

4. Siswa yang menjawab pertanyaan, baik dari guru maupun dari siswa lain

pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung pertemuan I siklus II

berjumlah 23 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 28 siswa, pertemuan III

siklus II berjumlah 30 siswa.

5. Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain, tidur, dll) pada saat

proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus II berjumlah 4 siswa,

pertemuan II siklus II berjumlah 2 siswa, pertemuan III siklus II berjumlah 1

siswa.

Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan sesuai

rencana pembelajaran yang telah dibuat, semua komponen dalam rencana

pembelajaran telah dilaksanakan peneliti yang baik. Setelah selesai pelaksanaan

siklus II, maka peneliti memandang perlu melaksanakan evaluasi kedua, untuk

Page 68: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

56

mengetahui kemampuan individu siswa terhadap penguasaan konsep yang telah

diberikan oleh peneliti selama siklus II. Hasil evaluasi siswa dapat dilihat pada

gambar berikut.

Tabel 1.6 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

86-100 Sangat baik 13 38,76

79-85 Baik 16 47,94

60-78 Cukup 2 5,12

50-59 Kurang 3 8,18

0-49 Sangat kurang 0 0

Jumlah 34 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa dari 34 orang siswa kelas VIII.5

SMP NEGERI 13 Makassar, terdapat 38,76% yang hasil belajarnya masuk dalam

kategori sangat baik, 47,94% masuk dalam kategori baik, 5,12% masuk dalam

kategori cukup, 8,18% masuk dalam kategori kurang, dan 0% masuk dalam

kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil tes belajar siswa tersebut, terlihat

bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai standar indikator yang ditetapkan yaitu

85% siswa mendapatkan nilai minimal 79.

Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah

tindakan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.7 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-78 Tidak tuntas 5 14,71

79-100 Tuntas 29 85,29

Jumlah 34 100

Page 69: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

57

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa dari 34 orang siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 10 Makassar sudah tuntas hasil belajarnya karena hanya 29

siswa yang dinyatakan tuntas belajarnya dengan persentase 85,29% dan 5 siswa

dinyatakan tidak tuntas dengan persentase 14,71%. Hal ini menandakan bahwa

kegiatan proses belajar mengajar sudah berhasil. Dan sudah mencapai standar

indikator yang ditetapkan yaitu 85% siswa mendapat nilai minimal 79. Adapun

pengayaan/perbaikan terhadap 5 orang siswa yang tidak tuntas yaitu dengan

memberikan tugas atau pelatihan lebih khusus sehingga nilai yang dia dapatkan di

sekolah atau di setiap mata pelajarannya meningkat dan lebih baik lagi.

d. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan dilakukan. Hal-hal yang

direfleksi meliputi data dari angket, catatan lapangan, wawancara, dan lembar

pengamatan. Berdasarkan refleksi inilah peneliti dan guru kolaborator menilai

tingkat keberhasilan melengkapi wacana rumpang dengen teknik kancing

gemerincing. Peneliti dan guru kolaborator berdiskusi untuk memahami proses

dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan. Hasil yang diperoleh dapat

digunakan untuk merevisi proses belajar-mengajar pada siklus selanjutnya.

Hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukkan hasil yang

menggembirakan. Hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa pembelajaran wacana rumpang sudah mendapatkan hasil

yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, disimpulkan bahwa

penelitian berhenti pada siklus II, ini sesuai dengan perencanaan diawal sebelum

melakukan penelitian, indikator keberhasilan dalam penelitian ini, berarti tujuan

Page 70: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

58

peneliti sudah tercapai, yaitu peningkatan kemampuan melengkapi wacana

rumpang pada pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah 10 Makassar.

B. Pembahasan

Wacana dilihat dari segi etimologi berasal dari bahasa sankrit, yaitu vecewa

yang bertalian dengan kata baca dalam bahasa Indonesia menjadi wacana yang

berarti ucapan dan percakapan (Sugira wahid, 1996:8). Disamping pengertian

wacana dari segi etimologi di atas, wacana diartikan sederhana, oleh

Porwadarminta (dalam Samsudi dkk, 19997:5-6), wacana atau discourse

diartikan dengan “connected speech or writing consisting of more than one

sentence”. Menurut pengertian ini dapat berupa wacana lisan dan dapat juga

berupa tulisanm tetapi persyaratan dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh

sebuah kalimat.

Prosedur closed (teknik isian rumpang) dilakukan untuk membantu

pembelajaran pada wacana rumpang dengan harapan ketika pembelajaran

berlangsung siswa tidak merasa kesulitan karena sudah ditentukan kesesuaian

temanya beserta media yang ditampilkan di depan mereka.

Pada tahap perencanaan siklus I dan II, memiliki kemiripan pada rencana

pelaksanaan pembelajaran, yang berbeda adalah judul berita dan langkah-langkah

pembelajaran. Langkah pembelajaran pada siklus I belum terlaksana secara

maksimal kemudian pada siklus II dilaksanakan secara keseluruhan. Hal ini

menyebabkan hasil yang diperoleh pada siklus I tidak optimal dibandingkan

Page 71: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

59

dengan siklus II karena siklus II semua langkah pembelajaran terlaksana dengan

baik.

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, dimulai dari menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, memberikan materi pembelajaran secara umum,

membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian membagikan materi tiap

kelompok, serta menulis puisi sesuai dengan aspek-aspek penulisan puisi, hasil

yang didapatkan kurang optimal. Namun, pada siklus II menjadi optimal dilihat

dari aktivitas siswa sudah mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan siklus I dan siklus II terjadi

perubahan sikap pada siswa pada siklus I siswa kurang memotivasi dan aktif

dalam belajar dan masih banyak yang belum berani mengungkapkan

pendapatnya. Pada siklus II siswa lebih senang dan termotivasi untuk belajar dan

hampir semua siswa sudah mampu mengungkapkan pendapatnya. Pada siklus II

siswa juga lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan jumlah siswa

yang aktif mengerjakan tugas, jumlah siswa yang berperilaku menyimpang dan

pasif berkurang. Selain itu, sebagian besar siswa sudah mampu memahami

pelajaran yang telah mereka pelajari.

Hasil evaluasi yang dikumpulkan dari 34 siswa pada siklus I dan siklus II

ditelaah dan diperiksa secara cermat berdasarkan kriteria penilaian yang telah

ditentukan. Hasil menunjukkan kemampuan siswa menulis puisi pada siklus I

belum berhasil karena beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana

dengan baik.

Page 72: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

60

Secara umum frekuensi hasil tes siswa dalam menyimak berita dengan

menggunakan media audio pada siswa kelas VIII.5 berdasarkan kriteria penilaian

mengalami peningkatan pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh

siswa yaitu 52,78% dengan kategori belum meningkat menjadi 86,11% pada

siklus II dengan kategori meningkat dan sudah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran

sebanyak 33,33% sebagai dampak dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Hal ini dapat dibuktikan melalui data atau hasil selama proses pembelajaran

berlangsung dalam dua siklus dan hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.8 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 86-100 Sangat baik 2 13 5,12% 38,76%

2 79-85 Baik 16 16 47,94% 47,94%

3 60-78 Cukup 2 2 5,12% 5,12%

4 50-59 Kurang 9 3 26,53% 8,18%

5 0-49 Sangat kurang 5 0 14,29% 0%

Perhatikan tabel di atas, dapat dilihat adanya hasil yang menampakkan

peningkatan hasil belajar setelah dua kali dilaksanakan tes siklus pada siklus I

terdapat 2 siswa yang hasil belajarnya sangat baik dengan persentasenya 5,12%,

16 siswa yang hasil belajarnya baik dengan persentase 47,94%, 2 siswa yang hasil

belajarnya cukup dengan persentase 5,12%, 9 siswa yang hasil belajarnya kurang

dengan persentase 26,53%, dan 5 siswa yang hasil belajarnya sangat kurang

dengan persentase 14,29%.

Page 73: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

61

Pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu

terdapat 13 siswa yang hasil belajarnya sangat baik dengan persentase 38,76%,

16 siswa yang hasil belajarnya baik dengan persentase 47,94%, 2 siswa yang hasil

belajarnya cukup dengan persentase 5,12%, 3 siswa yang hasil belajarnya kurang

dengan persentase 8,18%, dan 0 siswa yang hasil belajarnya sangat kurang dengan

persentase 0%. Secara umum hasil belajar siswa pada siklus II sudah mengalami

peningkatan.

Tabel 1.9 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

0-78 Tidak tuntas 16 5 47,1% 14,71%

79-100 Tuntas 18 29 52,9% 85.29%

Jumlah 34 34 100 100

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa peningkatan hasil belajar siswa

meningkat setelah tindakan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada

siklus I ada 18 siswa yang tuntas belajarnya dengan persentase 52,9%, sedangkan

pada siklus II mengalami peningkatan yakni 29 siswa yang hasil belajarnya masuk

dalam kategori tuntas dengan persentase 85,29%.

Page 74: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10

Makassar setelah mengikuti pembelajaran melengkapi wacana rumpang

menggunakan tehnik prosedur closed mengalami peningkatan. Peningkatan ini

dapat dilihat dari hasil tes melengkapi wacana rumpang pada siklus I dan siklus

II. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian ketuntasan belajar dari siklus I yaitu 18

orang siswa dengan persentase sebesar 52,6% dan meningkat pada siklus II yaitu

29 orang siswa dengan persentase 85,71%. Peningkatan nilai rata-rata tersebut

menunjukkan bahwa pembelajaran melengkapi wacana rumpang dengan

menggunakan prosedur closed pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10

Makassar dapat berhasil dengan optimal.

Setelah dilaksanakan pembelajaran melengkapi wacana rumpang dengan

menggunakan prosedur closed, aktivitas siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah

10 Makassar mengalami perubahan kearah positif. Perubahan yang terjadi dapat

dilihat dari terjadinya peningkatan aktivitas positif siswa selama kegiatan

menyimak berita menggunakan prosedur closed (Teknik isian rumpang).

62

Page 75: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

B. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan pada simpulan hasil

penelitian tersebut sebagai berikut.

1. Selain mengukur tingkat kemampuan dalam melengkapi wacana rumpang,

dalam memilih teks wacana hendaknya dipertimbangkan pula konteks sosial

murid yang bersangkutan dan kelaziman wacana. Artinya, apakah wacana

tersebut sudah dikenal oleh murid atau dekat dengan kehidupan murid.

Karena kalau tidak, wacana tersebut akan sulit dipahami oleh murid.

2. Sebagai seorang pendidik sebaiknya pintar-pintar memilah teknik atau

metode yang akan di gunakan pada saat proses pembelajaran agar siswa lebih

mudah memahami materi yang akan diajarkan.

63

Page 76: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

64

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Amiruddin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Pt. Raja

Grafindo.

Cystal, David. 1985. A Dictionary Of Linguistic And Phonetic. New York:

Bali Blackwell.

Harjasujana, Dkk. 2006. Membaca. Jakarta: Depdikbud.

Milman, Yusdi. 2011. Penilaian Prestasi Belajar. Jakarta: Balai Pustaka.

Ngalim, Purwanto. 2010. Prinsip-Prinsip & Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Perkasa.

Porwadarminta, Dkk. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Rida, Kurniawati. 2015. Keterampilan Menulis Terutama Dalam

Keterampilan Melengkapi Cerita Harus Dilakukan Sejak Dini. Skripsi,

Surakarta, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Rafiuddin. 1996. Penelitian Tindakan Dapat Dipandang Sebagai Suatu

Siklus. Jakarta: PT.Angkasa Jaya

Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Penelitian. Jakarta: Kencana Pradana Media Group.

Samsuddin, Dkk. 1997. Study Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Page 77: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

65

Tarigan, Heri Guntur. 1996. Wacana. Bandung: Angkasa

_________________, 1987. Pengertian Wacana dan Jenis-jenis Wacana.Bandung: Angkasa.

Tirta, S. Umar. 2012. Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam MelengkapiKalimat Rumpang Melalui Permainan Tebak Kata Di Kelas II SDB Al-Huda Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan GuruSekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Gorontalo.

Umi, Solichah. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita RumpangDengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing PadaSiswa Kelas IV SDN Mancasan 4 Kecamatan Baki Kabupaten SukoharjoTahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Surakarta, Fakultas Keguruan DanIlmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wahid, sugira. 1996. Studi wacana. Jakarta: balai pustaka.

Wahab, abdul. 1991. Peranan Analisis Wacana Dalam Pengajaran

Keterampilan Bahasa Dalam Isu Linguistik; Pengajaran Bahasa Dan

Sastra. Surabaya: airlangga university press.

Page 78: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

HASIL KEMAMPUAN MELENGKAPI WAVANA RUMPANG PADA SISWA

KELAS VIII ( SIKLUS I )

Hari, Tanggal : Rabu, 22 Juli 2019

Waktu : 10.00 – 11.30

Kelas : VIII

Petunjuk Penilaian

1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menyimak berita berskor 1-3.

2. Jumlah skor atau nilai diperoleh dengan menjumlahkan nilai setiap aspek

penilaian yang diperoleh oleh siswa.

3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal (100)

Page 79: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

No.Nama

siswa

Aspek penilaianTotal skor

Nilai akhir

I II III

1 A1 5 10 15 30 % 30

2 A2 5 10 15 30 % 30

3 A3 5 10 15 30 % 30

4 A4 20 15 15 50 % 50

5 A5 20 15 15 50 % 50

6 B1 25 25 20 70 % 70

7 B2 25 25 20 70 % 70

8 B3 25 25 20 70 % 70

9 B4 30 25 20 75 % 75

10 B5 25 25 20 70 % 70

11 C1 20 15 15 50 % 50

12 C2 20 15 15 50 % 50

13 C3 25 25 20 70 % 70

14 C4 35 35 10 80 % 80

15 C5 25 25 20 70 % 70

16 D1 25 25 20 70 % 70

17 D2 35 35 10 80 % 80

18 D3 30 25 20 75 % 75

19 D4 30 25 20 75 % 75

20 D5 35 35 10 80 % 80

21 E1 25 25 20 70 % 70

22 E2 30 25 20 75 % 75

23 E3 25 25 20 70 % 70

24 E4 30 25 20 75 % 75

25 E5 35 35 10 80% 80

Page 80: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

26 E6 25 25 20 70% 70

27 G1 30 25 20 75% 75

28 G2 35 35 10 80% 80

29 G3 35 35 10 80% 80

30 H1 25 25 20 70% 70

31 T1 20 20 15 75% 75

32 T2 20 20 10 50% 50

33 T3 20 20 10 50% 50

34 T4 35 35 10 80% 80

KET :

I : Unsur-unsur teks berita

II : Ciri-ciri dalam teks beirta

III : Struktur Teks Berita

Page 81: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

SOAL WACANA RUMPANG 1

Kegiatan Keluarga Angga

Angga adalah anak (1)_______ di kelasnya. Selain (2)____, ia juga patuh kepada orang

tuanya. Ia disenangi teman-temannya karena (3)____dan (4)_____. (5)______ adalah ayah

Angga. Ia seorang (6)_________. Angga mempunyai adik yang bernama (7)________. Pak

Abas mempunyai pekerjaan sampingan, yaitu memelihara (8)____ di (9)_____. Setiap pagi

Angga rajinmembantu ayahnya untuk (10)_____ dan (11) _____. Anggi membantu

(12)_____ dan (13)______. Tepat pukul (14)_____ mereka sarapan bersama di (15)_____,

kemudian Angga dan adiknya berangkat ke (16)______. Siang hari Angga dan Anggi

pulang dari (17)______. Mereka segera(18)______ dan mencuci (19)______. Mereka

menunggu (20)_____ pulang dari(21)______, lalu (22)______ siang bersama.

Abu vulkanik letusan Gunung Barujari di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

(NTB) mulai masuk ke kota Mataram. Meskipun intensitasnya belum signifikan, kondisi

tersebut cukup [ .......... ] bagi kesehatan masyarakat. Pemerintah meminta kepada

masyarakat agar waspada saat melakukan [ .......... ] di luar rumah.

Page 82: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

HASIL KEMAMPUAN MELENGKAPI WAVANA RUMPANG PADA SISWA

KELAS VIII ( SIKLUS II )

Hari, Tanggal : Rabu, 12 September 2019

Waktu : 10.00 – 11.30

Kelas : VIII

Petunjuk Penilaian

1. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam menyimak berita berskor 1-3.

2. Jumlah skor atau nilai diperoleh dengan menjumlahkan nilai setiap aspek

penilaian yang diperoleh oleh siswa.

3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal (100)

Page 83: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

No.Nama

siswa

Aspek penilaianTotal skor

Nilai akhir

I II III

1 A1 35 25 10 75 % 75

2 A2 35 35 10 80 % 30

3 A3 35 25 10 75 % 30

4 A4 35 35 15 85 % 50

5 A5 35 35 10 80 % 50

6 B1 35 35 20 90 % 70

7 B2 35 35 20 90 % 70

8 B3 35 35 20 90 % 70

9 B4 30 25 20 85 % 75

10 B5 35 35 15 85 % 70

11 C1 35 35 20 90 % 50

12 C2 35 35 15 85 % 50

13 C3 35 35 10 75 % 70

14 C4 35 35 10 75 % 80

15 C5 35 25 15 75 % 70

16 D1 35 35 25 95 % 70

17 D2 35 35 20 90 % 80

18 D3 35 35 20 90 % 75

19 D4 35 35 25 95 % 75

20 D5 35 35 20 90 % 80

21 E1 35 20 20 80 % 70

22 E2 35 25 20 80 % 75

23 E3 30 25 20 85 % 70

24 E4 30 25 20 80 % 75

25 E5 30 25 20 80% 80

Page 84: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

26 E6 30 25 20 85% 70

27 G1 30 25 20 85% 75

28 G2 35 35 10 80% 80

29 G3 35 35 10 75% 80

30 H1 35 35 20 80% 70

31 T1 35 35 20 80% 75

32 T2 35 35 20 80% 50

33 T3 30 30 15 75% 50

34 T4 35 35 15 85% 80

Keterangan :

I. Unsur-unsur teks berita

II. Ciri-ciri dalam teks berita

III. Struktur teks berita

Orientasi

Peristiwa

Sumber berita

Page 85: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

SOAL WACANA RUMPANG II

Soal 1:

Sapardi Djoko Damono adalah seorang (1)… kelahiran Solo, 20 Maret 1940. Beliau telahmenciptakan sejumlah puisi, cerpen, dan juga beberapa karya non fiksi. Salah satu puisinyayang paling terkenal adalah puisi (2)… yang ditulisnya pada tahun 1989 yang lalu. Puisitersebut merupakan puisi yang ada di dalam salah satu buku puisinya, yaitu (3)…. Selainkarena puisinya yang sederhana, puisi tersebut juga dikenal masyarakat karena pernahdimusikalisasi oleh duo folk asal Jakarta, yaitu (4)…. Selain oleh duo tersebut, puisi karyabeliau itu juga sempat dimusikalisasi ulang oleh (5)… dan menjadi salah satu lagu temauntuk film “Cinta dalam Sepotong Roti” yang rilis pada tahun 1991 yang lalu.

Soal 2:

Karangan eksposisi merupakan salah satu jenis (1)… yang ada di dalam khazanah bahasaIndonesia. Adapun pengertian dari karangan ini adalah sebuah karangan yang berisi tentang(2)… pembuatan (3)… secara (3)…. Karangan ini sendiri dibuat guna memberi (4)…kepada pembaca tanpa mengharap (5)… dari para pembaca. Untuk membuat karangan ini,penulis harus terlebih dahulu (6)… dari suatu hal, dan kemudian penulis harusmenuangkannya secara (7)… agar pembaca memahami isi karangan tersebut.

Soal 3:

Kucing merupakan salah satu jenis hewan (1)… yang ada di muka bumi. Selain itu, kucingjuga dikenal sebagai salah satu jenis hewan (2)… yang terkenal, selain anjing ataupunkelinci. Kucing sendiri mempunyai sejumlah spesies yang tersebar di seluruh dunia.Namun, menurut beberapa penelitian, spesies kucing yang paling banyak tersebar danpaling banyak dipelihara di dunia adalah kucing ras campuran atau yang dikenal dengansebutan kucing (3)…. Jenis kucing ini memang terhitung banyak, apalagi di negara kita ini.Selain spesies kucing tersebut, terdapat pula beberapa spesies kucing ras alami yang lazimdipelihara manusia. Salah satu jenis kucing tersebut adalah kucing (4)… yang kini mulaimenjadi primadona bagi pecinta kucing. Hal ini dikarenakan spesies (5)… mempunyai cirikhas, yaitu tidak adanya (6)… di (7)… kucing tersebut.

Soal 4:

Melayani tamu yang datang di perusahaan tidaklah semudah yang dibayangkan. Setiap

perusahaan menyusun standar pelayanan yang harus dipatuhi oleh petugas pelayanan saat

melayani mereka. Ada perusahaan yang menempatkan petugas khusus untuk membukakan

Page 86: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

pintu bagi setiap tamu yang datang. Ada juga perusahaan yang menyediakan sejumlah

media untuk dibaca tamu saat berada di ruang tamu. [ .......... ] Dengan melakukan tindakan

simpatik itu, perusahaan berusaha membangun kesan pertama di benak pelanggan dan

kolega.

Page 87: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMP Muhammadiyah 10 Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : VIII / I

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

1. Menulis

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk

percakapan, petunjuk, cerita, dan surat

B. Kompetensi Dasar

1.1. Melengkapi bagian cerita yang hilang dengan menggunakan kata/kalimat yang tepat.

C. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat Membaca cerita yang rumpang ”kegiatan keluarga angga”

Siswa dapat Melengkapi cerita “kegiatan keluarga angga” dengan kata atau kalimat yang

tepat.

Page 88: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Siswa dapat Menggunakan tanda titik dan tanda baca lainnya dalam konteks kalimat atau

teks bacaan

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan

perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ), Tanggung

jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) dan

Ketulusan ( Honesty )

D. Materi

Cerita Rumpang

E. Kegiatan Pembelajaran

Membaca cerita yang masih rumpang.

Melanjutkan/melengkapi cerita rumpang

Memahami penggunaan tanda titik.

Menggunakan tanda titik dan tanda baca lainnya.

F. Langkah-langkah Pembelajaran:

Kegiatan Awal:

Apersepsi dan Motivasi :

– Siswa membaca cerita rumpang ”kegiatan keluarga angga”

– Tanya jawab tentang teks rumpang.

Page 89: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Kegiatan Inti:

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa dapat Membaca cerita yang rumpang ”kegiatan keluarga angga”

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Kegiatan dilanjutkan dengan melengkapi teks cerita rumpang tersebut dengan kalimat yang

tepat bersama teman kelompok.

Kemudian siswa diminta membacakan kembali teks cerita yang sudah dilengkapi di depan

kelas.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Page 90: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Siswa mengerjakan latihan menggunakan tanda titik dalam kalimat, terutama pada singkatan

nama orang dan sebagainya.

G. Penilaian:

Indikator Pencapaian TeknikPenilaian

BentukInstrumen

Contoh Instrumen

Melengkapi ceritarumpang

Tertulis Tertulis danpenampil-an

Lengkapi-lah cerita“kegiatan keluargaangga” dengan kata ataukalimat yang tepat!

No. Unsur Penilaian nilai Keterangan1.

2.

3.

4.

5.

Kekompakan dalam kelompok.

Kecermatan memilih kalimat untukmelengkapi cerita rumpang.

Ketepatan menggunakan tanda bacatitik, koma, dll.

Keberanian tampil ke depan kelas.

Lafal, intonasi, dan mimik dalammembaca cerita.

Penampilan dan Ceritalengkap.

H. Sumber / Alat

Buku Bina Bahasa Indonesia 4A

Page 91: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

Produk ( hasil diskusi )

No. Aspek Kriteria Skor1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

Performansi

No. Aspek Kriteria Skor1.

2.

3.

Pengetahuan

Praktek

* Pengetahuan

* kadang-kadang Pengetahuan

* tidak Pengetahuan

* aktif Praktek

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

4

2

1

4

2

1

4

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Page 92: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 10 Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/ I

Standar

Kompete

nsi

Kompetensi

Dasar

Tujuan

pembelaj

aran

Kegiata

n

pembela

jaran

Mate

ri

Poko

k

Indikator

Pencapaia

n

Kompetens

i

Gagasan

Kegiatan

Pembelajaran

Penilaian

Alokas

i

Waktu

Sumber/

BahanTeknikBentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Menulis

Mengu

1.1

Melengka

Siswa

dapat

Memba

ca

Cerita

rumpa

Melengka

pi cerita

Membaca

cerita yang

Tertulis Tertulis

dan

Lengkapi-lah

cerita yang

4 x 35

menit

Teks,

Kurikul

Page 93: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

ngkapk

an

pikiran,

perasaa

n,dan

inform

asi

secara

tertulis

dalam

bentuk

percak

apan,

petunju

pi bagian

cerita

yang

hilang

(rumpang)

dengan

meng-

gunakan

kata atau

kalimat

yang tepat

sehingga

menjadi

cerita

Membac

a cerita

yang

rumpang

Siswa

dapat

Melengk

api

cerita

yang

rumpang

dengan

kata atau

kalimat

cerita

yang

masih

rumpan

g.

Melanj

utkan/

meleng

kapi

cerita

Memah

ami

penggu

naan

ng rumpang rumpang

”Celengan

Beni”

Melengkapi

cerita

“Celengan

Beni” dengan

kata atau

kalimat yang

tepat.

Menggunakan

tanda titik dan

tanda baca

lainnya dalam

penam-

pilan

rumpang

dengan kata

atau kalimat

yang tepat!

um 2006

KTSP

Page 94: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

k,

cerita,

dan

surat

yang padu yang

tepat.

Siswa

dapat

Menggu

nakan

tanda

titik dan

tanda

baca

lainnya

dalam

konteks

kalimat

tanda

titik.

Mengg

unakan

tanda

titik

dan

tanda

baca

lainnya

.

konteks

kalimat atau

teks bacaan.

Page 95: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

atau teks

bacaan

1.2

Menjelas-

kan

kembali

mengenai

cerita

yang

rumpang

dengan

meng-

gunakan

kata atau

Siswa

dapat

Membac

a cerita

yang

rumpang

Siswa

dapat

Melengk

api

cerita

yang

Memba

ca

cerita

yang

masih

rumpan

g.

Melanj

utkan/

meleng

kapi

cerita

Cerita

rumpa

ng

Melengka

pi cerita

rumpang

Tertulis Tertulis

dan

penampila

n

Lengkapi-lah

cerita yang

rumpang

dengan kata

atau kalimat

yang tepat

4x 35

menit

Buku

Bina

Bahasa

4A

hal.18 –

19

Page 96: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

kalimat

yang tepat

sehingga

menjadi

cerita

yang padu

rumpang

dengan

kata atau

kalimat

yang

tepat.

Siswa

dapat

Menggu

nakan

tanda

titik dan

tanda

baca

Memah

ami

penggu

naan

tanda

titik.

Mengguna

kan tanda

titik dan

tanda

baca

lainnya

Page 97: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

lainnya

dalam

konteks

kalimat

atau teks

bacaan

Page 98: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

2.Membac

a

Memaham

i teks agak

panjang

(150-200

kata),

petunjuk

pemakaian

, makna

kata dalam

kamus/ens

iklopedi

1.3 Menemu-

kan piki-

ran pokok

teks agak

panjang

(150-200

kata)

dengan

cara

membaca

sekilas

Siswa

dapat

menemuka

n pikiran

pokok teks

agak

panjang

dengan

cara

membaca

sekilas

Siswa

membac

a teks

dengan

cara

sekilas

Teks

panja

ng

Menemuk

an pikiran

pokok

teks

Membaca

sekilas teks

bacaan yang

berjudul

”Pensil Ajaib”

Menjawab

pertanyaan

sesuai dengan

isi teks.

Menemukan

pikiran pokok

bacaan

masing-

masing

Tertulis Tertulis

dan

menampilk

an

Buatlah kalimat

permintaan

sesuai contoh

yang terdapat

pada teks

bacaan!

4 x 35

menit

Buku

Bina

Bahasa

4A hal.

34 – 37.

Page 99: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

paragraf

Membuat

kalimat

permintaan

sesuai contoh

yang terdapat

pada teks

bacaan

1.4

Melakuka

n sesuatu

Siswa

dapat

membaca

Teks

berisi

petunj

Melakuka

n sesuatu

sesuai

Membaca

sekilas

Menjawab

tertulis Tertulis

dan

menampilk

Lakukanlah

sesuatu

berdasarkan

2 x 35

menit

Buku

Bina

Bahasa

Page 100: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

berdasark

an

petunjuk

pemakaia

n yang

dibaca

sekilas

dengan

teks yang

panjangny

a (150-200

kata)

uk petunjuk pertanyaan

Mencatat

petunjuk

dalam bacaan

Melakukan

sesuatu

berdasarkan

petunjuk yang

dibaca

an petunjuk yang

dibaca

Indonesi

a 4A hal.

81 – 82

3.3

Menemu

-kan

makna

Siswa

dapat

menemuka

n makna

Menemu

kan

makna

dan

Kamu

s/en-

siklop

edia

Menemuk

an makna

dan infor-

masi

Membaca teks

yang berjudul

”Kereta Api

Dulu dan

Proses

dan

produk

Tertulis

dan

penampil-

an

Jelaskan cara

menggunakan

kamus!

Buatlah daftar

4 x 35

menit

Buku

Bina

Bahasa

Indonesi

Page 101: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

dan

informas

i secara

tepat

dalam

kamus/

ensiklop

edia

melalui

membac

a

memind

ai

dan

informasi

secara

tepat

informas

i secara

tepat

melalui

membac

a

anak

nasion

al

dalam

kamus /

ensiklope

dia

Sekarang”

Menjawab

pertanyaan

sesuai isi

bacaan

Menjelaskan

cara

menggunakan

kamus

Membuat

daftar kata

sukar dan

menemukan

artinya dalam

kata sukar dan

menemukan

artinya dalam

kamus!

a 4A hal.

48 – 49

Page 102: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

kamus

4.Menulis

Mengungk

ap-kan

pikiran,

perasaan,

dan

informasi

secara

tertulis

dalam

bentuk

percakapa

4.1 Meleng-

kapi

per-

cakap

an yang

belum

selesai

dengan

memper

hatikan

penggun

aan

Siswa

dapat

melengk

api

percakap

an yang

belum

selesai

Perca

kapan

rumpa

ng

Melengka

pi

percakapa

n

rumpang

Membaca teks

percakapan

yang

berjudul”Calo

n Ilmuan”

Menjawab

per-tanyaan

sesuai isi

percakapan

Melengkapi

percakapan

rumpang.

Proses

dan

produk

Tertulis Jawablah

pertanyaan

sesuai isi

percakapan!

4 x 35

menit

Buku

Bina

Bahasa

Indonesi

a 4A hal.

50 – 54.

Page 103: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

n,

petunjuk,

cerita, dan

surat

ejaan

(tanda

titik dua

dan

tanda

etik)

Memberi

tanggapan

terhadap

pokok

permasalahan

Menggunakan

tanda titik dua

(:) dan tanda

titik dalam

kalima

4.2 Menulis

petunjuk

untuk

Siswa

dapat

menulis

Petunj

uk

melak

Menulis

petunjuk

untuk

Membaca teks

berisi petunjuk

melakukan

Tertulis Tertulis

dan

penampil-

Tulislah

petunjuk

melakukan

4 x 35

menit

Buku

Bina

Bahasa

Page 104: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

melakuka

n sesuatu

atau

penjelasan

tentang

cara

membuat

sesuatu

petunjuk

untuk

melakukan

sesuatu

atau

penjelas

ukan

sesuat

u

melakuka

n sesuatu

suatu

percobaan

Mengurutkan

petunjuk

melakukan

sesuatu sesuai

gambar

Menulis

petunjuk

melakukan

sesuatu

an sesuatu Indonesi

a 4A hal.

83 – 86

4.4 Menulis

surat

Siswa

dapat

Membac

akan

Conto

h

Menulis

surat

Membaca

contoh surat

Tertulis Tertulis

dan

Tulislah surat

untuk teman

4 x 35

menit

Buku

Bina

Page 105: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

untuk

teman

sebaya

tentang

pengalam

an atau

cita-cita

dengan

bahasa

yang baik

dan benar

dan

memperh

ati-kan

menulis

surat

untuk

teman

sebaya

Siswa

dapat

mencerit

akan

tentang

pengalap

ribadiny

a

pengala

mannya

didepan

kelas

Menulis

surat

untuk

teman

sebayan

ya

dengan

menggu

nakan

bahasa

surat

pribad

i

untuk

teman

sebaya

untuk teman

sebaya

Menggunakan

tanda koma

untuk

memisah-kan

kata-kata

dalam suatu

pemerincian

Membubuhkan

tanda koma

dalam kalimat

Menulis

bagian-bagian

penampil-

an

sebaya tentang

pengala-man!

Bahasa

Indonesi

a 4A hal.

98 – 100

Page 106: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

peng-

gunaan

ejaan

(huruf

besar,

tanda

titik,

tanda

koma,

dll)

yang

baik

surat

Menulis surat

untuk teman

sebaya tentang

pengalaman

Page 107: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

DOKUMENTASI

Page 108: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS
Page 109: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS
Page 110: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS
Page 111: PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

RIWAYAT HIDUP

IRAMAYANTI, Dilahirkan di liaganda, kecamatan pasilambena kabupaten

selayar,pada tanggal 21 April 1994, anak terakhir dari empat bersaudara dari

pasangan Ayahanda Hudiah dan Ibunda Subaedah pada tahun 2009 penulis

tamat sekolah dasar (SD) Inpres Liaganda ,Tahun 2012 tamat sekolah

menengah pertama (SMP) Negeri 3 Pasilambena, Tahun 2015

tamat sekolah menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Benteng. Selanjutnya pada tahun yang

sama penulis lulus seleksi jalur undagan dengan mengikuti program S1 Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia(BSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.Sampai dengan penulisan skripsi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar