115
EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO SUPRIADI Nomor Stambuk: 1056 4007 9410 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN

LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN

TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO

SUPRIADI

Nomor Stambuk: 1056 4007 9410

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN

LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG

KABUPATEN JENEPONTO

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

disusun dan Diajukan Oleh SUPRIADI

Nomor Stambuk : 10564 00794 10

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

i

Page 3: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

PERSETUJUAN

Judul Proposal Penelitian : Ekologi Politik Nelayan Dalam Pelestarian

Lingkungan laut Di Desa Poa Kecamatan

Tarowang Kabupaten Jeneponto

Nama Mahasiswa

Nomor Stambuk

Program Studi

SUPRIADI

10564 00794 10

Ilmu Pemerintahan

Menyetujui :

Pembimbing I

Dr.Diaelan Usman.M.SI

Pembimbing II

Page 4: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undangan

menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar,

Nomor: 1377/A.l-Vni/X/37/2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana (S.l) dalam program studi Ilmu Pemerintahan Di Makassar pada hari

Selasa27 Oktober, 2015

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Penguji:

1. Dr. Jaelan Usman, MSi (Ketua)

2. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si

3. Rudi Hardi, S.Sos, M.Si

iii

4. Samsir Rahim, S.Sos, M.Si

Page 5: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : SUPRIADI

Nomor Stambuk : 10564 007964 10

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 14 Pebruari 2015

Yang Menyatakan,

SUPRIADI

in

Page 6: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

ABSTRAK

SUPRIADI. 2015, Ekologi Politik Nelayan Dalam Pelestarian Lingkungan Laut Di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto Di BimbingOleh (jaelan Usman dan Rudi Hardi )

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan pengentahuan Ekologi Politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Taroang Kabupaten Jeneponto, Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor. Jenis penelitian adalah Deskriptif dan analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Informan berjumlah (10) mulai dari tingkat Stakeholder yang terikat dari tingkat yang menjadi informan sehingga data yang diperoleh terdapat kesinambungan dari aparat terkait sampai kepada Desa Pao sebagai objek penelitian.

Hasil penelitiang yang menunjukkan kurang maksimalnya pemerintah daerah dalam ekologi politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di desa pao Kecamatan Tarong Kabupaten Jeneponto dilihat dari aspek : (1) degradasi dan marjilisasi ( perubahan lingkungan laut), Untuk melindungi mengelola sistem laut.(2) konflik lingkungan pesisir, terjadi komlik anrara para masyarakat nelayan,(3) konsevasi lingkungan laut, tanaman pohong magrove untuk kelestarian lingkungan laut,(4) identitas lingkungan laut, terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk.

Kata kunci : Ekologi, Nelayan, Politik

iv

Page 7: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skiripsi yang berjudul “Ekologi politik nelayan di Desa Pao Kecamatan Taroang

Jabupaten Jeneponto. Ayahanda Bakri dan Ibunda Rahmati sebagai orang tua dan

segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril

maupun materil dan Ayahanda Dr .Djaelan Usman. M.SI selaku pembimbing I

dan Ayahanda Rudi Hardi, S,Sos M.SI selaku pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani , M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak A. Luhur Prianto, S. IP, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Para Stakeholder pemerintah Kabupaten Jeneponto

v

Page 8: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

4. Terimah kasih banyak kepala Desa Pao ABDL AZIS meluangkan waktunya

dalam memberi informasi sehingga penelitian kami dapat selesai.

5. Seluruh teman-teman Mahasiswa Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik

khususnya Kelas IXC Jurusan Ilmu Pemerintahan yang senan tiasa menjadi

teman diskusi dan teman dalam segala hal mengenai urusan kampus dan

perkuliahan.

6. Abdl Samad, S.IP, Umar usman, S.IP Muhammad Syafran,S.IP

Muhajirin,S.IP Ikram Idris, Ali Albar,S.IP dan aspar, yang setia menemani

penulis begadang pada saat pembuatan skripsi penulis.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Makassar, , 14 Pebruari 2015

SUPRIADI

vi

Page 9: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i

Halaman Persetujuan.............................................................................................ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah........................................................iii

Abstrak..................................................................................................................iv

Kata Pengantar......................................................................................................v

Daftar Isi................................................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1B. Rumusan Masalah.....................................................................................5C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Ekologi Politik.............................................................................71. Konsep Ekologi.................................................................................... 102. Konsep Politik...................................................................................... 173. Ekologi Politik Lingkungan..................................................................23

B. Konsep Masyarakat Nelayan.....................................................................281. Masyarakat Nelayan.............................................................................302. PengelolaanNelayan.............................................................................32

C. Kerangka Pikir...........................................................................................37D. Fokus Penelitian ....................................................................................... 38E. Deskripsi FokusPenelitian.........................................................................38

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................................................40B. Jenis dan Tipe Penelitian...........................................................................40C. Sumber Data..............................................................................................40D. Informan Penelitian...................................................................................41E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................41F. Teknik Analisis Data.................................................................................42G. Pengabsahan Data.....................................................................................43

vii

Page 10: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................................45B. Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut

di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto...................... 511. Degradasi dan marjilisasi (perubahan lingkungan laut)......................512. Konflik Lingkungan Pesisir................................................................563. Konservasi lingkungan laut.................................................................614. Identitas lingkungan lau t....................................................................65

C. Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut

di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto........................ 691. Partisipasi Masyarakat........................................................................702. Lingkungan laut yang Lestari dan Berkelanjutan...............................74

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................79B. Saran..........................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82

viii

Page 11: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber

daya ikan terbesar di dunia. Dengan kekayaan tersebut, semestinya Indonesia

menjadi negara produsen terbesar di dunia. Berdasarkan data FAO (2008), pada

tahun 2006 produksi perikanan tangkap dunia masih di dominasi oleh Cina, Feru

dan Amerika( 4,9 juta ton), sementara Indonesia berada pada urutan keempat

dengan angka mencapai sekitar 4,8 juta ton.

Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja

sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia

lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah

terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan

kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor.

Pada tahun 2004, konsumsi ikan perkapita kita hanya sekitar 2 Kg

perkapita, yang masih jauh bila dibandingkan dengan Islandia (90), Norwegia

(51), Hongkong(54) dan Jepang (64). Bahkan negara ASEAN pun sudah mulai

meninggalkan kita. Lihat Thailand(28), Malaysia(57), dan filipina (29) meskipun

secara rata-rata kita masih diatas konsumsi ikan / kapita dunia yang baru

mencapai 16 kg/kapita/tahun.

Berbagi masalah sumber daya alam yang muncul baik di laut, udara,

maupun darat selama ini sering dipahami sebagai masalah teknis. Misalnya,

solusi yang diberikan pun bersifat teknis. Misalnya, ketika terjadi pencemaran

1

Page 12: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

2

sungai akibat proses produksi dari industri pertambangan maka yang dicari

adalah solusi teknis dengan menemukan teknologi yang lebih ramah

lingkungan.begitu pula untuk kegiatan konserpasi.ketika stok ikan menurun dan

terumbu karang sudah rusak maka yang dikembangkang adalah solusi teknis

bagaimana merehabilitasi terumbu karang serta menjaga terumbu karang yang

masih baik melalui pengembangan daerah perlindungan laut (marine protectad

area).berbagi kawasan konservasi kemudian dikembangkan baik berupa taman

nasional, taman wisata alam, maupun suaka alam, apakah solusi solusi teknis

tersebut tepat. ( Maldive,2003).

Tentu jawabanya bisa ya atau tidak. Selama masalah sumber daya

dipahami sebagai masalah teknis maka solusinya pun akan selamanya bersipat

teknis tidak salah dan bahkan sangat dibutuhkan. Akan tetapi pertanyaanya

adalah apakah solusi tenik atas persoalan sumber daya alam akan selalu efektif

dan tidak membawa masalah baru, apakah ketika pemerintah memberikan solusi

dengan mengembangkan taman nasional laut maka masalah sumber daya laut

bisa selesai begitu saja dan tidak menimbulkan masalah baru bagi nelayan,

bagaimana aturan-aturan di antara nasional dibuat, siapakah yang terlibat dalam

pembuatan, pengesahan dan penegakan aturan-aturan tersebut, sejaumanakah

akses nelayan dan masyarakat lokal untuk terlibat dalam penyusunan aturan-

aturan pengelolaan kawasan konsenvasi, siapakah yang di untungkan dan yang

dirugikan oleh adanya aturan-aturan tersebut. begitu pulah untuk kasus pasir

laut, ketika isu kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir laut muncul

pada awal tahun 2003, siapa yang sebenarnya yang paling di rugikan, apakah

Page 13: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

3

keuntungan yang dinikmati pengusaha pasir laut dan pemerintah merupakan

marjinalisasi nelayan, apakah juga pernah terpikirkan bahwa kerusakan

lingkungan akibat penambangan pasir laut adalah akibat ketidaksadaran relasi

kekuasaan antara nelayan, pengusaha pasir laut, dan negara.(Satria, Arif.2009)

Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa ternyata persoalan sumber

daya alam tidak semata-semata persolan teknis ternyata ada masalah sosial-

politik yang berkaitan dengan akses pemanfaatan dan kontrol atas sumber daya

alam. Terbatasya askes masyarakat di sekitar hutan baik untuk memanfaatkan

maupun mengelolah sumber daya hutan telah menyebabkan mereka marjinal,

bukan hanya karena tidak bisa menikmati keuntungan ekonomis, melainkan juga

sebagain korban utama apabila terjadi degradasi lingkugan akibat eksploitasi

berlebihan oleh pihak luar yang telah mendapat isin dari negara.(Satria,

Arif.2009).

Mencermati sumber daya alam sebagai persolan sosial —politik itulah

yang menjadi pokus dari pendekatan ekologi-politik (politikal ecologi).ekologi-

politik merupakan bidang kajian yang mempelajari aspek-aspek sosial-politk

terhadap pegelolaan lingkungan. Ada asumsi pokok dalam ekologo-politik

bahwa perubahan lingkugan tidaklah bersipat netral., tetapi merupakan suatu

politized inviroment yang bayak melibatkan aktor-aktor yang berkepentingan

baik pada tingkat lokal, maupun global tujuan dari ekologi-politik tidaklah hanya

sebagai penjelasan atas fenomena perubahan lingkugan semata, tetapi juga

merupakan pijakan penting dalam pormulasi kebijakan pengelolaan lingkugan.

Oleh karena itu, ekologi-politik bisa menjadi pendekatan baru dalam memahami

Page 14: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

4

isu-isu ataupun dalam formulasi kebijakan kelautan dan perikanan. (Bryant,

2001)

Berdasarkan sumber daya alam desa pao kecamatan tarowang begitu

banyak yang bisa dimanfaatkan oleh sebagian kelompok masyarakat nelayan

yang memiliki aturan tersendiri tentang bagaimana meyeimbangkan lingkungan

pesisir, dari faktor eskternal menimbulkan terjadi komflik antara para

masyarakat nelayan desa pao, Konservasi perubahan lingkungan laut di desa

pao dalam penanaman pohong untuk melindungi dan menjaga lingkungan

laut desa pao, dalam menjaga terumbu karang yang ada dilindungi laut sebagai

salah satu Identitas lingkungan laut yang harus di lestarikan dan berkelanjutan

agar masyarakat nelayan desa pao dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa

Pao Kecamatan Tarowang.

Di Desa Pao Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkugan laut)

berupa polusi air, polusi udara, polusi suara, polusi pemandangan, masalah

pengolahan limbah, penurunan ekologi,bencana lingkungan, kerusakan situs-

situs bersejarah dan arkeologi, serta permasalahan guna lahan.Pesisir merupakan

salah satu lokasi yang sangat baik sebagai objek daya tarik wisata. Pariwisata

pesisir merupakan kombinasi antara komponen daratan dan laut yang

menyajikan keindahan berupa air laut, pantai, keanekaragaman biota laut

maupun darat.

Konflik lingkungan pesisir mengakibatkan timbulnya

kerusakan,menciptakan ketidak stabila, ketidak harmonisan, dan ketidak amanan

bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. konflik seringkali terjadi di

Page 15: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

5

berbagai elemen masyarakat. Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang

kebudayaan dan status sosial ekonomi.

Konservasi lingkungan laut bukan saja pada perairan sungai tetapi juga

perairan pesisir dan lautan. Dampak yang terjadi kerusakan ekosistem bakau,

terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota (ikan, kerang, keong), terjadi

abrasi, hilangnya benih banding dan udang. beberapa hal yang perlu di

perhatikan terhadap bahan-bahan yang akan dibuang ke perairan, termasuk

perairan wilayah pesisir Pencemaran limbah yang dibuang oleh berbagai

kegiatan pembangunan (seperti tambak, perhotelan, pemukiman dan industri)

yang terdapat di dalam wilayah pesisir

Sebagai tema yang terpenting adalah peran hubungan kekuasaan tak

sama di konstitusi lingkungan meningkatkan kesadaran politik. perhatian

tertentu di fokuskan pada komflik yang di timbulkan karena adanya akses

lingkungan yang dihubungkan ke sistem politik dan hubungannya dengan

ekonomi. Ekologi politik memfokuskan pada ditingkat masyarakat

lemah/miskin, dihubungkan dengan lingkungan yang pada akhirnya melahirkan

suatu komflik.

Identitas lingkungan laut yg terjadi, manusia mampu dan berperan dalam

mengubah ekosistem tersebut. Dapat dikatakan bahwa manusialah yang menjadi

penentu dari keseimbangan suatu ekosistem. Untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan. Untuk memenuhi

kebutuhannya itu, manusia dapat mengubah ekosistem. Seperti misalnya dalam

Page 16: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

6

pengambalikan batu karang sehingga taksadar akan terjadi kerusakan terumbu

karang sehinga dapat mengakibatkan pengikisan pinggir pantai.

B. Rumusan Masah

1. Bagaimana Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan

Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimana bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan

laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Ekologi Politik para Nelayan di Desa Pao

Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto

2. Bentuk Partisipasi para Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut

di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Dari penulisan ini kiranya dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan dalam pelestarian lingkungan para nelayan

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan konstribusi kepada pemda dan masyarakat dalam

pengelolaan pelestarian lingkungan para nelayan di Desa Pao di

kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto

Page 17: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Ekologi Politik

Bidang ekologi politik muncul ketika para ahli lingkungan mulai

mengandalkan konsep-konsep ekonomi politik yang berasal dari kepedulian

strukturalis dan materialis. Pendekatan yang dihasilkan membantu

mengungkapkan kaitan-kaitan antara dinamika lingkungan setempat dengan

proses politik dan ekonomi yang lebih luas tersebut dalam analitis ini

memungkinkan para ahli ekologi politik untuk menelusuri dengan teliti, misalnya,

kaitan-kaitan antara masalah degradasi tanah setempat dan masalah-masalah lebih

luas seperti kemiskinan, ketunakismaan (landlessness), keterbelakangan,

hubungan neo-kolonial, dan marjinalisasi politik dan ekonomi Berangkat dari

ranah studi pembangunan kritis (Critical Development Studies), studi ekologi

politik menilai bahwa keputusan pengelolaan sumber daya alam tidak bisa

dipahami hanya dari sudut pandang teknis yang memprioritaskan efisiensi saja

tetapi juga aspek manusia dan budaya dalam hal pengendalian, kekuasaan dan

pengawasan terhadap kuantitas dan kualitas sumberdaya alam. (Blaikie and

Brookfield, 1987).

Walaupun beberapa ekologis politik telah membahas isu ini, mereka sekali

lagi hanya membatasi diri pada dimensi ekologi. Argumen Ramachandra Guha

(2000) dan Martinez-Allier (2003) tentang ‘environmentalismenya kaum miskin’

sebagai contoh, mengakui bahwa rakyat miskin memiliki konsep dan praktek

etika lingkungan yang berbeda dengan orang kaya karena naluri ‘konservatif

7

Page 18: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

8

mereka. Dengan kata lain, bahwa orang miskin adalah pemerhatian lingkungan

karena kehidupan dan ketahanan mereka bergantung pada pengawetan bukan

hanya dari lingkungan fisik di sekitar mereka (contoh: tanah untuk pertanian)

tetapi juga mata pencaharian nafkah dari lingkungan itu (contoh: cara-cara bertani

tradisional). Akan tetapi, ini hanya menggambarkan sebagian saja dari kenyataan.

Aspek yang tidak diuraikan jelas oleh Guha dan Martinez-Alier, dan yang selalu

gagal dikoreksi kaum ekologis politik, adalah dimensi pembangunan dalam etik

konservatif ini. Adalah sebuah kesalahan jika kita mengasumsikan bahwa orang

miskin mengawetkan sumber alam semata-mata untuk berjuang bertahan hidup.

Perjuangan bertahan hidup dalam konteks ini bukanlah sebuah tujuan sendiri.

Lebih dari itu, perjuangan bertahan hidup adalah cara untuk mempertahankan

aspirasi pembangunan. Memilih konservasi sambil menolak proyek-proyek

pembangunan tertentu tidak berarti penolakan pembangunan secara umum .

Pilihan dan penolakan meraka hanya mengarisbawahi ketiadaan sebuah visi

pembangunan alternatif yang bersifat emansipatori dan realistis, yang bisa

menggantikan dominasi visi neo liberal. (Peet and Watts, 1996; 2004).

Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos

yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup

maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu ekologi pada

dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme -tumbuhan maupun hewan-

dengan lingkungannya. Hal ini dikemukakan batasan ekologi Soemarwoto (1985),

sebgai berikut: secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam

Page 19: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

9

rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk

hidup. Lebih lanjut Soemarwoto membuat tiga batasan ekologi yaitu unsur

berkeanaan dengan organisme, hubungan dan lingkungan.Sifat setiap benda hidup

dimengerti dari segi hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik -

termasuk tanah, air dan iklim- tetapi juga dengan benda hidup lain dalam suatu

pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem dari

Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrove, sungai, lahan

basah atau lahan gambut., (Soemarwoto, 1993)

Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan

lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang

terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan

metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan

dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi,

komunitas, dan ekosistem. (KBBI, 2003).

Kata politik dapat berarti pengetahuan tentang ketatanegaraan atau segala

urusan/tindakan yang bersifat kebijakan atau siasat dan lain sebagainya Sehingga

ekologi politik dapat diartikan sebagai kebijakan pemerintah kaitannya dengan

lingkungan dalam proses ekologi kultural terhadap kearifan lokal. Ketika ekologi

kultural dianggap terlalu teknis, ahistoris, dan sederhana, maka mulailah ekologi

politik muncul. Andrea Nightingale mencatat beberapa isu penting dalam ekologi

politik. Menurutnya ekologi politik menekankan pentingnya mengkaji hubungan

antara isu lingkungan lokal dan proses ekonomi politik global. Termasuk di

dalamnya adalah mengkaitkan produksi kapitalis dengan lokalitas-lokalitas yang

Page 20: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

10

berbeda, yang dihubungkan dengan eksploitasi sumber daya untuk subsistensi

maupun profit. (Andrea,2010 )

1. Konsep Ekologi

Ekologi politik mulai berkembang sejak akhir dekade 1990-an dan awal

1980-an meskipun demikian, istilah ekologi-politik sendiri pertama kali

dicetuskan oleh Russet (1967), Eric Wolf 1972 , Miller (1978) Cokburn, dan

Ridgewaiy (1970). Bukan berarti sebelum itu belum ada kajian terhadap kaitan

antara politik dan ekologi. Pada tahun 1960-an kajian ekologi sudah mulai

memasukkan aspek politik, kususnya yang terkait dengan tumbuhannya minat

terhadap pengaruh manusia pada lingkungan biofisik. Istilah ekologi sendiri

sebenarnya merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara manusia

dan lingkungannya. Sebagi bidang ilmu pengetahuan, ekologi bertujuan untuk

memberikan ilustrasi hubugan antara manusia dan spesis lainnya. Perubahan

lingkungan juga dilihat sebagai hasil hubungan antara manusia dengan spesis

lainnya (Forsyth, 2003). Sebelumnya pengembangan ekologi tergantung pada

pendekatan baru yang menekankan agenda politik yang mempertanyakan

rusaknya perilaku manusia sehingga mengkaji ekologi akan inheren bersifat

politis (Forsyth, 2003) juga menjelaskan ekologi politik merupakaka kelanjutan

dari kajian ekologi budaya (Cultural Ecology). Hal ini bisa dilihat dari kajian-

kajian cultural ecology tahun 1960-an, bahwa cultural ecology menfokuskan diri

pada perticural circumstances o f geography, demography, technology, and

historythat result in a splendid variety o f cultural values, religion, kinship

systems, and political setuctures in local environmental strategis. Selanjutnya,

Page 21: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

11

apabedanya dengan ekologi-politik? untuk itu, secara umum ekologi-politik

memfokuskan diri pada penjelasan politik terhadap perubahan dan kerusakan

lingkugan sementara itu, ekologi- budaya lebih fokus pada fenomena yang lebih

lokal dan pada pengelolaan lahan yang dikondisikan secara budaya (frosyht,2003),

Akhirya, ekologi politik merupakan perhatian dari berbagai disiplin ilmu yang

semulah bersumber dari antropologi kemudian ke ekonomi-politik, geografi, dan

ilmu politik, dan para perkembagannya antardisiplin ilmu tersebut sendiri juga

memiliki juga pandangan yang berbeda terhadap istilah ekologi-politik berkar dari

bidang political geography, dan ilmu politik juga menganggap ekologi politik

berakar dari ilmu politik. (Bryant dan Bailey, 2001)

Sementara itu, antara ekologi politik dan politik lingkungan yang sering kali

dipersamakan itu teryata menurut beryant dan memiliki perbedaan yang cukup

mendasar politics merupakan bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-

masalah lingkungan, yang meneliti dalam dampak isu lingkungan terhadap proses

politik pormal serta peran peran negara dalam pengelolahan lingkungan.untuk itu,

perhatian utama kajian ini. Oleh karena, dianggap berpektif dari pada sehingga

kaitannya dengan ekologi politik dunia ketiga tidaklah terlalu kuat. (Bryant dan

Bailey, 2001)

Selanjutnya, apa yang di ungkapkan (Bryant dan Bailey, 2001). Di atas

mengambarkan bahwa meskipung istilah ekologi politik merupakan proses kajian

ekologi budaya (cultural ekologi), saat ini seolah bidang kajian geografi. Misalnya

kajian ekologi politik mendapat tempat. Meskipung demikian, kalau ditelaah dari

literatur ilmu politik dan ekonomi politik, tampaknya ekologi politik pun seolah

Page 22: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

12

juga bidang kajian mereka bahkan yang merupakan perhatian sangat besar

terhadap perpektif kritis pun masih mengunakan istilah politik dalam

mendefenisikan ekologi politik.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan

logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi

antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem

dengan lingkungannya.(Hasan, 2002)

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan

berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik

antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik

adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.

Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkataan-tingkatan organisasi makhluk

hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan

merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan., Ekologi, ilmu kehidupan

lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal

bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang

menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. .(Hasan,

2002)

Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik

termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal

sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam

Page 23: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

13

Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang

pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat

mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih

baik. Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.

Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar

ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai

argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan

energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti

banyak yang dilakukan akademisi juga. (Husein, 1991)

Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni

Oikos dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian

Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara

sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau

bisa juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga mahluk

hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan

lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah

ilmu yang mencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang,

tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana

mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut. (Sukanda,

2000)

Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa

menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik.

Page 24: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

14

Abiotik adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada

organisme-organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan

bahwa ekoligi sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah

struktur juga fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya. Ekologi

adalah ilmu yang sangat dasar dan tidak menekankan pada praktek. Dengan

demikian, orang yang belajar ekologi sesungguhnya mempertanyakan beberapa

hal, antara lain:

1. Bagaimana sistem alam bekerja.

2. Bagaimana spesies melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan

habitatnya.

3. Hal apa saja yang mereka butuhkan dari lingkungan habitat tersebut untuk

melanggengkan hidupnya.

4. Bagaimana organisme tersebut melakukan pola interaksi.

5. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara juga energi.

6. Bagaimana organisme tersebut berlaku dalam sebuah populasi

7. Dan masih banyak lagi lainnya.

Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat

berperan adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal

dari Jerman. Ia merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu

telah diaplikasikan sejak dahulu kala dan semakin berkembang seiring dengan

perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi akal manusia. Jika didasarkan

pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua kategori yakni

Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup pengertian

Page 25: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

15

ekologi, kita bisa menyimpulkan bahwa ia dalah dasar dari semua pokok ilmu

lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan.

Meski demikian, ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit

ketimbang ilmu lingkungan. (Sukemi, 2004).

Masih dari pengertian ekologi yang disebutkan sebelumnya, kita bisa

menyimpulkan bahwa ilmu ini tidak mungkin lepas dari ilmu lainnya. Ekologi

terkait dengan ilmu alam seperti fisika. Sebab ekologi juga mencakup faktor fisik

seperti misalnya suhu, cahaya dan hal lain yang juga dipelajari dalam Fisika.

Ekologi juga tertaut dengan ilmu Kimia juga ilmu bumi antariksa. Dalam

kaitannya dengan ilmu kimia, ekologi menganalisa proses sintesis juga peristiwa

kimia yang terjadi dalam tubuh organisme. Sementara itu, sama dengan kajian

ilmu antariksa, ekologi juga mempelajari musim, perubahan dari siang ke malam,

sedimentasi dan lain-lain. Lebih lanjut, jika merunut pada ekosistem, maka

ekologi juga terkait dengan ilmu sosial sebab ia juga membahas populasi dan

komunitas dari organisme. (Sukanda, 2000)

Politik mulai berkembang sejak akhir dekade 1990-an dan awal 1980-an

meskipun demikian, istilah ekologi-politik sendiri pertama bukan berarti sebelum

itu belum ada kajian terhadap kaitan antara politik dan ekologi. Pada tahun 1960-

an kajian ekologi sudah mulai memasukkan aspek politik, kususnya yang terkait

dengan tumbuhannya minat terhadap pengaruh manusia pada lingkungan biofisik.

Istilah ekologi sendiri sebenarnya merupakan konsep yang menggambarkan

hubungan antara manusia dan lingkungannya. Sebagi bidang ilmu pengetahuan,

Page 26: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

16

ekologi bertujuan untuk memberikan ilustrasi hubugan antara manusia dan spesis

lainnya. (1967), Eric Wolf 1972 , Milyar (1978) Cokburn, dan Ridgewaiy (1970).

Perubahan lingkungan juga dilihat sebagai hasil hubungan antara manusia

dengan spesis lainnya (Forsyth, 2003). Sebelumnya pengembangan ekologi

tergantung pada pendekatan baru yang menekankan agenda politik yang

mempertanyakan rusaknya perilaku manusia sehingga mengkaji ekologi akan

inheren bersifat politis (Forsyth, 2003) juga menjelaskan ekologi politik

merupakaka kelanjutan dari kajian ekologi budaya (cultural ecology). Hal ini bisa

dilihat dari kajian-kajian cultural ecology tahun 1960-an, seperti menurut Netting

(1993) bahwa cultural ecology menfokuskan diri pada perticural circumstances of

geography, demography, technology, and historythat result in a splendid variety

o f cultural values, religion, kinship systems, and political setuctures in local

environmental strategis. Selanjutnya, apabedanya dengan ekologi-politik?untuk

itu, secara umum ekologi-politik memfokuskan diri pada penjelasan politik

terhadap perubahan dan kerusakan lingkugan sementara itu, ekolog- budaya lebih

fokus pada fenomena yang lebih lokal dan pada pengelolaan lahan yang

dikondisikan secara budaya Akhirya, ekologi politik merupakan perhatian dari

berbagai disiplin ilmu yang semulah bersumber dari antropologi kemudian ke

ekonomi-politik, geografi, dan ilmu politik, dan paraperkembagannya

antardisiplin ilmu tersebut sendiri juga memiliki juga pandangan yang berbeda

tehadap istilah ekologi-politik berkat dari bidang political geography, dan ilmu

politik juga menganggap ekologi politik berakat dari ilmu politik. (frosyht,2003),

Page 27: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

17

Sementara itu, antara ekologi politik dan politik lingkungan yang sering kali

dipersamakan itu teryata menurut memiliki perbedaan yang cukup mendasar

politics merupakan bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-masalah

lingkungan, yang meneliti dalam dampak isu lingkungan terhadap proses politik

pormal serta peran peran negara dalam pengelolahan lingkungan untuk itu,

perhatian utama kajian ini adalah (Bryant dan Bailey, 2001). Oleh karena,

dianggap berpektif dari pada sehingga kaitannya dengan ekologi politik dunia

ketiga tidaklah terlalu kuat. Selanjutnya, apa yang di ungkapkan (Bryant dan

Bailey, 2001). Di atas mengambarkan bahwa meskipung istilah ekologi politik

merupakan proses kajian ekologi budaya (cultural ekologi), saat ini seolah bidang

kajian geografi.( Beryant dan Bailey, (2001).

Konsep ekosistem merupakan suatu dasar, yang fungsi utamanya dalam

ekologi untuk menekankan hubungan antar komponen dari unit fungsional.

kolam, danau, sebidang budaya laboratorium hutan atau oven (microecosystem)

menyediakan sumber belajar. asalkan komponen utama beroperasi bersama untuk

mencapai semacam stabilitas fungsional, bahkan jika hanya untuk waktu singkat,

dapat dianggap sebagai ekosistem. kolam sementara, misalnya, merupakan

ekosistem yang pasti dengan organisme karakteristik dan proses meskipun

keberadaannya aktif terbatas pada periode waktu yang singkat.

2. Konsep Politik

Pengertian Politik sebenarnya merupakan upaya untuk memperoleh sesuatu

yang akan dan ingin dikehendaki. Akan tetapi banyak pula yang menyatakan

anggapan bahwa politik itu bukan hanya berkisar pada lingkungan

Page 28: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

18

tahta/kekuasaan negara atau pun tindakan yang dilaksanakan oleh para elit politik

dan penguasa negara. Namun dalam beberapa segi kehidupan bahwa manusia

sering melakukan tindakan politik, baik pada politik perdagangan, budaya dan

sosial maupun pada segi kehidupan lainnya. Maka sesungguhnya Pengertian

Politik ini selalu saja berkaitan erat dengan tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat

dan bukan juga pada tujuan pribadi seseorang. Politik dapat pula menyangkut

dengan kegiatan berbagai kelompok masyarakat, termasuk di dalamnya yaitu

partai politik dan kegiatan individu atau perorangan.(Soedjono,2005)

Banyak sebagian orang beranggapan bahwa politik itu sungguh kotor atau

politik itu jelek. Maka sangat disayangkan mengenai pemahaman yang

sedemikian tersebut pada arti atau Pengertian Politik. Pada dasarnya Pengertian

Politik merupakan pengertian yang membicarakan tentang kenegaraan, di mana

politik itu sendiri adalah ilmu tentang negara, pemerintahan, atau ilmu dan juga

pengetahuan mengenai kehidupan bernegara. Asal mualah dari kata politik itu

adalah Polic yang berasal dari bahasa Yunani dan karena disitulah dahulu

berkembang menjadi suatu bentuk pemerintahan yang tertata rapi.

(Soedjono,2005)

Orang yang ahli kenegaran dikatakan sebagai politicus. Politik tak dapat

diartikan sebagai akal-akalan saja dan mungkin sebahagian orang yang ahli politik

atau terjun langsung di dunia politik dapat dikonotasikan sebagai orang yang

pintar mengakali. Namun sesungguhnya makna tersebut tidak bisa langsung

terurai dengan tepat atau dikatakan seperti itu. Lalu mengapa , pemahaman

terhadap kata politik selalu menggambarkan sebagai kata yang kotor dan bisa pula

Page 29: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

19

bersifat menjengkelkan oleh sebagian masyarakat setempat. Akan tetapi

sebenarnya merupakan fakta atau perilaku yang memang sesungguhnya terjadi

pada oknum atau orang yang mengaku sebagai pelaku politik. Jadi politik tersebut

tidak dapat didefinisikan secara buruk sehingga yang perlu ada penekanan bahwa

yang menjadi konten politik bersifat kotor merupakan individunya atau kelompok

dalam organisasinya. Apabila kita berbicara tentang Pengertian Politik yang

berfokus pada sistem kenegaraan merupakan pemerintahan yang memiliki

kekuasaan untuk memerintah, maka memang akan cenderung untuk berkuasa

dalam suatu negara dan pihak tersebut kadang pula melakukan upaya dan kadang

melakukan beberapa taktik atau strategi yang mengarah dengan

kemungkinan terburuk. Demikian memang memperebutkan kekuasaan kadang

mengakibatkan pertentangan yang dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan

dan dapat pula menghancurkan lawan.(Redgwell, 1999)

Memang pada awal berdirinya suatu negara di dunia ini kebanyakan diawali

dengan tindakan kekerasan. Jadi pada prinsipnya bahwa yang kotor merupakan

unsur manusianya atau unsur kelompoknya dan bukan pada arti dari politik itu

sendiri. Terkadang mereka yaitu para ahli tata kenegaraan hanya bisa memegang

kekuasaan dan bisa menjalankan suatu pemerintahan atau diperolehnya dengan

cara yang pada akhirnya akan memberi kesan atau gambaran tentang kebencian

bagi rakyat di negara tersebut.

Partai politik merupakan suatu organisasi yang memiliki jaringan atau akses

untuk menjadi pelaku politik di negara yang bersangkutan. Lalu bagaimana

keadaan negara kita yaitu negara Indonesia. Pada prinsipnya negara Indonesia

Page 30: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

20

tidak harus terjadi praktek kotor yang dilakukan untuk bisa mendapat tempat guna

dalam memegang kekuasaan serta guna meraih posisi dalam sistem pemerintahan.

Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan nilai-nilai pancasila, di

mana negara kita menjunjung tinggi atas asas kemanusiaan yang adil dan beradab

dan menganut Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun ada saja yang beraktivitas dan

bergerak serta bersaing di antara partai politik dan juga orang-orang yang terlibat

dalam partai politik serta memberikan kesan yang kotor sehingga kadang rakyat

menjadi apatis dan bertindak menjadi golput.(Redgwell, 1999)

Kata “politik” berasal dari bahasa Yunani polis yang artinya “kota” atau

“negara” dan teta yang berarti “urusan”. Kata “politik” pertama kali digunakan

oleh Aristoteles yang awalnya disebut zoon politikon. Kemudian arti itu

berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti

semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan

negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Dengan demikian, politik

berarti urusan negara atau pemerintahan. Secara konsep, kata politik itu sendiri

masih berhubungan dengan kata polisi.

Setiap ahli politik memiliki pengertian masing-masing tentang politik. Jadi,

tentu saja pengertian politik menurut mereka juga berbeda-beda. Berbagai

pengertian politik menurut para ahli ini dapat meningkatkan pemahaman tentang

arti politik.( Hidayat,2011)

a. Pengertian politik menurut aristoteles adalah upaya atau cara untuk

memperoleh sesuatu yang dikehendaki.

Page 31: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

21

b. Pengertian politik menurut Joice Mitchel adalah pengambilan keputusan

kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.

c. Pengertian politik menurut Johan Kaspar Bluntschli adalah ilmu yang

memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian

dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam

berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.

d. Pengertian politik menurut F. Soltau adalah ilmu yang mempelajari negara,

tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan

itu; hubungan antar negara dengan warganegaranya serta dengan negara-

negara lain.

e. Pengertian politik menurut Miriam Budiardjo adalah bermacam-macam

kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan

itu.

Pengertian politik secara lebih luas yaitu proses pembentukan dan pembagian

kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan

keputusan, khususnya dalam negara. Untuk lebih memberikan pengertian tentang

arti politik, berikut adalah beberapa arti politik dari segi kepentingan pengguna:

a. Politik dalam arti kepentingan umum adalah segala usaha untuk

kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di pusat

maupun di daerah.

b. Politik dalam arti kebijaksanaan adalah penggunaan pertimbangan-

pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu

usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita hendaki.

Page 32: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

22

Jadi politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu

masalah dari masyarakat atau negara. Dengan demikian, politik membicarakan

hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,

kebijakan umum, dan distribusi kemakmuran. Politik digunakan untuk

menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang menyangkut pengaturan

dan pembagian dari sumber-sumber yang ada dan untuk melaksanakannya perlu

memiliki kekuasaan dan kewenangan yang berfungsi untuk membina kerjasama

dan untuk menyelesaikan konflik yang timbul dalam proses ini.( ( Hidayat2011)

Pengertian politik selalu dikonotasikan negatif oleh sejumlah pihak terutama

orang awam (rakyat). Itu karena mereka selalu menonton televisi atau membaca

koran dan melihat kegiatan politik adalah kegiatan yang kejam dan kotor.

Sebenarnya bukan politiknya yang kotor atau kejam, tetapi pelaku politik tersebut

yang menyalahgunakan kekuasaan politiknya. ( Hidayat,2011)

Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan

individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui

interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu

kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk

tujuan negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan,

yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut

segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power),

pengambilan keputusan (Decision Making), kebijakan (Policy, Beleid), dan

pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Pada umumnya dapat dikatakan

bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem

Page 33: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

23

politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari

sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision

making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut

seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-

tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu

ditentukan kebijakan-kebijakan umum (Public Policies) yang menyangkut

pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-

sumber (Resources) yang ada. Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-

kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (Power) dan kewenangan (Authority) yang

akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan

konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat

bersifat meyakinkan (Persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (Coercion).

Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan

(Statement o f Intent) belaka.(Saleh, 1991).

Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang

dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang

dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia

sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun

dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-

tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang

(private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai

politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (Saleh, 1991).

Page 34: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

24

3. Ekologi Politik Lingkungan (Environmental politics)

Abe Ken-ichi, 2003; dan sebagainya menberikan defisi yang berbeda.

(Pateson, 2000) mengatakan, bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekata

yang menggabungkan masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk

mewakili suatu pergantian tensi yang dinamika antara lingkungan dan manusia,

dan antara kelompok yang bermacam-macam di dalam masyarakat dalam skala

dari individu lokal kepada trasnasional secara keseluruhan, Ilmuan lain

mendefinisikan politik lingkungan adalah sebagai suatu bingkai untuk memahami

kompleksitas saling berhubunga antara masyarakat lokal, nasional, politik

ekonomi global dan ekosistem (Blaike dan Brookfield, 1987). Konsep ini diangkat

dalam cara yang beraneka seperti dunia-ketiga politik lingkungan, mengatakan

bahwa politik lingkungan, boleh didefenisikan sebagai usaha untuk memahami

sumber-sumber politik, kondisi dan menjadi satu jaringan dari pergantian

lingkungan, pemahaman teknik politik lingkungan adalah cenderung untuk

melihat mendalam dinamika politik lingkungan dan memfokuskan atas suatu

susunan sistem manusia ( Hidayat,Ade Ken-cihi 2011)

Ade ken —ichi mendefinisikan politik lingkungan sebagai suatu kolektif

nama untuk semua untuk usaha Intelektual untuk secara kritis menganalisis

ketepatan sumber daya alam dan asal usul kerusakan secara politik ekonomi,

dengan maksud itu di peroleh studi akademik atau aplikasi bersipat praktis, dalam

pengertian lain, politik lingkungan peduli pada dimensi politik dalam pengunaan

dan manfaatan sumber daya alam.

Page 35: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

25

Sedangkan, ( Hidayat,2011) mengomentari politik lingkungan adalah sama

atas suatu metode terapan ahli-ahli lingkungan menganalisis kebijakan mengenai

masalah lingkungan yang relavan, ini yang dikenal dengan sebutan progressivi

contextualization (kontektualisasi yang maju). Pendekatan yang mulai dengan

aktor (pelaku), dalam hal ini para pemakai sumber daya alam yang langsung,

dalam mempertimbangkan suatu konteks dengan apa mereka terbuat atau tidak

tersebut dalam cara yang khusus terhadap sumber daya alam.

Mengamati skala sosial dalam lingkungan yang berbeda, politik lingkungan

menjelaskan sekurangyan tiga penelitan area yang berbeda (Bryant, 1992). Petama

penelitia ke dalam sumber yang kontestual perubahan lingkungan yang menguji

pengaruh lingkungan secara umum pada suatu negara, hubungan atara negara, dan

kapitalisme global. Judul ini merefleksikan pegaruh yang tumbuh dari kekuatan

nasional dan trasnasional atas lingkungan dari suatu dunia yang saling bertambah

ketergantungan, baik secara politik ekonomi, kedua, area penelitia mencari tahu

suatu lokasi dari aspek aspek yang khusus mengenai perubahan lingkungan.

Ilmuan memperoleh pandangan bagaimana kontestual pelaku berpengaruh atas

kondisi sosio- lingkungan yang khusus, hubungan, dan menekankan perjuagan

lingkungan yang khusus atas lingkungan. Megambil, baik sejarah maupun

dinamika komplik yang kini, peneliti area ini mengambarkan bagai mana para

petani yang miskin dan masyarakat lokal tampa kekuasan yang berperang

melindungi pondasi lingkungan atas kehidupanya,ketiga peneliti area ini

menjelaskan jaringan politik dari perubahan lingkun gan atas hubungan sosio-

ekonomi dan politik. ( Hidayat,2011)

Page 36: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

26

Politik lingkungan dalam banyak negara di dunia mempunyai peran penting

tidak hanya pada tingkatan yang berbeda, tetapi juga dalam bingkai kerja

struktural yang berbeda. Banyak lembagah antara pemerintahan mempunyai peran

penting dalam aktiviras yang serupa, membuat aturan lingkungan, membuat

kebijakan, penelitian, Monitor, Training, proyek pembiayaan dalam supervisi.

Tiga lembaga khusus yang penting misalnya, perserikatan bangsa bangsa dalam

program lingkungan (UNEP), Bank Dunia dalam masyarakat Eropa

(Hidayat,2011).

Kondisi ini cocok, karena kita hidup dalam rezim intrnasional dinia.

Beberapa dari mereka berhubungan dari isu-isu moneter (sebagai contoh, sistem

bretto Woodd dan para pengikutnya ); yang lain mengenai pardagangan

internasional mengenai komoditas ( misalnya persetujuan kopi). Beberapa rezim

menyikapi ke pemakaian langsung sumber daya alam atas perjanjian internasianal

Konteks pemahaman politik lingkungan menekankan dalam negara bangsa secara

individu yang tercermin, berupa tindakan yang meningkat atas aspek khusus

mengenai hubungan sosial dan struktur kekuasan dalam setiap negaran. Hal ini

terjadi ketika muncul kepentingan dan saling ketergantugan atas isu utama

lingkungan yang bersifat lintas batas batas negara. Politik adalah kekuatan dalam

penting dalam hak-hak mereka baik sebagai suatu jendelah aspek politik ekonomi

sosial politik di lain pihak. ( Hidayat,2011)

Dengan demikian, jika kita menyarikan di masa depan, interaksi antar

masalah lingkungan dan kekuatan kekuatan politik akan berdampak terhadap

pembangunang memprediksi pentingnya politik yang lebih besar,maka keperluan

Page 37: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

27

untuk pendekatan analitik yang terintegrasi atas pemahaman lingkungan dan

politik menjadi lebih penting. ( Hidayat,2011)

Robbins (2004) telah mencoba mengidifikasi empat tesis dalam ekologi-

politik, yaitu 1) Degradasi dalam marjilisasi, 2) Komlik lingkungan, 3)

Konserpasi dan kontrol dan , 4) Identitas lingkungan dan gerakan sosial. Kempat

tesis tersebut juga tampatnya relavan dan isu-isu kelautan kelautan dan perikanan

memberikan gambaran dan serta pendekatan ekologi- politik yang relevan.(Arif

Satria, 2009)

Meskipun demikian keempat tesis tersebut bisa terkait satu sama lain, dan

keempatnya bisa ada dalam satu isu, serta bisa dilihat pada isu kawasan

konsevasi.misalnya, ketiadaan desentralisasi kepada masyarakat tersebut

dikhawatirkan akan menyebabkan meningkatnya komflik dengan nelayan, sebagai

mana ini terjadi di kebanyakan taman nasional yang ada. Komflik terjadi karna

nelayan merasah “terjajah”, mengingat tiba-tiba akan terusir dari wilayah

tangkapannya tampa ada konsultasi terlebih dahulu. Akibatnya, marjinalisasi

nelayan seolah terjadi kenyataan yang harus diterima di mana taman nasional itu

berada. Oleh karena itu, perjungan baru mesti dilakukan, yakni perjuangan hak-

hak nelanyan yang hilang karena intervensi pihak luar atas nama konsevasi, dan

patan LSM tentu sangat ditunggu para nelaya dalam mengorganisir diri dan, pada

giliranya, dapat menrebut kembali hak-hak komunalnya. .(Arif Satria, 2009)

Robbins (2004) juga menlihat bahwa kerangka Ostrom juga menjadi suatu

pendekatan dalam ekologi -politik,Banya isu kelautan dan perikanan yang dapat

dilihat dari teori ini. Hasil studi satria (2005) menunjutkkan, kibijakan

Page 38: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

28

pengembangan teman wisata alam layt telah mengubah hak-hak kepemilikan

nelayan tradisional. Misalnya, duluh nelayan memiliki hak-hak itu, dari hak akses

hinga hak eksklusi. Setelah adanya nama wisata alam laut di Gili India, hak

pengelolaan menjadi hilang karena di ambil alih oleh Balai konsevasi sumber

daya alam (BKSDA) dan pengusaha wisata bahari. Begitu pulah hak akses jadi

menangkap ikan menjadi terbatas. (Arif Satria, 2009)

Dalam teori-teori sumber daya, berdasarkan dari kepemilikannya, sumber

daya laut bisa dibagi kedalam empat kategori (berkes dan fervar 1989, Barkes

et,al 2001;Buek 1998; Hanna et,al 1996 ). Dimana sumber daya dimiliki oleh

seluruh warga Negara, dan pengandalian pengelolaan dilakukan oleh pemerintah.

Dimana individuh atau perusahaan memiliki hak terdapat sumber daya laut,

seperti modal individual transferable quota (ITQ) yang marak dikembangkan ke

Negara Negara barat. Dimana sumber daya memliki Dan dikontrol oleh kelompok

masyarakat. (Arif Satria, 2009) Politik dan lingkungan dimanapun juga selalu

berhubungan erat satu sama lain. Hal ini ditegaskan oleh Harvey (1993) dalam

Bryant & Bailey (2005:5) yang mengatakan bahwa seluruh proyek (dan argumen)

ekologis selalu simultan/diikuti dengan proyek (dan argumen) ekonomi politik

dan demikian pula sebaliknya. Argumen ekologis tidak pernah bisa netral secara

sosial, begitu juga argumen sosial politik tidak pernah bisa netral secara ekologis.

Perbedaan keduanya adalah bahwa politik lingkungan hidup merupakan

cabang kajian di dalam ilmu politik yang mempelajari ekologi dengan

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan politik tradisional. Sehingga seringkali

pendekatan ini bias hanya kepada aktor-aktor atau institusi-institusi besar (global).

Page 39: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

29

Politik lingkungan hidup, menurut Walters (2004:1) mempelajari bagaimana

manusia mengorganisasikan dirinya dan struktur perilakunya untuk melindungi

kepentingan mereka di dalam lingkungan. Ia mempelajari dinamika gerakan-

gerakan sosial, kelembagaan dan pembuatan kebijakan pemerintah serta interaksi

yang terjadi di dalamnya. Sebagai subjek akademik, politik lingkungan hidup

termasuk cabang kajian baru dan interdisiplin yang dipengaruhi oleh ilmu sejarah,

ilmu politik, geografi, sosiologi, antropologi dan ilmu lingkungan

B. Konsep Masyarakat Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang

secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang

melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan

ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal

motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan,

2002)

Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

juragan dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja

dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan

yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan

perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam

pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain (Subri, 2005).

Sumberdaya nelayan dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang

rendah, kemampuan manajemen yang terbatas. Taraf hidup penduduk desa pantai

Page 40: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

30

yang sebagian besar nelayan sampai saat ini masih rendah, pendapatan tidak

menentu (sangat tergantung pada musim ikan), kebanyakan masih memakai

peralatan tradisional dan masih sukar menjauhkan diri dari prilaku boros (Sitorus,

1994). Kita sering dibingungkan oleh berita media dan statement para tokoh LSM

yang salah kaprah mendefinisikan substansi kelompok profesi masyarakat pelaku

dibidang kelautan dan perikanan. Definisi kacau, data kacau, analisa kacau,

statement juga lebih kacau, terlebih diutarakan oleh oknum LSM yg tidak

memiliki latar belakang akademis dibidangnya tentunya secara ilmiah tidak dapat

dipertanggung jawabkan sebagai referensi. Akan lebih celaka lagi jika statement

amburadul salah definisi digunakan sebagai referensi politik maka makin kacau

kebablasan reformasi yang sedang kita kembangkan.(Gazalba, 2003)

a. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan.

b. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,

dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan

yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk

memuat, mengangkut,menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,

dan/atau mengawetkannya.

c. Pengolah adalah orang yang melakukan kegiatan mengolah hasil

perikanan.

d. Pemasar adalah orang yang melakukan kegiatan memasarkan hasil

perikanan termasuk olahannya.

Page 41: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

31

e. Petambak garam rakyat adalah orang yang mata pencahariannya

melakukan kegiatan usaha produksi garam sebagai penggarap penyewa

lahan, penggarap bagi hasil (mantong) dan/atau pemilik lahan tambak

garam dengan luasan tertentu yang mengerjakan lahan tambaknya sendiri.

f. Kelompok Masyarakat Pesisir yang selanjutnya disebut KMP adalah

kumpulan masyarakat terorganisir yang mendiami wilayah pesisir dan

melakukan kegiatan usaha penunjang kelautan dan perikanan ataupun

usaha lainnya serta terkait dengan pelestarian lingkungan.

1. Masyarakat Nelayan

Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup,

tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara

wilayah darat dan laut (Kusnadi, 2009).

Menurut Imron (2003) dalam Mulyadi (2005), Nelayan adalah suatu

kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut,

baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada

umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat

dengan lokasi kegiatannya. Seperti masyarakat yang lain, masyarakat nelayan

menghadapi sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang kompleks.

Masalah-masalah tersebut antara lain:

a. Kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi yang

datang setiap saat,

b. Keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar sehingga memengaruhi

dinamika usaha,

Page 42: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

32

c. Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada,

d. Kualitas sumberdaya masyarakat yang rendah sebagai akibat

keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik,

e. Degradasi sumberdaya lingkungan baik di kawasan pesisir, laut,

maupun pulau-pulau kecil, dan

f. Belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman sebagai

pilar utama pembangunan nasional

Masalah actual lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa potensi untuk

berkembangnya jumlah penduduk miskin di kawasan pesisir cukup terbuka.

Hal ini disebabkan dua hal penting berikut ini:

a. Meningkatnya degradasi kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir laut.

Degradasi lingkungan ini terjadi karena pembuangan limbah dari

wilayah darat atau perubahan tata guna lahan di kawasan pesisir untuk

kepentingan pembangunan fisik. Kondisi demikian akan menyulitkan

nelayan memperoleh hasil tangkapan, khususnya di daerah-daerah

perairan yang sudah dalam kondisi tangkap lebih.

b. Membengkaknya biaya-biaya operasi penangkapan karena

meningkatnya harga bahan bakar minyak (bensin dan solar), sehingga

nelayan mengurangi kuantitas operasi penangkapan. Untuk menyiasati

kenaikan harga bahan bakar ini, nelayan menggunakan bahan bakar

minyak tanah dicampur dengan oli bekas atau solar. Bahan bakar

oplosan ini untuk menggantikan bahan bakar bensin dan solar. Hal ini

Page 43: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

33

berdampak negatif terhadap kerusakan mesin perahu, sehingga dapat

membebani biaya investasi nelayan.

Kedua hal di atas berpengaruh signifikan terhadap perolehan

pendapatan nelayan dan kelangsungan usaha nelayan.

2. Pengelolaan Nelayan

Beberapa kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam

karakteristik sosial dan kependudukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada

kelompok umur, pendidikan, status sosial dan kepercayaan. Dalam satu kelompok

nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian

hubungan sesama nelayan maupun hubungan bermasyarakat (Townsley 1998

dalam Widodo, 2006).

Charles 2001 dalam Widodo 2006 membagi kelompok nelayan dalam

empat kelompok yaitu:

a. Nelayan subsisten (Subsistence fishers), yaitu nelayan yang menangkap

ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

b. Nelayan asli (Native/Indigenous/Aboriginalfishers), yaitu nelayan yang

sedikit banyak memiliki karakter yang sama dengan kelompok pertama,

namun memiliki juga hak untuk melakukan aktivitas secara komersial

walaupun dalam skala yang sangat kecil.

c. Nelayan rekreasi (Recreational/Sport fishers), yaitu orang-orang yang

secara prinsip melakukan kegiatan penangkapan hanya sekedar untuk

kesenangan atau berolahraga, dan

Page 44: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

34

d. Nelayan komersial (Commercial fishers), yaitu mereka yang

menangkap ikan untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk

pasar domestik maupun pasar ekspor. Kelompok nelayan ini dibagi dua,

yaitu nelayan skala kecil dan skala besar.

Dari empat pengelompokan tersebut sudah sangat sulit menemukan dua

kelompok yang pertama. Sementara kelompok ketiga walaupun di beberapa

negara maju berbagai kegiatannya telah terdokumentasi dengan baik namun di

beberapa negara berkembang seperti Indonesia misalnya, sulit ditemukan. Di

samping pengelompokkan tersebut, terdapat beberapa terminologi yang sering

digunakan untuk menggambarkan kelompok nelayan, seperti nelayan penuh

untuk mereka yang menggantungkan keseluruhan hidupnya dari menangkap ikan;

nelayan sambilan untuk mereka yang hanya sebagian dari hidupnya tergantung

dari menangkap ikan (lainnya dari aktivitas seperti pertanian, buruh dan tukang);

juragan untuk mereka yang memiliki sumberdaya ekonomi untuk usaha perikanan

seperti kapal dan alat tangkap; dan anak buah kapal (ABK/pandega) untuk mereka

yang mengalokasikan waktunya dan memperoleh pendapatan dari hasil

pengoperasian alat tangkap ikan, seperti kapal milik juragan. (Kusnadi, 2006

dalam Kusnadi, 2009).

Disamping pembagian diatas, Widodo 2006 juga mengemukakan beberapa

pembagian lain seperti daya jangkau armada perikanan dan juga lokasi

penangkapan ikan. Dapat disebutkan misalnya nelayan pantai atau biasanya

disebut:

Page 45: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

35

1. Perikanan pantai untuk usaha perikanan skala kecil dengan armada yang

didominasi oleh perahu tanpa motor atau kapal motor tempel,

2. Perikanan lepas pantai untuk perikanan dengan kapasitas perahu rata-rata

30 GT, dan

3. Perikanan samudera untu kapal-kapal ukuran besar misalnya 100 GT

dengan target perikanan tunggal seperti tuna.

Menurut Kusnadi (2009), dalam perspektif stratifikasi sosial ekonomi,

masyarakat pesisir bukanlah masyarakat yang homogeny. Masyarakat pesisir

terbentuk oleh kelompok-kelompok sosial yang beragam. Dilihat dari aspek

interaksi masyarakat dengan sumberdaya ekonomi yang tersedia di kawasan

pesisir, masyarakat pesisir terkelompok sebagai berikut:

Pemanfaat langsung sumberdaya lingkungan, seperti nelayan (yang pokok),

pembudidaya ikan di perairan pantai (dengan jaring apapung atau karamba),

pembudidaya rumput laut/mutiara, dan petambak.

1. Pengolah hasil ikan atau hasil laut lainnya, seperti pemindang, pengering

ikan, pengasap, pengusaha terasi/krupuk ikan/tepung ikan, dan sebagainya;

dan

2. Penunjang kegiatan ekonomi perikanan, seperti pemilik toko atau warung,

pemilik bengkel (montir dan las), pengusaha angkutan, tukang perahu dan

buruh kasar (manol).

Tingkat keragaman (Heterogenitas) kelompok-kelompok sosial yang ada

dipengaruhi oleh tingkat perkembangan desa-desa pesisir. Desa-desa pesisir atau

Page 46: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

36

desa-desa nelayan yang sudah berkembang lebih maju dan memungkinkan

terjadinya diversifikasi kegiatan ekonomi, tingkat keragaman kelompok-

kelompok sosialnya lebih kompleks daripada desa-desa pesisir yang belum

berkembang atau yang terisolasi secara geografis. Di desa-desa pesisir yang sudah

berkembang biasanya dinamika sosial berlangsung secara intensif.

Selanjutnya mengatakan, di desa-desa pesisir yang memiliki potensi

perikanan tangkap (laut) cukup besar dan memberi peluang mata pencarian bagi

sebagian besar masyarakat pesisir melakukan kegiatan penangkapan, masyarakat

atau kelompok sosial nelayan merupakan pilar sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat pesisir. Karena masyarakat nelayan berposisi sebagai produsen

perikanan tangkap, maka kontribusi mereka terhadap dinamika sosial ekonomi

lokal sangatlah besar. Peluang kerja di sektor perikanan tangkap ini tidak hanya

memberi manfaat secara sosial ekonomi kepada masyarakat lokal, tetapi juga

kepada masyarakat-desa-desa lain di daerah hulu yang berbatasan dengan desa

nelayan tersebut. (Kusnadi, 2009)

Karena masyarakat nelayan merupakan unsur sosial yang sangat penting

dalam struktur masyarakat pesisir, maka kebudayaan yang mereka miliki

mewarnai karakteristik kebudayaan atau perilaku sosial budaya masyarakat pesisir

secara umum. Karakteristik yang menjadi ciri-ciri sosial budaya masyarakat

nelayan adalah sebagai berikut: memiliki struktur relasi patron-klien yang sangat

kuat, etos kerja tinggi, memanfaatkan kemampuan diri dan adaptasi optimal,

kompetitif dan berorientasi prestasi, apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan

kesuksesan hidup, terbuka dan ekspresif, solidaritas sosial tinggi, sistem

Page 47: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

37

pembagian kerja berbasis seks (laut menjadi ranah laki-laki dan darat adalah ranah

kaum perempuan), dan berperilaku “konsumtif” (Kusnadi, 2009).

Patron-klien merupakan basis relasi sosial masyarakat nelayan atau

masyarakat pesisir. Relasi sosial patron-klien sangat dominan dan terbentuk karna

karakteristik kondisi mata pencarian, sistem ekonomi, dan lingkungan. Hubungan-

hubungan demikian terpola dalam kegiatan organisasi produksi, aktivitas

pemasaran, dan kepemimpinan sosial. Pola-pola hubungan patron-klien dapat

menghambat atau mendukung perubahan sosial ekonomi. Namun demikian,

dalam kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi, pola-pola hubungan patron-klien

harus diperlakukan sebagai modal sosial atau potensi pemberdayaan masyarakat

(Kusnadi, 2009).

Menurut Mulyadi (2007), kemiskinan merupakan masalah yang bersifat

kompleks dan multidimensional, baik dilihat dari aspek kultural maupun aspek

struktural. Ada empat masalah pokok yang menjadi penyebab dari kemiskinan,

yaitu kurangnya kesempatan (Lack o f opportunity), rendahnya kemampuan (low

o f capabilities), kurangnya jaminan (Low level-security) dan keterbatasan hak-hak

sosial, ekonomi dan politik sehingga menyebabkan kerentanan (vulnerability),

keterpurukan (voicelessness), dan ketidakberdayaan (Powerlessness) dalam segala

bidang.

Dilihat dari lingkupnya, kemiskinan nelayan terdiri atas kemiskinan

prasarana dan kemiskinan keluarga. Kemiskinan prasarana dapat diindikasikan

pada ketersediaan prasarana fisik di desa-desa nelayan, yang pada umumnya

masih sangat minim, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak

Page 48: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

38

adanya akses untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standar.

Kemiskinan prasarana secara tidak langsung juga memiliki adil bagi munculnya

kemiskinan keluarga, kemiskinan prasarana juga dapat mengakiban keluarga yang

berada garis kemiskinan (near poor) bisa merosot ke dalam kelompok keluarga

miskin (Mulyadi, 2007).

Menurut Soetrisno (1995) hal utama yang terkandung dalam kemiskinan

adalah kerentanan dan ketidakberdayaan. Dengan kerentanan yang dialami, orang

miskin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi darurat. Ini dapat

dilihat pada nelayan perorangan misalnya, mengalami kesulitan untuk membeli

bahan bakar untuk keperluan melaut. Hal ini disebabkan sebelumnya tidak ada

hasil tangkapan yang bisa dijual, dan tidak ada dana cadangan yang dapat

digunakan untuk keperluan yang mendesak. Hal yang sama juga dialami oleh

nelayan buruh, mereka merasa tidak berdaya di hadapan para juragan yang telah

mempekerjakannya, meskipun bagi hasil yang diterimanya dirasakan tidak adil.

C. Kerangka Fikir

Ekologi politik nelayan erat kaitannya dengan relevansi isu-isu kelautan dan

perikanan, ada empat yaitu perubahan lingkungan, akses sumberdaya, konservasi,

dan identitas lingkungan. Dalam ekologi politik nelayan tidak terlepas dari faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam mempengaruhi keadaan laut di Desa

pao kecamatan taroang.

Page 49: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

39

Bagan Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana politik nelayan dalam pelestarian

lingkungan laut dan bagaimana bentuk partisipasi lingkungan laut di Desa Pao

sehingga fokus penelitian ini adalah degradasi dan marjinisasi (perubahan laut)

konflik lingkungan laut, akses suber daya, konserfasi lingkungan laut, identitas

lingkungan dan gerakan sosial nelayan.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pelestarian lingkungan laut Desa Poa adalah Seperti halnya hutan, laut

juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan pantai banyak

disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di

Page 50: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

40

laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia

yang mengancam kelestarian laut dan pantai.

2. Dekradasi dan marjinilisasi Perubahan Lingkungan Laut yang di

maksud adalah pembabatan makrove, penambanambangan pasir dan

pencemaran

3. Konfik lingkungan (akses sumberdaya lingkungan) yang di maksud

adalah penelitian ini adalah pertambangan konflik yang terjadi dalam

masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya laut

4. Konservasi yang di masud penelitian ini adalah pembetukan daerah

perlindungan laut dan taman nasional laut

5. Identitas lingkungan dan gerakan sosial adalah gerakan politik aksi dan

gerakan politik nelayan dalam memperjuangkan hak-haknya

6. Partisipasi masyarakat adalah keikuserta masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan laut.

7. Lingkungan laut yang lestari dan berkelanjutan adalah lingkungan laut

yang dapat mendukung pembagunan baik masa sekarang maupun

generasi mendatang

Page 51: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama dua bulan,

terhitung setalah ujian proposal,. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

Taroang Kabupaten Jeneponto

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Adapun jenis dan tipe penelitian ini akan menggunakan :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu data dalam bentuk kata,

kalimat dan gambar.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif, artinya membuat

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, menggambarkan,

menjabarkan, mengungkapkan, menjelaskan, menganalisis pelaksanaan

pengelolaan transportasi laut.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu :

1. Data Primer.

Data yang diperoleh secara langsung di lapangan yang bersumber dari

informan, dengan memakai teknik pengumpulan data berupa in-depth

interview (wawancara mendalam), serta melakukan observasi (pengamatan

langsung).

40

Page 52: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

41

2. Data sekunder.

Data pendukung bagi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan

literatur seperti dokumen-dokumen, catatan-catatan, arsip-arsip resmi, serta

literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

D. Informan Penelitian.

Adapun informan dari penelitian ini di ambil dari dinas Perikanan

Jeneponto. Adapun perinciannya yaitu sebagai berikut:

No Jabatang/Strata Keterangan1 Kepala Dinas Peraikanan Kabupaten Jeneponto 1 orang2 Kepala Desa Pao 1 orang3 Penyulu Perikanan 2 orang4 Tokoh Maksyarakat 2 orang5 Masyarakat Nelayan Desa Pao 4 orang

Jumlah 10 orang

E. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Lapangan (field research)

Penelitian lapangan ini dimaksudkan bahwa penulisakan langsung

melakukan penelitian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan. Penelitian

lapangan ditempuh dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi yaitupengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti dan sesuai dengan tujuan penelitian serta

Page 53: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

42

direncanakan secara sistematis juga dapat dikontrol reliabilitas dan

validitasnya.

b. Wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu teknik pengumpulan data

yang digunakan dengan cara bertanya langsung atau mengadakan proses

tanya jawab, dialog atau percakapan dengan informan yang dipilih untuk

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam terkait dengan masalah yang

akan diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi didapatkan dengan mempelajari data-data yang ada, artikel

dan buku- buku yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu upaya

untuk mengurutkan data dalam bentuk kata-kata secara sistematik sehingga

dapat dimengerti dan dipahami. arenOleh ka itu, dalam analisis kualitatif perlu

dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian

reduksi data dalam analisis kualitatif sebagai proses pemilihan data kualitatif.

Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data bukanlah proses yang

sekali jadi, tetapi proses yang berulang selama proses penelitian ini

berlangsung. Penyajian data yang lebih baik merupakan salah satu cara utama

bagi analisis bagi kualitatif yang valid dan kemudian membangun proposisi

(kaitan antara konsep).

Page 54: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

43

Maka dalam mereduksi data peneliti memfokuskan pada pelaksanaan

strategi pemerintah dalam mengelola transportasi laut yang dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Jeneponto .Langkah berikutnya setelah direduksi adalah

penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat mengenai

fenomena yang terjadi di masyarakat. Selanjutnya peneliti akan menarik

kesimpulan berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil

penelitian adalah dengan melakukan triagulasi metode, teori, dan data yaitu :

1. Triangulasi dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang

berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan: (a)

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; (b)

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dilakukan sepanjang waktu; (c) membandingkan keadaan

dan persfektif seseorang dengan berbagai pendapatan dan pandangan

orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau

tinggi,orang berada dan orang pemerintahan; (d) membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap

penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat

Page 55: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

44

dengan metode interviewsama dengan metode observasi, atau apakah hasil

obsevasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview.

Begitu pula teknik ini diakukan untuk menguji sumber data ketika di­

interview dan di obsevasi akan memberikan informasi yang sama atau

berbeda. Apabila berbeda maka peneliti harus dapat menjelaskan

perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan

metode yang berbeda.

3. Triangulasi dengan Teori

Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan

penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan

pembanding. Secara induktif dilakukan dengan menyertakan usaha

pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan

jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah

kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data.

Page 56: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis, Letak Desa

Desa Pao merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Tarowang Kabupaten Jeneponto. Jarak Desa Pao dari ibu kota Kabupaten

± 16 km Sedangkan jarak dari ibu kota kecamatan ± 2 km.

2. Administrasi desa

Desa Pao memiliki luas wilayah ±2,5 km2. Desa ini terdiri dari 5

(lima) dusun yaitu Dusun Kampung Beru, Dusun Tonroa, Dusun

Kampung Bendi, Dusun Pao Dan Dusun Kaloko. Secara administrativ

Desa ini berbatasan dengan, Sebelah Utara Desa Tarowang, Sebelah

45

Page 57: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

46

Timur Desa Bungeng, Sebelah Selatan Laut Flores, Sebelah Barat

Kelurahan Togo-Togo

3. Topografi

Desa Pao merupakan desa yang memiliki kondisi wilayah dataran

rendah dengan memiliki jarak ± 1 km diatas permukaan laut. Wilayah ini

merupakan wilayah pengembangan perikanan pertambakan, budi daya

rumput laut serta pertanian jagung kuning dan persawahan.

4. Iklim dan curah hujan

Desa Pao memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 30

derajat celcius serta memiliki 2 tipe musim yaitu musim kemarau dan

musim hujan.musim hujan terjadi mulai bulan November - Maret

sedangkan muusim kemarau mulai bulan April - Oktober setiap

tahunnya. Jumlah curah hujan rata-rata setiap tahun di Desa Pao

mencapai 2000 mm-3000 mm.Perekonomian Masyarakat Desa Kegiatan

Perekonomian masyarakat Desa Pao dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya cukup beragam, mulai dari PNS, Pedagang, Petani Tukang

Batu/Tukang Kayu, Tukang Ojek dan Buruh Tani.dari beberapa

pekerjaan pokok tersebut bertani dan nelayan merupakan pekerjaan yang

banyak dilakukan oleh masyarakat setempat. Berikut daftar pekerjaan

pokok masyarakat Pao, dapat dilihat pada tabel 1.

Page 58: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

47

Tabel 1. Pekerjaan Pokok Kepala Keluarga Desa Pao

Tahun 2011

Jenis pekerjaan Dusun Jumlah

Pao Tonroa Kaloko Kampung

beru

Kampung

Bendi

PNS 5 1 15 7 19 47

Pedagang 4 4 18 22 23 71

Nelayan 12 150 188 50 10 410

Petani 180 123 90 135 70 598

petani rumput laut - 13 27 6 - 46

petani tambak 2 - - - - 2

Tukang jahit 1 - - 1 1 2

Tukang Ojek 6 15 6 11 1 39

Tukang batu 1 1 1 - - 3

Tukang kayu 1 - 1 - - 2

Sopir 4 - 4 2 7 17

Tukang becak 10 7 4 19 12 52

Buruh nelayan - 31 27 11 4 73

Buruh tani - 25 14 12 41 92

Buruh Tani - - 27 - - 27

Rumput Laut

Buruh Bangunan 1 1

Buruh dagang

- -

1

' '

1

Page 59: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

48

Berdasarkan data tersebut diatas maka diketahui bahwa pekerjaan

pokok masyarakat Desa Pao adalah petani dan nelayan. Sementara

pekerjaan sampingan adalah tukang kayu/batu, tukang ojek, tukang jahit

dan pedagang. Dan jika pekerjaan tetapnya PNS maka biasanya

pekerjaan sampingannya adalah petani.

Sektor pertanian, Pada sektor ini jenis tanaman yang sering di

budidayakan masyarakat Desa Pao adalah padi dan jagung, tanaman

jagung ditanam di kebun sedangkan tanaman padi di tanam di sawah.

Pemeliharaan tanaman padi dan jagung oleh masyarakat petani dilakukan

dengan cara tradisional. Petani membersihkan tanaman dari gangguan

rumput liar dengan cara beragam ada yang sengaja mencabut rumput

pakai tangan atau sabit ada juga menggunakan herbisida. Tanaman padi

dan jagung ditanam dua kali dalam setahun.

Pemasaran hasil bumi, pemasaran hasil produksi pertanian jagung

dan padi sangat mudah bagi masyarakat karena ada pedagang pengumpul

dari luar desa yang sengaja datang untuk membeli hasil bumi meskipun

kadang-kadang harga suka dipermainkan.Sektor peternakan, jenis ternak

yang banyak dipelihara oleh masyarakat desa pao adalah

sapi,kerbau,kuda dan kambing hanya saja banyak keluhan bagi

massyarakat petani karena para peternak kurang bisa menjaga ternaknya

dengan baik sehingga sering mengganggu dan merusak tanaman para

petani.selain dari kedua ternak tersebut juga terdapat ternak kecil seperti

itik dan ayam.

Page 60: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

49

5. Kependudukan dan sosial budaya/ Jumlah penduduk dan tingkat

pertumbuhannya

Desa Pao memiliki penduduk sebanyak 3711 jiwa, yang terdiri dari

laki-laki 1622 jiwa dan perempuan 2089 jiwa yang tersebar Di lima

Dusun yaitu Dusun Tonroa, Dusun Pao, Dusun Kaloko, Dusun Kampung

Beru Dan Dusun Kampung Bendi. Adapun jumlah penduduk di setiap

dusun dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Desa Pao Kec.Tarowang Kab.Jeneponto Tahun 2011

DusunJenis kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

Pao 400 497 897

Kampung beru 312 350 662

Kampung bendi 225 347 572

Tonroa 270 325 595

Kaloko 415 570 985

Jumlah 1622 2089 3711

6. Tingkat kesejahteraan masyarakat

Tingkat kesejahteraan Desa Pao berdasarkan hasil penjajakan

bersama masyarakat dan hasil sensus yang dilakukan dari hasil itulah

diketahui klasifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Pao masuk

dalam kategori menengah ke bawah. Indikator yang digunakan dalam

mengukur tingkat kehidupan masyarakat ditentukan oleh masyarakat

Page 61: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

50

setempat yaitu massyarakat kaya, sedang miskin dan sangat miskin yang

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi jumlah KK berdasarkan tingkat kesejahteraan

Desa Pao Tahun 2011

Dusun Kk berdasarkan tingkat kesejahteraan Jumlah

Kaya Sedang Miskin Sangat

miskin

Pao - 40 130 40 210

Tonroa - 12 85 55 152

Kaloko 2 26 105 43 176

Kampung beru - 21 96 48 165

Kampung bendi 11 27 71 39 148

Total 13 126 487 225 851

Berdasarkan data pada tabel 4 diatas diketahui banyak jumlah

masyarakat miskn dan sangat miskin di sebabkan oleh karena mereka

rata-rata petani penggarap (buruh tani), buruh nelayan dan buruh reumput

laut.selain dari itu pekerjaan lain yang sering di lakukan oleh masyarakat

desa pao adalah tukang ojek,sopir serta tukang becak diluar desa bahkan

Page 62: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

51

sampai ke Makassar.kondisi ini juga diperparah oleh banyak perkawinan

usia muda, rendahnya tingkat pendidikan dan masih bergantung dan

menumpang pada orang tua. Dari data di atas dapat di ketahui bahwa

desa Pao di huni oleh 851 kepala keluarga dengan tingkat kesejahteraan

yang masuk kategori kaya 13 orang,sedang 126 kk,miskin 487 kk dan

sangat miskin 225 kk yang tersebar di 5 dusun.

B. Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut di Desa

Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto.

1. Degradasi dan marjilisasi (perubahan lingkungan laut)

Oleh karena itu perjuangan baru mesti di lakukan yakni perjuangan

terhadap hak hak nelayan yang hilang karna intervensi pihak luar atas

nama konservasi ,dan para LSM tentunya sangat ditunggu para nelayan

dalam megorganisir diri dan pada gilirannya, dapat merebut kembali hak

hak komunalnya dan menunjukkan pengembangan taman wisata alam

laut telah mengubah hak hak kepemilikan nelayan.misalnya, dulu

nelayan memiliki hak hak itu, dari hak akses hingga hak eksklusip.

Serelah adanya taman wisata alam di laut hak pengelolaan menjadi

hilang karna di ambil alih oleh Balai Konservasi Daya Alam

(BKSDA)dan pengusaha wisata bahari. Begitu pula hak akses menangkat

ikan menjadi terbatas. Dalam sumber daya, berdasarkan kepemilikan

sumberdaya laut di mana sumberdaya di miliki oleh seluruh warga

negara, dan pengandalian pengelolahan dilakukan oleh pemerintah,dan

Page 63: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

52

dimana individu atau perusahaan di miliki hak sumber daya laut seperti

modal.

Dimana sumber daya memiliki dan di kontrol oleh kelompok

masyarakat dan pengelolaan sumber daya kelautan berkembang di negara

negara yang masih bercorak sentralistik konsekuensi dan sumber daya

yang dimiliki negara, komonitas nelayan memiliki aturan sendiri tentang

bagaimana meyeimbangkan ketiga dimensi itu. Acuanya nilai lokal yang

penuh keakripan, dan yang menjadi persoalan di tingkat resielensi atau

institusi lokal atau pengaruh eksternal semakin menurun merupakan

payung bagi implementasi pengololaan sumber daya perikanan secara

berkelanjutan.

“Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Lingkungan laut selalu berubah dan dinamis. Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan kendapan lumpur dari daratan ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama- mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan ”AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara menjaga dan melindungi laut di Desa

Pao agar tidak menimbulkan perubahan laut dan tidak menimbulkan

perubahan air tawar dan kedepan lumpur dari daratan ke laut karna mata

pencaharianya masyarakat nelayan Desa Pao semata mata pencaharianya

hanya masyarakat nelayan, karna tampa kesadaran masyarakat nelayan

Page 64: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

53

sendiri untuk melindungi menjaga lingkungan laut itu sendiri tidak akan

terjaga lingkungan laut Desa Pao.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak HB yang mengatakan

“tidak ada perubahan lingkungan laut di desa pao malah tambah gundul dalam pingir laut dari enam tahun tidak ada bantuan untuk perubahan lingkungan laut”(HB, 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara selama peneliti melakukan di lapangan

lokasi penelitian setelalah melakukan wawancara dengan imforman yang

di tentukan oleh peneliti bahwa masyarakat hususnya Desa Pao sangat

menjaga dan melindungi laut supaya sumber pendapatanya bisa bertamba

dari apa yang sebelumya,karna kenapa mata pencaharianya di Desa Pao

semata mata hanya masyarakat nelayan Untuk melindungi mengelola

sistem laut dan estuaria supaya dapat dimanfaatkan secara terus menerus

dalam jangka panjang dan mempertahankan keanekaragaman genetik

Untuk melindungi penurunan, tekanan, populasi dan spesies langka,

terutama pengawetan habitat untuk kelangsungan hidup mereka Untuk

mencegah aktivitas luar yang memungkinkan kerusakan kawasan

konservasi laut Untuk memberikan kesejateraan yang terus menerus

kepada masyarakat dengan menciptakan konservasi laut. Menyediakan

pengelolaan yang sesuai, yang mempunyai spektrum luas bagi aktivitas

manusia dengan tujuan utamanya adalah penataan laut dan estuaria

Pendekatan pertama merupakan pendekatan yang paling tua terdiri dari

pengaturan dan pengelolaan kegiatan individual di sektor kelautan,

seperti perikanan tangkap Kawasan konservasi laut penting bagi

Page 65: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

54

perlindungan keanekaragaman hayati laut dan pemeliharaan produktifitas

perairan terutama sumberdaya perikanan. Saat ini jumlah kawasan

konservasi laut terlalu sedikit dibanding dengan luas laut yang belum

dikelola secara baik. Sampai sekarang dari laut keseluruhan yang

termasuk dalam kawasan konservasi dibanding dengan kawasan darat

Panduan ini mengemukakan langkah yang seyogyanya diambil untuk

membentuk jaringan kawasan konservasi laut yang efektif. Membangun

kawasan konservasi laut yang kecil-kecil dalam jumlah yang banyak dan

dilindungi secara ketat; atau membentuk kawasan penggunaan ganda

yang luas dan mengandung daerah konservasi di dalamnya yang

dilindung secara ketat.

Pendekatan tersebut secara prinsip tidak perlu diperdebatkan.

Keduanya harus berada dalam kerangka pengelolaan ekosistem terpadu,

mencakup ekosistem laut dan darat yang mempengaruhinya. komersial,

yang dilaksanakan oleh satu lembaga pemerintah. Pendekatan kedua

dilakukan melalui pembentukan kawasan konservasi laut dalam skala

kecil atau skala desa untuk memberikan perlindungan khusus kepada

kawasan yang secara ekologis bernilai tinggi, dengan melakukan

peraturan formal atau peraturan adat. Pendekatan ini merupakan praktek

yang umum dilaksanakan pada kawasan konservasi laut skala kecil, yang

disebut daerah perlindungan laut. Pendekatan ketiga merupakan

pendekatan paling terbaru yaitu pembentukan kawasan konservasi laut

Page 66: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

55

yang serba guna, dengan menggunakan prinsip pengelolaan secara

terpadu sampai pada koordinasi antara wilayah laut dan wilayah pesisir.

“penanaman kayu bakau di setiap pingir pantai untuk menjaga dan melindungi laut supaya laut selalu lestari ”(hasil wawancara penulis SN 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di Desa Pao penanaman kayu bakau di

setiap pingir laut untuk melindungi laut supaya perlindungan laut bisa

menimbulkan pendapatan masyarakat nelayan bisa bertambah karna

tampa penanaman pohong di setiap pingir pantai tidak akan

menimbulkan hasil yang maksimal bagi masyarakat nelayan.

“murni karna paktor alam mengigat bahwa diapit oleh dua aliran sungai dan sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao”(hasil wawancara S J 29 Januari 2015)

Berdasarkan wawancara murni karena di apit dua aliran sungai jadi

paktor alamnya sangat bagus karena dua aliran sungai, jadi masyarakat

nelayan sangat menjaga kelestarian lingkungan alamnya.

Bedasarkan hasil wawanca masyarakat nelayan

“penanaman kayu bakau di setiap pingir pantai dan untuk menjaga lingkungan laut di desa Pao supaya kelestarian lingkungan laut bagus supaya pendapatan masyrakat nelayan bisa bertambah penghasilan masyarakat nelayan ”( hasil wawancara IS 29 Januari 2015 )

Berdasarkan wawancara masyarakat Desa Pao selalau menanam

kayu bakau untuk perlindungan laut supaya lingkungan laut selalau

terjaga dan kelestarin lingkugan laut.

Berdasarkan hasil wawancar staf dinas perikanan

Page 67: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

56

“dalam secara umum di sebabkan oleh proses alam dan akibat aktivitas manusia secara lebih rinci menyatakan bahwa paktor- paktor utama penyebab degradasi lahan dan selalu menanam pohong pada pinggir pantai adalah (1) bahaya alam (2) perubahan jumlahpopulasi manusia (3) marjilisasi tanah” (hasilwawancara US 28 Januari 2015)

Hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan selalu menanam kayu

magrov dan hutan bakau untuk menjaga kelestarian lingkungan laut dan

menjaga perubah lingkungan laut desa Pao.

Hasil observasi sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut

karna mata pencaharian masyarakat Desa Pao semata-mata masyarakat

nelayan dan selalu menanam pohong kayu bakau untuk menjaga dan

melindungi lingkungan laut sebaik mungkin dan bisa menghasilkan

penghasilan yang lebih baik dan dinikmati masyarakat nelayan Desa Pao

kecamatan tarowang dan keindahan lingkungan lautnya.

2. Konflik Lingkungan Pesisir

Kawasan pesisir adalah wilayah daratan dan wilayah laut yang

bertemu di garis pantai di mana wilayah daratan mencakup daerah yang

tergenang atau tidak tergenang air yang dipengaruhi oleh proses-proses

laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi air laut. Sedangkan

wilayah laut mencakup perairan yang dipengaruhi oleh proses-proses

alami daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar ke laut serta

perairan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia di darat. Pengelolaan

kawasan pesisir melibatkan pengelolaan pemanfaatan perairan dan

daratan pesisir secara menerus dan sumberdaya dalam area yang

Page 68: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

57

ditetapkan. Batasannya biasanya ditentukan secara politis oleh legislasi

atau pemerintah.

Selama ini, perairan pulau-pulau kecil yang memiliki potensi

perikanan yang tinggi ini cenderung menjadi tempat praktek

penangkapan yang tidak ramah lingkungan, seperti pengeboman,

pembiusan dan penggunaan racun, baik oleh nelayan asing maupun oleh

nelayan lokal. Akibatnya, pengelolaan pesisir pulau-pulau kecil

cenderung eksploitatif, tidak efisien dan tidak-sustainable. Banyak

faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pengelolaan

sumberdaya pesisir pulau-pulau kecil ini, antara lain ambiguitas

pemilikan dan penguasaan sumberdaya, ketidakpastian hukum, serta

konflik pengelolaan. Semua permasalahan lingkungan adalah masalah

hak pemilikan, dan hampir semua konflik mengenai pengambilan

sumberdaya pesisir muncul sebagai akibat kesulitan dalam menjelaskan

rezim pemilikan (property regimes). Terdapat empat tipe rezim pemilikan

1) Open access property sebagai milik semua orang, 2) Common

property sebagai milik sekelompok orang yang memiliki peraturan atau

persetujuan yang tidak tertulis seperti hukum adat, 3) State property

sebagai milik negara, dan 4) Private property sebagai milik perorangan

atau swasta (company).

Perbedaan tipe hak pemilikan tersebut menentukan kerangka kerja

pengelolaan pesisir dan aturan bagaimana pengelolaan tersebut

berlangsung. Perbedaan aturan yang sering berbeda satu sama lain inilah

Page 69: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

58

yang kerap memicu konflik dalam pengelolaan pesisir. Konflik sosial

muncul (exist) ketika dua orang atau kelompok atau lebih menunjukkan

bahwa mereka memiliki kepercayaan yang berbeda. Konflik adalah suatu

proses yang dimulai tatkala suatu pihak merasa ada pihak lain yang

memberikan pengaruh negatif kepadanya atau tatkala suatu pihak merasa

kepentingannya itu memberikan pengaruh negatif kepada pihak lain.

Konflik juga diartikan sebagai benturan yang terjadi antara dua pihak

atau lebih, yang disebabkan adanya perbedaan nilai, status, kekuasaan,

dan kelangkaan sumber daya.

Dalam pengertian tersebut, wujud konflik mencakup rentang yang

amat luas: mulai dari ketidaksetujuan yang samar-samar, sampai dengan

tindakan kekerasan. Pendek kata setiap perbedaan itu merupakan potensi

konflik, yang jika tidak ditangani secara baik, potensi konflik itu bisa

berubah menjadi konflik terbuka.

“tidak perna terjadi komflik antara sesama masyarakat nelayan dari dulu samapai sekaran ini, dan mudah-mudahan tidak akan terjadi komflik sesama masyarakat nelayan”(hasil wawancara,SJ 29 Januari 2015)

Bedasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat Desa Pao

mengatakan bahawa tidak perna terjadi komflik sesama masyarakat

nelayan,malahan masyarakat nelayan di Desa Pao dia selalu mendukung

antara satu sama lain dan saling membantu.

“komflik terjadi ketika dua orang atau kelompok atau lebih menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan yang berbeda atau komflik suatu proses yang di mulai suatu pihak ada pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepadanya,atau suatu

Page 70: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

59

pihak merasa kepentinganya itu memberikan pengaruh negatif kepadapihak lain”(hasil wawancara,AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dari masyarak Desa Pao mengatakan

terjadi komflik ketika ada suatu pihak atau lebih dari dua orang merasa

kepercayanya itu ada yang mepegaruhi pengaruh negatif kepada

masyarakat nelayan itu sendiri, maka masyarakat nelayan mearsa tidak

nyaman dari apa yang dia perbuat dan bahkan masalah terjadi ketika ada

pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepada salah satu

masyarakat nelayan.

Berdasarakan hasil wawancara kepada sekdes

“biasanya terjadi koflik ketika ada benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebut adanya perbedaan nilai,status ,kekuasaan, dan kelakuaan” (hasil wawancara SN 28 Januari2015)

Hasil wawancara biasa terjadi konflik ketika ada perbedaan nilai

atau status sesama masyarakat nelayan dan saling melecehkan, dan

mengambil suatu kekuasan.

Bedasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat

“Tidak pernah terjadi komflik sesama masyarakat nelayan malahan dia saling mendukung apa yang dia kerjakan dan dilakukan sesama masyarakat nelayan desa Pao”(hasil wawancara HB 29 Januari2015)

Berdasarkah hasil wawancara kepada tokoh masyarakat Desa Pao

tidak pernah terjadi komflik sesama masyarakat nelaya malah dia saling

supor apa yang dia kerjakan untuk kebersamaan sesama masyarakat

nelayan.

Page 71: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

60

Berdasarkan hasil wawancara kepada masayarakat nelayan

mengatakan bahwa.

“Penyelesaian konflik antara pelaku balk antara pembudidayan dan pengolah karang dengan pelaku lain yang memanfaatkan sumberdaya secara langsung (nelayan) dilakukan secara kekeluargaan. Contoh kasus rusaknya bagan karena tertabrak perahu nelayan cukup diselesaikan dengan cara pihak nelayan membayar sejumlah uang ganti rugi kerusakan kepada pemilik bagan”(hasil wawanvara IS 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat nelayan antara

pembudidaya pengelolah karang dan diatur secara kekeluargan sesama

masyarakat nelayan seperti kerusakan bagan mereka akibat tertabraknya

perahu dan di lakukan dengan secara kekeluargan untuk membayar

sejumlah uang ganti rugi kepada pemilik bagan.

Bedasarkan hasil wawancara staf dinas perikanan megatakan

bahwa.

“konflik dalam pengelolaan kawasan pesisir juga di sebabkan oleh ketidak-percayaan masyarakat terhadap keberhasilan program apabila dilaksanakan oleh pemerintah. Kita tidak bisa menutup mata adanya gejolak, pandangan sinisme atau kecemasan tertentu bagi masyarakat penerima program yang selama ini masyarakat pesisir dianggap marginal ”( hasil wawancara US 28 Januari 2015)

Berdasrkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan tidak

percaya terhadap pengelolaan pemerintah terhadap kawasan pesisir

pantai Desa Pao.

Berdasarkan Hasil observasi bahwa masyarakat nelayan Desa Pao

Beberapa konflik cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan

dengan baik berdasarkan mekanisme penyelesaian konflik yang tertuang

Page 72: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

61

dalam kesepakatan lokal yang telah menjadi aturan bersama dalam

masyarakat. Sementara konfik menjadi disfungsional ketika penyelesaian

konflik di dalam kesepakatan bersama sama, sehingga cepat teselesaikan.

3. Konservasi lingkungan laut

Beragamnya pemamfaatan laut menuntut adanya pengaturan yang

tegas guna menghindari konflik pemamfaatan ruang di laut. Melihat

luasnya perairan dan kompleksitas karakter perairan di Indonesia, maka

diperlukan suatu konsepsi pendekatan secara Micro dan Macro dalam

penataan wilayah laut.

Penatan secara macro dimaksudkan sebagai langkah pengenalan

karakter dan perkiraan prioritas pemamfaatan yang dapat ditetepkan pada

suatu kawasan perairan. Sedangkan pendekatan secara mikro merupakan

langkah-langkah penetapan jenis dan batas-batas pemamfaatan lahan laut

berdasarkan prioritas pemamfaatan disuatu kawasan perairan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pendekatan mikro ini lebih ditekankan pada

peninjauan terhadap ketersediaan sumberdaya, sifat dinamika laut,

kerentanan bencana, kerentanan konflik dan pemamfaatan ruang dan

daya dukung lahan laut. Disamping itu penetapan jenis dan batas

pememfaatan lahan laut yang didasarkan pada aspek Ekonomi, Ekologi,

dan Sosial budaya.

Fungsi ini di maksudkan sebagai langkah mempertahankan

kelangsungan suatu kondisi alam, sosial, budaya, ataupun kearifan lokasi

Page 73: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

62

ditentukan pada sautu kawasan perairan atau pulau. Fungsi konservasi ini

juga bertujuan dalam menjaga

Keberlanjutan akan suatu sumberdaya laut yang ada dimana

ekosistemnya akan terjaga contohnya kawasan tersebut di jadikan

sebagei daerah perlindungan laut. Fungsi Penetapan Prioritas Konservasi,

jelas antara kondisi keanekaragaman hayati dengan sasaran dan tujuan

konservasi, gunakan proses yang trasparan dan dapat diulang di tempat

lain untuk mengembangkan prioritas yang kredibel, harus ada klarifikasi

prioritas konservasi, evaluasi berbagai kekurangan dan kelebihan suatu

sistem atau metode penetapan prioritas yang nelevan.

Juga untuk menjaga konflik lahan antara Investor dan Masyarakat

yang tinggal di daerah pesisir (Nelayan) maka perlu adanya satu akses

pelabuhan perikanan, kapal penangkapan Ikan yang beroperasi di laut

lepas demi menghindari penangkapan pada daerah Konservasi, jalur

akses darat yaitu jalan raya untuk dapat mengakses kendaraan darat

sehinga dampak pelayaran pada jalur laut setidaknya dapat di

minimalisir, Koperasi simpan pinjam, Pasar Ikan, adanya industri-

industri pengelolahan hasil-hasil laut, secara merata dalam masyarakat.

Maka dengan hal demikianlah kita dapat menggelolah suatu kawasan laut

untuk dijadikan Sumber Devisa Kepada Negara dengan Efisiensi dan

Aman tanpa merusak Ekosistem yang ada.

Berikut hasil wawancara dengan kepala dusun mengatakan

“hutan bakau ini termasuk situs yang di lindungi masyarakat karna masyarakat di larang menebang kayu bakau ini karna

Page 74: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

63

tanaman bakau dapat melindungi pengikisan pantai ”(hasil wawancara HB, 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak dusun dapat di

diskripsikan, bahwa tumbuhan bakau sangat berpengaruh dalam

pelestarian laut, diamana tumbuhan bakau ini dapat menjegah pengikisan

pinggir pantai, karna tampa tanaman kayu bakau maka pingir pantai

akan mudah tekikis dan longsor. Senada dengan hasil wawancara dengan

salah satu masyarakat nelayan yang mengatakan

“Masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut sagat dijaga tanaman pohong magrov untuk kelestarian lingkungan laut dan untuk melindungi kawasan laut memelihara dan meningkatkan perlindungan laut”(hasil wawancara IS, 29 Januari)

Dari hasil wawancara di atas penulis dapat merumuskan, bahwa

sebagian besar masyarakat dapat menjaga kelestarian Pohong bakau

dan magrov demi mengurangi pengikisan pinggir pantai. dan untuk

menjaga lingkunga laut, dilahat dari segi fungsi dan manfaat hutan bakau

dari berbagai sudut pandang baik itu manfaat ekologi, manfaat ekonomi,

manfaat fisik, manfaat biologi dan manfaat kimia maupun manfaat sosial

sangat dirasakan dalam kehidupan masyarakat pesisir. Penelitian-

penelitian telah banyak dilakukan dan membuktikan bahwa hutan

mangrove memegang peranan penting bagi kehidupan di pesisir.

Berdasarkan hasil wawancara kepala desa.

“Merupakan bagian dari upaya dari pengelolaan atau konservasi berdasarkan ekosestem yang dimiliki oleh kawasa konservasi perairan air tawar,dan perairan air laut dengan tetap memeliharan dan meningkatkan kwalitasnya lingkungan laut ”(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)

Page 75: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

64

Berdasarkan hasil wawancara pengelolaan kelestarian lingkungan

laut dan perairan lingkungan laut untuk memelihara pengelolaan

linkungan konsevasi laut dalam meningkatkan kawalitas lingkungan laut

Desa Pao.

Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat.

“pembangunan tanggul penahan ombak dan pemecah ombak untuk perlindungan lingkungan laut menjaga dan melindungi laut desa pao untuk kelestarian lingkungan laut”(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara perlindungan lingkungan laut dan

membuat penahan ombak dan pemecah ombak untuk menjaga dantanya

ombak yang datang dan lingkunga laut dalam kelestarian lingkungan

laut.

Hasil wawancara pak sekdes mengatakan bahwa

“bahwa masyarakat desa pao sangat dilindungi kawasan laut dan terumbu karang yang ada di lingkungan laut karana kalau terumbu karan tidak di jaga maka ikan ikan itu tidak akan tinggal dan tidak bisa berkembang biak”(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)

.berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat Desa Pao sangat

menjaga dan melindungi lingkungan laut yang ada, dan terumbu karang

yang ada di laut sangat di jaga tempat tinggal ikan ikan dan tempat

berkembang biaknya ikan-ikan.

Berdasrka hasil wawancara staf dinas perikanan mengatakan

bahwa.

“dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. konservasi dilakukan melalui

Page 76: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

65

kegiatan ,perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya”(hasil wawancara US 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf dinas perikanan

mengatakan bahwa sangat memelihara dan meningkatkan kwalitas laut

seperti terumbu karang yang ada pada perlindunga laut dalam kelestarian

sumber daya alam.

Berdasarkan hasil obsefasi masyarakat pada umumnya menjaga

lingkungan laut termasuk tanaman pohong magrove untuk kelestarian

lingkungan laut, dan melindungi kawasan laut dan memelihara terumbu

karang yang ada pada lingkungan laut supaya masyarakat Desa Pao bisa

menikmati hasilnya dari lingkungan lautnya.

4. Identitas lingkungan laut

Laut adalah salah satu tempat atau lingkungan yang mendapatkan

imbas pengaruh dari kehidupan manusia. Karena memang di dalam laut

ini terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia tersebut

di dalam kehidupannya. Sehingga bisa saja dalam melakukan hal ini,

manusia membuat kerusakan lingkungan laut, yang dimaksud dengan

kerusakan lingkungan yang ada di laut adalah keadaan lingkungan laut

yang menjadi rusak atau laut yang dalam keadaan tak seperti awalnya.

Fungsi laut tak dapat lagi diambil atau dirasakan. Contoh dari keadaan

lingkungan laut yang rusak ini adalah hilangnya terumbu karang dan

hewan laut lain yang ada di dalam laut. Dengan hal ini, keadaan di dalam

Page 77: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

66

laut tak lagi menjadi hal yang indah dan menyenangkan untuk diamati

oleh para penyelam.

Penyebab kerusakan lingkungan yang ada di laut ini kebanyakan

juga dilakukan oleh tangan manusia. Misalnya seperti apa yang telah

disebutkan di atas seperti rusaknya terumbu karang yang ada di laut

adalah disebabkan oleh manusia yang ingin untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih dari laut tampa mau melihat kerugian yang

dihasilkan dari kegiatan tersebut, contohnya adalah dengan menangkap

ikan menggunakan dinamit atau pukau harimau. Tentu saja hal ini akan

membunuh semua ikan yang ada termasuk keberadaan dari terumbu

karang di dalam laut tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan

pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika

terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut

atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikan yang ada. Sedangkan

untuk kembali menghidupkan terumbu karang yang baru maka akan

membutuhlan lebih banyak waktu lagi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan lingkungan

yang ada di laut adalah dengan meningkatkan kesadaran manusia akan

usaha untuk menjaga kelestarian dari laut. Jangan sampai usaha untuk

mencari nafkah atau mengambil manfaat dari laut itu sendiri justru akan

merusakan keberadaan dari laut. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki

peran untuk melakukan edukasi mengenai hal ini kepada rakyat. Atau

bahkan menjamin pemenuhan hak pemerolehan penghidupan yang lebih

Page 78: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

67

layak sehingga tak akan sampai untuk melakukan kegiatan kerusakan

lingkungan laut

. Berdasarkan hasil wawancara kepala Desa bawha :

“ terumbu karang dan berpasir dan sebagian masyrakat mengelolah karang untuk membangun tanggul untuk menahan ombak yang datang karna rumah masyarakat ada pada bibir pantai ”(hasil wawancara dengan AS, 28 Januari 2015)

Senada dengan hasil wawanca salah satu staf dinas perikanan yang

mengatakan bahwa:

“Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah”(hasil wawancara dengan US, 28 jnuari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat deklarasikan

bahwa dengan terembuh karang yang merupakan identitas laut yang perlu

di lestarikan atau di jaga oleh masyarakat karna terumbu karang

merupakan salah satu ekosistem laut yang dapat menahan ombak dan

sekaligus salah satu tempat tinggal dan tempat berkembang biaknya

mahluk laut seperti ikan, terumbu karang tersebut dan tidak tumbuh

begitu saja melainkan membutuhkan proses waktu yang sangat lamah

untuk dapat tercipta secarah utuh dan indah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat

nelayan Desa Pao kecamatan tarowang mengatakan bahwa:

“disini di desa kami terumbu karang itu sampai saat ini belum ada pelestarian yang kami terima dari pemerintah, padahal

Page 79: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

68

pelestarian terumbu karang itu sangat bagus oleh karna itu terumbu karang tempat berkembang biaknya ikan dan dapat menahan ombak”(hasil wawancara dengan IS, 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa di Desa Poa ini tidak pernah

ada pelestarian lingkungan laut yang kami terima dari pemerintah dan

pada hal terumbu karang itu sangat penting untuk tempat berkembang

biaknya ikan-iakn.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat

“bahwa di desa pao ini pasir berbatuan dan terumbu karang yang ada sangat di jaga oleh masyarakat nelayan karna terumbu karang itu tempat berkembang biaknya mahluk seperti ikan jadi sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao”(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat nelayan sangat di jaga

untuk kelestarian lingkungan laut dan terumbu karang yang sangat di

jaga oleh masyarakat nelayan Desa Pao.

Bedasarkan hasil wawancara dengan sekdes

“terumbu karang yang ada di linkungan laut ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikanyang ada”(hasil wawancara S N 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara terumbu karang sangat memberikan

pengaruh terhadap kelestarian lingkungan laut dan jika terumbu karang

mati maka terumbu karang tidak memberikan keindahan pada

lingkungan laut.

Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat.

Page 80: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

69

“pengelolaan wilayah pesisir adalah untuk mengkonservasi sumberdaya milik bersama, pencegahan kerusakan akibat bencana alam dan konservasi sumberdaya alam semua tingkatan di pemerintahan dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir, dan pengelolaan sumberdaya pesisir”(hasil wawancara HB 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa lingkungan

pesisir harus di jaga besama-sama, kerusakan sumberdaya alam dan

pengelolaan sumberdaya pesisir.

Berdasarkan hasil obserfasi penulis dapat menyimpulkan dari hasil

wawancara dengan pemerintah setempat yang mengatakan Terumbu

karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali.

Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini

dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling

tergantung antara ribuan makhluk. Tidak cuma itu proses terciptanya pun

tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama

hingga dapat tercipta secara utuh dan indah sedangkan salah satu

masyarakat nelayan yang mengatakan bahwa kami belum menerima

pelestarian terumbuh karang dari pemerintah setempat.

C. Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut di Desa

Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.

Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan

produksi ikan dan hasil laut lainnya juga turut meningkat. Oleh karena itu

membutuhkan adanya pengelolaan sumberdaya kelautan yang berupa

teknologi moderen (efisien dan efektif), serta norma-norma yang mengatur

Page 81: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

70

secara khusus dan secara langsung pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan yang berorientasi kepada terpeliharanya kesinambungan dan

kelestarian sumber hayati perairan. Modernisasi alat tangkap yang merupakan

norma-norma baru, merupakan perubahan kebudayaan dalam wujud fisik.

Namun alat-alat baru tersebut tidak menimbulkan kesenjangan budaya

(cultural lag) secara berarti.

Hal ini dibuktikan dari partisipasi masyarakat nelayan di desa ini

dalam menggunakan teknologi penangkapan yang modern meskipun masih

dipadukan dengan tradisi-tradisi lokal yang telah lama terbangun yang

senantiasa berprinsip kepada keserasian, harmonisasi dan keseimbangan

antara manusia dan sumber daya alam. oleh pengetahuan lokal yang

membawa mereka bertingkah laku yang bersifat protektif terhadap kelestarian

sumberdaya alam, khususnya sumberdaya ikan dan lingkungannya. Artinya

pengakaran kelembagaan baru berupa aturan formal dalam mengekspolitasi

dan mengkonservasi sumberdaya hayati perairan dapat melembaga yang tidak

hanya dipahami, dijalankan tetapi juga dipertahankan melalui pengandalian

sosial (social control) dalam masyarakat. Adanya potensi sumberdaya hayati

perairan yang maksimal dan lestari serta didukung oleh partisipasi warga

dalam menjalankan keteraturan dan kepastian hukum, telah mengundang para

pengusaha, pemilik modal atau investor dari berbagai penjuru untuk datang

dan menanamkan modalnya di desa ini seperti terbukanya usaha hatchery,

usaha pengelolaan kepiting dan sebagainya yang dapat menyerap tenaga kerja

yang ada di Desa Pao

Page 82: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

71

1. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi sebagai salah satu elemen pembangunan merupakan

proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan.

Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam

pembangunan. Sumodingrat menambahkan, bahwa parasyarat yang harus

terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan

mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap

pembangunan partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan

rakyat terhadap rencana proyek pembangunan yang dirancang dan

ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi

rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut

bertanggungjawab dalam pembiayaan pembangunan, baik berupa uang

maupun tenaga dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah.

partisipasi rakyat merupakan kerjasama yang erat antara perencana

dan rakyat, dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi

rendahnya partisipasi rakyat tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat

untuk menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya

hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan

dibangun di wilayah mereka.

Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh

informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat,

yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal,

Page 83: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

72

Masyarakat mempercayai program pembagunan jika dilibatkan dalam

proses persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih

mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut,

Partisipasi merupakan hak demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di

pembangunan.

“masih erat bergotong royong dan setiap ada yang rusak di pingir pantai atau yang roboh seperti tanggul penahan ombak maka masyarakat desa pao masi erat bergotong royong”(hasil wawancara SN, 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara maka masyarakat Desa Pao masi

erat bergotong royong karna dilihat diri segi matah pencaharianya

masyarakat nelayan, jadi setiap ada yang rusak di sekitar pantai maka

masyarakat nelayan masih erat umtuk melakukan bergotong royong untuk

memperbaiki supaya lingkungan laut terjaga supaya sumber pendapanta

masyarakat nelayan di linkungan laut,jadi masyarkat Desa Pao nelayan

benar benar menjaga lingkungan laut dan supaya pendapatanya bisa

bertambah.

“di desa pao masi erat bergoton royong karna jumlah nelayan yang semakin hari semakin sulit untuk melaut, karna kenapa jalur alternatifnya menjadi petani rumput laut”(hasil wawancara HB,29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan di Desa

Pao masi erat untuk bergotong royong karna kenapa semakin hari semakin

jalur alternatif mereka jadi petani rumput laut jadi masyarakat nelayan

selalu mengawasi petani rumput laut supaya jalur alternatif mereka tidak

di tanami rumput laut karna kenapa kalau di tanami rumput laut maka

Page 84: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

73

masyarakat nelayan susah untuk mencari ikan karna jalur alternatifnya

penuh dengan rumput laut.

Hasil wawancara tokoh masyarakat SJ mengatakan.

“bahwa masyarakat desa pao masih bekerjasama sesama masyrakat nelayan desa pao untuk membangun tanggul penahan ombok untuk perlindungan rumah mereka yang masuk kerumah masing-masing karna sebagian rumah masyarakat karna rumah merekan ada pada bibir pantai ”(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat mengatakan

bahwa masyarakat nelayan Pesa Pao masih erat untuk bergotong royong

untuk kebaikan tempat tinggal mereka dan kelangsungan hidup

masyarakat nelayan Desa Pao karena rumah masyarakat nelayan ada pada

bibir panatai.

Hasil wawancara masyarakat nelayan megatakan bahwa

“Sebagai masyarakat nelayan bahwa kita sebagai masyarakat nelayan masi erat bergotong royong untuk kelestarian lingkungan laut karna semata mata pencaharian masyarakat nelayan desa pao hanya di lingkungan laut”(hasil wawancara IS 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara sebagai masyarakat nelayan masih

erat untuk kelestarian lingkungan mereka dan mata pencaharian

masyarakat nelayan Desa Pao semata-mata hanyan dilingkungan laut jadi

masyarakat nelayan desa Pao sangat menjaga kelestarian lingkungan laut

mereka.

Berdasarkan hasil wawancara Kepala Desa.

“pengelolaan lingkungan di desa pao. Adanya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat secara langsung diharapkan akan terjalin suatu hubungan yang harmonis, sinergis dan saling ketergantungan satu sama lainnya dalam usaha untuk

Page 85: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

74

mengurangi tekanan-tekanan dari kegiatan yang mempunyai potensi merusak lingkungan baik tekanan dari dalam maupun tekanan dari luar”(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan secara

langsung pemberdayaan dan partisipasi dan menguragi dan potensi-

potensi yang merusak lingkungan laut.

Berdasarkan wawancara ataf dinas perikanan megatakan bahwa.

“partisipasi sangat aktif dalam menjaga pelestarian wilayah masyarakat menyadari arti penting kawasan ekosistem yang perlu dijaga karena memberikan manfaat dalam kelestarian sumberdaya ikan ”(hasil wawancara US 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan Desa Pao

sangat menjaga dalam kelestarian sumberdaya bahwa arti pentinya

menjaga kelestarian sumberdaya perikanan.

Hasil obserfasi bahwa Sebenarnya masyarakat dapat berpar-tisipasi

dalam menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol

terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah. Masyarakat

dapat menegur bila ada yang membuang sampah di tepih pantai . Bentuk

ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan yang memiliki rasa

tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara cara yang dapat

dilakukan adalah dengan mengawasi, menegur, dan bekerja sama dalam

menanggulangi sampah.

2. Lingkungan laut yang Lestari dan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi

kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang. Untuk menjaga

Page 86: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

75

kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka

pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan

lingkungan hidup dan kelestariannya.

Pembangunan kawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan

faktor lingkungan. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep

pembangunan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber

daya yang ada secara aktif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan

pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang.

pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan untuk

memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi

yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu makhluk

hidup yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya adalah manusia.

Oleh karena manusia mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam

yang ada di lingkungannya untuk keperluan hidupnya, maka manusialah

yang selalu mempengaruhi lingkungan hidupnya.

Hal tersebut yang menjadi komponen aktif dalam mengelola dan

mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya manusia. Dalam

pembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran itu bisa

berdampak positif pembangunan dengan tidak mengabaikan lingkungan.

Atau peran berdampak negatif : pembangunan menimbulkan pencemaran

yang juga disebabkan oleh manusia.

Page 87: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

76

Pencemaran atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya

keadaan alam (udara, air dan tanah) karena adanya unsur-unsur atau

meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran tersebut dapat

menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem menurunkan mutu

lingkungan hidup manusia.

“dengan luas relatif bibir pantai di apit dua sungai dan lahan pendapatan masyarakat nelayan bagus, karna lingungan laut sangat lestari karna lindungan laut sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao”(hasil wawancara IS,29 Januari 2015)

Hasil wawancara lingkuungan laut yang lestari karna masyarakat

nelayan sangat menjaga dan lindungan laut itu karna hasil pendapatan

mereka hanya masyarakat nelayan jadi wajar ketika masyarakat nelayan

menjaga dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmati hasilnya.

“lindungan laut sangat di jaga dan semua yang ada di lindungan laut,karana kalau tidak di jaga maka terumbu karang yang ada di laut itu otomatis akan rusak dan ikan-ikan itu tidak bisa tinggal dan berkembang biak”(hasil wawancar,SJ29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara masyarakta nelayan sangat menjagan

dan melindungi lingkungan laut dan terumbu karang itu kalau terumbu

karan itu rusak maka otomatis ikan-ikan itu tidak bisa tinggal dan

berkembang biak lagi,jadi wajar ketika masyarakta nelayan bisa menjaga

dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmat supaya lestari dan bisa

di nikmati oleh anak cucucnya nanti.

Berdasarkan hasil wawancara Kepada Sekdes.

“Secara umum masyarakat nelayan sadar arti pentingnya keberadaan mangrove sebagai tempat asuhan bagi berbagai jenis biota laut dimana apabila wilayah dengan mangrove yang masih baik maka akan terdapat hasil tangkapan yang baik seperti

Page 88: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

77

udang, kepiting serta hasilperikanan lainnya”(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat Desa Pao sadar

bila pentingnya pohong magrove untuk menjaga dan melindungi

lingkungan laut dan berbagai jenis biotak seperti ikan dan udang serta

perikanan yang lainya.

Hasil wawancara kepada staf dinas perikanan megatakan.

“Peran pemerintah tidak hanya berpengaruh terhadap persepsi masyarakat dalam menyabarkan arti pentingnya pengelolaan lingkungan laut, tetapi peran pemerintah juga mampu mendorong sikap masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan laut dengan kegiatan aktif tidak menebang dan ikut menanam pohong mangrove, melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang tidak merusak lingkungan ekosistem terumbu karang yang ada di lingkungan laut”(hasil wawancara US 28 Januari 2015).

Berdasrkan hasil wawancara mengatakan pengelolaan lingkungan

laut sangat mendorong sikap masyarakat dalam partisipasi aktif dalam

pegelolaan lingkungan dan tidak menebang pohong kayu magrove supaya

tidak merusak terumbu karang yang ada di lingkungan laut.

Hasil wawancara tokoh masyarakat mengatakan.

“berpartisipasi aktif dalam penanaman mangrove, hal ini karena pada wilayah desa Pao kondisi mangrovenya masih baik,disamping itu pertumbuhan mangrove masih terjadi secara alami”(hasil wawancaraHB 29 Januari 2015

Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat Desa Pao Dalam

penanaman kayu magrove dan pertumbuhan kayu magrove dan masi di

jaga oleh masyarakat nelayan Desa Pao dalam kelestarian lingkungan laut.

Bedasrkan hasil wawancara Kepala Desa.

Page 89: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

78

“Manusia harus menyadari bahwa sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk kepentingan sekarang tetapi juga kesejahteraan anak cucu kita di masa depan. Untuk itu, perlu cara pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia”(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa sangat menjaga sumber daya

alam dalam suapaya pemeliharaan pelestarian lingkungan laut supaya anak

cucunya nanti bisa menikmati untuk masa depan nanti.

Berdasarkan hasil obserfasi bahwa lingkungan laut dan terumbu

karang yang ada di Desa Pao, menjadi mata pencaharian oleh masyarakat

nelanyan maka perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut,

kama masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan

terumbu karang yang ada di lingkuunga Desa Pao agar dapat di menikmati

oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa Pao Kecamatan

Tarowang Kabupaten Jeneponto.

Page 90: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Ekologi Politik Nelayan

dalam Melestarikan Lingkungan Laut dan Bentuk partisipasi nelayan

dalam Pelestarikan Lingkungan laut Terhadap Pengelolaan Kawasan

Konservasi Laut laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten

Jeneponto dapatdisimpulkan sebagai berikut.

1. Ekologi Politik Nelayan dalam Pelestarian Lingkungan Laut di Desa Pao

Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.

(a) Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkungan laut) dampak

bahwa masyarakat desa pao menjaga dan melindungi laut seperti

karang agar sumber pendapatanya bertambah, dan dapat dimanfaatkan

secara terus menerus dan mempertahankan keanekaragaman

genetik.(b) Konflik Lingkungan Pesisir Beberapa konflik terjadi desa

Pao seperti kasus perkelahian antara sesama masyarakat nelayan dan

cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan dengan baik,

penyelesaian konflik yang tertuang dalam kesepakatan lokal yang

telah menjadi aturan bersama dalam masyarakat Desa Pao. sehingga

cepat teselesaikan.(c) Konservasi Lingkungan Laut seperti

pencemaran dan perusakan lingkungan sumber daya perikanan,dan

temasuk kedalamnya lingkungan perikanan dan pelestarian kekayaan

hayati laut dan masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut

79

Page 91: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

80

termasuk pohong magrob untuk kelestarian lingkungan laut, dan

memelihara terumbu karang. (d) Identitas Lingkungan Laut seperti

Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat pekat dan sensitif

sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah

keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari

oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Terumbu

karang membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat tercipta

secara utuh dan indah.

2. Bagaimana Paertisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pelestarian

Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten

Jeneponto.

(a) Partisipasi Masyarakat seperti masyarakat dapat berpar-tisipasi dalam

menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol

terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah.

Masyarakat dapat menegur bila ada yang membuang sampah di tepi

pantai . Bentuk ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan

yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara

cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengawasi, menegur, dan

bekerja sama dalam menanggulangi sampah.

(b) Lingkungan Laut yang Lestari dan Berkelanjutan seperti lingkungan

laut dan terumbu karang yang ada di desa pao, masyarakat nelayan

perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut, karna

masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan

Page 92: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

81

terumbu karang yang ada di lingkungan laut Desa Pao agar dapat di

menikmati oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa

Pao Kecamatan Tarowang.

B. Saran

1. Diperlukan sosialisasi menyeluruh dan berkelanjutan kepada

masyarakat mengenai program program pemerintah khususnya tentang

konservasi sumberdaya perikanan di Desa Pao Kecamatan Tarowang

Kab,Jeneponto.

2. Masyarakat diikutsertakan secara aktif dalam pelaksaan pengelolaan

Konservasi di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kab,Jeneponto.

3. Pemerintah seharus melaksanakan kegiatan program pengelolaan

daerah konservasi seperti pemasangan tanda daerah lindung,

pengawasan dan kegiatan yang mendukung seperti penanaman

mangrove dan tranplantasi karang di Desa Pao Kecamatan Tarowang

Kab,Jeneponto.

4. Diperlukan adanya kesinambungan program konservasi yang

melibatkan secara aktif seluruh stakeholder (pemerintah pusat dan

daerah serta nelayan). Selain itu perlu dibuat PERDA untuk menjamin

keberadaan kawasan konservasi.

Page 93: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

DAFTAR PUSTAKA

Andrea,2010. Bioteknologi dan Lingkugan dalam Perspektif Hubungan Utara - Selatan, PT. Gramedia Pustaka Utama dan Konphalindo, Jakarta

Berkes,fikrt.1999.Sacred Ecology: Traditional Ecologogycal Knowledge and resource management. Taylor and fanacis: Philadelphia

Beryant dan Bailey (2001). Kantor Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan EMDI Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Satu Tinjauan), Jakarta.

Budihardjo,1990., Hak Asasi Manusia dalam Dimensi Global JurnalIlmu Politik., PT. Gramedia. Jakarta.

Bromley, DW1992. The commons, property, and commons property rigimes. In Making dhe commons Work Bromley (ed). ICS: san fransisco

Bryant L: raymon, and sinead bayley. 2001. Third work political ecology. Routledge: london and new york.

feenstra: 1992 Metode-Metode Penelitian Kemasyarakatan, PT Gramedia Jakarta.

Forsyth T; 2003 Cristical Political Ecology: dhe politics o f environmental science. Roudlege:londan

Haggan, N and brown, P 2002 aboriginal pisheris isseucs: the west coast o f canada as a case study in production system in fisheries management. Pauly, D fand polomares M,L (eas) UBS fisheries canrer research cambridge 10 (8)

Hasan: 2002, Hak Asasi Manusia Perkembangan Yang Merefleksikan Dinamika SosialPolitik, Universitas Airlanga, Surabaya,

Hidayat, Herman. 2011. Politik Lingkungan pengolalaan hutan masa orde baru dan reformasi. Yayaysan pustaka obor Indonesia. Jakarta

Husein: 1991 Asas Asas dan Metodologi Penelitian Grounded.Universitas Sebelas Maret, Fakultas Sosial Politik.

Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press. Bandung

Mariam,.1990._Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI ) dan Lembaga Ilmu Pegetahun Indonesia (LIPI), PT Gramedia Jakarta.

Mulyadi, 2007. EkonomiKelautan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

82

Page 94: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

83

Ostrom, Elinor 1990 geverning dhe commos: dhe evelotion o f instutions for collective actions. Cambridge university press, cambidge

Redgwell: 1999, Afek Afek Sosial Politik dalam Pembagunan Ekonomi, dalam Pemikira ke Arah Demokrasi Ekonomi Jakarta.

Robbins P. 2004 politycal ecology; critical introduktions to georaphy blacwall pubilshing: oxpord.

Ruddle , K 1999. Dhe role o f local managemens and knowledge systems in small scale fisheries. The jaurnal ofpolicy studies. No.7

______. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-RuzzMedia. Yogyakarta

Satria, arif,2009.Ekologi politik nelayan.PT LKIS Printing cemerlang yogyakarta

Saleh, Gazalba, 1991. Pencemaran Lingkungan Oleh Perusahaan Multinasional (Suatu Tinjauan Hukum Internasional. Fakultas Hukum UI, Jakarta.

Suharto, Rakhmat. Bowo. 2001. Perlindungan Hak DuniaKetiga atas Sumber Daya Alam. PT. Tiara Wacana Yogya.

Sukemi: 2004, Makalah Pada Seminar Nasional Lingkugan Hidup di UKSW 4 Juni,Selahtiga.

Sukanda: 2000 Hukum Perlindungan Lingkugan , Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Gadja Madah University Perss, yogyakarta.

Soemarwoto., 1993. Hak Individu Lingkugan Hidup Yang Bersi . Perss Jogyakarta.

Soedjono:2005, Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembagunang (The World Commission on Environment and Development), Hari Depan Kita Bersama,PT Gramedia, Jakarta.

Widodo,J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut, Gadjah Mada University Press

Page 95: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI JURNAL PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

Nama SUPRIADINIM 105640 079410e-mailNo. HP 082189875010NamaPembimbing 1) Dr. Jaelan Usman.M.Si

2) Rudi Hardi.S, Sos, M.SIJudul EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN

LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG KABUPATENJENEPONTO

Naskah tersebut berisi elemen penulisan berikut ini:Keterangan(beritanda V) Ya TidakJudul Naskah jelasNamaMahasiswa (nama pertama) di ikutiNamaPembimbing (nama terakhir) ditulis tanpa gelarNamaJurusan/Program Studi dan Fakultas dan Universitas ditulis jelasAbstrak (tujuan, metode dan hasil penelitian) ada dan diikuti Kata KunciPendahuluan (latarbelakang dan tujuan) ditulis dengan jelasIsi makalah (metode, hasil, dan pembahasan) ditulis dengan jelasKesimpulan ditulis dengan jelasDaftarPustaka (hanyadituliskan yang diacu di dalam makalah ini)Naskah berisi maksimal 15 - 20 halaman

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Jaelan Usman.M.Si Rudi Hardi.S, Sos, M.SITgl. Persetujuan : Maret 2015 Tgl. Persetujuan : Maret 2015

Naskah telah disusun sesuai dengan Layout Penulisan artikel sebagaimana tercantum dalam Outline Artikel Jurnal sehingga LAYAK dipublikasikan

Mengetahui,PengelolaJurnal,

( Hamrun, S.TP )

ArtikeldisetujuiPengelolaJurnaldigunakanuntukujianskripsidandiserahkankembalikePengelolauntukdiuploadkejurnal online

Page 96: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EKOLOGI POLITIK NELYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

Supriadi, Jaelan Usman, Rudi Hardi Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Unismuh

Gedung Iqra Lt. 5 Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan pengentahuan Ekologi Politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Taroang Kabupaten Jeneponto, Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor. Jenis penelitian adalah Deskriptif dan analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Informan berjumlah (10) mulai dari tingkat Stakeholder yang terikat dari tingkat yang menjadi informan sehingga data yang diperoleh terdapat kesinambungan dari aparat terkait sampai kepada Desa Pao sebagai objek penelitian. Hasil penelitiang yang menunjukkan kurang maksimalnya pemerintah daerah dalam ekologi politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di desa pao Kecamatan Tarong Kabupaten Jeneponto dilihat dari aspek : (1) degradasi dan marjilisasi ( perubahan lingkungan laut), Untuk melindungi mengelola sistem laut.(2) konflik lingkungan pesisir, terjadi komlik anrara para masyarakat nelayan,(3) konsevasi lingkungan laut, tanaman pohong magrove untuk kelestarian lingkungan laut,(4) identitas lingkungan laut, terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk.Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu upaya untuk mengurutkan data dalam bentuk kata-kata secara sistematik sehingga dapat dimengerti dan dipahami. arenOleh ka itu, dalam analisis kualitatif perlu dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian reduksi data dalam analisis kualitatif sebagai proses pemilihan data kualitatif. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research) Observasi,wawancara dan dokumentasi.Kata kunci : Ekologi, Nelayan, Politik

PendahuluanIndonesia merupakan salah satu negara

yang memiliki kekayaan sumber daya ikan terbesar di dunia. Dengan kekayaan tersebut, semestinya Indonesia menjadi negara produsen terbesar di dunia. Berdasarkan data FAO (2008), pada tahun 2006 produksi perikanan tangkap dunia masih di dominasi oleh Cina, Feru dan Amerika( 4,9 juta ton), sementara Indonesia berada pada urutan keempat dengan angka mencapai sekitar 4,8 juta ton.

Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor.

Berbagi masalah sumber daya alam yang muncul baik di laut, udara, maupun darat selama ini sering dipahami sebagai masalah teknis. Misalnya, solusi yang diberikan pun bersifat teknis. Misalnya, ketika terjadi pencemaran sungai akibat proses produksi dari industri pertambangan maka yang dicari adalah solusi teknis dengan menemukan teknologi yang lebih ramah lingkungan.begitu pula untuk kegiatan konserpasi.ketika stok ikan menurun dan terumbu karang sudah rusak maka yang dikembangkang adalah solusi teknis bagaimana merehabilitasi terumbu karang serta menjaga terumbu karang yang masih baik melalui pengembangan daerah perlindungan laut (marine protectad area).berbagi kawasan konservasi kemudian dikembangkan baik berupa taman nasional, taman wisata alam, maupun suaka alam, apakah solusi solusi teknis tersebut tepat. ( Maldive,2003).

Page 97: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

Mencermati sumber daya alam sebagai persolan sosial -politik itulah yang menjadi pokus dari pendekatan ekologi-politik (politikal ecologi).ekologi-politik merupakan bidang kajian yang mempelajari aspek-aspek sosial-politk terhadap pegelolaan lingkungan. Ada asumsi pokok dalam ekologo-politik bahwa perubahan lingkugan tidaklah bersipat netral., tetapi merupakan suatu politized inviroment yang bayak melibatkan aktor-aktor yang berkepentingan baik pada tingkat lokal, maupun global tujuan dari ekologi-politik tidaklah hanya sebagai penjelasan atas fenomena perubahan lingkugan semata, tetapi juga merupakan pijakan penting dalam pormulasi kebijakan pengelolaan lingkugan. Oleh karena itu, ekologi-politik bisa menjadi pendekatan baru dalam memahami isu-isu ataupun dalam formulasi kebijakan kelautan dan perikanan. (Bryant, 2001)

Berdasarkan sumber daya alam desa pao kecamatan tarowang begitu banyak yang bisa dimanfaatkan oleh sebagian kelompok masyarakat nelayan yang memiliki aturan tersendiri tentang bagaimana meyeimbangkan lingkungan pesisir, dari fakto eskternal menimbulkan terjadi komflik antara para masyarakat nelayan desa pao, Konservasi perubahan lingkungan laut di desa pao dalam penanaman pohong untuk melindungi dan menjaga lingkungan laut desa pao, dalam menjaga terumbu karang yang ada dilindungi laut sebagai salah satu Identitas lingkungan laut yang harus di lestarikan dan berkelanjutan agar masyarakat nelayan desa pao dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa Pao Kecamatan Tarowang.

Di Desa Pao Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkugan laut) berupa polusi air, polusi udara, polusi suara, polusi pemandangan, masalah pengolahan limbah, penurunan ekologi,bencana lingkungan, kerusakan situs-situs bersejarah dan arkeologi, serta permasalahan guna lahan.Pesisir merupakan salah satu lokasi yang sangat baik sebagai objek daya tarik wisata. Pariwisata pesisir merupakan kombinasi antara

komponen daratan dan laut yang menyajikan keindahan berupa air laut, pantai, keanekaragaman biota laut maupun darat.

Konflik lingkungan pesisirmengakibatkan timbulnyakerusakan,menciptakan ketidak stabila, ketidak harmonisan, dan ketidak amanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. konflik seringkali terjadi di berbagai elemen masyarakat. Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.

Konservasi lingkungan laut bukan saja pada perairan sungai tetapi juga perairan pesisir dan lautan. Dampak yang terjadi kerusakan ekosistem bakau, terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota (ikan, kerang, keong), terjadi abrasi, hilangnya benih banding dan udang, beberapa hal yang perlu di perhatikan terhadap bahan-bahan yang akan dibuang ke perairan beberapa hal yang perlu di perhatikan terhadap bahan-bahan yang akan dibuang ke perairan.

Identitas lingkungan laut yg terjadi, manusia mampu dan berperan dalam mengubah ekosistem tersebut. Dapat dikatakan bahwa manusialah yang menjadi penentu dari keseimbangan suatu ekosistem Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan.

Dari latar belakang diatas penulis dapat menemukan pemahaman mengenai Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto dan Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.

Tujuan Penelitian ini sebagai berikut Untuk mengetahui Ekologi Politik para Nelayan di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto Bentuk Partisipasi para Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto Manfaat Penelitian Manfaat Akademik Dari penulisan ini kiranya dapat

Page 98: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam pelestarian lingkungan para nelayan Manfaat Praktis Dapat memberikan konstribusi kepada pemda dan masyarakat dalam pengelolaan pelestarian lingkungan para nelayan di Desa Pao di kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Ekologi PolitikBidang ekologi politik muncul ketika

para ahli lingkungan mulai mengandalkan konsep-konsep ekonomi politik yang berasal dari kepedulian strukturalis dan materialis. Pendekatan yang dihasilkan membantu mengungkapkan kaitan-kaitan antara dinamika lingkungan setempat dengan proses politik dan ekonomi yang lebih luas tersebut dalam analitis ini memungkinkan para ahli ekologi politik untuk menelusuri dengan teliti, misalnya, kaitan-kaitan antara masalah degradasi tanah setempat dan masalah- masalah lebih luas seperti kemiskinan, ketunakismaan (landlessness), keterbelakangan, hubungan neo-kolonial, dan marjinalisasi politik dan ekonomi Berangkat dari ranah studi pembangunan kritis (Critical Development Studies), studi ekologi politik menilai bahwa keputusan pengelolaan sumber daya alam tidak 4dmi dipahami hanya dari sudut pandang teknis yang memprioritaskan efisiensi saja tetapi juga aspek manusia dan budaya dalam hal pengendalian, kekuasaan dan pengawasan terhadap kuantitas dan kualitas sumberdaya alam. (Blaikie and Brookfield, 1987).

Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi 4dminist dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan 4dminis balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu 4dmini. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem. (KBBI, 2003).

2. Konsep EkologiEkologi politik mulai berkembang sejak

akhir dekade 1990-an dan awal 1980-an meskipun demikian, istilah ekologi-politik sendiri pertama kali dicetuskan oleh Russet (1967), Eric Wolf 1972 , Miller (1978) Cokburn, dan Ridgewaiy (1970). Bukan berarti sebelum itu belum ada kajian terhadap kaitan antara politik dan ekologi. Pada tahun 1960-an kajian ekologi sudah mulai memasukkan aspek politik, kususnya yang terkait dengan tumbuhannya minat terhadap pengaruh manusia pada lingkungan biofisik. Istilah ekologi sendiri sebenarnya merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara manusia dan lingkungannya. Sebagi bidang ilmu pengetahuan, ekologi bertujuan untuk memberikan ilustrasi hubugan antara manusia dan spesis lainnya. Perubahan lingkungan juga dilihat sebagai hasil hubungan antara manusia dengan spesis lainnya (Forsyth, 2003). Sementara itu, antara ekologi politik dan politik lingkungan yang sering kali dipersamakan itu teryata menurut beryant dan memiliki perbedaan yang cukup mendasar politics merupakan bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-masalah lingkungan, yang meneliti dalam dampak isu lingkungan terhadap proses politik pormal serta peran peran negara dalam pengelolahan lingkungan.untuk itu, perhatian utama kajian ini. Oleh karena, dianggap berpektif dari pada sehingga kaitannya dengan ekologi politik dunia ketiga tidaklah terlalu kuat. (Bryant dan Bailey, 2001)

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.(Hasan, 2002)

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai

Page 99: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

komponen penyusunnya, yaitu 5dmini abiotik dan 5dmini. Faktor 5dmini antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan 5dmini 5dmini adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkataan- tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu 5dmini yang menunjukkan kesatuan., Ekologi, ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan 5dminis dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi 5dmini yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat 5dmini. .(Hasan, 2002)

Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan 5dmini, dan ekonomi yang lebih baik. Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar- benar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai 5dminist dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan 5dmini. Seringkali 5dminist-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga. (Husein, 1991)

Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian Logos adalah ilmu. Jadi, 5dmi disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau 5dmi juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga

mahluk hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara 5dminist dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang mencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut. (Sukanda, 2000)

Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita 5dmi menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga 5dmini. Abiotik adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada 5dminist- organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan bahwa ekoligi sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah struktur juga fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya

Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat berperan adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal dari Jerman. Ia merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu telah diaplikasikan sejak dahulu kala dan semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi akal manusia. Jika didasarkan pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua kategori yakni Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup pengertian ekologi, kita 5dmi menyimpulkan bahwa ia dalah dasar dari semua pokok ilmu lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan. Meski demikian, ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit ketimbang ilmu lingkungan. (Sukemi, 2004).

Beranggapan bahwa politik itu sungguh kotor atau politik itu jelek. Maka sangat disayangkan mengenai pemahaman yang sedemikian tersebut pada arti atau Pengertian

Page 100: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

Politik. Pada dasarnya Pengertian Politik merupakan pengertian yang membicarakan tentang kenegaraan, di mana politik itu sendiri adalah ilmu tentang 6dmini, pemerintahan, atau ilmu dan juga pengetahuan mengenai kehidupan bernegara. Asal mualah dari kata politik itu adalah Polic yang berasal dari bahasa Yunani 6dministra disitulah dahulu berkembang menjadi suatu bentuk pemerintahan yang tertata rapi. (Soedjono,2005)

Orang yang ahli kenegaran dikatakan sebagai politicus. Politik tak dapat diartikan sebagai akal-akalan saja dan mungkin sebahagian orang yang ahli politik atau terjun langsung di dunia politik dapat dikonotasikan sebagai orang yang pintar mengakali. Namun sesungguhnya makna tersebut tidak 6dmi langsung terurai dengan tepat atau dikatakan seperti itu. Lalu mengapa , pemahaman terhadap kata politik selalu menggambarkan sebagai kata yang kotor dan 6dmi pula bersifat menjengkelkan oleh sebagian masyarakat setempat. Akan tetapi sebenarnya merupakan fakta atau perilaku yang memang sesungguhnya terjadi pada oknum atau orang yang mengaku sebagai pelaku politik. Jadi politik tersebut tidak dapat didefinisikan secara buruk sehingga yang perlu ada penekanan bahwa yang menjadi konten politik bersifat kotor merupakan individunya atau kelompok dalam organisasinya. Apabila kita berbicara tentang Pengertian Politik yang berfokus pada 6dmini kenegaraan merupakan pemerintahan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, maka memang akan cenderung untuk berkuasa dalam suatu 6dmini dan pihak tersebut kadang pula melakukan upaya dan kadang melakukan beberapa taktik atau strategi yang mengarah dengan kemungkinan terburuk. Demikian memang memperebutkan kekuasaan kadang mengakibatkan pertentangan yang dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan dapat pula menghancurkan lawan.(Redgwell, 1999)

Memang pada awal berdirinya suatu 6dmini di dunia ini kebanyakan diawali

dengan tindakan kekerasan. Jadi pada prinsipnya bahwa yang kotor merupakan 6dmini manusianya atau 6dmini kelompoknya dan bukan pada arti dari politik itu sendiri. Terkadang mereka yaitu para ahli tata kenegaraan hanya 6dmi memegang kekuasaan dan 6dmi menjalankan suatu pemerintahan atau diperolehnya dengan cara yang pada akhirnya akan 6dmini kesan atau gambaran tentang kebencian bagi rakyat di 6dmini tersebut.

Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan 6dmini yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik 6dmini dan membentuk tujuan 6dmini. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan 6dmini-unsur: negara(state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (Decision Making), kebijakan (Policy, Beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu 6dmini politik (atau 6dmini) yang menyangkut proses menentukan tujuan- tujuan dari 6dmini itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari 6dmini politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa 6dministrat dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (Public Policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (Resources) yang ada. Untuk 6dmi berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (Power) dan kewenangan (Authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun

Page 101: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam 7dministra. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat meyakinkan (Persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (Coercion). Tanpa 7dmini paksaan, kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan (Statement of Intent) belaka.(Saleh, 1991).

Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan- tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa 7dmini. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, 7dmini, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (Saleh, 1991).

3. Ekologi Politik Lingkungan (Environmental politics)

Abe Ken-ichi, 2003; dan sebagainya menberikan defisi yang berbeda. (Pateson, 2000) mengatakan, bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekata yangmenggabungkan masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk mewakili suatu pergantian tensi yang dinamika antara lingkungan dan manusia, dan antara kelompok yang bermacam-macam di dalam masyarakat dalam skala dari individu lokal kepada trasnasional secara keseluruhan, Ilmuan lain mendefinisikan politik lingkungan adalah sebagai suatu bingkai untuk memahami kompleksitas saling berhubunga antara masyarakat lokal, nasional, politik ekonomi global dan ekosistem (Blaike dan Brookfield, 1987). Konsep ini diangkat dalam cara yang beraneka seperti dunia-ketiga politik lingkungan, mengatakan bahwa politik lingkungan, boleh didefenisikan sebagai usaha untuk memahami sumber-sumber politik, kondisi dan menjadi sau jaringan dari

pergantian lingkungan, pemahaman teknik politik lingkungan adalah cenderung untuk melihat mendalam dinamika politik lingkungan dan memfokuskan atas suatu susunan sistem manusia ( Hidayat,Ade Ken- cihi 2011)

Mengamati skala sosial dalam lingkungan yang berbeda, politik lingkungan menjelaskan sekurangyan tiga penelitan area yang berbeda (Bryant, 1992). Petama penelitia ke dalam sumber yang kontestual perubahan lingkungan yang menguji pengaruh lingkungan secara umum pada suatu negara, hubungan atara negara, dan kapitalisme global. Judul ini merefleksikan pegaruh yang tumbuh dari kekuatan nasional dan trasnasional atas lingkungan dari suatu dunia yang saling bertambah ketergantungan, baik secara politik ekonomi, kedua, area penelitia mencari tahu suatu lokasi dari aspek aspek yang khusus mengenai perubahan lingkungan. Ilmuan memperoleh pandangan bagaimana kontestual pelaku berpengaruh atas kondisi sosio- lingkungan yang khusus, hubungan, dan menekankan perjuagan lingkungan yang khusus atas lingkungan. Megambil, baik sejarah maupun dinamika komplik yang kini, peneliti area ini mengambarkan bagai mana para petani yang miskin dan masyarakat lokal tampa kekuasan yang berperang melindungi pondasi lingkungan atas kehidupanya,ketiga peneliti area ini menjelaskan jaringan politik dari perubahan lingkungan atas hubungan sosio- ekonomi dan politik. ( Hidayat,2011)

Politik lingkungan dalam banyak negara di dunia mempunyai peran penting tidak hanya pada tingkatan yang berbeda, tetapi juga dalam bingkai kerja struktural yang berbeda. Banyak lembagah antara pemerintahan mempunyai peran penting dalam aktiviras yang serupa, membuat aturan lingkungan, membuat kebijakan, penelitian, Monitor, Training, proyek pembiayaan dalam supervisi. Tiga lembaga khusus yang penting misalnya, perserikatan bangsa bangsa dalam program lingkungan (UNEP), Bank Dunia dalam masyarakat Eropa (Hidayat,2011).

Page 102: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

Dengan demikian, jika kita menyarikan di masa depan, interaksi antar masalah lingkungan dan kekuatan kekuatan politik akan berdampak terhadap pembangunang memprediksi pentingnya politik yang lebih besar,maka keperluan untuk pendekatan analitik yang terintegrasi atas pemahaman lingkungan dan politik menjadi lebih penting. ( Hidayat,2011)

Meskipun demikian keempat tesis tersebut bisa terkait satu sama lain, dan keempatnya bisa ada dalam satu isu, serta bisa dilihat pada isu kawasan konsevasi.misalnya, ketiadaan desentralisasi kepada masyarakat tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan meningkatnya komflik dengan nelayan, sebagai mana ini terjadi di kebanyakan taman nasional yang ada. Komflik terjadi karna nelayan merasah "terjajah", mengingat tiba- tiba akan terusir dari wilayah tangkapannya tampa ada konsultasi terlebih dahulu. Akibatnya, marjinalisasi nelayan seolah terjadi kenyataan yang harus diterima di mana taman nasional itu berada. Oleh karena itu, perjungan baru mesti dilakukan, yakni perjuangan hak-hak nelanyan yang hilang karena intervensi pihak luar atas nama konsevasi, dan patan LSM tentu sangat ditunggu para nelaya dalam mengorganisir diri dan, pada giliranya, dapat menrebut kembali hak-hak komunalnya. .(Arif Satria, 2009)4. Konsep Masyarakat Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan pekerjaan seperti membuat 8dminis, mengangkut alat-alat penangkapan ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002)

Sumberdaya nelayan dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang rendah, kemampuan manajemen yang terbatas. Taraf

hidup penduduk desa pantai yang sebagian besar nelayan sampai saat ini masih rendah, pendapatan tidak menentu (sangat tergantung pada musim ikan), kebanyakan masih memakai peralatan tradisional dan masih sukar menjauhkan diri dari prilaku boros (Sitorus, 1994). Kita sering dibingungkan oleh berita media dan statement para tokoh LSM yang salah kaprah mendefinisikan substansi kelompok profesi masyarakat pelaku dibidang kelautan dan perikanan. Definisi kacau, data kacau, analisa kacau, statement juga lebih kacau, terlebih diutarakan oleh oknum LSM yg tidak memiliki latar belakang akademis dibidangnya tentunya secara ilmiah tidak dapat dipertanggung jawabkan sebagai referensi. Akan lebih celaka lagi jika statement amburadul salah definisi digunakan sebagai referensi politik maka makin kacau kebablasan reformasi yang sedang kita kembangkan.(Gazalba, 2003)5. Pengelolaan Nelayan

Beberapa kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam karakteristik 8dmini dan kependudukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kelompok umur, pendidikan, status 8dmini dan kepercayaan. Dalam satu kelompok nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian hubungan 8dmini nelayan maupun hubungan bermasyarakat (Townsley 1998 dalam Widodo, 2006).

Charles 2001 dalam Widodo 2006 membagi kelompok nelayan dalam empat kelompok yaitu:a. Nelayan subsisten (Subsistence fishers),

yaitu nelayan yang menangkap ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

b. Nelayan asli (Native/Indigenous/Aboriginal fishers), yaitu nelayan yang sedikit banyak memiliki karakter yang sama dengan kelompok pertama, namun memiliki juga hak untuk melakukan aktivitas secara komersial walaupun dalam skala yang sangat kecil.

c. Nelayan rekreasi (Recreational/Sport fishers), yaitu orang-orang yang secara prinsip melakukan kegiatan penangkapan hanya

Page 103: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

sekedar untuk kesenangan atau berolahraga, dan

d. Nelayan komersial (Commercial fishers), yaitu mereka yang menangkap ikan untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk pasar 9dminist maupun pasar ekspor. Kelompok nelayan ini dibagi dua, yaitu nelayan skala kecil dan skala besar.

Dari empat pengelompokan tersebut sudah sangat sulit menemukan dua kelompok yang pertama. Sementara kelompok ketiga walaupun di beberapa 9dmini maju berbagai kegiatannya telah terdokumentasi dengan baik namun di beberapa 9dmini berkembang seperti Indonesia misalnya, sulit ditemukan. Di samping pengelompokkan tersebut, terdapat beberapa 9dministrat yang sering digunakan untuk menggambarkan kelompok nelayan, seperti nelayan penuh untuk mereka yang menggantungkan keseluruhan hidupnya dari menangkap ikan; nelayan sambilan untuk mereka yang hanya sebagian dari hidupnya tergantung dari menangkap ikan (lainnya dari aktivitas seperti pertanian, buruh dan tukang); juragan untuk mereka yang memiliki sumberdaya ekonomi untuk usaha perikanan seperti kapal dan alat tangkap; dan anak buah kapal (ABK/pandega) untuk mereka yang mengalokasikan waktunya dan memperoleh pendapatan dari hasil pengoperasian alat tangkap ikan, seperti kapal milik juragan. (Kusnadi, 2006 dalam Kusnadi, 2009).

Disamping pembagian diatas, Widodo 2006 juga mengemukakan beberapa pembagian lain seperti daya jangkau armada perikanan dan juga lokasi penangkapan ikan. Dapat disebutkan misalnya nelayan pantai atau biasanya disebut:

Ekologi politik nelayan erat kaitannya dengan relevansi isu-isu kelautan dan perikanan, ada empat yaitu perubahan lingkungan, akses sumberdaya, konservasi, dan identitas lingkungan. Dalam ekologi politik nelayan tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mempengaruhi keadaan laut di Desa pao kecamatan taroang.

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut dan bagaimana bentuk partisipasi lingkungan laut di Desa Pao sehingga fokus penelitian ini adalah degradasi dan marjinisasi (perubahan laut) konflik lingkungan laut, akses suber daya, konserfasi lingkungan laut, identitas lingkungan dan gerakan sosial nelayan.

Adapun deskripsi 9dmin pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Pelestarian lingkungan laut Desa Poa dalah Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan spantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Dekradasi dan marjinilisasi Perubahan Lingkungan Laut yang di maksud adalah pembabatan makrove, penambanambangan pasir dan pencemaran Konfik lingkungan (akses sumberdaya lingkungan) yang di maksud adalah penelitian ini adalah pertambangan konflik yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya laut Konservasi yang di masud penelitian ini adalah pembetukan daerah perlindungan laut dan taman nasional laut Identitas lingkungan dan gerakan sosial adalah gerakan politik aksi dan gerakan politik nelayan dalam memperjuangkan hak- haknya Partisipasi masyarakat adalah keikuserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut. Lingkungan laut yang lestari dan berkelanjutan adalah lingkungan laut yang dapat mendukung pembagunan baik masa sekarang maupun generasi mendatang

METODOLOGI PENELITIANWaktu penelitian ini direncanakan akan

berlangsung selama dua bulan, terhitung setalah ujian proposal,. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Taroang Kabupaten Jeneponto Adapun jenis dan tipe penelitian ini akan menggunakan : Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu data dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Tipe Penelitian Tipe

Page 104: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif, artinya membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, menggambarkan, menjabarkan,mengungkapkan, menjelaskan, menganalisis pelaksanaan pengelolaan transportasi laut.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu : Data yang diperoleh secara langsung di lapangan yang bersumber dari informan, dengan memakai teknik pengumpulan data berupa in-depth interview (wawancara mendalam), serta melakukan observasi (pengamatan langsung). Data pendukung bagi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan 10dministra seperti dokumen-dokumen, catatan-catatan, arsip-arsip resmi, serta 10dministra lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Adapun informan dari penelitian ini di ambil dari dinas Perikanan Jeneponto. Adapun perinciannya yaitu sebagai berikut: Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian lapangan ini dimaksudkan bahwa penulisakan langsung melakukan penelitian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan. Penelitian lapangan ditempuh dengan cara sebagai berikut : Observasi yaitupengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti dan sesuai dengan tujuan penelitian serta direncanakan secara sistematis juga dapat dikontrol reliabilitas dan validitasnya. Wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara bertanya langsung atau mengadakan proses 10dmin jawab, dialog atau percakapan dengan informan yang dipilih untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dokumentasi Dokumentasi didapatkan dengan mempelajari data-data

yang ada, artikel dan buku- buku yang berhubungan dengan penelitian.

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu upaya untuk mengurutkan data dalam bentuk kata-kata secara sistematik sehingga dapat dimengerti dan dipahami.Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif perlu dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian reduksi data dalam analisis kualitatif sebagai proses pemilihan data kualitatif. Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data bukanlah proses yang sekali jadi, tetapi proses yang berulang selama proses penelitian ini berlangsung. Penyajian data yang lebih baik merupakan salah satu cara utama bagi analisis bagi kualitatif yang valid dan kemudian membangun proposisi (kaitan antara konsep).

Maka dalam mereduksi data peneliti memfokuskan pada pelaksanaan strategi pemerintah dalam mengelola transportasi laut yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jeneponto .Langkah berikutnya setelah direduksi adalah penyajian data yangdilakukan dalam bentuk uraian singkat mengenai fenomena yang terjadi dimasyarakat. Selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan. Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukantriagulasi metode, teori, dan data yaitu :

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Pao merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Jarak Desa Pao dari ibu kota Kabupaten ± 16 km Sedangkan jarak dari ibu kota kecamatan ± 2 km. Desa Pao memiliki luas wilayah ±2,5 km2. Desa ini terdiri dari 5 (lima) dusun yaitu Dusun Kampung Beru, Dusun Tonroa, Dusun Kampung Bendi, Dusun Pao Dan Dusun Kaloko. Secara

Page 105: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

lldministrative Desa ini berbatasan dengan, Sebelah Utara Desa Tarowang, Sebelah Timur Desa Bungeng, Sebelah Selatan Laut Flores, Sebelah Barat Kelurahan Togo-Togo Desa Pao merupakan desa yang memiliki kondisi wilayah dataran rendah dengan memiliki jarak ± l km diatas permukaan laut. Wilayah ini merupakan wilayah pengembangan perikanan pertambakan, budi daya rumput laut serta pertanian jagung kuning dan persawahan.Ekologi Politik Nelayan dalamM elestarikan Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto.

1. Dengradasi dan Marjilisasi(Perubahan Lingkungan Laut)

Dimana sumber daya memiliki dan di kontrol oleh kelompok masyarakat dan pengelolaan sumber daya kelautan berkembang di negara negara yang masih bercorak sentralistik konsekuensi dan sumber daya yang dimiliki negara, komonitas nelayan memiliki aturan sendiri tentang bagaimana meyeimbangkan ketiga dimensi itu. Acuanya nilai lokal yang penuh keakripan, dan yang menjadi persoalan di tingkat resielensi atau institusi lokal atau pengaruh eksternal semakin menurun merupakan payung bagi implementasi pengololaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

"Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Lingkungan laut selalu berubah dan dinamis. Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan kendapan lumpur dari daratan ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama- mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor karna mata pencaharianya masyarakat lingkungan"AS 28 Januari 2015 )

Berdasarkan hasil wawancara menjaga dan melindungi menimbulkan perubahan air tawar dan kedepan lumpur dari daratan ke laut nelayan desa pao semata mata pencaharianya hanya masyarakat nelayang, karna tampa kesadaran masyarakat nelayan sendiri untuk melindungi lingkungan laut itu sendiri tidak akan terjaga lingkungan laut Desa Pao.laut di Desa Pao agar tidak menimbulkan perubahan laut dan tidak Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak HB yang mengatakan

"tidak ada perubahan lingkungan laut di desa pao malah tambah gundul dalam pingir laut dari enam tahun tidak ada bantuan untuk perubahan lingkungan laut"( hb, 29 januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara selama peneliti melakukan di lapangan lokasi penelitian setelalah melakukan wawancara dengan imforman yang di tentukan oleh peneliti bahwa masyarakat hususnya Desa Pao sangat menjaga dan melindungi laut supaya sumber pendapatanya bisa bertamba dari apa yang sebelumya,karna kenapa mata pencaharianya di Desa Pao semata mata hanya masyarakat nelayan Untukmelindungi mengelola sistem laut dan estuaria supaya dapat dimanfaatkan secara terus menerus dalam jangka panjang dan mempertahankan keanekaragaman genetic

Hasil observasi sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut karna mata pencaharian masyarakat desa pao semata- mata masyarakat nelayan dan selalu menanam pohong kayu bakau untuk menjaga dan melindungi lingkungan laut sebaik mungking dan bisa menghasilkan penghasilan yang lebih baik dan dinikmati masyarakat nelayan Desa Pao kecamatan tarowang dan keindahan lingkungan lautnya.

2. Konflik Lingkungan PesisirKawasan pesisir adalah wilayah daratan

dan wilayah laut yang bertemu di garis pantai di mana wilayah daratan mencakup daerah yang tergenang atau tidak tergenang air yang dipengaruhi oleh proses- proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi air laut. Sedangkan wilayah laut mencakup perairan

Page 106: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

yang dipengaruhi oleh proses- proses alami daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar ke laut serta perairan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia di darat. Pengelolaan kawasan pesisir melibatkan pengelolaan pemanfaatan perairan dan daratan pesisir secara menerus dan sumberdaya dalam area yang ditetapkan. Batasannya biasanya ditentukan secara politis oleh legislasi atau pemerintah.

Selama ini, perairan pulau- pulau kecil yang memiliki potensi perikanan yang tinggi ini cenderung menjadi tempat praktek penangkapan yang tidak ramah lingkungan, seperti pengeboman, pembiusan dan penggunaan racun, baik oleh nelayan asing maupun oleh nelayan lokal. Akibatnya, pengelolaan pesisir pulau- pulau kecil cenderung eksploitatif, tidak efisien dan tidak- sustainable. Banyak faktor- faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pengelolaan sumberdaya pesisir pulau- pulau kecil ini, antara lain ambiguitas pemilikan dan penguasaan sumberdaya, ketidakpastian hukum, serta konflik pengelolaan. Semua permasalahan lingkungan adalah masalah hak pemilikan, dan hampir semua konflik mengenai pengambilan sumberdaya pesisir muncul sebagai akibat kesulitan dalam menjelaskan rezim pemilikan (property regimes). Terdapat empat tipe rezim pemilikan 1) Open access property sebagai milik semua orang, 2) Common property sebagai milik sekelompok orang yang memiliki peraturan atau persetujuan yang tidak tertulis seperti hukum adat, 3) State property sebagai milik negara, dan 4) Private property sebagai milik perorangan atau swasta (company).

Dalam pengertian tersebut, wujud konflik mencakup rentang yang amat luas: mulai dari ketidaksetujuan yang samar- samar, sampai dengan tindakan kekerasan. Pendek kata setiap perbedaan itu merupakan potensi konflik, yang jika tidak ditangani secara baik, potensi konflik itu bisa berubah menjadi konflik terbuka. Bedasarkan hasil wawancara masyarakat Desa Pao mengatakan

bahawa tidak perna terjadi komflik sesama masyarakat nelayan,malahan masyarakat nelayan di Desa Pao dia selalu mendukung atara satu sama lain dan saling membantu.

"komflik terjadi ketika dua orang atau kelompok atau lebih menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan yang berbeda atau komflik suatu proses yang di mulai suatu pihak ada pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepadanya,atau suatu pihak merasa kepentinganya itu memberikan pengaruh negatif kepada pihak lain"(hasil wawancara,AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan peneliti awancara dari kepalah Desa Pao mengatakan terjadi komflik ketika ada suatu pihak atau lebih dari dua orang merasa kepercayanya itu ada yang mepegaruhi pengaruh negatif kepada masyarakat nelayan itu sendiri, maka masyarakat nelayan tidak mearsa tidak nyaman dari apa yang dia perbuat dan bahkan masalah terjadi ketika ada pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepada salah satu masyarakat nelayan.

Berdasarakan hasil wawancara kepada sekdes

"biasanya terjadi koflik ketika ada benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebut adanya perbedaan nilai,status ,kekuasaan, dan kelakuaan"(hasil wawancara SN 28 Januari2015)

Berdasarkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara biasa terjadi konflik ketika ada perbedaan nilai atau status sesama masyarakat nelayan dan saling melecehkan, dan mengambil suAtu kekuasan.Bedasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat

"tidak pernah terjadi komflik sesama masyarakat nelayan malahan dia saling mendukung apa yang dia kerjakan dan dilakukan sesama masyarakat nelayan desa pao"(hasil wawancara HB 29 Januari2015)Berdasarkah hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara kepada masyarakat nelayan Desa Pao tidak

Page 107: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

pemah terjadi konflik sesama masyarakat nelaya malah dia saling supor apayang yang dia kerjakan untuk saling kebersamaan sesama masyarakat nelayan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan peneliti wawancara masyarakt nelayan antara pembudidaya pengelolah karang dan di lakukang secara kekeluargan sesama masyarakat nelayan seperti kerusakan bagan mereka akibat tertabraknya perahu dan di lakukan dengan secara kekeluargan utuk membayar sejumlah uang ganti rugi kepada pemilik bagan. Bedasarkan hasil wawancara staf dinas perikanan megatakan bahwa.

"konflik dalam pengelolaan kawasan pesisir juga di sebabkan oleh ketidak-percayaan masyarakat terhadap keberhasilan program apabila dilaksanakan oleh pemerintah. Kita tidak bisa menutup mata adanya gejolak, pandangan sinisme atau kecemasan tertentu bagi masyarakat penerima program yang selama ini masyarakat pesisir dianggap marginal"( hasil wawancara US 28 Januari 2015).

Berdasrkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan staf dinas perikanan bahwa masyarakat nelayan tidak percaya terhadap pengelolaan pemerintah terhadap kawasan pesisir pantai Desa Pao.

Berdasarkan Hasil observasi bahwa masyarakat nelayan Desa Pao Beberapa konflik cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan dengan baik berdasarkan mekanisme penyelesaian konflik yang tertuang dalam kesepakatan lokal yang telah menjadi aturan bersama dalam masyarakat. Sementara konfik menjadi disfungsional ketika penyelesaian konflik di dalam kesepakatan bersama sama, sehingga cepat teselesaikan.

3. Konservasi lingkungan lautBeragamnya pemamfaatan laut

menuntut adanya pengaturan yang tegas guna menghindari konflik pemamfaatan ruang di laut. Melihat luasnya perairan dan kompleksitas karakter perairan di Indonesia, maka diperlukan suatu konsepsi pendekatan

secara Micro dan Macro dalam penataan wilayah laut.

Fungsi ini di maksudkan sebagai langkah mempertahankan kelangsungan suatu kondisi alam, sosial, budaya, ataupun kearifan lokasi ditentukan pada sautu kawasan perairan atau pulau. Fungsi konservasi ini juga bertujuan dalam menjaga Keberlanjutan akan suatu sumberdaya laut yang ada dimana ekosistemnya akan terjaga contohnya kawasan tersebut di jadikan sebagei daerah perlindungan laut. Fungsi Penetapan Prioritas Konservasi, perlukaitan yang jelas antara kondisi keanekaragaman hayati dengan sasaran dan tujuan konservasi, gunakan proses yang trasparan dan dapat diulang di tempat lain untuk mengembangkan prioritas yang kredibel, harus ada klarifikasi prioritas konservasi, evaluasi berbagai kekurangan dan kelebihan suatu sistem atau metode penetapan prioritas yang relevan.Juga untuk menjaga konflik lahan antara Investor dan Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir (Nelayan) maka perlu adanya satu akses pelabuhan perikanan, kapal penangkapan Ikan yang beroperasi di laut lepas demi menghindari penangkapan pada daerah Konservasi, jalur akses darat yaitu jalan raya untuk dapat mengakses kendaraan darat sehinga dampak pelayaran pada jalur laut setidaknya dapat di minimalisir, Koperasi simpan pinjam, Pasar Ikan, adanya industri- industri pengelolahan hasil-hasil laut, secara merata dalam masyarakat. Maka dengan hal demikianlah kita dapat menggelolah suatu kawasan laut untuk dijadikan Sumber Devisa Kepada Negara dengan Efisiensi dan Aman tanpa merusak Ekosistem yang ada.Berikut hasil wawancara dengan kepalah dusun mengatakan

"hutan bakau ini termasuk situs yang di lindungi masyarakat karna masyarakat di larang menebang kayu bakau ini karna tanaman bakau dapat melindungi pengikisan pantai"(hasil wawancara HB, 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak dusun dapat di diskripsikan, bahwa tunbuhan bakau sangat berpengaruh dalam pelestarian laut, diamana tunbuhan

Page 108: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

bakau ini dapat menjegah pengikisan pinggir pantai, karna tampa tanaman kayu bakau maka pingir pantai akan mudah tekikis dan longsor. Senada dengan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat nelayan yang mengatakan

"Masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut sagat dijaga tanaman pohong magrov untuk kelestarian lingkungan laut dan untuk melindungi kawasan laut memelihara dan meningkatkan perlindungan laut"(hasil wawancara IS, 29 Januari)

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan masyarakat nelayan bahwa perlindungan lingkungan laut dan membuat penahan ombak dan pemecah ombak untuk menjaga dantanya ombak yang datang dan lingkunga laut dalam kelestarian lingkungan laut.

Hasil wawancara kepada sekdes "bahwa masyarakat desa pao sangat dilindungi laut dan terumbu karang yang ada di lingkungan laut karan kalau terumbu karan tidak di jaga maka ikan ikan itu tidak akan tinggal dan tidak bisa berkembang biak"(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil penelitian selama penelitian yang melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian, setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan yang ditentukan oleh peneliti wawancara dengan sekdes bahwa masyarakat Desa Pao sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut yang ada, dan terumbu karang yang ada di laut sangat di jaga untuk tempat tinggal ikan ikan dan tempat berkembang biaknya ikan-ikan.Berdasrka hadil wawancara staf dinas perikanan mengatakan bahwa.

"dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. konservasi dilakukan melalui kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya"(hasil wawancara US 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf dinas perikanan sangat memelihara dan meningkatkan kwalitas laut seperti terumbu karang yang ada pada perlindunga laut dalam kelestarian sumber daya alam.

Berdasarkan hasil obsefasi masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut termasuk tanaman pohong magrov untuk kelestarian lingkungan laut, dan melindungi kawasan laut dan memelihara terumbu karang yang ada pada lingkungan laut supaya masyarakat Desa Pao bisa menikmati hasilnya lingkungan lautnya.

4. Identitas Lingkungan LautPenyebab kerusakan lingkungan yang

ada di laut ini kebanyakan juga dilakukan oleh tangan manusia. Misalnya seperti apa yang telah disebutkan di atas seperti rusaknya terumbu karang yang ada di laut adalah disebabkan oleh manusia yang ingin untuk mendapatkan keuntungan yang kebih dari laut tanpa mau melihat kerugian yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, contohnya adalah dengan menangkap ikan menggunakan dinamit atau pukau harimau. Tentu saja hal ini akan membunuh semua ikan yang ada termasuk keberadaan dari terumbu karang di dalam laut tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikan yang ada. Sedangkan untuk kembali menghidupkan terumbu karang yang baru maka akan membutuhlan lebih banyak waktu lagi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan lingkungan yang ada di laut adalah dengan meningkatkan kesadaran manusia akan usaha untuk menjaga kelestarian dari laut. Jangan sampai usaha untuk mencari nafkah atau mengambil manfaat dari laut itu sendiri justru akan merusakan keberadaan dari laut. Di sisi lain,

Page 109: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

pemerintah juga memiliki peran untuk melakukan edukasi mengenai hal ini kepada rakyat. Atau bahkan menjamin pemenuhan hak pemerolehan penghidupan yang lebih layak sehingga tak akan sampai untuk melakukan kegiatan kerusakan lingkungan laut. Berdasarkan hasil wawancara kepala Desa bawha :

"terumbu karang dan berpasir dan sebagian masyrakat mengelolah karang untuk membangun tanggul untuk menahan ombak yang datang karna rumah masyarakat ada pada bibir pantai"(hasil wawancara dengan AS, 28 Januari 2015 )

Senada dengan hasil wawanca salah satu staf dinas perikanan yang mengatakan bahwa:

"Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat pekat dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah"(hasil wawancara dengan US, 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat deklarasikan bahwa dengan terembuh karang yang merupakan identitas laut yang perlu di lestarikan atau di jaga oleh masyarakat karna terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang dapat menahan ombak dan sekaligus salah satu tempat tinggal dan tempat berkembang biaknya mahluk laut seperti ikan, terumbu karang tersebut tidak tumbuh begitu saja melainkan membutuhkan proses waktu yang sangat lamah untuk dapat tercipta secarah utuh dan indah.

Berdasarkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat nelayan Desa Pao kecamatan tarowang mengatakan bahwa:

"disini di desa kami terumbu karang itu sampai saat ini belum ada pelestarian yang kami

terima dari pemerintah, padahal pelestarian terumbu karang itu sangat bagus di jaga oleh karna itu terumbu karang tempat berkembang biaknya ikan dan dapat menahan ombak"(hasil wawancara dengan IS, 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat nelayan bahwa di Desa Poa tidak pernah ada pelestarian lingkungan laut yang kami terima dari pemerintah dan pada hal terumbu karang itu sangat penting untuk tempat berkembang biaknya ikan-iakn.

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat

"bahwa di desa pao ini pasir berbatuan dan terumbu karang yang ada dan sangat di jaga oleh masyarakat nelayan karna terumbu karang itu tempat berkembang biaknya mahluk seperti ikan jdi sangat di jaga oleh masyarakt nelayan desa pao"(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015).

Berdasarkan has penelitian selama penelitian yang melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian, setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan yang ditentukan oleh peneliti wawancara masyarakat nelayan sangat di jaga untuk kelestarian lingkungan laut dan terumbu karang yang sangat di jaga oleh masyarakat nelayan Desa Pao.Bedasarkan hasil wawancara dengan sekdes

"terumbu karang yang dalam laut ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikan yang ada"(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil pengamatan penulis setelah melakukan pengumpulan data selama di lapangan wawancara terumbu karang di desa pao sangat memberikan pengaruh terhadap kelestarian lingkungan laut dan jika terumbu karang mati maka terumbu karang tidak memberikan keindahan lingkungan laut.Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat.

"pengelolaan wilayah pesisir adalah untuk mengkonservasi sumberdaya milik bersama, pencegahan kerusakan akibat bencana alam dan

Page 110: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

konservasi sumberdaya alam semua tingkatan di pemerintahan dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir, dan pengelolaan sumberdaya pesisir"(hasil wawancara HB 29 Januari 2015)

Berdardasarkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan yang ditentukan oleh peneliti wawancara dengan tokoh masyarakat mengatakan mengatakan bahwa lingkungan pesisir harus di jaga besama-sama, kerusakan sumberdaya alam dan pengelolaan sumberdaya pesisir.

Berdasarkan hasil obserfasi penulis dapat menyimpulkan dari hasil wawancara dengan pemerintah setempat yang mengatakan Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat tercipta secara utuh dan indah sedangkan salah satu masyarakat nelayan yang mengatakan bahwa kami belum menerima pelestarian terumbuh karang dari pemerintah setempat.

Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.

Hal ini dibuktikan dari partisipasi masyarakat nelayan di desa ini dalam menggunakan teknologi penangkapan yang modern meskipun masih dipadukan dengan tradisi-tradisi lokal yang telah lama terbangun yang senantiasa berprinsip kepada keserasian, harmonisasi dan keseimbangan antara manusia dan sumber daya alam. oleh pengetahuan lokal yang membawa mereka bertingkah laku yang bersifat protektif terhadap kelestarian sumberdaya alam,

khususnya sumberdaya ikan dan lingkungannya.

1. Partisipasi MasyarakatPartisipasi sebagai salah satu elemen

pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam pembangunan. Sumodingrat menambahkan, bahwa parasyarat yang harus terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap pembangunan partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnyapartisipasi rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut bertanggungjawab dalam pembiayaan pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah.Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal, Masyarakat mempercayai programpembagunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, Partisipasi merupakan hak demokrasimasyarakat dalam keterlibatannya di pembangunan.

"masih erat bergotongroyong dan setiap ada yang rusak di pingir pantai atau yang roboh sepri tanggul penahan ombak maka masyarakat desa pao masi erat bergotong royong"(hasilwawancara SN, 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekdes mengatakan bahwa masyarakat Desa Pao masi erat bergotong royong karna dilihat diri segi matah pencaharianya masyarakat nelayan, jadi setiap ada yang rusak di sekitar

Page 111: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

pantai maka masyarakat nelayan bergotong royong untuk memperbaiki supaya lingkungan laut terjagA karna sumber pendapanta masyarakat nelayan di linkungan laut,jadi masyarkat nelayan benar benar menjaga lingkungan laut dan supaya pendapatanya bisa bertambah.

"di desa pao masi erat bergoton royong karna jumlah nelayan yang semakin hari semakin sulit untuk melaut, karna kenapa jalur alternatifnya menjadi petani rumput laut"(hasil wawancara HB,29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara kepada tokah bahwa masyarakat nelayan di Desa Pao masi erat untuk bergotong royong karna kenapa semakin hari semakin jalur alternatif mereka jadi masyarakat nelayan selalu mengawasi petani rumput laut supaya jalur alternatif mereka tidak di tanami rumput laut,jadi masyarakat nelayan selalu mengawasi petani rumput laut karna kenapa kalau di tanami rumput laut maka masyarakat nelayan susah untuk mencari ikan karna jalur alternatifnya penuh dengan rumput laut.

Hasil wawancara tokoh masyarakat "bahwa masyarakat desa pao masih

kerjasama sesama masyrakat nelayan desa pao untuk membangun tanggul penahan ombok untuk perlindungan rumah mereka yang masuk kerumah masing-masing karna sebagian rumah masyarakat merekan ada pada bibir pantai"(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat mengatakan bahwa masyarakat nelayan Pesa Pao masih erat untuk bergotong royong untuk kebaikan tempat tinggal mereka dan kelangsungan hidup masyarakat nelayan Desa Pao karena rumah masyarakat nelayan ada pada bibir panatai.

Hasil wawancara masyarakat nelayan megatakan bahwa

"Sebagai masyarakat nelayan bahwa kita sebagai masyarakat nelayan masi erat bergotong royong untuk kelestarian lingkungan karna semata mata pencaharian masyarakat nelayan desa pao hanya di lingkungan laut"(hasil wawancara IS 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara sebagai masyarakat nelayan masih erat untuk

kelestarian lingkungan mereka mata pencaharian masyarakat nelayan Desa Pao semata-mata hanyan dilingkungan laut jadi masyarakat nelayan desa Pao sangat menjaga kelestarian lingkungan laut mereka.

Berdasarkan hasil wawancara KepadaDesa.

"pengelolaan lingkungan di desa pao. Adanya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat secara langsung diharapkan akan terjalin suatu hubungan yang harmonis, sinergis dan saling ketergantungan satu sama lainnya dalam usaha untuk mengurangi tekanan-tekanan dari kegiatan yang mempunyai potensi merusak lingkungan baik tekanan dari dalam maupun tekanan dari luar"(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara kepalah desa bahwa masyarakat nelayan secara langsung pemberdayaan dan partisipasi dan menguragi dan potensi-potensi yang merusak lingkungan laut.

Berdasarkan wawancara ataf dinas perikanan megatakan bahwa.

"partisipasi sangat aktif dalam menjaga pelestarian wilayah masyarakat menyadari arti penting kawasan ekosistem yang perlu dijaga karena memberikan manfaat dalam kelestarian sumberdaya ikan"(hasil wawancara US 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu staf dinas perikanan mengatakan bahwa masyarakat nelayan Desa Pao sangat menjaga dalam kelestarian sumberdaya bahwa arti pentinya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan.

Hasil obserfasi bahwa Sebenarnya masyarakat dapat berpar-tisipasi dalam menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah. Masyarakat dapat menegur bila ada yang membuang sampah di tepi pantai . Bentuk ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara cara yang dapat dilakukan adalah dengan engawasi, menegur, dan bekerja sama dalam menanggulangi sampah.

Page 112: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

2. Lingkungan laut yang Lestari dan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang. Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya.

Hal tersebut yang menjadi komponen aktif dalam mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya manusia. Dalampembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran itu bisa berdampak positif pembangunan dengan tidak mengabaikan lingkungan. Atau peran berdampak negatif : pembangunan menimbulkan pencemaran yang juga disebabkan oleh manusia.

Pencemaran atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air dan tanah) karena adanya unsur-unsur atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran tersebut dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem menurunkan mutu lingkungan hidup manusia.

"dengan luas relatif bibir pantai di apit dua sungai dan lahan pendapatan masyarakat nelayan bagus, karna lingungan laut sangat lestari karna lindungan laut sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao"(hasil wawancara IS,29 Januari 2015)

Hasil wawancara dengan masyarakat nelayan desa pao lindungan laut yang lestari karna masyarakat nelayan sangat menjaga dan lindungan laut itu karna hasil pendapatan mereka hamya masyarakat nelayan jadi wajar ketika masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmati hasilnya.

"lindungan laut sangat di jaga dan semua yang ada di lindungan laut,karana kalau tidak di jaga maka terumbu karang yang ada di laut itu otomatis akan rusak dan ikan-ikan itu tidak bisa

tinggal dan berkembang biak"(hasil wawancar,SJ 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara masyarakta nelayan sangat menjagan dan melindungi lingkungan laut dan terumbu katang itu kalau terumbu karan itu rusak maka otomatis ikan-ikan itu tidak bisa tinggal dan berkembang biak lagi,jadi wajar ketika masyarakta nelayan bisa menjaga dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmat supaya lestari dan bisa di nikmati oleh anak cucucnya nanti.

Berdasarkan hasil wawancara Kepada Sekdes.

"Secara umum masyarakat nelayan sadar arti pentingnya keberadaan mangrove sebagai tempat asuhan bagi berbagai jenis biota laut dimana apabila wilayah dengan mangrove yang masih baik maka akan terdapat hasil tangkapan yang baik seperti udang, kepiting serta hasil perikanan lainnya"(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara Desa Pao bahwa masyarakat desa pao sadar bilapentingnya tanaman magrove untuk menjaga dan melindungi lingkungan laut dan berbagai jenis biotak seperti ikan dan udang serta perikanan yang lainya.Hasil wawancara kepada staf dinas perikanan megatakan.

"Peran pemerintah tidak hanya berpengaruh terhadap persepsi masyarakat dalam menyabarkan arti pentingnya pengelolaanlingkungan laut, tetapi peran pemerintah juga mampu mendorong sikap masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan laut dengan kegiatan aktif tidak menebang dan ikut menanam pohong mangrove, melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang tidak merusak lingkungan ekosistem terumbu karang yang ada di lingkungan laut"(hasil wawancara US 28 Januari 2015).

Berdasrkan hasil wawancara mengatakan bahwa pengelolaan lingkungan laut sangat mendorong sikap masyarakat dalam partisipasi aktif dalam pegelolaan lingkungan dan tidak menebang pohong kayu magrov supaya tidak merusak terumbu karang yang ada di lingkungan laut.

Page 113: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

Hasil wawancara tokoh masyarakatmengatakan.

"berpartisipasi aktif dalam penanaman mangrove, hal ini karena pada wilayah desa Pao kondisi mangrovenya masih baik,disamping itu pertumbuhan mangrove masih terjadi secara alami"(hasil wawancara HB 29 Januari 2015

Berdasarkan hasil wawancara kepada tokoh masyarakat Desa Pao bahwa Dalam penanaman kayu magrove dan pertumbuhan kayu magrove dan masi di jaga olehmasyarakat nelayan Desa Pao dalamkelestarian lingkungan laut.

Bedasrkan hasil wawancara KepalaDesa.

"Manusia hams menyadari bahwa sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk kepentingan sekarang tetapi juga kesejahteraan anak cucu kita di masa depan. Untuk itu, perlu cara pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia"(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara kepala desa bahwa sangat menjaga sumber daya alam dalam uapaya pemeliharaan pelestarian lingkungan laut supaya anak cucunya nanti bisa menikmati untuk masa depan nanti.

Berdasarkan hasil obserfasi bahwa lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di Desa Pao, menjadi mata pencaharian oleh masyarakat nelanyan maka perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut, kama masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di lindunga Desa Pao agar dapat di menikmati oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa Pao kecamatan tarowang.

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut dan Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut Terhadap Pengelolaan

Kawasan Konservasi Laut laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto dapatdisimpulkan sebagai berikut.

Ekologi Politik Nelayan dalam Pelestarian Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkungan laut) dampak bahwa masyarakat desa pao menjaga dan melindungi laut seperti karang agar sumber pendapatanya bertambah, dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus dan mempertahankan keanekaragaman genetik.(b) Konflik Lingkungan Pesisir Beberapa konflik terjadi desa Pao seperti kasus perkelahian antara sesama masyarakat nelayan dan cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan dengan baik, penyelesaian konflik yang tertuang dalam kesepakatan lokal yang telah menjadi aturan bersama dalam masyarakat Desa Pao. sehingga cepat teselesaikan.(c) Konservasi Lingkungan Laut seperti pencemaran dan perusakan lingkungan sumber daya perikanan,dan temasuk kedalamnya lingkungan perikanan dan pelestarian kekayaan hayati laut dan masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut termasuk pohong magrob untuk kelestarian lingkungan laut, dan memelihara terumbu karang. (d) Identitas Lingkungan Laut seperti Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat pekat dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Bagaimana Paertisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pelestarian Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.

Partisipasi Masyarakat seperti masyarakat dapat berpar-tisipasi dalam menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah. Masyarakat dapat menegur bila ada yang

Page 114: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

membuang sampah di tepi pantai . Bentuk ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengawasi, menegur, dan bekerja sama dalam menanggulangi sampah

Lingkungan Laut yang Lestari dan Berkelanjutan seperti lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di desa pao, masyarakat nelayan perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut, karna masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di lingkungan laut Desa Pao agar dapat di menikmati oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa Pao Kecamatan Tarowang.

DAFTAR PUSTAKA

Andrea.2010. Bioteknologi dan Lingkugan dalam, Perspektif Hubungan Utara - Selatan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama dan Konphalindo

Berkes,fikrt.1999.Sacred Ecology: Traditional Ecologogycal Knowledge and resource management. Taylor and fanacis: Philadelphia

Beryant dan Bailey (2001). Kantor Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan EMDI Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Satu Tinjauan), Jakarta.

Budihardjo.1990., Hak Asasi Manusia dalam Jakarta: Dimensi Global Jurnal IlmuPolitik., PT. Gramedia.

Bromley, DW1992. The commons, property, and commons property rigimes. In Making dhe commons Work Bromley (ed). ICS: san fransisco

Bryant L: raymon, and sinead bayley. 2001. Third work political ecology. Routledge: london and new york.

feenstra: 1992 Metode-Metode PenelitianKemasyarakatan, PT Gramedia Jakarta.

Forsyth T; 2003 Cristical Political Ecology: dhe politics of environmental science. Roudlege:londan

Haggan, N and brown, P 2002 aboriginal pisheris isseucs: the west coast of canada as a case study in production system in fisheries management. Pauly, D fand polomares M,L (eas) UBS fisheries canrer research cambridge 10 (8)

Hasan: 2002, Hak Asasi ManusiaPerkembangan Yang Merefleksikan Dinamika Sosial Politik, Universitas Airlanga, Surabaya,

Hidayat, Herman. 2011. Politik Lingkungan pengolalaan hutan masa orde baru dan reformasi. Yayaysan pustaka obor Indonesia. Jakarta

Husein: 1991 Asas Asas dan Metodologi Penelitian Grounded.Universitas Sebelas Maret, Fakultas Sosial Politik.

Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press. Bandung

Mariam,.1990.Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI ) dan Lembaga Ilmu Pegetahun Indonesia (LIPI), PT Gramedia Jakarta.

Mulyadi, 2007. Ekonomi Kelautan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Ostrom, Elinor 1990 geverning dhe commos: dhe evelotion of instutions for collective actions. Cambridge university press, cambidge

Redgwell: 1999, Afek Afek Sosial Politik dalam Pembagunan Ekonomi, dalam Pemikira ke Arah Demokrasi Ekonomi Jakarta.

Robbins P. 2004 politycal ecology; critical introduktions to georaphy blacwall pubilshing: oxpord.

Ruddle , K 1999. Dhe role of local managemens and knowledge systems in small scale fisheries. The jaurnal of policy studies. No.7

_____ . 2009. Keberdayaan Nelayan danDinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Satria, arif,2009.Ekologi politik nelayan.PT LKIS Printing cemerlang yogyakarta

Saleh, Gazalba, 1991. Pencemaran Lingkungan Oleh Perusahaan Multinasional (Suatu

Page 115: EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT …

EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO

K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO

Tinjauan Hukum Intemasional. Fakultas Hukum UI, Jakarta.

Suharto, Rakhmat. Bowo. 2001. Perlindungan Hak DuniaKetiga atas Sumber Daya Alam. PT. Tiara Wacana Yogya.

Sukemi: 2004, Makalah Pada SeminarNasional Lingkugan Hidup di UKSW 4 Juni,Selahtiga.

Sukanda: 2000 Hukum PerlindunganLingkugan , Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Gadja Madah University Perss, yogyakarta.

Soemarwoto., 1993. Hak Individu Lingkugan Hidup Yang Bersi . Perss Jogyakarta.

Soedjono:2005, Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembagunang (The World Commission on Environment and Development), Hari Depan Kita Bersama,PT Gramedia, Jakarta.

WidodoJ dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut, Gadjah Mada University Press