Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAI{ HASIL PEI\ELITIANDOSEN MI]I}A
PEMAITFAATAI'.{ DATII\ MIMtsA DAi{t_
DAUN MAHONI SEBAGAI PESTISIDA1\ABAT I TINT IJK ME IYGE I\D ALIKAI.{
HAMA Spodopteru litura F.PADA TAI{AMAI'.{ SAWI
OLEH:IR- MAIMUNAH, MSi
Dibiayai Oleh DIPA I{o. 0188.0/023 -04"0111/2008Kopertis Wilayah I Medan
JURUSAI\ HAMA DAN PEI{YAKTTUNI\TERSITAS MEDAI.{ AREA
MEDAN2008
b.oo ,,,ri9 . &7uou; Fv* A S -g-J-",t
LAPORAN HASIL PEIIELITIANDOSEI{MUDA
PEMANFAATA]Y DATIN MIMtsA DAh[DAUI.{ MAHONI SEBAGAI PESTISIDAI\ABATI T]I{T TII(, ME NGENDALII(AI\
IIAM A Spodoptera litura F.PADA TAIVAMAI{SAWI
OLEH:rR. MAIMUNAH, MSi
Dibiayai oleh DrpA No. 01g g.0/023-04.0/tt/zaagKopertis Wilayah I Medan
JURUSAI\ HAMA DAI{ PENIYAKTTUNTI\TERSITAS MEDAI{ AREA
NIEI}AN2008
HALAMAN PENGESAHANLAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA
1.a. Judul Penelitian
b. Bidang lknuc. KategoriPenelitian Pengembangan Ilmu dan Teknologi
Pemanfaatan Daun Mimba dan datrn MahoniSebagai Pestisida Nabati Untuk MengendalikanHama Spodaptera lituraF. pada Taniman Sarry.iPertanian
2. Penelitia. Nama Lengkap :
b. Jenis Keiaminc. Golongan/Pangkat/Nlp ,d. Strata Jabatan Fungsional :
e. Jabatan Shuktural :
f Fakultas/Jun$an :
g. PusatPeneiitian :
Ir. Maimunah, MSiPerempuanlWc/Penatal13l996t6}S2i Lektor
Pertanian/F{ama dan penyakit TurnbuhanLembaga Penelitian UMA
3. AlarnatPenelitia. Alamat Kantor : Fakultas PertanianJurusan HpT
Jl. KolarnNo. I MedanEstate _ Medan *20223Telp. : (061) 73O6t7B
: JI. Gaharu Complek pTp Dfffi Biok C No. 3Medan -20235 _ Telp. : 081263579003
c. Jumlah AnssotaLokasi
Kerjasama den
Brayayang.Drpgrlukan : Rp. 6.j0S.000 (e.namj.utalirnaratUqjturuQia$_Surnber Dana : DIPA No. 0188.0/023-04.Alfi 2008 Koperris
b. Aiamat Rumah
FP-Univ. Medan Area
Wilayah I Medan Utara
Medan, Juli 200SPeneliti,
)ryIr. Maimunah. MSiNIP. 131996162
r 130s17460
fifi9A647
.
DEPARTEMEI{ PENDIDIKAN NASIONALKOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH . INANGGROE ACEH DARUSSALAM - SUMATERA UTARAJalan Setia Budi ranjung Sari 2ot32,Telepon : 061 - g2l4g7g,taorrr, i;;;;,r' - 8210360
MEDAN SUMATERA UTARA. INDONESIA
Nomor : t64 to.ot.2.2lI<L/200gLamp :
Hal : Izin Penelitian.
Yth : Sdr.Kepala Laboratorium HpTFak. Pertanian UMAdiMedan.
Tembusan:- Rektor Universitas Medan Area
/Q Maret2008
Dengan hormat, kami beritahukan bahwa dosen Kopertis wilayah I :
N a m a : Ir. Maimunah,M.SiNIP :t31996162Jabatan : Ketua Tim peneliti
Akan mengadakan penelitian di Fak.pertanian uMA dengan :
Judul : Pemanfaatan daun mimba dan daun mahoni sebagai pestisida nabatiuntuk mengendalikan hama Spodoptera Jitura r.pud"u tuiu** ru*i.waktu : 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak t*ggiio rrrr"*ir.a. 20 Juni2008.
sehubungan hal tersebut, kami mohon Saudara dapat menerima dan membantumemberikan data/keterangan yang diperlukan, atas bantuan dan kerjasama yang baikkami ucapkan terima kasih.
!"{otcoY.l.iiS
ts:ljilSitti{rit:::
ABSTRAK
Hama merupakan salah satu masalah yang penting diperhatikan dalam usahaproduksi lanaman secara umum karena hama mampu menurunkan produksi secarasignifikan baik kualitatif maupun kuantitatif. Demikian juga halnya pada tanamansayuran yang sebagaian besar produknya dikonsumsi dalarn keadaan segar, masihmengandalkan insektisida kimia sintetis untuk mengendalikan hama. penggunaan
insektisida kimia sintetis merupakan masalah yang sangat perlu dipertimbangkanterutama dampak residu terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan terhadapmahluk hidup lainnya serta satwa-satwa liar. oleh karena itu harus dicari caraalternatif yang lebih aman dararn pengendarian hama anhra lain denganmengusahakan budidaya pertanian organik yang pada prinsipnya meminimarkaninput produksi seperti pupuk dan pestisida dari senyawa kimia sintetis. Salah satukomponen dalarn budidaya organik adalah pemanfaatan pestisida non-kirniawisintetis baik berupa insektisida hayati maupun nabati untuk mengendaliklan hama.Penggunaan pestisida di li,gkungan' pertanian menjadi rnasalah yarry sangatdilematis, terutama pada tanaman sayuran yang sampai sat ini masih menggunakaninsektisida kimia sintetis secara intensif. D satu pihak dengan digunakannyapestisidamaka kehilangan hasil yang diakibatkan organisme penggangu tanaman (opr) dapatditekan, tetapi akan menimbulkan dampak: negatif terrradap lingkungan sepertiberkembangnya ras hama yang resislgq terhadap insektisida, resurjensi hama,munculnya hama sekunder, terbunuhnya musuh alami hama dan hewan bukan sasaranlainnya, serta terjadinya pencemaran ringkungan. sementara ini sudah banyakdilakukan ujicoba pemanfaatan insektisida nabati sebagai alat pengendali hama dariberbagai spesies dengan hasil yang beragam. Namun dalam impelmentasinyapenggunaan pestisida nabati terutama untuk mendukung usaha pengembangansayuran organik masih belum memadai baik mengenai jenis dan cara pembmtanaya.Untuk mengatasi masalah tersebut dan menciptakan tanaman holtikultura terutamasa]ruran yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk yang aman dikonsumsi
maka penerapan usaha tani berbasis organik (pertanian organik) merupakankeharusan Dengan mempertimbangkan keragaman jenis dan hasil dari insektisidanabati tersebut maka pada turisan ini akan drpaparkan bagaimana potensipemanfaatan insektisida nabati untuk meagendarikan hama pada sistem budidayasayuran (sawi) organik' Perlakuan konsentrasi ekstrak daun mimb a 4yo danrnahoni2% (AzB)' persentase mortalitas (tingkat kematian lawa uji) sebesar 93,33o/osedangperlalaran yang terbaik adalah pada perlakuan ekstrak daun rnimb a 4yo danmahoni4% (A282), persentase morhlitss la^a uji mencapai 100%pada pengamatan g hsa.Perlakua, rnetode aplikasi dengan pencelupan (selarna 5 rnenit) memberikanpersentase mortaritas hama s- liturotertinggi, yaitu r*ao/osampai peng;arnatan g hsa.Terdapat interaksi antara perrakuan konsentoasi ekstrak daun mimba dan mahonidengan metode aprikasi terhadap persentase mortaritas hama s. ritura.
Kata kunci: Insehisida nabati, Spodoptera litura F., sawi organik
ll
I
KATA PENGANTAR
Syukur Athamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkardan rahmadNya penulis dapat menyelesaikan raporan hasir peneritian ke{asamadengan Kopertis wirayah I Medan dengan judur: ,, pemanfaatan Daun Mmba danDaun Mahoni sebagai pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama spodopteralituraF. pada Tanaman Sawi,, "rwtr's
penulis pada kesempatan ini meryampaikan tbesamva kepada pihark Koperris wiravah r M"drrt:;;sTlTil-:trfi;rril:,
untuk bekeqiasarna datam kegiaran penetirian Tatrun Anssaran
Karni sangat menyadari uO* O.ru*ya manfaat ke .
yang dipercayakan pada kami sehingga serain kuantitas ,""tlrtff *:ffi ;:::,r'r::juga dapat tercapai denga' baik di universitas Medan Area khususnya dan diSumatera Utara pada umumnya.
Karni sangat mengharapkan kegiata, kerjasama/banhlan dararn bidangpeneritian ini dapat berkeranjufan sehingga program Tri Darma perguruan Tinggibutir ke dua dapat berjalan secara berkesinarnbungan.Akhirnya penulis berharap semoga ,rrorio i*, peneritian ini dapat menjadi
:ri".T' bag' pihak-pihak vang berkepenringan khus,snya para perani sayur-
'Medan, Juli 200gPeuulis,
k lMaimunah, MSi.
tll
t.
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan Halaman
i
VIII
I
6
6
l3
18
AbstrakKata Pengantar .-.... ll
iiiivv
Daftar Isi ... .
Daftar TabelDaftar Garnbar......Daftar Lampiran]. PENDAHULUAN
L I Latar BelakangiI. TINJAUAN PUSiAKA
2. I Pertanian Organik .....-.2.2. Huna Spocloptera I itura F.
2.3. Insektisida Nabati
2.4. Tanaman Mahoni (swietenia nahagoni)- _ Sebagai Bahan Insektisida Nabati ..].7 5 P"^o-o D^*^^t^r---- ^2.5. proses pengolahan Dr* I\iil;;am o_r, ira"rr;.III. rujuan aan Laifaat pr;;id .:'::::" "aun Mahoru
3. l. Tujuan penelitian.... .... . ....... .." ' """""'..--.--
3.2.Manfaat penelitiar.... . .. -..-.....IV.METODEPENELmIAN................. "..--.-:.--..-.-.
f ] Tanput a* waktu penelirian --.-:..........
{ ] rehik pembuaran serbuk d;;;;du a* *urroni4 3 Aplikasi barran pestisida;;;i ..^""- uqr r'.rr{,' '...'.....'....-
4.4. Prosedur pengumpulan data _..4_5._ Pengamatan ..........
V. HASILPENELITIAN. .... ....,....5' l ' Pengaruh Ekshak oaun tvrimb" j* o".,r'trt*rrorr TerhadapPersenrase y"t{,:rqr-& odoptira lituraF... . _ .. . ... ..VT. KESTMPULAN DAN SAR;N ..:.... : '"'-' q L ' '
6.2. Saran.........-.._.
PAFTAR pusiAK; .. ....... ............. ....
2021
2t2t2323
232424
26
27
27
J)35353638
iv
No
DAFTAR GAMBAR
Judul Gambar Halaman
2
J.
4.
5.
Daur Tanarnan Mimba
ITun*n Mahoni (!*,:11* ^oniion 1 ...,...... :... :.......:... ::... :Tahapan-tahapan peneli tian .. ... .. . ...L .-. .-- .
Hubungan Konsentrasi Eksrak il; Il b;Y*ot T:rt adap persentar" Ld;titui Spodoptrrralihrra F.Umur 6 HSA ....._..,
Hubungan Konsenhasi Eksrak pu* ifai.ba darl "' '" "' ' '..
YahoniT:rhadap persentase Uortait* Sp odopt re ra
_tjtum F.Umur 7 HSA ... ...:l_.i{ulungan Konsenhasi Eksrrak Ou* fnti*U;d*\.tano1 Jertradap
persentase Mortalitas SpodaptreralituraF.UmurBHSA . .**]{ubungan Konsentrasi Eksrrak il; Mi,;;; il
"' ' ' ' "' "' "Mahoni Terlradap persenfase Mortali tas Spodoptreralitura F.Umur 9 HSA .. . . .. _. .Kelompok Telur clan Laryalnstar I H".il R"rri";...._......_....Larva Instar 2 Hasil Rearing .... .. . -....-Larva Instar 3 Hasit Rearin!y*g Die*r.k;; i;b#i i;;;s"uji.. .. .,.Larvalnstar 4 S.t.luf, epiif.uri lrr."Li]ria" fV"Urri ...Pengamaran Serangga Uji .. .. . .._.-D^.-^- h-- r',' ve -J' .'""".'"'
t4l92s
29
30
3I
32
4t41
42
424343
6.
8
Il0
11.
12.l3 Bagan Penelitian
V
No
t.
DAFTAR TABEL
Judul Tabel Halaman
Pengaruh Ekstrak Daun Mimba dan Daun Mahoni TerhadapPersentase Mortalitas Spodoptera tituri-e .. 28
axi$I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memasuki abad ke-2r banyak keruhan-keruhan masyarakat utamanya
masyarakat menengah ke atas tentang berbagai penyakit sPerti stroke,
penyempitan pembuluh darah, dan lain-lain, salah satunya disebabkan bahan
makanan yang dikonsumsi hasil dari budidaya petani yang menggunakan pestisida
kimia dengan frekuensi dan dosis berlebih menghasilkan pangan yang meracuni
tubuh konsumen' Adanya logam-logam berat yang terkandung di dalam pestisida
kimia akan masuk ke dalam aliran darah. Bahkan makan sayur yang dulu selalu
dianggap menyehatkan, kini juga harus diwaspadai karena sayurar banyak
disemprot pestisida kimia berlebih (wood, chaves dan comis ,2002).
Berbagai cara terah dilalcukan guna mendapatkan sumber pangan yang
sehat dikonsumsi. Maka dalam menghadapi tantangan era perdagangan bebas
antara negara-negara ASEAN (ArrA) pada tahun 2003,Asia pasific (ApEC), dan
perdagangan dunia (wro) pada tahun 2010. pasar internasionar terah
mensyaratkan "laber ekorogi {eco-tabettrng),, terhadap berbagai jenis komoditas
termasuk buah dan sayuran, yang harus diproduksi dengan ramah lingkungan.
untuk mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan dan menyongsong
Iiberalisasi perdagangan yang akan segera diberlakukan seperti tersebut di atas,
maka sistem pertanian boros energi yang serama ini kerjakan harus dirubah:
menjadi sistem pertanian berkeranjutan, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Pertanian organik telah menjadi satu alternatif daram pembangunan pertanian
berkelanjutan ( Harter, p.,G.; et.ar., 1994,Marvub,E.;2002;sutanto,R., 2002).
Ttr ra
.. Indonesia memiliki flora yang.sangat beragam, mengandung cukup banyak
jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat
dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewa.sa ini penelitian tentang famili
tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida nabati dari penjuru dunia telah
banyak dilaporkan. Lebih dari 1500 je4is tumbuhan telah dilaporkan dapat
berpengaruh buruk terhadap serangga (Grainge dan Ahmed r9s7).
Laporan dari berbagai propinsi di Indonesia menyebutkan lebih 40 jenis
tumbuhan berpotensi sebagai pestisida nabati @irektorat BpTp dan Ditjenbuq
1994)' Harnid dan Nuryani (1992), mencatat di Indonesia terdapat 50 famili
fumbuhan penghasir racun- Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk
ditemukannya famiri tumbuhan yang baru. Didasari oreh banyaknya jenis
tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida maka penggalian potensi tanaman
sebagai sumber insektisida nabati sebagai alternatif pengendalian hama tanaman
cukup tepat.
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari
tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendarikan organisme pengganggu
tumbuhan (oPT) Pestisida nabati ini dapat berfrrngsi sebagai penolalg penarik,
antifertilitas (pemaudur), pembunuh dan bentuk rainnya (Novizaq 20a2).
Insektisida nabati raemiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh
insektisida sintetik- Di alam, insektisida nabati memiliki sifat yang tidak stabil
sehingga rnemungkinkan dapat didegradasi secara alami (Arnason et al., rgg3).
Selain dampak negatif yang ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi,
resurgensi dan terbunuhnya jasad bukan sasaran ,dewasa ini harga pestisida
L
sintetik relatif mahal. Di sisi lain ketergantungan pgtani akan penggunaan
insektisida cukup tinggi (Metcalf, . 19g6). Har ini menyebabkan orang terus
mencari pestisida yang aman atau sedikit membahayakan lingkungan serta mudah
memperolehnya. Alternatif yang dapat dikerjakan di antaranya adalah
memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida k*rususnya tumbuhan
yang mudah diperoleh dan dapat diramu sebagai sediaan insektisida
(Schurnetterer, I 995).
Pada umumnya pengendarian hama yang dilakukan oreh petani sayur
maupun buah kebanyakan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida. Cara
pengendalian hama tersebut seorah-orah sudah membudaya dikarangan
masyarakat. Penggunaan insektisida cenderung berlebilu4 bersifat preventif, dan
dilakukan secara terjadwal. Berdasarkan hasil pengamatan, pemakaian pestisida
terbesar dilakukan pada tanaman holtikultura, khususnya tanaman sa,ruran
(Wikipedia ,2007).
organisme pengganggu tanaman menjadi masalah utama dalam kegiatan
pertanian organik salah satu hama penting yang menjadi target utama
pengendalianpadatanatnan sawi adalah hama Spodoptera lituraF. yang selalu
menyemng daun tanaman. Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut selain penggunaan pestisida sintetik adalah melalui penerapan
konsep pengendalian hama terpadu Glil). salah satu komponen pHT yaitu
penggunaan pestisida nabati, diantaranya . culan, kenikir, dan senyawa
azadirachtin yang berasal dari tanaman mimba. Jenis-jenis tanaman ini terbukti
efektif mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman (opr)
aJ
E
tinggi, juga mudah mengalami biodegradasi yang diperkirakan tidak berbahaya
terhadap lingkungan. Hal ini didasarkan kepada struktur kimia yang biasanya
hanya terdiri dari carbon, oksigen, hydrogen dan kadang-kadang nitrogen
(Mahrub,2002).
suatu altematif pengendalian harna penyakit yarg murah, praktis dan
relatif aman terhadap lingkungan sangat diperlukan oleh negara berkenrbang
seperti Indonesia dengan kondisi petaninya yang memiliki modal terbatas untuk
membeli pestisida sintetis. oleh sebab itu, sudah tiba saatnya untuk
memasyarakatkan pestisida nabati yang ramah lingkungan
Menurut Kardinan {2004), tumbuhan terah mengembangkan bahan kimia
sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Tumbuhan banyak
mengandung bahan kimia yang merupakan produlai metabolit sekunder dan
digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme
penganggu (OPT)' Untuk mendukung meningkatnya produksi tanaman budidaya
khususnya sayuran dari serangan hama khususnya ulat $ayak (spodoptera litura)
maka diperlukan adanya penelitian mengenai efektivitas dari tumbuh-tumbuhan
penghasil pestisida nabati daram mengendalikan organisme penganggu tanaman
(OPT) terutama ulat grayak (spodoptera litura F.).
Mimba rnerupakan tanaman yang memenuhi persyaratan (rnenurut grup
konsultasi paru ahri FAo daram pengembangan pestisida nabati) untuk
dikembangkan menjadi sumber bahan dasar pembuatan pestisida nabati. Karena
mimba memiliki sifat antara lain : (a) merupakan tanaman tahunan, (b) tidak perlu
dimusnahkan apabila suatu saat bagian tanamannya diperlukan, (c) mudah
dibudidayakan, (d) tidak meqiadi gurma atau inang bagi organisme pengganggu
tumbuhan (oPT), (e) mempunyai nilai tambah, (fl mudah diproses, sesuai dengan
kemampuan petani (Ahmed, 1995).
Tanaman lain yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati adalah
tanaman mahoni {swietenia mahagoni Jacg.) dan mahoni berdaun besar
(Swietenia maqopltylla King) kedanya termasuk dalam famili Meliaceae. Bahan
aktif yang terdapat dalam tumbuhan mahoni ini ada dua macam, masing-masing
saponin dan flavonoida yang berperan sebagai anti makanan dan insektisida
(sumarwoto, 2005). Dan apabila serangga terkena bahan aktif dari mahoni maka
akan mengganggu proses komunikasi seksual dan perkawinan, menorak
(repellent) serangga dewasa, mencegah betina meletakkan telur, meracuni
serangga dan mencegah rnakan (I(ecker, 1976).
Jalan keluar rurfuk memenuhi tuntutan pasar akan produk pertanian bebas
pestisida kimiawi, maka arah pengembangan insektisida adalah menemukan
produk alam terutama dari tumbuhan dan mikroba. pencahariaan senyawa aktif
biologi giat dilakukn dengan tujuan untuk mengurangi darnpak negatif dan
meningkatkn dampak positip bagi kesejahteraan manusia. Senyawa aktif biologi
yang didapatkan dari berbagai sumber hayati selain daya racunnya masih tetap
II. TI]YJAUAN PUSTAKA
2.1, Pertanian Organik
" ' Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu. system produksi
pertanaman yang berdasakan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat
melalui sarana limbah tanaman dan temak, serta rimbah rainnya yang mampu
memperbaiki status kesuburan dan struktut tanah Daur ulang hara merupakan
teknologi tradisional yang sudah cukup lama dikenal sejalan dengan berkembang
peradapan manusia, terutama di. daratan china ( sutanto, R., 2002).. Dalam hal
pengendalian organisme pengganggu tanaman rebih lanjut Kardinan {2002)menyebutkan bahwa pertanian organik secara sederhana diartikan sebagai
kegiatan pertanian yang salah satunya tidak rnenggunakan bahan kirnia sintetis
untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OpT).
Pertanian organik adarah sistem pertanian yang beke{asama dengan aram,
menghayati dan menghargai prinsipprinsip yang bekerja di alam yang telah
rnenghidupi segara makhruk hidup beduta-jutatahun lamanya. prinsip-prinsip
umum pertanian organic didasarkan pada prinsip ekorogis sehingga hubungan
antara organisme yang ada dalam agroekosistem meqjadi seimbang dalam satu
kesatuan; dan didasarkan pada prinsip ekonomi dan sosial daram afti system
pertanian organic menguntungkan secara ekonomi, produk pertanian sehat dan
dalam jumlah cukup, mengembangkan kearifan tradisional dan inisiatif
masyarakat sendiri.
Dalam prakteknya menurut (Sutanto,R, 2[A2),pertanian organik dilakukandengan cara, antara lain:
- Menghindari penggunaan benih/bibit hasir rekayasa generika (GMo:geneficol ly modfied organ ism)
- Menghindari penggunaan pestisida kirnia sintetis; pengendarian gurma,harna dan penyakit d,akukan dengan cara mekanis, biorogis dan rohsitanaman.
- Mengtrindari penggunaan zat pengafur tumbuh (growth regurator) danpupuk kimia sintesis' Kesuburan dan produktivitas hnah ditingkatkandan diperihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandangdan batuan minerar arami, sertra penanaman Iegurn dan rotasi bnaman.
- Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan adiatif sintesisdalam makanan ternak.
sistem pertanian organik mengajarkan pada kita tentang kaidah alam.Alam rnengajari kebajikan bagr umat manusia. Alarn merupakan suatu kesatuan,terdiri dari banyak bagian, sepeni organisme dengan orf&n:orgonnya. Semuabagian bedaran daram harmoni, saring melayani dan berbagi. Tiap organ mem,ikiperan masing-masing, sarihg merengkapi dan memberikan sinergr untukmenghas,kan keseimbangan secara optimar, dan berkerarlutan. setiap komponentidak berpikir dan beraksi hanya demi ,,.tr
u,,, tetapi untuk ,,kita,,:keseruruhan aram.
Demikran harnya ararn, merindungi dan mengayomi bagian_ baglannyasecaraharmonis' Pertanian organik juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam.segala yang ada di aram adarah berguna dan mem,iki fungsi, saring merengkapi,
melavani dan menghidupi untuk semua. Daram alam adakeragaman hayati dankeseimbangan ekorogi- Maka pertanian organikpun menghargai keragaman hayatidan keseimbangan ekorogi. Be{uta ta&un aram membuktikan prinsipnya, tak adaeksploitasi serain optimarisasi pemanfaatan. Demikian harnya pertanian organi(tidak untuk memaksimarkan hasir, tidak berrebih; tetapi cukup untuk semua
makhluk dan berkesinambungan- Inilah filosofi mendasar dari pertanian organik
Q.{otohadiprawiro, 1993 ; Sutanto,R. 2A02).
2.2. Hama Spodoptera lituraV. ;
2,2.1,. Siklus hidup Spodoptera lituraF. .
Menurut Direktorat perlindungan Hortikulutura (2007),
(spodoptera liluraF.) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom :Animalia
UIat grayak
Filum
Kelas
: Arthropoda
: Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Subfamili : Arnphipyrinae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera lituraF
Hama ini termasuk ke daram jenis serangga yang mengalami metamorfosis
sernpurna yang terdiri dari empat stadia hidup yaitu terur, lawa,pupa, dan imago.Pada siang hari urat grayak tidak tamparg karena umumry/Er bersembunyi ditempat-ternpat yang teduh, di bawah batang dekat reher akar. pada mararn hari
ulat grayak akan keluar dan rnerakukan searangan. serangga ini merusak pada
stadia larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berrubang-rubang. Biasanya
dalam jumrah besar urat garayak bersama-sama pindah dari tanaman yang terah
habis dimakan daunnya ke tanaman lainnya (pracaya, 1995).
- Biologi
sayap ngengat bagian depan berwama cokrat atau keperak-
peraka4 sayap berakang berwama keputih-putihan dengan bercak
hitam. Maram hari ngengat dapatterbang sejauh lima kilometer. seekor
ngengat betina dapat meletakkan 2000_3000 telur. Terur berbentuk
hampir burat dengan bagian datar merekat pada daun (kadang-kadang
tersusun dua rapis), berwarna cokrat kekuning_kuningan diletakftan
berkelompok (masing-masing berisi 25-5a0 butir) yang benruknya
bermacam-macam pada daun atau bagian tanamanrainnya. Kerompok
telur tertutup buru seperti berudru yang berasar dari buru_buru tubuh
baglan ujung ngengat betina. ulat berkepompong dalam tanah,
membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon), berwarna cokrat
kemerahan dengan panjang sekitar r,6 cm. Sikrus hidup berkisar antara
30-60 hari (rama stadium terur z*hari, Iarva yang terdrri dari 5 instar:
20-46 hari, pupa : g_I t hari) (Ardiansya[ 2002).
Lawa mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai
sabit berwarna hitam pada segmen abdomen yang
kalung/bulan
keempat dan
kesepuluh- pada sisi Iaterar dan dorsar terdapat garis kuning. trat yang
baru rnenetas berwarna hijau mud4 bagran sisi coklat fua atau hitam
kecoklat-cokratan dan hidup berkerompok. Beberapa hari kemudian
tergantung ketersediaan makanarl larva menyebar dengan rnenggunakan
benang sutera dari murutnya. siang hari bersembunyi daram tanah
(tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari.
Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam
jumlah besar. warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanatg
perbedaan hanya pada tanda buran sabit, berwarna hijau gerap dengan
garis punggung warna gelap memanjang. Umur dua minggu paqiang
ulat sekitar lima centimeter, (Her4 2007).
- Morfologi
umumnya rarva mempunyai titik hitam arah laterar pada setiap
abdomen (samharinto,r990)l Larva muda berwarna kehijau-hijauan
Menurut Direktorat Jenderal perkebunan (1994), instar pertama tubuh
larva berwarna hijau kuning panjang 2,00 samp ai 2,74 mm dan tubuh
berbulu-bulu halus, kepara berwama hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm.
Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75-10,00 mrn,
bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat
garis hitam meningkat pada bagian dorsar terdapat garis putih
memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada torak terdapat
empat buah titik yang berbaris dua-dua Larva instar ketiga memiliki
panjang tubuh 8,0 - I5,0 mm dengan lebar kepala 0,5 * 0,6 rnm. pada
bagian kiri dan kanan abdomen terdapat gans zig-zagberwarna putih
dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat, kerima dan keenam
10
I
agak sulit dibedakan. untuk panjang tubuh instar ke empat 13-20 mm,
instar kelima 25-35 mm dan instar ke enam.35-50 mm. Mulai instar
keernpat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau
kekuningan atau hijau keunguan- Larva mempunyai warna yang
bervariasi, mempunyai kalunglbulan sabit berwarna hitarn pada segmen
abdomen yang keempat dan kesepuluh. pada sisi lateral dan dorsal
terdapat garis kuning. ulat yang baru menetas berwarna hijau muda,
bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan.ulat berkepompong
dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwama
coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Inago berupa ngengat
dengan warna hitam kecoklatan. pada sayap depan ditemulran spot-spot
berwarna hitam dengan strip-strip putih dan kuning. sayap belakang
biasanya berwarna putih, (Ardiansyah, 20AD.
- Tanaman Inang
Hama ini bersifat polifag, selain tomat juga menyerang kubis, cabai,
buncis, bawang meratq terung kentang, bayanq padi, jagung
tebu, jeruk, pisang tembakau, kacang_kacangan" tanaman hias, gulma
Limnocharis sp., passiflora foetida, Ageratum sp., Cleome sp., dan
Trema sp (Hera,2007).
- Musuh Alami
Beberapa musuh alami yang menyerang urat ini yaitu Apenteres
sp' Telenomezer sp, Brachymeria sp, charops rongiventris, cheronus sp,
11
Euplecectru.s platyphenae, afiicroplitis qtanilae, Nytkabia sp,
Tachinidoe, Padomya setosa dan Harqtaelor sp. (sudarmo, lgsz).
z.z.z.Gejala Serangan
Larya yang masih kecil merusak daun dengan
meninggalkan sisa-sisa epidennis bagan ataVtansprsn dan
tinggal tulang-tuiang daun saja dan ulat yang hesar memakau
tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak
beraturan, bahkan kadang-kadang harna ini juga memakan tunas
dan bunga Pada serangan berat manyebabkan gundulnya daun.
serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau (wikipedia,
2007).
Lawa merusak dan memakan daun, sehingga daun yang
diserang menjadi bolong-bolong yang tak teratur. Tanaman
sayuran yang terserang parah mengakibatkan produksinya menurun
dan kwalitasnya rendah. serangan hebat te{adi di musim kemarau
(Rukmana, lgg4).
2.3. Insektisida Nabati
Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni
pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi
bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya baglan
tanaman tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki
sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya
12
digunakan rurtuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit
(bersifat bakterisidal) (Rumah Agrobisnis, 2007).
Aplikasi bahan organik selain dapat meningkatkan efisiensi pemupukan
organik, diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas tanah sehingga dapat
menuju pertanian organik yang sehat. Pertanian sehat adalah sistem pertanian
yang dapat mempertahankan keberlanjutan dan produhivitas tanalr, menciptakan
konser"asi dan dapat mengurangi degredasi tanah (Handayanto dan
AieisusilaninesilL 2AAq.
Ekstraksi senyawa yang nienganrJung pestisi da dari dalanr tanatnan
biasanla menggunakan pelarut organik seperti etanol, methanol, asetorq dan
tnton. Hasil yang diperoleh dngan menggunakan pelarut organik memang sangat
tinggi, terutama untuk mengektrak minyak yang terdapat di dalam bi1ii. Namu4
para petani sulit mendapatkan zat pelarut ini dan harganya pun relaif rnahal.
sebagai altenatif lain dapat diganakan bubuk detergen dengan konsentrasi satu
gram/liter untuk merendam tumbuhan nabati yang sudah diolah sedemikian rupa.
Detergen dapatdipakai untuk mengektraksi biji nimba, biji sirsak, biji buah nona
da, bagian tumbuhan lainnya de,gan hasil yang cukup memuaskan (prijono dan
Triwidodo, tgg4).
2-3,1- Tanaman Mimba sebagai Bahan tnsektisida Nabati
Mimba {Azadirachta indica A. Juss) dapat digunakan sebagai
pestisida, karena mengandung liahan aktif khusu sntya azadirachtin, dan
penelitian lainqya juga men*njukkan bahwa mimba dapot digunakan
sebagai obat. Karrdungan bahan ak-tif utam a pada mimba (khususnya
l
un dan biji) antara rain azadirocrttin, meriantrior, sarantn, niiTnimbidin' Beberapa produk terah dihas,kaq baik di ruar negeri,
maupun di daram negeri, antara. rain : sabun mandi antiseptik, yang
mampu mengendarikan kudis, gatar-gatal, hingga eksim, sabun dan
shampoo untuk binatang periharaan yang mampu menghilangkan kutu
dankudis (Scab).
Pestisida nabati yang berasal dari pohon mimba (Azodirachta
indico A' Juss) sudah banyak dikenar masyarakat dunia (Gagoup and
Hayes, 1984; Ermer, 1995). serain dikenar sebagai pestisida dan juga
bahan pupuh bangunan serta penghijauan, berakangan ini dikenar juga
sebagai bahan obat dan kosmetik sehingga disebut sebagai tanaman
muiti-fungsi (Grainge and Ahmed tggT).
dau
dan
Gambar l. Daun Tanaman Mirnba
2.3.2. Kandungan Bahan Aktif
Tanaman merupakan gudang
kandungan berbagai jenis bahan aktif
bahan kimia yang
Di dalam hnaman
kaya akan
terkandung
t4
//x.rr.)
puluhan a'uu ratusan, bahkan ribuan jenis bahan kirnia dan dikenar
suatu kelompok bahan aktifyang disebut "produk metabolit sekunder-
(Secontlary membolic products), dimana fungsinya bagi tumbuhan
tersebut daram proses metaborismenya kurangjeras. Namun kerompok
ini dikenar berperan dalam har berinteraksi atau berkompetisi,
termasuk menjadi bahan untuk merindungi diri dari ganggum
pesaingnya (Kardinan, 2002).
Tanaman mimba, terutama dalam blji dan daunnya
mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder
yang diduga sangat bermanfaat, baik daram bidangpertanian (pestisida
dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obatobatan). Beberapa
diantaranya adalah azadirachti4 salani4 meliantriol, nimbin dan
nimbidin (Ruskin, r993). Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar r7komponen dan komponen yang rnana yang paling berAnggung jawab
sebagai pestisida atau obat, belum jeras diketahui (Rembold, r9g9).
Mmba tidak membunuh hama secara cepar namun mengganggu hama
pada proses rnakan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (senrayan,
1ee7).
Azadirachtin jugaberperan sebagai ecdyson blocker atau zatyang dapat menghambat kerja hormon ecdyso4 yaitu suafu hormon
yang berfungsi dalarn
terganggu pada proses
proses metamorfosa serangga. Serangga akan
pergantian kuliq ataupun proses perubahan dari
telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari
lL-:-
kepompong meqiadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses iniseringkati mengakibatkan kematian (chirl lgss). satanin berperan
sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yangmengakibatkan daya
rusak serangga sangat menunrn" walaupun serangganya sendiri belum
mati. oleh karena itu, dararn penggunaan pesfisida nabati dari mimba,
seringkali hamanya tidak mati seketika seterah disernprot {knock
down), namun memerrukan beberap a ha'- untuk mati, bias aryra 4-5
hari' Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya
rusaknya sudah sangat filenurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin,
1993)' Meliqntriol berperan sebagai pengharau (reperlent) yan'mengakibatkan serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu
kasus tedadi ketika belarang schistocerca gregaria menyerang
tanaman di Afiika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali
satu jenis tanama4 yaitu mimba (sudarma.dji, rggg). Mimbapun dapat
merubah tingkah laku serangga, khususnya berara ng (insect behavior)
yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi
bersifat solitairyang bersifat tidak merusak.
Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme
seperfi anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk
digunakan dalam mengendarikan penyakit tanaman Guskirr rg93).
ridak terbatas har itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya
masyarakat sebagai obat tradisionar yang mampu menyembuhkan
segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003).
l6
selain mengandung bahan-bahan tersebut di atas, di daram tanaman
mimba masih terdapat berpulurr, bahkan beratus jenis bahan aktifyang
merupakan produksi metabolit sekunder yang belum teridentifikasi dan
belum diketahui manfaatnya.
2,3,2. Mimba Sebagai pestisida
sudah sejak lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati
dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas (Broad spectrum),baik
digunakan secara sederhana di negara berkembang, maupun
digunakan secara terformula di negara maju, seperti Amerika serikat.
Di Amerika serikat sendiri mimba sudah digunakan socara meruas,
yang pada awarnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan
organisme pengganggu tumbuhan (opr) pada tanaman yang bukan
untuk dikonsums i (non-food erops), ilamun belakangan ini sudah
diperkenankan diperg,nakan untuk mengendarikan opr pada
tanaman pangan (food uops), dengan berbagai jenis merk dagang,
diantaranya adarah Margosan, Aligrr,, Turpex, Azatindan Bio-neem.
Negara rainpun di Asia sudah banyak yang memproduksi
pestisida nabati dari mimba, diantaranya India dengan berbagai merk
dagang, satu diant&ranya yang sudah masuk ke Indonesia adarah
"Neernazal", singapura yang juga telah memproduksi pestisida nabati
mimba dan telah masuk pula ke Indonesia, namun dengan
mengalcu/mengklaim sebagai pupuk organik cair, yaitu *Bionature,,,
dan masih banyak merk dagangrain yang terah dibuat oreh Thailand,
17
Myarunar dan singapura. Indonesiapun saat ini terah banyak yang
memproduksi pestisida nabati dari mimbq diantaranya oleh Institut
Teknorogi Bandung (n'B), Balai peneritian Tanaman serat dan Kapas
(Balittas-Malangl Balai penelitian Tanaman Rempah dan obat
(Balinro-Bogor) dan pihak-pihak swasta (pT. Nihon seima), maupun
LSM lainnya.
2'4' Tanaman Mahoni (swietenia mahagonf) Sebagai Bahan [nsektisidaNabati -
Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika
dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Mahoni
dikelompokkan menjadi dua, mahoni berdaun kecil (swle tenia mahagoni lacg.)
dan mahoni berdaun besar (swietenia macrophyilaKing) Keduanya termasuk
dalam keluarga Meliaceae. Mahoni berdaun besar dapat tumbuh baik pada lahan
dengan ketingglan bervariasi antara0-1.000 meter di atas permukaan laut dengan
curah hujan l-600-4.000 mm per tahun dan trpe ikrim A sampai D. pada
umumnya mahoni senang pada tanah yang bersolum dalam. Jenis ini juga masih
bisa bertahan pada tanah yang sewaktu_waktu tergenang air.
Pohon mahoni serama ini dikenal sebagai penyejuk jaranan atau sebagai
bahan untuk membuat segala bentuk .furnilure. Berdasarkan penelitian di
Iaboratorium, pohon mahoni (swietenia mahagon), termasuk pohon yang bisa
mengurangi polusi udara sekira 47% - 69o/o.Pohon mahoni yang ditanam di hutan
kota atau sepanjangjalan berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air.
Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. sebaliknya,
18
dedaunan itu akan rnelepaskan oksigen (o2) yang membuat udara di
menjadi segar. Ketika hujan twun, tanah dan akar-akar pepohonan
"mengikat" air yang jatuh, sehingga menjadi'cadangan air.
sekitarnya
itu akan
Gambar 2. Tanaman Mahoni tsiiaenia mahagoni\
Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak,
bulat telur, berlekuk rima, warnanya cokerat. Biji pipih, warnanya hitam a,uu
cokelat' Di Indonesia mula-mula tumbuh secara Iiar di hutan-hutan, di kebun
maupun di mana saja- Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 30 meter, bahkan bisa
lebih' Penyebarannya dengan biji. Setelah umurnya antara 7-g tahun mahoni
sudah mulai berbunga. Buahnya berbentuk bulat terur, kalau masih muda
berwama hijau dan setelah besar menjadi cokelat. Dalam buah yang berlekuk Iima
itu berisi biji mahoni yang bentuknya pipih dengan ujungnya agak tebal berwarna
cokelat kehitam-hitaman. Kalau buah itu sudah tua sekali, kulit buahnya akan
pecah sendiri dan biji-b{iinyayang pipih itu beterbangan terfiup angin ke sana
kemari berjatuhan ke tanah lalu turnbuh menjadi pohon mahoni baru (sumarwoto,
2005).
Kandungan kimia mahoni ada dua
Jlavonoida adalah alkoloid yang berperan
macam, masing-masing saponin dan
sebagai anti feedent (anti makanan)
19
r
sehingga menyebabkan serangga tidak
rendah bersifat racun perut. Daun dan
mau makan dan insektisida, konsentrasi
biji dapat berperan sebagai insektisida,
Iarvasida, repellent (penolak serangga),
dengan cara keda sebagai racun perut
Kardinan,2005).
dan anti feedant (penghambat makan)
(Anonimus, 1994; Grainge" l99g :
2'5, Proses Pengorahan Daun Mimba dan Daun Mahoni
Bagian utama dari pohon rnimba dan mahoni yang dimanfaatkan adalah
daun' Berikut dijelaskan mengenai prosesing daun agar dapatdimanfaatkar! baik
sebagai obat, pestisida, kosmetik, toilet teries, pupuk dan lainnya.
Daun dapat digunakan langsung daram keadaan segar, ataupun
dikeringkan, namun ada juga yang .dibuat tepung, sehingga rebih praktis
pengemasannya' Dalam keadaan segar tidak memerlukan perlakuan khusus, hanya
perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan cara dicuci, selanjutnya
apabila akan digunakan sebagai obat, cukup menyeduh tujuh lembar daun daram
dua gelas air sampai rnenjadi satu gelas air. Sirnplisia kering daun diperoleh
dengan cara mengering-anginkan daun sampai daun bisa diremas menjadi
serpihan. Bisajuga dilakukan pemanasan dengan oven yang direngkapi fan (kipas
angin) pada suhu maksimar 4000 c atua ada juga yang menjemur di bawah sinar
matahari di bawah jarn r0 pagi (tidak terraru terik). Tepung daun rnimba dan
mahoni diperoleh dengan cara menggrinderlblender daun kering tadi dengan alat
khusus {grinder) atau dapat juga dengan alat penghancur yang seperti
mixer/blender.
20
rTT. TUJUAN DAN MANFAAT PENELTTIAN
3.1. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini berlujuan untuk :
l- Mengetahui kemanjuran/Efektivitas dari ekstrak tumbuhan mimba dan
mahoni yang berpotensi sebagai insektisida nabati terhadap mortalilas
ulat Sp o dop t e ra I itur aF .
2. Mendapatkan bahan pengendarian hama yang selektif, hemat energi,
dan ramah lingkungan. Adanya kandungan berbagai jenis bahan aktif
dari pestisida nabati serbuk daun mimba dan mahoni dapat menjadi
umpan dalam memperangkap ulat s. lituraF. di tanaman organik sawi.
3.2. MANFAAT PENELTTIAN
Diperoleh metode pengendalian hama ulat .s. litura F. yang mudah
diaplikasikan oleh petani dan ramah lingkungan. Dari penelitian ini akan
diperoleh informasi tentang hasil pembuatan pestisida.nabati dari beberapa jenis
tanaman yang menghasilkan bahan aktif sebagai alat pengendali hama ulat S.
litura F. yang efektil dengan metode sederhana, murah, petani dapat membuat
dan mengaplikasikannya sendiri, dengan sumber bahan yang dapat
dibudidayakan sendiri.
Pada akhirnya metode pengendalian hama dengan bahan nabati ini akan
menjadi salah satu komponen yang dapat diaplikasikan sesuai dengan kaidah.
kaidah pengendalian yang sesuai dengan pengendalian Hama Terpadu.
2t
Penelitian ini dapat digunakan sebagai media pemberajaran yang menarik
bagi mahasiswa khususnya pada mata kuliah bioteknologi, hama tanama4
pertanian berkelanjutan, krinik tanaman di Fakultas pertanian. Bagi peneriti,
maka penelitian ini dapat me4fadi sumber keativitas untuk menciptakan suasana
pembel aj a r an y ang respons if terhadap isu aktuar dalam bidang pertanian
22
IV. METODA PtrNELTTtdIY
4.1, Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian dirakukan di Laboratorium Hama dan penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertania4 Universitas Medan Areg",JI. Kolam Medan Estate Medarl
pada ketinggian tempat + 12 meter di atas permukaan laut, bertofo grafi datar
dengan jenis tanah alluvial. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di
laboratorium' Tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan dituqiukkan dalam
bagan alir penelitian berikut dapatdilihat pada gambar l.
4.2-Teknik pembuatan serbuk daur mimba dan mahoni
Daun yang telah dipanen kemudian dilayukan serama rg_20 jam untuk
mengurangi kadar air dalam daun serta untuk menambah volume hasil serbuk.
Penggilingan daun dilakukan dengan menggunakan grinder/blender. urutan
pembuatan serbuk sbb:
(1). Daun tanaman segar dengan berat 2 kg dilayukan selama lg-24 jam
{2). Grinder/blender diisi daun kering 2/3 bagian dan selanjutnya
di grinder/blender sampai halus.
(3). Daun yang sudah halus diayak dengan kerapatan ayakan 100 mess
(4)' Serbuk yang sudah diayakdirnasukkan ke daram blender dengan dicam-
pur air agar pada saat diblender cepat bercampur dengan bahan pelarut.
Kemudian dimasukan detergen rebih kuran g r mglrsebagai perarut, dan
blender sampai rata/halus.
/,J
(4) Kemudian ekstrak tumbuhan dikeluarkan dari- blender dan disaring ke
dalam gelas ukur agar ampasnya tidak ikut terambil.
(5) Hasil saringan (ekstrak) di pindahkan ke dalam botol air mineral dan
masing^masing botol diberi label sesuai dengan konsentrasi yang akan
digunakan
(6)' Ekstrak cair disirtrpan di dalam lemari pendingin dan digunakan sebelum
satu minggu karena lamanya penyimpanan akan mempengaruhi
efektivitas dari pestisida nabati.
(7). Insektisida siap untuk dipakai/diaplikasikan
4.3. Aplikasi bahan pestisida nabati
Aplikasi terhadap s. Lituro, sebanyak 5 ekor instar tiga dimasukkan ke
dalam toples berisi daun sawi yang akan di jadikan pakan, jumrah daun
sawi untuk setiap toples sebanyak 50 g- Daun sawi sebanyak 50 g
tersebut sebelumnya dicelupkan ke dalam larutrn ekstrak sesuai
komsentrasi (selama 5 menit) dan dikering-anginkan. Daun yang terah
dikering-anginkan diletakkan ke dalam toples yang berisi Iarva uji
sebagai pakaq toples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet
gelang.
4.4Jrosed ur pengumpulan data
Penelitian dilakukan dengaa Rancangan Acak Lengkap, dengan 9
perlakuan dan 3 ulangan
AoBo : tanpa perlakuan :
24
AcBr : tanpaekstrak mimba * 2o/o ekstrak mahoni
AoBz: tanpa ekstrak mimba + 4yoekstrak mahoni
ArBo: 2% elatrak mirnba + tanfla ekstrak rnahoni
ArBr = 270 ekstrak mirnba + Zyo ekskak mahoni
ArBz: 2Yo ekstrak mimba + 4o/oekstrak mahoni
AzBo: 4% ekstrak mimba + tanpa ekstrak mahoni
AzBr: 4% ekstrak mimba +Zvo eksfiak mahoni
AzBz - 4% ekstrak mimba + 4o6ekstrak mahoni
Pengarnbilan Daun Mimba dan Daun Mahoni dariLapangan
Pengeringan daun Mimba dan Daun Mahoni
Peinbuatan serbuk Kedua daun bahan pestisida sebagai bahanpestisida nabati
Aplikasi Pestisida Nabati sesuai perrakuan pada Tempat-TempatPengujian
Parameter yang diamati
Respon ulat S. litura F. terhadap Mortalitas S, lrturaF.
Garnbar 3. Tahapan- tahapan penelitian
25
4.5. Pengamatan4.5.1. Persentase Kematian Serangga Uji
Pengamatan terhadap populasi perilaku dan ulai s. litura F. dilakukan I
(satu) hari setelah perlakuan dengan mengamati gerak, wama dan kematian ulat
dalam stoples pada setiap perlakuan Pengamatan dilalcukan I hari setelah
perlakuan dengan interval waktu 2 hari, pengamatan berakhir sampai
ditemukannya kematian serangga uji sebanyak l0o%. untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi dari ekstrak daun mimba terhadap kemampuan fudup dari.S.
Iitura dengan menghitung serangga uji yang mati dengan Rumus:
p : ! *1ggo7oB
Dimana : P: Persentase kematian serangga
a: Jumlah serangga yang mati
b : Jumlah serangga keseluruhan/serengga awar (Anonimus, 1993)
Bila terdapat kematian serangga uji pada perlakuan kontrol maka data
dikoreksi dengan menggunakan rumus Abbot:
Ms = Yf -* xtoo%
Dirnana : Ms: Persentase mortalitas sebenarnya
Mp = Persentase mortalitas perlakuan
Mk: Persentase mortalitas kontrol (Grainge, l99g)
I
26
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5'1' Pengaruh Ekstrak Daun Mimba dan Daun Mshoni rerhadap persentaseMortalitas S.litura
Hasil.'penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mimba dan mahoni
berpengaruh tidak nyata terhadap persentase mortalitas s. lituyapada umur 1 * 5
hsa, tetapi belpengaruh sangat ny:utu puduumur 6 - g hsa ( hal ini dapatdi lihat
padatabel l di bawah ini). Hal ini dikarenakan serangga mencari kesesuaian inang
dan pakan yang dibutuhkan. Menurut syahputra (2006),interaksi serangga dengan
tumbuhan inangnya daram proses pemilihan inang merewati lima tahap, yaitu
penemuan habitat inang penemuan inang pengenaran inang penerimaan inang
dan kesesuaian inang. Empat tahap wrtama berkaitan dengan perilaku serangga
sebelum makan, sedangkan tahap terakhir melibatkan proses fisiologi setelah
makanan dicema yang akhirnya menentukan kesesuaian pakan tersebut bagi
pertumbuhan dan perkembangan serangga.
Hasil penelitian yang tertera pada tabel di bawah memperlihatkan bahwa
secara umum perlakuan s6 (kontrol) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan
lainnya' Gambar di bawah memperlihatkan bahwa bentuk kurva respon hubungan
konsentrasi ekstrak daun mimba dan mahoni dengan persentase mortalitas s,.
litura adalah linier.positif dengan persamaan : y : 2,g6 s + 20,00 (r : 0,9474).
Koefisien korelasi (r) sebesar 0,9474 berarti bahwa 94,74 vo kematian s. rirura
disebabkan oleh ekstrak daun mimba dan mahoni.
serangga yang toreran, melarui system metabolisme senyawa asing daram
tubuh serangga, serangga akan menetralkan atau mendetoksifikasi senyawa akfif
27
-
II
menjadi tidak aktif; sehingga serangga dapat beradaptasi dengan senyawa
tersebut. Metabolisme senyawa aktif tersebut terdiri dari dua tahap. Tahap
pertama melibatkan reaksi oksidasi, hidrolisis, reduksi, dan reaksi enzimatik lain
yang menghasilkan senyawa polar. pada tahap kedua, sebagian hasil reaksi
pertama akan diikat oreh senyawa porar tertentu yang terdap at daram tubuh
membentuk konjugat yang larut dalam air. Konjugat ini lalu dikeluarkan dari
tubuh bersama-sama dengan kotoran serangga. Proses metabolisme tersebut
membutuhkan banyak energi. Energr yang digunakan untuk detoksifikasi
diperoleh dari energi yang seharusnya untuk pertumbuhan dan perkembangan
serangga- sebagai akibatnya pertumbuhan serangga akan terganggu. Beberapa
jenis serangga dapat beradaptasi dengan senyawa aktif tertentu (Farrar 1gg9).
Tabel 1. Pengaruh EkstrakMortalitas
Daun Mirnba dan Daun Mahoni Terhadap persentasefera litura F.
Mekanisme penghambatan pertumbuhan dan perkembangan serangga
dapat terjadidengan cara lain. Senyawa aktif azadiraktin dari mimba (Azadirachta
indica) dapat berikatan dengan protein pada reseptor protein. Keadaan ini diduga
menyebabkan protein tersebut tidak dapat digantikan dengan protein lain sehingga
Perlakuan
AoBo
AoBr
AoBz
ArBo
ArBr
ArBz
AzBo
AzBr
13,31a -I J,J13;3
JJ,JJ
IJ,JJ
33,33
26,6
33,3
JJ,J.
46,6
53,3
53,3.
86,6
93,393,3
28
1-3hsa 4 hsa 5 hsa .6 hsa 7 hsa 8 hsa t hsaI 0,0(J
| 0,0(
| 0,0(
0,0c
0,0c
0,00
0,00
0,00
0,00,
20,0{
46,6i
53,3:
60,0c
66,67
73,33
80,0073,33
I )-JJ
sintesis jenis protein baru tidak tedadi. Hal itu rnengakibatkan strukrur protein
berubah sehingga tidak dapat digunakan oleh serangga untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. selain menyebabkan kematian, fraksi tersebut juga
menghambat pertumbuhan Iarva uji. Kematian larva disebabkan oleh adanya
gabungan sifat toksisitas instrinsik dan efek antifeedant dari senyawa aktif yang
terkandung dalam insektisida uji. Toksisitas instrinsik tersebut dapat menghambat
ahivrtas makan serangga melalui penekanan saraf pusat yang rnengatur aktivitas
mikan (antifeedantsekunder) selain itu juga menekan aktivitas enzim metaboli(
invertase, dan enzim protease yang dapat menghambat perhunbuhan serangga dan
akhirnya mengakibatkan kematian serangga (Chapman I 995).
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
02469101214Konsentrasi Ekstrak Daun daun mimba & mahoni (%)
Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Elcmk Daun Mimba dan lvlahoni TerhadapPersentase Mortalitas Spodoptrera litura F. Umur 6 HSA
ra o\(dv
?et-o\oZr()Fu)E
0)vg,s{) .:
14
I
It-,_
Y:2.8568 S + 20.001r:0.94'14
6la
29
LI
setelah sampai tahap kesesuaian inang, kuaritas pakan dapat
mernpengaruhi kelangsungan hidup serangga yang mengonsumsinya. Bila pakan
sesuai, serangga akan rnengonsumsi rnakanan tersebut. sebaliknya, bila pakan
tidak sesuai pada saat tidak ada piliha& maka serangga terpaksa makan sedikit
atau tidak makan sama sekali. selain factor fisik, nilai nutrisi makanan dan
kandungan zat racun pada makanan akan menenfukan kesesuaian pakan tersebut
untuk menunjang berbagai proses fisiorogi yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal (chapman lgg5 dolam
Syahputra, 2006).
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
10 12
Konsentrasi Ekstrak Daun Mimba & Mahoni (%)
Gambar 5. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Daun Daun Mimba dan MahoniTerhadap persentase Mortaritas spodoptrera rituraF. umur 7 HsA
Gambar di atas memperrihatkan bahwa bentuk kurva respor hubungan
konsentrasi ekshak daun mimba dan mahoni dengan persentase mortaritas s,.
litura adalah linier positif dengan persamaan : y = 2,976 S + 24,04Ur:0,952g).
ul o\(UvCd
=v)F*6 r-..
(.) trt, .=GJ
9{().E
4
30
Y:2,9763 S + 24,04?
R2 :0,9528
r
Koefisien korelasi (r) sebesar 0,952g berarti bahwa g5,2g % kernatian s. litura
disebabkan oleh ekstrak daun mimba dan mahoni. Pola perkembangan mortalitas
larva yang rendah pada awar pengamatan dan rerative naik pada pengamatan
berikutnya mengindikasikan bahwa senyawa aktif yang terkandung di daram
kedua bahan insektisida nabati memiliki cara kerja yang relative cepat dalam
menimbulkan mortalitas lawa. Peningkaan mortalitas akibat perlakuan pakan
menunjukkan bahwa komponen aktif yang dikandung oleh kedua jenis bahan
insektisida tersebut berfungsi sebagai antifeedant primer, yakni penolakan makan
oleh serangga akibat sifat langsung koirrponen aktif sebelum diserap tubuh.
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
02Konsentrasi
468101214El<strak Daun Mimba & Mahoni (yo)
,orfr o\.*(E-=a
oooc. -()liu)EdJ
9,*Ltsa).:H
a
Gambar 6. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Daun Mimba danPersentase Mortalitas Spodoptrero lituraF. Umur
Gambar di atas memperlihatkan bahwa
konsentrasi ekstrak daun mimba dan mahoni
Mahoni Terhadap8 HSA
bentuk kurva respon hubungan
dengan persentase mortalitas ,S.
litura adalah linier positif dengan persamaan : y = 4,047 S + 3 1,906(r:0,g652).
Koefisien korelasi (r) sebesar a,8652 berarti bahwa B6,sz yo kematian s. litura
31
Y=4,A47iS+31,906r:0,8652
disebabkan oreh ekstrak daun rnimba dan mahoni. Har ini kernungkinan
disebabkan komponen aktif dari ekstrak daun mimba dan mahoni menekan
alitivitas makan larva uji melarui pengaruhnya terhadap system saraf pusat yang
mengatur proses makan (Chapman lgg5).
Peningkatan rnortalitas terjadi dikarenakan pakan yang dikonsumsi
mengandung racun. sehingga terjadi peracunan dalam tubuh larva oleh senyawa
aktif insektisida uji setelah pakan dicerna. Tingginya tingkat mortalitas larva
mengindikasikan tingginya pakan yang dicerna yang berarti pula terdapat
gangguan pada proses pencernaan, misalnya adanya gangguan terhadap enzim-
enzim pencernaan serangga. Eksfiak daun mimba dan mahoni senyawa aktifnya
dapat berfungsi sebagai antifeedant sekunder yang mempengaruhi proses makan,
pencemaarL dan penyerapan (Duffey & Stout 1996).
120,00
100,00
90,00
60,00
40,00
20,aa
0,00
02468101214Konsenffasi Ekstrak Daun Mirnba & Mahoni (Zo)
Gambar 7. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Daun Mimba dan Mahoni TerhadapPersentase Moriaritas spodoptrera riturar- u** 9 HSA
G.cZl o\(!v
=Dl-oo\a3()l;(,,=cBJtr&3E
14
Gambar di atas m.bmperlihatkan bahwa
konsentrasi ekstrak daun rnimba dan mahoni
benruk kurva respon hubungan
dengan persentase mortalitas .L
32
a
Y=5,7141 5+34,297t:0,8623
E
litura adalah linier positif dengan persamaan : y : 5,714 S + 1.,4,Zg7 (r = 0,g623).
Koefisien korerasi (r) sebesar 0,g623 berarti bahwa g6,23 yo kematian s. ritwcdisebabkan oleh ekstrak daun mimba dan mahoni.
Te{adinya kematian pada serangga uji dikarenakan adanya gaqgguan
pertumbuhan serangga y+ng mengonsumsi. pakan yang mengandung senyawa
aktif tertentu dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim-enzimpencernaan
yang merombak dan mengabsorbsi nutrisi menjadi zat yangdapat dimanfaatkan
tubuh. Beberapa contoh enzimyang terlibat daram proses pencem*um serangga
ialah protease, lipase, amylase, dan invertase (Chapm an 1995).
senyawa azadirachtin, meliantrior, saranin, nimbin dan nimbidin,
senyawa aktif yang diisolasi . dari tanaman mimba dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan serangga. senyawa-senyawa tersebut
menurunkan aktivitas enzim invertase dan amyrase yang berperan daram proses
pencernaan serangga S. lituraF, jugq mengganggu enzim pencernaan S. IituraF
melalui proses penurunan akivitas atau sintesis enzim. sifat gangguan terhadap
sel akibat senyawa aktif yang terkandung daram daun yang digunakan sebagai
insektisida ini rnerniliki aktivitas sitotoksik terhadap larva. sehingga akibat dari
gangguan ahivitas kedua enzim tersebut mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan larva hingga larva mati. (rshaaya, r99r datamsyahputra,2006 ).
Hal ini juga sesuai dengan has, peneritian susanto {20M), yang
menyatakan bahwa bagian tumbuhan mahoni yang memiriki daya anti bunuh yang
paling besar adarah daun, diikuti oreh bunga, sedangkan biji tidak mengandung
33
l
i
@ts-=
VI. KESIMPULANDAN SARAN
Kesimpulan
Beberapa kesimpuran dapat diambil dari hasil peneritian ini yaitu :
l- Perlakuan konsentrasi elatrak daun mimba 4% danmahoni 2o/o (A2B),
persentase mortalitas (tingkat kematian larva uji) sebesar 93,33o/o sedang
perlakuan yang terbaik adalah pada perlakuan ekstrak daun mimba 4%
dan mahoni 4% {AB2), persentase mortaritas larva qii mencap ai r00o/o
pada pengarnatan 9 hsa.
6.2. Saran
Untuk mencegah serangan hama S- litura
digunakan ekstrak daun mimba dan mahoni 4o/o dan
daun tanaman sawi dengan mengupayakan insektisida
pada daun sawi.
L (selama 5 menit)
tertinggi, yaitu 100%
pada tanaman sawi dapat
diaplikasikan langsung ke
tersebut lebih lama tinggal
2. Perlakuan metode aplikasi dengan pencelupan
memberikan persentase mortalitas hama S. Iitura.
sampai pengamatan 9 hsa.
3' Terdapat interaksi antaraperlakuan konsentrasi ekstrak daun mimb a dan
mahoni dengan metode aprikasi terhadap persentase mortaritas hama s.
litura.
35
r!l
I
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993. Hasil Pemantauan Daerah Sebar Hama Lalat buah Di wilayahKerja Karantina Pertanian Medan. Seminar Sehari Hasil pemantauan diwilayah Sumatera Utara. Medan
Ahmed, S., 1995' Overview of the current status and future prospects of botanicalpesticides in Asia and the pacific. proc.Report-orine FAo expertconsultation
_on r-egional perspectives for use of botunirul pesticides in
Asia and the Pacific, Bangkok-Thailand.
chapman RF. 1995. Mechanics of food handling by chewing insects. Di dalam :chapman R! d. Boer G (ed). Regulatory Mechanisms in Insect Feeding.New York: Chapman & Hall. Hal 3-31.
S. F., 1988' Recent advances in research on botanical insecticides in China.South China Agricultural University, Guangzho u. p.69 _7 7 .
Duffey SS, Stout MJ. 1996. Antinutritive andagainst. Arch Insect Biochem physiol 32
Farrar RR, Barbour JD, Kennedy GG. 19g9. euantiffing food comsumption andgroMh in insects. Entomol Soc Amer A9 : S9:_Sgg.
Gagoup, I-A. and D. K. Hayes, 1984. Effect of larvae treatment with zadirachtin,a molting inlilitory component of neem tree, on reproductive capacity ofthe face fly Musca autumaaris De Geer (Dipera : Muscidae), Env. Bnto.13. 1639_t643.
Grainge, M. and s. Ahmed, rgg7. Handbook of plants with pest conkolproperties. A willey Interscience publication. New york. p. +ias.
Hartel,P.G., Horace,D.,s., 19g4. Agricultural Ethics: Issues for The 2l st century.crop science society of America in Minneapolis. winconsin. ASASpecial Publication Number 57. USA.
Kardinan' A., dan E' Wulandari 2002, Pemanafaatan Insektisida Nabati. WartaPenelitian dan penaggulanag Tanaman Indushi. VII (3).
Kalshoven, L. G. E, 1981. pest corps rn rndonesia. p.T. IchtiarBaru. Jakarta.
Kecker C}r/.. 1976. Utilaztion Of Neam (AzadirachtaDirectorate Of Non Edible Dils and SoapIndustry Comision India.
toxic component of plant defense.3-37.
' indica) and its By products.Industry. Khadi and Vilage
36
Mahrub, E- 2002. .potensi
pengendalian Hayati Dalam pembangunanPerhanian Berkeranjutan, pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar padaFakultas pertanian, UGM. yogyakarta
Noaclq I-P-, e! ac, 1993. Bioani ulat Grayak spodotera Litura F (Lepidoptera)sebagai salah safu tanaman kacanf *hcu"gan kongr". Entomologi tr.Jakarta
Rukmana. Bertanam Kubis. Kanisius. yogyakarta.
Sumarwoto, O. 2005. Mahoni,Rakyat Cyber Media,diaksestT Jwi20AT
Ruskin, F.R., I993. Neem : a tree for solving grobal probrems. National AcademyPress, Washington, D.C. l4l pp.
senrayan, R.' 1997. prospects and chailanges in production and use of neempesticides' Proc- National confrence on pesticides with emphasis on.neem,Surabaya-Indonesia.
_Pohon Pelindung dan Fitofarmaka. Harian pikiranKarnis 04 Agustus 2005. Arsip Edisi 2004 -20A5,
susanti, H., (2006). penggunaan Ekstrak Tumbuhan Mahoni (swietenia mahagoniJack) untuk Mengobati Ikan patin tpo"sasiis hypophtatmus) yangTerserang Bakteri Aeromonas hydrophila
Sutanto, R., 2002. penerapan pertanian organilL penertbit Kanisius. yoryakarta,219 halaman
syahputra- Respons Fisiologi Crocidolomia pavonana terhadap Fraksi Aktifcalophyilum souranri physiorogicar Reiponre oi c.oridoiornia p*o*nu1o lh. calophyllum soulanri ailve Fraction Hayati, Marer zooi-rrr-. z-12 Vol. 13, No. I ISSN 0854_8587
)t
I
LAMPTRAN I.
PERSONALIA PENELITIAN DAN KUALM'IKASINama Lengkap : Ir.Maimunah, MSi.NIPTempat/Tanggal LahirJenis KelaminBidang Keahlian
KantorAJnit KerjaAlamat Kantor
Alamat Rumah
No. Telepon Genggam :
JalanKotaTeleponFaksimileJalan
Kota :
08r263578003
Jl. Kolam No.1Medan 20223061- 7366878061- 7366998Jl Gaharu Komp. PTp D?IIBlok C. No 3
Medan
: l3l 996 162: Perbarurgan,02 Maret i965: Perempuan
Pestisida dan Teknik aplikasi, Dasar perlindunganTanamar! Pengendal i an Hay ati
: Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area
Pengalaman Meneliti dan publikasi
A. Publikasi
l. Mekanisme Tumbuhan Terhadap serangan Hama, Majalah Ilmiahwarra universitaria ISSN : ogs2-jgt6, Edlsi 14 tahun 200i
2' Penyakit 1-lUufraa Majalah Ilmiah warra Univenitaria ISSN : 0g52-3916, Edisi 15 tahun 2003
3' Pengertian dan Masalah Gulma, Majalah Ilmiah Warta UniversitariaISSN: 0852-3916,Edisi t6 &17 tahun2003
38
PENTDIDIKAN
Universitas/lnstitutdan LokasiUniversitas MedanArea, Medan
Gelar TahunSelesai
Bidang Studi
Insinyur (Ir.) t99t Hama dan penyakitTumbuhan
lnstitut PertanianBogor
Magister Sains(MSi)
1999 Phytopatologi
M
r
II
{
1l
$
4.
5.
Pengantar Perlindungan TerhadapMajalah ihniah Warta Universitaiialahun2A04
Perlakuan air panas dan pencelupan dalam Fungisida Benomil untukMenghambat perkembangan penyakit entru["oru -(coilurr,"hrr*
fi:::y::::!:::yl t* P"yP.y?nFe:, r,*J p""j,iu,, BidangIlmu Pertanian, ISSN : r693-736b, vor. 4, No 3 Desembe r 2006
Q1e3{sme Pengganggu Tanaman,ISSN: 0852-3916, Edisi tg & i9
Sirsak (Annona muricata Linn.) dalam. Pada Berbagai Bahan Simpan di
Asal bahan Nabati Terhadap Lalat BuahOrganik Cabe Merah (Capsicunt r_mnum),
B. Penelitian
Pemanfaatan Biji dan Daun Tanaman I
Mengendalikan Hama Sitophilus sp.Laboratorium, ZA05
Kajian Efektivitas Metyl Eugenol(Bractosera spp.) pada pertanian2006
Kajian Efektivitas Metyl Eugenol Asal bahan(B r act os era spp -) pa*i Beberapa Jenis Tanamari
ftufi- Ekobiologi Tikus pohon (Rattus tiomanikus) pada EkosistemPerkebunan Kelapa sawrt Sebagai Dasar pengendari unnyi,z00?
Nabati Terhadap Lalat BuahBuah-buahan,20A7
39
-T
Lampiran 3.
DOKUMENTASI KEGIATAN DAN HASIL PENELITIAN
Gambar 8. Kelompok Telur dan Larva Instar 1 Hasil Rearing
Garnbar 9. Lawalnstar:2 Hasil Rearing
4l
4
iI,['
rlrrl,
ii
I.(l
Lampiran 4.
Gambar 10. Larva Instar 3 Hasil Rearing yang Digunakan Sebagai Serangga Uji
Gambar I 1. Larva Instar 4 Setelah Aplikasi Insektisida Nabati
42
l]---
I
|,il,
t,t'fl,l:
Lampiran 5.
KEGTATAN PENGAMATAN WAKTU PENELITIAN
Gambar 12. Pengamatan Serangga Uji
Gambar 13. Bagan penelitian
43
Lampiran 6,
RINCIAN PENGGUNAAN DANA PENELITIAN
No Jenis Pengeluaran' Jurnlah (Rp)I Sewa Tempat Penelitian
Sewa Lahan 3 bln x Rp.200.000,.a. Transportasi Tenaga laboratorium 30
HOK x Rp.25.000,.b. Transportasi Tenaga administrasi 2 x
12 minggu x Rp.25.000,- :
600.000,
750.000,
600.000,
Jumlah 1.950.000,-1 Alat Pembuatan Serbuk Pestisida
a. Grinder8lendorb. 2 (dua) panci stanlesteelc. ayakan stenlesteeld. Nampan plastik (5 buah)
Alat Rearing dan Tempat penelitiana. Stoples plastik (75 buah)b. Kain strimin 10 mc. Kawat penjepitd. Kayu penyangga (10 buah)e. Kaphsf. Tissue Non Parflum
Bahan dan AlatDaun Tanaman Mimba dan MahoniTanaman Sawi OrganikAquadest l0liter
Alkohol 70 s/o {Zliter)
a.
b.
c.
d.
400.000,.150.000,.350.000,.125.000,.
375.000,.150.000,.50.000,.
150.000,.25.0A0,.50.000,.
150.000,.200.000,.20.000,-15.000,-
Jumlah Biaya bahan dan Alat 2.210,0a0,-
J Biayaperjalanana. Transport persiapan(2 orang, bagran
lapangan &. peneliti), penentuanjadwal pelaksanaan x Rp. 100.000,.
b. Transport pengambilan daun (ke B.Lawang, I staf peneliti Et tenagalapangan) 3 x Rp. 100.000,.
c. Konsumsi 2xl2 minggu x Rp.10.000,.
300.000,
300.000,240.000.
JqqEh biaya perialanan 840.000.-
Y'4
:1
Proposalaa@a. Penggandaan dan pengiriman
proposalb. Penggandaan/pengolahan data dan
pengrnman hasil penelitian
250.000,.
650.000,.{umtat Uirv@Seminarf;ffi
a. Konsumsi
b. Publikasi di iurnal terakreditasi.iu.rnlah biay a se,nrnur
Total keseluruhan anggaran biaya penelitian(enam juta lima ratus ribu rupiah)
1+2+3+4+5 adalah Rp. 6.500.000,.
45