33
LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 Bayiku..Kelompok A1 Amirul Zakiya B. (G0011019) Andyka Prima Pratama (G0011023) Dewi Nur Khotimah (G0011071) Derajat Fauzan N. (G0011065) Lina Kristanti W. (G0011127) Martha Oktavia Dewi (G0011133) Nadya K. Amira (G0011145) Naili N.S.N (G0011147) R.A. Sitha Anisa P (G0011161) Rizqa febriliany P (G0011183) Yoga Mulia Pratama (G0011213) Tutor : Ismiranti Andarini, dr, Sp. A, M. Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

LAPORAN TUTORIAL

BLOK PEDIATRI SKENARIO 1

“ Bayiku..”

Kelompok A1

Amirul Zakiya B. (G0011019)

Andyka Prima Pratama (G0011023)

Dewi Nur Khotimah (G0011071)

Derajat Fauzan N. (G0011065)

Lina Kristanti W. (G0011127)

Martha Oktavia Dewi (G0011133)

Nadya K. Amira (G0011145)

Naili N.S.N (G0011147)

R.A. Sitha Anisa P (G0011161)

Rizqa febriliany P (G0011183)

Yoga Mulia Pratama (G0011213)

Tutor : Ismiranti Andarini, dr, Sp. A, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2013

Page 2: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

BAB I

PENDAHULUAN

SKENARIO I

Bayiku..

Seorang ibu GPA berusia 25 tahun dengan usia kehamilan 38 minggu

melahirkan seorang bayi laki-laki dengan berat 3 kg, panjang 49 cm secara

spontan, warna ketuban keruh, tidak ada mekoneum.

Saat bayi lahir didapatkan bayi tidak bernafas, tonus otot kurang baik.

Setelah dilakukan resusitasi sampai dengan pemberian ventilasi tekanan positif

didapatkan bayi bernafas spontan, tidak ada retraksi, denyut jantung 100x/ menit.

Skor Apgar 5-7-10.

Dari anamnesis riwayat kehamilan didapatkan ANC tidak teratur, ketuban

pecah 24 jam, riwayat demam sebelum melahirkan. Catatan kesehatan ibu

menunjukkan bahwa tanda vital ibu normal, pemeriksaan TORCH negatif, HbsAg

negatif, gula darah normal. Selanjutnya bayi dan ibunya dibawa ke ruang

perawatan untuk dirawat gabung dan diberikan ASI oleh ibu.

Page 3: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

BAB II

DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

1. Langkah I : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa

istilah dalam skenario

Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut:

a. Mekoneum: Mekoneum merupakan sisa dari air ketuban yang

diresorpsi kembali. Isinya terdapat rambut janin, rambut lanugo, sisa

sel yang dilepaskan dari kulit dan paru serta verniks kaseosa. Sisa

debris yang terdapat dalam air ketuban akan menjadi mekoneum atau

kotoran janin. Warna kehijauan mekoneum berasal dari metabolusme

hemoglobin darah janin yang diubah menjadi biliverdin dan sebagian

dikeluarkan melalui gastrointestinal . Pengeluaran mekoneum saat

inpartu pada presentasi kepala menunjukkan telah terjadi asfiksia

intrauteri. Asfiksia dapat meningkatkan rangsangan nervus vagus

yang menyebabkan usus dan kolon berperistaltik, sementara itu

sfingter ani terbuka sehingga mekoneum mewarnai air ketuban

menjadi hijau (Manuaba et al., 2003)

b. Apgar Score: adalah skor untuk menilai kondissi kesehatan bayi

terutama untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak.

Meliputi penilaian kulit, pernapasan, frekuensi jantung, tonus otot, dan

respon refleks.

Skor Apgar

1 Menit 5 Menit

0-4 Depresi berat, perlu

resusitasi segera 0-7

Beresiko tinggi terjadi disfungsi

pada sistem saraf pusat dan organ

lain

5-7 Depresi sistem saraf 8-10 Normal

8-10 Normal

Page 4: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

c. ANC: pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu

hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(Manuaba, 2008).

d. Ketuban: merupakan selaput yang berisi cairan amnion dan chorion

dengan komposisi 98% air dan sisanya bahan organik maupun

anorganik. Volume ketuban biasanya 1- 1,5 liter.

e. TORCH: (Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, dan Herpes

Simpleks) Merupakan berbagai macam infeksi yang sering member

dampak buruk pada bayi ketika diderita oleh ibu saat kehamilan,

terutama pada trimester I

f. Resusitasi: suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang

gagal bernapas secara spontan (Prawirohardjo, 2010). Resusitasi

merupakan tindakan yang cepat diperlukan pada bayi yang tidak

bernapas dalam waktu 30 detik setelah lahir, atau yang menunjukkan

pernapasan yang lemah atau gasping (Meadow dan Newell, 2005).

Untuk memulai resusitasi tidak perlu menunggu untuk menentukan

nilai Apgar satu menit karena semakin lambat memulai, semakin sulit

melakukan resusitasi dan tindakan resusitasi ini harus dilakukan oleh

tenaga yang terlatih dan semua peralatan harus tersedia dan dalam

keadaan yang berfungsi dengan baik (Prawirohardjo, 2010).

Resusitasi dilakukan pada bayi yang tidak bernapas dalam 30 detik

setelah lahir atau menunjukkan tanda-tanda indikasi resusitasi seperti

bayi lahir prematur. Tindakan resusitasi tidak harus langsung diberikan

ke incubator, pertama harus dilakukan pemberian rangsangan dengan

cara mngusap menggunakan handuk lembut ditambah rangsangan

seperlunya. Kemudian jika tidak merespon baru diberikan ventilasi

tekanan intemitten menggunakan masker atau selang endotrakeal.

g. Tonus Otot: Tonus (otot) adalah kontraksi otot yang selalu

dipertahankan keberadaannya oleh otot itu sendiri.

Page 5: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

h. HBsAg: Hepatitis B surface antigen adalah antigen permukaan yang

terdeteksi di serum sebelum tes fungsi hati menjadi abnormal dan

sebelum adanya perkembangan klinis terkait hepatitis (Larke, 1979).

i. ASI: Air Susu Ibu. Makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang

ibu pada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya berubah sesuai

dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari

pertama sampai 4-7 hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan sampai 3-4

minggu, selanjutnya ASI matur. ASI yang keluar pada permulaan

menyusu (foremilk = susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada

akhir penyusuan (hindmilk = susu akhir). ASI mengandung zat

pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi. Produksi

ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan pengeluaran ASI

dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Pemberian ASI juga mempunyai

pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan

batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa anak. Selain itu, juga ada

hubungan antara pemberian ASI (menyusui) dengan penjarangan

kehamilan (Sarwono, 2010).

j. Ventilasi tek. Positif: Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi

untuk memasukkan sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan

positif yang memadai untuk membuka alveoli paru agar bayi bias

benapas spontan dan teratur.

2. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan

Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi bayi lahir normal?

b. Bagaimana fisiologi saat persalinan & bagaimana ketuban pecah

secara normal?

c. Bagaimana embriologi fetus?

d. Bagaimana fisiologi dan perubahan dari lingkungan ekstrauterine ke

intrauterine?

e. Apakah penyebab demam sebelum melahirkan?

Page 6: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

f. Bagaimanakah pemeriksaan pada bayi baru lahir?

g. Apa saja tindakan yang diperlukan selain resusitasi?

h. Apa diagnosis dan terapi BBLR?

i. Bagaimana perawatan bayi setelah lahir (Post Natal Care) ?

j. Apa saja dampak bayi akibat kehamilan dan kelahiran abnormal?

k. Apa saja syarat dan tujuan rawat gabung?

l. Apa saja diagnosis dan komplikasi penyakit pada kasus bayi baru

lahir?

m. Apakah hubungan ANC tidak teratur dengan kasus?

3. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat penyataan

sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2)

a. Kondisi bayi lahir normal

Bayi baru lahir normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Berat badan 2500 – 4000 gram

Panjang badan 48 – 52 cm

Lingkar kepala 33 – 35 cm

Lingkar dada 30 – 38 cm

Biasanya bayi baru lahir memiliki frekuensi jantung 120 – 160

kali/menit dan pernafasan ± 60 - 40 kali/menit. Jantung dan paru-paru

perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya kelainan yang

biasanya dapat terlihat melalui warna kulit bayi dan keadaannya secara

umum.

Page 7: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Refleks Primitif

a. Menggenggam-tangan dan kaki-sejak lahir hingga usia 4 bulan

b. Moro-refleks kejut-sejak lahir hingga usia 4 bulan

Angkat bayi dengan menyangga kepala, dan biarkan kepala terjatuh beberapa

sentimeter. Bayi akan tampak terkejut, melemparkan tangan ke luar dan

kemudian meletakkannya kembali di badannya.

c. Asymmetric tonic neck reflex (ATNR)-sejak lahir hingga usia 7 bulan

Saat menggelengkan kepala ke salah satu sisi, tangan dan kaki ipsilateralnya

akan bergerak ke luar.

d. Refleks menghisap (rooting)-sejak lahir

Saat menyentuh sekitar wajah bayi, ia akan berputar, membuka mulutnya

seolah-olah akan menghisap jari.

Adanya refleks Moro dan ANTR yang persisten adalah abnormal, dan dapat

menjadi indikasi adanya palsi serebral.

4. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan

pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3

Pada kasus ini, kemungkinan bayi mengalami masalah pernafasan

yang diakibatkan infeksi pada ibu sebelum persalinan dan ANC yang tidak

teratur. Namun dengan penanganan berupa resusitasi dan ventilasi bayi

dapat bernafas dengan normal lagi.

5. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran

a. Bagaimana fisiologi saat persalinan & bagaimana ketuban pecah secara

normal?

b. Bagaimana embriologi fetus?

c. Bagaimana fisiologi dan perubahan dari lingkungan ekstrauterine ke

intrauterine?

d. Apakah penyebab demam sebelum melahirkan?

e. Bagaimanakah pemeriksaan pada bayi baru lahir?

f. Apa saja tindakan yang diperlukan selain resusitasi?

g. Apa diagnosis dan terapi BBLR?

h. Bagaimana perawatan bayi setelah lahir (Post Natal Care) ?

i. Apa saja dampak bayi akibat kehamilan dan kelahiran abnormal?

j. Apa saja syarat dan tujuan rawat gabung?

Page 8: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

k. Apa saja diagnosis dan komplikasi penyakit pada kasus bayi baru lahir?

l. Apakah hubungan ANC tidak teratur dengan kasus?

6. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru

7. Langkah VII: Melaporkan, membahas dan menata kembali informasi

baru yang diperoleh

a. Fisiologi saat persalinan & bagaimana ketuban pecah normal

Fisiologi saat persalinan

Kehamilan normal dengan umur kehamilan 37–42 minggu, dikenal

sebagai hamil cukup bulan. Pada hamil cukup bulan, proses persalinan

yang terjadi diawali dengan kontraksi otot uterus yang berulang kemudian

diikuti dengan penipisan serviks dan keluar cairan lalu diikuti dengan fase

dilatasi sebagai persiapan persalinan. Pada fase kritis awal proses

persalinan seringkali terjadi selaput ketuban mengalami perobekan

(rupture) terlebih dahulu sebelum adanya tanda persalinan (before start of

labor), keseluruhan proses ini dikenal sebagai ketuban pecah dini atau

premature rupture of the membrane (PROM). Pada kehamilan cukup

bulan, kejadian PROM berkisar 10%. Pada kehamilan kurang bulan

(preterm), yaitu dibawah 37 minggu, dikenal sebagai Preterm with

premature rupture of the membrane (PPROM). Kejadian PPROM

dilaporkan 20% di antara kehamilan preterm. Penyebab kasus ketuban

pecah dini, PPROM atau PROM hingga kini masih belum jelas

(Prabantoro, et. al., 2011).

Ketuban Pecah Secara Normal

Pecah ketuban secara spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu

pada persalinan aktif. Pecah ketuban secara khas tampak jelas sebagai

semburan cairan yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hampir tidak

berwarna dengan jumlah bervariasi. (Keman, 2009)

Page 9: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Mekanisme Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah saat persalinan secara umum disebabkan oleh

kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena

pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan

selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban

rapuh (Prabantoro, et. al., 2011; Prawirohardjo, 2005).

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester

ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput

ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan

gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada

selaput ketuban. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen

menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban

pecah. Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase

(MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor

protease. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal

fisiologis. Sebanyak 90% kehamilan aterm terjadi 24 jam setelah ketuban

pecah. Pada kehamilan 28 – 34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam.

Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.

Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya

faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina

(Prawirohardjo, 2005).

Faktor resiko dan komplikasi

Faktor resiko untuk terjadinya ketuban pecah dini adalah:

- Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen

- Kekuramgan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan

struktur abnormal karena antara lain merokok (Prawirohardjo, 2005).

Komplikasi

Komplikasi pada janin akibat kasus ketuban pecah dini tergantung

usia kehamilan dan kejadian selama proses persalinan. Komplikasi

ketuban pecah dini dapat mengakibatkan infeksi perinatal, kompresi tali

pusat, solusio plasenta, serta adanya sindrom distress pada napas bayi baru

Page 10: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

lahir. Akibat lain yang terjadi adalah enterocolitis necrotizing,perdarahan

intraventrikular, sepsis neonatorum terjadi pada 2–20% dari kasus ketuban

pecah dini, serta dapat terjadi kematian sekitar 5% kasus, sedangkan

komplikasi jangka panjang dapat memberikan kecacatan (Prabantoro, et.

al., 2011)

b. Embriologi dan perkembangan fetus

Tahap Cleavage

Pada perkembangan zigot, tahapan 2 sel dicapai 30 jam setelah

fertilisasi, tahap 4 sel dicapai selama 40 jam, tahap 12—16 sel akan

dicapai selama 3 hari, dan tahap morula akan dicapai selama 4 hari.

Selama periode tersebut, blastomer masih dikelilingi oleh zona pelusida

yang akan hilang di akhir hari keempat.

Pembentukan Blastosit

Saat morula memasuki rahim, cairan mulai berpenetrasi melalui

zona pelusida ke ruang interseluler. Perlahan-lahan,, ruang interseluler

menjadi jelas dan akhirnya terbentuk suatu ruang tunggal yang disebut

blastocele. Pada saat itu, embrio disebut blastosit. Sel-sel di bagian dalam

disebut embrioblas yang menempati satu kutub, sedangkan yang berada di

luar disebut trofoblas, melapisi secara merata dan membentuk dinding

epithelial dari blastosit. Pada manusia, sel-sel trofoblas yang menutupi

kutub embrioblas akan berpenetrasi ke sel-sel epithelial mukosa uteri pada

hari ke-enam. Setelah satu minggu, zigot sudah melalui tahap morula dan

blastula serta mulai implantasi di mukosa uteri.

Hari ke-8

Pada hari ke-8, trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan.

Lappisan dalam mengandung sel-sel sitotrofoblas dan bagian luar

sinsitiotrofoblas. Mitosis hanya terjadi pada bagian sitotrofoblas yang

kemudian sel-sel yang telah membelah berpindah dan mendorong sel-sel

di sinsitiotrofoblas.

Page 11: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Sel-sel di embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan.

Lapisan hipoblas dan epiblas. Lapisan hipoblas berisi sel-sel kuboid yang

dekat dengan bastocele sedangkan epiblas mengandung sel-sel kolumner

yang dekat ruang amnion. Kedua lapisan tersebut kemudian membentuk

disk yang rata bersamaan dengan munculnya ruang kecil di epiblas.

Ruangan tersebut kemudian akan membesar membentuk ruang amnion.

Sel-sel epiblas yang dekat sitotrofoblas akan bernama amnioblas yang

bersama dengan epiblas menjadi batas ruang amnion.

Hari ke-9

Blastosit akan semakin dalam menempel di endometrium dan

terbentuk Heuser’s membrane/exocoelomic yang melapisi lapisan dalam

sitotrofoblas. Membrane Heuser akan melapisi ruang exocoelomic atau

disebut juga dengan yolk sac.

Hari 11—12

Mulai terbentuk sirkulasi utero-plasental dari sinusoid. Sinusoid

merupakan kapiler yang melebar karena sel sinsitiotrofoblas menembus

lebih dalam ke stroma dan perlahan-lahan menembus endotel kapiler ibu.

Hari ke-13

Terbentuk vili primer yang merupakan tonjolan sitotroblas ke

sinsitiotroblas karena terus membelah.

Minggu ke 3-8

Mulainya proses gastrulasi atau pembentukan tiga lapis germ layer

yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.

3 bulan—lahir

Merupakan fetal period dimana terjadi proses kematangan organ-

organ fetus (Sadler, 2012).

c. Fisiologi dan perubahan dari lingkungan ekstrauterine ke

intrauterine

. Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin

memerlukan penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :

Page 12: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

• pengalihan aliran darah dari paru,

• penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta

• obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis. Sirkulasi bayi

terdiri dari 3 fase :

1. Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta

2. Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama

3. Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan

pertama kehidupan

Fase intrauterin

Vena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta

menuju janin. Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta

melewati arteri umbilikalis. Cardiac out-put terus meningkat sampai aterm

dengan nilai 200 ml/menit. Frekuensi detak jantung untuk

mempertahankan cardiac output tersebut 110 – 150 kali per menit.

Tekanan darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada

kehamilan 35 minggu tekanan sistolik 75 mmHg dan tekanan diastolik 55

mmHg Sel darah merah, kadar hemoglobin dan ―packed cell volume‖ terus

meningkat selama kehamilan. Sebagian besar eritrosit mengandung HbF.

Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah mengandung HbF. Ada

kehamilan 36 minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A. HbF memiliki

kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA.HbF lebih

resisten terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.

Fase transisi

Saat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah hemodinamika janin

1. Ligasi tali pusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial

2. Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan awal

pernafasan janin .

Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus

masi rendah (-40 sampai – 50 mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang,

tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7 sampai -8 mmHg.

Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai

Page 13: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

75- 80%. Tekanan dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat

tekanan atrium kiri meningkat dua kali lipat.

Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus

arteriousus dan foramen ovale berlangsung, namun proses penyesuaian

terus berlangsung sampai 1 – 2 bulan kemudian.

Fase Ekstrauterin

Ductus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal

periode post natal sebagai reflek adanya kenaikan oksigen dan

prostaglandin. Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo

yang berkurang saat diastolik (―machinery murmur‖) yang terdengar diatas

celah intercosta ke II kiri. Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung

dalam 6 – 8 minggu.Foramen ovale tetap ada pada beberapa individu tanpa

menimbulkan gejala.Obliterasi ductus venosus dari hepar ke vena cava

menyisakan ligamentum venosum.Sisa penutupan vena umbilikalis

menjadi ligamentum teres hepatis.

Hemodinamika orang dewasa normal berbeda dengan janin dalam hal :

1. Darah vena dan arteri tidak bercampur dalam atrium

2. Vena cava hanya membawa darah yang terdeoksigenasi menuju atrium

kanan, dan selanjutnya menuju ventrikel kanan dan kemudian

memompakan darah kedalam arteri pulmonalis dan kapiler paru.

3. Aorta hanya membawa darah yang teroksigenasi dari jantung kiri

melalui vena pulmonalis untuk selanjutnya di distribusikan keseluruh

tubuh janin. (Widjanarko, 2002)

Regulasi Suhu

Regulasi suhu pada bayi baru lahir salah satunya melalui

mekanisme termogenensis tanpa menggigil (non shivering thermogenesis).

Perbedaan suhuh yang cukup jauh antara lingkungan intrauterine dan

ekstrauterin membuat bayi baru lahir harus memiliki mekanisme sendiri

yang bisa menghindarkan dari hipotermi. Mekanisme termogenensis tanpa

menggigil ini memanfaatkan keberadaan lemak coklat/brown fat di tubuh

bayi. Lemak coklat menyusun 6% berat badan bayi dan sebagian besar

Page 14: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

berada pada region interscapula, mediastinum, aksila, dekat pembuluh

darah leher, dan lemak perinefrik. Lemak coklat memiliki vaskularisasi

yang tinggi dan diinervasi oleh system simpatis. Lemak coklat ini

memiliki banyak mitokondria sehingga dapat membuat energy dan panas

lebih banyak dalam waktu cepat.

Saat adanya penurunan suhu lingkungan sekitar bayi. System

simpatis akan terangsang sehingga terjadi produksi norepinefrin.

Norepinefrin kemudian akan berikatan dengan reseptor β3 yang akan

mengaktivasi protein kinase dan adenililsiksase. Protein kinase dan

adenililsiklase kemudian akan menstimulasi lipase yang merupakan

katalisator proses perubahan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak

bebas. Proses fosforilasi oksidatif di mitokondrian akan mem-break down

asam lemak bebas untuk menghasilkan energy dan panas bagi tubuh bayi

(Sharma et al., 2010).

d. Penyebab demam sebelum melahirkan

Kemungkinan ibu mengalami infeksi ringan sebelum persalinan.

Namun bakteri/virus yang menginfeksi belum dapat diidentifikasi.

e. Pemeriksaan pada bayi baru lahir

Asuhan bayi baru lahir

Berikut adalah beberapa tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir

menurut Kemenkes (2010):

1. Penilaian awal untuk memutuskan dilakukan atau tidaknya

tindakan resusitasi pada bayi.

2. Pemotongan tali pusat

3. Mencegah kehilangan panas, dengan menunda mandi selama enam

jam, dilakukannya kontak kulit bayi dengan ibu, dan menyelimuti

kepaladan tubuh bayi.

4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD): setelah bayi dikeringkan, bayi

diletakkan di daerah dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu, dan

Page 15: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

mata bayi setinggi putting ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan

sentuhan agar bayi dapat menemukan putting ibu dan reflek menghisap.

Hal ini dilakukan selama satu jam. Apabila bayi belum menghisap,

dapatditunggu 30 menit sampai 1 jam selanjutnya.

5. Memberi identitas dan menimbang bayi

6. Melakukan pencegahan penyakit, dengan cara:

- Suntik vitamin K1 (Phytomenadione) 1mg secara intramuscular pada

paha kiri untuk mencegah perdarahan pada bayi

- Memberikan salep atau tetes mata (Oxytetrasiklin 1%) untuk

mencegah infeksi mata

- Imunisasi Hepatitis B pada paha kanan, dilakukan 1-2 jam setelah

suntik vitamin K

7. Melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, dengan tujuan untuk

mengetahui kelainan bayi sedini mungkin.

8. Melakukan rawat gabung selama 24 jam dan memberikan asi

eksklusif

9. Memantau kunjungan neonatal, minimal dilakukan tiga kali.

Kunjungan Neonatal

I 6-48 jam setelahlahir

II hari ke-3 s.d. ke-7

III hari ke-8 s.d. ke-28

Pemeriksaan fisis yang dilakukan:

1. Lihat postur, tonus dan aktivitas

- Posisi tungkai dan lengan fleksi.

- Bayi sehat akan bergerak aktif.

2. Lihat kulit

- Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa

adanya kemerahan atau bisul.

3. Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi sedang

tidak menangis.

- Frekuensi napas normal 40-60 kali per menit.

Page 16: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

- Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam

4. Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri setinggi

apeks kordis.

- Frekwensi denyut jantung normal 120-160 kali per menit.

5. Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer.

- Suhu normal adalah 36,5 - 37,5º C

6. Lihat dan raba bagian kepala

- Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat proses

persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam.

- Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat sedikit membonjol

saat bayi menangis.

7. Lihat mata

- Tidak ada kotoran/sekret

8. Lihat bagian dalam mulut.

- Masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam mulut,

raba langit-langit.

- Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah.

- Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa.

9. Lihat dan raba perut.

10. Lihat tali pusat

- Perut bayi datar, teraba lemas.

- Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada

tali pusat.atau kemerahan sekitar tali pusat

11. Lihat punggung dan raba tulang belakang.

- Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang

belakang

12. Lihat lubang anus.

- Hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus

- Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar

- Terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah keluar.

- Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam setelah lahir.

Page 17: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

13. Lihat dan raba alat kelamin luar.

- Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air kecil

- Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau

kemerahan.

- Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung penis. Teraba testis di

skrotum.

- Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir.

14. Timbang bayi.

- Timbang bayi dengan menggunakan selimut, hasil dikurangi selimut

- Berat lahir 2,5-4 kg.

- Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun dahulu baru kemudian

naik kembali.

15. Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi

- Panjang lahir normal 48-52 cm.

- Lingkar kepala normal 33-37 cm.

Menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya

- Kepala dan badan dalam garis lurus; wajah bayi menghadap payudara;

ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya

- Bibir bawah melengkung keluar, sebagian besar areola berada di dalam

mulut bayi

- Menghisap dalam dan pelan kadang disertai berhenti sesaat. (Dirjen

Bina Pelayanan Medik, 2010)

f. Tindakan yang diperlukan selain resusitasi

Saat bayi lahir, dilakukan penilaian sebagai berikut:

1. Apakah kehmilan cukup bulan?

2. Apakah air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium?

3. Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis?

4. Apakah tonus otot baik?

Bila semua pertanyaan di atas dijawab dengan ―ya‖, dilakukan perawatan

rutin seperti memberikan kehangatan, membersihkan atau membuka jalan

Page 18: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

napas, mengeringkan, dan menilai warna. Bila salah satu pertanyaan

dijawab ―tidak‖, maka dilakukan langkah awal resusitasi.

a) Langkah awal resusitasi

Tempatkan bayi di bawah pemanas radian

Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka

jalan napas. Sebuah gulungan handuk diletakkan di bawah bahu untuk

membantu mencegah fleksi leher dan penyumbatan jalan napas

Bersihkan jalan napas atas dengan mengisap mulut terlebih dahulu

kemudian hidung, dengan menggunakan bulb syringe, alat pengisap lendir,

atau kateter pengisap

Pengisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu pengisapan

Bila terdapat mekonium dan bayi tidak bugar, lakukan pengisapan dari

trakea

Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang kering, dan

reposisi kepala

Tindakan yang dilakukan tidak boleh lebih dari 30 detik

Menilai pernapasan

Jika bayi mulai bernapas secara teratur dan memadai, periksa denyut

jantung. Jika denyut jantung >100 kali/menit dan bayi tidak mengalami

sianosis, hentikan resusitasi. Akan tetapi jika sianosis ditemui, berikan

oksigen aliran bebas

b) Ventilasi Tekanan Positif

Jika tidak terdapat pernapasan atau bayi megap-megap, ventilasi tekanan

positif (VTP) diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup,

dengan frekuensi 40-60 kali/menit

Jika denyut jantung <100 kali/menit, bahkan dengan pernapasan memadai,

VTP harus dimulai pada kecepatan 40-60/menit

Intubasi endotrakea diperlukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP

dengan balon dan sungkup

Page 19: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

c) Kompresi Dada

Jika denyut jantung masih <60 kali/menit setealah 30 detik VTP yang

memadai, kompresi dada harus dimulai

Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari prosesus sifoideus.

Kedua ibu jari petugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan

sternum, sementara jari lain mengelilingi dada

Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan

rasio 3:1. Setelah 30 detik, evaluasi respon. Jika denyut jantung >60

kali/menit, kompresi dada dapt dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga

denyut jantung mencapai 100 kali/menit dan bayi bernapas efektif

d) Pemberian Obat

Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap <60 kali/menit setelah

30 detik VTP dan 30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin

adalah 0,1-0,3 ml/kgBB secara intravena melalui vena umbilikal

e) Obat Lain Tambahan

Cairan penambah volume darah diindikasikan untuk pasien yang telah

diketahui dan dicurigai mengalami kehilangan darah, dan berespon buruk

terhadap tindakan resusitasi lain. NaCl 0,9% atau Ringer laktat dapat

diberikan dalam bentuk bolus 10 ml/kg selama 5-10 menit. Jika kehilangan

darah akut cukup untuk menimbulkan syok, maka pemberian darah O

negatif dapat dibenarkan

Natrium bikarbonat direkomendasikan untuk bayi dengan resusitasi

memanjang yang tidak berespon terhadap tindakan resusitasi lain.

Nalokson hidroklorida diindikasikan pada bayi dengan keaddan depresi

pernapasan memanjang pada bayi dan ibu yang mendapatkan anestesi

narkotik dalam waktu 4 jam sebelum persalinan, tetapi frekuensi denyut

jantung dan warna bayi normal

Keteterisasi pembuluh umbilikus direkomendasikan jika akses vaskular

diperlukan (Riswantoro, 2009)

Page 20: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

g. Diagnosis dan terapi BBLR

Berat Badan Lahi rRendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan saat

kelahiran kurang dari 2500 gram. Ada dua macam BBLR:

1. Prematuritas murni

Adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dengan berat

badan sesuai kehamilan. Klinis yang ditemukan sesuai dengan usia

kehamilannya di mana pertumbuhan dan perkembangan organ-organnya

belum cukup sempurna. Klinis dapat berupa ukuran kepala lebih besar dari

badan, kulit tipis, lanugo banyak, lemak subkutan sedikit, genitalia belum

matur, pembuluh darah kulit terlihat, peristaltic terlihat, dll.

2. Dismaturitas atau Kecil MasaKehamilan (KMK)

Bayi kecil untuk masa kehamilan adalah bayi dengan berat lahir

di bawah persentil 3 untuk jenis kelamin dan masa kehamilan. Bayi

dengan berat badan lebih kecil dari berat badan seharusnya, biasanya

ditemukan retardasi pertumbuhan. Klinis yang ditemukan sesuai dengan

gejala premature murni ditambah dengan keadaan wasting.

Tata laksana dapat berupa:

- Pemberian makan lebih awal atau early feeding untuk mencegah

hipoglikemia

- Pemeriksaan kadar glukosa setiap 8-12 jam

- Mengawasi frekuensi napas dalam 24 jam untuk mengetahui apabila

terdapat sindrom aspirasi meconium atau gangguan napas idiopatik

- Menjaga temperature karena bayi dismatur mudah mengalami hipotermi

h. Perawatan bayi setelah lahir (Post Natal Care)

Periode puerperium terjadi selama 6 minggu setelah melahirkan,

selama itu berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan akan

kembali lagi seperti awal sebelum masa kehamilan. Masalah-masalah yang

terjadi dalam masa puerperium adalah:

1. Perineum terluka dan pemulihannya mungkin akan terasa sakit sehingga

membutuhkan analgesik.

Page 21: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

2. Mikturisi atau retensi urin dapat terjadi.

3. Masalah bowel seperti konstipasi dan hemorrhoid.

4. Mastitis

5. Sakit punggung

6. Masalah psikologi

Masalah-masalah yang serius juga dapat terjadi pada ibu seperti

psikosis postnatal, haemorrhage postpartum, postnatal anemia, pireksia

puerperal, dan tromboembolism.

Selama postnatal care ibu harus diberikan informasi yang bisa

membuat mereka meningkatakan kesehatan bayinya dan memiliki

kemampuan untuk mengenali dan mengatasi masalah-masalah yang

timbul. Saat pertemuan pertama postnatal care, ibu harus diberi nasihat

tentang tanda dan gejala serta respon yang harus dilakukan apabila

terdapat kondisi yang mengancam jiwa. Pelayanan postnatal care juga

harus memotivasi ibu untuk memberikan ASI. Di tiap pertemuan postnatal

care, ibu harus ditanya mengenai kondisi emosionalnya dan bagaimana

dukungan keluarga serta social untuk mengatasi masalah sehari-hari.

Kegiatan ibu yang dapat dilakukan dalam masa puerperium

meliputi berjalan sesegera mungkin setelah melahirkan. Ibu mungkin harus

tetap di tempat tidur setelah 24 jam pasca melahirkan untuk perbaikan

perineal. Ibu juga harus memulai memberikan ASI pada bayi dan belajar

untuk menyayangi bayinya. Kontraksi uteri setelah melahirkan akan

berlanjut dan beberapa ibu mengalami kesakitan, terutama saat

memberikan ASI dan mungkiin membutuhkan analgesik. Pemberian

kontrasepsi juga dapat dilakukan di postnatal care setelah mencapai kurun

waktu yang cukup.

i. Dampak bayi akibat kehamilan dan kelahiran abnormal

Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan

alat-alatmaupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea (Mochtar

R, 1998). Alat-alat bantu yang dipergunakan untuk persalinan antara lain

Page 22: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

ekstraktor vacuum, versi, ekstraksi, dekapitasi, embriotomi, dll. Jika

dipaksa secara mekanik atau dengan bantuan alat maka dapat

menyebabkan injuri atau cedera selama proses persalinan yang dapat

dikategorikan sebagai trauma kelahiran. Faktor risiko untuk trauma pada

kelahiran antara lain (Levine MG, Holroyde J, Woods JR, et al., 1984), :

- Berat badan infant lebih dari 4500 gr

- Alat bantu persalinan, khususnya forsep atau vacuum

- Kelahiran dengan sungsang

- Daya pengarikan yang berlebih selama persalinan

Trauma kelahiran dapat berupa(Laroia N, Rosenkrantz T, Clark DA, Itani

O, Windle ML, 2012) :

- Cedera pada jaringan lunak

- Cedera pada pleksus brakial

- Cedera pada nervus cranialis

- Cedera pada nervus laringeal

- Cedera pada medula spinalis

- Cedera pada tulang

- Cedera pada intra-abdominal

Cedera pada Jaringan Lunak

Page 23: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

a. Sefalhematoma/ Perdarahan Subdural

Merupakan ruptur pembuluh darah antara tengkorak dengan

periosteum yang menyebabkan terkumpulnya darah di lapisan

subperiosteal. Perdarahan ini dapat ditemui pada tulang oksipital.

Perdarahan yang berlebih dapat menyebabkan anemia dan hipotensi.

Faktor predisposisi terjadinya sefalhematoma adalah hiperbilirubinemia.

Sefalhematoma mungkin bisa menjadi fokus dari infeksi yang

menyebabkan meningitis atau osteomielitis(Laroia N, Rosenkrantz T,

Clark DA, Itani O, Windle ML, 2012).

b. Subgaleal hematoma

Perdarahan pada ruang antara tulang tengkorak periosteum dan

aponeurosis scalp galea. Sembilan puluh persen kasus merupakan akibat

dari vacuum yang diterapkan pada kepala saat persalinan. Subgaleal

hematoma memiliki frekuensi tinggi terjadinya trauma kepala (40%),

seperti perdarahan intrakranial atau fraktur pada sutura (Chadwick LM,

Pemberton PJ, Kurinczuk JJ, 1996).

c. Caput succedaneum

Caput succedaneum adalah kumpulan cairan serosanguin,

subkutaneus, dan ekstraperiosteal berbatas tidak tegas, yang disebabkan

oleh tekanan dari bagian presentasi terhadap dilatasi serviks. Caput

succedaneum meluas melewati garis tengah dan melewati garis sutura dan

berhubungan dengan bentuk kepala. Caput succedaneum biasanya tidak

menyebabkan komplikasi dan sembuh setelah beberapa hari. Manajemen

yang perlu dilakukan meliputi observasi (Laroia N, Rosenkrantz T, Clark

DA, Itani O, Windle ML, 2012).

Cedera pada Pleksus Brakial

Biasa terjadi pada bayi yang besar, biasanya dengan distosia bahu atau

kelahiran dengan sungsang. Trauma yang berhubungan dengan cedera

pada pleksus brakial adalah :

- Fraktur klavikula (10%)

Page 24: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

- Fraktur humerus (10%)

- Subluksasi dari medula spinalis servikal (5%)

- Cedera pada medula spinalis servikal (5-10%)

- Facial palsy atau paralisis wajah (10-20%)

Manajemen yang bisa dilakukan terdiri dari pencegahan

kontraktur. Immobilisasi anggota tubuh secara pelan pada perut selama

minggu pertama dan memulai rentang pasif dari gerakan latihan sendi

pada anggota tubuh. Gunakan juga bidai pada pergelangan tangan. Hasil

terbaik dari manajemen secara bedah dapat muncul pada tahun pertama

kelahiran (Haerle M and Gilbert A, 2004). Prosedur paliatif melibatkan

transfer tendon telah dilakukan. Hasil dari studi oleh Ruchelsman, et al.

dari 21 anak yang menderita cedera pleksus brakial pada kelahiran

diindikasikan bahwa pasien yang tidak memiliki ekstensi pergelangan

tangan secara aktif setelah trauma dapat berhasil diobati dengan transfer

tendon tetapi hasil bedah cenderung lebih buruk daripada pasien dengan

global palsy atau paralisis keseluruhan (Ruchelsman DE, Ramos LE, Price

AE, Grossman LA, Valencia H, Grossman JA, 2011).

Cedera pada Nervus Kranialis

Cedera pada nervus kranialis dan medula spinalis merupakan hasil

dari hiperekstensim, traksi, dan peregangan yang berlebih dengan rotasi

yang dilakukan secara terus menerus. Cabang unilateral dari nervus

fasialis dan nervus vagus, dalam bentuk nervus laringeal, biasanya terjadi

dengan melibatkan cedera nervus kranialis dan memberikan hasil pada

paralisis permanen atau sementara. Gejala yang dapat ditemui adalah

ketidaksimetrisan wajah ketika menangis. Mulut tertarik ke bagian yang

normal, pergerakan dahi dan kelopak mata tidak terpengaruh. Bagian yang

mengalami paralisis timbul dengan penampilan yang bengkak, lipatan

nasolabia tidak ditemukan, dan ujung dari mulut terasa berat (Laroia N,

Rosenkrantz T, Clark DA, Itani O, Windle ML, 2012).

Cedera pada Nervus Laringeal

Page 25: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Terganggunya fungsi nervus laringeal mempengaruhi proses

menelan dan bernafas. Cedera pada nervus laringeal disebabkan oleh

posisi intrauterin di mana kepala diputar dan tertekuk lateral. Penampilan

dari bayi dengan teriakan parau dan pernafasan stidor disebabkan oleh

kelumpuhan nervus laringeal unilateral. Keluhan pada proses menelan

mungkin akan terlihat jika cabang superior terlibat. Kelumpuhan bilateral

dapat disebabkan oleh trauma pada kedua nervus laringeal, atau biasanya

disebabkan oleh cedera sistem pusat sarat, seperti hipoksia atau

perdarahan, yang melibatkan batang otak. Pasien dengan paralisis bilateral

biasanya ditemukan gangguan pernafasan berat atau asfiksi (Laroia N,

Rosenkrantz T, Clark DA, Itani O, Windle ML, 2012).

Cedera pada Medula Spinalis

Cedera pada medula spinalis terjadi akibat traksi yang berlebih atau

rotasi. Traksi berperan penting dalam kelahiran dengan sungsang (pada

kasus yang minoritas), dan torsi lebih berperan pada kelahiran vertex.

Gejala klinis adalah kematian neonatal secara luas dengan kegagalan

bernafas, khususnya pada kasus yang melibatkan medula spinalis servikal

bagian atas atau bagian bawah batang otak. Kegagalan pernafasan yang

parah mungkin dihilangkan dengan ventilasi mekanis dan menyebabkan

permasalahan etik. Bayi dapat bertahan secara lemah dan hipotoni.

Kebanyakan bayi mengalami spastis yang mungkin disalah artikan sebagai

paralisis serebral (Laroia N, Rosenkrantz T, Clark DA, Itani O, Windle

ML, 2012).

Cedera pada Tulang

Fraktur pada tulang biasa ditemukan pada kelahiran dengan

sungsang, distopia bahu atau keduanya pada bayi dengan berat berlebih.

Fraktur yang biasa terjadi adalah fraktur pada klavikula, tulang panjang

(tulang tangan atau kaki), dan dislokasi atau perpindahan epifisis (Laroia

N, Rosenkrantz T, Clark DA, Itani O, Windle ML, 2012).

Cedera pada Intra Abdominal

Page 26: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Cedera pada intra abdominal biasanya jarang terjadi dan terkadang

ditemukan sebagai penyebabkan kematian pada bayi baru lahir. Perdarah

merupakan komplikasi serius yang paling banyak ditemukan dan hepar

merupakan organ internal yang paling mengalami kerusakan. Tanda dari

adanya perdarahan intra abdominal adalah perdarahan mungkin fulminan

atau berbagaya, tetapi pasien akhirnya mengalami sirkulasi yang kolaps.

Perdarah intra abdominal harus dipertimbangkan pada setiap bayi yang

mengalami syok, pucat, anemia, dan distensi abdomen. Kulit perut atasnya

mungkin berwatna kebiru-biruan. Hasil radiografi tidak dapat digunakan

sebagai diagnosis tapi bisa menyarankan cara untuk membebaskan cairan

peritoneal. Parasentesis merupakan prosedur pilihan yang harus dilakukan

(Laroia N, Rosenkrantz T, Clark DA, Itani O, Windle ML, 2012).

j. Syarat dan Tujuan Rawat gabung

Rawat gabung adalah salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang

baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam

sebuah ruang selama 24 jam.

Kontak dini antara ibu dan bayi yang telah dibina sejak dari kamar bersalin

seharusnya tetap dipertahankan dengan merawat bayi bersama ibunya

Syarat :

1. Usia kehamilan > 34 minggu dan berat lahir > 1800 gram

2. Nilai APGAR pada lima menit >= 7

3. Tidak ada kelainan kongenital yang memerlukan perawatan khusus

4. Tidak ada trauma lahir

5. Ibu dalam keadaan sehat (Prawirohardjo, 2009)

k. Diagnosis dan Komplikasi penyakit pada kasus bayi baru lahir

1. Respiratory distresss syndrome (RDS)

Tidak adanya/kurangnya produksi sulfaktan pada paru sehingga alveoli

tidak dapat mengembang. RDS akan mengalami resolusi setelah 3-7

Page 27: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

hari seiring dengan mulai diproduksinya sulfaktan. Cara utama dari

pnatalaksanaannya dalah dengan mengendalikan ventilasi udara.

2. Brochopulmonary dysplasia (BPD)

BPD disebabkan karena pemberian konsentrasi oksigen yang tinggi

dan tekanan udara positif yang tinggi. Dapat digunakan terapi steroid

untuk bayi dengan kondisi seperti ini.

3. Gangguan keseimbangan ciran dan elektrolit

Fungsi ginjal dari bayi masih relative buruk sehingga keseimbangan

cairan dan elektrolit belum diatur secara baik.

4. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Gagal menutupnya duktus arteriosus. Hal ini sering terjadi pada bayi

preterm.

5. Pendarahan intraventrikel

Pada dinding ventrikel lateral bayi preterm terdapat pembuluh-

pembuluh darah kapiler yang rentan di mana mudah terjadi perdarahan

selama hipoksia atau RDS.

6. Anemia

Anemia terjadi karena konsentrasi hemoglobin menurun dari kadar

tinggi yang sebelumnya sesuai untuk kehidupan janin.

7. Enterokolitis nekrotikans (EKN)

Terjadi imaturitas, infeksi dan/atau iskemia usus pada patogenensis

penyakit ini.

8. Hipotermia

Hipotermia sering terjadi pada bayi preterm. Hipotermia akan

meningkatkan konsumsi oksigen untuk memproduksi energy sumber

panas. Keadaan hipotermia dapat ditatalaksanai dengan incubator dan

penghangat.

9. Hipoglikemia

Hipoglikemia dapat terjadi karena hilangnya suplai glukosa dari

plasenta setelah tali pusar dipotong.

10. Ikterus

Page 28: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Ikterus ada yang fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologi terjadi

karena belum optimalnya fungsi hati pada janin, sedangkan ikterus

patologis dapat disebabkan karena anemia hemolitik.

11. Infeksi

Infeksi dapat terjadi saat masa janin atau masa intrapartum. Infeksi

janin terjadi karena pathogen dapat melewati air ketuban sedangkan

infeksi masa intrapartum terjadi setelah ketuban pecah sehingga

pathogen yang sebelumnya tidak dapat melewati air ketuban dapat

menginfeksi janin melalui kontak langsung.

l. Hubungan ANC tidak teratur dengan kasus

Asuhan antenatal (antenatal care/ANC) adalah upaya preventif program

pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan

neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama

kehamilan.

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:

1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan

2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

4. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi

5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan dan merawat bayi

6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya

Pada ANC akan dipantau mengenai riwayat kesehatan, baik secara umum

maupun riwayat obstetrik, dan akan diperiksa keadaan umum seperti tanda

vital, jantung, paru, payudara hingga otot, rangka, dan syaraf. Selain yang

diatas, dengan menggunakan tehnik pemeriksaan Leopold, maka akan

dapat terus dipantau perkambangan bayi selama dalam rahim.

Page 29: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Dalam skenario, pasien tidak melakukan ANC secara teratur sehingga

pada saat akan melahirkan, pasien menderita demam yang belum diatasi

hingga kelahiran karena luput dari pantauan ANC. Dan dari demam itu

pulalah yang menjadi faktor resiko terjadinya Ketuban Pecah Dini pada

pasien. (Andriaansz, 2009)

Page 30: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Perlunya pemeriksaan penunjang baik untuk si ibu sendiri maupun bayi

setelah lahir.

b. Perlunya edukasi bagi itu tentang peran penting dari ASI dan rawat

gabung.

Saran

Pada kasus ini, langkah yang dilakukan dokter sudah tepat yaitu

memberikan resusitasi dan ventilasi.

Untuk materi skenario kurang begitu menjelaskan dengan pasti mengenai

diagnosis kerja dari pasien tersebut sehingga sedikit membingungkan mahasiswa.

Semoga kedepan bisa lebih baik lagi.

Semua anggota kelompok sudah berpartisipasi aktif dalam diskusi tutorial

kali ini, diharapkan keaktifan ini tetap dipertahankan dan ditingkatkan pada

diskusi-diskusi tutorial selanjutnya.

Page 31: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

DAFTAR PUSTAKA

Andriaansz George. 2009. Asuhan Antenatal. Dalam: Saifudin AB, Rachimhadhi

T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, pp:278-81

Alfonso EC, Galor A, Miller D. 2011. Fungal keratitis. In: Krachmer JH, Mannis

MJ, Holland EJ, (eds). Cornea. 3rd

Ed. San Francisco: Mosby. 1:1009-1022.

Bambang Widjanarko, SpoG. 2002. FISIOLOGI JANIN. Fakultas Kedokteran

dan Kesehatan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Bickley, Lynn S. 2009. Bates: Buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan.

Jakarta: EGC

Chadwick LM, Pemberton PJ, Kurinczuk JJ. 1996. Neonatal subgaleal

haematoma: associated risk factors, complications and outcome. J Paediatr

Child Health. 32(3):228-32.

Dirjen Bina Pelayanan Medik. 2010. Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir

Di Rumah Sakit. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Haerle M, Gilbert A. 2004. Management of complete obstetric brachial plexus

lesions. J Pediatr Orthop. 24(2):194-200.

Keman Kusnarman. 2009. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam:

Saifudin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Jakarta:

PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, p:306

Page 32: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Panduan pelayanan kesehatan

bayi baru lahir berbasis perlindungan anak. Direktorat Kesehatan Anak

Khusus.

Laroia N, Rosenkrantz T,Clark DA, Itani O, Windle ML. 2012. Birth Trauma.

http://emedicine.medscape.com/article/980112-overview#aw2aab6b5 Diakses

pada tanggal 2 Maret 2014.

Larke RPB. 1979. The HBsAg-Positive Patients Implications and a Guide to

Management. Can. Fam. Physician. 25:317—319.

Levine MG, Holroyde J, Woods JR Jr, et al. 1984. Birth trauma: incidence and

predisposing factors. Obstet Gynecol.63(6):792-5.

Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2008.

Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Meadow SR, Newell SJ. 2005. Lecture notes: Pediatrika. Edisi ketujuh. Jakarta:

Erlangga.

Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Obstetri Fisiologi dan Patologi. Edisi

2. Jakarta: EGC.

Prabantoro BTR, Prabowo P, Mertaniasih NM, Rantam FA. 2011. Peran

Endonuclease-G sebagai Biomarker Penentu Apoptosis Sel Amnion pada

Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini. JBP Vol. 13, No. 1, Januari 2011:

27–37.

Prawirohardjo S. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Page 33: LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 1docshare01.docshare.tips/files/22135/221357687.pdf · 2016. 6. 21. · BLOK PEDIATRI SKENARIO 1 ... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS

Sadler TW. Langman’s Medical Embryology-12th ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Sharma A, Ford S, Calvert J. 2010. Adaptation for Life: a Review of Neonatal

Physiology. AnaesthIntens Care Med. 12:85-90.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

1985. Buku kuliah 3: ilmu kesehatan anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Rohsiswanto R, Dharmasetiawani N. 2009. Resusitasi Neonatus. Dalam: Saifudin

AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp:348-51

Ruchelsman DE, Ramos LE, Price AE, Grossman LA, Valencia H, Grossman JA.

2011. Outcome after tendon transfers to restore wrist extension in children with

brachial plexus birth injuries. J Pediatr Orthop. 31(4):455-7.