102
Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha 1 MAKALAH PEMBICARA UTAMA INTERNET OF THINGS IN CAMPUS/STUDENT LIVES Ir. Emir Mauludi Husni, M.Sc., Ph.D Institute Teknologi Bandung

makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

1

MAKALAH PEMBICARA UTAMA

INTERNET OF THINGS IN CAMPUS/STUDENT LIVES Ir. Emir Mauludi Husni, M.Sc., Ph.D

Institute Teknologi Bandung

Page 2: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

2

Page 3: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

3

Page 4: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

4

Page 5: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

5

Page 6: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

6

Page 7: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

7

Page 8: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

8

Page 9: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

9

Page 10: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

10

Page 11: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

11

Page 12: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

12

Page 13: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

13

Page 14: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

14

Page 15: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

15

Page 16: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

16

Page 17: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

17

APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA ABSENSI GURU BERBASIS WEB DALAM MENILAI KINERJA GURU SD NEGERI

PERUMNAS 5 TANGERANG

Aris1) Veronika Fransiska2)

Silvina Eko Ristanti3) Ismi Nurhasanah4)

1,2,3,4) STMIK Raharja, Jln. Jend Sudirman 40 Modern Cikokol,

Tangerang Kota. Email: [email protected]; [email protected];

[email protected];Ismi [email protected]

ABSTRAK

Kebutuhan dalam pengolahan data yang cepat dan akurat dibutuhkan oleh setiap instansi pemerintah. SD Negeri Perumnas 5 Tangerang adalah salah satu instansi yang memerlukan sebuah sistem yang cepat dalam pengolahan data.Pada instansi ini terdapat suatu sistem absensi guru yang masih berjalan secara manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi masalah, yaitu diantaranya adalah keefektifan proses pengabsenan dan efisiensi penggunaan kertas, bentuk laporan absensi juga masih berupa hardcopy berkas yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya berkas absensi yang tercecer dan hilang.Untuk memperoleh data-data yang diperlukan selama penelitian penulis menggunakan beberapa metode, antara lain: wawancara, observasi dan studi pustaka.

Kata kunci : Absensi, Guru, Instansi, Sekolah.

PENDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan akan teknologi yang cepat dan tepat

sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas manusia, salah satunya adalah absensi guru. Teknologi tersebut dapat memberikan manfaat khususnya dalam bidang kedisiplinan. Berbagai instansi pendidikan berusaha mengembangkan usahanya dengan cara melakukan banyak perubahan dengan memanfaatkan teknologi komputer sebagai pengganti tenaga kerja manusia. Selain itu komputer memiliki komponen penting dari teknologi informasi yaitu database yang dapat mendukung penyimpanan data dalam jangka waktu yang lama.Dalam bidang pendidikan absensi guru memegang peranan penting dalam setiap kegiatan belajar-mengajar. Disamping itu, absensi dapat juga menjadi tolak ukur tentang bagaimana kedisiplinan guru yang bersangkutan. Pendataan absensi guru merupakan salah satu faktor dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM/ Human Resources Management). Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang guru, dapat dijadikan salah satu tolak ukur prestasi kemajuan instansi atau sekolah.

Sistem absensi guru yang saat ini diterapkan, memiliki pola dimana absensi dilakukan secara manual setiap harinya oleh semua guru yang bersangkutan terhadap guru piket, serta di rekap secara manual oleh pegawai tata usaha dan untuk selanjutnya diserahkan kepada kepala sekolah setiap bulannya. Sistem tersebut memakan waktu yang lama serta membutuhkan seperangkat alat tulis kantor sehingga seiring dengan berjalannya waktu akan terjadi penumpukan data berupa lembaran kertas absensi secara menahun. Dampak hal tersebut yaitu data akan menjadi usang dan tidak dapat dipergunakan kembali sebagai riwayat kedisiplinan guru yang bersangkutan di masa depan. Dengan demikian penulis membuat aplikasi berdasarkan sistem lama yang diperbaharui agar sistem menjadi lebih baik.

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas adalah :

Page 18: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

18

a. Apa pengaruh sistem pengolahan data absensi guru berbasis web ? b. Mengapa absensi guru pada sistem yang baru menggunakan perangkat

magnetic id-card ? c. Bagaimana dampak penerapan database pada sistem yang baru ini ?

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, metode yang digunakan meliputi metode survey, metode

analisis system dan metode perancangan serta implementasi system. Metode pengumpulan data meliputi: wawancara, observasi dan studi pustaka. Metode analisa sistem merupakan kegiatan menganalisa sistem yang berjalan sampai dengan usulan untuk mengetahui bagaimana proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan, mempelajari keunggulan dan kelemahan dari sistem, memahami dan memodelkan proses yang ada, mengenai proses apa yang diperlukan, bagaimana

hubungan proses, arus data, penyimpanan data serta kebutuhan akan data. KAJIAN LITERATUR

Mesin absensi digital ID card adalah jenis mesin absensi yang menggunakan magnetic ID card (kartu identitas) untuk mendata absensi atau daftar kehadiran karyawan dan mulai dipergunakan sejak 1980. Sama halnya dengan mesin absensi digital yang menggunakan metode digital (data diproses secara digital) tapi bedanya terletak pada media yang digunakan, Mesin absensi digital jenis ini seperti merupakan paduan dari mesin absensi manual yang menggunakan kartu namun metode pendataan absensinya secara digital. Adapun mesin absensi jenis ini lebih canggih dan modern dibandingkan dengan mesin absensi kartu terdahulunya yaitu yang manual karena telah menggunakan teknologi untuk mendata kehadiran karyawan.

Identitas karyawan yang telah didata pada sistem mesin absensi ini dapat langsung dideteksi hanya dengan menggesekkan kartu pada slot mesin. Itu artinya pemakaian mesin absensi digital ID card/swipe card lebih praktis dan simpel. Kelebihan lainnya yaitu terletak pada harganya. Meskipun penggunaannya lebih canggih dan praktis, mesin absensi digital ID card ini tidak terlampau mahal dan bahkan seharga dengan yang manual. Data karyawan terlebih dahulu di data dan kartu yang akan digunakan untuk dimasukkan ke dalam slot mesin absensi diautentifikasi terlebih dahulu pada sistem oleh pemilik perusahaan. Lalu, setelah instalasi dan siap digunakan di kantor, karyawan akan di data melalu mesin absensi ini dengan cara menggesekkan kartu identitas (ID card) mereka masing-masing segera setelah tiba di kantor sebelum memulai bekerja. Lalu, data karyawan yang masuk masuk secara otomatis ke sistem dan kemudian diproses untuk memungkinkan staf HR melacak kehadiran karyawan.

Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian, dalam setiap kegiatan penilaian, ujungnya adalah pengambilan keputusan. Penilaian kinerja ketua program keahlian tidak hanya berkisar pada aspek karakter individu melainkan juga pada hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang dicapainya seperti kualitas, kuantitas hasil kerja, ketepatan waktu kerja, dan sebagainya.

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru meliputi penilaian formatif dan sumatif. Dalam satu tahun pelajaran, sekurang-kurangnya pelaksanaan penilaian kinerja sebanyak dua kali yakni awal tahun pelajaran dan akhir tahun pelajaran. Artinya setiap semester guru akan dinilai kinerjanya. Jabatan fungsional Guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai: ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Fungsi Penilaian Kinerja Guru

Page 19: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

19

1. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah.

2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah yang dilakukannya pada tahun tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pengolahan data absensi guru yang baru berubah menjadi transparan, dan bersifat real-time. Sistem tersebut diharapkan lebih efektif dan transparan dalam memperkecil kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak sesuai etika guru dalam proses absen.Magnetic id-card yang merupakan mesin utama dalam aplikasi. Dengan dibuatnya aplikasi pengolahan data absensi guru, proses absensi dan pengolahan nilai dapat dilakukan dengan lebih mudah, bukan lagi bergantung pada rekap absensi yang berupa lembaran kertas.Sesuai dengan sistem yang baru dibuat maka diperlukan harddisk sebagai media penyimpanan database, sehingga memudahkan kinerja Staff Tata Usaha dalam hal rekapitulasi absensi guru.

Berdasarkan perubahan sistem absensi guru yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian.

Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, state diagram,dan class diagram. A. Use Case Diagram Absensi Guru

Gambar 1. Use Case Diagramabsensi guru yang diusulkan Berdasarkan gambar 1 diatas, rancangan use case diagram absensi guru SDN Perumnas 5 Tangerang terdapat:

1) 1 (satu) sistem yang merupakan rancangan usulan proses sistem pada absensi guru.

2) 3 (tiga) actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu: Guru, Tata Usaha, dan Kepala Sekolah.

3) 5 (lima) use case yang dapat dilakukan oleh actor tersebut.

Page 20: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

20

4) 3 (tiga) include yang menjelaskan bahwa use case tersebut berasal dari sumber secara eksplisit dari use case sebelumnya.

5) 13 (tiga belas) extension points. B. Activity Diagram Sistem

Activitydiagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang berjalan, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang mungkin akan terjadi pada beberapa eksekusi. Activitydiagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di trigger oleh selesainya state sebelumnya behaviorinternal sebuah sistem ( dan interaksi antar subsistem) secara eksas, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur aktivitas dari level atas secara umum.

Gambar 2. Activity Diagram User Berdasarkan gambar 4.2 diatas, rancangan Activity DiagramUser, terdapat:

1) 1 (satu) initial node, objek yang diawali. 2) 10 (sepuluh) actions yaitu;datang, absen (datang), absen (pulang), cuti, input

(cuti), izin, input (izin), selesai. 3) 4 (empat) buat fork node, sebagai percabangan menu guru. 4) 1 (satu) final node, objek yang diakhiri.

C.Activity Diagram Sistem Akses Admin

Gambar 3.Activity Diagram sistem akses Admin

Berdasarkan gambar 3 diatas, rancangan Activity Diagram pada sistem akses Admin terdapat : 1) 1 (satu) Initial node,objek yang diawali. 2) 39(tiga puluh sembilan) Actions yang mewakili setiap aktifitas.

Page 21: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

21

3) 1 (satu) Decision Node, yang mencerminkan sebagai pilihan eksekusi. 4) 13(tiga belas) Fork node sebagai percabangan menu Admin. 5) 1(satu) Final node yang merupakan akhir dari kegiatan Admin.

D.Class Diagram Sistem Yang Diusulkan

Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class diagram menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.

Gambar 5. Class Diagram sistem yang diusulkan

Perancangan Layar

A. Tampilan Program Absensi Guru

Gambar 6. Tampilan Program Absensi Guru

B. Tampilan Menu Add User Absen

Page 22: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

22

Gambar 7.Tampilan Menu Add User Absen

C. Tampilan Menu Add Data Guru

Gambar 8.Tampilan Menu Add Data Guru

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara pada SD Negeri Perumnas 5 Tangerang, maka penulis membuat kesimpulan berdasarkan rumusan masalah, yaitu:

1. Sistem pengolahan data absensi guru yang baru berubah menjadi transparan, dan bersifat real-time. Sistem tersebut diharapkan lebih efektif dan transparan dalam memperkecil kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak sesuai etika guru dalam proses absen.

2. Magnetic id-card yang merupakan mesin utama dalam aplikasi. Dengan dibuatnya aplikasi pengolahan data absensi guru, proses absensi dan pengolahan nilai dapat dilakukan dengan lebih mudah, bukan lagi bergantung pada rekap absensi yang berupa lembaran kertas.

3. Sesuai dengan sistem yang baru dibuat maka diperlukan harddisk sebagai media penyimpanan database, sehingga memudahkan kinerja Staff Tata Usaha dalam hal rekapitulasi absensi guru.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanif Al Fatta.2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan

Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern . Yogyakarta:Amikom. 2. Henderi. 2011. Desain Aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial

Page 23: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

23

Informatics. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Edisi 1 Vol. 1.

3. Jogiyanto, H.M. 2008. Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar Teknologi, Aplikasi, Pengembangan Dan Pengelolaan. Yoyakarta: Andi. Edisi Ke-3.

4. Maimunah. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi Dan

Promosi. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Edisi 1 Vol. 5. 5. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan Metode

USDP. Yogyakarta: Andi. 6. Rahardja, Untung. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Methode

DMQ Base Level. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal Vol. 4, No. 3.

7. Wahana Komputer. 2010. Shortcource SQL Server 2008 Express. Yogyakarta: Andi.

Edisi Ke-1. 8. Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta :

Andi Offset. 9. Anhar. 2010. "Panduan menguasai php & mysql secara otodidak". Jakarta : Mediakita.

Page 24: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

24

APLIKASI SISTEM INFORMASI PELACAKAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR BERBASIS WEB PADA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG

Eka Rosdiana1) Adi Alfian2)

Aris Sutanto

3) Amelia Rahim 4)

1,2,3,4) STMIK Raharja, Jln. Jend Sudirman 40 Modern Cikokol,

Tangerang Kota. Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]; amaliarahim @raharja.info

ABSTRAK

Sistem informasi pelacakan yang berjalan saat ini dari pelacakan surat masuk dan surat keluar dan pembuatan laporan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang yang masih menggunakan metode manual hal tersebut mengakibatkan proses kegiatan pelacakan yang berjalan menjadi tidak efektif karena membutuhkan waktu yang banyak dimulai dari pencatatan di buku agenda hingga tahap akhir yaitu laporan surat masuk dan surat keluar. Penelitian yang dilakukan pada kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang selain sebagai sarana untuk mempermudah laporan surat masuk dan surat keluar. Penelitian ini juga dapat di jadikan pertimbangan pihak manajemen terhadap sistem yang dikaji agar proses pelacakan surat masuk dan surat keluar berjalan lebih efektif. Peneulisan ini menggunakan beberapa metode antara lain. Wawancara, observasi, study pustaka, data yang diperoleh dianalisis dalam bentuk UML (Unified Modelling Language) yang menggunakan sistem paradigm 6.4 dan perancangan sistem informasi pelacakan surat dibangun dengan menggunakan PHP dan MySQL untuk database, hasil karya ilmiah yang dilakukan penulis dapat meningkatkan keefektifan proses pelacakan surat masuk dan surat keluar.

Kata Kunci: sistem informasi, pelacakan, surat masuk, surat keluar

1.Pendahuluan Dalam era globalisasi saat ini, peran teknologi informasi sangat diperlukan untuk

menunjang berbagai macam kegiatan. Teknologi informasi dapat menghasilkan suatu sistem informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna diberbagai instansi, perusahaan, atau lembaga baik swasta maupun pemerintah. Hampir seluruh perusahaan bahkan lembaga pendidikan di Indonesia yang sedang berkembang ataupun yang sudah maju menggunakan teknologi komputer dan sistem informasi sebagai sarana untuk mempermudah proses dalam sistem kerjanya. Salah satu penunjang kelancaran operasional suatu perusahaan/instansi adalah penggunaan pelacakan surat masuk dan surat keluar, untuk itu diperlukan satu sistem pelacakan surat masuk dan surat keluar yang efektif dan efisien.

Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Dalam pelacakan data surat masuk dan surat keluar pada Dinas Pendidikan yang dilakukan oleh pegawai memiliki beberapa kekurangan diantaranya, dalam pelacakan data surat masuk dan surat keluar masih harus dicatat dan dibukukan dalam pembuatan surat masuk dan surat keluar. Dimana jumlah surat masuk dan surat keluar rata-rata 30 surat setiap harinya. Hal ini mengakibatkan informasi yang disajikan terlambat. Selain itu proses pengolahan datanya masih manual dan belum menggunakan suatu program aplikasi oleh karena itu, salah satu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan cara merancang sistem pelacakan surat masuk dan surat keluar di lembaga dinas tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

Page 25: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

25

1. Bagaimana sistem pelacakan surat masuk dan surat keluar yang berjalan di Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang?

2. Apakah sistem pelacakan surat masuk dan surat keluar yang tengah berjalan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang sudah menghasilkan laporan yang akurat?

3. Kendala-kendala apaa saja yang didapat oleh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang dalam pelacakan surat masuk dan surat keluar?

4. Bagaimana merancang sistem informasi pelacakan surat masuk dan surat keluar yang dibutuhkan tersebut?

2.Pembahasan

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, menggunakan beberapa metode seperti gambar desain penelitian adapun metode yang digunakan sebagai berikut:

Gambar 1 . Desain Penelitian

Observasi yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada lokasi penelitian yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Metode wawancara ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan narasumber secara langsung pada tempat penelitian berlangsung. Selain melakukan observasi dan wawancara dilakukan juga pencarian data dengan cara studi pustaka. Dalam metode ini menggunakan sumber dari: buku-buku, jurnal dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian

Metode Pengembangan Sistem merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Tahapan perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya, seperti: perangkat fisik. Metode, dan anggaran yang sifatnya masih umum. Dalam tahap ini juga dilakukan langkah-langkah berupa: mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem dan membuat studi kelayakan. Tahap implementasi adalah tahap dimana rancangan sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan. Langkah-langkahnya yaitu: menyiapkan fasilitas fisik dan personil, dan melakukan simulasi. Pada tahapan ini perlu dipastikan sudah tidak ditemukan lagi kesalahan kode program dan aplikasi sudah berjalan baik melalui pengujian (Testing). Peneliti menggunakan metode pengujian Blackbox Testing, yaitu metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. uji coba Blackbox memungkinkan pengembangan software untuk membuat

Page 26: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

26

himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian Blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Perancangan Sistem Informasi Pelacakan Surat Masuk Dan Surat Keluar Berbasis Web dibuat dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) yaitu Use Case Diagram, Class Diagram dan Activity Diagram.

a.Berikut ini adalah Use Case Diagram

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Usulan Surat Masuk Dan Surat Keluar

Berdasarkan gambar 2. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan terdapat:

a. 1 (satu) Sistem yang merupakan rancangan usulan proses sistem pada admin pelacakan surat.

b. 4 (empat) Actor yang melakukan kegiatan diantaranya, admin, bidang, umum, kepala dinas.

c. 14 (empat belas) Use case yang dilakuakan diantaranya, login, beranda, data, surat, laporan, akses, penerima, surat masuk, disposisi surat, surat keluar, surat masuk, disposisi, surat keluar.

b.Berikut ini adalah Activity Diagram yang diusulkan

Gambar 3. Activity Diagram Sistem Usulan Surat Masuk Dan Surat Keluar

Page 27: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

27

Berdasarkan gambar 3. Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan terdapat: a. 1 (satu) Initial node dimana onjek memulai kegiatan b. 4 (empat) Actor yang dapat melakukan kegiatan yang sama yaitu admin,

bidang, umum, kepala dinas. c. 35 (tiga puluh lima) action state yang berawal dari login jika gagal maka

akan kembali ke login, jika benar maka akan masuk pada halaman beranda, data, akses, add, edit, delete, penerima, add, edit, delete, surat, surat masuk, add, edit, delete, disposisi surat, add, edit, delete, surat keluar, add, edit, delete, laporan, surat masuk, cetak, disposisi, cetak, surat keluar, cetak.

c.Berikut ini adalah Class Diagram yang diusulkan yang ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Class Diagram Rancangan Sistem Usulam Surat Masuk Dan Surat Keluar

Berdasarkan gambar 4. Class Diagram Sistem Yang Diusulkan terdapat: a. 6 (enam) Class dari objek-objek yang berbagai atribut serta operasi yang

sama diantaranya, tbl_surat_masuk, tbl_penerima, tbl_disposisi, tbl_akses, tbl_surat_keluar, tbl_tujuan_surat.

b. 5 (Lima) Multiciply hubungan antara objek satu dengan objek yang lainnya yang mempunyai nilai.

d.Tampilan Login Dibawah ini dapat diliha tampilan menu login sistem yang diusulkan

Gambar 5. Tampilan Login e.Tampilan Menu Beranda Dibawah ini dapat diliha tampilan menu beranda sistem yang diusulkan pada gambar 6.

Page 28: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

28

Gambar 6.Tampilan Menu Beranda

f.Tampilan Menu Akses Dibawah ini dapat diliha tampilan menu akses sistem yang diusulkan ada gambar 7.

Gambar 7. Tampilan Menu Akses g.Tampilan Menu Penerima Dibawah ini dapat diliha tampilan menu penerima sistem yang diusulkan pada gambar 8.

Gambar 8. Tampilan Menu Penerima

h.Tampilan Menu Surat Masuk Dibawah ini dapat dilihat tampilan menu surat masuk sistem yang diusulkan ada gambar 9.

Gambar 9. Tampilan Menu Surat Masuk

Page 29: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

29

3.Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sistem pelacakan surat masuk dan surat keluar yang berjalan saat ini sudah

terkomputerisasi. Seperti: a. Surat masuk yang diterima bagian umum sudah di kelolah oleh Aplikasi

Sistem Informasi Pelacakan Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis Web ,sehingga tidak lagi terjadi kehilangan pada surat masuk tersebut.

b. Pada Aplikasi Sistem dimana surat keluar yang dibuat oleh masing-masing bagian bidang atau seksi langsung di upload untuk di proses lebih lanjut sehingga yang membuat surat keluar sudah dapat di ketahui surat tersebut sudah sampai kepada kepala dinas atau masih di bagian umum.

c. Penyimpanan berkas surat masuk dan surat keluar sudah tersimpat dalam database yang sangat terjaga sehingga tidak menimbulkan kesulitan saat pencarian suatu surat yang hendak dilihat kembali.

2. Aplikasi Sistem laporan surat masuk dan surat keluar yang sudah berjalan secara akurat sudah tidak membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga bisa mengehemat waktu secara efektif untuk membuat laporan surat tersebut.

3. Kendala-kendala yang ditemukan oleh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang dalam pelacakan surat masuk dan surat keluar sudah teratasi dimana surat keluar yang telah di buat oleh pegawai atau bagian bidang dapat di ketahui statusnya

Daftar Pustaka

1. Saputra, D, M, 2011, Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian “Simpeg” (Studi

Kasus : Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama), Skripsi, Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Anggraeni. Defi, Iriani. Siska, 2016. “Sistem Informasi Pengarsipan Surat Masuk Dan Surat Keluar Pada Kantor Kecamatan Pringkuku”. Jurnal Bianglala Informatika. Vol. 4 No. 2 September 2016 ISSN: 2338-8145.

3. Aji. Sapto, Migunani. Hakim. Nur. Fitro, 2014. “Rancang Bangun Sistem Informasi Disposisi Surat Berbasis Web (Studi Kasus Kementerian Pekerjaan Umum)”. Journal On Networking And Security. Vol. 3 No. 3 2014 ISSN: 2302-5700.

4. Bactiar. Dede, Atikah. 2015. “Sistem Informasi Dashboard Kependudukan Di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang”. STMIK Bina Sarana Global. Jurnal Sisfotek Global. Vol. 5 No. 1 Maret 2015 ISSN: 2088-1762.

9. Anhar. 2010. "Panduan menguasai php & mysql secara otodidak". Jakarta : Mediakita.

10. Komputer, Wahana. 2013. “Mobile Web Development With Adobe DreamweaverCS6”. Yogyakarta: Andi Offset.

Page 30: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

30

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

EVALUASI KINERJA SUATU INSTITUSI DENGAN PEMBOBOTAN

NILAI OPTIMAL

Nurlaila Suci Rahayu Rais

1), Siti Khuzaemah

2), Lydia Rahmi Janna

3)

1,2,3Program StudiSistem Informasi, STMIK Raharja, Tangerang

Jl.JendralSudirman No. 40 BabakanCikokol-Tangerang 15117 Telp. 5529692

Email: [email protected])

, [email protected])

, [email protected])

Abstrak Derasnya arus perkembangan teknologi mengantarkan pesatnya perkembangan metode komputasi yang salah satunya adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decision Support System) Sistem penilaian saat ini masih kurang akurat dalam menentukan base line (angka dasar), pencapaian kinerja organisasi tidak ada tolak ukurnya, belum ada penentuan kriteria penilaian, sehingga data penilaian yang ada hanya sebatas jumlah persentase dari kinerja organisasi, karena itu diperlukan aplikasi untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk membantu meningkatkan kinerja dan melakukan penilaian evaluasi kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas penunjang keputusan dalam menentukan evaluasi kinerja. Metode yang digunakan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode analisa menggunakan Value Chain, Metode perancangan sistem menggunakan notepad++, PHP, MySQL, Metode pengujian menggunakan blackbox testing. Sistem pendukung keputusan penilaian kinerja ini diharapkan dapat mempermudah perhitungan penilaian kinerja organisasi. Hasil penelitian mengidentifikasikan terdapat lima kriteria dan empat belas sub kriteria yang digunakan dalam penentuan evaluasi kinerja organisasi. Kata kunci: Evaluasi Kinerja, Sistem Penunjang Keputusan, Simple Additive Weighting (SAW) PENDAHULUAN

Perkembangan yang pesat bukan hanya pada teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak, tetapi juga pada metode komputasi. Salah satu metode komputasi yang berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decision Support System). Salah satu metode yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) atau dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot, karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik pada kriteria yang sudah ditentukan. Dengan metode perankingan diharapkan lebih tepat dan akurat, karena sudah ditetapkan, sehingga dapat menentukan organisasi mana yang mendapat penilaian terbaik.

Adapun tujuan dari sistem pendukung keputusan ini adalah untuk meningkatkan efektifitas penunjang keputusan dalam menentukan evaluasi kinerja; agar dapat melakukan penilaian evaluasi organisasi dengan dibantu aplikasi menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) sehingga sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. KAJIAN PUSTAKA

Menurut Supriyanti (2014:70)[1], Metode Simple Additive Weighting (SAW) atau metode penjumahan terbobot. Konsep dasar metode SAW ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.Formula untuk melakukan normalisasi terebut adalah sebagai berikut:

Page 31: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

31

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; 1=1,2,….,m dan j=1,2,….,n. Keterangan: Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i. Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i. Xij = Nilai atribut yang dimiliki Dari setiap kriteria. Benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik. Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut: NilaiVi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Keterangan: Vi = Rangking untuk setiap alternatif. Wj = Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria). rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi.

Menurut Nofriansyah (2014:12)[2], Keunggulan dari metode Simple Additive Weighting dibandingkan dengan metode sistem keputusan yang lain terletak pada kemampuannya dalam melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot tingkat kepentingan yang dibutuhkan. Dalam metode Simple Additive Weighting juga dapat menyeleksi alternative terbaik dari sejumlah alternatif, dari sejumlah alternatif yang ada kemudian dilakukannya proses perangkingan, jumlah nilai bobot dari semua criteria dijumlahkan setelah menentukan nilai bobot dari kriteria. Intinya bahwa apakah metode Simple Additive Weighting ini menentukan nilai bobot pada setiap criteria untuk menentukan alternatif optimal.

Menurut Duha (2016:218)[3], Kinerja adalah cara atau kemampuan individu dalam bekerja untuk dapat memberikan hasil yang memuaskan di tempatnya bekerja dalam satu paket atau bagian pekerjaan tertentu atau pada suatu periode waktu tertentu. Menurut Budihardjo (2015:13)[4], Penilaian kinerja adalah upaya guna mengadakan pengukuran atas kinerja dari setiap karyawan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat produktivitas dan efektivitas kerja dari karyawan tersebut dalam menghasilkan karya tertentu, sesuai dengan Job Description (deskripsi tugas) yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bersangkutan. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data: observasi dengan mengamati secara langsung permasalahan yang diangkat, wawancara langsung dengan nara sumber yang terlibat dalam materi pembahasan, dan Studi Pustaka dengan mempelajari dan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Metode penyelesaian masalah menggunakan Analisa Value Chain, menurut Nastiti, dkk (2014:157)[5], Analisis Value Chain, berfungsi sebagai cara untuk mengelompokkan aktivitas bisnis sesuai dengan kelompok aktivitas. Proses bisnis perusahaan berdasarkan kerangka value chain dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu proses bisnis utama (inbound sales logistic, outbound sales logistic, operation, marketing dan service) dan proses bisnis pendukung (procurement, technology development, organization and human resource management, firm infrastructure). Metode SPK Simple Additive Weighting ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan

Page 32: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

32

dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik yaitu kriteria yang sudah ditentukan.

Metode Perancangan Sistem, pada proses desain, syarat kebutuhan informasi dan perancangan perangkat lunak dapat diperkirakan sebelum pembuatan coding. Proses ini berfokus pada: Notepad++ sebagai script editor PHP dan XAMPP version 3.2.1.3.1.0 sebagai paket instalasi PHP, MySQL. Web browser yang digunakan untuk membuka aplikasi berbasis web yaitu Google Chrome. Metode Implementasi Sistem, pada tahap implementasi adalah tahap dimana desain sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan.Metode pengujian ini menggunakan metode Black Box Testing karena metode ini dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam literature Review, penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ibrohim dan Sumiati (2016)[6] University of Serang Raya Indonesia, berjudul “Decision Support System for Determining the Scholarship Recipients using Simple Additive Weighting (SAW)”, yang menganalisis penerima beasiswa dalam penentuan beasiswa, menemukan nilai-nilai bobot untuk setiap atribut, maka proses peringkat dilakukan oleh intensitas prioritas untuk menghasilkan Skor nilai terbaik. Penelitian yang dilakukan oleh Lalit Dole and Jayant Rajurkar (2014)[7] G.H. Raisoni College of Engineering India, berjudul “A Decision Support System for Predicting Student Performance”. Dengan pendekatan Naive Bayes algorithm (NB) untuk memprediksi keberhasilan kumulatif Grade Point Average digunakan untuk menemukan cara yang paling cocok untuk menentukan keberhasilan siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, dkk (2016) [8] Gadjah Mada University Indonesia, berjudul “The Group Decision Support System to Evaluate the ICT Project Performance Using the Hybrid Method of AHP, TOPSIS and Copeland Score”, untuk mengevaluasi kinerja dari Information and Communications Technology (ICT) di lembaga-lembaga pemerintah daerah untuk mengatasi inkonsistensi setiap kemungkinan yang mungkin terjadi dalam proses pengambilan keputusan. Metode AHP digunakan untuk menghasilkan nilai untuk kriteria yang digunakan sebagai masukan dalam proses perhitungan metode TOPSIS yang menghasilkan peringkat proyek yang ditunjukkan oleh setiap pembuat keputusan, dan untuk menggabungkan preferensi yang berbeda dari pembuat keputusan ini, metode Copeland Score digunakan sebagai salah satu metode pemungutan suara untuk menentukan kedudukan proyek terbaik semua peringkat yang ditunjukkan oleh para pengambil keputusan.

Dalam beberapa Literature Review tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada metode yang digunakan, objek penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan metode pengembangan sistem yang digunakan. Pada penelitian penilaian kinerja organisasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi menggunakan metode analisa Value Chain dan metode Sistem Pendukung Keputusan dengan metode SAW. Perancangan sistem ini berorientasi objek dengan model Unified Modeling Language (UML), dan teknik pengujuan menggunakan Black Box Testing. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap pengujian akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang digunakan untuk pengolahan data pemilihan organisasi terbaik.

Langkah-langkah dalam metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah: 1 Menentukan kriteria apa saja yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, dengan ketentuan kriteria sebagai berikut: C1 = Perencanaan Kinerja, C2 = Pengukuran Kinerja, C3 = Pelaporan Kinerja, C4 = Evaluasi Internal, dan C5 = Capaian Kinerja. Selain kriteria terdapat pula sub kriteria yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan berdasarkan persyaratan pemilihan organisasi terbaik sebagai berikut: CS1 = Rencana Strategis, CS2 = Perencanaan Kinerja Tahunan, CS3 = Pemenuhan Pengukuran. CS4 = Kualitas Pengukuran, dan CS5 = Implementasi Pengukuran, CS6 = Pemenuhan Pelaporan, CS7 = Kualitas Pelaporan, CS8 = Pemenfaatan Pelaporan, CS9 = Pemenuhan Evaluasi, CS10 = Kualitas

Page 33: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

33

Evaluasi, CS11 = Pemanfaatan Hasil Evaluasi, CS12 = Kinerja yang Dilaporkan (output), CS13 = Kinerja yang Dilaporkan (outcome), CS14 = Kinerja Tahun Berjalan (benchmark)

2. Menentukankan di data simulasi organisasi, sebagai berikut: Devisi 1, Devisi 2, Devisi 3, Devisi 4, Devisi 5, Devisi 6, Devisi 7, dan Devisi 8.

3. Menentukan bobot kriteria dan bobot sub kriteria sebagai berikut :

4. Perhitungan Pemilihan Organisasi Terbaik

Pertama dilakukan normalisasi menjadi matriks untuk menghitung nilai masing-masing sub kriteria dengan persamaan sebagai berikut:

5. Setelah nilai R didapat, langkah selanjutnya adalah proses nilai preferensi untuk

setiap organisasi dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: IMPLEMENTASI PROGRAM

Gambar 1.Tampilan bagian input penialain oraganisasi

Page 34: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

34

Gambar 2.Tampilanbagian ranking organisasi

Gambar 3.Tampilan laporan penilaian organisasi KESIMPULAN

Merancang sistem pendukung keputusan penilaian kinerja organisasi menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang digunakan untuk pengolahan data pemilihan organisasi terbaik. Dalam perhitungan metode SAW dilakukan normalisasi menjadi matriks untuk menghitung nilai masing-masing sub kriteria. Hasil penelitian menyebutkan ada lima kriteria penilaian kinerja: perencanaan kinerja (30%), pengukuran kinerja (25%), pelaporan kinerja (15%), evaluasi internal (10%), capaian kinerja (20%), dan empat belas sub kriteria: rencana strategis (10%), perencanaan kinerja tahunan (30%), pemenuhan pengukuran (5%), kualitas pengukuran (12,5%), implementasi pengukuran (7,5%), pemenuhan pelaporan (3%), kualitas pelaporan (7,5%), pemanfaatan pelaporan (4,5%), pemenuhan evaluasi (2%), kualitas evaluasi (5%), pemanfaatan hasil evaluasi (3%), kinerja yang dilaporkan (output) (5%), kinerja yang dilaporkan (outcome) (10%), kinerja tahun berjalan (benchmark) (5%) yang digunakan dalam penentuan evaluasi kinerja organisasi.

DAFTAR PUSTAKA [1] Supriyanti, Wiwit. 2014. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan

Penerima Beasiswa dengan Metode SAW. ISSN: 2534-5771. Citec Journal Vol.1 No.1 November 2013-Januari 2014. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://ojs.amikom.ac.id/. Diakses pada 26 Maret 2017.

Page 35: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

35

[2] Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish.

[3] Duha. Timotius. 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish. [4] Budihardjo. M. 2015. Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Jakarta: Raih

Asa Sukses. [5] Nastiti, Faulinda Ely dan Sasongko Pramono Hadi. 2014. Analisis Kebutuhan

Aplikasi Dengan Pemetaan Pada Business Model Canvas. ISSN: 2302-3805. Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE Vol.2 No.1-Februari 2014. http://ojs.amikom.ac.id/. Diakses pada 30 Maret 2017.

[6] Ibrohim, Muhamad, dan Sumiati. 2016. Decision Support System for Determining the Scholarship Recipients using Simple Additive Weighting (SAW). ISSN: 0975-8887. International Journal of Computer Applications Vol.151/No.2-October 2016. Indonesia: University of Serang Raya. http://www.ijcaonline.org/. Diakses pada 3 April 2017.

[7] Dole, Lalit, dan Jayant Rajurkar. 2014. A Decision Support System for Predicting Student Performance. ISSN (Online): 2320-9801. lnternational Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering Vol.2/No.12-December 2014. India: G.H. Raisoni College of Engineering. https://www.rroij.com/. Diakses pada 3 April 2017.

[8] Setiawan, Herri, Retantyo Wardoyo, Jazi Eko Istiyanto, dan Purwo Santoso. 2016. The Group Decision Support System to Evaluate the ICT Project Performance Using the Hybrid Method of AHP, TOPSIS and Copeland Score. International Journal of Advanced Computer Science and Applications (IJACSA) Vol.7/No.4-2016. Indonesia: Gadjah Mada University. http://thesai.org/. Diakses pada 3 April 2017.

Page 36: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

36

APLIKASI PENGELOLAHAN DATA INFORMASI FASILITAS BANDARA TERMINAL 3 PADA DIVISI TERMINAL OPERATION SERVICE

PT.ANGKASA PURA II (PERSERO) BERBASIS WEB

Mochamad Rishaldy Prisliyanto1) Devi Septiani2)

Mila Tryutami Karina3) Mamay Humaeroh 4)

1,2,3,4) STMIK Raharja, Jln. Jend Sudirman 40 Modern Cikokol,

Tangerang Kota. Email: Mochamad [email protected];

[email protected]; Mila Tryutami @raharja.info; [email protected]

ABSTRAK

PT.ANGKASA PURA II (PERSERO) yang saat ini hampir semua bagian telah

menggunakan komputerisasi berbasis web dengan pemograman seperti ASP maupun

PHP, yang dapat memberikan informasi antar bagian melalui intranet, tetapi pada divisi

terminal operation service belum terkomputerisasi berbasis web melainkan masih

menggunakan Microsoft Excel, ini mengakibatkan divisi operation service sering

mengalami kesulitan dalam mengontrol fasilitas barang inventaris yang masuk dan keluar

yang dapat mengakibatkan laporan tidak sesuai dengan data yang ada di divisi. Oleh

sebab itu dibuatlah suatu perancangan pengembangan sistem informasi pelaporan

fasilitas bandara terminal 3 pada divisi terminal operation service yang dapat menangani

permasalahan tersebut, khususnya pada divisi operation service seperti permintaan

jumlah barang yang dibutuhkan oleh bagian pengaju sehingga suatu saat nanti tidak ada

kekurangan dikarenakan divisi operation service telah mengetahui persediaan barang

yang ada. Dalam penyusunannya menggunakan metode perancangan UML (Unified

Modeling Language). Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat membantu user yang

berkepentingan, dan efektivitas dalam banyak hal.

Kata Kunci : Sistem, Informasi, Monitoring, Fasilitas

PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya ilmu teknologi yang sering terjadi saat ini,

khususnya perkembangan teknologi dalam dunia komputer. Hal ini menuntut perusahaan menengah ataupun perusahaan besar untuk mengikuti perkembangan teknologi agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Maka peran komputer untuk menghasilkan informasi yang lebih cepat, tepat dan akurat menjadi sebuah kebutuhan penting dalam sebuah perusahaan. Salah satunya adalah PT. Angkasa Pura II unit TOS (Terminal Operation Service) yaitu salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pelayanan pelaporan fasilitas bandara.

Sistem Pelaporan Fasilitas Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta pada divisi Terminal Operation Service PT. Angkasa Pura II dilakukan dengan cara manual sehingga didalam pengolahan datanya memerlukan waktu yang cukup lama dalam pencatatan dan waktu pengerjaannya tidak tepat waktu dan tidak akurat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Sistem yang berjalan saat ini masih manual dalam pengolahan data dilakukan dengan proses pencatatan di aplikasi office .

2. Masih banyak kesalahan pada saat memasukan data ,pengeluaran data

Page 37: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

37

barang sehingga data yang dihasilkan belum akurat dan tidak maksimal. 3. Bagaimana merancang sistem Pelaporan Fasilitas pada Terminal 1 divisi

Terminal Operation Service PT. Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta yang efektif dan efisien?

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, metode yang digunakan meliputi metode survey, metode

analisis system dan metode perancangan serta implementasi system. Metode pengumpulan data meliputi: wawancara, observasi dan studi pustaka. Metode analisa sistem merupakan kegiatan menganalisa sistem yang berjalan sampai dengan usulan untuk mengetahui bagaimana proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan, mempelajari keunggulan dan kelemahan dari sistem, memahami dan memodelkan proses yang ada, mengenai proses apa yang diperlukan, bagaimana

hubungan proses, arus data, penyimpanan data serta kebutuhan akan data. Metode Perancangan Sistem Pelaporan Fasilitas Pada Terminal 1 divisi

Terminal Operation Service PT. Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta menggunakan beberapa software dalam perancangannya, antara lain :

1. PHP, merupakan bahasa pemrograman yang akan digunakan. 2. MySQL, merupakan database yang akan digunakan. 3. Macromedia Dreamweaver, merupakan software yang akan digunakan untuk

mendesaign web yang akan dibuat. 4. Visual Paradigm, merupakan software yang akan digunakan untuk

mendesaign dan membuat suatu model diagram.

KAJIAN LITERATUR

PT (Persero) Angkasa Pura II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Aktivitasnya meliputi pelayanan jasa penerbangan (aeronautika) dan jasa penunjang bandara (non aeronautika). Pada awalnya PT (Persero) Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang didirikan tanggal Agustus 98 untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya tanggal 2 Januari 1993, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. tahun 1993 menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II.

Dalam pengolahan data informasi fasilitas yang ada PT (Persero) Angkasa Pura II masih kesulitan dalam hal pelaporan yang kurang akurat yang bisa di laporkan tiap bualn ke pimpinan. Data merupakan bentuk yang masih jamak, belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data yang diolah melalui suatu model mejadi suatu informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Informasi diperlukan sebagai dasar pertimbangan para pengelola organisasi atau perusahaan dalam pengambilan keputusan manajerial dan strategis. Pengolahan data menjadi sebuah informasi merupakan suatu siklus.Pengumpulan Data pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu, seperti sampling, data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan proses pencatatan data kedalam suatu file.

Dalam Pengolahan Data merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukan kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi (pengelompokan), kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data.Setelah proses pengolahan data dilakukan, maka informasi yang dihasilkan harus segera didistribusikan, proses distribusi ini tidak boleh terlambat dan harus diberikan kepada yang berkepentingan, sebab hasil pengolahan tersebut akan menjadi bahan

Page 38: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

38

pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau menjadi data dalam pengolahan data selanjutnya.

Gambar 1. Siklus Informasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada beberapa usulan prosedur baru, prosedur yang bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan system yang ada sekarang. Prosedur yang diusulkan yaitu merubah proses pendataan barang menggunakan form kertas menjadi pendataan berbasis web. Perbedaan yang terjadi pada sistem berjalan selanjutnya adalah proses rekap untuk menghasilkan sebuah data yang dapat di simpan, dan karena admin sudah bisa mengerjakan semuanya. Berdasarkan perubahan sistem yang terjadi, maka setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru ditentukan, langkah berikutnya adalah perancangan atau desain sistem usulan yang bertujuan untuk perbaikan atau penggantian sistem lama serta memberikan gambaran yang jelas tentang proses desain sistem dari awal hingga akhir penelitian. Sistem usulan ini menggunakan program Visual Paradigm for UML Interprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan state diagram, rancangan basis data, normalisasi serta

rancangan tampilan.

C. Use Case Diagram Admin

Gambar 2. Use Case Diagram yang diusulkan

Berdasarkan gambar 2. Use Case Diagram yang diusulkan terdapat :

a. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan sistem informasi pelaporan fasilitas bandara terminal 3 pada divisi terminal operation service .

b. 3 actor yang melakukan kegiatan proses sistem informasi pelaporan fasilitas bandara terminal 3 pada divisi terminal operation service adalah admin

c. 11 use case yang biasa dilakukan oleh actor tersebut diantaranya home Admin, Menu Master, Menu Transaksi, Menu Laporan, logout.

Page 39: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

39

D. Activity Diagram Sistem

Activitydiagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di trigger oleh selesainya state sebelumnya behaviorinternal sebuah sistem ( dan interaksi antar subsistem) secara eksas, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur aktivitas dari level atas secara umum.

Gambar 3. Activity Diagram Admin

Berdasarkan Gambar 3. Activity Diagram yang diusulkan terdapat :

a. 1 Initial Node, objek yang diawali. b. 38 Action, nilai atribut dan nilai link pada suatu waktu tertentu, yang dimiliki

oleh suatu objek tersebut diantaranya menu login, home area admin, menu master, menu transaksi, data laporan dan logout.

c. 1 Final State, objek yang di akhiri.

C.Class Diagram Sistem Yang Dibuat Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class diagram menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.

Gambar 4. Class Diagram yang diusulkan

Berdasarkan gambar 4. Class Diagram yang diusulkan terdapat :

a. 5 Class, himpunan dari objek-objek yang berbagi attribut serta operasi yang sama diantaranya income, barang, outgoing, pengguna, servies.

b. 4 Multiplicity, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Page 40: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

40

Perancangan Layar

D. Tampilan Program Login Admin

Gambar 5. Tampilan Menu Utama Admin

Pada Gambar ini merupakan tampilan dari menu untuk login admin, untuk admin di sini adalah petugas dari divisi terminal operation service yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola data barang yang berada di Gudang, baik barang masuk dan barang keluar serta stock barang yang ada.

E. Tampilan Menu Home Area Admin

Gambar 6. Tampilan Home Area Admin

Pada Menu ini merupakan menu yang berfungsi sebagai menu area admin yang terdapat beberapa link menu untuk mengelola data barang, diantaranya ada menu master, menu transaksi dan menu laporan data barang.

F. Tampilan Menu Transaksi

Gambar 7. Tampilan Menu Transaksi

Pada menu ini berisikan beberapa link transaksi yang dilakukan untuk mengelola data barang yang berada di gudang diantaranya transaksi barang yang masuk dari supplier, transaksi barang yang keluar, lalu transaksi servies.

Page 41: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

41

D.Tampilan Menu Laporan

Gambar 8. Tampilan Menu Laporan

Pada menu laporan merupakan menu yang paling penting dimana ini merupakan laporan yang harus dapat di cetak sebagai bukti data yang telah diproses diantaranya ada menu laporan, menu laporan cetak barang masuk, laporan outgoing, perperiode, laporan servies dan data stock barang yang berada di dalam gudang, yang dapat di laporkan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada sistem

informasi pelaporan Data fasilitas bandara terminal 3 pada divisi terminal operation service, maka didapatkan beberapa kesimpulan yaitu : 1. Pada sistem monitoring fasilitas yang berjalan pada saat ini sudah terkontrol dengan

baik. Pada divisi terminal operation service dapat mengetahui persediaan barang fasilitas yang ada di gudang, karena data yang ada pada Sistem Aplikasi sesuai dengan data fisik atau barang yang tersedia di gudang. Sehingga setiap ada permintaan dari pengaju teknisi dapat melakukan pengecekan stok barang fasilitas terlebih dahulu ke gudang.

2. Pada sistem yang sudah di Implementasikan saat ini, divisi terminal operation service dapat mengetahui barang apa saja yang sudah menipis atau pun sudah habis, sehingga saat ada permintaan dari bagian teknik dapat langsung memberikan informasi persediaan barang .

3. Pada sistem yang dibuat divisi terminal operation service sudah dapat untuk mengeluarkan data bagian mana saja yang sering meminta barang.

4. Sistem Informasi Laporan Fasilitas pada saat ini sudah maksimal dikarenakan proses penyampaian laporan fasilitas dari divisi TOS kepada atasan dapat menggunakan Sistem Aplikasi ini, oleh karena itu sistem yang sudah di implementasikan dapat menyampaian laporan Fasilitas tersebut secara berkala baik perbulan maupun pertahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Al Fatta 2007, Informasi Data dalam manajemen, Erlangga, Yogyakarta. 2. Adi Nugroho 2008, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan

Metodologi Berorientasi Objek, Informatika, Bandung. 3. Jogiyanto, H.M. 2008. Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi

Konsep Dasar Teknologi, Aplikasi, Pengembangan Dan Pengelolaan. Yoyakarta: Andi. Edisi Ke-3.

4. Rangkuti, Freddy 2012, Manajemen Pesediaan, Aplikasi dibidang bisnis, Edisi 2, Cetakan 6, PT. RajaGrafindo Persada.

5. Mohammad Sukarno 2011,.Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL, Andi,Yogyakarta.

6. Jogiyanto HM 2008, Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer, Pemprograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan, Yogyakarta.

Page 42: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

42

DIGITALISASI RAGAM HIAS PADA OMO SEBUA

Ariesa Pandanwangi1, Krismanto Kusbiantoro2

1 Universitas Kristen Maranatha, Jl. Surya Sumantri 65 Bandung-40164, [email protected]

2 Universitas Kristen Maranatha, Jl. Surya Sumantri 65 Bandung-40164, [email protected]

ABSTRAK

Cara berpikir nenek moyang kita sudah melampaui jamannya, terbukti dengan peninggalan sebuah karya seni bangunan rumah adat tradisional di Nias Selatan, dengan ketinggian yang spektakuler. Pembuatannya dilakukan tanpa melibatkan bantuan peralatan yang canggih. Rumah adat tersebut dipenuhi dengan ragam hias pada bagian luar rumah dan pada bagian dalam rumah. Keberadaan ragam hias tersebut belum terdokumentasikan dengan baik melalui proses digital. Makalah ini bertujuan memberikan sumbangsih pemikiran pentingnya proses digitalisasi untuk melestarikan kearifan lokal bangsa Indonesia. Untuk saat ini pendataan tentang Nias baru terdokumentasikan di website Museum Nias.

Kata kunci: Digitalisasi, Omo Sebua, Ragam hias,

1. Pendahuluan

Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang indah, gunung yang menjulang tinggi dan beberapa masih aktif menyemburkan hawa panasnya. Salah satu pulau di Sumatera, Nias, ternyata belum banyak dikenal dunia, belum banyak diperhatikan dan cenderung tertinggal daerahnya. Penduduk setempat banyak yang tinggal di rumah tradisional yang dipenuhi oleh ragam hias. Tiba-tiba pada tanggal 8 Maret 2005, diguncang gempa dengan kekuatan 8,7 Skala Richter. Getarannya terasa hingga Bangkok dan merupakan gempa terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964. Gempa mengangkat pulau Nias sehingga lebih tinggi dari permukaan laut, hingga luluh lantak. Akibatnya garis pantainya di beberapa tempat mundur hingga 25 meter.

Setelah kejadian gempa ini, mata dunia tertuju pada Nias. Pertolongan dari berbagai LSM baik dalam maupun luar negeri masuk ke Nias. Kucuran dana hibah dari berbagai organisasi masuk ke Nias, termasuk teknologi dan modernisasi yang tidak lagi terbendung. Departemen Sosial dan LSM membangun rumah-rumah darurat untuk para korban gempa. Rumah-rumah ini tidak sama dengan rumah tradisional masyarakat Nias. Rumah-rumah ini dibangun dengan konstruksi beton, dinding bata dan atap seng gelombang. Jalan-jalan dan jembatan-jembatan dibangun menghubungkan kabupaten satu dengan yang lainnya. Fasilitas publik dan fasilitas sosial dibangun di Nias.

Page 43: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

43

Masuknya budaya modern ke Nias menjadi tantangan baru bagi kelangsungan budaya tradisional masyarakat Nias. Kampung-kampung tradisional terisolasi; sementara kampung-kampung modern dimekarkan. Masyarakat meninggalkan rumah tradisional mereka dan tinggal di rumah baru yang dibangun oleh pemerintah. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kebertahanan budaya tradisional Nias. Padahal budaya Nias adalah salah satu dari sedikit budaya megalitik yang masih tersisa di Nusantara.

Masyarakat Nias memiliki 2 tipe rumah adat berdasarkan lokasinya. Masyarakat di Nias Utara memiliki rumah adat dengan denah berbentuk oval, sementara masyarakat Nias Selatan memiliki rumah adat dengan denah berbentuk persegi panjang. Keduanya masih dijumpai di beberapa tempat, namun jumlahnya sudah relatif sedikit. Uniknya adalah bahwa rumah tradisional ini dihiasi dengan berbagai macam ukiran dan ragam hias khas Nias. Ukiran dan ragam hias Nias didominasi oleh motif geometri dan bentuk-bentuk binatang reptile seperti buaya, kadal, dan kura-kura. Ragam hias yang terbentuk merupakan hasil dari pola pikir dan pengaruh lingkungan dari dalam ataupun dari luar yang tampaknya belum terdokumentasi dengan baik dalam bentuk digital. Sehingga banyak peneliti dari luar yang merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut. Jadi tujuan makalah ini untuk memberikan pemikiran pentingnya proses digitalisasi bagi kearifan lokal Indonesia.

2. Pembahasan

Desa Bawomataluwo berada di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Rumah tradisional Omo Sebua ini juga dapat diakses oleh publik, saat ini berfungsi menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia. Omo Sebua merupakan rumah bangsawan di desa itu. Rumah ini memiliki keunikan yaitu pintu masuknya dari kolong rumah dan bentuk rumah panggung dengan ketinggian 40 meter dari tanah hingga ke puncak atapnya. Hal ini yang membedakan dengan rumah-rumah tradisional sekelilingnya. Rumah adat di Nias memiliki ragam hias dan saat ini kondisinya banyak yang sudah hampir punah termakan usia dan keterbatasan generasi saat ini dalam memeliharanya. Teknik dan bahan kayu yang ada saat inipun tidak sama dengan apa yang tersedia dahulu. Keberagaman ragam hiasnya saat ini belum terbaca dan terdokumentasikan dengan baik. Hal ini menjadi peluang besar untuk mendokumentasikannya dalam bentuk digital.

2.1 Kebudayaan

J.J. Honigman (Adimihardja. 2004: 7), maka dapat dibedakan 3 gejala kebudayaan yang saling mempengaruhi, yaitu idea, aktivitas dan artefak. Hal ini dilengkapi oleh Kuntjaraningrat bahwa kebudayaan merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.” Sedangkan Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan. Lebih spesifik lagi, E. B Taylor (1832- 1917), dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,

Page 44: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

44

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”

Hal serupa juga diutarakan oleh Koentjaraningrat bahwa terdapat 3 wujud kebudayaan sebagai berikut: pertama wujud kebudayaan sebagai kompleks ide, gagasan, nilai dan sebagainya sebagai sistem budaya kepercayaan; kedua, wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas serta tindakan berpola masyarakat sebagai sistem sosial; dan ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia sebagai kebudayaan materi. Oleh sebab itu, studi tentang budaya materi, tidak bisa lepas dari kajian dalam kerangka sistem sosial dan sistem budaya (kepercayaan), termasuk arsitektur. Beberapa pengertian diatas menggarisbawahi bahwa kebudayaan dibentuk dari sebuah system yang melibatkan pemikiran pada masa itu, tradisi lisan, adat istiadat, hokum yang berlaku serta tata cara hidup dan kebiasaan yang turun temurun sehingga menghasilkan artefak karya seni yang dapat dimanfaatkan kedalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Ragam Hias

Ragam hias sebagai sebuah produk budaya, senantiasa terikat pada konteks sosial budaya yang melingkupinya. Ragam hias berdasarkan cara pikir dan olah rasa yang melibatkan karsa senimannya, sehingga didalamnya terkandung makna simbolik dan memiliki pesan kepada masyarakat yang menggunakannya baik sebagai ragam hias pada rumah tinggal ataupun pada artefak seni lainnya.

Memahami arsitektur tradisional yang didalamnya terkandung banyak ragam hias dan saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan maka diperlukan sebuah terobosan di era digitalisasi ini. Karena bentuk ragam hias terkait dengan pandangan kosmologis masyarakat, kepercayaan, mitologi dan juga nilai serta sistem sosial yang hidup di tengah masyarakat. Ragam hias tradisional tidak melulu berbicara tentang bentuk, stilasi, komposisi, warna, tetapi juga tentang wacana multi-tafsir yang bermakna dalam kehidupan manusia yang menghuninya.

Ragam hias tradisional yang ditemukan pada arsitektur tradisional di Indonesia sangat beragam jenisnya dan juga perletakannya. Ada ragam-ragam hias yang berbentuk geometris berpola, berbentuk flora, fauna ataupun kombinasi ketiganya, sesuai dengan kosmologi, kepercayaan dan sistem sosial masyarakatnya. Rumah yang memiliki ragam hias yang kaya biasanya merujuk pada status sosial tertentu di tengah masyarakat. Ragam-ragam hias ini ditempatkan baik di lantai, dinding maupun atap dalam bentuk ukiran, gambar, benta tiga dimensi atau tempelan lainnya.

Page 45: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

45

2.3 Ragam Hias pada Omo Sebua

Gambar 01. Omo Sebua di Desa Bawomataluo

Sebagai sebuah rumah bangsawan, Omo Sebua adalah rumah yang paling kaya dengan ragam hias. Ornamen berupa pahatan dan gambar geometris dan flora di dinding depan persis di atas kolong mengisyaratkan bahwa rumah ini adalah rumah bangsawan. Didukung oleh peninggalan megalitik berupa menhir di depan rumah seperti layaknya sebuah meja altar tempat persembahan. Pada bagian dalam bangunan terdapat beberapa ragam hias yang juga ditemui berupa patung kera yang turun dari atas sebagai simbol dari relasi dunia atas dan dunia bawah, ukiran di dinding dalam yang menggambarkan singgasana raja dan ratu, perbendaharaan harta dan lumbung serta patung anjing/singa dan ukiran buaya. Semua ini menggambarkan keragaman mahluk mitologis dalam kepercayaan dan kosmologi masyarakat Nias.

Gambar 02. Motif geometris dan flora pada dinding Omo Sebua

Page 46: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

46

Gambar 03. Patung kera yang turun Gambar 04. Ukiran dinding kotak harta/lumbung

2.4 Upaya Digitalisasi

Ketiadaan dokumentasi digital khusus ragam hias pada bangunan di desa yang masuk dalam nominasi world heritage ini menjadi perhatian dan keprihatinan. Ketidak pahaman dan jejak yang tidak direkam dengan baik akan berpotensi terjadinya kesalahan dalam upaya pemeliharaan dan renovasi. Oleh sebab itu digitalisasi multak dibutuhkan sebagai sarana pembelajaran lintas generasi, sekaligus sebagai rekam jejak yang bisa membantu keberlanjutan (sustainability) Omo Sebua ini. Oleh sebab itu perlu dilakukan beberapa tahap digitalisasi sebagai berikut:

1. Dokumentasi gambar diam.

Dokumentasi gambar diam pada Omo Sebua dilakukan dengan pengambilan gambar digital, baik dengan kamera digital maupun dengan kamera 360 yang bisa merekam gambar diam secara menyeluruh di berbagai titik penting. Proses ini merekam bentuk dan posisi masing-masing ragam hias dalam kaitannya dengan elemen-elemen rumah Omo Sebua.

2. Dokumentasi gambar bergerak

Dokumentasi gambar bergerak dilakukan dengan pengambilan gambar bergerak/video digital dengan tujuan untuk memperlihatkan posisi dan hubungan antar elemen-elemen ragam hias.

3. Studi Model Digital Hasil dari 2 proses diatas kemudian dikonversi menjadi gambar terskala yang terukur untuk mempermudah tahap berikutnya, yaitu studi model digital. Studi model digital perlu dilakukan demi kelanjutan ragam hias ini. Caranya adalah mengkonversi gambar terskala menjadi model tiga dimensi yang terukur dan dapat dibuat replikanya.

4. Website

Tahap berikutnya adalah menempatkan hasil digitalisasi dalam web sehingga bisa diakses stake holder dan publik yang berkepentingan

Penelitian ini belum berhasil menyelesaikan proses yang ketiga, namun telah melakukan inventarisasi ragam hias dalam bentuk dokumentasi digital baik gambar diam maupun gambar bergerak.

Page 47: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

47

Gambar 05. Berbagai ragam hias di Omo Sebua yang terdigitalisasi

3. Kesimpulan

Proses digitalisasi perlu dilakukan di berbagai tahap karena hasilnya akan saling melengkapi satu sama lain. Ketika bangunan dipugar atau direnovasi karena satu dana lain hal, maka dokumentasi digital hasil proses ini menjadi dokumen acuan penempatan dan jenis ragam hias yang seharusnya ada di sana. Untuk keberlangsungan hidup dari Omo Sebua dari generasi ke generasi, maka digitalisasi perlu dirampungkan hingga tahap yang paling mutakhir, sehingga tidak ada elemen yang hilang dan terletakkan bukan pada posisinya. Hal ini akan menjaga bukan hanya artefak namun juga budaya yang melatar belakanginya.

Daftar Pustaka

1. Adimihardja, Kusnaka dan Purnama Salura (2004); Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan; Foris Publishing; Bandung

2. Koentjaraningrat (1981); Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan; Gramedia; Jakarta

3. Koentjaraningrat (2004); Manusia dan Kebudayaan di Indonesia; Djambatan; Jakarta

4. Geertz, Clifford (1983); Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa (terj.); Pustaka Jaya; Jakarta

Page 48: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

48

MEMBANGUN KESIAPAN INDUSTRI IOT SMART UTILITY BERBASIS LORA WAN MENDUKUNG SMART CITY

Gunawan Wibisono1, Filbert H Juwono

2, Alam Awaluddin

1 Dept. Teknik Elektro, Universitas Indonesia, [email protected]

2 Dept Teknik Elektro, Universitas Indonesia, [email protected]

3 PLN Distribusi Jawa Timur, [email protected]

ABSTRAK

Kehadiran konsep kota pintar (smart city) mendorong terciptanya smart utilitiy untuk

memberikan kenyamanan, kemudahan, dan ketersediaan layanan utilitas berupa listrik,

gas, dan air kepada masyarakat. Kunci sukses implementasi smart utilities adalah

tersedianya teknologi akses berbasis nirkabel yang murah untuk menghubungkan

perangkat smart meter utility ke operator utilitas tanpa menimbulkan biaya yang mahal

yang harus dibayar pelanggan. Saat ini telah berkembang dengan pesat teknologi low

power wide area network (LPWAN) yang terdiri atas low range (LoRa) WAN, SigFox, dan

narrow band internet of things (NB IoT). LoRa WAN adalah satu di antara 3 teknologi

LPWAN yang potensial digunakan sebagai teknologi akses pada IoT. Pada riset ini akan

dianalisa kesiapan industri IoT smart utility berbasis LoRa WAN di Indonesia yang

meliputi alokasi frekuensi untuk LoRa WAN, industri smart meter layanan utilitas. Untuk

alokasi frekeunsi LoRa WAN ada 2 alokasi yang digunakan sebagai frekuensi tidak

berlisensi dengan ijin kelas dan berlisensi dengan ijin telekomunikasi khusus berbasis

pita. Membangun kesiapan industri adalah mensosialisasi keuntungan LoRa WAN dan

perangkat yang bisa digandengnya. Pertukaran informasi antara pengguna dan

pengembang industri perangkat meter pintar berbasis LoRa WAN, adalah kunci

keberhasilan mempersiapkan bisnis IoT untuk smart utilities di Indonesia.

Kata kunci: IoT Berbasis LoRa WAN, Smart Utilities, Smart City

1. Pendahuluan

Saat ini marak didengungkan penerapan smart city oleh beberapa pemerintah daerah

(pemda) di Indonesia dengan segala keunggulan masing-masing. Dalam smart city yang

dikembangkan sebatas aplikasi untuk pelayanan pemda kepada masyarakat, jadi

sebatas layanan manual menjadi on-line sehingga mudah diakses. Seluruh aplikasi yang

dibangun untuk smart city mengandalkan teknologi telekomunikasi, informatika dan

komputer (TIK). Smart city belum menyentuh pada layanan utilitas seperti listrik, air, dan

gas yang dikelola oleh operator utilitas, ini terlihat dari masih manualnya layanan, yang

membuat pelanggan merasa kurang nyaman.

Para operator utilitas berusaha meningkatkan pelayanan tetapi terkendala pada

mahalnya biaya infrastruktur yang harus disediakan oleh operator utilitas yang pada

ujungnya menjadikan tarif pelayanan utilitas menjadi mahal. Ini disebabkan masih

Page 49: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

49

terkendala ketersediaan teknologi akses yang ada, bila berbasis kabel maka terkendala

dalam penggelaran jaringan. Teknologi berbasis nirkabel yang saat ini juga memiliki

kendala, bila menggunakan wi-fi terkendala pada jangkauan yang terbatas. Bila berbasis

teknologi seluler 3G/4G terkendala pada ketersediaan penomoran yang sangat terbatas

serta biaya pulsa yang mahal. Sejak tahun 2013 telah dikembangkan teknologi akses low

power wide area network (LPWAN) yang memiliki karakteristik jangkauan luas, daya

yang rendah, umur baterai lama kecepatan data rendah, interoperability, penggunaan

daya rendah sehingga umur baterai lama, kemudahan aktifasi perangkat, standar

terbuka, dan masif. Teknologi akses LPWAN dikembangkan untuk mengatasi

keterbatasan wi-fi terkait dengan jangkauan dan mengatasi keterbatasan teknologi

3G/5G dalam hal penggunaan daya yang besar dan penomoran yang terbatas. 3 jenis

teknologi LPWAN yang saat ini berkembang pesat adalah SigFox, low range (LoRa)

WAN, dan narrow band (NB) IoT. Dalam penerapannya, SigFox dan LoRa WAN

memanfaatkan alokasi pita frekuensi industry, science, and medica (ISM) band yang

tidak berlisensi, sedangkan NB IoT ditempatkan menggunakan frekuensi seluler yang

berlisensi. Menurut regulasi telekomunikasi yang berlaku di Indonesia, LPWAN di

katagorikan sebagai short range deviace (SRD) yang menurut PM 35/2015 dialokasikan

pada pita frekuensi 923 – 925 MHz dengan ijin kelas. Dalam ijin kelas berarti perangkat

berbasis LPWAN harus mendapatkan sertifikat lolos uji dari direktorat standarisasi

kementerian komunikasi dan informasi (Kemenkominfo), dan bagi pengguna tidak perlu

mengajukan ijin bila ingin menggunakannya selama alat yang digunakan telah mendapat

sertifikat dari Kemenkominfo.

Dengan makin maraknya penerapan kota pintar oleh pemda-pemda di Indonesia,

mendorong terciptanya smart utilities untuk menjamin ketersediaan layanan utilitas yang

pintar bagi masyarakat. Kehadiran teknologi LPWAN sangat memungkinkan bagi

operator utilitas meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan kualitas layanan

yang makin baik dan mudah dengan makin pintarnya perangkat meter untuk layanan

utilitas. Melihat jumlah pengguna layanan utilitas yang sangat besar, akan timbul

permasalah terkait dengan alokasi pita frekuensi yang disiapkan oleh regulator serta ijin

penyelenggaraannya, apakah tidak berlisensi atau berlisensi khusus. Pada penelitian ini

akan dievaluasi alokasi pita frekuensi yang sesuai untuk LPWAN, lebar pita, serta

persyaratan teknis untuk penggelaran teknologi IoT berbasis LPWAN oleh operator

utilitas Indonesia guna mendukung Indonesia smart city. Diharapkan penelitian ini

menghasilkan regulasi untuk penerapan LPWAN yang sangat mendukung lahirnya

industri dalam negeri yang tangguh dalam menghasilkan perangkat utilitas berbasis IoT

LPWAN untuk negeri sendiri.

2. Teknologi LPWAN dan Alokasi Frekuensi

Saat ini ada 3 teknologi dasar LPWAN yang saat ini berkembang yaitu SigFox, LoRa

WAN dan NB IoT. Tabel 1 menunjukkan perbandingan karakteristik 3 teknologi LPWAN

dan LPWAN yang berkembang dengan basis teknologi seluler yaitu teknologi long term

evolution mobile (LTE-M).

Page 50: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

50

Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Teknologi

LPWAN (Low Power Wide Area Network)

LTE-M NB-IoT

(Rel.13) LoRa SigFox Cat 1

(Rel.8)

Cat 0

(Rel.12)

Cat M

(Rel.12)

Coverage Same as LTE Coverage (Cat-M:

Deeper Penetration) <22km

15-45km

Flat;

15-22km

Sub-urban

3-8km

Urban

50km rural;

10km urban

Band (MHz) 900

433;

868

915;

Varies by

region

868;

902

ISM band No Yes Yes

Signal BW 20 MHz 1.4 MHz 1.08 MHz 180 kHz 125 kHz 0.1 kHz

Data Rate 10 Mbps 1 Mbps 1 Mbps 200 kbps 0.3-50 kbps 100 bps

TX Power 100mW 200mW 25-100mW

Battery Life 10 Years 10 Years 10 Years 10 Years

Dari ketiga teknologi tersebut, tampaknya LoRa WAN yang menarik banyak minat

pengembang perangkat IoT sebagai teknologi dengan pertimbangan didukung oleh

vendor besar, ketersediaan perangkat, teknologi bersifat terbuka, mudah dalam

implementasinya, daya rendah, dan harga terjangkau.

Untuk menggelar jaringan LPWAN adalah tersedianya alokasi frekuensi yang sesuai

serta berlaku global. Alokasi frekuensi untuk LPWAN pada umumnya dialokasikan pada

alokasi pita frekuensi untuk industry, science, and medical (ISM) band. Alokasi frekuensi

yang umum digunakan adalah pada frekuensi 433 MHz, 868 MHz, dan 915 MHz, dengan

rata-rata bandwidth sebesar 2 MHz. Indonesia belum secara khusus mengalokasikan

frekuensi untuk LPWAN. Saat ini alokasi frekuensi yang ada untuk short range devices

(SRD) pada pita frekuensi 923 – 925 MHz sesuai dengan PM 35/2015. Frekuensi ini

untuk sementara telah diimplementasikan untuk smart meter two ways berbasis LoRa

WAN baik untuk perangkat end-user maupun gateway, dan sedang diujicoba oleh PLN

Distribusi Bali untuk layanan pra dan pasca bayar kepada 1000 pelanggan di daerah

Kuta. Hasilnya dari sisi PLN terjadi peningkatan pelayanan kepada pelanggan 1 fasa

terkait dengan monitoring penggunaan daya listrik, status token, pengisian pulsa, dan

pembayaran tagihan. Dengan mengimplementasikan smart meter two ways, PLN Bali

telah mampu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan memberikan informasi

status meter yang bisa diakses menggunakan perangkat telepon pintar maupun

komputer. Selain itu telah mampu mengurangi biaya operasional hingga 80%, karena

tidak lagi dibutuhkan petugas catat meter (cater) untuk mencatat status pemakaian meter

ke setiap pelanggan.

Bila dilihat dari regulasi penyelenggaraan, dapat dikatagorikan atas 3 kelas ijin yaitu

Page 51: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

51

1. Ijin pita untuk layanan komunikasi bergerak dengan alokasi frekuensi berlisensi 2. Ijin ISR untuk layanan telekomunikasi khusus dengan alokasi frekuensi berlisensi 3. Ijin kelas untuk alokasi frekuensi tidak berlisensi

Dari kombinasi kemungkinan pengalokasian frekuensi dan ijin penyelenggaraan layanan serta teknologi yang tersedia maka dapat dikatagorikan atas

1. Teknologi NB IoT dengan alokasi frekuensi berlisensi dan ijin pita, dialokasikan pada spektrum teknologi seluler.

2. Teknologi LoRa WAN dan SigFox dengan ijin kelas dialokasi pada pita frekuensi tidak berlisensi

3. Teknologi LoRa WAN/SigFox dengan ijin pita dialokasikan pada pita frekuensi berlisensi termasuk pada katagori telekomunikasi khusus.

Katagori nomor 3 adalah usulan baru untuk dialokasikan bagi operator utilitas nasional dengan jumlah pelanggan yang besar.

Alokasi frekuensi untuk LPWAN khususnya LoRa WAN adalah pada frekuensi tidak berlisensi dengan lebar bandwidth 2 MHz. Bila melihat ketersediaan frekuensi untuk LPWAN, di Indonesia akan dialokasikan pada frekuensi 919 – 923 MHz untuk frekuensi tidak berlisensi. Bila LPWAN digunakan oleh penyelenggara layanan utilitas nasional diperkirakan akan memiliki jumlah pengguna yang sangat besar, bila dialokasikan pada frekuensi tidak berlisensi, dikuatirkan akan menurunkan kualitas layanan karena besarnya jumlah pengguna yang akan mengimplementasikan smart meter two ways berbasis LoRa WAN. Oleh karena itu diusulkan pada frekuensi 923 – 925 MHz yang saat ini sedang digunakan untuk uji coba oleh PLN Bali dapat dialokasikan untuk LoRa WAN dengan status frekuensi berlisensi. Dasar usulan adalah untuk memberikan nilai pada frekuensi yang ada serta melindungi penyelenggara layanan utilitas dapat beroperasi dengan tanpa adanya interferensi dari pengguna lain. Informasi yang dikirimkan dari perangkat smart meter two ways ke gateway adalah informasi pengguna konsumsi listrik bagi pelanggan pasca bayar dan jumlah token untuk pelanggan pra bayar, jadi informasi vital bagi penyelenggara layanan sehingga perlu dilindungi. Jenis ijin yang digunakan adalah telekomunikasi khusus dengan ijin pita frekuensi dengan tarif spesial. Ini diusulkan karena banyaknya jumlah perangkat yang akan digunakan oleh pengguna, bila berbasis ijin stasiun radio (ISR) maka akan menyulitkan bagi Kemenkominfo dalam melakukan tagihan biaya ISR setiap tahun. Selain itu, bahwa frekuensi yang digunakan adalah untuk memberikan layanan kepada pengguna dalam menggunakan utilitas, penyelenggara layanan tidak berbisnis jasa telekomunikasi, sehingga sudah sewajarnya dikenakan biaya ijin pita dengan biaya yang spesial, serta agar tidak membebani pelanggan yang menggunakannya.

Untuk mendukung sukses implementasi smart meter two ways berbasis LoRa WAN oleh pelanggan penyelenggara layanan utilitas perlu didorong para industri dalam negeri penghasil smart meter two ways baik untuk gas, listrik, dan air dapat berpartisipasi. Pembentukan asosiasi pengguna LoRa WAN Indonesia perlu dibentuk sebagai wadah kerjasama antara penyelenggara jasa pengguna, pelanggan, industri dalam negeri, akademisi/peneliti, regulator, dan vendor LoRa WAN. Dalam asosiasi ini diinformasikan akan kebutuhan smart meter two ways dan standar yang digunakan oleh penyelenggara layanan utilitas kepada industri dalam negeri. Akademisi dan regulator bersama sama menyusun regulasi dan standar teknis implementasi LoRa WAN dan vendor LoRa WAN membantu pengembangan LoRa WAN ke depan. Adanya komunikasi, sinergi dan kordinasi antar pihak para pihak yang bergabung dalam asosiasi dapat menjadi modal bersama untuk membangun smart utility menuju Indonesia smart country.

Page 52: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

52

3. Kesimpulan

Alokasi frekuensi untuk penerapan LPWAN bisa pada frekuensi berlisensi dengan ijin pita

untuk katagori layanan komunikasi bergerak, frekeunsi berlisensi dengan ijin pita khusus

untuk katagori layanan telekomunikasi khusus, dan frekuensi tidak berlisensi dengan ijin

kelas. Untuk mempersiapkan industri menyambut kehadiran smart utility adalah dengan

membentuk asosiasi pengguna LoRa WAN Indonesia sebagai wadah komunikasi antar

seluruh pemangku kepentingan. Adanya komunikasi, sinergi dan kordinasi antar pihak

para pihak yang bergabung dalam asosiasi dapat menjadi modal bersama untuk

membangun smart utility menuju Indonesia smart country.

Pernyataan

Penelitian ini dibiayai oleh Universitas Indonesia melalui kegiatan Pengabdian

Masyarakat UI Peduli, Regulasi tahun 2017.

Daftar Pustaka

1. Jean-Paul Bardyn, Thierry Melly, Olivier Seller, Nicolas Sornin.”IoT : The Era of

LPWAN is Starting Now”, Semtech, 2016.

2. LoRa Alliance White Paper, “LoRaWAN: What is it?”, November 2015.

3. SigFox White Paper, “One Network A Billion Dreams-M2M and IoT redefined

through cost effective and energy optimization connectivity”, February 2013.

4. Huawei White Paper, “NB-IOT: Enabling New Business Opportunities”, 2015.

5. Samsung White Paper, “Internet of Things”, 2016.

6. Kemkominfo, “Peraturan Menteri Kominfo Nomor 35 Tahun 2015 tentang

Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Jarak Dekat”, 2015.

7. Kemkominfo, “Peraturan Menteri Kominfo Nomor 18 Tahun 2005 tentang

Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Instansi Pemerintah dan

Badan Hukum ”, 2005.

Page 53: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

53

PEMBUATAN SISTEM ADMINISTRASI TERINTEGRASI PADA BIMBINGAN DAN KONSULTASI BELAJAR GLOBAL

Ana Kurniawati

1, Dina Agusten

2, Rangga Aditya Khaerudin

3

1), 3)

Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma Depok

2) Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok.

Email : [email protected]

1), [email protected]

2),

[email protected] 3)

ABSTRAK Dalam suatu organisasi administrasi merupakan salah satu hal penting karena

didalamnya terdapat tugas mengelola (mencatat, menyimpan dan mencari data). Pengelolaan sistem administrasi saat ini pada bimbingan dan konsultasi belajar Global masih dilakukan secara manual. Demi meningkatkan kinerja dan professionalisme pada sistem administrasi maka diperlukan pembuatan sistem secara komputerisasi dan terintegrasi. Sistem Administrasi dibuat dengan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall dimana terdiri atas analisa, perancangan, implementasi dan uji coba. Sistem yang dibuat berbasis web dengan menggunakan PHP dan MySQL. Pembuatan sistem administrasi terintegrasi pada bimbingan dan konsultasi belajar Global telah berhasil dibuat dan diuji coba menggunakan User Accepted Testing dengan hasil range 34 point dari 40 point.

Kata kunci : Sistem Terintegrasi, Administrasi, Website. 1. Pendahuluan Bimbingan dan konsultasi belajar saat ini banyak berkembang karena minat masyarakat semakin meningkat. Persaingan pun semakin ketat baik dalam hal promosi maupun meningkatkan pelayanan. Bimbingan dan konsultasi belajar Global ingin meningkatkan professionalisme dengan memperbaiki pengelolaan sistem administrasi yang masih manual. “Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub-sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”[3]. “Administrasi secara etimologis berasal dari kata Ad- dan ministrate yang berarti sebagai berikut: melayani, membantu, memenuhi, melaksanakan, menerapkan, mengendalikan, menyelanggarakan, mengarahkan, menghasilgunakan, mengelola, mengemudikan, mengatur, mengurus, mengusahakan, mendayagunakan”[1]. Sistem yang dibuat adalah berbasis web agar sistem dapat terintegrasi dengan cabang untuk pengembangan usahanya kedepan. “Penerapan sistem informasi terintegrasi pada suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan sistem informasi terintegrasi : 1) Integrasi sistem harus didasari dengan tujuan untuk memperbaiki proses bisnis. 2) Berfokus pada proses bisnis, bukan pada sistem informasi. 3) Memperhatikan alur aktifitas bisnis. 4) Identifikasi setiap stakeholder yang terlibat”[5]. Dalam membangun sistem metode yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall. “Model waterfall adalah suatu proses pembuatan sistem informasi secara terstruktur dan berurutan dimulai dari penentuan masalah, analisa kebutuhan, perancangan implementasi, integritas, uji coba sistem, penempatan dan pemeliharaan”[4]. Gambar 1 merupakan model waterfall.

Page 54: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

54

Gambar 1. Model Pengembangan Sistem Waterfall [4]

Tujuan dari paper ini adalah membuat sistem administrasi terintegrasi pada bimbingan dan konsultasi belajar Global dengan berbasis web, sehingga sistem ini diharapkan memudahkan pengelola untuk melakukan pencatatan data siswa dan guru serta melihat laporan ruang dan jadwal kursus dengan mudah. 2. Pembahasan Pembuatan sistem administrasi pada paper ini memiliki 4 tahapan yang dapat dilihat pada gambar 2, yang terdiri atas analisa, perancangan, implementasi dan uji coba.

Gambar 2. Tahapan pembuatan sistem

Beberapa masalah yang dihadapi adalah sulitnya pengelolah dalam melakukan pendaftaran siswa serta sulitnya mencari data siswa yang sudah terdaftar dikarenakan sistem yang masih berjalan masih manual yaitu menggunakan buku. Tentu saja ini tidak efisien jika buku tersebut rusak atau hilang sehingga sangat beresiko untuk melanjutkan sistem yang sudah ada. Metode pembayaran yang masih manual dengan mencatat menggunakan kuitansi. Selain itu jika ada tagihan pembayaran siswa yang kurang pengelolah harus memberitahu secara langsung tanpa menggunakan surat tagihan formal seperti pada bimbingan dan konsultasi belajar pada umumnya.

Setelah menganalisis masalah, membuat suatu sistem yang bisa menggantikan sistem yang lama. Berikut merupakan usulan yang diberikan untuk memperbaiki sistem yang ada, diantara lain :

1. Membuat sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi. 2. Membuat bukti pembayaran dan tagihan pembayaran. 3. Menggunakan komputer pada saat pencatatan. 4. Membuat laporan.

Pada proses analisis kebutuhan dapat diketahui antara lain : 1. Penyimpanan data siswa, guru, kelas dan kursus yang terkomputerisasi. 2. Pencetakan bukti pembayaran dan tagihan pembayaran yang terkomputerisasi.

Analisis kebutuhan data yang diperoleh maka data yang dibutuhkan antara lain; data siswa, data guru, data kelas, data biaya kursus, data pembayaran siswa. Analisis kebutuhan fungsional mencangkup fungsi-fungsi atau layanan yang harus disediakan oleh sistem diantaranya:

1. Mencatat data guru, siswa, kelas dan kursus. 2. Menampilkan data guru, siswa, kelas dan kursus. 3. Mencatat pembayaran siswa. 4. Mencetak laporan tagihan pembayaran dan transaksi pembayaran.

Perancanganan sistem menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari 3 diagram, yaitu diagram use case, diagram activity dan diagram class[2].

Diagram pada gambar 3 menggambarkan use case utama yang menggambarkan kegiatan administrasi yang terjadi di bimbingan dan konsultasi belajar

Page 55: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

55

Global, diantaranya use case login, use case data, use case transaksi, use case laporan dan use case logout. Use case utama tersebut nantinya akan dipecah menjadi 5 use case rinci dari masing-masing use case pada use case utama yang akan menjelaskan proses yang lebih rinci.

Gambar 3. Diagram Use Case Utama Diagram pada gambar 4 menggambarkan aktivitas yang ada dalam sistem

administrasi ini.

Gambar 4. Diagram Aktivitas Diagram pada gambar 5 menggambarkan kelas-kelas yang ada dalam sistem

administrasi ini.

Gambar 5. Diagram Kelas

Page 56: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

56

Hasil implementasi dapat dilihat pada gambar 6(a) merupakan halaman login admin, 6(b) halaman utama. Gambar 6(a). Login Gambar 6(b). Halaman Utama Gambar 7(a) dan (b) adalah halaman data guru dan siswa, dimana dapat memberikan informasi data guru dan siswa serta perbandingan jumlah guru dan berdasarkan jenis kelamin. Gambar 7(c) merupakan halaman untuk pembuatan jadwal kursus baik memasukan jadwal baru, mengubah dan menghapus jadwal kursus. Gambar 7(d) adalah bukti dari pembayaran kursus yang akan diberikan kepada orang tua siswa. Gambar 7(a). Halaman Data Guru Gambar 7(b). Halaman Data Siswa

Gambar 7(c). Halaman Input Data Kursus Gambar 7(d). Bukti Cetak Pembayaran

Pengujian sistem dilakukan ketika sistem telah selesai dikembangkan. Pada tahap ini, sistem diuji apakah telah memenuhi syarat dan sesuai untuk dapat diterapkan. Sistem lolos jika semua fungsi dalam sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat membantu user yang menggunakan sistem ini. Uji coba dilakukan dengan metode User Acceptance Testing.

Dimana User Acceptance Testing dilakukan kepada Admin, dari admin akan mengetahui seberapa jauh sistem administrasi ini membantu. Tanggapan admin dituangkan dalam bentuk kuesioner. Tabel hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 1.

Page 57: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

57

Kriteria Pengujian sistem administrasi bimbingan dan konsultasi belajar global melalui aspek yaitu : hasil atau output dari sistem administrasi apakah menghasilkan informasi yang relevan, serta yang kedua apakah sistem administrasi tersebut mudah dalam diakses lalu dimengerti oleh admin

Data Pengujian uji coba dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada Bapak Cepy Misbaqhul Qolby selaku pengelola bimbingan belajar untuk mendapatkan informasi yang akurat sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Kuesioner ini mempunyai 10 pertanyaan dengan skala peringkat dari 10 (sangat tidak setuju) sampai 40 (sangat setuju). Berikut adalah pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada admin

Tabel 1. Tabel Kuesioner

No Pernyataan STS TS S SS

1 Perpaduan warna pada sistem administrasi terlihat menarik √

2 Penempatan tombol pada menu sudah tepat √

3 Tampilan sistem administrasi secara keseluruhan terlihat

menarik √

4 Cetak hasil transaksi berjalan dengan baik √

5 Sistem administrasi dapat berjalan dengan baik √

6 Gambar yang muncul berjalan dengan baik √

7 Informasi jumlah siswa berjalan dengan baik √

8 Sistem administrasi dapat membantu menginformasikan

data siswa √

9 Pilihan menu yang tersedia mudah dimengerti √

10 Menu pembayaran dapat dimengerti √

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Tabel 2. Penilaian admin terhadap sistem administrasi

Responden

Butir Pertanyaan Skor

total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Admin 30 30 30 40 40 30 40 40 30 30 340

Nilai kepuasan yang sudah dirincikan sebagai berikut : NK : Nilai Kepuasan ST : Skor Total P : Banyak Butir Pertanyaan

NK =

..................(1)

Page 58: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

58

NK =

= 34

Gambar 9. Range Nilai Kepuasan

Berdasarkan hasil perincian nilai kepuasan tersebut bisa didapatkan hasil rata-rata di range point 34. Kesimpulan yang didapatkan adalah sistem administrasi bimbingan dan konsultasi belajar global ini mempunyai nilai 34 sehingga pada tabel intensitas kepuasan pengguna sistem administrasi ini melewati angka 30 dan mempunyai kesimpulan setuju untuk menggunakan sistem baru yang terkomputerisasi bagi admin untuk Sistem Administrasi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Global karena mudah diakses dan dimengerti. 3. Kesimpulan Pembuatan sistem administrasi terintegrasi pada bimbingan dan konsultasi belajar Global telah berhasil dibuat melalui beberapa tahapan yaitu tahap pembuatan dengan menganalisis kebutuhan sistem dan perancangan. Dimana dalam sistem berbasis web ini admin dapat menyimpan data siswa, guru, kelas dan kursus serta dapat menyimpan dan mencetak transaksi pembayaran. Selanjutnya dengan tahap pengujian menggunakan User Acceptance Testing dimana nilai kepuasan terdapat pada range 34 point dari 40 point yang menunjukan bahwa admin setuju menggunakan sistem ini. Melalui tahap-tahap tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adminitrasi berbasis web ini berjalan sesuai kebutuhan dan dapat membantu pengelola dalam menyimpan data yang terkomputerisasi dan terintegrasi. Daftar Pustaka [1] Higau, Clement, B. H, Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Desa Dalam

Meningkatkan Pelayanan Masyarakat Di Desa Matalibaq Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu, eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 3, Nomor 3, 2015: 1448-1459, URL:http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/10/ JURNAL 20(10-12-15-10-37-57).pdf.

[2] Munawar, 2005, Pemodelan Visual dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta [3] Riyadi, A, S, Eko Retnandi, Asep Deddy, Perancangan Sistem Informasi Berbasis

Website Subsistem Guru Di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99 Rangcabango, Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Garut, Volume 09, Nomor 40, Tahun 2012, ISSN : 2302-7339.

[4] Solikhin, Robby Rachmatullah, Eko Riyanto, Pengembangan Sistem Informasi Registrasi Seminar, Workshop dan Pelatihan Menggunakan Metode System Development Life Cycle Model Waterfall (Studi Kasus STMIK HIMSYA Semarang), Himsyatech-Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10, No 1, 2014, URL: http://ejournal.himsya.ac.id/index.php/HIMSYATECH/article/view/59.

[5] Sundari, S. S, Unryani, N. S, Karim, Sulton, Sistem Informasi Administrasi Terintegrasi Dengan Local Area Network Pada Divisi Pertambangan CV. Putra Mandiri Menggunakan Java, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Tahun 2016, ISSN : 2302-3805.

Page 59: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

59

PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

UNTUK SMA BERBASIS ANDROID

Clara Hetty Primasari1, Frengkye William Dikson Maabuat

2

1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta 55281,

[email protected]

2 SMA Kartika XX-2 Kendari, Sulawesi Tenggara,

[email protected]

ABSTRAK

Pengguna telepon seluler di Indonesia kini melebihi jumlah penduduk Indonesia itu

sendiri. Mayoritas platform sistem operasi dari telepon seluler mereka adalah android.

Fakta ini memberikan peluang bagi pengembang aplikasi untuk menciptakan beragam

aplikasi untuk berbagai macam tujuan dalam sistem operasi android. Penelitian ini

bertujuan untuk membuat aplikasi pembelajaran Bahasa Inggris khususnya untuk materi

Direct and Indirect Speech untuk SMA. Aplikasi pembelajaran merupakan sarana yang

dapat membantu proses pembelajaran interaktif. Aplikasi pembelajaran ini berisi materi

dalam bentuk teks yang isinya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan di akhir

materi terdapat soal-soal evaluasi berupa pilihan ganda yang dapat secara langsung

mengoreksi jawaban pengguna yang telah mengerjakan soal-soal evaluasi tersebut.

Hasil pengujian dari aplikasi ini menunjukkan bahwa aplikasi ini telah dapat diterima

dengan baik, baik dalam aspek kemudahan penggunaan maupun kesesuaian dengan

kurikulum dan dinyatakan bermanfaat untuk memperkaya pengalaman belajar bahasa

Inggris mereka.

Kata kunci: Aplikasi Pembelajaran, Bahasa Inggris, SMA, Android

1. Pendahuluan

Latar Belakang

Pengguna telepon seluler di Indonesia dari tahun 2010-2015 seperti yang dilansir dari

situs Badan Pusat Statistik meningkat dari 211.200.297 hingga 338.948.340 pengguna

[1]. Jumlah ini melampaui jumlah penduduk Indonesia yang hanya 256,16 juta hingga

tahun 2014. Dari jumlah pengguna telepon seluler tersebut, menurut data dari Waiwai

Marketing, sebuah perusahaan markerting digital untuk Pasar Asia, 41 juta diantaranya

adalah pengguna telepon genggam dengan sistem operasi android [2]. Angka ini

merupakan jumlah yang terbesar dibandingkan dengan sistem operasi telepon selular

lainnya. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia

mempunyai telepon seluler dan mayoritas di antaranya bersistem operasi android.

Kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia memiliki telepon seluler android

memberikan peluang bagi siapa saja untuk membuat aplikasi yang berjalan di sistem

operasi android. Aplikasi yang dapat dibangun bisa beragam, mulai dari game,

pengingat, kumpulan resep, lirik lagu, aplikasi pembelajaran, dan bermacam-macam

aplikasi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi pembelajaran Bahasa

Inggris khususnya untuk materi Direct and Indirect Speech untuk SMA. Aplikasi

Page 60: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

60

pembelajaran merupakan sarana yang dapat membantu proses pembelajaran interaktif.

Adanya aplikasi pembelajaran dapat mempercepat proses belajar mengajar menjadi

efektif dan efisien dalam suasana yang kondusif, sehingga dapat membuat pemahaman

peserta didik lebih cepat. Dengan adanya aplikasi pembelajaran maka tradisi lisan dan

tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai aplikasi pengajaran

[3].

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memperkaya sarana belajar siswa SMA dengan aplikasi pembelajaran Bahasa

Inggris

2. Membangun aplikasi pembelajaran Bahasa Inggris untuk SMA dengan Materi

Direct and Indirect Speech

Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini adalah materi yang menjadi konten dalam aplikasi

pembelajaran Bahasa Inggris ini hanya meliputi Direct and Indirect Speech

Penelitian Sebelumnya

Nurjanah dalam penelitiannya mengembangkan Aplikasi Pembelajaran Sebagai Alat

Bantu Belajar Bahasa Inggris untuk Usia 6-8 tahun, Studi Kasus: SDN Setia Mekar 02

Tambun Selatan. Dari hasil pengujian 80% pengguna aplikasi ini merasa sangat terbantu

dalam proses belajar bahasa Inggris baik di sekolah maupun di rumah [4].

Safaat dan Sari mengembangkan Aplikasi Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Kinect

dengan menggunakan bahasa C#. Materi yang ditampilkan antara lain pengenalan huruf,

angka, angka, dan bentuk dalam bahasa Inggris. Penerapan aplikasi ini berhasil

meningkatkan pemahaman terhadap materi dan waktu penyelesaian latihan soal [5].

Maesaroh dan Malkiah membuat media pembelajaran interaktif Bahasa Inggris berbasis

multimedia untuk siswa Sekolah Dasar. Aplikasi ini dapat membantu guru dalam

menjelaskan huruf dalam bahasa Inggris dengan memperkaya proses belajar yang

selama ini hanya dilakukan dengan cara konvensional (guru memberi materi di kelas) [6].

2. Pembahasan

Metode

Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Software Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari Fase Analisis, Desain,

Implementasi, dan Uji Coba [7].

1. Fase Analisa Kebutuhan.

Kebutuhan dari aplikasi ini diperoleh dengan wawancara dengan Guru SMA

Kartika XX-2 Kendari. Dari wawancara ini diperoleh materi dan soal-soal yang

akan dimasukkan dalam aplikasi serta menu-menu yang akan ditampilkan dalam

aplikasi.

2. Fase Desain.

Mendesain mock-up tiap halaman dari tampilan aplikasi serta penempatan teks

dan gambar pendukung materi.

3. Fase Implementasi

Page 61: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

61

Aplikasi dibuat dengan menggunakan tools Lectora 16 dan Adobe Phonegap.

Lectora 16 digunakan untuk mewujudkan desain dari mock-up pada fase desain

dan menempatkan teks-teks materi kemudian hasilnya disimpan sebagai file

html. File html ni kemudian dikonversi ke bentuk apk (file aplikasi android)

dengan menggunakan Adobe Phonegap.

4. Fase Uji Coba

Setelah aplikasi selesai dibangun, file aplikasi ditransfer ke telepon seluler

android kemudian diinstal dan dicoba fitur-fiturnya apakah sudah sesuai dengan

yang diharapkan atau belum. Jika masih terdapat error, maka kembali ke fase

implementasi untuk melakukan perbaikan terhadap error tersebut.

Mulai

Tampilan

Halaman

Utama

Pilih Menu

“Pendahuluan”

Pilih Menu

“Materi”

Pilih Menu

“Evaluasi”

Pilih Menu

“Penyusun”

Pilih Menu

“Daftar

Pustaka”

Tampil

Halaman

Materi

Input Nama

Tampil

Halaman

Penyusun

Tampil

Halaman

Soal

Hitung Nilai Nilai

Tampil

Halaman

Daftar

Pustaka

Tampil

Halaman

Pendahuluan

Tampil

Halaman Nilai

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya Selesai

Gambar 1. Flowchart Aplikasi Pembelajaran Bahasa Inggris

Hasil

Gambar 2 menunjukkan tampilan aplikasi pembelajaran bahasa Inggris “Direct and

Indirect Speech”. Orientasi tampilan diset dengan orientasi landscape/mendatar.

Page 62: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

62

Gambar 2. Tampilan Antarmuka Aplikasi (a). Halaman dan Menu Utama (b). Halaman

Pendahuluan (c)&(d). Halaman Materi (e).Halaman Form pengisian data evaluasi (f).

Halaman Evaluasi (g). Halaman Penyusun (h). Halaman Daftar Pustaka

Pengujian

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat sudah bebas error

dan bug dan sesuai dengan yang diinginkan pembuat aplikasi. Pengujian dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengguna menginstal aplikasi pembelajaran pada telepon seluler android.

2. Pengguna membuka aplikasi pembelajaran dan akan muncul menu dari aplikasi

pembelajaran yang terdiri dari Pendahuluan, Materi, Evaluasi, Penyusun, dan

Daftar Pustaka.

3. Jika pengguna memilih menu pendahuluan, maka user dapat melihat halaman

pendahuluan.

Page 63: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

63

4. Jika pengguna memilih menu materi, maka akan tampil halaman demi halaman

materi Bahasa Inggris khususnya Direct-Indirect Speech.

5. Jika memilih menu evaluasi, maka akan tampil halaman berisi formulir pengisian

nama, kelas dan asal sekolah. Setelah mengisi formulir tersebut, pengguna

dapat melihat halaman demi halaman soal evaluasi dana dapat langsung

menjawab pertanyaan pada radiobutton pilihan jawaban. Setelah selesai

menjawab sepuluh soal evaluasi, akan ditampilkan halaman nilai evaluasi yang

berisi nilai dari evaluasi yang baru saja dilakukan.

6. Jika memilih menu penyusun, maka akan tampil halaman informasi penyusun

aplikasi.

7. Jika memilih menu daftar pustaka, maka akan tampil halaman yang berisi daftar

pustaka sumber materi aplikasi.

Aplikasi pembelajaran yang telah dibangun, diujicobakan kepada 20 responden

siswa dan guru SMA. Penyebaran pertanyaan survei ini dilakukan dengan google

form. Aspek-aspek yang dinilai ditampilkan pada Tabel 1.

Hasil Pengujian

Gambar 3. Hasil Survei Aplikasi Pembelajaran

Penilaian terdiri dari lima nilai, yaitu Sangat Kurang, Kurang, Biasa, Baik, dan Sangat

Baik. Hasil dari survei dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil survei pada Gambar 3,

ditampilkan dalam bentuk tabel pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Survei Aplikasi Pembelajaran

No Aspek yang dinilai

Tanggapan

Sangat Kurang

Kurang Biasa Baik Sangat

Baik

1 Desain keseluruhan - 10% 40% 50% -

2 Kejelasan tampilan - - 45% 50% 5%

3 Keinteraktifan aplikasi - - 25% 70% 5%

4 Kelengkapan materi - - 35% 65% -

5 Kesesuaian materi dengan kurikulum

- - 15% 80% 5%

6 Kesesuaian aplikasi sebagai media pembelajaran

- - 20% 65% 15%

7 Kemudahan pemahaman materi - - 25% 75% -

Page 64: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

64

8 Kemudahan penggunaan aplikasi - - 20% 75% 5%

9 Manfaat untuk belajar mandiri - - 10% 70% 20%

10 Manfaat untuk guru dalam menyampaikan materi

- - 10% 70% 20%

3. Kesimpulan

Dari hasil survei terlihat bahwa terdapat satu aspek yaitu Desain keseluruhan yang

mendapat nilai tanggapan Kurang sebesar 10%. Untuk aspek seperti Kejelasan tampilan,

Keinteraktifan aplikasi, Kesesuaian materi dengan kurikulum, Kesesuaian aplikasi

dengan media pembelajaran, Kemudahan penggunaan aplikasi, Manfaat untuk belajar

mandiri dan Manfaat untuk guru dalam menyampaikan materi mendapat tanggapan

Biasa hingga Sangat Baik. Sedangkan untuk kelengkapan materi dan kemudahan

pemahaman materi mendapat tanggapan Biasa dan Baik.

Saran

Dari hasil-hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa yang perlu diperbaiki dari aplikasi ini

adalah desainnya. Meskipun yang berpendapat bahwa desainnya Kurang hanya 10%

dari keseluruhan responden, namun hal ini cukup menggambarkan tingkat kepuasan

dari pengguna. Untuk versi berikutnya dari aplikasi pembelajaran ini diharapkan

pengembang dapat memperbaiki kualitas desainnya karena walaupun mungkin desain

tidak berpengaruh langsung terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan namun

sedikit banyak desain ini mempengaruhi tingkat antusiasme pengguna terhadap aplikasi

pembelajaran. Selain itu, untuk kelengkapan materi dan kemudahan penggunaan aplikasi

diharapkan agar dapat ditingkatkan lagi untuk versi berikutnya. Terakhir, untuk aspek

kejelasan tampilan, keinteraktifan aplikasi, kesesuaian materi dengan kurikulum,

kesesuaian aplikasi dengan media pembelajaran, Kemudahan penggunaan aplikasi,

Manfaat untuk belajar mandiri dan Manfaat untuk guru dalam menyampaikan materi agar

dapat dipertahakankan agar tetap dapat memuaskan para pengguna.

Daftar Pustaka

1. Kementrian Komunikasi dan Informatika dan Perusahaan Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, Jumlah Pelanggan Telepon Indonesia menurut Jenis

Penyelenggaraan Jaringan, <https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1844>

[diakses 13 Juli 2017] 2. WaiWai Marketing, Mobile Devices in SE Asia 2015 Q3, <

http://waiwaimarketing.com/mobile-devices-in-se-asia-2015-q3/> [diakses 13 Juli 2017]

3. Wibawanto, W., 2017, Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran Interaktif, Cetakan Pertama, Cerdas Ulet Kreatif, Jember

4. Nurjanah, 2011, Aplikasi Pembelajaran sebagai Alat Bantu Belajar Bahasa Inggris untuk Usia 6-8 tahun, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

5. Safaat, N., Sari, O., 2016, Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kinect, Jurnal CoreIT, Vol. 2, No. 1, 2016, Halaman 21-28

6. Maesaroh, S., Malkiah, N., 2015, Media Pembelajaran Interaktif Bahasa Inggris Pengenalan Huruf & Membaca Berbasis Multimedia untuk Sekolah Dasar, Jurnal Sisfotek Global, Vol. 5, No. 1, 2015, Halaman 81-86

7. Radack, 2009, The System Development Life Cycle, National Institute of Standard and Technologies

Page 65: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

65

KAJIAN PENGGUNAAN SOFTWARE PROGRAM EPANET 2.0 DALAM SUATU JARINGAN DISTRIBUSI PIPA

Erick Wijaya1, Alexander Revaldy

2

1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Jln. Prof. Drg. Surya Sumantri No.65, Bandung, Jawa Barat, 40164, email:[email protected]

2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Jln. Prof. Drg. Surya

Sumantri No.65, Bandung, Jawa Barat, 40164, email:[email protected]

ABSTRAK

Perhitungan manual dalam menganalisa suatu perhitungan hidraulika dalam jaringan

distribusi pipa sangatlah kompleks, memakan waktu yang lama dan tidak efisien. Oleh

karena itu, penggunaan software program komputer seperti EPANET 2.0 sangatlah

membantu dalam menganalisa perhitungan hidraulika pada suatu jaringan distribusi pipa.

Tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk mengkaji penggunaan software program

EPANET 2.0 apakah mudah (user-friendly) di dalam penggunaannya dan apakah fitur-

fitur yang tersedia mampu membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

Setelah dilakukan pengujian pada software program EPANET 2.0 maka didapat hasil

antara lain software EPANET 2.0 mampu memodelkan secara akurat dari analisa

hidraulika pada suatu jaringan distribusi pipa. Perhitungan harga kekasaran pipa dapat

dilakukan dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams, Darcy-Weisbach ataupun

Chezy-Manning. Software ini juga mampu mengakomodasi perhitungan kehilangan

energy primer dan sekunder. Dari berbagai fitur yang diberikan, software ini dianggap

sangat mudah dan berguna (user-friendly) dalam mengatasi berbagai permasalahan

yang ada. Lebih lagi, software ini mampu memperhitungkan beberapa parameter kualitas

air yang dianggap dapat mempengaruhi analisa hidraulika pada suatu jaringan distribusi

pipa.

Kata kunci: hidraulika; jaringan distribusi pipa; software EPANET

1. Pendahuluan

Dewasa ini, penggunaan software computer dalam berbagai bidang sudah menjadi hal

yang tidak dapat dihindari. Berbagai disiplin ilmu berlomba-lomba untuk membuat

software computer sebagai alat bantu yang sangat bermanfaat di dalam menyelesaikan

suatu masalah tanpa harus menghabiskan banyak waktu lagi. Di dunia Teknik Sipil

sendiri sudah ditemukan berbagai macam software komputer pendukung antara lain:

AutoCAD untuk menggambar, SAP untuk perhitungan struktur, PLAXIS untuk

perhitungan geoteknik, EPANET untuk perhitungan hidraulika, dan masih banyak lagi

lainnya. Oleh karena itu, tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk mengkaji

penggunaan software program EPANET 2.0 apakah mudah (user-friendly) di dalam

penggunaannya dan apakah fitur-fitur yang tersedia mampu membantu menyelesaikan

suatu permasalahan yang ada.

Page 66: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

66

2. Pembahasan

Teori Singkat Prinsip Dasar Aliran Melalui Pipa

Aliran melalui pipa dianalisis menggunakan persamaan kontinuitas dan persamaan

energi. Persamaan kontinuitas untuk aliran mantap dalam pipa lingkaran dengan

diameter D adalah:

………………………………………………………………………………………..(1)

Dimana:

V = Kecepatan aliran rata-rata (m/det)

Q = debit aliran (m3/det)

Sementara itu, persamaan energi untuk aliran mantap adalah sebagai berikut:

…………………………………………………………………….(2)

Dimana;

z1 dan z2 = elevasi titik 1 dan 2 pada sumbu pipa (diukur dari garis datum),

h1 dan h2 = energi tekanan,

V1 dan V2 = kecepatan aliran rata-rata pada penampang 1 dan 2 (Gambar 1),

g = percepatan gravitasi,

hL = kehilangan energi antara penampang 1 dan 2.

Kehilangan energi hL dibagi menjadi dua bagian, yaitu: hf = kehilangan energi akibat

tahanan/friksi permukaan saluran (disebut juga sebagai kehilangan energi primer), dan

hm = kehilangan energi akibat tahanan bentuk saluran, yang dapat berupa perubahan

bentuk saluran (disebut juga sebagai kehilangan energi sekunder). Dengan demikian

kehilangan energi total adalah sebagai berikut:

………………………………………………………………………………………...(3)

Kehilangan energi sekunder hm adalah nol seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Nilai h + z disebut sebagai energi piezometrik, dan garis penghubung energi piezometrik

tersebut di sepanjang pipa disebut sebagai garis gradien hidrolik.

Page 67: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

67

Gambar 1. Sketsa aliran melalui pipa

Mengetahui kondisi pada penampang 1, dan menggunakan persamaan (2), energi

tekanan pada penampang 2 dapat ditulis sebagai:

………………………………………………………………………(4)

Untuk penampang pipa yang konstan(tidak berubah) dimana A1 = A2 sehingga V1 = V2,

persamaan (4) menjadi:

………………………………………………………………………………..(5)

Dengan demikian, h2 dapat diperoleh jika nilai hL diketahui.

Teori Singkat Kehilangan Energi akibat Gesekan Akibat Dinding Pipa

Kehilangan energi akibat tahanan permukaan saluran diberikan oleh persamaan Darcy-

Weisbach:

………………………………………………………………………………………….(6)

Dimana:

L = panjang pipa (m)

f = faktor gesekan akibat dinding pipa

d = diameter dalam pipa (m)

Page 68: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

68

Sementara itu, koefisien tahanan permukaan untuk aliran turbulen tergantung pada

ketinggian rata-rata proyeksi kekasaran dari dinding pipa. Nilai-nilai kekasaran ini

disarankan untuk divalidasi ulang karena dapat berbeda sesuai dengan pambrik

pembuatnya. Disamping itu, factor gesekan juga tergantung pada angka Reynolds (Re)

yang dituliskan sebagai berikut:

………………………………………………………………………………………….(7)

Dimana :

˅ = viskositas kinematik fluida yang dapat diperoleh menggunakan persamaan yang

diberikan oleh Swamee (2004) yaitu:

……………………………………………………………………...(8)

Dimana :

T = suhu air (°C).

Untuk aliran turbulen (Re ≥ 4000), Colebrook (1938) menemukan persamaan implicit

berikut untuk nilai f:

………………………………………………………………… (9)

Untuk aliran laminar (Re ≤ 2000), nilai f hanya tergantung pada nilai Re dan diberikan

dalam persamaan Hagen – Poiseuille yaitu:

…………………………………………………………………………………………(10)

Untuk nilai Re antara 2.000 dan 4.000 (disebut aliran transisi), tidak terdapat informasi

untuk menghitung nilai f. Swamee (1993) memberikan persamaan berikut untuk nilai f

yang berlaku pada aliran laminar, turbulen, dan transisi:

……………………………………………..(11)

Hasil Penggunaan Software Program EPANET 2.0

Pemodelan baik yang sederhana maupun yang agak kompleks telah dlakukan sebagai

beberapa skenario simulasi yang direncanakan. Untuk memvalidasi hasilnya maka

Page 69: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

69

dilakukan perhitungan manual. Contoh perhitungan dan langkah-langkah pengerjaan

tidak ditampilkan pada penulisan kali ini, namun hasil yang didapat adalah tingkat

keakurasian yang cukup tinggi dengan selisih kurang dari 2%.

3. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian pada software program EPANET 2.0 maka didapat hasil

antara lain software EPANET 2.0 mampu memodelkan secara akurat dari analisa

hidraulika pada suatu jaringan distribusi pipa. Perhitungan harga kekasaran pipa dapat

dilakukan dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams, Darcy-Weisbach ataupun

Chezy-Manning. Software ini juga mampu mengakomodasi perhitungan kehilangan

energy primer dan sekunder. Dari berbagai fitur yang diberikan, software ini dianggap

sangat mudah dan berguna (user friendly) dalam mengatasi berbagai permasalahan

yang ada. Lebih lagi, software ini mampu memperhitungkan beberapa parameter kualitas

air yang dianggap dapat mempengaruhi analisa hidraulika pada suatu jaringan distribusi

pipa.

Daftar Pustaka

1. T. Joko, 2014, Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum, Penerbit

Graha Ilmu, Yogyakarta.

2. B. Triatmodjo, B, 2003, Hidraulika II, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta.

3. R. Kodoatie, Manajemen dan Rekayasa Infrastuktur, 2003, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

4. R. Kodoatie dkk, 2001, Pengelolaan Sumber Daya Air Minum Dalam Otonomi

Daerah, Penerbit Andi, Yogyakarta.

5. S. Morimura, 1987, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, Pradnya

Paramita, Jakarta.

6. T. Sutrisno, dkk, 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta, Jakarta.

Page 70: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

70

INFLUENCE OF PROGRAMMING ASSIGNMENT AND NEUROPH AS

LAB ASSIGNMENT TO ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN)

COURSE

Joan Nugroho

1

1 Computer Engineering School, Engineering Department,

Maranatha Christian University, Bandung, Indonesia, [email protected]

ABSTRACT

This study goal is to compare influence of programming assignment and Neuroph as lab assignment in Artificial Neural Network (ANN) course result. 10 students participated in the course. The experiment ‘conducted’ between two group. The first group (treatment group) done programming assignment and Neuroph lab assignment while the second group (control group) not doing the programming assignment and lab assignment. The result show that the treatment group had better result of the course compared with control group. This show that programming assignment and Neuroph lab assignment significantly improved course result. Keywords: Neuroph, Artificial Neural Network (ANN) Course, Problem Based Learning 1. Introduction Artificial Neural Network is one subject of computer science school. There are so many techniques to teach computer science subject, especially ANN (E.g.

1–6). Beside

techniques, there are also tools specifically designed for ANN (E.g. Neuroph 7, JOONE

8,

Encog9). In those research, not so many research conducted using Neuroph framework in

teaching ANN. Thus, in this study we adopt Neuroph as teaching tools to teach ANN course (along with programming assignment). Based on those problem, this study formulating hypothesis: Using programming assignment and Neuroph will improve student understanding of ANN course. The rationale of those solution can be found in another section. The goal of this study is to verify the hypothesis that using hands on programming assignment and/or Neuroph lab assignment improve student understanding about the ANN course. The contribution of this study is to give initial finding on using Programming Assignment and Neuroph on teaching ANN (especially Neuroph Framework as ANN teaching tools which is still not many in study) along with existing teaching instructions/technologies of ANN course (each with their own characteristic and result). 2. Study 2.1. Theory, Literature Review, Related Work, and Rationale 2.1.1. Teaching Process From contemporary literature, the teaching process composed of three component: teacher, student, and material. Here we proposed another component, which is student’s schema which is contained of student knowledge structure of the material which is the product of learning/teaching process. Student schema can be assessed e.g. with examination or another student’s portfolio. Ideally student’s schema matched with material the teacher gives using teaching strategy. However, in actual student’s schema may contain error, misperception, etc. The student schema will be described in individual section.

Page 71: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

71

Figure 1

Proposed Teaching/Learning Process with addition of Student’s Schema Teacher component is the teacher characteristic (E.g. personality). Student component is student characteristic (E.g. Personality). Teacher interaction is included in interactions with students. E.g. teaching instruction, teaching style, etc. The teaching strategy which used in this ANN course will described in individual section. Student Interaction is included in interactions with the teacher and those class mates. E.g. Behavior, learning portfolio, etc. The learning product which used in this ANN course will be described in individual section. Material is the resources of course which need to be delivered to the students. The material which used in this ANN course will be described in individual section. 2.1.2. Teaching Strategy There are so many teaching instruction / strategy developed. Several teaching instructions which relevant to the study are discussed, especially for teaching Artificial Neural Network (ANN) in computer engineering school. 2.1.2.1. Conventional teaching Conventional teaching is directed one way from teacher to student. The teacher becomes provider (however the current ideal paradigm shifted it becomes learner oriented, thus teacher’s role is more become facilitator). The ANN course in this study adopt this kind of teaching instruction primarily. 2.1.2.2. Group Working In group studying the students participated collaboratively thus the learning product resulted become collective. The ANN course in this study adopt this kind of teaching instructions as options for project. 2.1.2.3. Case Study In case study one problem (usually real-world problem) presented. The students need to solve the case. This is related to problem based learning. The ANN course in this study adopt this kind of teaching instruction as extension of existing teaching instruction. 2.1.2.4. Problem Based Learning (PBL) In this teaching instruction, the teacher presented the problem and the student solve the problem

10. Problem Solving cognitive process is involved in here which is discussed in

another section. The ANN course in this study adopt this kind of teaching instruction especially while doing exercises and projects. In rationale, this PBL gives students procedural knowledge (how to).

Page 72: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

72

2.1.3. Material Artificial Neural Network course can be considered both declarative (science) and procedural (technology) course since computer science contain the theory part (algorithm recipe) and doing part (programming assignment) 2.1.4. Student Schema This is the final goal of the learning process. This can be assessed by several indicators: Exercise, Quiz, Midterm, Final Term, Project. Assessment will be described in another section. 2.1.5. Classroom Model The classroom model of this ANN course both conservative (compulsory) and participatory. 2.1.6. Assessment The assessment for student’s schema in this study considered as high stakes testing (one testing only to decide the result of those criteria/final exam)

11 while the testing

material is considered near transfer testing (ranging from very near to very far). 2.1.7. Underlying theory of cognitive science 2.1.7.1. Memory There are two types of memory in cognitive science theory: declarative memory and procedural memory. Declarative memory contains facts, concept, etc. while procedural memory contains ‘how to’ skill. 2.1.7.2. Problem Solving According to Cognitive Science Theory

10, Steps approached to problem solving starting

from recognize problem, formulating problem, develop list of solutions, doing selected solution, and monitor the implementation of solution. Usually because of function fixedness people can’t see the solution, however after some time insight which reorganize knowledge structure make solution apparent. The problem solved in one problem can be analogical transferred to another problem set thus memory is also become key point in problem solving domain. The ANN Course problem set are usually well-defined problem set (not ill structured problem like design course) e.g. solving Xor solution, solving character recognition solution

12. One problem solved in ANN can be transferred enough near to another

problem set. 2.1.7.3. Decision Making Although most of ANN course is problem solving but there is also some decision-making process e.g. to select from several algorithms and optimizations. 2.1.7.4. Rationale of solution based on cognitive science The Solution (programming assignment and Neuroph as Lab Assignment) based on Cognitive Rationale as following. 1. Enhanced Attention. Using programming assignment and Neuroph (The detailed Neuroph selected solution rationale will provided in different section) will in cognitive adopt embodied cognition theory (practice in this case on using hand motoric)

13 while

student doing something they will be attention in what they do than they observe only. Based on grounded cognition theory

14 it also will be recorded in many modalities

(motoric, hearing, and visual) 2. Procedural knowledge (see memory section). Doing programming assignment and Neuroph will make student know ‘how to do’ 3. Contextual experience (Pragmatism). Doing programming assignment and Neuroph make student know the ‘real’ application of ANN (science/tech in context)

Page 73: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

73

2.1.8. Related work of teaching neuroscience Teaching Artificial Neural Network had been already conducted so many

1–6,

15 but it still

not so much research on usage on Neuroph as teaching tool. 2.1.9. Related tools of neuroscience package Three neural network framework which considered serious and continuous project area: Neuroph

7, Java Object Oriented Neural Engine (JOONE) (Discontinued)

8, and Encog

9.

Beside those pure framework, there are also extensions, plug-in and libraries for existing software applications, such as: MATLAB Neural Network library, WEKA (neural network module is extension from data mining / machine learning core project). Beside those collaborative project, there are also numerous individual projects: Octave Neural Network package

16.

The detailed description of those packages as follows, starting for pure framework followed by extension while Neuroph will described in another section along with rationale it is used in this study. JOONE is java based too along with Neuroph, however JOONE is discontinued. Encog is promising framework, it also progressively improved. But the currently Neuroph developed by community larger participant than Encog. Developed by larger participant meaning more manpower to more improvement effort. Mathlab extensions is also widely used in learning ANN. However, Mathlab need some programming experience since it only provided as toolbox. It doesn’t provide front end application / GUI for those ANN toolboxes so it can not so easily be used as GUI program of Neuroph (Easy Neuron/ Neuroph Studio). If the learner wants to dwell more, Neuroph also gives advanced learner access into more detailed by providing library/framework. Although several projects try to give Front-end / GUI based of MATLAB ANN toolbox however it is not guaranteed in the future to always improving development

1,

3,

5. Weka

extension 17

is also widely known but Weka specifically designed for big data mining so it not detailed for ANN learning. Another individual package also promising for learning ANN but it not so guaranteed to improve progressively

2.

2.1.10. Neuroph Neuroph is ANN framework which is based on JAVA. The rationale using Neuroph is Neuroph can be considered active framework which dedicated for ANN and have open participant. 2.2. Material 2.2.1. Conventional ANN Assignment in Computer Engineering School, Maranatha From the syllabus on ANN course from handbook of Computer Engineering School, Maranatha

18 there are completed subject in spring 2017 as follows in table 1.

Table 1

Completed Subject in Spring 2017

Actual Subject Finished Included

History of ANN

McCulloch-Pitt Neuron

Supervised Learning Unsupervised Learning

Hebbian Learning Self Organizing Map

Perceptron Learning

Delta Rule

Back Propagation

Optimization of Back Propagation

Radial Basis Function

Page 74: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

74

Note: Others Material (e.g. Learning Vector Quantization, Elman and Hopfield, Boltzman,, Recurrent, Back Propagation in Time) not covered due administrative problem (holiday, another project collision with class. However only those taught material covered in the final exam) 2.2.2. Programming Assignment (Task difficulty: medium-hard) In Programming assignment can be done by individual or group. Each participant need to solve character recognition problem using one ANN algorithm they choose (Hebbian/Perceptron/Delta Rule/Back Propagation/Self Organizing Map) 2.2.3. Neuroph as lab assignment (Task difficulty: easy-medium) Neuroph is an ANN framework

7. Easy Neuron is GUI based Neuroph ANN framework. It

considered active and serious ANN framework project include simulation environment (Neuroph). Neuroph as lab assignment as follows. Each student need to complete three steps using EasyNeuron (simulation GUI of Neuroph). The first step is using backpropagation to solve xor problem. The second step is using backpropagation to solve character/digit problem (each person has their unique individual set of character/digit to be solve). The third step is using backpropagation to solve wine problem from UCI dataset

19.

2.3 Experiment The experiment conducted on spring semester 2017 at computer engineering school, Maranatha Christian University, Bandung, Indonesia. The experiment is ‘designed’ conducted for two group. The first considered as treatment group (participated active in programming assignment and neuroph lab assignment. This group also participated in conventional class) and the second group considered as control group (not participated in programming assignment neither neuroph. Only take conventional class). The assessment conducted by paper based testing and considered near transfer (from scale very near to very far). There are five items in the testing which have their own grade score. 2.4 Result From 10 participants one participant not participated in final test thus annulled. There are three group results from two group ‘designed’. The first group is full treatment group (participated active in programming assignment and Neuroph lab assignment. This group also participated in conventional class). The first group consist of three people, two people formed group (they choose perceptron and Visual studio as Front-end application) and one person doing individually (also choose perceptron and Using Borland Delphi as Front-end application). They all finished programming assignment well. They all finished all Neuroph lab assignment. The second group is half treatment group (not participated in programming assignment but participated in Neuroph lab assignment. This group also take conventional class). This group consist of one people. She finished all Neuroph lab assignment. The third group considered as control group (not participated in programming assignment neither Neuroph before final exam conducted. Only take conventional class). The result of three group can be seen in figure 1. However only first group and third group compared using statistic nonparametric method (sign test). The detailed data and result of sign test can be found in appendix. The sign test result is statistically significant at α=0.15.

Page 75: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

75

Figure 1 Average score of Three Group resulted from Experiment

From the statistic sign test result, it shows that the students who doing programming assignment and Neuroph lab assignment tend to get higher score on final assessment than the students who not doing programming assignment and lab assignment. In figure 1 the student which only doing Neuroph lab assignment still shown better performance than the students who not doing programming assignment and Neuroph lab assignment. 2.5 Discussion Based on initial experiment, Programming assignment and Neuroph lab assignment gives significant learning result along other ANN learning tools. In addition, Neuroph considered new and well developed and it still can have progressed very well. In this state, Easy Neuron also had been upgraded into Neuroph Studio. This is promising because continuous development of Neuroph. Several others study not give objective result although they give subjective input from the students

4,

6. Application of ANN neural tools for brushless DC motor teaching not giving

objective result although in subjectively the critic response was good 6.

3. Conclusion 3.1. Current Conclusion The result of using Programming assignment and Neuroph is statistically significant (α=0.15) in this initial study thus Programming assignment and Neuroph as lab assignment can be as one promising alternative teaching instruction/technologies to improve ANN classroom result. 3.2. Limitation of the study The participant still very small in size term thus the generalization still in initial finding. The interpretation of the result is focused only on teaching instruction/technologies point of view, another possibly cofounding factor has not included in this study. This is an initial study, although several discussions with others study included but further comprehensive study needed. Reference 1. Díaz-Moreno P, Carrasco JJ, Soria-Olivas E, Martínez-Martínez JM, Escandell-

Montero P, Gómez-Sanchis J. Educational Software Based on Matlab GUIs for Neural Networks Courses. Handb Res Comput Simul Model Eng.:333-358. doi:10.4018/978-1-4666-8823-0.ch011.

2. Melin P, Mendoza O, Castillo O, Castro JR. A visual toolbox for modeling and

Page 76: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

76

testing multi-net neural systems. Comput Appl Eng Educ. 2013;21(1):164-184. doi:10.1002/cae.20459.

3. García-Roselló E, González-Dacosta J, Lado MJ, Méndez AJ, Pérez-Schofield BG, Ferrer F. Visual NNet: An educational ANN’s simulation environment reusing Matlab neural networks toolbox. Informatics Educ. 2011;10(2):225-232.

4. Ugur A, Kinaci AC. A web-based tool for teaching neural network concepts. Comput Appl Eng Educ. 2010;18(3):449-457. doi:10.1002/cae.20184.

5. Méndez AJ, Roselló EG, Lado MJ, Dacosta JG, Cota MP. Integrating Matlab Neural Networks Toolbox functionality in a fully reusable software component library. Neural Comput Appl. 2007;16(4-5):471-479. doi:10.1007/s00521-006-0075-5.

6. Gokbulut M, Tekin a. An educational tool for neural network control of brushless DC motors. Int J Eng Educ. 2006;22(1):197-204.

7. Neuroph. neuroph.sourforge.net. Published 2017. 8. Wikipedia. JOONE. https://en.wikipedia.org/wiki/JOONE. Published 2017. 9. Heaton J. Encog. http://www.heatonresearch.com/. Published 2017. 10. McBride DM, Cutting JC. Problem Solving. In: Cognitive Psychology. Los Angeles:

SAGE; 2016. 11. Snowman J, Biehler R. Understanding and Using Standardized Tests. In:

Psychology Applied to Teaching. 10th ed. Boston: Houghton Mifflin; 2003. 12. Snowman J, Biehler R. Constructivist Learning Theory, Problem Solving, and

Transfer. In: Psychology Applied to Teaching. 10th ed. Boston: Houghton Mifflin; 2003.

13. Abrams RA, Weidler BJ. Embodied Cognition. In: Fawcett JM, Risko EF, Kingston A, eds. The Handbook of Attention. MIT Press; 2015.

14. Kemmerer D, ed. Object Noun. In: Cognitive Neuroscience of Language. New York: Psychology Press; 2015.

15. Noiu MPĂ, Noiu CPĂ, Iordan A, Illes C. SOFTWARE PACKAGE FOR ANALYSIS THE PERFORMANCES OF BACKPROPAGATION. :163-166.

16. Schmid M. Octave Neural Network Package. http://plexso.com/octave/index.html. Published 2017.

17. Weka. http://www.cs.waikato.ac.nz/ml/weka/. Published 2017. 18. Maranatha. Buku Panduan Computer Engineering. Bandung: Computer

Engineering School of Maranatha Christian University; 2010. 19. UCI dataset. https://archive.ics.uci.edu/ml/datasets.html. Published 2017. A. Course Result Initially all students told to do treatment process (programming assignment and Neuroph lab assignment) but it already predicted that will be separated into two group (the first group who done the assignments considered as treatment group and the second group who not done the assignments thus considered as control group) thus resulted in two ‘designed’ group. Later it further divided into three group from two group ‘designed’ anticipated (first group done all the assignments, second group done half assignment (Neuroph assignment only but not do programming assignment), and third group which not done any assignments). A1. Complete Final Exam Result

Page 77: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

77

A2. Sign Test (comparison between group 1 and group 3)

Page 78: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

78

PENGARUH KUALITAS SISTEM PADA SISTEM INFORMASI PEMBELAJARAN ONLINE TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM

(STUDI KASUS: SIMPONI AMIK MDP, STMIK GI MDP DAN STIE MDP)

Mulyati1*

, Anggoro Aryo P2*

, Dorie Pandora K3*

1 STMIK GI MDP, Jl. Rajawali No.14 Palembang, [email protected]

2 STMIK GI MDP, Jl. Rajawali No.14 Palembang, [email protected]

3 STMIK GI MDP, Jl. Rajawali No.14 Palembang, [email protected]

ABSTRAK

Kualitas sistem merupakan hal yang berkaitan dalam penerapan penggunaan Teknologi

Informasi. Kualitas tersebut sangat menentukan hasil atau output yang tercipta dari

sistem pembelajaran elektronik sebagai salah satu bentuk pemanfaatan Teknologi

Informasi di bidang pendidikan. Karena itu pengembangan dan inovasi terhadap sistem

pembelajaran elektronik mutlak dilakukan oleh suatu intitusi pendidikan. Perguruan

Tinggi saat ini juga berlomba-lomba meningkatan penggunaan teknologi informasi dalam

mekanisme belajar mengajar yang berbasis TI. Beberapa perguruan tinggi

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran elektronik sebagai suplemen (tambahan)

terhadap materi pelajaran yang disajikan secara reguler di kelas. AMIK MDP, STMIK GI

MDP dan STIE MDP saat ini sudah menerapkan sistem pembelajaran online dalam

kegiatan akademik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas sistem pada

penggunaan sistem pembelajaran online SIMPONI AMIK MDP, STMIK GI MDP dan STIE

MDP. Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data ini adalah angket

(questionnaire), pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan metode

Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software aplikasi SmartPLS Versi

2.0 M3. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara Kualitas sistem dengan

penggunaan sistem hal ini dapat dilihat dari hasil original sampel sebesar 0.686323, dan

dinyatakan bahwa hipotesis H1 diterima.

Kata Kunci: Kualitas Sistem, Sistem Pembelajaran Online, PLS.

1. Pendahuluan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar institusi pendidikan di Indonesia saat ini masih melaksanakan proses pembelajaran konvensional (faculty teaching). Sistem pembelajaran sangat menentukan hasil atau output yang tercipta dari sistem pembelajaran tersebut. Karena itu pengembangan dan inovasi terhadap sistem pembelajaran mutlak dilakukan oleh suatu intitusi pendidikan. Sistem pembelajaran yang baik dan tepat diyakini akan dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien. Beberapa Perguruan Tinggi yang berbasiskan teknologi tentunya telah memanfaatkan teknologi dalam proses operasional maupun pembelajaran. Seperti yang sudah dilakukan oleh AMIK MDP, STMIK GI MDP dan STIE MDP yang telah mengembangkan media pembelajaran berbasiskan web yang dapat diakses oleh mahasiswa dimana pun dan kapan pun yang disebut dengan SIMPONI atau Sistem Pembelajaran Online dan Interaktif.

Page 79: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

79

Tujuan AMIK MDP, STMIK GI MDP dan STIE MDP dalam menyediakan fasilitas sistem pembelajaran online SIMPONI adalah sebagai media untuk distribusi informasi yang meliputi informasi mata kuliah dan prestasi akademik mahasiswa serta mempermudah dalam hal komunikasi antara mahasiswa dan dosen, pengumpulan tugas serta menunjang proses belajar dengan menambah ilmu atau bahan bacaan selain ilmu dan materi yang diberikan dosen dikelas. Secara tidak langsung hal ini dapat berpengaruh positif terhadap minat dan perilaku civitas akademik dilingkungan AMIK MDP, STMIK GI MDP dan STIE MDP.

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan, maka disusun suatu rumusan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana pengaruh kualitas sistem pada pembelajaran online terhadap penggunaan sistem?

1.2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STMIK GI MDP, AMIK MDP dan STIE MDP.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui bagaimana kualitas sistem pada sistem pembelajaran online dapat mempengaruhi penggunaan sistem

2. Pembahasan

2.1 Analisis Data Berikut ini adalah beberapa langkah analisis data yang telah diperoleh dan nantinya akan diuji sesuai dengan model penelitian yang telah dibuat. Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan dari hasil kuisioner berjumlah 173.

1. Penyusunan Model Berbasis Teori Dalam penelitian ini digambarkan model Penelitian seperti Gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1 model Penelitian

Kemudian Model Penelitian ini digambarkan dengan aplikasi SmartPLS Versi 2.0.

Gambar 2 Model Awal Penelitian

Pada Gambar 2 merupakan model awal penelitian, dimana diagram jalur yang telah

dibuat berdasarkan Model Penelitian dengan menggunakan aplikasi SmartPLS Versi 2.0

Page 80: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

80

M3. Pada aplikasi SmartPLS, variabel laten digambarkan dalam bentuk lingkaran dan indikator digambarkan dalam bentuk kotak segi empat.

2.2 Uji model

Uji Model dilakukan melalui outer model dan inner model. Outer model atau model pengukuran pada prinsipnya menguji indikator terhadap variabel laten, dengan kata lain mengukur seberapa jauh indikator itu dapat menjelaskan variabel latennya dengan cara indikator reflektif diuji dengan convergent validity, discriminant validity atau dengan average variance extracted (AVE) dan composite reliability, kemudian indikator formatif diuji berdasarkan substantive content-nya yaitu membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansinya. Sedangkan inner model atau model struktural menguji pengaruh antar satu variabel laten dengan variabel laten lainnya baik eksogen maupun endogen. Dapat dikatakan juga menguji hipotesis antara satu variabel laten dengan variabel laten lainnya. Pengujian dilakukan dengan melihat persentase varian yang dijelaskan yaitu R

2 untuk variabel laten dependen yang dimodelkan mendapatkan

pengaruh dari variabel laten independen menggunakan ukuran stone-geisser Q square test dan melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya (Wiyono, 2011). 2.2.1 Uji Outer Model 1. Uji convergent validity

Pada uji Outer Model ini dilakukan uji indikator reflektif dengan convergent validity, dengan kriteria nilai loading factor 0,50 sampai 0,60 sudah dianggap cukup untuk memenuhi kriteria dan indikator individu dianggap reliable (Ghozali,2011). Chin (1998) juga menyatakan bahwa nilai loading factor harus diatas 0,70. Disini penulis mengambil kriteria loading factor ≥ 0,50.

Pada uji convergent validity dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Uji Convergent Validity

Pada Gambar 3 uji convergent validity memperlihatkan bahwa uji dilakukan dengan menggunakan model awal penelitian. Hasil dari uji convergent validity dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2 Hasil Uji Convergent Validity (Outer Loadings)

KS PS

KS1 0.682993

KS2 0.732449

KS3 0.531316

KS4 0.64111

KS5 0.714324

PS1 0.820601

PS2 0.851373

PS3 0.787387

Page 81: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

81

Pada Tabel 2 dapat dilihat hasil uji convergent validity dari model awal penelitian. Dari Tabel 2 tersebut telihat bahwa indikator-indikator yang terdapat pada model awal penelitian tidak ada yang memiliki nilai loading factor dibawah 0,5 atau indikator yang tidak signifikan sehingga hasil tersebut telah memenuhi uji convergent validity.

2. Uji Discriminant Validity

Pada uji discriminant validity ini untuk melihat nilai korelasi Cross Loading dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten yang lain (Ghozali,2011, Wiyono, 2011).

Tabel 3 Hasil Uji Convergent Validity (Outer Loadings)

KS PS

KS1 0.682993 0.446991

KS2 0.732449 0.475876

KS3 0.531316 0.30438

KS4 0.64111 0.432448

KS5 0.714324 0.567923

PS1 0.576753 0.820601

PS2 0.539158 0.851373

PS3 0.569431 0.787387 Terlihat pada Tabel 3 bahwa nilai korelasi indikator terhadap konstruknya sendiri

lebih besar dibandingkan dengan korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk dalam penelitian ini memiliki discriminant validity yang tinggi.

3. AVE (Average Variance Extracted)

AVE (Average Variance Extracted) ini dilakukan dengan membandingkan nilai square root of average variance extracted atau akar kuadrat dari AVE (average variance

extracted) ( ) untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dapat dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Nilai AVE masing-masing konstruk harus lebih besar dari 0,50. (Ghozali,2011, Wiyono, 2011). Hasil nilai AVE dan akar kuadrat dari AVE dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4 Nilai AVE dan Hasil Akar Kuadrat AVE

AVE

Akar AVE

KS 0.541308 0.735736

PS 0.672734 0.820204

Dari Tabel 4.4 dapat KS memiliki nilai AVE = 0,541308 dan nilai = 0,735736

sedangkan PS memiliki nilai AVE = 0,672734 dan nilai = 0,820204 Dapat dilihat secara keseluruhan nilai AVE masing-masing konstruk dalam model yang diestimasi

Page 82: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

82

memiliki nilai ≥ 0,50, sehingga disimpulkan semua konstruk dalam model memenuhi kriteria discriminant validity.

Tabel 5 Perbandingan Nilai Akar Kuadrat AVE dengan Korelasi Variabel Laten

KS PS

KS 1

PS 0.686323 1

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai akar kuadrat AVE lebih besar dibandingkan

dengan korelasi antara konstruk lainnya.

4. Composite Reliability dan Cronbach Alpha Pada uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua

kriteria, yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari indikator yang mengukur konstruk. Konstruk yang reliabel jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha diatas 0,70 (Ghozali,2011, Wiyono, 2011).

Tabel 6 Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Composite Reliability

Cronbachs Alpha

KS 0.796067 0.784025

PS 0.860347 0.756129 Pada Tabel 6 hasil output composite reliability dan cronbach alpha untuk masing-

masing konstruk diatas 0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik.

2.2.2 Uji Inner Model

Pengujian inner model dilakukan dengan melihat nilai R2 yang merupakan uji

goodness-fit model, dimana digunakan untuk menguji pengaruh antara satu variabel laten dengan variabel laten lainnya baik eksogen maupun endogen (Ghozali,2011).

1. R2 untuk Variabel Laten Endogen

Untuk uji R2 variabel laten endogen mengidentifikasikan bahwa hasil R2 sebesar

0,67, 0,33 dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural mengidentifikasi bahwa model tersebut “baik”, “moderat”, dan “lemah”. (Ghozali,2011).

Tabel 7 Uji R2 Variabel Laten Endogen

R Square Persentase Keterangan

KS

PS 0.47104 47,10 Baik

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa variabel PU memiliki nilai R

2 sebersar 0,47104 atau

47,10% termasuk dalam kategori Baik. Sedangkan 52,90% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian.

2. Koefisien Parameter (Path Coefficient) dan T-Statistik (T-Value)

Pengujian hipotesis selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai t-value pada setiap path coefficient. Untuk mengetahui nilai signifikansi dari path coefficient, maka dilakukan

Page 83: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

83

dengan teknik resampling bootstrapping. Pada level signifikansi sebesar 0,05 suatu hipotesis akan diterima bila memiliki t-value lebih besar dari 1,96 (Ghozali,2011).

Tabel 8 Koefisien Parameter (Path Coefficient) dan T-Statistik (T-Value)

Original

Sample (O)

T Statistics

(|O/STERR|)

Keterangan Kesimpulan

KS -> PS 0.686323 11.0770638 Signifikan Hipotesis Diterima

Dari Tabel 8 disimpulkan hasil uji hipotesis H1 pada penelitian ini adalah Kualitas

Sitem (KS) berpengaruh secara positif ke Penggunaan Sistem (PS), hal ini ditunjukan dari hasil Original Sample (O) sebesar 0.686323. Dengan demikian Hipotesis H1 diterima.

3. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kualitas Sistem pada Sistem Pembelajaran Online berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem sehingga penggunaan sistem pembelajaran online web SIMPONI STMIK GI MDP, AMIK MDP dan STIE MDP dapat menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan harapan bahwa penggunaan web dapat mempertinggi efektivitas, efisiensi, serta dapat meningkatkan prestasi mahasiswa.

Daftar Pustaka

1. Chin, W. W. (1998). The Partial Least Square Approach for Structural Equation Modeling. In Marcoulides, G. A. (Ed). Modern Method for Business Research. Mahwah. Nj. Erlbaum.

2. Jogiyanto.2007, Sistem Informasi Keprilakuan, Andi Offset, Yogyakarta.

3. Jogiyanto.2007, Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Andi Offset.

Yogyakarta.

4. Ghozali, Imam, 2011. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan

Partial Least Square (PLS), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

5. Wiyono, Gendro, 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS

17.0 & SmartPLS 2.0. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Page 84: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

84

APLIKASI INTERNET OF THING (IOT) DENGAN SMARTPHONE ANDROID PADA SMART ROOM MELALUI

JARINGAN WIFI BERBASIS ARDUINO

Hidayat Nur Isnianto1, Yanwar Dwi Erdiansyah

2, Fiqi Astrida Jadmiko

3

1 Program Studi Diploma III Metrologi dan Instrumentasi

2,3 Program Studi Diploma III Teknik Elektro

Departemen Teknik Elektro dan Informatika Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Jln. Yacaranda Sekip Unit IV Yogyakarta (55281) email : [email protected]

ABSTRAK

Smart room atau ruangan pintar adalah ruangan yang benda - benda didalam ruangan tersebut dikendalikan secara mudah dan efisien oleh penggunanya. Sistem kendali ini menggunakan aplikasi android pada smart phone melalui jaringan WiFi dan perangkat pengendali berupa arduino, modul ethernet, router untuk menerima data pengendalian, dan modul relay sebagai pengganti saklar pada lampu, kipas angin, kunci pintu dengan solenoid, dan tirai pada kamar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua obyek berhasil dikendalikan melalui aplikasi android dengan jarak maksimal 25 meter. Kata kunci : Aplikasi Android, WiFi Router, Ethernet Shield, Arduino, Modul Relay.

ABSTRACT

Smart room is a room where the objects in the room are controlled easily and efficiently by the user. This control system uses android applications on smart phones via WiFi network and control devices such as arduino, ethernet module, router to receive control data, and relay module instead of switch on lamp, fan, door lock with solenoid, and curtain in room. Test results show that all objects successfully controlled via android application with a maximum distance of 25 meters. Keywords: Android app, WiFi Router, Ethernet Shield, Arduino, Relay Module. 1. PENDAHULUAN

Internet of Things (IoT) merupakan jaringan dari perangkat yang saling terhubung satu sama lain melalui internet dan berkomunikasi secara mandiri tanpa melibatkan campur tangan manusia yang meliputi jaringan perangkat fisik, kendaraan, bangunan, dan barang-barang lainnya yang dilengkapi dengan perangkat elektronik, perangkat lunak, sensor, aktuator, dan konektivitas jaringan sehingga memungkinkan terjadi pengumpulan dan pertukaran data. [1]

Smart Home adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah tempat tinggal yang mengintegrasikan teknologi dan layanan-layanan melalui jaringan rumah untuk meningkatkan efisiensi dan memperbaiki kualitas hidup sehingga pemilik rumah dapat mengatur semua bagian di rumahnya dengan menggunakan sistem yang terintegrasi ke smartphone atau gadget lainnya. [2][3]

Beberapa tahun terakhir, ada minat yang tumbuh di kalangan konsumen dalam konsep rumah pintar. Sistem otomasi rumah mewakili dan melaporkan status perangkat yang terhubung dalam antarmuka intuitif dan user-friendly yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan mengendalikan berbagai perangkat dengan sedikit sentuhan beberapa tombol. Beberapa teknologi komunikasi utama yang digunakan oleh

Page 85: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

85

sistem otomasi rumah meliputi Bluetooth, Wi-MAX dan Wireless LAN (Wi-Fi), ZigBee, dan Global System for Mobile Communication (GSM). [4]

Teknologi smart house atau home automation merupakan realisasi dari sistem otomasi untuk rumah secara ideal menggunakan sekumpulan teknologi untuk mengontrol penerangan, temperatur, kulkas, mesin cuci dan seterusnya. [5]

Penelitian ini untuk merancang sebuah prototipe smart room pada ruangan yang memiliki sistem otomatis untuk pengontrolan barang barang elektronik tanpa kabel seperti mengontrol intensitas lampu, kipas angin, buka tutup tirai, dan mengunci pintu tanpa harus berjalan kearah obyek tersebut.

2. PERANCANGAN SISTEM

Sistem aplikasi android untuk internet of thing (IoT) pada smart room melalui jaringan WiFi berbasis arduino dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengontrol peralatan elektronik dalam ruangan menggunakan smartphone android sehingga pengguna akan akan merasa nyaman dan memiliki waktu yang lebih efisien tanpa harus berjalan untuk menuju ke saklar. Blok diagramnya seperti pada Gambar 1.

DIMMERMOTORSERVO

MOTOR DCDRIVER MOTOR

DOOR LOCK SOLENOID

DRIVER SOLENOID

SAKLAR KIPAS ANGIN

DRIVER RELAY

ARDUINOUNO 3

ETHERNET SHIELD

LAMPU

TIRAI JENDELA

PINTU KAMAR

KIPAS ANGIN

WEB BROWSER

Gambar 1. Diagram sistem yang direncanakan.

Perintah dari aplikasi smartphone android yang melalui alamat URL dikirimkan ke router melalui jaringan WiFi dan diteruskan ke arduino melalui ethernet shield. Perintah yang diterima oleh arduino akan diproses untuk menghasilkan output yang mengaktifkan dan menonaktifkan dimmer untuk lampu, motor DC untuk penggerak tirai, solenoid untuk pintu, dan relay untuk kipas angin.

a. Arduino UNO Arduino UNO adalah prototipe sistem berbasis mikrokontroler menggunakan

Atmega328 yang memiliki 14 pin digital masukan/keluaran dimana 6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai keluaran PWM, 6 masukan analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Bentuk Arduino Uno dan pin yang digunakan pada alat yang dibuat seperti pada Gambar 2. [6]

Gambar 2. Board Arduino UNO dan pin yang digunakan pada sistem yang dibuat.

Page 86: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

86

b. Ethernet Shield

Ethernet Shield berbasiskan chip Ethernet Wiznet W5100 berfungsi untuk

menghubungkan arduino ke jaringan komputer melalui router. Ethernet shield terdapat

sebuah slot µSD, yang dapat digunakan untuk menyimpan file yang dapat diakses oleh

jaringan. Arduino berkomunikasi dengan W5100 dan SD card menggunakan bus SPI

(Serial Peripheral interface). Ethernet Shield yang digunakan seperti Gambar 3. [6]

c. Hame Wireless Access Point Wireless Access Point merupakan perangkat wireless untuk menghubung ke

jaringan kabel menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau perngkat standart lainya. Wireless Access Point umumnya dihubungkan ke router melalui jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan dapat digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless lain dan perangkat kabel pada jaringan. Dalam penelitian ini digunakan router portable Hame A1 yang memiliki fungsi wireless access point seperti pada Gambar 3.

(a) (b)

Gambar 3. a. Board Ethernet Shield

b. Model Router portable Hame A1

d. Flowchart Sistem Flowchart sistem untuk masing-masing perangkat yang dikendalikan seperti pada

Gambar 4 dan Gambar 5.

(a) (b)

Gambar 4. a Flowchart program motor servo pengatur lampu

Page 87: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

87

b. Flowchart program solenoid door lock

(a) (b)

Gambar 5. a. Flowchart program relay kipas angin b. Flowchart motor DC penggerak tirai

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengujian Aplikasi “Ruang Pintar” pada Smart Phone

Pengujian ini dengan menggunakan smartphone dengan seri Sony Xperia M2 dengan hasil seperti pada Gambar 6.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 6. (a) Icon aplikasi “ Ruang Pintar” pada smartphone (b) Tampilan awal aplikasi “Ruang Pintar” (c) Tampilan pemberitahuan kode salah (d) Tampilan berhasil masuk menu utama

Gambar 6.a terlihat icon aplikasi “Ruang Pintar” yang ditandai dengan lingkar merah. Saat dijalankan akan muncul tampilan awal yang meminta pengguna untuk mengisi kode pengaman aplikasi seperti pada Gambar 6.b.

Kode pengaman sudah diatur didalam program aplikasi, pemberian kode tersebut dimaksudkan untuk memberikan keamanan pada ruangan sehingga hanya pengguna yang memiliki aplikasi dan yang mengetahui kode keamanan yang dapat mengakses.

Apabila dalam memasukan kode salah maka akan tertampil pemberitahuan pada layar bahwa “kode belum tepat” seperti pada Gambar 6.c, dan apabila kode yang

Page 88: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

88

dimasukan benar maka pengguna dapat menekan tombol masuk dan masuk ke layar menu utama seperti yang terlihat pada Gambar 6.d. dan aplikasi sudah dapat digunakan untuk mengendalikan lampu, tirai, pintu, dan kipas angin. Pada dimmer menggunakan slider yang dimaksudkan untuk memdahkan pengguna dalam mengendalikan lampu.

b. Pengujian Kinerja Sistem Simulasi ruangan dan pengujian ini dilakukan dengan mengakses tombol-tombol

pengendali pada aplikasi android dengan perangkat keras yang dipasang di dalam ruangan seperti pada Gambar 7.

(a) (b)

Gambar 7. a. Simulasi instalasi perangkat keras didalam ruangan b. Blok diagram instalasi sistem

Pengujian keseluruhan bertujuan untuk mengetahui apakah instruksi yang diberikan aplikasi tersampaikan dengan baik ke perangkat keras dan LED yang berfungsi sebagai indikator sistem berkerja dengan baik. Hasil pengujian tersusun dalam Tabel 1.

Tabel 1. Pengujian keseluruhan aplikasi dan hardware

No Tombol Android

INDIKATOR LED Kondisi Output Keterangan

1 2 3 4

1

(a)

Off Off Off Off

Lampu Padam

(b)

On Off Off Off

Lampu Redup

(c)

On Off Off Off

Lampu Terang

2

(a)

Off On Off Off

Tirai Bergerak Ke Kanan (Menutup)

(b)

Off Off Off Off

Tirai Diatur Berhenti di

Tengah

(c)

Off On Off On

Tirai Bergerak Ke Kiri

(Membuka)

3

(a)

Off Off On Off

Pintu Terkunci

(b)

Off Off Off Off

Pintu Terbuka

Page 89: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

89

4

(a)

Off Off Off On

Kipas Angin Berputar

(b)

Off Off Off On

Kipas Angin Berputar

(c)

Off Off Off Off

Kipas Angin Berhenti

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa sistem keseluruhan berkerja dengan baik dari ,aplikasi android memberikan instruksi ke masterbox kemudian LED indikator memberikan informasi bahwa sistem mana yang berkerja, dan hardware melaksanakan instruksi dengan baik.

c. Pengujian Jarak Komunikasi Smartphone dengan WiFi

Hasil pengujian dilakukan di dalam dan diluar ruangan seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Jarak Koneksi WiFi

Jarak Kondisi Koneksi Jarak Kondisi Koneksi

5 m Dalam Ruangan Terhubung 20 m Luar Ruangan Terhubung

10 m Luar Ruangan Terhubung 25 m Luar Ruangan Terhubung

15 m Luar Ruangan Terhubung 30 m Luar Ruangan Tidak Terhubung

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa jarak maksimal koneksi adalah 25 meter, lebih dari itu maka WiFi tidak terhubung dengan baik dan sistem tidak akan bekerja. 4. KESIMPULAN

1. Aplikasi android “Ruang Pintar” berkerja dengan baik sebagai pengendali, dibuktikan dengan dapat mengirimkan perintah berupa alamat URL untuk diproses oleh perangkat penerima sebagai instruksi ke output.

2. Lampu, tirai, pengunci pintu, dan kipas angin berkerja dengan baik dibuktikan dengan obyek bekerja sesuai dengan perintah dari smartphone dengan LED sebagai indikator sudah berfungsi memberikan informasi pada pengguna.

3. Jarak maksimal agar smartphone dapat terhubung secara baik dengan perangkat pengendali adalah 25 meter.

Daftar Pustaka [1] Atzori, Luigi, Antonio Iera, Morabito, Giacomo., 2010, The internet of things: A

Survey, Computer Networks. [2] Pavithra, 2015, IoT based Monitoring and Control System for Home Automation,

Proceedings of 2015 Global Conference on Communication Technologies. [3] ENISA, 2005, Security and Resilience of Smart Home Environments: Good

Practices and Recommendations, The European Union Agency for Network and Information Security.

[4] Tang Lin, Hsien., 2013, Implementing Smart Homes with Open Source Solutions, International Journal of Smart Home Vol. 7, No. 4, July, 2013.pp 289-295.

[5] Mowad M. A. E., Fathy A, Hafez A. 2014, Smart Home Automated Control System using Android Application and Microcontroller, International Journal of Scientific & Engineering Research, Vol. 5, Issue 5, 2014. 935-939

[6] Blum, Jeremy., 2013, Exploring Arduino® Tools and Techniques for Engineering Wizardry, John Wiley & Sons, Inc., 10475 Crosspoint Boulevard, Indianapolis, IN 46256.

Page 90: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

90

PROTOTIPE MINI CLUSTER UNTUK PROGRAM STUDI INFORMATIKA

Yustina Sri Suharini1, Muhamad Ramli

2, Endang RD

3, Sulistyowati

4

Program Studi Informatika Institut Teknologi Indonesia Jl. Puspiptek Raya, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15320

1 [email protected] ,

2 [email protected] ,

3 [email protected] ,

4 [email protected]

ABSTRAK

Salah satu persoalan di setiap Program Studi Informatika adalah bagaimana

menyediakan sarana laboratorium yang memadai agar tujuan perkuliahan mahasiswa

bisa tercapai. Perkembangan teknologi komputer yang cepat, di sisi lain, memberi

tantangan tersendiri bagi sebagian Program Studi agar tetap bisa memberi sarana

tersebut dengan biaya yang terbatas. Penelitian ini merupakan salah satu alternatif

jawaban atas persoalan di Program Studi Informatika yang perlu membekali peserta

didiknya dengan kajian pembelajaran tentang cloud computing. Menggunakan metode

eksperimen telah berhasil dibangun sebuah prototipe mini cluster dengan memanfaatkan

komputer-komputer bekas yang sudah ada di laboratorium sebelumnya. Prototipe mini

cluster dibangun dengan arsitektur paralel dan masih dapat dikembangkan lebih lanjut

agar semakin jelas memberi gambaran konsep cloud computing. Penelitian didanai oleh

Kementerian Ristek Dikti Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) melalui

skema Penelitian Produk Terapan tahun anggaran 2017.

Kata kunci: prototipe, mini cluster, paralel, informatika

1. Pendahuluan

Pergeseran teknologi jaringan komputer tradisional ke arah jaringan berbasis cloud

system mempengaruhi masyarakat luas di seluruh dunia. Begitu besar pengaruh terebut,

sampai para peneliti di bidang ilmu sosial juga mencurahkan perhatian mereka ke arah

sana. Salah satunya adalah Christian Fuchs 1 yang mengamati pengaruh atau dampak

sosial teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat luas. Dalam tulisannya

tercatat perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di negara-

negara Uni Eropa, jumlah orang-orang yang sama sekali tidak pernah terhubung ke

internet, orang yang hanya konek atau terhubung ke internet seminggu sekali, sampai

orang yang setiap saat terhubung ke internet sehingga mereka mempunyai peralatan

untuk sambungan ke jaringan broadband. Penelitian Fuchs didasarkan atas statistika

oleh sebuah badan resmi Eropa tahun 2014.

Tulisan lain dibuat oleh Darryl Booth 2 pada sebuah jurnal kesehatan lingkungan, bahwa

di balik keberatan-keberatan yang sering terdengar, masyarakat diyakinkan bahwa cloud

system mempunyai keunggulan-keunggulan yang kinerjanya dapat mengatasi persoalan

di jaringan komputer tradisional.

Page 91: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

91

(1) Bencana akan hilangnya data penting yang disebabkan oleh mekanisme backup di

server regional atau lokal bisa diatasi, karena backup yang dilakukan dalam cloud

system bersifat internasional dengan banyak data center tersebar di seluruh dunia.

(2) Update secara otomatis dilakukan terus menerus dalam periode mingguan atau

bulanan, tidak perlu menunggu versi berikutnya yang akan dirilis beberapa tahun

ke depan.

(3) Pemangkasan biaya pembelian dan perawatan hardware secara signifikan karena

individu atau organisasi hanya perlu menyewa item-item yang diperlukan.

(4) Bekerja bisa dari belahan bumi manapun selama terhubung ke internet.

(5) Berkurangnya kecemasan akan peretasan data atau informasi oleh para cracker,

karena keamanan data atau informasi di cloud system dijamin oleh orang-orang

yang paling berkompeten di muka bumi.

(6) Pengeluaran atau biaya bisa diperkirakan di awal dengan lebih mudah, karena

biaya sewa hanya dikenakan untuk item yang digunakan.

(7) Lokasi file sangat memudahkan jika sewaktu-waktu diperlukan untuk penyajian

data bagi publik, karena cloud system sendiri berkonotasi dengan jaringan internet.

Pengaruh pergeseran teknologi ke arah cloud system juga dapat dirasakan dengan

begitu banyaknya perusahaan atau instansi pemerintah yang melakukan migrasi

software mereka dari jaringan komputer tradisional ke jaringan cloud. Kondisi itu menjadi

sumber inspirasi bagi Meresova dkk 3 untuk mengusulkan sebuah model kalkulator

migrasi. Fungsi utama kalkulator yang mereka bangun adalah melakukan penghitungan

keuntungan dan kerugian ekonomis agar dapat membantu masyarakat membuat

keputusan migrasi menggunakan beberapa faktor yang dianggap penting oleh pengguna

yang tidak lain adalah perusahaan yang menggunakan model tersebut.

Di sisi Informatika, perubahan paradigma jaringan komputer tradisional ke arah jaringan

cloud juga mempengaruhi paradigma pembangunan software sehingga para pengamat

software merasa perlu membuat catatan tentang kriteria software yang handal (robust),

khususnya software yang digunakan untuk mendukung penelitian atau riset. Taschuk dan

Wilson 4 menetapkan 10 kriteria membuat software yang robust. Pada paper mereka,

para pengembang software diharapkan untuk:

(1) Menggunakan pengelola versi sehingga mudah dikelola

(2) Mendokumentasikan kode program dan bagaimana cara menggunakannya

(3) Membuat fitur-fitur dan operasi-operasi software yang mudah dikontrol

(4) Membuat label atau versi resmi setiap kali merilis perubahan atau

pengembangan software

(5) Menggunakan ulang software atau bagian dari software

(6) Menggunakan tool dan manajer paket untuk proses instalasi otomatis

(7) Meniadakan keharusan root untuk sekedar menginstal atau menjalankan

software

(8) Mengeliminasi alur yang terlalu kompleks

(9) Menyertakan beberapa kasus uji yang dapat dijalankan untuk memastikan bahwa

software benar-benar bisa running

(10) Menghasilkan keluaran yang identik jika masukannya identik

Keempat tulisan tersebut adalah beberapa contoh yang menunjukkan bahwa konsep

cloud merupakan bahan kajian tidak terelakkan yang harus disediakan oleh Program

Studi untuk para mahasiswa Informatika. Bahan kajian dapat diserap secara efektif tidak

Page 92: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

92

hanya melalui kuliah di kelas melainkan seyogyanya dipraktekkan di laboratorium.

Menyediakan dana sewa cloud untuk praktikum mahasiswa, bagi sekolah-sekolah di

negara maju memang bukan masalah besar namun di Indonesia sepertinya hanya

universitas berdana besar yang dapat melakukan hal itu.

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk menjawab persoalan di atas,

yaitu bagaimana menyediakan laboratorium komputer yang bisa memberi gambaran

tentang cloud system namun dengan biaya yang relatif murah. Artikel ditulis dengan

sistematika berikut. Pertama-tama disajikan kondisi awal laboratorium komputer lama

yang sudah ada sebelumnya yaitu Lab G8 di Program Studi Informatika Institut Teknologi

Indonesia. Berikutnya digambarkan perancangan arsitektur prototipe mini cluster beserta

langkah-langkah konversi laboratorium konvensional menjadi mini cluster sesuai

arsitektur itu. Kemudian disajikan hasil konversi, pembahasan, dan kesimpulan yang

didapat selama penelitian dilakukan.

2. Pembahasan

Laboratorium lama milik Program Studi Informatika Institut Teknologi Indonesia

khususnya Laboratorium G8 yang digunakan sebagai percobaan mempunyai spesifikasi

komputer pribadi (personal computer) sebagai berikut: prosesor Intel i3-3220 - 4 CPUs @

3.30 GHz, memori 4GB, hardisk 500GB, koneksi melalui dua cara: kabel UTP 5 dan

switch 100MB, serta melalui koneksi tanpa kabel (wireless). Pada kurikulum sebelum

2017, laboratorium digunakan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam

pemrograman berbasis web.

Gambar 1. Spesifikasi komputer yang sudah ada sebelumnya.

Kebutuhan praktikum di masa mendatang yang hendak disediakan oleh laboratorium G8

adalah untuk memenuhi capaian pembelajaran mahasiswa tentang konsep cloud system

yaitu Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Software as a

Service (SaaS). Oleh karena itu laboratorium haruslah bisa digunakan untuk mengamati

ketiga konsep tersebut. Dengan kata lain, laboratorium perlu diubah agar bisa berperan

sebagai mini cluster yang bisa menyediakan ketiga service itu sehingga mahasiswa

dapat merasa seolah-olah berada dalam sebuah cloud system.

Page 93: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

93

Langkah-langkah konversi laboratorium konvensional menjadi sebuah mini cluster adalah

sebagai berikut.

(1) Pendataan semua personal computer yang ada dan masih berfungsi, pendataan

kondisi kabel, koneksi internet, dan peralatan pendukung lainnya seperti UPS,

AC.

(2) Perancangan arsitektur prototipe mini cluster

(3) Penambahan memori pada sebuah personal computer, jika berhasil maka dapat

dilanjutkan dengan penambahan memori ke semua personal computer yang

akan digunakan sesuai rancangan

(4) Penyusunan komponen-komponen agar sesuai dengan arsitektur yang

dirancang. Komponen-komponen dihubungkan melalui kabel UTP 6 dan switch

berkapasitas 24 nodes

(5) Penambahan media simpan yang digunakan bersama (NAS shared storage) dan

akuisisi NAS ke mini cluster

(6) Pemilihan sistem operasi dan system software yang sesuai dengan spesifikasi

mini cluster (CentOS, OpenStack, dan/atau lainnya)

(7) Instalasi ProxMox Virtual Environment yang digunakan sebagai cloud manager

(8) Instalasi TeamViewer untuk pengamatan dari luar sistem

Rancangan arsitektur prototipe mini cluster dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Arsitektur prototipe mini cluster.

Page 94: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

94

Gambar 3. Prototipe mini cluster sedang running.

Gambar 4. Manajemen prototipe mini cluster menggunakan Proxmox.

Page 95: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

95

Gambar 5. Hadoop File System yang running di atas prototipe mini cluster.

Pada Gambar 2 terlihat prototipe mini cluster disusun dengan arsitektur paralel. Dari tiga

personal computer lama yang ada di laboratorium G8 dibuat sebuah server yang

berfungsi seolah sebagai mini cluster dalam cloud system. Sebagai sebuah sistem baru,

mini cluster mempunyai spesifikasi berikut.

(1) Processor terdiri atas 3x4 = 12 cores Pentium i3-3220 @3.3GHz

(2) Memori Utama berupa 3x(4+8) = 36GB RAM

(3) Tempat penyimpanan (2x3)+(3x0.5) = 7.5TB

Pada Gambar 3 dapat dilihat prototipe mini cluster yang telah berhasil disusun dengan

arsitektur paralel dan berhasil running dengan spesifikasi gabungan yang sesuai

harapan. Tampilan spesifikasi yang diakses dari salah satu terminal ditunjukkan pada

Gambar 4 dan Gambar 5. Gambar 4 adalah salah satu contoh tampilan pengelolaan mini

cluster melalui Proxmox. Sedangkan Gambar 5 adalah tampilan Hadoop File System

yang diinstal di atas mini cluster.

3. Kesimpulan

Prototipe mini cluster dengan arsitektur paralel telah berhasil dibangun menggunakan

tiga personal computer lama berspesifikasi minimal. Prototipe ini adalah sebuah solusi

murah bagi Program Studi Informatika Institut Teknologi Indonesia yang bercita-cita

membekali mahasiswa agar lebih mudah memahami konsep cloud system.

Penelitian akan dilanjutkan dengan penyusunan mini cluster yang lain yang

menggunakan arsitektur terdistribusi.

Page 96: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

96

Terima kasih kepada DRPM Kementerian Ristek Dikti yang memberi bantuan dana

melalui skema Penelitian Produk Terapan tahun anggaran 2017.

Daftar Pustaka

1. Fuchs, Christian, Information Technology and Sustainability in the Information

Society, International Journal of Communication, Vol. 11, 1932-8036/20170005,

2017, hal. 2431-2461

2. Booth, Darryl, Building Environmental Health Capacity in the Cloud, Journal of

Environmental Health, Vol. 79, No. 10, 2017, hal. 32

3. Maresova, Petra, Sobeslav, Vladimir, Effective Evaluation of Cloud Computing

Investment--Application of Cost Benefit Method Analysis, Journal Ekonomie and

Management, Vol. 20, No. 2, 2017, p. 134+. Gale Business and Economics

Collection 2018

4. Taschuk, Morgan, Wilson, Greg, Ten Simple Rules for Making Research Software

more Robust. PLoS Comput Biol , Vol. 13, No. 4, e1005412. https://doi.

org/10.1371/journal.pcbi.1005412, 2017, hal. 1-10

5. Zeng, Deze, Gu, Lin, Guo, Song, 2015, Cloud Networking for Big Data, Springer,

Switzerland

Page 97: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

97

ANALISIS PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP LAYANAN GOJEK DIKOTA PALEMBANG

Ery Hartati

1*, yulistia

2*

1STMIK MDP Palembang, [email protected] 2 STMIK MDP Palembang, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap layanan gojek berikan. Persepsi pengguna untuk mengetahui manfaat dari layanan aplikasi yang ada pada gojek.Pengumpulan data penelitian dilakukan melaluui observasi, kousioner dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 responden, yang terdiri dari responden laki – laki 54% dan perempuan 46%.. Hasil dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan 5 butir pernyataan skala likert.. Pengolahan data yang didapat dengna menggunakan olahan data regresi linear sederhana didapat bahwa P nilai >0,000 artinya ada hubungan positif antara persepsi dengan layanan. Dimana dalam presentase menunjukkan nilai R `square adalah 0,892.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna merasakan manfaat yang baik pada aplikasi layanan gojek dikota Palembang.

Kata Kunci : Persepsi, Go-Jek, Layanan,Regresi 1. Pendahuluan

Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini membuat kita berpikir untuk memanfaatkan teknologi tersebut.Bidang transportasi merupakan salah satu bentuk kesadaran masyarakat terhadap unsur – unsur pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan semakin meningkat. Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi.Transportasi merupakan sarana perkembangan yang penting bagi kehidupan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas. Hal tersebut disebabkan perkembangan jaman yang semakin meningkat dan berkembang. Pada saat ini industri jasa transportasi ojek semakin marak di Indonesia,khususnya di palembang. Perusahaan PT. GOJEK merupakan salah satu badan usaha yang mengkonsentrasikan salah satu bidang usahanya di sektor industri jasa transportasi yaitu layanan ojek online.GO-JEK sangatlah mengikuti perkembangan teknologi.GO-JEK lebih mengacu pada penggunaan teknologi untuk pemesanan ojek itu sendiri. Munculnya Go-Jek dapat menimbulkan dampak bagi perkembangan teknologi hal ini disebabkan banyaknya kebutuham masyarakat untuk bidang transportasi, dan terdapat beberapa aspek-aspek yang mendukung terjadinya terjadinya akselerasi perubahan itu antara lain; 1). Perusahaan yang semakin bersifat global, 2). Perubahan selera pelanggan,baik selera pelanggan akhir maupun pelanggan bisnis, 3).Arena persaingan yang semakin luas baik domestik maupun internasional. 4). Teknologi yang semakinmengarah pada perubahan (Swastha dan Irawan,1999). Aplikasi GO-JEK juga menyediakan ada beberapa pilihan menu seperti Go-Send,Go-Ride, Go-Food, Go-Mart, dan lai-lain, dengan adanya beberapa aplikasi pilihan menu tersebut membuat masyarakat dapat memilih kebutuhan mereka. Dari pelayanan yang diberikan oleh aplikasi Go-Jek, Disini peneliti akan melihat sejauh mana manfaat yang didapat dari penggunaan aplikasi layanan Go-Jek baik berupa layanan dan kepuasan pelanggan itu sendiri. Usaha dalam bidang jasa transportasi umum saat inipun menjadi prospek usaha yang menguntungkan terutama di daerah Ibukota dan 2 sekitarnya, masyarakat

Page 98: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

98

membutuhkan jasa transportasi yang praktis dan juga cepat, karena tidak dapat dipungkiri titik-titik rawan kemacetan terparah terdapat di daerah-daerah Ibukota Jakarta dan sekitarnya. Dalam mengatasi masalah kemacetan jasa transportasi ojek dapat menjadi solusi yang efektif bagi masyarakat dalam beraktifitas. 4.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan, maka disusun suatu rumusan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini, :

“Bagiamana Persepsi Pengguna Terhadap Layanan Gojek di kota Palembang?

4.2. Tujuan Penelitian

“Mengetahui persepsi pengguna terhadap layanan Gojek DiKota Palembang

1.3 Metode penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran lebih detail mengenai suatu gejala atau fonomena.

Tehnik pengumpulan data :

Tehnik yang dilakukan pada pengumpulan data adalah sebagai berikut : A. Kousioner

yang diberikan kepada masyarkat yang menggunakan jasa transportasi online yaitu Gojek

B Observasi Pengamatan untuk meneliti langsung keadaan di lapangan yang kemudian dijadikan responden.

B. Wawancara Dilakukan kepada driver gojek dan pengguna layanan gojek.

Pengujian Alat Ukur Data yang digunakan dapat diuji dengan alat ukur yaitu uji validitas dan

reliabilitas untuk mengevaluasi kualitas data. Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan sebuah alat ukur penelitian. Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan seberapa baik alat ukur yang dipakai dapat mengukur sebuah konsep sebagaimana mestinya.

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas mengindikasikan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang kali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsisten internal antar variabel dalam alat ukur. Analisis Data

Cara analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependel apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Page 99: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

99

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1 dan X2 = Variabel independen a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

1.5 Tehnik Pengolahan data

1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 1.1.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Menurut Kuncoro (2003:231) bahwa untuk menentukan validitas digunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 17.

1.4 Pengertian 1. Persepsi Persepsi menurut Wiji Suwarno (2009) adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang. Penginderaan ini mengakibatkan manusia mulai memberikan penilaian baik atau buruk, enak atau tidak enak, dan lain-lain.Kemudian penilaian itu dijadikan suatu kesan yang dapat menstimulasi kegiatan untuk mengadaptasikan diri (Wiji Suwarno, 2009). Jika penilaian seseorang terhadap sesuatu baik, maka akan mengulangi kegiatan tersebut di kesempatan lain. Persepsi menurut Desiderato dalam Jalaluddin Rakhmat (2005) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas.Sensasi adalah bagian dari persepsi.Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. 2. Pembahasan

2.1 Identitas responden

Pada penelitian ini menggunakan penyebaran kousioner yang jumlah responden ada 100. Dengan tabel sebagai berikutn :

Profil Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 54 54%

Perempuan 46 46%

Total 100 100%

Dari uraian diatas diketahui jumlah responden ada 100 orang. Dengan karakteristiknya laki-laki 54 responden dan perempuan 46 responden. 2.2 `Pekerjaan Responden

Dari hasil olahan data terdapat presentase pekerjaan untuk responden

Profil Responden Jumlah Persentase

Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 18 18%

Karyawan Swasta 63 63%

Karyawan BUMN/BUMD 0 0%

Page 100: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

100

Profesional 19 19%

Total 100 100

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah responden pelajar ada 18 orang (18%) dan Karyawan Swasta 63 orang (63%) dan Profesional ada 19 orang (19%). Berdasarkan pengujian validitas variabel dengan softwareStatistical Product and Service Solutions (SPSS) Versi 17.0 nilai validitas terdapat pada kolom Corrected Item-Total Corelation. Uji signifikansi untuk melihat valid tidaknya data dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan t 100aria untuk degree of freedom (df) = n – k, dalam hal ini n adalah jumlah sample dan k adalah jumlah konstruk

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

x1 17.74 2.696 .676 .512

x2 17.75 2.769 .754 .595

x3 17.73 2.813 .738 .702

x4 17.95 2.594 .481 .604

X5 17,52 2.67 .506 .698

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

y1 17.74 2.696 .676 .512

y2 17.75 2.769 .754 .595

y3 17.73 2.813 .738 .702

y4 17.95 2.594 .481 .604

Dari hasil pengujian didapat bahwa nilai corrected item-total correlation (r hitung), semuanya lebih dari 0.1263 (r tabel untuk jumlah sampel 100, jadi df = 100), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut valid

2.1.1 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan

benar-benar bebas dari kesalahan (error).Dengan bantuan program SPSS 17.0 nilai koefisien Cronbach Alpha dapat dilihat.Nilai koefisien Cronbach Alpha untuk masing-

masing konstruk ditampilkan Tabel 5.3.

Tabel Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha N of Item

X1 0.831 5

Y 0.778 5

Menurut Nunnaly dalam (Ghozali, 2007, h.46), suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,6. Dari tabel 5.3 diatas, terlihat bahwa variabel dalam penelitian ini adalah reliabel. 2.2 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dengan pendekatan ini data akan diasumsikan berdistribusi normal apabila signifikansi K-S Z>0,05 (asymptotic significance). Hasil pengujian pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa semua variabel penelitian terdistribusi normal.

Page 101: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

101

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,965a ,924 ,892 ,948 2,620

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Hasil Analisis Regresi

Didasarkan pada hasil perhitungan diperoleh angka signifikan sebesar 0,000, Yang lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya ada hubungan linear antara variabel persepsi pengguna dengan layanan gojek . Karena terdapat hubungan linear antara kedua variabel, maka variabel-variabel tersebut memang mempengaruhi sehingga didapat persepsi pengguna dengan nilai positif bahwa dengan meggunakan layanan gojek dapat membantu mereka dalam bidang transportasi online.

Pembahasan Hasil Analisis Data

Persepsi Pengguna berpengaruh signifikan terhadap layanan Gojek di Kota Palembang. Artinya responden menganggap dengan menggunakan aplikasi layanan gojekdapat merasakan manfaat dalam menggunakan transportasi online. Dan percaya bahwa dengan menggunakan system tersebut dapat membantu responden untuk mendapatkan keuntungan – keuntungan kienerja didalam pekerjaannya. (Jogiyanto : 2007)

3. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan analisis, diketahui bahwa variabel Persepsi pengguna merasakan manfaat dalam layanan aplikasi gojek tersebut.

Page 102: makalah pembicara utama internet of things in campus/student lives

Digital Information & System Conference 2017 ISBN:978-979-1194-11-2 Universitas Kristen Maranatha

102

Daftar Pustaka

1. Davis, F.D., 1989, Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MS Quarterly (online), Vol. 13 Iss. 3, pg. 318.

2. El-Gayar, Omar F., Mark Moran, 2006, College students' acceptance of Tablet PCs: An application of the UTAUT Model, Dakota State University, pg. 2845-2850

3. Davis, F.D, Bagozzi. R.P. & Warshaw. P.R. (1989). User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models, ManagementScience, 35, 982-1003.

4. Jogiyanto.(2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi: Yogyakarta. 5. L. Tjokro, Sutanto. (2009). Presentasi Yang Mencekam, Elex Media Komputindo,

Jakarta 6. L. Gavrilova, Marina. (2006). Computational Science and Its Applications –

ICSSA 2006: 6th International Conference, Glasgow, UK: Springer.