160
PENGARUH SALES PROMOTION DAN INTERIOR DISPLAY TERHADAP IMPULSE BUYING Studi Pada Konsumen Adele Accessories Babarsari Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh: Wiwinda Rosari NIM: 152214131 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH SALES PROMOTION DAN INTERIOR DISPLAY …Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Jumlah Tenaga Edukatif Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Aceh 7 107 55.658 76.997 2.619 3.345

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH SALES PROMOTION DAN INTERIOR DISPLAY

    TERHADAP IMPULSE BUYING

    Studi Pada Konsumen Adele Accessories Babarsari Yogyakarta

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Manajemen

    Oleh:

    Wiwinda Rosari

    NIM: 152214131

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGARUH SALES PROMOTION DAN INTERIOR DISPLAY

    TERHADAP IMPULSE BUYING

    Studi Pada Konsumen Adele Accessories Babarsari Yogyakarta

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Manajemen

    Oleh:

    Wiwinda Rosari

    NIM: 152214131

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Motto dan Persembahan

    “One of the greates diseases is to be nobody to anybody”

    (Salah satu penyakit terbesar adalah ketika kita menjadi

    tidak berguna bagi orang lain)

    -Mother Teresa-

    “Segala Perkara Dapat Kutanggung Di Dalam Dia yang

    Memberi Kekuatan Kepadaku”

    -Filipi 4:13-

    Skripsi ini saya persembahkan kepada

    Tuhan Yesus Kristus

    Kedua orang tuaku (Yakobus Manda’ dan

    Yuliana Masakke Lambe’)

    Adik-adikku (Reinaldus Gunawan Lelepadang

    dan Celara Reskilah Manda’ Lelepadang)

    My Boyfriend (Aprilla Suriesto Madaun, S.S)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul Pengaruh Sales Promotioan dan Interior Display Terhadap Impulse

    Buying. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas

    Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

    pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi

    Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

    3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang

    senantiasa meluangkan waktunya, mengarahkan, dan memberikan

    dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan

    baik.

    4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M., selaku dosen pembimbing II, yang

    telah meluangkan waktu, mengarahkan, membimbing, memotivasi, serta

    memberikan saran bagi penulis dengan penuh kasih sayang seperti anak

    sendiri, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    5. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing

    akademik, yang sudah seperti ibu dalam membimbing dan mengarahkan

    penulis selama berada di bangku kuliah.

    6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

    Dharma.

    7. Papa dan Mama yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dukungan

    doa, serta semangat luar biasa hingga tahap ini.

    8. Adik-adikku, Reinaldus Gunawan Lelepadang dan Celara Reskilah

    Manda’ Lelepadang, yang menjadi motivasi bagi penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    9. Pastor Cornel R. Tandiayuk, Pr., yang sudah seperti ayah bagi penulis dari

    SD hingga saat ini, yang senantiasa memberikan arahan, dukungan, dan

    nasehat bagi penulis.

    10. Aprilla Suriesto Madaun, S.S., sebagai kakak, sahabat, teman curhat, dan

    orang yang terkasih bagi penulis, yang senantiasa memberikan support,

    nasehat, saran, dan dengan sabar mendampingi penulis dari awal kuliah

    hingga pada tahap ini.

    11. Sahabat sekaligus sepupu tersayang, Theresia Lili Samba’, Leorensius

    Felix, Laurensia Erni Samba’, dan Anastasia Yuki Aprilia Sande’, yang

    senantiasa menghibur, memberikan nasehat, dukungan, serta semangat

    bagi penulis.

    12. Teman dari kecil, Yusniati Sangka’ dan Lidya Kadang Bua’, yang sudah

    menjadi bagian dari hidup penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    13. Sepriani Narsi Pole dan Riana Herman Pole yang sudah seperti saudara

    kandung bagi penulis, yang senantiasa menghibur, mendukung, dan

    menyemangati penulis dalam suka dan duka hingga ke tahap ini.

    14. Sahabat di kampus, Yovan, Herman, Ama, Maria, Yovita, Dysa, yang

    selalu menghibur, memberikan semangat serta dukungan selama proses

    perkuliahan hingga tahap ini.

    15. Teman semasa kuliah khususnya kelas D

    16. Teman SMA-ku, Ayu Isa Bandaso, Selfi, Esnianti, Elni, Rianti, Antania,

    Leo, Sepri, Wahyu, Bima, Kabo, Jenes, Emiliana.

    17. Fitriani, Ignatius Caesario, Merlin Tumbiri, Kharisma Makaba, Renaldo

    Silamma’, Andreas Atta Toding, yang sudah menjadi sahabat sesuku bagi

    penulis yang menjadi bagian dari masa-masa kuliah di Jogja.

    18. Sahabat di K2kamsy, Kak Mike, Kak Fandy, Kak Tini, Kak Devy, Kak

    Meliana, Kak Fikta, Kak Feni, Kak Melita, Kak Dolvy, Kak Aril, Kak

    Vian, Kak Riko, Kak Yosef, Yori Busyadek, Rio Talo, Gery Randa, Ignaz

    Andrica, Adek Feby, Adek Sri, Adek Enca, Selmi, Andre, dan Gia, yang

    sudah menjadi orang terdekat bagi penulis selama berada di Jogja.

    19. Fr. Ardy, Fr. Patrio, Fr.San, Fr. Ayuz, Diakon Raymond, dan Diakon Jaya,

    yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang bermutu bagi penulis

    dengan sikap mereka yang selalu menghibur penulis di saat penulis merasa

    terpuruk dan galau semasa kuliah.

    20. Teman masak-masak, Monica Della, Kak Resta, dan Adek Nava, yang

    sekaligus menjadi tempat curhat bagi penulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………… iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……………….. v

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………… vi

    HALAMAN KATA PENGANTAR …………………………………………. vii

    HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………… xi

    HALAMAN DAFTAR TABEL……………………………………………… xiv

    HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………... xv

    HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……………………………………… ... xv

    ABSTRAK……………………………………………………………………. xvi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9

    C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 9

    D. Tujuan Penelitian........................................................................... 10

    E. Manfaat Penelitian......................................................................... 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 12

    A. Landasan Teori .............................................................................. 12

    B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 35

    C. Kerangka Konseptual .................................................................... 39

    D. Hipotesis ........................................................................................ 40

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 42

    A. Jenis Penelitian .............................................................................. 42

    B. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................... 42

    C. Variabel Penelitian ........................................................................ 42

    D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 48

    E. Unit Analisis .................................................................................. 48

    F. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 49

    G. Sumber Data .................................................................................. 50

    H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 52

    I. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................... 52

    J. Teknik Analisis Data ..................................................................... 54

    BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... 63

    A. Gambaran Umum Perusahaan…………………………………... 63

    B. Motto Perusahaan ......................................................................... 64

    C. Logo Perusahaan........................................................................... 64

    D. Karakteristik Karyawan ................................................................ 64

    E. Produk Perusahaan ....................................................................... 65

    F. Startegi Promosi Perusahaan ........................................................ 66

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    G. Member Card Perusahaan ............................................................ 67

    BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 69

    A. Proses Penelitian ............................................................................ 69

    B. Pengujian Instrumen....................................................................... 70

    1. Uji Validitas ............................................................................. 70

    2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 72

    C. Analisis Data .................................................................................. 73

    1. Analisis Deskriptif…………………………………………… 73

    2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 81

    3. Uji F ......................................................................................... 85

    4. Uji T ......................................................................................... 97

    5. Koefisien Determinasi .............................................................. 89

    6. Pembahasan…………………………………………………... 90

    BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ............. 99

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 99

    B. Saran ..................................................................................................... 100

    C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 102

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

    LAMPIRAN .................................................................................................... 111

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    No Judul Halaman

    I.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa, dan Tenaga

    Edukatif (Negeri-Swasta) dibawah Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan menurut Provinsi tahun

    ajaran 2014-2015

    1

    III.1 Skor Pernyataan dengan Skala Likert 47

    III.2 Skala Data Sales Promotion 57

    III.3 Skala Data Interior Display 58

    III.4 Skala Data Impulse Buying 58

    IV.1 Daftar Produk dan Kategori Produk Adele Accessories

    Babarsari Yogyakarta

    66

    V.1 Validitas Variabel Sales Promotion 71

    V.2 Validitas Variabel Interior Dsiplay 71

    V.3 Validitas Variabel Impulse Buying 71

    V.4 Reliabilitas Variabel Sales Promotion 72

    V.5 Reliabilitas Variabel Interior Display 72

    V.6 Reliabilitas Variabel Impulse Buying 73

    V.7 Skala Data Sales Promotion 77

    V.8 Deskripsi Variabel Sales Promotion Pada Impulse

    Buying

    77

    V.9 Skala Data Interior Display 78

    V.10 Deskripsi Variabel Interior Display Pada Impulse

    Buying

    79

    V.11 Skala Data Impulse Buying 80

    V.12 Deskripsi Variabel Impulse Buying 80

    V.13 Hasil Uji Normalitas 82

    V.14 Hasil Uji Multikolinearitas 83

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    No

    Nama Gambar Halaman

    II.1 Kerangka Konseptual Penelitian 39

    V.1 Diagram Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin 74

    V.2 Diagram Distribusi Data Berdasarkan Usia 74

    V.3 Diagram Distribusi Data Berdasarkan Pekerjaan 75

    V.4 Diagram Distribusi Data Berdasarkan Rata-rata Uang

    Saku Per Bulan

    76

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Judul Halaman

    1 Kuesioner Penelitian 111

    2 Tabulasi Data Responden 119

    3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 133

    4 Hasil Olah Data 139

    V.15 Hasil Uji Heterokedastisitas 84

    V.16 Analisis Regresi Linear Berganda 85

    V.17 Hasil Uji F 86

    V.18 Hasil Uji T 87

    V.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi 90

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    ABSTRAK

    PENGARUH SALES PROMOTION DAN INTERIOR DISPLAY

    TERHADAP IMPULSE BUYING

    Studi Pada Konsumen Adele Accessories Babarsari Yogyakarta

    Wiwinda Rosari

    Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta, 2019

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) sales promotion

    berpengaruh pada impulse buying, 2) interior display berpengaruh pada impulse

    buying. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Adele Accessories

    Babarasari Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan non

    probability, data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Sampel yang

    digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Teknik analisis data

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, uji F dan uji T

    menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 22. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa: 1) sales promotion berpengaruh secara positif dalam menciptakan impulse

    buying pada konsumen yang ada di toko Adele Accessories Babarsari Yogyakarta,

    2) interior display berpengaruh secara positif dalam menciptakan impulse buying

    konsumen yang ada di toko Adele Accessories Babarsari Yogyakarta,

    Kata Kunci : Sales Promotion, Interior display dan Impulse Buying

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    ABSTRACT

    THE INFLUENCE OF SALES PROMOTION AND INTERIOR DISPLAY

    TOWARDS IMPULSE BUYING

    A Study on Consumers of Adele Accessories of Babarsari - Yogyakarta

    Wiwinda Rosari

    Sanata Dharma University

    Yogyakarta, 2019

    This research aims to determine whether: 1) sales promotion influences

    impulse buying, 2) interior display influences impulse buying. Population in this

    research is all consumers of Adele Accessories of Babarasari - Yogyakarta.

    Technique of sampling used Non Probability method, data was collected using

    questionnaires. Samples that was used in this research were 100 respondents. Data

    analysis technique that was used in this research was Multiple Linear Regression,

    F test and T test using IBM SPSS Statistic 22 application. The results of the

    research showed that: 1) sales promotion had a positive influence towards impulse

    buying for consumers in Adele Accessories of Babarsari - Yogyakarta, 2) interior

    display had a positive influence towards impulse buying for consumers in Adele

    Accessories of Babarsari – Yogyakarta.

    Keywords: Sales Promotion, Interior Display, and Impulse Buying

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar. Pada tahun 2013 tercatat

    sekitar 310.860 mahasiswa dari tiga puluh tiga provinsi di Indonesia menempuh

    pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan jumlah tersebut, 78,7%

    diantaranya adalah mahasiswa perantauan dari luar daerah Yogyakarta

    (http://nasional.kompas.com/read/2013/04/08/03164776/PertahankanIndonesiaMi

    nidiYogyakarta). Berdasarkan data ini, kita dapat mengetahui bahwa ada begitu

    banyak pendatang di daerah Yogyakarta dan sebagian besar diantaranya

    merupakan kaum pelajar. Data dari Badan Pusat Statistik terkait jumlah perguruan

    tinggi, mahasiswa dan tenaga edukatif (negeri& swasta) di bawah Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan menurut provinsi pada tahun ajaran 2014-2015 pada

    tabel 1.1.

    Tabel I.1

    Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa, dan Tenaga Edukatif (Negeri-Swasta)

    di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi

    Tahun Ajaran 2014-2015

    Provinsi

    2014-2015

    Jumlah

    Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa

    Jumlah Tenaga

    Edukatif

    Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

    Aceh 7 107 55.658 76.997 2.619 3.345

    Sumatera Utara 3 266 81.554 329.503 2.741 8.287

    Sumatera Barat 5 100 66.382 97.611 3.119 2.861

    Riau 2 75 36.032 85.612 1.196 2.194

    Jambi 1 38 19.195 38.543 743 1.017

    Sumatera Selatan 2 106 43.500 125.525 1.538 2.628

    Lampung 3 78 26.240 85.238 1.307 1.889

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://nasional.kompas.com/read/2013/04/08/03164776/PertahankanIndonesiaMinidiYogyakartahttp://nasional.kompas.com/read/2013/04/08/03164776/PertahankanIndonesiaMinidiYogyakarta

  • 2

    Provinsi

    2014-2015

    Jumlah

    Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa

    Jumlah Tenaga

    Edukatif

    Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

    Kepulauan Bangka

    Belitung

    2 15 3.838 6.632 177 296

    Kepualauan Riau 2 30 10.009 29.170 159 917

    DKI Jakarta 5 315 485.699 475.113 2.309 12.889

    Jawa Barat 12 381 183.165 528.296 6.601 15.895

    Jawa Tengah 9 248 141.632 335.170 6.135 9.293

    DI Yogyakarta 4 106 118.817 232.476 3.284 4.721

    Jawa Timur 17 329 235.100 512.852 8.419 12.874

    Banten 1 109 16.140 153.690 508 3.783

    Bali 4 57 37.966 58.761 2.664 1.799

    Nusa Tenggara

    Barat

    1 53 12.600 73.588 1.044 2.386

    Nusa Tenggara

    Timur

    4 50 22.218 48.123 1.221 1.724

    Kalimantan Barat 4 43 32.699 48.880 1.269 1.049

    Kalimantan

    Tengah

    1 22 11.535 16.139 786 681

    Kalimantan

    Selatan

    3 46 17.957 57.363 1.223 1.329

    Kalimantan Timur 6 54 43.755 56.265 1.523 1.512

    Kalimantan Utara

    Sulawesi Utara 4 49 45.657 19.342 3.047 1.165

    Sulawesi Tengah 1 34 25.885 41.814 1.220 1.427

    Sulawesi Selatan 4 206 58.607 228.849 3.167 6.310

    Sulawesi Tenggara 2 37 26.912 38.689 1.001 1.219

    Gorontalo 1 13 13.949 16.644 655 570

    Sulawesi Barat 1 17 1.522 12.017 119 372

    Maluku 3 26 13.995 15.516 1.364 707

    Maluku Utara 1 16 10.641 24.295 517 841

    Papua Barat 2 22 6.159 20.954 498 471

    Papua 3 40 34.781 23.066 816 756

    Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

    Berdasarkan tabel 1.1 kita dapat melihat bahwa jumlah mahasiswa baik

    dari universitas negeri maupun swasta di Yogyakarta pada tahun ajaran 2014-

    2015 adalah 351.293. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa jumlah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    mahasiswa di Yogyakarta ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

    Dari kedua data di atas, dalam rentang waktu satu hingga dua tahun terjadi

    peningkatan sekitar empat puluh ribu orang. Jumlah mahasiswa yang sedemikian

    besar ini dan senantiasa bertambah setiap tahun menarik perhatian Himpunan

    Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Perhatian HIPMI tertuju pada potensi

    ekonomi dari besarnya jumlah mahasiswa di Yogyakarta tersebut.

    HIPMI DIY memperkirakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh seluruh

    mahasiswa DIY mencapai Rp600 miliar per bulan atau Rp7,2 triliun per tahun.

    Anggota Dewan Pembina Hipmi DIY, Rahadi Saptata Abra, menuturkan bahwa

    potensi tersebut diperoleh dari perhitungan biaya belanja setiap mahasiswa yang

    ada di DIY setiap tahun. Berdasarkan data Pendidikan Tinggi (Dikti), pada tahun

    2015 tercatat jumlah mahasiswa di DIY sebanyak 300.000 orang, yang terdiri dari

    jenjang pendidikan Diploma-1, Diploma-2, Diploma-3, Diploma-4, Strata-1,

    Strata-2, Strata-3, Non-Formal, Spesialis-1, Spesialis-2, dan Profesi. Jika

    diasumsikan biaya belanja setiap mahasiswa sebesar Rp2 juta per orang per bulan,

    maka totalnya mencapai Rp600 miliar per bulan, atau Rp7,2 triliun per tahun

    (http://www.jogja.co/inilah-jumlah-seluruh-mahasiswa-diy-dan-belanja-

    bulanannya/). Dari asumsi ini, kita dapat menarik sebuah hipotesis bahwa Potensi

    Ekonomi mahasiswa di Yogyakarta terbilang sangat besar.

    Peningkatan gaya hidup mahasiswa di Yogyakarta yang kemudian

    berimbas pada peningkatan potensi ekonomi dibuktikan juga dengan fenomena

    kos-kosan. Pada tahun 2011 harga kos-kosan di Yogyakarta masih berkisar antara

    Rp300.000,00 hingga Rp600.000,00 dengan fasilitas lemari baju, meja, dan kasur.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.jogja.co/inilah-jumlah-seluruh-mahasiswa-diy-dan-belanja-bulanannya/http://www.jogja.co/inilah-jumlah-seluruh-mahasiswa-diy-dan-belanja-bulanannya/

  • 4

    Namun pada tahun 2016 harga kos-kosan mengalami peningkatan yang signifikan

    yaitu dengan harga Rp1.000.000,00 hingga Rp3.000.000,00 dengan fasilitas

    perabotan, AC, kamar mandi dalam, air hangat, internet, laundry, TV, lemari es,

    mineral, dapur, parkir, dan barang-barang pelengkap lainnya. Mahasiswa

    cenderung memutuskan untuk memilih kos yang nyaman, aman, dan sesuai

    dengan lingkungan yang dibutuhkan. Sebagai contoh mahasiswa muslim

    cenderung lebih memilih kos muslim yang berada di dekat kampusnya,

    mahasiswa perantau cenderung memilih tinggal di kos yang mayoritas

    penghuninya berasal dari daerah yang sama, dan lain sebagainya. Selain itu gaya

    hidup mahasiswa yang semakin meningkat ini juga dibuktikan dengan

    kepemilikan kendaraan roda dua dan roda empat yang semakin marak.

    (https://mojok.co/apj/esai/melihat-jogja-kekinian-lewat-fenomena-kos-kosan/).

    Mahasiswa juga cenderung menghias kamarnya dengan berbagai wall

    sticker, wallpaper, poster, kata-kata inspirasi, lampu-lampu, dan berbagai jenis

    dekorasi yang dibutuhkannya dengan tujuan agar kamar kosnya menjadi lebih

    menarik dan nyaman untuk ditempati sehingga pemilik kamar juga semakin betah

    dan tidak bosan berada di kamarnya. Melihat semakin eksklusifnya gaya hidup

    mahasiswa di Yogyakarta, para pelaku bisnis memanfaatkan hal itu dengan

    mendirikan usaha-usaha yang menyentuh secara langsung gaya hidup eksklusif

    tersebut, salah satunya adalah bisnis ritel. Bisnis ritel yang ingin maju dan

    berkembang tentu saja harus mampu mengenali karakter konsumennya sehingga

    konsumen tersebut dapat menjadi konsumen potensial. Berkaitan dengan tujuan

    tersebut, Ma’ruf (2006:113) menguraikan enam unsur strategi bauran pemasaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://mojok.co/apj/esai/melihat-jogja-kekinian-lewat-fenomena-kos-kosan/

  • 5

    dalam konteks bisnis ritel yaitu lokasi, merchandise, harga, periklanan dan

    promosi, atmosfer toko, dan pelayanan ritel.

    Salah satu bisnis ritel di Yogyakarta yang menyediakan produk

    homedecor, florist, dan accessories adalah Adele Accesories. Adele Accessories

    menjadi salah satu alternatif pilihan masyarakat, khususnya mahasiswa, dalam

    berbelanja, karena menyediakan produk-produk yang up to date, pramuniaga yang

    ramah, sopan, tanggap, dan sigap terhadap keinginan konsumen yang ingin

    mendapatkan produk sesuai keinginannya. Toko ini pun mengadakan program-

    program promosi dan menyediakan produk yang dapat dicoba oleh konsumen,

    sehingga konsumen dapat merasakan manfaat, tampilan, dan aroma dari produk

    tersebut sebelum memutuskan untuk membelinya. Adele Accessories juga

    memiliki dekorasi toko yang unik serta mampu merangsang konsumen agar

    merasa aman dan nyaman berada di toko Adele.

    Berdasarkan data hasil wawancara, salah satu pramuniaga di Adele

    Accessories mengatakan bahwa jumlah pengunjung yang datang ke Adele

    Accessories pada Bulan Juli-September cenderung meningkat dikarenakan

    banyaknya jumlah pendatang baru di Yogyakarta, khususnya mahasiswa dan

    pelajar tahun ajaran baru. Tentu saja banyak mahasiswa baru yang menempati kos

    dan kontrakan baru. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga ada mahasiswa

    lama yang masa sewa kos atau kontrakannya berakhir dan akan berpindah tempat

    tinggal yang baru. Para mahasiswa ini cenderung akan banyak berbelanja untuk

    keperluan di kos atau kontrakannya, khususnya dekorasi-dekorasi di kamar,

    pernak-pernik, dan sepatu untuk digunakan pada saat berkuliah, beribadah, jalan-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    jalan, dan sebagainya. Melihat hal itu, pihak manajemen Adele Accessories

    memanfaatkan peluang ini untuk menetapkan strategi pemasaran yang mampu

    memengaruhi konsumen yang datang ke toko sehingga membeli produk yang

    sebelumnya tidak masuk daftar belanja. Fenomena inilah yang dimaksud dengan

    impulse buying.

    Salah satu strategi yang digunakan oleh pihak Adele Accessories

    Yogyakarta untuk memanfaatkan peluang di waktu seperti ini adalah dengan

    menggencarkan potongan harga berupa diskon 40% untuk produk walldecor kayu,

    diskon 40% untuk produk walldecor bunga, diskon 30% untuk produk lampu IY,

    lampu dadu, dan lampu atom prisma, diskon 30% untuk produk bonsai kaktus

    gantung, bonsai papan kayu, dan bonsai keramik. Selain diskon untuk produk

    dekorasi, Adele Accessories juga memberikan diskon Special Monday, yaitu

    potongan harga untuk non-member 3-10%, untuk member tosca and white 5-15%,

    member reseller 5-20% yang berlaku hanya pada hari Senin pukul 09.00-15.00

    WIB untuk all item. Selain strategi tersebut, Adele Accessories juga menyediakan

    produk secara gratis untuk dicoba oleh konsumen dengan harapan setelah menguji

    coba dan merasakan produk tersebut konsumen dapat langsung berminat dan

    akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut.

    Selain penggunaan strategi promosi penjualan (sales promotion), salah

    satu ciri khas Adele Accessories Yogyakarta adalah dekorasi pemikatnya (interior

    display). Penggunaan hiasan dinding, wallpaper, wall sticker, lampu, bunga-

    bunga, pajangan, dan lain sebagainya, membuat penampilan di dalam toko

    menjadi lebih unik, lucu, dan tentunya terkesan sangat feminim sesuai dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    segmen pasar utama dari Adele Accessories yakni kaum wanita. Interior display

    menjadi salah satu identitas bagi Adele Accessories. Selain menjadi identitas, hal

    ini sekaligus menjadi salah satu strategi pemikat yang digunakan untuk menarik

    konsumen agar lebih nyaman dan tertarik dengan suasana di toko Adele

    Accessories sehingga konsumen lebih betah berada di dalam toko untuk waktu

    yang lama. Selain dekorasi toko, Adele Accessories juga senantiasa menata

    produk yang baru dengan sengaja memajangnya secara terbuka agar memberikan

    informasi tentang produk new arrival. Tujuannya adalah untuk menarik minat beli

    konsumen hingga pada keputusan membeli produk yang mungkin sebelumnya

    tidak masuk dalam daftar belanja. Keputusan untuk membeli produk tanpa

    perencanaan sebelumnya inilah yang disebut dengan pembelian Impulse.

    Mowen & Minor 2001 (dalam Sari & Faisal 2018:54) mengemukakan

    pengertian impulse buying sebagai berikut: “a buying action undertaken without a

    problem having been previously recognizing or a buying intention formed prior to

    entering the store”. Dengan kata lain, pembelian tak terencana adalah suatu

    tindakan pembelian yang dilakukan tanpa niat membeli sebelum memasuki toko.

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh Adele Accessories dalam

    merangsang pembelian tak terencana adalah dengan memakai sales promotion

    (promosi penjualan) seperti memberikan diskon bagi member, non-member dan

    reseller dan menyediakan sampel produk gratis yang bisa dicoba oleh semua

    konsumen. Dengan pemberian diskon dan sampel produk gratis tersebut

    diharapkan agar konsumen yang sebelumnya tidak merencanakan untuk membeli

    produk tersebut akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut setelah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    melihat diskon produk dan setelah mencoba sampel produk tersebut. Selain itu,

    interior display (dekorasi pemikat) juga digunakan untuk merangsang pembelian

    tak terencana, misalnya dengan memajang produk secara terbuka agar konsumen

    bisa langsung mencoba dan merasakannya. Tampilan dekorasi toko, pajangan, dan

    wallpaper yang unik serta lucu diharapkan dapat merangsang keingingan

    konsumen untuk memiliki produk-produk di dalam toko dan pada akhirnya

    memutuskan untuk membelinya meskipun sebelumnya tidak ada rencana

    pembelian produk itu.

    Kotler (2005:298) mengemukakan bahwa sales promotion adalah berbagai

    kumpulan alat-alat insentif, yang sebagian besar berjangka pendek, yang

    dirancang untuk merangsang pembelian produk dan jasa tertentu dengan lebih

    cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang, sedangkan interior display

    merupakan tanda yang digunakan untuk memberikan informasi kepada konsumen

    untuk memengaruhi suasana lingkungan toko, dengan tujuan utama untuk

    meningkatkan penjualan dan laba toko tersebut. Dengan kedua strategi tersebut,

    Adele Accessories berharap dapat semakin memengaruhi keputusan pembelian

    konsumennya.

    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    yang berjudul “PENGARUH SALES PROMOTION DAN INTERIOR DISPLAY

    TERHADAP IMPULSE BUYING (Studi pada Konsumen Adele Accessories)”.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    B. Rumusan Masalah

    Pada umumnya bisnis ritel berskala kecil maupun berskala besar

    menggunakan strategi pemasaran promosi dan store atmosphere untuk

    menggencarkan strategi pemasarannya. Namun penerapan strategi promosi dan

    store atmosphere pada bisnis ritel berskala besar dapat dikatakan lebih masif

    yakni dengan menerapkan hampir semua aspek dari strategi promosi dan store

    atmosphere. Hal ini berbeda dengan bisnis ritel berskala kecil yang hanya

    menerapkan beberapa aspek dari strategi promosi dan store atmosphere sesuai

    dengan target pasar mereka. Adele Accessories termasuk dalam toko ritel berskala

    kecil ini sehingga hanya menerapkan beberapa aspek dari strategi promosi dan

    store atmosphere, di antaranya adalah sales promotion dan interior display.

    Melalui penelitian ini, peneliti akan menjawab beberapa permasalahan berkaitan

    dengan sales promotion dan interior display tersebut, yakni:

    1. Apakah ada pengaruh sales promotion terhadap impulse buying pada

    konsumen di Adele Accessories Yogyakarta?

    2. Apakah ada pengaruh interior display terhadap impulse buying pada

    konsumen di Adele Accessories Yogyakarta?

    C. Pembatasan Masalah

    Tindakan impulse buying dipengaruhi oleh dua strategi pemasaran yakni

    promosi dan store atmosphere. Kedua strategi memiliki banyak elemen sehingga

    akan sulit membahas semuanya secara mendetail. Selain itu, tidak semua elemen

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    ini diterapkan oleh Adele Accessories. Maka dari itu, peneliti akan memfokuskan

    penelitian pada elemen sales promotion dan interior display. Pada penelitian ini,

    sales promotion menjadi variabel pertama (X1) dan interior display menjadi

    variabel kedua (X2).

    Item sales promotion yang akan diteliti lebih lanjut adalah potongan

    haraga/diskon dan sampel produk. Item interior display yang akan diteliti lebih

    lanjut adalah assortment display dan wall decoration. Alat-alat sales promotion

    dan interior display yang lain tidak digunakan penulis karena tidak relevan di

    Adele Accessories Yogyakarta.

    D. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Adapun tujuan-

    tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pengaruh sales promotion terhadap impulse buying pada

    Adele Accessories.

    2. Untuk mengetahui pengaruh interior display terhadap impulse buying pada

    Adele Accessories.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

    1. Perusahaan yang diteliti

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi manajer

    perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran dan mengambil keputusan-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    keputusan yang dapat memengaruhi konsumen di Adele Accessories agar

    melakukan pembelian tak terencana atau impulse buying. Penelitian ini juga

    bertujuan untuk memberikan masukan bagi perusahaan terkait faktor mana

    yang paling dominan dalam memengaruhi pembelian impulse konsumen.

    2. Pihak Lain

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pemahaman

    terkait dengan gambaran pengaruh sales promotion dan interior display

    terhadap impulse buying. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

    berguna bagi pelaku bisnis, khususnya para pemilik toko sehingga dapat

    memaksimalkan strategi pemasarannya terkait sales promotion dan interior

    display.

    3. Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman

    peneliti tentang pengaruh sales promotion dan interior display terhadap

    impulse buying. Penelitian ini juga dapat memberikan kesempatan bagi

    peneliti untuk mengimplementasikan teori-teori yang telah didapatkan selama

    perkuliahan dan dapat membandingkannya dengan kondisi di dunia nyata.

    4. Universitas Sanata Dharma

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan mengenai

    pengaruh strategi pemasaran sales promotion dan interior display terhadap

    impulse buying bagi dosen dan terlebih khusus bagi mahasiswa-mahasiswi

    yang ingin menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu acuan dalam

    penulisan skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Marketing Mix

    Para pelaku bisnis perlu menggunakan strategi khusus dalam melakukan

    proses pemasaran produknya. Salah satu marketing tools adalah bauran pemasaran

    atau yang biasa disebut marketing mix. Marketing mix adalah alat pemasaran yang

    sangat penting yang mampu membantu pebisnis untuk memahami apa yang dapat

    diberikan oleh barang atau service dan bagaimana menyusun aktivitas serta

    strategi pemasaran produk yang sukses. Kombinasi dari empat elemen ini

    kemudian diterapkan dalam pemasaran dan dikenal sebagai “bauran pemasaran

    4P”, yaitu Product, Price, Place, and Promotion.

    Promosi merupakan salah satu elemen penting dari bauran pemasaran

    (marketing mix). Meskipun promosi merupakan strategi yang sudah lama namun

    sampai saat ini promosi masih sangat relevan digunakan sebagai salah satu

    strategi pemasaran yang baik.

    Simamora 2000 (dalam Tjantoko & Japarianto 2015:3) menguraikan

    bahwa yang dimaksud dengan promosi adalah usaha perusahaan untuk

    memengaruhi calon pembeli melalui pemakaian segala unsur atau bauran

    pemasaran. Definisi di atas menunjukkan bahwa promosi harus mampu membuat

    konsumen tertarik dan mau membeli produk tersebut. Semua alat promosi harus

    bekerja sama untuk mencapai sasaran komunikasi perusahaan. Perusahaan harus

    selalu mencari cara untuk bisa mencapai tujuan perusahaan dengan menerapkan

    12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    berbagai alat promosi. Dengan kata lain, suatu perusahaan ingin mencapai tingkat

    penjualan tertentu dengan beragam bauran promosi.

    Chris Fill 2005 (dalam Tjantoko & Japarianto 2015:3) menguraikan bahwa

    bauran promosi (promotion mix) terdiri dari enam variabel yaitu: advertising,

    sales promotion, personal selling, public relation, sponsorship, dan direct

    marketing. Dalam penjelasan selanjutnya, peneliti hanya akan mendalami variabel

    sales promotion karena relevan dengan Adele Accessories.

    2. Sales Promotion

    Sales promotion merupakan salah satu dari enam variabel dalam bauran

    promosi. Pada sub bab ini peneliti akan memaparkan beberapa hal yang berkaitan

    dengan sales promotion, di antaranya pengertian, indikator alat-alat, tujuan,

    manfaat, dan karakteristik sales promotion.

    a. Pengertian Sales Promotion

    Kotler (2005:298) mengemukakan bahwa sales promotion adalah berbagai

    kumpulan alat-alat insentif, yang sebagian besar berjangka pendek, yang

    dirancang untuk merangsang pembelian produk dan jasa tertentu dengan lebih

    cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Kotler (2016:518) juga

    mengemukakan bahwa “whereas advertising offers reasons to buy a product or

    service, sales promotion offers reasons to buy now”. Artinya, ketika iklan

    menawarkan alasan untuk membeli produk atau jasa, promosi penjualan (sales

    promotion) menawarkan alasan untuk membeli sekarang. Kotler dan Armstrong

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    (2008:204) mengemukakan bahwa sales promotion terdiri dari insentif jangka

    pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa.

    Utami (2008:115) mengemukakan bahwa promosi penjualan (sales

    promotion) adalah program promosi ritel dalam rangka mendorong terjadinya

    penjualan atau untuk meningkatkan penjualan. Secara umum, promosi penjualan

    dijalankan oleh ritel dengan beberapa tujuan, yakni mempertahankan minat

    pelanggan untuk tetap berbelanja pada ritel tersebut, mengenalkan suatu produk

    baru atau gerai baru, menyaingi program para pesaing yang mengadakan program

    sales promotion, memancing konsumen potensial yang belum pernah berbelanja

    pada ritel tersebut, memanfaatkan musim atau trend atau kecenderungan pola

    perilaku belanja pelanggan (misalnya pada masa persiapan awal tahun ajaran

    baru), dan merangsang minat pelanggan untuk beralih merek.

    Menurut Ma’ruf 2005 (dalam Kwan, 2016: 28), yang dimaksud dengan

    sales promotion adalah program promosi peritel dalam rangka mendorong

    terjadinya penjualan atau untuk meningkatkan penjualan atau dalam rangka

    mempertahankan minat pelanggan untuk tetap berbelanja padanya. Dari definisi-

    definisi di atas, peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa sales promotion

    adalah sejumlah alat insentif yang berjangka pendek yang digunakan untuk

    mendorong dan menawarkan alasan untuk melakukan pembelian atau penjualan

    suatu barang atau jasa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    b. Indikator Sales Promotion

    1) Ketersediaan produk yang akan dicoba atau dirasakan oleh pengunjung di toko

    2) Pengujicobaan dapat dilakukan berulang kali

    3) Memberikan potongan harga untuk produk di toko

    4) Memberikan potongan harga produk pada event-event tertentu

    5) Penghematan harga diberikan karena telah memenuhi syarat

    c. Alat-alat Sales Promotion

    Berdasarkan teori Kotler (2005:301), sales promotion sendiri terdiri dari

    tiga belas alat. Pada penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan sampel dan

    paket harga (diskon) sehingga kedua hal ini dibahas secara lebih mendalam,

    sedangkan alat-alat yang lain hanya akan dibahas secara singkat.

    1) Sampel

    Sampel adalah sejumlah kecil produk yang ditawarkan kepada konsumen

    untuk dicoba. Kotler (2001:869) menguraikan bahwa sampel adalah tawaran

    gratis untuk sejumlah produk atau jasa. Sampel itu dapat dikirim dari pintu ke

    pintu, dikirim lewat pos, diambil di toko, disertakan pada produk lain, atau

    ditonjolkan dalam suatu penawaran iklan. Pemberian sampel adalah cara yang

    paling efektif. Kotler & Armstrong (2008:206) melanjutkan bahwa sampel adalah

    penawaran untuk mencoba produk. Dan menurut Utami (2008:116), sampel

    (contoh produk) adalah contoh produk yang diberikan secara cuma-cuma yang

    tujuannya adalah memberikan gambaran, baik menyangkut manfaat maupun rupa

    produk yang dipromosikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Dari definisi-definisi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sampel

    adalah sejumlah produk yang ditawarkan secara cuma-cuma agar konsumen dapat

    mengetahui dan merasakan secara langsung rupa dan manfaat dari produk

    tersebut. Kotler (2005:299) menguraikan bahwa tujuan dari sampel adalah

    merangsang konsumen untuk mencoba produk tersebut.

    Sampel digunakan pelaku usaha untuk menarik konsumen lama maupun

    konsumen baru agar langsung merasakan dan mencocokkan antara keinginan dan

    kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan secara gratis tersebut sebelum

    memutuskan untuk membelinya. Bagi konsumen baru yang belum pernah

    menggunakan produk tersebut dan kemudian diberi kesempatan untuk mencoba

    secara gratis, tentu saja kesempatan ini akan menguntungkan konsumen tersebut.

    Ia dapat mengetahui apakah produk tersebut sesuai dengan keingiannya atau tidak.

    Ketika ia merasakan bahwa produk tersebut sangat cocok dan bagus, maka ia

    kemungkinan besar akan membeli produk tersebut.

    2) Kupon

    Kupon adalah sertifikat yang memberi pembeli potongan harga untuk

    pembelian produk tertentu.

    3) Tawaran Pengembalian Uang (Rabat)

    Tawaran pengambilan uang (rabat) adalah tawaran untuk mengembalikan

    sebagian uang pembelian suatu produk kepada konsumen yang mengirimkan

    “bukti pembelian” ke perusahaan manufaktur.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    4) Paket Harga (Transaksi Potongan Harga/Diskon)

    Kotler (2001:869) mengemukakan bahwa paket harga (disebut juga

    transaksi potongan sen) adalah tawaran bagi konsumen untuk menghemat harga

    biasa dari suatu produk, yang tertera pada label atau kemasan. Dan menurut

    Assauri (dalam Mariana 2009:49), diskon adalah potongan harga yang ada, di

    mana pengurangan tersebut dapat berbentuk tunai atau berupa potongan yang lain.

    Sigit (dalam Mariana 2009: 49) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

    diskon adalah pengurangan terhadap harga yang ditetapkan karena pembeli telah

    memenuhi syarat yang ditetapkan. Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik

    kesimpulan bahwa paket harga (transaksi potongan harga/diskon) adalah

    penghematan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dari harga biasa

    produk tersebut, pada kondisi dan waktu tertentu, di mana penghematan tersebut

    dapat berupa tunai atau pengurangan yang lain.

    a) Tujuan Paket Harga/Diskon

    Tujuan diadakannya diskon menurut Nitisemito (dalam Isnaini 2005,

    dalam Prihastama 2016: 21) adalah:

    (1) Mendorong pembeli untuk membeli dalam jumlah yang besar sehingga

    volume penjualan diharapkan naik. Pemberian potongan harga akan

    berdampak terhadap konsumen, terutama dalam hal pembelian konsumen

    yang akan berdampak pada kenaikan volume penjualan.

    (2) Pembeli lebih berfokus pada penjual tersebut. Hal ini dapat menambah dan

    mempertahankan jumlah pelanggan pada penjual tersebut.

    (3) Menjadi sales service yang dapat menarik terjadi transaksi pembelian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    b) Bentuk-bentuk diskon

    Kotler 2005 (dalam Prihastama 2016: 21) menguraikan beberapa bentuk

    diskon, yaitu:

    (1) Diskon Tunai

    Diskon tunai adalah pengurangan harga untuk pembeli yang segera membayar

    tagihannya atau membayar tagihan tepat waktu. Contohnya 2/15 net 30.

    Artinya pembayaran akan jatuh tempo dalam tiga puluh hari, akan tetapi

    pembeli dapat mengurangi pembayaran 2% ketika melakukan pelunasan

    dalam lima belas hari.

    (2) Diskon Kuantitas (Quantity Discount)

    Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang melakukan

    pembelian dalam jumlah besar. Contohnya Rp 10.000 per unit, untuk

    pembelian seratus unit menjadi Rp 8.500 per unit.

    (3) Diskon Fungsional (Functional Discount)

    Diskon fungsional atau disebut diskon perdagangan (trade discount)

    merupakan diskon yang ditawarkan oleh produsen pada para anggota saluran

    perdagangan, jika mereka melakukan fungsi-fungsi tertentu seperti menjual,

    menyimpan, dan melakukan pencatatan. Produsen dapat memberikan diskon

    kepada saluran perdagangan berbeda-beda sesuai dengan fungsi yang

    dilakukan.

    (4) Diskon Musiman (Seasonal Discount)

    Diskon musiman merupakan pengurangan harga untuk pembeli yang

    melakukan pembelian produk atau jasa di luar musimnya. Hal ini bertujuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    agar penjual mampu mempertahankan produksi yang lebih stabil selama

    setahun dan untuk mendorong dilakukannya pemesanan lebih awal.

    Contohnya, pemesanan tiket pesawat dan hotel lebih awal sebelum musim

    liburan akhir tahun.

    (5) Potongan (Allowance)

    Pada umumnya, ada beberapa jenis potongan. Pertama, potongan tukar

    tambah, yakni pengurangan harga yang diberikan untuk menyerahkan barang

    lama untuk membeli barang baru. Kedua, yaitu potongan promosi, yakni

    pengurangan pembayaran untuk memberi imbalan pada penyalur karena telah

    ikut berperan serta dalam program pendukung penjualan.

    5) Premium (hadiah pemberian)

    Premium (hadiah pemberian) adalah barang yang ditawarkan secara cuma-

    cuma atau dengan harga sangat miring sebagai insentif untuk membeli suatu

    produk.

    6) Program Frekuensi

    Program frekuensi adalah program yang memberikan imbalan terkait dengan

    frekuensi dan intensif konsumen membeli produk atau jasa perusahaan

    tersebut.

    7) Kontes, Undian, dan Permainan

    Kontes, undian, dan permainan adalah kegiatan promosi yang memberikan

    konsumen peluang untuk memenangkan sesuatu seperti uang tunai, perjalanan

    atau barang entah dengan keberuntungan atau dengan usaha ekstra.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    8) Imbalan Berlangganan

    Imbalan berlangganan adalah uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan

    bagi penggunaan suatu produk atau jasa perusahaan.

    9) Pengujian Gratis

    Pengujian gratis adalah mengundang calon pembeli untuk menguji coba

    produk tanpa biaya dengan harapan mereka akan membeli produk tersebut.

    10) Garansi Produk

    Garansi produk adalah janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk

    tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan.

    11) Promosi Bersama

    Promosi bersama adalah dua atau lebih merk perusahaan bekerjasama dengan

    kupon, pengembalian uang, dan kontes untuk meningkatkan daya tarik.

    12) Promosi Silang

    Promosi silang adalah penggunaan suatu merk untuk mengiklankan merk lain

    yang tidak bersaing.

    13) Point of Purchase

    Point of purchase adalah display atau peragaan yang berlangsung di tempat

    pembayaran atau penjualan.

    Pada penelitian ini penulis memilih sampel dan paket harga (diskon) untuk

    diteliti lebih lanjut. Sampel dan paket harga (diskon) dipilih karena menurut

    peneliti, kedua hal ini merupakan alat sales promotion yang digunakan pada objek

    penelitian (Adele Accessories) yang merupakan bisnis berskala kecil. Sedangkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    alat-alat sales promotion yang lainnya tidak digunakan oleh penulis karena alat-

    alat tersebut lebih cocok untuk bisnis skala besar.

    d. Tujuan Sales Promotion

    Kotler & Arsmstrong (2008:205) menguraikan bahwa tujuan-tujuan

    promosi penjualan diperoleh dari tujuan promosi secara lebih luas, yang diperoleh

    dari tujuan pemasaran yang lebih mendasar yang dikembangkan untuk produk

    tersebut.

    Bagi konsumen, tujuannya meliputi upaya mendorong pembelian unit-unit

    yang berukuran lebih besar, menciptakan pengertian produk di antara non-

    pemakai, dan menarik orang yang beralih merek dari pesaing. Bagi pengecer,

    tujuannya meliputi upaya membujuk pengecer menjual jenis produk baru dan

    mempunyai tingkat persediaan yang lebih tinggi, mendorong pembelian di luar

    musim, mendorong penyediaan produk-produk terkait, mengimbangi promosi

    pesaing, membangun kesetiaan merek, dan memperoleh pintu masuk ke gerai-

    gerai eceran baru.

    Bagi tenaga penjualan, tujuannya meliputi upaya mendorong dukungan

    terhadap produk atau model baru, mendorong pencarian calon pelanggan yang

    lebih banyak, dan merangsang penjualan di luar musim. Alma (2011:188)

    menguraikan bahwa tujuan sales promotion adalah sebagai berikut:

    1) Menarik perhatian para pembeli baru.

    2) Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen atau pelanggan lama.

    3) Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    4) Menghindarkan konsumen dari peralihan ke merek lain.

    5) Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas.

    6) Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas

    market share jangka panjang.

    e. Manfaat Sales Promotion

    Kotler & Armstrong (2002:644) menguraikan bahwa semua jenis alat

    sales promotion memberikan tiga manfaat yang berbeda, yaitu:

    1) Komunikasi, artinya promosi penjualan dapat menarik perhatian dan

    terkadang dapat memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen

    pada produk tersebut.

    2) Insentif, artinya promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan,

    dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi pelanggan.

    3) Ajakan, artinya promosi penjualan dapat mengajak pembeli untuk melakukan

    transaksi pembelian sekarang.

    f. Karakteristik Sales Promotion

    Alat-alat sales promotion memiliki ciri-ciri tertentu yang berguna untuk

    menarik minat beli konsumen dan sampai pada tindakan pembelian produk dan

    jasa yang ditawarkan. Kotler & Keller (2009:190) menguraikan bahwa setiap alat-

    alat sales promotion memiliki ciri sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    1) Komunikasi

    Hal ini berarti bahwa promosi penjualan meraih perhatian dan dapat

    mengarahkan konsumen kepada produk.

    2) Insentif

    Ciri ini berarti promosi penjualan mencakup beberapa konsesi, pendorong,

    atau kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen.

    3) Undangan

    Promosi penjualan mencakup undangan berbeda untuk melibatkan diri dalam

    transaksi sekarang. Maksudnya promosi penjualan merupakan ajakan untuk

    melakukan transaksi pembelian sekarang.

    3. Interior Display dalam Store Atmosphere

    Dalam menjalankan bisnis, pebisnis perlu menggunakan strategi agar

    mampu bersaing dengan pesaing bisnis yang lain, khususnya dalam bisnis ritel

    yang persaingannya semakin kompleks karena pertumbuhan bisnis ritel yang

    semakin besar. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengklaim

    pertumbuhan industri ritel pada semester I 2018 sebesar 7-7,5%. Angka ini lebih

    besar dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang hanya sebesar 5%

    (https://www.cnbcindonesia.com/news/20180622163406-4-20125/pengusaha-

    industri-ritel-semester-i-2018-tumbuh-7-75). Dalam menjalankan bisnis ritel ada

    beberapa variabel yang dapat memuaskan dan memengaruhi keputusan pembelian

    konsumen. Ma’ruf 2005 (dalam Fadly 2014: 175) menguraikan bahwa bauran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.cnbcindonesia.com/news/20180622163406-4-20125/pengusaha-industri-ritel-semester-i-2018-tumbuh-7-75https://www.cnbcindonesia.com/news/20180622163406-4-20125/pengusaha-industri-ritel-semester-i-2018-tumbuh-7-75

  • 24

    retail atau retailing mix terdiri dari: lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko

    (store atmosphere), dan pelayanan.

    Pada umumnya, konsumen yang mengunjungi suatu toko akan lebih

    menyukai suasana toko yang ketersediaan barangnya lengkap, rapi, dan up to

    date, serta suasana toko yang menarik. Keadaan-keadaan semacam ini akan

    membuat konsumen merasa nyaman dalam melihat barang yang ada di toko

    sehingga memungkinkan konsumen untuk membeli barang-barang lain di luar

    yang direncanakan, apalagi jika sedang ada diskon.

    Kotler & Keller 2007 (dalam Cahyani 2014:20) mengemukakan bahwa

    store atmosphere adalah unsur senjata lain yang dimiliki toko. Toko harus

    membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang

    tepat menarik konsumen untuk membeli. Berman & Evans 2010 (dalam Cahyani

    2014: 22) mengemukakan bahwa terdapat empat elemen store atmosphere yang

    berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan, yaitu store exterior,

    general interior, store layout, dan interior display. Pada pembahasan di bawah

    ini, peneliti hanya akan membahas elemen interior display karena relevan dengan

    objek penelitian (Adele Accessories). Interior display merupakan salah satu dari

    empat elemen dalam store atmosphere. Pada sub bab ini peneliti akan

    memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan interior display, di antaranya

    pengertian dan jenis-jenisnya.

    a. Pengertian Interior Display

    Cahyani (2014: 30) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan interior

    display adalah tanda-tanda yang digunakan untuk memberikan informasi kepada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    konsumen untuk mempengaruhi suasana lingkungan toko (store atmosphere).

    Adapun tujuan utama dari interior display adalah untuk meningkatkan penjualan

    dan laba toko tersebut. Alma 2008 (dalam Putra & Djatmiko 2015:1511)

    mengemukakan bahwa interior display adalah memajang barang-barang, gambar-

    gambar, kartu harga, atau poster di dalam toko, misalnya di lantai meja, rak, dan

    sebagainya.

    Menurut Turley & Milliman 2000 (dalam Andreani, Kristanti, dan Yapola

    2013:66) mengemukakan bahwa interior display yang baik secara signifikan dapat

    memiliki efek pada pelanggan untuk melakukan pembelian. Hal ini dapat terjadi

    baik ketika kualitas produk setara dengan pesaing. Bahkan ketika kualitas produk

    tidak setara dengan pesaing, interior display yang baik dan lengkap juga dapat

    memengaruhi pelanggan.

    Ma’ruf 2006 (dalam Andreani et al 2013:66) mengemukakan bahwa

    keinginan untuk melakukan pembelian dapat diciptakan melalui interior display

    yang menarik. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa interior

    display adalah tanda dan informasi yang berada di dalam toko dan dipajang

    dengan tujuan memberikan informasi kepada konsumen dan menambah

    keindahan store atmosphere di toko untuk menaikkan tingkat penjualan.

    b. Indikator Interior Display

    1) Kesediaan varian produk

    2) Produk dipajang secara terbuka

    3) Memberikan kesempatan untuk digunakan atau dicoba

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    4) Menggunakan hiasan dinding yang tepat

    5) Warna tembok yang cocok dengan kondisi toko

    6) Menggunakan properti pendukung yang tepat dalam memberikan informasi di

    toko

    c. Jenis-jenis Interior Display

    Menurut Alma 2008 (dalam Putra & Djatmiko 2015: 1511), terdapat tiga

    macam display yaitu window display, interior display, dan dealer display:

    1) Window Display

    Window Display berarti memajang barang-barang, gambar-gambar,

    kartu-kartu harga, simbol, dan sebagainya di bagian depan toko yang

    disebut etalase.

    2) Interior Display

    Interior display artinya memajang barang-barang, gambar-gambar,

    kartu harga, atau poster di dalam toko misalnya di lantai meja, rak, dan

    sebagainya. Interior display ini terdiri dari dua macam, yaitu

    merchandise display dan store sign and decoration:

    a) Merchandise Display

    Merchandise display merupakan barang-barang dagangan yang

    dipajang di dalam toko dengan bentuk pemajangan. Jenis ini terdiri

    dari open display, architectural display, dan close display:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    (1) Open Display

    Open Display berarti barang-barang dipajang pada suatu tempat

    terbuka sehingga barang dapat dihampiri dan dipegang, dilihat

    dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan dari petugas

    penjualnya.

    (2) Architectural Display

    Architectural Display berarti memperlihatkan barang-barang

    dalam penggunaannya, misalnya kursi di ruang tamu, meubel

    di kamar tidur, dapur dengan perlengkapannya, dan sebagainya.

    Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang

    dipertunjukkan secara realistis.

    (3) Close Display

    Close Display artinya memajang barang pada suatu tempat

    yang tertutup. Barang tersebut tidak dihampiri, dipegang, atau

    diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas.

    b) Store Sign and Decoration

    Store sign and decoration yaitu simbol-simbol, tanda-tanda, poster-

    poster bendera, semboyan, dan sebagainya yang disimpan di atas meja

    atau digantung dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk

    membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberikan

    keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-barang tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Decoration pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus

    seperti penjualan pada saat hari raya, tahun baru, dan sebagainya.

    3) Dealer Display

    Dealer display dilaksanakan oleh wholesaler dan terdiri dari simbol

    petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk yang semuanya berasal

    dari produsen. Abzalita (2014:8) mengemukakan bahwa yang

    dimaksud dengan dealer display adalah penataan yang dilaksanakan

    dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-

    petunjuk produk.

    Dengan memperlihatkan penggunaan dalam gambar dan petunjuk,

    maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas

    penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai

    dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

    Berman & Evans (dalam Fuad, dalam Cahyani 2014: 30) menguraikan bahwa

    yang termasuk dalam interior display adalah:

    1) Assortment Display

    Pengecer menyajikan barang-barang dagangan secara campuran atau berbagai

    varian barang untuk pelanggan, dan secara terbuka memberikan kesempatan

    pada pelanggan untuk merasakan dan mencoba beberapa produk.

    2) Theme Setting Display

    Display ini menyesuaikan dengan lingkungan/musim atau hari-hari besar.

    Pengecer mendesain dekorasi sesuai dengan tema teretentu, misalnya tema

    Natal, Hari Kemerdekaan, Lebaran, dan lain-lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    3) Ensemble Display

    Display ini dilakukan dengan mengelompokkan dan menampilkan barang

    dagangan di kategori terpisah, misalnya bagian accessories, bagian tas, bagian

    sepatu, dan seterusnya.

    4) Rack Display

    Rak merupakan alat yang digunakan untuk memajang dan meletakkan barang

    dagangan secara rapi. Rak ini biasanya digunakan oleh penjual pakaian,

    sepatu, perlengkapan rumah tangga, dan sebagainya.

    5) Case Display

    Case digunakan untuk memajang barang yang lebih berat atau besar daripada

    barang di rak. Case ini biasanya digunakan di toko buku untuk memajang

    buku dan di toko lain yang menjual produk yang lebih besar.

    6) Wall Decoration

    Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar atau

    poster yang ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat

    meningkatkan suasana toko.

    Pada penelitian ini penulis memilih assortment display dan wall

    decoration untuk diteliti lebih lanjut. Assortment display dan wall decoration

    dipilih karena menurut peneliti, kedua hal ini merupakan alat interior display yang

    digunakan pada objek penelitian (Adele Accessories) yang merupakan bisnis

    berskala kecil. Sedangkan alat-alat interior display yang lainnya tidak digunakan

    oleh penulis karena alat-alat tersebut lebih cocok untuk bisnis skala besar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    4. Impulse Buying

    Impulse buying berarti kebiasaan tindakan pembelian yang dilakukan

    konsumen karena adanya pengaruh stimulus yang didapatkan di tempat belanja.

    Khususnya apabila konsumen tertarik dengan kondisi di tempat belanja yang

    membuatnya nyaman dan betah untuk berbelanja di tempat tersebut atau karena

    pelaku usaha gencar memberikan informasi dan mengenalkan suatu produk

    kepada konsumen. Pada sub bab ini, peneliti akan memaparkan beberapa hal yang

    berkaitan dengan impulse buying, di antaranya pengertian, tipe-tipe, faktor-faktor

    yang mempengaruhi, elemen-elemen, dan indikator impulse buying.

    a. Pengertian Impulse Buying

    Wood 1998 (dalam Mendenhall 2015:1) mendefinisikan impulse buying

    sebagai berikut: a purchase that was unplanned. Dengan kata lain, pembelian tak

    terencana adalah sebuah pembelian yang tidak direncanakan.

    Mowen & Minor 2001 (dalam Sari & Faisal 2018:54) mengemukakan

    pengertian impulse buying sebagai berikut: a buying action undertaken without a

    problem having been previously recognizing or a buying intention formed prior to

    entering the store”. Dengan kata lain, pembelian tak terencana adalah suatu

    tindakan pembelian yang dilakukan tanpa niat membeli sebelum memasuki toko.

    Rock & Fisher 2007 (dalam Sari & Faisal 2018:54) mengemukakan bahwa

    impulse buying adalah kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan,

    refleks, tiba-tiba, dan otomatis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Kurniawan 2013 (dalam Kwan 2016:29) mengemukakan bahwa yang

    dimaksud dengan impulse buying adalah tindakan membeli yang sebelumnya

    tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli

    yang terbentuk sebelum memasuki toko. Sedangkan bagi Utami (2017:81),

    pembelian tak terencana merupakan bentuk lain dari pola pembelian konsumen, di

    mana pembelian tersebut tidak secara spesifik terencana dan terjadi ketika

    konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli

    produk secepatnya.

    Impulse buying (pembelian impulsif) adalah suatu pembelian yang tidak

    terencana, yang dicirikan dengan keputusan pembelian yang relatif cepat, dan

    keinginan untuk segera memiliki barang tersebut tipe pembelian ini juga diikuti

    dengan adanya dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut terkait dengan

    adanya perasaan yang intens dan ditunjukkan dengan melakukan pembelian

    karena adanya dorongan utnuk membeli suatu produk dengan segera, merasakan

    kepuasan, dan mengabaikan konsekuensi negatif.

    Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelian tak

    terencana atau impulse buying adalah sebuah pembelian yang dilakukan tanpa

    rencana dan niat pembelian sebelum memasuki toko, yang terjadi ketika

    konsumen mengalami keinginan yang kuat untuk membeli produk secepatnya.

    b. Indikator Impulse Buying

    1) Spontanitas atau bertindak seketika, konsumen cenderung melakukan

    keputusan secara spontan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    2) Mengesampingkan hal lain yang sebelumnya sudah direncanakan

    3) Bertindak tanpa berpikir, konsumen cenderung melakukan keputusan tanpa

    berpikir.

    4) Gairah atau kesenangan, konsumen cenderung melakukan pembelian untuk

    memenuhi kepuasannya.

    c. Tipe-Tipe Pembelian Impulse Buying

    Menurut Stern 1962 (dalam Laudon & Bitta 1998, dalam Utami 2017:81)

    menguraikan bahwa ada empat tipe impulse buying yaitu:

    1) Impuls Murni (Pure Impulse)

    Pure impulse merupakan tindakan pembelian sesuatu karena alasan menarik,

    biasanya ketika suatu pembelian terjadi karena loyalitas terhadap merek atau

    perilaku pembelian yang telah biasa dilakukan. Contohnya: membeli sekaleng

    asparagus dan bukannya membeli sekaleng macaroni seperti biasanya.

    2) Impuls Pengingat (Reminder Impulse)

    Reminder impulse merupakan pembelian yang terjadi karena konsumen tiba-

    tiba teringat untuk melakukan pembelian suatu produk. Produk tersebut

    biasanya memang dibeli juga, tetapi pada saat itu tidak tercatat dalam daftar

    belanja. Contohnya: ketika sedang menunggu antrean untuk membeli

    shampoo di konter toko obat, konsumen melihat merek aspirin pada rak dan

    ingat bahwa persediaannya di rumah akan habis, sehingga ingatan atas

    penglihatan pada produk tersebut memicu pembelian yang tidak terencana.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    3) Impuls Saran (Suggestion Impulse)

    Suggestion impulse merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen

    melihat produk untuk pertama kali dan produk tersebut menstimulasi

    keinginan konsumen untuk mencobanya. Contohnya: seorang ibu rumah

    tangga yang secara tidak sengaja melihat produk penghilang bau tidak sedap

    di suatu counter display, dan keadaan ini secara langsung akan merealisasikan

    produk tersebut didasarkan atas pertimbangan tentang adanya bau disebabkan

    karena aktivitas memasak di dalam rumah kemudian membelinya.

    4) Impuls Terencana (Planned Impulse)

    Merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen merespon beberapa

    insentif spesial terhadap beberapa unit yang tidak diantisipasi. Impuls ini

    biasanya distimulasi oleh pengumuman penjualan kupon, potongan kupon,

    atau penawaran menggiurkan lainnya.

    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impulse Buying

    Menurut Loudon dan Bitta 1993 (dalam Whatani 2009, dalam Utami

    2017: 43) menguraikan bahwa karakteristik produk, karakteristik pemasaran, dan

    karakteristik konsumen memiliki pengaruh terhadap munculnya perilaku

    pembelian impulsif. Karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

    1) Karakteristik Produk yang Memengaruhi Perilaku Pembelian Impulsif, yaitu:

    a) Memiliki harga yang rendah;

    b) Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut;

    c) Siklus kehidupan produknya pendek;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    d) Ukurannya kecil dan ringan;

    e) Mudah disimpan.

    2) Karakteristik Pemasaran yang Memengaruhi Perilaku Pembelian Impulsif

    antara lain:

    a) Distribusi massa pada self-service outlet terhadap pemasangan iklan

    besar-besaran dan material yang akan didiskon.

    b) Posisi barang yang dipamerkan dan lokasi toko yang menonjol turut

    memengaruhi pembelian impulsif.

    3) Karakteristik Konsumen yang Memengaruhi Perilaku Pembelian Impulsif,

    yaitu:

    a) Kepribadian konsumen;

    b) Demografis, karakteristik demografis terdiri dari gender, usia, status

    perkawinan, pekerjaan, dan pendidikan.

    c) Karakteristik-karakteristik sosio-ekonomi yang dihubungkan dengan

    tingkat pembelian impulsif.

    e. Elemen-elemen Impulse Buying

    Loudon & Bitta 2004 (dalam Whatani 2009, dalam Putra & Djatmiko

    2015:1512) mengemukakan bahwa terdapat lima elemen penting yang

    mempengaruhi konsumen dalam pembelian tidak direncanakan, yakni sebagai

    berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    1) Kondisi waktu yang luang membuat konsumen merasakan adanya suatu

    dorongan yang tiba-tiba dan spontan untuk melakukan suatu tindakan yang

    berbeda dengan tingkah laku sebelumnya.

    2) Konsumen melakukan suatu pembelian yang menempatkan konsumen dalam

    keadaan ketidakseimbangan secara psikologis, di mana untuk sementara waktu

    ia merasa kehilangan kendali karena stimulus toko mengingatkan pada suatu

    produk tertentu.

    3) Konsumen akan mengalami konflik psikologis dan ia berusaha untuk

    menimbang antara pemuasan kebutuhan langsung dan konsekuensi jangka

    panjang dari pembelian.

    4) Konsumen akan mengurangi evaluasi kognitif dari produk.

    5) Konsumen seringkali membeli secara impulsif tanpa memperhatikan

    konsekuensi yang akan datang.

    B. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti dalam menyusun

    penelitian ini. Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai dasar dan

    pembanding dengan hasil penelitian. Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak

    menemukan penelitian dengan judul yang sama persis, namun peneliti

    mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan

    kajian pada penelitian peneliti. Adapun penelitian yang digunakan sebagai acuan

    adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    1. Oky Gunawan Kwan (2016)

    Oky Gunawan Kwan (2016) melakukan penelitian yang berjudul

    “Pengaruh Sales Promotion Dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying

    Dengan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Planet Sports

    Tunjungan Plaza Surabaya”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

    pengaruh sales promotion terhadap positive emotion, store atmosphere terhadap

    positive emotion, positive emotion terhadap impulse buying, sales promotion

    terhadap impuls buying, dan store atmosphere terhadap impulse buying. Populasi

    dari penelitian ini adalah masyarakat kota Surabaya yang pernah berbelanja

    produk yang dijual oleh Planet Sports Tunjangan Plaza Surabaya. Pelanggan yang

    menjadi sampel penelitian ini berjumlah 100 orang yang pernah membeli produk

    setidaknya dua kali dalam tiga bulan terakhir dari Planet Sports Tunjangan Plaza

    Surabaya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability

    sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau

    kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

    menjadi sampel. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian

    adalah kuesioner. Penulis menggunakan teknik analisis data dengan path analysis

    untuk pengujian statistik dan pada model path analysis menggunakan metode

    partial least square regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

    pengaruh signifikan dari sales promotion terhadap positive emotion, terdapat

    pengaruh sigifikan dari store atmosphere terhadap positive emotion, terdapat

    pengaruh signifikan positive emotion terhadap impulse buying, terdapat pengaruh

    signifikan sales promotion terhadap impulse buying, dan terdapat pengaruh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    signifikan store atmosphere terhadap impulse buying. Kesimpulan dari penelitian

    ini bahwa sales promotion dan store atmosphere merupakan variabel yang

    berpengaruh dalam menciptakan positive emotion dan impulse buying terhadap

    konsumen di Planet Sports. Dengan adanya variabel tersebut, peneliti membuat

    penilaian bahwa Planet Sports berhasil dalam menjalankan program promosi dan

    desain toko yang dirancang oleh mereka.

    Perbedaan:

    a. Penelitian yang dilakukan Oky Gunawan menggunakan variabel intervening

    yaitu positive emotion, sedangkan variabel yang diteliti penulis saat ini tidak

    menggunakan variabel intervening.

    b. Objek penelitian terdahulu adalah Planet Sports Tunjangan Plaza Surabaya,

    sedangkan objek penelitian yang diteliti penulis saat ini adalah Adele

    Accessories di Yogyakarta.

    2. Putra & Djatmiko (2015)

    Putra & Djatmiko (2015) menggunakan penelitian yang berjudul “The

    Influence Of Interior Display Against Impulsive Buying On Consumers

    Indomaret Point Dipatiukur Bandung”. Dalam penelitian ini dimensi interior

    display yang menjadi objek penelitian adalah pengadaan barang, pengelompokan

    barang dan penyusuanan barang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    mengetahui bagaimana pengaruh interior display pada Indomaret Point

    Dipatiukur Bandung dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh impulse buying

    pada Indomaret Point Dipatiukur Bandung. Populasi dari penelitian ini adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    konsumen Indomaret Point Dipatiukur Bandung dengan teknik pengambilan

    sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan 260 responden sebagai

    sampel penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode pengumpulan data primer dengan teknik pengumpulan data

    kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

    validitas dan reabilitas, analisis koefisien determinasi, analisis regresi berganda,

    dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interior display yang

    digunakan pada Indomaret Point Dipatiukur Bandung dapat dikatakan sangat baik

    karena dari data yang sudah dianalisis menunjukkan bahwa pengelompokan

    barang yang menjadi faktor utama terlaksananya interior display yang baik.

    Variabel impulse buying dapat dikatakan tinggi karena dari data yang sudah di

    analisis menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen pernah melakukan impulse

    buying. Variabel bebas yaitu pengadaan barang, pengelompokkan barang dan

    penyusunan barang secara simultan berpengaruh 24% terhadap impulse buying

    dan 76% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti seperti promosi, diskon dan

    lain-lain. Secara parsial variabel pengadaan barang berpengaruh paling besar

    terhadap impulse buying, dibandingkan dengan variabel pengelompokan barang

    dan penyusunan barang terhadap impulse buying.

    Perbedaan:

    a. Penelitian Putra & Djatmiko menggunakan variabel interior display sebagai

    X1 dan variabel impulsive buying sebagai Y2. Sedangkan variabel yang diteliti

    penulis saat ini menggunakan dua variabel X yaitu sales promotion sebagai

    X1 dan interior display sebagai X2 dan variabel impulse buying sebagai Y1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    H2

    H1

    b. Objek penelitian terdahulu adalah Indomaret Point Dipatiukur Bandung,

    sedangkan objek penelitian yang diteliti penulis saat ini adalah Adele

    Accessories di Yogyakarta.

    C. Kerangka Konseptual

    Gambar II.1. Kerangka Konseptual

    D. Hipotesis

    1. Pengaruh Sales Promotion terhadap Impulse Buying

    Oky Gunawan Kwan (2016) menyatakan bahwa sales promotion

    mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap impulse buying. Ia

    menemukan bahwa program sales promotion yang efektif di objek yang

    ditelitinya adalah diskon dan cashback sehingga pengunjung dapat tertarik dan

    berminat membeli meskipun sebelumnya tidak merencanakan untuk membeli.

    Darmayasa & Sukaatmadja (2017) menemukan bahwa promosi penjualan

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Darmayasa &

    SALES

    PROMOTION

    IMPULSE BUYING

    INTERIOR

    DISPLAY

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Sukaatmadja menemukan bahwa semakin efektif sales promotion yang digunakan

    pada objek yang ditelitinya, maka akan semakin meningkatkan perilaku impulsif

    pada konsumen. Solenski (2017) menemukan bahwa sales promotion berpengaruh

    signifikan terhadap impulse buying. Wauran & Poluan (2016) menemukan bahwa

    sales promotion mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

    impulse buying. Wauran & Poluan (2017) menemukan bahwa kegiatan sales

    promotion yang dilakukan secara rutin dan terencana akan memotivasi konsumen

    untuk melakukan impulse buying. Gitaningmamba (2013) menemukan bahwa

    sales promotion berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

    Gitaninggmamba (2013) menemukan bahwa sales promotion yang diadakan

    sesering mungkin dan dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan impulse

    buying pada konsumen. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun hipotesis

    sebagai berikut:

    H1: Sales promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse

    buying di Adele Accessories Yogyakarta.

    2. Pengaruh Interior Display terhadap Impulse Buying

    Putra & Djatmiko (2015) menyatakan bahwa interior display yang

    digunakan sangat baik, dilihat dari segi pengadaan barang, pengelompokan

    barang, dan penyusunan barang. Putra & Djatmiko (2015) menemukan bahwa

    faktor pengelompokan barang menjadi faktor utama terlaksananya interior

    display.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Fitriana (2016) menemukan bahwa item dari interior display, seperti

    pengadaan barang, berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif,

    pengelompokan barang berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif,

    penyusunan barang dan pencahayaan berpengaruh positif terhadap perilaku

    pembelian impulsif. Fitriana (2016) menemukan bahwa faktor penyusunan barang

    dan pencahayaan memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan faktor

    pengadaan barang dan pengelompokan barang dalam memengaruhi pembelian

    impulsif. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

    H2: Interior display berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse

    buying di Adele Accessories Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antara

    variabel sales promotion dan interior display terhadap impulse buying adalah

    penelitian kausal, dimana penelitian kausal digunakan untuk membuktikan

    hubungan sebab akibat antara sales promotion dan interior display terhadap

    impulse buying.

    B. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dan dilaksanakan

    pada Toko Adele Accessories Babarsari Sleman Yogyakarta.

    C. Variabel Penelitian

    1. Identifikasi Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel

    bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependen variable).

    a. Variabel Bebas (Independent Variable)

    Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi penyebab

    terjadinya perubahan pada variabel lain sehingga dapat dikatakan bahwa

    perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan

    terjadinya perubahan pada variabel yang lainnya, (Echdar 2017:217). Dalam

    penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sales promotion (X1) dan

    42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    interior display (X2). Aspek yang digunakan dari variabel sales promotion

    (X1) yaitu sampel dan paket harga/diskon sedangkan aspek yang digunakan

    dari interior display (X2) yaitu assortment display dan wall decoration.

    b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

    Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi atau menjadi

    akibat karena adanya variabel bebas, (Echdar 2017:217). Dalam penelitian ini

    yang menjadi variabel terikat adalah impulse buying.

    2. Definisi Variabel Penelitian

    a. Sales Promotion (X1)

    1) Definisi Teoritis

    Kotler (2005:298) mengemukakan bahwa sales promotion adalah

    berbagai kumpulan alat-alat insentif, yang sebagian besar berjangka pendek, yang

    dirancang untuk merangsang pembelian produk dan jasa tertentu dengan lebih

    cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.

    2) Definisi Operasional

    Definisi operasional sales promotion (X1) dalam penelitian ini adalah

    berbagai kumpulan alat insentif jangka pendek yang dirancang oleh Adele

    Accessories berupa sampel produk (X11) dan paket harga/diskon (X12), untuk

    merangsang pembelian produk dan jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih

    besar oleh konsumen atau pedagang.

    Sampel adalah produk yang ditawarkan oleh Adele Accessories secara

    gratis kepada konsumen baik konsumen lama maupun konsumen baru untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    memberikan gambaran mengenai produk tersebut kepada konsumen. Paket

    harga/diskon adalah potongan harga yang diberikan oleh Adele Accessories

    kepada konsumen, dimana pengurangan harga tersebut dapat berbentuk tunai

    seperti diskon 5-15% atau pengurangan yang lain seperti program buy one get

    one.

    3) Indikator yang digunakan

    a) Ketersediaan produk yang akan dicoba atau dirasakan oleh pengunjung

    di toko

    b) Pengujicobaan dapat dilakukan berulang kali

    c) Memberikan potongan harga untuk produk di toko

    d) Memberikan potongan harga produk pada event-event tertentu

    e) Penghematan harga diberikan karena telah memenuhi syarat

    b. Interior Display (X2)

    1) Definisi teoritis

    Cahyani (2014: 30) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan interior

    display adalah tanda-tanda yang digunakan untuk memberikan informasi kepada

    konsumen untuk memengaruhi suasana lingkungan toko (store atmosphere).

    Alma 2008 (dalam Putra & Djatmiko 2015: 1511) mengemukakan bahwa

    interior display adalah memajang barang-barang, gambar-gambar, kartu harga,

    atau poster di dalam toko, misalnya di lantai meja, rak, dan sebagainya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    2) Definisi operasional

    Definisi operasional interior display (X2) dalam penelitian ini adalah

    pemajangan tanda-tanda oleh Adele Accessories seperti gambar-gambar, kartu

    harga, nama barang, atau poster untuk memberikan informasi kepada konsumen

    serta untuk memengaruhi suasana lingkungan toko.

    Adapun display yang digunakan oleh Adele Accessories adalah assortment

    display (X21) dan wall decoration (X22). Assortment display adalah penyajian

    barang dagangan oleh Adele Accessories secara campuran dan berbagai varian

    untuk konsumen dan secara terbuka memberikan kesempatan kepada pelanggan

    untuk merasakan dan mencoba produk tersebut.

    Wall decoration adalah dekorasi toko Adele Accessories yang terdiri dari

    kombinasi gambar atau poster yang ditempel, warna tembok, hiasan ruangan

    seperti bunga, jam unik, dan sebagainya untuk meningkatkan suasana Toko Adele

    Accessories.

    3) Indikator yang digunakan

    a) Kesediaan varian produk.

    b) Produk dipajang secara terbuka.

    c) Memberikan kesempatan untuk digunakan atau dicoba.

    d) Menggunakan hiasan dinding yang tepat.

    e) Warna tembok yang cocok dengan kondisi toko.

    f) Menggunakan properti pendukung yang tepat dalam memberikan

    informasi di toko.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    c. Impulse Buying (Y)

    1) Definisi teoritis

    Wood 1998 (dalam Mendenhall 2015:1) mendefinisikan impulse buying

    sebagai berikut: a purchase that was unplanned. Dengan kata lain, pembelian tak

    terencana adalah sebuah pembelian yang tidak direncanakan.

    Rock & Fisher 2007 (dalam Sari & Faisal 2018:54) mengemukakan bahwa

    impulse buying adalah kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan,

    refleks, tiba-tiba, dan otomatis.

    2) Definisi operasional

    Definisi operasional impulse buying (Y) dalam penelitian ini adalah

    kecenderungan tindakan pembelian oleh konsumen secara spontan pada saat

    berada di toko Adele Accessories. Perilaku pembelian tak terencana ini juga

    dipengaruhi oleh stimulus yang ada di Toko Adele Accessories.

    3) Indikator yang digunakan

    Dalam penelitian ini variabel impulse buying diukur dengan indikator yang

    diambil dari Permatasari (2016:39), sebagai berikut:

    a) Spontanitas atau bertindak seketika, konsumen cenderung melakukan

    keputusan secara spontan.

    b) Mengesampingkan hal lain yang sebelumnya sudah direncanakan.

    c) Bertindak tanpa berpikir, konsumen cenderung melakukan keputusan

    tanpa berpikir.

    d) Gairah atau kesenangan, konsumen cenderung melakukan pembelian

    untuk memenuhi kepuasannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    3. Pengukuran Variabel

    Untuk mengukur variabel terikat yai