131
IR PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DI SURABAYA PENELITIAN CROSS-SECTIONAL Oleh : Sagita Wulan sari 131511133021 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERAWATAN DIRI (SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI

PANTI WERDHA DI SURABAYA

PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

Oleh :

Sagita Wulan sari

131511133021

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

i

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI

(SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA SURABAYA

PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAIR

Oleh :

Sagita Wulan Sari

131511133021

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

ii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Surabaya,

Yang Menyatakan

Sagita Wulan Sari

NIM.131511133021

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

iii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan di bawah

ini :

Nama : Sagita Wulan Sari

NIM : 131511133021

Program Studi : Pendidikan Keperawatan

Fakultas : Keperawatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclisive Royalty-Free

Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Faktor yang Berhubungan

dengan Perawatan Diri (Self Care) Lansia yang Tinggal di Panti Werdha di

Surabaya” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan, alihmedia/formatif,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan

tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan

sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Surabaya, 19 Juli 2019

Yang Menyatakan

Sagita Wulan Sari

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

iv

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

v

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

vi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

MOTTO

“If you dream it, you can do it and Allah always be there”

Ketika beban dan masalah membuat hidup Kita susah. Hingga merasa ingin

menyerah dan berhenti melangkah, ingat untuk berdoa dan berserah diri kepada

Allah. Bersamanya, semuanya pasti bisa, dan penuh berkah.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

vii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan

dorongan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Studi Keperawatan.

2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program

Studi Keperawatan.

3. Elida Ulfiana, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah

mengajak saya dalam penelitian ibu, memberikan bimbingan, arahan,

dukungan, dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Rista Fauziningtyas, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II dan

mengajak dalam penelitian ibu serta yang telah memberikan bimbingan, arahan,

bantuan ilmu, informasi dan motivasi dalam penulisan pnelitian, pengarahan

penelitian, dan pembahasan penelitian.

5. Dr. Retno Indarwati, S.Kep.Ns., M.Kep dan Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns.,

M.Ns(CommHlth) selaku dosen penguji sidang proposal yang telah

memberikan masukan, saran, dan nasehat dalam perbaikan untuk penelitian.

6. Seluruh Dosen serta Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

yang telah mendidik dan membimbing serta memberikan ilmu selama

perkuliahan.

7. Kepala Panti Werdha Hargo Dedali, wakil kepala Panti, seluruh petugas Panti,

dan perawat yang telah memfasilitasi, serta tak lupa seluruh lansia yang tinggal

di Panti Werdha Hargo Dedali yang sangat membantu dalam penelitian ini.

8. Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan, wakil kepala Panti, seluruh petugas

Panti, dan perawat yang telah memfasilitasi, serta tak lupa seluruh lansia yang

tinggal di UPTD Griya Werdha Jambangan yang sangat membantu dalam

penelitian ini.

9. Kepala Panti Werdha Usia, wakil kepala Panti, seluruh petugas Panti, dan

perawat yang telah memfasilitasi, serta tak lupa seluruh lansia yang tinggal di

Panti Werdha Usia yang sangat membantu dalam penelitian ini.

10. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa, biaya, kasih sayang dan

semangat kepada saya yang menjadikan saya semangat segera menyelesaikan

skripsi.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

viii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

11. Sahabat seperjuangan Rosyidah dan Tiara terimakasih yang telah memberikan

doa, semangat, yang selalu mengingatkan dan mendukung saya untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman kos saya Dyah terimakasih untuk dukungan, doa, motivasi, semangat

dan sering menemani dalam mengerjakan skripsi.

13. Teman – teman terbaik saya Niswa, Bunga, Lia, Fatatin, Warda yang telah

membantu dalam mengambil data.

14. Sahabat saya CCC yang selama ini berjuang bersama untuk mendapat gelar

S.Kep (Fara, Elma, Dina, Risma, Lili dan Erlinna) terimakasih atas segala

dukungan, semangat, dan motivasi dalam kondisi suka maupun duka disetiap

proses penyelesaian skripsi ini.

15. Seluruh teman – teman satu bimbingan yang saling menyemangati untuk

mendapat gelar S.Kep (Damai, Imamatul, Bunga, Mitha, Anil dan Rian)

terimakasih atas segala dukungan, semangat, dan motivasi disetiap proses

penyelesaian skripsi ini.

16. Teman – teman halaqoh (Ade, Nurul, Mbak Lila dan dan Mbak Ainun)

terimakasih yang telah mendengarkan keluh kesah dan memberikan solusi

ketika patah arang dan selalu menyemangati dan mendoakan.

17. Dayang dan Enok yang membantu menjelaskan cara mengelola dan

menganalisa data.

18. Seluruh teman – teman dari KSR PMI Unair yang mendukung dan mendoakan

saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Seluruh teman-teman A15 yang menemani dalam perjalanan kuliah di FKp

Unair.

20. Seluruh keluarga, teman-teman yang selalu memberikan doa, dorongan dan

semangat.

21. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi dan bantuan hingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna perbaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan dan juga bagi penulis

sendiri.

Surabaya, 19 Juli 2019

Penulis

Sagita Wulan Sari

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

ix

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI

(SELF CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DI

SURABAYA

Penelitian Cross Sectional

Oleh: Sagita Wulan Sari

Pendahuluan: Lansia cenderung mengalami penurunan perawatan diri (Self care)

karena terdapat penurunan kesehatan fisik dan psikis berpengaruh terhadap perawatan

dirinya. Beberapa faktor perlu dikaji yaitu usia, jenis kelamin, status kesehatan dan

kemampuan perawatan diri (self care agency). Tujuan penelitian ini untuk

menjelaskan hubungan usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan

perawatan diri (self care agency) dengan perawatan diri (self care) lansia di Panti

Werdha Surabaya. Metode: Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

deskripsi korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah

lansia di Panti Werdha Surabaya sebanyak 103 responden didapat dengan cara cluster

ramdom sampling. Kriteria inklusi adalah tidak memiliki masalah kognitif berat. Data

diperoleh dengan cara membacakan kuesioner self care dan exercise self care agency

scale yang telah diuji validitas dan reabilitas. Uji statistik menggunakan Spearman’s

rho test dan regression. Hasil: Hasil penelitian yang didapatkan adanya hubungan

signifikan antara jenis kelamin (p=0,041, r=-0,202), status kesehatan (p=0,000,

r=0,837), dan kemampuan perawatan diri (self agency) (p=0,000, r=0,682) dengan

perawatan diri (self care) dan tidak ada hubungan dengan usia (p=0,468, r=-0,072).

Diskusi: Terdapat tiga faktor yang behubungan dengan perawatan diri (self care)

yaitu jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care

agency). Status kesehatan memiliki hubungan yang mendominasi dengan perawatan

diri (self care).

Kata kunci: self care, self care agency, faktor, status kesehatan, lansia.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

x

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO SELF CARE ELDERLY LIVED

AT NURSING HOME IN SURABAYA

Cross-Sectional Study

By: Sagita Wulan Sari

Introduction: Elderly tend to decresed their self-care because decline of physical

health and psychic influential affect the self-care itself. Some factors that need to be

studied are age, gender, health status and self-care agency. The purpose of this study

was to explain the relationship of age, gender, health status and self-care agency with

the self-care elderly lived at Nursing Home in Surabaya. Method: This study used

quantitative research with a correlative description and a cross-sectional approach.

The population in this study were older people at Nursing Home in surabaya. The

number of samples were 103 respondent samples by cluster ramdom sampling. The

inclusion criteria are the elderly do not have heavy cognitive trouble. Data collected

using reading to elderly method with self-care and exercise self-care agency scales

questionnaires that had been tested for validity and reliability. Test statistics using the

Spearmans rho test analysis and regression. Results: The results of the study found a

significant correlation between gender (p = 0041, r =-0202), health status (p = 0000, r

= 0837), and self-care agency (p = 0000, r = 0682) with self-care and no relationship

with age (P = 0468, r =-0072). Discussion: Three factors are a correlation between

self-care namely gender, health status, and self-care agency. Health status is one of

the dominating factors correlated with self-care. Keywords: self-care, self-care agency, factor, health status, elderly

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

xi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Surat Pernyataan ........................................................................................... ii

Halaman Pernyataan ..................................................................................... iii

Lembar Persutujuan ...................................................................................... iv

Motto ............................................................................................................ vi

Ucapan Terimakasih ..................................................................................... vii

Abstrak ......................................................................................................... ix

Abstract ....................................................................................................... x

Daftar Isi ....................................................................................................... xi

Daftar Tabel .................................................................................................. xiii

Daftar Gambar .............................................................................................. xiv

Daftar Lampiran............................................................................................ xv

Daftar Arti Singkatan .................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan ......................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan umum ..................................................................... 5

1.3.2 Tujuan khusus .................................................................... 6

1.4 Manfaat ....................................................................................... 6

1.4.2 Manfaat teoritis .................................................................. 6

1.4.3 Manfaat praktis .................................................................. 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

2.1 Konsep Self Care ......................................................................... 8

2.1.1 Definisi self care ................................................................ 8

2.1.2 Teori perawatan diri (self care theory) ................................ 8

2.2 Konsep Lansia ............................................................................. 16

2.2.1 Definisi lansia .................................................................... 16

2.2.2 Klasifikasi lansia ................................................................ 19

2.2.3 Permasalahan kesehatan lansia ........................................... 20

2.3 Konsep Panti Werdha .................................................................. 22

2.3.1 Definisi panti werdha ......................................................... 22

2.3.2 Definisi UPTD Griya Werdha ............................................ 22

2.4 Keaslian Penelitian ...................................................................... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ........................ 28

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 28

3.2 Uraian Konseptual Penelitian ....................................................... 29

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

xii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

3.3 Hipotesis...................................................................................... 30

BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................... 31

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 31

4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel, Teknik Pengambilan Sampel .... 31

4.2.1 Populasi ............................................................................. 31

4.2.2 Sampel ............................................................................... 32

4.2.3 Sampling ............................................................................ 33

4.2.4 Penentuan besar sampel ..................................................... 33

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 35

4.3.1 Variabel independen dan dependen .................................... 35

4.3.2 Definisi operasional ........................................................... 36

4.4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 37

4.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 37

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 40

4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ............................ 40

4.8 Cara Analisis Data ....................................................................... 42

4.9 Uji Validiatas dan Reliabilitas ...................................................... 46

4.9.1 Uji validitas........................................................................ 46

4.9.2 Uji reliabilitas .................................................................... 48

4.10 Kerangka Operasional ................................................................ 50

4.11 Masalah Etik .............................................................................. 51

4.12 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 53

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 54

5.1 Hasil penelitian ............................................................................ 54

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ..................................... 54

5.1.2 Karakteristik responden ...................................................... 57

5.1.3 Data khusus........................................................................ 59

5.1.4 Analisis multivariat ............................................................ 62

5.2 Pembahasan ................................................................................. 63

5.2.1 Usia dengan perawatan diri (self care) ................................ 63

5.2.2 Jenis kelamin dengan perawatan diri (self care) .................. 64

5.2.3 Status kesehatan dengan perawatan diri (self care) ............. 65

5.2.4 Self care agency dengan perawatan diri (self care) ............. 67

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 69

6.1 Simpulan .................................................................................... 69

6.2 Saran ........................................................................................... 70

Daftar Pustaka ............................................................................................ 72

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

xiii

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keyword Development ................................................................... 23

Tabel 2.2 Keaslian penelitian ........................................................................ 23

Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................... 36

Tabel 4.2 Tabel kategori skor kemampuan perawatan diri (self care agency). 39

Tabel 4.3 Tabel Blueprint skala perawatan diri (self care) ............................. 39

Tabel 4.4 Tabel kategori skor kemampuan perawatan diri (self care agency). 39

Tabel 4.5 Koefisien Korelasi ......................................................................... 45

Tabel 4.6 Hasil uji validitas perawatan diri (self care) ................................... 47

Tabel 4.7 Hasil uji validitas kemampuan perawatan diri(self care agency) .... 47

Tabel 4.8 Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ....................................... 49

Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian ................................................. 57

Tabel 5.2 Perawatan diri (self care) responden di Panti Werdha .................... 58

Tabel 5.3 Hubungan antara usia, jenis kelamin .............................................. 59

Tabel 5.4 Hasil analisis multivariat determinan faktor ................................... 62

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

xiv

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual perawatan diri (self care) ......................... 12

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 28

Gambar 4.3 Kerangka Operasional ................................................................ 50

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

xv

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Penelitian Bagi Responden ....................................... 77

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 79

Lampiran 3 Lembar Persetujuan / Informed Consent ..................................... 80

Lampiran 4 Kuesioner MMSE (Mini Mental State Examination) .................. 81

Lampiran 5 Kuesioner Data Demografi Responden ....................................... 84

Lampiran 6 Kuesioner Exercise self care agency Scale ................................. 85

Lampiran 7 Kuesioner self care..................................................................... 86

Lampiran 8 Lembar Izin Penggunaan Instrumen .......................................... 89

Lampiran 9 Perizinan BangKesBanPol.......................................................... 90

Lampiran 10 Surat Perizinan Etik.................................................................. 91

Lampiran 11 Surat Perizinan Dinsos ............................................................. 92

Lampiran 12 Surat Persetujuan Proposal ....................................................... 93

Lampiran 13 Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 94

Lampiran 14 Surat Izin Pengambilan Data .................................................... 95

Lampiran 15 Surat Izin Pengambilan Data di Panti Werdha Usia .................. 96

Lampiran 16 Surat Perizinan Pengambilan Data Di Panti Werdha ................ 97

Lampiran 17 Data Responden ....................................................................... 98

Lampiran 18 Data Distribusi Penelitian ......................................................... 101

Lampiran 19 Frekuensi dan Presentase nilai Self Care Agency ...................... 105

Lampiran 20 Frekuensi dan Presentase nilai Self Care .................................. 112

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

xvi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

DAFTAR ARTI SINGKATAN

Lansia : Lanjut Usia

WOC : World Health Organization

BAK : Buang air kecil

BAB : Buang air besar

SCDNT : Self-Care Deficit Nursing Theory

RAN : Reaksi Aksi Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik

DSCAI : Denyes Self Care Agency Instrument

ESCA : Exercise of Self Care Agency Scale

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

1

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lansia cenderung mengalami penurunan perawatan diri (Self care) karena

terdapat penurunan kesehatan fisik dan psikis. Selain itu, sistem biologis lansia

mengalami perubahan struktur dan fungsi ditandai dengan empat tahap diantaranya

kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan, dan keterhambatan. Lanjut

usia tidak lepas dari proses menua umumnya mencerminkan umur kronologis

seseorang yang bersifat individual, perubahan yang dapat berlangsung secara baik

tidak menimbulkan ketidakmampuan total terkait pemenuhan kebutuhan perawatan

dirinya (Aswin, 2003).

Pemenuhan akan perawatan diri lansia ada hubungannya dengan tempat

tinggal. Lansia yang tinggal bersama dengan keluarga cenderung bebas dan mandiri.

Berbeda dengan lansia yang tinggal di Panti Werdha kebutuhan akan perawatan diri

lebih terpenuhi terkait dengan faktor eksternalnya. Namun, pemenuhan tersebut

terkadang memunculkan kondisi ketergantungan pada orang lain. Setiap individu

dapat memaksimalkan faktor internalnya secara mandiri apabila mampu, perlu

adanya penggalian faktor internal terutama pada lansia yang tinggal di Panti Werdha

yang mempengaruhi perawatan dirinya.

Berdasarkan BPS, Susenas (2015) menyatakan rasio ketergantungan

penduduk lansia Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,28 artinya bahwa 14 lansia

2

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

ditanggung oleh 100 orang usia muda (15-44 tahun) (Kemenkes, 2017). Hal ini

berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya, menggambarkan tingkat kemandirian

lansia (60-69 tahun) dalam memenuhi activities daily living menunjukan bahwa

sebagian besar lansia sebanyak 15 orang (72%) termasuk dalam ketergantungan

sebagian, 3 orang (14 %) termasuk mandiri dan 3 orang (14%) termasuk

ketergantungan total (Rohedi. S. et. al. 2016).

Ketergantungan dapat terjadi akibat penurunan fungsi pada usia lanjut yang

mempengaruhi pemenuhan perawatan diri. Hal ini di dukung oleh penelitian pada

lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi dari 55 lansia

sebanyak 29 (52,7%) responden perawatan diri lansia kurang baik. Dilihat dari daya

ingat sebagian besar (58,2%) tergolong rendah/menurun, motivasi sebagian besar

(61,8%) rendah/kurang baik dan kemampuan fisik sebagian besar (56,4%) tergolong

mampu. Sehingga, pemahaman tentang praktik perawatan diri dan efikasi diri

diperlukan untuk meningkatkan perawatan kesehatan di negara berkembang (Irwan,

Andi Masyitha, Kitaoka et al., 2016).

Berdasarkan survey pendahuluan 26 Maret 2019 di panti Werdha Hargo

Dedali dengan perawat dan petugas panti menyatakan total lansia sejumlah 44 lansia

dan 40 lansia diantaranya memiliki penyakit dimensia. Penyakit dimensia tersebut

mempengaruhi pemenuhan aktivitas lansia berupa perawatan diri. Hingga ditemukan

lansia yang berjalan tanpa menggunakan baju dan beberapa lainnya ditemui yang

BAB dan BAK di kasur. Sedangkan, survey data awal pada 29 Maret 2019 di UPTD

Griya Werdha. Perawatan diri lansia dibagi menjadi 3 terkait kemandirian lansia

3

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

diantaranya yaitu total care, parcial care dan mandiri. Lansia total care sebanyak 18

orang, hampir semua kebutuhan perawatan diri dipenuhi oleh perawat. Perawat

menyatakan lansia yang dimensia saat di ingatkan mandi sore menolak dengan alasan

waktu sudah malam hari. Beberapa lansia juga menolak untuk mandi namun perawat

segera membawa lansia ke kamar mandi dan memandikannya.

Sekitar 58% lansia yang berusia di atas 65 tahun lebih membutuhkan bantuan

sehari – hari (Fassino, 2002). Hal ini karena pada lansia ditemukan berbagai masalah

degeneratif akibat dari proses penuaan, daya tahan tubuh menurun ditandai dengan

kerusakan jaringan dan sel didalam tubuh sehingga lansia mudah mengalami penyakit

menular maupun tidak menular (Kemenkes, 2013). Penurunan fungsi kerja beberapa

organ tubuh pada lansia munculkan rasa takut terjatuh akibat beraktivitas dan

berjalan. Akibat hal tersebut lansia ragu melakukan aktivitas perawatan diri secara

maksimal. Padahal penting, memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan lansia

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan individu agar dapat hidup

produktif sesuai dengan kemampuannya (Wulandari, 2017).

Perawatan diri (self care) lansia erat kaitanya dengan teori self care Orem

dimana menitikberatkan pada setiap individu memiliki tanggungjawab dalam

pemenuhan self care dirinya sendiri dan memiliki andil dalam membuat suatu

keputusan untuk kesehatannya (Alligood & Tomey, 2006). Orem merupakan

pengemuka gagasan teori keperawatan self care yang dikenal dengan self-care deficit

nursing Theory (SCDNT) (DeLaune & Ladner, 2002). Teori ini menjadi model

keperawatan dengan 3 perpektif teoritis yaitu teori perawatan diri, teori deficit

4

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

perawatan dan teori system keperawatan. Ketiga teori tersebut memiliki keterkaitan

satu sama lain yang berhubungan dengan perawatan diri seseorang dengan adanya

faktor lain didalamnya yang mempengaruhi yaitu basic conditioning factor (Alligood

& Tomey, 2006).

Pemerintah telah mengupayakan dalam mengatasi persoalan-persoalan lansia

terutama perawatan diri dengan membangun Panti Pelayanan Sosial atau disebut

Panti Werdha sebagai suatu wadah atau sarana dalam menampung lansia. Panti

Werdha memberikan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan dasar berupa kebutuhan

makan, minum, dan juga diberikan pelayanan sosial dengan program-program yang

dapat memberikan kesibukan lansia, salah satunya yaitu senam untuk

mempertahankan kesehatan fisik (Sipayung, E. et al, 2015).

Berdasarkan penelitian oleh (Kharisna, 2018) didapatkan faktor – faktor yang

mempengaruhi kemampuan perawatan diri pasien hipertensi secara signifikan

diantaranya usia, edukasi, jenis kelamin, asuransi kesehatan dan gaya hidup.

Penelitian tersebut diteliti pada orang yang menderita hipertensi, hal ini dapat

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan sesuatu hal yang baru dimana

faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care

agency) apakah berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang bertempat

tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian agar dapat menganalisa faktor

– faktor apa saja yang mempengaruhi lansia untuk melakukan perawatan diri. Hal

tersebut penting diketahui oleh petugas panti, keluarga dan lansia itu sendiri untuk

5

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

mempertahankan kemampuan lansia dalam beraktivitas memenuhi kebutuhan sehari–

hari. Setalah adanya penelitian ini dampak positif bagi masyarakat umum yaitu

mendapatkan pengetahuan/informasi terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan

perawatan diri terutama pada lansia. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis faktor yang berhubungan

dengan perawatan diri lansia di Panti Werdha Kota Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat diambil rumusan masalah yaitu :

1. Apakah faktor usia ada hubungannya dengan perawatan diri (self care) lansia

yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?

2. Apakah faktor jenis kelamin ada hubungannya dengan perawatan diri (self care)

lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?

3. Apakah status kesehatan ada hubungannya dengan perawatan diri (self care)

lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?

4. Apakah kemampuan perawatan diri (self care agency) ada hubungannya dengan

perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?

5. Apakah faktor dominan yang ada hubungannya dengan perawatan diri (self care)

lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya?

6

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Analisa faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia

yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi hubungan antara usia dengan perawatan diri (self care) lansia di

yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.

2. Mengidentifikasi hubungan antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self care)

lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.

3. Mengidentifikasi hubungan antara kesehatan dengan perawatan diri (self care)

lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.

4. Mengidentifikasi hubungan antara kemampuan perawatan diri (self care agency)

dengan perawatan diri (self care) lansia di yang tinggal Panti Werdha di

Surabaya.

5. Mengidentifikasi faktor hubungan yang dominan dengan perawatan diri (self

care) lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan referensi terutama pada

keilmuan di bidang keperawatan komunitas gerontik untuk mengetahui faktor –

faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) di Panti Werdha.

7

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi Peneliti

Peneliti pada penelitian ini akan mendapatkan manfaat dengan

diharapkannya mampu mengidentifikasi terkait faktor – faktor yang berhubungan

dengan perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya

sebagai bahan referensi profesi keperawatan terutama keperawatan komunitas

gerontik.

2. Manfaat bagi Responden

Responden pada penelitian ini akan mendapatkan manfaat berupa

pengetahuan tambahan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan

dengan Perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di

Surabaya.

3. Manfaat bagi Pihak Panti

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak panti untuk

memaksimalkan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi lansia dalam

melakukan perawatan diri (self care) di Panti Werdha.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

8

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Self Care

2.1.1 Definisi Self Care

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dalam memenuhi

perawatan dirinya dan berhak melakukan perawatan diri secara mandiri, apabila

mampu melakukannya sendiri. Self care menurut Orem (2001) adalah aktivitas

individu yang bertujuan memenuhi kebutuhan keberlangsungan hidupnya,

mempertahankan kesehatan serta menyejahterahkan individu sendiri baik dalam

keadaan sehat maupun sakit. Dorothea E. Orem merupakan pengemuka gagasan teori

keperawatan self-care pada tahun 1971 dan dikenal dengan self-care deficit nursing

theory (SCDNT) (DeLaune & Ladner, 2002). Teori ini menjadi model keperawatan

pertama yang dikembangkan. Berdasarkan teori model Orem terdiri dari 3 perpektif

teoritis berikut ini: Teori perawatan diri (self care theory), Teori defisit perawatan diri

(deficit self care theory) dan Teori sistem keperawatan (nursing system theory)

(Tomey and Alligood, 2006).

1. Teori perawatan diri (self care theory) : menggambarkan aktivitas individu yang

melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dalam merawat diri dengan

tujuan mempertahankan hidup, menjaga kesehatan dan menyejahterahkan diri.

Secara singkat perawatan diri menjadikan diri sebagai perilaku konkret.

9

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Perawatan diri secara umum dilakukan oleh orang dewasa, sedangkan apabila

sakit/tidak mampu dapat dibantu oleh orang lain (Alligood and Tomey, 2006).

2. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory) : Defisit perawatan diri

muncul saat hubungan antara efek perawatan diri dan persyaratan/kebutuhan

teraupetik tidak memadai, tidak seimbang dan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.

Menggambarkan keadaan individu dalam membutuhkan bantuan orang lain dalam

melakukan perawatan diri (Alligood and Tomey, 2006).

3. Teori sistem keperawatan (nursing system theory): menggambarkan dan

menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan dipertahankan

oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara produktif (Alligood

and Tomey, 2006).

Ketiga teori SCDNT Orem dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self

care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing

agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor

(faktor kondisi dasar).

Adapun penjelasan terhadap ketiga teori tersebut diantaranya :

2.1.2 Teori perawatan diri (self care theory)

Teori perawatan diri (self care theory) berdasarkan Orem terdiri dari :

1. Perawatan diri adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari oleh individu

dalam memenuhi kebutuhannya untuk mempertahankan hidup, menjaga

kesehatan dan menyejahterahkan diri. Pada seseorang yang mengalami

10

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

kesulitan memenuhi kebutuhan perawatan diri, maka memerlukan

bantuan orang lain untuk membantu memenuhinya (Aini N, 2018).

2. Kemampuan perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan

kompleks dimiliki oleh individu atau orang-orang dewasa (matur) untuk

terlibat melakukan tindakan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam

mencapai suatu tujuan. Kemampuan perawatan diri mengacu pada

kekuatan atau kemampuan untuk terlibat dalam tindakan pemenuhan

kebutuhan perawatan diri (self care). Kemampuan seseorang dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

usia, tingkat perkembangan, sosiokultural, kesehatan.

Menurut Damasio (2013) kemampuan perawatan diri (self care

agency) merupakan kemampuan individu untuk terus mengevaluasi

kebutuhan berhubungan dengan kesehatan dan melakukan kegiatan

perawatan diri yang bertujuan untuk mempromosikan, menjaga kesehatan

dan kesejahteraan. Beberapa Penelitian menyebutkan bahwa kemampuan

perawatan diri (self care agency) sebagai konstruksi penting dalam

pengembangan dan pemeliharaan perilaku promosi serta kemampuan

manajemen diri dari penyakit spesifik dalam memberikan perawatan dan

minum obat dengan benar.

Berbagai penelitian tentang kemampuan perawatan diri (self-care

agency) dilakukan oleh para ahli keperawatan dengan menggunakan

berbagai instrumen. Beberapa diantaranya adalah Appraisal of Self-Care

11

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Agency (ASA) Scale, Self-as-Carer Inventory (SCI), Denyes self-care

agency instrument (DSCAI) (Alligood & Tomey, 2006), The Exercise of

Self-Care Agency (ESCA), The Perception of Self-Care Agency

Questionnaire, The Appraisal of Self-Care Agency Scale (ASA-S), dan

The Mental Health Self-Care Agency Scale (MH-SCA) (Sousa,

Zauszniewski, Zeller, & Neese, 2008; Taylor & Renpenning, 2011).

Denyes self-care agency instrument (DSCAI) dirancang untuk

individu agar dapat mengukur kekuatan (ego, penilaian kesehatan,

pengetahuan kesehatan, perasaan dan perhatian) serta keterbatasan yang

dimiliki sehingga mampu mengambil keputusan tentang hal yang harus

dilakukan untuk memenuhi self care-nya (Waltz, Strickland, & Lenz,

2010).

3. Kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands) adalah

tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka waktu

tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan diri individu melalui

cara-cara tertentu seperti, pengaturan nilai-nilai terkait dengan keadekuatan

pemenuhan udara, cairan serta pemenuhan elemen-elemen aktivitas yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (upaya promosi, pencegahan,

pemeliharaan dan penyediaan kebutuhan).

Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite.

Orem mengidentifikasikan tiga kategori self care requisite (Muhlisin, 2010):

12

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

1) Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,

solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan

peningkatan fungsi manusia (Muhlisin, 2010).

2) Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang

meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan baru,

perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut (Muhlisin, 2010).

3) Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat terjadinya

perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan

self care akibat suatu penyakit atau injuri (Muhlisin, 2010).

2. Teori Self Care Deficit Merupakan hal utama dari teori general keperawatan

menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau

pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care

secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau

tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan. Adapun kerangka konseptual

Orem sebagai berikut :

13

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Gambar 2.1 Kerangka konseptual self care deficit menurut Orem’s untuk

keperawatan. H = hubungan, < = hubungan dengan gangguan, saat ini atau yang

akan datang. (Orem, 2001)

Penjelasan gambar tersebut sebagai berikut :

Perawatan diri adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan

diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan apabila seseorang

jatuh pada kondisi sakit, kondisi yang melelahkan (stres fisik dan psikologik) atau

mengalami kecacatan. Defisit perawatan diri terjadi bila agen keperawatan atau

orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri atau orang lain tidak

dapat memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Seorang perawat dalam

melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan

keperawatan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi klien.

Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self

care:

1) Tindakan atau lakukan untuk orang lain.

2) Memberikan petunjuk dan pengarahan.

3) Memberikan dukungan fisik dan psychologis.

4) Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan

personal.

5) Pendidikan.

Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:

1) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu,

keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan

keperawatan.

14

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

2) Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.

3) Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan

untuk kontak dan dibantu perawat.

4) Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam

bentuk keperawatan.

5) Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-

hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan

sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

Faktor – faktor yang berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan perawatan

diri (self care) basic conditioning factor berdasarkan Orem (2001) yaitu :

1) Usia

Usia merupakan faktor penting dalam mempengaruhi self care. Usia

yang terus bertambah cenderung memiliki hubungan keterbatasan maupun

kerusakan fungsi tubuh lansia. Sehingga memunculkan bertambahnya

kebutuhan pemenuhan perawatan diri (self care) secara efektif pada usia yang

bertambah (Orem, 2001).

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memiliki andil dalam mempengaruhi kemampuan

perawatan diri. Pada laki – laki cenderung melakukan penyimpangan

kesehatan terutama dalam pengontrolan diri terkait dengan berat badan dan

gaya hidup kurang sehat seperti merokok. Wanita lebih terjaga kesehatannya

karena jarang ditemui merokok (Orem, 2001).

15

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

3) Status Perkembangan

Menurut Orem (2001) status perkembangan meliputi tingkat fisik,

seseorang, fugsional, perkembangan kognitif dan tingkat psikososial. Individu

dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri (self care) juga di pengaruhi oleh

tahap perkembangan. Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan

dan perkembangan klien, karena di sepanjang kehidupan akan berubah

kognitif dan perilaku seseorang (Potter & Perry, 2010).

4) Status Kesehatan

Status kesehatan sangat penting mempengaruhi lansia dalam memenuhi

kebutuhan perawatan diri yang berhubungan dengan diagnosis medis,

gambaran kondisi klien serta kompliksi. Status kesehatan menurut orem

antara lain status kesehatan saat ini, status kesehatan dahulu serta presepsi

individu terkait kesehatannya (Orem, 2001).

5) Sosiokultural

System yang bsalin berkaitan antara lingkungan social. Keyakinan

spiritual dan fungsi keluarga (Orem, 2001).

6) Sistem Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan memiliki andil peran dalam mempertahankan

kesehatan, megobati keluhan yang dialami lansia serta mediagnostik suatu

penyakit (Orem, 2001).

7) Sistem Keluarga

Sistem keluarga memiliki peran dan hubungan terkait memenuhi

kebutuhan lansia sesuai dengan peraturan, tipe dan budaya keluarga masing –

masing (Orem, 2001).

16

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

8) Pola Hidup

Pola hidup merupakan aktivitas yang sering silakukan individu secara

berulang – ulang setiap hari (Orem, 2001).

9) Lingkungan

Lingkungan merupakan tempat individu dalam melakukan aktivitas

pemenuhan kebutuhan dirinya baik lingkungan rumah maupun yang

bertempat di panti werdha (Orem, 2001).

10) Ketersediaan Sumber

Ketersediaan sumber terkait dengan ekonomi, personal, kemampuan dan

waktu dalam memdukung perawatan atau proses penyembuhan klien (Orem,

2001).

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Definisi Lansia

Definisi lansia merupakan seseorang dengan usia 60 tahun ke atas baik wanita

maupun laki – laki (Kushariyadi, 2011). Lansia bukan sebuah penyakit, namun tahap

lanjutan dari suatu proses kehidupan terakhir dengan adanya penurunan kemampuan

dalam beradaptasi dengan stress di lingkungannya (Effendi, 2013). Kelompok usia

yang di kategorikan memasuki masa lansia terjadi suatu proses yang disebut Aging

Process atau proses penuaan.

Menua merupakan bagian dari proses kehidupan dialami individu yang tidak

dapat dihindari (Fitrie, 2016). Menua atau proses tua berasal dari sang pencipta yaitu

17

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Allah SWT, dimana setiap orang akan mengalami proses menjadi tua diikuti dengan

kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).

Menurut Fatmah, (2010) terdapat beberapa teori penuaan yang di jelaskan di

antaranya yaitu :

1. Teori Berdasarkan Sistem Organ

Teori sistem organ pada lansia terdapat beberapa bagian organ yang

mengalami hambatan sehingga memunculkan proses penuaan. Hal ini dpengaruhi

oleh sistem - sistem organ penting dalam proses penuaan diantaranya adalah

sistem endokrin dan sistem imun. Penurunan siatem imun terjadi akibat timus

yang mengecil mengakibatkan meningkatnya penyakit infeksi pada lansia.

Peningkatan usia lanjut memicu munculnya peningkatan insidensi penyakit

(Fatmah, 2010).

2. Teori Kekebalan Tubuh

Teori kekebalan tubuh (break down theory) berkaitan dengan proses

penuaan akibat penurunan kekebalan tubuh secara bertahap, sehingga tubuh sulit

dalam mempertahankan diri terhadap luka, penyakit, dan sel asing. Bertambahnya

usia menyebabkan hormon-hormon yang di keluarkan sel timus yang mengontrol

sistem kekebalan tubuh menghilang (Fatmah, 2010).

3. Teori kekebalan

Teori kekebalan berhubungan dengan autoimun, pada usia lanjut tubuh

sulit mengidentifikasi dalam membedakan antara sel normal dan tidak normal.

Muncul antibodi yang menyerang karena kekurangan kemampuan sistem tubuh

mengenali dirinya sendiri, menganggap sel yang mengalami perubahan adalah sel

18

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

asing sehingga dihancurkan. Perubahan ini di kenal peristiwa autoimun yang

menyebabkan masalah penyakit degeneratif pada lansia (Fatmah, 2010).

4. Teori Fisiologik

Proses penuaan sebagai akibat adaptasi stres yang berasal dari dalam atau

luar yang bersifat fisik, psikologik, maupun sosial (Fatmah, 2010).

5. Teori Psikososial

Usia lanjut lebih memfokuskan diri terkait dengan dirinya dan arti

kehidupan serta kurang peduli dengan peristiwa atau isu-isu yang terjadi (Fatmah,

2010).

6. Teori Kontinuitas

Gabungan dari teori pelepasan dan teori aktivitas. Lansia dapat berubah di

pengaruhi oleh kepribadiannya. Seorang yang sebelumnya sukses, lebih mudah

pada usia lanjut tetap aktif beraktivitas berinteraksi dengan lingkungannya dan

tetap berusaha mempertahankan identitas dirinya (Fatmah, 2010).

7. Teori Sosiologik

Pada lansia cenderung mengalami penurunan dalam berpatisipasi di dalam

pekerjaam ataupun kegiatan. Salah satu contoh pensiunan, usia lanjut mengalami

penurunan/ tidak ada tanggung jawab lagi dalam hal pekerjaan. Sedangkan di

masyarakat lansia mengalami penurunan partisipasi karena terjadi proses

pelepasan ikatan / penarikan diri pada lingkungan (Fatmah, 2010).

8. Teori Aktivitas

Lansia tetap aktif beraktivitas dalam kegiatan sosial, berlawanan dari teori

pelepasan ikatan kebiasaan sebelum usia lanjut aktif mempengaruhi peran di

19

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

keluarga, masyarakat karena tetap merasa puas dengan dirinya (Fatmah,

2010).

9. Teori Penuaan Ditinjau dari Sudut Biologis

Proses penuaan biologis tubuh dulu berkaitan dengan organ tubuh, namun

saat ini terjadi karena perubahan dalam sel - sel tubuh (Fatmah, 2010).

10. Ketersediaan Sumber

Ketersediaan sumber ini termasuk ekonomi, personal, kemampuan dan

waktu. Ketersediaan sumber – sumber yang mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan dalam perawatan diri (Fatmah, 2010).

2.2.2 Klasifikasi Lansia

Menurut World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan pembagian

lansia berdasarkan umur mengenai usia lanjut :

1. Usia Pertengahan (middle age) : 45-59 tahun

2. Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun

3. Lanjut usia tua (old) : 75-90 tahun

4. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun

Menurut (Depkes dalam Sutikno, 2011) terdapat pengelompokan Batasan lansia

sebagai berikut :

1. Usia pertengahan : 45-54 tahun

2. Lanjut usia dini : 55-64 tahun

3. Usia lanjut : 65 tahun ke atas

4. Usia lanjut resiko tinggi : 70 tahun ke atas

20

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

2.2.3 Permasalahan Kesehatan Lansia

Perubahan fisik lansia merupakan hal yang normal dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Selain itu, usia lansia selalu mengalami

pertambahan yang memunculkan beberapa masalah kesehatan menurut Vilda (2018)

yang sering diderita diantaranya yaitu :

1) Kurang bergerak, lansia identik dengan perubahan fisik terkait aktivitasnya

terutama dalam bergerak. Gangguan keterbatasan bergerak banyak ditemukan

pada tulang, sendi dan otot yang mulai mengalami pengroposan dan kelemahan.

Disisi lain terdapat faktor lain penyebab lansia kurang bergerak yaitu karena

adanya masalah kesehatan yang membutuhkan intoleransi aktivitas pada

penyakit jantung dan pembuluh darah (Vilda, 2018).

2) Instabilitas, jatuhnya lansia disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Faktor intrinsik yang melekat bekaitan dengan fisik individu berupa penyakit dan

proses menua. Sedangkan pada faktor ekstrinsik berasal dari luar tubuh seperti

pengaruh obat – obatan dan lingkungan. Akibat dari lansia jatuh terjadi

kerusakan di bagian tertentu tubuh yang memunculkan rasa sakit, patah tulang,

cedera kepala, luka bakar karena air panas. Meskipun, sebagian besar jatuh tidak

mengancam nyawa menyebabkan kematian, namum memberikan efek negative

kepada lansia terhadap psikologik berupa rasa takut terjatuh lagi sehingga lansia

membatasi bergerak sampai tidak mau untuk berjalan (Vilda, 2018).

3) Beser, dimaknai dengan buang air kecil (bak) berupa air seni yang keluar tanpa

disadari yang menyebabkan masalah kesehatan maupun sosial bagi lansia.

Peristiwa beser (bak) tidak terkendali merupakan masalah yang wajar dialami

21

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

oleh lansia yang dapat memperburuk kualitas lansia (Vilda, 2018). Nama lain

dari beser disebut juga Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin

yang tidak dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga

menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan (Kane et al., 2008; Cigolle et

al., 2007).

4) Gangguan intelektual, yaitu gangguan di tandai dengan penurunan daya ingat

yang cukup berat dan adanya gangguan intelektual yang menggagu aktivitasnya

sehari – hari. Peristiwa ini meningkat secara drastis pada usia 60 – 85 tahun

sekitar 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dimensia (kepikunan

berat) sedangkan pada usia 85 tahun ke atas mendekati 50% kejadian ini

meningkat. Salah satu penyebab dari gangguan intelektual ini adalah depresi

(Vilda, 2018).

5) Infeksi, pada usia lanjut (usila) infeksi merupakan penyebab kesakitan dan

kematian nomer 2 setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Hal ini terjadi akibat

beberapa hal antara lain: adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak,

menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasi

usila sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara

dini. Tanda infeksi pada lansia untuk temperature tubuhnya cenderung menurun

(Kane et al., 2008).

22

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

2.3 Konsep Panti Werdha

2.3.1 Definisi Panti Werdha

Panti Werdha merupakan unit pelaksanaan teknis di bidang pembinaan

kesejahteraan Sosial Lanjut Usia / Jompo, yang memberikan pelayanan

kesehatan sosial bagi para lansia / jompo berupa pemberian penampungan

jaminan hidup seperti makan, minum, pakaian, tempat tidur, dan pemeliharaan

kesehatan. Upaya panti Werdha untuk mencapai kondisi maksimum atau

optimal yaitu melalui pelayanan yang diberikan dengan pengelolaan aktivitas

lansia agar tetap mandiri dan sehat dengan menyiapkan waktu luang untuk

olah raga senam, rekreasi, bimbingan sosial, mental dan ibadah. Kegiatan dan

program yang ada senantiasa untuk mempertahankan pemenuhan kehidupan

lansia, tetap sehat, dan sejahtera.

2.3.2 UPTD Griya Werdha

UPTD Griya Werdha merupakan unit pelayanan yang bertugas untuk

menampung dan memberikan hunian bagi para lansia (lanjut usia) yang

terlantar (Damayanti, 2017). Salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Griya Werdha berada di Jambangan Kota Surabaya yang merupakan naungan

dari dinas sosial secara langsung. UPTD Griya Werdha memiliki tugas dalam

pemberian pelayanan khusus terhadap lansia perempuan dan laki-laki yang

tidak mampu/miskin, terlantar dan tidak memiliki keluarga (Rahayu, 2018).

23

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

2.4 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keywoard Development

Self care

OR

Personal Hygiene

Elderly

OR

Older adult

Nursing Home

OR

Home care

Alternatif kata kunci seperti di atas (Tabel 2.1 ) digunakan untuk

mencari literature artikel jurnal, Database Science Direct, Scopus Link,

Repository Universitas Indonesia, Jurnal Keperawatan, dan Jurnal nasional

digunakan untuk mendapatkan artikel dan mengerucutkan pencarian

berdasarkan judul, abstrak, dan hasil penelitian.

Judul Artikel:

Penulis: Tahun

Metode (Desain,

Sampel,

Variabel,Instrumen,

Analisis)

Hasil Penelitian

The factors that are

related to self-care

agency in patients

with hypertension.

(Kharisna, Ropi and

Rahayu, 2018)

D: cross sectional

S: 100 responden

V: Faktor, Agen

Perawatan diri,

hipertensi

I: exercise of self-

Hasil penelitian ini

didapatkan faktor – faktor

yang mempengaruhi

kemampuan perawatan diri

pasien secara signifikan

diantaranya usia, edukasi,

jenis kelamin, asuransi

Tabel 2.2 Keaslian penelitian berupa analisis faktor berhubungan dengan

perawatan diri (self care) pada lansia yang tinggal di Panti Werdha

di Surabaya.

24

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Judul Artikel:

Penulis: Tahun

Self-care practices

and health-seeking

behavior among older

persons in a

developing country:

Theories-based

research

(Irwan, Andi

Masyitha, Kitaoka et

al., 2016)

The effects of elderly

diabetic patients self-

care agency on their

self-care bahaviour

(Kim, 2016)

Metode

(Desain,Sampel,

Variabel,Instrumen,

Analisis)

care agency (ESCA)

questionnaire

A: Uji tes spearman

dan uji Chi Square

D: Cross-Sectional

S : 124 Responden

V: self care practices,

older person,

health seeking

behaviour

I : The Health

Promoting Lifestyle

Profile II (HPLP)

questionnaire

A: korelasi antara

variable

menggunakan tes

statistik korelasi

Spearman

D: Cross-sectional

S : 222 Responden

V: Diabetes, self

care, Lansia

I : Self-as-care

inventory (SCI) and

Self-care behavior

scale

Hasil Penelitian

= 0,82, p < 001). Artinya

perilaku self care lebih

tinggi saat self care agency

tinggi. Menurut hasil

analisis regresi, kejelasan

Penelitian ini menemukan

hubungan antara gaya

kesehatan dan gaya hidup.

Berdasarkan analisis

multivariat

mengungkapkan bahwa

faktor yang paling

mempengaruhi

kemampuan perawatan diri

adalah gaya hidup.

Penelitian ini menyarankan

para perawat untuk

meningkatkan kemampuan

perawatan diri pasien

hipertensi dimana harus

peduli tentang gaya hidup

pasien dan membantu

pasien untuk memodifikasi

gaya hidup mereka.

Hasil penelitian ini

didapatkan pemahaman

tentang praktik perawatan

diri dan efikasi diri

diperlukan untuk

meningkatkan perawatan

kesehatan di Negara

berkembang. Berdasarkan

hasil penelitian didapatkan

25

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Judul Artikel:

Penulis: Tahun

Factors associated

with the self-care of

home-dwelling older

people (Räsänen et

al., 2014)

Metode

(Desain,Sampel,

Variabel,Instrumen

, Analisis)

A: t-test, one-way

ANOVA, scheffe’s test,

and pearson’s

correlation

D : Deskriptif,

korelasional dan

cross-sectional

S : 180 Responden

V: self care, older

people

I : wawancara dengan

self care of

homedwelling

elderly instrument

(77 Question)

A: eksplorasi dan

koefisien korelasi

Hasil Penelitian

self care agency pada

pasien lansia dengan

diabetes mellitus

menunjukkan korelasi

positif yang signifikan

dengan perilaku self care (r

perilaku perawatan diri

kekuatan self care agency

adalah 77% (p<001),

menunjukkan bahwa self

care agency adalah

variable yang berpengaruh

kuat untuk perilaku self

care.

Penelitian ini menemukan

hubungan antara gaya

perilaku perawatan diri

dengan kepuasan hidup,

harga diri dan kapasitas

fungsional responden.

Gaya perilaku perawatan

diri yang bertanggung

jawab memiliki hubungan

positif yang kuat dengan

kepuasan hidup, harga diri

dan kapasitas fungsional.

Gaya perilaku perawatan

diri yang dipandu secara

formal memiliki hubungan

yang signifikan secara

statistik dengan kepuasan

hidup dan harga diri yang

tinggi. Gaya perilaku

perawatan diri independen

terkait dengan kapasitas

fungsional yang

baik (pribadi ADL dan

IADL) dan harga diri yang

kuat.

26

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Judul Artikel:

Penulis: Tahun

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

perilaku personal

hygiene pada lansia di

kelurahan bangetayu

wetan semarang.

(Tabara, 2015)

Faktor - faktor yang

mempengaruhi

kemampuan

perawatan diri pada

lansia di desa

windujaya kecamatan

kedungbanteng

kabupaten banyumas

(Setiawati. D, 2016)

Metode

(Desain,Sampel,

Variabel,Instrumen,

Analisis)

D: Cross Sectional

S : 235 Responden

V: faktor perilaku

personal hygiene,

lansia

I: Kuesioner

A: Uji chi square dan

kendall

D: deskriptif analitik

S: 77 responden

V: faktor, lansia,

perawatan diri

I: Kuesioner

A: analisa univariat

Hasil Penelitian

Hasil analisa diperoleh dari

234 responden penelitian,

citra tubuh Pvalue 0,000,

kebiasaan lansia Pvalue

0,000, kondisi fisik Pvalue

0,000. Simpulan : faktor –

faktor yang mempengaruhi

perilaku personal hygiene pada lansia di kelurahan

Bangetayu Wetan

Semarang adalah citra

tubuh, sosioekonomi,

pengetahuan, kebiasaan

lansia dan kondisi fisik

memiliki hubungan dengan

perilaku personal hygiene.

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi

kemampuan perawatan diri

lansia di Desa Windujaya

Kabupaten Banyumas.

Hasil penelitian

berdasarkan analisa

univariat 77 responden

didapati sebagian besar

memiliki citra tubuh positif

(84,4%), praktik sosial

baik (83,1%), sosial

ekonomi cukup (49,4%),

pengetahuan tinggi

(55,8%), tidak ada

pengaruh kebudayaan

(83,1%), kebiasaan baik

(80,5%) dan

kondisi fisik mandiri

(90%). Kesimpulannya

yaitu faktor-faktor lansia di

27

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Judul Artikel:

Penulis: Tahun

Faktor - faktor yang

berhubungan

denganperawatan diri

pada lansia di

posdaya sumanik

sehat nagari

Sumanik Kec.

Salimpaung

Kabupaten Tanah

Datar 2018

(Yeni et al., 2018)

Analisis faktor yang

berhubungan dengan

perawatan diri lansia

di panti sosial tresna

werdha budi luhur

jambi

(Ramli, 2015)

Hubungan konsep diri

dengan perawatan diri

pada lansia di Bplu

Senja Cerah Propinsi

Sulawesi Utara

(Tani,V.A,Siwu,2017)

Metode

(Desain,Sampel,

Variabel,Instrumen

, Analisis)

D: korelasi dengan

Cross Sectional

S: 69 responden

V: Lansia, Perawatan

Diri, Status

Perkawinan, Status

Sosio Ekonomi,

Tingkat

Pendidikan,

Umur.

I: Kuesioner

A: Uji Chi Square

D: cross sectional

S: 55 responden

V: Perawatan diri,

daya ingat,

motivasi,

kemampuan fisik

I: Observasi dan

Kuesioner

A: Uji Chi Square

D: cross sectional

S: 40 responden

V: Konsep Diri,

Perawatan Diri,

Lansia

I: Kuesioner

A: Uji Chi Square

Hasil Penelitian

Desa Windujaya sebagian

besar baik/positif sehingga

memberikan pengaruh baik

terkait kemampuan

perawatan diri lansia.

Hasil penelitian ini yaitu

perawatan diri yang baik

dan perawatan diri yang

buruk terdapat hubungan

yang bermakna antara

umur dengan perawatan

diri lansia, terdapat

hubungan yang bermakna

antara status sosio

ekonomi dan pendidikan

dengan perawatan diri

lansia, dan terdapat

hubungan yang bermakna

antara status perkawinan

dengan perawatan diri

lansia.

Ada hubungan yang

bermakna antara daya

ingat, motivasi, dan

kemampuan fisik dengan

perawatan diri lansia.

Terdapat hubungan konsep

diri lansia dengan

perawatan diri lansia di

BPLU Senja Cerah

Provinsi Sulawesi Utara.

28

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Faktor Kondisi

(Basic Conditioning

Factor)

4. Status Perkembangan

5. Sosiokultural

6. Sistem pelayanan

Kesehatan

7. Sistem keluarga

8. Pola Hidup

9. Lingkungan

10. Ketersediaan sumber

KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

BAB 3

Perawatan Diri (Self Care)

Lansia

1. Pemenuhan Makanan

2. Proses Eliminasi

3. Berpakaian, Berhias

4. Mandi (menjaga tubuh agar

bersih dan rapi)

Kemampuan

Perawatan Diri

(Self Care Agency)

: Di teliti

: Tidak diteliti

2. Jenis Kelamin

3. Status Kesehatan

1. Usia

Kebutuhan

Perawatan Diri Terapeutik

(Therapeutic Self Care

Demands)

1. Upaya Promosi

2. Pencegahan

3. Pemeliharaan

4. Penyediaan Kebutuhan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perawatan Diri (Self Care)

Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya (Orem, 2001).

Agen Keperawatan

28

29

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

3.2 Uraian Kerangka Konseptual

Berdasarkan gambar 3.1 menurut teori self care oleh Orem, tahun 2001

dijelaskan bahwa terdapat faktor kondisi dasar individu yang terdiri dari 10 faktor

diantaranya usia, jenis kelamin, status kesehatan, status perkembangan, sosiokulturul,

sistem pelayanan kesehatan, sistem keluarga, pola hidup, lingkungan dan

ketersediaan sumber yang memiliki pengaruh besar terkait pemenuhan perawatan

diri. Perawatan diri pada individu terpenuhi apabila melakukan tindakan yang mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya, menjaga kesehatan dan menyejahterahkannya, baik

secara mandiri ataupun dibantu orang lain apabila tidak mampu.

Pemenuhan perawatan diri lansia seperti makan, eliminasi, berhias dan mandi

dipengaruhi oleh aspek lain yaitu kemampuan perawatan diri (self care agency) dan

kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands) dan agen

keperawatan yang tidak lepas adanya hubungannya keterkaitan dengan faktor kondisi

dasar. Berdasarkan penjelasan diatas, fokus yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah faktor dasar kondisi (usia, jenis kelamin dan status kesehatan) dengan

perawatan diri (self care) serta hubungan dari kemampuan perawatan diri (self care

agency) dengan perawatan diri (self care) berupa makan, eliminasi, berhias dan

mandi.

Kemampuan perawatan diri (self care agency) mengacu pada kekuatan atau

kemampuan individu untuk terlibat lansung dalam tindakan pemenuhan kebutuhan

perawatan diri (self care). Kemampuan perawatan diri (self care agency) yang baik

memberikan pengaruh peningkatan pada perawatan diri lansia dan sebaliknya.

30

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Kondisi aspek lain yaitu kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care

demands) adalah tindakan perawatan diri secara total dalam jangka waktu tertentu

dengan cara upaya promosi, pencegahan, pemeliharaan dan penyediaan kebutuhan

untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan diri individu. Sedangkan agen

keperawatan merupakan orang yang memberikan perawatan pada seseorang.

Munculnya defisit perawatan dapat terjadi apabila agen perawat tidak memiliki

pengetahuan dalam asuhan keperawatan sehingga pemenuhan perawatan diri tidak

terpenuhi dengan baik yang menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan

perawatan diri dengan agen perawatan.

3.3. Hipotesis Penelitian

H1:1 Ada hubungan usia yang berkaitan dengan perawatan diri (self care) lansia.

H1:2 Ada hubungan jenis kelamin yang berkaitan dengan perawatan diri (self care)

lansia.

H1:3 Ada hubungan status kesehatan yang berkaitan dengan perawatan diri (self care)

lansia.

H1:4 Ada hubungan kemampuan perawatan diri (self care agency) yang berkaitan

dengan perawatan diri (self care) lansia.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

31

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan ataupun desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan

untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi kesulitan yang dapat

terjadi selama proses penelitian (Notoatmojo, 2010). Menurut Arikunto (2010)

rancangan penelitian adalah sebuah arah jalannya sebuah penelitian untuk menuntun

arah berjalannya proses penelitian yang benar dan baik sehingga sesuai dengan tujuan

yang dicapai dan tepat.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi korelatif, dengan

menggunakan metode cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada

hubungan antara variabel independen dengan dependen. Penelitian hanya satu kali

dan satu saat, tidak ada follow up (Nursalam, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui determinan faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care)

yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri dari subjek/objek semua

karakteristik atau sifat – sifat yang dimilikinya (Siyoto, 2015). Populasi terbagi

menjadi 2 yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target merupakan

populasi yang menjadi sasaran akhir penelitian dengan target umum biasanya dibatasi

32

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

oleh kharakteristik, sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi

kriteria penelitian dan dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya dengan

mengambil sampel populasi target sebagai mewakili kelompok populasi. Populasi

yang diambil oleh peneliti yaitu pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Hargo

Dedali, UPTD Griya Werdha dan Panti Werdha Usia. (Nursalam, 2016).

1. Panti Werdha Hargo Dedali

1) Populasi target : 44 lansia

2) Populasi terjangkau : 44 – 8 = 36 lansia

Keterangan : 8 adalah jumlah lansia yang usianya di bawah 60 tahun serta

mengalami kelainan kognitif berat.

2. UPTD Griya Werdha

1) Populasi target : 148 lansia

2) Populasi terjangkau : 148 – 63 = 85 lansia

Keterangan : 63 adalah jumlah lansia yang usianya di bawah 60 tahun serta

mengalami kelainan kognitif berat.

3. Panti Werdha Usia

1) Populasi target : 21 lansia

2) Populasi terjangkau : 21 – 4 = 17 lansia

Keterangan : 4 adalah jumlah lansia yang usianya di bawah 60 tahun serta

mengalami kelainan kognitif berat.

Total nilai populasi terjangkau adalah 213 – (63+8+4) = 213 – 75 = 138 lansia

33

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil

berdasarkan prosedur yang mempu mewakili seluruh populasi (Siyoto, 2015). Sampel

dalam penelitian ini adalah lansia tinggal di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya

Werdha, dan Panti Werdha Usia.

4.2.3 Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2016). Penelitian ini dalam pengambilan sampel

dilakukan dengan cara probability sampling jenis cluster random sampling.

Probability sampling merupakan bahwa setiap subjek dalam populasi mempunyai

kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Sedangkan cluster

merupakan pengelompokan sampel berdasarkan wilayah atau lokasi populasi. Jenis

sampling ini dapat dipergunakan dalam dua situasi (Nursalam, 2016).

Metode ini dipilih karena sampel target dalam penelitian memiliki perbedaan

terkait penentuan pembagian wilayah atau lokasi diantaranya wilayah Surabaya

Timur, Selatan dan Utara. Kemudian responden dipilih secara acak yaitu dengan

memperhatikan unsur-unsur yang dikehendaki dari data yang sudah ada. Kemudian

seluruh sampel dari masing-masing strata akan digabung menjadi satu sampel.

4.2.4 Penentuan besar sampel

Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut:

34

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Jumlah responden sebesar 102,60 responden, hasil tersebut dibulatkan

menjadi 103. Jadi responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak

103 responden. untuk menentukan besar sampel setiap strata adalah :

Total = I+II+III= 27 lansia + 63 lansia + 13 lansia = 103 lansia

Sampel penelitian ini adalah lansia di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD

Griya Werdha, dan Panti Werdha Usia di Surabaya. Adapun Kriteria menentukan

layak tidaknya responden agar sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut :

Keterangan :

Panti I = Panti Werdha Hargo Dedali

Panti II = UPTD Griya Werdha

Panti III = Panti Werdha Usia

Keterangan (untuk prediksi):

n=Besar sampel

N=Besar populasi

d = Tingkat signifikansi (p) (0,05)

35

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

1. Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subjek penelitian dari suatu

populasi yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria sebagai

berikut :

1) Lansia tidak memiliki masalah kognitif berat setelah dilakukan skrining

dengan MMSE.

2) Lansia bersedia menjadi responden.

2. Kriteria ekslusi menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dengan berbagai sebab (Nursalam, 2016).

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.3.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2016). Variabel dalam

penelitian ini adalah meliputi variabel independen (bebas) dan variabel dependen

(terikat).

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah usia, jenis kelamin, dan status kesehatan serta kemampuan perawatan diri

(self care agency) yang mempengaruhi perawatan diri lansia.

36

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

2. Variabel dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi, nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

perawatan diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

4.3.2 Definisi Operasional

Menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian

secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam mengartikan makna

penelitian. Perumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Variabel Definisi

Operasional Parameter

Alat

ukur Skala Skor

Variabel

Independen

Usia

Lamanya

hidup

responden

mulai dari

lahir hingga

sekarang

Dalam batasan

diatas 60 tahun

Instru-men

demografi

Rasio

-

Jenis Kelamin Perbedaan

individu

terkait biologis dan

fisiologis

yang tampak

dari luar

Laki – Laki

Perempuan

Instrum-

en

demografi

Nominal 1) Laki – Laki

2) Perempuan

Status Kesehatan Keterangan

tentang

kondisi

individu saat

ini

Kondisi

kesehatan

saat ini

Data

sekun-

der

Ordinal 1) Sakit

2) Sehat

Kemampuan

perawatan diri

(self care agency)

Kemampuan

individu dalam

melakukan

perawatan diri

Adanya 35

pertanyaan

yang

menunjukkan kesesuaian

Kuesioner

Exercise Self

Care Agency

Scale

Ordinal

Kategori Berdasarkan

Skor :

1) Kurang = 1-43,75

2) Cukup = 43,76-87,5 3) Baik = 87,6-131,25

Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan analisis faktor usia, jenis kelamin, status

kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care agency) dengan perawatan

diri (self care) Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

37

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4.4. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed consent,

lembar kuesioner, alat tulis dan responden

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

atau informasi untuk menjawab permasalahan dalam suatu penelitian. Alat ukur yang

dipakai untuk mengetahui suatu penelitian. Instrumen ini digunakan untuk

mengetahui faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang

tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

1. Kuesioner A : Data Demografi

1) Usia

Pada data demografi usia, penulis tidak menuliskan dalam beberapa

kategori, namun responden sendiri yang menuliskan pada tempat yang

dengan

kemampuan

perawatan diri

individu

4) Sangat Baik =131,26

-175

Variabel

dependen

Perawatan diri

(self care) lansia

di Panti Surabaya.

Kondisi dimana

lansia bertindak

atau beraktivitas

dalam memenuhi

activity daily living

dasar secara

mandiri

1) Makan

2) Eliminasi

3) Berhias

4) Mandi

Kuesioner

self care

Ordinal

Kategori Berdasarkan

Skor :

1) Kurang = 1-15

2) Cukup = 16-30 3) Baik = 31-45

4) Sangat Baik = 46-60

38

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

telah disediakan oleh peneliti. Usia dikategorikan saat tabulasi untuk

analisa data.

2) Jenis Kelamin

Pada data demografi jenis kelamin, penulis membagi membagi

menjadi 2 yaitu Perempuan dan laki – laki.

3) Pendidikan

Pada pernyataan pendidikan, peneliti membagi menjadi 5 kategori

jawaban SD, SMP, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan Tidak Sekolah.

4) Status Kesehatan

Pada data status kesehatan responden didapat melalui data sekunder

dengan pengkategorian sehat atau sakit.

2. Pernyataan status kesehatan dibagi menjadi 2 yaitu sehat dan sakit, Kuesioner B :

Kuesioner Exercise Self Care Agency Scale

Kuesioner B menggunakan Kuesioner exercise self care agency scale oleh

kuesioner Kearney & Fleischer’s (Kearney & Fleischer’s, 1979; Julie A. Nelson-

McEvers,1995) dengan total pertanyaan 35. Cara pengisiannya menjawab dengan

cara melingkari nomor yang paling menunjukkan seberapa banyak pernyataan

masing-masing yang sesuai dengan diri responden.

Hasil pengukuran kemampuan perawatan diri dikategorikan menjadi 4 yaitu :

1. Semua Tidak Menggambarkan Saya = 1

2. Sedikit Menggambarkan Saya = 2

3. Cukup Menggambarkan Saya = 3

39

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4. Menggambarkan Saya = 4

5. Sangat Menggambarkan Saya = 5

Tabel 4.2 kategori skor kemampuan perawatan diri (self care agency)

3. Kuesioner C : Pemenuhan perawatan diri (self care)

Kuesioner perawatan diri disusun oleh peneliti sebelumnya Widiyanti, E (2017)

yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Instrumen yang terdiri dari 20

pertanyaan positif telah dimodifikasi.

Tabel 4.3 Blueprint skala perawatan diri (self care) No. Parameter No Soal Jumlah

1. Makan 1, 2, 3, 4, 5 5

2. Eliminasi 6, 7, 8, 9, 10 5

3. Berhias 11, 12, 13, 14, 15 5

4. Mandi 16, 17, 18, 19, 20 5

Total 20

Hasil pengukuran perawatan diri (self care) dikategorikan menjadi 4 yaitu :

1. Tidak pernah = 0

2. Kadang – kadang = 1

Tabel 4.4 kategori skor perawatan diri (self care)

No Parameter Skoring

1. Kurang 1-43,75

2. Cukup 43,76-87,5

3. Baik 87,6-131,25

4. Sangat Baik 131,26-175

No Parameter Skoring

1. Kurang 1-15

2. Cukup 16-30

3. Baik 31-45

4. Sangat Baik 46-60

3. Sering = 2

4. Selalu = 3

40

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang menganalisa faktor – faktor yang berhubungan perawatan

diri (self care) lansia di Panti Surabaya ini dilakukan di Panti Werdha Usia, UPTD

Griya Werdha dan Panti Werdha Hargo Dedali di Surabaya pada bulan Juni 2019.

4.7 Prosedur pengambilan dan pengumpulan data

Pengambilan data berdasarkan dari sumber penelitian dibagi menjadi 2

macam yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan

data yang didapatkan dari pengukuran dan survei oleh peneliti secara langsung.

Sedangkan data sekunder didapatkan dari pihak lain, seperti pihak pelayanan

kesehatan/perawat di Panti Werdha. Sumber data primer yang diperoleh dari

penelitian ini berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Sementara untuk data

sekunder penelitian ini adalah data yang diambil melalui pihak lain yang

berhubungan dengan responden seperti pihak panti untuk menanyakan terkait jumlah,

status kesehatan dan kharakteristik keseluruhan lansia di Panti.

Waktu pengambilan dan pengumpulan data, peneliti sebelumnya telah

membuat surat pengantar dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

yang ditujukan kepada Bakesbangpol. Kemudian setelah surat turun dari

Bakesbangpol surat dibawa ke dinas sosial, dari dinas sosial surat dapat ditunjukkan

pada kepala UPTD Griya Werdha, Panti Tresna Werdha Hargo Dedali, dan Panti

Werdha Usia yang dituju untuk melakukan pengambilan data awal. Setelah

mendapatkan persetujuan dari pihak Panti Werdha langkah awal yang dilakukan

41

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

peneliti yaitu melakukan survey dengan cara mewawancarai perawat dan petugas di

UPTD Griya Werdha, Panti Werdha Hargo Dedali dan Panti Werdha Usia untuk

mendapatkan data lansia.

Hasil survey didapatkan jumlah lansia di Panti Werdha Hargo Dedali

sebanyak 44 orang dan 40 orang diantaranya mengalami penyakit dimensia. Banyak

ditemui lansia yang mengalami masalah pemenuhan perawatan diri terkait BAK dan

BAB di tempat tidur, bahkan ada lansia yang tidak menggunakan baju dan berjalan –

jalan di dalam Panti. Sedangkan survey data awal di UPTD Griya werdha menurut

perawat dan petugasnya terdapat lansia yang dimensia saat di ingatkan mandi sore

menolak dengan alasan waktu sudah malam hari. Beberapa lansia juga menolak untuk

mandi namun perawat segera membawa lansia ke kamar mandi dan memandikannya.

Setelah data awal didapatkan peneliti melakukan penyusuan jadwal penelitian,

penyusunan proposal, rancangan penelitian dan menyiapkan instrumen penelitian

berupa kuesioner. Selanjutnya peneliti melaksanakan penelitian dengan mengambil

sampel penelitian sebanyak 103 lansia yang terdiri dari 3 panti di Surabaya. Teknik

penelitian yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan dengan faktor – faktor

yang mempengaruhi pemenuhan perawatan diri (self care) pada lansia dengan teknik

kuesioner terstruktur kepada 3 Panti Werdha di Surabaya. Pengumpulan data

terstruktur kepada lansia dilakukan pada saat jadwal pengunjungan lansia dibuka.

Selain itu, Peneliti dibantu oleh teman-teman dari Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga. Persiapan pengambilan data dengan tim dengan adanya briefing terlebih

dahulu dari beberapa orang dilakukan pelatihan dengan minimal 1 kali tatap muka.

42

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan 3 kuesioner yang terdiri dari

kuesioner demografi, kuesioner exercise self care agency scale dengan menggunakan

kuesioner Kearney & Fleischer’s (Kearney & Fleischer’s, 1979; Julie A. Nelson-

McEvers,1995) dan Kuesioner self care yang didapat dari penelitian Damayanti E

(2017) yang telah di uji validitasnya dan telah dimodifikasi oleh peneliti.

Pengambilan data 3 kuesioner tersebut dilakukan selama 1 kali tatap muka dengan

responden. Pengambilan data ini diperoleh dari Panti Werdha Surabaya berdasarkan

pembagian wilayah Surabaya Timur, Selatan dan Utara. Saat proses pengisian

kuesioner lansia yang tidak mampu membaca dan menulis, peneliti membantu lansia

dengan membacakan kuesioner dan mendampinginya.

4.8 Cara analisa data

Analisa data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna

sehingga dapat dipahami (Situmorang, 2010). Proses pengolahan dan analisa data :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian alat ukur yang digunakan berupa kuesioner.

2. Pengolahan data (Editing)

Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit, tujuan dilakukan editing ini

untuk melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner. Melihat logis atau tidaknya

jawaban, dan melihat konsistensi setiap pertanyaan.

43

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

3. Tabulating, merupakan penyusunan data atau pengelompokkan data dengan

tujuan supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar dapat

disajikan dan dilakukan analisis.

4. Pengkodean data (Coding)

Pengkodean data dilakukan untuk memberikan kode terhadap jawaban yang ada

pada kuesioner. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan analisa

data dan dapat mempercepat proses pemasukan data.

1) Jenis Kelamin

Laki – laki = 1

Perempuan = 2

2) Status Kesehatan

Sakit = 1

Sehat = 2

4) Kuesioner perawatan diri (Self Care)

Kurang = 1

Cukup = 2

Baik = 3

5. Entry, merupakan proses memasukkan data yaitu berupa jawaban dari masing-

masing responden dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer

(Notoatmodjo, 2010). Setelah dilakukan editing, data tersebut dimasukkan ke

dalam program yang digunakan untuk mengolah data menggunakan komputer

3) Kuesioner Self Care Agency

Kurang = 1

Cukup = 2

Baik = 3

Sangat Baik = 4

Sangat Baik = 4

44

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

dan perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah dimasukkan kemudian di cek

kebenarannya.

Pengolahan data penelitian ini juga menggunakan analisis spearman rho

univariat, bivariat dan multivariat regresi ordinal dengan penjelasan diantaranya :

1) Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan dalam menjabarkan deskriptif mengenai

distribusi frekuensi dan proporsi masing – masing variabel yang diteliti, baik

variabel bebas maupun variable terikat. Bentuk analisis univariat tergantung dari

jenis datanya. Data numerik digunakan nilai mean atau rata – rata, median dan

standar deviasi. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari

tiap variable. Pada penelitian ini distribusi frekuensi responden berdasarkan :

usia, jenis kelamin, status kesehatan, kemampuan perawatan diri (self care

agency) dan perawatan diri (self care) (Sumantri, 2015).

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat dapat dilajutkan setelah analisis univariat dilakukan

sebelumnya. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan

menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat (Sumantri, 2015). Analisis

data yang digunakan adalah uji statistik Spearman Rank Corelation dengan tingkat

kemaknaan dirancang α < 0,05. Bila hasil uji α ≤ 0,05 maka H1 diterima, artinya ada

hubungan yang bermakna yaitu antara kemampuan perawatan diri (self care agency)

dengan perawatan diri (self care) pada lansia di Panti Werdha Surabaya. Bila α ≥ 0,05

45

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

maka H0 diterima artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel yang

diukur. Seluruh pengukuran data statistik dilakukan dengan software komputer yaitu

SPSS.

Tabel 4.5 Koefisien Korelasi

3) Analisis Multivariat

Analisis multivariat berasal dari kata multi (banyak) dan variate (variable) yang

berarti analisis terhadap banyak variable yang merupakan perkembangan dari analisis

univariat dan bivariat. Analisis multivariate menggunakan regresi ordinal yaitu salah

satu dari berbagai jenis analisis yang khusus digunakan jika variabel dependen adalah

data berskala kategorik bertingkat. Regresi ordinal mensyaratkan skala data variabel

terikat adalah ordinal dan skala data variabel bebas boleh kategorik ataupun

kuantitatif (numerik). Variabel bebas kategorik dalam regresi ordinal disebut dengan

istilah faktor. Sedangkan variabel bebas numerik disebut dengan istilah covariate.

Kriteria regresi ordinal:

1. Menggunakan prinsip general least square,

2. membentuk prediksi probabilitas kumulatif,

3. Jumlah probabilitas kumulatif adalah 1 (satu) atau seratus persen (100%),

Interpretasi Koefisien

Hubungan sangat lemah 0.00-0.25

Hubungan cukup 0.26-0.50

Hubungan kuat 0.51-0.75

Hubungan sangat kuat 0.76-0.99

Hubungan sempurna 1.00

46

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4. Skala data variabel terikat harus ordinal,

5. Skala data variabel bebas boleh kategorik ataupun numerik.

4.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner digunakan di lapangan maka diadakan uji coba kuesioner.

Uji coba kuesioner ini untuk mencegah terjadinya kesalan sistemik. Kesalahan ini

harus dihindari, karena akan merusak validitas dan kualitas penelitian. Uji validitas

dan reabilitas dilakukan pada Lansia yang tinggal di Panti Werdha Anugerah di jalan

Dukuh Kupang Barat XXIV/11-13 Surabaya, tanggal 27 Mei 2019 yang berjumlah 15

responden.

4.9.1 Uji validitas

Validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang berarti keandalan dan

kesahihan pada alat ukur yang digunakan dalam penelitian (instrumen). Instrumen

harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Pentingnya uji

validitas yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pertanyaan dalam kuesioner yang

harus diganti karena dianggap kurang relevan. Teknik rumus dalam validitas

penelitian ini menggunakan rumus product moment oleh Karl Pearson yang nantinya

dibantu dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS). Item

instrumen dianggap valid jika hasil uji validitas dapat dinyatakan dengan r hitung

maupun e tabel, jika r hitung > r tabel maka item instrumen dianggap valid. Besar r

tabel ditentukan berdasarkan jumlah (15) lansia dengan tingkat signifikasi 5% yaitu

diperoleh dari r tabel 0, 514. Berikut hasil uji validitas masing-masing variabel :

47

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

1. Uji validitas item pertanyaan mengenai perawatan diri (self care)

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Perawatan Diri (Self Care)

No.

Soal

Corrected Item-Total

Correlation Sebagai

rhitung

r tabel Keterangan

α 0,05; n = 15

1 1 0, 514 Valid

2 0,879 0, 514 Valid

3 0,744 0, 514 Valid

4 0,767 0, 514 Valid

5 0,816 0, 514 Valid

6 0,881 0, 514 Valid

7 0,915 0, 514 Valid

8 0,923 0, 514 Valid

9 0,923 0, 514 Valid

10 0,935 0, 514 Valid

11 0,822 0, 514 Valid

12 0,914 0, 514 Valid

13 0,890 0, 514 Valid

14 0,902 0, 514 Valid

15 0,849 0, 514 Valid

16 0,875 0, 514 Valid

17 0,735 0, 514 Valid

18 0,849 0, 514 Valid

19 0,915 0, 514 Valid

20 0,586 0, 514 Valid

2. Uji validitas item pertanyaan mengenai kemampuan perawatan diri (Self Care

Agency)

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas kemampuan perawatan diri (Self Care Agency)

No.

Soal

Corrected Item-Total

Correlation Sebagai

rhitung

r tabel Keterangan

α 0,05; n = 15

1 1 0, 514 Valid

2 0,709 0, 514 Valid

3 0,872 0, 514 Valid

4 0,830 0, 514 Valid

48

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

5 0,948 0, 514 Valid

6 0,859 0, 514 Valid

7 0,803 0, 514 Valid

8 0,931 0, 514 Valid

9 0,846 0, 514 Valid

10 0,843 0, 514 Valid

11 0,893 0, 514 Valid

12 0,879 0, 514 Valid

13 0,733 0, 514 Valid

14 0,859 0, 514 Valid

15 0,798 0, 514 Valid

16 0,994 0, 514 Valid

17 0,855 0, 514 Valid

18 0,827 0, 514 Valid

19 0,808 0, 514 Valid

20 0,659 0, 514 Valid

21 0,901 0, 514 Valid

22 0,782 0, 514 Valid

23 0,896 0, 514 Valid

24 0,789 0, 514 Valid

25 0,950 0, 514 Valid

26 0,936 0, 514 Valid

27 0,827 0, 514 Valid

28 0,936 0, 514 Valid

29 0,921 0, 514 Valid

30 0,910 0, 514 Valid

31 0,856 0, 514 Valid

32 0,684 0, 514 Valid

33 0,832 0, 514 Valid

34 0,937 0, 514 Valid

35 0,934 0, 514 Valid

4.9.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (kuesioner) dapat

digunakan lebih dari satu kali, paling tidak responden yang sama akan menghasilkan

data yang konsisten. Reliabilitas intrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai

dengan tujuan pengukuran, utuk dapat mencapai hal tersebut maka dilakukan uji

49

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach diukur berdasarkan skala

cronbach 0 sampai 1. Ukuran kemantapan alpha cronbach dapat diinterpretasikan

sebagai berikut:

1. Nilai alpha cronbach 0, 00 sampai dengan 0, 20, berarti kurang reliabel

2. Nilai alpha cronbach 0, 21 sampai dengan 0, 40, berarti agak reliabel

3. Nilai alpha cronbach 0, 41 sampai dengan 0, 60, berarti cukup reliabel

4. Nilai alpha cronbach 0, 61 sampai dengan 0, 80, berarti reliabel

5. Nilai alpha cronbach 0, 81 sampai dengan 1, 00, berarti sangat reliabel

Berikut hasil uji reliabilitas instrumen penelitian:

Tabel 4.8 Hasil uji realiabilitas instrumen penelitian

Variabel Alpha Croncbach Keterangan

Self Care 0,989 sangat reliabel Self Care Agency 0,992 sangat reliabel

Penjelasan terkait tabel 4.5 dapat dilihat semua pernyataan atau pertanyaan dalam

semua variabel hasilnya reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

50

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4.10 Kerangka Operasional

Variabel Independen

Usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self

care agency) yang mempengaruhi

perawatan diri lansia

Variabel Dependen

Perawatan diri (self care) lansia yang tinggal

di Panti Werdha di Surabaya

Analisis data

Analisa data dengan uji Spearman

dan regression

Penyajian hasil

Sampel

Panti I

27 Lansia

Panti II

63 Lansia

Pengumpulan data

Populasi

Lansia di Panti Werdha Surabaya

Cluster random sampling

Panti III

13 Lansia

Gambar 4.3 Kerangka penelitian analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan

diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya

51

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

4.11 Etika Penelitian (Ethical Clearance)

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subyek sehingga tidak boleh

bertentangan dengan prinsip etik. Peneliti memegang teguh sifat ilmiah dan

memperhatikan terkait bahaya risiko yang ada pada subyek, prinsip etik penelitian

keperawatan dan diharuskan melalui uji etik. Uji etik dilaksanakan oleh Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dan

disetujui pada tanggal 11 Juni 2019 dengan nomor sertifikat etik 1464-KEPK.

Proses etik dimulai dengan pengisian protokol, kemudian mengirimkan berkas

protokol untuk ditelaah oleh uji etik penelitian kesehatan kepada KEPK. Setelah

mendapatkan balasan dari reviewer, kemudian protokol etik diperbaiki. Protokol uji

etik direview oleh tiga reviewer. Setelah tiga reviewer menyetujui protokol etik yang

diajukan maka diterbitkan sertifikat lolos uji etik.

Adapun aspek etik untuk melindungi kepentingan dan hak-hak responden

dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan sebagai peserta diberikan sebelum penelitian

dilaksanakan pada saat pengumpulan data dengan tujuan agar responden

mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika lansia yang tinggal di Panti

Surabaya bersedia menjadi responden penelitian maka responden menandatangani

lembar persetujuan sebagai tanda bersedia. Apabila responden tidak bersedia

menjadi responden maka peneliti tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

52

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Semua data dan informasi yang diperoleh selama penelitian akan dijaga

kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek penelitian

secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek penelitian dibuat kode.

Data nantinya akan disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan tetap menjaga

kerahasiaan identitas responden untuk keperluan pengembangan ilmu

keperawatan serta tidak digunakan untuk maksud lain. Setelah penelitian selesai

data respoden dapat dimusnahkan dan tidak disebarkan.

3. Resiko keselamatan

Penelitian ini tidak memiliki risiko tinggi terjadinya suatu bahaya ataupun

luka fisik, karena metode yang digunakan yaitu tanya jawab dan kuesioner.

Namun, perlu adanya persiapan P3K ketika berlangsungnya proses pengambilan

data untuk siaga apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada responden

dan peneliti. Sehingga apabila cedera atau luka muncul secara tiba-tiba pada

responden atau peneliti dapat dilakukan penanganan/pertolongan sedini mungkin.

4. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua data dan informasi yang diperoleh selama penelitian akan dijaga

kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek penelitian

secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek penelitian dibuat kode.

Data nantinya akan disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan tetap menjaga

kerahasiaan identitas responden untuk keperluan pengembangan ilmu

keperawatan serta tidak digunakan untuk maksud lain.

5. Keadilan (Justice)

53

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Responden diperlakukan secara adil dan baik sebelum, selama, dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata

mereka tidak bersedia mengikuti penelitian. Peneliti juga akan menjelaskan

bahwa dalam penelitian ini seluruh responden yang telah berpartisipasi tidak akan

mendapatkan insentif berupa uang/biaya transport melainkan souvenir atau

barang berupa waslap dan kipas sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya.

4.12 Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian, ada hal yang menjadi keterbatasan penelitian

yaitu:

1. Beberapa lansia yang mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner dibantu

oleh peneliti dengan membacakan kuesioner tersebut, data yang diperoleh dapat

memunculkan perbedaan interpretasi dengan lansia yang dapat mengisi

kuesioner sendiri. Ada juga pertanyaan kuesioner yang harus diulang. Namun

data penelitian yang didapat telah dilakukan crosscheck kembali oleh perawat

maupun petugas panti.

2. Pengambilan data dilakukan satu kali tatap muka, sehingga data yang didapat

berdasarkan kondisi responden saat itu dan kondisi sebelumnya tidak diperiksa.

3. Perbedaan perbandingan jenis kelamin lansia laki - laki dan perempuan terpaut

jauh. Keterbatasan jumlah lansia laki – laki dapat memunculkan perbedaan hasil

penelitian, apabila adanya penelitian dengan jumlah responden laki – laki dan

perempuan yang seimbang.

54

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum

lokasi penelitian, 2) karakteristik demografi responden terkait usia, jenis kelamin,

pendidikan dan status kessehatan, 3) variabel yang diukur yaitu variabel independen

terdiri dari usia, jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self

care agency), serta variabel dependen yaitu perawatan diri (self care). Hubungan

beberapa variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji statistik

Spearman Rho dan diinterpretasikan dengan memperhatikan nilai koefesien korelasi

dan tingkat signifikan p ≤ 0,05.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada 14-24 Juni 2019 di Panti Werdha Hargo

Dedali, UPTD Griya Werdha dan Panti Werdha Usia Surabaya. Data didapatkan

dengan cara membacakan kuesioner yang telah dipersiapkan oleh peneliti dengan

adanya pendampingan kepada 103 responden yaitu lansia yang tidak memiliki

gangguan kognitif berat setelah dilakukan Skrining MMSE (Mini Mental State

Examination) yang tinggal di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya Werdha

Jambangan dan Panti Werdha Usia Surabaya.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

1) UPTD Griya Werdha

54

55

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

UPTD Griya Werdha merupakan unit pelayanan yang bertugas

untuk menampung dan memberikan hunian bagi para lansia (lanjut usia)

yang terlantar di Surabaya. Sebelumnya Griya Werdha ini bernama Panti

Jompo Werdha Surabaya, Panti ini mengalami perpindahan karena kapasitas

penghuninya semakin banyak. Lokasi yang awalnya terletak di jalan

Medokan Asri Barat X Blok N-19 Surabaya menjadi di jalan Ketintang

Madya VI / 15 A Jambangan Surabaya. Pada bulan januari tahun 2017 panti

milik Dinas sosial Surabaya ini pindah ke Jambangan beserta perubahan

nama menjadi UPTD Griya Werdha.

UPTD Griya Werdha di huni oleh 148 lansia terdiri dari perempuan

dan laki – laki yang ruangan tempat tidurnya dipisah. Setiap kamar terdapat

beberapa bed, masing – masing lansia bed sendiri dan terdapat kamar mandi

dalam. Di tengah – tengah Panti terdapat taman dengan berbagai jenis bunga

yang tampak indah dan hijau. UPTD Panti Werdha tempatnya bersih dan

nyaman. Tersedia Musholla yang masih aktif dan sering digunakan shalat 5

waktu secara jamaah oleh lansia, pemuka agama dan petugas lainnya dan

ada tausiah. Selain itu terdapat beberapa ruangan yang ada di UPTD Panti

diantaranya ruang perawat, ruang sekertaris, tempat makan dan acara

kumpul bersama lansia serta ruang keamanan. Lansia disana dibagi menjadi

3 kategori berdasarkan tingkat kemandiriannya yaitu lansia mandiri, lansia

parsial (lansia yang mengalami keterbatasan berjalan dan pelupa) dan lansia

yang care total.

56

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

2) Panti Werdha Hargo Dedali

Panti Werdha Hargodedali Surabaya didirikan pada tanggal 30

Januari 1987 oleh sosok pejuang wanita 45 Jawa Timur dan diprakarsai

oleh almarhumah ibu R. Soedarijah Soerodikoesoemo (Dar Mortir). Latar

belakang berdirinya panti ini bermula dari rasa keprihatinan ibu Dar Mortir

yang melihat sekumpulan perempuan veteran yang menjanda yang

keadaannya perlu dibantu dan tidak memiliki tempat tinggal (tuna wisma).

Serta sebagai wujud penghargaan atas jasa perjuangan membela NKRI.

Sehingga ibu Dar memperjuangkan dengan mengajak teman – temannya

mendirikan sebuah Yayasan Panti Werdha Hargo Dedali.

Panti yang berdiri di atas sebidang tanah berukuran 2000 m persegi

tersebut merupakan tanah pemberian Walikota Surabaya yang saat itu

dijabat oleh bapak Muhaji Wijaya, yang kemudian diikuti oleh para

dermawan yang suka rela menyumbangkan berupa material – material

bangunan hingga fasilitas – fasilitas panti berupa tempat tidur, lemari, meja,

kursi, dan fasilitas lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu populasi dari

para pejuang wanita makin berkurang. Sampai saat ini penghuni dan

petugas di dalam panti berjumlah 45 lansia, perawat kesehatan 5 orang,

care giver 5 orang dan 3 orang petugas keamanan. Donasi yang diterima

saat ini berupa sembako, uang transport dan pelayanan kesehatan.

57

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

3) Panti Werdha Usia

Panti Werdha Usia yang bertepat di jalan Undaan Kulon no 7,

Peneleh, Genteng Surabaya. Telah berdiri sejak tahun 1947 sebagai tempat

tinggal lansia. Sebagian besar lansia di Panti Werdha Usia beretnis cina.

Terutama yang beragama Kristen protestan dan kristen khatolik. Petugas

disana sangat baik dan ramah ungkap lansia. Tempat Panti Werdha Usia

bersih dan rapi, tepat ditengah – tengah pemisah kamar terdapat taman.

Selain itu, ada ruangan makan, menonton tv dan tempat ibadah untuk

ngumpul bersama para lansia, serta adanya kegiatan – kegiatan untuk

meningkatkan aktivitas Oma dan Opa setiap harinya. Saat ini total jumlah

lansia yang tinggal di Panti Werdha Usia sebanyak 21 orang, total laki-laki

ada 4 orang dan perempuannya 17 orang. Sebagian besar kebutuhan lansia

terkait materi dan perlengkapan pemenuhan kebutuhannya didapat dari

yayasan dan para donatur Panti.

5.1.2 Karakteristik responden

No Karakteristik Demografi Responden

1 Usia

80 + SD 11,091

N %

2 Jenis Kelamin

Laki-laki 23 22,3

Perempuan 80 77,7

Total 103 100

3 Status Kesehatan

Sakit 17 16,5

Sehat 86 83,5

Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian analisis faktor yang berhubungan

dengan perawatan diri (self care) pada lansia yang tinggal di Panti

Werdha di Surabaya.

Mean :

58

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui tentang distribusi responden terkait

karakteristik demografi pada 103 lansia di Panti werdha Surabaya rata - rata lansia

berusia 80 tahun. Mayoritas jenis kelamin lansia di Panti Werdha Surabaya yaitu

perempuan sebanyak 80 responden sebesar (77,7%). Lansia di Panti Werdha

Surabaya dalam status kesehatanya mayoritas dalam kategori sehat sebanyak 86

orang sebesar (83,5%). Kemampuan perawatan diri (self care agency) lansia

sebagian besar dalam kategori sangat baik sebanyak 64 responden (62,1%).

Tabel 5.2 Perawatan diri (self care) responden di Panti Werdha di Surabaya

Variabel Kategori Frekuensi Presentase

Perawatan diri

(self care)

Kurang 9 8.7

Cukup 8 7.8

Baik 8 7.8

Sangat Baik 78 75.7

Jumlah 103 100.0

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia terkait

perawatan diri (self care) tergolong sangat baik, yaitu sebanyak 78 responden

(75,7%).

5.1.3 Data khusus

Pada bagian ini akan diuraikan distribusi determinan faktor yang

berhubungan dengan perawatan diri (self care) di Panti Werdha Surabaya, yaitu usia,

Total 103 100

4 Self Care Agency

Kurang 0 00,0

Cukup 8 7,8

Baik 31 30,1

Sangat Baik 64 62,1

Total 103 100

59

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

jenis kelamin, status kesehatan dan kemampuan perawatan diri (self care agency).

Berikut ini adalah uraian masing-masing variabel dalam bentuk tabel:

Tabel 5.3 Hubungan antara usia, jenis kelamin, status kesehatan, kemampuan

perawatan diri (self care agency) dengan perawatan diri (self Care)

Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

Keterangan :

* p value <0,05

1. Hubungan antara usia dengan perawatan diri (self care) pada lansia.

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui usia lansia maupun lansia tua tidak ada

hubunganya dengan perawatan diri. Lansia rata-rata berusia 80 tahun berdasarkan

Variable Independen

Kategori Perawatan Diri (Self care)

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

Total P

Value

f % f % f % f % ∑ %

Usia 80 tahun +

SD 11,091

9 8,7 8 7,8 8 7,8 78 75,5 103 100 0,468

*Jenis Kelamin

Laki-laki 0 0,0 1 1,0 1 1,0 21 20,4 23 22,3 0,041

Perempuan 9 8,7 7 7,4 8 7,4 57 55,3 80 78,9

Total 9 8,7 8 8,4 7 8,4 78 75,7 103 100

*Status

Kesehatan

Sakit 9 8,7 6 5,8 2 1,9 0 0,0 17 16,5 0,000

Sehat 0 0,0 2 1,9 6 5,8 78 75,7 86 83,5

Total 9 8,7 8 7,7 8 7,7 78 75,7 103 100

*Kemampuan

Perawatan Diri

(Self Care

Agency)

Kurang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,000

Cukup 6 5,8 1 1,0 1 1,0 1 1,0 8 7,8

Baik 3 2,9 7 6,8 6 5,8 15 14,6 31 30,1

Sangat Baik 0 0,0 0 0,0 2 1,9 62 60,2 64 62,1

Total 9 8,7 8 7,8 9 8,7 78 75,8 103 100

60

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

penelitian didapati sebagian besar lansia masuk dalam kategori perawatan diri sangat

baik sebanyak 78 orang sebesar 74,7%.

Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan tidak terdapat

hubungan (r=-0,072) antara usia dengan perawatan diri (self care) pada lansia. Selain

itu juga menunjukkan tidak ada tingkat korelasi (p=0,468), dapat diartikan bahwa

usia lansia yang muda maupun tua tidak ada hubungannya dalam pemenuhan

perawatan diri (self care).

2. Hubungan antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self care).

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 80 lansia (77,7%). Serta 23 lansia laki-laki

(22,3%) sebagian besar terkait perawatan dirinya sangat baik.

Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan terdapat

hubungan (r=-0,202*) antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self care) lansia.

Hasil uji statistik menunjukkan (p=-0,041) yaitu ada hubungan signifikan (berarti)

antara jenis kelamin dengan perawatn diri. serta koefisien korelasi negatif yang

menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut tidak searah, dapat diartikan bahwa

perbedaan jenis kelamin seseorang berhubungan dengan perawatan dirinya.

3. Hubungan antara status kesehatan dengan perawatan diri (self care) pada

lansia.

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa 86 responden (83,5%) banyak memiliki

status kesehatan yang sehat. Sedangkan sisanya yaitu 18 responden (17,5%) status

kesehatan tergolong dalam sakit.

61

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan terdapat

hubungan yang sangat kuat yaitu (r=0,837**) antara status kesehatan dengan

perawatan diri (self care). Hasil uji statistik menunjukkan (p=0,000) yaitu ada

hubungan signifikan (berarti) sangat kuat antara status kesehatan dengan perawatan

diri. Serta koefisien korelasi positif yang menunjukkan hubungan kedua variabel

tersebut searah, dapat diartikan bahwa status kesehatan seseorang sehat maka dapat

meningkatkan perawatan dirinya. Sebaliknya, seseorang dengan status kesehatan

sakit maka perawatan dirinya dapat berkurang.

4. Hubungan antara kemampuan perawatan diri (self care agency) dengan

perawatan diri (self care) pada lansia

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui mayoritas responden yang tinggal di Panti

Werdha Surabaya memiliki kemampuan perawatan diri (self care agency) yang

sangat baik sebanyak 64 responden (62,1%). Tidak ada responden (0,0%) yang

memiliki kemampuan perawatan diri (self care agency) yang tergolong kurang.

Hasil uji statistik menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan terdapat

hubungan sangat kuat (r=0,682**) kemampuan perawatan diri (self care agency)

dengan perawatan diri (self care). Selain itu juga menunjukkan tingkat korelasi yang

sangat kuat (p=0,000) serta koefisien korelasi positif yang menunjukkan hubungan

antara kedua variabel searah dengan nilai yang sama tinggi, dapat diartikan bahwa

semakin baik kemampuan perawatan diri (self care agency) lansia, maka akan

semakin baik pula perawatan diri (self care).

62

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

5.1.4 Analisis multivariat

Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi ordinal adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

* p value <0,05 yang berarti Berhubungan

** p value <0,05 yang merupakan faktor paling dominan

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa variabel usia sebesar 0,693

dengan p = 0,405 (>0,05), variabel jenis kelamin sebesar 0,948 dengan p = 0,330

(>0,05), variabel status kesehatan sebesar 17,278 dengan p = 0,000 (<0,05), variabel

kemampuan perawatan diri (self care agency) sebesar 11,160 dengan p = 0,001

(<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel status kesehatan memiliki hubungan

yang paling kuat dengan self care lansia di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya

Werdha, dan Panti Werdha Usia Surabaya.

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Std. Error Wald p-value

Self Care Usia 0,037 0,693 0,405

Jenis Kelamin 0,954 0,948 0,330

**Status Kesehatan 1,117 17,278 0,000

*Self Care Agency 1,264 11,160 0,001

Tabel 5.4 Hasil analisis multivariat determinan faktor yang berhubungan dengan self

care lansia di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya Werdha, dan Panti

Werdha Usia Surabaya pada 14-24 Juni 2019.

63

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

5.2 Pembahasan

5.2.1 Usia dengan perawatan diri (self care)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan usia responden

dengan perawatan diri (self care). Usia yang semakin bertambah tidak dijadikan

patokan ketidakmampuan dalam beraktivitas seseorang.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar,

2018 terkait faktor - faktor yang berhubungan dengan perawatan diri pada lansia di

Posdaya Sumanik sehat Nagari Sumanik Kec. Salimpaung Kabupaten Tanah Datar

2018 didapati adanya hubungan bermakna antara usia dengan perawatan diri lansia.

Setiap usia seseorang semakin bertambah, maka semakin besar pula kemungkinan

orang tersebut mengalami penurunan segala aspek, termasuk dalam melakukan

aktivitas sehari-hari dalam pemenuhan perawatan diri. Hal ini sesuai dengan teori

Hardiwinoto (2007) yang menyatakan bahwa usia dan status perkembangan

seseorang ditandai dengan menunjukkan kemauan dan kemampuan, ataupun

bagaimana individu bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan aktivitas

sehari-hari.

Usia lansia maupun lansia tua tidak menjadikan adanya hubungan dengan

pemenuhan perawatan diri lansia. Karena dalam penelitian didapati banyak karakter

lansia yang usia >90 tahun namun dalam pemenuhan perawatan dirinya masuk dalam

kategori sangat baik dan mandiri. Sedangkan pada usia <90 tahun beberapa lansia

ditemukan total care dengan perawatan dirinya kurang. Kemampuan individu dalam

64

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

memenuhi kebutuhan perawatan diri berbeda – beda tidak bergantung berdasarkan

usia, lebih pada kekuatan daya fisik, kemampuan,dan kemauan yang dimiliki.

Usia lansia bukan menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan

perawatan diri, karena usia lansia maupun lansia tua dengan menjaga pola hidup

sehat, mempertahankan kesehatan tubuh dan beraktivitas dalam pemenuhan

kebutuhannya dapat dilakukan secara mandiri dengan baik. Namun, lansia maupun

lansia tua tidak lepas hubungannya dengan status kesehatan dimana kondisi sakit

akan mudah mengalami masalah terkait pemenuhan perawatan dirinya.

5.2.2 Jenis kelamin dengan perawatan diri (self care)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan jenis kelamin dengan

perawatan diri (self care) lansia. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas lansia

di Panti Werdha Hargo Dedali, UPTD Griya Werdha dan Panti Werdha Usia

Surabaya berjenis kelamin perempuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharisna et

al.,2018 didapati hasil responden perempuan memiliki kemampuan keperawatan diri

yang lebih baik sebesar 52.2% dibandingkan responden laki-laki hanya 25.8%. Hasil

ini juga terdapat kesamaan dengan penelitiaannya Hu, Li, and Arao (2013) didapati

responden perempuan memiliki perawatan diri yang lebih baik daripada responden

laki-laki.

Menurut Coyle (2000) bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor

dasar yang mempengaruhi kemampuan dan kebutuhan perawatan diri (self care)

serta berkaitan dengan perawatan dependen dan kebutuhan dependen seseorang.

65

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Kecenderungan responden perempuan memiliki perilaku dan kemampuan lebih baik

dalam melakukan perawatan diri dibandingkan responden laki-laki dipengaruhi oleh

faktor sosial dan budaya. Penghuni Panti Werdha Surabaya mayoritas perempuan,

perbandingan jumlah penghuni menunjukkan bahwa angka harapan hidup yang

paling tinggi adalah perempuan.

Lansia berjenis kelamin baik laki – laki maupun perempuan memiliki

kesempatan mempertahankan fungsi fisik dalam beraktivitas. Lansia yang mandiri

perempuan dan laki - laki yang tinggal di Panti Werdha dituntut aktif dalam kegiatan

individu maupun bersama – sama. Lansia memiliki tanggungjawab dalam memenuhi

kebutuhannya, karena banyaknya penghuni lansia di Panti Werdha dengan

perbandingan jumlah perawat yang minimum.

5.2.3 Status kesehatan dengan perawatan diri (self care)

Data yang telah diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas

lansia di Panti Werdha status kesehatannya termasuk dalam kondisi sehat, dari data

tersebut diperoleh hasil bahwa antara status kesehatan dengan perawatan diri (self

care) terdapat hubungan dominan yang sangat signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sumartyawati,2016 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perawatan

mandiri pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspakarma Mataram.

Karakteristik responden pada penelitian tersebut memiliki beberapa kesamaan

diantaranya yaitu, mayoritas responden adalah lansia yang semua bertempat tinggal

di Panti Sosial dan diperoleh hasil penelitian bahwa status kesehatan salah satunya

66

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

yaitu kesehatan fisik memiliki hubungan yang bermakna dengan perawatan mandiri

lansia. Hal ini didukung dengan penelitian Suhartini, 2006 didapatkan hasil lansia

yang mandiri sebagian besar mempunyai kondisi kesehatan baik 87,7%. Responden

yang memiliki kesehatan baik akan dapat melakukan aktivitas apapun tanpa minta

bantuan orang lain.

Status Kesehatan lansia dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis

mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak

menular banyak muncul pada usia lanjut (Riskesdas, 2013). Status kesehatan lansia

yang menurun mempengaruhi kualitas hidup diantaranya muncul berbagai macam

penyakit, penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh.

Menurunnya status kesehatan lansia menyebabkan kesulitan memenuhi kebutuhan

perawatan diri (self care) seperti mandi, berpakaian, berpindah secara mandiri

(Brett,dkk. 2012).

Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki status

kesehatan dalam kategori sehat. Hal ini dapat terjadi karena persyaratan awal lansia

dapat tinggal di Panti Werdha adalah sehat berdasarkan surat keterangan

pemeriksaan dari dokter dan dituntut mandiri dalam memenuhi kebutuhan perawatan

dirinya. Kategori sehat pada lansia ditunjukkan dengan tidak adanya kondisi yang

mengganggu aktivitasnya sehari – hari dan dapat secara mandiri melakukan

perawatan diri (self care) berupa mandi, eliminasi, berpakaian dan makan.

Sedangkan lansia yang dalam kategori sakit awal masuk panti sehat, namun dengan

67

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

bertambahnya usia mengalami masalah kesehatan seperti fraktur, stroke dan penyakit

lain yang berpengaruh dengan aktivitas pemenuhan perawatan dirinya.

Panti Werdha telah menyelenggarakan program dengan memberikan

responden berbagai penyuluhan dari petugas kesehatan maupun mahasiswa yang

berkunjung. Sehingga penyuluhan kesehatan memberikan peran penting dalam

meningkatkan status kesehatan lansia yang berhubungan dengan pemenuhan

perawatan diri (self care).

5.2.4 Kemampuan Perawatan Diri (Self Care Agency) dengan Perawatan Diri

(Self Care).

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kemampuan perawatan diri (self care agency) sangat baik, dari data tersebut

didapatkan kemampuan perawatan diri (self care agency) dengan perawatan diri (self

care) memiliki hubungan yang signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramli,

2015 tentang analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. Penelitian tersebut mendapatkan hasil dari

observasi dan uraian kuesioner yaitu sebesar (56,4%) responden kemampuan

fisiknya menurun, sehingga kurang mampu dalam melakukan perawatan diri (self

care) dengan baik, dan uji statistik manunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara kemampuan fisik dengan perawatan diri lansia. Sejalan dengan teori Orem,

2001 menjelaskan bahwa seorang individu dalam melakukan perawatan diri (self

care) harus mempunyai kemampuan dalam perawatan diri yang disebut sebagai

68

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

kemampuan perawatan diri (self care agency). Individu yang terlibat dalam self care

memiliki tuntutan kemampuan bertindak, yaitu kekuatan untuk bertindak secara

mandiri untuk mengendalikan faktor yang memengaruhi fungsi diri dan

perkembangan mereka.

Hasil data menunjukkan kemampuan perawatan diri (self care agency) yang

dimiliki lansia di Panti Werdha didapati presentase terendah yang perlu ditingkatkan

adalah kontribusi atau interaksi dengan lansia lainnya. Hal ini sesuai dengan data

presentase tertinggi bahwa lansia menganggap teman terbaiknya adalah diri sendiri.

Sedangkan hasil presentase terkait perawatan diri (self care) lansia yang paling baik

terkait mandinya, rata-rata lansia di Panti Werdha masih dapat ke kamar mandi

secara mandiri. Namun, perawatan diri lansia yang memiliki presentase terendah

yaitu pada aspek makan. Karena sebagian besar lansia untuk makannya diambilkan

oleh petugas/perawat panti dan tidak selalu habis. Sehingga perlu adanya pelatihan

kepada lansia yang masih dapat mandiri untuk mengambil makanannya sendiri agar

tetap aktif. Harapan yang ada terwujudnya kekuatan dan kemampuan perawatan diri

yang dimiliki lansia tetap baik dan dapat memenuhi perawatan dirinya (self care).

69

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

69

BAB 6

KESIMPULAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran hasil penelitian

terkait analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) di Panti

Werdha Surabaya.

6.1 Kesimpulan

Simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Usia tidak ada hubungannya dengan perawatan diri (self care). Rata - rata lansia

dalam penelitian ini termasuk dalam kategori lansia tua berusia 80 tahun

sebanyak 10 orang. Pada usia tersebut kemampuan perawatan diri seseorang

cenderung mengalami penurunan dan kelemahan. Namun, hasil penelitian usia

lansia yang semakin tua tidak selalu mengalami masalah perawatan diri.

2. Jenis kelamin dengan perawatan diri terdapat hubungan. Data distribusi

menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan

sejumlah 80 lansia.

3. Status kesehatan responden didapatkan adanya hubungan dengan perawatan diri

(self care). Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam

kategori sehat berdasarkan status kesehatan, sehingga untuk perawatan diri (self

care) masih baik/sangat baik.

4. Kemampuan perawatan diri (self care agency) responden ada hubungan dengan

perawatan diri (self care). Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas

70

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

responden masuk dalam ketegori kemampuan perawatan diri (self care agency)

sangat baik.

5. Faktor dominan yang paling berhubungan dengan perawatan diri (self care)

lansia yaitu status kesehatan. Lansia yang status kesehatannya dalam kategori

sehat maka sebagian besar terkait perawatan dirinya baik maupun sangat baik.

Sedangkan yang kategori status kesehatannya sakit maka sebagian besar

perawatan dirinya tergolong dalam kategori kurang atau cukup.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Bagi responden setelah adanya pengetahuan terkait faktor - faktor yang

berhubungan dengan perawatan diri dapat memaksimalkan dan

mempertahankan terutama dalam status kesehatan dan self care agency. Usia

yang semakin bertambah tidak dijadikan patokan ketidakmampuan dalam

beraktivitas.

2. Bagi perawat

Bagi perawat di Panti Werdha dapat memberikan arahan dan penyuluhan

kepada lansia untuk mandiri dalam beraktivitas apabila mampu memenuhi

kebutuhannya. Serta memperhatikan dan mengatur program/aktivitas yang

dapat memaksimalkan dan mempertahankan status kesehatan serta kemampuan

perawatan diri (self care agency) yang dimiliki. Sehingga perawatan diri (self

care) lansia tetap dapat mandiri.

71

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi tentang faktor –

faktor lain yang mempengaruhi perawatan diri (self care) lansia serta dengan

jumlah responden yang lebih banyak.

4. Bagi Panti Werdha Surabaya

Bagi Panti Werdha Surabaya dapat mengadakan atau mengikutsertakan lansia

dalam berbagai aktivitas yang mampu diikuti, seperti cek kesehatan, senam dan

mengambil makan sendiri. Harapannya agar status kesehatan lansia tetap baik

dan perawatan diri dapat terpenuhi.

72

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. and Tomey, A. M. (2006). Nursing Theorists and Their Work. 6th ed.

Missouri : Mosby

Aini N. 2018. Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya dalam Keperawatan.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. ISBN: 978-979-796-324-8. 226

hlm.

Anwar, Uci Ramadhani. 2018. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan

Perawatan Diri Lansia di Posdaya Sumanik Sehat Nagari Sumanik Kec.

Salimpaung Kabupaten Tanah Datar 2018. Skripsi. Keperawatan Gerontik.

Universitas Andalas. Ariyani, A.M. 2013. Lansia di Panti Werdha (Study Deskriptif Mengenai Proses

Adaptasi Lansia Di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya). Skripsi.

Antropologi FISIP. Universitas Airlangga: Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Aswin, Laurentius. 2003. Permasalahan Lanjut Usia di Daerah Perdesaan Terpencil.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(5), 201-211.

Azizah, L. M. (2011) Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta. Graha Ilmu

BPS (2013) Statistik Indonesia 2013, Katalog BPS. Doi: 10.1007/s13398-014-0173-

7.2. Brett, C.E., Gow, A.J, Corley, J., Pattie, A., Starr, J.M & Deary, I.J. (2012).

Psychosocial factors and health as determinats of quality of life in

community-dwelling older adults. Qual Life Res, 21, 505-516. doi:

10.1007/s11136-011-9951-2 Cigolle CT, Langa KM, Kabeto MU, Tian Z, Blaum CS. 2007. Geriatric conditions

and disability: the health and retirement study. American College of

Physicians.147(3):156-164.

Coyle, R. L. (2000). Information retrieval of self-care and dependent care agents

using net wellness [dissertation]. Ohio: The College of Nursing of Cincinnati

University. Damasio, B. F. and Koller, S.H. 2013. The Appraisal of Self-Care Agency Scale -

Revised (ASAS-R): adaptation and construct validity in the Brazilian context /

72

73

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Escala de Avaliação de Agenciamento de Autocuidados - Revisada (ASAS-R).

Cad. Saude Publica. Brasil: Universidade Federal do Rio Grande do Sul, Porto

Alegre. ISSN : 0102-311X Vol.29 no. 10

Damayanti, E. 2017. Analisis Faktor Berhubungan dengan Pemenuhan Kebutuhan

Perawatan Diri (self care) Lansia di UPTD Griya Werdha dan Rumah

Usiawan Panti Surya. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga:

Surabaya

DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of nursing: Standards and

practice. 2nd Ed. New York: Thomson Delmar Learning

Eddings, M. 2012. Self Care Agency and Self Care Practice of Adult African

Americans with Type 2 Diabetes. A Thesis. North Carolina: The Faculty of

Gardner-Webb University School of Nursing. Paper 124

Efendi, Ferry & Makhfud. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Fassino S, LeombruniP, Abbate Daga G, Brustolin A, Rovera G G, Fabris F. Quality

of life indepen dentolder adults living at home. Arch Gerontol Geriatr.

2002;35 (1):9–20.[PubMed: 14764339].

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga

Fatmah. 2010. Pengertian lanjut usia. Jakarta: Erlangga

Fitrie Uraningsari, M As’ad Djalali, 2016. Penerimaan Diri, Dukungan Sosial dan

Kabahagiaan pada Lanjut Usia. Persona, jurnal Psikologi Indonesia.

Universitas 17 Agustus 1945: Surabaya Januari 2016, No. 01, hal 15-27

Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR (1975). "Mini-mental state". A practical

method for grading the cognitive state of patients for the clinician". Journal of

Psychiatric Research 12 (3): 189–98.

Hardiwinoto, Setiabudhi, 2007. Panduan Gerontologi. Jakarta : Pustaka Utama.

Hu, H., Li, G., & Arao, T. (2013). Prevalence rates of self-care behaviours and

related factors in a rural hypertension population: A questionnaire survey.

International Journal of Hypertension, 2013, 1–8.

Irwan, Andi Masyitha, Kitaoka, K. et al. 2016. Self-care practices and health-seeking

behavior among older persons in a developing country: Theories-based

research’, International Journal of Nursing Sciences. Elsevier Ltd, 3(1), pp.

74

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

11–23. doi: 10.1016/j.ijnss.2016.02.010.

Julie A. Nelson-McEvers.1995.Measurement of Self-Care Agency in a

Noninstitutionalized Elderly Population. Master Thesis. Grand Valley State

University

Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of clinical geriatris.

6thed. New York, NY: McGraw-Hill.

Kharisna, D., Ropi, H. and Rahayu, U. 2018. The Factors that are Related to Self-

Care Agency in Patients with Hypertension, Jurnal Keperawatan

Padjadjaran. doi: 10.24198/jkp.v6i1.301.

Kearney, B.Y. & Fleischer, B.J. (1979). Development of an instrument to measure

self-care agency. Research in Nursing and Health. 2(1). 25-34.

Kemenkes RI. 2013 Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela

Data dan Informasi Kesehatan. ISSN 2088 – 270X

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Kemenkes RI. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia)di Indonesia. Infodatin Pusat Data

dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. ISSN 2442-7659. Kemenkes RI. 2017 Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta Selatan : Pusat Bahasa dan

Informasi.

Kim H.S. 2016. The Effects Of Elderly Diabetic Patients Self-Care Agency On Their

Self-Care Bahaviour . Indian Journal of Science and Technology

Kushariyadi, 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika.

Jakarta

Muhlisin Abi dan Irdawati. 2010. Teori Self Care dari Orem dan Pendekatan dalam

Praktek Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2. No.

2. Juni 2010, 97-100

Ni Made, Sumartyawati. et al. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Perawatan Mandiri Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW)

Puspakarma Mataram. Stikes Mataram. Prima: Jurnal Ilmiah Ilmu

Kesehatan.Vol.2 No.2

75

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.

Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi

4. Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Orem, DE (2001). Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis

Potter, P. A & Perry, A. G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi

ketujuh, buku ketiga. Jakarta: EGC Rahayu, Vita Putri. 2018. Peran Dinas Sosial Kota Surabaya dalam Peningkatan

Kesejahteraan Sosial Lansia (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya. Skripsi. S1 Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri

Surabaya

Ramawati, D. (2012). Kemampuan perawatan diri anak tuna grahita berdasarkan

faktor eksternal dan internal anak, Jurnal Keperawatan Indonsia, 15(2), pp.

89–96.

Ramli, R. (2015). Analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri lansia di

panti sosial tresna werdha budi luhur jambi, 1(1), pp. 1–11.

Räsänen, P. M. et al. (2014). Factors associated with the self-care of home-dwelling

older people, Journal of Nursing Education and Practice, 4(8). doi:

10.5430/jnep.v4n8p90.

Rohedi. S. et. al. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia dalam Activities Daily Living Di

Panti Sosial Tresna Werdha Senja Rawi. Prodi D3 Keperawatan FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia

Vol.2 No. 1 Juli 2016

Setiawati. D. 2016. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Perawatan

Diri pada Lansia di Desa Windujaya Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten

Banyumas. Bachelor Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Situmorang. 2010. Data Penelitian; Menggunakan Program SPSS. Medan: USU

Press

76

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Sipayung, E. et al, 2015. Pelaksanaan Program Pendampingan Lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Karitas Cimahi. Jurnal Family Edu. Departemen PKK

FPTK UPI. Vol 1 No. 1 April 2015

Siyoto Sandu dan Sodik Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Literasi

Media Publishing

Sousa V. D., Zauszniewski J. A., Zeller R. A., & Neese J. B. (2008). Factor Analysis

of The Appraisal of Self Care Agency Scale in American Adults with Diabetes

Mellitus. The Diabetes Educators, 34, 98-108. Suhartini, R. Tesis, 2007. Faktor-faktor Kondisi Kesehatan, Kondisi ekonomi, dan

kondisi sosial terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia. Surabaya : Program

Pasca Sarjana Unesa.

Sumantri. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana Prenada Media

Grup Sutikno, E. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di

Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tabara, S. A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Personal Hygiene

Pada Lansia Di Kelurahan Bangetayu Wetan Semarang, Biomass Chem Eng,

p. 97 halaman.

Tani, V.A, Siwu, J. R. S. (2017). Hubungan Konsep Diri dengan Perawatan Diri

pada Lansia di Bplu Senja Cerah Propinsi Sulawesi Utara, 5(2).

Taylor, S., & Renpenning, K. (2011). Self Care Science, Nursing Theory and

Evidence Based Practice. New York: Springer Publishing Company, LLC.

Vilda Ana, Eko Hartini. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.

Deepublish ISBN : 6024758111, 9786024758110

Waltz, C. F., Strickland, O. L., and Lenz, E. R. (2010). Measurement in Nursing and

Health Research, 4th ed. New York: Springer Publishing Company

Wulandari, R. (2017). Description Of Independence Level Elders to Fulfill

ADL(Activity Daily Living, Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and

Midwifery), 1(2), pp. 155–159. doi: 10.26699/jnk.v1i2.art.p155-159.

Yeni, F. et al. (2018) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perawatan

Sumanik Kec . Salimpaung Kabupaten Tanah Datar 2018.

77

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENJELASAN PENELITIAN BAGI RESPONDEN PENELITIAN

1. Judul Penelitian

Analisis faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang

tinggal di Panti Werdha di Surabaya

2. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Analisa faktor yang berhubungan dengan perawatan diri (self care) lansia yang

tinggal di panti Werdha di Surabaya.

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi hubungan antara usia dengan perawatan diri (self care)

lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

2) Mengidentifikasi hubungan antara jenis kelamin dengan perawatan diri (self

care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

3) Mengidentifikasi hubungan antara kesehatan dengan perawatan diri (self

care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

4) Mengidentifikasi hubungan antara kemampuan perawatan diri (self care

agency) dengan perawatan diri (self care) lansia di Panti Werdha Surabaya.

5) Mengidentifikasi hubungan faktor yang berhubungan dengan perawatan diri

(self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

3. Menganalisis hubungan antara usia, jenis kelamin, status kesehatan, serta

kemampaun perawatan diri (self care agency) dengan pemenuhan kebutuhan

perawatan diri (self care) lansia di yang tinggal Panti Werdha di Surabaya.

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, sehingga subjek yang menjadi

responden akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan oleh peneliti

dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi dan apa yang dialami oleh subjek.

Identitas dari responden akan disamarkan dengan tidak menuliskan nama pada saat

mengisi kuesioner. Pengambilan data melalui pengisian kuesioner dilakukan dalam

waktu kurang lebih 15-20 menit.

4. Manfaat Penelitian Bagi Subjek Penelitian

Responden pada penelitian ini akan mendapatkan manfaat berupa pengetahuan

tambahan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan Perawatan

diri (self care) lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya.

78

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

5. Hak untuk Undur Diri

Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela dan tidak

memaksa. Responden berhak memutuskan untuk mengundurkan diri dan/atau

menghentikan proses pengisian kuesioner kapanpun, tanpa ada konsekuensi

apapun yang merugikan responden apabila penelitian ini dirasa memberatkan.

6. Kerahasiaan Data

Semua data dan informasi yang diperoleh selama penelitian akan dijaga

kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek penelitian

secara jelas dan pada laporan hasil penelitian, nama subjek penelitian dibuat kode.

Data nantinya akan disajikan sebagai hasil dari penelitian dengan tetap menjaga

kerahasiaan identitas responden untuk keperluan pengembangan ilmu keperawatan

serta tidak digunakan untuk maksud lain.

7. Bahaya Potensial

Tidak ada bahaya yang ditimbulkan dalam penelitian baik selama penelitian

maupun setelah penelitian yang diakibatkan oleh keterlibatan responden dalam

penelitian ini. Penelitian ini tidak memiliki risiko tinggi terjadinya suatu bahaya

ataupun luka fisik, karena metode yang digunakan yaitu tanya jawab dan

kuesioner. Perlu adanya persiapan P3K ketika berlangsungnya proses pengambilan

data untuk siaga apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada responden.

Sehingga apabila cedera atau luka muncul secara tiba-tiba pada responden dapat

dilakukan penanganan/pertolongan sedini mungkin.

8. Adanya Insentif untuk Subjek

Sebagai tanda terimakasih karena subjek bersedia untuk menjadi responden dan

ikut serta dalam penelitian ini maka responden yang telah mengisi kuesioner akan

mendapatkan souvenir berupa waslap atau kipas dari peneliti.

9. Informasi Tambahan

Apabila ada hal yang kurang jelas dari penjelasan peneliti atau ada sesuatu yang

ingin ditanyakan berkaitan dengan penelitian ini, subjek dapat menghubungi

peneliti:

Nama : Sagita Wulan Sari

Mahasiswai : S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAIR Surabaya

No. Telp/WA : 085707776396

Email :[email protected]

79

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sagita Wulan Sari

NIM : 131511133021

Adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga yang sedang melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI (SELF

CARE) LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DI SURABAYA”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya dipergunakan

untuk kepentingan dalam penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi

responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan mengundurkan diri maka

diperbolehkan untuk mengundurkan diri dari penenlitian ini. Apabila Bapak/Ibu

bersedia menjadi responden, maka saya mohon kesediannya Bapak/Ibu untuk

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan menjawab semua

pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Atas bantuan dan kerjasamanya yang baik saya ucapkan terima kasih.

Surabaya, 06 Juni 2019

Peneliti Peneliti

Sagita Wulan Sari

80

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

No Kode (diisi peneliti) :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai:

1. Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perawatan

Diri (self care) Lansia yang tinggal di Panti Werdha di Surabaya”

2. Perlakuan yang akan diterapkan pada responden

3. Manfaat ikut sebagai responden penelitian

4. Bahaya yang akan timbul

5. Prosedur Penelitian

6. Kerahasiaan data penelitian

dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai

segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya

bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi responden penelitian dengan

penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak

manapun.

Surabaya, ……………………. 2019

Peneliti, Responden,

(Sagita Wulan Sari) (…………………………………….)

Saksi,

(……………………………..……)

81

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 4

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

INSTRUMEN MMSE (MINI MENTAL STATE EXAMINATION)

No Responden :

Nama

Pewawancara :

Umur Responden :

Tanggal

Wawancara :

Pendidikan : Jam mulai :

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Nilai

Maksimum

Nilai

Responden

ORIENTASI

5 Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?

5

Sekarang kita berada di mana?

(Nama rumah sakit atau instansi)

(Instansi, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)

REGISTRASI

3

Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya:

(bola, kursi, sepatu). Satu detik untuk tiap benda. Kemudian

mintalah responden mengulang ketiga nama benda tersebut.

Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih

salah ulangi penyebutan ketiga nama tersebut sampai

responden dapat mengatakannya dengan benar:

Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : ______ kali

ATENSI DAN KALKULASI

5

Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke

bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65).

Kemungkinan lain ejaan kata dengan lima huruf, misalnya

82

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

'DUNIA' dari akhir ke awal/ dari kanan ke kiri :'AINUD'

Satu (1) nilai untuk setiap jawaban benar.

MENGINGAT

3

Tanyakan kembali nama ketiga benda yang telah disebut di

atas.

Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar

BAHASA

9

a. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil dan

arloji (2 nilai)

b. Ulangi kalimat berikut :"JIKA TIDAK, DAN

ATAU TAPI" (1 nilai)

c. Laksanakan 3 perintah ini :

Peganglah selembar kertas dengan tangan

kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan

letakkan di lantai (3 nilai)

d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut

"PEJAMKAN MATA ANDA" (1 nilai)

e. Tulislah sebuah kalimat ! (1 nilai)

f. Tirulah gambar ini ! (1 nilai)

Jam Selesai : Tempat Wawancara:

Gambar 1. Mini Mental State Examination (MMSE) (Setiati,2007).

83

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Tabel 1. Interpretasi MMSE (Folstein, 1975).

Metode Skor Interpretasi

Single Cutoff <24 Abnormal

Range <21

>25

Kemungkinan demesia lebih besar

Kemungkinan demesia lebih kecil

Pendidikan 21

<23

<24

Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP

Abnormal pada tingkat pendidikan SMA

Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi

Keparahan 24-30

18-23

0-17

Tidak ada kelainan kognitif

Kelainan kognitif ringan

Kelainan kognitif berat

84

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

*) Coret salah satu

Lampiran 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah pernyataan ini dengan baik dan benar.

2. Pilihlah hanya satu jawaban dan usahakan semua tidak ada yang terlewat.

3. Isilah kuesioner ini dengan JUJUR sesuai dengan keadaan masing – masing.

4. Anda diperbolehkan bertanya kepada peneliti, apabila kesulitan atau kurang

jelas.

5. Seluruh pertanyaan dalam kuesioner dianjurkan untuk di isi seluruhnya, agar

dapat diolah dan dianalisis hasilnya.

Kuesioner Identitas Responden :

No

Keterangan :

1. No Responden

2. Usia

3. Jenis Kelamin Laki – laki

Perempuan

4. Pendidikan SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Tidak Sekolah

85

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 6

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

EXERCISE OF SELF CARE AGENCY SCALE

Petunjuk umum

1. Setiap orang berbeda keyakinan dalam kesehatannya.

2. Tidak ada jawaban yang benar atau salah terhadap kuesioner ini.

3. Harap melingkari nomor yang paling menunjukkan seberapa banyak pernyataan

masing-masing yang sesuai dengan diri Anda.

No. Pertanyaan Semua

Tidak

Mengg

am-

barkan

Saya

Sediki

t

Meng

gam-

barka

n

Saya

Cukup

Mengga

m-

barkan

Saya

Mengg

ambar-

kan

Saya

Sangat

Mengg

am-

barka

n Saya

1. Saya dengan senang hati biasa melakukan

hal yang dapat meningkatkan kesehatan saya.

1 2 3 4 5

2. Saya mencintai diri saya sendiri 1 2 3 4 5

3. Saya sering merasa kekurangan energi untuk

merawat kesehatan saya.

1 2 3 4 5

4. Saya mengerti bagaimana mendapatkan

informasi yang saya butuhkan ketika

kesehatan saya melemah.

1 2 3 4 5

5. Saya bangga dapat melakukan hal yang

membuat saya tetap sehat

1 2 3 4 5

6. Saya cenderung mengabaikan kebutuhan

pribadi saya.

1 2 3 4 5

7. Saya mengetahui kelemahan dan kekuatan

saya.

1 2 3 4 5

8. Saya sering menunda melakukan hal apabila

baik bagi saya.

1 2 3 4 5

9. Saya membuat keputusan sendiri. 1 2 3 4 5

10. Saya melakukan kegiatan tertentu agar tidak

sakit.

1 2 3 4 5

86

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

11. Saya berusaha untuk lebih baik. 1 2 3 4 5

12. Saya makan dengan seimbang 1 2 3 4 5

13. Saya mengeluh banyak hal yang

mengganggu, tanpa melakukan sesuatu.

1 2 3 4 5

14. Saya melakukan hal terbaik untuk menjaga

kesehatan.

1 2 3 4 5

15. Saya berharap untuk mencapai puncak

kesehatan saya.

1 2 3 4 5

16. Saya memperoleh waktu dan perawatan yang

diperlukan untuk menjaga kesehatan saya.

1 2 3 4 5

17. Saya menindaklanjuti keputusan saya. 1 2 3 4 5

18. Saya tidak tertarik untuk belajar tentang

tubuh saya dan bagaimana fungsinya.

1 2 3 4 5

19. Saya percaya hidup adalah kebahagiaan. 1 2 3 4 5

20. Saya percaya saya tidak bisa baik bagi orang

lain, jika saya tidak baik untuk diri saya

sendiri.

1 2 3 4 5

21. Saya tidak membuat rencana khusus untuk

mempromosikan kesehatan saya.

1 2 3 4 5

22. Saya memahami tubuh saya dan fungsinya 1 2 3 4 5

23. Saya jarang melakukan perubahan untuk

kesehatan saya.

1 2 3 4 5

24. Saya adalah teman terbaik bagi diri saya. 1 2 3 4 5

25. Saya mengambil perawatan terbaik untuk

saya.

1 2 3 4 5

26. Saya memiliki jadwal tidur dan olahraga. 1 2 3 4 5

27. Saya tertarik belajar tentang berbagai proses

penyakit dan bagaimana pengaruhnya bagi

saya.

1 2 3 4 5

28. Saya memiliki sedikit kontribusi untuk orang

lain.

1 2 3 4 5

29. Saya mengetahui makanan yang baik untuk

kesehatan.

1 2 3 4 5

30. Saya tertarik mempelajari tentang tubuh saya

dan fungsinya.

1 2 3 4 5

31. Saya mencari informasi untuk merawat diri

saya sendiri.

1 2 3 4 5

32. Saya merasa menjadi lansia yang berharga. 1 2 3 4 5

33. Saya ingat hasil cek kesehatan yang terakhir. 1 2 3 4 5

34. Saya mengetahui diri saya dan kebutuhan

saya.

1 2 3 4 5

35. Saya bertanggung jawab atas tindakan saya

sendiri.

1 2 3 4 5

87

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 7

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KUESIONER PEMENUHAN PERAWARATAN DIRI (SELF CARE)

Beri tanda check list (√) pada tempat yang sesuai dengan jawaban anda.

No Pernyataan Tidak

pernah

Kadang

-kadang

Sering Selalu

Makan

1. Saya mengambil makanan dan minuman sendiri tanpa

bantuan orang lain

2. Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

3. Saya dapat mengunyah dan menelan semua jenis

makanan baik sayur maupun lauknya

4. Saya makan dengan bersih dan tidak berceceran

5. Saya menghabiskan semua makanan yang telah

disediakan

Eliminasi

6. Saya BAB di WC

7. Saya BAK di kamar mandi

8. Saya membersihkan dubur setelah BAB

9. Saya membersihkan alat kelamin setelah BAK

10. Saya tidak menggunakan diapers untuk BAK dan

BAB

Berhias

11. Saya mengganti pakaian bersih dan kering setelah

mandi

12. Saya dapat mengancingkan dan memakai baju sendiri

13. Saya menyisir rambut ketika rambut saya sudah

berantakan

88

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

14. Saya memotong kuku, ketika kuku saya sudah panjang

15. Saya masih senang berhias (berdandan bagi

perempuan, mencukur bagi laki – laki)

Mandi

16. Saya mandi 2x sehari

17. Saya keramas 2x perminggu

18. Saya dapat mandi sendiri di kamar mandi

19. Saya mandi sendiri atas kemauan tanpa menunggu

diperintah mandi

20. Saya menggunakan handuk setelah mandi untuk

mengeringkan badan

89

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 8

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR IZIN PENGGUNAAN INSTRUMEN

Izin Menggunakan Kuesioner Self care untuk Lansia

yang tinggal di Panti

90

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 9

91

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 10

92

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 11

93

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 12

94

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 13

95

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 14

96

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 15

97

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 16

98

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Kode Usia Jenis

Kelamin

Status

Kesehatan

Self Care

Agency

Self Care

1 74 2 2 4 4

2 75 2 2 4 4

3 61 2 2 3 4

4 64 2 2 4 4

5 80 2 2 2 4

6 75 2 2 3 4

7 70 2 2 4 3

8 60 2 2 4 4

9 70 2 2 4 4

10 72 2 2 4 4

11 90 2 2 3 4

12 69 2 2 3 4

13 66 2 2 4 4

14 85 2 2 4 4

15 65 2 2 4 4

16 68 2 2 3 4

17 70 2 2 3 4

18 74 2 2 4 4

19 94 2 2 3 4

20 76 2 2 4 4

21 66 2 2 3 4

22 76 1 2 4 4

23 74 1 2 3 4

24 72 1 2 4 4

25 97 1 2 4 4

26 80 1 2 4 4

27 76 1 2 4 4

28 65 1 2 3 4

29 72 1 2 4 4

30 64 1 2 3 4

31 80 1 2 3 4

32 75 1 2 4 4

33 64 1 2 4 4

34 73 1 2 4 4

35 63 1 2 3 3

36 68 1 2 4 4

37 150 1 2 4 4

Lampiran 17

99

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

38 67 1 2 4 4

39 73 1 2 4 4

40 89 1 2 4 4

41 74 1 2 3 4

42 76 2 1 3 1

43 65 2 1 2 1

44 63 2 1 2 1

45 73 2 1 2 1

46 85 2 1 2 1

47 78 2 1 2 1

48 90 2 1 2 1

49 67 2 2 4 4

50 62 2 2 4 4

51 75 2 1 3 1

52 95 2 2 4 4

53 72 2 2 4 3

54 76 2 2 3 2

55 76 2 2 3 2

56 68 2 1 3 2

57 80 2 2 3 4

58 80 2 2 3 3

59 79 2 2 4 4

60 75 2 2 4 4

61 83 2 2 4 4

62 72 2 2 4 4

63 75 2 2 4 4

64 72 2 2 4 4

65 61 2 2 4 4

66 80 2 2 4 4

67 66 2 2 4 4

68 87 2 2 4 4

69 85 2 2 4 4

70 66 2 2 3 4

71 84 2 2 4 4

72 77 2 2 3 3

73 75 2 2 4 4

74 80 2 2 4 4

75 72 2 2 4 4

76 80 2 2 4 4

77 74 2 1 3 1

78 86 2 1 3 2

79 76 2 2 4 4

100

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Keterangan :

1) Jenis Kelamin :

a) Laki-laki = 1

b) Perempuan = 2

2) Status Kesehatan :

a) Sakit = 1

b) Sehat = 2

3) Self Care Agency :

a) Kurang = 1

80 70 2 1 3 2

81 100 2 1 2 2

82 78 2 1 3 3

83 82 2 2 3 3

84 75 2 2 4 4

85 75 2 1 3 3

86 74 2 2 4 4

87 88 2 2 4 4

88 73 2 2 4 4

89 80 2 2 4 4

90 79 2 1 3 2

91 80 2 2 4 4

92 73 2 2 4 4

93 86 2 2 4 4

94 77 2 2 4 4

95 76 2 2 4 4

96 79 2 2 4 4

97 70 2 2 4 4

98 74 1 2 4 4

99 88 1 2 4 4

100 95 1 1 3 2

101 81 2 2 4 4

102 81 2 2 4 4

103 74 2 2 4 4

a) Cukup = 2

b) Baik = 3

c) Sangat Baik = 4

4) Self Care :

a) Kurang = 1

b) Cukup = 2

c) Baik = 3

d) Sangat Baik = 4

101

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 18

Data Distribusi Penelitian

Npar Tests

Analisa Univariat

1. Usia

Usia

Usia Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 60 1 1.0 1.0 1.0

61 2 1.9 1.9 2.9

62 1 1.0 1.0 3.9

63 2 1.9 1.9 5.8

64 3 2.9 2.9 8.7

65 3 2.9 2.9 11.7

66 4 3.9 3.9 15.5

67 2 1.9 1.9 17.5

68 3 2.9 2.9 20.4

69 1 1.0 1.0 21.4

70 5 4.9 4.9 26.2

72 7 6.8 6.8 33.0

73 5 4.9 4.9 37.9

Statistics

Umur Jenis

Kelamin

Status

Kesehatan

Self Care

Agency

Self Care

N Valid 103 103 103 103 103

Missing 0 0 0 0 0

Mean 76,41 1,78 1,83 3,49 3,50

Median 75,00 2,00 2,00 4,00 4,00

Mode 80 2 2 4 4

Std. Deviation 11,091 ,418 ,373 ,803 ,969

Minimum 60 1 1 1 1

Maximum 150 2 2 4 4

102

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

74 8 7.8 7.8 45.6

75 9 8.7 8.7 54.4

76 8 7.8 7.8 62.1

77 2 1.9 1.9 64.1

78 2 1.9 1.9 66.0

79 3 2.9 2.9 68.9

80 10 9.7 9.7 78.6

81 2 1.9 1.9 80.6

82 1 1.0 1.0 81.6

83 1 1.0 1.0 82.5

84 1 1.0 1.0 83.5

85 3 2.9 2.9 86.4

86 2 1.9 1.9 88.3

87 1 1.0 1.0 89.3

88 2 1.9 1.9 91.3

89 1 1.0 1.0 92.2

90 2 1.9 1.9 94.2

94 1 1.0 1.0 95.1

95 2 1.9 1.9 97.1

97 1 1.0 1.0 98.1

100 1 1.0 1.0 99.0

150 1 1.0 1.0 100.0

Total 103 100.0 100.0

2. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 23 22.3 22.3 22.3

perempuan 80 77.7 77.7 100.0

Total 103 100.0 100.0

3. Status Kesehatan

Status Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid sakit 17 16.5 16.5 16.5

sehat 86 83.5 83.5 100.0

Total 103 100.0 100.0

4. Kemampuan Perawatan Diri (Self Care Agency)

Self Care Agency

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

103

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Valid kurang 0 0.0 0.0 0.0

cukup 8 7.8 7.8 7.8

baik 31 30.1 30.1 37.9

sangat baik 64 62.1 62.1 100.0

Total 103 100.0 100.0

5. Perawatan Diri (Self Care)

Self care

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid kurang 9 8.7 8.7 8.7

cukup 8 7.8 7.8 16.5

baik 8 7.8 7.8 24.3

sangat baik 78 75.7 75.7 100.0

Total 103 100.0 100.0

Analisa Bivariat

Nonparametric Correlations

Correlations

Self Care Usia

Spearman's

rho

Self

Care

Correlation Coefficient 1.000 -.072

Sig. (2-tailed) . .468

N 103 103

usia Correlation Coefficient -.072 1.000

Sig. (2-tailed) .468 .

N 103 103

Correlations

Self Care Jenis Kelamin

Spearman's rho

Self Care Correlation Coefficient

1.000 -.202*

Sig. (2-tailed) . .041

N 103 103

Jenis

kelamin

Correlation

Coefficient

-.202* 1.000

Sig. (2-tailed) .041 .

N 103 103

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Self Care Status

Kesehatan

104

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Spearman's

rho

Self Care Correlation

Coefficient

1.000 .837**

Sig. (2-tailed) . .000

N 103 103

Status

Kesehatan

Correlation

Coefficient

.837** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 103 103

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Self Care Self Care

Agency

Spearman's

rho

Self Care Correlation

Coefficient

1.000 .682**

Sig. (2-tailed) . .000

N 103 103

Self Care

Agency

Correlation

Coefficient

.682** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 103 103

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Analisis Multivariat

Case Processing Summary

N Marginal

Percentage

Self Care kurang 9 8.7%

cukup 8 7.8%

baik 8 7.8%

sangat baik 78 75.7%

SCA cukup 8 7.8%

baik 31 30.1%

sangat baik 64 62.1%

Jenis kelamin laki-laki 23 22.3%

perempuan 80 77.7%

Status kesehatan sakit 17 16.5%

sehat 86 83.5%

Valid 103 100.0%

Missing 0

Total 103

105

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Frekuensi dan presentase nilai kuesioner self care agency

No. Pernyataan Kriteria F %

1. Saya dengan senang hati biasa melakukan hal yang dapat

meningkatkan kesehatan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 23 22.3

Cukup menggambarkan saya 10 9.7

Menggambarkan saya 27 26.2

Sangat menggambarkan saya 41 39.8

2. Saya mencintai diri saya sendiri Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 1 1.0

Cukup menggambarkan saya 9 8.7

Menggambarkan saya 38 36.9

Sangat menggambarkan saya 55 53.4

Lampiran 19

106

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

3.

Saya tidak merasa kekurangan energi

untuk merawat kesehatan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 14 13.6

Cukup menggambarkan saya 22 21.4

Menggambarkan saya 41 39.8

Sangat menggambarkan saya 24 23.3

4. Saya mengerti cara mendapatkan informasi yang saya butuhkan ketika

kesehatan saya melemah.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 13 12.6

Cukup menggambarkan saya 23 22.3

Menggambarkan saya 41 39.8

Sangat menggambarkan saya 24 23.3

5. Saya bangga dapat melakukan hal

yang membuat saya tetap sehat

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 22 21.4

Cukup menggambarkan saya 11 10.7

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 44 42.7

6. Saya tidak mengabaikan kebutuhan

pribadi saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 14 13.6

Menggambarkan saya 26 25.2

Sangat menggambarkan saya 40 38.8

7. Saya mengetahui kelemahan dan

kekuatan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 14 13.6

Cukup menggambarkan saya 22 21.4

Menggambarkan saya 40 38.8

Sangat menggambarkan saya 25 24.3

8. Saya tidak menunda melakukan hal

yang baik bagi saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 22 21.4

Cukup menggambarkan saya 12 11.7

Menggambarkan saya 25 24.3

Sangat menggambarkan saya 42 40.8

107

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

9. Saya membuat keputusan sendiri. Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0

Sedikit menggambarkan saya 7 6.8

Cukup menggambarkan saya 17 16.5

Menggambarkan saya 39 37.9

Sangat menggambarkan saya 39 37.9

10. Saya melakukan kegiatan tertentu

agar tidak sakit.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 12 11.7

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 44 42.7

11. Saya berusaha untuk lebih baik. Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 22 21.4

Cukup menggambarkan saya 10 9.7

Menggambarkan saya 28 27.2

Sangat menggambarkan saya 41 39.8

12. Saya makan dengan seimbang Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 22 21.4

Cukup menggambarkan saya 12 11.7

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 43 41.7

13. Saya tidak mengeluh ketika banyak hal yang mengganggu, dengan

melakukan sesuatu.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 9 8.7

Cukup menggambarkan saya 24 23.3

Menggambarkan saya 51 49.5

Sangat menggambarkan saya 17 16.5

14. Saya melakukan hal terbaik untuk

menjaga kesehatan.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 13 12.6

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 43 41.7

108

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

15. Saya berharap untuk mencapai

puncak kesehatan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 12 11.7

Cukup menggambarkan saya 23 22.3

Menggambarkan saya 43 41.7

Sangat menggambarkan saya 23 22.3

16. Saya memperoleh waktu dan perawatan yang diperlukan untuk

menjaga kesehatan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 11 10.7

Menggambarkan saya 27 26.2

Sangat menggambarkan saya 42 40.8

17. Saya menindaklanjuti keputusan

saya.

Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0

Sedikit menggambarkan saya 7 6.8

Cukup menggambarkan saya 17 16.5

Menggambarkan saya 37 35.9

Sangat menggambarkan saya 41 39.8

18.

Saya tertarik untuk belajar tentang

tubuh saya dan bagaimana

fungsinya.

Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 3 2.9

Cukup menggambarkan saya 23 22.3

Menggambarkan saya 44 42.7

Sangat menggambarkan saya 33 32.0

19. Saya percaya hidup adalah

kebahagiaan.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 13 12.6

Cukup menggambarkan saya 26 25.2

Menggambarkan saya 25 24.3

Sangat menggambarkan saya 37 35.9

20. Saya percaya saya tidak bisa baik

bagi orang lain, jika saya tidak baik

untuk diri saya sendiri.

Semua tidak menggambarkan saya 14 13.6

Sedikit menggambarkan saya 8 7.8

Cukup menggambarkan saya 23 22.3

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 34 33.0

109

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

21. Saya tidak membuat rencana khusus

untuk mempromosikan kesehatan

saya.

Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 7 6.8

Cukup menggambarkan saya 77 74.8

Menggambarkan saya 13 12.6

Sangat menggambarkan saya 6 5.8

22. Saya memahami tubuh saya dan

fungsinya

Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0

Sedikit menggambarkan saya 2 1.9

Cukup menggambarkan saya 17 16.5

Menggambarkan saya 45 43.7

Sangat menggambarkan saya 38 36.9

23. Saya melakukan perubahan untuk

kesehatan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 13 12.6

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 43 41.7

24. Saya adalah teman terbaik bagi diri

saya.

Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 0 0.0

Cukup menggambarkan saya 1 1.0

Menggambarkan saya 20 19.4

Sangat menggambarkan saya 82 79.6

25. Saya mengambil perawatan terbaik

untuk saya.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 11 10.7

Menggambarkan saya 27 26.2

Sangat menggambarkan saya 42 40.8

26. Saya memiliki jadwal tidur dan

olahraga.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 11 10.7

Menggambarkan saya 27 26.2

Sangat menggambarkan saya 42 40.8

110

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

27. Saya tertarik belajar tentang berbagai

proses penyakit dan bagaimana

pengaruhnya bagi saya.

Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 5 4.9

Cukup menggambarkan saya 20 19.4

Menggambarkan saya 45 43.7

Sangat menggambarkan saya 33 32.0

28. Saya jarang berkontribusi untuk

orang lain.

Semua tidak menggambarkan saya 14 13.6

Sedikit menggambarkan saya 15 14.6

Cukup menggambarkan saya 23 22.3

Menggambarkan saya 33 32.0

Sangat menggambarkan saya 18 17.5

29. Saya mengetahui makanan yang baik

untuk kesehatan.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 21 20.4

Cukup menggambarkan saya 13 12.6

Menggambarkan saya 24 23.3

Sangat menggambarkan saya 43 41.7

30. Saya tertarik mempelajari tentang

tubuh saya dan fungsinya.

Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 3 2.9

Cukup menggambarkan saya 22 21.4

Menggambarkan saya 46 44.7

Sangat menggambarkan saya 32 31.1

31. Saya mencari informasi untuk

merawat diri saya sendiri.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 15 14.6

Cukup menggambarkan saya 21 20.4

Menggambarkan saya 41 39.8

Sangat menggambarkan saya 24 23.3

32. Saya merasa menjadi lansia yang

berharga.

Semua tidak menggambarkan saya 2 1.9

Sedikit menggambarkan saya 13 12.6

Cukup menggambarkan saya 24 23.3

Menggambarkan saya 31 30.1

Sangat menggambarkan saya 33 32.0

111

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

33. Saya ingat hasil cek kesehatan yang

terakhir.

Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0

Sedikit menggambarkan saya 9 8.7

Cukup menggambarkan saya 60 58.3

Menggambarkan saya 22 21.4

Sangat menggambarkan saya 11 10.7

34. Saya mengetahui diri saya dan

kebutuhan saya.

Semua tidak menggambarkan saya 1 1.0

Sedikit menggambarkan saya 1 1.0

Cukup menggambarkan saya 8 7.8

Menggambarkan saya 65 63.1

Sangat menggambarkan saya 28 27.2

35. Saya bertanggung jawab atas

tindakan saya sendiri.

Semua tidak menggambarkan saya 0 0.0

Sedikit menggambarkan saya 7 6.8

Cukup menggambarkan saya 10 9.7

Menggambarkan saya 66 64.1

Sangat menggambarkan saya 20 19.4

112

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Lampiran 20

Frekuensi dan presentase nilai kuesioner perawatan diri (self care) No. Pernyataan Kriteria F %

1. Saya mengambil makanan dan

minuman sendiri tanpa bantuan orang

lain.

Tidak pernah 32 31.1

Kadang-kadang 8 7.8

Sering 2 1.9

Selalu 61 59.2

2. Saya mencuci tangan sebelum dan

sesudah makan

Tidak pernah 18 17.5

Kadang-kadang 13 12.6

Sering 15 14.6

Selalu 57 55.3

3. Saya dapat mengunyah dan menelan

semua jenis makanan baik sayur

maupun lauknya

Tidak pernah 2 1.9

Kadang-kadang 6 5.8

Sering 16 15.5

Selalu 79 76.7

4. Saya makan dengan bersih dan tidak

berceceran

Tidak pernah 2 1.9

Kadang-kadang 9 8.7

Sering 13 12.6

Selalu 79 76.7

5. Saya menghabiskan semua makanan

yang telah disediakan

Tidak pernah 1 1.0

Kadang-kadang 34 33.0

Sering 8 7.8

Selalu 60 58.3

6. Saya BAB di WC Tidak pernah 19 18.4

Kadang-kadang 2 1.9

Sering 2 1.9

Selalu 80 77.7

7. Saya BAK di kamar mandi Tidak pernah 19 18.4

113

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Kadang-kadang 2 1.9

Sering 2 1.9

Selalu 80 77.7

8. Saya membersihkan dubur setelah

BAB

Tidak pernah 20 19.4

Kadang-kadang 1 1.0

Sering 3 2.9

Selalu 79 76.7

9. Saya membersihkan alat kelamin

setelah BAK

Tidak pernah 20 19.4

Kadang-kadang 1 1.0

Sering 2 1.9

Selalu 80 77.7

10. Saya tidak menggunakan diapers

untuk BAK dan BAB

Tidak pernah 22 21.4

Kadang-kadang 3 2.9

Sering 2 1.9

Selalu 76 73.8

11. Saya mengganti pakaian bersih dan

kering setelah mandi

Tidak pernah 10 9.7

Kadang-kadang 4 3.9

Sering 8 7.8

Selalu 81 78.6

12. Saya dapat mengancingkan dan

memakai baju sendiri

Tidak pernah 16 15.5

Kadang-kadang 3 2.9

Sering 4 3.9

Selalu 80 77.7

13. Saya menyisir rambut ketika rambut

saya sudah berantakan

Tidak pernah 13 12.6

Kadang-kadang 11 10.7

Sering 9 8.7

Selalu 70 68.0

14. Saya memotong kuku, ketika kuku

saya sudah panjang

Tidak pernah 28 27.2

Kadang-kadang 10 9.7

114

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERISTAS AIRLANGGA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG… SAGITA WULAN S

Sering 7 6.8

Selalu 58 56.3

15. Saya masih senang berhias

(berdandan bagi perempuan,

mencukur bagi laki – laki)

Tidak pernah 17 16.5

Kadang-kadang 11 10.7

Sering 8 7.8

Selalu 67 65.0

16. Saya mandi 2x sehari Tidak pernah 0 0.0

Kadang-kadang 1 1.0

Sering 20 19.4

Selalu 82 79.6

17. Saya keramas 2x perminggu Tidak pernah 0 0.0

Kadang-kadang 6 5.8

Sering 10 9.7

Selalu 87 84.5

18. Saya dapat mandi sendiri di kamar

mandi

Tidak pernah 15 14.6

Kadang-kadang 4 3.9

Sering 1 1.0

Selalu 83 80.6

19. Saya mandi sendiri atas kemauan

tanpa menunggu diperintah mandi

Tidak pernah 11 10.7

Kadang-kadang 8 7.8

Sering 3 2.9

Selalu 81 78.6

20. Saya menggunakan handuk setelah

mandi untuk mengeringkan badan

Tidak pernah 4 3.9

Kadang-kadang 7 6.8

Sering 4 3.9

Selalu 88 85.4