31
STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS PADA RESEP RACIKAN SEDIAAN KRIM YANG MENGANDUNG GENTAMISIN SULFAT DAN DESOKSIMETASON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Junia Brigita Tamara NIM : 168114177 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN

INKOMPATIBILITAS PADA RESEP RACIKAN SEDIAAN KRIM YANG

MENGANDUNG GENTAMISIN SULFAT DAN DESOKSIMETASON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Junia Brigita Tamara

NIM : 168114177

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

i

Halaman Judul

STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN

INKOMPATIBILITAS PADA RESEP RACIKAN SEDIAAN KRIM YANG

MENGANDUNG GENTAMISIN SULFAT DAN DESOKSIMETASON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Junia Brigita Tamara

NIM : 168114177

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

viii

ABSTRAK

Peracikan obat masih sering dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah

racikan sediaan krim yang dapat berpotensi mengalami instabilitas dan

inkompatibilitas yang dapat menurunkan efikasi dan keamanan obat. Namun, obat

racikan secara umum belum dinilai efikasi dan keamanannya dibandingkan dengan

obat komersial. Maka dari itu, seorang apoteker memiliki peranan sangat penting

untuk mengidentifikasi dan memastikan resep yang diberikan kepada pasien telah

tepat untuk diracik dalam rangka mencapai tujuan terapi yang diharapkan. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi instabilitas dan inkompatibilitas

resep racikan krim yang mengandung Gentamisin Sulfat dan Desoksimetason.

Penelitian ini dilakukan dengan metode kepustakaan. Pengkajian potensi dilakukan

dengan cara studi literatur dari berbagai referensi seperti kompendial, artikel ilmiah

dan database. Hasil dari studi kasus menunjukkan bahwa sediaan racikan krim

gentamisin sulfat dan desoksimetason berpotensi mengalami instabilitas yang

dipengaruhi oleh kelembapan. Namun, sediaan racikan tidak mengalami potensi

inkompatibitas dalam peracikan.

Kata kunci : Peracikan obat, sediaan krim, gentamisin sulfat, desoksimetason,

inkompatibilitas, instabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

ix

ABSTRACT

Extemporaneous preparation still do in Indonesia. One of them is the

creams extemporaneous preparation which potentially induce instability and

incompatibilities due to decreased efficacy and safety of the drug. In general,

quality and safety of extemporaneous preparation do not yet rated. Therefore a

pharmacist plays an important role to identify and ensure whether the patients have

received the appropriate prescribing of medications to achieve the expected

therapeutic goal. This study aimed to find out the potential for instability and

incompatibility of prescription creams containing gentamicin sulfate and

desoxymetasone. The researcher used library research as a method to gather

information. This study was carried out by studying literature from various

references such as compendial, scientific articles, and databases. The results of this

case study show that the extemporaneous prescription of gentamicin sulfate and

dexamethasone creams have the potential to cause instability caused by humidity.

The creams extemporaneous preparation doesn't have the potential for

incompatibility.

Keywords : Drug compounding, cream, gentamicin sulphate, desoxymethasone,

incompatibility, instability

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ................................................................................. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 5

KESIMPULAN ................................................................................................ 17

SARAN ............................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Potensi Degradasi Gugus- Gugus Fungsional Gentamisin

Sulfat .......................................................................................... 7

Tabel II. Potensi Degradasi Gugus- Gugus Fungsional

Desoksimetason ...................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Gentamisin Sulfat ...................................................... 5

Gambar 2. Reaksi Oksidasi pada Alkohol Sekunder ................................ 8

Gambar 3. Struktur Desoksimetason....................................................... 10

Gambar 4. Reaksi Pembentukan Hemiasetal .......................................... 12

Gambar 5. Reaksi Oksidasi pada Alkohol Primer .................................. 12

Gambar 6. Mekanisme Pembentukan Degradasi Desoksimetason dalam

Kondisi Basa ........................................................................ 13

Gambar 7. Produk Hasil Degradasi Desoksimetason ............................. 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

1

PENDAHULUAN

Peracikan obat merupakan pilihan terapi yang penting untuk dilakukan

terutama dalam menangani pasien dengan kebutuhan medis khusus, saat suatu

produk komersial yang dikehendaki tidak tersedia di pasaran atau untuk

individualisasi dosis pasien (Gudeman et al., 2013, Guharoy et al., 2013). Namun,

peracikan obat juga dapat menimbulkan beberapa masalah yang termasuk ke dalam

medication error atau masalah kesehatan dalam pengobatan (Randell and Duffy,

2014). Kedua hal ini menyebabkan peracikan obat masih menjadi pro dan kontra di

masyarakat serta tenaga kesehatan lainnya.

Menurut U.S Food & Drug Administration (2018), peracikan obat

(compounding) adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang apoteker berlisensi

atau seseorang dengan pengawasan apoteker berlisensi (asisten apoteker) yang

mencampur atau mengubah bahan obat dan/atau obat jadi dari pabrik untuk

membuat obat yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Bahan yang digunakan

dalam sediaan racikan harus kompatibel antara zat obat satu dengan zat obat lainnya

dan dapat menyerupai formulasi yang dekat dengan produk komersial yang tersedia

sehingga dapat menghasilkan produk obat yang stabil, berkhasiat dan aman

(Minghetti et al, 2014; Pharmacy Board of Australia, 2017; Sellers and Utian,

2012).

Secara umum, obat racikan belum dinilai efikasi dan keamanannya. Hal ini

dapat membahayakan pasien yang menggunakan obat tersebut (Kurniawan, 2013).

Oleh karena itu, seorang apoteker memiliki peranan yang sangat penting untuk

mengidentifikasi dan juga memastikan resep yang diberikan kepada pasien telah

tepat untuk diracik dalam rangka mencapai tujuan terapi yang diharapkan. Salah

satu bentuk sediaan racikan yang diresepkan dan diracik adalah sediaan semisolid

dan bentuk sediaan semisolid dapat berpotensi mengalami medication error pada

saat proses peracikan (Kristina et al, 2017). Salah satu medication error yang dapat

terjadi adalah instabilitas dan inkompatibilitas obat yang dapat menurunkan

bioavailabilitas, efikasi, dan keamanan obat (Bharate et al, 2010; Singh et al, 2000).

Sebagai contoh hasil penelitian dari Makeen et al (2018), menunjukan bahwa

sediaan racikan semisolid memiliki data stabilitas yang terbatas, dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

2

penelitiannya peneliti mendapatkan bahwa salep methyl salicylate berpotensi

mengalami degradasi yang cepat berupa penurunan konsentrasi obat pada kondisi

temperatur tinggi.

Pada beberapa rumah sakit Indonesia masih banyak ditemukan penulisan

resep racikan oleh dokter saat melakukan pelayanan kesehatan (Rochjana, 2019).

Penggunaan antibakteri dan antiinflamasi sebagai pengobatan pada penyakit kulit

dalam bentuk sediaan semisolid menjadi salah satu contoh obat racikan yang

diresepkan di rumah sakit. Meskipun cukup banyak diresepkan, namun belum ada

bukti yang pasti terkait penggunaan yang tepat pada kedua golongan obat ini secara

bersamaan terutama mengenai efikasi dan keamanannya (Fleischer et al, 2017).

Salah satu formula racikan antibakteri dan antiinflamasi yang diresepkan

di rumah sakit adalah resep racikan kombinasi yang mengandung gentamisin sulfat

dan desoksimetason yang dibuat dalam bentuk sediaan krim. Dari 47 resep racikan

topikal yang diresepkan disalah satu rumah sakit di Yogyakarta, resep racikan yang

mengandung gentamisin sulfat dan desoksimetason diresepkan dengan frekuensi 32

kali pada periode bulan januari hingga april tahun 2019. Oleh karena itu, studi

literatur terhadap sediaan obat racikan terutama sediaan racikan krim yang

mengandung gentamisin sulfat dan desoksimetason perlu dilakukan untuk menilai

efikasi dan keamanannya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui

potensi terjadinya instabilitas dan inkompatibilitas terhadap resep racikan krim

yang mengandung gentamisin sulfat dan desoksimetason. Hasil dari penulisan

skripsi ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk proses edukasi bagi

Apoteker, tenaga kefarmasian di instalasi farmasi dan tenaga medis lain di Rumah

sakit dan dapat digunakan sebagai acuan mengenai keamanan terkait peresepan

racikan krim kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

3

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi kasus dengan

metode kepustakaan. Metode kepustakaan adalah salah satu jenis metode penelitian

kualitatif yang lokasi atau tempat penelitiannya dilakukan di pustaka, dokumen,

arsip, dan lain sejenisnya (Zed, 2004). Kasus dalam penelitian ini yaitu resep

racikan yang mengandung gentamisin sulfat dan desoksimetason dengan jumlah

frekuensi peresepan sebanyak 32 resep pada periode bulan Januari hingga April

2019 dengan contoh resep yang mengandung formula tersebut adalah:

R/ Sagestam® cream 1

Topcort® cream 1

m.f. cream da in pot 1

S u e

Analisis Potensi Instabilitas dan Inkompatibilitas

Analisis potensi instabilitas dan inkompatibilitas dilakukan dengan

mengumpulkan informasi umum, stabilitas dan inkompatibilitas gentamisin sulfat

dan desoksimetason yang dapat digunakan dalam proses pengkajian potensi

instabilitas dan inkompatibilitas sediaan racikan. Selain itu, dilakukan juga analisis

gugus fungsional yang terkandung dalam senyawa obat dan potensi interaksi yang

mempengaruhi stabilitas dan inkompatibilitas sediaan racikan. Pengumpulan

informasi umum dilakukan dengan mengumpulkan informasi terkait rumus

molekul, struktur kimia, bobot molekul, pemerian, kelarutan, titik leleh, nilai pKa,

wadah dan penyimpanan, dan indikasi obat dari masing-masing senyawa obat.

Pengumpulan informasi stabilitas dilakukan dengan mengumpulkan informasi

terkait stabilitas dan instabilitas senyawa obat terhadap cahaya, suhu, kelembapan,

pH, asam-basa, dan oksidator kuat. Informasi inkompatibilitas dilakukan dengan

mengumpulkan informasi terkait kompatibilitas dan inkompatibilitas senyawa obat

terhadap eksipien, terhadap senyawa obat lain serta terhadap wadah dan kemasan.

Analisis potensi instabilitas dan inkompatibilitas pada sediaan racikan

dilakukan melalui studi literatur. Literatur yang digunakan dalam pengumpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

4

informasi meliputi Farmakope Indonesia (FI) sebagai literatur utama, USP,

database seperti Pubchem, buku, serta artikel ilmiah yang memuat informasi

tentang obat yang dikaji. Kriteria artikel ilmiah yang dipakai yaitu diterbitkan oleh

badan organisasi resmi (WHO dan FDA), jurnal bereputasi yang minimal sudah

terindeks SINTA 2 secara nasional serta jurnal internasional terindeks DOAJ

(Directory of Open Access Journals), Pubmed, dan lainnya. Cara mencari artikel

ilmiah adalah dengan kata kunci pencarian di mesin pencari jurnal (google

cendekia, Pubmed, Embase, dll). Contoh kata kunci yang digunakan yaitu the

functional group of (nama obat), functional group analysis of (nama obat),

incompatibility of (gugus fungsi obat), degradation of (gugus fungsi obat), stability

of (nama obat), incompatibility of (nama obat), pharmaceutical drug interaction of

(nama obat), degradation of (nama obat), dan sebagainya.

Interpretasi Hasil

Hasil dari penelitian terkait dengan kajian potensi instabilitas dan

inkompatibilitas racikan krim yang mengandung Gentamisin Sulfat dan

Desoksimetason dipaparkan secara deskriptif berdasarkan hasil dari penelusuran

data dengan menjabarkan secara rinci studi literatur berkaitan dengan potensi

terjadinya instabilitas dan inkompatibilitas senyawa-senyawa tersebut dalam

bentuk paragraf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Informasi umum, Stabilitas dan Inkompatibilitas

1. Gentamisin Sulfat

Gentamisin Sulfat merupakan antibakteri golongan aminoglikosida yang

berupa garam sulfat atau campuran dari antibiotik yang dihasilkan oleh

pembiakan Micromonospora purpurea (Kemenkes RI, 2014; Pennington et al,

1975). Gentamisin sulfat terdiri dari 3 komponen, yaitu gentamisin C1, C2 dan

C1a yang setiap komponennya terdiri dari lima nitrogen basa (Grote et al, 2012;

Anonim, 2020a). Secara klinis, gentamisin sulfat digunakan dalam terapi

infeksi bakteri gram negatif dan sebagai antibakteri sistemik pada kulit, mata,

saluran kemih dan infeksi sistemik lainnya seperti meningitis (Zakova, 2014;

BPOM, 2015). Selain itu, gentamisin sulfat adalah antibiotik dengan sektrum

luas yang memberikan pengobatan topikal yang sangat efektif pada infeksi

bakteri primer dan sekunder pada kulit (Lochman et al, 2011). Gentamisin sulfat

memiliki berbagai bentuk sediaan yang tersedia di pasaran antara lain dalam

bentuk injeksi, krim, salep, salep mata dan tetes mata. Beberapa merek dagang

gentamisin sulfat yang tersedia di pasaran antara lain Garamisin®, Gentiderm®,

Sagestam® dan Salgen® (BPOM, 2015).

Gambar 1. Struktur Gentamisin Sulfat (Kementrian Kesehatan RI, 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

6

Gentamisin sulfat dengan rumus molekul C60H125N15O25S memiliki potensi

setara dengan tidak kurang dari 590 μg per mg gentamisin, dihitung terhadap zat

yang telah dikeringkan. Gentamisin sulfat yang berupa serbuk berwarna putih

hingga kekuning-kuningan memiliki berat molekul 1488,8 g/mol. Gentamisin sulfat

larut dalam air, tidak larut dalam etanol, aseton, kloroform,eter dan benzen

(Kementerian Kesehatan RI, 2014 ; Pubchem, 2020). Gentamisin sulfat memiliki

nilai pKa 12,55 dalam asam kuat dan 10,18 dalam basa kuat. Titik lebur gentamisin

sulfat yaitu pada suhu 218-237oC (Anonim, 2020b). Pada larutan, gentamisin sulfat

memiliki pH antara 3,5 dan 5,5 (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Berbagai bentuk sediaan gentamisin sulfat seperti krim, salep, dan salep mata

mengandung gentamisin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 135,0% dari

jumlah yang tertera pada etiket. Penyimpanan krim, salep, dan salep mata dalam

tube yang dapat ditekan atau dalam wadah tertutup rapat. Penyimpanan dilakukan

pada suhu 2oC - 30oC dan dihindarkan dari panas berlebih. Gentamisin sulfat juga

tersedia dalam bentuk sediaan injeksi yang merupakan larutan steril dari gentamisin

sulfat dalam air untuk injeksi dan mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak

lebih dari 125,0% gentamisin dari jumlah yang tertera pada etiket. Injeksi

gentamisin sulfat berupa larutan jernih, agak kuning, dan berbau lemah. Selain itu,

injeksi gentamisin sulfat memiliki pH antara 3,0 dan 5,5 dan disimpan dalam wadah

dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya wadah yang digunakan merupakan wadah

kaca tipe I (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

7

Tabel I. Potensi Degradasi Gugus- Gugus Fungsional Gentamisin

Sulfat

No. Gugus

Fungsional

Instabil atau

inkompatibel

dengan

Hasil/ produk

reaksi

Pustaka

1 Amina

primer

Oksidasi Nitril Anonim,

2020c

2 Amina

sekunder

Oksidasi Imina Anonim,

2020c

3 Eter Oksidasi Unstable

hidroperoksida

dan peroksida

Stoker,

2010

4 Alkohol

Sekunder

Oksidasi Keton Stoker,

2010

Gentamisin sulfat memiliki 4 gugus fungsional yang berpotensi mengalami

reaksi dengan senyawa lain yaitu amin primer, amin sekunder, eter, dan alkohol

sekunder (Tabel I). Keempat gugus fungsional tersebut berpotensi mengalami

reaksi oksidasi yang merupakan reaksi yang terjadi akibat adanya penambahan

oksigen atau lepasnya hidrogen dari suatu molekul (Bharate, 2010; Stoker, 2010).

Gugus amin primer akan teroksidasi dengan agen pengoksidasi ringan seperti

NaOCl yang menghilangkan 4 atom hidrogen dari amin primer untuk membentuk

2

1

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

8

nitril (R-C≡N) (Anonim, 2020c). Amin sekunder juga mengalami oksidasi dengan

bantuan reagen seperti MnO2 yang akan membentuk imina (R2CH―NHR′)

(Anonim, 2020c). Gugus eter pada gentamisin sulfat bereaksi lambat dengan

oksigen dari udara untuk membentuk hidroperoksida yang tidak stabil dan

peroksida. Alkohol sekunder pada gentamisin sulfat juga berpotensi membentuk

keton dengan reaksi oksidasi oleh agen pengksidator ringan seperti potassium

permanganate (KMnO4), potassium dichromate (K2Cr2O7), dan chromic acid

(H2CrO4) (Stoker, 2010).

Gambar 2. Reaksi Oksidasi pada Alkohol Sekunder (Stoker, 2010)

Gentamisin sulfat cenderung stabil terhadap cahaya dan oksidator kuat.

Gentamisin sulfat disimpan dengan dua kondisi paparan cahaya yang berbeda yaitu

penerangan minim dengan menggunakan kantong foil terbuka pada suhu 20o C dan

penerangan tinggi dengan menggunakan lampu neon. Pengaruh stabilitas

gentamisin sulfat terhadap pengoksidator dilakukan dengan 30% hidrogen

peroksida (H2O2) yang disimpan dalam gas nitrogen pada suhu 20o C dan terlindung

dari cahaya. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat degradasi yang

terjadi pada gentamisin sulfat (Cote et al, 2010 ; Mullin et al, 2016 ; Akram et al,

2006).

Menurut penelitian Rizk et al (1995), suhu hanya memiliki pengaruh yang

kecil untuk membentuk senyawa kompleks dan mempengaruhi stabilitas dari

gentamisin sulfat. Gentamisin sulfat tidak menunjukkan adanya proses degradasi

yang signifikan dalam penyimpanan pada suhu 4oC dan 60oC. Pengaruh gentamisin

sulfat pada kondisi asam dan basa juga diuji dengan menggunakan asam klorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

9

(HCl) dan natrium hidroksida (NaOH). Hasil yang didapat tidak menunjukan

adanya indikasi terjadi degradasi pada gentamisin sulfat (Mullin et al, 2016).

Studi stabilitas Gentamisin sulfat terkait kelembapan juga dilakukan oleh

Freiess and Schlapp (2006) terhadap penyimpanan Gentamisin sulfat. Gentamisin

sulfat disimpan dalam tiga kondisi berbeda yaitu pada 4oC/35% RH, 25oC/60%

RH, dan 40oC/75% RH yang akan dievaluasi sebanyak tiga kali pada minggu ke 2.4

dan 12. Hasil yang didapat pada 4oC/35% RH adalah gentamisin sulfat tidak

mengalami degradasi sampai minggu ke 12. Pada 25oC/60% RH, pada minggu ke

4 ditemukan adanya degradasi sebesar 5% dan pada 40oC/75% RH ditemukan juga

adanya degradasi pada minggu ke 2 sebesar 5%, minggu ke 4 sebesar 67% dan

minggu ke 12 sebesar 67%.

Penelitian Sombie et al (2014) menemukan penambahan gliseril monoleat

pada gentamisin sulfat akan menyebabkan degradasi sebesar 11% setelah 6 bulan

penyimpanan pada suhu 25oC. Gentamisin sulfat dengan penambahan gliseril

monoeat juga menunjukkan perubahan warna sediaan menjadi kekuningan hingga

kuning yang lebih gelap. Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh reaksi

hidrolisis pada gliseril monoleat. Gentamisin sulfat juga akan mengalami degradasi

jika dilarutkan dengan larutan dextrose 5% dengan pemanasan selama 5 hingga 27

menit dan tanpa dilakukan pemanasan dengan penyimpanan selama 3 minggu pada

suhu ruangan. Hasil degradasi pada campuran obat dengan dilakukan pemanasan

adalah 48% dan campuran yang tidak dilakukan pemanasan setelah 3 minggu akan

mengalami degradasi sebesar 37%. Degradasi yang terjadi akan menurunkan

potensi antimikroba pada gentamisin sulfat (Graham et al, 1997).

Gentamisin sulfat tidak kompatibel dengan obat-obat golongan penisilin,

sefalosporin, heparin, furosemide dan natrium bikarbonat. Larutan gentamisin pH

asam dapat melepaskan karbon dioksida. Interaksi pada preparasi pada pH basa dan

obat-obat yang tidak stabil pada pH asam masih memungkinkan untuk dilakukan

(Sweetman et al, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

10

2. Desoksimetason

Desoksimetason adalah obat golongan kortikosteroid topikal turunan dari

deksametason di mana gugus hidroksi pada posisi 17-alfa disubstitusi oleh hidrogen

(Patwardan et al, 2015 ; Pubchem, 2020). Biasanya digunakan sebagai agen anti-

inflamasi dan antipruritik. Selain itu, bisa digunakan untuk mengatasi psioriasis

(Bagel and Nelson, 2018). Desoksimetason dibuat dalam berbagai bentuk sediaan

semisolid yaitu krim dan salep dalam rentang konsentrasi 0,05% hingga 0,25%

(Vladimirov et al, 1996). Beberapa merek dagang desoksimetason yang tersedia di

pasaran antara lain Dercason®, Desomex®, Inerson®, dan Topcort® (BPOM, 2015).

Gambar 3. Struktur Desoksimetason (Kementrian Kesehatan RI, 2014)

Desoksimetason memiliki rumus molekul C22H29FO4 mengandung tidak

kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C22H29FO4, dihitung terhadap zat

yang telah dikeringkan. Desoksimetason berupa serbuk hablur putih sampai praktis

putih, dan tidak berbau dengan berat molekul 376,46 g/mol. Desoksimetason tidak

larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam aseton dan dalam kloroform

(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Desoksimetason memiliki nilai pKa 13,44

dalam asam kuat dan -3,3 dalam basa kuat (Anonim 2020d). Pada sediaan krim,

desoksimetason memiliki pH antara 4,0 sampai 8,0 (USP, 2009). Titik leleh

desoksimetason antara 206 o C dan 218o C. Penyimpanan desoskimetason dalam

wadah tertutup baik (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

11

Tabel II. Potensi Degradasi Gugus- gugus Fungsional Desoksimetason

No. Gugus

Fungsional

Instabil atau

inkompatibel

dengan

Hasil/ produk

reaksi

Pustaka

1 Keton Hidrolisis Hemiasetal

Stoker,

2010

2 Alkohol

Primer

Oksidasi Aldehida dan

karboksilat

3 Alkohol

Sekunder

Oksidasi Keton

Desoksimetason memiliki 3 gugus fungsional yang berpotensi mengalami

reaksi dengan senyawa lain yaitu keton, alkohol primer, dan alkohol sekunder

(Tabel II). Gugus keton pada desoksimetason berpotensi mengalami reaksi

hidrolisis yang merupakan reaksi kimia yang menguraikan air dengan melibatkan

katalis asam atau basa (Wardiyah, 2016). Gugus keton akan berpotensi mengalami

reaksi hidrolisis dengan adanya gugus alkohol yang akan menghasilkan senyawa

hemiasetal. Hemiasetal adalah senyawa organik yang atom karbonnya berikatan

dengan dua gugus sekaligus, yaitu hidroksi (-OH) dan alkoksi (-OR) (Stoker, 2010)

1

3

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

12

Gambar 4. Reaksi Pembentukan Hemiasetal (Stoker, 2010)

Gugus alkohol primer dan alkohol sekunder juga berpotensi mengalami

reaksi oksidasi. Alkohol primer akan teoksidasi menjadi aldehida dan jika aldehida

dari hasil tersebut mengalami oksidasi lagi akan menjadi asam karboksilat. Alkohol

sekunder akan teroksidasi menjadi keton (Gambar 2). Oksidasi yang terjadi dipicu

oleh adanya agen pengoksidasi ringan seperti potassium permanganate (KMnO4),

potassium dichromate (K2Cr2O7), dan chromic acid (H2CrO4) (Stoker, 2010).

Gambar 5. Reaksi Oksidasi pada Alkohol Primer (Stoker, 2010)

Desoksimetason stabil terhadap cahaya dan panas. Menurut penelitian

Srinivasu et al (2012), desoksimetason yang disimpan pada suhu 60o dalam oven

kering dan dipaparkan oleh cahaya pada ruang stabilitas cahaya selama 10 hari tidak

membentuk produk degradasi yang ditunjukkan dengan nilai kadar awal obat dari

99,5% menjadi 99,8%.

Srinivasu et al (2012) juga melakukan penelitian stabilitas desoksimetason

terhadap hidrolisis asam dan oksidator kuat. Hidrolisis asam dilakukan

menggunakan 1N HCl dan oksidator kuat menggunakan 5% H2O2 pada sampel obat

selama 24 jam. Hasil yang didapatkan adalah tidak ditemukan produk degradasi

yang terbentuk pada sampel obat. Pada hidrolisis asam, nilai kadar awal obat 99,2%

menjadi 99,7% dan pada kondisi oksidator kuat nilai kadar awal obat 98,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

13

menjadi 99,7%. Penelitian juga dilakukan terhadap ketsabilan obat terhadap air

yang disimpan pada suhu ruangan selama 48 jam dan hasil yang didapatkan terbukti

bahwa obat sangat stabil.

Frankel dan Patel (2012) melakukan penelitian terhadap kelembapan pada

desoksimetason. Desoksimetason disimpan pada suhu memiliki stabilitas yang baik

jika disimpan pada suhu 25oC±2oC (RH 60%±5%) selama 30 hari. Pengukuran nilai

kadar desoksimetason akan dihitung pada hari ke-7, 15, dan 30. Hasil penelitian

menunjukan bahwa nilai kadar awal obat sebesar 101,7%, pada hari ke-7 menjadi

95,3%; hari ke-15 sebesar 92,6% dan hari ke-30 sebesar 90,9%. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa desoksimetason stabil terhadap kelembapan karena nilai kadar

>84%.

Desoksimetason ditemukan akan mengalami degradasi pada kondisi basa

0,1 N NaOH selama 12 jam. Degradasi obat akan membentuk satu produk dengan

nilai kadar awal obat 92,2% menjadi 99,5%. Pembentukan produk degradasi obat

dalam kondisi basa dengan reaksi sebagai berikut:

Gambar 6. Mekanisme Pembentukan Degradasi Desoksimetason

dalam Kondisi Basa (Srinivasu et al, 2012).

Hasil produk degradasi desoksimetason yang terbentuk adalah 9-alfa-

fluoro-11-beta,20-dihidroksi-16alfa-metilpregna-1,4-diene-3,20dione. Reaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

14

yang terlibat adalah reaksi oksidasi terutama pada rantai 20-keto-21-hidroksi yang

akan membentuk gugus asam karboksilat pada rantai C17 pada hasil produk

degradasi (Srinivasu et al, 2012; Li et al, 2009).

Gambar 7. Produk Hasil Degradasi Desoksimetason

(Srinivasu et al, 2012)

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Krochmal et al (1989),

desoksimetason krim yang diracik dengan bahan tambahan urea 10% akan

menurunkan nilai kadar desoksimetason lebih dari 10% dengan kadar awal

desoksmetason adalah 20%.

Potensi Instabilitas dan Inkompatibilitas Gentamisin Sulfat dan

Desoksimetason

Resep gentamisin sulfat dan desoksimetason merupakan salah satu resep

dengan frekuensi tertinggi yang ditulis oleh dokter di salah satu Rumah Sakit

Yogyakarta. Resep racikan dibuat dalam bentuk sediaan krim dengan menggunakan

gentamisin sulfat krim dan desoksimetason krim. Resep dengan kedua obat tersebut

biasanya diindikasikan sebagai terapi dalam penanganan dermatitis atopik (Keles

dkk, 2016). Gentamisin sulfat dan desoksimetason juga dapat diresepkan untuk

pasien yang menderita paronikia kronis (Ningtyas dan Sibero, 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Apoteker Penanggung Jawab,

tahapan yang dilakukan pada saat melakukan peracikan kedua obat ini adalah

mencampur langsung gentamisin sulfat krim dan desoksimetason krim ke dalam

mortir yang tersedia. Pada proses peracikan obat ini, tidak dilakukan penambahan

bahan tambahan lain dan tidak dilakukan pengenceran. Pengenceran sediaan krim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

15

hanya dapat dilakukan jika sesuai pengenceran yang cocok dan harus dilakukan

dengan teknik aseptis (Cartika, 2016). Jika dilakukan pengenceran pada peracikan

obat ini akan memungkinkan terjadi potensi perubahan volume dan konsentrasi dari

obat racikan. Gentamisin krim yang digunakan memiliki berat massa 10 g dan

desoksimetason memiliki berat massa 10 g sehingga sediaan racikan kedua obat

memiliki total berat massa 20 g. Berat massa yang semakin besar pada sediaan

racikan akan memungkinkan untuk mempengaruhi penurunan konsentrasi dari

sediaan racikan. Jika konsentrasi obat menurun, maka efikasi pada pasien dalam

penggunaan sediaan racikan tersebut akan berpotensi menurun juga.

Penggunaan sediaan krim pada peracikan gentamisin sulfat dan

desoksimetason akan lebih rentan untuk mengalami degradasi dan kontaminasi

mikroba dikarenakan berdasarkan formulasinya sediaan krim mengandung air lebih

banyak dibandingkan dengan sediaan ointment. Berdasarkan Farmakope Indonesia

edisi III (1979), sediaan krim mengandung tidak kurang dari 60%. Degradasi obat

dan kontaminasi mikroba merupakan salah satu bentuk dari instabilitas obat (Bajaj

et al, 2012). Kontaminasi mikroba pada sediaan racikan dapat mempengaruhi sifat

fisika dari sediaan serta mengubah sifat kandungan bahan aktif. Perubahan ini akan

mempengaruhi potensi efikasi dan keamanan pada pasien (Heinrich, 2003).

Berdasarkan kondisi ruang peracikan yang digunakan untuk meracik

sediaan gentamisin sulfat dan desoksimetason, apoteker penanggung jawab

menyatakan bahwa ruang racikan terlindung dari paparan sinar matahari.

Gentamisin sulfat dan desoksimetason merupakan senyawa yang stabil terhadap

cahaya (Cote et al, 2010; Srinivasu, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa potensi

terjadinya instabilitas yang disebabkan oleh cahaya tidak dimungkinkan terjadi.

Selain itu, gentamisin sulfat dan desoksimetason juga stabil terhadap suhu (Rizk et

al, 1995; Srinivasu, 2012). Peracikan sediaan racikan gentamisin sulfat dan

desoksimetason dilakukan di ruangan dengan suhu yang diatur pada 25oC. Rata-

rata suhu udara di Kabupaten Sleman pada bulan Januari-April 2019 yaitu 26oC.

Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada potensi terjadinya instabilitas dari

sediaan racikan yang mungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

16

Desoksimetason cenderung stabil ketika disimpan pada suhu 25oC±2oC

dengan nilai kelembapan relatif 60%±5% (Frankel dan Patel, 2012). Berbeda

dengan desoksimetason, gentamisin sulfat tidak stabil pada penyimpanan 40oC

dengan nilai kelembapan relatif 70% dan akan mengalami degradasi sebesar 67%

(Freiess and Schlapp, 2006). Kadar kelembaban relatif pada bulan Januari hingga

April 2019 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta berada pada rentang 84-88% (BMKG

Stasiun Geofisika Yogyakarta, 2019). Hal ini menunjukkan adanya potensi

degradasi gentamisin sulfat. Jika dilakukan peracikan antara gentamisin sulfat dan

desoksimetason pada kelembapan tersebut maka akan sangat berpotensi untuk

mempengaruhi stabilitas sediaan racikan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut

mengenai efek terapi akibat adanya degradasi gentamsin sulfat. Kelembapan juga

dapat mempengaruhi tumbuhnya mikroba pada sediaan racikan. Hal ini didukung

dengan bentuk sediaan krim yang memiliki kandungan air yang tinggi sehingga

meningkatkan potensi terjadinya kontaminasi mikroba.

Sediaan racikan gentamisin sulfat dan desoksimetason tidak ditemukan

adanya data yang menunjukkan terjadinya inkompatibilitas pada kedua obat. Salah

satu basis krim yang digunakan pada gentamisin sulfat krim adalah propilen glikol

(Gardezi et al, 2016). Basis krim yang digunakan dalam pembuatan desoksimetason

krim adalah petrolatom putih, isopropil miristat, lanolin alkohol, mineral oil, dan

ketostearil alkohol (Gad, 2008). Pada peracikan ini, basis krim pada masing-masing

sediaan tidak ditemukan adanya instabilitas maupun inkompatibilitas satu dengan

yang lainnya.

Sediaan racikan krim yang mengandung gentamisin sulfat dan

desoksimetason menggunakan pot plastik transparan sebagai wadah tempat sediaan

racikan. Namun, bahan pembuatan dari pot tersebut tidak diketahui. Gentamisin

sulfat dan desoksimetason tidak ditemukan adanya inkompatibilitas tehadap pot

plastik transparan yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pot

plastik transparan aman digunakan sebagai wadah sediaan racikan gentamisin sulfat

dan desoksimetason.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

17

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa resep racikan sediaan krim

yang mengandung gentamisin sulfat dan desoksimetason aman untuk dilakukan.

Potensi instabilitas pada sediaan racikan diperkirakan dipengaruhi oleh

kelembapan. Kelembapan juga dapat mempengaruhi peningkatan terjadinya

kontaminasi mikroba pada sediaan racikan krim yang diracik. Namun, sediaan

racikan ini tidak berpotensi mengalami inkompatibilitas.

SARAN

Peracikan sediaan krim gentamisin sulfat dan desoksimetason dapat

dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dari ruangan dan alat yang digunakan

untuk memperkecil potensi terjadinya kontaminasi mikroba yang dapat

mempengaruhi stabilitas sediaan krim. Jika diperlukan dapat ditambahkan bahan

tambahan berupa pengawet pada sediaan krim. Meskipun demikian, potensi

instabilitas dan inkompatibilitas yang ditemukan dalam studi ini masih berdasar

pada studi literatur, sehingga perlu dilakukan penelitian eksperimental untuk

mengetahui profil stabilitas dan kompatibilitas sediaan racikan krim yang

mengandung gentamisin sulfat dan desoksimetason.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

18

DAFTAR PUSTAKA

Akram, M., El-didanmony, A., Ghoinem A., et al, 2006. Indirect

spectrophotometric determination of gentamicin and vancomycin

antibiotics based on their oxidation by potassium permanganate, Central

European Journal of Chemistry, Volume 4(4), 708-722.

Anonim, 2020a, Gentamicin Sulfate Salt, Merck,

https://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/sial/e003632?lang=en&reg

ion=ID

Anonim, 2020b. Gentamicin [WWW Document]. Drugbank,. URL

https://www.drugbank.ca/drugs/ DB00798

Anonim, 2020c. Reaction of Amine, Encyclopædia Britannica, Inc.,

https://www.britannica.com/science/amine/Reactions-of-amines

Anonim, 2020d. Desoximetasone [WWW Document]. Drugbank,. URL

https://www.drugbank.ca/drugs/DB00547

Bagel, Jerry, and Nelson, Elise, 2018. An Open-label, Observational Study

Evaluating Desoximetasone Topical Spray 0.25% in Patients with Scalp

Psoriasis, J Clin Aesthet Dermatol, Volume 11(5), 27-29

Bajaj, S., Singla, D., and Sakhuja, N., 2012, Stability testing of pharmaceutical

products, Journal of Applied Pharmaceutical Science, Volume 2 (3), 129-

138.

Bharate, Sonali S., Bharate, Sandip B.,and Bajaj, Amrita N., 2010, Interactions and

incompatibilities of pharmaceutical excipients with active pharmaceutical

ingredients: A comprehensive review, Journal of Excipients and Food

Chemicals, Volume 1 (3).

Black, J., et al., 1964, Pharmacology of Gentamicin, New Broad Spectrum

Antibiotic in Sylvester, p.138-147.

BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, 2019. Prakiraan Cuaca DI

Yogyakarta [WWW Document]. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika,. URL https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-

indonesia.bmkg?Prov=06&NamaProv=DI Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

19

BPOM Republik Indonesia., 2019. Sagestam (online),

http://pionas.pom.go.id/monografi/gentamisin 6 Mei 2020

BPOM Republik Indonesia., 2019. Sagestam (online),

http://pionas.pom.go.id/obat/sagestam 8 Maret 2020.

BPOM Republik Indonesia., 2019. Topcort (online),

http://pionas.pom.go.id/obat/topcort 15 Maret 2020.

Cartika, Harpolia, 2016. Kimia Farmasi Komprehensif

Cote, D., Lok, C., Battistella, M., et al., 2010. Stability of Trisodium Citrate and

Gentamicin Solution for Catheter Locks after Storage in Plastic Syringes at

Room Temperature, Can J Hoop Pharm, Volume 63(4), 304-311.

Fleischer, David M., et al., 2017. Atopic Dermatitis: Skin Care and Topical

Therapies, Seminars in Cutaneous Medicine and Surgery, Volume 63 (176-

187).

Frankel, A., Patel, B., 2012. Compatibility Study Examining the Physical and

Chemical Stability of Calcipotriene Ointment 0.005% With Three Topical

Corticosteroids: Clobetasol Ointment 0.05%, Desoximetasone Ointment

0.25%, and Desoximetasone Ointment 0.05%. Psoriasis Forum, 18(2), 72–

74

Friess, Wolfgang and Schlapp, Monica, 2006. Sterilization of gentamicin

containing collagen/PLGA microparticle composites, European Journal of

Pharmaceutics and Biopharmaceutics, Volume 36 (3)

Gad, Shayne Cox, 2008, Pharmaceutical Manufacturing Handbook

Gardezi, Ali I., Schlageter, Karen W., C., Foster Brad, et al, 2016. Erosion of the

Silicone Peritoneal Dialysis Catheter with the Use of Gentamicin Cream at

the Exit Site. Advances in Peritoneal Dialysis, Vol. 32

Graham, A.E., Speicher, E., and Williamson, B. 1997. Journal of Pharmaceutical

and Biomedical Analysis, Vol. 15 (537-543).

Grote, Jonathan, Himmelsbach, Richard and Johnson, Don, 2012. Methodology for

the rapid separation of gentamicin components and regiospecific synthesis

of gentamicin conjugates. Vol. 53 (6751-6754).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

20

Gudeman, J., Jozwiakowski, M., Chollet, J., and Randell M., 2013. Potential Risk

of Pharmacy Compounding. Drug R D, 13, 1-8.

Guharoy, R., J. Noviasky, Z. Haydar., et al., 2013. Compounding pharmacy

conundrum: "We cannot live without them but we cannot live with them"

according to the present paradigm. Chest, Volume 143 (4), 896-900.

Heinrich, J., 2003. State and Federal Oversight of Drug Compounding by

Pharmacies, United State : General Accounting Offive

Jao, Rodolfo L. and Jackson, George Gee, 1964, Gentamicin Sulfate, New

Antibiotic Against Gram-Negative Bacilli, Jama, Volume 189 (11).

Keles, Flinka F., Pandaleke, Herry E.J., dan Mawu, Ferra O., 2016, Profil

Dermatitis Atopik Pada Anak di Poliklinik Kulit Dan Kelamin RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2013 – Desember 2015. Jurnal

E-Clinic, Vol. 4(2).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Kibbe, A.H., 2000, Pharmaceutical Excipients Third Edition. American

Pharmaceutical Association, Washington, D.C.

Kristina, S.A., Chairun Wiedyaningsih, Niken Nur Widyakusuma, Hardika

Aditama, 2017, Extemporaneous Compounding Practice by Pharmacists :

A Systematic Review, International Journal of Pharmacy and Phamaceutical

Sciences, Volume 9 (2).

Krochmal, Lincoln, Wang, Jonas C.T., Patel, B. et al, 1989. Topical corticosteroid

compounding: Effects on physicochemical stability and skin penetration

rate, Journal of the American Academy of Dermatology, Volume 21(5)

979-984.

Kurniawan, B. R., 2013. Stabilitas Resep Racikan yang Berpotensi Mengalami

Inkompatibilitas Farmasetika yang Disimpan pada Wadah Tertutup Baik,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Volume 2 (2).

Li, Min, Chen, Bin, Monteiro, Stephanie, et al., 2009. Mechanism of base-catalyzed

autooxidation of corticosteroids containing 20-keto-21-hydroxyl side chain,

Tetrahedron Letters, Vol. 50 (4574-4581).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

21

Lochman, Petr, Paral, Jiri, and Koci, Jaromir, 2011. Gentamicin bound to the

nanofibre microdispersed oxidized cellulose in the treatment of deep

surgical site infections. Journal of Applied Biomedicine Vol. 9(143-149)

Makeen HA., Pancholi SS., Alhazmi HA.,Ezzi AA., Hazzazi AJA., Meraya AM.,

2018, Stability Testing of Extemporaneous Preparation of Methyl Salicylate

Ointment, Journal of Health Specialties, Volume 6 (2).

Martin, Sandra E., and Garrone, Analia, 2002. Efficient solvent-free iron(III)

catalyzed oxidation of alcohols by hydrogen peroxide. Tetrahedron Letters,

Vol. 44 (549-552).

McMurry, J., 2011. Fundamentals of Organic Chemistry, Seventh Edition.

Cengange Learning, USA.

Minghetti, P., Pantano, D., C., Gennari, et al., 2014, Regulatory framework of

pharmaceutical compounding and actual developments of legislation in

Europe, Health Policy, Volume 117 (3), 328-333.

Mullin, N., Deadman, B., Moynihan, H., et al., 2016. The impact of storage

conditions upon gentamicin coated antimicrobial, Journal of

Pharmaceutical Analysis, Volume 6(6), 374-381.

Ningtyas, Nurma Retno dan Sibero, Hendra Tarigan, 2019. Penggunaan Antibiotik

Kombinasi Antifungal Sistemik Dan Kortikosteroid Topikal Sebagai

Tatalaksana Paronkia Kronik. Medical Journal of Lampung University, Vol.

8(2).

Patwardhan, N., A., De, Kulkarni, K., et al., 2017. Pharmacological Properties and

Therapeutic Efficacy in the Treatment of Steroid Responsive Dermatoses,

International Journal of Health Sciences & Research, Volume 7(12), 290-

298.

Pennington, J. E., Dale, D. C., Reynolds, H. Y., MacLowry, J. D, 1975, Gentamicin

sulfate pharmacokinetics: lower levels of gentamicin in blood during fever,

Journal of Infectious Diseases, Volume 132(3), 270-275.

Pharmacy Board of Australia, 2017, Guidelines on Compounding of Medicines, p.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

22

Pubchem. 2020. Gentamicin Sulfate.

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Gentamicin-sulphate diakses

pada tanggal 5 Maret 2020

Pubchem. 2020. Desoxymethasone.

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Desoxymethasone diakses

pada tanggal 7 April 2020

Randell, M. D., and Duffy, P. J., 2014. Risk and Liabilities of Prescribing

Compounded Medication. Postgraduate Medicine, 126(4), 179.

Rizk, M., Zakhari, A., and Carreira, A., 1995. Fluorometric Determination of

Aminoglycoside Antibiotics Using Lanthanide Probe Ion Spectroscopy,

Elsevier Science, Volume 42, 1849-1856.

Rochjana et al, 2019. Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan

Pasien Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di

Kabupaten Bogor, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Volume 8 (1).

Sellers, S., and Utian, W., 2012. Pharmacy compounding primer for physicians:

Prescriber beware, Journal of Drug, Volume 72 (16), 2043-2050.

Singh S., and Bakshi M., 2000, Guidance on conduct of stress test to determine

inherent stability of drugs. Pharm Technol Asia, Special Issue, Sep./Oct. 24-

36.

Sombié, Bavouma Charles, Yameogo, B Gérard Josias, Semdé, Rasmané, et al.,

2014. Stability Study in Accelerated Conditions of Based Gel Used in the

Treatment of Chronic Osteomyelitis, American Journal of Advanced Drug

Delivery, Volume 2(2), 203-212.

Stoker, H.S., 2016. General, Organic and Biological Chemistry. USA: Cengange

Learning. P.524.

Srinivasu, P., Sudhakarbabu, K., Sreeramulu, J., 2012. Identification,

characterization of degradation component in desoximetasone

pharmaceutical dosage forms and its quantification in the presence of

process related impurities. Journal of Liquid Chromatography and Related

Technologies, Volume 35 (8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

23

Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. Thirty sixth

edition. London: Pharmaceutical Press.

United States Pharmacopeia 32, 2009. United States Pharmacopeia 32 NF 27.

U.S Food & Drug Administration, 2018, Compounding and the FDS : Questions

and Answers(online), https://www.fda.gov/drugs/human-drug-

compounding/compounding-and-fda-questions-and-answers diakses pada

23 September 2019.

Vladimirov, Sote, Cudina, Olivera, Agbaba, Danica, et al, 1995.

Spectrophotometric determination of desoximetasone in ointment using 1,4-

dihydrazinophthalazine, Journal of Pharmaceutical and Biomedical

Analysis. Vol. 14 (947-950).

Wardiyah, 2016. Kimia Organik

Watson, David G., Lin, Mei, Morton, Andrew et al, 2005. Compatibility and

stability of dexamethasone sodium phosphate and ketamine hydrochloride

subcutaneous infusions in polypropylene syringes, Journal of Pain and

Symptom Management, Volume 30(1), 80-86.

Zakova, Maria, et al., Dose Derivation of Once-Daily Dosing Guidelines for

Gentamicin in Critically Ill Pediatric Patients, The Drug Monitoring, Vol.

36 (233-294).

Zed, Mestika, 2004, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: STUDI LITERATUR POTENSI INSTABILITAS DAN INKOMPATIBILITAS

24

BIOGRAFI PENULIS

Penulis naskah skripsi berjudul “Studi Literatur Potensi

Instabilitas dan Inkompatibilitas Sediaan Racikan Krim

yang Mengandung Gentamisin Sulfat dan Desoksimetason”

bernama lengkap Junia Brigita Tamara, lahir di Pontianak

pada tanggal 29 Juni 1998. Penulis merupakan anak pertama

dari dua bersaudara dari pasangan Aiysong dan Noriana

Naun. Penulis menempuh pendidikan formal di TK Swasta

Suster Pontianak (2003-2004), SD Swasta Suster Pontianak (2004-2010), SMP

Swasta Suster Pontianak (2010-2013), SMA Santu Petrus Pontianak (2013-2016)

dan melanjutkan Pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta pada tahun 2016. Selama menempuh pendidikan di perguruan

tinggi tersebut, penulis aktif di beberapa organisasi dan kepanitiaan. Penulis aktif

dalam organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia komisariat Universitas

Sanata Dharma pada periode 2017/2018 sebagai anggota divisi infokom dan

Pengurus JMKI wilayah Yogyakarta 2018/2019 sebagai anggota departemen

infokom. Penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti seperti Pharmalympic

2017 sebagai koordinator publikasi dan dokumentasi, Titrasi 2018 sebagai

koordinator publikasi dan dokumentasi, dan Pharmacy Performance sebagai

koordinator publikasi dan dokumentasi. Penulis juga pernah menjadi Asisten

Praktikum Farmasi Fisika (2017/2018), Asisten Praktikum Biofarmasetika

Farmakokinetika (2018/2019), Asisten Praktikum Formulasi dan Teknologi

Sediaan Farmasi (2018/2019)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI