10
ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA WAJAGESENG KEC. KOPANG KAB. LOMBOK TENGAH Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah Artikel Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil Disusun oleh : TAUFIK HIDAYAT F1A 110 044 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM 2018

ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN

DESA WAJAGESENG KEC. KOPANG

KAB. LOMBOK TENGAH

Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub

District Kopang District Lombok Central

Makalah Artikel Ilmiah

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Disusun oleh :

TAUFIK HIDAYAT F1A 110 044

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah
Page 3: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah
Page 4: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

2

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Tugas akhir ini mengambil judul “ Analisis Infiltrasi Tanah Di Lahan Perkebunan Didesa Wajageseng Kec. Kopang Kab. Lombok Tengah”. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui laju infiltrasi yang terjadi di kawasan tersebut. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan guna mencapai gelar kesarjanaan S1 di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas mataram. Mengingat keterbatasan penulis bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka pintu selebar-lebarnya atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata semoga tidaklah terlampau berlebihan, bila penulis berharap agar karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

INTISARI Daerah Wajageseng memiliki potensi lahan

perkebunan cukup besar sebagian besar digunakan oleh petani untuk menanam padi, tembakau dan pohon jati serta masih banyak lahan lainnya yang masih belum terkelola maksimal untuk pertanian dan perkebunan. Pemberian air irigasi lahan perkebuanan di Desa Wajageseng memanfaatkan sistem irigasi permukaan, sumur bor, tadah hujan artinya memanfaatkan hujan sebagai sumber air dan sumber airnya didapat dari air tanah. Pengelolalaan lahan perkebunan di Desa Wajageseng memiliki kendala minimnya ketersediaan air di permukaan dan mahalnya biaya exploitasi air tanah. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran laju infiltrasi dan pengujian sifat fisik tanah. Pengukuran laju infiltrasi dilaksanakan di kawasan Desa Wajageseng yang berada di wilayah Kecamatan Kopang dengan 4 lokasi titik pengujian. Pengujian sifat fisik tanah dilaksanakan di Laboratorium Geoteknik Fakultas Teknik Universitas Mataram. Pengukuran laju infiltrasi menggunakan metode penggenangan yaitu dengan infiltrometer cincin tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju infiltrasi di Desa Wajageseng tertinggi 41. 31 cm/jam pada titik 3 dengan vegetasi sedang dengan kondisi lahan sangat kering , banyak bebatuan dan jenis tanah lanau anorganik atau pasir halus diatomae, atau lanau diatomae, lanau yang elastis (MH) dengan nilai laju infiltrasi terendah pada titik 4 (16.07 cm/jam) dengan kondisi lahan sangat kering dengan banyak rumput liar dan jenis tanah lanau tak organik (ML). Pendugaan laju infiltrasi dengan persamaan Horton tidak berbeda jauh dengan laju infiltrasi Dilapangan, terutama pada titik 1 dengan nilai Volume error = 17.383%, titik 2 dengan nilai Volume error = 19.049%, titik 3 dengan nilai Volume error = 23.594%, titik 4 dengan nilai Volume

error = 23.997% dan dengan koefisien korelasi pada titik 1 = 0.962, titk 2 = 0.950, titk 3 = 0.952, dan titik 4 =0.946. Kata kunci : lahan, infiltrasi, tanah, infiltrometer, lahan kering, laju infiltrasi, infiltrometer cincin tunggal, sifat fisik tanah.

ABSTRACT The Wajageseng area has considerable

potential plantation land mostly used by farmers to grow rice, tobacco and teak trees as well as many other land areas that are still not fully managed for agriculture and plantations. Provision of irrigation water of plantation land in Wajageseng Village utilizes surface irrigation system, drilling well, rain-fed means to use rain as a source of water and water source obtained from ground water. The management of plantation land in Wajageseng Village has constraints on the lack of surface water availability and the high cost of groundwater exploitation.

In this study measured infiltration rate and soil physical properties test. Infiltration rate measurements were carried out in Wajageseng Village area located in Kopang Sub-district with 4 test point locations. Examination of soil physical properties was carried out at Geotechnical Laboratory of Faculty of Engineering, University of Mataram. Infiltration rate measurement using inundation method is with single ring infiltrometer.

The results of this study indicate that the infiltration rate in Wajageseng Village is highest 41. 31 cm / h at point 3 with medium vegetation with very dry land conditions, many rocks and types of inorganic silt soil or fine sand diatomae, or silt diatomae, elastic silt (MH ) with the lowest infiltration rate at point 4 (16.07 cm / h) with very dry land conditions with lots of weeds and the type of non-organic silt soil (ML). The estimation of infiltration rate with Horton equation does not vary much with infiltration rate. Field, especially at point 1 with value of Volume error = 17.383%, point 2 with value Volume error = 19.049%, point 3 with value Volume error = 23.594%, point 4 with value Volume error = 23.997% and with correlation coefficient at point 1 = 0.962, titk 2 = 0.950, titk 3 = 0.952, and point 4 = 0.946.

Keywords: land, infiltration, soil,

infiltrometer, dry land, infiltration rate, single ring infiltrometer, soil physical properties.

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penelitian ini sangat perlu dilakukan untuk menentukan laju infiltrasi tanah pada kawasan lahan di Desa Wajageseng sebagai salah satu faktor penentu

Page 5: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

dalam sistem pemberian air dilahan. Adapun penelitian yang dilakukan adalah “ AnaliLahan Perkebunan Desa Wajageseng Kec. Kopang Kab. Lombok Tengah”. Dengan maksud untuk mengetahui laju infiltrasi yang terjadi di lahan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah

Penerapan persamaan Horton dalam menduga laju infiltrasi dan Berapakah laju infiltrasi tanah di Desa Wajageseng

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana implementasi persamaan Horton Dan Besar Desa Wajageseng

1.4 Batasan Masalah

Menggunakan alat uji infiltrometer, sifat fisik tanah dan pendugaan laju infiltrasi menggunakan metode Horton. Penelitiaan dilakukan di 2 tempat yaitu di lokasi studi yaitu diDesa Wajageseng dan di Laboratorium Geoteknik Fakultas Teknik Universitas Mataram.

1.5 Manfaat Penelitian

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan peneliti Mengetahui besar penyerapan kawasan lahan Sebagai data sekunder

BAB II DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka (Rahmawati, 2014), Rahman (2012) ,Maryadi Muhammad (2017) Rahmawati (2014)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian Sebelah Utara : Desa Aik Bual

Sebelah Barat : Desa Aik Bukak

Sebelah Selatan : Desa Bebuak

Sebelah Timur : Desa Jenggik

3.2 Aksesibilitas Kegiatan Lokasi studi berada ± 30 km dari Kota

Mataram atau 9,50 km dari Kota Kecamatan Kopang, seperti ditunjukkan pada Gambar

3

pemberian air dilahan. Adapun penelitian nalisis Infiltrasi Tanah

Lahan Perkebunan Desa Wajageseng Kec. Kopang Dengan maksud untuk

laju infiltrasi yang terjadi di lahan tersebut.

Horton dalam menduga Berapakah laju infiltrasi tanah di

Untuk mengetahui sejauh mana implementasi sar laju infiltrasi tanah di

alat uji infiltrometer, analisis sifat fisik tanah dan pendugaan laju infiltrasi

Penelitiaan dilakukan di 2 tempat yaitu di lokasi studi yaitu di lahan perkebunan

dan di Laboratorium Geoteknik Fakultas Teknik Universitas Mataram.

ebagai tambahan ilmu pengetahuan Bagi penyerapan air pada

kawasan lahan Sebagai data sekunder

DASAR TEORI

(Rahmawati, 2014), Rahman (2012) ,Maryadi Muhammad (2017) Rahmawati (2014)

METODE PENELITIAN

: Desa Aik Bual

: Desa Aik Bukak

: Desa Bebuak

: Desa Jenggik

Lokasi studi berada ± 30 km dari Kota Mataram atau 9,50 km dari Kota Kecamatan Kopang,

ditunjukkan pada Gambar

Gambar Jalan Masuk ke Lokasi Studi(sumber : google)

3.3 Tahap Penelitian

3.3.1 Tahap PersiapanTahap persiapan yang dimaksud adalah

mempersiapkan alat dan bahan penelitian, pengumpulan literatur-literatur dan refrensi untuk pelaksanaan penelitian.

3.3.2 Alat dan Bahan

1. Sebuah silinder infiltrometer cincin tunggal dengan tinggi 550 mm, diameter cincin250 mm, terbuat dari besi setebal 3 mm dengan ujung bawah diruncingkan

2. Piringan penutup penahan pukulan terbuat dari logam atau balok kayu

3. Alat pemukul berupa palu seberat 5 kg4. Ember 5. Penahan percikan berupa karet atau6. Sumber air 7. Pengukur waktu berupa jam atau stopwatch8. Penggaris logam 9. Buku catatan dan formulir pengukuran10. Linggis untuk mencabut cincin infiltrometer

dari tanah 11. Tanah asli sebagai bahan penelitian di

laboraturium

Gambar Alat uji ring

3.3.3 Tahap Pengujiana. Pengukuran laju infiltrasi

Pelaksanaan pengukuran infiltrasi dilakukan di Desa Wajageseng, serta pengukuran dilakukan pada 4 titik pengukuran pada lahan perkebunan. Dari setiap pengukuran diambil sampel untuk pengujian

Jalan Masuk ke Lokasi Studi (sumber : google)

Penelitian

Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dimaksud adalah

mempersiapkan alat dan bahan penelitian, literatur dan refrensi untuk

Sebuah silinder infiltrometer cincin tunggal dengan tinggi 550 mm, diameter cincin 250 mm, terbuat dari besi setebal 3 mm dengan ujung bawah diruncingkan Piringan penutup penahan pukulan terbuat dari logam atau balok kayu Alat pemukul berupa palu seberat 5 kg

Penahan percikan berupa karet atau pelastik

Pengukur waktu berupa jam atau stopwatch

Buku catatan dan formulir pengukuran Linggis untuk mencabut cincin infiltrometer

Tanah asli sebagai bahan penelitian di

Gambar Alat uji ring infiltrometer

Tahap Pengujian Pengukuran laju infiltrasi

Pelaksanaan pengukuran infiltrasi dilakukan di Desa Wajageseng, serta pengukuran dilakukan pada 4 titik pengukuran pada lahan perkebunan. Dari setiap pengukuran diambil sampel untuk pengujian

Page 6: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

4

laboturium. Pengujian laju infiltrasi dilakukan berdasarkan perubahan tinggi muka air mengikuti langkah-langkah berikut (Anonim, 2004). b. Pengujian sifat fisik tanah

Pengujian sifat fisik tanah antara lain : kadar air, berat jenis tanah, pengujian ukuran butir tanah, hidrometer, batas cair dan batas plastis. Sehingga diperoleh kadar air tanah dan jenis tanah. 3.3.4 Analisa Data Setelah data-data yang diperoleh dari pengujian terkumpul, kemudian dilakukan analisa terhadap data-data tersebut. Analisa yang dilakukan antara lain : 1. Analisa laju infiltrasi lapangan

Setelah didapatkan hasil pengukuran 2. Analisa laju infiltrasi menggunakan ` metode Horton 3. Analisa sifat fisik tanah

Analisa sifat fisik tanah digunakan untuk menentukan sifat tanah pada masing-masing lokasi pengambilan sampel.

3.3.5 Jadwal penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 mei sampai 9 juli 2018

Bagan Alir Penelitian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dilakukan dua pengujian yaitu pengujian laju infiltrasi dan pengujian sifat fisik tanah. Pengujian laju infiltrasi dilakukan di Desa Wajageseng, Kecamatan Kopang. Sedangkan pengujian sifat fisik tanah yang dilakukan di

Laboraturium Geoteknik Fakultas Teknik Universitas Mataram.

Gambar Lokasi tiap titik pengujian

(Sumber : google)

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengujian Laju Infiltrasi Pengujian laju infiltrasi dilakukan di Desa Wajageseng dengan jumlah sampel 4 titik di jelaskan kondisi titik penelitian yang disajikan pada Tabel.

Tabel Kondisi lahan

No Titik Penjelasan

1 1 (vegetasi rendah)

Kondisi lahan sangat kering dengan banyak bebatuan kecil dan berdebu

2 2 (vegetasi sedang)

Kondisi lahan sangat kering dengan banyak rumput liar dan pohon-pohon kecil

3 3 (vegetasi rendah)

Kondisi lahan sangat kering dengan banyak bebatuan kecil dan berdebu

4 4 (vegetasi sedang)

Kondisi lahan sangat kering dengan banyak rumput liar dan pohon-pohon kecil

Sumber : hasil pengamatan

Laju infiltrasi masing-masing lokasi diperoleh melalui hasil bacaan penurunan muka air pada ring silinder bagian dalam persatuan waktu pengamatan. Ukuran ring infiltrometer yang digunakan sebagai berikut : • diameter cincin : 25 cm • tinggi : 55 cm

Untuk contoh perhitungan besarnya laju infiltrasi dapat dilihat pada uraian dibawah ini. Diambil contoh perhitungan dari pengamatan dititik 1. Dari hasil pengukuran didapatkan :

Page 7: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

5

• lama waktu pengamatan (∆t) = 5 menit • penurunan tinggi muka air (∆h) = 8.6 cm

Laju infiltrasi dihitung dengan menggunakan persamaan :

f = [��

��]�60

f = [�.

�]�60

f = 103.2 cm/jam Pengujian Titik 1

Gambar Lokasi titik pengujian 1

(Sumber : google)

Laju infiltrasi awal pada titik 1 adalah sebesar 103.2 cm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi sebesar 21.2 cm/jam dengan rata-rata laju infiltrasi sebesar 32.94 cm/jam. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konstan adalah 180 menit. Pengujian Titik 2

Gambar Lokasi titik pengujian 2

(Sumber : google)

Laju infiltrasi awal pada titik 2 adalah sebesar 72 cm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi sebesar 8.6 cm/jam dengan rata-rata laju infiltrasi sebesar 15.69 cm/jam. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konstan adalah 250 menit.

Pengujian Titik 3

Gambar Lokasi titik pengujian 3

(Sumber : google)

Laju infiltrasi awal pada titik 3 adalah sebesar 141.6 cm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi sebesar 22.8 cm/jam dengan rata-rata laju infiltrasi sebesar 41.31 cm/jam. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konstan adalah 175 menit. Pengujian Titik 4

Gambar 4.5 Lokasi titik pengujian 4

(Sumber : google)

Laju infiltrasi awal pada titik 4 adalah sebesar 50.40 cm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi sebesar 7.6 cm/jam dengan rata-rata laju infiltrasi sebesar 16.07 cm/jam. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konstan adalah 195 menit.

Dapat dilihat bahwa laju infiltrasi untuk setiap titik berbeda dan dengan waktu yang beragam untuk mencapai kapasitas infiltrasi. Laju infiltrasi awal (f0) terbesar dan kapasitas infiltrasi (fc) terbesar terjadi pada titik 3. Sedangkan laju infiltrasi awal (f0) terkecil dan kapasitas infiltrasi (fc) terkecil terjadi pada titik 4.

Klasifikasi laju infiltrasi berdasarkan klasifikasi Uhland and O’Neal (1951), di Desa Wajageseng memiliki laju infiltrasi rata-rata yaitu 26.5 cm/jam, dimana batasan nilai yang ditetapkan untuk katagori sangat tinggi adalah lebih dari 3.3 cm/jam.

Page 8: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

6

4.1.2 Sifat Fisik Tanah

Adapun sifat fisik tanah yang diuji antara lain : kadar air, berat jenis, batas cair (LL), batas plastis (PL), serta analisa ukuran butir dengan ayakan dan hidrometer.

Jenis tanah titik 1dan 3 adalah Lanau tak organik atau pasir halus diatomae, lanau elastic (MH) sedangkan titik 2 dan 4 adalah Lanau tak organik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir halus berlanau atau berlempung (ML) Tabel Hasi analisa laju infiltrasi titik 1 dengan metode Horton

Waktu Waktu f

pengujian f Horton

menit jam (cm/jam) (cm/jam)

0

5 0.08 103.20 79.44

10 0.17 76.80 49.24

15 0.25 48.00 30.80

20 0.33 37.20 25.27

25 0.42 31.20 23.01

30 0.5 24.00 21.56

40 0.67 23.40 21.34

50 0.83 22.80 21.25

60 1 22.50 21.22

70 1.17 21.90 21.21

80 1.33 21.60 21.20

90 1.5 21.30 21.20

105 1.75 21.40 21.20

120 2 21.20 21.20

135 2.25 21.20 21.20

150 2.5 21.20 21.20

180 3 21.20 21.20

Besar laju infiltrasi pada titik 1 dengan

enggunakan metode Horton sebesar 79.44 cm/jam dan kapasitas laju infiltrasi sebesar 21.20 cm/jam pada menit ke 80.

Tabel Hasi analisa laju infiltrasi titik 2 dengan metode Horton

Waktu Waktu f

pengujian f Horton

menit jam (cm/jam) (cm/jam)

0

5 0.083 72.00 61.22

10 0.167 32.40 25.00

15 0.250 21.60 16.03

20 0.333 18.00 13.06

25 0.417 15.60 11.36

30 0.500 13.20 10.10

35 0.583 11.40 9.36

45 0.750 10.20 8.90

55 0.917 11.40 8.96

65 1.083 10.50 8.77

75 1.250 9.60 8.66

85 1.417 9.90 8.65

100 1.667 9.40 8.62

115 1.917 9.20 8.61

130 2.167 9.00 8.60

145 2.417 8.80 8.60

160 2.667 8.60 8.60

190 3.167 8.60 8.60

220 3.667 8.60 8.60

Sumber : hasil perhitungan

Besar laju infiltrasi pada titik 2 dengan enggunakan metode Horton sebesar 61.22 cm/jam dan kapasitas laju infiltrasi sebesar 8.60 cm/jam pada menit ke 130.

Tabel Hasi analisa laju infiltrasi titik 3 dengan metode Horton

Waktu Waktu f pengujian f Horton

menit jam (cm/jam) (cm/jam)

0

5 0.083 141.60 116.31

10 0.167 102.00 71.87

15 0.250 62.40 42.11

20 0.333 48.00 32.47

25 0.417 33.60 26.06

30 0.500 32.40 25.08

35 0.583 31.20 24.37

40 0.667 30.00 23.86

50 0.833 27.60 23.24

60 1.000 27.00 23.04

70 1.167 25.20 22.88

85 1.417 25.20 22.84

100 1.667 24.40 22.81

115 1.917 23.20 22.80

Page 9: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

7

130 2.167 22.80 22.80

145 2.417 22.80 22.80

175 2.917 22.80 22.80

Sumber : hasil perhitungan

Besar laju infiltrasi pada titik 3 dengan enggunakan metode Horton sebesar 116.31 cm/jam dan kapasitas laju infiltrasi sebesar 22.80 cm/jam pada menit ke 115.

Tabel Hasi analisa laju infiltrasi titik 4 dengan metode Horton

Waktu Waktu f pengujian f Horton

menit jam (cm/jam) (cm/jam)

0

5 0.083 50.40 44.27

10 0.167 38.40 30.21

15 0.250 26.40 19.43

20 0.333 14.40 11.27

30 0.500 13.40 9.90

40 0.667 12.20 8.94

50 0.833 11.40 8.41

60 1.000 10.80 8.10

75 1.250 10.80 7.92

90 1.500 10.40 7.77

105 1.750 10.00 7.69

120 2.000 9.60 7.65

135 2.250 7.60 7.60

165 2.750 7.60 7.60

195 3.250 7.60 7.60

Sumber : hasil perhitungan

Besar laju infiltrasi pada titik 4 dengan enggunakan metode Horton sebesar 44.27 cm/jam dan kapasitas laju infiltrasi sebesar 7.60 cm/jam pada menit ke 135. a. Koefisien korelasi titik 1, r

Berdasarkan analisa Koefisien korelasi antara fPengujian dengan fHorton nilai r dari titik 1smpai 4 termasuk tingkat korelasi sangat kuat yaitu 0.75 < r ≤ 0.99 . b. Penyimpangan volume error titik 1, VE

Berdasarkan hitungan penyimpangan volume error antara fHorton dengan fPengujian

Titikl 1: 17, 383 titik 2: 19,049 titik 3: 23,5984 titik 4: 23,997

4.2 Pembahasan

Perbandingan laju infiltrasi awal dengan kapasitas infiltrasi dan faktor infiltrasi

Berdasarkan Gambar laju infiltrasi lebih tinggi terlihat pada titik 3 sebesar 141.6 cm/jam yang merupakan laju infiltrasi tertinggi dan titik 4 yang memiliki laju infiltrasi awal sebesar 50.4 cm/jam dan merupakan laju infiltrasi terendah dari 4 titik percobaan yang dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian analisis infiltrasi lahan kering kebun jati, laju infiltrasi rata-rata yang dihasilkan pada semua titik pengujian adalah sebesar 26.5 cm/jam. Kadar air awal yang rendah akan menainkan laju infiltrasi yang terlihat dari persentase kadar air lokasi percobaan 3 sebesar 9.23% yang lebih rendah dari kadar air pada titik 1 yaitu sebesar 21.847%, titik 2 sebesar 26.877%, dan titik 4 sebesar 16.112%. Hal ini disebabkan sebelum pengujian infiltrasi pori-pori masih sedikit kandungan airnya. Air yang terinfiltrasi digunakan mengisi pori-pori tanah terlebih dahulu sampai tanah jenuh karena gaya yang bekerja adalah gaya kapiler tanah (lateral) yang lama kelamaan akan berkurang. Analisis laju infiltrasi di kawasan lahan kering Desa Wajageseng menggunakan persamaan Horton tidak berbeda jauh dengan laju infiltrasi dilapangan, terutama pada titik 3 dengan nila Volume error = 23.594 dengan nilai koefisien korelasi = 0.952

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pendugaan laju infiltrasi dengan persamaan Horton tidak berbeda jauh dengan laju infiltrasi dilapangan, terutama pada titik 1 dengan nilai Volume error = 17.383 %, titik 2 dengan nilai Volume error = 19.049%, titik 3

103.2

72

141.6

50.4

21.28.6

22.87.6

21.847 26.877

9.2316.112

0

50

100

150

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4

Laju infiltrasi Kapasitas infiltrasi Kadar air

Page 10: ANALISIS INFILTRASI TANAH DI LAHAN PERKEBUNAN DESA ... ILMIAH.pdf · Analysis Of Land Infiltration In Land Village Plant Wajageseng Sub District Kopang District Lombok Central Makalah

8

dengan nilai Volume error = 23.594%, titik 4 dengan nilai Volume error = 23.997% dan dengan koefisien korelasi pada titik 1 = 0.962, titk 2 = 0.95, titk 3 = 0.952, dan titik 4 =0.946.

2. Berdasarkan hasil analisis laju infiltrasi di kawasan lahan Perkebunan Desa Wajageseng pada titik 1 sebesar 32.94 cm/jam tergolong sangat cepat, titik 2 sebesar 15.68 cm/jam tergolong cepat, titik 3 sebesar 41.31 cm/jam tergolong sangat cepat, titik 4 sebesar 16.07 cm/jam tergolong cepat, dengan rata-rata sebesar 26.5 cm/jam tergolong sangat tinggi.

5.2. Saran 1. Sebaiknya dicoba dengan menggunakan

perhitungan volume air dalam tabung infiltrometer agar hasil yang didapat lebih teliti

2. Perlu dicoba menggunakan metode simulator hujan agar data yang didapat lebih akurat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014, Modul Pratikum Mekanika Tanah, Laboratorium Geoteknik dan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Mataram.

Anonim, 2013, Profil Lombok Tengah. Anonim, 2004, SNI (Tata Cara Pengukuran Laju

Infiltrasi Tanah di Lapangan Menggunakan Infiltrometer Cincin Ganda),

ASTM, 1992, ASTM Standards On Soil Stabilization With Admixture, American Society Testing and Material, Second Edition.

Handayani, Sri A, 2013, Analisa Pengaruh Kondisi Penutupan Lahan Terhadap Laju Infiltrasi di Kawasan Gunung Sasak, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram.

Hardiyatmo, H., C, 2010, Mekanika Tanah 1, Kanisius Yogyakarta, Yogyakarta. Rahman, Faturandi, 2012, Analisis Karakteristik

Infiltrasi Hamparan Lahan Kering di Desa Pringgabaya Utara, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram.

Rahmawati, Fitri, 2014, Analisa Perbandingan Laju Infiltrasi Pada Lahan Hutan dan Kebun Jati di Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram.

Saputra, Randy Ramdani, 2016, Perbandingan Beberapa Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Pada Das Monyot, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram.

Soemarto, C. D, 1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya. Triatmodjo, B, 2008, Hidrologi Terapan, Beta offset Yogyakarta, Yogyakarta, Maryadi Muhammad, 2017, Analisis Infiltrasi Lahan

Kering di Desa pringgabaya Kecamatan Pringgabaya Dusun Pekosong Lombok Timur, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram.