Diktat KF2 27 Juni 2013

  • Upload
    eza

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    1/166

     

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    2/166

    1. LARUTAN NON ELEKTROLIT

    1.1 Jenis-jenis Larutan

    Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih. Suatu larutan

    terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya banyak

    disebut pelarut , sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi ini

    tidak mutlak. Bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung

     pada keperluannya, tetapi disini akan digunakan pengertian yang biasa digunakan

    untuk pelarut dan terlarut.

    Suatu larutan sudah pasti berfasa tunggal. Berdasarkan wujud dari pelarutnya,suatu larutan dapat digolongkan ke dalam larutan padat, cair ataupun gas. Zat

    terlarut dalam ketiga fasa larutan tersebut juga dapat berupa gas, cair ataupun padat.

    ampuran gas selalu membentuk larutan karena semua gas dapat saling campur 

    dalam berbagai perbandingan.

    Berdasarkan kemampuannya untuk meghantarkan arus listrik, larutan

    digolongkan ke dalam larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit

    adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik yang selama penghantarannyadisertai dengan terjadinya reaksi redoks. Larutan non elektrolit adalah larutan yang

    tidak dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan pandangan termodinamika

    larutan dapat dikelompokkan ke dalam larutan ideal dan tak ideal.

    !ada bab ini akan dikaji termodinamika larutan ideal dan tak ideal dari larutan

    non elektrolit, sifat koligatifnya, kelarutan terlarut melalui hokum "enry dan

    distribusi terlarut dalam dua pelarut yang tidak salingmelarutkan #hokum distribusi

     $ernst%. Tetapi sebelumnya akan diuraikan terlebih dahulu cara menyatakan

    komposisi zat dalam suatu larutan.

    1.2 Komposisi Larutan

    Setiap kajian kuantitatif tentang larutan memerlukan pengetahuan mengenai

    komposisinya atau lebih khusus lagi mengenai konsentrasinya , yakni banyaknya

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    3/166

    zat terlarut yang ada dalam suatu larutan. &rang kimia menggunakan cara yang

     berbeda dalam menyatakan komposisi larutan, dengan kelebihan dan

    kekurangannya masing'masing. !ada bagian ini akan diuraikan empat cara dalam

    menyatakan komposisi larutan yakni fraksi mol, molaritas, molalitas dan persen

     berat. Selama membicarakan larutan, kita nyatakan pelarut dengan huruf (.

    Fraksi Mo !"#

    )onsep ini sudah sering digunakan ketika mempelajari )imia *isika +, terutama

    ketika membicarakan tekanan parsial gas dan pada pembuatan diagram fasa. *raksi

    mol komponen + dalam larutan didefinisikan sebagai

    -i nni

    #/./%

    ni  merupakan jumlah mol komponen i dan n menyatakan jumlah mol semua

    komponen dalam larutan. *raksi mol tidak mempunyai satuan.

    Kemoaran

    0i buku'buku tertentu kita bisa lihat bahwa kemolaran merupakan bagian yanglebih khusus dari konsentrasi. )onsentrasi komponen + dalam larutan, i

    didefinisikan sebagai

    i V ni

      #/.1%

    dengan 2 menyatakan 3olume larutan. 0alam satuan S+, konsentrasi mempunyai

    satuan mol4m5. berdasarkan kon3ensi, konsentrasi bisa juga dinyatakan dengan

    menggunakan tanda kurung persegi, 6B7. orang kimia biasanya menggunakan istilah

    kemolaran, 8 yakni jumlah mol terlarut dalam satu liter larutan. 9adi kemolaransecara khusus merupakan konsentrasi molar dengan satuan mol per liter atau mol

     per dm5.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    4/166

    Kemoaan

    )emolalan +, mi didefinisikan sebagai jumlah mol i dalam sejumlah massa pelarut.

    9ika suatu larutan menggandung nB mol terlarut B dan n( mol pelarut (, maka

    massa pelarut, w(  n(  8(, dengan 8( menyatakan massa molar pelarut #bukan

    massa molekul relati3e atau 8r'nya%. 8assa molekul relati3e tidak mempunyai

    satuan sememtara massa molar mempunyai satuan massa per mol. Satuan untuk 8(

     biasanya gram per mol atau kilogram per mol.

    )emolalan terlarut B dinyatakan dengan

    mB  A

     B

     A A

     B

     M n

    n#/.5%

    &rang kimia hampir selalu menggunakana satuan satuan mol per kilogram untuk

    satuan kemolalan, dengan demikian maka satuan molar pelarut. 8(  yang cocok

    adalah kg4mol. !ada persamaan #/.5% sebenarnya untuk kemolalan bisa saja

    digunakan satuan mol per gram atau mmol per gram atau mmol per kilogram. (kan

    tetapi umumnya kita menggunakan satuan mol per kilogram.

    $ersen massa

    !ersen massa suatu terlarut B dalam larutan didefinisikan dengan

    : massa B :/;; xw

    w B #/.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    5/166

    lainnya, persen massa terlarut dalam larutan tidak dipengaruhi oleh suhu, karena

    definisinya dinyatakan dalam bentuk massa. *raksi mol umumnya tidak digunakan

    untuk menyatakan konsentrasi larutan. (kan tetapi konsep ini sangat berguna

    misalnya dalam menentukan tekanan parsial gas dan juga dalam membicarakan

    tekanan uap dari larutan. )emolaran merupakan satuan konsentrasi yang paling

    umum digunakan. )euntungannya adalah dalam membuatnya. !ada umumnya lebih

    mudah untuk mengukur 3olum larutan dengan menggunakan labu ukur yang telah

    dikalibrasi dengan teliti dibandingkan dengan menimbang pelarut. )erugiannya

    terutama adalah bahwa kemolaan bergantung pada suhu, karena 2 merupakan

    fungsi T dan !. kerugian lainnya adalah melalui kemolaran tidak terungkap banyaknya pelarut yang ada. )emolalan, tid-ak bergantung pada suhu karena

    didefinisikan sebagai perbandingan jumlah mol terlarut dengan berat pelarut. =ntuk

    alasa ini, kemolalan dipilih sebagai satuan konsentrasi dalam kajian yang

    melibatkan perubahan suhu seperti dalam sifat koligatif larutan.

    1.%. Termo&inamika Larutan

    1.%.1. 'esaran Moar $arsia

    Sifat'sifat suatu larutan bergantung pada suhu, tekanan dan komposisi larutan

    tersebut. 0alam membicarakan sifat'sifat larutan perlu dipelajari besaran molar 

     parsialnya. ontoh yang paling sederhana untuk memahami konsep ini adalah

    melalui besaran 3olum molar parsial.

    )ita tinjau sejumlah air murni pada 1>?,/@ ) dan / atm. )erapatan air pada

    keadaan ini adalah A ;,>> g cm'5. Seperti kita ketahui bahwa,

    A  ρ 

    massaV atau

    w

    volum

    massa==

    =ntuk mencari 3olum molar #3olum suatu zat% dari data kerapatan, maka massa

    yang digunakan adalah , massa molar, M , massa dari / mol zat tersebut. =ntuk air 

    #"1&% massa molarnya adalah /?,; g4mol, sehingga 3olum molar air murni, 2C pada

    1>?,/@ ) dan / atm adalah

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    6/166

    5

    /C

    >>,;

    ;,/?−

    ==cm g 

    mol  g  M air V 

    air 

    air 

     ρ 

    /?,/ cm5 mol'/

    ;,;/?/ L mol'/

    9ika kita tambahkan / mol air pada sejumlah air, maka 3olumnya akan bertambah

    sebesar ;,;/?/ liter. !eningkatan 3olum ini sesuai dengan 3olum molar air. 2olum

    suatu zat merupakan besaran ekstansif, akan tetapi 3olum molarnya adalah

     bersaran intensif. &leh karena itu berapapun jumlah air yang kita miliki, 3olum

    molarnya pada 1>?,/@ ) dan / atm berharga sama, yakni ;,;/? liter.

    "al yang berbeda akan terjadi jika kita memasukkan / mol #;,;/? L% air padasejumlah besar etanol. !eningkatan 3olum yang terjadi hanya ;,;/< liter. 2olum

    sebesar ;,;/< liter ini merupakan 3olum molar parsial dari air dalam etanol pada

    komposisi tertentu, yakni, 3olum dari / mol air dalam sejumlah besar etanol pada

    komposisi tersebut. 0emikian pula jika kita tinjau sejumlah besar etanol pada

    1>?,/@ ) dan / atm, dengan kerapatan A ;,?D g cm '5, maka kita tambahkan /

    mol etanol ke dalamnya, terjadi pertambahan 3olum sebesar D?, cm5  ;,;D? liter,

    yakni sesuai dengan 3olum molar etanol pada kondisi tersebut. #8etanol

      @,D cm5 #lihat gambar /./%. !erbedaan ini disebabkan oleh karena ada perbedaan

    gaya antarmolekul dalam larutan dan dalam komponen murninya, dan adanya

     perbedaan penataan molekul dalam larutan dan dalam komponen murninya yang

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    7/166

    disebabkan oleh perbedaan ukuran dan bentuk molekul dari komponen yang

    dicampurkan.

      2#"1&%4cm5

      24cm5

      D D; 1D ;/;;

      >>

    >?

    >>@

      ; 1D D; D /;;

    (am)ar 1.1.

    *oum arutan +an, ter)entuk &ari penampuran seoum etano murni/ *et&en,an !100 m%  *et# air murni pa&a 20

    0/ 1 atm!3ari Leine/ Ira N/. !1445# $6+sia 6emistr+. Fourt6 E&ition. Ne7 8ork9 M(ra7-:i Ko,akus6a#

    &leh karena 3olum molar parsial bergantung pada komposisi larutan, maka3olum molar parsial suatu komponen lalu didefinisikan sebagai perubahan 3olum

    suatu larutan jika / mol komponen tersebut dilarutkan pada T dan ! tetap ke dalam

    sejumlah besar larutan dengan komposisi tertentu yang dengan penambahan

    komponen tersebut komposisinya tidak berubah. 9adi jika kita ingin menentukan

    3olum molar etanol dalam 1;: mol larutan etanol dalam air, maka kita harus

    menambahkan / mol etanol ke dalam sejumlah besar larutan etanol 1;: dan

     perubahan 3olum yang terjadi merupakan 3olum molar.2olum molar parsial komponen (, 2(,  dalam setiap larutan merupakan

     peningkatan 3olum larutan untuk / mol ( yang ditambahkan pada T, ! dan

    komposisi tertentu. )arena  AV    merupakan perubahan 3olum yang disebabkan

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    8/166

     perubahan jumlah (, n( pada T, !, dan jumlah B, nB yang tetap , maka 3olum molar 

     parsial ( didefenisikan sebagai

     Bn P T  A

     An

    V V 

    ,,

       

      

     ∂∂

    = #/.D%

    0emikian pula halnya dengan 3olum molar parsial komponen B,

     An P T  B

     Bn

    V V 

    ,,

       

      

     ∂∂

    = #/.@%

    !ada T dan ! tetap, 3olum suatu larutan yang terdiri dari komponen ( dan B

    merupakan fungsi dari n( dan nB.

    2 2 #n(, nB% #/.%9ika sejumlah kecil (, dn( dan sejumlah B, dnB ditambahkan ke dalam larutan,

     peningkatan 3olum larutan dinyatakan dengan diferensial dari persamaan #/.%.

    d2  Bn P T 

     An

    ,,

       

      

     ∂∂

    dn(  F An P T 

     Bn

    ,,

       

      

     ∂∂

    dnB  #/.?%

    Subsitusi !ersamaan #/.D% dan persamaan #/.@% ke dalam persamaan #/.?%

    menghasilkan

    d2  AV   dn( F  BV    dnB ii idnV 

    ∑ #/.>%Berdasarkan persamaan #/.?% yang secara fisik berarti peningkatan 3olum larutan

    tanpa terjadi perubahan dalam komposisinya #dengan demikian 3olum molar parsial

    ( dan B juga nilainya tertentu atau dengan kata lain  AV    tidak bergantung pada n(

    dan  BV   tidak bergantung nB%, maka diperoleh

    2 n(  AV   F nB  BV    iiV n∑2olum molar parsial dapat ditentukan melalui cara lereng. =ntuk larutan yang

    terdiri dari zat ( dan zat B,  BV  dapat diukur dengan cara menyiapkan larutan'

    larutan #pada T,! yang diinginkan% yang mengandung jumlah mol komponen (

    yang sama dan tertentu nilainya #misalnya / kg% tetapi dengan jumlah nB  yang

     ber3ariasi. Lalu diukur 3olumenya kemudian alurkan 2 larutan, terhadap nB. 0ari

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    9/166

    defenisi  BV  ,  BV     An P T 

     Bn

    ,,

       

      

     ∂∂

    maka lereng atau kemiringan dari kur3a 2

    terhadap nB disetiap komposisi merupakan  BV   pada komposisi tersebut.

    9ika  BV  sudah ditentukan dengan cara lereng tadi, maka  AV    dapat

    ditentukan dengan menggunakan persamaan #/./;%.

     AV       

      

        −

     A

     B B

    n

    V nV 

    !enentuan besaran molar parsial melalui cara lereng ini agak kurang teliti

    tetapi cukup memadai untuk sur3ey yang cepat. !enentuan 3olum molar parsial

    umumnya dilakukan dengan cara intercept. Suatu besaran yang disebut rata'rata

    3olum molar larutan, mV  , didefinisikan sebagai 3olum larutan dibagi dengan

     jumlah mol total dari semua komponen dalam larutan. =ntuk larutan biner,

    mV    B A   nn

    + , sehingga 2 mV   #n( F nB% dan

     Bn P T  A

     A

    n

    V V 

    ,, 

     

     

     

     

     

    ∂= mV   F #n( F nB%

     Bn P T  A

    m

    n

    ,, 

     

     

     

     

     

    ∂#/.//%

    0eri3atif terhadap n( diubah menjadi deri3atif terhadap fraksi mol -B .

     Bn A

    m

    n

    V    

      

     ∂∂

     Bn

     A

     B

     B

    m

    n

     x

    dx

    V d    

      

     ∂∂

    )arena -B   B A

     B

    nn

    n

    + , maka B A

     B

    n

     x   

      

     ∂∂

      ' 1%#  B A B

    nn

    n

    +  dan dengan demikian

    !ersamaan #/.//% menjadi

     AV  mV   ' %#  B A B

    nn

    n

    +   Bm

    dx

    V d 

    mV    -B B

    m

    dx

    V d F  AV 

    #/./1%

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    10/166

    !enerapan dari persamaan ini dapat dilihat pada gambar /.1, yang mana rata'

    rata 3olum molar larutan, mV   dialurkan terhadap fraksi mol B, -B. Garis S/S1

    dihubungkan dengan fraksi mol tertentu, -B. +ntersept &/S/ pada -B; adalah V   (,

    3olum molar parsial ( pada komposisi tertentu, -B. oba sendiri untuk

    membuktikan bahwa intersept terhadap sumbu tegak lainnya, &1S1 adalah 3olum

    molar B, V   B.

      S1

      (/  (1

      S/

      &/  &1

      ; HI b  /

    *raksi mol B, - b

    Gambar /.1

    !enentuan 3olum molar dengan intersep

    2olum molar parsial etanol dan air yang telah diukur pada berbagai rentang

    konsentrasi larutan, dari - etanol  ; sampai dengan - etanol / dapat dilihat pada

    grafik.

    D?

    D@ etanol

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    11/166

    D<

    D1

    /? air  

    /@

    /<

      ; ;,1 ;,< ;,@ ;,? /

    Gambar /.5. 2olum molar parsial air dan etanol dalam larutan pada berbagai komposisi

    !erubahan 3olum pada proses pencampuran #pembentukan larutan% dari

    komponen J komponen murninya pada T dan ! tetap dinyatakan dengan ∆2mi- 

    2 J 2C , dengan 2 adalah 3olum larutan dan 2C 3olum total komponen J komponen

    murninya sebelum dicampur pada T dan !. 0ari persamaan #/./;% dapat kita lihat

     bahwa 3olum larutan yang terdiri dari komponen ( dan B merupakan jumlah mol (dikalikan 3olum molar parsial ( ditambah jumlah mol B dikalikan 3olum molar 

     parsial B.

    Besaran molar parsial untuk sifat J sifat termodinamika yang lainnya dapat

    dipahami dengan cara yang sama seperti halnya 3olum. )arena sifat J sifat

    ekstensif seperti 2, =, S, ", (, dan G dapat dikaji sebagai fungsi dari T, !, n /, n1 dan

    seterusnya, maka untuk setiap sifat ekstensif 9, diferensial totalnya adalah

    d9 1/..   nn P T  J 

      

     

     

     

    dT F 1/ ..   nnT  P  J 

      

     

     

     

    d! F 1/..../   nn P T n J 

       

     

     

     

    dn/ F 1/....1   nn P T n J 

       

     

     

     

    dn1 F

    K

    !ada T,! tetap

    d9 1/....

    /   nn P T n

     J    

      

     ∂∂

    dn/ F1/....

    1   nn P T n

     J    

      

     ∂∂

     dn1 F ∧

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    12/166

      ...... /n P T 

    in

     J    

      

     ∂∂

      # i ≠ j %

    #/./5%

    dengan...... /n P T 

    in

     J    

      

     ∂∂

    9i , besaran molar parsial dari komponen dengan

    d9 / J  dn/ F 1 J   dn1 F ∧

    dan hasil integrasinya

    9 n/   / J   F n1   1 J   F ∧   ∑i

    ii J n #/./

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    13/166

    sementara i µ  iinjV ! 

    in

     

    ≠   

      

     ∂∂

    ...

    #/./@%

    #lihat lagi penurunannya di buku )imia *isika +%

    !ada persamaan #/./@% S dan 2 yang tetap. Bandingkan dengan persamaan

    #/./D% dimana 3ariable yang tetap adalah T dan !. 0engan demikian maka i µ   ≠

    i  , kecuali untuk energi Gibbs i µ  iG .

    1.%.2. Larutan I&ea

    )onsep gas ideal yang telah diuraikan di buku )imia *isika +, memegang

     peranan penting dalam termodinamika gas. Banyak hal dalam praktek yang

    diperlakukan dengan pendekatan gas ideal, dan system yang menyimpang dari

    keidealan diuraikan dengan cara membandingkannya dengan keadaan ideal. )onsep

    yang mirip dengan keidealan gas digunakan sebagai pemandu dalam menguraikan

    teori larutan. Gas yang ideal diartikan sebagai gas yang tidak mempunyai gaya

    antaraksi antara partikel'partikel gasnya, sementara larutan ideal didefinisikan

    sebagai larutan yang mempunyai antaraksi yang sama antara partikel'partikelnya.

    8ilsalnya untuk larutan dua komponen ( dan B, B dan B, ( dan (, semuanya samadalam larutan ideal, juga 3olum dan ukuran molekul masing'masing spesi adalah

    sama.

    =ntuk larutan ideal, kecenderungan ( untuk pergi ke fasa uap sebanding

    dengan fraksi mol (,-(, dalam larutan

    !(  k -( #/./%

    dengan k tetapan kesebandingan. 9ika -(  /, maka !(  !o(, tekanan uap murni (.

    0engan demikian persamaan #/./% berubah menjadi

    !(  -( !o( #/./?%

    !ada tahun /??@, *rancois Maoult melaporkan data tekanan parsial

    komponen'komponen dalam berbagai larutan yang mendekati persamaan #/./?%,

    yang kemudian dikenal sebagai hukum Maoult. 9adi suatu larutan yang ideal

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    14/166

    didefinisikan sebagai larutan yang memenuhi hukum Maoult pada semua rentang

    konsentrasi. )eidealan dalam larutan menghendaki keseragaman4kesamaan dalam

    gaya antar molekul dari komponen'komponennya dan ini hanya dapat dicapai jika

    komponen'komponen tersebut sangat mirip sifat'sifatnya. Sebagai contoh adalah

    larutan system benzene'toluen yang kur3a tekanan uap terhadap komposisinya

    dapat dilihat pada gambar /.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    15/166

    dalam larutan dengan uapnya, maka Ni  Ni uap, dengan Ni potensial kimia komponen

    i dalam larutan dan Ni uap potensial kimia komponen i dalam uapnya di atas larutan.

    9ika uapnya diasumsikan sebagai campuran gas ideal maka

    i µ  uap oi µ  uap F MT ln ; P  Pi

    #/.1;%

    0engan Noi,uao potensial kimia gas ideal pada keadaan standar pada suhu T dan

    tekanan standar !o  #/ atm% dan ! i  tekanan parsial dari uap i di atas larutan.

    Substitusikan persamaan #/.1;% ke dalam persamaan N i  Ni,uap menghasilkan

    i µ  oi µ  uap F MT ln   ; P  Pi

    #/.1/%

    dan dengan menggunakan hokum Maoult, maka

    i µ  oi µ  uap F MT ln -i   ; P  Pi

    atau i µ  oi µ  uap F MT ln -i F MT ln ; P  Pi

    #/.11%

    9ika cairannya i murni, maka -i  / dan !ersamaan #/.11% menjadi

    o

    i µ  o

    i µ  uap F MT ln ; P  Pi

    #/.15%

    dengan Noi potensial kimia i cairan murninya

    Substitusi !ersamaan #/.15% ke dalam persamaan #/.11% menghasilkan

    Ni  Noi F MT ln -i  #/.1

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    16/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    17/166

    Berdasarkan !ersamaan #/.1@% ∑−=∆   iimix   xn %!    ln   !1/2>#)arena ln xi negatif, maka #! mix untuk larutan ideal berharga positif, artinya system

    dalam larutan menjadi semakin tidak teratur.

    =ntuk menentukan  #V mix, dan  #$ mix  kita dapat menggunakan persamaan

    #/.1@% dan #/.1%. )arena ,. inT 

    mix P 

    GV     

      

      

    ∂∆∂

    =∆ maka untuk proses pencampuran

    inT 

    mix

    mix P 

    GV 

    .

      

      

     ∂

    ∆∂=∆  

    =ntuk larutan ideal, dari persamaan #/.1@% terlihat bahwa  #Gmix bergantung pada T 

    dan fraksi mol tetapi tidak bergantung pada P . &leh karena ituinT 

    mix

     P 

    G

    .

       

      

    ∂∆∂

     berharga nol, sehingga

     #V mix  ; !1.2?#

    9adi pada proses pembentukan larutan ideal dari komponen'komponennya

    tidak terjadi perubahan 3olum. "al ini dapat dipahami mengingat bahwa dalam

    larutan ideal selain antaraksi antar molekulnya sama, 3olumnya juga sama, sehinggaketika dicampurkan tidak ada perubahan 3olum.

    )arena antaraksi antar molekul pada larutan ideal adalaj sama, maka

    diharapkan kalor pencampurannya akan berharga nol. =ntuk itu kita gunakan

     persamaan ! T  $ G   ∆−∆=∆  pada T  tetap untuk menentukan #$ mix sehingga

    mixmixmix   ! T G $    ∆+∆=∆

      iiii   xn %T  xn %T    lnln   ∑−∑

    !1.24#

     #$ mix ;

    9adi tidak ada kalor yang diserap maupun yang dilepaskan pada saat pembentukan

    larutan ideal pada T"P  tetap.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    18/166

    1.%.;. :ukum :enr+

    )ebanyakan larutan bersifat tak ideal. (da yang menyimpang secara positif,

    ada juga yang menyimpang secara negatif dari hukum Maoult. !enyimpangan positif 

    dari hukum Maoult terjadi pada larutan yang tekanan uapnya lebih besar dari yang

    dinyatakan hukum Maoult dan penyimpangan negatif terjadi pada larutan yang

    tekanan uapnya lebih kecil daripada yang dinyatakan dengan hukum Maoult.

    !enyimpangan positif dari hukum Maoult terjadi karena gaya tarik molekul

    terlarut dan molekul pelarut dalam larutan lebih kecil daripada gaya tarik antara

    molekul'molekul pelarut murninya. (kibatnya ada kecendrungan yang lebih besar 

    dari molekul'molekul tersebutr untuk berada di fasa uapnya. "asilnya tekanan uap parsial masing'masing di atas larutan lebih besar dari yang diramalkan dengan hukum

    Maoult dan tekanan total dari larutan pun menjadi lebih besar dari yang diharapkan.

    Sebaliknya penyimpangan negatif dari hukum Maoult terjadi karena gaya tarik

    terlarut'pelarut lebih besar daripada gaya tarik terlarut'terlarut dan pelarut'pelarut.

    (rtinya kedua zat lebih senang berada di dalam larutannya. (kibatnya tekanan parsial

    di atas larutan lebih kecil daripada yang dinyatakan dengan hukum Maoult sehingga

    tekanan uap totalnya juga lebih kecil daripada yang diharapkan dan terjadi penyimpangan negatif.

    ontoh sistem yang menyimpang secara positif dari hukum Maoult adalah

    sistem aseton J karbondisulfida #Gambar /.Da.% dan contoh sistem yang menyimpang

    secara negatif dari hukum Maoult adalah sistem aseton J kloroform #Gambar /.Db.%

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    19/166

    (am)ar 1.5.

    a# $en+impan,an positi@ :ukum Raout

    )# $en+impan,an ne,ati@ :ukum Raout(&ari 'astellan"*+,p-.sical '-emestr. T-ird editionMassac-asetts/addison Wesle.)

    (da hal yang menarik dari Gambar /.Da. untuk lebih jelasnya gambar tersebut

    akan diambil sebagian yakni untuk tekanan parsial karbondisulfidanya saja seperti

     pada Gambar /.@. berikut.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    20/166

    (am)ar 1.=. Kura tekanan parsia kar)on&isu@i&a ter6a&ap komposisi untuk 

    sistem aseton kar)on&isu@i&a(&ari 'astellan"*+,p-.sical '-emestr. T-ird editionMassac-asetts/addison Wesle.)

    0i daerah sekitar ,/1

    ='!  x ketika S1  sebagai pelarut, kur3a tekanan parsialnya

    mendekati garis hukum Maoult. (kan tetapi di daerah sekitar ,;1

    ='!  x ketika S1

    sebagai terlarut #ada dalam konsentrasi rendah% kur3a tekanan parsialnya linier

    111   '! '! '!   x0  P    = #1.%0%

    0engan 0    1'!    suatu tetapan. )emiringan garis di daerah ini berbeda dengankemiringan hukum Maoult. Zat terlarut memenuhi "ukum "enry #!ersamaan /.5;%

    dengan 0 1'!  , tetapan hukum "enry untuk S1. 9adi dari kur3a tekanan uap tersebut

    dapat dinyatakan bahwa

    11   '! '!   x P    =    se0itar x

      1'!  /

     P 1'!    0  1'!   se0itar x 1'!    ;

     $ilai tetapan "enry untuk beberapa gas dalam air pada 1>? ) dapat dilihat pada

    Tabel /./

    Ta)e 1.1

    Tetapan :enr+ )e)erapa ,as &aam air pa&a 250

    (as   k/ !torr#

    H2He

    Ar

    N2O2

    CO2H2S

    5,54 x 107

    1,12 x 108

    2,80 x 107

    6,80 x 107

    3,27 x 107

    1,24 x 106

    4,27 x 105

    0alam beberapa buku dapat dilihat bahwa untuk 0  digunakan satuan tekanan'/,

    seperti torr '/  atau atm'/. =ntuk kasus seperti ini, "ukum "enry yang dinyatakan

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    21/166

    dengan .  j  j  j   x0  P   =   dapat diubah menjadi ./

      j

      j

      j   x0 

     p   =   denganT

    /

      j

      j0 

    0    =   jadi   j0 

    yang mempunyai satuan tekanan dapat diubah menjadi   j0   dengan satuan #tekanan%'/

    sehingga x j #di kedua persamaan tersebut% tidak mempunyai satuan. !erlu diketahui

     juga bahwa jika larutan ideal, maka 0  akan sama dengan P C dan hukum "enry maupn

    hukum Maoult dapat menjadi sama.

    =ntuk system yang mengalami penyimpangan negati3e dari hukum Moult seperti

    system aseton'kloroform #Gambar /.Db% tekanan uapnya mempunyai nilai minimal

    yang letaknya di bawah tekanan uap murni masing'masing komponen. =ntuk system

    ini garis hukum "enry terletak di bawah garis hukum Maoult.0ari uraian di atas dapat dibedakan bahwa untuk larutan ideal encer,

     pelarut mengikuti hukum Maoult ∗=   iii   P  x P    #!erhatikan hukum Maout jangan

    tertukar dengan persamaan 0alton  P  x P  ii  = , dengan xi  fraksi mol komponen + di

    fasa uap,  P   tekanan total%  dan terlarut mengikuti hukum "enry .  j  j  j   x0  P   =  0an

     perlu dicatat bahwa pada hukum Maoult dan hukum "enry xi adalah fraksi mol pelarut

    dalam larutan dan x j  adalah fraksi mol terlarut juga dalam larutan. "ukum "enry

     biasanya dihubungkan dengan kelarutan gas dalam cairan, akan tetapi sebenarnya"ukum "enry dapat pula digunakan untuk larutan'larutan yang mengandung zat

    terlarut bukan gas yang 3olatil.

    (da beberapa keterbatasan pada hukum "enry. Uang pertama adalah hukum

    ini hanya berlaku untuk larutan yang encer, yang ke&ua adalah tidak ada reaksi kimia

    antara zat terlarut dengan pelarut, karena jika ada reaksi kimia maka kelarutannya

    dapat terlihat sangat besar. ontoh gas'gas seperti itu &1, "1S, $"5, S&1 dan "l

    mempunyai kelarutan yang sangat besar dalam air karena terjadi reaksi dengan pelarut. 9adi dalam hal'hal seperti ini hukum "enry tidak dapat lagi digunakan.

    1.% :ukum 3istri)usi Nernst

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    22/166

    =ntuk dua pelarut yang tidak saling melarutkan, seperti air dan

    karbontetraklorida, ketika dicampurkan akan terbentuk dua fasa yang terpisah. 9ika ke

    dalamnya ditambahkan zat terlarut yang dapat larut dikedua fasa tersebut, seperti

    iodium yang dapat larut dalam air dan l

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    23/166

    /

    1Tm

    m0  =   dan

    /1

    V   cc0    =

    !1.%%#

    0engan 01 dan 02 tidak bergantung pada )onsentrasi di kedua fasa. !ersamaan #/.51%

     pertama kali dikemukakan oleh $ersnt sehingga persamaan tersebut dikenal dengan

    hukum distribusi $ersnt. !erlu dicatat bahwa hukum ini hanya berlaku bagi spesi

    molekul yang sama di kedua larutan 9ika terlarut terasosiasi menjadi ion'ionnya atau

    molekul yang lebih sederhana atau jika terasosiasi membentuk molekul yang lebihkompleks, maka hukum distribusi tidak dapat diterapkan pada )onsentrasi totalnya di

    kedua fasa melainkan hanya pada )onsentrasi spesi yang sama yang ada dalam kedua

    fasa. 9adi jika zat ( terlarut dalam satu pelarut tanpa mengalami perubahan,

    sementara dalam pelarut lain terjadi asosiasi dan terlarut, misalnya membentuk (1,

    maka koefisien partisi untuk distribusi tidak lagi merupakan perbandingan

    )onsentrasi total terlarut di kedua fasa melainkan )onsentrasi total terlarut di fasa

    satu dibagi dengan )onsentrasi molekul ( yang tidak terdisosiasi di fasa lainnya, jadi

    dengan perbandingan )onsentrasi dari molekul terlarut yang massa molarnya sama,

    dalam hal ini ( di kedua pelarut.misalnya +1 dalam air dengan +1 dalam l

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    24/166

    diketahui berapa banyak pelarut dan berapa kali ekstraksi harus dilakukan agar 

    diperoleh derajat pemisahan yang diinginkan.

    9ika zat terlarut terdistribusi diantara dua pelarut yang tidak saling melarutkan

    dan zat terlarut maka dimungkinkan untuk menghitung jumlah terlarut yang dapat

    diambil atau diekstraksi melalui sekian kali ekstraksi.

    1.%.% Termo&inamika $enampuran Larutan I&ea

    !ada proses pencampuran sejumlah innn   ,....., 1/   mol cairan murni yang

    asalnya terpisah membentuk larutan ideal pada T"P  tertentu, dapat kita turunkan #G"

     #V" #! dan #$   pencampurannya.Qnergi Gibbs, G dari larutan ideal

    i

    i

    i P T iiii   xn %T nnG ∑ ∑ ∑+==   ln%,# µ  µ 

    Sementara energi Gibbs komponen'komponennya sebelum dicampurkan, pada T"P 

    tetap adalah

    ∑ ∑   ∗∗ ==i i

    iiiiunmix   P T nGnG   %,# µ 

    unmixmix   GGG   −=∆

      ∑=   ii   xn %T    ln !1.2=#)arena ; R  xi  R /, maka ln  xi  R ; dan mixG∆   R ;, artinya proses pelarutan

     berlangsung dengan spontan pada T"P  tetap #isothermal, isobar%.

    =ntuk menentukan mix! ∆  dan ,mixV ∆  sebaiknya ingat kembali persamaan

    fundamental .VdP !dT dG   +−=   0ari persamaan tersebut  P T 

    G s    

      

      

    ∂∂

    −=   dan

    .T  P 

    GV     

      

      

    ∂∂

    −=  0engan demikian

    in Pi

    mix

    mixT 

    G! 

    ,

      

      

     ∂

    ∆∂−=∆

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    25/166

    danT 

    mixmix

     P 

    GV     

      

      

    ∂∆∂

    −=∆

    Berdasarkan !ersamaan #/.1@% ∑−=∆   iimix   xn %!    ln   !1/2>#)arena ln xi negati3e, maka #! mix untuk larutan ideal berharga positif, artinya system

    dalam larutan menjadi semakin tidak teratur.

    =ntuk menentukan  #V mix, dan  #$ mix  kita dapat menggunakan persamaan

    #/.1@% dan #/.1%. )arena ,. inT 

    mix P 

    GV     

      

      

    ∂∆∂

    =∆ maka untuk proses pencampuran

    inT 

    mixmix

     P GV 

    .

          ∂∆∂=∆  

    =ntuk larutan ideal, dari persamaan #/.1@% terlihat bahwa  #Gmix bergantung pada T 

    dan fraksi mol tetapi tidak bergantung pada P . &leh karena ituinT 

    mix

     P 

    G

    .

       

      

    ∂∆∂

     berharga nol, sehingga

     #V mix  ; !1.2?#

    9adi pada proses pembentukan larutan ideal dari komponen'komponennya tidakterjadi perubahan 3olum. "al ini dapat dipahami mengingat bahwa dalam larutan

    ideal selain antaraksi antar molekulnya sama, 3olumnya juga sama, sehingga ketika

    dicampurkan tidak ada perubahan 3olum.

    )arena antaraksi antar molekul pada larutan ideal adalaj sama, maka diharapkan

    kalor pencampurannya akan berharga nol. =ntuk itu kita gunakan persamaan

    ! T  $ G   ∆−∆=∆  pada T  tetap untuk menentukan #$ mix sehingga

    mixmixmix

      ! T G $    ∆+∆=∆

      iiii   xn %T  xn %T    lnln   ∑−∑

    !1.24#

     #$ mix ;

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    26/166

    9adi tidak ada kalor yang diserap maupun yang dilepaskan pada saat pembentukan

    larutan ideal pada T"P  tetap.

    1.%.;. :ukum :enr+

    )ebanyakan larutan bersifat tak ideal. (da yang menyimpang secara positif,

    ada juga yang menyimpang secara negatif dari hukum Maoult. !enyimpangan positif 

    dari hukum Maoult terjadi pada larutan yang tekanan uapnya lebih besar dari yang

    dinyatakan hukum Maoult dan penyimpangan negatif terjadi pada larutan yang

    tekanan uapnya lebih kecil daripada yang dinyatakan dengan hukum Maoult.

    !enyimpangan positif dari hukum Maoult terjadi karena gaya tarik molekulterlarut dan molekul pelarut dalam larutan lebih kecil daripada gaya tarik antara

    molekul'molekul pelarut murninya. (kibatnya ada kecendrungan yang lebih besar 

    dari molekul'molekul tersebutr untuk berada di fasa uapnya. "asilnya tekanan uap

     parsial masing'masing di atas larutan lebih besar dari yang diramalkan dengan hukum

    Maoult dan tekanan total dari larutan pun menjadi lebih besar dari yang diharapkan.

    Sebaliknya penyimpangan negatif dari hukum Maoult terjadi karena gaya tarik

    terlarut'pelarut lebih besar daripada gaya tarik terlarut'terlarut dan pelarut'pelarut.

    (rtinya kedua zat lebih senang berada di dalam larutannya. (kibatnya tekanan parsial

    di atas larutan lebih kecil daripada yang dinyatakan dengan hukum Maoult sehingga

    tekanan uap totalnya juga lebih kecil daripada yang diharapkan dan terjadi

     penyimpangan negatif.

    ontoh sistem yang menyimpang secara positif dari hukum Maoult adalah

    sistem aseton J karbondisulfida #Gambar /.Da.% dan contoh sistem yang menyimpang

    secara negatif dari hukum Maoult adalah sistem aseton J kloroform #Gambar /.Db.%

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    27/166

    (am)ar 1.5.

    # $en+impan,an positi@ :ukum Raout

    $en+impan,an ne,ati@ :ukum Raout

    (&ari 'astellan"*+,p-.sical '-emestr. T-ird editionMassac-asetts/addison Wesle.)

    (da hal yang menarik dari Gambar /.Da. untuk lebih jelasnya gambar tersebut akandiambil sebagian yakni untuk tekanan parsial karbondisulfidanya saja seperti pada

    Gambar /.@. berikut.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    28/166

    (am)ar 1.=. Kura tekanan parsia kar)on&isu@i&a ter6a&ap komposisi untuk 

    sistem aseton kar)on&isu@i&a

    (&ari 'astellan"*+,p-.sical '-emestr. T-ird editionMassac-asetts/addison Wesle.)

    0i daerah sekitar,/

    1

    ='!  xketika S1  sebagai pelarut, kur3a tekanan parsialnya

    mendekati garis hukum Maoult. (kan tetapi di daerah sekitar ,;1

    ='!  x ketika S1

    sebagai terlarut #ada dalam konsentrasi rendah% kur3a tekanan parsialnya linier

    111   '! '! '!   x0  P    = #1.%0%

    0engan 0 1'!    suatu tetapan. )emiringan garis di daerah ini berbeda dengan

    kemiringan hukum Maoult. Zat terlarut memenuhi "ukum "enry #!ersamaan /.5;%

    dengan 0   1'!  , tetapan hukum "enry untuk S1. 9adi dari kur3a tekanan uap tersebut

    dapat dinyatakan bahwa

    11   '! '!   x P    =    se0itar x

    1'!  /

     P   1'!    0    1'!   se0itar x   1'!    ;

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    29/166

     $ilai tetapan "enry untuk beberapa gas dalam air pada 1>? ) dapat dilihat pada

    Tabel /./

    Ta)e 1.1

    Tetapan :enr+ )e)erapa ,as &aam air pa&a 250

    (as   k/ !torr#

    H2He

    Ar

    N2O2CO2H2S

    5,54 x 107

    1,12 x 108

    2,80 x 107

    6,80 x 10

    7

    3,27 x 107

    1,24 x 106

    4,27 x 105

    0alam beberapa buku dapat dilihat bahwa untuk 0  digunakan satuan tekanan'/,

    seperti torr '/  atau atm'/. =ntuk kasus seperti ini, "ukum "enry yang dinyatakan

    dengan .  j  j  j   x0  P   =   dapat diubah menjadi ./

      j

      j

      j   x0 

     p   =   denganT

    /

      j

      j0 

    0    =   jadi   j0 

    yang mempunyai satuan tekanan dapat diubah menjadi   j0   dengan satuan #tekanan%'/

    sehingga x j #di kedua persamaan tersebut% tidak mempunyai satuan. !erlu diketahui

     juga bahwa jika larutan ideal, maka 0  akan sama dengan P C dan hukum "enry maupn

    hukum Maoult dapat menjadi sama.

    =ntuk system yang mengalami penyimpangan negati3e dari hukum Moult seperti

    system aseton'kloroform #Gambar /.Db% tekanan uapnya mempunyai nilai minimal

    yang letaknya di bawah tekanan uap murni masing'masing komponen. =ntuk system

    ini garis hukum "enry terletak di bawah garis hukum Maoult.0ari uraian di atas dapat dibedakan bahwa untuk larutan ideal encer,

     pelarut mengikuti hukum Maoult ∗=   iii   P  x P    #!erhatikan hukum Maout jangan

    tertukar dengan persamaan 0alton  P  x P  ii  = , dengan xi  fraksi mol komponen + di

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    30/166

    fasa uap,  P   tekanan total%  dan terlarut mengikuti hukum "enry .  j  j  j   x0  P   =  0an

     perlu dicatat bahwa pada hukum Maoult dan hukum "enry xi adalah fraksi mol pelarut

    dalam larutan dan x j  adalah fraksi mol terlarut juga dalam larutan. "ukum "enry

     biasanya dihubungkan dengan kelarutan gas dalam cairan, akan tetapi sebenarnya

    "ukum "enry dapat pula digunakan untuk larutan'larutan yang mengandung zat

    terlarut bukan gas yang 3olatil.

    (da beberapa keterbatasan pada hukum "enry. Uang pertama adalah hukum

    ini hanya berlaku untuk larutan yang encer, yang ke&ua adalah tidak ada reaksi kimia

    antara zat terlarut dengan pelarut, karena jika ada reaksi kimia maka kelarutannya

    dapat terlihat sangat besar. ontoh gas'gas seperti itu &1, "1S, $"5, S&1 dan "lmempunyai kelarutan yang sangat besar dalam air karena terjadi reaksi dengan

     pelarut. 9adi dalam hal'hal seperti ini hukum "enry tidak dapat lagi digunakan.

    1.; :ukum 3istri)usi Nernst

    =ntuk dua pelarut yang tidak saling melarutkan, seperti air dan

    karbontetraklorida, ketika dicampurkan akan terbentuk dua fasa yang terpisah. 9ika ke

    dalamnya ditambahkan zat terlarut yang dapat larut dikedua fasa tersebut, seperti

    iodium yang dapat larut dalam air dan l

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    31/166

    0engan 0  koefisien distribusi atau koefisien partisi, yang harganya tidak bergantung

     pada konsentrasi zat terlarut pada T  yang sama. 9ika sejumlah tertentu zat terlarut

    sudah setimbang dalam dua fasa yang berbeda dan emudia ditambahkan lagi terlarut

    kedalamnya, maka terlarut itu akan terdistribusi lagi dalam kedua pelarut sampai

    diperoleh keadaan kesetimbangan baru yang konsentrasinya berbeda dengan

    konsentrasi sebelum penambahan akan tetapi nilai perbandingan di kedua fasa

     berharga tetap,

     /

    1

     x

     x0  =

    9ika larutan sangat encer, maka fraksi mol sebanding dengan kemolalan ataukemolaran sehingga

    /

    1Tm

    m0  =   dan

    /

    1V

      c

    c0    =

    !1.%%#

    0engan 01 dan 02 tidak bergantung pada )onsentrasi di kedua fasa. !ersamaan #/.51%

     pertama kali dikemukakan oleh $ersnt sehingga persamaan tersebut dikenal dengan

    hukum distribusi $ersnt. !erlu dicatat bahwa hukum ini hanya berlaku bagi sepesi

    molekul yang sama di kedua larutan 9ika terlarut terasosiasi menjadi ion'ionnya atau

    molekul yang lebih sederhana atau jika terasosiasi membentuk molekul yang lebih

    kompleks, maka hukum distribusi tidak dapat diterapkan pada )onsentrasi totalnya di

    kedua fasa melainkan hanya pada )onsentrasi spesi yang sama yang ada dalam kedua

    fasa. 9adi jika zat ( terlarut dalam satu pelarut tanpa mengalami perubahan,

    sementara dalam pelarut lain terjadi asosiasi dan terlarut, misalnya membentuk (1,maka koefisien partisi untuk distribusi tidak lagi merupakan perbandingan

    )onsentrasi total terlarut di kedua fasa melainkan )onsentrasi total terlarut di fasa

    satu dibagi dengan )onsentrasi molekul ( yang tidak terdisosiasi di fasa lainnya, jadi

    dengan perbandingan )onsentrasi dari molekul terlarut yang massa molarnya sama,

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    32/166

    dalam hal ini ( di kedua pelarut.misalnya +1 dalam air dengan +1 dalam l

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    33/166

     A B A   P  x P  P  P   CC −=−=∆

     A A A   P  x P  P   C==

     A B   P  x P   C%/#  −=

    !otensial kimia pelarut dalam suatu larutan ideal dinyatakan dengan

    (

    C

    +n - %T  A A  += µ  µ  , dengan   A

    C

     µ   merupakan energi Gibbs molar pelarut cair murni pada T, ! tertentu. &leh karena itu potensial kimia pelarut dalam larutan

     berbeda dengan potensial kimia pelarut murninya. !erubahan ini menyebabkan

    terjadinya perubahan sifat koligatif larutan.

    )ita tinjau suatu larutan yang terdiri dari pelarut ( dan zat terlarut sulit

    menguap. 0engan adanya zat terlarut sulit'menguap dapat diartikan bahwa

    konstribusi zat terlarut terhadap tekanan uap di atas larutan diabaikan. "al ini

    dipenuhi untuk hampir semua zat terlarut yang padat tetapi tidak untuk terlarut

    gas dan cairan. 8eskipun terlarut padat tertentu mempunyai tekanan uap yang

    tidak dapat diabaikan #seperti naftalen yang tekanan uapnya / torr pada D5 o%

    akan tetapi fraksi molnya dalam larutan umumnya kecil, sehingga dapat

    diabaikan pula kontribusinya terhadap tekanan uap larutan. &leh karena itu

    tekanan uap total P  semata'mata disebabkan oleh pelarut saja. 9ika larutan ideal,maka berlaku hukum Maoult

    )arena %/#  B A   x x   −=  maka persamaan diatas menjadi

    !enataulangan persamaan terakhir menghasilkan

    !1.%>#

    0engan  P ∆  merupakan penurunan tekanan uap dari pelarut murninya yang

    sebanding dengan fraksi mol terlarut dalam larutan dan tidak tergantung pada

    1.5.1. $enurunan Tekanan Uap

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    34/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    35/166

    :u)un,an potensia kimia pearut pa&a )er)a,ai su6u

    )ur3a pada Gambar /. tersebut diperoleh dengan menganalisis

     persamaan fundamental untuk suatu sistem pada saat kesetimbangan. =ntuk

    sistem pada saat kesetimbangan, potensial kimia setiap komponen harus sama

    di semua tempat dalam sistem tersebut. 9ika terdapat beberapa fasa, potensial

    kimia masing'masing zat harus sama disetiap fasa dimana zat tersebut ada.

    =ntuk sistem satu komponen, dengan membagi !ersamaan

    fundamental dG 'Sdt F 2d! dengan n diperoleh persamaan

    dP V dT ! 

    −−

    +−=∂ µ  !1.%?#

    dengan−!    dan

    −V    merupakan entropi molar dan 3olum molarnya. 0ari

    !ersamaan #/.5?% diperoleh −

    −=   

      

    ∂∂

    ! T 

     µ !1.%4#

    Turunan pada persamaan merupakan kemiringan kur3a N terhadap T .

    0ari hukum ketiga termodinamika kita ketahui bahwa entropi suatu zat

    selalu positif. *akta ini jika dihubungkan dengan !ersamaan #/.5>%

    memperlihatkan bahwa P T 

        

      

    ∂∂ µ 

     selalu negatif. 9adi aluran N terhadap T   pada

    tekanan tetap merupakan suatu kur3a dengan kemiringan negatif.

    =ntuk tiga fasa dari zat tunggal kita peroleh

     Padat 

     P 

     Padat  ! T 

    −=  

      

     ∂

    ∂ µ !1.;0.a#

    'air 

     P 

    'air  ! T 

    −−=   

      

    ∂∂ µ  !1.;0.)#

    Gas

     P 

    Gas ! T 

    −=  

      

     ∂

    ∂ µ !1.;0.#

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    36/166

    =ntuk setiap sehu selalu berlaku Padat 'air Gas   ! ! ! 

    −−−

    >>>> . &leh karena entropi

     padatan kecil, maka seperti dapat dilihat di Gambar #/.% kur3a N terhadap T untuk padatan, mempunyai kemiringan yang sedikit negatif. Sementara kur3a N

    terhadap T   untuk cairan mempunyai kemiringan yang lebih negatif daripada

     padatan karena Padat 'air    ! ! 

    −−

    >> . )ur3a N terhadap T   untuk gas, mempunyai

    kemiringan sangat negatif karena entropi gas jauh lebih besar daripada cairan

    dan padatan. Syarat termodinamika untuk kesetimbangan antar fasa pada

    tekanan tetap dapat dengan mudah dilihat dari gambar tersebut. Saat pelelehan,

     padatan dan cairan berada bersamaJsama dalam keadaan setimbang, syaratnya

    cair  padat    µ  µ    = , yakni pada titik perpotongan dari kur3a padat dan kur3a cair.

    Suhu yang sesuai dengan titik temu tersebut adalah T  4 , titik lelehnya. Begitu

     juga untuk cairan dan gas bersama'sama ada dalam kesetimbangan jika

    Gas'air    µ  µ    =   dan ini berlangsung pada suhu T 5, titik didihnya di titik

     perpotongan antara cair dan gas.

    Garis'garis tebal pada Gambar /. merupakan kur3a N terhadap T  untuk

    komponen pelarut murni. &leh karena terlarut sulit menguap, maka terlarut

    tersebut tidak ada pada fasa uapnya, sehingga kur3a pelarut dalam fasa gas

    sama dengan kur3a pelarut murni dalam fasa gas. Sebaliknya, karena larutan

    cair mengandung terlarut, maka potensial kimia pelarut dalam larutan lebih

    rendah daripada potensial kimia pelarut murni. )ur3a garis putus'putus

    menunjukkan kur3a potensial kimia pelarut di dalam larutan. !ada saat

    mendidih terjadi kesetimbangan antara fasa pelarut di fasa cair dan di fasa uap.

    Sehingga, potensial kimia pelarut di fasa cair sama dengan potensial kimiauntuk pelarut di fasa gas. "al ini ditunjukkan oleh titik perpotongan kur3a

     potensial kimia untuk pelarut di fasa gas dan untuk pelarut di fasa cair dalam

    larutan dengan titik didih T 5 dan pelarut dalam larutan dengan titik didih T 51 

    0emikian pula halnya saat pembekuan terjadi kesetimbangan antara pelarut di

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    37/166

    fasa padat dan fasa cair. Sehingga, potensial kimia pelarut di fasa padat sama

    dengan potensial kimia pelarut di fasa cair. 0engan demikian, titik beku dari

     pelarut murni dinyatakan dengan T  4   dan titik beku larutan T 1  4  . )ita lihat bahwa

    titik didih larutan lebih tinggi daripada pelarut murninya, sementara titik

     bekunya larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. 0ari gambar 

     juga nampak bahwa perubahan titik beku lebih besar daripada perubahan dalam

    titik didih untuk suatu larutan dengan konsentrasi yang sama, karena

    kemiringan yang tajam dari kur3a N gas terhadap T .

    Sekarang akan kita kaji penurunan rumus untuk kenaikan titik didih. Saat

    suatu larutan mendidih, uap pelarut berada dalam kesetimbangan dengan pelarutdalam larutannya. Syarat dari keadaan kesetimbangan tersebut adalah

    %#%#   l  g   A A   µ  µ    =   !1.;1#

    9ika larutannya ideal, maka(

    C +n -%#%#   %T l l    A A   += µ  µ    sehingga

    !ersamaan #/.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    38/166

     potensial kimia pelarut murni, makaVap A A

      Gl  g  XXXX 

    %#%#   ∆=− µ  µ  , energi Gibbs

     penguapan molar dari pelarut. 0engan demikian, !ersamaan #/.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    39/166

       

      

     −

    ∆=

    ;

    // 

    T T  %

     $  x 3n   v A

         

      

        −∆−=

    ;

    ;

     T T 

    T T 

     %

     $ v!1.;?#

    Berdasarkan fakta bahwa T dan T 6  tidak jauh berbeda, #hanya beberapa

    derajat%, maka diasumsikan T ≅ T 6 sehingga TT 6 ≅ T 67, dan

    1+n

    o

    5v A

    T  x

     %

     $  x

      ∆∆−=

    !1.;4#

    dengan kenaikan titik didih, ;T T T 5   −=∆   #lihat batas atas dan bawah untuk

    integrasi T %.

    !ersamaan #/.% memperlihatkan hubungan kenaikan titik didih,  #T ,

    dengan konsentrasi pelarut,  x A. tetapi biasanya, konsentrasi dinyatakan sebagai

    konsentrasi zat terlarut, oleh karena itu !ersamaan #/.D;% dapat dinyatakan

    dengan

    1

    %/#o

    5v

     B A

     %

     $  x 3n x 3n  ∆∆

    −=−= !1.50#

    9ika larutannya sangat encer, maka x B RR /, jadi digunakan pendekatan dengan

    ( )  B

     B B

     B B  x A

     x x x x 3n   ≈−−−−=−

    51/

    51

    . 0eret ini dikenal sebagai teorema

    8claurin karena  x B  RR, maka suku kedua dan seterusnya dapat diabaikan

    terhadap suku pertama. (nda bias coba mengujinya dengan memasukkan nilai

    yang kecil untuk x B # ;,1%

    0engan demikian !ersamaan #/.D;% dapat ditata ulang menjadi

    5

    v

    o

    5   x $ 

     %T T 

    ∆=∆

    1

    !1.51#

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    40/166

    =ntuk mengubah fraksi mol  x B  ke dalam satuan konsentrasi lain yang lebih

     praktis seperti kemolalan #m B%, maka

     B A

     B B

    nn

    n x

    +=

    9ika larutan encer #n A [[ n B%, maka n A 8 n B  ≅ n A " sehingga x B ≅ A

     B

    n

    n. )arena

     A

     B

     Bw

    nm   =   #!ersamaan #/.D;%%, maka mol terlarut, n B9m Bw A "  sehingga

     A

     A B B

    nwm x   =  karena

     A

     A

     A M wn   = , maka  A

     A

     A  M nw =  sehingga

     x B 9 m B M  A !1.52#

    Substitusi !ersamaan #/.D1% ke dalam !ersamaan #/.D/% menghasilkan

     B

    v

     A

    5   m

     $ 

     M  %T T 

     XXXXX 

    1

    ∆=∆ !1.5%#

    )arena bagian pertama dari ruas kanan berharga tetap untuk system tertentu,

    dan diberi symbol : 5, maka  B55   m : T    =∆   !1.5;#

     : 5 disebut tetapan kenaikan titik didih molal. 0engan  XXXX 

    1

     A5

     $ 

     M  %T  : 

    ∆= , dan  %

    tetapan gas, T 6  titik didih pelarut murni,  M  A massa molar pelarut dan #$ v

     perubahan entalpi molar penguapan pelarut murni.

    Tetapan  : 5 hanya bergantung pada sifat'sifat dari pelarut murni. =ntuk air dengan M   /?,;/D1 g4mol, T 6  55,/D ) dan #$ v 

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    41/166

    C% atatan 9 munun+a 1000 ,Bk, a&aa6 untuk ke)utu6an men,u)a6 satuan  M  A  &ari

    ,Bmo menja&i k,Bmo

    &leh karena titik didih, T 6 merupakan fungsi dari tekanan, maka : 5  jugamerupakan fungsi dari tekanan. !engaruhnya memang cukup kecil akan tetapi

    untuk pengukuran yang lebih teliti, maka hal ini harus diperhitungkan.

    !ersamaan lasius'layperon dapat digunakan untuk melihat pengaruh tekanan

    terhadap titik didih suatu zat.

    )euntungan dari penggunaan molalitas, karena seperti yang sudah

    diungkapkan di bagian /./, molalitas tidak bergantung pada suhu, artinya

    molalitas harganya tidak berubah dengan perubahan suhu.Gambar /.? memperlihatkan diagram fasa untuk air murni dan larutannya.

    !ada gambar tersebut kur3a dengan garis penuh adalah untuk air murni dan

    kur3a garis putus'putus untuk larutannya, dengan penambahan terlarut in3olatil.

    Tekanan uap larutan turun pada berbagai suhu. Sebagai akibat titik didih larutan

     pada / atm lebih besar daripada titik didih normal air, 55,/D ).

    (am)ar 1.?. 3ia,ram @asa air murni &an arutann+a

    )ajian termodinamika untuk penurunan titik beku paralel dengan

    kenaikan titik didih. )etika suatu larutan membeku, jika diasumsikan padatan

    1.5.%. $enurunan Titik 'eku

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    42/166

    yang terpisah membeku dari larutan hanya mengandung pelarut saja tanpa

    terlarut maka kur3a potensial kimia untuk padatan #baik padatan pelarut murni

    maupun dalam larutannya% adalah sama #lihat Gambar /.?.%. (kibatnya, kur3a

    garis penuh untuk padatan dan kur3a putus'putus untuk pelarut dalam larutan

    sekarang berpotongan di suatu titik di bawah titik beku pelarut murni. 0engan

    cara yang sama, seperti untuk kenaikan titik didih, cobalah turunkan sendiri

     bahwa penurunan titik beku mempunyai rumusan

    m : T    4  −=∆   !1.55#

    0engan #T  4   , penurunan titik beku, T;T 6  dan :  4   tetapan penurunan titik beku

    molal dengan persamaan  4us

     A

     4  

     $ 

     M  %T  : 

     XXXXX 

    1

    ∆= !1.5=#

    T 6  dalam hal ini adalah titik beku pelarut murni, dan  #$  4us  adalah kalor 

     pelelehan pelarut murni.

    Gejala penurunan titik beku ini dapat pula dipahami dengan mempelajari

    Gambar /.?. !ada / atm, titik beku larutan merupakan titik perpotongan kur3a

    garis putus'putus #antara fasa padat dan cair% dengan garis horizontal pada /atm. Uang sangat menarik untuk diketahui adalah bahwa jika pada kenaikan titik

    didih, zat terlarutnya harus in3olatil karena jika terlarutnya 3olatil maka yang

    terjadi bukan kenaikan titik didih tapi penurunan titik didih, sementara itu untuk

     penurunan titik beku tidak perlu ada pembatasan pelarut murni. Buktinya etanol

    #titik didih 5D/,@D )% sering digunakan sebagai zat anti beku air, padahal jika

    etanol dimasukkan dalam air, maka yang terjadi adalah titik didihnya akan

    turun, sebagai contoh etanol >D : 3olum dalam air #a

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    43/166

     penurunan titik beku jauh lebih mudah dilakukan daripada kenaikan titik didih.

    0engan mengukur #T  4  " w A " w B dan dengan mengetahui :  4   pelarut, cukup untuk

    menentukan M  B. 0ari !ersamaan #/.DD% nampak bahwa untuk larutan dengan m

    tertentu, semakin besar nilai :  4 , semakin negatif pula #T  4 . "al ini meningkatkan

    kemudahan dan ketelitian pengukuran  #T  4 , akibatnya dipilih larutan yang

    mempunyai nilai :  4   yang besar. !ada Tabel #/.1% dapat dilihat harga : 5 dan :  4 

    untuk beberapa pelarut yang umum digunakan.

    Ta)e 1.2. :ar,a  K b &an  K  f  'e)erapa $earut

    !elarut )   b 4 ) kg mol'/ ) f  4) kg mol'/(ir ;,D/ /,?@

    Benzen 1,D5 D,/1(sam asetat 1,>5 5,>;

    0ari tabel itu dapat dilihat pula bahwa tetapan  : 5 lebih kecil daripada :  4 ,

    oleh karena itu untuk ketelitian percobaan lebih disukai untuk menentukan M  B

    melalui pengukuran4percobaan penurunan titik beku larutan daripada kenaikan

    titik didih.

     

    *enomena tekanan osmosis dapat dipahami dengan meninjau Gambar /.>.

    1.5.;. Tekanan Osmosis

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    44/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    45/166

    Berdasarkan persamaan tersebut, karena ; R x A R /, maka 3n x A berharga

    negatif, akibatnya  A µ  RC

     A µ  . 9adi potensial kimia pelarut murni lebih besar 

    daripada potensial kimia pelarut dalam larutan. &leh karena itu secara spontan

    akan lebih banyak molekul air #pelarut% dari pelarut murni berpindah melalui

    membran semipermeabel ke dalam larutannya, sampai tercapai keadaan

    kesetimbangan.

    )eadaan kesetimbangan tercapainya ketika laju aliran molekul dari pelarut

    murni sama dengan laju aliran molekul pelarut dari larutannya. "al ini diperoleh

    melalui perbedaan tekanan hidrostatik di kedua sisi #bagian% wadah. (danya

    tekanan ekstra ini akan meningkatkan potensial kimia pelarut dalam larutannya.

     A µ   sampai nilainya sama dengan potensial kimia pelarut dalam pelarut murni

    C

     A µ  .

    =ntuk melihat sampai sejauh mana pengaruh tekanan terhadap potensial

    kimia pada suhu tetap, kita tinjau kembali persamaan fundamental

    VdP dT ! dG   +−=  

    0ari persamaan tersebut diperoleh

    V  P 

    G

    =   

      

    ∂∂

    !ersamaan yang sama untuk perubahan potensial kimia komponen pelarut

    murni dalam larutan karena perubahan tekanan pada suhu tetap

    CC −−

    =   

      

     ∂

    ∂V 

     P T 

     µ 

    0engan C−−V   , 3olum molar pelarut murni. !eningkatan potensial kimia

    dengan naiknya tekanan dari ! #tekanan atmosfir% ke #! F π  % dapat dinyatakandengan

    ∫ ∫ + −−+

    =π π  µ 

     µ 

     µ  P 

     P 

     P T 

     P T 

    dP V d C

    %,#

    %,#

    !1.5>#

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    46/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    47/166

       B x−=  # untuk x B RR /% atau larutan encer 

    )emudian %#  B A A

     B

     B A

     B B   nnn

    n

    nn

    n x   >>≅+= . 0engan n A dan n B masing'masing mol

     pelarut dan terlarut. !ersamaan #/.D>% dengan demikian menjadi

     B x %T V   C

    =−−

    π 

         

      

     =

     A

     B

    n

    n %T   !1.=2#

     A

     B

    n

    n

     %T C−−=π 

       %T V 

    n B=

    0engan mengasumsikan 3olume pelarut C

    /

    −−V n  sama dengan 3olum larutan

    untuk larutan encer, maka

    '%T =π   atau  M%T =π  !1.=%#

    dengan ' dan M  masing'masing konsentrasi dan kemolalan larutan. )onsentrasi

    '  dapat diganti dengan kemolaran, M  jika satuan yang digunakan mol per liter.

    !ada !ersamaan #/.@5% digunakan satuan konsentrasi dalam molaritas karena

     pengukuran tekanan osmotik biasanya dilangsungkan pada suhu tetap. =ntuk

    larutan yang encer dengan pelarut air, kemolaran dan kemolalan dapat dianggap

    sama. !erlu dicatat pula berdasarkan asumsi'asumsi yang digunakan pada

     penurunannya, !ersamaan #/.@5% hanya berlaku untuk larutan ideal encer.

    Sama halnya seperti rumusan'rumusan sifat koligatif lainnya, !ersamaan

    #/.@5% juga dapat digunakan untuk menentukan massa molar telarut dari

     pengukuran tekanan osmotik larutannya. 9ika w B, massa terlarut dengan massamolar M  B, dilarutkan dalam se3olum larutan V , maka

     V  M 

     %T w

     B

     B=π  atau

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    48/166

     %T w M    B

     Bπ 

    = !1.=;#

    Larutan yang sama, mempunyai titik beku ' ;,;;;@o. Berdasarkan

    contoh soal dan fakta tentang titik beku untuk larutan yang sama, terlihat bahwa

     pengukuran tekanan osmotik merupakan cara yang lebih sensitid dalam

    menentukan massa molar terlarut dibandingkan cara penurunan titik beku,

    karena ketinggian ,? mm lebih mudah diukur daripada suhu J ;,;;;@o.

    &smosis memegang peranan penting dalam sistem kimia dan sistem

     biologi. Beberapa contoh akan dibahas secara sepintas. 0ua larutan dikatakan

    isotonik jika tekanan osmosisnya sama. 9ika dua larutan mempunyai tekana

    osmotik yang berbeda, larutan yang lebih pekat disebut hipertonik dan larutan

    yang lebih encer disebur hipotonik. =ntuk mempelajari kandungan atau isi dari

    sel darah merah yan g diliputi membran semipermeabel maka para ahli

     biokimia menggunakan suatu cara yang disebut dengan hemolisis. !ada proses

    ini sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik. "al ini akan

    mengakibatkan air dari larutan hipotonik tadi masuk ke dalam sel. Sel akan

    menggembung dan bahkan pecah, dengan mengeluarkan hemoglobin danmolekul'molekul protein lainnya yang terdapat dalam sel darah merah.

    Sebaliknya jika sel dimasukkan ke dalam larutan yang hipertonik, maka air 

    dalam sel akan keluar dan masuk ke dalam larutan yang hipertonik tadi melalui

     peristiwa osmosis. !roses terakhir ini disebut dengan krenasi yang dapat

    menyebabkan sel mengerut dan kehilangan fungsinya. &leh karena itu,

    makanan yang dimasukkan melalui pembuluh darah harus dilengkapi dengan

    garam yang isotonik dengan darah. Terapi oral rehidrasi untuk anak'anak yangmengalami diare merupakan penerapan lain dari konsep ini.

    Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, jika tekanan sebesar π   diterapkan

     pada larutan yang dipisahkan dengan pelarut murninya oleh membran

    semipermeabel, maka tercapai keadaan kesetimbangan antara larutan dan pelarut

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    49/166

    murni. 9ika tekanan pada larutan kurang #lebih kecil% dari pada π + P  , maka  µ 

     pelarut dalam larutan lebih kecil daripada pelarut murninya dan secara netto akan ada

    aliran pelarut dari pelarut murni ke dalam larutannya, yang prosesnya disebut dengan

    osmosis. (kan tetapi jika tekanan pada larutan dinaikkan melebihi π + P  , maka  µ 

     pelarut dalam larutan lebih besar daripada  µ    pelarut dalam pelarut murni, maka

    secara netto akan ada aliran pelarut dari dalam larutan ke dalam pelarut murninya.

    *enomena ini disebut dengan osmosis balik. &smosis balik dapat digunakan untuk

    desalinasi air laut. 0alam hal ini diperlukan membran yang hampir semipermeabel

    terhadap ion'ion garam, cukup kuat untuk menahan pecahan tekanan dan permeable

    terhadap air.

    1.= Larutan N+ata !Tak I&ea#

    !ada umumnya larutan bersifat tak ideal. 8asalah yang muncul ketika

    membicarakan larutan tak ideal adalah bagaimana menyatakan potensial kimia untuk

    komponen'komponen pelarut dan terlarut dalam larutan tersebut. "al ini penting

    mengingat potensial kimia merupakan kunci dari termodinamika. Banyak sifat'sifat

    termodinamika dapat diturunkan dari =

    i.=ntuk larutan ideal atau larutan cair atau padat encer non elektrolit potensial

    kimia setiap komponen dinyatakan dengan

    i

    o

    i

    id 

    i   x %T ln+=  µ  µ  !1.=5#

    0engan oi µ    potensial kimia komponen + pada keadaan standar, dan x i  fraksi mol i

    dalam larutan.

    )omponen'komponen pada larutan tak ideal dibicarakan sifatnya berdasarkan penyimpangannyan dari larutan ideal. =ntuk memudahkan membandingkan sifat

    tersebut, maka dipilih suatu pernyataan mengenai potensial kimia tak ideal oi µ   dalam

     bentuk yang sangat mirip dengan potensial kimia ideal seperti pada persamaan #/.@D%

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    50/166

    di atas. =ntuk tiap komponen i dengan oi µ    . untuk itu didefinisikan keaktifan i, ai

    dalam setiap larutan nonelektrolit tak ideal melalui rumusan i

    o

    ii   a %T  ln+=  µ  µ  !1.==#

    Berdasarkan persamaan #/.@@% keaktifan menggantikan faksi mol xi  pada i µ 

     pada larutan tak ideal. 0ari persamaan #/.@D% dan #/.@@% dapat dilihat bahwa ai   xi

    untuk larutan ideal atau larutan encer ideal. 9ika komponen i dalam larutan ada dalam

    keadaan standar maka ;ii   µ  µ   =  dan dari persamaan #/.@@%, pada keadaan tersebut ai

    sama dengan satu #a o

    i   /%, jadi pada keadaan standar ai  /.Selisih atau perbedaan antara potensial kimia larutan nyata pada persamaan

    #/.@@%, dan larutan ideal pada persamaan #/.@D% adalah

     %T ln ai J %T ln xi  %T ln #ai4 xi%

    9adi perbandingan ai4 xi merupakan suatu ukuran penyimpangan dari prilaku ideal.

    &leh karena itu didefinisikan koefisien keaktifan komponen i, >i sebagai ] ai4 xi

    sehingga

    ai  >i xi !1.=>#=ntuk mlengkapi definisi dari ai dan ] #persamaan /.@@ dan /.@%, kita harus

    menyatakan kadaan standar dari masing'masing komponen larutan. (da dua kon3ensi

    mengenai standar yang digunakan, yakni

    konensi I. =ntuk suatu larutan yang fraksi mol semua komponen'komponennya

    dapat be3ariasi dalam rentang yang cukup tinggi, biasanya digunakan kon3ensi

    +.)asus yang paling umum adalah larutan dari dua buah cairan atau lebih #misal air 

    dengan etanol%. )eadaan standar berdasarkan kon3ensi + untuk setiap komponen +

    dalam larutan diambil cairan murni i pada suhu dan tekanan larutan.

    ( ) P T io

    i 3    ,C

    .   µ  µ    = !1.=?#

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    51/166

    dengan subskrip + menyatakan pemilihan keadaaan standar dengan kon3ensi +, tanda

    derajat menunjukkan keadaan standar dan tanda bintang menyatakan zat murninya.

    )on3ensi + sama dengan kon3ensi yang digunakan untuk menyatakan keadaan

    standar larutan ideal #lihat bagian /.%

    ii 3 i 3 i   x %T  .C

    ,   lnγ   µ  µ    += !1.>0#

    )etika xi mendekati pada T,! tetap, potensial kimia i µ   mendekati karena larutan

    menjadi + murni. )arena itu limit  xi W / pada persamaan /.@? adalah

    ii 3 i 3 i   x %T  .C

    ,   lnγ   µ  µ    +=  atau ln   ;,   =i 3 γ    dan ln   /,   =i 3 γ  

    i 3 ,γ    W/ ketika xiW/ !1.>1#

    9adi koefisien keaktifan +#berdasarkan kon3ensi +% menuju / ketika larutan mendekati

    murni

    Konensi II. )on3ensi ++ digunakan jika kita ingin memperlakukan komponen

    larutan pelarut berbeda dengan komponen lainnya terlarut. )asus umum adalah

    larutan dari padatan atu gas dalam pelarut cair.

    )eadaan standar kon3ensi ++ dari pelarut adalah cairan murni ( pada T dan !

    larutan. 0engan ( ) P T  Ao

     A 33    ,C

    ,   µ  µ    =   maka persamaan #/.@>% menjadi

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    52/166

     A A 33  A A   x %T  ,C lnγ   µ  µ    +=  . dengan mengambil limit dari persamaan ketika kita peroleh

    lihat pada persamaan #/./%, jadi

    ( )   /,, ,C

    ,   →=   A 33  Ao

     A 33    P T    γ   µ  µ   ketika x(W / !1.>2#

    =ntuk setiap pelarut i ≠ (, kon3ensi ++ memilih keadaan standar sedemikian rupadengan menuju pada limit pengenceran tak hingga

    /,   →i 33 γ    ketika x(W / !1.>%#

    !erhatikan bahwa limit pada persamaan #/.5% yang diambil ketika fraksi mol pelarut,

     A x  menuju / #dan dengan demikian   ;→i x  % sangat berbeda dari persamaan #/./%,

    dimana limit yang diambil adalah ketika  /→

    i

     x

     . kita pilih keadaan standar kon3ensi++ yang konsisten dengan persamaan #/.1% sebagai berikut dengan mengambil i µ 

     pada persamaan #/.@

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    53/166

    )oefisien aktifitas perlu ditentukan karena dengan diketahuinya koefisien

    aktifitas, maka dapat diketahui poten sial kimianya i µ   0ari potensial kimia, sifat'

    sifat termodinamika larutan dapat ditentukan .

    $enentuan keakti@an &an koe@isien keakti@an

    )oefisien keaktifan biasa ditentukan dari data pada keseimbangan fasa, yang

     paling umum adalah dari pengukuran tekanan uapnya.

    Konensi I

      =ntuk mengukur keaktifan i 3 a ,   dan koefisien keaktifan dengan

    menggunakan kon3ensi + sebagai standar, dengn menggunkann data tekanan uap kita

    gunakan nilainya.

     P i a+,i  P Ci !1.>;#

    0engan demikian C,i

    i

    i 3  P 

     P a   =  pada ekanan uap parsial i di atas larutan tekanan uap

    murni + pada suhu larutan. P i dapat pula ditentukan jika komposisi di fasa uap dan

    tekanan total uap P  diketahui pada suhu tertentu Ci P   berharga tetap. Sehingga dari

     persamaan #/.1% dapat dilihat bahwa keaktifan suatu zat dalam larutan sebanding

    dengan tekanan parsial P i dalam larutan .C

    ,,   i 3 ii 3 i   P  x P    γ  =  atau C,,,   i 3 ii 3 vi   P  x P  x   γ  =

    !1.>5#

    dengan vi x ,  fraksi mol + di fasa uap, l i x ,  fraksi mol i di fasa larutan, P tekanan uap

    dari larutan. =ntuk larutan dua komponen uap dapat diperoleh dengan

    mengkondensasikan uap tersebut dan menganalisisnya.

    Konensi II

    !ersamaan Gibbs'0uhem

    )oefisien kekatifan terlarut yang tidak menguap dapat dicari dari data tekanan uap

    dengan menggunakan persamaan Gibbs'0uhem. 0iferensial total dari persamaan

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    54/166

    G 9  ii

    in  µ ∑ , kita peroleh perubahan G dari larutan.

    ( ) ( )   ii

    ii

    i

    i

    i

    iiiiii

    i

    i   dnd ndnnd nd nd dG ∑∑∑∑∑   +=+===   µ  µ  µ  µ  µ  µ 

    0engan menggunakan persamaan

    i

    i

    i dnVdP !dT dG ∑−+−=   µ   diperoleh

    ;=−+∑   VdP !dT d n ii

    i   µ  !1.>=#

    !ersaman #/.@% adalah persamaan Gibbs'0uhem. !enerapannya yang paling sering

    dilakukan adalah pada proses dengan kondisi T   dan P   tetap, sehingga persamaan

    #/.@% menjadi

    ;=∑   ii

    id n   µ  !1.>>#

    )oefisien )eaktifan terlarut non3olatile

    =ntuk larutan dengan terlarut padat dalam cairan, tekanan uap terlarut sangat

    kecil dan tidak diukur, sehingga tidak dapat digunakan untuk mencari koefisien

    keaktifan terlarut. !engukuran tekanan uap sebagai fungsi dari komposisi

    menghasilkan  P (, tekanan parsial pelarut. 0engan demikian koefisien keaktifan

     pelarut  Aγ     pada berbagai komposisi dapat dihitung. )oefisien keaktifan terlarut

    kemudian dicari dengan menggunakan persamaan Gibbs'0uhem.

    =ntuk larutan dua komponen, yakni pelarut ( dengan terlarut B persamaan

    Gibbs'0uhem pada T"P  tetap #persamaan /.%

    ;=+   B B A A   d nd n   µ  µ  !1.>?#

    !embagian persamaan #/.?% dengan #n( F nB% menghasilkan

    ;=+   B B A A   d  xd  x   µ  µ  !1.>4#

    Berdasarkan persamaan #/.@>%

     A A

    o

     A A   x %T  %T    lnln   ++=   γ   µ  µ 

    0an pada T,! tetap A

     A A A

     x

    dx %T  %Td d    +=   γ   µ    ln  #ingat kembali bahwa

     A

     A

     A x

    dx xd    =ln %

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    55/166

    0emikian pula halnya dengan B

     xB

    dx

     %T  %Td d   B

     B B   +=   γ   µ    ln

    Subtitusi  Ad  µ    dan  Bd  µ    kedalam persamaan #/.>% dan kemudian membaginya

    dengan MT menghasilkan

    ;lnln   =+++   B B B A A A   dxd  xdxd  x   γ  

    )arena  x( F  xB  /, maka ;=+   B A   dxdx   dan persamaan terakhir menjadi

     A

     B

     A

     B  d 

     x

     xd    γ  γ     lnln

    −= !1.?0#

    +ntegrasi di antara dan dan dengan memilih kon3ensi ++, diperoleh

     A 33 

     A

     A B 33  B 33    d 

     x

     x,

    1

    /

    /,1,,   ln/

    lnln   γ  γ  γ   ∫   −−=− !1.?1#

    9ika diambil keadaan / sebagai ( murni, //,,   = B 33 γ     #persamaan /.?/% dan

    ;ln /,,   = B 33 γ    dan kemudian alurkan A

     A

     x

     x

    −/  terhadap  A 33 ,ln γ   . Luas di bawah kur3a

    dari  A x / sampai   1, A x   merupakan '   1,,ln  B 33 γ   . Tapi karena →−  A

     A

     x

     x

    /  ^ ketika

    ,;→ A x  luas daerah di bawah kur3a akan tak hingga. =ntuk mencegah hal tersebut,

    mka integrasi jangan pada /= A x   tapi pada '  x A   −= / , dimana cukup kecil untuk

     B 33 ,γ    tetap berharga / pada '  x A   −= / .

    Koe@isien keakti@an pa&a kemoaan &an konsentrasi moar

    Sampai sejauh ini, komposisi larutan yang dinyatakan dengan menggunakan

    fraksi mol dan potensial kimia terlarut + dinyatakan dengan

    ii 33 i 33 

    o

    i  x %T 

    ..   lnγ  µ  µ    +=  dengan 1.. B 33 γ   / !1.?1#

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    56/166

    dengan ( sebagai pelarut. (kan tetapi, untuk larutan padat atau gas dalam cairan,

     potensial kimia terlarut biasanya dinyatakan dalam bentuk kemolalan atau kemolaran.

    )emolalan terlarut + dinyatakan dengan A A

    i

    i M n

    nm   =   #!ersamaan /.5%.

    !embagian pembilang dan penyebut dengan n total menghasilkan A A

    i

    i M  x

     xm   = dan

     A Aii   M  xm x   =  dengan demikian pernyataan untuk ?i menjadi

    (   oo A Aii 33 i 33 o

    i  mm M  xm %T  4ln

    ..   γ  µ  µ    +=

    ((   oii 33  Ao

     Ai 33 o

    i   mm x %T m M  %T    4lnln ..   γ   µ  µ    ++= !1.?2#

    dengan mo didefenisikan sebagai moO/ mol4kg. )ebutuhan mengalikan dan membagi

    logaritma dengan mo  adalah untuk menjaga agar satuan'satuan pada persamaan

    terakhir sesuai. )ita dapat mengambil log hanya dari bilangan tak bersatuan. "arga M  Am

    o  tidak mempunyai satuan. Sebagai contoh, untuk "1&,  M  Amo  #/? g4mol%#/

    mol4kg% ;,;/?.

    Sekarang kita defenisikan ?omi dan >mi  sebagai

    0engan defenisi ini, ?i menjadi

    (   oiim

    im

    o

    i  mm %T    4ln

    ...   γ  µ  µ    += , moO / mol4kg, iE( !1.?5#

    /.   →imγ     ketika /→ A χ  !1.?=#

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    57/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    58/166

    !ersamaan'persamaan yang sudah diturunkan sebelumnya, didasarkan

     pada asumsi sifat ideal dari larutan. !ersamaan ini sangat baik diterapkan untuklarutan'larutan encer #umumnya dengan    B  R ;,1 m%. =ntuk larutan'larutan

    dengan konsentrasi yang lebih pekat atau larutan'larutan yang menyimpang dari

    keadaan ideal, maka kita harus mengganti konsentrasi dengan keaktifan.

    0engan demikian melalui sifat koligatif larutan dapat ditentukan koefisien

    keaktifan pelarut dan terlarut dalam larutan.

    2. LARUTAN ELEKTROLIT

    !ada bab sebelumnya sudah dikaji larutan non elektrolit dan sifat'sifatnya.

    (kan tetapi hal ini belum cukup, karena banyak system'sistem kimia berupa larutan

    yang mengandung berbagai jenis ion. &leh karena itu larutan seperti ini perlu untuk

    dipelajari secara terpisah dari larutan non elektrolit.

    Qlektrolit adalah suatu zat yang dapat menghasilkan ion'ion dalam larutan,

    yang ditunjukkan dengan sifat larutannya yang dapat menghantarkan listrik.

    Berdasarkan daya hantarnya, elektrolit diklasifikasikan ke dalam elektrolit kuat danlemah. Sebagai contoh, dengan air sebagai pelarut, $"5, &1, dan "5&&"

    termasuk elektrolit lemah, sementara $al, "l, dan )$&5  merupakan elektrolit

    kuat.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    59/166

    )lasifikasi lain yang didasarkan pada struktur adalah elektrolit sebenarnya

    #sejati% dan elektrolit yang potensial sebagai elektrolit. Qlektrolit sejati dalam keadaanmurninya terdiri atas ion'ion. Garam'garam pada umumnya merupakan elektrolit

    sejati. )ristal $al, uS&

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    60/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    61/166

     pada larutan elektrolit yang sulit menguap. 9adi tekanan uap untuk pelarut ( dalam

    larutan elektrolit  P  A 9 a A P 

    o A !2.1#

    0engan asumsi uap bersifat ideal,  P  tidak terlalu tinggi. 9ika uap tak ideal maka

    tekanan uap diganti dengan fugasitas. !erubahan tekanan uap, Y P   dibandingkan

    dengan tekanan uap murninya adalah

    Y P 9 P  A ; P o A !2.2#

      #a A  /% P o A

      #> A   A  % P o A !2.%#

    9adi melalui pengukuran tekanan uap larutan dapat ditentukan,  Aγ   . 0engan

    menggunakan persamaan Gibbs'0uhem dapat dicari > dari terlarut.

    2.1.2 Kenaikan Titik 3i&i6

    )arena larutan tidak ideal, maka potensial kimia pelarut dalam larutan,  ? A dinyatakan dengan

     A Ao

     A   a %T l lar  ln%#%#   += µ  µ 

    )arena keadaan standar untuk pelarut adalah cairan pelarut murninya, maka

     A Ao

     A   a %T l lar  ln%#%#   += µ  µ  !2.;#

    Saat mendidih potensial kimia pelarut di fasa larutan sama dengan potensial kimia

     pelarut di fasa uap. v A A   lar  .%#   µ  µ    = !2.5#

    )arena terlarut tidak menguap, maka di fasa uap hanya ada uap pelarutnya saja

    #murni%.

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    62/166

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    63/166

    1

    .

    %#  o

     Auap

    i AT5 %

    T5 $ m M 

    ∆∆−=−   υ φ 

    i

     Avap

    i A

    o

    m :5 $ 

    m M T5 %T5   φυ 

    υ φ =

    ∆=∆

    .

    1%#

    !2.11#

    i=φυ  , faktor 3anIt "off 

    9adi kenaikan titik didih juga dapat digunakan untuk menentukan aktifitas dan

    koefisien aktifitas melalui φ  .

    2.1.%. $enurunan Titik 'eku

    0engan cara yang sama coba turunkan sendiri bahwa untuk penurunan titik

     beku diperoleh

    i  4  

     A  4us

    i A

    o

      4    m : 

     $ 

    m M T4   %T    φυ 

    υ φ −=

    ∆−=∆

    .

    1%#

    !2.12#

    2.1.;. Tekanan Osmosis

    oba turunkan sendiri untuk tekanan osmosis larutan nyata berlaku

     A A

     AV 

     %T  χ γ  π    ln−= !2.1%#

    dan jika digunakan φ  , maka Am

     A

    i

    V n

    n %T 

    .

    υ φ π  = . 9adi sifat koligatif dapat

    digunakan untuk menentukan keaktifan dan koefisien keaktifan melalui φ  .

    2.2. $en,6antaran Listrik &aam Larutan

    2.2.1. Mekanisme $en,6antaran Listrik 

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    64/166

    (liran listrik melalui suatu konduktor #penghantar% melibatkan perpindahan

    elektron dari potensial negatif yang tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah.

    8ekanisme dari transfer ini tidak sama untuk berbagai konduktor. 0alam penghantar 

    elektronik, seperti padatan dan lelehan logam, penghantaran berlangsung melalui

     perpindahan elektron langsung melalui penghantar dengan pengaruh dari potensial

    yang diterapkan. 0alam hal ini atom'atom penyusun penghantar tidak terlibat dalam

     proses tersebut. (kan tetapi pada penghantaran elektrolit, yang mencakup larutan

    elektrolit dan lelehan garam'garam, penghantar berlangsung melalui perpindahan ion'

    ion baik positif maupun negatif menuju elektroda'elektroda. 8igrasi ini tidak hanya

    melibatkan perpindahan listrik dari satu elektroda ke elektroda lain tetapi jugamelibatkan adanya transport materi dari satu bagian konduktor ke bagian lainnya.

    (liran listrik pada penghantar elektrolit ini selalu disertai dengan perubahan kimia

     pada elektroda'elektrodanya dan reaksinya bersifat khas dan tertentu bergantung pada

    zat'zat penyusun konduktor tersebut dan juga jenis elektrodanya.

    8ekanisme dari aliran listrik melalui konduktor elektrolik ini mungkin akan

    lebih baik untuk dipahami melalui contoh berikut.

      B

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    65/166

      #0%  ' F

    0 (

    Qlektroda u

      u1F#a_%  S&

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    66/166

      )ita lihat bahwa dua elektron di katoda digunakan untuk bereaksi membentuk

    u dan secara bersamaan dua elektron keluar dari anoda karena terjadinya perubahan

    dari u membentuk u1F. "asil nettonya adalah transfer dua elektron pada sirkuit luar 

    dari anado ke katoda.

    Saat sirkuit ditutup, ion positif atau kation akan bergerak ke katoda dan ion

    negatif atau anion akan bergerak ke anoda. )arena ion'ion ini bermuatan, maka

    gerakannya akan menyebabkan arus listrik. !roses mengalirnya arus listrik melalui

    konduktor elektrolit yang disertai dengan perubahan kimia ini disebut eektroisis.

    0ari uraian di atas tentang mekanisme elektrolisis dapat disimpulkan bahwa

    elektron masuk dan keluar dari larutan terjadi melalui perubahan kimia padaelektroda'elektrodanya.

    2.2.2. ouometer

    9umlah listrik yang mengalir melalui sirkuit dapat dianalisis dari jumlah zat

    yang terlibat dalam reaksi. (lat yang digunakan untuk tujuan ini adalah coulometer,

    dengan menerapkan hukum faraday tentang elektrolisis. Fara&a+ menemukan

    )a67a massa

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    67/166

    elektrolisis, cawan platina ditimbang. baru kemudian selnya dipasangkan. Sesudah

    elektrolisis, elektrolitnya didekantasi dengan hati'hati dan endapan perak pada cawan

    dicuci dengan air suling kemudian dikeringkan dan ditimbang. 0ari kenaikan berat

    ini kemudian dihitung jumlah listrik yang mengalir melelui coulometer. oulometer 

    ini dapat memeberikan hasil dengan tingkat ketelitian di atas ;,;D persen.

    oulometer lain juga yang menghasilkan ketepatan yang tinggi adalah

    coulometer iodium. !ada coulometer ini digunakan larutan kalium iodida dengan

    elektroda inert. 0engan adanya arus listrik yang mengalir akan terbentuk iodium,

    yang jumlahnya dapat ditentukan melalui titrasi dengan larutan natrim tiosulfat

    standar. 0ari 3olume dan konsentrasi larutan $aS1&5  dapat diketahui jumlah mol $a1S1&5. 0engan menggunakan persamaan reaksi setara saat titrasi dapat ditentukan

     jumlah mol +1  total hasil elektrolisis. +1  ini terbentuk saat arus listrik dialirkan

    kedalam larutan )+. 0engan mengetahui jumlah mol +1, maka dapat ditentukan

     jumlah mol elektron yang mengalir, dengan demikian jumlah listrik yang mengalir 

    dapat ditentukan.

    oulometer lain yang dapat juga digunakan adalah coulometer tembaga. (kan

    tetapi hasilnya tidak terlalu akurat. oulometer ini terdiri dari elektroda'elektrodatembaga dalam suatu larutan tembaga sulfat. 0ari jumlah endapan tembaga yang

    terbentuk selama arus listrik mengalir dapat ditentukan jumlah listrik yang mengalir 

     pada sel tersebut.

    2.2.%. 'ian,an An,kut

      Seperti telah diuraikan sebelumnya, arus listrik dihantarkan oleh larutan

    melalui perpindahan ion'ion positif dan negatif dalam larutan tersebut. (kan tetapi

    fraksi dari arus total yang dibawa oleh masing'masing ion tidaklah sama. 8isalnya

    dalam larutan encer magnesium sulfat, ion magnesium membawa ;.5? dari total arus

    listrik, sementara ion sulfat membawa sisanya yakni ;,@1 bagian dari total arus

    listrik. 0emikian pula halnya dalam larutan asam nitrat encer, ion nitrat hanya

    membawa ;./@ bagian dari arus total, sementara ion hidrogen ;.?

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    68/166

    hidrogen dalam dua larutan diatas membawa fraksi arus total yang lebih besar 

    dibandingkan dengan pasangan ionnya dalam masing'masing larutan tersebut kerena

    ion'ion tesebut bergerak lebih cepat dari ion'ion lainnya yang ada. 9ika kedua ion

    dalam larutan bergerak dengan kecepatan yang sama, maka masing'masing ion akan

    membawa jumlah listrik yang sama pada waktu tertentu. (kan tetapi jika kecepatan

    ion'ion ini tidak sama, maka dalam periode waktu tertentu, ion yang lebih cepat akan

    membawa fraksi arus yang lebih besar. *raksi dari arus total yang dibawa oleh

    masing'masing ion dalam larutan disebut juga dengan bilangan angkut.

    D

    Dt    ii  =   !2.1;#

    "ubungan kuantitatif antara fraksi arus yang dibawa oleh ion dan kecepatanya

    akan diuraikan sebagai berikut. )ita tinjau dua pelat pararel yang terpisah sejauh l  ,

    yang diisi se3olume larutan elektrolit #Gambar 1.1%.

      Q *

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    69/166

      0

      +v  −

    v  

    G "

    ( B

      l 

    (am)ar 2.2.

    e eektroisis &en,an jarak eektro&a sejau6 l 

    !ada kedua elektroda diterapkan beda potensial 2. 9ika jumlah kation + E  ,

    kecepatanya +v   dan muatannya e 

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    70/166

     E ev %, fraksi dari arus total yang dibawa

    oleh kation adalah

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    71/166

    %# −+++

    ++++++ +

    ==vve E  

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    72/166

    (noda Tengah )atoda

    $enentuan 'ian,an An,kut

    (da beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan bilangan angkut.

    !ada bagian ini akan diuraikan penentuan bilangan angkut dengan cara "ittorf dan

    cara gerakan batas #mo3ing boundary%.

    $enentuan 'ian,an An,kut 3en,an ara :ittor@

    !enentuan bilangan angkut dengan cara "ittorf didasarkan pada perubahan

    konsentrasi elektrolit di sekitar elektroda'elektroda yang disebabkan oleh aliran listrik

    melalui elektrolit. !rinsip dari cara "ittorf ini adalah dengan membagi sel ke dalam

    tiga bagian yakni daerah anoda, tengah dan katoda yang diilustrasikan melalui

    gambar 1.5

      F '

    F F F F F F F F F F F F F F F F F F' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

    F F F F F F F F F F F F F F' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

    F F F F F F F F F F F F F F ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

     F F F F F F F F F F F F F F F F F F' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

    F F F F F F F F F F F F F F' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

  • 8/15/2019 Diktat KF2 27 Juni 2013

    73/166

     

    F F F F F F F F F F F F F F

    ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

    (am)ar 2.%. $rinsip ara :ittor@ untuk 

    menentukan )ian,an an,kut.

    Situasi ion'ion sebelum aliran arus listrik dinyatakan secara skematis pada

    keadaan +. =ntuk memudahkan, masing'masing ion dianggap bermuatan satu dan

     pada contoh ini diasumsikan sebelum listrik mengalir masing'masing bagian

    mempunyai lima ion positif dan lima ion negatif. 9ika empat elektron dialirkan ke

    dalam sel, empat ion positif di daerah katoda akan menerima elektron dari elektroda

    dan dinetralkan. 0i daerah anoda empat ion negetif menjadi netral. "asil perubahan

    ini digambarkan dengan keadaan ++. )etika perubahan'perubahan ini terjadi pada

    masing'masing elektroda, ion'ion dalam larutan berpindah. 9ika kecepatan kation dan

    anion sama, maka masing'masing membawa setengan dari arus, jadi dua kation #ion

     positif% pindah dari anoda ke katoda #dari kutub #F%, anoda ke kutub negatif #'%,

    katoda%, dan dua anion #ion negatif% dari kutub negatif #'%, katoda ke kutub positif #F%,anoda, akibatnya dua ion positif pindah dari bagian anoda ke bagian tengah dan dua

    ion positif dari tengah pindah ke b