Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INDONESIA ENVIRONMENT TALKS 2020 #4
POLITIK RAMAH LINGKUNGAN: INTERVENSIREGULASI
DAN POLITIS
• S1 University of Manchester
• PG.Dip University of Manchester
• S2 Imperial College London• Beasiswa LPDP (PK-41)
• Anggota Komisi VII DPR RI• Energi, Riset dan Teknologi, Lingkungan
• Dapil JATIM X (Gresik dan Lamongan)
• Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP)
• Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Peru – Indonesia
• Anggota Open Parliament Indonesia (OPI)
• Sekretaris Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI / Green Economy Caucus Indonesian Parliament
• Wakil Ketua Kaukus Pemuda Parlemen Indonesia (KPPI)
• Anggota Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI) – Sekretaris Bidang Luar Negeri
PERAN SEKTOR ENERGI DALAMPEMBANGUNAN NASIONAL (ASUMSIKONDISI DUNIA NORMAL)
• Indonesia Energy Outlook 2019 (DEN, 2019) yang menjadi basis beberapa data, berasumsi bahwa pertumbuhan produkdomestik bruto (PDB) sebesar 5,6% per tahun denganpertumbuhan populasi 0,7%
• Mengacu terhadap figur tersebut, Badan PerencanaanPembangunan Nasional (bappenas) juga menyatakan pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomiterbesar ke-4 di dunia (Indonesia Emas 2045)• Dalam wujud untuk mencapai target tersebut = increased production = increased
energy demand / permintaan energi akan semakin meningkat
Sumber: DEN, 2019 3
Dyah Roro Esti - DPR RI
Source: DEN, 2019
4
Source: DEN, 2019
5
Source: DEN, 2019
6
PERAN SEKTOR ENERGI DALAMPEMBANGUNAN (PASKA COVID-19)
• Seiring dengan pertumbuhanekonomi, permintaan energi / energy demand akanmengalami peningkatanyang drastis
• Kedepannya yang di harapkan adalah bahwanegara Indonesia dapatmerealisasikan sustainable economic development / sustainable development
• Circular economy 7
Dyah Roro Esti - DPR RI
17/09/2020 8
Dyah Roro Esti - DPR RI
23% EBT TAHUN 2025
Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) – UU No 30 Tahun 2007
Kebijakan Energi Nasional (KEN) Permen No 79 Tahun 2014
NDC Indonesia – UU No 16 Tahun 2016
COP21 Paris Agreement
17/09/2020 9
Dyah Roro Esti - DPR RI
KEBIJAKAN
• Kebijakan Energi Nasional (KEN): • Target bauran energi terbarukan dalam bauran energi primer paling sedikit
23% pada tahun 2025, dan meminimalkan penggunaan minyak bumi kurangdari 25% pada tahun 2025
• Rencana Umum Energi Nasional (RUEN):• Amanat UU No. 30 Th. 2007 tentang Energi
• Yang mengatur: penggunaan jargas, target kendaraan listrik, bauran energiprimer pembangkitan dll di tingkat nasional
• Rencana Umum Energi Daerah (RUED):• Namun belum semua provinsi memiliki kebijakan tsb
Source: DEN, 2019 10
Dyah Roro Esti - DPR RI
Outlook Bauran Energi Nasional
Source: DEN, Indonesia Energi Outlook 2019
9.15%
37.15%
33.58%
20.12%
> 23 %
30 %
< 25 %
> 22 %
30%
20 %
25 %
23 %
Coal Oil RE
9.15% EBT dalam BauranEnergi Nasional
PLTA (Air)
PLTB (Bayu/Angin)
PLTP (Panas Bumi)
PLTS (Surya)
Biofuels
Profil Bauran Energi Indonesia
Sumber Energi Produksi Listrik Indonesia
Source: HEESI, 2018; DEN, Indonesia Energi Outlook 2019)
12.2% Energi Baru Terbarukan (10. 169 MW)
Source: MEMR 2018; PLN 2019
Listrik
LISTRIK: EBT
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap
Sulawesi Selatan
75 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Likupang
Sulawesi Utara
21 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata
Jawa Barat
1,008 MW
Tenaga Listrik Tenaga Panas Bumi(PLTP) Salak
Jawa Barat
377 MW
*Note: Untuk mencapai target 23% perlu ada tambahan sekitar 9.000 MW, sehingga pada akhir2024 kapasitas yang harus dicapai sebesar 20.000 MW
PLTS OELPUAH (NTT)
• PLTS Oelpuah memiliki kapasitas sebesar 5 MW
• Dibangun di atas lahan seluas 7,5 Ha dan
diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 27Desember 2015
• Pengoperasian PLTS Kupang dikendalikan oleh
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
(UPK) Timor
• Dapat mengatasi masalah pemadaman listrik
secara bergilir di wilayah Timor
• PLTS Kupang telah memberikan kontribusi sekitar
4% dari total kebutuhan listrik Pulau Timor
• Potensi penghematan sekitar Rp 1,30 Miliar/bulanatau setara 145 920 liter solar
• dengan asumsi PLTS beroperasi optimal sebesar663.275 kWh dan harga bahan bakar minyak Rp 8.876
POTENSI EBT DI DAERAH3T
• Kebijakan kebijakan telah diterbitkan untuk memenuhi tercapainya bauran energi
23% sesuai dengan kebijakan energi nasional di tahun 2025, antara lain:
• Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk
Penyediaan Tenaga
• ListrikPermen ESDM Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Tenaga Surya Atap
Oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
• Kepmen ESDM Nomor 39 K/20/MEM/2019 tentang Pengesahan RUPTL PLN 2019-2028
• Permen ESDM No 38/2016 tentang Percepatan Elektrifikasi di Pedesaan Belum
Berkembang, Terpencil, Perbatasan, dan Pulau Kecil Berpenduduk Melalui Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Skala Kecil
• Meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah 3T dengan energi terbarukan seperti:
• PLTS (potensi: 207,8 GWp)
• Small-scale wind energy atau PLTB (potensi: 60,6 GW)
• PLTBio (biomass, potensi: 32,6 GW)
Sumber: Permen ESDM No.38 Tahun 2016
RUU EBT MASUK DALAM PROLEGNAS TAHUN 2020
• RUU EBT sebagai solusi dan sebagai landasan hukum yang komrehensif untuk
mengembangkan energi terbarukan di Indonesia
• UU EBT nantinya dapat menjadi dasar hukum yang lebih kuat dan mampu menutupi
kekurangan peraturan-peraturan sebelumnya
• Mampu membangun ekosistem dan iklim investasi energi terbarukan yang kondusif di
Indonesia
• Energi terbarukan menjadi sumber energi yang kompetitif dan mengurangi
ketergantungan dalam peggunaan energi berbahan fosil
• Sebagai bentuk komitmen dari ratifikasi Paris Agreement dan mencapai target 23%
Energi Terbarukan dalam Bauran Energi Primer Nasional 2025
• Mencapai NDC Indonesia, yaitu pengurangan emisi karbon sebesar 29% secara
mandiri dan 41% dengan bantuan internasional
• Dengan turunnya emisi karbon dan tingkat polusi dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia
EFISIENSI ENERGI
• Efisiensi energi dan energi
terbarukan memiliki persentasesebesar 69% dalam mengurangi
emisi karbon dan mencegah
perubahan iklim.
• Efisiensi energi dapat diterapkan di
beberapa sektor seperti:• Efisiensi energi dalam sistem
transportasi dan industri• Efisiensi energi dalam fasilitas dan
servis pelayanan umum seperti servisair bersih, penerangan jalan umum,dan pengolahan sampah/limbah
• Efisiensi energi dalam integrasipemanfaatan energi berdasarkansumbernya
Source: IEA, World Energy Outlook 2019
EFISIENSI ENERGI DI INDONESIA
• Komitmen sektor energi Indonesia adalah dalamRUEN:
• penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 314 – 398 jutaton CO2 pada tahun 2030
• 23% EBT dari bauran energi primer,• 17% efisiensi energi dari BAU Energi Final
• Target RUEN penghematan energi hingga 2025sebesar 227 juta Setara Barel Minyak (SBM)
• Kementerian ESDM menyebutkan konsumen energiterbesar di Indonesia adalah:
• Sektor Transportasi sebesar 45%• Sektor Industri 34%
• Direktorat Konservasi Energi, Kementerian ESDMmenyusun target penghematan energi sampaidengan tahun 2025 dari empat sektor penggunaenergi yaitu:
• Industri• Gedung Komersial• Rumah Tangga• Transportasi
Source: http://ebtke.esdm.go.id/post/2020/03/17/2513/kebut.investasi.proyek.efisiensi.energihttp://ebtke.esdm.go.id/post/2019/04/30/2231/kementerian.esdm.terus.dorong.partisipasi.para.pengelola.gedung.lakukan.efisiensi.energi
• Potensi penghematan energi:• Sampai dengan 2019 adalah sebesar 103 juta SBM• Realisasi sampai Maret 2020 sebesar 49.3 juta SBM
(menyisakan gap sebesar 177 juta SBM dari targetRUEN).
• Khusus untuk sektor industri, gedung komersialdan pembangkit, hingga 2025 Pemerintahmenargetkan penambahan penghematanenergi pada:
• sektor industri sebesar 47.15 juta SBM• gedung komersial sebesar 0.10 juta SBM• sektor pembangkit ditargetkan sebesar 6.59 juta
SBM.
TERIMA KASIH