Skripsi Annisa Nur Afifah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    1/156

    PENGELOLAAN RUMAH SINGGAH

    (Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri Depok) 

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh

    Annisa Nur Afifah

    NIM: 109018200001

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H/2014 M

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    2/156

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    3/156

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    4/156

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    5/156

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    6/156

     

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    7/156

     

    i

    ABSTRAK

    Annisa Nur Afifah. 109018200001. Pengelolaan Program Rumah Singgah

    (Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri

    Depok). Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah

    dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

    Penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan program pengelolaan rumah

    singgah di rumah singgah Master yang meliputi program pembinaan dan program

     pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina

    Insan Mandiri yang terletak di Jalan Margonda Raya No.58 Pancoran Mas

    Terminal Terpadu Kota Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah kualitatif deskriptif, yakni mendeskripsikan tentang fenomena-fenomena

    yang ada. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,

    angket dan dokumentasi. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara

    dengan pendiri rumah singgah dan menyebar angket ke 8 guru/tutor yang aktif

    membina anak jalanan di rumah singgah.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, program pembinaan anak jalanan

    di rumah singgah master yang diselenggarakan Yayasan Bina Insan Mandiri,

    yaitu: program jalur pendidikan formal (SMP dan SMA terbuka), program jalur

     pendidikan nonformal (PAUD, pendidikan kesetaraan paket A, B, C), program

    kelas bisnis, program kelas seni (seni musik barang bekas (trashick)), lukisangombal, batik), program kelas tahfidz, program kelas teknologi, program

    tambahan (program lab skill: pelatihan komputer, pelatihan teknisi HP, pelatihan

    automotif, menjahit, tataboga dan sablon).  Kedua,  program pelayanan rumah

    singgah Master menyesuaikan dengan program yang telah ditetapkan oleh

    Kementrian Sosial RI, yaitu: penjangkauan, pengkajian masalah, resosialisasi,

    rujukan pemberdayaan untuk anak jalanan, pemberdayaan untuk orang tua anak

     jalanan, terminasi (pengakhiran pelayanan).  Ketiga,  pelaksanaan pengelolaan

    rumah singgah Master menjalankan unsur-unsur perencanaan, pengorganisasian,

     pengendalian (pengawasan dan monitoring) dan evaluasi. 

    Kata Kunci: Rumah singgah, pembinaan, pengelolaan

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    8/156

     

    ii

    ABSTRACT

    Annisa Nur Afifah. 109018200001. Management Shelter Home Program

    (Case study in Master Shelter Home Yayasan Bina Insan Mandiri Depok). 

    Studies Program of Education Management. Faculty of Tarbiyah and

    Teaching. State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

    This study aims to know the management program of shelters home in the Master

    shelter homes include coaching program and service program. This research was

    conducted in the Master Shelter home yayasan Bina Insan Mandiri located in

    Jalan Margonda Raya No.58 Pancoran Mas Terminal Terpadu, Depok City. The

    method used in this research is descriptive qualitative, which describes about the phenomena which exist. Meanwhile, data collection techniques using observation,

    interviews, questionnaires and documentation. In this study, researchers

    conducted interviews with the founders of the Master shelter and spread

    questionnaires to 8 teachers / tutors who actively foster a street children in shelter

    homes Master.

    The results of a research, showed that: First, the coaching program of street

    children in shelter homes master held by Yayasan Bina Insan Mandiri, namely:

    formal education program (junior and senior open high School), non-formal

    education pathway programs (Early Childhood Education/PAUD, equality

    education package A, B, C), business class program, a program of art classes (artmusic thrift (trashick)), rag painting, batik), program Tahfidz class, classroom

    technology program, additional courses (skills lab program: computer training,

    HP technician training, automotive training, sewing, cookery and screen printing).

    Second, service programs of shelter homes Master adjusting with a program that

    has been established by the Ministry of Social Affairs, namely: outreach,

    assessment issues, resocialization, referral for street children empowerment,

    empowerment for parents of street children, termination (termination of service).

    Third, the implementation of the Master runs shelter house management elements

    of planning, organizing, controlling (supervision and monitoring) and evaluation.

    Key words: Shelter homes, coaching, management

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    9/156

     

    iii

    KATA PENGANTAR

     Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

    Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur

    kehadirat Allah SWT, atas berkat nikmat sehat, karunia serta ridho-Nya. Shalawat

    dan salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat

     bagi seluruh alam, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

    Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini

    dapat diselesaikan dengan judul “ Pengelolaan Rumah Singgah dalam Membina

     Anak Jalanan (Studi Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan

     Mandir Depok). Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan

    dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi

    Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan

    dorongan serta jasa dari seluruh pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

    menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada:

    1.  Kedua orangtua, Ayah (Eje, MM) dan Mamah (Nurhayati) tercinta yang tidak

    lelah mendidik penulis sampai saat ini, curahan kasih sayang yang tulus, do’a -

    do’a yang tiada henti mengalir, nasihat, motivasi serta dukungan moril

    maupun materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapatmenyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi ini.

    2.  Dra. Nurlena Rifai, M. A Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. 

    Dr. Hasyim Asyari, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan dan

    Iffah Zahriyani, S.Pd, Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah

    memberikan layanan akademik selama penulis menempuh perkuliahan.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    10/156

     

    iv

    4.  Bapak Dr. Faridal Arkam, M.Pd, selaku dosen pembimbing skrispsi yang telah

    memberikan motivasi dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk

    membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

    5.  Seluruh bapak/ibu dosen program studi Manajemen Pendidikan, yang telah

    mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan

     pengetahuannya selama perkuliahan.

    6.  Pimpinan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok atau Sekolah Master Bapak

     Nurrokhim, para pengurus serta para tutor dan anak binaan Yabim yang telah

    memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian dan bersedia menjadi

    narasumber penulis hingga selesai.

    7. 

    Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

    Kementerian Sosial RI dan Pusat Pelayanan Informasi PPID (Pejabat

    Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kementerian Sosial RI yang telah

    memberikan andil besar dalam menyediakan bahan pustaka guna

    terselesaikannya penulisan skripsi ini.

    8.  Keluargaku tercinta, Adik semata wayang Wildan Sani Fajarudin, kakek,

    nenek, paman, bibi, sepupu atas curahan kasih sayang dan selalu mendo’akan

    untuk keberhasilanku.

    9.  Eri Sugiarto, yang selalu menemani keseharianku, teman berbagi dalam susah

    dan senang, selalu menyemangati dan memberikan dukungan sampai

    terselesaikannya skripsi ini.

    10.  Teman-teman di Jurusan KI-Manajemen Pendidikan, khususnya teman-teman

    seperjuanganku angkatan 2009 dan teman satu pembimbing Tines Purnama

    yang selalu memotivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.

    11. 

    Keluarga Besar HIMABO (Himpunan Mahasiswa Bogor). Organisasi

     primordial asal Bogor yang sama-sama berjuang menuntut ilmu di kampus

    UIN Jakarta. Semoga ikatan kekeluargaan kita akan terus terjaga.

    12. 

    Keluarga Besar KMF KALACITRA, terutama 9enerasi kalacitra teman

    seperjuangan dalam menempuh pendidikan fotografi di kampus UIN Jakarta.

    Banyak pengalaman berharga bersama kalian. Tak akan pernah terlupakan

    kenangan dan masa-masa yang telah kita lalui bersama.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    11/156

     

    v

    13.  KAPH (Kelompok Asuh Pelita Hati), ide penulisan skripsi ini berasal dari

    adik-adik di lapak pemulung yang didik oleh kakak-kakak KAPH.

    14.  Sahabat-sahabatku terkasih, Amirah, Yustia, Rahmatia yang terus saling

    memotivasi dan atas kebersamaannya selama ini. Penulis tak akan pernah

    melupakan kenangan dan masa-masa yang telah kita lalui bersama.

    15.  Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh

    kebaikan, jasa, dan doanya yang telah diberikan kepada penulis menjadi pintu

    datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan di akhirat

    kelak.

    Karya tulis yang sederhana ini tentunya masih belum sempurna, oleh

    karena itu kritik dan saran yang bersifat kontruktif penulis harapkan. Semoga

    skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu

     pengetahuan.

    Ciputat, 22 Januari 2014

    Penulis

    Annisa Nur Afifah

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    12/156

     

    vi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

    SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

    ABSTRAK ………………………………………………………………………. i

    ABSTRACT .…………………………………………………………………… ii

    KATA PENGANTAR ……………………………………………………….... iii

    DAFTAR ISI …………………………………………………………………... vi 

    DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. ix 

    DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. x 

    DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xi 

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah………………………………………..... 1 

    B.  Identifikasi Masalah…………………………………………….... 9 

    C.  Pembatasan Masalah………………………………………….….. 9 

    D.  Perumusan Masalah……………………………………………. 10 

    E.  Tujuan Penelitian……………………………………………….. 10

    F.  Manfaat Penelitian……………………………………………… 10

    BAB II KAJIAN TEORI

    A.  Kajian Teori

    1. 

    Rumah Singgah

    a.  Pengertian Rumah Singgah…………………………...… 12 

     b.  Latar Belakang Berdirinya Rumah Singgah………….… 12 

    c. 

    Prinsip-Prinsip Rumah Singgah………………………… 15 

    d.  Program Rumah Singgah……………………………….. 18 

    1)  Tahap Pelayanan Rumah Singgah………………….. 19 

    2) 

    Kegiatan Rumah Singgah ..………………….………21 

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    13/156

     

    vii

    2.  Pengelolaan Rumah Singgah……………………………...… 23

    a. 

    Pengertian Pengelolaan ……………………………….... 23

     b.  Tujuan Pengelolaan …….………………………………. 25

    c.  Strategi Pengelolaan ……………………………………. 26

    1) 

    Perencanaan………………………………………… 26

    2)  Pengorganisasian………………………………...…. 27

    3)  Pengendalian……………………………………….. 29

    4)  Evaluasi…………………………………………….. 30 

    B.  Penelitian yang Relevan………………………………………... 31

    C.  Kerangka Berfikir ………………………………………………. 33

    D. 

    Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 34

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. 

    Tempat dan Waktu Penelitian ......……………………………… 35 

    B.  Metode Penelitian………………………………………………. 36 

    C.  Sumber Data …………………………………………………… 37 

    D. 

    Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 37 

    E.  Teknik Analisis Data …………………………………………... 40 

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A.  Gambaran Umun Objek Penelitian

    1.  Sejarah Singkat Rumah Singgah Master …………………… 42 

    2. 

    Identitas Lembaga Yayasan Bina Insan Mandiri ………...… 45 

    3. 

    Visi dan Misi Rumah Singgah Master …...………………… 45

    4. 

    Keadaan Guru dan Siswa …………………………………... 46

    a.  Keadaan Guru ………………………………………….. 46

     b.  Keadaan Siswa …………………………………………. 48

    5. 

    Kurikulum Pembelajaran…………………………………… 48

    B.  Strategi Pembinaan Anak Jalanan ……………………….…….. 50

    C.  Program Rumah Singgah Master…………… …………………. 51

    1. 

    Program Pembinaan Rumah Singgah Master ….....………... 51 

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    14/156

     

    viii

    1)  Program Akademis ………….…………………………. 51 

    a. 

    Program Jalur Pendidikan Formal ……….………… 52 

     b.  Program Jalur Pendidikan Nonformal ….………….. 52 

    2)  Program Kelas Bisnis …………..……………………… 54 

    3) 

    Program Kelas Seni ………..…………………………... 55 

    4)  Program Kelas Tahfidz ………..………………………. 55 

    5)  Program Kelas Teknologi ….…………………….……. 56 

    6)  Program Tambahan …………………………...………. 56

    2.  Program Pelayanan Rumah Singah Master ……………….. 59

    D.  Pengelolaan Rumah Singgah Master ..………………………… 59 

    a. 

    Perencanaan ……………………………………………….. 59 

     b.  Pengorganisasian ………………………………………….. 67

    c.  Pengendalian ……………………………………………… 75 

    d. 

    Evaluasi …………………………………………………… 76 

    E.  Analisis Data ………………………………………………….. 78

    F.  Ulasan …………………………………………………….…… 86 

    BAB V PENUTUP

    A.  Kesimpulan ………………………………………………….... 88 

    B.  Saran ………………………………………………………….. 90 

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 92

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    15/156

     

    ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 : Waktu Kegiatan Penelitian ……………………………………. 35

    Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ……………………………… 38

    Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Angket …………………………………... 39

    Tabel 4.1 : Jumlah Tutor Tetap dan Relawan di Yayasan Bina Insan

    Mandiri……………………………………………………..…. 46

    Tabel 4.2 : Tingkat Pendidikan Terakhir Tutor Yayasan Bina Insan

    Mandiri ……………………………………………………….. 46

    Tabel 4.3 : Jadwal Belajar PKBM Yayasan Bina Insan Mandiri ………… 49

    Tabel 4.4 : Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri ………….. 64

    Tabel 4.5 : Sarana dan Prasarana …………………………………………. 78

    Tabel 4.6 : Karakteristik Anak Jalanan …………………………………... 82

    Tabel 4.7 : Perhatian Terhadap Pelajaran ……………………………….... 83

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    16/156

     

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 : Jumlah Anak Terlantar (6-18 Tahun) Tahun 2009 dan 2011 ..… 3

    Gambar 2.1 : Tahap-Tahap dan Program Pelayanan ………………………... 19

    Gambar 2.2 : Proses Pengorganisasian ……………………...………………. 28

    Gambar 4.1 : Tahap-Tahap dan Program Pelayanan ……………………..…. 57

    Gambar 4.2 : Proses Pengorganisasian ……………………...………………. 69

    Gamber 4.3 : Struktur Organisasi Yayasan Bina Insan Mandiri ……………. 73

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    17/156

     

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 Pengesahan Proposal Skripsi …………………………... 95 

    LAMPIRAN 2 Surat Bimbingan Skripsi ……...………………………... 96

    LAMPIRAN 3 Surat Permohonan Izin Observasi Study Dokumentasi

    ke Kemensos..…………………………………………... 97 

    LAMPIRAN 4 Surat Tanda Bukti Penyerahan Informasi Publik

    Kementrian Sosial RI …………………………………... 98 

    LAMPIRAN 5 Surat Permohonan Izin Observasi ke Yayasan Bina Insan

    Mandiri Depok..………………………………………… 99 

    LAMPIRAN 6 Surat Permohonan Izin Penelitian …………………….. 100 

    LAMPIRAN 7 Surat Keterangan Penelitian dari Yayasan Bina Insan

    Mandiri Depok ………………………………………... 101

    LAMPIRAN 8 Lembar Uji Referensi …………………………………. 102 

    LAMPIRAN 9 Foto Dokumentasi Penelitian …………………………. 110

    LAMPIRAN 10 Pedoman Wawancara ……………………....…………. 114

    LAMPIRAN 11 Pedoman Angket …………………………….………... 119

    LAMPIRAN 12 Hasil Wawancara…………………………………….... 122

    LAMPIRAN 13 Surat Rekomendasi SMPN 10 Depok ……..………….. 131

    LAMPIRAN 14 Daftar Prestasi dan Mitra Kerjasama Yayasan Bina Insan

    Mandiri Depok ……………………...……………….... 132

    LAMPIRAN 15 Data Anak Jalanan PKSA Binaan Yayasan Bina Insan

    Mandiri Depok …………………………………….….. 133

    LAMPIRAN 16 Daftar Tutor PAUD …………………………………... 148

    LAMPIRAN 17 Daftar Tutor Paket A/SD ……………………………... 149

    LAMPIRAN 18 Daftar Tutor Paket B/SMP .………………………….... 150

    LAMPIRAN 19 Daftar Tutor Paket C/SMA. …………………………... 151

    LAMPIRAN 20 Formulir Monitoring Anak Jalanan …………………… 152

    LAMPIRAN 21 Biodata Penulis …………………………………….…. 155

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    18/156

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

    dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak sebagai

    tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran

    strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsunganeksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Oleh sebab itu, anak perlu

    disiapkan dengan sebaik-baiknya agar dapat tumbuh kembang dan berkembang

    secara wajar.

     Negara kesatuan RI menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya,

    termasuk perlindungan sosial terhadap anak yang merupakan hak azasi manusia.

    Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh

    dan berkembang dengan wajar baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak

    mulia.

    Dalam kenyataannya masih banyak ditemukan anak-anak yang terlantar

    yang hidup di jalanan. Keberadaan anak jalanan merupakan akibat kondisi yang

    kurang baik di dalam keluarga seperti ekonomi keluarga rendah, tindak kekerasan

    terhadap anak, disorganisasi keluarga, anak kurang perhatian dan kasih sayang

    orang tua, dan faktor lainnya yang mendorong anak terpaksa berada di jalanan.

    Munculnya fenomena anak jalanan ini merupakan bukti tidak terpenuhinya

     perlindungan dan kebutuhan baik jasmani, rohani, maupun sosial yang menjadi

    hak anak Seperti yang tercantum dalam konvensi hak-hak anak yang disadur

    dalam UU PBB, yang selanjutnya tertuang dalam Undang-Undang perlindungan

    anak Republik Indonesia. Seperti disebutkan dalam Pasal 34 ayat (1) UUD 1945

    disebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak -anak terlantar dipelihara oleh Negara”.1 

    Pasal ini pada dasarnya merupakan hak konstitusional warga miskin dan anak-

     1Anak Jalanan dan Terlantar, Tanggung Jawab Siapa?,  Majalah Societa, Jakarta:

    Kementrian Sosial RI edisi II/2011, h. 7.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    19/156

    2

    anak terlantar. Dalam UUD 45 merupakan payung hukum bagi warga negara, dan

    menjadi kewajiban bagi negara untuk tidak mengabaikan keberadaan fakir miskin

    dan anak terlantar.2  Dalam penjelasan UUD adalah Negara bertanggung jawab

    untuk melindungi dan memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Dalam kata

    lain, dipelihara bukan dibiarkan untuk terus ada. Pemerintah sendiri sesungguhnya

    tidak menutup mata akan persoalan anak-anak jalanan yang bisa di kategorikan

    sebagai anak terlantar yang bukan hanya dijumpai di jalan-jalan, tetapi juga

    ditempat keramaian lainnya, seperti pusat perbelanjaan atau pasar, terminal,

    stasiun, dan lainnya.

    Anak jalanan harus diberikan pendidikan guna pengembangan mental dan

    kecerdasan. Terkait dengan masalah pendidikan, UU tersebut juga pada Pasal 9

    ayat 1 menyatakan  bahwa: “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan

     pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya

    sesuai dengan minat dan bakatnya.”3 Anak jalanan sering dipandang sebelah mata

    oleh masyarakat. Pada dasarnya mereka memiliki hak yang sama dalam

    memperoleh pendidikan dan pengajaran sesuai minat dan bakatnya. seperti anak-

    anak lainnya. Untuk itu, pendidikan harus diberikan kepada masyarakat tanpa

    memandang status sosial, ekonomi, jenis kelamin dan lain sebagainya termasuk

    anak jalanan.

    Fenomena anak yang berada di jalanan semakin meningkat, terutama

     banyak ditemukan di kota-kota besar seperti di wilayah Jabodetabek, bukan hanya

    dari aspek kuantitas tetapi aktivitas yang mereka lakukan. Peningkatan ini bukan

    hanya saat Indonesia mengalami krisis tetapi beberapa tahun sebelumnya juga

    sudah terlihat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantara faktor

    kemiskinan, pendidikan dan keluarga.

    Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada

     bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

    kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta

    2 Ibid , h. 8.

    3Undang-undang Perlindungan Anak (UU RI No. 23 Th. 2002), (Jakarta: Sinar Grafika,

    2012), cet VI, h. 6.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    20/156

    3

    orang atau 11,37% dari jumlah penduduk di Indonesia.4  Kemiskinan

    mengakibatkan rendahnya daya beli, keluarga miskin tidak mempunyai

    kemampuan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial dasar, seperti

     pangan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan kata lain, keluarga miskin tidak

    mempunyai dana yang cukup untuk membeli makanan, menyekolahkan anak dan

    memelihara serta meningkatkan status kesehatannya.

    Dampak dari kemiskinan menimbulkan berbagai masalah sosial.

    Kesejahteraan keluarga semakin menurun sehingga menimbulkan banyak anak-

    anak yang terpisah dari orang tuanya.

    Gambar 1.1

    Sumber: Data Susenas BPS 5 

    Berdasarkan tabel hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

    Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2009 memperlihatkan bahwa

     jumlah anak terlantar secara nasional berjumlah 3.176.462 anak. Dua tahun

    kemudian, tahun 2011, angka tersebut mengalami penurunan 60.685 anak menjadi

    3.115.777 anak. Sedangkan anak jalanan yang sudah di tampung di Lembaga

    Kesejahteraan Sosial (LKS) berjumlah 10.126 anak dari 88 LKS. Pada tahun yang

    4Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2013 (Berita Resmi Statistik No. 47/07/Th.

    XVI, 1 Juli 2013), h. 1.

    5Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2012 (Jakarta: Badan Pendidikan

    dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2012), h.29.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    21/156

    4

    sama anak yang tergolong rawan menjadi anak terlantar berjumlah 7.175.189 anak

    dari populasi anak Indonesia yaitu 58.171.746 anak anak usia 6 - 18 tahun.

    Sedangkan jumlah anak terlantar di DKI Jakarta tahun 2012 sebanyak

    60.336 anak. Panti Sosial Asuhan Anak yang diselenggarakan pemerintah maupun

    masyarakat berjumlah 30 panti dengan daya tampung 5.989 anak, sedangkan

    54.347 anak belum tersentuh pelayanan pemerintah maupun organisasi sosial atau

    LSM.

    Angka tersebut menunjukan bahwa kualitas hidup anak kita

    memprihatinkan yang mengancam masa depan mereka, padahal mereka adalah

    aset, investasi Sumber Daya Manusia dan sekaligus tumpuan masa depan bangsa.

    Pada umumnya anak jalanan berasal dari keluarga yang ekonominya

    lemah, sehingga para orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anak-

    anaknya. Selain itu juga dikarenakan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tidak

    adanya kepedulian orang tua terhadap nasib pendidikan anak-anaknya, sehingga

     banyak anak turun ke jalan untuk membantu orang tuanya dalam mempertahankan

    hidup.

    Pada umumnya permasalahan anak dikategorikan menjadi tiga yaitu,

     Pertama, Perlakuan Salah Terhadap Anak atau PSTA (child abuse atau child

    maltreatment ), yaitu penyiksaan anak baik secara fisik, psikis dan seksual.  Kedua,

     penelantaran anak (child neglect ), yaitu sikap dan perlakuan orang tua yan tidak

    memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak.

    Misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan

     pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak.  Ketiga, Eksploitasi anak (child

    exploitation) eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan

    sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga atau masyarakat.

    Contohnya memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi

    seperti memaksa anak untuk mengamen di jalan dan lain sebagainya.6 

    Kebutuhan pendidikan merupakan hal sangat penting, karena pendidikan

    merupakan hal mendasar bagi seseorang untuk mengetahui berbagai macam

    6Edi Suharto,  Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika

    Aditama, 2005), h. 160.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    22/156

    5

     pengetahuan, tetapi tidak sedikit juga orang yang masih tidak mementingkan

     pendidikan.

    Berkaitan dengan pernyataan di atas Allah SWT berfirman di dalam Al-

    Qur’an Surat An-nisa: 9

                                                                                       

                                           “Dan hendaklah takut kepada Allah orang -orang yang seandainya

    meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang merekakhawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka

    bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

    benar”. (QA. Annisa:9)7  

    Ayat diatas mengisyaratkan bahwa manusia hendaklah khawatir bila

    meninggalkan keturunan yang lemah, baik dalam pekerjaan, intelektual dan

    kompleksitas hidup. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan yang baik sebagai

     bekal untuk generasi berikutnya.

    Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak,

     perlu peran serta masyarakat, baik melalui lembaga pelayanan dan perlindungan

    anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi

    kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media masa, dan lembaga

     pendidikan, dengan program-program yang mendukung dan sesuai dengan

    kebutuhan anak, seperti memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk

     pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi

    masyarakat yang produktif.

    Dari kondisi tersebut, diperlukan suatu tempat atau lembaga untuk

    menampung dan memberikan pemenuhan kebutuhan pendidikan. Dalam khasanah

     penanganan anak jalanan dikenal tiga pendekatan, yakni street based (berpusat di

     jalanan), centre based (berpusat di panti), dan community based (berpusat di

    7Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Lubuk Agung, Departemen Agama RI, 1989),

    h. 116.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    23/156

    6

    masyarakat). Setiap pendekatan tersebut mempunyai ciri khas dari segi pelayanan,

    strategi, dan sasaran programnya.

    Pendekatan rumah singgah ini mulai berkembang akhir-akhir ini di

     berbagai Negara untuk melengkapi pendekatan yang sudah ada. Keunikannya

    adalah mampu digunakan untuk memperkuat tiga pendekatan diatas. Jika

    ditempatkan di wilayah yang dekat banyak anak jalanan, dapat dipandang sebagai

     street based yang menjadi pusat kegiatan anak jalanan. Jika ditempatkan di suatu

    wilayah dimana banyak anak warga tersebut menjadi anak jalanan, dapat

    dipandang sebagai pusat kegitan pula atau pintu masuk untuk menangani anak

     jalanan dengan melibatkan warga masyarakat. Rumah Singgah pada umumnya

     berupa rumah yang dikontrak juga dipandang sebagai panti (center ) baik untuk

     berlindung maupun sebagai pusat kegiatan.

    Rumah Singgah merupakan Lembaga Sosial Masyarakat (LSK)

    memberikan solusi alternatif dengan memberikan pelayanan sosial kepada anak-

    anak yang kurang beruntung. Dimana bagi mereka disediakan rumah

     penampungan dan pendidikan yang berfungsi sebagai tempat bernaung dan media

     pendidikan non formal yang dapat membawa perubahan bagi anak jalanan. selain

    itu mempertahankan kemampuan anak dimana penanganannya berdasarkan

    aspirasi dan potensi yang dimiliki anak. Para pekerja sosial dalam bekerja lebih

     banyak berprinsip perkawanan dalam pendampingan yang sejajar sebagai seorang

    sahabat. Penyediaan rumah singgah merupakan upaya agar hak-hak anak dari para

    anak jalanan dapat terpenuhi, hal mana akan mendorong kelancaran proses

    tumbuh kembang, yang pada gilirannya dapat ikut serta dalam pembangunan

    nasional dengan melaksanakan peran dan tugas sebagai anak.

    Sebelum pihak pemerintah dan swasta aktif berpartisipasi, sebenarnya

    sudah banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berupaya menjawab

    kebutuhan anak jalanan dengan mendirikan yayasan sosial, contohnya Yayasan

    Bina Insan Mandiri (YABIM) atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Sekolah

    Master” atau sekolah Masjid Terminal yang terletak di kota Depok. Di yayasan ini

    menyediakan Rumah Singgah yang digunakan menampung anak-anak jalanan

    sebagai berlindung sekaligus memanfaatkan akses yang tersedia untuk

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    24/156

    7

    memperoleh pelayanan sosial di bidang pendidikan. Rumah Singgah di Yayasan

    Bina Insan Mandiri disebut “Rumah Singgah Master”. Yayasan Bina Insan

    Mandiri (YABIM) sebagai lembaga sosial yang melakukan pembinaan melalui

     pendidikan luar sekolah memiliki peran penting bagi kehidupan anak-anak

     jalanan. Sesuai dengan fungsinya antara lain sebagai tempat terbuka bagi anak

     jalanan untuk berlindung, beristirahat dan belajar. Rumah Singgah Master juga

     berupaya mengembalikan anak-anak jalanan itu kembali pada kehidupan normal

    seperti anak-anak lain yang sebaya dengan mereka.

    Upaya penanganan anak jalanan melalui Rumah Singgah di Kota Depok

    khususnya yang dilakukan Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri

    (YABIM), salah satu yayasan yang berperan di bidang sosial, yang peduli dengan

     permasalahan sosial anak jalanan dengan melalui pendidikan luar sekolah,

    didalamnya memuat berbagai kegiatan antara lain: pembinaan keterampilan,

    sekolah terbuka, pendidikan nonformal, bimbingan mental dan spiritual dan lain

    sebagainya. Pembinaan seperti ini merupakan pemenuhan hak anak dalam

    memperoleh pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

    dasar pendidikan anak-anak, namun terkadang kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi

    dan banyak anak putus sekolah karena faktor kemiskinan sehingga anak di tuntut

    untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, situasi ini membawa konsekuensi banyak

    diantara mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan.

    Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri merupakan salah satu

     bentuk usaha kesejahteraan sosial dalam konteks penelitian ini adalah anak

     jalanan, dimana mengacu pada program, pembinaan serta berbagai kegiatan secara

    konkrit berusaha menjawab kebutuhan atau masalah sosial yang dihadapi anak

     jalanan seperti:

    a.  Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini

    mungkin sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu

    kehidupan.

     b.  Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan

    sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    25/156

    8

    c. 

    Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam

     jalur pendidikan formal.

    Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri adalah salah satu

    lembaga sosial yang berada di wilayah Depok yang peduli terhadap nasib anak-

    anak jalanan, fakir, miskin dan dhuafa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

    hidup anak jalanan. Yayasan ini sudah memiliki ciri-ciri yayasan sosial pada

    umumnya visi, misi, program, pengurus, serta sarana dan prasarananya yang

    mendukung pembinaan yang dilakukan Rumah Singgah Master.

    Layanan pendidikan yang di berikan Rumah Singgah Master Yayasan

    Bina Insan Mandiri kepada anak jalanan ini akan sangat berguna bagi masa depan

    mereka. Anak jalanan tersebut akan dibina agar memiliki masa depan yang lebih

     baik, karena mereka pun memiliki hak yang sama dengan anak-anak pada

    umumnya yaitu berhak untuk berprestasi, mengembangkan potensi dan mengasah

     bakat yang dimiliki. Seperti beberapa anak binaan Yayasan Bina Insan Mandiri

    yang mampu memberikan prestasi antara lain: Juara I lomba menulis surat untuk

    Presiden RI BAZNAS (2005), juara I dan II olimpiade matematika setara SD

    Jabodetabek (2006), juara III Cerdas Cermat Paket C setara SMU 2008 dan lain-

    lain.8 Selain itu, output atau lulusan dari Yayasan Bina Insan Mandiri ini banyak

    yang memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi

    negeri maupun swasta bahkan beberapa ada yang memperoleh beasiswa sampai

    ke luar negeri. Hal ini merupakan bukti bahwa mereka juga memiliki hak untuk

     berprestasi layaknya anak-anak pada umumnya.

    Dari latar belakang diatas, peneliti akan mengkaji pelaksanaan pengelolaan

    Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri dalam membina anak

     jalanan bagi anak-anak wilayah Depok dan sekitarnya. Peneliti berasumsi bahwa

    mereka layak mendapatkan hak-hak mereka, seperti terpenuhinya kebutuhan

    mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak pada umumnya.

    8Dokumen lengkap tentang Daftar Prestasi dan Mitra Kerjasama Yayasan Bina Insan

    Mandiri Depok lihat Lampiran 14, h.132

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    26/156

    9

    Di Indonesia telah banyak Rumah Singgah yang didirikan oleh masyarakat

    yang peduli terhadap nasib pendidikan anak jalanan diantaranya adalah Yayasan

    Keluarga Anak Langit yang berada di daerah karawaci kota Tangerang Banten,

    Sanggar Kartini yang berada di wilayah Jakarta Utara, Yayasan Akur Kurnia yang

     berada di Kramat Jati Jakarta Timur, dan Rumah Singgah yang akan jadi tempat

     penelitian ini yaitu Rumah Singgah Master di bawah naungan Yayasan Bina Insan

    Mandiri yang berada di Jalan Margonda Raya No. 58 Kelurahan Depok

    Kecamatan Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok.

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih untuk memfokuskan

    dan memperdalam kajian tentang pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah dalam

    membina anak jalanan, yang kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penelitian

    dengan judul: “PENGELOLAAN PROGRAM RUMAH SINGGAH” Studi

    Kasus di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok.

    B.  Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasimasalah-masalah dalam penelitian ini yaitu:

    1.  Belum efektifnya pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master dalam

    membina anak jalanan.

    2.  Belum maksimalnya program pembinaan anak jalanan di rumah singah

    Master untuk memenuhi hak anak dalam memperoleh pendidikan.

    3. 

    Adanya faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi

     pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master.

    C.  Pembatasan Masalah

    Aktivitas yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)

    masih jauh dari harapan-harapan yang diinginkan. Untuk itu penulis ingin

    mengetahui usaha-usaha apa yang telah mereka lakukan, tantangan-tantangan

    yang mereka hadapi, kelemahan-kelemahan yang menjadi penghambat dan

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    27/156

    10

     peluang-peluang yang ada yang dapat dilaksanakan oleh Yayasan Bina Insan

    Mandiri (YABIM).

    Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak

    meluas dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu adanya

     pembatasan masalah.

    Berdasarkan uraian diatas penulis membatasi persoalan dalam penelitian

    ini adalah tentang Pengelolaan Program Rumah Singgah.

    D. 

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis mencoba meneliti,

    mengkaji dan merumuskan penelitian ini yaitu:

    1.  Bagaimana pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master dalam

    membina anak jalanan?

    2.  Bagaimana program pembinaan anak jalanan di rumah singah Master

    untuk memenuhi hak anak dalam memperoleh pendidikan?

    3. 

    Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master?

    E.  Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki

    tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah dalam

    membina anak jalanan di Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri

    (YABIM) Depok.

    F.  Manfaat Penelitian 

    Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

     baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:

    1.  Manfaat Teoritis

    Untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini dapat

    memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerjaan

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    28/156

    11

    sosial, khususnya yang berfokus di bidang pengelolaan program rumah

    singgah.

    2.  Manfaat Praktis

    a. 

    Bagi yayasan, sebagai bahan masukan bagi pengelola Rumah Singgah

    Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dan pihak terkait dalam

     pelaksanaan pengelolaan Rumah Singgah.

     b.  Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai pengelolaan

    Rumah Singgah dalam membina anak jalanan dan dapat memberikan

    kontribusi pengembangan khazanah ilmu.

    c. 

    Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

     pengelolaan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan dan sebagai

    salah satu persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Strata Satu (SI)

    Program Studi Mananajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    29/156

     

    12

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A.  Kajian Teori

    1. Rumah Singgah

    a.  Pengertian Rumah Singgah

    Rumah Singgah merupakan sebagai tempat pemusatan sementara yang

     bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan

     pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut.1 

    Sedangkan menurut Departemen Sosial RI Rumah Singgah didefinisikan

    sebagai suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara anak jalanan dengan

     pihak-pihak yang akan membantu mereka.2  Rumah Singgah merupakan proses

    informal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap

    system nilai dan norma di masyarakat. Rumah Singgah merupakan tahap awal

     bagi seorang anak untuk memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karenanya penting menciptakan Rumah Singgah sebagai tempat yang aman, nyaman,

    menarik, dan menyenangkan bagi anak jalanan.3 

    b.  Latar Belakang Berdirinya Rumah Singgah

    Secara umum tujuan dibentuknya Rumah Singgah adalah membantu anak

     jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk

     pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedangkan secara khusus tujuan RumahSinggah adalah:4 

    1Armai Arief, Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan, 2013

    (http://anjal.blogdrive.com/archive/ 11. html) 2Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, (Jakarta: Direktorat

    Bina Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, DepartemenSosial RI, 2002)., h. 6.

    3Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah,

    (Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 1999), h. 5.

    4Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah,op. cit., h. 7.

    http://anjal.blogdrive.com/archive/11http://anjal.blogdrive.com/archive/11

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    30/156

    13

    a) 

    Membentuk kembali sikap dan perilaku anak yang sesuai dengan nilai-

    nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

     b)  Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau ke

     panti dan lembaga pengganti jika diperlukan.

    c)  Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan

    anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang

     produktif.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibentuknya rumah

    singgah yaitu untuk mengembalikan sikap dan perilaku anak jalanan sesuai

    dengan norma, mengupayakan agar anak kembali ke rumah, ke keluarga atau

    lembaga pengganti serta menyiapkan masa depan melalui berbagai alternatif

     pelayanan pemberdayaan.

    Dalam buku “Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah

    Singgah”, Rumah Singgah memiliki fungsi sebagai berikut:5 

    1.  Tempat penjangkauan pertama kali dan pertemuan pekerja sosial dengan

    anak jalanan untuk menciptakan persahabatan, kekeluargaan, dan mencari

     jalan keluar dari kesulitan mereka.

    2.  Tempat membangun kepercayaan antara anak dengan pekerja sosial dan

    latihan meningkatkan kepercayaan diri berhubungan dengan orang lain.

    3.  Perlindungan dari kekerasan fisik, psikis, seks, ekonomi, dan bentuk

    lainnya yang terjadi di jalanan.

    4. 

    Tempat menanamkan kembali dan memperkuat sikap, perilaku, dan fungsi

    sosial anak sejalan dengan norma masyarakat.

    5. 

    Tempat memahami masalah yang dihadapi anak jalanan dan menemukan

     penjaluran kepada lembaga-lembaga lain sebagai rujukan.

    6.  Sebagai media perantara antara anak jalanan dengan keluarga/lembaga

    lain, seperti panti, keluarga pengganti, dan lembaga pelayanan sosial

    lainnya. Anak jalanan diharapkan tidak terus-menerus bergantung kepada

    5 Ibid.,h. 7-8.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    31/156

    14

    Rumah Singgah, melainkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih abik

    melalui atau setelah proses yang dijalaninya.

    7.  Tempat informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak

     jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja,

     pendidikan, kursus keterampilan, dll.

    Sedangkan dalam buku “Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak

    Jalanan Melalui Rumah Singgah”, fungsi Rumah Singgah antara lain:6 

    1.  Tempat pertemuan (meeting point) pekerja sosial dan anak jalanan. Dalam

    fungsi ini, Rumah Singgah merupakan tempat bertemu antara pekerja

    sosial dengan anak jalanan untuk menciptakan persahabatan,

    assessment/ diagnosa,dan melakukan kegiatan program.

    2.  Pusat assessment dan rujukan.

    Dalam fungsi ini,Rumah Singgahmenjadi tempat melakukan

    assessment atau diagnosis terhadap kebutuhan dan masalah anak jalanan

    serta melakukan rujukan (referal ) pelayanan sosial bagi anak jalanan.

    3.   Fasilitator  (media perantara dengan keluarga/lembaga lain)

    Dalam fungsi ini, Rumah Singgah merupakan media perantara antara anak

    di jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya.

    Anak jalanan diharapkan tidak terus menerus bergantung kepada Rumah

    Singgah, melainkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik melalui

    atau setelah proses yang dijalaninya.

    4. 

    Perlindungan

    Rumah Singgah dipandang sebagai tempat berlindung dari

    kekerasan/penyalahgunaan seks, ekonomi, dan bentuk-bentuk lainnya

    yang terjadi di jalanan.

    5.  Pusat informasi

    Rumah Singgah menyediakan informasi berbagai hal yang berkaitan

    dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak

     jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dll.

    6 Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah,op.

    cit., h. 6-8.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    32/156

    15

    6. 

     Kuratif dan  rehabilitatif   (mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial

    anak)

    Dalam fungsi ini, para pekerja sosial diharapkan mampu mengatasi

     permasalahan anak jalanan dan membetulkan sikap dan perilaku sehari-

    hari yang akhirnya akan mampu menumbuhkan keberfungsisosialan anak.

    Cara-cara atau intervensi professional dilakukan untuk fungsi ini termasuk

    menggunakan konseloryang sesuai dengan masalahnya.

    7.  Akses terhadap pelayanan

    Sebagai persinggahan, Rumah Singgahmenyediakan akses kepada

     berbagai pelayanan sosial. Pekerja sosial membantu anak mencapai

     pelayanan tersebut.

    8.   Resosialisasi 

    Lokasi Rumah Singgah yang berada ditengah-tengah lingkungan

    masyarakat sebagai upaya mengenalkan kembali norma, situasi dan

    kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada

     pengakuan, tanggung jawab dan upaya warga masyarakat terhadap

     penanganan masalah anak jalanan.

    Dari uraian diatas, secara ringkas fungsi rumah singgah dapat disimpulkan

    sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa

    anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai

     bentuk kekerasan lainnya, sebagai tempat rehabilitasi yaitu mengembalikan dan

    menanamkan fungsi sosial anak, dan sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu

    sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai

     pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll.

    c.  Prinsip-Prinsip Rumah Singgah

    Prinsip-prinsip Rumah Singgah disusun sesuai dengan karakterik pribadi

    maupun kehidupan anak jalanan. Prinsip-prinsip Rumah Singgah mendasari

    fungsi-fungsi dan proses pelaksanaan kegiatan yang meliputi:7 

    7 Ibid.,h. 16-20.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    33/156

    16

    1. 

    Semi institusional

    Dalam bentuk semi institusional ini anak jalanan sebagai penerima

     pelayanan boleh bebas keluar masuk baik untuk tinggal sementara maupun

    hanya mengikuti kegiatan.Sebagai perbandingan, dalam bentuk

    institutional (panti) anak-anak ditempatkan dalam panti dalam suatu

     jangka waktu tertentu.Dalam bentuk non institutional, anak-anak tinggal

    dengan orang tuanya dan pemberi pelayanan mendatangi mereka atau anak

    mendatangi lembaga.

    2.  Pusat kegiatan

    Rumah Singgah merupakan tempat kegiatan, pusat informasi, dan akses

    seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam maupun di luar Rumah Singgah.

    3.  Terbuka 24 jam

    Rumah Singgah terbuka 24 jam bagi anak. Mereka boleh datang kapan

    saja, siang hari maupun malam hari terutama bagi anak jalanan yang baru

    mengenal Rumah Singgah. Anak-anak yang sedang dibina atau dilatih

    datang pada jam yang telah ditentukan, misalnya paling malam jam 22.00

    waktu setempat. Hal ini memberikan kesempatan kepada anak jalanan

    untuk memperoleh perlindungan kapanpun.Para pekerja sosial siap

    dikondisikan untuk menerima anak dalam 24 jam tersebut, oleh karena itu

    harus ada pekerja sosial yang tinggal di Rumah Singgah.

    4.  Hubungan informal (kekeluarga)

    Hubungan-hubungan yang terjadi di Rumah Singgah bersifat informal

    seperti perkawanan atau kekeluargaan.Anak jalanan dibimbing untuk

    merasa sebagai anggota keluarga besar dimana para pekerja sosial

     berperan sebagai teman, saudara/kakak atau orang tua.Hubungan ini

    membuat anak merasa diperlakukan seperti anak lainnya dalam sebuah

    keluarga dan merasa sejajar karena pekerja sosial menempatkan diri

    sebagai teman dan sahabat. Dengan cara ini diharapkan anak-anak mudah

    mengadukan keluhan, masalah, dan kesulitannya sehingga memudahkan

     penanganan masalahnya.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    34/156

    17

    5. 

    Bebas terbatas untuk apa saja bagi anak

    Di Rumah Singgah anak dibebaskan untuk melakukan apa saja, seperti

    tidur, bermain, bercanda, bercengkrama, mandi, dsb. Tetapi anak dilarang

    untuk perilaku yang negatif seperti berjudi, merokok, minuman keras, dan

    sejenisnya. Dengan cara ini diharapkan anak-anak betah dan terjaga dari

     pengaruh buruk. Peraturan dibuat dan disepakati oleh anak-anak.

    6.  Persinggahan dari jalanan ke rumah atau ke alternatif lain

    Rumah Singgah merupakan persinggahan anak jalanan dari situasi jalanan

    menuju situasi lain yang dipilih dan ditentukan oleh anak, misalnya

    kembali ke rumah, mengikuti saudara, masuk panti, kembali bersekolah,

    alih kerja di tempat lain, dsb.Pengertian persinggahan dari jalanan ke

    rumah singgah atau alternatif lainnya adalah sebagai berikut:

      Anak jalanan boleh tinggal sementara untuk tujuan perlindungan,

    misalnya karena tidak punya rumah, ancaman di jalanan,

    ancaman/kekerasan dari orang tua, dll. Biasanya hal ini dihadapi anak

    yang hidup di jalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal.

     

    Pada saat tinggal sementara mereka memperoleh intervensi yang

    intensif dari pekerja sosial untuk menemukan situasi-situasi seperti

    tertera di atas, sehingga mereka tidak tergantung terus kepada Rumah

    Singgah.

      Anak jalanan datang sewaktu-waktu untuk bercakap-cakap, istirahat

     bermain, mengikuti kegiatan, dll.

      Rumah Singgah tidak memperkenankan anak jalanan untuk tinggal

    selamanya, misalnya karena tidak bayar.

      Anak jalanan yang masih tinggal dengan orang tua atau saudaranya

    atau sudah mempunyai tempat tinggal tetap sendirian maupun

     berkelompok tidak diperkenankan tinggal menetapkan di Rumah

    Singgah, kecuali ada beberapa situasi yang bersifat darurat. Anak

     jalanan yang sudah mempunyai tempat tinggal tetap merupakan

    kondisi yang lebih bagus dibandingkan dengan mereka yang

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    35/156

    18

    membutuhkan Rumah Singgah sebagai tempat tinggal sementara,

    seperti kelompok anak yang hidup di jalanan.

    7.  Partisipasi

    Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Singgah didasarkan pada prinsip

     partisipasi dan kebersamaan.Pekerja sosial dengan anak jalanan

    memahami masalah, merencanakan, dan merumuskan kegiatan

     penanganan. Dengan cara ini anak dilatih belajar mengatasi masalahnya

    dan merasa memiliki atau memikirkan kegiatan-kegiatan yang

    dilaksanakan.

    8. 

    Belajar bermasyarakat

    Anak jalanan seringkali menunjukan sikap dan perilaku yang berbeda

    dengan norma masyarakat karena lamanya mereka tinggal di jalanan.

    Rumah Singgah ditempatkan di tengah-tengah masyarakat agar mereka

    kembali belajar norma dan menunjukan sikap dan perilaku yang berlaku

    dan diterima masyarakat.

    Dalam operasionalnya Rumah Singgah mempunyai prinsip-prinsip yang

    sesuai dengan karakteristik pribadi anak jalanan. Dari uraian diatas dapat

    disimpulkan prinsip-prinsip tersebut adalah anak boleh keluar masuk (semi

    institusional), pusat informasi dan pusat kegiatan, terbuka 24 jam, hubungan

     bersifat kekeluargaan (informal), bermain dan belajar, tempat persinggahan dari

    situasi jalanan ke situasi lain yang dipilih dan terbaik untuk anak, partisipasi serta

     belajar bermasyarakat.

    d. 

    Program Rumah Singgah

    Tahap-tahap pelayanan rumah singgah meskipun digambarkan secara

    linear, tidak berarti setiap anak mengikuti tahap-tahap tersebut seluruhnya. Secara

     praktis, mengacu pada kemampuan anak, proses yang mereka lewati dapat lebih

    cepat atau lambat. Tahap-tahap pelayanan rumah singgah dan program pelayanan

    dapat dilihat dalam gambar berikut:8 

    8Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, op.cit.,h.19-20.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    36/156

    19

    Gambar 2.1

    Tahap-Tahap dan Program Pelayanan

    Tahap-Tahap Kondisi Anak Pelayanan

    1)  Tahap Pelayanan Rumah Singgah

    Pelayanan rumah singgah terbagi menjadi beberapa tahap berikut ini:9 

    1.  Tahap I: Penjangkauan

    a. 

    Secara intensif berlangsung pada tiga bulan pertama dan selanjutnya

    sesuai kebutuhan dan dapat menggunakan anak-anak jalanan lainnya.

     b.  Para petugas turun ke jalanan/kantong sasaran, bertemu dan

     berkenalan dengan anak jalanan.

    c.  Membuat pemetaan wilayah dan gambarkan keadaan anak jalanan.

    9 Ibid.,h. 21-23.

    Tahap I

    Outreach/

    Penjangkauan

    Tahap II

    Pengkajian

    Masalah

    Tahap III

    Persiapan

    Pemberdayaan

    Tahap IV

    Pemberdayaan

    Tahap V

    Terminasi

    Anak Masih

    di Jalanan

    Masuk

    Rumah

    Singgah

    Sikap dan

    Perilaku

     Normatif

    ProsesMandiri dan

    Produktif

    Anak Keluar

    dari Rumah

    Singgah

    Kunjungan lapangan, pemeliharaan

    hubungan, pembentukan kelompok,konseling, advocacy, mendampingi

    anak.

    Induksi peranan, pengisian

    file anak dan monitoring

    kemajuan anak

    Resosialisasi, bimbingan

    sosial, penyuluhan,

     permainan dan rekreasi

    Pemberdayaan anak: Beasiswa,modal usaha, pelatihanketerampilan.Orang Tua: Modal Usaha

    Mandiri/produktif/alih kerja,menyatu dengan keluarga,

     boarding house/panti,

     peningkatan pengahasilan(ortu)

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    37/156

    20

    d. 

    Mengidentifikasi mereka secara kelompok seperti jenis kegiatan, asal

    daerah, kebiasaan dijalanan, dll.

    e.  Membentuk kelompok-kelompok, memilih ketuanya dan anggota

    dengan jelas.

    f.  Mensosialisasikan manfaat rumah singgah

    g.  Menambahkan kepercayaan kepada pekerja sosial.

    2.  Tahap II: Mengkaji Permasalahan Anak

    a.  Induksi peranan anak jalanan di rumah singgah

     b.  Mengisi file anak

    c. 

    Mendiskusikan permasalahan anak

    d.  Mambahas perkembangan kemajuan anak sesuai perubahan-

     perubahan yang terjadi pada anak.

    3. 

    Tahap III: Persiapan Pemberdayaan

    a.  Membuat rumah singgah sebagai suatu keluarga yang terbuka dan

    mau mendengar nasehat

     b.  Membuat peraturan yang menyenangkan dan tidak memaksa anak

    c. 

    Memberikan bimbingan sosial baik kasus maupun perilaku sehari-hari

    dengan cara dan metode yang menyenangkan

    d. 

    Membuat jadwal pemeriksaan kesehatan setiap bulan

    e.  Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan anak seperti

     permainan, olahraga, kesenian, dll.

    f. 

    Membagi penanganan anak jalanan oleh pekerja sosial. File untuk itu

    dapat dimintakan kepada petugas administrasi.

    g. 

    Membuat persiapan-persiapan pada diri anak terhadap kegiatannya

    4.  Tahap IV: Rujukan Pemberdayaan

    a.  Mengidentifikasi anak secara satu persatu berdasarkan kebutuhan

     pelayanan

     b.  Menghubungi sumber-sumber yang diperlukan dan mendorong anak

    mendayagunakannya

    c.  Menyiapkan anak memperoleh pelayanan tersebut

    d. 

    Membuat kesepakatan dengan sistem sumber.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    38/156

    21

    e. 

    Mengantar anak memperoleh pelayanan

    f.  Mendorong anak bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan dan

    menerima pelayanan tersebut

    g. 

    Memantau kemajuan anak selama memperoleh pelayanan dan

    membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi.

    5.  Tahap V: Pengakhiran (Terminasi)

    Tahap pengakhiran berarti anak selesai menerima pelayanan. Ada

     beberapa keadaan akhir pada fase ini, yakni:

    a.  Mandiri/ produktif/ alih kerja

     b. 

    Anak kembali kepada keluarganya, panti atau lembaga pengganti.

    c.  Anak masih di jalanan

    d.  Masuk boarding house 

    e. 

    Anak masih dijalanan, namun mendapat pekerjaan yang lebih baik

    f.  Peningkatan pendapatan bagi orang tuanya.

    2)  KegiatanRumah Singgah

    1. 

    Penjangkauan dan pendampingan di jalanan, meliputi:10 

    a.  Kunjungan lapangan dan perkenalan

     b. 

    Pemeliharaan hubungan dengan anak

    c.  Pembentukan kelompok di jalanan

    2.  Pengkajian Masalah, meliputi:

    a. 

    Pengisian file profil anak

     b.  Pengisian file monitoring perkembangan anak

    c. 

    Pembahasan kasus

    3.  Resosialisasi, meliputi:

    a.  Pengenalan peranan anggota rumah singgah

     b.  Kegiatan keagamaan

    c.  Pengajaran dan diskusi tentang norma sosial

    d.  Permainan, pertunjukan seni dan olahraga

    10 Ibid., h. 23-26

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    39/156

    22

    e. 

    Membaca buku, majalah dan menonton televisi

    f.  Bimbingan sosial perilaku sehari-hari

    g.  Bimbingan sosial kasus

    h. 

    Pemeliharaan kesehatan

    i.  Penyatuan kembali dengan keluarga

     j.  Surat-menyurat dan kunjungan rumah kepada orang tua anak jalanan

    k.  Pertemuan dengan warga sekitar rumah singgah secara rutin maupun

    kegiatan bersana

    4.  Rujukan Pemberdayaan untuk Anak Jalanan

    a. 

    Pendidikan melalui sekolah-sekolah seperti beasiswa, alat sekolah,

     bimbingan belajar, kejar paket A dan B, ujian persamaan

     b.  Pelatihan anak jalanan untuk membekali anak berbagai hal dijalanan

    dan mendidiknya mampu mengatasi persoalan dan ancaman

    dijalanan.

    c.  Pelatihan-pelatihan untuk tingkatan remaja

    d.  Pelayanan keterampilan kerja melalui lembaga pelatihan keterampilan

    seperti perbekalan, menjahit, sablon, mengemudi, elektro dan lainnya

    yang disesuaikan keadaan wilayah.

    e. 

    Bantuan modal dan bimbingan usaha bagi anak baik di daerah asal

    maupun di kota secara perorangan atau berkelompok (KUBE)

    f.  Membantu anak menemukan pekerjaan lain. Para pekerja sosial

     berhubungan dengan berbagi sumber dan membuka kesempatan

    kepada anak untuk memperoleh pekerjaan.

    5. 

    Pemberdayaan untuk Orang Tua Anak Jalanan, meliputi:

    a.  Bimbingan dan penyuluhan melalui kunjungan rumah, surat

    menyurat, mengundang mereka datang atau pada saat mereka datang

    kerumah singgah. Kegiatan ini dilakukan perorangan atau

     berkelompok. Materi yang diberikan mengenai pengasuhan anak, nilai

    anak, cara mengatasi masalah anak, dll.

     b.  Pemberian modal dan bimbingan usaha.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    40/156

    23

    6. 

    Terminasi (Pengakhiran Pelayanan)

    Terminasi dilakukan untuk mengakhiri proses penanganan anak jalanan.

    Setelah dapat di normalisasi di rumah singgah. Palayanan lanjutan untuk

    anak-anak sesudah terminasi adalah sebagai berikut:

    a.  Kunjungan rumah, untuk tujuan:

    1)  Berkenalan dengan orang tua anak

    2)  Mengidentifikasikan mereka

    3)  Memantau anak-anak yang sudah pulang

    4)  Memberikan modal usaha kepada anak dan orang tua jika

    diperlukan

     b.  Pemantauan, terhadap:

    1)  Anak yang masih mengikuti kursus keterampilan

    2) 

    Anak yang bersekolah

    3)  Anak yang alih kerja

    4)  Anak yang melakukan usaha

    5)  Orang tua yang telah memperoleh bantuan modal

    6) 

    Rujukan ke panti.

    2.  Pengelolaan Rumah Singgah

    a.  Pengertian Pengelolaan

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengelolaan berasal dari kata

    “kelola” yaitu mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus.11 Didefinisikan juga

     pengelolaan adalah langkah-langkah yang dilakukan dengan cara apapun yang

    mungkin, guna untuk membuat data yang dapat dipergunakan bagi suatu maksudtertentu.12 Pengelolaan mempunyai arti:13 

    11Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 623

    12Aliminsyah,  Kamus Istilah Manajemen Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris.

    (Bandung: CV Yrama Widya, 2004), h. 232

    13Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,  Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Jakarta:

    Balai Pustaka, 1988.h. 625

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    41/156

    24

    a. 

    Proses, cara, perbuatan mengelola.

     b.  Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang

    lain.

    c. 

    Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi.

    d.  Proses yang membalikkan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

     pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

    Pengelolaan juga berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan

    menggerakan tenaga orang lain. Kegiatan-kegiatan itu adalah antara lain

    menentukan kebijakan, membuat rencana, membagi-bagi tugas, menyusun aturan

     pelaksanaan, mengawasi dan membimbing pelaksanaan dan penilaian yang

    menuju kepada keberhasilan dari suatu usaha.

    Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan merupakan terjemahan dari kata

    “management ”. Terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke da lam

    Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi

    “manajemen” atau “menejemen”14 

    Lebih rinci lagi menurut Winarno Hamiseno yang dikutip oleh SuharsimiArikunto, pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola

     berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan,

    mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.

    Dijelaskan selanjutnya bahwa pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu

    dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan

    selanjutnya.15 

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

    adalah suatu pekerjaan menyelenggarakan, mengurus, mengatur pekerjaan

    sehingga terlaksana dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu.

    Pengelolaan berfungsi sebagai acuan rumah singgah dalam mengukur,

    mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang dianggap perlu. Pada

     pengelolaan rumah singgah didalamnya memerlukan perencanaan,

    14Suharsimi Arikunto,  Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada, 1996), Cet. IV, h. 7.

    15Suharsimi Arikunto, op. cit., h.8.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    42/156

    25

     pengorganisasian, pengendalian (pengawasan dan monitoring) dan

     pengevaluasiansegala upaya dalam mendayagunakan sumber daya manusia dan

    non manusia agar dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 

    Abdul Malik mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Warren Bennis

    & Robert Townsend bahwa Mengelola suatu organisasi atau lembaga sangat

    ditentukan oleh kepercayaan dalam kepemimpinan.Saling percaya dapat mengikat

     pemimpin dan yang dipimpin menjadi satu.Kepercayaan tidak bisa diberi atau

    diperintahkan, tetapi tumbuh secara alamiah.Yang dapat dilakukan adalah

    menampakkan kepercayaan tersebut melalui empati, wawasan dan fokus yang

     jelas, memberikan kekuasaan dan wewenang.16 

    Profesionalisme pengelolaan suatu organisasi/lembaga sosial dilihat dari

     pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan itu sendiri bukan pada kegiatan pelayanan

    terhadap sasaran walaupun pada akhirnya profesionalitas pengelolaan akan

    memberikan pelayanan prima pada sasaran.

    b.  Tujuan Pengelolaan

    Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber, peralatan atausarana

    yang ada dalam suatu organisasi dapat digerakan sedemikian rupa sehingga dapat

    menghindarkan dari segenap pemborosan waktu, tenaga,materi guna mencapai

    tujuan yang diinginkan.17Pengelolaan dibutuhkan dalam semua organisasi,karena

    tanpaadanya pengelolan atau manajemen semua usaha akan sia-sia danpencapaian

    tujuan akan lebih sulit.

    Disini ada 3 alasan diperlukannya pengelolaan:18 

    1. 

    Untuk mencapai tujuan. Disini pengelolaan dibutuhkan untuk mencapai

    tujuan organisasi dan pribadi.

    2.  Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling

     bertentangan. Pengelolaan dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan

    16A bdul Malik, “Manajemen Sosial Rumah Singgah” , Tesis  pada Pascasarjana UI,

    Jakarta, 2001, h. 164, tidak dipublikasikan

    17Rochmatun, Tujuan Pengelolaan Pembelajaran, 2012 (http://id.shvoong.com/social-

    sciences/education/2258046-tujuan-pengelolaan-pembelajaran)

    18 Ibid

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    43/156

    26

    antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan- kegiatan yang saling

     bertentangan dari pihak yang berkepentingan dalam suatuorganisasi

    ataupun sekolahan. Seperti kepala sekolah, guru, siswa, pegawai dan wali

    murid.

    3.  Untuk mencapai efisien dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapatdiukur

    dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umumyaitu efisien

    dan efektivitas.

    c.  Strategi Pengelolaan 

    Menurut hasil penelitian Dwi Astuti dalam penelitian Manajemen Rumah

    Singgah se-Jawa Timur, dalam hal pelaksanaan pengelolaan rumah singgah harus

    menjalankan unsur perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi.19 

    Adapun fungsi pengelolaan yang dapat digunakan dalam pengelolaan Rumah

    Singgah, yaitu:

    1)  Perencanaan (Planning)  

    Salah satu definisi klasik tentang perencanaan yang di tulis oleh Sondang

    P. Siagian mengatakan bahwa perencanaan pada dasarnya merupakan

     pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan di kerjakan di masa

    depan.20 Ada yang merumuskan dengan sangat sederhana, misalnya perencanaan

    adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang

    diinginkan.21 

    Sedangkan Nanang Fattah mengemukakan bahwa “perencanaan pendidik

    sebagai keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu

    (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem

    19Dwi Astuti,  Penelitian Rumah Singgah Se-Jawa Timur ,

    (www.damandiri.or.id/file/dwiastututiunairbab2.pdf) 

    20Sondang P. Siagian,  Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,

    2000), h. 41.

    21M. Manullang,  Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

    Press, 2009), cet XXI, h. 9.

    http://www.damandiri.or.id/file/dwiastututiunairbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/dwiastututiunairbab2.pdf

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    44/156

    27

     pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang

    lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.”22 

    Dari beberapa definisi menurut para ahli yang telah diuraikan dapat

    disimpulkan bahwa perencanaan merupakan langkah awal yang di tempuh oleh

    sebuah lembaga pendidikan agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi

    lebih efektif dan efisien.perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang

    disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Maka dari itu sebuah lembaga atau organisasi harus melaksanakan

     perencanaan yang matang sebelum melaksanakan fungsi manajemen yang

    lainnya, agar hasil yang di dapatkan maksimal dan efisien sesuai dengan tujuan

    organisasi.

    Selanjutnya Nanang Fattah juga menyebutkan bahwa dalam setiap

     perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi

    tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan.

    Ketiga kegiatan itu adalah:23 

    a.  Perumusan tujuan yang ingin dicapai

     b. 

    Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu

    c.  Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.

    2)  Pengorganisasian (Organizing)  

    Setelah perencanaan dilakukan tahap yang berikutnya adalah

     pengorganisasian, pengorganisasian adalah suatu gerak langkah menuju kearah

     pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya.

    Menurut Husaini Usman bahwa yang disebut organisasi ialah proses

    kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.24 

    Sedangkan menurut Manullang pengorganisasian dapat dirumuskan

    sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang

    22 Nanang Fattah,  Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2011), cet. XI, h. 50.

    23 Nanang Fattah, op.cit., h. .49

    24Husaini Usman, “ Manajemen, Teori, Praktik & Riset Pendidikan” (Jakarta: Penerbit

    Bumi Aksara, 2008), h. 61.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    45/156

    28

    serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing

    dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna

    dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.25 

    Sudjana mengemukakan bahwa pengorganisasian pendidikan luar sekolah

    adalah kegiatan bersama orang lain dan/atau melalui orang lain, untuk memilih

    dan menyusun sumber daya manusia dengan dukungan fasilitas, alat dan biaya,

    yang mampu melaksanakan program yang telah direncanakan.26 

    Ernest Dale memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang

     berlangkah jamak. Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut:27 

    Gambar 2.2

    Proses Pengorganisasian

    Pengorganisasian merupakan faktor yang sangat menentukan dan erat

    kaitannya dengan perencanaan yang telah menjadi patokan untuk pencapaian

    tujuan yang telah di tetapkan.

    Meskipun para ahli manajemen memberikan definisi yang berbeda-beda

    tentang organisasi, namun intisarinya sama yaitu bahwa organisasi merupakan

     proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi

    secara efektif dan efisien.

    25M. Manullang, op. cit., h. 10.

    26D. Sudjana,  Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

     Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Penerbit Falah Production, 2000), h. 9.

    27 Nanang Fatah, op.cit., h. 71-72.

    2. Pembagian Kerja

    3. Penyatuan Pekerjaan

    4. Koordinasi Peker aan 

    5. Monitoring dan Reorganisasi 

    1. Pemerincian pekerjaan

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    46/156

    29

    3)  Pengendalian

    Dalam buku “Pedoman Pelayanan Sosial Anak Jalanan”, pengendalian

    merupakan proses dari serangkaian kegiatan serta kontrol yang dimulai dari

     penyusunan kebijakan.28Sedangkan dalam buku “Pedoman Pelayanan Sosial Anak

    Terlantar ”, pengendalian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus

    menerus terhadap keseluruhan kegiatan pemberian pelayanan sosial terhadap anak

    terlantar berbasis keluarga dan masyarakat.29 

    Sistem pengendalian Rumah Singgah terdiri dari supervisi dan

    monitoring:30 

    1) 

    Supervisi

    Dalam buku Sudjana dikemukakan bahwa supervisi merupakan

    upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak

    yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang

    telah ditetapkan secara efisien dan efektif.31  Sedangkan supervisi rumah

    singgah adalah kegiatan untuk membimbing dan mengarahkan para

     pelaksana rumah singgah mengenai proses dan tugas sehari-hari baik

    dalam administrasi kantor maupun pelayanan.32 

    Dapat disimpulkan bahwa supervisi rumah singgah adalah kegiatan

    untuk membimbing dan mengarahkan para pelaksana rumah singgah agar

    mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara

    efisien dan efektif serta dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

    telah ditentukan.

    28Pedoman Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, (Jakarta: Direktorat

    Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial

    RI, 2007), h. 39.

    29Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar, (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial

    Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2008), h. 45.

    30Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah

    Singgah,op.cit.,h. 60.

    31D. Sudjana, op. cit., h. 237.

    32Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, loc.cit.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    47/156

    30

    2) 

    Monitoring

    Monitoring adalah pengawasan secara terus menerus terhadap

     pelaksanaan suatu kegiatan yang berusaha menjamin bahwa penyediaan

    input, jadwal kerja, output yang ditargetkan dan hal-hal lain yang

    diperlukan berjalan sesuai rencana.33 Hasil monitoring dimaksudkan untuk

    memperingatkan manajemen akan masalah-masalah dalam pelaksanaan

     proyek, khususnya yang bersifat fisik.34 

    Dengan demikian monitoring memberikan gambaran tentang

     perkembangan baik dalam pelaksanaan program maupun kemajuan anak

     jalanan dan membuat prediksi sejauhmana program tersebut dilaksanakan.

    4)  Evaluasi

    Evaluasi adalah suatu proses menetapkan atau menilai secara sistematis

    dan subjektif mungkin relevansi, efektivitas dan dampak dari kegiatan-kegiatan.

    Evaluasi adalah suatu proses belajar dan alat manajemen yang berorientasi pada

    tindakan dan merupakan proses dalam organisasi untuk memperbaiki kegiatan-

    kegiatan yang masih dalam proses atau untuk perencanaan di masa mendatang

    atau untuk keperluan pengambilan keputusan.35 

    Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan

    yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan

    rencana, dan/ atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Tujuan

     penilaian program berfungsi sebagai pengarah kegiatan penilaian dan sebagai

    acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan penilaian program.36 

    33Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, (Jakarta: Direktorat Pelayanan

    Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2006) ,

    h. 20. 

    34 Ibid,.h. 21.

    35D. Sudjana, op. cit.,h. 20.

    36 Ibid., h. 270.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    48/156

    31

    Setiap pelayanan yang diberikan perlu diadakan evaluasi agar dapat

    diketahui hasil yang telah dicapai, dan untuk selanjutnya dapat disusun rencana

    tindak lanjut. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka evaluasi adalah:37 

    1) 

    Menyusun rencana evaluasi, termasuk menyusun format evaluasi.

    2)  Melaksanakan evaluasi sesuai rencana dari segi waktu, pelaksanaan

    maupun cakupannya.

    3)  Merumuskan hasil evaluasi dan membahasnya dengan semua unsur yang

    terlibat dalam upaya pelayanan, guna merumuskan rencana tindak lanjut.

    B. 

    Penelitian yang Relevan

    Terdapat beberapa penelitian yang relevan mengenai rumah singgah, yaitu

    sebagai berikut:

    Pertama, dalam penelitian yang dilakukan oleh Abdul Malik yang berjudul

    Manajemen Sosial Rumah Singgah. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

     pengelolaan Rumah Singgah dipengaruhi beberapa unsur yang saling terkait satu

    sama lainnya. Unsur-unsur tersebut meliputi: latar belakang LSK sebagai lembaga

    yang mendirikan Rumah Singgah, model manajemen yang dikembangkan, tenaga

     pengelola sebagai pelaksana, komunitas dan sumber-sumber setempat, serta

     pedoman atau petunjuk teknis yang ditetapkan. Berdasarkan hasil dan temuan

     penelitian tersebut penulis mengajukan suatu model pengembangan Rumah

    Singgah yang berbasis komunitas lokal. Komunitas lokal dapat terlibat mulai dari

    gagasan pendirian Rumah Singgah, persiapan-persiapan pelaksanaan sampai pada

    tahap pengawasan dan pengendalian, serta ikut bertanggung jawab akan

    kelangsungan dimasa yang akan datang. Diharapkan dengan model ini rumah

    singgah mempunyai basis yang kuat untuk melaksanakan misinya dan tidak

    terbatas pada proyek yang bersifat jangka pendek.38 

    Kedua, dalam penelitian yang dilakukan oleh Alwi Alimuddin yang

     berjudul Peranan Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan di DKI Jakarta.

    Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa berdasarkan pembentukannya,

    37Modul Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti, op.cit., h. 11.

    38Abdul Malik, op. cit., h. iii.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    49/156

    32

    Rumah Singgah Insan Mandiri telah berhasil mencapai tujuan dari apa yang

    diharapkan dalam rangka pembinaan anak jalanan, 26 orang sudah tidak dijalan

    lagi, ada 5 orang dibina ke panti sosial Bambu Apus, 4 orang dibina ke Panti

    Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama Lima Duren Sawit, 34 orang sedang

    mengikuti pelatihan. Keberadaan Rumah Singgah Insan Mandiri dapat mendidik

    dan mengembangkan moral anak jalanan menjadi warga masyarakat yang

     produktif dan berguna sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap

    ketahanan wilayah DKI Jakarta.39 

    Ketiga, dalam penelitian yan dilakukan oleh Siti Aminatun Istianah yang

     berjudul Pendidikan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak Jalanan

    (Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok). Dari penelitian tersebut

    diperoleh hasil bahwa:  pertama, terdapat tiga cara atau strategi yang digunakan

    oleh YABIM dalam pembinan anak jalanan, yaitu: Melalui Rumah Singgah,

    Turun langsung ke jalan dan melibatkan masyarakat dala menyelenggarakan

     program pendidikan dan keterampilan.  Kedua,  program pendidikan yang

    diselenggarakan di YABIM, yaitu jalur pendidikan formal terdapat jenjang SMP

    dan SMA dan jalur pendidikan nonformal dengan mengusung Pusat Kegiatan

    Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan pendidikannya menyelenggarakan

    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD,

    Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA). Selain itu, pendidikan kecakapan

    hidupnatau lifeskill seperti: sablon, elktro dan service handphone.  Ketiga, tingkat

    keberhasilan YABIM dalam melakukan pembinaan terhadap anak jalanan tidak

    hanya dapat dilihat melalui study lanjut, jumlah prestasi yang pernah diraih dan

    keterserapan di dunia kerja melainkan perubahan tingkah laku kea rah yang lebih

     baik, seperti: melakukan sholat 5 waktu, pola hidup bersih dan mengurangi

    39Alwi Alimuddin, “Peranan  Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan di DKI

    Jakarta)”. Tesis  pada Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 2007, h. i, Tidak

    dipublikasikan.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    50/156

    33

    aktivitas di jalan, karena itu merupakan tujuan YABIM dalam melakukan

     pembinaan terhadap anak jalanan.40 

    Ketiga, dalam penelitian yang dilakukan oleh E. Sri Nurhilmi yang

     berjudul Manajemen Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan.Dari

     penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pelaksanaan manajemen Rumah Singgah

    Akur Kurnia menjalankan unsur-unsur perencanaan, pengorganisasian,

     penggerakan/motivasi, pembinaan, penilaian/evaluasi dan

     pengembangan.Terdapat faktor pendukung yaitu dedikasi dari Sumber Daya

    Manusia yang dimiliki. Pelaksanaan pembinaan anak jalanan di Rumah Singgah

    Akur Kurnia meliputi; Pendidikan nonformal (Pendidikan kesetaraan Paket A, B

    dan C), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan agama (Baca tulis Al-

    qur’an), keterampilan (Las, Komputer dan Wirausaha), Persatuan sepak bola Akur

    Kurnia.41 

    C.  Kerangka Berfikir

    Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang pernah dilakukan,

    membina anak jalanan merupakan usaha yang cukup berat.Banyak faktor

    eksternal yang cukup dominan mempengaruhi tingkah laku mereka seperti teman-

    teman, tuntutan ekonomi dan lain sebagainya.Usaha-usaha dalam membina anak

     jalanan ini yang pernah dilakukan tidak pernah maksimaldan belum sesuai dengan

    yang diharapkan oleh lembaga-lembaga yang kompeten, sebab banyak faktor

    eksternal dan internalyang mempengaruhi terhadap keberhasilan dalam membina

    anak jalanan ini.

    Rumah SinggahMaster Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) merupakan

    Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang sudah cukup lama berpartisipasi dalam

    40Siti Aminatun Istianah, “Pendidikan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak

    Jalanan (Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok)”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, Jakarta, 2013, h.i, tidak dipublikasikan.

    41E. Sri Nurhilmi, “Manajemen Rumah Singgah dalam Membina Anak Jalanan (Studi

    Rumah Singgah Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur)”, SkripsiUIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, Jakarta, 2009, h.iii, tidak dipublikasikan.

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    51/156

    34

    menangani anak-anak yang kurang beruntung seperti anak jalanan, pengamen,

    anak-anak pemulung, tukang semir sepatu dan polisi cepe.

    Rumah SinggahMaster Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) diharapkan

    dapat memenuhi kebutuhan mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-

    anak pada umumnya dan mengembalikan anak-anak jalanan itu kembali pada

    kehidupan normal seperti anak-anak lain yang sebaya dengan mereka.

    Apakah aktivitas yang dilakukan oleh Rumah Singgah Master Yayasan

    Bina Insan Mandiri (YABIM) sesuai dengan harapan yang mereka cita-citakan

    atau tidak?Untuk itu perlu adanya penelitian.

    D.  Pertanyaan Penelitian

    1. 

    Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di Rumah Singgah Master

    Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)?

    2.  Bagaimana tipe-tipe/karakteristik anak jalanan yang tinggal di Rumah Singgah

    Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)?

    3.  Bentuk-bentuk aktivitas apa saja yang Rumah Singgah Master Yayasan Bina

    Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak jalanan?

    4.  Potensi, kelemahan, peluang dan hambatan apa saja yang dihadapi Rumah

    Singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) dalam membina anak

     jalanan?

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    52/156

     

    35

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Tempat dan Waktu Penelitian

    1.  Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada Rumah Singgah Master Yayasan Bina Insan

    Mandiri yang terletak di Jalan Margonda Raya No.58 Kelurahan Depok

    Kecamatan Pancoran Mas Terminal Terpadu Kota Depok.

    2.  Waktu Penelitian

    Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul,

     pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen

     penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan

    inti penelitian. Dan retang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan sampai

    terselesaikan skripsi ini selama 14 (empat belas) bulan, mulai pada bulan

    Desember 2012 sampai bulan Januari 2014.Tabel 3.1

    Waktu Kegiatan Penelitian

    No Jenis KegiatanWaktu

    Des Jan Feb MarApr-

    AgustSept Okt Nov Des Jan

    1

    Observasi Awal

    Tempat

    Penelitian

    2 PengajuanProposal

    3Seminar

    Proposal

    4Acc Proposal

    Skripsi

    5Bimbingan dan

    konsultasi I

    6Pencarian

    Referensi

    7Bimbingan

    Skripsi Bab 1-3

  • 8/17/2019 Skripsi Annisa Nur Afifah

    53/156

    36

    8Pelaksanaan

    Penelitian

    9 Mengolah Data

    10

    Bimbingan

    Skripsi

    Bab 4-5

    11 Uji Referensi

    12Sidang Skripsi/

    Munaqosah

    B.  Metode Penelitian

    Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam