14
1 Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI periode 2005-2014 Galuh Diah Andarini Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia Abstract : This research study aims to determine the relationship between four macroeconomic variables such as Inflation, GDP, BI rate, and the exchange rate to Stock Price Index (IHSG) in Indonesia Stock Exchange (BEI) which taken from July 2005 to December 2014. The analysis technique is multiple regression. The result of this analysis showed that GDP, and exchange rate has a positive influence towards IHSG while the other variables like BI rate is shown to have a negative influence towards IHSG, but there’s no similiarity between the movement of inflation. In addition, the analysis showed that that the four macroeconomic variables are simultaneously affect the IHSG during the period of study. Keywords : Macroeconomics, Exchange rate, BI rate, GDP, Inflation, Indonesia Stock Price Index Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara empat variabel makroekonomi yaitu inflasi, PDB, Bi rate, dan nilai tukar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dimulai dari Juli 2005 sampai dengan Desember 2014. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB, dan nilai tukar memiliki pengaruh positif terhadap IHSG, sedangkan variabel lainnya yaitu BI rate menunjukkan memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG, tetapi pergerakan inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG. Sebagai tambahan, penelitian ini menunjukkan bahwa keempat variabel makroekonomi tersebut secara bersama-sama mempengaruhi IHSG selama periode penelitian. Kata Kunci : Makroekonomi, Nilai tukar, BI rate, Laju Inflasi, Pertumbuhan PDB, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

1

Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) di BEI periode 2005-2014

Galuh Diah Andarini

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia

Abstract : This research study aims to determine the relationship between four macroeconomic

variables such as Inflation, GDP, BI rate, and the exchange rate to Stock Price Index (IHSG) in

Indonesia Stock Exchange (BEI) which taken from July 2005 to December 2014. The analysis

technique is multiple regression. The result of this analysis showed that GDP, and exchange

rate has a positive influence towards IHSG while the other variables like BI rate is shown to

have a negative influence towards IHSG, but there’s no similiarity between the movement of

inflation. In addition, the analysis showed that that the four macroeconomic variables are

simultaneously affect the IHSG during the period of study.

Keywords : Macroeconomics, Exchange rate, BI rate, GDP, Inflation, Indonesia Stock Price

Index

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara empat variabel

makroekonomi yaitu inflasi, PDB, Bi rate, dan nilai tukar terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dimulai dari Juli 2005 sampai dengan Desember

2014. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa PDB, dan nilai tukar memiliki pengaruh positif terhadap IHSG,

sedangkan variabel lainnya yaitu BI rate menunjukkan memiliki pengaruh negatif terhadap

IHSG, tetapi pergerakan inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG. Sebagai

tambahan, penelitian ini menunjukkan bahwa keempat variabel makroekonomi tersebut secara

bersama-sama mempengaruhi IHSG selama periode penelitian.

Kata Kunci : Makroekonomi, Nilai tukar, BI rate, Laju Inflasi, Pertumbuhan PDB, Indeks harga

saham gabungan (IHSG)

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 2: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

2

Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara Berkembang

yang salah satu cirinya adalah

melaksanakan pembangunan di berbagai

sektor, berbagai upaya dilakukan

pemerintah untuk meningkatkan dana

pembiayaan pembangunan negara agar

tidak bergantung pada pinjaman luar negeri.

Salah satu cara yang digunakan pemerintah

untuk mengumpulkan dana tersebut adalah

dengan menarik minat masyarakat dan

investor untuk berinvestasi.

Salah satu investasi yang mudah dan

banyak menjadi pilihan investor adalah

dengan membeli saham pada perusahaan

terbuka atau go public1 yaitu perusahaan

yang namanya sudah tercatat dan

diperdagangkan di bursa atau pasar modal

(Afdhalul Amri, 2011). Pasar modal

merupakan salah satu indikator kemajuan

perekonomian suatu negara serta

menunjang ekonomi negara yang

bersangkutan (Robert Ang, 1997).

Pasar modal yang berfluktuasi merupakan

dampak dari kondisi ekonomi suatu negara.

Interaksi antara pasar modal dan variabel

makroekonomi telah menjadi fokus utama

dalam penelitian para akademisi dan

praktisi (Kwon and Shin, 1999). Salah satu 1Peristiwapenawaransahamyangdilakukanolehperusahaan(emiten)untukpertamakalikepadamasyarakatumum(investor)

yang menjadi tolak ukur kinerja pasar

modal adalah indeks harga saham gabungan

(IHSG). Lewat indeks harga saham

gabungan (IHSG) kita bisa mengetahui

apakah saat ini pasar modal sedang

mengalami peningkatan (bullish) atau

mengalami penurunan (bearish).

Di pasar modal, sebuah indeks memiliki

beberapa fungsi antara lain: indikator tren

pasar, indikator tingkat keuntungan dan

tolak ukur (benchmark) kinerja suatu

portofolio atau reksa dana (Fakhruddin,

2008). Harga saham berfluktuasi setiap hari

dan para pengamat meyakini bahwa

fluktuasi harga saham ini sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor makro

ekonomi diluar pasar modal. Indikator

makroekonomi yang sering dihubungkan

dengan IHSG adalah BI rate, inflasi, kurs

rupiah, dan pertumbuhan PDB.

Secara teoritis perbedaan arah hubungan

antara kurs dan harga saham dapat

dijelaskan dengan pendekatan tradisional

dan model portofolio balance (Granger et

al, 1998), menjelaskan bahwa hubungan

antara kurs dan harga saham adalah positif,

dimana perubahan nilai tukar berpengaruh

pada pendapatan dan biaya operasional

perusahaan sehingga menyebabkan

perubahan harga saham. Dampak

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 3: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

3

merosotnya nilai tukar rupiah terhadap

pasar modal memang dimungkinkan,

mengingat sebagian besar perusahaan yang

go public di BEI memiliki hutang luar

negeri dalam bentuk valuta asing

(Thobarry, 2009).

Kenaikan biaya produksi ini tentunya akan

mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.

Turunnya tingkat keuntungan perusahaan

tentu akan mempengaruhi minat beli

investor terhadap saham perusahaan yang

bersangkutan (Thobarry, 2009). Secara

umum, hal ini akan mendorong pelemahan

indeks harga saham di negara tersebut.

Variabel makroekonomi lain yang juga

mempengaruhi IHSG adalah inflasi. Inflasi

memiliki pengaruh cukup besar terhadap

nilai kurs, inflasi adalah suatu proses

kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

suatu perekonomian (Sadono Sukirno,

2002;15). Dari pengertian Bank Indonesia,

yang disebut dengan inflasi adalah suatu

kenaikan harga-harga yang terjadi secara

umum ( www.bi.go.id ) artinya kenaikan

terjadi pada semua jenis barang dan juga

terjadi secara meluas, ini berarti bahwa

kenaikan harga-harga tersebut tidak hanya

terjadi di suatu daerah saja, tetapi

berdampak pada seluruh daerah yang ada di

wilayah negara.

Tingginya tingkat inflasi akan berdampak

buruk terhadap kondisi perekonomian suatu

negara. Hal ini akan mengakibatkan

penurunan kinerja dan keuntungan

perusahaan, apabila hal tersebut terus

berlajut maka pergerakan harga saham juga

akan mengalami penurunan. inflasi yang

tinggi juga bisa mengurangi tingkat

pendapatan riil yang diperoleh investor dari

investasinya. Kinerja bursa efek ikut

mengalami penurunan jika inflasi

meningkat (Tandelilin, 2001). Peningkatan

tingkat inflasi pada umumnya diikuti oleh

naiknya tingkat suku bunga guna

mengurangi penawaran uang berlebih.

Peran pemerintah sangat penting dalam

mengontrol laju inflasi di suatu negara.

Berbagai cara dilakukan, salah satunya

adalah dengan melakukan kebijakan

penentuan tarif suku bunga. Kebijakan

penentuan tarif suku bunga di Indonesia

dikendalikan oleh Bank Indonesia melalui

BI rate.

BI rate adalah kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan

moneter yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia terhhadap tekanan inflasi dan

diumumkan kepada publik2. Peningkatan BI

rate merupakan peluang investasi yang

cukup menjanjikan bagi investor deposito,

2WebsiteBankIndonesia,DefinisiBIrate.

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 4: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

4

dan akan berdampak pada indeks harga

saham di pasar modal. Pada umumnya,

apabila tingkat suku bunga turun, maka

indeks harga saham di suatu negara akan

mengalami kenaikan (Sunariyah, 2006).

Penurunan tingkat BI rate, akan membuat

perusahaan dapat dengan leluasa

mengembangkan kegiatannya, sehingga

pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja

dan perolehan labanya.

Selain itu, tingkat suku bunga yang rendah

juga membuat investor membeli saham agar

memperoleh keuntungan yang lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku pada

investasi deposito. Namun, saat BI rate

mengalami kenaikan, investor akan

cenderung lebih tertarik untuk berinvestasi

di deposito karena selain keuntungan dari

bunga yang ditawarkan lebih besar

dibandingkan dengan investasi saham,

investasi pada deposito dinilai aman karena

tidak memiliki resiko. kecenderungan

investor yang ingin memaksimalkan laba

dan meminimalisir resiko membuat suku

bunga memiliki kaitan dengan pasar modal

dan indeks harga saham gabungan.

Faktor lain yang juga mempengaruhi indeks

harga saham suatu negara adalah produk

domestik bruto (PDB). Pertumbuhan

produk domestik bruto (PDB) yang cepat

merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan

ekonomi. Apabila ada kenaikan dari

pertumbuhan PDB, akan sejalan dengan

kenaikan dari indeks harga saham suatu

negara (Sangkyun Park, 1997). Secara teori

dapat dijelaskan bahwa peningkatan PDB

dapat meningkatkan daya beli konsumen

terhadap produk-produk perusahaan

sehingga meningkatkan profiatbilitas

perusahaan. Dengan adanya peningkatan

profitabilitas perusahaan dapat

meningkatkan kepercayaan investor

sehingga dapat meningkatkan harga saham.

Sezgin Acikalin (2008) dalam penelitiannya

yang berjudul “Relationship between stock

markets and macroeconomic variables : an

empirical anaysis of the Istanbul Stock

Exchange” menyimpulkan bahwa, variabel

makroekonomi seperti nilai kurs, suku

bunga, dan GDP memiliki pengaruh

terhadap harga saham di Istanbul Stock

Exchange. Dijelaskan bahwa perubahan

harga saham pada dasarnya terhubung

dengan faktor-faktor makroekonomi.

Demikian halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Christopher Gan (2006)

yang berjudul “Macroeconimics Variables

and Stock Market Interactions : New

Zealand Evidence”. Penelitian yang

dilakukan dari tahun 1990 sampai dengan

2003 ini mengatakan bahwa variabel

makroekonomi seperti tingkat inflasi, suku

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 5: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

5

bunga, dan GDP berpengaruh pada indeks

saham dalam jangka panjang.

Berdasarkan pada kajian di atas dapat di

temukan hipotesis bahwa terdapat pengaruh

negatif tingkat inflasi terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan di BEI; terdapat

pengaruh negatif BI rate terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan di BEI; terdapat

pengaruh negatif kurs rupiah terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di BEI;

terdapat pengaruh positif pertumbuhan

Produk Domestik Bruto terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan di BEI.

METODE

Populasi dan Sampel

Jenis data penelitian termasuk ke dalam

data kuantitatif dengan periode pengamatan

dari tahun 2005 sampai tahun 2014.

Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah seluruh data IHSG, Produk

domestik bruto, nilai kurs rupiah, tingkat

inflasi, dan Tingkat BI rate. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder berupa data yang mendukung

variabel penelitian. Data dari variabel

independen dalam penelitian ini, yaitu :

tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan

pertumbuhan PDB. Data dari variabel

dependen adalah IHSG. Objek penelitian,

yaitu Bursa Efek Indonesia. Periode

penelitian dari tahun 2005 sampai tahun

2014. Data diperoleh dari informasi dan

laporan dari Bursa Efek Indonesia, Bank

Indonesia dan Biro Pusat Statistik.

Penelitian ini melibatkan satu variabel

dependen yaitu IHSG yang merupakan

perubahan atau pergerakan harga sham

seluruh emiten di BEI yang diukur pada

setiap akhir bulan. Sedangkan variabel

independennya adalah tingkat inflasi,

tingkat BI rate, kurs rupiah terhadap Dollar

Amerika dan pertumbuhan PDB.

Data yang akan digunakan adalah data

triwulanan, dimulai dari Juli 2005 sampai

Desember 2014 yaitu tiga puluh delapan

(38) data. Pengukuran tingkat inflasi berasal

dari Laju Inflasi yang tercatat dan

diterbitkan oleh BPS tiap triwulanan,

tingkat bunga SBI dihitung dari rata-rata

SBI tiga bulanan, sementara itu kurs Rupiah

terhadap Dollar Amerika yang digunakan

adalah kurs tengah rupiah, sedangkan

pertumbuhan PDB dihitung dari data

pertumbuhan PDB yang digunakan 3

bulanan. Metode analisis data yang

digunakan dengan adalah analisis regresi

berganda. Pengujian hipotesis

menggunakan uji t, sedangkan pengujian

model regresi menggunakan uji F. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah 5%.

Hasil dan Pembahasan

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 6: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

6

Data penelitian sebanyak 38 data berhasil

dikumpulkan per triwulanan selama 10

tahun dari tahun 2005 sampai tahun 2014.

Nilai kurs memiliki nilai minimum sebesar

8465.00, nilai maksimum sebesar 12378.00,

mean sebesar 9778.6579, dan standar

deviasi sebesar 1056.14685.

BI rate memiliki nilai minimum sebesar

5.75, nilai maksimum sebesar 12.75, mean

sebesar 7.8264, dan standar deviasi sebesar

1.93220. Tingkat inflasi memiliki nilai

minimum sebesar 2.41%, nilai maksimum

sebesar 18.83%, mean sebesar 7.3369% dan

deviasi standar sebesar 3.78%.

Pertumbuhan PDB memiliki nilai minimum

sebesar 4.08%, nilai maksimum sebesar

6.90%, mean sebesar 5.77% dan deviasi

standar sebesar 0.70%. IHSG memiliki

nilain minimum sebesar 1.050 nilai

maksimum sebesar 5.226 mean sebesar

3.032 dan deviasi standar sebesar 1.293.

Pengujian Data Penelitian

Uji Asumsi Klasik

• Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independen,

atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2001).

Berdasarkan uji normalitas dengan

menggunakan metode Komolgorov-

Smirnov Test diperoleh nilai KSZ

sebesar 0.518 dan nilai Asymp.Sig

sebesar 0.890. Kedua nilai tersebut

memiliki tingkat signifikansi diatas

derajat kesalahan (0.05), maka dapat

disimpulkan bahwa residual yang

digunakan yaitu IHSG, inflasi, PDB, dan

nilai kurs rupiah terhadap dollar AS

telah memenuhi asumsi distribusi

normal dan model regresi layak untuk

dipakai.

• Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah hubungan linier

antarvariabel bebas. Dalam model

regresi berganda, variabel bebas yang

baik adalah variabel bebas yang

mempunyai hubungan dengan variabel

terikat, tetapi tidak mempunyai

hubungan dengan variabel bebas

lainnya3. Berdasarkan uji yang telah

dilakukan diketahui bahwa, Nilai

Tolerance variabel Nilai kurs sebesar

0.559, BI rate adalah 0.167, Inflasi

0.181, dan PDB 0.521. Nilai Tolerance

keempat variabel independen yang diuji

adalah lebih dari 0,10. Sementara itu,

nilai VIF variabel Nilai kurs adalah

1.788, BI rate 5.994, Inflasi 5.531, dan

PDB 1.919. Nilai VIF keempat variabel 3NachrowiDjalalNachrowi,Ekonometrika,2006.Hal.95,FakultasEkonomiUniversitasIndonesia

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 7: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

7

independen yang diuji adalah kurang

dari 10.0, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel

independen dalam model regresi.

• Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Model yang baik

adalah yang homoskedastisitas (Ghozali,

2001). Pengujian ini dilakukan dengan

uji Park, apabila nilai P value dalam

kolom sig. > 0.05, maka dinyatakan jika

tidak terdapat gejala

heteroskesdastisitas. Uji menghasilkan

keempat variabel terbebeas dari

heteroskesdastisitas.

• Uji Autokorelasi

Autokorelasi pada model regresi artinya

ada korelasi antar anggota sampel yang

diurutkan berdasarkan waktu. Uji

autokorelasi digunakan untuk melihat

apakah ada hubungan linier antara error

serangkaian observasi yang diurutkan

menurut waktu (data time series)4.

4Gujarati,BasicEconometrics:FourthEdition.TheMcGraw-HillCompanies,2004.

Model regresi yang baik adalah yang

bebas dari autokorelasi.Setelah

dilakukan dengan menggunakan uji Run

Test, didapatkan hasil bahwa keempat

variabel tidak terdapat autokorelasi.

Untuk melihat seberapa jauh kemampual

model dalam menerangkan variasi variabel

independen digunakan uji Koefisien

Determinasi (𝑅!). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel independent

dalam menerangkan variabel dependen

sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel independent antara nol dan

satu. Apabila nilai 𝑅! semakin mendekati

satu, berarti variabel-variabel bebas

memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel

terikat (Ghozali, 2001). Hasil penghitungan

menunjukkan nilai R square sebesar 0,688.

Hal ini berarti 68.8% persen prediksi IHSG

dapat dijelaskan oleh keempat variabel

bebas yaitu Nilai kurs, BI rate, Inflasi, dan

PDB. Sedangkan sisanya 31.2%

dipengaruhi variabel lain diluar variabel

independen. Nilai koefisien korelasi (R)

sebesar 0.650, yang berarti bahwa kuat

hubungan antara variabel independen

terhadap variabel independen sebesar 65%.

Untuk melihat pengaruh seluruh variabel

bebas terhadap variabel terikat secara

simultan menggunakan uji F, Uji statistik F

pada dasarnya menunjukkan apakah semua

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 8: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

8

variabel independent yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap semua variabel dependen

(Ghozali,2001). Dari hasil perhitungan uji F

dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi

adalah sebesar 0.000 dan nilai F hitung

adalah sebesar 18.166. Dasar pengambilan

keputusan adalah nilai signifikansinya

sebesar 5% atau 0.05. karena nilai

signifikansi uji F lebih kecil dari 0.05 maka

menunjukkan adanya pengaruh BI rate,

Nilai kurs, inflasi, dan PDB secara simultan

terhadap IHSG. Oleh karena secara

simultan memiliki pengaruh yang

signifikan, maka perlu diuji pengaruh

masing-masing variabel bebas secara

parsial.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan

uji t yang bertujuan untuk menguji

signifikansi pengaruh satu variabel

independen secara individu terhadap

variabel dependen. Uji statistik t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara

parsial didalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2001).

Kemampuan Nilai Kurs mempengaruhi

IHSG

Berdasarkan hasil penghitungan dapat

diketahui bahwa nilai kurs menghasilkan

nilai t hitung sebesar (3.598). variabel ini

mempunyai tingkat signifikansi sebesar

0.000 yang apabila dibandingkan dengan

derajat kesalahan yang telah ditentukan

sebesar 5%, Dari hasil uji t disimpulkan

bahwa nilai kurs berpengaruh positif dan

signifikan dalam memprediksi IHSG

a. Kemampuan BI rate mempengaruhi

IHSG

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui

bahwa BI rate menghasilkan nilai t

hitung sebesar (-3.800). variabel ini

mempunyai tingkat signifikansi

sebesar 0.000 yang apabila

dibandingkan dengan derajat kesalahan

yang telah ditentukan sebesar 5%, dari

hasil uji t disimpulkan bahwa BI rate

berpengaruh negatif dan signifikan

dalam memprediksi IHSG

b. Kemampuan Inflasi mempengaruhi

IHSG

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui

bahwa inflasi menghasilkan nilai t

hitung sebesar (1.281) variabel ini

memiliki nilai signifikansi sebesar

0.139 yang apabila dibandingkan

dengan nilai derajat kesalahan yang

telah ditentukan sebesar 5%, variabel

Inflasi termasuk tidak signifikan. Hal

ini berarti, secara parsial variabel

inflasi tidak memiliki pengaruh

terhadap IHSG.

c. Kemampuan PDB mempengaruhi

IHSG

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 9: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

9

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui

bahwa PDB menghasilkan nilai t

hitung sebesar 1.843. variabel ini

memiliki nilai signifikansi sebesar

0.001 yang apabila dibandingkan

dengan nilai derajat kesalahan yang

telah ditentukan sebesar 5%, Dari hasil

uji t disimpulkan bahwa PDB

berpengaruh positif dan signifikan

dalam memprediksi IHSG.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian

ini adalah “Diduga nilai kurs memiliki

pengaruh negatif terhadap IHSG” tidak

terbukti. Adanya pengaruh nilai tukar dollar

terhadap rupiah menandakan bahwa

menguatnya nilai tukar mata uang dollar

terhadap rupiah dapat berakibat pada

naiknya nilai IHSG, hal ini bertentangan

dengan mayoritas teori yang ada.

Secara teoritis perbedaan arah hubungan

antara kurs dan harga saham dapat

dijelaskan dengan pendekatan tradisional

dan model portofolio balance (Granger et.

al, 1998). Pendekatan tradisional

mengatakan bahwa hubungan antara kurs

dan harga saham adalah positif, di mana

perubahan nilai tukar mempengaruhi

pendapatan dan biaya operasional

perusahaan, yang pada akhirnya

menyebabkan perubahan pada harga saham.

Ekuitas yang merupakan bagian dari

kekayaan (wealth) perusahaan dapat

mempengaruhi nilai tukar uang melalui

permintaan uang. Sebagai contoh semakin

tinggi harga saham akan menyebabkan

semakin tinggi permintaan uang dengan

tingkat bunga yang semakin tinggi pula,

sehingga hal ini akan menarik minat

investor asing untuk menanamkan

modalnya dan hasilnya terjadi apresiasi

terhadap mata uang domestik (Thobarry,

2009).

Alasan lain yaitu, depresiasi nilai rupiah

terhadap dolar AS bisa memberi dampak

positif terhadap perekonomian Indonesia,

karena produk Indonesia menjadi lebih

murah dibandingkan produk sejenis buatan

asing, maka produsen dalam negeri akan

memperoleh peluang emas untuk

meningkatkan volume ekspor dan

memenangkan persaingan di dalam negeri5.

Ibrahim (2000) juga menemukan hubungan

positif yang lemah antara perbedaan return

saham (domestik dikurangi luar negeri)

dengan perubahan dalam nilai tukar. Bany,

Amain dan Hook (dalam Damele dkk.,

2004) meneliti nilai tukar di Kualalumpur

Stock Exchange, menemukan bahwa return

saham nampak mengikuti pergerakan nilai

tukar selama periode ini. Sementara itu Ang

5www.library.ohiou.edu/DepresiasidanSurplusEkspor

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 10: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

10

(1997) dalam Damele et al (2004)

menemukan bahwa harga saham bergerak

secara cepat mengikuti pergerakan nilai

tukar.

Hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian

ini adalah “Diduga BI rate berpengaruh

secara negatif terhadap IHSG” terbukti.

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 2

terbukti. Hasil menunjukkan kenaikan BI

rate akan memicu penurunan nilai IHSG.

Peningkatan BI rate merupakan peluang

investasi yang cukup menjanjikan bagi

investor deposito, dan akan berdampak

pada indeks harga saham di pasar modal.

Pada umumnya, apabila tingkat suku bunga

turun, maka indeks harga saham di suatu

negara akan mengalami kenaikan

(Sunariyah, 2006).

Membandingkan dengan penelitian

terdahulu, hasil penelitian ini didukung oleh

Ben S. Bernanke dan Kenneth N. Kuttner

(2003) yang menyatakan bahwa

pemotongan suku bunga akan

meningkatkan harga saham, yang artinya

suku bunga memiliki pengaruh negatif

terhadap indeks saham. Penelitian yang

dilakukan oleh Farisa Noviyanti dengan

judul “Pengaruh BI Rate terhadap

Perekonomian Indonesia” juga

mengungkapkan hal yang sama, dalam

penelitiannya Farisa menyimpulkan bahwa

dalam jangka pendek peningkatan BI rate

akan melemahkan nilai IHSG.

Hipotesis 3 yang diajukan dalam penelitian

ini adalah “ Diduga inflasi memiliki

pengaruh negatif terhadap IHSG” tidak

terbukti. Penurunan inflasi akan memicu

penurunan IHSG, sebaliknya kenaikan

inflasi akan memicu naiknya IHSG.

Penelitian dari Suramaya Suci Kewal

(2012) dalam penelitiannya yang berjudul

pengaruh inflasi, suku bunga, kurs, dan

pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan menemukan bahwa

variabel inflasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap IHSG.

Inflasi yang stabil dan berkepanjangan juga

akan menumbuhkan industri kecil dalam

negeri menjadi semakin dipercaya dan

tangguh. Tingkat pengangguran akan

menurun karena masyarakat akan tergerak

untuk melakukan kegiatan produksi dengan

cara mendirikan atau membuka usaha

(Shandra, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad

Zuhdi (2012) menyatakan bahwa secara

parisal tidak ditemukan pengaruh dari

variabel inflasi gterhadap IHSG. Hasil

penelitian ini juga didukung oleh Tobing

(2009) yang menyatakan bahwa tingkat

inflasi tidak berpengaruh secara parsial

terhadap IHSG.

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 11: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

11

Hipotesis 4 yang diajukan dalam penelitian

ini adalah “Diduga PDB memiliki pengaruh

positif terhadap IHSG” terbukti. Kenaikan

PDB akan memicu kenaikan IHSG.

Meningkatnya pendapatan domestik bruto

berpengaruh positif terhadap pendapatan

konsumen karena dapat meningkatkan

permintaan terhadap produk Perusahaan

(Thobarry, 2009).

Meningkatnya pertumbuhan PDB juga

dapat mengakibatkan naiknya daya beli

masyarakat yang imbasnya bisa saja

dirasakan oleh pasar saham (Park dalam

Thobarry, 2009). Hasil ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sangkyun Park (1997) dimana GDP

mempengaruhi positif terhadap harga

saham. Penelitian yang dilakukan oleh

Christopher Gan et al (2006) menyatakan

bahwa GDP berpengaruh secara signifikan

terhadap indeks saham di New Zealand.

Kesimpulan

Penelitian ini menemukan bahwa tingkat BI

rate, pertumbuhan PDB, dan nilai kurs

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

IHSG, sedangkan inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap IHSG. Diketahui juga

bahwa PDB, dan nilai kurs memilki

pengaruh positif pada IHSG, sedangkan

riset ini membuktikan BI rate memiliki

pengaruh negatif terhadap IHSG. Hal ini

berarti setiap peningkatan BI rate maka

akan menyebabkan penurunan nilai IHSG.

Dalam penelitian ini didapatkan hasil

bahwa variabel makroekonomi yang paling

mempengaruhi IHSG adalah BI rate dan

PDB. Kedua variabel tersebut memiliki

nilai yang paling besar bila dilihat dalam

model persamaan regresi. Diharapkan

dengan mempertimbangkan kedua hal ini

dapat menentukan keputusan investor

dalam menjual atau membeli saham di

pasar modal.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti

memiliki beberapa keterbatasan, seperti

Periode waktu yang digunakan yaitu tahun

2005 sampai dengan tahun 2014 dimana

pada tahun tersebut kondisi ekonomi belum

stabil dan ada dampak krisis ekonomi dunia

pada tahun 2008 yang berimbas pada

kestabilan perekonomian Indonesia

(www.bi.go.id). Nilai R padahal penelitian

ini hanya bernilai 63.7% karena masih

banyak lagi faktor lain yang bisa

mempengaruhi penelitian terhadap faktor –

faktor yang mempengaruhi IHSG, seperti

uang yang beredar dan harga minyak dunia.

Daftar Pustaka

Ang, Robert, 1997, “ Buku Pintar :

Pasar Modal Indonesia “, First

Edition Mediasoft Indonesia

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 12: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

12

Bahmani-Oskooée, M., and

Sohrabian,1992, “Stock Prices

and the Effective Exchange

rate of the Dollar”. Applied

Economics, Vol.24, 459-64.

Bank Indonesia, 2008, Indonesia

Financial Statistic, BI,

Jakarta.

Boediono. 1999. Ekonomi Makro. Edisi

ke-4. Yogyakarta: BPFE UGM.

Bursa Efek Indonesia., 2008, Buku

Panduan Indeks Harga

Saham Bursa efek Indonesia.

Bursa Efek Indonesia, 2008.

Badan Pusat Statistik, 2008, Tabel

input-output Indonesia, BPS, Jakarta

Damele, Manjri., Yamini Karmakar dan

G Kawadia., 2004, “ A study of

market Integration based on

Indian Stock Market, Bullion

Market and Foreign Exchange

Market”.

FinanceIndia.Vol.XVII,No.2Hal.859-869

Dornbusch, R., Fischer, S., and Richard

Starz (2008) Makro Ekonomi.

Terjemahan oleh : Roy Indra

Mirazudin, SE. Jakarta: PT

Media Global Edukasi

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi.

2009. Teori Portofolio dan

Analisis Investasi. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Fakhruddin, Hendy M. 2008. Go Public

Strategi Pendanaan dan

Peningkatan Nilai Perusahaan.

Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Granger C. W., Huang B. and Yang C.

(1998) “A Bivariate Causality

Between Stock Prices And

Exchange Rates: Evidence

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 13: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

13

from Recent Asian Flu”. The

Quarterly Review Of

Economics And Finance.

Volume 40:337-354

Gujarati, Damodar, 2004. “Basic

Econometrics ; Fourth Edition”

The Mcgraw-Hill 2004

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar

Teori Fortofolio dan Analisis Sekuritas.

Edisi

Ke-3. Yogyakarta: Penerbit

AMP YKPN.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin

Nasution. 2008. Investasi Pada

Pasar Modal Syariah. Jakarta:

Kencana.

Ibrahim, Mansor H.,2000,

“Cointegration and Granger

Causality Test of Interaction in

Malaysia”, Asian Economic

Bulletin. Vol 17. Hal 36-47

Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori

Portofolio dan Analisis

Investasi. Edisi ke-7

Yogyakarta: BPFE.

Manurung, Adler Haymans. 2004.

Strategi Memenangkan

Transaksi Saham di Bursa.

Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Markus, Bodie, Kane. 2004. Investment

5th edition. Mc Graw Hill

Martalena dan Maya Malinda. 2011.

Pengantar pasar Modal.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Mohammad Samsul, 2008, “Pasar

Modal dan Manajemen Portofolio”.

Erlangga,

Jakarta

Nasry, Amir. 2003, Globalization Effect

on Stock Exchange Integration.

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015

Page 14: galuh diah andarini-skripsi-fakultas ilmu sosial politik

14

Avaliable : www.proquest.com

Pieper, P. & Vogel, R. (1997), “The

Stock Market Integration In

Latin America”, CAER II

Discussion Paper No. 21,

Harvard Institute for

International Development.

Sangkyun, Park, 1997, “Rationality of

negative Stock Price Responses

to Strong Economics Activity”

Journal Financial Analyst,

Sept/Oct 1997.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal

dan Manajemen Portofolio.

Surabaya: Penerbit Erlangga.

Samuelson, Paul A., 1992,

”Economics”, Mc-Graw Hill

Company, Fifteenth Edition,

McGraw Hill Inc., Tokyo

Sunariyah. 2006. Pengantar

Pengetahuan Pasar Modal.

Edisi ke-5. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN.

Tandelilin, Eduardus.2001. Analisis

Investasi Manajemen Portfolio.

Cetakan Pertama. Yogyakarta:

BPFE.

Thobarry, Achmad Ath. 2009. Analisis

Pengaruh Nilai Tukar, Suku

Bunga, Laju Inflasi dan

Pertumbuhan GDP terhadap

Indeks Harga Saham Sektor

Properti (Kajian Empiris Pada

Bursa Efek Indonesia Periode

Pengamatan Tahun 2000-

2008). Universitas Diponegoro.

Semarang.

Analisis pengaruh..., Galuh Diah Andarini, FISIP UI, 2015