347

MANAJEMEN LABORATORIUM

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN LABORATORIUM
Page 2: MANAJEMEN LABORATORIUM

MANAJEMEN

LABORATORIUM

PENDIDIKAN

Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I

Reny Safita. M.Pd

Devie Novallyan. M.Pd

Mahdayeni, M.Si

Renny Yulia Elsha, M. Pd

Ita Tryas Nur Rochbani, M.Pd.

Dr. Adiati, M. Pd.I

Edi Putra Jaya, S.PdI, MA

Rita Syafitri.M.Pd

Try Susanti. M.Si

Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI

Dra. Enadarlita, MKM

Editor : Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd

Page 3: MANAJEMEN LABORATORIUM

MANAJEMEN LABORATORIUM PENDIDIKAN

CV. PENERBIT QIARA MEDIA

347 hlm : 15,5 x 23 cm

Copyright @2020 Irjus Indrawan

ISBN : 978-623-6807-29-3

Penerbit IKAPI No. 237/JTI/2019

Editor : Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd

Layout : Dema

Desainer Sampul : Dema

Gambar diperoleh dari www.google.com

Cetakan Pertama, 2020

Diterbitkan oleh :

CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur

Email : [email protected]

Web : qiaramedia.wordpress.com

Blog : qiaramediapartner.blogspot.com

Instagram : qiara_media

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip dan/ataumemperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis

penerbit.

Dicetak Oleh CV. Penerbit Qiara MediaIsi diluar tanggung Jawab Percetakan

Page 4: MANAJEMEN LABORATORIUM
Page 5: MANAJEMEN LABORATORIUM

i

PRAKATA PENULIS

Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk

mencapai kompentensi yang diharapkan bagi peserta didik. Untuk

meninngkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan

dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapunn suatu

laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang dengan

manajemen yang baik. Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan

sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di

sekolah. Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil,

peralatan yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik.

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha

untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan

baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaiatan satu

dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan

staf profesional yang tampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh

karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job description)

yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien, disiplin dan

administrasi laboratorium yang baik pula. Sedangkan manajemen

laboratorium pendidikan adalah pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi

manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan

pelaporan) tempat riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan),

pengukuran ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik

maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Buku

ini mengkaji tentang manajemen laboratorium dalam upaya meningkatkan

Page 6: MANAJEMEN LABORATORIUM

ii

mutu pembelajaran di sekolah, bagaimana perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi manajemen laboratorium di sekolah. .

Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua dan mampu

menambah khazanah pengetahuan dalam memanajemen laboratorium

pendidikan, sehingga laboratorium yang ada di lembaga pendidikan

menjadi laboratorium yang yang berkualitas. Aamiin.

Wassalam

Penulis

Page 7: MANAJEMEN LABORATORIUM

iii

DAFTAR ISI

PRAKATA PENULIS………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………...1

Oleh: Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I

BAB II. PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT

LABORATORIUM………………………………………………………..18

Oleh: Reny Safita. M.Pd

BAB III. KEDUDUKAN DAN FUNGSI MANAJEMEN

LABORATORIUM………………………………………………………..32

Oleh: Reny Safita. M.Pd

BAB IV. PERSIAPAN LABORATORIUM………………………………42

Oleh: Devie Novallyan. M.Pd

BAB V. ADMINISTRASI LABORATORIUM…………………………..57

Oleh: Mahdayeni, M. Si

BAB VI. PENATAAN LABORATORIUM………………………………72

Oleh: Renny Yulia Elsha, M. Pd

BAB VII. KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LABORATORIUM PENDIDIKAN LABORATORIUM

PENDIDIKAN……………………………………………………………...86

Oleh: Ita Tryas Nur Rochbani, M.Pd.

BAB VIII. EVALUASI SYSTEM KERJA LABORATORIUM………..98

Oleh: Dr. Adiati, M. Pd.I

BAB IX. PENGEMBANGAN KEGIATAN LABORATORIUM……...107

Oleh: Edi Putra Jaya, S.PdI, MA

Page 8: MANAJEMEN LABORATORIUM

iv

BAB X. DOKUMENTASI PENGELOLAAN LABORATORIUM……128

Oleh: Rita Syafitri.M.Pd

BAB XI. SYSTEMMANAJEMENMUTU LABORATORIUM…...…142

Oleh: Try Susanti. M.Si

BAB XII. JENJANG DAN JABATAN PRANATA LABORATORIUM

PENDIDIKAN…………………………………………………………….181

Oleh: Rita Syafitri, S.Si., M.Pd

BAB XIII. ETIKA LABORAN…………………………………………..201

Oleh: Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI

BAB XIV. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN………………………….229

Oleh: Dra. Enadarlita, MKM

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..249

BIODATA PENULIS……………………………………………………..260

BIODATA EDITOR………………………………………………………315

Page 9: MANAJEMEN LABORATORIUM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendidikan

Bila diperhatikan dalam sejarah pertumbuhan suatu

masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam

rangka memajukan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.

Maju mundurnya suatu bangsa tergantung maju mundurnya

pendidikan.1 Sehingga dunia pendidikan memegang peranan penting

dalam mencerdaskan generasi bangsa yang selaras dan seimbang

dengan dengan tuntutan zaman. Sekolah merupakan sebuah lembaga

formal untuk mencetak generasi bangsa yang berpendidikan. Tujuan

pendidikan pada suatu bangsa yaitu mengusahakan supaya setiap

pribadi warga Negara memiliki kesempurnaan pertumbuhan

tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya. Pada

gilirannya seseorang akan mencapai tingkat kesempurnaan pribadi,

bahagia lahir dan bathin melalui pendidikan yang direncanakan dan

dilaksanakan dengan baik.2

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

1Sudirman. Ilmu Pendidikan: Rosda Karya. Bandung. 1991. hlm. 32Syafaruddin. llmu Pendidikan: Persfektif Baru Rekonstruksi. Bandung: Cita PustakaMedia. 2005. hlm. 55

Page 10: MANAJEMEN LABORATORIUM

2

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses pendidikan terkait

erat dengan proses pembangunan, sedangkan pembangunan

diarahkan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia

yang berkualitas, dan pembangunan di bidang ekonomi yang

menunjang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan

pembangunan nasional.3

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses pendidikan terkait

erat dengan proses pembangunan, sedangkan pembangunan

diarahkan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia

yang berkualitas, dan pembangunan di bidang ekonomi yang

menunjang satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan

pembangunan nasional.4 Pendidikan merupakan usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

3Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Yayasan PartisipasiPembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000. hlm. 14Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Yayasan PartisipasiPembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku. 2000. hlm.1

Page 11: MANAJEMEN LABORATORIUM

3

masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah

pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan

yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi

dewasa. Yang dimaksudkan dewasa dicatatan buku ini adalah dapat

bertanggung jawab terhadapa diri sendiri secara biologis, psikologis,

paedagogis dan sosiologis.5

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal

manusia yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai

makhluk berfikir. Dengan pembinaan olah piker, manusii

diharapkan semakin meningkat kecerdasannya dan meningkat pula

kedewasaan berfikirnya, terutama memiliki kecerdasan dalam

memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Pendidikan pada

hakikatnya adalah pelatihan keterampilan setelah manusia

memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah

pikirnya. Keterampilan yang dimaksudkan adalah suatu objek

tertentu yang membantu kehidupan manusia karena dengan

keterampilan tersebut, manusia mencari rezeki dan mempertahankan

kehidupannya. Pendidikan dilakukan dilembaga formal dan non

formal, sebagaimana dilaksanakan disekolah, keluarga, dan

lingkungan masyarakat. Pendidikan bertujuan mewujudkan

masyarakat yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi

dengan indicator utama adanya peningkatan kecerdasan intelektual

5Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.hlm. 1

Page 12: MANAJEMEN LABORATORIUM

4

masyarakat, etika dan moral masyarakat yang baik dan berwibawa,

serta terbentuknya kepribadian yang luhur.6

Menurut Crow Modern educational theory and practise not

only are aimed at preparation for future living but also are

preparative in determining the patern of present, day-day attitude

and behavior. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana

untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk

kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya

menuju ke tingkat kedewasaannya.7 Sebagai suatu komponen

pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara

komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat dikatakan bahwa

segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan

semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan

tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak

relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak

fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Disini

terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normative, yaitu

mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak

bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta

dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.8

6Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009. hlm. 567Fatah Syukur NC. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Semarang :Pustaka Rizki Putra,. 2011. hlm. 118Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RinekaCipta. 2005hlm. 37.

Page 13: MANAJEMEN LABORATORIUM

5

B. Manajemen Pendidikan

Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal

kata manus yang berarti menjadi tangan dan agere yang berarti

melakukan. Kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang

artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa

Inggris menjadi management, kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen

pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya

pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.9

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

pasal 1 dan 3, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara”.10

Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya

untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri

manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan

manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang

berbudi luhur. Pendidikan sebagai usaha membina dan

mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan

9Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2006), hlm. 7.10Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep danPrinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012), Hlm. 11

Page 14: MANAJEMEN LABORATORIUM

6

jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena

suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi

perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana

berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir

perkembangan atau pertumbuhannya.11

Manajemen pendidikan dapat juga diartikan sebagai

aktifitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat

dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.12

Sedangkan Sondang P Siagian mengartikan manajemen sebagai

kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam

rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.13

Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian

kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama

kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan

agar kegiatan dapat terlaksana dengan efektif dan efesien.14

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen pendidikan sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya

pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien

untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri

11M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara, 1993),hlm. 1112Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2004), Hlm. 413Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta : 1990),hlm, 514Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.Yogyakarta: Deepublish. 2015. Hlm. 2

Page 15: MANAJEMEN LABORATORIUM

7

manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan

manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang

berbudi luhur

1. Tujuan Manajemen Pendidikan

Mempelajari manajemen pendidikan bertujuan untuk:

a. Terwujud suasana belajar dan proses pembelajaran yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

b. Tercipta peserta didik yang aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

c. Terpenuhi salah stu dari empat kompetensi tenaga pendidik

dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional

sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai manajer).

d. Tercapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

e. Terbekali tenaga kependidikan dengan teori tentang proses

dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi

sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).

f. Teratasi masalah mutu pendidikan.15

15Ibid., hlm. 125

Page 16: MANAJEMEN LABORATORIUM

8

2. Fungsi Dan Prinsip Manajemen Pendidikan

a. Fungsi Manajemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan berfungsi sebagai perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)

Planning adalah aktivitas pengambilan keputusan

mengenai sasaran apa yang akan dicapai, tindakan apa yang

akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan dan siapa

yang akan melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam dunia

pendidikan, perencanaan merupakan pedoman yang harus

dibuat dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan

lembaga itu dapat efektif dan efisien.16

Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan

lembaga pendidikan Islam, dapat dilakukan beberapa

langkah antara lain: mengkaji kebijakan yang relevan,

menganalisis kondisi lembaga, merumuskan tujuan

pengembangan, mengumpulkan data dan informasi,

menganalisis data dan informasi, merumuskan dan memilih

alternatif program, menetapkan langkah-langkah kegiatan

pelaksanaan.17

2. Pengorganisasian

Organisasi diartikan sebagai kumpulan orang dengan

sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam

16Didin Kurniadi dan Imam Machali, Op. Cit., hlm12917Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-MalikiPress, 2010) hlm. 99-100

Page 17: MANAJEMEN LABORATORIUM

9

sistem kerja sama secara jelas diatur siapa yang menjalankan

apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi

dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.

Pengorganisasian adalah proses, membagi kerja kedalam

tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu

kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan

mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya

dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.18

3. Actuating/ Penggerakan

Penggerakan adalah hubungan anatara aspek-aspek

individual yang ditimbulkan adanya hubungan terhadap

bawahan untuk dapat mengerti dan memahami oembagian

pekerjaan yang efektif dan efisien.

4. Controlling/ Pengawasan

Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai.

Berkaitan standara apa yang sedang dihasilakan, penilaian

pelaksanaan, serta bilamana perlu diambil tindakan korektif.

Ini yang memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuan

rencana.19

18Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2013), hlm. 71.19Ibid., hlm. 102-105

Page 18: MANAJEMEN LABORATORIUM

10

b. Prinsip Manajemen Pendidikan

Dalam melakukan manajemen organisasi pendidikan,

maka perlu memperhatikan prinsip manajemen dalam setiap

masing-masing komponen pendidikan.

1. Manajemen kurikulum

Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yang harus

diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum

adalah beberapa hal sebagai beriku, yaitu:

a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan

kurikulum merupakan aspek yang harus

dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.

b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum

harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan

pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang

seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh

tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan

dalam kegiatan menejemen kurikulum perlu adanya

kerja sama yang positiof dari berbagai pihak tyerlibat.

d. Efektifitas dan efisien, rangkaian kegiatan manajemen

kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan

efisien untuk mencapai tujuan kurikulum, sehinggga

kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan

hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu

yang relatif siongkat.

Page 19: MANAJEMEN LABORATORIUM

11

e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan,

dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus

dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan

tujuan kurikulum.20

2. Manajemen Tenaga Kependidikan

Prinsip-prinsip manajemen tenaga kependidikan

a. Perencanaan Pegawai

Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat

memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang

pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

b. Pengadaan Pegawai

Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan

kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitment.

c. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai

Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-

personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan

menyumbangkan segenap kemampuannya untuk

kepentingan organisasi, seta bekerja lebih baik dari hari-

ke hari.

d. Promosi dan Mutasi

Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang

akan diterima, kegiatan selanjutnya adalah mengusakan

supaya calon pegawai tersebut menjadi anggota

20Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung:Alfabeta, 2010), hlm. 192.

Page 20: MANAJEMEN LABORATORIUM

12

organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan

kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga.

e. Pemberhentian Pegawai

Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah,

khususnya pegawai negeri sipil, seab-sebab

pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan ke

dalam tiga jenis, yaitu pemberhentian atas permohonan

sendiri, pemberhentian oleh dinas atau pemerintah,

pemberhentian sebab lain-lain.

f. Kompensasi

Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji dapat

juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan

dan lain-lain.

g. Penilaian Pegawai

Penilaian tenaga pendidikan ini difokuskan pada prestasi

individu danperan sertanya dalam kegiatan sekolah.21

3. Manajemen Kesiswaan

Prisip-prisip manajemen kesiswaan

a. Perencanaan penerimaan siswa

b. Pembinaan siswa

c. Kelulusan

4. Manajemen Keuangan

Prinsip-prinsip manajemen keuangan

a. Prosedur anggaran

21E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003), hlm. 42-45

Page 21: MANAJEMEN LABORATORIUM

13

b. Prosedur akuntansi keuangan

c. Pembelajaran, perdugaan, dan prosedur pendistribusian

d. Prosedur investasi

e. Prosedur pemeriksaan

5. Manajemen Sarana dan Prasarana

Prinsip-prinsip manajemen saran dan prasarana

a. Perencaan kebutuhan

b. Pengadaan

c. Penyimpanan

d. Penginventarisasian

e. Pemeliharaan

f. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan

6. Manajemen Hubungan Masyarakat

Prinsip-prinsip manajemen hubungan masyarakat

a. Komunikasi

b. Saling pengertian

c. Saling membantu

d. Kerjasama

7. Manajemen Layana Khusus

Prinsip-prinsip manajemen layana khusus

a. Perpustakaan

b. Kesehatan

c. Bimbingan konseling

d. Layana psikologis

Page 22: MANAJEMEN LABORATORIUM

14

e. Keamanan.22

C. Manajemen Laboratorium Pendidikan

Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat

dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan),

pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium

dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan

tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan

menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium

kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan

laboratorium bahasa.23 Laboratorium merupakan sumber belajar

yang efektif untuk mencapai kompentensi yang diharapkan bagi

peserta didik. Untuk meninngkatkan efesiensi dan efektifitas,

laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus

dan selengkap apapunn suatu laboratorium tidak akan berarti apa-

apa bila tidak ditunjang dengan manajemen yang baik. Oleh karena

itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboretorium perlu dikelola

secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.24

Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan

prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di

sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang

22Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 26.23Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa,Komputer, dan Kimia, (Yogyakarta: Diva Press,2013), hal. 1624Ibrahim, B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.2009,hal. 4

Page 23: MANAJEMEN LABORATORIUM

15

Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1)

dan ayat (2) bahwa: Setiap satuan pendidikan wajib memiliki

prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,

ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang

unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat

berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi,

dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Laboratorium atau Laboratory menurut Depdiknas

merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,

pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya

dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari

fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Suatu

laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, peralatan

yang memadai dan manajemen laboratorium yang baik. Manajemen

laboratorium merupakan usaha pengelolaan laboratorium

berdasarkan konsep manajemen buku. Manajemen laboratorium

meliputi pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur, administrasi

laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan, pengamanan

laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis

pekerjaan.25 Jadi, Manajemen laboratorium pendidikan adalah

pengaturan dan pelaksanaan proses fungsi manajemen (perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan) tempat

25Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium,(Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008 ), hal. 1

Page 24: MANAJEMEN LABORATORIUM

16

riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran

ataupun pelatihan ilmiah guna memudahkan para peserta didik

maupun pendidik dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan.

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah

usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat

dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang

saling berkaiatan satu dengn yang lainnya. Beberapa alat-alat

laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang tampil

belum tentu dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu

manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dan kegiatan laboratorium sehari-hari. Suatu (job

description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efesien,

disiplin dan administrasi laboratorium yang baik pula. 26

Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakan

sekelompok orang (SDM), keuangan, peralatan, fasilitas dan atau

segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai

tujuan atau sarana tertentu yang diharapkan secara optimal.

Pengelolaan laboratorium secara umum meliputi aspek :

a. Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistemik, analitis,

logis tenang kegiatan yang harus dilakukan, langah-

langkah, metode, SDM, tenaga, dan dana yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif

dan efesien.

26Fred, P., & Ellington, H. Labotorium Pendidikan, Diterjemahkan oleh:Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.1984, hal. 56

Page 25: MANAJEMEN LABORATORIUM

17

b. Penataan alat dan bahan yaitu proses pengaturan alat/

bahan dilaboratorium agar tertata dengan baik.

c. Pengadministrasian laboratorium yaitu suatu proses

pencatatan atau investarisasi fasilitas dan aktifitas

laborarium. Dengan pengadmiistrasian yang tepat semua

fasilitas dan aktifitas laboratorium dapatt terogranisir

dangan sistematis.

d. pengamanan, perawatan dan pengawasan. Manajemen

laboratorium, dalam hal ini manajen mutu, harus didesian

untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efesiensi kerjanya,

disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua

pihak yang berkepentingan. 27

27Nuryani. Laboratorium di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1991,hal. 126

Page 26: MANAJEMEN LABORATORIUM

18

BAB II

PENGERTIAN, FUNGSI DANMANFAAT

LABORATORIUM

A. Pengertian Laboratorium

Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru sebagai pengelola

pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar

yang lebih efektif dan efisien. Banyak faktor yang menentukan kualitas

pendidikan atau hasil belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat

sumber belajar.Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai

pusat sumber belajar yang salah satunya laboratorium. Laboratorium

perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong

efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui

penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi

pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan

pengembangan dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan

efektivitas dan efisien pembelajaran.

Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin

yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata

Page 27: MANAJEMEN LABORATORIUM

19

“laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat bekerja”,

akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.28

(1)Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa

Indonesia mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk

mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya) segala

sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia,dan

sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia dan

sebagainya) yang bekerja di laboratorium.29

(2)Menurut A SHornby, laboratory is a room or building

used scientific research, experiments,testing, etc.30Laboratorium

adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah,

eksperimen, pengujian, dll.

(3)Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,

laboratorium atau laboratory is a room or building with scientific

equipment for teaching science, or a place where chemicals or

medicines produced.31Laboratorium adalah ruang atau bangunan

dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk

mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia atau

obat-obatan yang diproduksi.

28 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung:Pudak Scientific, 2006), hlm. 1

29 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6

30 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford UniversityPress, 2010), cet-8, hlm 829

31 Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,(Singapore: Green Gian Press, 2008), hlm 799.

Page 28: MANAJEMEN LABORATORIUM

20

(4)Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam

kamus Biologi, laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk

percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan

tertentu.32

(5)Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat

dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian

sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruangatau tempat yang

berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang di dalamnya

terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.33

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum Laboratorium

adalah tempat melakukan percobaan dan peyelidikan.Tempat ini dapat

merupakan suatu ruangan tertetutup, kamar atau ruangan

terbuka.Misalnya kebun. Dalam pengertian ruangterbatas laboratorium

ialah suatu ruangan yang tertutup melakukan percobaan dan

penyelidikan. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,

eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.

Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya

kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode

pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa

berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi

gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Laboratorium adalah

32 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford UniversityPress, 2010), cet-8, hlm 829.

33 Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: PenerbitUniversitas Negeri Malang, 2005), hlm. 137

Page 29: MANAJEMEN LABORATORIUM

21

suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.Tempat ini dapat

merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.Laboratorium

adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan

penelitian dilakukan.

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,

eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.

Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya

kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007).

Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan

efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan

dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu

laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh

manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan

fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran

proses belajar mengajar.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 sebagai

pengganti PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan

Nasional, bahwa laboratorium merupakan sarana prasarana yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.Sementara menurut

pemahaman masyarakat luas bahwa laboratorium diartikan sebagai

suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan

sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi

atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso, laboratorium

ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk

Page 30: MANAJEMEN LABORATORIUM

22

mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan

tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-

lain.Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode

pratikum yang dapat menghasilkal pengalaman belajar di mana siswa

berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi

gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.34

Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah yang mana untuk

penelitian atau perrcobaan. Laboratorium dalam dunia pendidikan

sangat diperlukan karena merupakan tempat menimba ilmu

pengetahuan dengan cara nyata kebenarannya yakni dengan melalui

percobaan atau eksperimen. Dalam analisis laboratorium sebagai

sumber belajar ini banyak sekali dampak posifit atau kelebihan

diantaranya: siswa dapat menyakini akan kebenaran karena melihat

langsung ,mendengar,melihat, meraba dan mencium yang sedang

dipelajari atau dianalisis siswa tersebut. Siswa cenderung tertarik pada

objek nyata di dalam sekitarnya.Membangkitkan rasa ingin tahu, dan

memperkaya pengalaman dan ketermpilan kerja dan pengembagan

ilmiah.

Dengan berkembangnya laboratorium, laboratorium mempunyai

tujuan yakni sebagai salah satu sumber belajar secara langsung dengan

adanya pembelajaran tersebut, naluri siswa lebih cepat ingin tahu dan

34Djas, Fachri, 1998. Manajemen Laboratorium (LaboratoryManagement). Penataran Pengelolaan Laboratorium (LaboratoryManagement). Fakultas Kedokteran USU, Medan.hlm. 38

Page 31: MANAJEMEN LABORATORIUM

23

ingin selalu belajar untuk menimba ilmu di bidang laloratorium dengan

melalui percobaan-percobaan/eksperimen.Tujuan laboratorium sebagai

salah satu sumber belajar harus menjadi perhatian utama pengelola

laboratorium.Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan suatu

manajemen pelayanan yang berfokus pada pembelajaran sebagai

pelanggan.Pelayanan harus memperhatikan dan menerapkan kaidah

manajemen kualitas pelayanan.

Laboratorium adalah prasarana, sarana dan mekanisme kerja

yang menunjang secara unit satu atau lebih dari dharma sekolah dan

atau madrasah (pendidikan dan pengajaran, penelitian

sertapengabdian kepada masyarakat) melalui pengalaman langsung

dalam membentuk keterampilan,pemahaman, dan wawasan dalam

pendidikan dan pengajaran, dalam pengembangan ilmu dan

tekhnologi, serta pengabdian kepada masyarakat luas.Salah satu

sarana prasarana yang harus disediakan oleh penyelenggara sekolah

untuk menunjang kegiatan belajar mengajar adalah laboratorium.

Menurut Moedjadi, laboratorium adalah tempat dimana

percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat

merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruang terbuka.

Selanjutnya dalam arti sempit laboratorium adalah tempat bekerja

untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan dalam bidang

ilmu tertentu, seperti fisika, kimia, biologi, dsb.35

Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah tempat yang

digunakan untuk melakukan berbagai percobaan maupun penelitian

35Ibid, hlm 39

Page 32: MANAJEMEN LABORATORIUM

24

yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang

ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan

terbuka seperti kebun dan lain-lain.Laboratorium pendidikan biasanya

klasifikasikan menurut bidang ilmu tertentu.mempunyai fungsi sebagai

tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum. adanya

interaksi dengan alat dan bahan serta kegiatan observasi berbagai

gejala secara langsung. Secara umum laboratorium dapat diartikan

sebagai tempat untuk melakukan observasi, percobaan, pengujian,

analisis atau mempraktikkan ilmu dan keterampilan tertentu.Sehingga

laboratorium itu terbagi atas 2 macam yaitu laboratorium pendidikan

dan laboratorium riset.

B. Macam- Macam Laboratorium

Menurutkegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis

yaitu laboratorium pembelajaran (classroom laboratory) dan

laboratorium penelitian (research laboratory).36 Laboratorium

pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium

penelitian.37 Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga dengan

laboratorium sekolah yang didesain untuk proses belajar mengajar,

praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran.

Laboratorium sekolah merupakan tempat atau lembaga tempat

peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan)

36Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik Laboratorium,(Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008), hlm 2.37Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, 2018.Manajemen & Teknik Laboratorium,hlm 1.

Page 33: MANAJEMEN LABORATORIUM

25

dan sebagainya yang berhubungan dengan sains.38 Dengan begitu

kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari

kegiatan belajar mengajar biologi. Ditinjau dari bidang garapannya,

maka laboratorium sekolah/laboratorium pembelajaran dapat

dibedakan atas beberapa jenis, yaitu laboratorium IPA, Laboratorium

Biologi, laboratorium Kimia, Laboratorium Perpustakaan,

Laboratorium Bahasa, dan lain-lain.39 Yang mana tiap-tiap

laboratorium sangat membantu dalam proses belajar mengajar.

C. Fungsi Laboratorium

Adapun fungsi dari ruangan laboratorium antara lain

sebagai berikut:

1) Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran

biologi secara praktek yang memerlukan peralatan

khusus.

2) Sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta

didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta

yang diselidiki atau diamati.

3) Tempat display atau pameran.

4) Sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami

karakteristik alamdan lingkungan melalui optimalisasi

keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah.40

38 M. Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, hlm 739Ibid, hlm 840Koesmaji, W, dkk.Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan PendidikanBiologi FMIPA UPI,2004), hlm 43.

Page 34: MANAJEMEN LABORATORIUM

26

5) Sebagai tempat siswa berlatih menerapkan keterampilan

proses sesuai dengan tuntutan pembelajaran Biologi yang

mengutamakan proses selain produk.

6) Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang

diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan

dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan

suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari

dasar.41

Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium alam ini adalah

untuk menyampaikan atau menerapkan aplikasi-aplikasi dari materi

pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus sudah menyiapkan

fasilitas, alat seadanya ataupun siap memberikan pemahan konsep

tentang aplikasi dari materi.Kegiatan praktikum dapat dan seharusnya

dilaksanakan di laboratorium, baik laboratorium yang disiapkan

terlebih dahulu yang dilengkapi dengan segala macam peralatan yang

dibutuhkan untuk praktik, dapat pula di laboratorium alam yang

memiliki fasilitas seadanya sesuai dengan alam yang ada disekitar

sekolah. Laboratorium ini diharapkan dapat menempatkan cara belajar

sebagaimana seharusnya yang akan dapat melibatkan siswa belajar,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga siswa dapat

lebih memahami materi dibandingkan dengan pembelajaran biasa.

Secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah

sebagai berikut:

41Mustaji, Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran,Disajikan dalamWorkshop Penyusunan Panduan Penggunaan Laboratoriumdi Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Surabaya pada hari Rabu, 23 Desember 2009.

Page 35: MANAJEMEN LABORATORIUM

27

1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan

intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji

gejala-gejala alam.

2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan

bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat

media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat

kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan

sosial.

4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah

seseorang calon ilmuan.

5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan

pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari

laboratorium adalah sebagai berikut :

1) Laboratorium sebagai sumber belajar. Tujuan pembelajaran

dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan

dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber

untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran

terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan

ranah keterampilan/afektif.

Page 36: MANAJEMEN LABORATORIUM

28

2) Laboratorium sebagai metode pembelajaran. Di dalam

laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni

metode percobaan dan metode pengamatan

3) Laboratorium sebagai prasarana pendidikan. Laboratorium

sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.

Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan

berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang

dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan

percobaan.

D. Manfaat Laboratoriun

Manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan

mengajar sebagai metode pengamatan dan metode percobaan. Sebagai

prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar

mengajar.

Menurut Sukarso, secara garis besar laboratorium dalam proses

pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan

intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan mengkaji

gejala-gejala lain.

2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa, siswa akan

bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat

media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

3) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah

seseorang ilmuan.

Page 37: MANAJEMEN LABORATORIUM

29

4) Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan

pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

Laboratorium IPA-Fisika yang memanfaatkannya dan

pengolahannya sebagai sumber belajar belum optimal atau tidak

digunakan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1) Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan

pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai.

2) Belum memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga

laboratorium.

3) Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang

belum diadakan kembali dan tidak cukupnya keterbatasannya

alat-alat dan bahan yang mengakibatkan setiap siswa mendapat

tidak cukup / keterlibatannya alat-alat dan bahan yang

mengakibatkan setaip siswa mendapat tidak cukupnya /

terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan siswa tidak

dapat belajar untuk eksperimen.

Dalam proses belajar mengajar kegiatan laboratorium atau

praktikum turut berperan dalam mencapai 3 tujuan pembelajaran,

antara lain:

1. Keterampilan kognitif, misalnya:

Melatih agar teori dapat dimengerti.

Agar teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.

2. Keterampilan afektif, misalnya:

Belajar bekerja sama.

Page 38: MANAJEMEN LABORATORIUM

30

Belajar menghargai bidangnya.

Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.

3. Keterampilan psikomotorik, misalnya:

Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan.

Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.

Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki

kebaikan dan kelemahan.

Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain:

1. Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu

proses.

2. Siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung

mendengar, melihat, meraba, dan mencium yang sedang

dipelajari.

3. Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan

mengelola alat, mengadakan percobaan, membuat kesimpulan,

menulis laporan, dan mampu berfikir analisis.

4. Siswa lebih cenderung tertarik pada obyek yang nyata di alam

sekitarnya.

5. Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap

inovatif, dan saling bekerja sama.

6. Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman

keterampilan kerja dan pengalaman berfikir ilmiah.

Sedangkan kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain:

Page 39: MANAJEMEN LABORATORIUM

31

1. Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan

ketrampilan.

2. Tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dan tidak

semua diajarkan dengan metode praktik.

3. Alat-alat dan bahan yang mahal harganya dapat menghambat

untuk melakukan praktik.

4. Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga

kemungkinan dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran.42

42Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: PudakScientific, 2006), hlm 23.

Page 40: MANAJEMEN LABORATORIUM

32

BAB III

KEDUDUKAN DAN FUNGSI MANAJEMEN

LABORATORIUM

A. Pengertian Manajemen Laboratorim

Apa yang dimaksud dengan manajemen? Pengertian manajemen

adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh

sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang

dimiliki.

Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis

kuno, yaitu menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan

melaksanakan.Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya

perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif.Efektif

dalam hal ini adalah mencapai tujuan sesuai perencanaan, sedangkan

efisien adalah melaksanakan pekerjaan dengan benar, teroganisir, dan

selesai sesuai jadwal.

Secara umum manajemen sering didefinisikan sebagai, “Getting

things done through other people untuk menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain”. Telah disebutkan berkali-kali bahwa supervisor

merupakan manajer lini terdepan yang melaksanakan pekerjaan

Page 41: MANAJEMEN LABORATORIUM

33

manajemen untuk merencanakan, mengorganisir, mengeksekusi

rencana, serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju

hasil yang diharapkan.

Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan

oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang

lainnya.Beberapa peralatan laboratorium yang canggih, dengan staf

profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik,

jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang

baik.Manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola

laboratorium dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan laboratorium sehari-hari.

Manajemen laboratorium (laboratory management)

adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu

laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh

beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf

profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik,

jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang

baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium

sehari-hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih

efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung

oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan

penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor

Page 42: MANAJEMEN LABORATORIUM

34

yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang

bersangkutan.

Manajemen laboratorium adalah usaha untuk mengelola

laboratorium.Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan

baik sangat ditentukan oleh beberpa faktor yang saling berkaitan satu

dengan yang lainnya.Beberapa alat laboratorium yang cangih dengan

staff operasional yang terampil belum belum tentu dapat beroperasi

dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen

laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium

adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan.Suatu

manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi baik,

uraian kerja yang jelas,pemanfaatan fasilitas yang efektif dan efisien,

disiplin, administrasi laboratorium yan baik pula.

Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan

mendeterminasisasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui.

Tindakan perencanaan diikutioleh proses pengorganisasian sebagai

suatu tindakan mendistribusikan pekerjaankepada kelompok yang ada

dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan.Setelah itu

dilakukan proses menggerakan yaitu upaya merangsang atau

mendoronganggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas

mereka dengan kemauansecara suka rela dan secara antusias. Setelah

rencana ditetapkan, ditentukan kapandan siapa yang

melaksanakannya dengan membagi pekerjaan dan mendorongpersonil

melaksanakannya maka dilakukan pengawasan sebagai

Page 43: MANAJEMEN LABORATORIUM

35

tindakanmengawasi pekerjaan agar terlaksana sesuai rencana yang

ditetapkan

B. Kedudukan Manajemen Laboratorium

Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat

(2) bahwa:

1. Pasal 42

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang

meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,

ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang

kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat

beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat

lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran

yang teratur dan berkelanjutan.

2. Pasal 43

(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu

pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium

komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan

pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal

peralatan yang harus tersedia.

Page 44: MANAJEMEN LABORATORIUM

36

(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta

didik43.

Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium

harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap

apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak

ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen dapat didefinisikan

sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan carabekerja

sama dengan orang lain melalui proses tertentu untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien44

Pemanfaatan laboratorium yang efektif akan dapat

meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Dalam

memanfaatkan laboratorium melibatkan aspek-aspek kemampuan guru

dalam menggunakan alat dan bahan, ketersediaan/kelengkapan sarana

prasarana laboratorium dan teknis pengelolaan yang efektif. Agar

pemanfaatan laboratorium berjalan baik, maka laboratorium tersebut

haruslah dikelola dengan baik.Pengelolaan laboratorium didukung oleh

manajeman laboratorium. Manajemen laboratorium merupakan usaha

untuk mengelola laboratorium, yang keberhasilan nya ditentukan oleh

faktor yang saling berkaitan antara satu sama lain45.

43Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan (SNP).

44Afreni. Harnidah, Novita Sari., dan Retni Budianingsih, ManajemenLaboratorium Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal Sainmatika, 2013. 07(1),hlm 2

45 RusSetyaningrum, Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMANegeri Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 2017, 03(1): 83-84

Page 45: MANAJEMEN LABORATORIUM

37

C. Fungsi Manajemen Laboratorium

1. Perencanaan

Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan

dengan matang terlebih dahulu sasaran serta tindakan mereka

berdasarkan pada beberapa metode, atau logika dan bukan berdasarkan

pada perasaan46. Dalam Perencanaan laboratorium adalah memilih dan

menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsiasumsi

mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan

merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang diinginkan dengan efektif dan efisien47.

Pengembangan laboratorium memerlukan perencanaan yang

matang yang dalam pengembangannya perlu dipikirkan tentang SDM,

sumber informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap

memperhatikan manajemen, peran, dan keahlian yang dimiliki.

Kebutuhan SDM untuk laboratorium perlu direncanakan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor berikut: jenis kegiatan, kualitas dan

kuantitas tenaga, spesialisasi, pemanfaatan teknologi informasi, dana,

dan tingkat pendidikan pemakai. Dan perlu dipikirkan juga bahan

informasi yang akan dikelola oleh laboratorium. Mengingat begitu

pentingnya perencanaan bagi suatu laboratorium disebabkan karena

hal-hal sebagai berikut:

a. Perencanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas

46 Musthofa, Ismail, dan Fahrurrozi, Manajemen Sekolahlaboratorium,(Semarang, IAIN Walisongo, 2011) hlm 11

47 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: BumiAksara, 2008), hlm. 249

Page 46: MANAJEMEN LABORATORIUM

38

Pemimpin laboratorium tidak akan mampu melaksanakan

fungsi manajemen dan kepemimpinan dengan baik tanpa

perencanaan yang sudah ditetapkan. Perencanaan yang

memadai akan memberikan petunjuk kepada pemimpin

laboratorium mengenai sistem organisasi, prosedur dan

kebijakan yang ditempuh, kualifikasi tenaga yang dibutuhkan,

dan ke arah mana tenaga harus digerakkan untuk melakukan

pekerjaan dan tugas-tugas laboratorium.

b. Perencanaan merupakan alat pengawasan

Pengawasan sebenarnya merupakan upaya sistematis untuk

menetapkan standar prestasi sesungguhnya dengan standar yang

telah ditetapkan. Dengan adanya perencanaan akan diketahui

adanya penyimpangan langkah yang kemudian dapat dilakukan

pengukuran signifikansi penyimpangan itu. Oleh karena itu

pengawasan harus didasarkan pada perencanaan. Perencanaan

yang jelas, lengkap, dan terpadu akan mampu meningkatkan

efektivitas pengawasan

c. Perencanaan yang proporsional akan membawa efektivitas dan

efisiensi

Dengan adanya perencanaan, seorang pemimpin laboratorium

akan berusaha untuk mencapai tujuan dengan biaya yang paling

kecil dan menghasilkan produk yang lebih besar. Oleh karena

itu, dalam penyusunan rencana perlu diantisipasi adanya akibat-

akibat yang tidak dikehendaki dan sedapat mungkin

dihindarkan atau setidaknya dikurangi.

Page 47: MANAJEMEN LABORATORIUM

39

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan atau penggerakan yang dilakukan setelah sebuah

organisasi memiliki perencanaan dan pengorganisasian dengan

memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai

pelaksana sesuai kebutuhan unit/satuan yang dibentuk. Di antara

kegiatannya yaitu melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi.

Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga dan

memajukan organisasi melalui setiap personal, baik struktural maupun

fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai

tujuan.Pengarahan di sini berfungsi agar kegiatan yang dilakukan

bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak terjadi

penyimpangan48. Pengarahan seorang pemimpin sangat dibutuhkan

dalam mengelola laboratorium sebagai upaya untuk meningkatkan

mutu pembelajaran di lembaga tersebut.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium

adalah :

a. Awal semester sebaiknya menyusun program semester atau

tahunan sesuai kegiatan lab yang ditanda tangani Kepala.

Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi

kebutuhan alat atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan

praktikum selama satu semester atau tahunan dan menyusun

jadwal bagi penanggung jawab teknis agar tidak terjadi

tumbukan dalam pemakaian.

48Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung:Alfabeta, 2000), hlm 58

Page 48: MANAJEMEN LABORATORIUM

40

b. Setiap akan melaksanakan praktikum, sebaiknya mengisi

format permintaan / peminjaman alat/bahan yang kemudian

diserahkan kepada laboran minimal seminggu sebelum

pelaksanaan, sehingga laboran secara dini dapat

mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat/bahan yang

dibutuhkan.

c. Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya mengisi buku harian

untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta

untuk keperluan supervisi.

d. Alat/bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan

disimpan kembali di tempat semula.

3. Pengawasan

Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh

apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila

perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut

sesuai dengan rencana Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh

pengelola laboratorium yaitu:

a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol

kegiatan laboratorium setiap hari dan mengawasi

kegiatan praktikum.

b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta

menjaga dan memonitor keutuhan fungsi dari

barangbarang laboratorium tersebut.

Page 49: MANAJEMEN LABORATORIUM

41

c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian

di laboratorium serta melakukan pemantauan hasil

penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang

dilakukan di laboratorium.

d. Melakukan counseling dengan sesama pengelola

laboratorium49.

4. Pengorganisasian

Pengelola laboratorium terdiri atas koordinator laboratorium,

kepala laboratorium, teknisi laboratorium, dan laboran.Koordinator

laboratorium membawahi para kepala laboratorium yang ada di

sekolah.Kepala laboratorium membawahi dua bagian yaitu, teknisi dan

laboran.Pengorganisasian dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam

pengadministrasian, perawatan, pengamanan, serta perencanaan untuk

pengembangan secara efektif dan efisien. Sesuai dengan fungsi

laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses

pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah

berada di bawah koordinasi Wakil Kepala Madrasah dengan penugasan

dari Kepala Madrasah50.

49Richard Decaprio,Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA, Bahasa,Computer Dan Kimia (Jogjakarta: Diva press, 2013), hlm. 79

50Tim Ahli Program STEP-2, Manajemen Laboratorium IPA (DepartemenAgama Republik Indonesia, 2007), hlm. 2

Page 50: MANAJEMEN LABORATORIUM

42

BAB IV

PERSIAPAN LABORATORIUM

A. Konsep Manajemen Laboratorium

Istilah manajemen terjemahan dari bahasa Indonesia hingga

saat ini belum ada keseragaman, berbagai istilah yang banyak

dipergunakan seperti: ketatalaksanaan, manajemen, manajemen

pengurusan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari penafsiran yang

berbeda-beda maka pake istilah aslinya yaitu “manajemen” istilah

manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: manajemen sebagai

suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen dan manajemen sebagai suatu seni dan

sebagai suatu ilmu51.

Menurut Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim

Purwanto, yang mengartikan manajemen merupakan kegiatan-kegiatan

untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah

ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana.Jadi, dalam

hal ini kegiatan dalam manajemen terutama adalah mengelola orang-

orangnya sebagai pelaksana52.

51Manulang, M. Dasar-dasar manajemen. (Medan : Monara, . 2005),hlm.15

52M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII, hlm. 7

Page 51: MANAJEMEN LABORATORIUM

43

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan

berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan

pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari

berbagai macam disiplin ilmu. Pada dasarnya laboratorium juga dapat

merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan

terbuka53.Pengertian manajemen laboratorium adalah kegiatan

merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat

peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu

sehingga mencapai hasil yang optimal54.

B. Persiapan Laboratorium

Hampir semua pendidik percaya bahwa laboratorium

merupakan sarana utama dalam meningkatkan pemahaman siswa.

Bahkan di Amerika Serikat, laboratorium telah dikenalkan kepada

siswa sejak tingkat taman kanak-kanak (preschool) dengan tujuan

memberi kesempatan kepada seluruh siswa agar terbiasa dengan dan

benda-benda di lingkungan sekitar55. Pada level yang lebih tinggi

(sekolah dasar), para siswa sudah mulai diperkenalkan untuk

melakukan penelitian, bertanya, menganalisis hasil penelitian, berdebat

tentang bukti-bukti yang ditemukan, membangun pengertian tentang

53Decaprio Richard,Tips mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta:DIVA Press, 2013) hlm 16-17

54Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M),Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang:Universitas Andalas, 2015), hlm. 1

55 National Science Teachers Assosiation., Position Statetement: The Roleof Laboratory Investigation in Science Instruction, 2007

Page 52: MANAJEMEN LABORATORIUM

44

konsep science dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tingkatan sekolah menengah, kegiatan di laboratorium dilakukan

setiap minggu, mengumpulkan data setiap minggu dan

mempresentasikan hasilnya.56

Di dalam memasuki abad 21, pengajaran IPA harus di

Indonesia harus lebih memfokuskan kegiatan kepada para peserta didik

dan bukan pada guru dan focus pada pengetahuan dan bukan hafalan.

Kegiatan laboratorium harus berorientasi ke masa depan sehingga

kegiatan laboratorium harus memiliki tujuan mampu mendukung

melahirkan generasi peneliti dan teknisi yang handal di masa depan.

Kegiatan laboratorium tersebut harus bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar

2. Mengembangkan pemikiran dengan alasan yang rasional dan

ilmiah

3. Memahami kompleksitas suatu fenomena

4. Mengembangkan ketampilan praktis

5. Memahami sains

6. Merangsang siswa untuk tertarik dalam bidang sains.

7. Mengembangkan kemampuan bekerja kelompok57.

Untuk mempersiapkan laboratorium yang baik harus

dipahami perangkat-perangkatnya, yaitu:

1. Standar laboratorium, meliputi: a) ukuran laboratorium, b)

bentuk dan lokasi laboratorium, dan d) ruang persiapan.

56Ibid57Susunandar, Perencanaan, Pengembangan & Safety Laboratorium

(Yogyakarta, Pustaka Umum, 2015), hlm. 6-7

Page 53: MANAJEMEN LABORATORIUM

45

2. Pembangunan laboratorium, meliputi: a) fungsi dan

karakteristik, b) prasyarat utilitas ruang, c) Tinjauan

Keselamatan, Kesehatan, dan e) Kenyamanan Ruang, Standar

kelengkapan dan luas ruang laboratorium

C. Standar Laboratorium Sains

Desain suatu laboratorium harus memenuhi tiga sayarat, yaitu

kesehatan dan keamanan kerja, rasa nyaman dan efisien energi

Laboratorium harus didesain untuk memenuhi keamanan dan

kesehatan kerja bagi orang-orang yang bekerja di laboratorium

tersebut.Banyak bahan-bahan kimia atau bahan bahan biologi yang

berbahaya dan digunakan dalam kegiatan laboratorium.Oleh karena itu

keamanan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas

utama.Kenyamanan laboratorium juga harus menjadi perhatian karena

laboratorium yang pengap dan panas karena kurang udara juga dapat

mengganggu kesehatan para pekerja disamping tidak membuat betah

para pekerja.Oleh karena itu laboratorium harus memiliki ventilasi

yang baik sehingga membuat para pekerja menjadi nyaman.Standar

laboratorium berikut dapat digunakan sebagai referensi dalam

mendesain laboratorium sains.

1. Ukuran Laboratorium

Ruangan laboratorium sebaiknya berbentuk persegi empat

atau yang mendekati dengan ukuran tertentu. Standar yang berlaku di

Inggris menyebutkan bahwa setiap siswa membutuhkan ruang seluas

sekitar 3 m2 . Oleh karena itu ukuran standar laboratorium yang

Page 54: MANAJEMEN LABORATORIUM

46

diperuntukkan bagi 30 siswa seluas 90 m2 dengan rasio perbandingan

panjang dan lebar antara 1: 0,8 atau 1: 1,1. Departemen pendidikan

Hong Kong mewajibkan setiap laboratorium sains memiliki ukuran

sekitar 120 m2 dengan lebar minimal dari 7 m di setiap sisinya.Ruang

laboratorium sebaiknya tidak memiliki pilar (tiang) di tengahnya

sehingga pemandangan guru tidak terganggu.Setiap laboratorium wajib

memiliki ruang persiapan (preparation room) yang dapat digunakan

untuk menyiapkan kegiatan praktikum, perbaikan peralatan maupun

penyimpanan alat dan bahan.Satu ruang persiapan dapat digunakan

untuk satu atau dua laboratorium yang berdekatan. Ruang persiapan

disarankan memiliki ukuran sekitar 45 m2 58.

Ketentuan ruang laboratorium IPA menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum

ruang laboratorium IPA 2,4 m2 /peserta didik, untuk rombongan belajar

kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2

termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar

minimum ruang laboratorium IPA 5 m259. Sebuah laboratorium dengan

ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa,

dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari

keseluruhan luas laboratorium60.

Ukuran dan bentuk laboratorium bervariasi, tetapi pada umumnya

ruang labororium berukuran 85 m2. Digunakan dengan kapasitas

58Ibid., hlm. 1159MohammadArifin& Barnawi.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah

(Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), hlm. 12560Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI: 2004), hlm. 40

Page 55: MANAJEMEN LABORATORIUM

47

maksimal 30 peserta. Namun, dalam beberapa situasi, misalnya di

mana sekolah memiliki ukuran area yang kecil, ukuran laboratorium

akan bergantung pada ukuran kelompok maksimum peserta didik.

Serta perlu juga memikirkan tentang berbagai kegiatan yang sedang

dilakukan dan jumlah penyimpanan yang tersedia di laboratorium61.

2. Bentuk dan Lokasi laboratorium

Lokasi laboratorium sangat disarankan untuk berdekatan satu

dengan yang lain sehingga memudahkan administrasi dan

pengelolaannya. Apabila banguna laboratorium bertingkat, maka

tempat penyimpanan bahan kimia atau laboratorium kimia perlu

mendapat perhatian khusus.Laboratorium tersebut harus ditempatkan

pada bagian paling atas untuk menjaga bahaya gas atau debu yang

keluar dari bahan kimia atau lemari asam.62

Bentuk laboratorium yang banyak digunakan di laboratorium sains di

banyak negara sangat bervariasi, tergantung kondisi ekonomi dan

pendidikan yang ada di negara tersebut.Bentuk ruang laboratorium

siswa sebaiknya bujur sangkar.Bentuk bujur sangkar memungkinkan

jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan

kontak guru dan siswa.63

3. Ruang Persiapan

Ruang persiapan sangat dianjurkan memiliki ukuran yang

memadai sebagai tempat menyiapkan praktikum dan menyimpan alat

61 Cambridge Assessment International Education, Guide to PlanningPractical Science (UCLES, 2020), hlm. 3

62Op. cit., Susunandar, hlm. 1563Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya (Bandung:

Pudak Scientific, 2006), hlm. 11

Page 56: MANAJEMEN LABORATORIUM

48

dan bahan. Rekomendasi umum yang digunakan untuk ruang preparasi

adalah minimal 0,5 m2 per siswa. Jadi kalau ada dua buah laboratorium

masing-masing untuk 30 siswa (90 m2), maka ruang persiapan

memiliki luas minimal 0,5 x 30 siswa x 2 lab = 30 m2 64.

C. Pembangunan Laboratorium Fisika

1. Fungsi dan Karakteristik

Ruangan Laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan

khusus65.

2. Prasyarat Utilitas Ruang

a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang

membuka ke luar.

b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan

ventilasi udara minimal 4.8 m2

c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan

masing-masing 1 (satu) di ruang persiapan,dan ruang gelap,

memakai lampu TL (20 watt).

d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 1 (satu) di

ruang persiapan dan 1 (satu) di ruang gelap. Masing-masing

ruang dilengkapi 1 (satu) buah saklar.

64Op. cit., Susunandar, hlm. 1865Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nmor 25 tahun 2017

tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan, hlm. 47

Page 57: MANAJEMEN LABORATORIUM

49

e. Meja praktek lab. tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi

kursi lab sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja

demontrasi 1 unit. Kursi dan meja guru 1 unit.

f. Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat

sampah66.

3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang

a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan

untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.

minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.

b. Jaringan kabel untuk tempat stop kontak di tengah ruang

praktik, rata dengan lantai dan dilengkapi sekering untuk

menghindari hubungan arus pendek.

c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara

minimal 5% dari luas ruang lab fisika, untuk sehatnya kondisi

ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan

kelembaban normal.

d. Alat pemadam ringan tersedia di lab67.

4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium fisika

Tabel 1. Standar kelengkapan laboratorium fisika

66Ibid., hlm. 4767Ibid., hlm. 47-48

Page 58: MANAJEMEN LABORATORIUM

50

Gambar 1. Desain Laboratorium Fisika

Page 59: MANAJEMEN LABORATORIUM

51

D. Pembangunan Laboratorium Biologi

1. Fungsi dan Karakteristik Ruangan

Laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya tempat

pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan

khusus. Lab. Biologi terdiri dari:

a. Ruang praktik sebagai tempat kegiatan utama, harus cukup luas

untuk menampung kegiatan praktik.

b. Ruang persiapan dipakai sebagai tempat simpan alat,

bahanbahan biologi dan sebagai tempat persiapan sebelum

dimulainya praktik.68

2. Prasyarat Utilitas Ruang

a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang

membuka ke luar.

b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan

ventilasi udara minimal 4.8 m2.

c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan

masing-masing 2 (dua) di ruang persiapan, memakai lampu TL

(20 watt).

d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 2 (dua) di

ruang persiapan. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu) buah

saklar.

e. Meja kerja tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab

sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demonstrasi 1

unit. Kursi dan meja guru 1 set.

68Ibid., hlm. 51

Page 60: MANAJEMEN LABORATORIUM

52

f. Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat sampah

dalam ruang lab69.

3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang

a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan

untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.

minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.

b. Alat pemadam ringan tersedia di lab.

c. Saluran pembuangan limbah dan bak penampung limbah

biologi disediakan.

d. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara

minimal 5% dari luas ruang lab biologi, untuk sehatnya kondisi

ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan

kelembaban normal.

e. Lantai tidak boleh licin dan harus kedap air dengan dinding

yang sebaiknya berwarna putih70.

4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium biologi

Tabel 2. Standar kelengkapan laboratorium biologi

69Ibid., hlm. 5170Ibid., hlm. 51-52

Page 61: MANAJEMEN LABORATORIUM

53

Gambar 2. Desain Laboratorium Biologi

Page 62: MANAJEMEN LABORATORIUM

54

E. Pembangunan Laboratorium Kimia

1. Fungsi dan Karakteristik

Ruangan Laboratorium Kimia berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya tempat pembelajaran kimia secara praktik yang

memerlukan peralatan khusus. Ruang pada Lab. Kimia terdiri dari:

a. Ruang praktik sebagai tempat kegiatan utama, harus cukup luas

untuk menampung kegiatan praktik.

b. Ruang persiapan dipakai sebagai tempat simpan alat, bahan-

bahan kimia dan sebagai tempat persiapan sebelum dimulainya

praktik71.

2. Prasyarat Utilitas Ruang

a. Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang

membuka ke luar.

b. Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan

ventilasi udara minimal 4.8 m2.

c. Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan

masing-masing 2 (dua) di ruang persiapan, memakai lampu TL

(20 watt).

d. Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 2 (dua) di

ruang persiapan. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu)

buah saklar.

e. Meja kerja tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab

sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1 unit. Meja demonstrasi 1

unit. Kursi dan meja guru 1 unit.

71Ibid., hlm. 49

Page 63: MANAJEMEN LABORATORIUM

55

f. Papan tulis 2 unit, 2 lemari penyimpan, 1 lemari asam dan

tempat sampah dalam ruang laboratorium72.

3. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruang

a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan

untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.

minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.

b. Lemari asam harus dilengkapi Exhaust fan (penarik udara)

untuk mengeluarkan udara yang terkontaminan bahan kimia

yang mudah menguap, misalnya dalam kegiatan pencampuran

bahan.

c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara

minimal 5% dari luas ruang lab kimia, untuk sehatnya kondisi

ruang dengan penerangan alami, sirkulasi udara dan

kelembaban normal.

d. Alat pemadam ringan tersedia di lab73.

4. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium kimia

Tabel 3. Standar kelengkapan laboratorium kimia

72Ibid., hlm. 4973Ibid., hlm. 49-50

Page 64: MANAJEMEN LABORATORIUM

56

Gambar 3. Desain Laboratorium Kimia

Page 65: MANAJEMEN LABORATORIUM

57

BAB V

ADMINISTRASI LABORATORIUM

1. Latar Belakang

Laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut

laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga

pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen

atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,

kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan

menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan

tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau

pengabdian kepada masyarakat. (Permenpan RB No. 03, 2010),

sehingga di mana Laboratorium ini dikelola oleh Teknisi / Laboran

yang sekarang dikenal sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan

( PLP ). Pranata Laboratorium Pendidikan yang selanjutnya disingkat

PLP, adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung

jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium

pendidikan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan

kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang,

(Permenpan RB No. 03, 2010).

Administrasi merupakan dokumentasi seluruh sarana dan

prasarana serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan

Page 66: MANAJEMEN LABORATORIUM

58

pengadaan alat dan bahan, yang bertujuan untuk mencegah kehilangan

/ penyalahgunaan, memudahkan oprasional dan pemeliharaan,

mencegah duplikasi / overlapping permintaan alat dan memudahkan

pengecekan.

Administrasi laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan

atau pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium,

namun lebih luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu

proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik

berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara

kelembagaan meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan

pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat

melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya

seperangkatan alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya Lab

infrastructure yang lengkap (ada fasilitas air, listrik,gas dsb).

Ada beberapa jenis laboratorium di tingkat perguruan tinggi antara

lain :

a. Laboratorium pengajaran (Teaching Laboratory).

b. Laboratorium Penelitian (Research Laboratory).

c. Laboratorium penelitian Terpadu : Multidisipline Laboratory,

Lab Sentral ( Central Lab ), Integrated Research Laboratory,

Laboratorium pusat Terpadu, dsb.

Laboratorium pengajaran ditujukan khusus untuk kegiatan

pendidikan dan pengajaran bagi Mahasiswa berupa praktikum yang

Page 67: MANAJEMEN LABORATORIUM

59

objeknya sesuai dengan SAP (Satuan Acara pengajaran) yang tersedia.

Laboratorium penelitian & Lab Terpadu biasanya ditujukan untuk

kegiatan penelitian baik untuk program S2, ataupun S3, penelitian

mandiri, thesis doktor maupun untuk pengembangan pendidikan

(Curiculum Development). Semua kegiatan yang dilakukan di

Laboratorium memerlukan adanya suatu administrasi yang teratur, rapi

dan terorganiser dengan baik, sehingga laboratorium dapat ditata/diatur

dan berfungsi secara optimal.

2. Pembahasan

a. Pengertian Administrasi Laboratorium

Dalam pengadministrasian ruang laboratorium, setiap

laboratorium harus memiliki denah ruangan yang ada, jaringan listrik,

jaringan air dan jaringan gas. Ruangan – ruangan tersebut harus

tercatat namanya, ukurannya, dan kapasitasnya, dan data ini tercantum

dalam data ruangan laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas

umum adalah barang – barang yang merupakan perlengkapan

laboratorium. Barang-barang ini di data dalam kartu barang dan daftar

barang, untuk memudahkan pendataan baiknya diurutkan berdasarkna

abjad. Pengadministrasian alat dan zat bertujuan untuk memudahkan

pengelompokan jenis alat dan bahan/zat. Selain pengadministrasian

alat dan bahan/ zat sistem evaluasi dan pelaporan juga diperlukan yang

bertujuan untuk kelancaran administrasi yang baik sehingga kegiatan

laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk

perencanaan laboratorium (seperti penambahan alat-alat baru, rencana

Page 68: MANAJEMEN LABORATORIUM

60

pembiayaan/ dana laboratorium yang diperlukan, perbaikan sarana dan

prasarana yang ada.

Herbert A Simon dalam bukunya Administrative

Behaviour, mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan dari

sekelompok manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama. Liang Gie dalam bukunya Unsur Unsur Administrasi: Suatu

Kumpulan Karangan, mendefinisikan administrasi sebagai segenap

rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan

sumber-sumber kegiatan lainnya yang bermaksud mencapai tujuan

apapun dalam usaha bersama dari sekelompok orang. Leonard D.

White menyatakan bahwa administrasi sebagai suatu proses yang

umum dalam semua usaha-usaha kelompok baik usaha umum atau

pribadi, usaha pemerintah atau swasta, sipil atau militer dalam skala

besar maupun kecil.

Dari definisi di atas dapat disarikan bahwa administrasi adalah

rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis

untuk menjalankan roda suatu usaha atau organisasi yang didasarkan

suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan

atau pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium,

namun lebih luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu

proses bersama untuk menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik

berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat secara

kelembagaan meliputi perencanaan, pengorganisasian,

Page 69: MANAJEMEN LABORATORIUM

61

pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan

pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis.

b. Tujuan Administrasi Laboratorium

Tujuan administrasi adalah untuk memperoleh informasi

tentang keadaan laboratorium dengan cepat dan mudah. Administrasi

laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada

dilaboratorium antara lain:

a. Investasi peralatan laboratorium yang ada.

b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat-alat yang rusak,

alat-alat yang dipinjam dan alat-alat yang dikembalikan.

c. Keluar masuk surat menyurat

d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan

praktikum dan penelitian.

e. Daftar inventaris bahan-bahan kimia dan non kimia bahan

bahan gelas

f. Daftar inventaris alat-alat mebel lain

g. Sistem evaluasi dan pelaporan

Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan

kesinambungan karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara

teratur dan baik.

c. Komponen Administrasi Laboratorium

Secara standar terdapat 9 komponen administrasi laboratorium

yang harus dipenuhi oleh pengurus laboratorium. Kesembilan

komponen tersebut adalah sebagai berikut:

Page 70: MANAJEMEN LABORATORIUM

62

1) Buku inventarisi

2) Kartu Stok

3) Kartu Peminjaman Alat / Bahan

4) Buku Catatan Harian Laboratorium

5) Kartu Reparasi

6) Label alat dan bahan

7) Program Semester Laboratorium

8) Laporan Bulanan

9) Daftar Alat Dan Bahan

Melihat banyaknya peralatan laboratorium yang ada, serta

infrastruktur yang tersedia ditambah dengan banyaknya kegiatan

praktek/penelitian maka dirasa perlu untuk mengaturnya secara tatanan

yang mudah dan dapat dimengerti oleh setiap praktikan,staf pengajar,

laboran maupun pemakai/user lainnya. Keadaan peralatan

laboratorium &. bahan-bahan yang tersedia selalu cepat berubah atau

berpindah (dipinjam, hilang, pecah dsb), maka semuanya itu

memerlukan penanganan yang serius. Apalagi bila ditinjau dari harga

peralatan yang mahal, serta dibarengi dengan penggunaannya yang

tidak tepat maka semua peralatan lab yang modern itu akan sia-sia

saja, sehingga optimalisasi penggunaannya tidak efisien.

Secara rinci mengapa administrasi laboratorium perlu

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium

dengan cepat dan mudah.

b. Untuk pendataan semua peralatan yang; ada, termasuk

Page 71: MANAJEMEN LABORATORIUM

63

bahan kimia, meubiler, hardware dan software lainnya

yang ada di laboratorium tersebut secara rinci dan

teratur.

c. Sebagai pusat informasi tentang keberadaan suatu alat

laboratorium di suatu laboratorium tertentu, sehingga

siapa saja yang ingin menggunakannya/ memakainya

akan tahu dimana alat itu berada.

d. Untuk perencanaan dan pengembangan laboratorium

secara berlanjut dimasa mendatang. Alat-alat baru apa

saja yang perlu ditambah atau diperbaiki atau

dilengkapi sesuai dengan pengembangan disiplin ilmu

yang ada, atau untuk program penelitian yang lebih

terarah (hibah bersaing, research unggulan

terpadu ,analysis bahan, program penelitian

lanjutan/advanced technology, PPDS, pasca sarjana

dsb).

e. Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik &

teratur,sehingga penggunaan laboratorium dapat

dioptimalisasikan.

f. Mengatur Tata Cara pemesanan alat, sesuai dengan

pengembangan ilmu yang yang ada/disiplin ilmu yang

akan dikembangkan maupun terhadap aplikasi

penelitian lanjutan/advanced research tertentu,dsb.

Kegiatan Administrasi Laboratorium adalah merupakan

kegiatan rutin, terutama mengenai penanganan/penggunaan peralatan

Page 72: MANAJEMEN LABORATORIUM

64

yang ada. Untuk memudahkan cara penggunaannya perlu diatur tata

cara pendataan (data collecting) tentang semua peralatan lab yang

dimiliki. Pencatatan daftar peralatan dapat barupa buku, sistem kartu

atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan sistem

komputer dsb. Semua data peralatan yang disusun harus jelas

informasinya.

Berikut contoh informasi yang harus ada dalam laboratorium

IPA :

01. Daftar Pemesanan Alat Laboratorium.

02. Daftar inventarisasi/instruments Lab .& Daftar Spesifikasi.

03. Daftar Alat-alat Gelas (Glass-ware).

04. Daftar Bahan Kimia.

05. Daftar Meubiler.

06. Daftar Peminjaman/pengembalian Alat.

07. Daftar Pemakaian Alat.

08. Daftar Suka Cadang.

09. Daftar servis alat-alat.

10. Daftar/Kartu Persediaan Bahan.

11. Daftar Ineventarisasi Bahan/Zat.

12. Daftar Penanggung Jawab Pemakaian Alat Khusus

13. Daftar Peralatan lainnya.

(Buku Log, Buku Petunjuk Penggunaan Alat/Guide Book,

Bahan Non-Kimia).

Dari Daftar yang tersedia tersebut maka kita dapat mengatur

Page 73: MANAJEMEN LABORATORIUM

65

Administrasi Laboratorium secara jelas, teratur dan informatif. Dengan

demikian pengelolaan administrasi laboratorium yang lengkap harus

pula dibarengi dengan tenaga/Kepala Laboratorium yang memiliki

skill/Keterampilan yang tinggi dan disiplin yang baik. Ini

dimungkinkan karena semua administrasi laboratorium berada di

bawah tanggung jawabnya penuh. Kegiatan operasional laboratorium

amat tergantung pada penghayatannya/altitudenya terhadap beban dan

tanggung jawab yang diembannya. Justru karena itu sebagai

imbalannya, setiap Kepala Laboratorium harus diberi honorarium yang

wajar, agar mereka dapat berperan aktif dalam mengelola

laboratoriumnya.

d. Contoh kegiatan administrasi laboratorium1) DAFTAR INVENTARISASI/INSTRUMENT

LABORATORIUM

UNIVERSITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

BAHAGIAN :………………………

LABORATORIUM :……………….

N

O

Kod

e

Tgl

Terim

a

Dari/

asal

atau

sumber

N a m

a

Fungs

i

Spesifika

si

Kompo

nen

Jumla

h

Keteranga

n

Page 74: MANAJEMEN LABORATORIUM

66

.........................2020

Kepala Laboratorium,

2) DAFTAR ALAT-ALAT

GELAS

UNIVERSITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

BAHAGIAN :……………………

LABORATORIUM :……………….

N

O

Ko

de

Tgl

Teri

ma

Beras

al/

Da

ri

Na

ma

Fun

gsi

Spesifik

asi

Kapasit

as

Juml

ah

Keterang

an

Page 75: MANAJEMEN LABORATORIUM

67

, 2020

Kepala Laboratorium,

(………………………… )

Page 76: MANAJEMEN LABORATORIUM

68

4 ) DAFTAR PEMAKAIAN ALAT

NAMA ALAT

:……………………………………………………………

MEREK

DAGANG :………………………………………………………

NOMOR

INVENTARIS:…………………………………………………

NOMOR URUT/SERI :

…………………………………………

TGL NAMA NIM/NIP

PEMAKAIAN TANDA TANGAN

KETE

RANG

AN

UNTUK LAMANYA

(JAM/HARI)

TOTAL PEMAKAI PEN.

JAWAB

Page 77: MANAJEMEN LABORATORIUM

69

, 2020

Kepala Laboratorium,

_______________________

5) DAFTAR SERVIS ALAT - ALAT

Laboratorium :………………………….

Jurusan/Bhg :………………………….

Fakultas :………………………….

NO Nama

Alat

Jenis

Servis

Tgl

Servis

Diservis oleh

Alamat Biaya

(Rp)

Page 78: MANAJEMEN LABORATORIUM

70

, 2020

Mengetahui,

Kepala Laboratorium,

(………………………… )

Page 79: MANAJEMEN LABORATORIUM

71

3. Kesimpulan

Administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk

menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan,

penelitian maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pengarahan, pengawasan untuk mencapai tujuan pengelolaan

laboratorium secara terencana dan sistematis.

Tujuan administrasi adalah untuk memperoleh informasi tentang

keadaan laboratorium dengan cepat dan mudah. Komponen

administrasi laboratorium yang harus dipenuhi oleh pengurus

laboratoriumadalah sebagai berikut: buku inventarisi, kartu stok, kartu

peminjaman alat dan bahan, buku catatan harian laboratorium, kartu

reparasi, label alat dan bahan, program semester laboratorium, laporan

bulanan dan daftar alat dan bahan.

Page 80: MANAJEMEN LABORATORIUM

72

BAB VI

PENATAAN LABORATORIUM

A. PENATAAN LABORATORIUM

1. Pengertian Penataan

Penataan berasal dari kata tata. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia Pengertian Penataan tata artinya proses, cara,

perbuatan menata, pengaturan, penyusunan.74 Penataan

merupakan kata sifat yang digunakan dalam melakukan suatu hal

yang berbentuk atau tampak hasilnya.

2. Pengertian Laboratorium

Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin

yang berarti “tempat bekerja” dan dalam perkembangannya kata

“laboratorium” mempertahankan kata aslinya yaitu “tempat

bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.75

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat

melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh

adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur

laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan

sebagainya).

74 http://www.artikata.com/30591-penataan.html75 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung:

Pudak Scientific, 2006), hlm. 1.

Page 81: MANAJEMEN LABORATORIUM

73

Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Umum

Bahasa Indonesia mengatakan bahwa “ Laboratorium adalah

tempat untuk mengadakan percobaan /penyelidikan dan

sebagainya” segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika,

kimia, dan sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli

ilmu kimia dan sebagainya) yang berkerja di dalam

laboratorium.76

Menurut A S Hornby, laboratory is a room or building

used scientific research, experiments, testing, etc.77 Laboratorium

adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah,

eksperimen, pengujian, dan lain-lainya.

Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,

laboratorium atau laboratory is a room or building with scientific

equipment for teaching science, or a place where chemicals or

medicines produced.78 Laboratorium adalah ruang atau bangunan

dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk

mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia

atau obat-obatan yang diproduksi

Laboratorium juga merupakan tempat untuk

mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian

ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat

76 Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6

77 A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford UniversityPress, 2010), cet-8, hlm 829

78 Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary,(Singapore: Green Gian Press, 2008), hlm 799

Page 82: MANAJEMEN LABORATORIUM

74

bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas

dan kualitas yang memadai. 79

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang

melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset),

pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan

antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu.

Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu

ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.80

Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam kamus

Biologi, laboratorium adalah ruang kerja khusus untuk

percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan

tertentu. 81

Laboratorium merupakan suatu ruangan yang digunakan

untuk melakukan kegiatan praktik atau penelitian yang ditunjang

oleh adanya seperangkat alat-alat serta fasilitas yang lain terkait

untuk kepentingan pembelajaran 82

Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat

dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian

sempit, laboratorium sering diartikan sebagai ruang atau tempat

79 Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002) h. 1280 Decaprio Richard, Tips Mengelola Lab Sekolah, (Jogyakarta : Diva Press,

2013) h 1681 Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008),

hlm 391.82 Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA. 2016. Tangerang Selatan :

Universitas Terbuka

Page 83: MANAJEMEN LABORATORIUM

75

yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang

didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. 83

Dengan demikian jelaslah bahwa, laboratorium

merupakan salah satu prasarana, yang dapat digunakan sebagai

tempat berlatih untuk melakukan percobaan dan pengamatan.

Keberadaan laboratorium sangat diperlukan untuk memberikan

pengalaman langsung dari teori yang sudah diterima melalui

kegiatan laboratorium/praktikum, untuk menunjang kegiatan

belajar mengajar.

Berkaitan dengan hal di atas maka peranan laboratorium

sangat penting, karena laboratorium merupakan tempat kegiatan

penunjang dari kegiatan belajar mengajar dan juga merupakan

pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan,

penyelidikan, atau penelitian dalam pembelajaran.

B. PENATAAN LABORATORIUM

Pemakai laboratorium hendaknya memiliki tata letak atau

layout bangunan laboratorium. Bangunan laboratorium tidak

sama dengan bangunan kelas.84 Dalam pembangunan

laboratorium membutuhkan perencanaan dan pertimbangan yang

matang terutama dalam kesesuaian letaknya terhadap ruangan

lain. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam

menempatkan laboratorium sekolah antara lain:

83 Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: PenerbitUniversitas Negeri Malang, 2005), hlm. 137

84 Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 42

Page 84: MANAJEMEN LABORATORIUM

76

1. Letak relatif terhadap ruang-ruang yang lain

Menurut Kertiasa, idealnya jika semua ruang

laboratorium yang ada berlokasi di tengah-tengah ruang kelas

yang lain dan merupakan satu blok bangunan sains.85 Lokasi

laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan

memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi

kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan

laboratorium. 86

2. Letak berkaitan dengan arah datangnya cahaya matahari.

Ruang laboratorium memerlukan intensitas penerangan

yang lebih besar dari pada ruang kelas biasa. Ini disebabkan di

dalam laboratorium banyak dilakukan kegiatan mengamati

yang memerlukan kemampuan penglihatan yang lebih baik dari

pada di dalam kelas biasa.87 Salah satu contoh yaitu

laboratorium Biologi yang sangat memerlukan cahaya matahari

untuk membantu penerangan pada mikroskop, apabila

mikroskop tidak dilengkapi lampu penerangan yang menyatu

dengan mikroskop.88 Setidaknya ruang laboratorium

mempunyai jarak yang cukup jauh (minimal 3 m) dengan

bangunan lain untuk memperoleh ventilasi dan penerangan

yang baik. Laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu

laboratorium pembelajaran (classroom laboratory) dan

85 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung:Pudak Scientific, 2006), hlm 23

86 Koesmadji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 4287 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 3088 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 24

Page 85: MANAJEMEN LABORATORIUM

77

laboratorium penelitian (research laboratory).89 Laboratorium

pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari

laboratorium penelitian.90 Laboratorium pembelajaran bisa

disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain untuk

proses belajar mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang

mendukung proses pembelajaran.

Sistem Pengelolaan laboratorium adalah proses

pendayagunaan sumber daya laboratorium secara efektif dan

efisien, untuk mencapai suatu sasaran yang secara optimal .91

Aspek pengelolaan laboratorium meliputi sebagai berikut:

a. perencanaan

b. pengorganisasian/penataan

c. directing (pengaturan)

d. pengendalian

e. pengawasan

f. budgeting/ anggaran. 92

Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur

sangkar. Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru

89Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & TeknikLaboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA, 2008), hlm 2.

90Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & TeknikLaboratorium, hlm 1.

91 Suyitno, Pengelolaan Laboratorium.”92 Subamia, “Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana Laboratorium

IPA SMP Di Kabupaten Buleleng.”

Page 86: MANAJEMEN LABORATORIUM

78

dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru

dan siswa. 93

Pengelolaan alat dan bahan merupakan suatu kegiatan

yang ikut menentukan keberhasilan pendayagunaan

laboratorium. Kelancaran kegiatan laboratorium akan sangat

bergantung pada administrasi, penyimpanan, dan perawatan alat

dan bahan

Penyimpanan alat dan bahan laboratorium yaitu :

1) Penyimpanan alat laboratorium

Setelah alat-alat laboratorium digunakan, perlu

diusahakan adanya pemeliharaan dan penyimpanan

yang sesuai. Dengan pemeliharaan dan penyimpanan

alat yang baik dapat memperpanjang usia penggunaan

alat-alat tersebut. 94 Setiap alat yang ada di laboratorium

harus disertai dengan SOP (Standard Operational

Procedure) atau buku petunjuk operasi (manual

operation). 95

Alat-alat laboratorium sekolah dapat

dikategorikan menjadi kelompok, yaitu:

a) Alat-alat dari gelas Kaca.

Gelas sering dianggap zat yang mulia karena tidak

mudah mengalami korosi. 96

93 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm 11.94 Koesmaji, W, dkk. Teknik Laboratorium. hlm. 2195 Anti Damatanti Hamdani dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik

Laboratorium, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), 2008. Hlm. 3 4096 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, ,hlm. 47

Page 87: MANAJEMEN LABORATORIUM

79

b) Alat-alat dari logam.

Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian

pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh

disimpan berdekatan dengan zat kimia, terutama

yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam

akan cepat berkarat. 97

c) Alat-alat bergerak.

Pada alat-alat bergerak ada bagian-bagian alat

yang bergesekan satu sama lain, seperti roda

dengan poros, ulir dengan ulir, dan gerigi dengan

gerigi. Agar tidak mudah aus, bagian-bagian yang

bergesekan ini secara periodik harus diberi

pelumas.98 Dengan demikian akan memperpanjang

umur alat-alat tersebut.

2) Penyimpanan bahan laboratorium.

Mengingat sering terjadinya kecelakaan dalam

kegiatan di laboratorium, maka dalam penyimpanan

bahan-bahan laboratorium harus di bedakan. Menurut

Koesmaji, penyimpanan bahan kimia secara umum

dapat dibagi menjadi 3 cara, yaitu:

a. Secara alfabet (Alphabetical Method) botol-botol

disimpan berdasarkan urutan huruf secara alfabet.

97Budimarwanti, Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia,http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan_Alat_dan_Bahan_di_Laboratorium_kimia.pdf. Diakses pada tanggal 21 Mei 2014

98 Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, hlm. 48.

Page 88: MANAJEMEN LABORATORIUM

80

b. Berdasarkan golongan (Family Method), botol-botol

bahan disusun berdasarkan klasifikasi sistem periodik,

misalnya semua golongan alkali dikelompokkan

bersama, demikian juga alkali tanah dsb.

c. Secara kelompok (Group Method), botol-botol bahan

disusun berdasarkan urutan dalam analisis kualitatif,

yaitu perak, temah hitam dan garam-garam merkuri

dikelompokkan bersama.99

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha

pengaturan penempatan peralatan di laboratorium, sehingga

laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan

untuk beroperasi. Laboratorium yang layak operasi

diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi

berdasar kepada proses dan langkah-langkah

penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan,

begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang

memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak

bebas, aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan

yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan

mudah dan lancar.

Tujuan Tata Letak laboratorium adalah:

1. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu

pekerjaanyang menjadi tanggung jawabnya.

99 Seperti dikutip oleh Koesmaji, W, dkk, Teknik Laboratorium, hlm. 33

Page 89: MANAJEMEN LABORATORIUM

81

2. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/

pekerja/ operator.

3. Memaksimalkan penggunaan peralatan.

4. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan

yang minimal

5. Mempermudah pengawasan.

Prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam

menyusun tata letak peralatan dan perabotan laboratorium

adalah sebagai berikut :

a) mudah dilihat

b) mudah dijangkau

c) aman untuk alat

d) aman untuk dipakai

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui

metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman

belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan

bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati

secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta

sistem pengajaran.

Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata

letaknya sedemikian rupa dengan tujuan, agar :

1) Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik

Page 90: MANAJEMEN LABORATORIUM

82

2) Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium

selalu terjaga dengan baik

3) Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga

dengan baik

Di laboratorium diperlukan pula adanya peraturan dan

tata tertib yang harus dijalankan oleh setiap pengguna

laboratorium. Secara umum tata tertib penggunaan laboratorium

tersebut antara lain adalah :

a) Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan lain yang

tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan.

b) Pemakai laboratorium harus mendapat persetujuan Ketua

Laboratorium.

c) Pemakai laboratorium tidak diperkenankan memasuki

atau bekerja tanpa izin petugas laboratorium.

d) Jangan bekerja sendirian di laboratorium.

e) Pemakai laboratorium harus datang tepat pada waktunya.

f) Sebelum bekerja, pemakai laboratorium harus mengisi

agenda penggunaan laboratorium.

g) Sebelum bekerja pemakai laboratorium harus mengisi

daftar penggunaan alat dan bahan yang akan dipakai.

h) Pemakai laboratorium harus menempati tempat yang

disediakan.

Page 91: MANAJEMEN LABORATORIUM

83

i) Pemakai laboratorium harus memperhatikan kelengkapan

alat dan bahan yang telah disediakan petugas

laboratorium di meja praktikum.

j) Alat dan bahan yang belum lengkap harus dilaporkan ke

petugas laboratorium.

k) Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan.

l) Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena

kerusakan menjadi tanggungan pemakai.

m) Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hati-

hati.

n) Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus

dilaporkan kepada petugas laboratorium dan jangan

mencoba memperbaiki sendiri.

o) Alat, bahan, air, dan listrik hendaknya digunakan

seefisien mungkin.

p) Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai lagi

harus ditampung pada tempat khusus dan diberi label.

q) Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama

terhadap pemakaian bahan kimia.

r) Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum

harus dalam keadaan bersih. 100

100 Vendamawan,Rico Pranata. Laboratorium Pendidikan D III Teknik KimiaFakultas Teknik Universitas Diponegoro [email protected]

Page 92: MANAJEMEN LABORATORIUM

84

Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung

kepada fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan

pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini

adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang

persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari,

kabinet, dan rak-rak

Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan

pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.

Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-

waktu dapat digunakan. Peralatan laboratoium sebaiknya

dikelompokkan berdasarkan penggunaanya.

Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan dengan :

1) Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu

kelengkapannya.

2) Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

3) Setelah selesai dipergunakan semua alat harus

dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam

keadaan kotor.

4) Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu

sebelum disimpan.

5) Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku

petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum

alat digunakan hendaknya kita membaca terlebih

Page 93: MANAJEMEN LABORATORIUM

85

dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk

pemeliharaan atau perawatannya.

6) Setiap alat baru terlebih dahulu diperiksa atau dibaca

buku petunjuk sebelum digunakan.

Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu

diperhatikan:

a) Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan

diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat

menentukan cara penyimpanannya.

b) Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan

dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen.

c) Dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot

benda perlu juga diperhatikan.

d) Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat

yang lebih tinggi, agar mudah diambil dan disimpan

kembali.

Page 94: MANAJEMEN LABORATORIUM

86

BAB VII

KEAMANAN, KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA LABORATORIUM

PENDIDIKAN

A. Keamanan Kerja di Laboratorium

a. Keamanan

Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi

perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi

umumnya yang selama ini terjadi adalah justru terabaikan. Kita

belum terbiasa memperhatikan keamanan bekerja. Syarat

keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik

yang bekerja di laboratorium itu sendiri, maupun untuk

keamanan sekitar/lingkungan. Beberapa hal yang menyangkut

keamanan laboratorium adalah tersedianya ventilasi/blower,

unit pengolahan limbah, bak cuci dan saluran yang aman. Pintu

masuk/keluar hendaknya cukup luas dan mengarah/membuka

keluar sehingga bila terjadi keadaan darurat orang dari dalam

dapat dengan mudah keluar tanpa hambatan.

Selain itu, laboratorium hendaknya dilengkapi dengan

alat keaman seperti pemadam api, alat pelindung diri (APD,

Page 95: MANAJEMEN LABORATORIUM

87

seperti jaslab, masker), alat listrik yang aman, detektor, shower,

kotak P3K, serta peralatan keamanan khusus lainnya. Selain

didukung oleh fasilitas keamanan laboratorium, setiap pekerja

di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di

laboratorium mengandung resiko yang membahayakan

keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari

terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja

maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-

sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia

berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan

kecelakaan.

b. Tata Tertib Labor

Suatu laboratorium akan berjalan sesuai dengan

perannya bila disertai dengan aturan main yang dituangkan

dalam tata tertib laboratorium. Sekecil apapun laboratorium,

haruslah memiliki tatatertib karena tata tertib akan sangat

mendukung terhadap keselamatan sendiri, orang lain dan

lingkungan, serta untuk menunjang kelancaran kegiatan

laboratorium itu sendiri. Setiap siswa atau orang lain yang

akan bekerja di laboratorium harus mengetahui tata-tertib

yang berlaku di laboratorium tersebut.

Umumnya, tata-tertib di laboratorium meliputi:

1. Tata-tertib umum: menyangkut hal-hal umum

sebagaimana berlaku di setiap laboratorium. Tujuannya

untuk melindungi pengguna laboratorium dan

Page 96: MANAJEMEN LABORATORIUM

88

kepentingan umum. Seharusnya tata tertib umum ditulis

dengan bahasa yang jelas dan singkat dan mudah

terbaca.

2. Tata-tertib khusus: Biasanya diberlakukan khusus,

misalnya untuk para pengguna laboratorium dari luar,

atau yang menyangkut laboratorium dengan spesifikasi

khusus, seperti laboratorium yang memiliki ruang steril

atau ruang gelap. Tata-tertib di laboratorium hendaknya

dilengkapi dengan perangkat sangsi bagi pelanggar.

Sanksi ini dapat berupa teguran, dikeluarkan dari

laboratorium, atau sanksi administrasi, denda dan sanksi

lainnya. Sanksi ini harus tertulis dengan jelas dan

dikomunikasikan kepada pengguna.101

c. bentuk Kecelakaan

Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan di

laboratorium/bengkel kerja diperlukan pengetahuan tentang

jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di dalam

laboratorium, serta pengetahuan tentang penyebabnya.

Kcelakaan yang dapat terjadi di laboratorium/bengkel kerja

yaitu:

1. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau

tertusuk oleh bendabenda tajam.

101 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-smk-1-depok-2013.pdf

Page 97: MANAJEMEN LABORATORIUM

89

2. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas,

dan oleh bahan kimia.

3. Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena

bekerja menggunakan zat beracun yang secara tidak

sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh.

4. Terkena radiasi sinar berbahaya, seperti sinar dari zat

radioaktif (sinar X).

5. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik

bertegangan tinggi.

d. Alat keselamatan kerja di laboratorium

1. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung

tangan, masker, alas kaki.

2. APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk

penggunaan

3. Perlengkapan P3K

4. Sarana instalasi pengolahan limbah

e. Langkah-langkah menghindari Kecelakaan Kecelakaan di

laboratorium dapat dihindari dengan cara:

1. bekerja secara berdisiplin,

2. memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang yang

dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan,

3. mempelajari serta mentaati aturan-aturan yang dibuat

untuk menghindari atau mengurangi terjadinya

kecelakaan.

Page 98: MANAJEMEN LABORATORIUM

90

f. Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah :

1. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus

mengetahui letak keran utama gas, keran air, dan saklar

utama listrik.

2. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran,

seperti tabung pemadam kebakaran, selimut tahan api,

dan pasir untuk memadamkan api.

3. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis

kegiatan di laboratorium.

4. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia

yang mudah terbakar dan berbahaya lainnya

5. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang

langsung terkena cahaya matahari.

6. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah

mengenakan jas yang terlalu longgar.

7. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium. 8.

Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di

laboratorium/ bengkel kerja.

8. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau

sepatu hak tinggi selama di laboratorium.

9. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus

segera dibersihkan karena dapat menimbulkan

kecelakaan.

Page 99: MANAJEMEN LABORATORIUM

91

10. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air

banyak- banyak sampai bersih. Jangan digaruk agar zat

tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan

melalui kulit.102

B. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium

Pendidikan

Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di

kelas sangat diyakini oleh semua guru. Namun kenyataannya, masih

banyak sekolah yang memiliki keterbatasan dalam pemahaman

keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium, sehingga hal ini

menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah.

Mengungkapkan bahwa di lapangan masih banyaknya peralatan dan

bahan kimia di laboratorium yang dikirimkan ke sekolah belum

dimanfaatkan secara optimal dengan alasan mereka takut dengan

zat-zat yang berbahaya.103

Laboratorium pendidikan seringkali belum mempunyai

program keselamatan yang maksimal. Program keselamatan lebih

ditekankan pada penanggulangan kebakaran yang merupakan tugas

dari bagian umum dan pemeliharaan. Sehingga keselamatan tidak

begitu diperhatikan sebagaimana seharusnya di institusi penelitian

102 Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sdm Kesehatan PusatPendidikan Sdm Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. StandarLaboratorium Diploma III Teknik Gigi. 2017. Hal. 32103 Putri, A. A. 2015. Pendampingan Pengelolaan Laboratorium Kimia UntukMadrasah Aliyah Mitra Uin Walisongo Se-Kota Semarang. DIMAS. 15(2):151-174.

Page 100: MANAJEMEN LABORATORIUM

92

pendidikan. Adanya pemahamam yang keliru bahwa potensi bahaya

di laboratorium pendidikan relatif kecil karena cenderung

menggunakan bahan kimia relatif sedikit dibandingkan pada industri

menyebabkan kurang dipahaminya potensi bahaya yang pada

akhirnya menyebabkan kerugian finansial, kerusakan peralatan,

penyakit akibat kerja dan lebih buruk lagi menyebabkan kematian.104

Keselamatan dan keamanan kerja difilosofikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan

baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan

manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju

masyarakat makmur dan sejahtera. Keselamatan dan Keamanan

Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa

maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia

merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja

yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di

lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya

tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan

yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Arti

penting pemeliharaan keselamaan dan kesehatan kerja akan semakin

besar nilainya dengan keluarnya kebijakan pemerintah dalam

pengembangan pendidikan antara lain perluasan akses terhadap

pendidikan baik di SMA, SMK dan Madrasah Aliyah sesuai dengan

104 Tomasz Olewski. 2017. Challenges in applying process safetymanagement at university laboratories. Journal of loss prevention in theprocess industries. Elsevier

Page 101: MANAJEMEN LABORATORIUM

93

kebutuhan dan keunggulan lokal, melalui penambahan program

pendidikan kejuruan yang lebih fleksibel sesuai dengan tuntutan

pasar kerja.105

Potensi bahaya di laboratorium diantaranya adalah bahaya

kimia termasuk di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik),

racun, iritan, polusi, bahan yang mudah terbakar, asam dan basa

kuat, dll. Potensi bahaya biologi bisa berasal dari darah dan cairan

tubuh, spesimen kultur, jaringan tubuh, hewan percobaan, maupun

pekerja lainnya. Potensi bahaya fisik termasuk di dalamnya radiasi

ion dan non ion, ergonomi, kebisingan, tekanan panas, pencahayaan,

listrik, api.106 Yang kesemuanya memerlukan manajemen bahaya

(hazard management) melalui lima prinsip pengendalian bahaya

yang bisa digunakan secara bertingkat atau bersama-sama untuk

mengurangi atau menghilangkan tingkat bahaya, yaitu: penggantian

dikenal sebagai engineering control, pemisahan; ventilasi;

pengendalian administratif; perlengkapan perlindungan personnel.107

Potensi ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

berkenaan dengan laboratorium seperti jarak yang terlalu dekat

dengan ruang belajar siswa, sehingga berisiko terjadinya gangguan

lingkungan seperti bahaya kebakaran dan pencemaran udara. Latar

belakang pendidikan dan pengalaman kerja civitas akademika

105 Tjahyanto, R. dan Aziz, I. 2016. Analisis penyebab terjadinya kecelakaankerja di Atas kapal mv. Cs brave. KAPAL. 13(1): 13-18.106 A.Keith Furr.1995. Handbook of Laboratory Safety 4th Edition. CRC107 Mauliza dkk. Keselamatan Dan Keamanan Kerja Serta PencegahanKecelakaan Kerja Di Laboratorium. Proceeding Seminar Nasional PoliteknikNegeri Lhokseumawe. Vol.1 No.1 September 2017 | ISSN: 2598-3954. Hal.376

Page 102: MANAJEMEN LABORATORIUM

94

sekolah yang meliputi para guru, laboran dan siswa yang beragam

menyebabkan pengelolaan laboratorium kimia kurang memadai,

sehingga paparan bahaya di laboratorium kimia dan lingkungan

mengancam keselamatan dan kesehatan kerja guru, karyawan, siswa

dan warga masyarakat pada umumnya. Hal ini memberikan

informasi kepada kita bahwa bukan hanya keterbatasan fasilitas

laboratorium yang menjadi kendala pelaksanaan praktikum, tetapi

pemahaman mengenai Keselamatan dan keamanan kerja

dilaboratorium juga masih sangat kurang. Selain itu juga disebabkan

faktor perorangan dan faktor pekerjaaan kesalahan manusia dan

kondisi yang tidak aman yaitu faktor alat/mesin, faktor manusia dan

faktor tidak mengetahui tata cara yang aman, tidak memenuhi

persyaratan kerja dan enggan mematuhi peraturan dan persyaratan

kerja.108

Langkah pertama dalam penerapan program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) di laboratorium pendidikan adalah penetapan

kebijakan K3. Kunci keberhasilan program K3 adalah adanya

budaya K3 yang kuat, dan budaya K3 yang kuat tidak akan ada

tanpa komitmen pimpinan pada K3. Perlu ditetapkan kebijakan K3

tertulis yang ditandatangani oleh pimpinan satuan pendidikan.

Tanpa komitmen pimpinan, keefektifan program K3 akan terbatas.

Pimpinan harus mengenalkan pentingnya menerapkan program K3

secara terstruktur untuk bekerja secara aman, dan yang sangat

penting adalah adanya komitmen pimpinan akan memastikan

108 Tasliman. 1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Page 103: MANAJEMEN LABORATORIUM

95

tersedianya sumber daya untuk menjalankan program K3 baik

secara finansial maupun sarana dan prasarana.

Jika sarana dan prasarana tidak memadai potensi bahaya tidak

akan dapat dikendalikan. Perencanaan Perencanaan K3 ini

didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya, penilaian dan

pengendalian resiko melalui pengendalian teknis maupun

administratif dan penggunaan alat pelindung diri. Dalam menyusun

rencana K3 harus mengacu juga kepada pemenuhan pedoman dan

perundang-undangan K3 lainnya. Dalam menyusun program K3

harus dapat terukur,dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Penerapan Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Salah

satu upaya pengendalian administratif adalah penyusunan SOP. SOP

adalah suatu rangkaian instruksi tertulis dari suatu kegiatan atau

proses kerja. SOP menyediakan informasi bagi pengguna

laboratorium bagi proses kerja yang harus dilakukan.

Penerapan SOP adalah salah satu pengendalian administratif

yang apabila dilakukan secara konsisten akan mengurangi paparan

pada potensi bahaya dan resiko terjadinya cedera. Penerapan SOP

ini membutuhkan keterlibatan pekerja didalamnya agar dapat

berfungsi secara efektif. Diperlukan kerjasamanya dan kedisiplinan

pengguna laboratorium untuk memperhatikan dan mematuhi

peraturan dan standar yang telah ada. Kecelakaan seringkali terjadi

ketika pekerja melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan

Page 104: MANAJEMEN LABORATORIUM

96

prosedur yang telah diberikan, dan pengelola tidak memberikan

panduan keselamatan secara tertulis.109

SOP keselamatan kerja di laboratorium dan diataranya adalah :

a. SOP keadaan darurat di laboratorium

b. SOP penanganan kebakaran di laboratorium

c. SOP penanganan terkena bahan kimia di laboratorium

d. SOP pelaporan kejadian kecelakaan kerja di laboratorium

e. SOP penanganan cidera di laboratorium

f. SOP penanganan gangguan kesehatan di laboratorium

g. SOP penggunaan peralatan (instruksi kerja)

h. SOP penggunaan laboratorium

i. SOP penyimpanan bahan kimia

j. SOP pembuangan limbah laboratorium

k. SOP penggunaan peralatan pelindung diri

l. SOP penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Selanjutnya perencanaan program K3 juga harus diikuti

dengan penetapan sumber daya yang kompeten, sarana dan

prasarana serta dana agar program K3 dapat berjalan. Salah satu

bentuk penetapan sumber daya manusia adalah dengan membentuk

team tanggap darurat di laboratorium. Perlu ditetapkannya satu team

yang bertanggung jawab apabila nanti terjadi kejadian yang tidak

dikehendaki seperti misalnya kebakaran, ledakan ataupun juga

kecelakaan kerja di laboratorium. Masing-masing team ini

109 OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov

Page 105: MANAJEMEN LABORATORIUM

97

mempunyai tugas pokok yang berbeda-beda dan harus bertindak

sesuai SOP yang telah dibuat.110

110 Dwi Cahyaningrum. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja DiLaboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 2 (1)2020, 35-40, e-ISSN: 2654-251X. Available online at JPLP Website:https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp

Page 106: MANAJEMEN LABORATORIUM

98

BAB VIII

EVALUASI SISTEM KERJA

LABORATORIUM

A. Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi sepertinya tidak lagi asing untuk didengar telinga,

dalam kehidupan sehari-hari ada banyak kegiatan yang kita

laksanakan, selesai pelaksanaan kegiatan pasti akan melakukan

evaluasi dan tentunya dalam hal ini dilakukan penilaian yang

didasarkan pada prinsip pengukuran. Namun, tidak semua orang bias

menangkap arti kata evaluasi ini secara tepat. Secara umum pengertian

evaluasi, selalu diidentifikasikan dengan penilaian, karena proses

pengukuran termasuk didalamnya.

Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap

pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan

digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan

pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih

bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-kesalahan

dimasa lalu,dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi

keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah

perbaikan atau penyempurnaan dimasa mendatang atas suatu program.

Page 107: MANAJEMEN LABORATORIUM

99

Istilah evaluasi (evaluation) menujuk pada suatu proses untuk

menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu.111 Evaluasi berarti

penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau

bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan

terhadap proses belajar- mengajar mengandung penilaian terhadap

hasil belajar atau proses belajar itu, sampai beberapa jauh keduanya

dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar

mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui

peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat

komponenyang sama-sama membentuk proses belajar mengajar.112

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1),

evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan

secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara

pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya

terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai

secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan

sebelumnya, dimana hasi levaluasi tersebut dimaksudkan menjadi

umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan didepan.113

111H.M.Sulthon,Moh.Khusnuridlo,ManajemenPondokPesantrendalamPerspek

ftifGlobal, (Yogyakarta:PRESSindo,2006),h.272.

112W.S Winkel,PsikologiPengajaran,(Yogyakarta:MediaAbadi,2004),h.531.113 Yusuf, Farida. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: RinekaCipta.

Page 108: MANAJEMEN LABORATORIUM

100

Dalam hal ini menitik beratkan kajian evaluasi dari segi manajemen,

dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsure

manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau social

manajemen lainnya, yaitu perencanaan. Dalam mengadakan sebuah

proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa

yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan

evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, di mana proses

evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.

Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber

yang ada, efektivitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat

dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah

promosi dan periklanan.114 Proses menetukan nilai untuk suatu hal

atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk

menentukan tujuan tertentu.115

B. Sistem Kerja Laboratorium

Sistem kerja terdiri dari dua atau lebih orang yang bekerja

bersama-sama (personelsub-sistem), berinteraksi dengan teknologi

(technologicalsub-system) dalam system organisasi yang dicirikan

oleh lingkungan internal (bothphysicaland cultural).116 Sistem kerja

merupakan rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian

114 Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta:PT. Gramedia PustakaUtama. Hal. 99-102.

115 Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second Edition.Mc.Graw-Hill. Bab 22

116Kleiner, B.M., 2006. Macroergonomics: Analysis and Design of Work System,Appl. Ergon 37,81-89.)

Page 109: MANAJEMEN LABORATORIUM

101

membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan

suatu bidang pekerjaan.117

Sistem kerja banyak melibatkan factor manusia dan alat atau

mesin. Faktor-faktor yang mengkombinasikan manusia dan alat

tersebut merupakan tahapan kerja yang sudah tetap sehingga

menghasilkan suatu system kerja yang konsisten dan hasil kerja yang

berkualitas. Seiring dengan perkembangan zaman system kerja

semakin kompleks tidak hanya meliputi manusia dan alat saja. Sistem

kerja di industry manufaktur memiliki sistem yang kompleks

mencakup manusia, mesin dan organisasi.

Evaluasi terhadap system kerja laboratorium pada BAB ini

meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi laboratorium, kualifikasi

dan kompetensi tenaga laboratorium dan deskripsi tugas tenaga

laboratorium. Laboratorium adalah suatu tempat yang didalamnya

terdapat alat dan bahan yang dapat digunakan untuk memperjelas

sebuah teori. Laboratorium memegang fungsi layanan, fungsi

pengadaan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan,

serta banyak lagi fungsi lainnya. Laboratorium dapat digunakan untuk

melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan dalam berbagai

bidang. Salah satu diantaranya yakni dalam bidang pendidikan.

Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta

mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

contohnya adalah ilmu Fisika. Ilmu Fisika merupakan dasar dari

disiplin ilmu eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga

117Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.

Page 110: MANAJEMEN LABORATORIUM

102

hubungan antara praktek dan teori sangat erat. Melalui laboratorium,

tujuan pembelajaran Fisika yang dengan banyak variasi dapat digali

dan dikembangkan, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran Fisika yang secara praktek memerlukan peralatan dan

bahan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas agar dapat

berlangsung dengan baik.

Belakangan ini sering dijumpai kesalahan-kesalahan baik

dalam penggunaan laboratorium maupun pengelolaannya. Contohnya

yaitu saat melakukan praktikum ada bermacam-macam alat yang

berbahan listrik, mekanik, optik dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut

sering digunakan oleh praktikan tanpa mengetahui

peraturan penggunaannya dengan baik sehingga hal itu menimbulkan

berbagai masalah, diantaranya kerusakan alat atau terjadinya

kecelakaan dalam melakukan percobaan yang sering

disebut dengan kecelakaan kerja.

Kejadian di atas dapat diminimalisir apabila para pengguna

laboratorium memahami sekaligus menerapkan peraturan penggunaan

dan pengelolaan laboratorium. Peraturan penggunaan dan pengelolaan

laboratorium tercantum dalam Standar Operasional Prosedur (SOP).

Standar Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki

kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional

Prosedur (SOP) laboratorium merupakan panduan bagi tenaga

laboratorium dalam system kerja yang diatur oleh instansi pemilik

laboratorium. Berikut evaluasi terhadap system kerja laboratorium.

Page 111: MANAJEMEN LABORATORIUM

103

a. Struktur Organisasi Laboratorium

Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah (TLS/M)

merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran yang fungsinya

memberikan pelayanan untuk membantu tercapainya tujuan

pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan praktikum di

laboratorium merupakan bagian penting dari suatu proses

pembelajaran untuk menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga untuk

meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik.

Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu mendukung

pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan

bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan

nasional.

Evaluasi system kerja terhadap struktur organisasi laboratorium

sangat diperlukan mengingat setiap tenaga laboratorium mempunyai

tugas masing-masing sesuai jabatan yang diembannya. Evaluasi

meliputi pertanyaan apakah struktur organisasi laboratorium telah

sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sudah terakomodir

penempatan dan tidak menjadi kendala dalam menjalankan tugas.

Jabatan tersebut berada pada struktur organisasi laboratorium yang

telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. Pelayanan laboratorium

dapat berjalan dengan baik dan professional apabila tenaga

laboratorium kompeten dalam menjalankan tugas, tanggungjawab, dan

wewenang di dalam mengelola laboratorium pendidikan.

Page 112: MANAJEMEN LABORATORIUM

104

b. Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Laboratorium

1. Kualifikasi

Kualifikasi adalah Keahlian yang diperlukan untuk melakukan

sesuatu (menduduki jabatan dsb).118 Undang-undang nomor 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 9 menggunakan istilah

kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah jenjang

pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai

dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat

penugasan. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang

telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2 atau S3

maupun non gelar seperti D4 atau Post Graduate diploma.119 Evaluasi

system kerja terhadap kualifikasi tenaga laboratorium dalam hal ini

adalah kepada laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran.

2. Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan

suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang

didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan, keahlian dan

sikap.120 Kompetensi adalah kemampuan (ability) atau kapasitas

seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan,

118Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.119Muslich, Mansur. 2007. KTSP. PembelajaranBerbasisKompetensi danKontekstual. Panduan Bagi Guru. KepalaSekolah dan PengawasSekolah.Jakarta :BumiAksara. Hal. 13.

120Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas.2017.ManajemenSumberDayaManusia.cetakan ke-1.Bandung:Alfabeta. Hal. 140.

Page 113: MANAJEMEN LABORATORIUM

105

dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik.121 Kompetensi merupakan

kecapakan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai

memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyratkan. Sebagaimana

evaluasi system kerja kualifikasi tenagala boratorium, evaluasi system

kerja kompetensi tenaga laboratorium juga terhadap kepala

laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran.

c. Deskripsi Tugas Tenaga Laboratorium

Pada dasarnya tugas adalah suatu kewajiban yang harus

dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggungjawab, perintah untuk

berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan.

Deskripsi tugas adalah uraian tugas yang wajib dikerjakan oleh tenaga

laboratorium dan biasanya terdapat pada surat keputusan penempatan

tenaga laboratorium, Standar Operasional Prosedur (SOP) atau

panduan kerja. Penting dilakukan evaluasi terhadap deskripsi tugas

tengala boratorium, apakah uraian yang telah ditetapkan sudah

mencakup seluruh kegiatan atau pekerjaan yang wajib dilakukan

sehingga system kerja berjalan lancar.

Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan

laboratorium sekolah/madrasah, Kegiatan ini berupa evaluasi

keseluruhan yang komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan

laboran yang bertugas di laboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi

yang ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan

121Robbins, Stephen P. 2008. PerilakuOrganisasi. Indonesia :KonsepKontroversi,Aplikasi, Alih Bahasa: HadayanaPujatmaka. Jakarta. Hal. 38.

Page 114: MANAJEMEN LABORATORIUM

106

sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian,

dan pengabdian masyarakat dalam kurun satu tahun kerja. Hasil

evaluasi harus mampu mengidentifikasi capaian dan kekurangan,

dengan menganalisis penyebab terjadinya kekurangan tersebut, yang

merupakan rekomendasi untuk peningkatan pengelolaan laboratorium

tahun berikutnya.

Page 115: MANAJEMEN LABORATORIUM

107

BAB IX

PENGEMBANGAN KEGIATAN

LABORATORIUM

A. Pengertian Laboratorium

Laboratorium, yang sering disingkat “lab”, adalah tempat

dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan),

ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang

untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut

secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut

disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium biokimia,

laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Dengan kata lain,

laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan

berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan,

dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik

dari berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset

pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam

ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru

dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat

Page 116: MANAJEMEN LABORATORIUM

108

merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan

terbuka.122

Laboratorium sebagai tempat dilakukan riset, penelitian,

percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak

fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang paling utama.

1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan

menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah

tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat

menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara

langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling

melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan

(dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penilitian akan

menguatkan argumentasi teori.

2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti,

baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun peneliti

lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya

menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga

menuntut seseorang untuk melakukan sebuah ekserimentasi.

3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang

terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan

seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan

lingkungan sosial.

4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam

mempergunakan alat media yang tersedia di dalam

122Richard Decaprio. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta:Diva Press. 2013. Hlm. 16-17

Page 117: MANAJEMEN LABORATORIUM

109

laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran

ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau pun

eksperimentasi yang akan dilakukan.

5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai

berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka

untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan

cara penelitian, ujicoba, maupun ekperimentasi. Hal ini akan

dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon

ilmuwan di masa depan

6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya

diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau

terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan

kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan

kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan

lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah

melewati proses ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif

sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak

mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan

laboratorium sebagai proses akhir pengujian sebuah

kebenaran.

7. Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk

memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik,

baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik,

maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang

membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.

Page 118: MANAJEMEN LABORATORIUM

110

8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa,

mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk

memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat

abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan

nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi individu-individu

yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan

mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh

karena itu, laboratorium sebenarnya menekankan perhatian

terhadap ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan tanah

afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.123

B. Pengembangan Kegiatan Di Labor

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

26 Tahun 2008 mengenai kemampuan merencanakan dan

mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium

dan tenaga laboratorium, memantau kegiatan laboratorium beserta

sarana dan prasarana, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium serta

aktivitas tenaga laboratorium lainnya.124

Berdasarkan peraturan tersebut, maka laboratorium dapt

dikembangkan secara profesional guna untuk mencapai target yang

ditentutan dan dapat melakukan inovasi baik dari segi personalia,

kegiatan, peraturan, sarana dan prasarana dan lain sebagainya.

Dalam melakukan pengembangan kegiatan laboratorium pendidikan

123Richard Decaprio. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta:Diva Press. 2013. Hlm. 17-19

124 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008

Page 119: MANAJEMEN LABORATORIUM

111

dapat dilaksanakan dimulai dari personalia laboratorium yang

dimulai dari kepala laboratorium pendidikan, Teknisi laboratorium,

laboran laboratorium.

1. Kepala Laboratorium

a) Merencanakan Kegiatan dan Pengembangan Laboratorium

Sekolah/Madrasah

Merencanakan kegiatan dan pengembangan

laboratorium sekolah/madrasah adalah kegiatan menyusun

program tahunan pengelolaan laboratorium yang merupakan

rencana komprehensif yang akan dilakukan untuk kalender

tahun pelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan tersebut

mencakup rencana kegiatan praktik dan praktikum,

pengelolaan bahan, alat dan metode, serta sumberdaya

laboratorium lainnya (seperti infrastruktur, personel, dan

anggaran) agar mampu memfasilitasi/melayani seluruh

kegiatan di laboratorium secara efektif.

b) Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium

sekolah/madrasah

c) Mengelola Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah

Mengelola kegiatan laboratorium sekolah adalah

mengoordinasi serangkaian kegiatan mulai dari perancangan

kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan

penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatandan

bahan, pengevaluasian system kerja laboratorium, dan

Page 120: MANAJEMEN LABORATORIUM

112

pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,

penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.

d) Membagi Tugas Teknisi dan Laboran Laboratorium

Sekolah/Madrasah

Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium

sekolah merupakan implementasi dari kegiatan mengelola

laboratorium dengan membagi dan memberikan tugas kepada

pelaksana yang masih merupakan tanggungjawab penuh

kepala laboratorium.

e) Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium Sekolah/

Madrasah

Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah

harus dilakukan kepala laboratorium untuk menjamin

kelangsungan kegiatan pelayanan laboratorium.

f) Mengevaluasi kinerja t eknisi dan laboran serta kegiatan

laboratorium sekolah/madrasah

Kegiatan ini berupa evaluasi keseluruhan yang

komprehensif terhadap kinerja para teknisi dan laboran yang

bertugas dilaboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi yang

ditetapkan dalam pengelolaan alat, bahan, metode, dan

sumberdaya lainnya untuk mendukung kegiatan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam kurun satu

tahun kerja.

g) Menerapkan Gagasan, Teori, dan Prinsip Kegiatan

Laboratorium Sekolah/Madrasah

Page 121: MANAJEMEN LABORATORIUM

113

Penerapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut.

1) Mengikuti perkembangan pemikiran tentang

pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana

pendidikan, yaitu mengikuti perkembangan IPTEK

yang berhubungan dengan pengelolaan laboratorium

seperti standard ISO:17025 guna meningkatkan

kualitas pelayanan pemanfaatan laboratorium dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan.

2) Mengembangkan dan menerapkan hasil inovasi atau

kajian laboratorium, yaitu membuat system

pengelolaan manajemen dan pelayanan yang sesuai

dengan laboratorium sekolah.

3) Menciptakan kewirausahaan (enterprenuership), yaitu

membuat metode kegiatan laboratorium dan bentuk

eksperimen serta peningkatan kemampuan yang

mengacu pada standard dunia usaha dan industri.

h) Memanfaatkan Laboratorium untuk Kepentingan Pendidikan

dan Penelitiandi Sekolah/Madrasah

Kegiatan ini harus dilakukan oleh kepala labortorium

dalam usaha member dorongan agar dapat memanfaatkan

laboratorium untuk kepentingan peningkatan kualitas

pendidikan.

2. Teknisi Laboratorium

a) Merencanakan Pemanfaatan Laboratorium Sekolah/Madrasah

Page 122: MANAJEMEN LABORATORIUM

114

Merencanakan pemanfaatan laboratorium

sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai berikut.

1) Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang

laboratorium

Setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel

membantu kepala laboratorium dalam menyusun rencana

kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium

yang mencakup jenis dan tipe bahan, alat dan suku cadang,

serta kebutuhan fasilitas pendukung laboratorium lainnya

(seperti peralatan K3 dan anggaran biaya) agar mampu

memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan pembelajaran.

2) Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan

bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium

Dalam menyusun kebutuhan alat, bahan, dan suku

cadang yang akan digunakan dilaboratorium, teknisi

berpedoman pada catalog alat/buku manual alat, bahan, dan

suku cadang yang tersedia.

3) Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang

diperlukan laboratorium

Setelah menyusun rencana kebutuhan alat, bahan, dan

suku cadang, selanjutnya teknisi/juru bengkel membuat

daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan

laboratorium. Daftar kebutuhan tersebut disusun secara

sistematis dalam bentuk table daftar alat yang dilengkapi

dengan informasi jumlah, jenis, spesifikasi bahan, peralatan,

Page 123: MANAJEMEN LABORATORIUM

115

serta kondisi alat/bahan dan suku cadang yang diperlukan

laboratorium.

4) Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk

perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium

Pada setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel

membantu kepala laboratorium menyusun rencana

kebutuhan bahan, peralatan, dan perkakas yang akan

digunakan untuk melakukan kegiatan perawatan dan

perbaikan peralatan dan bahan yang ada di laboratorium.

5) Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan

laboratorium

Teknisi/juru bengkel harus melakukan penyusunan

program/jadwal pemeliharaan seluruh peralatan dan bahan

yang ada dilaboratorium tempatnya bekerja sesuai dengan

POS metode pemeliharaannya. Isi program ini menetapkan

periode pemeliharan terhadap setiap komponen alat, bahan,

dan personel yang ditugaskan.

b) Mengatur Penyimpanan Bahan, Peralatan, Perkakas, dan Suku

Cadang Laboratorium Sekolah/Madrasah

Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan

suku cadang laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan

sebagai berikut.

1) Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium

dengan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK)

Page 124: MANAJEMEN LABORATORIUM

116

Teknisi/juru bengkel melakukan pencatatan dan

mendokumentasikan seluruh bahan, peralatan, dan fasilitas

laboratorium, baik secara manual dengan menggunakan

buku inventaris alat dan bahan maupun menggunakan

fasilitas computer atau laptop yang tersedia di laboratorium.

Pencatatan dilakukan secara periodic setiap awal dan akhir

tahun pelajaran dan menginformasikan tentang kuantitas dan

kualitas peralatan, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya.

2) Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas

laboratorium

Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic

sesuai dengan jadwal terhadap seluruh peralatan dan bahan

yang adadi laboratorum tempatnya bekerja, sebelum dan

sesudah pemakaian dalam rangka memfasilitasi kegiatan

praktikum. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan

pemeliharaan peralatan dan bahan. Kegiatan ini juga

mencakup peralatan dan bahan yang tidak digunakan.

Hasil kegiatan ini adalah seluruh peralatan yang tidak/telah

digunakan harus bersih dari kotoran/sisa bahan yang

menempel, kemudian disimpan, dan ditata kembali seperti

semula sehingga siap untuk digunakan kembali pada

kegiatan laboratorium selanjutnya. Kegiatan ini harus

dilakukan sesuai dengan POS yang tersedia, terutama

menyangkut bahan dan peralatan bantu yang digunakan

Page 125: MANAJEMEN LABORATORIUM

117

untuk membersihkan, serta cara membersihkannya agar

fungsi kerja alat tetap terjaga.

3) Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk

perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium

Teknisi/juru bengkel melakukan kegiatan ini secara periodic

sesuai dengan jadwal terhadap tata letak bahan, suku cadang,

dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan

laboratorium agar teknisi tidak mengalami kesulitan saat

membutuhkan bahan dan peralatan tersebut.

c) Menyiapkan Kegiatan Laboratorium Sekolah/Madrasah

Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah

meliputi kegiatan sebagai berikut.

1) Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium

Setiap penggunaan peralatan dilaboratorium harus

mengacu pada buku petunjuk penggunaan peralatan. Prosedur

operasional standar (POS) adalah pedoman yang berisi

petunjuk-petunjuk dalam menggunakan peralatan dan bahan di

laboratorium. Beberapa jenis POS yang harus disiapkan oleh

teknisi/juru bengkel adalah sebagai berikut.

(a) POS Pengoperasian/Penggunaan

(b) POS Pemeliharaan/Perawatan

(c) POS Pemeriksaan

(d) POS Unjuk Kerja

2) Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap

pakai untuk kegiatan praktikum

Page 126: MANAJEMEN LABORATORIUM

118

Sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum,

teknisi/juru bengkel harus menyiapkan bahan-bahan yang

dibutuhkan dan merangkai peralatan yang akan digunakan

untuk kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan.

3) Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum

Teknisi laboratorium/juru bengkel menyiapkan

penuntun kegiatan percobaan yang akan dilakukan pada

kegiatan praktikum di laboratorium. Penuntun yang

disiapkan berupa penuntun pembelajaran kegiatan

praktikum yang telah disusun oleh kepala laboratorium atau

guru penanggungjawab mata pelajaran praktikum sebelum

digunakan.

d) Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium

Sekolah/Madrasah

Merawat peralatan dan bahan di laboratorium meliputi

kegiatan sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan

laboratorium

Secara berkala dan berpedoman POS pemeriksaan,

teknisi/juru bengkel laboratorium melakukan pemeriksaan dan

mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan dan bahan.

Jika ditemukan peralatan yang rusak, teknisi mendata untuk

menentukan langkah perbaikan. Jika ditemukan bahan yang

sudah kedaluwarsa/tidak layak pakai, teknisi laboratorium

dapat melakukan penggantian.

Page 127: MANAJEMEN LABORATORIUM

119

2) Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium

Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan peralatan yang

rusak, teknisi/juru bengkel melaporkan kepada kepala

laboratorium agar peralatan tersebut dapat diperbaiki atau

diganti dengan peralatan yang baru.

e) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium

sekolah/Madrasah

Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium sekolah/madrasah meliputi kegiatan sebagai

berikut.

1) Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja

Teknisi/juru bengkel menyusun POS kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) berupa instruksi kerja urutan tindakan

yang benar dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja

secara sehat dan selamat di laboratorium. Teknisi/juru bengkel

memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan bahan dan

peralatan yang dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan

dan pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut.

Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau

radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium.

Teknisi juga perlu memahami metode pencegahan dan

penanganan jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus

disusun misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri

(PPE), POS bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat

(seperti kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti

Page 128: MANAJEMEN LABORATORIUM

120

tumpahan bahan kimia dan luka), dan POS pengelolaan

limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

2) Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium

Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah disusun,

sebelum dan pada saat melakukan kegiatan praktikum, teknisi

dan peserta praktikum wajib menggunakan peralatan kesehatan

dan keselamatan kerja.

3) Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai

dengan prosedur yang berlaku

Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel

dalam serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, memilah,

dan menyimpan secara benar bahan B3 yang dikelola agar

terjaga dengan baik dan dapat digunakan kembali untuk

kegiatan berikutnya. Ketika menangani bahan berbahaya dan

beracun, teknisi/juru bengkel harus menggunakan peralatan

dan bahan pelindung diri agar tidak terkontaminasi.

4) Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur

yang berlaku

Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi/juru bengkel

dalam serangkaian kegiatan untuk menangani limbah dengan

mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar

sehingga bahan tersebut tidak membahayakan.

5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

Page 129: MANAJEMEN LABORATORIUM

121

Jika terjadi kecelakaan diruang laboratorium,

teknisi/juru bengkel harus segera memberikan pertolongan

pertama dengan fasilitas P3K yang ada di laboratorium. Jika

pertolongan yang diberikan tidak mencukupi, teknisi/juru

bengkel melaporkan kepada kepalala boratorium agar korban

kecelakaan dapat segera dibawa kerumah sakit.

3.Laboran Laboratorium

a) Menginventarisasi

Bahan Praktikum

b) Mencatat Kegiatan

Praktikum

Dalam mencatat kegiatan praktikum, laboran melakukan

kegiatan-kegiatan.

c) Merawat Ruang Laboratorium Sekolah/Madrasah

Dalam merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah,

laboran melakukan kegiatan-kegiatan.

d) Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium

Sekolah/Madrasah

Dalam mengelola bahan dan peralatan laboratorium

sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-kegiatan.

e) Melayani Kegiatan Praktikum

Dalam melayani kegiatan praktikum, laboran melakukan

kegiatan-kegiatan.

Page 130: MANAJEMEN LABORATORIUM

122

f) Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerjadi Laboratorium

Sekolah/Madrasah.125

C. Laboratorium virtual

Pada saat ini para pendidik sudah mulai mendapatkan akses

untuk menggunakan berbagai macam teknologi guna meningkatkan

efektifitas proses belajar dan mengajar. Komputer sebagai salah satu

produk teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu

pengajaran. Berbagai macam pendekatan instruksional yang

dikemas dalam bentuk program pengajaran berbantuan komputer

atau CAI (Computer-Assisted Instruction) seperti: drill and practice,

simulasi, tutorial dan permainan bisa diperoleh lewat komputer.

Simulasi mengenai lingkungan nyata (virtual reality) yang dibuat

oleh komputer, dan pengguna dapat berinteraksi dengan hasil yang

menampakkan isi dari kenyataan lingkungan disebut kenyataan

virtual (Virtual Reality). VR merupakan suatu format interaksi

manusiakomputer di mana suatu lingkungan nyata atau khayal

disimulasikan dan para pemakai dapat berhubungan dan

menggerakkan dunia itu. Dalam lingkungan virtual yang paling

berhasil, para pemakai merasakan bahwa mereka sungguh hadir di

dunia yang disimulasikan dan bahwa pengalaman mereka didalam

dunia virtual sebanding dengan apa yang akan mereka alami pada

lingkungan sebenarnya. Virtual Reality dapat diterapkan pada

berbagai bidang..

125 Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar TenagaLaboratorium Sekolah/Madrasah

Page 131: MANAJEMEN LABORATORIUM

123

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan

pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat,

hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang

dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera

terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam

pembelajaran adalah program e-learning. Secara sederhana e-

learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang

memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang

dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet) dan multimedia

(grafis, audio, video), sebagai media utama dalam penyampaian

materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar

(siswa/mahasiswa) dengan menggunakan media dalam pengajaran

dapat mempertinggi hasil belajar siswa yang dicapai.126

E-Learning semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk

mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun

di negara yangsedang berkembang. E-learning merupakan suatu

teknologi pembelajaran yang yang relatif barudi Indonesia.Kata E-

Learning ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan

singkatandari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti

‘pembelajaran’. Jadi e-learningberarti pembelajaran dengan

menggunakan jasa bantuan perangkatelektronika. Jadi dalam

pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio,video atau

perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.

126Nana Sudjana, Ahmad Rivai. Media Pengajaran.Bandung: SinarBaru Algensindo, 2005, hal. 2

Page 132: MANAJEMEN LABORATORIUM

124

Banyak hal yang mendorong mengapa e-learning menjadi

salah satu pilihanuntuk peningkatan mutu pendidikan, antara lain

pesatnya fasilitas teknologiinformasi, dan perkembangan pengguna

internet di dunia saat ini berkembang dengan cepat. Penggunaan

internet menjadi suatu kebutuhan dalammendukung pekerjaan atau

tugas sehari-hari. Apalagi dengan tersedianya fasilitas jaringan

(Internet infrastructure) dan koneksi internet (Internet Connections).

Serta tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course

tools). Juga orang yang terampil mengoperasikan atau

menggunakaninternet semakin meningkat jumlahnya.127

Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup

besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional

menjadi global. Sumber informasi dunia dapat diakses oleh siapa

pun dan di mana pun melaluijaringan internet. Melalui internet

faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-

olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah, internet juga

telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data

atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk

media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual.

127Soekartawi. Prospek pembelajaran melalui internet.Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi Kependidikan’yangdiselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli2002

Page 133: MANAJEMEN LABORATORIUM

125

Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan

diminati. Onno W. Purbo128 mensyaratkan tiga hal yang wajib

dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal,

dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik

dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan

kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi

pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar

peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan

pada belajar menggunakan sistem elearning-nya. Laboratorium

virtual Laboratorium biasanya didefinisikan sebagai: (1) tempat

yang dilengkapi untuk eksperimental studi dalam ilmu pengetahuan

atau untuk pengujian dan analisa; tempat memberikan kesempatan

untuk bereksperimen, pengamatan, atau praktek dalam bidang studi,

atau (2) periode akademis disisihkan untuk laboratorium bekerja.

Sebuah laboratorium virtual didefinisikan sebagai lingkungan yang

interaktif untuk menciptakan dan melakukan eksperimen simulasi:

taman bermain untuk bereksperimen. Ini terdiri dari domain

dependent program simulasi, unit eksperimental disebut objek yang

mencakup file data, alat yang beroperasi pada benda-benda, dan

buku referensi.

(Mihaela M., 2003) Laboratorium virtual merupakan sistem

yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang

berjalan secara konvensional. laboratorium virtualini biasa disebut

128 Onno W. Purbo & Antonius Aditya Hartanto. (2002). Teknologi E-learningBerbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo.

Page 134: MANAJEMEN LABORATORIUM

126

dengan Virtual Laboratory atau V-Lab. Diharapkan dengan adanya

laboratorium virtual ini dapat memberikan kesempatan kepada

siswa khususnya untuk melakukan praktikum baik melalui atau

tanpa akses internet sehingga siswa tersebut tidak perlu hadir untuk

mengikuti praktikum di ruang laboratorium. Hal ini menjadi

pembelajaran efektif karena siswa dapat belajar sendiri secara aktif

tanpa bantuan instruktur ataupun asisten seperti sistem yang

berjalan. Dengan format tampilan berbasis web cukup membantu

siswa untuk dapat mengikuti praktikum secara mandiri.129

Laboratorium virtual ini juga dapat memungkinkan akses

jarak jauh terhadap instrumen pengukuran, kamera video, mikrofon,

rangkaian listrik dan mekanik, reaksi kimia, percobaan biologi, dan

sebagainya. Keragaman model dan struktur untuk laboratorium

virtual adalah sangat luas dan bervariasi sesuai dengan sifat proyek

diteliti, tujuan, dan teknologi yang terlibat. Motivasi untuk

implementasi laboratorium virtual termasuk, tetapi tidak terbatas

pada:

a. Keterbatasan pada sumber daya dan ruang dalam

laboratorium dunia nyata. Jenis keterbatasan dapat

menyebabkan keterlambatan dalam kegiatan belajar

siswa, yang mungkin menghadapi situasi di mana

mereka harus bersaing atau menunggu ketersediaan

129 Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab PadaLaboratorium Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Proceeding, SeminarIlmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) AuditoriumUniversitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. ISSN : 1411-6286.

Page 135: MANAJEMEN LABORATORIUM

127

sumber daya yang diberikan, selain fakta bahwa

percobaan seseorang dapat terganggu sebelum

menyimpulkan, karena kebutuhan sumber daya terbagi.

b. Kemungkinan berbagi peralatan biasanya mahal.

c. Stimulus untuk kolaborasi penelitian atau bekerja dalam

kelompok independen jarak fisik mereka.

d. Keberadaan lingkungan belajar di luar sekolah, yang

memungkinkan siswa untuk berpartisipasi atau

mengembangkan proyek mereka sendiri bersama-sama

dengan siswa lain di waktu luang mereka.

e. Kemungkinan mengembangkan berbagai percobaan di

lokasi yang berbeda.

f. Pengawasan terpencil dan intervensi dalam eksperimen

berbahaya, sehingga membantu untuk mencegah

kecelakaan.

Page 136: MANAJEMEN LABORATORIUM

128

BAB X

DOKUMENTASI PENGELOLAAN

LABORATORIUM

Pengelolaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan

merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif

dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara

optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019,

pengelolaan laboratorium meliputi perencanaan kegiatan laboratorium,

pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan; pemeliharaan/

perawatan peralatan dan bahan; pengevaluasian sistem kerja

laboratorium; dan pengembangan kegiatan laboratorium. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pengelolaan laboratorium adalah proses

pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien dalam

perencanaan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan

penggunaan bahan; pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan;

pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan pengembangan kegiatan

laboratorium, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.

Page 137: MANAJEMEN LABORATORIUM

129

Kegiatan-kegiatan pengelolaan laboratorium yang tercantum

dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019,

mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

1. Perencanaan kegiatan laboratorium, diantaranya:

melakukan inventarisasi data dalam menyusun program

tahunan pengelolaan laboratorium

menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium

menyusun subprogram tahunan pengelolaan laboratorium

merencanakan program pemeliharaan/perawatan

merencanakan program pemeriksaan dan kalibrasi peralatan

merencanakan program inovatif pengelolaan laboratorium

melakukan identifikasi kebutuhan peralatan dan bahan

menyusun kebutuhan peralatan

menyusun kebutuhan bahan

menyusun SOP

2. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

Menyiapkan peralatan dan bahan pada kegiatan pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Mengoperasikan peralatan dan penggunaan bahan untuk

kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat

Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi

pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

Page 138: MANAJEMEN LABORATORIUM

130

Menyusun laporan penggunaan peralatan dan bahan pada

kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat

Memilah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan

bahan

Mengolah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan

bahan

Memverifikasi hasil pengukuran, kalibrasi dan hasil

pengecekan kinerja peralatan pada kegiatan pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Menganalisis dan mengevaluasi data pada kegiatan

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Melakukan pengawasan K3 dan antisipasi bencana pada

penggunaan peralatan dan bahan

Melakukan pengambilan sampel di lapangan pada kegiatan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

menyusun jadwal pemeliharaan/pemeliharaan peralatan

Membersihkan, menata dan menyimpan peralatan

Membersihkan, menata dan menyimpan bahan

Membersihkan, menata dan menyimpan sarana penunjang

Melakukan kalibrasi peralatan

4. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium

Melakukan evaluasi hasil kalibrasi peralatan

Page 139: MANAJEMEN LABORATORIUM

131

Mengevaluasi kinerja peralatan

Mengevaluasi metode kerja

Mengevaluasi penggunaan peralatan

Mengevaluasi SOP

Mengevaluasi program tahunan laboratorium

Mengevaluasi pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

Mengevaluasi metode penanganan bahan.

5. Pengembangan kegiatan laboratorium

Mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium

Mengembangkan kinerja peralatan

Mengembangkan metode kerja peralatan

Mengembangkan metode pengujian, kalibrasi dan/atau

produksi

Meningkatkan mutu produk dalam skala laboaratorium.

Pengelolaan laboratorium yang baik dapat dilihat dan diukur

dari hasil kerja yang dituangkan dan disimpan dalam bentuk dokumen.

Dokumen adalah informasi dan media penyimpannya130. Beberapa

contoh dokumen di laboratorium adalah dokumen perencanaan,

panduan, prosedur, instruksi kerja, grafik, poster, memo, gambar, dan

laporan-laporan. Sekumpulan dokumen, misalnya spesifikasi dan

rekaman sering disebut dokumentasi. Setiap kegiatan pengelolaan

laboratorium perlu untuk didokumentasikan, hal ini bertujuan sebagai

bukti fisik bahwa proses pengelolaan laboratorium telah dilaksanakan.

130 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian &Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama, 2018), hlm. 348.

Page 140: MANAJEMEN LABORATORIUM

132

Dengan demikian, keberlanjutan fungsi sumber daya di laboratorium

dapat terus bertahan danmeningkat.

Dokumentasi-dokumentasi yang dihasilkan dari laboratorium terkait

dengan kegiatan pengelolaan laboratorium, diantaranaya yaitu:

a. Dokumen program tahunan pengelolaan laboratorium

b. Dokumen rekapitulasi kebutuhan alat dan bahan

c. Dokumen Program pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

d. Dokumen SOP

e. Jadwal pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

f. Laporan Pelaksanaan kegiatan pendidikam, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat

g. Laporan kegiatan pemeliharan/perawatan peralatan dan bahan

serta sarana penunjang

h. Arsip-arsip administrasi laboratorium.

Dokumentasi pengelolaan laboratorium terdiri dokumentasi

peralatan/bahan (data base peralatan) dan dokumentasi pelaksanaan

kegiatan131. Menurut Purbono dokumentasi peralatan mencakup data

peralatan secara terperinci, sedangkan dokumentasi pelaksanaan

kegiatan meliputi dokumen pengelolaan laboratorium yang mengacu

pada sistem dokumen manajemen mutu standar (ISO). Kegiatan

pengelolaan laboratorium yang dimaksud di sini adalah untuk

laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi yang berstandar

ISO/IEC 17025:2017..

131 Kunto Purbono, Dokumentasi Pengelolaan Laboratorium, (dipresentasikan dalamPelatihan Tendik PLP Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti,Kementerian Pendidikan Nasional, 2011). Hlm. 10.

Page 141: MANAJEMEN LABORATORIUM

133

Data peralatan yang diperlukan untuk dokumentasi sebagai

berikut:

1. Dokumen kontrak

2. As built drawings

3. Manual peralatan

4. Riwayat perawatan perbaikan (seperti :waktu dan biaya)

5. Identifikasi peralatan (seperti: nama dan spesifikasi)

6. Harga peralatan per unit

7. Prosedur pengoperasian peralatan

8. Lokasi/penempatan peralatan

9. Alamat pabrik, agen atau PT pembuat peralatan

10. Tanggal/tahun mulai penggunaan

11. Riwayat perawatan dan perbaikan, dan lain sebagainya.

Dokumentasi pengelolaan laboratorium untuk laboratorium

pengujian dan laboratorium kalibrasi yang berstandar ISO/IEC

17025:2017 meliputi panduan mutu; prosedur; instruksi kerja; dan

formulir.

a) Panduan mutu adalah dokumen yanng menyatakan kebijakan mutu

dan menguraikan sistem manajemen mutu organisasi laboratorium.

Panduan mutu merupakan dasar dokumentasi yang digunakan

untuk perencanaan menyeluruh kegiatan operasional laboratorium

yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian dan/atau

kalibrasi132. Panduan mutu adalah interpretasi standar mutu yang

diacu dari ISO yang berisi kebijakan laboratorium, sasaran,

132 Anwar Hadi, op.cit, hlm. 351.

Page 142: MANAJEMEN LABORATORIUM

134

struktur organisasi, uraian jabatan, kualifikasi jabatan dan garis

besar operasi dari prosedur manajemen yang berlaku133.

b) Prosedur adalah suatu rangkaian atau tahapan dalam suatu

kegiatan tertentu yang bertujuan memberikan petunjuk bagi

personel bagaimana kebijakan dan sasaran mutu yang tertuang

dalam panduan mutu harus dilaksanakan dan dicapai134.

c) Instruksi kerja adalah pedoman yang ditetapkan di laboratorium,

digunakan oleh para pelaksana dalam melakukan pengujian

dan/atau kalibrasi serta pengoperasian serta perawatan peralatan.

Tujuan instruksi kerja adalah melengkapi prosedur dan membantu

proses pengendalian. Adapun bentuk instruksi kerja bisa berupa

bagan alir, gambar, atau uraian tentang suatu kegiatan dan

sebagainya135. Instruksi kerja Berisikan: ruang lingkup prosedur,

tujuan prosedur, definisi istilah, referensi pendukung, uraian

prosedur petunjuk pelaksanaan langkah demi langkah dalam

pengisian formulir, proses pengujian, instruksi pengoperasian alat/

mesin, instruksi perawatan alat/mesin, pengawasan dan pengujian,

penanganan atas penyimpangan pengujian, kriteria penerimaan

alat / bahan / kualifikasi pekerjaan, kalibrasi alat dan lain-lain136.

d) Semua proses kerja laboratorium harus dicatat atau direkam dalan

formulir, logbook, worksheet yang telah ditetapkan oleh

laboratorium bersangkutan. Pencatatan ini dibutuhkan untuk

133 Kunto Purbono, op.cit, Hlm. 15.134 Anwar Hadi, op.cit, hlm 355.135 Ibid, hlm 357.136 Kunto Purbono, op.cit, Hlm. 20-21.

Page 143: MANAJEMEN LABORATORIUM

135

mengurangi kesenjangan informasi serta ketelusuran suatu

kegiatan. Formulir yang telah diisi menjadi rekaman merupakan

bukti bahwa kegiatan operasional laboratorium telah dilakukan

dan sistem manajemen mutu telah diterapkan secara efektif dan

efisien.

Dokumentasi pengelolaan laboratorium pengujian dan

laboratorium kalibrasi yang menerapkan sistem manajemen mutu perlu

dikendalikan untuk memastikan ketersediaan dan kesesuaian

penggunaan, kapan dan di mana dokumen tersebut diterapkan.

Laboratorium harus melakukan kegiatan berikut untuk mengendalikan

informasi terdokumentasi:

a) Distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan

b) Penyimpanan dan penjagaan terhadap kemudahan untuk

membaca

c) Pengendalian perubahan

d) Penentuan masa simpan dan pemusnahan.

Setiap dokumentasi harus didistribusikan kepada personel yang tepat

untuk dapat dimengerti dan dipahami serta diterapkan dalam segala

aspek kegiatan operasional laboratorium sehari-hari. Dokumen terbagi

menjadi dua yaitu dokumen terkendali dan dokumen tidak terkendali.

Dokumen terkendali yaitu dokumen yang dibuat, disahkan, diterapkan,

dan dikendalikan kemutakhirannya oleh laboratorium; sedangkan

dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang digandakan dan

Page 144: MANAJEMEN LABORATORIUM

136

digunakan oleh personel laboratorium atau pihak lain bersifat sebagai

informasi137.

Salah satu dokumentasi kegiatan pengelolaan laboratorium

yang menyatakan hasil yang telah dikerjakan yaitu rekaman. ISO 9000

mendefiniskan bahwa rekaman adalah dokumen yang menyatakan

hasil yang sudah dicapai atau penyediaan bukti kegiatan telah

dilaksanakan. Rekaman dapat digunakan untuk bukti ketertelusuran,

menyediakan bukti verifikasi, tindakan pencegahan dan tindakan

perbaikan. Dalam rangka menjaga konsistensi penerapan rekaman di

seluruh tingkatan organisasi laboratorium, maka konsep dasar

dokumentasi dan rekaman harus disosialisasi agar dapat dipahami oleh

semua personel laboratorium138. Konsep dasar dokumentasi

pengelolaan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 11.1.

Tabel 11.1 Konsep dasar dokumentasi pengelolaan laboratorium yang

menerapkan sistem manajemen mutu

Konseptual Implementasi

Katakan apa yang kamu lakukan Dokumentasikan seluruh proses

kegiatan operasional laboratorium

Lakukan apa yang kamu katakan Ikuti seluruh dokumentasi sistem

manajemen mutu

Tunjukkan apa yang kamu

lakukan

Rekam seluruh proses kegiatan

operasional laboratorium

137Anwar Hadi, op.cit, hlm 358-361138 Anwar Hadi, op.cit hlm. 372.

Page 145: MANAJEMEN LABORATORIUM

137

Kaji ulang dan tingkatkan Lakukan audit sistem manajemen

mutu dan kinerja laboratorium

Lakukan tindakan pencegahan

dan/atau tindakan perbaikan

Tingkatkan sistem manajemen

mutu dan kinerja laboratorium

secara konsisten dan

berkesinambungan

Rekaman yang berisi informasi merupakan sumber daya

berharga dan aset penting bagi laboratorium. Rekaman yang terpelihara

dengan baik membuat organisasi laboratorium mampu untuk:

a) Membuktikan keteraturan pelaksanaan kerja yang efisien dan

akuntabel

b) Menyajikan layanan secara konsisten dan berimbang

c) Memberikan keseragaman, kesinambungan dan produktivitas

dalam penerapan sistem manajemen mutu serta administrasi

laboratorium

d) Memenuhi peraturan perundang-undangan, standar sistem

manajemen mutu dan persyaratan pelanggan

e) Memberikan perlindungan dan dukungan dalam peradilan

termasuk manajemen risiko terkait keberadaan alat bukti

pembuktian kasus

f) Melindungi kepentingan laboratorium, pelanggan, serta pihak

berkepentingan

g) Memberikan bukti ketertekusuran pengambilan sampel serta

pengujian dan/atau kalibrasi

Page 146: MANAJEMEN LABORATORIUM

138

h) Mewujudkan identitas kerja, perorangan dan budaya di

laboratorium.

Prosedur pengendalian rekaman meliputi antara lain sebagai

berikut

a) Pengumpulan

Seluruh aktivitas yang merupakan bagian dari penerapan sistem

manajemen mutu yang dilakukan oleh personel di semua tingkatan

organisasi laboratorium harus direkam sebagai bukti bahwa

kegiatan telah dilakukan. Rekaman dapat berupa catatan dalam

buku harian, formulir, laporan, logbook, worksheet atau dalam

media elektronik yaitu komputer. Rekaman harus berisi informasi

yang cukup untuk memudahkan dan mengidentifikasi berbagai

faktor yang memengaruhi ketidakpastian dan untuk

memungkinkan pengujian/kalibrasi diulang dalam kondisi yang

mendekati kondisi aslinya.

b) Identifikasi dan pemberian indeks

Semua rekaman data yang berhubungan dengan pengujian

dan/atau kalibrasi harus mudah dibaca oleh pihak berkepentingan

dan harus disimpan serta dipelihara sedemikian rupa sehingga

rekaman tersebut, apabila diperlukan, mudah diperoleh kembali

dengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan. Karena itu,

seluruh rekaman harus diidentifikasi dengan pemberian indeks

yang jelas. Pengamatan, data, dan perhitungan harus direkam pada

saat pekerjaan dilaksanakan dan harus dapat diidentifikasi

pekerjaan asalnya.

Page 147: MANAJEMEN LABORATORIUM

139

c) Pengarsipan

Periode waktu pengarsipan rekaman mutu dan rekaman teknid di

laboratorium harus ditentukan. Pengarsipan rekaman mutu dan

rekaman teknis di laboratorium minimal satu tahun untuk

pengamatan asli data pengujian dan/atau kalibrasi, perhitungan,

pengukuran, salinan dari setiap laporan pengujian atau sertifikat

kalibrasi yang telah diterbitkan. Sedangkan rekaman yang

dipelihara minimal 4 tahun adalah audit internal, rekaman kalibrasi,

kaji ulang manajemen, dan hasil uji profisiensi/uji banding.

d) Penyimpanan

Rekaman harus disimpan dalam media yang menjamin kegunaan,

keandalan, keautentikan, dan kelestariannya sepanjang diperlukan.

Karena itu, fasilitas penyimpann harus dipelihara dan memberikan

kondisi akomodasi dan lingkungan yang dirancang sedemikian

rupa sehingga memadai untuk melindungi rekaman akses pihak

yang tidak berhak, mencegah terjadinya kerusakan, penurunan

mutu atau deteriorasi, dan mencegah agar rekaman tidak hilang

akibat pencurian maupun musibah atau bencana alam.

e) Pembuatan cadangan dan pengaksesan

Rekaman berupa cetakan atau disimpan secara elektronik harus

dibuat cadangannya (backup), dilindungi, dan dipelihara

sedemikian rupa untuk mencegah akses atau amandemen terhadap

rekaman tersebut oleh orang yang tidak berwenang. Pengelolaan

proses akses meliputi jaminan bahwa:

- Rekaman dikelompokkan menurut status akses

Page 148: MANAJEMEN LABORATORIUM

140

- Rekaman hanya diizinkan untuk personel yang memiliki hak

akses

- Proses perekaman hanya dilakukan oleh personel yang berhak

melakukannya.

f) Koreksi

Bila terjadi kesalahan dalam rekaman, setiap kesalahan cukup

dicoret, tidak diperkenankan dihapus atau dibuat tidak

kelihatan/dihilangkan, sedangkan nilai yang benar atau

koreksiannya ditambahkan disisinya. Semua perbaikan rekaman

yang demikian ditandatangani atau diparaf oleh personel yang

melakukan koreksi. Demikian juga pada rekaman yang disimpan

secara elektronik, makadilakukan tindakan yang sepadan untuk

mencegah hilang atau berubahnya data asli.

g) Perlindungan dan pemeliharaan

Semua rekaman harus dipelihara dan dilindungi keamanan dan

kerahasiaannya dari pihak yang tidak berkepentingan. Sebagai

tindakan pencegahan dan penerapan prinsip kehati-hatian, alamat

dan nama pemilik barang yang diuji atau peralatan ukur yang akan

dikalibrasi tidak disarankan untuk dipaparkan di papan tulis

laboratorium atau masih menempel di wadah sampel atau

peralatan ukur sehingga pelanggan lain mengetahui. Hal ini untuk

menghindari tidak terpeliharanya kerahasiaan hak kepemilikan

pelanggan yang disebabkan oleh pertanyaan dari pelanggan lain

atau diberikannya informasi tersebut oleh personel laboratorium.

Page 149: MANAJEMEN LABORATORIUM

141

h) Pemusnahan

Pemusnahan adalah proses meniadakan rekaman sampai tidak ada

kemungkinan rekontruksi. Biasanya rekaman disimpan kemudian

dimusnahkan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh laboratorium

atau peraturan perundang-undangan. Secara umum rekaman

dipelihara di laboratorium selama 1-4 tahun kecuali ada suatu

persyaratan khusus yang mengharuskan rekaman dipelihara lebih

lama. Rekaman yang telah melewati masa simpan harus

dimusnahkan oleh personel yang berwenang setelah ditunjuk oleh

pihak manajemen laboratorium. Sebelum dimusnahkan, rekaman

harus disalin secara elektronik, misalnya dipindai atau difoto

untuk keperluan ketertelusuran rekaman. Pemusnahan rekaman

dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip sebagai berikut:

- Pemusnahan disahkan oleh personel laboratorium

- Rekaman terkait gugatan, pengaduan, atau penyelidikan yang

sedang berlangsung tidak boleh dimusnahkan hingga

terselesaikan

- Pemusnahan rekaman harus dilakukan dengan menjamin

kerahasiaan informasi yang dikandung

- Semua salinan rekaman yang dinyatakan dimusnahkan,

termasuk salinan pengamanannya (backup) harus dimusnahkan.

Personel yang telah melakukan pemusnahan rekaman sebaiknya

membuat logbook sebagai bagian dari pengelolaan rekaman di

laboratorium.139

139 Anwar Hadi, op.cit hlm. 378-382

Page 150: MANAJEMEN LABORATORIUM

142

BAB XI

SISTEMMANAJEMENMUTU

LABORATORIUM

A. Definisi mutu

Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang dapat

dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan laboratorium harus

dikendalikan.Pengendalian setiap tahap ini untuk mengurangi atau

meminimalisir kesalahan yang terjadi di laboratorium. Agar dapat

melakukan pengendalian mutu di laboratorium dengan baik, maka

harus dapat menjelaskan konsep mutu. Beberapa tokoh penting telah

menelurkan konsep mutu produk atau jasa, yaitu:

1. William Edwards Deming (1900-1993)

Mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau

konsumen.mutu tidak berarti segala sesuatu yang terbaik, tetapi

pemberian kepada Pelanggan tentang apa yang mereka

inginkan dengan tingkat kesamaan yang dapat diprediksi serta

tergantungannya terhadap harga yang mereka bayar.

2. Philip B. Crosby (1926 –2001)

Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan

yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki

mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang

Page 151: MANAJEMEN LABORATORIUM

143

telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku,

proses produksi, dan produk jadi.

3. J.M. Juran (1904-2008)

Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.140

Dari ketiga tokoh ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa mutu

itu suatu kebutuhan konsumen, yaitu kepuasan pelanggan sepenuhnya

terhadap suatu produk/jasa yang dibutuhkan atau mutu merupakan

suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap

sebuah produk/jasa.

B. Konsep Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Pengertian manajemen laboratorium adalah kegiatan

merancang kegiatan, mengoperasikan, memelihara dan merawat

peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu

sehingga mencapai hasil yang optimal141.Suatu laboratorium dapat

dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang

saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Beberapa alat-alat

laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil

belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh

140 Maria Tuntun Siregar, Wieke Sri Wulan, Doni Setiawan, dan AnikNurhayati, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) (KementerianKesehatan Republik Indonesia, 2018), hlm. 4-5

141Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu (LP3M),Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang:Universitas Andalas, 2015), hlm. 1

Page 152: MANAJEMEN LABORATORIUM

144

adanya manajemen yang baik.Oleh karena itu manajemen

laboratoriumadalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatannya sehari-hari.

Beberapa decade terakhir pelanggan atau pihak berkepentingan

menuntun pelayan laboratorium yang lebih baik, data hasil pengujian

dan/atau kalibrasi yang valid serta keterlusuran metrology yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah.Tuntutan tersebut seharusnya

dapat disikapi oleh laboratorium dengan menerapkan sistem

manajemen mutu.Jika sistem manajemen mutu diterakan di

laboratorium dengan baik dan benar, maka hal tersebut membantu

meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan kerangka kerja

bagi perbaikan kepuasan pelanggan dan memberikan kerangka kerja

bagi perkembangan perbaikan berkelanjutan.

Sistem manajemen mutu dapat didefinisikan sebagai “kegiatan

terkoordinasi untuk diarahkan dan mengontrol organisasi yang

berkaitan dengan kualitas ”. Definisi ini digunakan oleh International

Organization for Standardization(ISO) dan Clinical and Laboratory

Standards Institute(CLSI).Kedua kelompok tersebut diakui secara

internasional.142 Sistem manajemen mutu merupakan bagian dari

sistem manajemen laboratorium yang berfokus pada percapaian hasil

berkaitan dengan sasaran mutu, pemenuhan kebutuhan dan kepuasan

pelanggan.

Laboratorium memiki peran penting dalam sistem mutu di

perusahaan. ISO/IEC 17025 dapat digunakan sebagai standar untuk

142 World health organization ,Hand book Laboratory Quality ManagementSystem (Lyon: WHO, 2011), hlm. 9

Page 153: MANAJEMEN LABORATORIUM

145

mengembangkan dan membangun sistem mutu di laboratorium serta

penilaian yang dilakukan oleh klien atau pihak ketiga.Standar ini juga

digunakan sebagai kriteria untuk akreditasi laboratorium.Persyaratan

manajemen edisi pertama disebut ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994.

Namun Standar-standar ini telah digantikan oleh ISO 9001:2000, yang

membuat keselarasan ISO/IEC 17.025 itu diperlukan. ISO 17025

mengeluarkan edisi kedua yang dirilis pada tahun 2005, merupakan

klausa yang diubah atau ditambah apabila dianggap perlu dalam ISO

9001:2000. Seiring dengan perubahan dunia menuju era globalisasi

yang didasarkan pada kemajuan teknologi, maka kelompok kerja

organisasi ISO memutuskan untuk melakukan perbaikan pada standar

ISO/IEC 17025: 2005143. Edisi ketiga ISO/IEC 17025 diterbitkan tahun

2017 setelah pembahasan panjang oleh kelompok kerja anggota

ISO/IEC dari berbagai Negara.

C. Elemen-elemen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Elemen-elemen sistem manajemen mutu laboratorium

berdasarkan ISO/IEC 17025: 2017 meliputi:

1) Persyarat umum

2) Persyaratan sumber daya

3) Persyaratan Proses

4) Persyaratan Manajemen144

143 Fatchiyah, Laboratorium Berbasis SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Malang:Universitas Brawijaya, 2016), hlm. 7

144 Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian& Laboratorium kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017 (Jakarta: PT Gramedia, 2018), hlm.12

Page 154: MANAJEMEN LABORATORIUM

146

Persyaratan umum ISO 17025 memiliki dua persyaratan yaitu

persyaratan manajemen dan persyaratan teknis. Persyaratan

manajemen dibagi menjadi 15 syarat, yaitu : 1) Persyaratan organisasi,

2) Persyaratan manajemen, 3) Pengendaliandokumen,4) Kaji ulang

permintaan tender, 5) Subkontrak pengujian dan kalibrasi, 6)

Pembelian jasa dan perbekalan, 7) Pelayanan customer, 8.Pengaduan, 9)

Pengendalian pekerjaan pengujian dan atau kalibrasi yang tidak sesuai,

10. Peningkatan, 11) Tindakan perbaikan, 12) Tindakan pencegahan,

13) Pengendalian rekaman, 14) Audit internal, dan 15) Kaji ulang

manajemen. Sedangkan untuk persyaratan teknis terdiri dari 10 syarat,

yaitu : 1) Umum, 2) Personel, 3) Kondisi akomodasi dan lingkungan, 4)

Metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode, 5) Peralatan,

6) Ketertelurusan pengukuran, 7) Pengambilan sampel, 8) Penanganan

barang yang diuji dan dikalibrasi,9) Jaminan mutu dan kalibrasi, dan

10) Laporan hasil145

1. Persyaratan umum

a. Ketidakberpihakan

Ketidakberpihakan merupakan kehadiran objektivitas,

sedangkan objektivitas adalah ketiadaan atau dapat diselesaikannya

konflik kepentingan yang dapat mengakibatkan pengaruh buruk

terhadap kegiatan laboratorium.146 Objektivitas juga berarti bahwa

konflik kepentingan tidak ada, atau diselesaikan agar tidak

145Cosmas Surya pambudi, Analisa Pengaruh Persyaratan Teknis DanPersyaratan Manajemen Terhadap Kesiapan Penerapan Iso/Iec 17025 Di Pt SantosoTeknindo (Jurnal PASTI,Volume VIII No 3), hlm. 302.

146Op. cit., Anwar Hadi, hlm.27

Page 155: MANAJEMEN LABORATORIUM

147

mempengaruhi kegiatan laboratorium selanjutnya.Istilah lain yang

dapat digunakan untuk menyampaikan unsur ketidakberpihakan adalah

kemandirian, kebebasan dari bias, kebebasan dari prasangka, netralitas,

keadilanm keterbukaan pikiran, sikap tidak berat sebelah, sikap

terpengaruh, dan keseimbangan.

Sehubungan dengan implementasi ketidakberpihakan,

laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi harus

menetapkan prinsip-prinsip berikut:

1) Prinsip akuntabilitas, didefinisikan sebagai

pertanggungjawaban laboratorium pengujian dan/atau

laboratorium kalibrasi terhadap data hasil pengujian

dan/atau kalibrasi kepada pelanggan atau pihak lain yang

berkepentingan.

2) Prinsip transparan, prinsip yang menjamin akses atau

kebebasan bagi pelanggan atau pihak berkepentingan untuk

memperoleh informasi tentang pembuktian jaminan

validitas daya yang dihasilkan oleh laboratorium.

3) Prinsip partisipasi, partispasi public dan pihak

berkepentingan dibutuhkan untuk pengawasan dan

peningkatan mutu data hasil pengujian atau kalibrasi.147

Seluruh pihak laboratorium yang meliputi pengambilan sampel,

pengujian data dan/atau kalibrasi, pelaporan hasil serta pemberian

opini atau interprestasi dilakukan tidak memihak dan dikelola untuk

menjaga ketidakberpihakan.

147Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 135-139

Page 156: MANAJEMEN LABORATORIUM

148

b. Kerahasiaan

Rahasia adalah suatu hal yang tidak boleh atau

tidakdikehendaki untuk diketahui oleh pihak yang tidak

berkepentingan. Kerahasian informasi dan hak kepemilikan pelanggan

laboratorium bermakana bahwa setiap informasi terkait dengan sampel

uji dan peralatan ukur yang dikalibrasi hanya boleh diketahui oleh

pelanggan pemilik sampel uji atau paralatan ukur, kecuali pelanggan

tersebut berkenan untuk diberikan kepada pihak lain yang

berkepentingan.148

Kerahasian dan hak kepemilikan pelanggan yang harus dilindungi

memiliki syarat, antara lain:

1) Rahasia tersebut merupakan informasi teknis yang penting

dan/atau sensitive bagi pelanggan yang bersangkutan.

2) Rahasia tersebut sebelumnya belum pernah dibuka untuk umum

3) Rahasia tersebut bukanlah informasi yang memang tersedia

untuk public

4) Rahasia tersebut jika di buka untuk public akan menimbulkan

kerugian bagi pelanggan terkait

5) Rahasia tersebut jika dibuka untuk public akan menimbulkan

isu social, ekonomi dan/atau lingkungan.

6) Pelanggan tidak pernah mengizinkan secara tegas atau tersirat

supaya rahasia tersebut dibuka.149

148Ibid., hlm. 42149Ibid., hlm. 44-45

Page 157: MANAJEMEN LABORATORIUM

149

Laboratorium harus bertanggung jawab melalui komitmen yang

berkekutan hukum untuk mengelola semua informasi yang diperoleh

selama pelaksanaan kegiatan pengujuian dan/atau kalibrasi.

2. Persyaratan Struktural

a. Organisasi

Berdasarkan istilah yang diberikan oleh ISO 9000, organisasi

adalah orang atau kelompok orang yang memiliki fungsi masing-

masing dengan tanggung jawab, wewenang, dan hubungan, untuk

mencapai sasarannya.Sedangkan struktur organisasi adalah pengaturan

tanggung jawab, hubungan, dan wewenanang antar orang.150

Laboratorium harus:

1) menentukan struktur organisasi dan manajemen laboratorium,

tempatnya di organisasi induk, dan hubungan antara

manajemen, operasi teknis dan layanan pendukung;

2) menentukan tanggung jawab, wewenang dan keterkaitan semua

personil yang mengelola, melaksanakan atau memverifikasi

pekerjaan yang mempengaruhi hasil kegiatan laboratorium;

3) mendokumentasikan prosedurnya sejauh diperlukan untuk

memastikan penerapan kegiatan laboratorium secara konsisten

dan validitas hasilnya151.

Laboratorium harus memiliki personil yang, terlepas dari

tanggung jawab lainnya, memiliki wewenang dan sumber daya yang

diperlukan untuk menjalankan tugasnya, termasuk:

150Ibid., hlm. 155151ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum

Kompetensi Pengujian dan Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC 17025: 2017), 5.5

Page 158: MANAJEMEN LABORATORIUM

150

1) implementasi, pemeliharaan dan peningkatan sistem

manajemen;

2) identifikasi penyimpangan dari sistem manajemen atau dari

prosedur pelaksanaan kegiatan laboratorium;

3) inisiasi tindakan untuk mencegah atau meminimalkan

penyimpangan tersebut;

4) melapor ke manajemen laboratorium mengenai kinerja sistem

manajemen dan kebutuhan perbaikan;

5) memastikan keefektifan kegiatan laboratorium152.

Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan

utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis

atau komoditas, serta volume/beban kegiatan pengujian dan/atau

kalibrasi.Struktur organisis laboratorium yang terbentuk sesuai

ISO/IEC 17025 didasarkan pada kompetensi personel.

Struktur organisasi sistem manajemen mutu laboratorium

laboratorium ISO/IEC 17025, yaitu:

a. Manajer puncak

b. Manajer mutu

c. Manajer teknis

d. Manajer penunjang

e. Penyelia, atau analisis/petugas kalibrasi153

Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan

utama laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis

152Ibid.., 5.6153Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 135

Page 159: MANAJEMEN LABORATORIUM

151

atau komoditas serta volume/beban kegiatan pengujian dan/atau

kalibrasi.

3. Persyaratan sumber daya

a. Personel

laboratorium yang dilengkapi peralatan canggih dengan megah

tidak akan memberikan kinerja yang diharapkan apabila tidak

didukung oleh personil yang kompeten. Penerapan sistem manajemen

mutu laboratorium dan/atau laboratorium kalinrasi berjalan efektif dan

efisien ketika semua personel diseluruh tingkatan organisasi

memahami dan menggunakan keahlian, pelatihan, pendidikan, dan

pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan peran dan tanggung

jawabnya.Karena itu, merupakan tanggung jawab manajemen puncak

untuk memberikan kesempatan bagi personelnya guna

mengembangkan kompetensi yang diperlukan. Organisasi laboratorium

harus:

a. Menentukan kompetensi yang memadai bagi personel yang

melaksanakan pekerjaan yang berpengaruh pada kinerja dan

keefektifan sisitem manajemen mutu.

b. Memastikan personel kompten berdasarkan pendidikan

yang sesuai, pelatihan yang memadai, pengalaman yang

cukup, dan mampu memperagakan keahlian atau

keterampilan.

c. Jika memungkinkan, mengambil suatu tindakan untuk

mendapatkan kompetensi yang diperlukaj, dan

mengevaluasikan keefektifan dari tindakan yang diambil.

Page 160: MANAJEMEN LABORATORIUM

152

d. Memelihara informasi, terdokumentasi yang sesuai sebagai

bukti kompetensi.154

Semua personil laboratorium, baik internal maupun eksternal,

yang dapat mempengaruhi kegiatan laboratorium harus bertindak tidak

memihak, berkompeten dan bekerja sesuai dengan sistem manajemen

laboratorium.155 Pengelolaan laboratorium harus mengkomunikasikan

kepada personil tugas dan tanggung jawab merekadan pihak

berwenang.156

Tinjauan rutin pihak manakemen laboratorium pengujian

dan/atau laboratorium kalibrasi harus dilakukan terhadap kompetensi

personelnya. Metode yang digunakan untuk meninjau kompetensi

personel laboratorium dapat dilakukan melalui beberpa cara, antara

lain:

a. Kuesioner atau wawancara langsung

b. Pengamatan

c. Diskusi kelompok

d. Saran dari tenaga ahli di bidang laboratorium pengujian

dan/atau laboratorium kalibrasi,

e. Uji kompetensi analisis.157

Adapun jenis pelatihan uyang dibutuhkan oleh personel

laboratorium pengujian dan/atau laboratorium kalibrasi dapat meliputi,

antara lain:

154Ibid., , hlm. 75155Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.2.3156Ibid., 6.2.4157Op. cit., Anwar Hadi, hlm.77

Page 161: MANAJEMEN LABORATORIUM

153

a. In house training

In house training merupakan pelatihan yang dilakukan

dilingkungan laboratorium yang didasarkan atas kebutuhan dan

antisipasi terhadap lingkup pekerjaan organisasi yang dirasakan

perlu bagi personil untuk meningkatkan kompetensinya.

b. External training

External training merupakan pelatihan yang dilakukan di luar

laboratorium atas undangan atau partisipasi dalam suatu

program pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar untuk

meningkatkab kompetensi personel laboratorium.

c. Analysis proficiency test

Analysis proficiency test atau uji kompetensi analisis adalah

penilaian kompetensi analisis dalam melaksanakan pengujian

terhadap parameter tertentu dengan metode yang telah

ditetapkan158.

Selain metode pelatihan, kriteria untuk penyeleksian personel

laboratorium peserta pelatihan harus ditentukan dengan

mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, kendala dan tujuan

pelatihan. Metode pelatihan yang ditetapkan dapat berupa:

a. Pelatihan, seminar, atau lokakarya yang diselenggarakan baik

didalam maupun di luar laboratorium.

b. Magang, pembinaan atau bimbingan teknis dan konsultasi.

c. Pembelajaran jarak jauh159.

158Ibid., hlm. 81-84159Ibid., hlm. 80

Page 162: MANAJEMEN LABORATORIUM

154

Adapun kriteria pemilihan metode pelatihan harus didefinisikan

dan didokomentasikan, antara lain terkait:

a. Tanggal dan lamanya pelatihan serta lokasi penyelenggaraan

b. Fasilitas

c. Biaya

d. Tujuan pelatihan

e. Sasaran peserta pelatihan

f. Bentuk penilaian, evaluasi dan sertifikasi160

b. Fasilitas dan kondisi lingkungan

Kondisi fasilitas dan lingkungan harus sesuai untuk kegiatan

laboratorium dan tidak mempengaruhi keabsahan hasilnya secara

negatif161. Kondisi akomodasi dan lingkungan yang terpelihara, selain

untuk mencapai validitas mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi

juga dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia,

kebakaran, serta bahaya lain ynag mungkin timbul.

Pada umumnya, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian

dan/atau kalibrasi berpengaruh terhadap hal berikut:

1) Kondisi sampel yang akan diuji atau peralatan ukur yang akan

dikalibrasi

2) Kinerja peralatan laboratorium

3) Moralitas personel laboratorium

4) Kesesuain persyaratan metode pengujian dan/atau kalibrasi162.

160Ibid., hlm. 80161Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.3.1162Op. cit., Anwar Hadi, hlm.95

Page 163: MANAJEMEN LABORATORIUM

155

Fasilitas termasuk persyaratan teknis akomodasi dan lingkungan

yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan penerimaan, penyimpanan

serta preparasi yang dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian

dan/atau kalibrasi, harus didokumentasikan. Fasilitas yang perlu

diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

1) Sumber energi, manajemen laboratorium harus memastikan

ketersedian sumber energy yang cukup untuk kegiatan

operasionalnya, selain itu laboratorium harus mempunyai

genset untuk cadangan energy apabila sewaktu-waktu terjadi

pemadaman listrik.

2) Pencahayaan, laboratorium harus menyediakan sistem

pencahayaan yang memenuhi persyaratan metode pengujian

dan/atau kalibrasi. Pencahayaan dapat bersifat alami dengan

memanfaatkan cahaya sinar matahari atau menggunakan sistem

penerangan buatan, yaitu cahaya sinar listrik.penerangan

dengan menggunkan cahaya matahari mempunyai jarak sinar

dari ruang tepi berkisar 6-7, 5 m, dan laboratorium disarankan

menggunkan jendela kaca dengan luas sekitar 1/3 dari luas

lantas ruangan.

3) Ventilisasi, sistem ventilisasi di laboratorium dapat

dimunculkan dengan menggunkan ventilasi alami dan ventilasi

buatan (airconditioning, AC),

4) Suhu dan kelembaban, suhu dan kelembaban pada area khusus

di laboratorium harus dikontrol untuk memastikan pengujian

dan/atau kalibrasi dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

Page 164: MANAJEMEN LABORATORIUM

156

5) Persedian air, laboratorium harus memastikan bahwa persedian

air cukup untuk kegiatan operasionalnya, baik penggunaan air

distilasi, bidestilasi, demineralisasi, air yang sesuai untuk

keperluan pengujian toksisitas maupun pengujian kultur

jaringan.

6) Meja kerja dari area personel laboratorium, meja kerja

sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam

melakukan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi163.

c. Peralatan

Laboratorium harus memiliki akses terhadap peralatan termasuk,

namun tidak terbatas pada, instrumen pengukuran, perangkat lunak,

standar pengukuran, bahan referensi, data referensi, pereaksi, peralatan

konsumsi atau aparatus tambahan yang diperlukan untuk kinerja

laboratorium yang benar dan yang dapat mempengaruhi hasilnya164.

Penanganan peralatan laboratorium pengujian dan/atau laboratorium

kalibrasi termasuk bahan kimia meliputi, antara lain:

1) Penyimpanan

Semua peralatan ukur termasuk pengambilan sampel, preperasi,

serta pengolahan data yang mempunyai pengaruh terhadap

mutu data hasil pengujian atau kelibrasi disimpan dan

dipelihara sedemikian rupa pada fasilitas yang dapat

memfasilitas kebenaran unjuk kerja peralatan.

163Ibid., hlm. 96-100164Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.4.1

Page 165: MANAJEMEN LABORATORIUM

157

2) Kesiapan

Laboratorium harus dapat menjamin bahwa setiap saat

peralatan dala keadaan memenuhi persyaratan teknis sehingga

layak pakai dan siap digunakan. Selain itu, peralatan yang

dalam keadaan rapi dan bersih.

3) Penggunaan

Semua peralatan pengujian dan kalibrasi, termasuk peranti

keras dan peranti lunaknya, harus dijaga keamanannya dari

penyetelan atau pengoperasian yang akan mengakibatkan

ketidak absahan hasil pengujian dan/atau kalibrasi.

4) Transportasi

Peralatan berada di luar pengendalian langsung laboratorium,

misalnya dipinjam oleh pihak luar, digunakan untuk keperluan

pameran, atau pengambilan sampel sehingga memelurkan

transportasi dari laboratorium ke suatu tujuan, maka

laboratorium harus memastikan fungsi dan status peralatan di

cek dan terlihat memuaskan sebelum peralatan tersebut

digunakan kembali165.

Laboratorium harus memiliki program pemeliharaan untuk

mencegah kegagalan peralan dan menjamin bahwa peralatan bekerja

sesuai dengan spesifikasi teknis. Program pemeliharaan peralatan

laboratorium meliputi :

1) Jadwal pemeliharaan yang terencana

2) Hal-hal berkaitan dengan bagian yang harus dipelihara

165Op. cit., Anwar Hadi, hlm.112-115

Page 166: MANAJEMEN LABORATORIUM

158

3) Jika dilakukan pihak internal laboratorium, maka harus

dilaksanakan oleh personel yang kompeten dengan

menggunkan prosedur atau instruksi kerja yang telah ditetapkan

4) Rekaman pemeliharaan pencegahan, kerusakan, perbaikan,

modifikasi harus dipelihara166.

d. Produk dan jasa yang disediakan oleh pihak eksternal

Penyedia atau pemasok eksternal adalah organisasi atau orang

yang meyediakan produk atau jasa yang berasal dari pihak eksternal

laboratorium.

Produk yang dihasilkan oleh pamasok eksternalcuntuk

menunjang kegitan laboratorium dan mempengaruhi mutu data hasil

pengujian dan/atau kalibrasi anatara lain:

1) Pembangunan laboratorium termasuk desain serta tata ruang

yang dapat mempengaruhi kondisi akomodasi dan lingkungan

pengujian dan/atau kalibrasi.

2) Peralatan dan peranti lunak untuk pengambilan sampel,

pengujian dan/atau kalibrasi.

3) Bahan kimia, bahan habis pakai, bahan acuan bersertifikat baik

berupa larutan, padatan maupun gas

4) Perabot atau sarana pendukung laboratorium

5) Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium.

Sedangkan jasa yang dihasilkan oleh pemasok eksternal untuk

meningkatkan kinerja laboratorium, berupa jasa:

166Ibid., hlm. 117

Page 167: MANAJEMEN LABORATORIUM

159

1) Konsultasi atau pelatihan manajemen serta teknis pengujian

dan/atau kalibrasi.

2) Pemeliharaan, perbaikan, dan kalibrasi peralatan

3) Pengembangan peranti lunak termasuk database dan sistem

informasi manajemen

4) Pemeliharaan fasilitas laboratorium.

e. Ketertelusuran metrologi

Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran

metrologi dari hasil pengukurannya dengan menggunakan rangkaian

kalibrasi terdokumentasi yang tidak terputus, masing-masing

berkontribusi terhadap ketidakpastian pengukuran, yang

menghubungkannya dengan referensi yang sesuai167. Metrologi adalah

ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran dan aplikasinya.

Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran

metrologi hasil pengukuran dengan cara kalibrasi melalui rantai tidak

terputus yang terdokumentasi atau perbandingan setiap kontribusi

ketidakpastian pengukuran yang menghubungkannya dengan acuan

yang tepat.

Metrologi mencakup tiga hal utama, antara lain:

1) Penerapan definisi satuan ukuran yang diterima secara

internasional,

2) Perwujudan satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah

167Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 6.5.1

Page 168: MANAJEMEN LABORATORIUM

160

3) Penerapan rantai ketertulusuran dengan menentukan sekaligus

merekam nilai dan akurasinya seuatu pengukuran serta

menyebarluaskan pengetahuan tersebut168.

4. Persyaratan proses

a. Kaji ulang permintaan, tender dan kontrak

Kaji ulang adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan

kesesuain, kecukupan, dan keefektifan sumber daya laboratorium demi

memenuhi persyaratan yang ditetapkan sehingga mencapai kebutuhan

dan harapan pelanggan atau pihak berkepentingan. Tender merupakan

tawaran pengujian dan/atau kalibrasi dari pelanggan kepada

laboratorium melalui proses lelang sehingga ada suasana kompetensi

dengan laboratorium lain untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Kontrak diartikan sebagai perjanjian yang mengikat antara

laboratorium dengan pelanggan terkait pengujian dan/atau kalibrasi

yang dialkukan untuk jangka waktu tertentu tanpa melalui proses

tender169.

Laboratorium harus memiliki prosedur untuk meninjau

permintaan, tender dan kontrak. Itu prosedur harus memastikan bahwa:

1) Persyaratan ditetapkan, didokumentasikan dan dipahami

secara memadai;

2) Laboratorium memiliki kemampuan dan sumber daya untuk

memenuhi persyaratan;

168Op. cit., Anwar Hadi, hlm.144169Ibid., hlm. 161

Page 169: MANAJEMEN LABORATORIUM

161

3) Di mana penyedia eksternal digunakan, persyaratan diterapkan

dan laboratorium menyarankan pelanggan dari kegiatan

laboratorium spesifik yang akan dilakukan oleh penyedia

eksternal dan mendapatkan persetujuan dari pelanggan;

4) metode atau prosedur yang tepat dipilih dan mampu

memenuhi persyaratan pelanggan170.

Laboratorium harus memberi tahu pelanggan bila metode yang

diminta oleh pelanggan adalah dianggap usang atau ketinggalan

zaman171.Bila pelanggan meminta pernyataan kesesuaian dengan

spesifikasi atau standar untuk pengujian atau kalibrasi (misal: pass/fail,

in-tolerance/out-of-tolerance) spesifikasi atau standar, dan peraturan

keputusan harus didefinisikan secara jelas. Kecuali melekat dalam

spesifikasi yang diminta atau standar, Aturan keputusan yang dipilih

harus dikomunikasikan kepada, dan disepakati dengan, pelanggan172.

b. Pemilihan, verifikasi dan validasi metode

Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang

sesuai untuk semua aktivitas laboratorium dan, jika sesuai, untuk

evaluasi ketidakpastian pengukuran serta teknik statistik untuk analisis

data173.Semua metode, prosedur dan dokumentasi pendukung, seperti

instruksi, standar, manual dan data referensi yang relevan dengan

kegiatan laboratorium, harus selalu diperbaharui sampai saat ini dan

harus segera tersedia bagi personil174.

170Op, cit., ISO / IEC 17025: 2015, 7.1.1171Ibid., 7.1.2172Ibid., 7.1.3173Ibid., 7.2.1.1174Ibid., 7.2.1.2

Page 170: MANAJEMEN LABORATORIUM

162

Laboratorium harus memastikan bahwa ia menggunakan versi

metode valid terbaru kecuali jika tidak sesuai atau mungkin untuk

melakukannya. Bila diperlukan, penerapan metode ini harus dilengkapi

dengan rincian tambahan untuk memastikan penerapan yang

konsisten.Bila pelanggan tidak menentukan metode yang akan

digunakan, laboratorium harus memilih metode yang tepat dan

memberi tahu pelanggan tentang metode yang dipilih. Metode yang

diterbitkan baik dalam standar internasional, regional atau nasional,

atau oleh organisasi teknis yang memiliki reputasi baik, atau teks

ilmiah atau jurnal yang relevan, atau seperti yang ditentukan oleh

produsen peralatan, direkomendasikan. Metode yang dikembangkan

atau dimodifikasi laboratorium juga dapat digunakan175.

Laboratorium harus memverifikasi bahwa ia dapat melakukan

metode dengan benar sebelum mengenalkannya dengan memastikan

bahwa ia dapat mencapai kinerja yang diinginkan. Rekaman verifikasi

harus disimpan. Jika metode direvisi oleh badan penerbit, verifikasi

harus diulang sejauh diperlukan176.

Teknik yang digunakan untuk validasi metode dapat berupa salah

satu dari, atau kombinasi dari, berikut ini:

1) kalibrasi atau evaluasi bias dan presisi menggunakan standar

acuan atau bahan referensi;

2) penilaian sistematis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil;

175Ibid., 7.1.2.1.4176Ibid., 7.1.2.1.5

Page 171: MANAJEMEN LABORATORIUM

163

3) metode pengujian ketahanan melalui variasi parameter yang

dikontrol, seperti suhu inkubator,

4) volume dibagikan;

5) perbandingan hasil yang dicapai dengan metode divalidasi

lainnya;

6) perbandingan antar laboratorium;

7) evaluasi ketidakpastian pengukuran hasil berdasarkan

pemahaman tentang prinsip teoritisdari metode dan pengalaman

praktis dari kinerja sampling atau metode uji177.

c. Pengambilan sampel

Laboratorium harus memiliki rencana dan metode pengambilan

sampel bila dilakukan pengambilan contoh zat, bahan atau produk

untuk pengujian atau kalibrasi selanjutnya. Metode pengambilan

sampel harus memperhatikan faktor-faktor yang harus dikontrol untuk

memastikan keabsahan hasil pengujian atau kalibrasi berikutnya.

Rencana dan metode sampling harus tersedia di lokasi pengambilan

sampel. Rencana sampling harus, kapanpun masuk akal, berdasarkan

metode statistik yang sesuai178.

Metode pengambilan contoh harus menjelaskan:

1) pemilihan sampel atau lokasi;

2) rencana sampling;

177Ibid., 7.1.2.2.1178Ibid., 7.3.1

Page 172: MANAJEMEN LABORATORIUM

164

3) persiapan dan pengolahan sampel dari bahan, bahan atau

produk untuk menghasilkan yang dibutuhkan item untuk

pengujian atau kalibrasi berikutnya179.

Laboratorium harus menyimpan catatan data sampling yang

merupakan bagian dari pengujian atau kalibrasi yang dilakukan.

catatan-catatan ini harus mencakup, jika relevan:

1) mengacu pada metode sampling yang digunakan;

2) tanggal dan waktu sampling;

3) data untuk mengidentifikasi dan menggambarkan sampel

(misalnya nomor, jumlah, nama);

4) identifikasi personil yang melakukan pengambilan sampel;

5) identifikasi peralatan yang digunakan;

6) kondisi lingkungan atau transportasi;

7) diagram atau cara setara lainnya untuk mengidentifikasi lokasi

sampling bila sesuai;

8) penyimpangan, penambahan atau pengecualian dari metode

sampling dan rencana sampling180.

d. Penanganan item uji atau kalibrasi

Laboratorium harus memiliki prosedur untuk pengangkutan,

penerimaan, penanganan, perlindungan, penyimpanan, penyimpanan,

dan pembuangan atau pengembalian barang uji atau kalibrasi, termasuk

semua persyaratan yang diperlukan untuk melindungi integritas dari

barang uji atau kalibrasi, dan untuk melindungi kepentingan

laboratorium dan pelanggan. Tindakan pencegahan harus dilakukan

179Ibid., 7.3.2180Ibid., 7.3.3

Page 173: MANAJEMEN LABORATORIUM

165

untuk menghindari kerusakan, kontaminasi, kehilangan atau kerusakan

pada barang selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan /

menunggu, dan persiapan untuk, pengujian atau kalibrasi. Petunjuk

penanganan yang disertakan dengan item harus diikuti181.

Laboratorium harus memiliki sistem untuk identifikasi item uji

atau kalibrasi yang tidak ambigu. Identifikasi harus dipertahankan

sementara item tersebut berada di bawah tanggung jawab laboratorium.

Sistem harus memastikan bahwa barang tidak akan menjadi bingung

secara fisik atau bila dirujuk dalam catatan atau dokumen lainnya.

Sistem harus, jika sesuai, mengakomodasi sub-divisi dari item atau

kelompok barang dan pengalihan barang182.

Setelah menerima barang uji atau kalibrasi, penyimpangan dari

kondisi tertentu harus dicatat. Bila ada keraguan tentang kesesuaian

suatu barang untuk pengujian atau kalibrasi, atau bila barang tidak

sesuai dengan deskripsi yang diberikan, laboratorium harus

berkonsultasi dengan pelanggan untuk mendapatkan instruksi lebih

lanjut sebelum melanjutkan dan harus mencatat hasil konsultasi ini.

Bila pelanggan memerlukan barang yang akan diuji atau dikalibrasi

untuk mengakui penyimpangan dari kondisi tertentu, laboratorium

harus menyertakan sanggahan dalam laporan yang menunjukkan hasil

mana yang mungkin terpengaruh oleh penyimpangan tersebut183.

181Ibid., 7.4.1182Ibid., 7.4.2183Ibid., 7.4.3

Page 174: MANAJEMEN LABORATORIUM

166

e. Rekaman teknis

Laboratorium harus memastikan bahwa catatan teknis untuk

setiap aktivitas laboratorium mengandung hasil, laporkan dan

informasi yang memadai untuk memfasilitasi, jika mungkin,

identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran dan

ketidakpastian pengukuran terkait dan memungkinkan pengulangan

aktivitas laboratorium dalam kondisi sedekat mungkin dengan yang

asli. Catatan teknis meliputi tanggal dan identitas personil yang

bertanggung jawab atas setiap kegiatan laboratorium dan untuk

memeriksa data dan hasil. Pengamatan, data dan perhitungan asli harus

dicatat pada saat dibuat dan harus diidentifikasi dengan tugas

tertentu184.

Laboratorium harus memastikan bahwa amandemen terhadap

catatan teknis dapat dilacak ke versi sebelumnya atau pengamatan asli.

Baik data dan arsip asli dan yang telah diubah harus disimpan,

termasuk tanggal perubahan, indikasi aspek yang berubah dan personil

yang bertanggung jawab atas perubahan tersebut185.

f. Evaluasi ketidakpastian pengukuran

Laboratorium harus mengidentifikasi kontribusi terhadap

ketidakpastian pengukuran. Saat mengevaluasi ketidakpastian

pengukuran, semua kontribusi yang penting, termasuk yang timbul dari

pengambilan sampel, harus diperhitungkan dengan menggunakan

metode analisis yang sesuai186.

184Ibid., 7.5.1185Ibid., 7.5.2186Ibid., 7.6.1

Page 175: MANAJEMEN LABORATORIUM

167

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan harus mengevaluasi

ketidakpastian pengukuran. Bila metode uji menghalangi evaluasi

ketidakpastian pengukuran secara ketat, estimasi harus dilakukan

berdasarkan pemahaman terhadap prinsip teoritis atau pengalaman

praktis dari kinerja metode ini187.

g. Memastikan validitas hasil

Laboratorium harus memiliki prosedur untuk memantau

keabsahan hasil. Data yang dihasilkan harus dicatat sedemikian rupa

sehingga tren dapat dideteksi dan, bila memungkinkan, teknik statistik

harus diterapkan untuk meninjau hasilnya. Pemantauan ini harus

direncanakan dan ditinjau dan harus mencakup, jika sesuai, namun

tidak terbatas pada:

1) penggunaan bahan referensi atau bahan kontrol kualitas;

2) penggunaan instrumentasi alternatif yang telah dikalibrasi

untuk memberikan hasil yang dapat dilacak;

3) pemeriksaan fungsional alat ukur dan pengujian;

4) penggunaan cek atau standar kerja dengan diagram kontrol,

jika ada;

5) pemeriksaan antara alat ukur;

6) mereplikasi tes atau kalibrasi dengan menggunakan metode

yang sama atau berbeda;

7) pengujian ulang atau rekalibrasi ulang barang yang ditahan;

8) korelasi hasil untuk karakteristik item yang berbeda;

9) meninjau hasil yang dilaporkan;

187Ibid., 7.6.2

Page 176: MANAJEMEN LABORATORIUM

168

10) perbandingan intralaboratory;

11) pengujian sampel buta188.

Laboratorium harus memantau kinerjanya jika dibandingkan

dengan hasil laboratorium lain, jika tersedia dan sesuai. Pemantauan ini

harus direncanakan dan ditinjau dan harus mencakup, namun tidak

terbatas pada, salah satu atau kedua hal berikut:

1) partisipasi dalam uji profisiensi;

2) partisipasi dalam perbandingan antar laboratorium selain uji

profisiensi189.

Data kegiatan pemantauan harus dianalisis, digunakan untuk

mengendalikan dan, jika ada, memperbaiki kegiatan laboratorium. Jika

hasil analisis data dari kegiatan pemantauan ditemukan berada di luar

kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan yang tepat harus

dilakukan untuk mencegah hasil yang salah dilaporkan190.

h.Pelaporan hasil

Hasilnya harus diberikan secara akurat, jelas, tidak ambigu dan

obyektif, biasanya dalam laporan (misalnya laporan pengujian atau

sertifikat kalibrasi atau laporan pengambilan sampel) dan harus

mencakup semua informasi yang disepakati dengan pelanggan dan

diperlukan untuk menafsirkan hasilnya dan semua informasi yang

dibutuhkan oleh metode yang digunakan. Semua laporan yang

dikeluarkan harus disimpan sebagai catatan teknis191.

188Ibid., 7.7.1189Ibid., 7.7.2190Ibid., 7.7.3191Ibid., 7.8.1.1

Page 177: MANAJEMEN LABORATORIUM

169

Setiap laporan setidaknya memuat informasi berikut, kecuali

laboratorium memiliki alasan yang benar untuk tidak melakukan hal

tersebut, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya

kesalahpahaman atau penyalahgunaan:

1) Judul (misalnya "Laporan Uji", "Sertifikat Kalibrasi" atau

"Laporan Sampling");

2) Nama dan alamat laboratorium;

3) Lokasi kinerja kegiatan laboratorium, termasuk bila

dilakukan di fasilitas pelanggan atau di tempat-tempat yang

jauh dari fasilitas permanen laboratorium, atau di fasilitas

sementara atau mobile yang terkait;

4) Identifikasi unik bahwa semua komponennya diakui

sebagai bagian dari laporan lengkap dan identifikasi yang

jelas akan akhir;

5) Nama dan informasi kontak pelanggan; f) identifikasi

metode yang digunakan;

6) Deskripsi, identifikasi yang tidak ambigu, dan bila

diperlukan, kondisi barang;

7) Tanggal penerimaan barang uji atau kalibrasi, dan tanggal

pengambilan sampel, dimana ini sangat penting

8) Keabsahan dan penerapan hasil;

9) Tanggal kinerja kegiatan laboratorium;

10) Tanggal penerbitan laporan;

11) Mengacu pada rencana sampling dan metode

pengambilan sampel yang digunakan oleh laboratorium

Page 178: MANAJEMEN LABORATORIUM

170

atau badan lain yang relevan dengan keabsahan atau

penerapan hasil;

12) Pernyataan yang menyatakan bahwa hasilnya hanya

terkait dengan item yang diuji, dikalibrasi atau dijadikan

sampel;

13) Hasil dengan, jika sesuai, satuan pengukuran;

14) Penambahan, penyimpangan, atau pengecualian dari

metode;

15) Identifikasi orang yang memberi otorisasi atas laporan;

16) Identifikasi yang jelas saat hasilnya berasal dari

penyedia eksternal192.

i. Persyaratan khusus untuk laporan pengujian

Laporan pengujian harus, jika diperlukan untukinterpretasi hasil

tes, meliputi:

1) Informasi tentang kondisi uji tertentu, seperti kondisi

lingkungan;

2) Jika relevan, pernyataan kesesuaian dengan persyaratan

atau spesifikasi.

3) Jika memungkinkan, ketidakpastian pengukuran

disajikan dalam unit yang sama dengan pengukuranatau

dalam istilah yang berkaitan dengan pengukuran

4) Bila sesuai, pendapat dan interpretasi

192Ibid.,7.8.2.1

Page 179: MANAJEMEN LABORATORIUM

171

5) Informasi tambahan yang mungkin diperlukan oleh

metode, otoritas, pelanggan atau kelompok pelanggan193.

j. Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran

Sertifikat kalibrasi harus mencakup berikut:

1) ketidakpastian pengukuran hasil pengukuran yang

disajikan di unit yang sama dengan pengukuran atau

dalam istilah yang berkaitan dengan pengukuran dan

(misalnya persen);

2) kondisi (misalnya lingkungan) di mana kalibrasi dibuat

yang memiliki pengaruh terhadap hasil pengukuran;

3) pernyataan yang mengidentifikasi bagaimana

pengukuran dapat terlacak secara metrologi

4) hasil sebelum dan sesudah penyesuaian atau perbaikan,

jika tersedia;

5) bila relevan, pernyataan kesesuaian dengan persyaratan

atau spesifikasi bila sesuai, pendapat dan interpretasi194

k. Kepastian Validitas Hasil

Bila pernyataan kesesuaian dengan spesifikasi atau standar

disediakan, laboratorium harus mendokumentasikan peraturan

keputusan yang digunakan, dengan mempertimbangkan tingkat risiko

(seperti dugaan menerima dan menolak palsu dan asumsi statistik)

193Ibid., 7.8.3.1194Ibid., 7.8.3.1

Page 180: MANAJEMEN LABORATORIUM

172

yang terkait dengan peraturan keputusan yang dipekerjakan. dan

menerapkan aturan keputusan195.

Laboratorium harus melaporkan pernyataan kesesuaian,

sehingga pernyataan tersebut dengan jelas mengidentifikasi:

1) yang menghasilkan pernyataan kesesuaian berlaku;

2) spesifikasi, standar atau bagian mana yang terpenuhi atau

tidak terpenuhi;

3) aturan keputusan diterapkan (kecuali jika melekat pada

spesifikasi atau standar yang diminta)196.

l. Pelaporan hasil

Bila pendapat dan interpretasi diungkapkan, laboratorium harus

memastikan bahwa hanya personil yang berwenang untuk

mengekspresikan pendapat dan interpretasi yang melepaskan

pernyataan masing-masing. Laboratorium harus mendokumentasikan

dasar dimana pendapat dan interpretasi telah dilakukan197.

Perubahan atas laporan setelah diterbitkan hanya dibuat dalam

bentuk dokumen lebih lanjut, atau transfer data, yang mencakup

pernyataan "Perubahan terhadap Laporan, nomor seri ... [atau yang

dinyatakan lain]", atau yang setara bentuk kata-kata198.

195Ibid., 7.8.6.1196Ibid., 7.8.6.2197Ibid., 7.8.7.1198Ibid., 7.8.8.2

Page 181: MANAJEMEN LABORATORIUM

173

m. Pengaduan

Laboratorium harus memiliki proses terdokumentasi untuk

menerima, mengevaluasi dan membuat keputusankeluhan.Uraian

tentang proses penanganan pengaduan harus tersedia bagi pihak yang

berkepentingan berdasarkan permintaan. Setelah menerima keluhan,

laboratorium harus mengkonfirmasi apakah keluhan tersebut berkaitan

dengan kegiatan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya dan,

jika memang, harus mengatasinya. Laboratorium bertanggung jawab

atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan

pengaduan199.

Proses penanganan pengaduan harus mencakup paling tidak

unsur dan metode berikut ini:

1) deskripsi proses untuk menerima, memvalidasi, menyelidiki

keluhan, dan memutuskan apa tindakan harus diambil

sebagai tanggapan terhadapnya;

2) Melacak dan mencatat keluhan, termasuk tindakan yang

dilakukan untuk mengatasinya;

3) memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil200.

Laboratorium yang menerima pengaduan bertanggung jawab

untuk mengumpulkan dan memverifikasi semua informasi yang

diperlukan untuk memvalidasi pengaduan. Hasil yang akan

dikomunikasikan kepada pelapor harus dilakukan oleh, atau ditinjau

199Ibid., 7.9.2200Ibid., 7.9.3

Page 182: MANAJEMEN LABORATORIUM

174

dan disetujui oleh, individu yang tidak dilibatkan dalam kegiatan

laboratorium asli yang bersangkutan201.

n. Pekerjaan tidak sesuai

Laboratorium harus memiliki prosedur yang harus dilaksanakan

bila ada aspek dari kegiatan laboratorium atau hasil dari pekerjaan ini

yang tidak sesuai dengan prosedurnya sendiri atau persyaratan yang

disepakati pelanggan (misalnya peralatan atau kondisi lingkungan

berada di luar batas yang ditentukan, hasil pemantauan gagal

memenuhi kriteria yang ditentukan). Prosedur harus memastikan

bahwa:

1) Tanggung jawab dan wewenang untuk pengelolaan

pekerjaan yang tidak sesuai didefinisikan;

2) Tindakan (termasuk menghentikan atau mengulangi

pekerjaan dan menahan laporan, jika diperlukan) didasarkan

pada tingkat risiko yang ditetapkan oleh laboratorium;

3) Evaluasi dibuat dari signifikansi pekerjaan yang tidak sesuai,

termasuk analisis dampak terhadap hasil sebelumnya;

4) Keputusan diambil atas penerimaan kerja yang tidak sesuai;

5) Bila diperlukan, pelanggan diberitahu dan pekerjaan ditarik

kembali;

6) tanggung jawab untuk mengotorisasi dimulainya kembali

pekerjaan didefinisikan202.

Apabila evaluasi menunjukkan bahwa pekerjaan yang tidak

sesuai dapat terjadi lagi, atau ada keraguan tentang kesesuaian operasi

201Ibid., 7.9.6202Ibid., 7.10.1

Page 183: MANAJEMEN LABORATORIUM

175

laboratorium dengan sistem manajemennya sendiri, laboratorium harus

menerapkan tindakan korektif203.

o. Pengendalian pengelolaan data dan informasi

Laboratorium harus memiliki akses terhadap data dan informasi

yang dibutuhkan untuk melakukan laboratoriumkegiatan.Sistem

manajemen informasi laboratorium yang digunakan untuk

pengumpulan, pengolahan, pencatatan, pelaporan, penyimpanan atau

pengambilan data harus divalidasi untuk fungsionalitas, termasuk

berfungsinya antarmuka dalam sistem pengelolaan informasi

laboratorium oleh laboratorium sebelum pengantar Kapan pun ada

perubahan, termasuk konfigurasi perangkat lunak laboratorium atau

modifikasi perangkat lunak off-the-shelf komersial, mereka harus

diberi wewenang, didokumentasikan dan divalidasi sebelum

diimplementasikan204.

4. Persyaratan Manajemen

a. Dokumentasi Sistem Manajemen

Informasi terdokumentasi merupakan data yang memiliki nilai

dalam bentuk media penyimpanan untuk dikendalikan dan dipelihara

oleh laboratorium. Informasi terdokumentasi dapat dalam format

berbagai media dari sumber apapun yang berupa:

1) Sistem manajemen termasuk proses-prosesnya

2) Informasi yang dibuat dalam rangka beroperasinya organisasi

laboratorium berupa dokumentasi sistem manajemen mutu,

203Ibid., 7.10.3204Ibid., 7.11.2

Page 184: MANAJEMEN LABORATORIUM

176

yaitu kebijakan dan sasaran mutu, program, panduan mutu,

prosedur, instruksi kerja metode, instruksi kerja pengoperasian

dan pemeliharaan peralatan, formulir dan dokumen pendukung

lainnya.

3) Bukti hasil kegiatan laboratorium yang telah dicapai berupa

rekaman205.

b. Pengendalian dokumen sistem manajemen

Adapun isi prosedur pengendalian dokumen yang diberlakukan di

laboratorium harus dipastikan bahwa:

1) Dokumen disetujui kecukupan dan kesesuainnya sebelum

diterbitkan oleh personel yang berwenang,

2) Edisi resmi dari dokumen yang relevan tersedia di semua lokasi

tempat dilakukan kegiatan penting bagi efektivitas fungsi

laboratorium

3) Dokumen yang merupakan bagian dari sistem manajemen mutu

dikaji ulang secara berskala minimal setiap 12 bulan sekali

apabila diperlukan, diperbarui atau direvisi.

4) Perubahan dan status revisi terkini dokumen diidentifikasi

secara unik dan bila perlu distribusinya dikendalikan

5) Dokumen yang tidak sah atau kadaluarsa ditarik dari

penggunaan atau dengan cara lain yang menjamin dokumen

tersebut tidak digunakan lagi

205Op. cit., Anwar Hadi, hlm. 345

Page 185: MANAJEMEN LABORATORIUM

177

6) Dokumen kadaluwarsa yang disimpan oleh pengendali

dokumen diberikan tanda yang sesuai, misalnya ditulis

“dokumen kedaluwarsa”206.

c. Pengendalian Rekaman

Iso 9000 mendefinisikan rekaman adalah dokumen yang

menyatakan hasil yang sudah dicapai atau penyediaan bukti kegiatan

telah dilaksanakan. Prosedur pengendalian rekaman meliputi sebagai

berikut:

1) Pengendalian

2) Pengarsipan

3) Penyimpanan

4) Pembuatan cadangan dan pengaksesan

5) Koreksi

6) Perlindungan dan pemeliharaan

7) Pemusnahan207

d. Tindakan mengatasi resika dan peluang

Resiko dan peluang dalam ISO/IEC 17025 dapat diartikan nahwa

laboratorium perlu mengidentifikasi peluang-peluang dan menanalisi

risiko, baik risiko kerena mengambil peluang bila tidak mengambil

peluang yang ada. Tahapan penerpan tindakan untuk mengatsi risiko

dan peluang adalah sebagai beriku:

1) Tentukan sumber dalam penentuan risiko dan peluang yang

dapat meliputi asepek penting, kewajiban kepatuhan, serta isu-

isu internal dan eksternal

206Ibid, hlm. 362207Ibid, hlm. 378-381

Page 186: MANAJEMEN LABORATORIUM

178

2) Tentukan tindakan untuk mengatasi risiko dan meningkatkan

peluang

3) Tentukan rencana tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang

tersebut208.

e. Peningkatan

Proses peningkatan berkelanjutan di laboratorium terkait

perbaikan mutu meliputi poin-poin berikut:

1) Lakukan tinjaun kegiatan laboratorium yang sedang

berlangsung

2) Buat rencana tindakan yang akan diambil

3) Kerjakan rencana yang telah dibuat

4) Periksa keefektifan dan efisiensi penerapan perencanaan

5) Lakukan tindakan perbaikan atau pencegahan.

f. Tindakan perbaikan

Ketidaksesuaian dapat terjadi di laboratorium pengujian dan/atau

laboratorium kalibrasi karena salah satu atau gabungan dari hal-hal

berikut:

1) Ketidakpahaman personel

2) Informasi terdokumentasikan

3) Sumber daya laboratorium

4) Sikap dan perilaku

Ketidak sesuaiain teridentifikasi, maka tahapan tindakan

perbaikan berikut dilakukan:

1) Perbaikan

208Ibid, hlm. 392-393

Page 187: MANAJEMEN LABORATORIUM

179

2) Tindakan perbaiakan

Peninjauan ketidaksesuaian

Penetapan skala prioritas tindakan perbaiakan

Penetapan tindakan perbaiakan

Penerpan tindakan perbaikan

Penerapan tindakan perbaikan

Peninjauan dan pemantauan tindakan perbaikan

Audit tindak lanjut

Rekaman tindakan perbaiakan209

g. Audit internal

Dalam penerapannya audit internal didasarkan pada 6 prinsip

berikut:

1) Integritas

2) Pemaparan yang adil

3) Pemeliharaan professional

4) Kerahasiaan keamanan informasi

5) Kemandirian

6) Pendekatan berbasis bukti210

1. Kaji Ulang Manajemen

Tujuan kaji ulang manajemen adalah mengevaluasi efektivitas dan

efisiensi penerapan sistem manajemen mutu laboratorim, sehingga

dapat:

1) Membantu mencapai kebijakan dan sasaran mutu laboratorium

209Ibid, hlm. 420-423210Ibid, hlm. 427-428

Page 188: MANAJEMEN LABORATORIUM

180

2) Membantu mengendalikan operasional laboratorium

3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja laboratorium

dengan mengurangi ketidaksesuaian.

4) Memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhannya211

211Ibid, hlm. 491

Page 189: MANAJEMEN LABORATORIUM

181

BAB XII

JENJANG JABATAN PRANATA

LABORATORIUM PENDIDIKAN

A. Pranata Laboratorium Pendidikan

Jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

pertama kali tertuang pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

03 Tahun 2010. Salah satu pertimbangan penting yang mendasari

penetapan jabatan fungsional Pranata Laboratorium Pendidkan,

yang dikenal dengan singkatan PLP adalah dalam rangka

pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai

Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium pada

lembaga pendidikan212. Pengelola laboratorium di lembaga

pendidikan jika belum diangkat menjadi jabatan fungsional

dikenal dengan beberapa istilah yaitu laboran, analis, teknisi dan

instruktur.

Pranata Laboratorium Pendidikan merupakan salah satu

jabatan fungsional yang termasuk dalam rumpun jabatan

212 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Nomor 03 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata LaboratoriumPendidikan dan Angka Kreditnya, h.1.

Page 190: MANAJEMEN LABORATORIUM

182

fungsional Pegawai Negeri Sipil lainnya, seperti Pustakawan,

Pranata Komputer dan Arsiparis. Jabatan fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan adalah jabatan yang mempunyai ruang

lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

melaksanakan pengelolaan Laboratorium Pendidikan213.

Pengelolaan laboratorium yang dimaksud meliputi perencanaan

kegiatan laboratorium; pengoperasian peralatan dan penggunaan

bahan; pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan;

pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan pengembangan

kegiatan laboratorium214.

Pranata Laboratorium Pendidikan mengelola 4 tipe

laboratorium, 2 kategori bahan laboratorium dan 3 kategori

peralatan. Tipe laboratorium yang tercantum di dalam Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

145 Tahun 2014 yaitu

a. Laboratorium Tipe I yaitu laboratorium ilmu dasar yang

terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau

unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan

dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan

kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan

kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.

213 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan FungsionalPranata Laboratorium Pendidikan, Bab I, h.5.214 Ibid., h. 9.

Page 191: MANAJEMEN LABORATORIUM

183

b. Laboratorium Tipe II yaitu laboratorium ilmu dasar yang

terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (Semester I, II),

atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan

dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan

kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan

kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan

mahasiswa

c. Laboratorium Tipe III yaitu laboratorium bidang keilmuan

terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana

teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan

dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2, dan 3, dan

bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus

untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian

mahasiswa dan dosen

d. Laboratorium Tipe IV yaitu laboratorium terpadu yang

terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit

pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau

pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1, 2,

dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum

dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.

Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang

diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi

dalam skala terbatas. Kategori bahan yang digunakan di

laboratorium yaitu bahan umum dan bahan khusus. Bahan umum

Page 192: MANAJEMEN LABORATORIUM

184

adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan

dan persyaratan khusus, sedangkan bahan khusus adalah bahan

yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan

khusus. Peralatan laboratorium adalah mesin, perkakas,

perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus

dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam

skala terbatas. Peralatan laboratorium yang dikelola terdiri dari

peralatan kategori 1 yaitu peralatan yang cara pengoperasian dan

perawatannya mudah, risiko penggunaan rendah,

akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja

sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan

panduan (SOP, manual); peralatan kategori 2 yaitu peralatan yang

cara pengoperasian dan perawatannya sedang, risiko penggunaan

sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem

kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan

pelatihan khusus/tertentu; dan peralatan kategori 3 yaitu peralatan

yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, risiko

penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi,

serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan

pelatihan khusus/ tertentu dan bersertifikat.

Peraturan-peraturan yanng berkaitan dengan jabatan

fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan, diantaranya terdapat

di dalam peraturan-peratutan berikut ini:

a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2010 tentang Jabatan

Page 193: MANAJEMEN LABORATORIUM

185

Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka

Kreditnya.

b. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala

Badan Kepegawaian Negara Nomor 02/V/PB/2010 dan Nomor

13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Fungsional PranataLaboratorium Pendidikan dan Angka

Kreditnya.

c. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2013 tentang Tunjangan

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.

d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 145 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan

Angka Kreditnya.

e. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014.

f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan

Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.

B. Jenjang Jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2019 menetapkan bahwa

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan terdiri atas

kategori keterampilan dan kategori keahlian. Jenjang Jabatan

Page 194: MANAJEMEN LABORATORIUM

186

Pranata Laboratorium Pendidikan untuk kategori keterampilan,

terdiri atas:

a. Pranata Laboratorium Pendidikan Terampil

b. Pranata Laboratorium Pendidikan Mahir dan

c. Pranata Laboratorium Pendidikan Penyelia.

Sedangkan Jenjang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium

Pendidikan kategori keahlian terdiri atas:

a. Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama

b. Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Muda dan

c. Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Madya.

Tunjangan jabatan fungsional Pranata Laboratorium

Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun

2013 menyatakan terdapat perbedaan besaran tunjangan jabatan

berdasarkan jenjang jabatannya. Pemberian tunjangan menimbang

atas dasar bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan

ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan, perlu diberikan tunjangan jabatan

fungsional yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab

pekerjaannya. Besarnya tunjangan jabatan dapat dilihat pada Tabel

13.1 berikut ini.

Tabel 13.1 Besaran Tunjangan Jabatan Fungsional

Berdasarkan Jenjang Jabatan Pranata Laboratorium

Pendidikan

Page 195: MANAJEMEN LABORATORIUM

187

Jabatan Fungsional Kategori Jenjang Tunjangan

Pranata

Laboratorium

Pendidikan

Keterampilan

Terampil Rp

360.000,00

Mahir Rp

450.000,00

Penyelia Rp

780.000,00

Keahlian

Ahli

Pertama

Rp

540.000,00

Ahli

Muda

Rp

960.000,00

Ahli

Madya

Rp

1.260.000,00

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi Pranata

Laboratorium Pendidikan dilakukan melalui pengangkatan

pertama, perpindahan dari jabatan lain dan promosi215.

a. Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan untuk mengisi

lowongan kebutuhan dari calon PNS.

1) Kategori Keterampilan

215Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan FungsionalPranata Laboratorium Pendidikan, Bab VI , h.58.

Page 196: MANAJEMEN LABORATORIUM

188

Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan Kategori Keterampilan melalui

pengangkatan pertama, harus memenuhi persyaratan:

berstatus PNS

memiliki integritas dan moralitas yang baik

sehat jasmani dan rohani

berijazah paling rendah D-3 (Diploma-Tiga) dengan

bidang pendidikan yang relevan dengan jenis

laboratorium yang dikelola

mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi

manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar

kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina

dan

nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1

(satu) tahun terakhir.

2) Kategori Keahlian

Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian melalui

pengangkatan pertama harus memenuhi persyaratan:

berstatus PNS

memiliki integritas dan moralitas yang baik

sehat jasmani dan rohani

memiliki ijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4

(Diploma-Empat) dengan bidang pendidikan yang

relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola

Page 197: MANAJEMEN LABORATORIUM

189

mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi

manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar

kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina

dan

memiliki nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik

dalam 1 (satu) tahun terakhir.

b. Perpindahan dari jabatan lain

Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium

Pendidikan melalui perpindahan dari jabatan lain harus

mempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang Jabatan

Fungsional yang akan diduduki dan dengan ketentuan sebagai

berikut:

berstatus PNS

memiliki integritas dan moralitas yang baik

sehat jasmani dan rohani

memiliki ijazah paling rendah D-3 (Diploma-Tiga)

dengan bidang pendidikan yang relevan dengan jenis

laboratorium yang dikelola untuk Jabatan Fungsional

Pranata Laboratorium Pendidikan Kategori

Keterampilan

memiliki ijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4

(Diploma-Empat) dengan bidang pendidikan yang

relevan dengan jenis laboratorium yang dikelola untuk

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

Kategori Keahlian

Page 198: MANAJEMEN LABORATORIUM

190

mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi

manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar

kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina

memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di

bidang pengelolaan Laboratorium paling sedikit 2 (dua)

tahun

nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2

(dua) tahun terakhir dan

berusia paling tinggi:

53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan

menduduki Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan kategori Keterampilan

dan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium

Pendidikan Ahli Pertama dan Pranata Laboratorium

Pendidikan Ahli Muda; dan

55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan

menduduki Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan Ahli Madya.

c. Promosi

Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium

Pendidikan melalui promosi harus mempertimbangkan

kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional yang akan

diduduki dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Page 199: MANAJEMEN LABORATORIUM

191

mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi

manajerial, dan kompetensi sosial kultural sesuai standar

kompetensi dan

nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua)

tahun terakhir.

Kenaikan pangkat dan jabatan Pranata Laboratorium

Pendidikan ditetapkan berdasarkan jumlah Angka Kredit yang

dimiliki setelah ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang

menetapkan Angka Kredit. Angka kredit Pranata Laboratorium

Pendidikan didapatkan dari unsur kegiatan tugas Jabatan

Fungsional yang terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang216.

Unsur utama terdiri dari:

a. Pendidikan

b. Pengelolaan laboratorium

c. Pengembangan profesi.

Sedangkan unsur penunjang terdiri dari:

a. pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis di bidang

pengelolaan Laboratorium

b. pemberian bimbingan di bidang pengelolaan Laboratorium

c. peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pengelolaan

Laboratorium

d. keanggotaan dalam organisasi profesi Jabatan Fungsional

Pranata Laboratorium Pendidikan

216Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan FungsionalPranata Laboratorium Pendidikan, Bab IV.

Page 200: MANAJEMEN LABORATORIUM

192

e. keanggotaan dalam Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional

Pranata Laboratorium Pendidikan

f. perolehan penghargaan/tanda jasa dan perolehan ijazah/gelar

kesarjanaan lainnya.

Kenaikan pangkat dan jabatan Pranata Laboratorium

Pendidikan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan

kebutuhan jabatan. Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat

dan Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan217. Salah

satu syarat untuk kenaikan pangkat dan jabatan adalah

tercapainya angka kredit kumulatif. Pranata Laboratorium

Pendidikan kategori keterampilan wajib mengumpulkan angka

kredit setiap tahunnya paling sedikit 5 angka kredit untuk PLP

Terampil; 12,5 untuk PLP Mahir dam 25 untuk PLP Penyelia.

Pencapaian angka kredit setiap tahunnya untuk Pranata

Laboratorium Pendidikan untuk kategori Keahlian adalah paling

sedikit 12,5 untuk PLP Ahli Pertama; 25 untuk PLP Ahli Muda

dan 37,5 untuk PLP Ahli Madya.

Jumlah angka kredit kumulatif yang dibutuhkan untuk

kenaikan pangkat dan jabatan dapat dilihat pada tabel 13.2, Tabel

13.3, Tabel 13.4, dan Tabel 13.5 .

217Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan FungsionalPranata Laboratorium Pendidikan, Bab IV XII, h.75.

Page 201: MANAJEMEN LABORATORIUM

193

Tabel 13. 2 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata

Laboratorium Pendidikan Kategori Keterampilan dengan

Pendidikan Diploma III

N

oUnsur

Persenta

se

Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan

Angka Kredit

Teramp

ilMahir Penyelia

II/

c

II

/

d

III/aIII/

b

III/

cIII/d

I

Unsur Utama

606

060 60 60 60

A. Pendidikan

1. Pendidika

n Formal

2. Diklat

B. Pengelolaa

n

Laboratoriu

m≥80% -

1

632

6811

2192

C. Pengemban

gan Profesi4

IIUnsur

Penunjang≤20% - 4 8 18 28 48

Page 202: MANAJEMEN LABORATORIUM

194

Penunjang

kegiatan yang

mendukung

pelaksanaan

tugas Pranata

Laboratorium

Pendidikan

Jumlah100%

608

0

1

0

0

15

0

20

0

30

0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

Page 203: MANAJEMEN LABORATORIUM

195

Tabel 13. 3 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata

Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan

Strata-1 atau Diploma IV

N

oUnsur

Persent

ase

Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan

Angka Kredit

Ahli

PertamaAhli Muda Ahli Madya

III/

a

III

/ b

III/

cIII/d

IV/

a

IV/

b

IV/

c

I

Unsur Utama

10

0

10

0

10

0100

10

0

10

0

10

0

A.Pendidika

n

1. Pendidika

n Formal

2. Diklat

B. Pengelola

an

Laboratori

um ≥80% - 40 80

114

24

0

36

0

48

0C. Pengemba

ngan

Profesi

6

Page 204: MANAJEMEN LABORATORIUM

196

II

Unsur

Penunjang

Penunjang

kegiatan yang

mendukung

pelaksanaan

tugas Pranata

Laboratorium

Pendidikan

≤20% - 10 20 80 60 9012

0

Jumlah

10

0

%

10

0

15

0

20

0

3

0

0

40

0

55

0

70

0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

Page 205: MANAJEMEN LABORATORIUM

197

Tabel 13. 4 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata

Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan

Strata-2

N

oUnsur

Persent

ase

Jenjang Jabatan Golongan Ruang dan

Angka Kredit

Ahli

Perta

ma

Ahli Muda Ahli Madya

III/ bIII/

cIII/d

IV/

a

IV/

b

IV/

c

I

Unsur Utama

15015

0150

15

0

15

0

15

0

A.Pendidikan

1. Pendidika

n Formal

2. Diklat

B. Pengelolaa

n

Laboratori

um ≥80% - 38

114

20

0

32

0

44

0C. Pengemba

ngan

Profesi

6

Page 206: MANAJEMEN LABORATORIUM

198

II

Unsur

Penunjang

Penunjang

kegiatan yang

mendukung

pelaksanaan

tugas Pranata

Laboratorium

Pendidikan

≤20% - 10 30 50 8011

0

Jumlah10

0%150

20

0

3

0

0

40

0

55

0

70

0

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

Page 207: MANAJEMEN LABORATORIUM

199

Tabel 13. 3 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk

Pengangkatan Dan Kenaikan Pangkat/ Jabatan Pranata

Laboratorium Pendidikan Kategori Keahlian dengan Pendidikan

Strata-3

N

oUnsur

Persentas

e

Jenjang Jabatan Golongan Ruang

dan Angka Kredit

Ahli Muda Ahli Madya

III/

cIII/d

IV/

a

IV/

b

IV/

c

I

Unsur Utama

200 200 200 200 200

A.Pendidikan

1. Pendidikan

Formal

2. Diklat

B. Pengelolaan

Laboratorium≥80% -

76

160 280 400C. Pengembang

an Profesi6

II

Unsur Penunjang

Penunjang

kegiatan yang

mendukung

pelaksanaan

≤20% - 20 40 70 100

Page 208: MANAJEMEN LABORATORIUM

200

tugas Pranata

Laboratorium

Pendidikan

Jumlah100

%200

30

0400 550 700

Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang

Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan

Page 209: MANAJEMEN LABORATORIUM

201

BAB XIII

LABORAN PENDIDIKAN

A. Etika Laboran Pendidikan Sekolah

Tenaga laboratorium adalah tenaga kependidikan yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses

pendidikan di laboratorium sekolah, meliputi laboran dan

teknisi. Laboran adalah tenaga laboratorium dengan keterampilan

tertentu yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah tenaga

laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang

lebih tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah.

Fungsi dasar laboratorium adalah memfasilitasi dukungan

proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi misi dan tujuannya.

Laboratorium sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk

pengembangan penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam

mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium

didukung oleh tiga faktor, yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya,

tenaga laboratorium, serta bimbingan pendidik yang diperoleh peserta

didik dalam melakukan tugas-tugas praktik.

Page 210: MANAJEMEN LABORATORIUM

202

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu etos yang berarti

karakter, watak, kesusilaan dan adat kebiasaan. Etika adalah aturan-

aturan yang disepakati bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan

kerjanya seperti keguruan, pengobatan dan sebagainya.218 Secara

umum, etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat

diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan

memutuskan pola pola perilaku yang sebaik-baiknya berdaarkan

timbangan moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia

dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai

dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan

terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan

harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong

menolong dan seterusnya.219 Perilaku etika dapat meliputi :

a. Pertanggungjawaban (responsibility)

b. Pengabdian (dedication)

c. Kesetiaan (loyalitas)

d. Kepekaan (sensitivity)

e. Persamaan (equality)

f. Kepantasan (equity).220

218 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta:Bee media, 2012), cet ke-3, hal. 45-47.

219 Soetjipto dan Raflis kosasi, profesi keguruan, (Jakarta: RinekaCipta, 2009), hal. 53.

220 Satory, Djam’an dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: UniversitasTerbuka, 2008), hal.85.

Page 211: MANAJEMEN LABORATORIUM

203

B. Profesi Laboran

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Suatu profesi erat

kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan

sendirinya menuntut keahlian pengetahuan, dan keterampilan tertentu.

Dalam pengeertian profesi telah tersiart adanya suatu keharusan

kompetensi agar profesi itu sebaik-baiknya. Kompetensi sngat

diperlukan untuk melaksanakan fungsi profesi. Dalam masyarakat

seperti model dewasaa ini, profesi menunjuk penampilan membuat

keputusan yang tepat. Dan kemampuan yang tepat membuat

kebijaksanaan yang tepat. Untuk itu diperlukan banyak keterangan

yang lengkap agar jangan menimbulkan kesalahan yang merugikan

baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Ciri-ciri profesi antara lain:

a. Jabatan tersebut harus merupakan suatu layanan yang

khas dan esensial dengan jelas dapat dibedakan dari jabatan

yang lain.

b. Untuk pelaknaannya tidak sekedar diperlukan keterampilan

(skill) tetapi juga kemampuan yang intelektual.

c. Diperlukan suatu masa study dan latihan khusus yang cukup

lama

d. Para praktisinya secara individual atau kelompok. Memiliki

otonomi dalam bidangnya.

e. Tindakan keputusannya dapat diterima oleh para praktisi yang

bertanggung jawab.

Page 212: MANAJEMEN LABORATORIUM

204

f. Layanaan tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan

ekonomi.

g. Memiliki suatu kode etik.

Tujuan kode etik pada dasarnya merumuskan kode etik dalam

suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan

organisasi profesi itu sendiri. secara umum tujuan kode etik adalah

sebagai berikut:

a. Menjunjung tinggi martabat profesi dalam karya ilmiah

dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan

pesan dari pihak luar atau dari masyarakat agar tidak

memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan.

Kode etik juga sering disebut kode kehormatan.

b. Untuk menjaga kesejahteraan para anggota dalam hal

kesejahteraan lahir para anggota profesi. Kode etik

umumnya memuat larangan-larangan kepada para

anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan,

kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada

para anggotanaya untuk melaksanakan profesinya.

c. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Selain itu

tujuan kode etik dapat juga meningkatkan kegiatan

pengabdian profesi sehingga bagi para anggota profesi

Page 213: MANAJEMEN LABORATORIUM

205

dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung

jawab dalam melaksanakannya tugasnya.221

Personil laboratorium memegang peranan penting dalam

penyelenggaraan kegiatan laboratorium. Personil yang tidak kompeten

sudah pasti akan berdampak pada rendahnya kualitas kegiatan

laboratorium, dan akan sangat beresiko terjadinya kecelakaan di

laboratorium. Oleh karena itulah, maka personil laboratorium IPA

harus memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhannya. Kepala

laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang

sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses

pembelajaran di sekolah melalui kegiatan yang ada di laboratorium.

Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, kepala laboratorium

sekolah juga merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan

adanya kualifikasi manajerial sebagai kepala laboratorium, yang

memiliki perencanaan, pengorganisasian dan lainnya untuk mencapai

tujuan.

Manajemen yang baik merupakan hal yang esensial bagi semua

sumber daya yang ada untuk dapat difungsikan dan memberikan

pengaruh secara maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi

pendidikan. Dengan kata lain, pentingnya manajemen efektif sangat

signifikan bagi keberhasilan murid dalam semua jenis dan jenjang

lembaga pendidikan. Dalam organisasi yang berlangsung aktivitas

manajerial yang mewujudkan usaha bersama dari sejumlah orang untuk

221 Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta:Bee media, 2012), cet ke-3,hal. 50.

Page 214: MANAJEMEN LABORATORIUM

206

mencapai tujuan. Karena itu dalam proses manajemen dibuat rencana,

ditetapkan pelaksanaan kegiatan, dibagi tugas-tugas, diberikan imbalan,

diberikan tanggungjawab dan diawasi serta dievaluasi hasil yang

dicapai.

Laboratorium sekolah merupakan organisasi dan wadah bagi

aktivitas dan fungsi manajemen yang dijalankan oleh para kepala atau

pimpinan bersama dengan anggotanya. Dalam konteks ini, organisasi

pendidikan khususnya sistem persekolahan merupakan salah satu

wadah bagi aktivitas manajemen. Dengan kata lain proses manajemen

hanya berlangsung dalam organisasi, baik organisasi bisnis,

pemerintahan maupun organisasi pendidikan yang memadukan sumber

daya material untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut

Winardi manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan

pengawasan yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta mencapai

sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya.222

Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan

mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui.

Tindakan perencanaan diikuti oleh proses pengorganisasian sebagai

suatu tindakan mendistribusikan pekerjaan kepada kelompok yang ada

dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan. Setelah itu

dilakukan proses menggerakan yaitu upaya merangsang atau

mendorong anggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas

222 Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju,1990), h. 21.

Page 215: MANAJEMEN LABORATORIUM

207

mereka dengan kemauan secara suka rela dan secara antusias. Setelah

rencana ditetapkan, ditentukan kapan dan siapa yang melaksanakannya

dengan membagi pekerjaan dan mendorong personil melaksanakannya

maka dilakukan pengawasan sebagai tindakan mengawasi pekerjaan

agar terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan.223

C. Deskripsi Tugas Laboran Laboratorium

1. Menginventarisasi Bahan Praktikum Dalam menginventarisasi

bahan praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Mencatat bahan laboratorium Laboran melakukan pencatatan

dan mendokumentasikan bahan-bahan yang ada di

laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir tahun

pelajaran, baik secara manual dengan buku inventaris bahan

maupun menggunakan komputer.

b. Mencatat penggunaan bahan laboratorium Laboran

melakukan pencatatan dan mendokumentasikan penggunaan

bahanbahan yang ada di laboratorium secara berkala pada

setiap awal dan akhir kegiatan praktikum. Pencatatan

dilakukan menggunakan buku penggunaan bahan dan

menggunakan komputer.

c. Melaporkan penggunaan bahan laboratorium Setelah

melakukan pencatatan, laboran melaporkan penggunaan

bahanbahan yang ada di laboratorium secara berkala pada

223 http://repository.uinsu.ac.id/705/3/BAB_I.pdf

Page 216: MANAJEMEN LABORATORIUM

208

setiap awal dan akhir kegiatan praktikum kepada kepala

laboratorium.

2. Mencatat Kegiatan Praktikum Dalam mencatat kegiatan

praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut.

a. Mencatat kehadiran guru dan peserta didik Dalam setiap

kegiatan di laboratorium, laboran harus membuat daftar

hadir sebagai bukti pencatatan kehadiran guru dan peserta

didik di laboratorium. Pencatatan kehadiran dapat dibuat

dalam bentuk buku daftar hadir. Rekapitulasi daftar hadir

dilaporkan kepada kepala laboratorium.

b. Mencatat penggunaan alat Laboran melakukan pencatatan

dan mendokumentasikan penggunaan peralatan yang ada di

laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir

kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual

dengan buku penggunaan alat dan menggunakan komputer.

c. Mencatat penggunaan penuntun praktikum Laboran

melakukan pencatatan dan mendokumentasikan

penggunaan penuntun praktikum yang disediakan

laboratorium secara berkala pada setiap awal dan akhir

kegiatan praktikum. Pencatatan dilakukan secara manual

dengan buku penggunaan penuntun dan menggunakan

komputer.

d. Mencatat kerusakan alat Jika dari hasil pemeriksaan

peralatan ditemukan alat yang rusak, laboran melakukan

Page 217: MANAJEMEN LABORATORIUM

209

pencatatan dan melaporkan kepada kepala laboratorium

agar peralatan tersebut dapat diperbaiki.

e. Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara

periodik Laboran melaporkan hasil kegiatan pengelolaan

dan kegiatan di laboratorium kepada kepala laboratorium

secara periodik dan tertulis.

3. Merawat Ruang Laboratorium Sekolah/Madrasah Dalam

merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah, laboran

melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Menata ruang laboratorium Kegiatan ini dilakukan secara

periodik terhadap seluruh ruangan yang ada di laboratorium

tempat laboran bekerja pada sebelum dan sesudah

pemakaian agar kenyamanan, kerapihan, kesehatan, dan

keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian

dari kegiatan pemeliharaan laboratorium. Contoh kegiatan

ini adalah membuat tata letak (layout) ruangan, tata letak

peralatan, dan fasilitas pendukung laboratorium.

b. Menjaga kebersihan ruangan laboratorium Substansi

kegiatan ini sama seperti kegiatan membersihkan alat dan

bahan. Hal yang membedakan adalah objek yang

dibersihkannya, yaitu seluruh ruangan yang ada di

laboratorium tempat laboran bekerja. Setiap hari kerja

laboran menjaga kebersihan ruangan laboratorium pada

sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan,

kerapian, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga.

Page 218: MANAJEMEN LABORATORIUM

210

Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan

laboratorium.

c. Mengamankan ruang laboratorium Laboran setiap hari

menjaga keamanan ruang laboratorium, baik pada sebelum

dan sesudah laboratorium digunakan. Sebelum

meninggalkan ruangan laboratorium, laboran harus

memastikan ruangan laboratorium sudah dalam kondisi

aman. Contoh kegiatan ini adalah memastikan pintu

laboratorium sudah terkunci dan peralatan listrik tidak

menyala.

4. Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium

Sekolah/Madrasah Dalam mengelola bahan dan peralatan

laboratorium sekolah/madrasah, laboran melakukan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut.

a. Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum

Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,

laboran harus mengklasifikasikan bahan dan alat sesuai

dengan kebutuhan dan penggunaannya. Laboran dapat

mengklasifikasikan alat dan bahan sesuai dengan kategori

alat dan bahan, sesuai dengan judul percobaan, dan risiko

penggunaan alat dan bahan.

b. Menata bahan dan peralatan praktikum Kegiatan ini

dilakukan oleh laboran secara berkala terhadap seluruh alat

dan bahan yang ada di laboratorum pada sebelum dan

sesudah pemakaian agar kualitasnya tetap terjaga. Kegiatan

Page 219: MANAJEMEN LABORATORIUM

211

ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan alat dan

bahan dan berlaku juga bagi bahan yang tidak digunakan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan

bahan selama berada di laboratorium dan harus dilakukan

sesuai dengan jadwal dan sesuai POS yang tersedia,

misalnya dengan pelepasan kotoran, pengemasan ulang, dan

penyimpanannya dalam ruang yang sesuai dengan

persyaratan bahan agar terhindar dari kerusakan.

c. Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas

laboratorium Secara berkala dan berpedoman POS

pemeriksaan, laboran melakukan pemeriksaan dan

mengidentifikasi gejala kerusakan pada peralatan, bahan

dan fasilitas laboratorium. Jika ditemukan peralatan yang

rusak, laboran mencatat untuk menentukan langkah

perbaikan. Jika ditemukan bahan yang sudah kedaluwarsa

dan tidak layak pakai, laboran dapat melakukan

penggantian.

d. Menjaga kebersihan alat laboratorium Setiap hari kerja

laboran menjaga kebersihan peralatan laboratorium pada

sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan,

kerapihan, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan

bahan selama berada di laboratorium dan sesuai dengan

POS yang tersedia, misalnya dengan pelepasan kotoran,

pengemasan ulang, dan penyimpanannya dalam ruang yang

Page 220: MANAJEMEN LABORATORIUM

212

sesuai dengan persyaratan bahan agar terhindar dari

kerusakan.

e. Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium Laboran

setiap hari melakukan pemeriksaan peralatan dan bahan,

baik pada sebelum dan sesudah digunakan. Laboran harus

memastikan bahwa peralatan dan bahan laboratorium sudah

dalam kondisi aman untuk digunakan oleh guru dan peserta

didik. Laboran mencatat hasil pemeriksaan pada formulir

pemeriksaan.

5. Melayani Kegiatan Praktikum Dalam melayani kegiatan

praktikum, laboran melakukan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut.

a. Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum Pada

kegiatan praktikum laboran menyiapkan bahan yang

biasanya merupakan kegiatan rutin yang berulang dengan

siklus harian atau mingguan dan tergantung pada jumlah

materi praktikum yang tertuang pada buku penuntun dan

jumlah mata percobaan pada praktikum di suatu

laboratorium. Setiap bahan biasanya memiliki karakteristik

dan dosis yang berbeda dan perlu diracik sebelum

digunakan. Oleh karena itu, kegiatan penyiapannya

mencakup pemeriksaan ulang kelengkapan bahan,

peracikan, serta pengembaliannya ke tempat asal jika

dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya

seluruh jenis dan jumlah bahan, termasuk aksesorinya, di

Page 221: MANAJEMEN LABORATORIUM

213

meja praktik peserta didik sesuai dengan daftar cek yang

tersedia.

b. Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum

Pada setiap kegiatan praktikum laboran menyiapkan

peralatan yang biasanya merupakan kegiatan rutin dan

berulang dengan siklus harian atau mingguan yang

tergantung pada jumlah materi praktikum dan jumlah mata

percobaan pada praktikum di suatu laboratorium. Peralatan

biasanya memiliki dimensi yang cukup besar dan bersifat

seperti desktop serta perlu pemanasan sebelum dioperasikan.

Oleh karena itu, kegiatan penyiapannya mencakup

pemeriksaan ulang kelengkapan alat dan pengondisi/

pemanas (conditioning/warm up), serta pengembaliannya ke

tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah

tersedianya seluruh jenis dan jumlah peralatan, termasuk

aksesorinya, di meja praktik peserta didik sesuai dengan

daftar cek yang tersedia.

c. Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan

praktikum Laboran harus dapat memberikan pelayanan

prima kepada guru dan peserta didik sebagai pengguna

fasilitas laboratorium. Pelayanan itu berupa ketersediaan

alat, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya yang siap

digunakan dan selalu dalam kondisi baik pada pelaksanaan

praktikum.

Page 222: MANAJEMEN LABORATORIUM

214

d. Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum Pada setiap

kegiatan praktikum, laboran juga harus menyiapkan

kelengkapan pendukung kegiatan praktikum, antara lain

lembar kerja, lembar rekam data, dan kelengkapan lainnya.

Kegiatan ini dilakukan berulang dengan siklus harian atau

mingguan yang tergantung pada jumlah materi praktikum

dan jumlah mata percobaan pada praktikum di laboratorium.

Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh

kelengkapan pendukung praktikum di meja praktik peserta

didik sesuai dengan daftar cek yang tersedia.

6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Sekolah/Madrasah

a. Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja Laboran

menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

dalam bentuk instruksi kerja urutan tindakan yang benar

dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja secara sehat

dan selamat di laboratorium. Teknisi memiliki risiko kerja

tinggi sehubungan dengan bahan dan peralatan yang

dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan dan

pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut.

Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis,

atau radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium

juga metode pencegahan dan penanganannya jika terjadi

kecelakaan kerja. POS K3 yang harus disusun misalnya

adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE), POS

Page 223: MANAJEMEN LABORATORIUM

215

bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti

kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti

tumpahan bahan kimia dan terjadi luka), dan POS

pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

b. Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium Dengan berpedoman pada POS K3 yang telah

disusun, pada sebelum dan saat melakukan kegiatan

praktikum, teknisi dan peserta praktikum wajib

menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja.

c. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai

dengan prosedur yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan

oleh teknisi berupa serangkaian kegiatan untuk

mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar

bahan B3 yang dikelola agar terjaga dengan baik dan dapat

digunakan kembali untuk kegiatan berikutnya. Ketika

menangani bahan berbahaya dan beracun, teknisi harus

menggunakan peralatan dan bahan pelindung diri agar tidak

terkontaminasi.

d. Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur

yang berlaku Kegiatan ini dilaksanakan oleh teknisi berupa

serangkaian kegiatan untuk menangani limbah berupa

mengumpulkan, memilah, dan menyimpan secara benar

sehingga bahan tersebut tidak membahayakan.

e. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan Jika

terjadi kecelakaan di ruang laboratorium, teknisi harus

Page 224: MANAJEMEN LABORATORIUM

216

segera memberikan pertolongan pertama dengan fasilitas

P3K yang ada di laboratorium. Jika pertolongan yang

diberikan tidak mencukupi, teknisi melaporkan kepada

kepala laboratorium agar korban kecelakaan dapat segera

dibawa ke rumah sakit.224

Sedangkan Kompetensi laboran adalah sebagai berikut.

a. Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi

dalam:

1. menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,

mantap, dan berakhlak mulia; dan

2. menunjukkan komitmen terhadap tugas.

b. Kompetensi sosial yang meliputi kompetensi dalam

1. bekerja sama dalam pelaksanaan tugas; dan

2. berkomunikasi secara lisan dan tulisan

c. Kompetensi administratif yang meliputi kompetensi

dalam

1. menginventarisasi bahan praktikum; dan

2. mencatat kegiatan praktikum.

d. Kompetensi profesional yang meliputi kompetensi

dalam:

1. merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah;

2. mengelola bahan dan peralatan laboratorium

sekolah/madrasah;

224 Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan DasarDan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga KependidikanKementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja TenagaLaboratorium Sekolah/Madrasah. 2017. Hal. 27

Page 225: MANAJEMEN LABORATORIUM

217

3. melayani kegiatan praktikum; dan

4. menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium sekolah/madrasah.225

E. Laboran di perguruan tinggi

Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas

mhasiswa atau dosen di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Laboran

punya banyak peran yang cukup besar dan juga tidak selalu berada di

belakang layar. Karena laboran harus memiliki beberapa keahlian,

diantaranya sebagai teknisi, yaitu orang yang berperan untuk

beroperasinya peralatan laboratorium. Untuk kualifikasinya sendiri,

biasanya seorang laboran merupakan sumberdaya manusia yang

mempunyai kompetensi dan pemahaman laboratorium dengan

kualifikasi akademik minimum Diploma (D-3). Seorang laboran juga

harus tekun, cakap berkomunikasi, kreatif dan inovatif dalam bidang

pengelolaan laboratorium yang sangat bermanfaat dan yang dapat

berupa :

1. Pengembangan kinerja peralatan dan bahan yang ada di

laboratorium

2. Pengembangan metode kerja peralatan yang ada di

laboratorium

225 Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan DasarDan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga KependidikanKementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Panduan Kerja TenagaLaboratorium Sekolah/Madrasah. 2017. Hal. 9

Page 226: MANAJEMEN LABORATORIUM

218

3. Pengembangkan metode pengujian/kalibrasi dan atau produksi

dalam skala terbatas menggunakan peralatan dan bahan yang

ada dilaboratorium

4. Peningkatan mutu produk dalam skala laboratorium

5. Pengembangan sistem pengelolaan laboratorium

6. Pembuatan karya produk inovatif

Kalau dilihat dari peran-perannya, sudah pasti seorang laboran harus

kenal dan terbiasa dengan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium.

Ada beberapa prosedur bagi kita bahkan laboran agar tidak

menyalahgunakan bahan-bahan kimia saat berada di laboratorium

berdasarkan Undang-Undang No. 1/1970, Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan MSDS atau LDKB (Lembar Data Keselamatan

Bahan) atau dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.472 tahun 1996

disebut LDP (Lembar Data Pengaman), yaitu:

1. Pemasangan rambu-rambu K3 meliputi peringatan bahaya

sesuai jenis, golongan bahan kimia atau pestisida harus

dipasang dengan jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat

oleh pekerja.

2. Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas

dalam lembaran PP/PO dengan memperhatikan keamanan,

ketahanan, efektifitas dan efisiensi. Khusus dalam hal drum

(plastik/besi), botol/bejana bertekanan, harus dicantumkan

WARNA yang disesuaikan dengan jenis/golongan gas.

3. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia (pestisida atau bahan

kimia pabrik) harus dicantumkan dengan jelas di dalam lembar

Page 227: MANAJEMEN LABORATORIUM

219

PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa : (Labeling,

Informasi dampak bahaya, Informasi P3K, APD, dan

penaganan darurat)

4. Setiap kecelakaan, tumpahan, kebakaran, termasuk kondisi

berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri, haruslah

dilaporkan secepatnya kepada atasan. Berikanlah keterangan

yang benar kepada petugas Investigasi guna memudahkan

pengambilan langkah-langkah perbaikan selanjutnya agar kasus

yang sama tidak terulang kembali.

5. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda

apapun untuk melakukan inspeksi, jika perlu dibuatkan garis

pembatas lintasan alat angkat dan angkut.

6. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar

ditempatkan pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman

dari sumber panas seperti (listrik, api, ruang terbuka)

7. Bahan kimia tidak langsung bersentuhan dengan lantai gudang

(menggunakan alas).

8. Setiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki

gudang penyimpanan bahan kimia atau pestisida dan setiap

pekerja yang memasuki gudang harus memakai APD yang

disyaratkan.

9. Pada setiap penyimpanan bahan kimia atau pestisida harus

dilengkapi dengan LABELING (label isi, safety, resiko bahaya)

dan MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).

Page 228: MANAJEMEN LABORATORIUM

220

10. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk

menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya

antara asam sitrat dan asam nitrat.

11. Setiap pekerja dilarang makan dan minum ditempat

penyimpanan bahan kimia terutama yang beracun.

12. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab

serta adanya rekomendasi dari atasannya dibenarkan menangani

pekerjaan pengangkutan bahan kimia berbahaya.

13. Menaikkan dan menurunkan bahan kimia harus dilakukan

dengan hati-hati, jika perlu buatkan bantalan karet/kayu.

14. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan.

15. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.

16. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula

untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang

terasa boros.226

F. Permendiknas No. 26 Tahun 2008

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008

STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

1. Kualifikasi

Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

226 https://andarupm.co.id/siapa-itu-laboran-yuk-kita-kenalan/

Page 229: MANAJEMEN LABORATORIUM

221

a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan

jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

ditetapkan oleh pemerintah;

b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi

yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Kompetensi

Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah

DIMENSI

KOMPETENSI

KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI

1. Kompetensi

Kepribadian

Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang dewasa,

mantap, dan

berakhlak mulia

1. Bertindak secara

konsisten sesuai

dengan norma agama,

hukum, sosial, dan

budaya nasional

Indonesia.

2. Berperilaku arif

3. Berperilaku jujur

4. Menunjukkan

kemandirian

5. Menunjukkan rasa

percaya diri

6. Berupaya

meningkatkan

kemampuan diri

Menunjukkan 1. Berperilaku disiplin

Page 230: MANAJEMEN LABORATORIUM

222

komitmen terhadap

tugas

2. Beretos kerja yang

tinggi

3. Bertanggung jawab

terhadap tugas

4. Tekun, teliti, dan hati-

hati dalam

melaksanakan tugas

5. Kreatif

dalam memecahkan

masalah yang

berkaitan

dengan tugas

profesinya

6. Berorientasi pada

kualitas

Kompetensi

Sosial

Kompetensi

Administratif

Bekerja sama dalam

pelaksanaan Tugas

1. Menyadari kekuatan

dan kelemahan diri

2. Memiliki wawasan

tentang pihak lain

yang dapat diajak

kerja sama

3. Bekerjasama dengan

berbagai pihak secara

efektif

Page 231: MANAJEMEN LABORATORIUM

223

4.

Berkomunikasi

secara lisan dan

tulisan

1. Berkomunikasi

dengan berbagai

pihak secara santun,

empatik, dan efektif

2. Memanfaatkan

berbagai

peralatan TIK untuk

berkomunikasi

Menginventarisasi

bahan praktikum

1. Mencatat bahan

laboratorium

2. Mencatat penggunaan

bahan laboratorium

3. Melaporkan

penggunaan bahan

laboratorium

Mencatat kegiatan

praktikum

1. Mencatat kehadiran

guru dan peserta didik

2. Mencatat penggunaan

alat

3. Mencatat penggunaan

penuntun praktikum

4. Mencatat kerusakan

alat

Page 232: MANAJEMEN LABORATORIUM

224

5. Melaporkan

keseluruhan kegiatan

praktikum secara

periodik

Kompetensi

Profesional

Merawat ruang

laboratorium

sekolah/madrasah

1. Menata ruang

laboratorium

2. Menjaga kebersihan

ruangan laboratorium

3. Mengamankan ruang

laboratorium

Mengelola bahan

dan peralatan

laboratorium

sekolah/madrasah

1. Mengklasifikasikan

bahan dan peralatan

praktikum

2. Menata bahan dan

peralatan praktikum

3. Mengidentifikasi

kerusakan bahan,

peralatan, dan

fasilitas laboratorium

4. Menjaga kebersihan

alat laboratorium

5. Mengamankan bahan

dan peralatan

laboratorium

Page 233: MANAJEMEN LABORATORIUM

225

Melayani kegiatan

praktikum

1. Menyiapkan bahan

sesuai dengan

penuntun praktikum

2. Menyiapkan peralatan

sesuai dengan

penuntun praktikum

3. Melayani guru dan

peserta didik dalam

pelaksanaan

praktikum

4. Menyiapkan

kelengkapan

pendukung praktikum

(lembar kerja, lembar

rekam data, dan lain-

lain)

Menjaga kesehatan

dan keselamatan

kerja di

laboratorium

sekolah/madrasah

1. Menjaga kesehatan

diri dan lingkungan

kerja

2. Menggunakan

peralatan kesehatan

dan keselamatan kerja

di laboratorium

3. Menangani bahan-

bahan berbahaya dan

Page 234: MANAJEMEN LABORATORIUM

226

beracun sesuai

dengan prosedur yang

berlaku

4. Menangani limbah

laboratorium sesuai

dengan prosedur yang

berlaku

5. Memberikan

pertolongan pertama

pada kecelakaan

3. Tupoksi Laboran Laboratorium

FUNGSI LABORAN TUGAS POKOK LABORAN

1. Mendata alat dan bahan

praktikum.

1. Mencatat bahan laboratorium.

2. Mencatat penggunaan bahan

laboratorium.

3. Melaporkan penggunaan bahan

laboratorium.

4. Mencatat alat-alat pratikum.

2. Mencatat kegiatan

praktikum.

1. Mencatat kehadiran guru dan peserta

didik.

2. Mencatat penggunaan alat.

3. Mencatat penggunaan penuntun

Page 235: MANAJEMEN LABORATORIUM

227

praktikum.

4. Mencatat kerusakan alat.

5. Melaporkan keseluruhan kegiatan

pratikum secara periodik.

3. Merawat ruang

laboratorium.

1. Menata ruang laboratorium.

2. Menjaga kebersihan ruangan

laboratorium.

3. Mengamankan ruang di dalam

laboratorium.

4. Menjaga kebersihan alat yang ada

laboratorium.

4. Melayani kegiatan

praktikum.

1. Menyiapkan bahan sesuai dengan

penuntun praktikum.

2. Menyiapkan peralatan sesuai dengan

penuntun praktikum.

3. Melayani guru dan peserta didik

dalam pelaksanaan pratikum.

4. Menyiapkan kelengkapan pendukung

pratikum (lembar kerja, rekam data,

dan lain-lain).

5. Menjaga kesehatan dan

keselamatan kerja di

laboratorium.

1. Menjaga kesehatan diri dan

lingkungan kerja.

2. Menggunakan peralatan kesehatan

dan keselamatan kerja di laboratorium.

3. Menangani bahan-bahan berbahaya

Page 236: MANAJEMEN LABORATORIUM

228

dan beracun sesuai dengan prosedur

yang berlaku.

4. Memberikan pertolongan pertama

pada kecelakaan.

Page 237: MANAJEMEN LABORATORIUM

229

BAB XIV

KEPEMIMPINAN DALAM

LABORATORIUM

A. KONSEPSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

a. Pengertian Kepemimpinan

Terminologi kepemimpinan memiliki ruang lingkup dan

sudut pandang yang cukup luas, sehingga muncul beragam definisi

dari para ahli. Tidak ada definisi baku tentang arti kepemimpinan,

bahkan Stogdill mengatakan “terdapat hampir sama banyaknya

definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah

mencoba mendefinisakan konsep tersebut”.227 Meski demikian

bukan berarti tidak ada acuan umum dalam menguraikan

pengertian kepemimpinan. Memimpin berarti mempengaruhi para

bawahan agar mereka mau bekerja dengan baik sesuai dengan

prosedur dan metode kerja yang telah ditetapkan. Ordway Tead

dalam bukunya The Art of Leadership mengemukakan bahwa:

Leadership is the activity of influensing people to cooperaty

toward some goal wich they come to fine desirable.

(Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk

227 RM. Stogdill. Hand Book of Leardership: A Survay of Theory andReseach.(3rd Ed. New York: Free Press, 1990), hal. 58

Page 238: MANAJEMEN LABORATORIUM

230

bekerjasama yang mana mereka mewujudkan kerjasamanya itu

untuk mencapai tujuan yang diinginkan).

Hemhill & Coons (1957) mendefinisikan kepemimpinan

sebagai perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-

aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai

bersama (shared goal). Sementara menurut Herold Koontz,

“Leadership is the art coordinating and motivating individuals and

group to achieve desired inds”. (Kepemimpinan adalah

seni/kemampuan untuk mengkoordinasikan dan menggerakkan

seseorang individu atau kelompok ke arah pencapaian tujuan yang

diharapkan).228

Dari penjabaran di atas, maka kepemimpinan dapat

diartikan sebagai suatu proses kegiatan seseorang untuk

mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu

atau kelompok agar terwujud hubungan kerjasama dalam upaya

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seringkali kepemimpinan

disamakan dengan pemimpin, padahal keduanya memiliki

perbedaan makna. Pemimpin merupakan seseorang yang memiliki

tugas memimpin, sementara kepemimpinan merupakan bakat atau

sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap

orang lain, pola interaksi, hubungan kerjasama antar personalia,

dan kedudukan antar jabatan.

228 C.A. Hunt, J.G. & Hosking, Leaders and Managers: An InternationalPerspective on Managerial Behavior and Leadership. (New York: PergamonPress. 1988.) hal. 92

Page 239: MANAJEMEN LABORATORIUM

231

Seorang pemimpin harus memiliki bakat kepemimpinan,

dalam arti kapasitas kepemimpinan tersebut diperlukan oleh tiap

pemimpin agar berhasil dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya. Kepemimpinan memiliki dua komponen pemahaman,

pertama, kepemimpinan menyangkut fenomena kelompok yang

melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih. Kedua,

kepemimpinan melibatkan proses mempengaruhi, yakni pengaruh

yang sengaja digunakan oleh pemimpin kepada bawahannya.

Keefektifan kepemimpinan menitikberatkan pada kemampuan

seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan para

anggota sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Kepemimpinan dan Manajemen

Kepemimpinan berbeda dengan manajemen, meskipun

keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Barangkali tidak

ada yang mengatakan bahwa mengelola (managing) dan

memimpin (leading) adalah sama, namun tumpang tindih

penggunaan kedua konsepsi tersebut cukup menimbulkan masalah

tersendiri. Pelaksana tugas kepemimpinan adalah pemimpin

(leader) sementara pelaksana tugas manajemen adalah manajer

(manager). Jika kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi

para bawahan agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan

dan prosedur yang ada, sedangkan manajemen merupakan proses

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, untuk

Page 240: MANAJEMEN LABORATORIUM

232

menjalankan tugas-tugas manajemen secara baik, diperlukan pola

kepemimpinan yang baik pula. Kedua hal tersebut secara kualitatif

berbeda, bahkan masing-masing berdiri sendiri (mutually

exclusive). Manajer lebih berorientasi pada stabilitas, sedangkan

pemimpin berorientasi pada inovasi. Para manajer membuat orang

melakukan hal-hal secara efisien, sedangkan para pemimpin

membuat agar orang bersedia melakukan sesuatu hal. Manajer

adalah orang yang melakukan sesuatu dengan baik, sedangkan

pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang baik.229

Dari perspektif tersebut, kepemimpinan (leadership) dan

pengelolaan (management) perlu dilihat sebagai proses yang

berbeda, namun bukan untuk memandang para pemimpin dan

manajer sebagai individu yang berbeda. Stereotype kepemimpinan

dan manajemen merupakan proses-proses yang terpisah, keduanya

dapat lebih mengaburkan pengertian jika kedua proses tersebut

tidak berdiri sendiri-sendiri. Manajemen merupakan proses yang

mengarahkan langkah-langkah anggota kelompok menuju tujuan

tertentu. Proses ini melibatkan teknik-teknik yang digunakan oleh

sekelompok orang untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain.

Kemampuan memanfaatkan dan menggerakkan sumber daya

organisasi merupakan langkah-langkah manajemen, sehingga

seorang manajer tidak harus terjun langsung memberikan instruksi

kepada bawahan, tetapi bagaimana ia dapat mengkoordinasikan

sesuai prosedur. Pada tahap ini, seorang manajer perlu dilengkapi

229 Gery Yukl, Leadership in Organization (Englewood Cliffs, New Jersey:Prentice Hall, 1994),

Page 241: MANAJEMEN LABORATORIUM

233

dengan kemampuan leadership yang baik agar langkah-langkah

manajemen dapat terealisasi secara optimal.

c. Dimensi-dimensi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah sistem yang melibatkan

berbagai komponen pelaksanaan. Paling tidak kepemimpinan

meliputi beberapa dimensi, antara lain:

1. Tujuan kepemimpinan

2. Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/

lembaga (pemimpin).

3. Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi dan

digerakkan (yang dipimpin).

4. Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam

rangka mempengaruhi, mengkoordinasikan dan

menggerakkan.

5. Situasi berlangsungnya kepemimpinan.230

Keefektifan dan keberhasilan kepemimpinan bukan

hanya tergantung dari kemampuan seorang pemimpin,

tetapi juga partisipasi dan komitmen bawahan serta

dukungan iklim organisasi yang kondusif. Tujuan

organisasi merupakan pemahaman, kesepakatan dan

komitmen untuk dilaksanakan secara bersama, tanpa ada

koordinasi antar bagian, terutama melalui pola

230 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman PenyelenggaraanAdministrasi Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 35

Page 242: MANAJEMEN LABORATORIUM

234

kepemimpinan yang baik, maka tujuan organisasi tidak

akan tercapai secara optimal.

d. Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan merupakan proses

mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu-

individu dalam organisasi/ lembaga pendidikan untuk mencapai

tujuan pendidikan. Seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah,

maka ia memiliki peran dalam mempengaruhi, mendorong,

membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa,

orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk beraktivitas/

berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Charles W. Boardman dalam bukunya “Democratic

Supervision in Secondary School” menguraikan bahwa: As the

educational leader of the school he must have the ability to

organize and assist the faculty in formulating a program for the

improvement of instruction in school. He must inspire confidence

in teachers, secure cooperation in developing the supervision

program, and stimulate them into active participation in the effort

to attain its objectives.231

Uraian Charles W. Boardman tersebut menekankan bahwa

seorang pemimpin pendidikan (sekolah) harus memiliki beberapa

keterampilan, yaitu:

231 Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura Aksara,1997), Hal. 28

Page 243: MANAJEMEN LABORATORIUM

235

1. Ia harus memiliki kemampuan mengorganisir dan

membantu staf dalam merumuskan perbaikan program

pembelajaran.

2. Kemampuan memupuk kepercayaan diri guru-guru dan

anggota staf sekolah.

3. Kemampuan membangun kerjasama dalam pengembangan

program supervisi.

4. Kemampuan mendorong para personalia sekolah agar turut

berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan sekolah

yang telah dirumuskan. Kepemimpinan pendidikan

memiliki orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang

lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja

secara optimal dalam mencapai tujuan yang ada. Tujuan ini

meliputi tujuan baik dalam lingkup aktifitas kelas

(pembelajaran), satuan pendidikan, maupun departemental.

B. Kepemimpinan Dalam Laboratorium Pendidikan

a. Kepala Sekolah

Menurut Mulyasa (2008: 25), menyatakan “bahwa kepala

sekolah bertanggung jawab atas menajemen pendidikan secara

makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses

pembelajaran di sekolah”.

Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990 berbunyi bahwa: “Kepala

sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

pendidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana

Page 244: MANAJEMEN LABORATORIUM

236

dan prasarana”. Oleh karena itu, diupayakan peranan laboran

dalam perencanaan, kepemimpinan dan laboratorium dilakukan

secara optimal sehingga berimplikasi terhadap peningkatan mutu

pembelajaran.232

Dengan demikian sebagus apapun suatu laboratorium, bila

tidak didukung oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan

menghasilkan kegiatan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium berjalan sesuai

dengan harapan, maka diperlukan seorang manager (dalam hal ini

kepala laboratorium) yang memahami betul bagaimana

pengelolaan laboratorium dilakukan.

b. Tenaga Laboratorium

Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga

kependidikan yang sangat diperlukan untuk mendukung

peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui

kegiatan laboratorium.

1. Penanggungjawab laboratorium

Bertugas menyusun tata tertib laboratorium, program

kerja laboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan

praktikum; bersama-sama dengan laboran melakukan

inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas;

bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan,

kebersihan dan keindahan lab; bertanggung jawab terhadap

perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan

232 Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990

Page 245: MANAJEMEN LABORATORIUM

237

kebutuhan alat dan bahan kepada Kepala Sekolah; serta

menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman

dan kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di

laboratorium.

2. Laboran

Bertugas memfasilitasi setiap kegiatan laboratorium

yang dilaksanakan sesuai dengan program dan tujuan

penyelenggaraan laboratorium; menyiapkan alat dan bahan

yang diperlukan untuk kegiatan praktikum; memberikan

pelayanan kepada guru dan praktikan selama kegiatan

praktikum berlangsung; melakukan inventarisasi dan

adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab

terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan

lab; serta bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan

prasarana.

Agar laboran dapat bekerja secara optimal, maka

perlu menguasai dan memahami segala sesuatu yang

berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya di laboratorium

seperti administrasi laboratorium, layanan laboratorium,

pemeliharaan dan perawatan laboratorium, pemeliharaan

dan perawatan bahan dan alat-alat laboratorium, serta tugas-

tugas lain yang diberikan oleh penanggung jawab

laboratorium.233

233 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-smk-1-depok-2013.pdf

Page 246: MANAJEMEN LABORATORIUM

238

Sebagaimana tenaga kependidikan lainnya, tenaga

laboratorium sekolah juga merupakan tenaga fungsional. Oleh

karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi dan

sertifikasi. Empat kompetensi utama yang harus dipenuhi sebagai

seorang laboran atau teknisi sebagaimana yang tercantum dalam

Permen No. 26 tahun 2008 tersebut adalah

1. Kompetensi Kepribadian;

2. Kompetensi Sosial;

3. Kompetensi Administratif; dan

4. Kompetensi Profesional.

Adapun Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah

menurut permendiknas ini adalah sebagai berikut:

a. Jalur guru

1. Pendidikan minimal sarjana (S1);

2. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola

praktikum;

3. Memiliki sertifikat kepala laboratorium

sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau

lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

b. Jalur laboran/teknisi

1. Pendidikan minimal diploma tiga (D3);

2. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran

atau teknisi;

Page 247: MANAJEMEN LABORATORIUM

239

3. Memiliki sertifikat kepala laboratorium

sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau

lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah

sebagai berikut:

1. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang

relevan dengan peralatan laboratorium, yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

ditetapkan oleh pemerintah;

2. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium

sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau

lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah

Sedangkan Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah

sebagai berikut:

1. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang

relevan dengan jenis laboratorium, yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

ditetapkan oleh pemerintah;

2. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari

perguruan tinggi yang ditetapkan oleh

pemerintah.234

234 Permen No. 26 tahun 2008

Page 248: MANAJEMEN LABORATORIUM

240

C. Struktur Organisasi Laboratorium

Keberadaan tenaga laboratorium sekolah/madrasah

(TLS/M) merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran

yang fungsinya memberikan pelayanan untuk membantu

tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan

praktikum dilaboratorium merupakan bagian penting dari suatu

proses pembelajaran untuk menumbuhkan budaya sikap ilmiah juga

untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta

didik. Laboratorium sebagai wahana belajar harus mampu

mendukung pengembangan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhanYang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

demokratis, dan bertanggungjawab dalam mendukung

penyelenggaraan pendidikan nasional.

Pelayanan laboratorium dapat berjalan dengan baikdan

profesional apabila tenaga laboratorium kompeten dalam

menjalankan tugas, tanggungjawab, dan wewenang di dalam

mengelola laboratorium pendidikan. Untuk menjalankan fungsinya

sebagai tenaga profesional yang akan memberikan pelayanan

dalam mendukung proses pendidikan disekolah/madrasah,

diperlukan tenaga laboratorium yang mempunyai kualifikasi dan

kompetensi yang disyaratkan. Standar kualifikasi akademik TLS/M

dan kompetensi tenaga laboratorium diamanatkan dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Dalam

Page 249: MANAJEMEN LABORATORIUM

241

Permendiknas tersebut juga disebutkan bahwa standar tenaga

laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepalala boratorium

sekolah/madrasah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah, dan

laboran sekolah/madrasah. Peraturan lain yang menjadi pijakan,

khususnya dalam pengembangan karier tenaga laboratorium,

adalah Peraturan Menteri Negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, tenaga laboratorium

merupakan tenaga kependidikan padaSMP/MTs, SMA/MA,

SMK/MAK, SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang

sederajat. Struktur organisasi laboratorium sekolah/madrasah

terdiri atas kepala sekolah/madrasah, kepala laboratorium, teknisi,

dan laboran. Berikut ini bagan organisasi laboratorium

sekolah/madrasah.

Page 250: MANAJEMEN LABORATORIUM

242

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun

2007 tentang Standar Saranadan Prasarana untuk SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

1. SD/MI sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA.

Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas yang

dilengkapi dengan berbagai sarana yang berfungsi sebagai

alat bantu untuk mendukung kegiatan dalam bentuk

percobaan.

2. SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki laboratorium IPA.

Ruang laboratorium IPA paling tidak dapat menampung

Page 251: MANAJEMEN LABORATORIUM

243

minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas

dan sarana yang memadai sesuai dengan standar.

3. SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki laboratorium

biologi, fisika, kimia, komputer, dan bahasa. Tiap-tiap

ruang laboratorium paling tidak dapat menampung

minimum satu rombongan belajar dan dilengkapi fasilitas

dan sarana yang memadai sesuai dengan standar.

4. SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki laboratorium

sesuai dengan program produktif yang ada

disekolah/madrasah.

D. Kualifikasidan Kompetensi Tenaga Laboratorium

3. Kualifikasi

a. Kepala Laboratorium

Kepala laboratorium adalah guru atau teknisi/laboran

yang diangkat sebagai kepala laboratorium berdasarkan

standar kompetensi yang ditetapkan. Kepala laboratorium

merupakan unsure terpenting dalam suatu laboratorium.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, berikut ini

adalah kualifikasi kepala laboratorium.

1. Jalur guru

Kepala laboratorium melalui jalur guru harus memiliki

kualifikasi:

a. Berpendidikan minimal sarjana(S-1);

Page 252: MANAJEMEN LABORATORIUM

244

b. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola

praktikum;dan

c. Bersertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah

dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang

ditetapkan oleh pemerintah.

2. Jalur laboran/teknisi

Kepala laboratorium melalui jalur laboran/teknisi harus

memiliki kualifikasi

a. Berpendidikan minimal diploma tiga (D-3);

b. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran

atau teknisi;dan

c. Bersertifikat kepalala boratorium sekolah/madrasah

dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang

ditetapkan oleh pemerintah.

3. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah

Teknisi laboratorium/juru bengkel adalah orang

yang berperan dalam beroperasinya peralatan laboratorium

dan bengkel atau dengan istilah lain adalah asisten

guru/kepala laboratorium yang mendukung pelaksanaan

kegiatan laboratorium dalam aspek teknis. Kualifikasi

teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah:

a. Minimal lulusan program diploma dua (D-2) yang

relevan dengan peralatan laboratorium dan yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

ditetapkan oleh pemerintah;dan

Page 253: MANAJEMEN LABORATORIUM

245

b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium

sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga

lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Laboran Sekolah/Madrasah

Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah:

a. Minimal lulusan program diploma satu(D-1) yang

relevan dengan jenis laboratorium dan yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

ditetapkan oleh pemerintah;dan

b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari

perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan individu untuk

melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki

keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut

pengetahuan, keahlian dan sikap.235 Kompetensi adalah

kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini

ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan intelektual dan

kemampuan fisik.236

235Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas.2017.ManajemenSumberDayaManusia.cetakan ke-1.Bandung:Alfabeta.Hal. 140.

236Robbins, Stephen P. 2008. PerilakuOrganisasi.Indonesia :KonsepKontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa:HadayanaPujatmaka. Jakarta. Hal. 38.

Page 254: MANAJEMEN LABORATORIUM

246

a. Kepala Laboratorium

Kompetensi kepala kaboratorium adalah sebagai

berikut.

1)Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi dalam

a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap,

dan berakhlak mulia;dan

b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.

2) Kompeten sisosial yang meliputi kompetensi dalam:

a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas;dan

b) Berkomunikasi secara lisan dan tulisan.

3) Kompetensi mana j e r ia l yang meliputi kompetensi dalam:

a) Merencanakan kegiatan dan pengembangan

laboratorium sekolah/madrasah;

b) Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah;

c) Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium

sekolah/madrasah;

d) Memantau sarana dan prasarana laboratorium

sekolah/madrasah;dan

e) Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan

laboratorium sekolah/madrasah.

4) Kompetensi professional yang meliputi komptensi dalam

a) Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan

laboratorium sekolah/madrasah;

b) Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan

pendidikan dan penelitian disekolah/madrasah;dan

Page 255: MANAJEMEN LABORATORIUM

247

c) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium sekolah/madrasah.

b. Teknisi Laboratorium

Kompetensi teknisi laboratorium adalah sebagai berikut.

1) Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi

dalam

a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,

mantap, dan berakhlak mulia; dan

b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.

2) Kompetensi social yang meliputi kompetensi dalam:

a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas;dan

b) Berkomunikasi secara lisan dan tulisan.

3) Kompetensi administrative yang meliputi kompetensi

dalam

a) Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah/

madrasah; dan

b) Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas,

dan suku cadang laboratorium sekolah/madrasah.

4) Kompetensi professional yang meliputi kompetensi

dalam

a) Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/

madrasah;

b) Merawat peralatan dan bahan dilaboratorium

sekolah/madrasah; dan

Page 256: MANAJEMEN LABORATORIUM

248

c) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium sekolah/madrasah.

c. Laboran

Kompetens ilaboran adalah sebagai berikut.

1) Kompetensi kepribadian yang meliputi kompetensi

dalam

a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,

mantap, dan berakhlak mulia; dan

b) Menunjukkan komitmen terhadap tugas.

2) Kompetensi social yang meliputi kompetensi dalam

a) Bekerjasama dalam pelaksanaan tugas; dan

b) Berkomunikasi secaralisan dan tulisan

3) Kompetensi administrative yang meliputi kompetensi

dalam

a) Menginventarisasi bahan praktikum; dan

b) Mencatat kegiatan praktikum.

4) Kompetensi professional yang meliputi kompetensi

dalam

a) Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah;

b) Mengelola bahan dan peralatan laboratorium

sekolah/madrasah;

c) Melayani kegiatan praktikum; dan

d) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di

laboratorium sekolah/madrasah.

Page 257: MANAJEMEN LABORATORIUM

249

DAFTAR PUSTAKA

Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium,

(Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008

A S Hornby, Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, (Oxford

University Press, 2010

Afreni. Harnidah, Novita Sari., dan Retni Budianingsih, Manajemen

Laboratorium Beberapa SMA Swasta di Kota Jambi. Jurnal

Sainmatika, 2013. 07(1)

Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka,

2008

Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen & Teknik

Laboratorium, (Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek,

UIN SUKA, 2008

A.Keith Furr.1995. Handbook of Laboratory Safety 4th Edition. CRC

Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian

& Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2018

Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian

& Laboratorium kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017 (Jakarta: PT

Gramedia, 2018

Agung, Iskandar. Menghasilkan guru dan professional, (Jakarta: Bee

media, 2012

Page 258: MANAJEMEN LABORATORIUM

250

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan

Administrasi Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,

1991

Baharudin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-

Maliki Press, 2010

Budimarwanti, Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia,

http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan_Alat_d

an_Bahan_di_ Laboratorium_kimia.pdf. Diakses pada tanggal

21 Mei 2014

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sdm Kesehatan Pusat

Pendidikan Sdm Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Standar Laboratorium Diploma III Teknik Gigi. 2017

C.A. Hunt, J.G. & Hosking, Leaders and Managers: An International

Perspective on Managerial Behavior and Leadership. (New

York: Pergamon Press. 1988

Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s

Dictionary, (Singapore: Green Gian Press, 2008

Cambridge Assessment International Education, Guide to Planning

Practical Science (UCLES, 2020

Cosmas Surya pambudi, Analisa Pengaruh Persyaratan Teknis Dan

Persyaratan Manajemen Terhadap Kesiapan Penerapan Iso/Iec

17025 Di Pt Santoso Teknindo (Jurnal PASTI,Volume VIII

No 3)

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan

Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga

Page 259: MANAJEMEN LABORATORIUM

251

Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Panduan Kerja Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.

2017

Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep

dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz

Media, 2012

Djas, Fachri, Manajemen Laboratorium (Laboratory Management).

Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratory

Management). Fakultas Kedokteran USU, Medan. 1998

Decaprio Richard,Tips mengelola Laboratorium Sekolah, (Jogjakarta:

DIVA Press, 2013

Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002

Decaprio Richard, Tips Mengelola Lab Sekolah, (Jogyakarta : Diva

Press, 2013

Dwi Cahyaningrum. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di

Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium

Pendidikan, 2 (1) 2020, 35-40, e-ISSN: 2654-251X. Available

online at JPLP Website:

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp

Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC. Second Edition.

Mc.Graw-Hill. Bab 22

Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas..Manajemen

Sumber Daya Manusia. cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta.

2017

Page 260: MANAJEMEN LABORATORIUM

252

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003

Edison, Emron, Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas. .Manajemen

Sumber Daya Manusia. cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta.

2017

Fatchiyah, Laboratorium Berbasis SNI ISO/IEC 17025: 2008 (Malang:

Universitas Brawijaya, 2016

Fatah Syukur NC. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah.

Semarang : Pustaka Rizki Putra,. 2011

Fred, P., & Ellington, H. Labotorium Pendidikan, Diterjemahkan oleh:

Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.1984

Gery Yukl, Leadership in Organization (Englewood Cliffs, New Jersey:

Prentice Hall, 1994

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2011

Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

2009

Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset

Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006

http://www.artikata.com/30591-penataan.html

Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA. 2016. Tangerang Selatan :

Universitas Terbuka

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-mandiri-

smk-1-depok-2013.pdf

Page 261: MANAJEMEN LABORATORIUM

253

H.M.Sulthon,Moh.Khusnuridlo,ManajemenPondokPesantrendalamPer

spekftifGlobal, (Yogyakarta:PRESSindo,2006

http://repository.uinsu.ac.id/705/3/BAB_I.pdf

https://andarupm.co.id/siapa-itu-laboran-yuk-kita-kenalan/

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pengabdian/ppm-

mandiri-smk-1-depok-2013.pdf

Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.

Yogyakarta: Deepublish. 2015

Ibrahim, B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.2009

ISO/IEC 17025: 2017, Standar Internasional Persyaratan Umum

Kompetensi Pengujian dan Kalibrasi Laboratorium (ISO/IEC

17025: 2017

Koesmaji, W, dkk.Teknik Laboratorium. (Bandung: Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI,2004

Kleiner, B.M., Macroergonomics: Analysis and Design of Work

System, Appl. Ergon 37. 2006

Kunto Purbono, Dokumentasi Pengelolaan Laboratorium,

(dipresentasikan dalam Pelatihan Tendik PLP Direktorat

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti, Kementerian

Pendidikan Nasional, 2011

Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu (LP3M),

Pedoman Manajemen dan Evaluasi Mutu

Laboratorium/Bengkel/Studio (Padang: Universitas Andalas,

2015

Page 262: MANAJEMEN LABORATORIUM

254

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara,

1993

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004

Mustaji, Laboratorium: Perspektif Teknologi Pembelajaran,Disajikan

dalam Workshop Penyusunan Panduan Penggunaan

Laboratoriumdi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Surabaya pada hari Rabu, 23 Desember 2009

Musthofa, Ismail, dan Fahrurrozi, Manajemen Sekolah

laboratorium,(Semarang, IAIN Walisongo, 2011

Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008

Manulang, M. Dasar-dasar manajemen. (Medan : Monara, . 2005

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII,

MohammadArifin& Barnawi.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah

(Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012

Mauliza dkk. Keselamatan Dan Keamanan Kerja Serta Pencegahan

Kecelakaan Kerja Di Laboratorium. Proceeding Seminar

Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe. Vol.1 No.1

September 2017 | ISSN: 2598-3954.

Mendikbud, 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia.

Muslich, Mansur. KTSP. PembelajaranBerbasisKompetensi dan

Kontekstual. Panduan Bagi Guru. KepalaSekolah dan

PengawasSekolah. Jakarta :BumiAksara. 2007

Page 263: MANAJEMEN LABORATORIUM

255

Maria Tuntun Siregar, Wieke Sri Wulan, Doni Setiawan, dan Anik

Nurhayati, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 03 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan, Bab I

Nuryani, R, Strategi Belajar Mengajar Biologi,(Malang: Penerbit

Universitas Negeri Malang, 2005

National Science Teachers Assosiation., Position Statetement: The

Role of Laboratory Investigation in Science Instruction, 2007

Nana Sudjana, Ahmad Rivai. Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2005

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013

Nuryani. Laboratorium di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

1991, hal. 126

Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya,

(Bandung: Pudak Scientific, 2006

Page 264: MANAJEMEN LABORATORIUM

256

Onno W. Purbo & Antonius Aditya Hartanto. (2002). Teknologi E-

learning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo.

OSHA, 2011. Laboratory Safety Guidance. www.osha.gov

Oemar Hamalik. Tekhnologi Pendidikan. Bandung: Yayasan

Partisipasi Pembangunan Indonesia Biro Penulisan Buku.

2000

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nmor 25 tahun 2017

tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik

Bidang Pendidikan

Putri, A. A. . Pendampingan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk

Madrasah Aliyah Mitra Uin Walisongo Se-Kota Semarang.

DIMAS. 15 . 2015

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008

Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga

Laboratorium Sekolah/Madrasah

Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab Pada

Laboratorium Sistem Informasi Universitas Gunadarma.

Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem

Intelijen (KOMMIT 2008) Auditorium Universitas

Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008. ISSN : 1411-6286

Pasal 22 ayat 1 PP 28 tahun 1990

Permen No. 26 tahun 2008

Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008

Page 265: MANAJEMEN LABORATORIUM

257

Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA,

Bahasa, Komputer, dan Kimia, (Yogyakarta: Diva Press,2013

Rus Setyaningrum, Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa

SMA Negeri Kabupaten Purwokerto. Jurnal Berkala

Pendidikan Fisika, 2017, 03(1):

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Indonesia :Konsep

Kontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa: HadayanaPujatmaka.

Jakarta. 2008

RM. Stogdill. Hand Book of Leardership: A Survay of Theory and

Reseach.(3rd Ed. New York: Free Press, 1990

Sudirman. Ilmu Pendidikan: Rosda Karya. Bandung. 1991

Syafaruddin. llmu Pendidikan: Persfektif Baru Rekonstruksi. Bandung:

Cita Pustaka Media. 2005

Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta :

1990

Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung:

Alfabeta, 2000

Susunandar, Perencanaan, Pengembangan & Safety Laboratorium

(Yogyakarta, Pustaka Umum, 2015

Saleh H. Emha, dkk, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Subamia, “Analisis Kebutuhan Tata Kelola Tata Laksana

Laboratorium IPA SMP Di Kabupaten Buleleng.”

Page 266: MANAJEMEN LABORATORIUM

258

Soekartawi. Prospek pembelajaran melalui internet.

Makalahdisampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi

Kependidikan’ yangdiselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan

IPTPI, Jakarta, 18-19 Juli 2002

Soetjipto dan Raflis kosasi, profesi keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2009

Satory, Djam’an dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008

Stephen R Covey, Kepemimpinan Berprinsip, (Jakarta: Binapura

Aksara, 1997

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen

Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010

Tim Ahli Program STEP-2, Manajemen Laboratorium IPA

(Departemen Agama Republik Indonesia, 2007

Tomasz Olewski. Challenges in applying process safety management

at university laboratories. Journal of loss prevention in the

process industries. Elsevier. 2017

Tjahyanto, R. dan Aziz, I. Analisis penyebab terjadinya kecelakaan

kerja di Atas kapal mv. Cs brave. KAPAL. 13 . 20116

Tasliman. 1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

PT Rineka Cipta. 2005

Page 267: MANAJEMEN LABORATORIUM

259

Vendamawan,Rico Pranata. Laboratorium Pendidikan D III Teknik

Kimia Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro [email protected]

Wirjosoemarto Koesmadji,Teknik Laboratorium (Bandung: Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI: 2004

W.S Winkel,PsikologiPengajaran,(Yogyakarta:MediaAbadi,2004

World health organization ,Hand book Laboratory Quality

Management System (Lyon: WHO, 2011

Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 1990

Yusuf, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: RinekaCipta. 2000

Page 268: MANAJEMEN LABORATORIUM

260

BIODATA PENULIS

Nama : Dr (C). IRJUS INDRAWAN, S.Pd.I,.M.Pd.I

Tempat/Tanggal lahir : Pungkat, 09 september 1986

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat :Parit Nibung Dusun Mekar Jaya Desa

Pungkat Kec. Gaung Kab. Inhil

Nomor Telephone : 0811-762-666 / 0813-7131-7553

E-mail : [email protected] /

[email protected]

Nama Istri : NURVAWATI, Amd.Keb

Page 269: MANAJEMEN LABORATORIUM

261

NamaAnak : TARTILA PUTRI INDRAWAN

: KANAYA PUTRI INDRAWAN

: YAZID PUTRA INDRAWAN

Pendidikan Formal

S3 Program Pascasarjana UIN STS Jambi : 2018-Sekarang

S2 Pogram Pascasarjana UIN SUSKA Riau : Tamat

Tahun 2013

S1 Fakultas Tarbiyah UIN SUSKA Riau : Tamat

Tahun 2010

MAN 039 Tembilahan Kab. Inhil : Tamat

Tahun 2004

SMPN 02 Gaung Kab. Inhil :

Tamat Tahun 2001

SDN 051 Desa Pungkat Kec. Gaung : Tamat

Tahun 1998

Pengalaman Pekerjaan dan Organisasi

Asesor Badan Akreditasi Nasional PAUD dan PNF Provinsi

Riau (2019-Sekarang)

Dewan Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir (2016 – 2021)

Kepala Bidang Seni dan Budaya MPC Pemuda Pancasila

Kabupaten Indragiri Hilir (2017-2022)

Sekjend Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)-

Kabupaten Indragiri Hilir (2017-2022)

Page 270: MANAJEMEN LABORATORIUM

262

Penasehat PAC Pemuda Pancasila Kec. Gaung (2017-2022)

Dosen Universitas Islam Indragiri (UNISI) 2014 – sekarang

Direktur Lembaga Riset dan Pemberdayaan Masyarakat

(LRPM-INDRAGIRI HILIR) 2014-2019

Pendamping Desa Pogram Desa Maju Inhil Jaya Kabupaten

Indragiri Hilir (2014 - 2016)

Pembina Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Gaung

(HPPMKG)-Tembilahan (2014-2017).

Kabid Penelitian dan Pengembangan Organisasi Pengurus

Besar Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Inhil

(PB.HIPPMIH)-Pekanbaru (2007 – 2009)

Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Pemuda Pelajar

Mahasiswa Inhil (PB HIPMIH)- Pekanbaru (2009 – 2011)

Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan

Gaung (IPPMKG- Pekanbaru) 2009 - 2011

Sekjen Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Gaung

(IPPMKG-Pekanbaru) 2007 – 2009

KARYA ILMIAH

PENELITIAN

1. Bimbingan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pendidikan Agama Anak Kandung Dalam Keluarga di

Kecamatan Gaung Kabupaten Indragiri Hilir (Skripsi)

Page 271: MANAJEMEN LABORATORIUM

263

2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Mendesain Program Pembelajaran di Tembilahan

Kabupaten Indragiri HIlir (Tesis)

3. Manajemen Sistem Penghargaan Terhadap Budaya

Organisasi Perguruan Tinggi Negeri Provinsi Riau

(Desertasi)

PROCEEDING

1. Proceeding International. Peningkatan Kemampuan Literasi Baru

Dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Ptki) Di Era Revolusi

Industry 4.0 (UIN STS Jambi, Prince Of Songkla University

Thailand, University Sultan Idris Malaysia) Thailand: 2019

2. Internastional Conference Proceedings. Optimalisasi Politik

Pendidikan Nasional Melalui Manajemen Berbasis Sekolah

(UUM, UTHM, UNISI) Tembilahan: 2015

3. Proceeding International. Maqomat Al Ahwal Dalam Sufisme

(Seminar Internasional, IAIN Imam Bonjol Padang: 2014)

JURNAL

1. Noble Industry: Pendidikan Multikultural Pesantren dan

Boarding School (Studi Terhadap Pesantren Salafy dan Madrasah

Berasrama Non Pesantren di Jambi) (Journal Manajemen

Pendidikan dan Ilmu Sosial (JMPIS) 2020)

Page 272: MANAJEMEN LABORATORIUM

264

2. Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi PAUD ( Jurnal Pendidikan

dan Konseling (Mitra Ash-Shibyan STAI Auliaurrashidin. 2020)

3. Model Pembelajaran Menyongsong New Era Normal Pada

Lembaga PAUD di Riau ( JS (Jurnal Sekolah. 2020)

4. Optimalisasi Politik Pendidikan Nasional Melalui Manajemen

Berbasis Sekolah (Jurnal Innovatio Pascasarjana UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi: 2019

5. Profesionalisme Guru di Era Revolusi Industri 4.0 (Jurnal

Innovatio Pascasarjana UIN Jambi. 2019)

6. Konsep Dasar Ekonomi Pendidikan Pada Tataran Suprastruktur

dan Infrastruktur Politik Indonesia ( Jurnal Innovatio.

Pascasarjana UIN Jambi. 2019)

7. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sarana Dan Prasarana

Sekolah (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI. 2017)

8. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Pai Melalui Media

Lingkungan (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2015).

9. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning

(Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2015).

10. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam (Jurnal Al-Afkar

MPI FIAI UNISI.2014)

11. Model Pembelajaran Nabi Muhammad Saw: (Hiwar , Analogi ,

Tashbih dan Amthal) (Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI.2014)

12. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning.

(Jurnal Al-Afkar MPI FIAI UNISI. 2014)

Page 273: MANAJEMEN LABORATORIUM

265

KARYA BUKU

1. Menjadi Guru Profesional (Trussmedia. Yogyakarta: 2015)

2. Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Penerbit

Deepublish. Cv. Budi Utama. Yogyakarta. 2015)

3. Manajemen Pendidikan Vokasi. (Pena Persada. Purwokerto

Selatan: 2020)

4. Pendidikan Leadership di Era Millenial. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

5. Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Teknopreneurship). (Pena

Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

6. Pengantar Psikologi Pendidikan. (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

7. Pengantar Sosiologi Pendidikan. (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

8. Manajemen Perpustakaan Sekolah. (Qiara Media. Pasuruan:

2020)

9. Manajemen Personalia dan Kearsifan Sekolah. (Lakeisha.

Boyolali: 2020)

10. Guru Sebagai Agen Perubahan.( Lakeisha. Boyolali: 2020)

11. Transformasi Digital dan Gaya Belajar. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

12. Digital Business. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

13. Digital Marketing. (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

14. Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0. (Pena Persada. Purwokerto

Selatan: 2020)

15. Manajemen Lulusan Berbasis Pembelajaran Daring. (Pena

Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

Page 274: MANAJEMEN LABORATORIUM

266

16. Panduan Pembelajaran New Normal dan Transformasi Digital.

(Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

17. Pembelajaran di Era New Normal. (Pena Persada. Purwokerto

Selatan: 2020)

18. Konsep Dasar Manajemen Sarana dan Prasara Sekolah.( Pena

Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

19. Manajemen Lembaga PAUD dan PNF. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

20. Media Pembelajaran Berbasis Multimedia. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

21. Manajemen Pendidikan Karakter. (Pena Persada. Purwokerto

Selatan: 2020)

22. Manajemen Pendidikan Islam. (Pena Persada. Purwokerto

Selatan: 2020)

23. Pendidikan Anak Pra Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto

Selatan: 2020)

24. Pendidikan Luar Sekolah. (Pena Persada. Purwokerto Selatan:

2020)

25. Pendidikan Kewirausahaan dan Etika Bisnis. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

26. Self Accredition (Perbaikan Mutu PAUD dan PNF Pasca

Akreditasi). (Pena Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

27. Pengelolaan PAUD dan PNF Berbasis Mutu. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

Page 275: MANAJEMEN LABORATORIUM

267

28. Implementasi ISO 9001:2015 di Institusi Pendidikan. (Pena

Persada. Purwokerto Selatan: 2020)

29. Pendidikan Budi Pekerti Anak Pra Sekolah. (Pena Persada.

Purwokerto Selatan: 2020)

30. Fiqih Islam Untuk Perguruan Tinggi. (Trusmedia Grafika. DIY.

2019)

31. Isu-Isu Global Dalam Manajemen Pendidikan. (Salim Media

Indonesia. Jambi: 2019)

32. Administrasi Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

33. Manajemen Laboratorium Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan:

2020)

34. Mengapa Saya Menulis (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

35. Profesi Guru (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

36. Manajemen SDM Pendidikan (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

37. Manajemen Berbasis Sekolah (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

38. Manajemen Peserta Didik (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

39. Pengantar Filsafat Ilmu dan Logika (Qiara Media. Pasuruan:

2020)

40. Pengantar Manajemen Keuangan Pendidikan (Qiara Media.

Pasuruan: 2020)

41. Pengantar Manajemen PAUD (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

42. Perkembangan Anak Usia Dini (Qiara Media. Pasuruan: 2020)

KARYA AKAN TERBIT

43. Manajemen PAUD DMIJ Berorientasi Akreditasi

Page 276: MANAJEMEN LABORATORIUM

268

44. Manajemen PAUD DMIJ Plus Terintegrasi

45. Menjadi Guru PAUD DMIJ Plus Terintegrasi Yang Profesional

KARYA SEDANG TAHAP PENYELESAIAN TULISAN

46. Dasar-Dasar Manajemen Perpustakan Sekolah

47. Belajar Manajemen Perpustakaan Lembaga Pendidikan

48. Belajar Filsafat Ilmu Dan Logika Ala Milenial

49. Dasar-Dasar MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)

50. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah

51. Dasar-Dasar Filsafat

Page 277: MANAJEMEN LABORATORIUM

269

Nama : Reny Safita S.Pt.M.Pd.

Tempat/Tanggal lahir : Jambi, 29 Oktober 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Komplek PU Pasir Putih Rt 12 No 41

Nomor Telephone : 085219325444

E-mail : [email protected]

Nama Anak

1. Aqila Asyifa Muqsitha

2. Airin Arisya Muqsitha

Pendidikan Formal

• S2 Pogram Pascasarjana Universitas Negeri Padang: Tamat

Tahun 2009

• S1 Fakultas Peternakan : Tamat Tahun 2006

• SMA N 2 Kota Jambi : Tamat Tahun 2001

• SMPN 06 Kota Jambi : Tamat Tahun 1998

• SDN 11/IV Kota Jambi : Tamat Tahun 1995

Page 278: MANAJEMEN LABORATORIUM

270

Devie Novallyan., M.Pd Adalah seorang dosen di bidang

Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Beliau lahir di Sungai Penuh pada 27 Maret 1982.

Prestasi akademik dibidang biologi dimulai sejak 2000 ketika

mengikuti pendidikan Sarjana S1 pada Program Studi Biologi FMIPA

Universitas Negeri Padang dan selesai pada tahun 2005, dan

menyelesaikan gelar Master pada 2012 dari Pasca Sarjana Universitas

Negeri Padang.

Sejak 2006-2015 Beliau menjabat Sebagai Dosen Pendidikan

Biologi di Fakultas Tarbiyah STAIN Kerinci, Tahun 2016-sekarang

menjadi Dosen Pendidikan Biologi di FTK IAIN/UIN STS Jambi..

Beliau memiliki beberapa Hak Karya Cipta Publikasi Hasil Penelitian.

Penelitiannya dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah. Diantaranya

karya ilmiah yang dimiliki adalah: 1) Pengembangan Modul biologi sel

bagi mahasiswa, 2) Evaluation of the effectiveness of praktical inquiry

BasedBiology Course, 3) Potensi arang aktif dari limbah sabut pinang

Page 279: MANAJEMEN LABORATORIUM

271

(Areca catechu L.) provinsi Jambi sebagai biosorben, 4)

Pengembangan Modul Biologi Umum berbasis konstruktivisme bagi

mahasiswa

Page 280: MANAJEMEN LABORATORIUM

272

Mahdayeni, M.Si. Terlahir dengan nama Mahdayeni pada

tanggal 23 mei 1987 bertempat di Desa Pasar Terusan Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Merupakan anak

tunggal dari Bapak Masri Abbas dan ibu Mahrusatun. Saat ini sedang

menyelesaikan pendidikan doctor di UIN Sulthan Thaha Syaifuddin

Jambi dengan mendapat beasiswa full dari program MORA Kemenag

RI. Selain dosen di IAI Nusantara Batanghari, beliau juga aktif di

berbagai organisasi social dan lingkungan hidup.

Page 281: MANAJEMEN LABORATORIUM

273

Renny Yulia Elsha, M. Pd

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/31 Juli 1986

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tiban Indah Permai Blok Q Nomor 3 RT 04/

RW 03 Kelurahan Tiban Indah Kecamatan Sekupang Kota Batam

Kepulauan Riau

Nama Ayah : Syahrul (Alm)

Nama Ibu : Nel Afrida

Hobi/Kegiatan lain : Olshop @ReyshaHijab

PENDIDIKAN FORMAL

Lulusan S2 Jurusan Manajemen Pendidikan Uin Suska Riau

2016 – 2018

Page 282: MANAJEMEN LABORATORIUM

274

Lulusan S1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau

2005 – 2009

Lulusan SMA Negeri 4 Batam

2002 - 2005

Lulusan SLTP Negeri 3 Batam

1999 - 2002

Lulusan SD Negeri 006 Batam

1992 – 1999

PENGALAMAN PEKERJAAN DAN ORGANISASI

Anggota Bidang Kesekretariatan Himpunan Mahasiswa

Matematika 2006 – 2007 FMIPA Universitas Riau

Staff Kesekretariatan Pusat Kegiatan Alkamil : 2007 –

2008 FMIPA Universitas Riau

Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Matematika

(HIMASKA) 2007 – 2008

FMIPA Universitas Riau

Sekretaris Umum Badan Legislatif Mahasiswa (BLM):

2008 – 2009

FMIPA Universitas Riau

Sekretaris Komisi IV Badan Legislatif Mahasiswa (BLM):

2009 Universitas Riau

Pengajar di Lembaga LIGHT PRIVATE di Pekanbaru Riau:

2008 – 2009

Page 283: MANAJEMEN LABORATORIUM

275

Guru Kelas Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay School:

2010 - 2012

Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau

Guru Matematika Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay

School 2010 - 2020

Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau

Kepala Sekolah Dasar Islam Hang Nadim Malay school :

2012 - 2017

Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau

Keanggotaan Bid. Akademik Pengurus Kelompok Kerja

Kepala Sekolah

Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau: 2012 - 2017

Sekretaris Ranting PGRI Kecamatan Sekupang: 2012 - 2017

Kepulauan Riau

Guru PKn dan Prakarya SMP Islam Hang Nadim Malay

School: 2018 - 2020

Sekupang Kota Batam Kepulauan Riau

Kepala Bagian Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Hang

Nadim : 2017 – Juni 2020 Malay School Sekupang Kota

Batam Kepulauan Riau

PENGALAMAN DIKLAT/WORKSHOP

ESQ Leadership Training, Basic Training. The ESQ Way 165

28 - 29 Juni 2008 Pekanbaru

Workshop Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter

Page 284: MANAJEMEN LABORATORIUM

276

Kota Batam 1 s.d 2 April 2011. PT Azet Media Paramitra

Pembuatan Soal Berstandar Ujian Nasional Tingkat Sekolah

Dasar Tahun 2012. Tanggal 02-04 Februari 2012 di Gedung

YKB Sekupang Kota Batam

Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Peserta Kursus

Orientasi Mabigus

Kota Batam 26 s.d 27 Juni 2013. Gerakan Pramuka Kwartir

Cabang Kota Batam

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah

Sasaran

Kota Batam 10 s.d 13 Juli 2014. LPMP Kepri

Workshop Training Of Trainer (TOT) Penyusunan Standar

Pelayanan Minimal (SPM)

Kota Batam 02 s.d 16 September 2015. Disdik Kota Batam

Workshop Inovasi Pembelajaran Melalui Pendekatan

Scientific K.13

Kota Batam 22 Maret 2017. Penerbit dan Percetakan

Yudhistira

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Rektor Universitas

Medan Sertifikat Pendidik 28 November 2018

Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis

TIK (Pembatik) Tahun 2020 Level Literasi 10 Mei 2020 oleh

Kemdikbud

Web - Seminar Seru Belajar Kebiasaan Baru Tanggal 25 Juli

2020 oleh Kemdikbud

Page 285: MANAJEMEN LABORATORIUM

277

Pelatihan Menulis Buku Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU)

Kepulauan Riau VI Batan 2 Tanggal 10 Agustus 2020

Pelatihan Membuat dan Menjual Masker Kain Melawan Virus

Corona Oleh Skill Academy by Ruang Guru Tanggal 01

Oktober 2020

Peserta Kelas Sharing Session Menjadi Pengusaha Muslimah

by Design tanggal 8-12 Oktober 2020 oleh Founder Hayyu

Academy

PIAGAM PENGHARGAAN

Kreatifitas Kelas Terbaik Tahun 2011/2012

Peserta Kegiatan Pembuatan Soal Berstandar Ujian Nasional

Tingkat Sekolah Dasar Kecamatan Sekupang Tahun 2012

Kepala Sekolah Berprestasi Juara III Kecamatan Sekupang 25

Maret 2014

Peserta Penari Kegiatan Batam Menari Kota Batam Tahun

2018

KETERAMPILAN

Mampu mengoperasikan Aplikasi Office (Ms. Word, Excel,

Power Point)

Mampu mengoperasikan Aplikasi Edit Fhoto dan Video

(Inshot, Kinemaster, Edit Video)

Mampu menggunakan Internet dan Camera (Fotografer)

Page 286: MANAJEMEN LABORATORIUM

278

Ita Tryas Nur Rochbani, lahir di

kota Magetan pada tanggal 30 Januari 1989.

Putri ketiga dari pasangan bapak Zubandi

dan ibu Siti Rochani.

Menamatkan pendidikan formal

Sekolah Dasar Negeri 01 Magetan tahun

2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri

03 Magetan tahun 2004, kemudian

melanjutkan pendidikan di Pondok Modern

Darussalam Gontor Putri Satu tahun 2007, S1 Pendidikan Bahasa Arab

Universitas Negeri Semarang tahun 2013 dan S2 Manajemen

Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sarif Kasim Riau tahun

2018, dan sekarang sedang menempuh Program Doktor di Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi jurusan Manajemen

Pendidikan Islam.

Kegiatan sekarang yang ditekuni mengabdi disalah satu sekolah

swasta di Batam, menjadi Anggota Pendamping PKH Kota Batam-

sekarang dan menjadi dosen di Institut Agama Islam Abdullah Said

Batam. Organisasi yang pernah diikuti : Seketaris IMLA Batam-

Sekarang.

Page 287: MANAJEMEN LABORATORIUM

279

Dr. Adiati,S.Pd., M.Pd.I, lahir di Jambi, pada tanggal 26 Mei

1971, anak keempat dari enam bersaudara. Ayah bernama H. Abd.

Aziz Mai dan Ibu bernama Hj. Dasima (Alm). Menikah dengan Edi

Erwanto S.P dan telah dikarunia tiga orang anak bernama Elba Richo

Fallah 20 tahun, Dwiki Rahman Khan 17 tahun dan Inggid Aulia

Aisyah 15 tahun. Tahun 1984, lulus SD Negeri 91/IV Kota Jambi.

Tahun 1987, lulus SMP Negeri 17 Kota Jambi. Tahun 1990, lulus

SMA Negeri 1 (Jurusan Sosial) Kota Jambi. Tahun 1997 lulus sarjana

(S1) Bahasa Inggris Universitas Jambi dan Magister (S2)MPI IAIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambitahun 2013 dengan lulus pujian

(Cumlaude).Telah menyelesaikan program Doktor (S3)MPI di

Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin JambiTahun 2018.Saat ini

penulis adalah sebagai Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Kota Jambi

dan Dosen DLB UIN STS Jambi.Email. [email protected]

Penghargaan yang pernah di raih penulis, antara lain:

1. Pertukaran Pemuda Asia Tenggara-Jepang sebagai utusan Provinsi

Jambi Tahun 1995

Page 288: MANAJEMEN LABORATORIUM

280

2. Megister terbaik I (Pertama) Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN

Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Provinsi Tahun 2013

3. Juara I (Satu) guru berprestasi (Teladan)Tingkat Kota Jambi

Tahun 2014

4. Juara II (Dua) guru berprestasi (Teladan) Tingkat ProvinsiJambi

Tahun 2014

5. Guru favorit Jambi Express Tahun 2017

6. Juara I (Satu) Guru Prestasi (Teladan) Tingkat Provinsi Tahun

2017.

7. Finalis Guru Prestasi (Teladan) Tingkat Nasional Tahun 2017

8. Juara II (Dua) (Lomba Penelitian Kelas/PTK) Gebyar APSI

Provinsi Jambi Tahun 2019

Organisasi yang pernah diikuti Penulis:

1. Ketua MGMP Bahasa Inggris SMK Negeri 3 Kota Jambi (2019-

2020)

2. Sekretaris MGMP Bahasa Inggris SMK seKota Jambi (2016-2020)

3. Ketua JAMETA Bahasa Inggris Provinsi Jambi (2017-2021)

4. Wakil Sekretaris ICMI Provinsi Jambi (2018-2020)

5. Ketua Bidang Penelitian Kajian Media KIP 3 Provinsi Jambi

(2019-2024)

6. Pengurus KPRK MUI Provinsi Jambi (2018-2022)

Buku dan Modul yang telah di hasilkan:

Page 289: MANAJEMEN LABORATORIUM

281

1. Buku Bahasa Inggris (SMA/MA/SMK/MAK) Kelas X Semester I

& II – Kurikulum 2013 Tahun 2016

2. Buku Bahasa Inggris (SMA/MA/SMK/MAK) Kelas XI Semester

III & IV – Kurikulum 2013 Tahun 2016

3. Buku Bahasa Inggris SMK Kelas XII Semester V & VI – KTSP

Tahun 2016

4. Buku Manajemen Bengkel: Teori dan Aplikasi Tahun 2018

5. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XA Tahun 2020

6. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas X B Tahun 2019

7. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XI A Tahun 2019

8. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XI B Tahun 2019

9. Modul Bahasa Inggris SMK Kelas XII Tahun 2020

Jurnal dan Artikel yang telah di publikasikan:

1. International perspectives on reading assessment or curriculum:

Based Assessment of Reading in England and Wales, Tahun 2013

2. Dahsyatnya Media Pembelajaran, Tahun 2016

3. Memberdayakan Guru melalui MGMP yang berkelanjutan, Tahun

2016

4. PTK Meningkatkan Profesionalisme Guru, Tahun 2016

5. International Seminar: Islam and Trans-Cultural in Education:

Guru Profesional dalam Membentuk Karekter Peserta Didik,

Tahun 2016

6. Perdananya CBT/UNBK di SMA/SMK (Negeri dan Swasta) di

Provinsi Jambi, Tahun 2017

Page 290: MANAJEMEN LABORATORIUM

282

7. The International Coference on language Teaching and Education

(ICoLTE): The Curriculum of 2013, Tahun 2017

8. Jurnal Guru Prestasi (Teladan) Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia:Kreativitas Guru Menerbitkan

Buku, Tahun 2017

9. International Journal: Workshop Management and Implementation

of The Regulation of The Minister of National Education of The

Republic Indonesia Number 40 Year 2008 In Improving Practice

Skills of Vocational High School Students in Jambi Province,

Tahun 2018

10. PTK: Application of Problem Based Learning Model to Improve

student’s Writing skill in Announcement Text at Ten Grade DPIB 1

Semester 1 at SMK Negeri 3 Jambi in the academic Year

2018/2019.

11. Prosiding Seminar Internasional “Tantangan Manajemen

Pendidikan Islam, Hukum Islam, dan Bahasa Melayu di Era

Revolusi 4.0”.Fenomena Guru Profesional Abad 21, Tahun 2019

Page 291: MANAJEMEN LABORATORIUM

283

Edi Putra Jaya di lahirkan di desa Tanjung Pauh Mudik,

Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, pada

20 Januari 1984. Putra dari H. M. Nurdin dan Hj. Maryamah. Istri Edi

Putra Jaya adalah Nola Tiara Puspa dengan dua orang putri, yaitu

Grisel Insyira dan Hilya Zahsy Fukayna.

Riwayat Pendidikan

Memperoleh gelar Megister Agama dari Universitas Islam Negeri

Imam Bonjol Padang pada tahun 2009. Sarjana Pendidikan Islam dari

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi pada tahun

2005. Ijazah Madrasah Aliyah Keagamaan (MAKN) Negeri Jambi

pada tahun 2001. Ijazah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model

Sungai Penuh pada tahun 1998. Ijazah Sekolah Dasar Nomor 38/III

Punai Merindu Kabupaten Kerinci pada Tahun 1995.

Page 292: MANAJEMEN LABORATORIUM

284

Karya Ilmiah

1. Journal Al-Aslah, volume 3, nomor 2, tahun 2019 : Optimalisasi

Peran Komite Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Sungai Penuh

2. Proceeding The 1st Annual Conference on Islamic Education

Management (ACIEM) Tema: Islamic Education Management for

Millenial Generation; Quality and Competitiveness Yogyakarta, 24

- 26 April 2018, Judul: Manajemen Kurikulum Pada Lembaga

Pendidikan Islam. halaman 2361 -1374

3. Proceeding in the 1th National Seminar, The Qur’an Education,

Ekonomic, and Law in Industry Revolution 4.0, Universitas Islam

Indragiri Riau, 25 Maret 2019, Manajemen Public Relations dalam

Pendidikan Islam. halaman 215 – 222

4. Prosiding Seminar Internasional Dalam Rangka Kegiatan Studi

Visit 2019 “Tantangan Manajemen Pendidikan Islam, Hukum

Islam dan Bahasa Melayu di Era Revolusi 4.0”. Unsur Dinamika

Dalam Sistem Manajemen Perguruan Tinggi Islam Era Revolusi

Industri 4.0. halaman

5. Eksistensi Pondok Pesantren Nurul Haq Kerinci, Tesis Pendidikan

Islam Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, 2009

6. Eksistensi Asrama dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa

MAKN Jambi, Skripsi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2005.

Page 293: MANAJEMEN LABORATORIUM

285

Pengalaman Kerja

Tahun 2006 : Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Kabupaten Keinci.

Tahun 2009

- 2015

: Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Kerinci.

Tahun 2016

- sekarang

: Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam (MPI), Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Kerinci

Tahun

2009 – 2018

: Dosen Tidak Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2018

- sekarang

: Dosen Tetap pada Program Studi Pendidikan

Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu

Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2014 : Staf Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan

Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2015 : Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)

Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Tahun 2016

- sekarang

: Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)

Yayasan Pendidikan Islam Kerinci

Page 294: MANAJEMEN LABORATORIUM

286

Tahun 2009

- 2016

: Tenaga Pengajar Pendidikan Agama di Amik

Depati Parbo, Kerinci

Page 295: MANAJEMEN LABORATORIUM

287

Nama : Rita Syafitri, S.Si., M.Pd

Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 21 Maret 1983

Agama : Islam

Alamat : Jl. Depati Purbo RT. 16 No. 166

Kel. Pematang Sulur Kec.

Telanaipura Kota Jambi

No HP : 081366482567

Email : [email protected]

Data Keluarga

Suami : Masyhudi, S.Th.I., M.Sos.,

M.Pd

Anak

1. M. Zhafran Azka

2. Alifah Fakhirah

3. Izzan Syathir Afnan

Page 296: MANAJEMEN LABORATORIUM

288

A. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. TK Revani Indra Putra (1988)

2. SD Negeri No.198/IV Kota Jambi (1989-1995)

3. SLTP Negeri 7 Kota Jambi (1995-1998)

4. SMU Negeri 5 Kota Jambi (1998-2001)

5. S-1 Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan

(2001-2006)

6. S-2 Pendidikan IPA PPs Universitas Jambi Konsentrasi

Pendidikan Kimia (2011-2015)

7. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (2008)

8. Pendidikan dan Pelatihan Kepala Laboratorium IPA (2015)

9. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pranata

Laboratorium Pendidikan (2016)

10. Bimbingan teknis dan Pelatihan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Laboratorium (2017).

B. PEKERJAAN

1. Guru di Sekolah Dasar Negeri No.123 Kota Jambi (2006-

2007)

2. Tenaga Pengajar di Bimbingan Belajar Ganesha Operation

Kota Jambi (2007-2008)

3. Guru di Sekolah Dasar Negeri No. 66 Kota Jambi (2007-

2008)

Page 297: MANAJEMEN LABORATORIUM

289

4. PNS sebagai Laboran di Laboratorium Kimia/Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi (2008-2018)

5. Dosen Luar Biasa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

6. Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Ahli Pertama

di Laboratorium MIPA UIN STS Jambi (2018-sekarang).

C. KARYA

1. Analisa Kadar Besi pada Susu Kental Manis melalui

Pengompleksan Fe (II) dengan Ligan 1,10- Fenantrolin

Menggunakan Spektrofotometer Tampak (Skripsi).

2. Pengaruh Model Inquiry Training dan Berpikir Kritis

terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Mahasiswa pada

Mata Kuliah Kimia Dasar (Tesis).

3. Pengaruh Model Inquiry Training dan Berpikir Kritis

terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Mahasiswa pada

Mata Kuliah Kimia Dasar (Jurnal).

4. Persepsi Mahasiswa terhadap Pengelolaan Laboratorium

pada Mata Kuliah Biologi Umum untuk Pengembangan

Laboratorium Pendidikan Biologi FITK IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi(Prosiding).

Page 298: MANAJEMEN LABORATORIUM

290

Nama :Try Susanti, S.Si., M.Si

Jabatan Fungsional :Ketua Program Studi Sistem Informasi

FST UIN STS

&Dosen Tadris Biologi FTK UIN STS

Jambi

NIP : 19760303 200501 2 005

NIDN : 2003037602

Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/Lektor Kepala/IVb

Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi/03 Maret 1976

Alamat Rumah :Jln. H. Ibrahim Perum Amuntai Blok K 17

RT 11

Kel. Kenali Besar Kec. Alam Barajo Kota

Jambi

No HP/ Telp : 08127331945

Alamat Kantor : Jln. Jambi Muara-Bulian Km 16 Simp.

Sungai Duren.

Kabupaten Muaro Jambi

No Telp/Fax : 0741 582573

Page 299: MANAJEMEN LABORATORIUM

291

Alamat Email

:[email protected]/trysusanti

@uinjambi.ac.id

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tingkat Nama Institusi Jurusan Tahun

Lulus

Tempat

SD SD Inpres

Bukittinggi

- 1988 Bukittinggi

SMP SMPN 6

Bukittinggi

- 1991 Bukittinggi

SMA SMAN 2

Bukittinggi

Biologi 1994 Bukittinggi

STRATA

1

Univ Andalas Biologi 1999 Padang

STRATA

2

Univ Andalas Biologi 2009 Padang

RIWAYAT KEPANGKATAN

Jenis

SK

Pangka

t

Gol No SK TMT

CPNS Penata

Muda

III/a In/12/R/SK/KP.00.3/478/2005 1

Januar

i 2005

PNS Penata III/a In/12/R/SK/KP.00.3/670/2006 1 Juni

Page 300: MANAJEMEN LABORATORIUM

292

Muda 2006

Kenaika

n

Pangkat

Penata

Muda

Tk 1

III/

b

In/12/R/SK/KP.07.6/1017/200

8

1

April

2008

Kenaika

n

Pangkat

Penata III/c In/12/R/SK/KP.00.3/489/2010 1

April

2010

Kenaika

n

Pangkat

Penata

Tk 1

III/

d

B.II/3/04225 1

April

2012

Kenaika

n

Pangkat

Pembin

a

IV/

a

B.II/3/1815 1

April

2015

Kenaika

n

Pangkat

Pembin

a Tk 1

IV/

b

B.II/3/009432 1

April

2018

I. RIWAYAT JABATAN

No Tahun Jabatan Tempat

1 2007 Ketua Prodi Tadris BiologiFTK UIN STS

Jambi

2 2010 Ketua Prodi Tadris BiologiFTK UIN STS

Jambi

Page 301: MANAJEMEN LABORATORIUM

293

3 2014Ketua JurusanTadris

Biologi

FTK UIN STS

Jambi

4 2016-2018Ketua JurusanTadris

Biologi

FTK UIN STS

Jambi

5 2018-2020Ketua PSMF FTK UIN

STS Jambi

FTK UIN STS

Jambi

62018-

Sekarang

Asesor Badan Akreditasi

Nasional (BAN S/M)BAN S/M

72018-

SekarangFasilitator Dosen LPTK

Tanoto

Foundation

82020 –

Sekarang

Ketua Prodi Sistem

Informasi

Fak. Saintek UIN

STS Jambi

II. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) YANG

DIMILIKI

NO JUDUL TAHUN

1

The Useful Plants In Nepenthes Spp

Community Of Customary Forest Of Lingkat

Lake Kerinci

2020

2

Persepsi Masyarakat Kerinci Terhadap

Kelestarian Nepenthes Ditinjau Dari Kondisi

Sosial Keagamaan, Ekonomi Dan Budaya

2020

3

Kajian Etnobotani, Ekonomi, Budaya, Dan

Agama Tentang Potensi Tumbuhan Khas Di

Kawasan Candi Muaro Jambi

2019

Page 302: MANAJEMEN LABORATORIUM

294

4

The CompositionOf Plants In Nepenthes Spp

Community In Customary Forest Of Lingkat

Lake Kerinci

2018

5

Vegetasi Komunitas Nepenthes di Kawasan

Hutan Kampus Institut Agama Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2017

6Eksplorasi Pengetahuan Tumbuhan Obat pada

Etnis Minang di Kampus IAIN STS Jambi2017

7Deskripsi Minat Siswa Madrasah Aliyah untuk

Melanjutkan Pendidikan pada IAIN STS Jambi2017

PENGALAMAN PENELITIAN PUBLIKASI ILMIAH DALAM

JURNAL/BUKU

N

OJudul

Mas

a

Penu

gasan

Bukti Dokumen

1

Instrumen Asesmen

Bagi Peserta Didik

Dalam Proses

Pembelajaran Biologi

Berbasis PBL

(Problem Based

Learning)

202

0

BioEdUIN, Jurnal Program Studi

Pendidikan Biologi UIN Sunan

Gunung Djati BandungVol 10,

No 2: p-2338-7173 e-2615-0417

hlm 25-32.

https://journal.uinsgd.ac.id/index

.php/bioeduin/article/view/9834

Agustus 2020

Page 303: MANAJEMEN LABORATORIUM

295

2

Learning Environment

and Motivation in

Junior High School

202

0

Universal Journal of Educational

Research 8(5): 2047-20560

http://www.hrpub.org

DOI:

10.13189/ujer.2020.080542

19 April 2020

3

Studi Pengetahuan

Masyarakat Mengenai

Gulma Air Sebagai

Bioindikator

Pencemaran Air Di

Desa Lambur Luar

Kabupaten Tanjung

Jabung Timur

202

0

Jurnal BIOSEL Biology Science

and Education

p-ISSN2252-858x

e-ISSN 2541-1225

Vol. 8 No. 2

02 Januari 2020

4

The Useful Plants In

Nepenthes Spp

Community Of

Customary Forest Of

Lingkat Lake Kerinci

201

9

International Journal of

Scientific & Technology

Research IJSTR, Jurnal

International Bereputasi

Terindex SCOPUS Elsevier

e-ISSN: 2277-8616

Vol. 8 No. 12

Desember 2019,

5

Persepsi Masyarakat

Kerinci Terhadap

Kelestarian Nepenthes

201

9

Jurnal BioTek

ISSN: p-2581-1827

ISSN: e-2354 -9106

Page 304: MANAJEMEN LABORATORIUM

296

Ditinjau Dari Kondisi

Sosial Keagamaan,

Ekonomi Dan Budaya

Vol. 7 No. 2

31 Desember 2019

6

Pengaruh Strategi

Pembelajaran PQ4R

(Preview, Question,

Read, Reflect, Recite,

Review) Terhadap

Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam

Terpadu Siswa

Madrasah Tsanawiyah

201

9

Jurnal BioDik, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Biologi

p-ISSN: 2460-2612

e-ISSN: 2580-0922

Vol. 5 No. 2

03 September 2019

7

Analysis of Student

Anxiety Level in

Science Integrated

Learning Process

201

9

Proceedings AISTSSE 2018

ISBN: 978-1-63190-195-9

ISSN: 2593-7650

04 Oktober 2019

8

Evaluation of the

Effectiveness of

Practical Inquiry-based

Biology Course

201

9

Advances in Social Science,

Education and Humanities

Research, volume 253

9

The Influence of Illegal

Gold Mining (IGM) on

Environmental,

Economic, and

Educational Sectors of

201

9

International Conference on

Basic Sciences and Its

Applications Volume 2019

Page 305: MANAJEMEN LABORATORIUM

297

MuaraMensao Village,

Jambi

1

0

The Negative Impact

Of Illegal Gold Mining

On The Environmental

Sector In Batang Asai,

Jambi

201

8

Sustinere: Journal of

Environment and Sustainability

2 (3), 128-143

1

1

Model Fuzzy Logic

Berbasis Anfis Dalam

Penentuan Pola Tanam

Oryza Sativa

201

8

Al Kauniyah Jurnal Biologi

p-ISSN:1978-3736

e-ISSN:2502-6720

1

2

The Composition of

Plant in Nepenthes Spp

Community In

Customary Forest

Lingkat Like kerinci

201

8

Proceeding of International

Conference on Green

Technology. Vol 8 Issue 1

1

3

Pengaruh Metode

Resitasi Terhadap

Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas XI

Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Tanjung

Jabung Timur

201

7

Jurnal BioDik, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Biologi

Vol. 3 No. 2

p-ISSN:2460-2612

e-ISSN: 2580-0922

01 Desember 2017

1

4

Improving Science

Teachers Competence

201

7

The International Journal of

Science & Technoledge

Page 306: MANAJEMEN LABORATORIUM

298

Through Training of

National Science

Olympiad (OSN)

Community-

Participatory Based

Research at Madrasah

Aliyah Town Jambi

(TheIJST)

ISSN:2321-919X

1

5

Identification of

Fitoplankton Density

on Lithoral Zone Lake

Kerinci

201

7

International Journal of

Innovative Research and

develompment (IJIRD)

DOI:

10.24940/ijird/2017/v6/i5/MAY

17069

1

6

Vegetasi Komunitas

Nepenthes Spp di

Kawasan Hutan

Kampus IAIN STS

Jambi

201

7

Al Kauniyah Jurnal Biologi

p-ISSN:1978-3736

e-ISSN:2502-6720

1

7

Hubungan Self

Efficacy dan Prestasi

Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam

Terpadu

201

6

Indonesian Journal of

Educational Research (IJER)

p-ISSN:2451-2132

e-ISSN:2541-2159

1 Pengaruh Penerapan 201 Prosiding SemNas MIPA-

Page 307: MANAJEMEN LABORATORIUM

299

8 Strategi Learning

Starts with a Question

Terhadap hasil Belajar

Siswa Madrasah

Aliyah Negeri Model

Jambi

6 PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

1

9

Keanekaragaman

Species Tumbuhan

Bermanfaat Pada

Hutan Sekunder Bekas

Ladang di Dusun

Mangkadai Sarolangun

Jambi

201

6

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

2

0

Identifikasi

Enterobacteriaceae Air

Sumur RT 17/07 Kec.

Nipah Panjang

201

6

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

2

1

The Development

Natural Sciences Based

Adobe Flash CS3 with

the Topic System of

Coordination and the

Senses in

Humans in Junior High

School

201

6SULE-IC 2nd FKIP UNSRI

Page 308: MANAJEMEN LABORATORIUM

300

2

2

Explorasi Pengetahuan

Tumbuhan Obat Pada

Etnis Minang Di

Kampus IAIN STS

Jambi

201

6

Prosiding Semirata Ilmu MIPA

UNSRI Palembang/ ISBN 978-

602-71798-1-3

2

3

Analisis Vegetasi

dalam Komunitas

Nepenthes mirabilis di

Hutan Kampus IAIN

STS Jambi

201

6

Biospecies

ISSN: 1979-0902

2

4

Penggunaan Media

Pembelajaran Biologi

Oleh Guru Ilmu

Pengetahuan Alam

Tingkat Madrasah

Tsanawiyah Negeri

(MTsN) Kota Jambi

201

5

Prosiding SemNas P. Bio UIN

Alauddin Makasar/ Biotek

Jurnal Pendidikan Biologi UIN

Alauddin Makasar

p-ISSN:2354-9106

e-ISSN:2581-1827

2

5

Pemeriksaan bakteri

pada air perpipaan

PDAM Tirta Mayang

sebagai Kebutuhan

sehari-hari Warga RT

10 Rawasari Kotabaru

Jambi

201

5

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

2 Keanekaragaman 201 Prosiding SemNas MIPA-

Page 309: MANAJEMEN LABORATORIUM

301

6 Kepiting Biola(Uca

Spp) di Ekosistem

Manggrove Kampung

Laut Kec Kuala Jambi

Kab TanjabTim

5 PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

2

7

Deskripsi Kemampuan

Eksakta Mahasiswa

Fakultas Ilmu Tarbiyah

Dan Keguruan IAIN

STS Jambi

201

4

Jurnal Perspektif Universitas

Negeri Jakarta

ISSN: 1411-5255

2

8Asesmen Penalaran

Inch

201

4

AT Taklim FITK IAIN Imam

Bonjol Padang

2

9

Nepenthes

attenboroughii

(New Species)

201

4Edu-Bio/Vol V/ISSN 2087-8192

3

0

EthnobotanyNepenthes

AndPlantsInNepenthes

Community

BasedOn Usage-

Knowledge Of The

Kerinci Local Society

201

4

Prosiding ICETS Univ. Jambi/

ISBN 978-602-71682-0-6

3

1

Perbandingan Hasil

Belajar Siswa

Berdasarkan Gender

201

4

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

Page 310: MANAJEMEN LABORATORIUM

302

Pada Mata Pelajaran

Biologi Di MAN

Model Jambi

3

2

Perbandingan Hasil

Belajar Siswa Yang

Menerapkan Metode

Eksperimen Dengan

Metode Proyek Di

Smpn 4 Batanghari

201

4

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

3

3

Deskripsi Minat Siswa

SMA Dan MA Di

Propinsi Jambi Untuk

Melanjutkan

Pendidikan Pada IAIN

STS Jambi Dengan

Menggunakan Regresi

Logistik Biner

201

4

Prosiding Semirata Ilmu MIPA

Bogor/ ISBN

3

4

Penerapan Metode

Eksperimen Dalam

Meningkatkan Hasil

Belajar

201

4

Prosiding SemNas PEP

UNJ/ISBN

3

5

Keanekaragaman

Tumbuhan Berguna Di

Hutan Adat Imbo

Mangkadai Sarolangun

201

3

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

Page 311: MANAJEMEN LABORATORIUM

303

3

6

Hubungan Strategi

Pembelajaran

Konstruktivisme

Dengan Minat Belajar

Biologi Siswa Di Man

Kuala Enok Inhil Riau

201

3

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

3

7

Komposisi Spesies

Pohon Pada Hutan

Sekunder Bekas

Ladang Di Dusun

Mengkadai

Sarolangun, Jambi

201

3

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

3

8

Polen-Ovule Rasio

Tumbuhan Invasif Di

Kawasan Hutan Kota

M.Sabki Jambi

201

3

Prosiding SemNas MIPA-

PMIPA FITK/ISBN 978-602-

7902-34-3

3

9

Keanekaragaman

Tumbuhan Paku

(Pteridophyta) Taman

Hutan Kenali Kota

Jambi

201

3

Prosiding Semirata Ilmu MIPA/

ISBN 978-602-98559-2-0

4

0

Keanekaragaman

Tumbuhan Invasif Di

Kawasan Taman Hutan

Kenali Kota Jambi

201

3

Prosiding Semirata Ilmu MIPA/

ISBN 978-602-98559-2-0

Page 312: MANAJEMEN LABORATORIUM

304

4

1

Sekolah Bertaraf

International (Sebuah

Catatan Kritis)

201

3

Al-‘Ulum/Vol II/ ISSN 2337-

3962

4

2

Sikap Siswa Terhadap

Matematika

201

3

Edu-Math/Vol IV/ISSN 2087-

8184

4

3

Adaptasi Perilaku

Berang-Berang

Sumatera (Lutra

Sumatrana) (Dalam

Perspektif

Pembelajaran Ekologi)

201

3

Edu-Bio/Vol IV/ISSN 2087-

8192

4

4

Nepenthes Dan Valuasi

Ekonomi (Suatu Upaya

Konsevasi Nepenthes)

201

2

Edu-Bio/Vol III/ISSN 2087-

8192

4

5

Peran Kurikulum Dan

Silabus Dalam Desain

Instruksinal Biologi

201

1Edu-Bio/Vol II/ISSN 2087-8192

4

6

Variasi Morfologi

Polen Genus Globba

(Zingiberaceae) Di

Sumatera Barat

201

0

Hayati/ Journal of Bio

Researches/ No I/Vol 16/ ISSN

0852-6834

4

7

Klasifikasi Numerik

Genus Globba

Sumatera Barat

201

0

Jurnal Biospektrum/No 2 Vol 6/

ISSN 1858-4276/Bio/

PSAS/Unand

4 Pembelajaran Terpadu 201 Edu-Bio/Vol I/ISSN 2087-8192

Page 313: MANAJEMEN LABORATORIUM

305

8 Model Connected Pada

Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam

0

4

9

Spesimen Herbarium

Tumbuhan

Spermatophyta Sebagai

Media Pengajaran

Dalam Praktikum

Botany Phanerogamae

200

8

Paedagogy/No.3/Vol VIII/ ISSN

1412-4351

5

0

Peningkatan

Keterampilan Sosial

Siswa Melalui

Pembelajaran

Kooperatif

200

8

Paedagogy/No.2/Vol VIII/ ISSN

1412-4351

5

1

Penyempurnaan Model

Penghargaan Sebagai

Upaya Peningkatan

Prefesionalitas Guru

200

7

Paedagogi/No.1/Vol VII/ ISSN

1412-4351

Page 314: MANAJEMEN LABORATORIUM

306

Dr. Dr. Maryani, S. Ag, MHI, Lahir di Jambi, 07 September 1976.

Putri kelima dari Bapak H. Muhammad Nur (Alm.) dan Ibu Hj.

Robiyatul Adawiyah. Suami, H. Zainal Arifin, S. Ag, MHI. Dikaruniai

3 (tiga) orang anak, Zayyan Wijdan Al-Murfid, Zayyan Muhammad

Al-Fakih dan Zuhratul Karimah. Alamat: Lorong Banyumas RT. 21

Kecamatan Mandalo Darat Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

Nomor HP. 085368489853. Email: [email protected]

Riwayat Pendidikan: S3 Ilmu Syari’ah Beasiswa Program 5000

Doktor 2017 s/d sekarang. S3 Manajemen Pendidikan Islam di UIN

STS Jambi 2014 s/d 2018, S2 Metodologi Pemikiran Hukum Islam

(MPHI) di Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi 2000 s/d 2003, Perguruan Tinggi: S1 Pendidikan Agama Islam

di Institut Agama Islam Riyadhotul Mujahidin Ngabar Ponorogo Jawa

Timur 1994 s/d 1998, MTs s/d MA Pondok Pesantren Wali Songo

Ngabar Ponorogo Jawa Timur 1989 s/d 1994, SDN No. 54/IV 1986-

1988, dan SDI As’ad 1982-1985.

Page 315: MANAJEMEN LABORATORIUM

307

Pengalaman Kerja: Ia pernah menjabat sebagai Anggota Komisi

Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK

MUI) Provinsi Jambi Tahun 2020, Ketua Jurusan Hukum Ekonomi

Syari’ah UIN STS Jambi (2018-2019), Sekretaris Senat Akademik

Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi

(2016-2017), Anggota Auditor Mutu Internal Universitas Islam Negeri

Jambi STS Jambi (2016- 2018), Anggota Senat STAI Ma’arif Jambi

(2007-2018), Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Ma’arif Jambi (2012-2015), dan Ketua Jurusan

Ahwalu Al-Syakhsiyyah Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Jambi

(2007-2011).

Karya Ilmiah:

Jaminan Produk Halal (Kajian Sertifikasi Halal Air Minum Dalam

Kemasan), (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2020), Jurnal

Internasional: IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-

JHSS) Volume 25, Issue 7, Series 8 (Juli. 2020) 52-58, e-ISSN: 2279-

0837, p-ISSN: 2279-0845, www.iosrjournals.org Halal certification as

a guarantee for Halal products in Bottled Drinking Water at Afresh Inc.

and Lingga Harapan Inc, Jambi, Indonesia, Prosiding Seminar

Internasional dalam Rangka Kegiatan Studi Visit 2019 “Tantangan

Manajemen Pendidikan Islam, Hukum Islam dan Bahasa Melayu di

Era Revolusi 4.0”, 2019, Jurnal Literasiologi “Pengajaran Anak Dalam

Perspektif Hadits (Implementasi Rasulullah dalam Mendidik Anak)”

Volume 1, No. Januari-Juni 2018, Management of Pesantren in

Page 316: MANAJEMEN LABORATORIUM

308

Development of Islamic Religion Education in Jambi Province, ISSN-

2350 (0), ISSN-2394-3629 (P), International Journal of Research

Granthaalayah A Knowledge Repository, September 2018. Buku:

(Jakarta: Pustaka Ma’arif Press, 2018), Pengelolaan Pondok Pesantren

(Kajian Pengembangan Pendidikan Agama Islam), Jurnal AlAshlah

STAI Ma’arif Jambi, 2018, Penerapan Peraturan Modern dan

Relevansinya dengan Hukum Islam

http://journal.staimaarifjambi.ac.id/index.php/alashlahjournal/article/vi

ew/1 22 Wewenang Dan Tanggung Jawab Dalam Al-Qur’an Dan

Hadits (AnNahdhah Stai Ma’arif Jambi), Vol. 11 No. 1 Januari – Juni

2017, Coodination Pattern In Educational Institusions in the

Perspective of Islam (International Journal of Science and

Research/IJSR) paper ID: ART20172470, 2017, Motivation In Islam's

Perspective (A Theoretical Review). Journal of Culture, Society and

Development, 30. pp. 20-26. ISSN ISSN 2422-8400, 2017, Keputusan

Dalam Perspektif Islam Tentang Manajemen Pendidikan (Jurnal Al-

Liqo, STAI Auliaurrosyidin Tembilahan Riau, 2017), Wewenang dan

Tanggung Jawab dalam Alquran dan Hadits,

http://journal.staimaarif.jambi.ac.id/index.php/annahdhah/article/view/

96/8 2, Vol. 11 No. 1 Januari-Juni 2017 ISSN: 1979-3391, Saksi

Wanita dalam Putusan Perceraian Menurut Hukum Islam (Studi Kasus

di Pengadilan Agama Kelas 1 A Kota Jambi), (Jurnal Al-Qisthu, vol.

15 No. 1 2017),

http://journaliainkerinci.ac.id/index.php/alqisthu/article/view/159,

ISSN: 1858-1099, dan http//:pasca.iainjambi.ac.id, Prosiding Seminar

Page 317: MANAJEMEN LABORATORIUM

309

Internasional Pascasarjana ”Islam and Trans-Cultural in Education”,

Pascasarjana IAIN STS Jambi, 2016.

Page 318: MANAJEMEN LABORATORIUM

310

DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dra. ENADARLITA, MKM

3. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/ IV. d

4. Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya

5. Tempat/TTL : Gurun Lawas/ 21 Juni 1964

6. JenisKelamin : Perempuan

7. Instansi : BPSDM Provinsi Jambi

8. Jabatan : Widyaiswara Ahli Utama

9. Alamat Kantor : Jln. H. Agus Salim no 19 Kotabaru

Jambi

10. Alamat Rumah : RT.27 Kelurahan Kenali Asam Bawah

11. No HP : 085266598077

12. Email : [email protected]

Page 319: MANAJEMEN LABORATORIUM

311

I. DATA RIWAYAT PENDIDIKAN UMUM

N

o

Pendidika

n

Lembaga

Pendidika

n

Jurusan/Spesialisas

i

TahunLulu

s

1. SDSD N 04

Pasar Baru- 1979

2. SMPSMP N

Pasar Baru- 1982

3. SMASMAN

PainanIPA 1985

4. S1 Universitas

Batanghari

FKIP/ IPS 1990

5. S2Universitas

IndonesiaFKM/IKM 1995

6. S3UIN STS

Jambi

MPI/persiapan

Seminar hasil

II. DATA RIWAYAT PENDIDIKAN TEKNIS/STRUKTURAL

NoPendidikan/Nama

Diklat

Lembaga

PenyelenggaraTahun

Tahun

Lulus

1. ADUMKanwil BKKBN

Prov. Jambi1999 1999

2. SPAMABKKBN Jawa

Timur2002 2002

3. Diklat Penjenjangan WI Jakarta 2015 2015

Page 320: MANAJEMEN LABORATORIUM

312

Utama

TRAINING OF

TRAINER

1. Skema 3 ESQ Menara 165 2019 2019

2.

TOF

DiklatsarTerintegrasi dan

Plus ANEKA

Bapelkes Batam 2018 2018

3. Diklat Substantif PIM BPSDM Jambi 2017 2017

4.TOT Barang milik

daerah

Bukittinggi 2013 2013

5. TOT Keuangan Daerah Padang 2013 2013

6. TOT Revolusi Mental Jakarta 2017 2017

7. TOF PPRG Jakarta 2015 2015

8.TOF Pendidikan

Kependudukan

Medan 2014 2014

Diklat Teknis

1.Diklat Pengembangan

Media Pembelajaran

BPSDM Jambi 2018 2018

2.Diklat Penyusunan

Modul Diklat

Bogor 2016 2016

3.Diklat dasar-dasar

mengajar

Jambi 2015 2015

4.Bimtek Dupak bagi

widyaiswara

Jambi 2018 2018

5. Workshop KTI bagi WI Jambi 2018 2018

Page 321: MANAJEMEN LABORATORIUM

313

6.

TOC Bagi Pejabat dan

Staf di Lingkungan

Pemda

Jambi 2013 2013

7.Keahlian Pengadaan

Barang dan Jasa

Sarolangun 2011 2011

8.Diklat Metode

Pembelajaran Inovasi

Bogor 2015 2015

9. Diklat ASESOR Jambi 2016 2016

III. DATA RIWAYAT JABATAN STRUKTURAL DAN

FUNGSIONAL

No JabatanStruktural / Fungsional TMT

1. Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Prov.

Jambi

1 Pebruari

2014

2. Sekban BPPKB Kabupaten Sarolangun 1 September

2011

3. Camat Pauh Kabupaten Sarolangun 18 Mei 2009

4. Kabid PKHP BPPKB Kabupaten Sarolangun 2 Pebruari

2007

5. Kabid Promkes Dinkes Kabupaten Sarolangun 2 Oktober 2005

6. Kabid IKAP BKKBN Kabupaten Sarolangun 2 Agustus 2001

7. Kasi pelaporan dan statistik Kanwil BKKBN

Provinsi Jambi

1 September

1999

7. PKB Kanwil BKKBN Provinsi Jambi 17 Maret 1996

Page 322: MANAJEMEN LABORATORIUM

314

IV. JURNAL YANG PERNAH DI MUAT SECARA

NASIONAL

No Spesialisasi Kompetensi

1 Hubungan Pengetahuan Dan Karakteristik Akseptor Dengan

Penggunaan Pelayanan Kb Jalur Swasta Di Jawa Barat

2 Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Gaya Kepemimpinan

terhadap Keinovatifan Pejabat Administrator di Provinsi Jambi

3 Pengaruh Koordinasi dan Komunikasi Terhadap Efektivitas

Organisasi di Provinsi Jambi

4 Pengaruh Kompetensi Manajerial Dan Kecerdasan Emosional

Terhadap Gaya Kepemimpinan Pejabat Administrator Di

Provinsi Jambi

5 Hubungan Budaya Kerja Dan Koordinasi Terhadap Kinerja

Organisasi Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

(Bpsdm) Provinsi Jambi

Page 323: MANAJEMEN LABORATORIUM

315

BIODATA EDITOR

A. Nama : Dr.H.Kasful Anwar Us, M.Pd

B. NIP & NIDN : 196812041994 031 004/2004126801

C. Gol./Pangkat : Pembina Utama Muda/ LektorKepala /

IV/c

D. Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 04 Desember 1968

E. Alamat Rumah : Jl. DepatiPurbo RT. 17 No. 89 Kel.

Pematang Sulur Kecamatan

Telanaipura Kota Jambi

Telp./HP : 08127395602

E-mail/Blog : [email protected]

F. Riwayat Pendidikan :

SD Ar-Riyadh Palembang tamat tahun1983

Page 324: MANAJEMEN LABORATORIUM

316

SMPAr-Riyadh Palembang tamat tahun 1985

MAS As'ad Jambi tamat tahun 1988

S-1IAIN STS Jambi tamat tahun 1993 *

S-2UNP Padang tamat tahun 2000 *

S-3UPI Bandung tamat tahun 2010 *

Sertifikasi Dosen tahun 2009 *

G. Judul Tesis : Proses Pembelajaran (StudiKasus

Pondok Pesantren As'ad Olak Kemang

Jambi)

Judul Disertasi : Kepemimpinan Kyai Pesantren (Studi

pada Pondok Pesantren di Kota Jambi)

H. Riwayat Pekerjaan :

1. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun 1994 s.d

sekarang

2. Wakil Kepala MAL Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun

2003s.d 2006

3. Wakil Ketua PANWASLU Kota Jambi 2003-2006

4. Wakil Ketua Panwaslu Provinsi Jambi tahun 2006-2008

5. Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi tahun

2007 s.d sekarang

6. Kepala Pusat Penelitian STAI Ma’arif Jambi tahun 2008 s.d

2012

Page 325: MANAJEMEN LABORATORIUM

317

7. Ketua STITAD Al-Azhar Jambi tahun 2013

8. Ketua Pusat Pengabdian pada Masyarakat STAI Ma’arif Jambi

2013 s.d 2016

9. Ketua Program DMS Fak Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN

STS Jbi 2009-2014

10. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi

2015-2017

11. KepalaPusatPengabdianMasyarakat (PPM) STAI Maarif Jambi

2017 – Sekarang

12. Ketua Prodi S3 MPI danIlmuSyariah PPs UIN STS Jambi,

2017 sdSekarang

I. Riwayat Keanggotaan Organisasi Profesi dan Sosial

No Nama Organisasi Tingkat Tahun

1 PGRI Prov. Jambi Provinsi 2008

s.dsekarang

2 Wakil Ketua Umum Peregerakan

Islam Indonesia CabanJambi

Provinsi 1989

3 Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa

IAIN STS Jambi

Provinsi 1990-1991

4 Wakil Ketua KNPI Provinsi Jambi Provinsi 1994

5 Pengurus AMPI Provinsi Jambi Provinsi 1993

6 Wakil Ketua ANSOR Provinsi

Jambi

Provinsi 1995

Page 326: MANAJEMEN LABORATORIUM

318

7 Skeretaris Umum Ittihadul

Muballighin

Provinsi 2005 s.d

Sekarang

8 Wakil Ketua IKA PMII Provinsi

Jambi

Provinsi 2011 s.d

Sekarang

9 Wakil Ketua Ikatan Sarjana

Nahdlatul Ulama (ISNU) Provinsi

Jambi

Provinsi

Jambi

2012 s.d

Sekarang

10 Skeretaris Umum Dewan

Kehormatan Guru Indonesia

Provinsi Jambi

Provinsi 2012 s.d

Sekarang

11 Ketua STITAD AL-AZHAR

Jambi

Provinsi 2013

12 Wakil Ketua PW NahdhotulUlama

(NU) Prop Jambi

Propinsi 2015 -2020

13 Wakil Ketua ICMI Wilayah Jambi Propinsi 2018 -2022

14 Wakil Ketua PW BAKOMUBIN Propinsi 2018 -2022

15 KetuaIttihadulMuballighinPropinsi

Jambi

Propinsi 2018 -2022

16 KetuaPerkumpulanPersaaudaraan

Muslim Internasional

Propinsi 2019 -2025

17 Wakil Ketua Dewan Masjid

Indonesia {DMI} Jambi

Propinsi 2018 -2023

18 Ketua Dewan Kehormatan PMI

Kota Jambi

Kota Jambi 2019 -2024

Page 327: MANAJEMEN LABORATORIUM

319

Daftar Buku, Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah Lainnya*

N

o

Judul Karya Jenis Tingkat Tah

un

1 UrgensiPemberantasanButaAksar

a Baca Al-Qur'an di

DesaSukaMakmurKec. Sungai

BaharKab. Batanghari Prop.

Jambi

Skripsi Lokal 199

3

2 Proses Pembelajaran

(StudiKasusPondokPesantrenAs'

adOlakKemang Jambi)

Tesis Lokal 200

0

3 Kepemimpinan Kiai Pesantren:

Studi terhadap Pondok Pesantren

di Kota Jambi

Disertasi Lokal 201

0

4 KepemimpinanVisionerdalamPen

didikan.

Jurnal Lokal 200

7

5 PendidikanAnakdalamKeluarga

MenurutKonsep Al-Qur'an

Jurnal Lokal 200

7

6 SejarahPondokPesantren di

Indonesia

Jurnal Nasional 200

7

7 Strategi Pendidikan Islam dalam

Menghadapi Perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Jurnal Lokal 200

7

Page 328: MANAJEMEN LABORATORIUM

320

8 Visi Kepemimpinan Progresif

dalam Pendidikan

Jurnal Lokal 200

8

9 Peranan Pendidikan dalam

Pertumbuhan Ekonomi

Jurnal Lokal 200

8

1

0

Sertifikasi Guru di Indonesia

dalam Rangka Peningkatan Mutu

Guru

Jurnal Lokal 200

8

1

1

Pendidikan sebagai Investasi

(Suatu Kajian Fungsi Pendidikan

yang Bermutu)

Jurnal Lokal 200

9

1

2

Perencanaan Sistem

Pembelajaran

Buku,

Bandung:

Alfabeta,

Nasional 201

0

1

3

Kepemimpinan Kiai Pesantren:

Studi terhadap Pondok Pesantren

di Kota Jambi

Kontekstua

lita: Jurnal

Penelitian

Sosial

Keagamaa

n

Lokal 201

0

1

4

Komunikasi Efektif dalam Proses

Pembelajaran

Jurnal, At-

Talim

Lokal 201

0

1

5

Dimensi Hubungan Negara,

Politik Dan Pendidikan

Ta'dib:

Journal of

Islamic

Education

Nasional 201

0

Page 329: MANAJEMEN LABORATORIUM

321

(Jurnal

Pendidikan

Islam,

2010 -

jurnal.rade

nfata

h.ac.id

1

6

Jaminan Mutu dan Upaya

Pengembangan Profesionalitas

Guru pada Abad Pengetahuan

Jurnal An-

Nahdhah

Vol. 10,

No. 1, Jan-

Juni 2011,

ISSN:

1979 –

3391

Nasional 201

1

1

7

Perencanaan sistem pembelajaran

kurikulum tingkat satuan

pendidikan

Buku,

Bandung:

CV

Alfabeta,

Nasional 201

1

1

8

Perencanaan Sistem

Pembelajaran Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)

Buku Nasional 201

1

1

9

Kepemimpinan Kyai Pesantren

(Studi pada Pondok di Kota

Jambi)

Buku Nasional 201

2

Page 330: MANAJEMEN LABORATORIUM

322

2

0

Penelitian Hadits-Hadits Populer

dalam Masyarakat Jambi (Studi

Kritik Hadits)

Puslit

IAIN

Lokal 201

3

2

1

Formulasi Pengembangan

Karakter Bangsa (Menelaah

Konsep Al-Qur’an)

Jurnal Lokal 201

3

2

2

Supervisi Responsibilitas dan

Akuntabilitas dalam

Mewujudkan Pendidikan

Berkualitas

Jurnal An-

Nahdhah

Lokal 201

4

2

3

Investasi Pendidikan (Suatu

Fungsi Untuk Pendidikan Yang

Bermutu)

Al-Fikrah:

Jurnal

Kependidi

kan Islam

IAIN

Sulthan

Thaha

Saifuddin

Lokal 201

4

2

4

The Leadership of Kyai in

Islamic Boarding School (A

Study of Islamic

Boarding School in Jambi)

Al-Ta lim

Journal,

Nasional 201

5

2

5

Karakter Kepemimpinan yang

Berkualitas, Berintegritas, dan

Berakhlak Karimah Berazazkan

Prosiding

Seminar

Internasion

Nasional 201

5

Page 331: MANAJEMEN LABORATORIUM

323

QS Al-Ahzab 21 melalui

Pendekatan

Spiritual

al, ISBN:

978-602-

73772-0-2

2

6

Jaminan Mutu dan Upaya

Pengembangan Profesionalitas

Guru pada Abad Pengetahuan

Nur El-

Islam

Lokal 201

5

2

7

Sinergi Intelektual (IQ) dan

Spiritual (SQ) melalui

Pendidikan Karakter Berbasis Qs.

Adz Dzariat : 56

Prosiding

Seminar

Internasion

al, ISBN:

978-602-

73772-0-2

Nasional 201

5

2

8

Kurikulum terpadu: model

pembinaan karakter pada sekolah

islam fullday

IJER

(Indonesia

n Journal

of

Educationa

l Research)

Internasi

onal

201

6

2

9

Manajemen Mutu Pendidikan

Konsep Teori dan Aplikasi

Jurnal An-

Nahdhah

Vol. 10,

No. 1, Jan-

Juni 2016,

ISSN:

1979 –

Nasional 201

7

Page 332: MANAJEMEN LABORATORIUM

324

3391

3

0

Manajemen Kepemimpinan

Kepala Sekolah

Jurnal An-

Nahdhah

Vol. 10,

No. 2, Juli-

Des 2016,

ISSN:

1979 -

3391

Nasional 201

7

3

1

Desain Sekolah Efektif Buku,

Pusakan,

ISBN:

978-979-

24-0479-1

Nasional 201

7

3

2

Kebijakan Pendidikan Islam di

Indonesia

Buku,

Pusakan,

ISBN:

978-979-

24-0478-4

Nasional 201

7

3

3

Desain Pembelajaran Tata

Kurikulum Efektif dan Efesien

Buku,

Pustaka

Ma’arif,

ISBN:

978-602-

50299-

Nasional 201

7

Page 333: MANAJEMEN LABORATORIUM

325

2-9

3

4

Metodologi Pembelajaran Bahasa

Arab

Buku,

Pusaka,

ISBN:

978-979-

24-0478-4

Nasional 201

7

3

5

Kinerja Pimpinan Buku,

Pusaka,

ISBN:

978-979-

24-0476-0

Nasional 201

7

3

6

Integrasi Agama Dalam Budaya

Islam Indonesia (Tahlilan: Salah

Satu Integrasi Agama dan

Budaya)

Jurnal An-

Nahdhah

Nasional 201

7

3

7

Pengelolaan Madrasah Bermutu Buku,

Media

Salim

Indonesia,

Jambi,

ISBN:

978-602-

6785-

95-4

Nasional 201

7

3 Manajemen Strategi Peningkatan Proceeding Nasional 201

Page 334: MANAJEMEN LABORATORIUM

326

8 Mutu Pendidikan di Perguruan

Tinggi

The 1th

ACIEM

P-ISBN:

978-

602-

61841-7-7

E-ISBN:

978-

602-

61841-8-4

8

3

9

Managerial Competence Of

Madrasah Principals In

Improving Quality Management

Of State

Madrasah Aliyah Post Tsunami

Aceh

Soudi

Journal of

Humanitie

s and

Social

Sciences

(SJHSS)

Internasi

onal

201

8

4

0

The Problem of Women

Educational in Rimba Tribe and

Solutions

Proceding:

KnE-

Sosial

Scinces,

IOI-2018,

DOI:

10.18502/k

ss.v3

Internasi

onal

201

8

Page 335: MANAJEMEN LABORATORIUM

327

i10.3447

4

1

Membangun Pendidikan Karakter

di Era Digital

Jurnal of

Religius

Innovation

Studies

Nasional 201

9

4

2

Manajemen Sumber Daya

Manusia dalam Mengingkatkan

Keunggulan Kompetitif

Jurnal Nasioal 201

9

4

3

Penempatan Pegawai di Lembaga

Pendidikan Islam Perspektif Al-

Qur’an dan Hadist

Jurnal Nasional 201

9

4

4

Sifat Empati Pemimpin Terhadap

Bawahan Sebagai Kunci

Keberhasihan Kepemimpinan

Dalam Sistem Manajemen

Pendidikan

Islam

Journal of

Islamic

Educationa

l

Manageme

nt

Nasional 201

9

4

5

Job Satisfaction in

Organizational

Culture,Transformational

Leadership and Work Motivation

Proceeding Nasional 201

9

4

6

Silaturahmi Pemimpin terhadap

Bawahan dalam Sistem

Manajemen Pendidikan Islam

Journal Nasional 201

9

4 Sistem Manajemen Pengelolaan Journal Nasional 201

Page 336: MANAJEMEN LABORATORIUM

328

7 Dana Lembaga Pendidikan 9

4

8

Meneladani Kepemimpinan

Rasulullah (Peran Sentral

Pemimpin dalam Sistem

Manajemen Pendidikan Islam)

Journal Nasional 201

9

4

9

Kesanggupan Pemimpin

Membangun Ruh Al-Jama’ah

dalam Sistem Manajemen

Pendidikan Islam

Journal Nasional 201

9

5

0

Benchmarking Head of Madrasah

In Doing Madrasah

Transformation In Jambi

Province

Internation

al Journal

of

Research

Granthaala

yah

Internasi

onal

201

9

5

1

Empowering Islamic Boarding

School In Improving Its Human

Resources In Batanghari

Regency Jambi Province (The

Study at Ummul Masakin Islamic

Boarding School In Batanghari

Regency)

Internation

al Journal

of

Research

Granthaala

yah

Internasi

onal

201

9

5

0

Pendidikan Islam dalam

Perspektif Revolusi Modern di

Indonesia

Journal

Manajeme

n

Nasional 202

0

Page 337: MANAJEMEN LABORATORIUM

329

Pendidikan

dan Ilmu

Sosial

(JMPIS)

J. Pengalaman Menjadi Narasumber/Konsultan/Staf Ahli/Pakar*

N

o

Nama

Kegiatan/Lemba

ga

Tingkat

(Lokal/Nasional/Internasi

onal

Tahun

1 Seminar

“Untukmu Guru”

Jambi Ekspres

Provinsi 2010

2 Pelatihan

Kepemimpinan

Mahasiswa IAIN

STS Jambi

Provinsi 2010

3 Work Shop

Kenerja Guru

Dan Guru

Profesional Se-

kabupaten Muaro

Jambi

Regional 2011

4 Narasumber

Pemberatasan

Regional 2012

Page 338: MANAJEMEN LABORATORIUM

330

Buta Aksara Al-

qur’an Se-

kabupaten

Kerinci Dan

Seipenuh

5 Sertifikasi Guru

Agama Se-

provinsi Jambi di

IAIN STS Jambi

Provinsi 2010,

2011,

dan 2012

6 Work Shop

Peningkatan

Kompentensi

Guru (PKG) Se-

provinsi Jambi

Provinsi 2012

7 Narasumber

Pelatihan Karya

Tulis Ilmiah IAIN

STS Jambi

Prvinsi 2012

8 Nara Sumber

Seminar Nasional

Kepemimpianan

Nasional Dan

kemandirian

Bangsa

Nasional 2012

9 Diklat Guru PAI Regional 29 Maret

Page 339: MANAJEMEN LABORATORIUM

331

Se-Kabupaten

Muaro Jambi

2013

10 Pelatihan

Kepemimpinan

Mahasiswa

Fakultas Tarbiyah

IAIN STS Jambi

Regional 29 April

2013

11 Pelatihan

Penyusunan RPP

Berkarakter Mata

Pelajaran Agama

dan Bahasa

Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan

Keguruan IAIN

STS Jambi

Regional 7

Septemb

er 2013

12 Workshop

Penerapan

Pembinaan

Pendidikan

Berkarakter

Religius dan

Basedpractice

Bagi Guru PAI

Se-Kabupaten

Regional 9-10

Oktober

2013

Page 340: MANAJEMEN LABORATORIUM

332

Muaro Jambi

13 Pembekalan PPL

STAI Muara

Bulian

Regional 2

Nopemb

er 2013

14 Narasumber

Seminar Nasional

Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan

Keguruan IAIN

STS Jambi

Nasional 26

Januari

2014

15 Simposium

Eksistensi

Perguruan Tinggi

Agama Islam

dalam

Membentuk

Ulama yang

Intelektual dan

Intelektual Ulama

Regional 18 Maret

2014

16 Peserta Seminar

Nasional

Moderasi Islam di

Nasional 27 – 29

Maret

2014

Page 341: MANAJEMEN LABORATORIUM

333

Masjid Istiqlal

Jakarta

17 Pelatihan

Terintegrasi

Berbasis

Kompetensi Guru

Kesramas Pemda

Provinsi Jambi

Regional 19 April

2014

18 Dewan Hakim

MTQ Tingkat

Kabupaten/Kota

dan Provinsi

Jambi

Regional 2011-

2014

Pengalaman Mengikuti

Pelatihan/Lokakarya/Penataran/Workshop/Seminar yang melibatkan

Pakar/Ahli dari Luar PPs IAIN STS Jambi*

N

o

Nama

Kegiatan/Lembaga

Tingkat

(Lokal/Nasional/Int

ernasional)

Tahun

1

Pelatihan Kader Lanjutan

dan Seminar Nasional

Lingkungan Hidup PMII

Jambi

Nasional 1988

Page 342: MANAJEMEN LABORATORIUM

334

2 Simposium Nasional dan

Pelatihan Kepemimpinan

Tingkat Nasional di UGM,

Nasional 1990

3 Pelatihan Kepemimpinan

Tingkat Nasional

Kementerian Agama RI di

Bogor

Nasional 1990

4 Peserta Work Shop dan

Pelatiahn Kerja Lapangan

Mahasiswa S3 UPI

Bandung Ke Negara

Singapur, Malaysia,dan

Tailand

Internasional 2009

5 Peserta Studi

BandingIndex Golden

Bird KeNegara Viatnam

Internasional 2012

6 PelatihanTerintegrasiBerb

asisKompetensi Guru

Nasional 2014

7 Seminar NasionalPPMI:

Perkembangan dan

PerjuanganUmmat dalam

Membangun NKRI

yangBermartabat,

terhormat dan

berkemuliaan

Nasional Hotel

Paragon, Jakarta

3 – 5

Novemb

er

2018

Page 343: MANAJEMEN LABORATORIUM

335

8 International Conference

of Organizational

Innovation

Fukuaka University

Japan

7 – 9

Juli

2018

9 Workshop Penulisan

Naskah Jurnal dan

Seminar Hasil Penelitian

“Menjadikan Hasil

Penelitian Sebagai Artikel

Jurnal Terakreditasi atau

BereputasiInternasional”

LPPM UIN STS

Jambi

30

Nopemb

er 2017

8 Pelatihan Soft Skill Dosen

“Pengembangan Soft Skill

Dosen Dalam

Meningkatkan Mutu

Pembelajaran”

FTK STS Jambi 29

Desemb

er 2017

9 Seminar Nasional

Penguatan Moderasi Islam

dalam Pengembangan

Program

PembinaanOrganisasidan

Kemahasiswaan PAI pada

PTU

Jambi 28

Septemb

er 2018

1

0

Seminar Nasional Fatwa

Dewan Syariah Nasional:

“MUI Antara Idealisme

Jambi 25

Nopemb

er 2016

Page 344: MANAJEMEN LABORATORIUM

336

Fiqh Keuangan dan

Pragmatisme Bisnis

Keuangan”

1

1

International Seminar:

Islam and Trans-

Cultural in Educational

Jambi 3

Desemb

er 2016

1

2

Workshop Pengembangan

Pendidikan Keagamaan di

Daerah Tertinggal:

Komunitas Adat Jambi.

Litbang Pendidikan

Jambi

10 -12

Maret

2016

1

3

Seminar Nasional MIPA

dan PMIPA 2017

“ Strategi Publikasi

Penelitian Bidang

MIPA dan PMIPA pada

Jurnal Bereputasi”

Kota Jambi 15 – 16

Nopemb

er

2017

1

4

Pelantikan dan

Pembekalan Tim Seleksi

Anggota KPU Kab/Kota

Periode 2018 – 2023

Hotel Gran

Mercure

Jakarta

11 – 13

Februari

2018

1

5

Seminar: Madrasah Kader

Nahdatul Ulama

NU Jambi 27 – 29

Juli

2018

1

6

Dialog “ Strategi

Membangaun Karakter

Kairo, Mesir

Pengurus

29 April

2017

Page 345: MANAJEMEN LABORATORIUM

337

Bangsa” KMJ Jambi

1

7

International Seminar“PAI

dalam Perspektif OUT

Sider”

Yogyakarta 23

Nopemb

er 2016

1

8

The 1th International

Conference on Islamic

Early Childhood

Education

UIN Suka

Yogyakarta

22 – 23

Nopemb

er

2016

1

9

International Seminar

on Carakter

Education

UIN Suka

Yogyakarta

21

Novemb

er 2016

2

0

Internasional Seminar

“Value-Base Learning for

Wonderful Children”

UIN Suka

Yogyakarta

22

Novemb

er 2016

2

1

Workshop Penulisan E-

Jurnal Bagi Dosen

UIN STS Jambi 27 Juli

2017

2

2

Seminar Nasional Forum

Dekan FTK “

Pengutan Kapasitas LPTK

di Era Pasar Bebas”

Jambi 28

Novemb

er 2015

2

3

Workshop Pengembangan

Pemikiran Keagamaan di

Pesantren

Litbang Kemenag

RI

9 –

11

Nove

mber

2016

Page 346: MANAJEMEN LABORATORIUM

338

2

4

Seminar dan Lokakarya

the 1th Annual

Conference on Islamic

Educational Manajemen

(ACIEM) Peningkatan

Mutu Program Studi

Manajemen Pendidikan

Islam Berdaya Saing

UIN Suka

Yogyakarta

24 – 26

April

2018

2

5

Seminar dan Lokakarya

the 1th Annual

Conference on Islamic

Educational Manajemen

(ACIEM) “ Islamic

Educational for Millenial

Generation: Quality and

Compettiveness

UIN Suka

Yogyakarta

25

April

2018

2

6

Peserta Softskill

Leadership

India 2016

2

7

Peserta Pelatihan Bahasa

bagi Non Arab

Universitas Islam

Madinah, Madinah

Al-Munawarrah

2017

2

8

Study Banding Kampus

Marmara University

Marmara University,

Istanbul, Turkey

2017

2

9

Seminar Tadarrus

Litapdimas ke-7 Tema

Kementrian Negara

RI

14 Mei

2020

Page 347: MANAJEMEN LABORATORIUM

339

“Pendulum Syari’ah antara

Negara dan Masyarakat”

3

0

Virtual Workshop

“Pengenalan Digital

Literasi untuk

Mempercepat Penulisan

Karya Ilmiah”

Fakultas Sains dan

Teknologi UIN STS

Jambi

15 Mei

2020

3

1

Webinar Nasional “Peran

Masjid Kampus dalam

Menghadapi Dampak

Pandemik Covid-19”

Universitas Jambi 16 Mei

2020

K. Pengalaman Mengajar

1. Dosen Pasca Sarjana IAIN STS Jambi 2010 s.d Sekarang

2. Kampus IAIN STS Jambi tahun 1994 s.d sekarang

3. Kampus UT Universitas Jambi tahun 2005 s.d sekarang

4. Kampus Universitas Batang Hari tahun 2006 s.d sekarang

5. Kampus STAI Ma’arif Jambi tahun1999 s.d sekarang

6. Kampus STAI An-Nadwah Kuala Tungkal tahun 2005

7. Kampus STIDAD Al-Azhar Jambi tahun 2009 s.d sekarang

8. Kampus STIT Muara Bulian tahun 2008 s.d sekarang

9. Kampus STIT Tebo tahun 2006 s.d sekarang