96
MONITORING AND EVALUATION REPORT Panduan Komisioning PLTS Off-grid MONITORING AND EVALUATION REPORT Tahun 2020 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

MONITORING AND EVALUATION REPORT

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

MONITORING AND EVALUATION REPORTTahun 2020

Diimplementasikan oleh: Bekerja sama dengan:

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALREPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Page 2: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Didukung oleh:Kementerian Federal Jerman Urusan Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ)Melalui Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHProyek Electrification through Renewable Energy (ELREN) &Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB)Proyek Strengthening Quality Infrastructure for the Energy Sector in Indonesia

Dipublikasikan oleh:Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (DJ EBTKE)Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Republik IndonesiaJalan Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta PusatTel: +62 21-3983007Fax: +62 21-31901087Email: [email protected]

Foto, Gambar, dan grafik disediakan oleh:Proyek Electrification through Renewable Energy (ELREN)Dicetak dan didistribusikan oleh DJEBTKE KESDMJakarta, 2020

Terbitan

Diimplementasikan oleh: Bekerja sama dengan:

Page 3: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Publikasi ini dibuat dengan mengkombinasikan standar yang berlaku di Indonesia dan internasional serta mempertimbangkan praktik terbaik yang biasa dilakukan di lapangan. Meskipun DJ EBTKE dan pihak kontributor mengupayakan ketersediaan informasi yang akurat dan lengkap, namun ketergantungan dan penggunaan terhadap informasi dalam panduan ini menjadi tanggung jawab dari pengguna. DJEBTKE, kontributor, dan setiap individu serta pihak lain yang terlibat tidak bertanggung jawab atas kerusakan, cedera, atau kejadian yang tidak diinginkan lainnya sebagai akibat penerapan atau interpretasi buku ini.

Tanggung jawab utama untuk kualitas, keandalan, dan keselamatan tetap ada pada para desainer, pemasok, tim instalasi, dan pihak pengoperasi.

Buku ini tidak untuk diperjualbelikan

CPanduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 4: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Kata SambutanDirektur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu sistem pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan. Pembangkit ini memanfaatkan teknologi fotovoltaik untuk mengkonversi energi yang berasal dari radiasi matahari menjadi energi listrik. Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar. Potensi energi surya yang dapat dikembangkan menjadi PLTS sebesar 207.898 MWp dan tersebar di seluruh Indonesia.

Prospek pengembangan PLTS di Indonesia masih sangat menjanjikan. Pemerintah melalui Peraturan Presiden No 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menargetkan porsi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025. Untuk sektor ketenagalistrikan, pembangunan PLTS ditargetkan sebesar 6,5 GW pada tahun 2025.

Salah satu misi pengelolaan energi nasional dalam RUEN adalah menjamin ketersediaan energi nasional. Maka untuk mendukung misi tersebut, komisioning pembangkit menjadi sangat penting demi menjamin kehandalan dan keberlangsungan suatu sistem khususnya PLTS. Metode komisioning PLTS yang baik harus dipersiapkan dan diinformasikan kepada pemangku kepentingan sehingga risiko bahaya dapat diminimalisir dan kehandalan serta keberlangsungan sistem PLTS dapat terjamin dengan baik.

Oleh sebab itu, untuk mewujudkan pemanfaatan PLTS yang berkelanjutan, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM menyusun buku Panduan Komisioning PLTS Off-grid.

Akhirnya, kami berharap semoga Buku Panduan Komisioning PLTS Off-grid ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berpartisipasi dalam pemanfaatan PLTS di Indonesia.

Jakarta, Juli 2020

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

FX Sutijastoto

D Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 5: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa buku Panduan Komisioning PLTS Off-grid telah selesai disusun dan dapat dijadikan pedoman bagi seluruh kalangan yang bekerja di bidang PLTS di lingkungan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, Lembaga Sertifikasi dan Lembaga Inspeksi Teknis.

Buku Panduan ini disusun untuk memberikan panduan dan pemahaman tentang inspeksi dan komisioning sistem PLTS Off-Grid (tidak terhubung jaringan). Penyusunan panduan ini dibuat sesederhana mungkin dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

Semoga dengan adanya Panduan Komisioning PLTS Off-grid ini, keberlangsungan dan kesinambungan penyediaan tenaga listrik dari PLTS yang telah dilakukan komisioning dapat dipastikan aman dan layak untuk dioperasikan serta terus terjaga performa dan kontinuitasnya sehingga manfaatnya dapat terus dinikmati oleh masyarakat pengguna PLTS demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia serta kelestarian lingkungan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku panduan ini dan kami juga menyampaikan permohonan maaf apabila ada hal-hal kurang berkenan. Sebagaimana pepatah tak ada gading yang tak retak, maka kami mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan buku panduan ini.

Kata Pengantar

EPanduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 6: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Kata Sambutan D

Kata Pengantar E

Daftar Isi 2

Daftar Gambar 3

Daftar Tabel 3

I PENDAHULUAN 9

1.1 Tujuan 9

1.2 Acuan Normatif 9

1.3 Tahapan Pengembangan Proyek 10

1.4 Proses ULO Dan SLO 11

1.5 Target Pengguna 12

1.6 Tentang Buku Ini 13

1.7 Tahapan Pemeriksaan Dan Pengujian PLTS 13

II PEMERIKSAAN DOKUMEN UJI LAIK OPERASI 14

2.1 Informasi Umum 14

2.2 Informasi Mengenai Perancang Sistem 15

2.3 Informasi Mengenai Pemasang Sistem 15

2.4 Diagram Pengkabelan 15

2.5 Tata Letak String 16

2.6 Lembar Data 16

2.7 Informasi Rancangan Mekanik 18

2.8 Sistem Darurat 18

2.9 Dokumen Lingkungan Hidup 18

2.10 Informasi Operasi dan Pemeliharaan 18

2.11 Hasil Uji dan Data Komisioning 18

III INSPEKSI 19

3.1 UMUM 19

3.2 IDENTIFIKASI RESIKO 19

3.3 INSPEKSI KOMPONEN 20

3.3.1 Modul Fotovoltaik 20

3.3.2 Inverter Terhubung Jaringan 28

3.3.3 Baterai 32

3.3.4 Charge controller 36

3.3.5 Inverter Baterai 42

3.3.7 Pembumian dan Proteksi Petir 51

3.3.8 Monitoring, Instrumentasi & Kontrol 55

Daftar Isi

2 Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 7: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Gambar 1 Tahapan pengembangan proyek PV 10

Gambar 2 Tahapan inspeksi proyek PV 10

Gambar 3 Alur penerbitan Sertifikat Layak Operasi 11

Gambar 4 Persyaratan Permohonan dan Registrasi SLO 1

Gambar 5. Tahapan Pemeriksaan dan Pengujian PLTS 13

Gambar 6. Contoh Label Modul Fotovoltaik 21

Gambar 7. Ilustrasi Arah dan Sudut Pemasangan Modul Fotovoltaik 22

Gambar 8. Ilustrasi Modul Fotovoltaik yang Dirangkai Secara Seri 23

Gambar 9. Tahapan Pengisian Baterai 39

Gambar 10. Panduan Pengukuran Kontinuitas 59

Gambar 11. Panduan Uji Polaritas, Pengukuran Arus dan Tegangan Modul Fotovoltaik 60

Tabel 1. Identifikasi Resiko 19

Tabel 2. Lembar Pemeriksaan 20

Tabel 3. Spesifikasi Teknis Modul Fotovoltaik 21

Tabel 4. Bidang Larik Fotovoltaik 22

Tabel 5. String Fotovoltaik 24

Tabel 6. Combiner Box 25

IV PENGUJIAN 58

4.1 UMUM 58

4.2 PRASYARAT KESELAMATAN 58

4.3 PENGUJIAN KOMPONEN 58

4.3.1 Larik Fotovoltaik 58

4.3.2 Inverter Terhubung Jaringan 64

4.3.3 Inverter Battery 68

4.3.4 Charge controller 71

4.3.5 Bank Battery 75

4.3.6 Panel distribusi AC dan DC 80

4.3.7 Pembumian dan Proteksi Petir 80

4.3.8 Verifikasi Sistem Monitoring 86

4.3.9 Keandalan Sistem 88

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

3Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 8: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Tabel 7. Verifikasi Keseuaian dan Kualitas Kotak penggabung 26

Tabel 8. Contoh Penulisan Verifikasi Kualitas Instalasi Modul Fotovoltaik 27

Tabel 10. Contoh Penulisan Spesifikasi Inverter Terhubung-Jaringan 28

Tabel 9. Contoh Penulisan Informasi Umum Inspeksi Inverter Terhubung Jaringan 29

Tabel 11. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi Dan Pengkabelan Inverter Terhubung-Jaringan 30

Tabel 12. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Inverter 31

Tabel 13. Contoh Penulisan Informasi Umum Baterai 32

Tabel 14. Contoh Penulisan Spesifikasi Teknis Sel Baterai 33

Tabel 15. Contoh Penulisan Informasi Bank Baterai 33

Tabel 16. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Baterai 34

Tabel 17. Contoh Penulisan Informasi Umum Charge Controller 36

Tabel 18. Contoh Penulisan Spesifikasi Solar Charge controller 37

Tabel 19. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan Solar Charge Controller 38

Tabel 20. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Solar Charge Controller 40

Tabel 21. Contoh Penulisan Informasi Umum Inverter Baterai 42

Tabel 22. Contoh Penulisan Spesifikasi Inverter Baterai 43

Tabel 23. Contoh Penulisan Spesifikasi Multicluster 43

Tabel 24. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Inverter Baterai 44

Tabel 25. Contoh Penulisan Informasi Umum Panel Distribusi DC 46

Tabel 26. Contoh Penulisan Panel Distribusi DC 47

Tabel 27. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan String Baterai 47

Tabel 28. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan Inverter Berdiri Sendiri 48

Tabel 29. Contoh Penulisan Panel Distribusi AC 49

Tabel 30. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Panel Distribusi 50

Tabel 31. Contoh Penulisan Sistem Pembumian 51

Tabel 32. Contoh Penulisan Sistem Proteksi Petir 53

Tabel 33. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi 54

Tabel 34. Contoh Penulisan Sistem Monitoring dan Pyranometer 56

Tabel 35. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi 57

Tabel 36. Contoh Penulisan Uji Kontinuitas Pembumian dan Konduktor Ikatan Ekuipotensial 59

Tabel 37. Contoh Penulisan Uji Polaritas, Tegangan Rangkaian Terbuka dan Arus Hubung Singkat 61

Tabel 38 Contoh Penulisan Uji Insulasi Kabel 62

Tabel 39. Tabel Acuan Resistansi Minimum 63

Tabel 40. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Larik Fotovoltaik 63

Tabel 41. Contoh Penulisan Uji Fungsional dan Effisiensi Inverter 65

Tabel 42. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Kotak Penggabung

ke Inverter Terhubung-Jaringan 65

Daftar Tabel

4 Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 9: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Tabel 43. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Inverter Terhubung-Jaringan

ke Panel Distribusi Inverter 66

Tabel 44. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Inverter Terhubung Jaringan 67

Tabel 45. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Inverter Baterai 69

Tabel 46. Contoh Penulisan Uji Parameter Proteksi LVD (Low Voltage Disconnect) Inverter Baterai 69

Tabel 47. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Inverter Baterai 70

Tabel 48. Contoh Penulisan Uji Fungsional Solar Charge controller 72

Tabel 49. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Kotak Penggabung Larik Fotovoltaik

ke Solar Charge Controller 72

Tabel 50. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Solar Charge Controller

ke Kotak Penggabung Bank Baterai 73

Tabel 51. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Solar Charge Controller 74

Tabel 52. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Tanpa Beban 76

Tabel 53. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Saat Charging 77

Tabel 54. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Saat Disharging 78

Tabel 55. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Baterai 79

Tabel 56. Contoh Penulisan Uji Tahanan Isolasi Panel DC 81

Tabel 57. Contoh Penulisan Uji Tahanan Isolasi Panel AC 81

Tabel 58. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Panel DC 82

Tabel 59. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Panel AC 82

Tabel 60. Contoh Penulisan Uji Kontinuitas 83

Tabel 61. Contoh Penulisan Uji Hambatan Pembumian 85

Tabel 62. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional 85

Tabel 63. Contoh Penulisan Data Pengukuran Akumulasi dari Perangkat Penyimpanan 86

Tabel 64. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional 87

Tabel 65. Contoh Penulisan Formulir Pengisian Kondisi Baterai 0 Sampai 8 Jam 89

Tabel 66. Contoh Penulisan Pengukuran Modul Fotovoltaik 89

Tabel 67. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 0 Hingga 2,5 Jam 90

Tabel 68. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 3 Hingga 5,5 Jam 90

Tabel 69. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 6 Hingga 8,5 Jam 90

Tabel 70. Gambaran Karakteristik Arus Baterai 91

Tabel 71. Gambaran Karakteristik Daya Baterai 91

Tabel 72. Contoh Penulisan Kapasitas Sisa Baterai 91

Tabel 73. Perbandingan SOC Baterai Terhadap Tegangan 91

Daftar Tabel

5Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 10: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Air Mass (AM) Menjelaskan berapa kali sinar matahari menembus ketebalan atmosfer yang tegak lurus. Ketika matahari berada pada ketinggian 90 derajat, contohnya pada siang hari saat ekuinoks musim semi atau gugur, AM sama dengan 1. Sebaliknya, AM meningkat seiring menurunnya ketinggian matahari, Sebagai aturan praktis, dan untuk kondisi uji standar (STC), diasumsikan nilai AM adalah 1.5.

Arus Aliran Muatan listrik pada sebuah konduktor antara dua titik yang mempunyai perbedaan tegangan (voltase). Arus diukur dalam satuan Ampere (A) dan disingkat dengan huruf I.

Arus Beban (A) Arus yang dibutuhkan oleh sebuah perangkat elektrik.

Arus Bolak-Balik (AC) Arus listrik yang berbalik arah secara berkala.

Arus Hubung Singkat (Isc)

Arus yang dihasilkan oleh sel fotovoltaik, modul, atau larik dalam kondisi disinari saat terminal keluarannya dihubung singkat.

Arus Searah (DC) Arus listrik yang mengalir satu arah.

Beban Adalah perangkat elektrik atau alat yang mengkonsumsi energi listrik.

Charge Controller Suatu perangkat elektronika dalam sebuah sistem tenaga surya di luar jaringan, yang meregulasi tegangan masukan untuk sistem baterai dari larik modul surya, dan mengontrol koneksi modul surya dengan beban. Fungsi utama dari charge controller ini adalah memproteksi baterai dari pemakaian yang dalam dan pengisian yang berlebihan, oleh karena itu perangkat ini sangat diperlukan untuk memastikan usia baterai yang lebih lama.

Daya Nilai dimana energi diproduksi atau dikonsumsi.

Daya Puncak Jumlah daya listrik yang akan dihasilkan oleh modul fotovoltaik pada kondisi uji standar (biasanya 1,000 W/m2 dan 25oC temperature sel), dinyatakan dalam satuan watt-peak (Wp) atau satuan terkait seperti kilowatt-peak (kWp) atau megawatt-peak (MWp).

Efisiensi Rasio dari daya keluaran (energi) terhadap daya masukan (energi). Dinyatakan dalam persentase, yang mana nilainya selalu di bawah angka 100% karena adanya rugi-rugi konversi, rugi-rugi transmisi dan sebagainya.

Energi Kemampuan dari suatu sistem untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Diukur dalam satuan joule atau kilowatt-hour (kWh).

Energi Cahaya Radiasi elektromagnetik dalam bentuk energi membawa energi foton, yang terintegrasi dari waktu ke waktu. Meskipun energi cahaya hanya mengacu kepada spektrum terlihat, energi cahaya dapat diserap oleh sel surya di seluruh spektrum, meliputi sinar inframerah tak tampak ke sinar tampak hingga sinar ultraviolet.

Frekuensi Nilai pengulangan dalam satuan waktu dari sebuah gelombang lengkap, dinyatakan dalam Hertz (Hz).

Hot-spot Kerusakan yang diakibatkan oleh penumpukan panas dalam sel fotovoltaik, umumnya disebabkan oleh bayangan. Jika peningkatan panas terjadi secara signifikan, sel dapat mengalami kerusakan permanen.

Daftar Istilah dan Singkatan

6 Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 11: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inverter Dalam sebuah sistem tenaga surya, inverter mengubah daya DC dari larik modul surya atau baterai menjadi daya AC yang cocok dengan jaringan dan beban AC.

Iradiasi Energi matahari total selama jangka waktu tertentu mencapai suatu area permukaan. Biasanya dinyatakan dalam kilowatt-hours per square meter (kWh/m2). Untuk sistem yang terhubung jaringan angka yang dibutuhkan adalah rata-rata kWh/ (m2. yr). Untuk sistem di luar jaringan, angka yang dibutuhkan adalah rata-rata kWh/(m2.day) untuk setiap bulan di tiap tahun. Disebut juga dengan insolation.

Islanding Situasi dimana bagian dari sebuah jaringan listrik dimatikan (dalam upaya keselamatan dalam perbaikan, misalnya) akan tetapi generator (misalnya sistem tenaga surya) tetap memasok listrik ke dalam jaringan. Inverter terhubung jaringan dirancang untuk menghindari hal tersebut terjadi.

Isolator Material dengan resistansi elektrik yang tinggi. Kebalikan dari konduktor.

Jaringan Istilah yang digunakan untuk menjelaskan jaringan distribusi penggunaan listrik.

Kapasitas Mengacu kepada total nominal daya terpasang pada sebuah modul fotovoltaik atau larik (Wp), sebagaimana tercantum pada lembar data modul dan ditentukan saat tes uji flash di bawah kondisi uji standar (STC).

Kilowatt (kW) Seribu watt. Sebuah satuan daya.

Kilowatt-hour (kWh) Seribu watt-hours. Sebuah satuan energi. Daya dikalikan dengan waktu.

Kondisi uji standar (STC) Standar yang diterima untuk pengujian laboratorium terkontrol dan sertifikasi sel fotovoltaik dan keluaran modul. Kondisi uji standar didefinisikan sebagai 1,000 W/m2 intensitas cahaya dengan spektrum matahari yang direplikasi pada AM 1.5 dan 25 oC suhu sel (atau modul).

Konduktor Suatu material yang mempunyai resistansi listrik rendah, yang memungkinkan dilalui aliran arus. Merupakan kebalikan dari isolator.

Larik Beberapa modul fotovoltaik yang terkoneksi secara elektrik.

Maximum Power Point (MPP) Titik pada kurva I-V yang mewakili area terbesar persegi panjang yang dapat ditarik di dalam kurva. Mengoperasikan sebuah larik fotovoltaik pada tegangan tersebut akan menghasilkan daya maksimum.

Maximum Power Point Tracking (MPPT)

Mengoperasikan larik pada kondisi daya puncak maksimal dari kurva I-V dimana daya maksimal tersebut diperoleh dari intensitas cahaya yang diterima. Sebuah maximum power point tracking (MPPT) menggunakan sirkuit transistor elektronik untuk mensimulasikan variabel beban elektronik di seluruh larik fotovoltaik. Dengan mengubah hambatan elektronik, titik operasi dari larik fotovoltaik akan berubah sepanjang kurva I-V. Penggunaan algoritma perangkat lunak pada MPPT untuk memastikan bahwa larik bekerja pada daya maksimal yang mungkin.

Nominal Operating Cell Temperature (NOCT)

Suhu di mana sel surya beroperasi saat menghasilkan listrik dari waktu ke waktu pada kondisi sinar matahari hampir penuh, secara spesifik 800 [W/m2], suhu sekitar 20 oC, dan kecepatan angin 1 [m/s]. Kondisi yang lebih realistis adalah STC. Gambar diberikan oleh produsen. Biasanya, 20 oC + keatas 27 oC = 47 oC untuk modul standar. Terkadang digunakan dalam ukuran.

Daftar Istilah dan Singkatan

7Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 12: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Radiasi Radiasi matahari yang mengenai sebuah permukaan pada suatu waktu, diukur dalam kW/m2. Tenaga surya terbentuk di permukaan tersebut. Radiasi matahari secara harfiah adalah daya (watt) dari matahari yang menyentuh permukaan. Satuan internasional untuk pengukuran ilmiah dari radiasi adalah W/m2 per jam, hari atau tahun.

Semikonduktor Bahan yang memiliki kemampuan bertindak sebagai sebuah konduktor atau isolator. Konduktivitas elektris dari bahan, atau kapasitas penghantaran, dapat diatur dengan mengubah properti material dengan menerapkan pengaruh eksternal, seperti matahari, pad material tersebut. Sel fotovoltaik dibuat dari berbagai bahan semikonduktor. Logam silikon, sebagai contoh, merupakan bahan semikonduktor yang paling umum digunakan untuk membuat sel fotovoltaik.

Sinar Inframerah (IR) Radiasi elektromagnetik dengan Panjang gelombang lebih panjang dibandingkan cahaya tampak. Panjang gelombang dari sinar inframerah rata-rata berada di antara 700 nm hingga 300,000 nm. Karena panjang gelombang tersebut, sinar inframerah cenderung dapat melewati benda apapun, termasuk juga sel surya, dan juga membawa sedikit energi dibandingkan dengan sinar tampak atau sinar ultraviolet. Sinar inframerah juga dipancarkan oleh radiasi panas. Dalam perbahasaan solar sel, sinar inframerah biasa disebut sebagai ‘sinar merah’.

State-of-Charge (SoC) Jumlah energi yang tersisa di sebuah baterai, sebagai persentase dari kapasitas maksimumnya. SoC merupakan kebalikan dari depth-of-discharge (SoC = 1 – DoD). Sebagai contoh, SoC = 60% mengartikan bahwa 40% dari baterai tersebut sudah habis (40% kosong, atau DoD = 40%).

Sudut kemiringan Sudut kemiringan kolektor surya diukur dari garis horizontal.

Sudut Zenit Sudut antara garis tegak lurus dengan garis yang memotong matahari (90o – zenit) adalah sudut elevasi matahari di atas cakrawala.

Tegangan Rangkaian Terbuka (Voc)

Tegangan maksimum yang diproduksi oleh sel, modul atau lari fotovoltaik yang telah disinari dengan tidak ada beban yang terkoneksi.

Transformator Sebuah perangkat yang mengirimkan energi listrik dari satu sirkuit menuju sirkuit lain melalui konduktor yang digabungkan secara induktif. Transformator menginduksi tegangan atau arus di sisi sirkuit sekunder, yang sebanding dengan tegangan dan arus pada sisi primer. Konduktor yang digabungkan secara induktif dalam transformator terpisah secara galvanik antara sirkuit primer dengan sekunder.

Volt (V) Satuan dari gaya gerak listrik yang memaksa arus satu ampere melalui resistansi senilai satu ohm.

Watt-peak (Wp) Jumlah daya listrik yang akan dihasilkan oleh modul fotovoltaik pada Kondisi Uji Standar (biasanya 1.000 W / m2 dan suhu 25° Celcius). Biasanya dinotasikan dalam satuan watt-peak (Wp) atau satuan terkait seperti kilowatt-peak (kWp) atau megawatt-peak (MWp).

Yield Jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh sistem fotovoltaik. Yield biasanya dinyatakan dalam kilowatt-hours per kilowatt-peak per tahun atau kWh/(kWp.yr)1 untuk sistem yang terhubung dengan jaringan, atau kilowatt-hours per kilowatt-peak per hari atau kWh/(kWp.day) untuk sistem di luar jaringan. Yield juga dapat dinyatakan sebagai total nilai absolut, seperti kilowatt-hours yang dihasilkan selama masa pakai sistem.

Daftar Istilah dan Singkatan

8 Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 13: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pendahuluan11.1 TUJUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 38 Tahun 2018 tentang Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan, bahwa setiap kegiatan dan produk kelistrikan yang masuk dalam peraturan ini harus menerapkan dan mematuhi segala ketentuan tertulis dalam regulasi tersebut, demi mewujudkan terciptanya kondisi yang aman dan selamat dalam kegiatan penyediaan listrik serta adanya suplai listrik yang cukup, merata, dan bermutu sesuai dengan yang disampaikan pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

Tidak terkecuali sistem pembangkit tenaga surya atau fotovoltaik yang sudah banyak tersebar di daerah seluruh Indonesia, baik yang terhubung ke jaringan maupun yang berdiri sendiri, mempunyai kewajiban untuk dapat memenuhi semua kriteria yang sudah dijabarkan pada peraturan Menteri tersebut. Tujuan utama yang harus dicapai oleh pembangkit tenaga surya dalam peraturan ini adalah diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO).

Tujuan dari pembuatan buku panduan ini adalah untuk menetapkan standar prosedur pengujian dan persyaratan sistem pembangkit listrik tenaga surya sehingga menjadi sistem yang handal, aman, dan ramah lingkungan. Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2018 sudah menjabarkan semua kriteria yang harus dicapai oleh sistem pembangkit tenaga surya namun tidak cukup detail dalam menjalankan proses Uji Laik Operasi (ULO). Daftar periksa dan panduan yang sudah dibuat ini dapat digunakan untuk melengkapi semua mata uji yang tertulis dalam peraturan Menteri.

1.2 ACUAN NORMATIF

a) IEC 60364 (all parts), “Low-voltage electrical installations” telah diadopsi menjadi SNI 0225:2011, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)

b) IEC 62446 Ed.1.0 (2009-05), “Grid connected photovoltaic system – Minimum requirements for system documentation, commissioning tests and inspection” telah diadopsi menjadi SNI IEC 62446:2016, Sistem Fotovoltaik Terhubung Jaringan Listrik – Persyaratan Minimum untuk Sistem Dokumentasi, Uji Komisioning dan Inspeksi

c) IEC TS 62257-1 Ed 3.0 (2005-10), “Recommendations for renewable energy and hybrid systems for rural electrification – Part 1: General introduction to IEC 62257 series and rural electrification” telah diadopsi menjadi SNI IEC TS 62557-1:2016, Rekomendasi untuk Sistem Energi Terbarukan dan Hibrida untuk Listrik Perdesaan – Bagian 1: Pengantar Umum untuk IEC 62257 dan Listrik Perdesaan

d) IEC 61194 Ed. 1.0 (1992-12), “Characteristic parameters of stand-alone photovoltaic (PV) system” telah diadopsi menjadi SNI IEC 61194:2013, Parameter Karakteristik Sistem Fotovoltaik yang Berdiri Sendiri

f) SKKNI Pemeriksaan dan Pengujian Bidang Pembangkit Aneka EBT

9Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 14: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi Q3 meliputi tahapan sebelumnya dalam Q1 dan Q2, ditambah dengan pemeriksaan yang berkaitan dengan aspek operasi dan perawatan.

Komisioning Operasi

1.3 TAHAPAN PENGEMBANGAN PROYEK

Secara umum pengembangan proyek PV mengikuti alur tahapan

Studi kelayakan

Persiapan & Pelaksanaan

Desain Pembangunan Instalasi

Q1 Q2

Inspeksi Q2 meliputi pengecekan dokumen, dilanjutkan dengan tahapan verifikasi pada saat komisioning.

Inspeksi Q1 mencakup pemeriksaan dokumen, umumnya yang berkaitan dengan spesifikasi teknis dan garansi dalam dokumen kontrak serta desain teknis.

Gambar 2. Tahapan inspeksi proyek PV

Gambar 1. Tahapan pengembangan proyek PV

Inspeksi dapat dilaksanakan di berbagai tahapan pengembangan sesuai dengan regulasi yang berlaku maupun kebutuhan pemilik atau pengembang. Sebagai rujukan, inspeksi dapat dilaksanakan dalam tahapan berikut ini:

• Q1 yaitu inspeksi yang dilaksanakan pada masa persiapan, pelaksanaan dan desain, sebelum financial closure.

• Q2 yaitu inspeksi yang dilaksanakan setelah konstruksi hingga komisioning selesai, sebelum serah terima kepada pemilik.

• Q3 yaitu inspeksi yang dilaksanakan setelah sistem beroperasi. Misalnya inspeksi yang dilaksanakan untuk perpanjangan SLO atau inspeksi regular untuk mengetahui kinerja sistem.

1Studi kelayakan

2Pelaksanaan

3Desain

4Pembangunan

Instalasi

5Komisioning

6Operasi dan

pemeliharaan

Q3

10

1 Pendahuluan

Page 15: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

1.4 PROSES ULO DAN SLO

ULO merupakan suatu rangkaian prosedur pengujian yang harus dilalui oleh setiap instalasi listrik sebelum menerima SLO. Pada peraturan ESDM nomor 38 Tahun 2018, pemerintah sudah memberikan semua kriteria atau mata uji yang harus dilalui namun belum ada keterangan mengenai bagaimana melakukan pengujian dan standar penilaian agar pengujian dapat dikatakan berhasil dan berhak mendapatkan SLO. Untuk penilaian kelulusan masih dilakukan berbeda-beda tergantung dari Lembaga Inspeksi Teknis (LIT) yang melakukan pemeriksaan.

Gambar 3. Alur penerbitan Sertifikat Layak Operasi

Pelanggan/Pemohon SLO Pelanggan/ Pemohon SLO melakukan permohonan melalui sistem OSS

Lembaga Instansi Terkait ( LIT) menerima permohonan dari sistem OSS

Pemeriksaan dan pengujian oleh LIT instalasi milik pelanggan sesuai dengan mata uji layak operasi pada Permen ESDM No. 38/2018

LIT membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian instalasi milik pelanggan

Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian oleh LIT

LIT memohon registrasi SLO ke Ditjen Gatrik secara daring, dengan mengupload data:- Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian- Titik kordinat- Foto Pelaksanaan

Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian oleh LIT

11

Pendahuluan 1

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 16: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Gambar 4. Persyaratan Permohonan dan Registrasi SLO

Permohonan SLO Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Tenaga Listrik (IT dan TM)*

• IUPTL, IO atau identitas pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan menengah.

• Lokasi instalasi• Jenis kapasitas instalasi• Gambar instalasi dan tata letak yang dikeluarkan oleh

badan usaha jasa konsultasi perencana tenaga listrik yang memiliki Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (IUJPTL).

• Diagram satu garis yang dikeluarkan oleh badan usaha jasa konsultasi perencana tenaga listrik yang memiliki IUJPTL.

• Spesifikasi peralatan utama instalasi• Spesifikasi teknik dan standar yang digunakan.

* Sesuai Permen ESDM 38/2018

Permohonan Registrasi SLO*

• Izin usaha penyediaan tenaga listrik, izin operasi atau perjanjian jual beli tenaga listrik antara pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dengan pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik; Sistem informasi SLO Online.

• Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian termasuk foto pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian.

• Titik kordinat lokasi instalasi tenaga listrik yang berbasis global positioning system (GPS).

• Rancangan Sertifikat Laik Operasi yang akan diregistrasi.

1.5 TARGET PENGGUNA

Potensi bahaya yang terdapat pada sistem PLTS tergolong tinggi karena dapat menyebabkan kecelakaan kerja berat hingga kematian. Untuk itu pelaksanaan inspeksi dan komisioning harus dilakukan oleh orang yang telah memiliki kemampuan dan keahlian mengenai dasar kelistrikan khususnya tenaga surya, dalam hal ini pemerintah sudah mengatur bahwa yang berhak melakukan inspeksi adalah inspector dari LIT yang telah ditunjuk. Namun sebagai referensi pemenuhan kualitas installasi dan pemeliharaan, buku ini dapat dijadikan acuan oleh:

• Pengawas pembangunan proyek pemerintah• Lembaga pendidikan dan pelatihan• Perusahaan penyedia listrik• Perusahaan EPC (Engineering, Procurement, dan Construction) • Perusahaan layanan perbaikan dan perawatan• Operator dan teknisi

1. 6 TENTANG BUKU INI

Buku ini merupakan panduan yang dapat digunakan oleh pelaksana maupun inspektor sistem fotovoltaik di lapangan. Panduan yang diberikan spesifik kepada masing-masing komponen yang menjadi kesatuan sistem fotovoltaik, antara lain modul surya, inverter, baterai, dan lain sebagainya. Selain berisi panduan, buku ini juga dilengkapi dengan dasar teori yang mungkin dibutuhkan untuk lebih memahami mengenai komponen dan sistem secara keseluruhan.

12

1 Pendahuluan

Page 17: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Gambar 5. Tahapan Pemeriksaan dan Pengujian PLTS

Sistem fotovoltaik komunal yang tersebar di daerah pelosok umumnya terdiri atas tiga bagian yaitu pembangkitan, penyaluran atau distribusi serta pemanfaatannya. Buku ini dibuat untuk menjadi panduan dalam pemeriksaan dan pengujian untuk sub bidang pembangkitan pada sistem PLTS terpusat yang tidak terhubung ke jaringan (Centralized Off grid PV System).

Setiap orang yang mempunyai ketertarikan atau berhubungan langsung dengan pekerjaan terkait sistem fotovoltaik dapat menggunakan buku ini sebagai acuan untuk kualitas installasi dan pemeliharaan yang baik. Namun agar dapat lebih mudah memahami buku ini, disarankan pembaca sudah mengerti mengenai konsep dasar kelistrikan, Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Buku panduan ini disarankan digunakan bersamaan dengan Lembar Hasil Pemeriksaan (LHP) yang juga merupakan kumpulan formulir pemeriksaan dari masing-masing komponen pada PLTS. LHP tersebut dapat diunduh pada website resmi milik DJEBTKE.

1.7 TAHAPAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PLTS

Dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian harus disesuaikan dengan tahapan yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan juga menjaga kualitas system yang diperiksa, untuk itu diperlukan sebuah alur langkah-langkah pemeriksaan dan pengujian yang tepat. Berdasarkan IEC 62446 Ed.1.0 (2009-05) terdapat 3 tahapan demi menjaga keselamatan petugas pemeriksaan, yaitu;

Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan Visual Pengujian

13

Pendahuluan 1

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 18: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Kegiatan pemeriksaan atas kelengkapan persyaratan dokumentasi uji laik operasi merupakan cara untuk memastikan ketersediaan semua bentuk dokumentasi yang diperlukan setelah pekerjaan instalasi selesai. Dokumentasi PLTS harus disimpan dengan baik oleh pengelola dan tersedia untuk pemeriksaan baik dalam rangka inspeksi maupun pemeliharaan. Dokumentasi ini mencakup data mengenai sistem dan manual untuk operasi dan perawatan.

Dalam inspeksi, pemeriksaan dokumen dilakukan melalui tahapan berikut ini:

1. Memeriksa kelengkapan dokumentasi berdasarkan persyaratan minimum dokumentasi.2. Memastikan dokumentasi yang sesuai tersedia untuk pemasang dan pengguna.3. Melakukan pencatatan setiap temuan.4. Memberikan rekomendasi perbaikan, jika diperlukan.5. Melakukan dokumentasi melalui foto atau catatan.

2.1 INFORMASI UMUM

Informasi mendasar mengenai sistem PLTS yang pada umumnya dicantumkan dalam halaman sampul dari dokumentasi sistem yang meliputi :

1. Identifikasi mengenai proyek (jika ada).2. Rating daya sistem (kW arus searah (DC) atau kVA AC).3. Keterangan mengenai modul fotovoltaik dan inverter – pabrikan, model dan kuantitas.4. Tanggal instalasi.5. Tanggal komisioning.6. Nama Pelanggan.7. Alamat lokasi.

2.2 INFORMASI MENGENAI PERANCANG SISTEM

Informasi ini menyangkut keterangan mengenai semua badan/lembaga yang bertanggung jawab atas desain dari sistem PLTS. Jika ada lebih dari satu perusahaan, maka informasi di bawah ini harus tersedia untuk setiap perusahaan yang terlibat, dilengkapi dengan deskripsi peran mereka dalam proyek:

1. Perusahaan perancang sistem.2. Nama orang yang dapat dihubungi dari perusahaan tersebut.3. Alamat pos, nomor telepon, dan alamat e-mail.

2.3 INFORMASI MENGENAI PEMASANG SISTEM

Informasi ini menyangkut keterangan mengenai semua badan/lembaga yang bertanggung jawab atas instalasi sistem PLTS. Jika ada lebih dari satu perusahaan, maka informasi di bawah ini harus tersedia untuk setiap perusahaan yang terlibat, dilengkapi dengan deskripsi peran mereka dalam proyek:

1. Perusahaan instalasi sistem;2. Nama orang yang dapat dihubungi dari perusahaan tersebut;3. Alamat pos, nomor telepon, dan alamat e-mail.

Pemeriksaan Dokumen Uji Laik Operasi2

14 Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 19: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

2.4 DIAGRAM PENGKABELAN

Diagram pengkabelan harus tersedia, disertai dengan penjelasan secara terinci terkait dengan poin 1-5 di bawah ini:

1. Spesifikasi umum larik fotovoltaik

Diagram pengkabelan atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi mengenai desain larik yang mencakup:

- jenis modul,- jumlah total modul,- jumlah string,- jumlah modul dalam setiap string,- identifikasi setiap string terhubung dengan larik yang mana.

Jika larik dibagi menjadi sub-larik, diagram pengkabelan harus menunjukkan rancangan larik-sub larik dan meliputi semua informasi di atas untuk setiap sub-larik.

2. Informasi string fotovoltaik

Diagram pengkabelan harus meliputi informasi string fotovoltaik berikut ini:

- spesifikasi kabel string – ukuran dan jenis,- spesifikasi peralatan proteksi arus lebih dari string– jenis dan rating tegangan/arus,- jenis diode blocking (jika relevan).

3. Rincian kelistrikan larik

Diagram pengkabelan atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi kelistrikan larik sebagai berikut:

- spesifikasi kabel utama – ukuran dan jenis,- lokasi kotak penghubung/kotak penggabung,- switch pemutus DC, lokasi dan rating (tegangan arus),- peralatan proteksi arus lebih larik – jenis, lokasi dan rating (tegangan/arus),- rangkaian proteksi larik lainnya (seperti deteksi kegagalan arc), bila diperlukan – jenis, lokasi dan rating.

4. Sistem AC

Diagram pengkablean atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi sistem AC.

- Letak, jenis dan rating isolator AC,- Letak peralatan proteksi arus AC, jenis, dan rating,- Letak peralatan arus sisa, jenis, dan rating.

15

Pemeriksaan Dokumen Uji Laik Operasi 2

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 20: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

5. Proteksi tegangan berlebih dan pembumian

Diagram pengkabelan atau spesifikasi sistem harus meliputi informasi pembumian dan tegangan berlebih sebagai berikut:

- Rincian informasi menganai semuan pembumian/bonding conductor – ukuran dan jenis, mencakup rincian kabel bonding equipotential ke bingkai larik jika sesuai,

- Rincian seluruh sambungan pada sistem proteksi petir (LPS).- Rincian peralatan proteksi arus/tegangan lonjakan (surge) yang terpasang (keduanya pada line AC dan

DC), meliputi letak, jenis dan rating.

2.5 TATA LETAK STRING

Untuk sistem yang mempunyai tiga atau lebih string, Gambar tata letak sistem fotovoltaik yang menunjukkan bagaimana larik dipisahkan dan disambungkan ke string harus tersedia. Hal ini sangat berguna untuk mencari kegagalan pada sistem yang cukup besar, dan pada larik yang dipasang pada bangunan tertentu yang sukar untuk mengakses ke belakang modul.

2.6 LEMBAR DATA

Lembar Data minimal harus tersedia untuk komponen sistem sebagai berikut:

1. Lembar data modul untuk semua jenis modul yang dipakai pada sistem (merujuk kepada SNI/IEC 61730-1):

- Jenis, nama dagang, atau merek dagang yang terdaftar dari pabrikan- Penandaan tipe atau nomor model- Tegangan sistem maksimum atau Vsys- Kelas perlindungan terhadap sengatan listrik- Tegangan pada rangkaian terbuka atau Vsys , termasuk toleransi manufaktur;- Arus pada hubung singkat atau I

sc, , termasuk toleransi manufaktur

- Daya maksimum modul atau “Pmax” termasuk toleransi manufaktur- Tingkat perlindungan arus berlebih maksimum yang kesesuaiannya diverifikasi dengan uji kelebihan

arus terbalik (MST 26)

Informasi lainnya yang harus terdokumentasi:

- Konfigurasi seri/paralel maksimum modul FV yang direkomendasikan;- Nilai arus dari perlindungan arus berlebih, sebagaimana ditentukan dalam MST 26. Panduan untuk

menentukan nilai arus terdapat di IEC 60269-6;- Koefisien temperatur untuk tegangan pada rangkaian terbuka;- Koefisien temperatur untuk daya maksimum; dan- Koefisien temperatur untuk arus hubung singkat.- Metode pemasangan listrik dan mekanis

16

2 Pemeriksaan Dokumen Uji Laik Operasi

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 21: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

- Kelas modul serta batasan untuk kelas tersebut- Kondisi lingkungan yang kualifikasinya sudah terpenuhi oleh modul tersebut (misalnya temperatur,

beban angin, faktor keamanan).- diameter kabel minimum untuk modul FV yang dimaksudkan untuk pengkabelan di lapangan;- segala batasan mengenai metode pengkabelan dan manajemen kabel yang berlaku untuk kotak

penghubung untuk modul FV;- ukuran, jenis, bahan, dan nilai temperatur konduktor yang akan digunakan;- jenis terminal untuk pemasangan kabel di lapangan; - model/tipe konektor FV dan pabrikan yang spesifik, yang cocok untuk konektor modul FV; - metode ikatan yang akan digunakan (jika berlaku) harus ditentukan. Semua perangkat keras yang

disediakan atau ditentukan harus tertera dalam dokumentasi;- jenis dan nilai diode bypass yang akan digunakan (jika berlaku).

Semua data listrik harus ditampilkan secara relatif, tergantung pada kondisi pengujian standar (STC) (1.000 W/m2, (25 ±2) °C, AM 1,5 menurut IEC 60904-3) Deskripsi yang berkaitan dengan pemasangan (merujuk kepada SNI/IEC 61730-1):

- batasan mengenai situasi pemasangan (misal kemiringan, sarana pemasangan, pendinginan);

- pernyataan yang menunjukkan tingkat kebakaran dan standar yang diterapkan, atau pernyataan bahwa ketahanan terhadap sumber api eksternal tidak dievaluasi, serta batasan-batasan mengenai tingkat tersebut (misal kemiringan pemasangan, sub struktur atau informasi pemasangan lainnya yang berlaku);

- pernyataan yang menunjukkan sarana mekanis minimum untuk mengamankan modul FV (sebagaimana dievaluasi selama uji beban mekanis (MST 34)); dan

- pernyataan yang menunjukkan ketinggian maksimum yang ditujukan untuk modul FV.

2. Lembar data inverter untuk seluruh jenis inverter yang dipakai pada sistem.

3. Lembar data untuk komponen signifikan lainnya juga harus dipertimbangkan.

2.7 INFORMASI RANCANGAN MEKANIK

Lembar data untuk sistem penyangga modul harus tersedia.

2.8 SISTEM DARURAT

Dokumentasi untuk sistem kondisi darurat yang berhubungan dengan sistem fotovoltaik (alarm kebakaran, alarm asap, dll).

2.9 DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

Dokumen untuk memenuhi persyaratan izin lingkungan seperti AMDAL, UKL/UPL atau SPPL.

17

Pemeriksaan Dokumen Uji Laik Operasi 2

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 22: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

2.10 INFORMASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Informasi operasi dan pemeliharaan minimal harus meliputi hal-hal berikut:

1. Prosedur untuk verifikasi sistem beroperasi dengan benar;2. Checklist mengenai hal yang harus dilakukan pada saat terjadi kegagalan sistem3. Prosedur mematikan/isolasi sistem pada kondisi darurat;4. Rekomendasi pemeliharaan dan pembersihan (mekanikal, sipil dan elektrikal)5. Pertimbangan untuk setiap pekerjaan di masa yang akan datang yang akan mempengaruhi larik FV

(misalnya pekerjaan atap)6. Dokumen garansi untuk modul dan inverter yang meliputi tanggal mulai dan periode garansi7. Dokumensi terhadap setiap pekerjaan yang berlaku atau garansi terhadap pengaruh cuaca tertentu

2.11 HASIL UJI DAN DATA KOMISIONING

Salinan seluruh hasil uji dan data komisioning harus tersedia, minimal melitputi hasil uji verifikasi.

18

2 Pemeriksaan Dokumen Uji Laik Operasi

Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 23: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3.1 UMUM

Inspeksi harus dilakukan sebelum pengujian dan biasanya dilakukan sebelum mengaktivasi sistem. Jika kabel sulit diakses setelah instalasi, kabel dapat diperiksa sebelum atau selama pekerjaan instalasi.

3.2 IDENTIFIKASI RESIKO

Ada banyak potensi bahaya pada pekerjaan pemeriksaan dan pengujian sistem pembangkit tenaga surya. Semua orang yang bekerja dalam lingkup sistem pembangkit tenaga surya harus waspada dan mengerti mengenai tindakan pencegahan berkaitan dengan isu keselamatan seperti bekerja di ketinggian, paparan listrik tegangan rendah maupun tinggi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan sistem fotovoltaik.

Inspeksi3

1) Resiko bekerja dengan sistem fotovoltaik• Modul surya yang sedang terpapar sinar matahari dan tersambung dengan kabel dapat menghasilkan

tegangan DC yang berbahaya.• Larik fotovoltaik selalu memproduksi tegangan bahkan pada saat terjadi gangguan atau kondisi hubung singkat.• Memutuskan hubungan ketika larik fotovoltaik sedang terhubung dengan beban akan memicu timbulnya

bunga api yang tidak dapat padam dengan sendiri.• Gangguan pada sisi AC di sistem terhubung jaringan dapat menyebabkan bagian logam dari struktur larik

fotovoltaik menjadi bertegangan.

2) Resiko bekerja dengan listrik tegangan rendah• Kabel yang tidak dilindungi oleh isolator sangat berbahaya apabila dalam kondisi bertegangan yang

mengakibatkan pekerja terkena sengatan listrik.

3) Resiko bekerja dengan ketinggian• Bekerja di ketinggian di atas 1,8-meter akan menimbulkan potensi bahaya yang cukup serius apabila tanpa

ada pencegahan yang semestinya.• Beraktivitas di bawah ketika ada pekerjaan pengangkatan di atas berpotensi kejatuhan benda dari atas kepala.• Pekerja di ketinggian yang tidak menggunakan harness berpotensi untuk terjatuh karena tersandung atau

sengatan listrik.

4) Resiko bekerja dengan baterai• Baterai yang terhubung singkat akan menghasilkan arus yang sangat tinggi dan dapat menyebabkan

kebakaran bahkan ledakan.• Baterai menghasilkan gas hidrogen yang mudah meledak.• Asam dari baterai bersifat korosif dan dapat menyebabkan kebutaan dan kerusakan pada kulit.

5) Pengangkatan manual• Posisi pengangkatan yang salah akan berpotensi menimbulkan cedera anggota badan.• Benda yang terlalu berat untuk diangkat dengan metode pengangkatan yang tidak tepat dapat mempengaruhi

tulang belakang.• Ujung yang tajam dari material seperti modul surya atau inverter dapat menyebabkan anggota badan tergores.

6) Resiko lingkungan kerja sekitar• Paparan sinar matahari dalam waktu lama dapat menyebabkan dehidrasi dan juga gangguaan kesehatan lainnya.• Bekerja di PLTS off-grid yang kemungkinan besar ada di daerah terpencil dan masih banyak hewan buas

maupun serangga serta binatang berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan cidera serius hingga fatal.• Permukaan kerja yang licin atau berbatu dapat menyebabkan cedera serius jika terjadi kesalahan dalam

proses pekerjaan.

Tabel 1. Identifikasi Resiko

19Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 24: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

3.3 INSPEKSI KOMPONEN

3.3.1 Modul Fotovoltaik

Ada beberapa poin penting yang harus diinspeksi secara langsung. Poin- poin tersebut disajikan secara berurutan sebagai berikut:

1. INFORMASI UMUM MODUL FOTOVOLTAIK

a. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap informasi umum modul fotovoltaik adalah sebagai berikut:

• Periksa daftar jumlah material untuk modul fotovoltaik, string fotovoltaik, larik fotovoltaik dan combiner box.

• Periksa kesesuaian jumlah dan konfigurasi modul, string dan larik fotovoltaik terhadap lembar spesifikasi sistem.

• Periksa kesesuaian jumlah dan konfigurasi combiner box terhadap lembar spesifikasi sistem.

b. Penjelasan pengisian formulir.

• Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Alat yang digunakan Prasyarat

Inklinometer Kompas Gambar Perencanaan

Modul fotovoltaik sudah terpasang

Tabel 2. Contoh Penulisan Lembar Pemeriksaan

A. LEMBAR PEMERIKSAAN

No Parameter Spesifikasi Terpasang Spesifikasi desain Catatan

1 Jumlah keseluruhan modul fotovoltaik 98 100Jumlah tidak

sesuai

2 Jumlah larik fotovoltaik 5 5

3 Jumlah kotak penggabung (combiner box) 5 5

20

Page 25: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2.SPESIFIKASI TEKNIS MODUL FOTOVOLTAIK

a. Langkah-langkahyangharusdilakukandalampelaksanaaninspeksivisualterhadapspesifikasiteknismodul adalah:

1. Periksa spesifikasi modul fotovoltaik pada datasheet dan Gambar perencanaan.2. Periksa label/nameplate pada modul dan catat data yang tertera. Label atau nameplate berada di bagian

belakang dari modul yang diperiksa, menampilkan nilai parameter dari modul surya.

3. Pastikan bahwa seluruh modul fotovoltaik memiliki merek dan tipe yang sama.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian antara label/nameplate modul fotovoltaik dengan datasheet ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

B. SPESIFIKASI TEKNIS MODUL FOTOVOLTAIK

No Parameter Spesifikasi Terpasang Spesifikasi desain Catatan

1 Merek modul fotovoltaik Su*** Su***

2 Tipe modul fotovoltaik XY SERIES XY SERIES

Tabel 3. Contoh Penulisan Spesifikasi Teknis Modul Fotovoltaik

Gambar 6. Contoh Label Modul Fotovoltaik

21Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 26: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

Tabel 4. Contoh Penulisan Bidang Larik Fotovoltaik

C. BIDANG LARIK FOTOVOLTAIK

No ParameterBidang larik

1 2 3 Catatan

1 Jumlah modul fotovoltaik 20 20 20

2 Jumlah string fotovoltaik 4 4 4

3Orientasi (Azimuth) larik. Utara = 0°, Timur = 90°, Selatan = 180°, Barat = 270°

0° 0° 0°

4 Sudut kemiringan (tilt) [°] 15° 15° 15°

3. LARIK/BIDANG FOTOVOLTAIK DAN STRUKTUR PENYANGGA

a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap larik/bidang fotovoltaik dan struktur penyangga :

1 Sediakan kompas dan alat ukur sudut.2. Ukur serta catat orientasi dan kemiringan modul. Orientasi dari larik diukur dengan menggunakan

kompas, sedangkan mengukur sudut kemiringan modul menggunakan alat pengukur sudut. Acuan nilai dari orientasi modul adalah nilai azimuth, di mana nilai 0 derajat berada pada posisi sejajar kutub selatan permukaan bumi.

3. Bandingkan hasil inspeksi tersebut terhadap data pada spesifikasi sistem.4. Periksa kualitas pemasangan modul fotovoltaik dan penyangga, pada aspek-aspek kesesuaian material,

korosi, penyambungan antar bagian konstruksi penyangga, dan kualitas fondasi penyangga.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

south

east

west

north

azimuth

angle

zenith

Gambar 7. Ilustrasi Arah dan Sudut Pemasangan Modul Fotovoltaik

22

Page 27: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

4. STRING FOTOVOLTAIK

a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap string fotovoltaik adalah:

1. Pastikan bahwa diskonektor DC pada keluaran combiner box dalam keadaan off.2. Pastikan keberadaan blocking diodes. Pada beberapa sistem, terkadang terdapat blocking diodes pada

setiap string fotovoltaik.3. Periksa dan kumpulkan data string fotovoltaik sesuai lembar pemeriksaan.4. Bandingkan hasil inspeksi dengan spesifikasi sistem.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Nilai Voc string diperoleh dari jumlah modul yang dirangkai seri dikalikan dengan Voc

nameplate.

2. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Vstring

=V1+V

2+V

3+...

22

V OC

2V OC

3V OC

1

2

3

44 66

I A

U V

+ -

Gambar 8. Ilustrasi Modul Fotovoltaik yang Dirangkai Secara Seri

23Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 28: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

D. STRING FOTOVOLTAIK (Tabel INI DAPAT DIKEMBANGKAN SESUAI JUMLAH STRING)

No Parameter

String

1 2 3 4 5 6 Catatan

1 Posisi pada larik nomor berapa? 1 1 2 2 3 3

2 Jumlah modul fotovoltaik 10 10 10 10 10 10

3 Tegangan rangkaian terbuka saat STC 456 456 456 456 456 456

4 Arus-hubung singkat saat STC 5.422 5.422 5.422 5.422 5.422 5.422

Spesifikasi proteksi dan pengkabelan string fotovoltaik

5Jenis proteksi arus lebih (contohnya sekring dan atau circuit breaker atau lainnya)

Sekring Sekring Sekring Sekring Sekring Sekring

6Nomor tipe instrumen proteksi arus lebih

FD-gPV 10A

FD-gPV 10A

FD-gPV 10A

FD-gPV 10A

FD-gPV 10A

FD-gPV 10A

7 Jenis dan tipe kabel string

XLPE Insulat-

ed Single Core

XLPE Insulat-

ed Single Core

XLPE Insulat-

ed Single Core

XLPE Insulat-

ed Single Core

XLPE Insulat-

ed Single Core

XLPE Insulat-

ed Single Core

8Ukuran kabel string [mm2], menurut spesifikasi terpasang

4mm 4mm 4mm 4mm 4mm 4mm

9 Jenis dan tipe kabel pembumian BC 50 BC 50 BC 50 BC 50 BC 50 BC 50

10Ukuran kabel pembumian [mm2], menurut spesifikasi terpasang

50mm 50mm 50mm 50mm 50mm 50mm

11 Tipe blocking diode (jika terpasang) - - - - - -

12 Rating arus [A] blocking diode - - - - - -

13 Rating tegangan [V] blocking diode - - - - - -

Tabel 5. Contoh Penulisan String Fotovoltaik

24

Page 29: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

5. COMBINER BOX (KOTAK PENGGABUNG)

a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap combiner box adalah:

1. Pastikan diskonektor DC pada keluaran kotak penggabung pada posisi off.2. Lakukan pemeriksaan nilai rating proteksi arus lebih. 3. Lakukan inspeksi dan catat hasil inspeksi sesuai dengan petunjuk lembar pemeriksaan.4. Periksa keadaan surge arrester dalam kondisi baik, yang umumnya dapat terlihat dari indikator warna hijau.5. Pastikan bahwa seluruh combiner box memiliki pentanahan yang baik. Untuk combiner box berbahan

dasar non metal memiliki spesifikasi proteksi kelas 2 (Kelas 2 adalah tingkat insulasi ganda dimana tidak diperlukan koneksi pentanahan).

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.2. Apabila manufaktur tidak memberikan informasi mengenai rating proteksi arus lebih pada string maka,

Rating Proteksi = 1.5 x Isc

≤ Itrip

< 2.4 x Isc

.Isc

E. COMBINER BOX / KOTAK PENGGABUNG (Tabel ini dapat dikembangkan sesuai jumlah kotak penggabung)

No Parameterkotak penggabung

1 2 3 Catatan

1 Standar IP IP 67 IP 67 IP 67

2 Jenis dan tipe sekring DC Sekring DC Sekring DC Sekring

3 Rating tegangan operasional sekring [V] 1000 VDC 1000 VDC 1000 VDC

4 Rating arus operasional sekring [A] 10A 10A 10A

5 Jumlah sekring 5 5 5

6 Jenis dan tipe diskonektor MCB DC MCB DC MCB DC

7 Rating tegangan diskonektor [V] 1000 VDC 1000 VDC 1000 VDC

8 Rating arus diskonektor [A] 63A 63A 63A

9 Tipe proteksi surja SPD SPD SPD

10 Rating tegangan operasional [V] 2000V 2000V 2000V

11 Rating arus impuls petir [A] 20 kA 20 kA 20 kA

12 Tipe dan jenis kabel keluaran BC 6 BC 6 BC 6

13 Luas penampang kabel keluaran [mm2] 6mm 6mm 6mm

14 Jenis dan tipe kabel pembumian BC 6 BC 6 BC 6

15 Ukuran kabel pembumian [mm2] 6mm 6mm 6mm

Tabel 6. Contoh Penulisan Combiner Box

25Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 30: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

I. VERIFIKASI KESESUAIAN DAN KUALITAS KOTAK PENGGABUNG (KOTAK PENGGABUNG)

No Parameter Cek [ü] Catatan

1Kotak penggabung tidak terpapar langsung sinar matahari dan diletakkan di bawah modul fotovoltaik dengan jarak aman yang cukup dari modul.

ü

2 Rating IP untuk kotak penggabung yang digunakan tidak kurang dari IP 65. ü

3Kotak penggabung dilengkapi dengan ventilasi udara untuk menghindari panas berlebih dan dilengkapi dengan breather.

ü

4 Gland kabel terpasang dengan rapat pada lubang kabel kotak penggabung. ü

5Gland kabel yang tidak digunakan harus ditutup pada panel distribusi DC dan panel distribusi AC.

ü

6 Tidak ada celah pada kotak penggabung yang bisa dimasuki binatang. ü

7Untuk kotak penggabung yang terbuat dari logam, harus terhubung dengan kabel pentanahan dari material tembaga dan ukuran kabel minimum 6 mm2.

ü

6. INSPEKSI KUALITAS INSTALASI

a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi kualitas instalasi adalah:

1. Pastikan bahwa semua diskonektor DC antara kotak penggabung dan inverter pada posisi off. 2. Periksa kualitas pemasangan modul fotovoltaik dan penyangga pada aspek-aspek kesesuaian material,

korosi, penyambungan antar bagian konstruksi penyangga, dan kualitas fondasi penyangga.3. Perhatikan hal-hal berikut ini selama pemeriksaan kualitas instalasi:

• Bayangan pada modul fotovoltaik. Dalam mengidentifikasi bayangan pada modul fotovoltaik, petugas inspeksi perlu melakukan pemeriksaan beberapa kali saat matahari sedang bersinar agar dapat mengidentifikasi sumber penyebab bayangan, atau gunakan alat berupa Solar Pathfinder.

• Sistem kabel dan komponen DC. Selama pemeriksaan kualitas sistem kabel dan komponen DC, tindakan yang perlu dilakukan adalah: a. Pastikan kabel yang digunakan memiliki insulasi ganda (“double insulated”).b. Verifikasi resistansi komponen terhadap sinar UV.c. Periksa kerapatan sambungan antarkabel DC untuk menghindari bahaya busur api.d. Pastikan kabel paralel dalam jumlah banyak diikat dengan baik;e. Periksa rating tegangan DC yang digunakan.f. Pastikan kabel tidak terancam gores, lecet dan iris karena gesekan dengan benda tajam.

• Sambungan pentanahan. Selama pemeriksaan sambungan pentanahan, tindakan yang perlu dilakukan adalah:a. Pastikan sistem pentanahan sesuai dengan desain sistem.b. Pastikan sambungan pentanahan rapat dan kuat. c. Pastikan penampang kabel pentanahan memiliki ukuran yang benar.

Tabel 7. Contoh Penulisan Verifikasi Keseuaian dan Kualitas Kotak penggabung

26

Page 31: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

d. Pastikan bahwa kabel tidak terancam gores, lecet dan iris karena gesekan dengan benda tajam.e. Pastikan semua modul terhubung ke ikatan (bonding) sistem pentanahan.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan dan ketidaksesuaian ke dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

F. VERIFIKASI KUALITAS INSTALASI MODUL FOTOVOLTAIK

No Parameter Cek [ü] Catatan

1Spesifikasi dan jumlah modul fotovoltaik sesuai dengan yang diajukan (dokumen kerangka acuan kerja).

ü

2Jumlah dan konfigurasi modul fotovoltaik, string, dan array terpasang sesuai dengan Gambar teknis (as built).

ü

3Frame modul fotovoltaik terpasang dengan benar dan stabil. Semua baut dan klem terpasang dengan baik dan tidak longgar atau berkarat.

ü

4Kualitas seluruh modul fotovoltaik dalam kondisi yang baik; tidak ada retak, bingkai bengkok, gelembung udara, bintik putih, delaminasi, kabel rusak, dan/atau junction box longgar atau tanpa penutup.

ü

5Modul fotovoltaik pada larik yang sama terpasang pada level atau ketinggian yang sama.

ü

6Modul fotovoltaik yang terpasang terdiri dari tipe, merek, dan karakteristik yang sama.

ü

7Interkoneksi antar modul terhubung dengan baik dan menggunakan konek-tor yang tertutup dan aman (konektor MC4).

ü

8Tidak terdapat bayangan pada modul fotovoltaik sepanjang hari baik dari larik fotovoltaik, bangunan, pohon, dan tanaman liar.

ü

Tabel 8. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Modul Fotovoltaik

27Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 32: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

Dalam tahap pelaksanaan inspeksi visual atas inverter terhubung-jaringan, terdapat sembilan poin yang harus diperhatikan. Kesembilan poin tersebut adalah:

1. INFORMASI UMUM INVERTER TERHUBUNG JARINGAN

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap informasi umum atas inverter terhubung-jaringan adalah:

1. Periksa label/nameplate mengenai jenis inverter (1 fasa atau 3 fasa), jumlah unit inverter, kapasitas daya per unit inverter, dan kapasitas total inverter terhubung-jaringan.

2. Bandingkan data yang ada di lapangan dengan spesifikasi3. Hitung jumlah kapasitas seluruh inverter terpasang dan melakukan pencatatan yang diperlukan

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan

Tabel 9. Contoh Penulisan Informasi Umum Inspeksi Inverter Terhubung Jaringan

A. INFORMASI UMUM

No Parameter Spesifikasi Terpasang Spesifikasi desain Catatan

1 Jumlah inverter terhubung-jaringan (unit) 3 3

2 Kapasitas total inverter terhubung-jaringan (kW) 30 30

3.3.2 Inverter Terhubung Jaringan

Prasyarat

Gambar Perencanaan Modul fotovoltaik sudah terpasang.

Saklar-saklar utama berikut berada pada posisi “open” sebelum dilakukan pemeriksaan visual.• Saklar DC atau saklar AC pada inverter• Pemutus DC pada kotak penggabung

28

Page 33: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2. SPESIFIKASI INVERTER JARINGAN-TERHUBUNG

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap spesifikasi inverter jaringan-terhubung adalah:

1. Pastikan inverter memiliki proteksi ground-fault dan residual current monitoring.2. Periksa nameplate inverter dan mencatat semua data tercantum sesuai dengan parameter yang

diperlukan pada lembar data pemeriksaan.3. Periksa jumlah dan pelabelan string fotovoltaik yang tersambung inverter.4. Bandingkan hasil inspeksi dengan spesifikasi pada datasheet dan catat seluruh penyimpangan dan

ketidaksesuaian yang ada.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan

Tabel 10. Contoh Penulisan Spesifikasi Inverter Terhubung-Jaringan

B. SPESIFIKASI INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN

No Parameter 1 2 3 Catatan

1 Merek S** S** S**

2 Tipe XY SERIES XY SERIES XY SERIES

3 Nomor seri xxxxxx xxxxxx xxxxxx

29Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 34: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

3. SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN INVERTER

a.Tindakan-tindakanyangharusdilakukandalaminspeksivisualspesifikasiproteksidanpengkabelaninverter adalah:

1. Pastikan bahwa saklar DC pada inverter dan diskonektor DC pada kotak penggabung berada pada posisi off.

2. Periksa saklar utama AC dan catat semua data yang diperlukan.3. Periksa semua kabel daya AC serta catat tipe kabel beserta luas penampangnya.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 11. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi Dan Pengkabelan Inverter Terhubung-Jaringan

C. SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN

1 Tipe dan jenis proteksi arus lebih MCB AC MCB AC MCB AC

2 Rating arus proteksi arus lebih operasional (A) 25A 25A 25A

3 Rating tegangan proteksi arus lebih operasional (V) 25A 25A 25A

4 Kapasitas arus pemutus proteksi arus lebih (kA) 4,5 4,5 4,5

5 Jenis kabel sisi AC NYY 4x6 NYY 4x6 NYY 4x6

6 Ukuran kabel sisi AC [mm2] 6mm 6mm 6mm

4. KUALITAS INSTALASI INVERTER

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual kualitas instalasi inverter adalah:

1. Pastikan bahwa saklar DC pada inverter dan diskonektor DC pada combiner box berada pada posisi off.2. Lakukan evaluasi spesifikasi inverter dan pastikan kesesuaian mengenai tipe dan jumlah yang

terpasang.3. Periksa bahwa inverter telah terpasang dengan benar sesuai petunjuk dalam manual dan ikuti aturan

pemasangan yang tertulis dalam lembar pemeriksaan.4. Periksa kualitas instalasi kabel dan proteksinya seperti spesifikasi yang ada. Kabel daya harus dipisahkan

dari kabel sinyal komunikasi.5. Pastikan bahwa gland kabel yang tidak terpakai telah ditutup.

30

Page 35: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 12. Contoh Penulisan 12 Kualitas Instalasi Inverter

D. KUALITAS INSTALASI INVERTER

No Parameter Cek [ü] Catatan

1 Spesifikasi dan jumlah inverter sesuai dengan yang diajukan (dokumen kerangka acuan kerja, KAK) ü

2Inverter terpasang sesuai dengan instruksi pabrikan dan sesuai dengan dokumen tender. Direkomen-dasikan jarak antar inverter tidak kurang dari 30 cm secara vertikal maupun horisontal. ü

3 Inverter terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar ü

4 Inverter diletakkan di tempat yang teduh dan tidak ditempatkan langsung dibawah paparan sinar matahari ü

5 Inverter ditempatkan di tempat yang mudah diakses oleh tim gawat darurat atau kebakaran ü

6 Ventilasi inverter tidak terhalang oleh benda apapun ü

7Kabel keluaran, kabel masukan dan kabel komunikasi inverter terlindung dari paparan radiasi matahari dan tertanam yang dilindungi dengan konduit atau pipa ü

8Kabel daya dan kabel komunikasi yang terhubung dengan inverter tidak berdekatan dan tidak berada pada konduit yang sama ü

9 Konduit sudah terpasang dengan benar pada rangka modul atau dinding ü

10Setiap inverter harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dengan rating tidak kurang dari 1.25 x arus maksimum keluaran inverter ü

11Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan tidak kurang dari nominal rating dari proteksi arus lebih ü

12Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel inverter dan kabel bukaan yang kosong ditutup ü

13 Tegangan dan arus larik fotovoltaik tidak lebih dari spesifikasi input inverter terhubung-jaringan ü

14Inverter terhubung-jaringan seusai dengan kapasitas larik fotovoltaik. Direkomendasikan kapasitas inverter berada pada rentang 0.9…1.2 x kapasitas larik fotovoltaik yang terhubung ü

15Inverter dilengkapi dengan gawai proteksi gangguan pentanahan (ground fault protection) internal atau eksternal. ü

16Inverter terhubung dengan kabel pembumian dengan jenis kabel tembaga dan ukuran kabel dire-komendasikan tidak kurang dari 10 mm2 ü

4. STRING FOTOVOLTAIK

a. Tindakan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan inspeksi visual terhadap string fotovoltaik adalah:

1. Pastikan bahwa diskonektor DC pada keluaran combiner box dalam keadaan off.

2. Pastikan keberadaan blocking diodes. Pada beberapa sistem, terkadang terdapat blocking diodes pada setiap string fotovoltaik.

3. Periksa dan kumpulkan data string fotovoltaik sesuai lembar pemeriksaan.

4. Bandingkan hasil inspeksi dengan spesifikasi sistem.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Nilai Voc string diperoleh dari jumlah modul yang dirangkai seri dikalikan dengan V

oc nameplate.

31Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 36: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

Dalam tahap pelaksanaan, ada lima poin yang harus diperhatikan. Kelima poin tersebut disajikan secara berurutan sebagai berikut:

1. UJI INFORMASI UMUM BATERAI

a Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi informasi umum bank baterai secara visual adalah:

1. Periksa informasi-informasi berikut:• Jumlah keseluruhan sel baterai.• Jumlah bank baterai.• Kapasitas setiap bank baterai.• Kapasitas keseluruhan bank baterai.

2. Buat foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 13. Contoh Penulisan Informasi Umum Baterai

A. Informasi Umum

No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan

1 Jumlah keseluruhan sel baterai 48 48

2 Jumlah keseluruhan string baterai 2 2

3 Kapasitas string baterai (Ah) 2000 2000

4 Jumlah keseluruhan bank baterai 2 2

5 Kapasitas bank baterai [Ah] 4000 4000

6 Kapasitas keseluruhan baterai [Ah] 4000 40000

3.3.3 Baterai

Gambar Perencanaan. Modul fotovoltaik sudah terpasang.

Prasyarat:

32

Page 37: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2. SPESIFIKASI TEKNIS SEL BATERAI

a.Tindakan-tindakanyangharusdilakukandalampemeriksaandanpengujianspesifikasiteknisselbaterai secara visual adalah:

1. Periksa informasi-informasi berikut:• Merek, tipe, dan dimensi sel baterai. • Berat tiap sel baterai, tegangan per sel baterai, tegangan float charging, dan kapasitas tiap sel baterai.

2. Buat foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 14. Contoh Penulisan Spesifikasi Teknis Sel Baterai

B. SPESIFIKASI TEKNIS SEL BATERAI

No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan

1 Merek Baterai XYZ Baterai XYZ

2 Tipe OPzV 2-1000 OPzV 2-1000

3. INFORMASI BANK BATERAI

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan inspeksi visual informasi bank baterai adalah:

1. Periksa informasi-informasi berikut:• Jumlah sel baterai yang terhubung secara seri dan secara paralel.• Tegangan bank baterai dan float charging.• Kapasitas bank baterai.• Rating C10

2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 15. Contoh Penulisan Informasi Bank Baterai

C. INFORMASI BANK BATERAI (Tabel dapat dikembangkan sesuai keadaan bank baterai di lokasi)

No ParameterBank baterai

1 2 Catatan

1 Jumlah string baterai terhubung paralel 2 -

2 Jumlah bank baterai 1 -

3 Kapasitas bank baterai [Ah] 4000 -

4 Total Kapasitas bank baterai [Ah] 4000 -

33Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 38: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

4. KUALITAS INSTALASI BATERAI

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap kualitas instalasi bank baterai adalah:

1. Pastikan kelengkapan proteksi arus lebih pada baterai.2. Pastikan bahwa kabel determinasi terpasang dengan baik.3. Pastikan bahwa terminal baterai terlindung.4. Pastikan bahwa jenis dan ukuran kabel sesuai dengan instruksi pabrikan.5. Pastikan bahwa instalasi dan konfigurasi bank baterai sesuai dengan instruksi pabrikan.6. Pastikan kabel menuju panel distribusi terlindung.7. Pastikan baterai dalam kondisi baik.8. Pastikan temperatur ruangan bank baterai tidak lebih tinggi dari 20C dari temperatur lingkungan luar.9. Pastikan bahwa ventilasi ruangan bank baterai sesuai dengan instruksi pabrikan.10. Pastikan kondisi dudukan baterai.11. Pastikan sel baterai pada kondisi tidak berdebu dan tidak berada pada kondisi yang dapat menimbulkan

arus hubunga-singkat.12. Buat foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

B. PENJELASAN PENGISIAN FORMULIR.

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 16. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Baterai

D. KUALITAS INSTALASI BATERAI

No Parameter Cek [ü] Catatan

1 Terdapat penomoran string dan bank baterai x Tidak ada penomoran string

2 Terdapat tanda bahaya pada bank baterai ü

3 Kesesuaian warna kabel terhadap polaritas tegangan ü

4Spesifikasi dan jumlah baterai, string baterai, dan bank baterai sesuai dengan yang diajukan (dokumen kerangka acuan kerja, KAK)

ü

5

Baterai dalam kondisi baik: tidak ada kerusakan pada fisik batarai, vent valve, tidak ada tanda kebocoran, dan terminal bersih dari serpihan sulfida, serta permukaan fluida pada batas normal (jenis wet battery)

ü

6Setiap baterai bank dilengkapi dengan proteksi arus lebih yang dise-suaikan dengan 1.25x maksimum arus charging dan discharging dari charge controller maupun inverter berdiri-sendiri

ü

34

Page 39: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

D. KUALITAS INSTALASI BATERAI

No Parameter Cek [ü] Catatan

7Kabel diterminasi dengan benar dan terpasang dengan kencang pada terminal sel baterai

ü

8Terminal baterai terlindung dengan bahan isolator yang tepat dan tidak ada konduktor aktif yang terbuka

ü

9

Jenis dan ukuran kabel sesuai dengan kemungkinan arus charging dan disharging dan sesuai instruksi pabrikan charge controller dan inverter berdiri-sendiri. Kuat hantar arus kabel dan interkoneksi antar sel baterai lebih besar dari proteksi arus lebih.

ü

10Kabel dari bank baterai menuju DC panel distribusi terlindungi menggunakan rak kabel/conduit/jalur khusus lainnya

ü

11Instalasi dan konfigurasi bank baterai sesuai dengan instruksi pabri-kan. Direkomendasikan parallel string baterai di dalam satu bank baterai tidak lebih dari 4 string baterai

ü

12Jarak antar sel baterai tidak kurang dari 1 cm, jarak antar string bate-rai tidak kurang dari 50 cm, dan jarak antar string baterai dan dinding rumah pembangkit tidak kurang dari 50 cm

ü

13Baterai tidak terpapar sinar matahari dan tidak menutupi ventilasi ruang baterai

ü

14Temperatur ruangan bank baterai tidak lebih tinggi dari 20C dari temperatur ambient luar. Direkomendasikan temperatur ruangan tidak lebih tinggi dari suhu operasional baterai.

ü

15Ventilasi ruangan bank baterai mencukupi sesuai dengan instruksi pabrikan baterai dan persyaratan temperatur ruangan

ü

16Dudukan baterai memiliki lapisan anti karat, stabil, mampu menopang beban baterai, dan tidak beresiko jatuh

ü

17Seluruh sel baterai pada kondisi bersih (tidak berdebu) dan tidak ada barang yang melintang di atas permukaan sel baterai

ü

35Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 40: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

Dalam tahap pelaksanaan, ada empat poin yang harus diperhatikan. Keempat poin tersebut disajikan secara berurutan sebagai berikut:

1. INFORMASI UMUM CHARGE CONTROLLER

a. Tindakan-tindakan pemeriksaan secara visual terhadap informasi umum charge controller meliputi:

1. Lakukan inspeksi label atau datasheet charge controller.2. Hitung jumlah charge controller yang diperlukan untuk mendapatkan kapasitas daya total charge

controller terpasang.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 17. Contoh Penulisan Informasi Umum Charge Controller

A. INFORMASI UMUM

No ParameterSpesifikasi Terpasang

Spesifikasi desain Catatan

1 Jumlah komponen solar charge controller (unit) 10 9 Jumlah tidak sesuai

2 Kapasitas daya total solar charge controller 20 kW 18 kWKurang daya karena jumlah SCC kurang

3.3.4 Charge controller

Gambar Perencanaan. Modul fotovoltaik sudah terpasang.

Solar Charge controller (SCC) sudah terpasang

Prasyarat

36

Page 41: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2. SPESIFIKASI SOLAR CHARGE CONTROLLER

Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap spesifikasi Solar Charge controller meliputi:

a. Lakukan inspeksi pada aspek – aspek berikut:

1. Merek dan tipe.2. Daya keluaran maksimal.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 18. Contoh Penulisan Spesifikasi Solar Charge controller

B. SPESIFIKASI SOLAR CHARGE CONTROLLER (Tabel ini dapat dikembangkan sesuai jumlah SCC)

No Parameter 1 Spesifikasi desain Catatan

1 Merek Merek XYZ Merek XYZ

2 Tipe XY SERIES XY SERIES

3 Daya keluaran maksimal (W) 3500 3500

3. SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN SOLAR CHARGE CONTROLLER

Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap spesifikasi proteksi dan pengkabelan Solar Charge controller meliputi:

a. Lakukan inspeksi pada aspek – aspek berikut:

1. Jenis dan kapasitas proteksi arus lebih.2. Rating arus proteksi dan tegangan proteksi arus lebih.3. Jenis dan ukuran kabel ke baterai.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

37Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 42: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

Tabel 19. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan Solar Charge Controller

C. SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN SOLAR CHARGE CONTROLLER

No Parameter 1Spesifikasi

desainCatatan

1 Jenis proteksi arus lebih NH Fuse NH Fuse

2 Rating arus proteksi arus lebih [A] 63 63

3 Rating tegangan proteksi arus lebih (V) 500 500

4 Kapasitas proteksi arus lebih 120 kA 120 kA

5 Jenis kabel ke baterai NYAF NYAF

6 Ukuran kabel ke baterai [mm2] 16 16

3. KUALITAS INSTALASI SOLAR CHARGE CONTROLLER

Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap kualitas instalasi adalah:

a. Lakukan inspeksi kualitas instalasi charge controller untuk hal – hal berikut:

1. Pastikan hasil perhitungan tegangan terbuka (Voc

) dan arus hubung singkat (Isc) string fotovoltaik lebih kecil dari spesifikasi input charge controller.

2. Pastikan charge controller terpasang sesuai dengan panduan dari pabrikan dan tidak ada baut yang longgar.

3. Pastikan charge controller diletakkan dengan jarak sesuai dengan instruksi pabrikan agar sistem pendinginan dapat bekerja dengan baik. Direkomendasikan tidak kurang dari 20 cm secara vertikal maupun horizontal. Pastikan ventilasi charge controller tidak terhalang oleh benda apapun.

4. Pastikan kabel dari larik fotovoltaik ke charge controller terlindung dari paparan radiasi matahari dan tertanam di dalam tanah dan dilindungi oleh pipa.

5. Pastikan ukuran dan jenis kabel sesuai dengan besar terminal. Pastikan kuat hantar arus kabel tidak kurang dari rating proteksi arus lebih. (rating proteksi arus lebih tidak kurang dari 1.25 x arus charging maksimum).

6. Pastikan instalasi kabel dalam kondisi aman dan tidak berpotensi terjadi hubung singkat atau membahayakan keselamatan.

7. Pastikan kabel daya dan kabel komunikasi terpisah, tidak berada dalam saluran (conduit)yang sama untuk menghindari gangguan pada sistem komunikasi data akibat induksi dari kabel daya.

8. Pastikan gland cable terpasang dengan baik pada lubang kabel charge controller untuk mencegah masuknya benda – benda yang dapat mempengaruhi kinerja charge controller.

9. Apabila baterai yang digunakan pada sistem PLTS adalah Lithium-ion atau Zinc-air, pastikan charge controller dengan Battery Management System (BMS) dapat berkomunikasi.

38

Page 43: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

10. Apabila baterai yang digunakan pada sistem PLTS adalah Lead-Acid, pastikan charge controller menggunakan tiga tahapan yakni bulk (arus konstan), absorption (tegangan konstan), dan float.

11. Untuk charge controller yang dipasang pararel, pastikan tidak ada perbedaan konfigurasi parameter.12. Pastikan sensor temperatur baterai terpasang pada baterai dan terbaca pada charge controller. 13. Pastikan charge controller dilengkapi dengan gawai proteksi gangguan pentanahan (ground fault

protection). Hanya satu gawai yang terpasang jika solar charge controller disambungkan secara paralel.

b. Penjelasan pengisian formulir

39Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Stage 1: Bulk(constant current)

Stage 1: Absorption(constant voltage)

Stage 3: Float (constant voltage)

Stage 3: Float (constant voltage)

Battery current

Absorption

Battery current

Bulk

Float

Equaliization

Gambar 9. Tahapan Pengisian Baterai

Page 44: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 20. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Solar Charge Controller

D. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

1Tegangan rangkaian terbukan (Voc) dan arus hubung singkat (Isc) string fotovoltaik kurang dari spesifikasi input solar charge controller

ü

2Solar charge controller terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar

ü

3Solar charge controller diletakkan dengan jarak sesuai dengan instruk-si pabrikan. Direkomendasikan tidak kurang dari 20 cm secara vertikal maupun horisontal.

ü

4 Ventilasi solar charge controller tidak terhalang oleh benda apapun ü

5Kabel dari larik fotovoltaik ke solar charge controller terlindung dari paparan radiasi matahari dan tertanam yang dilindungi dengan pipa

ü

6Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan besar terminal dan kuat hantar arus tidak kurang dari arus nominal dan nominal rating dari proteksi arus lebih

ü

7Pengkabelan terpasang dengan aman dan tidak berpotensi terjadi hubungan singkat atau membahayakan keselamatan

ü

8Kabel daya dan kabel komunikasi yang terhubung dengan solar charge controller tidak berdekatan dan tidak berada pada konduit yang sama

ü

9Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel solar charge controller dan kabel bukaan yang kosong ditutup

ü

10Solar charge controller sesuai dengan kapasitas daya larik fotovoltaik dan tegangan nominal baterai

ü

11Solar charge controller dapat berkomunikasi dengan battery manage-ment system (BMS) jika baterai yang digunakan adalah jenis lithi-um-ion atau zinc-air

ü

12Pengisian baterai untuk teknologi lead acid menggunakan metode tiga tahapan yakni bulk (arus konstan), absorption (tegangan konstan), dan float.

ü

13Tidak ada perbedaan konfigurasi parameter dari setiap solar charge controller yang terhubung secara parallel

ü

40

Page 45: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

D. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

14Sensor temperatur baterai terpasang pada baterai dan terbaca pada solar charge controller

ü

15Setiap solar charge controller harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dengan rating tidak kurang dari 1.25 x arus charging maksimum

ü

16Solar charge controller dilengkapi dengan gawai proteksi gangguan pentanahan (ground fault protection). Hanya satu gawai yang terpas-ang jika solar charge controller disambungkan secara parallel.

ü

17Solar charge controller terhubung dengan kabel pembumian dengan jenis kabel tembaga dan ukuran kabel tidak kurang dari 6 mm2

ü

41Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 46: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

3.3.5 Inverter Baterai

Dalam tahap pelaksanaan, ada lima poin yang harus diperhatikan. Kelima poin tersebut disajikan secara berurutan sebagai berikut:

1. INFORMASI UMUM INVERTER BATERAI

a. Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap informasi umum inverter baterai meliputi:

1. Lakukan inspeksi label atau datasheet inverter baterai.2. Hitung jumlah inverter baterai yang diperlukan untuk mendapatkan kapasitas daya total inverter

baterai terpasang.3. Lakukan inspeksi konfigurasi jaringan (satu fasa/ tiga fasa).4. Hitung jumlah cluster (pengelompokan), jika ada.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 21. Contoh Penulisan Informasi Umum Inverter Baterai

A. INFORMASI UMUM

No Parameter Temuan Spesifikasi desain Catatan

1 Jumlah inverter baterai [unit] 6 6

2 Kapasitas total inverter baterai [kW] 48 48

3 Konfigurasi jaringan (satu fasa / tiga fasa) 3 3

4 Jumlah cluster (pengelompokan) [unit] 2 2

Gambar Perencanaan Modul fotovoltaik sudah terpasang

Baterai dan inverter sudah terpasang.

Prasyarat

42

Page 47: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2. SPESIFIKASI INVERTER BATERAI

a. Lakukan inspeksi pada aspek – aspek berikut:

1. Merek dan tipe.2. Daya keluaran AC nominal.3. Rentang tegangan keluaran AC.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 22. Contoh Penulisan Spesifikasi Inverter Baterai

B. SPESIFIKASI INVERTER BATERAI (Tabel ini dapat dikembangkan sesuai jumlah inverter)

No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan

1 Merek Inverter XYZ Inverter XYZ

2 Tipe XY series XY series

3. SPESIFIKASI MULTICLUSTER (BILA ADA)

a. Lakukan inspeksi pada aspek – aspek berikut:

1. Merek multicluster.2. Tipe multicluster.3. Jumlah maksimum inverter baterai 4. Daya nominal

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 23. Contoh Penulisan Spesifikasi Multicluster

D. SPESIFIKASI MULTICLUSTER

No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan

1 Merek XYZ XYZ

2 Tipe XY SERIES XY SERIES

3 Jumlah maksimum inverter baterai [unit] 6 6

4 Daya nominal [kW] 55 kW 55 kW

43Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 48: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

4. KUALITAS INSTALASI INVERTER BATERAI

a. Tindakan-tindakan inspeksi secara visual terhadap kualitas instalasi adalah:

1. Pastikan inverter baterai terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar.2. Pastikan inverter baterai diletakkan dengan jarak sesuai dengan instruksi pabrikan. Direkomendasikan

tidak kurang dari 30 cm secara vertikal maupun horizontal.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 24. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Inverter Baterai

E. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

1 Inverter baterai terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar. ü

2Inverter baterai diletakkan dengan jarak sesuai dengan instruksi pabrikan. Direkomendasikan tidak kurang dari 30 cm secara vertikal maupun horisontal.

ü

3 Ventilasi inverter baterai tidak terhalang oleh benda apapun. ü

4Pengkabelan yang terhubung dengan inverter diletakkan didalam konduit kabel. Kabel daya dan kabel komunikasi tidak diletakkan pada konduit yang sama.

ü

5Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan terminal dan kuat hantar arus disesuaikan den-gan arus nominal saat charging dan/atau discharging dan nominal rating dari proteksi arus lebih. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi.

ü

6Pengkabelan terpasang dengan aman dan tidak berpotensi terjadi hubungan singkat atau membahayakan keselamatan.

ü

7Pengkabelan komunikasi monitoring dan sinkronisasi (jika tersedia) terpasang dengan kencang.

ü

8Kabel dari inverter ke baterai yang terhubung dalam satu cluster memiliki panjang yang sama.

ü

44

Page 49: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

E. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

9Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel inverter baterai dan kabel bukaan yang kosong ditutup.

ü

10Inverter baterai dapat berkomunikasi dengan battery management system (BMS) jika baterai yang digunakan adalah jenis lithium-ion atau zinc-air.

ü

11Pengisian baterai untuk teknologi lead acid menggunakan metode bulk, absorption, dan float.

ü

12Tidak ada perbedaan konfigurasi parameter dari setiap inverter baterai yang ter-hubung secara paralel.

ü

13Sensor temperatur baterai terpasang pada baterai dan terbaca pada inverter baterai atau sistem monitoring.

ü

14Setiap inverter baterai harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih pada sisi DC dan AC dengan rating tidak kurang dari 1.25 x arus charging atau discharging maksimum. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi.

ü

15Terdapat panel distribusi inverter baterai (multi-cluster box) jika inverter terdiri dari beberapa cluster.

ü

16inverter baterai terhubung dengan kabel pentanahan dengan jenis kabel tembaga dan ukuran kabel direkomendasikan minimum 10 mm2.

ü

45Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 50: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

3.3.6 Panel Distribusi AC/DC

Prasyarat

Pemeriksaan secara visual atas panel distribusi dilakukan pada tiga komponen berikut:

1. INFORMASI UMUM PANEL DISTRIBUSI DC

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual atas panel distribusi DC adalah:

1. Periksa jumlah string baterai dan battery-banks tersambung. 2. Periksa jumlah charge controller tersambung untuk sistem dengan DC-coupling.3. Periksa jumlah inverter berdiri-sendiri (battery-inverter) tersambung.4. Periksa kesesuaian penampang dan tipe kabel serta kualitas pentanahan pada panel.5. Periksa keterangan kelas IP pada nameplate panel.6. Lakukan inspeksi komponen-komponen penunjang sesuai Tabel dalam lembar pemeriksaan.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

Tabel 25. Contoh Penulisan Informasi Umum Panel Distribusi DC

A. INFORMASI UMUM

No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan

1 Jumlah panel distribusi DC 1 1

2 Jumlah panel distribusi AC 1 1

Gambar Perencanaan

Saklar ACDiskonektor DC pada combiner box

Saklar DC pada panel distribusi

AC DC

Komponen – komponen berikut dalam keadaan “off”.

46

Page 51: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

Tabel 26. Contoh Penulisan Panel Distribusi DC

B. PANEL DISTRIBUSI DC (Tabel bisa dikembangkan sesuai jumlah panel distribusi di lokasi)

No Parameter 1 2 3 Catatan

1 Jumlah string baterai yang tersambung 2 -

2 Jumlah charge controller yang tersambung 10 10

3 Jumlah inverter baterai yang tersambung 2 2

4 Jumlah proteksi arus lebih 2 2

5 Bahan material panel distribusi DC Metal Metal

6 Standar IP untuk panel distribusi DC 45 45

7 Jenis kabel pembumian NYA NYA

8 Ukuran kabel pembumian (mm2) 10 10

2. PROTEKSI DAN PENGKABELAN BANK BATERAI

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi visual terhadap proteksi dan pengkablean bank baterai adalah:

1. Periksa informasi-informasi berikut:• Jenis dan rating proteksi serta kapasitas proteksi arus lebih.• Jenis dan ukuran material koneksi antar sel baterai.• Jenis dan ukuran kabel koneksi.

2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pastikan bahwa semua temuan dan ketidaksesuaian telah tercatat dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 27. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan String Baterai

SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN STRING BATERAI

6 Jenis proteksi arus lebih FUSE FUSE

7 Rating arus proteksi arus lebih [A] 63 53

8 Rating tegangan proteksi arus lebih [V] 200 200

9 Kapasitas proteksi arus lebih [kA] 1 1

10 Saklar pemutus DC dalam keadaan berbeban x x

11 Jenis material koneksi antar sel baterai Tembaga Tembaga

12 Ukuran material koneksi (p x l x t) cm, atau (mm2) 50 50

13 Jenis kabel koneksi dari blok baterai ke panel baterai NYY NYY

14 Ukuran kabel [mm2] 50 50

47Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 52: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

3. SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN INVERTER BERDIRI-SENDIRI (STAND ALONE INVERTER)

a. Lakukan inspeksi pada aspek – aspek berikut:

1. Jenis proteksi arus lebih yang terpasang pada sisi DC.2. Rating arus proteksi arus lebih DC.3. Rating tegangan proteksi arus lebih DC.4. Breaking Capacity arus lebih DC.5. Jenis kabel DC.6. Ukuran kabel DC.7. Jenis proteksi arus lebih yang terpasang pada sisi AC.8. Rating arus proteksi arus lebih AC.9. Rating tegangan proteksi arus lebih AC.10.Breaking Capacity arus lebih AC.11.Jenis kabel AC.12.Ukuran kabel AC.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan

Tabel 28. Contoh Penulisan Spesifikasi Proteksi dan Pengkabelan Inverter Berdiri Sendiri

C. SPESIFIKASI PROTEKSI DAN PENGKABELAN INVERTER BERDIRI-SENDIRI

1 Jenis proteksi arus lebih DC MCB DC MCB DC

2 Rating arus proteksi arus lebih DC [A] 200 200

3 Rating tegangan proteksi arus lebih DC [V] 100 100

4 Kapasitas proteksi arus lebih DC [kA] 2.5 2.5

5 Jenis kabel DC NYY NYY

6 Ukuran kabel DC [mm2] 50 50

7 Jenis proteksi arus lebih AC MCB MCB

8 Rating arus proteksi arus lebih AC [A] 50 50

9 Rating tegangan proteksi arus lebih AC [V] 400 400

10 Kapasitas proteksi arus lebih AC [A] 3 3

11 Jenis kabel AC NYM NYM

12 Ukuran kabel ke panel distribusi AC [mm2] 6 6

48

Page 53: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

4. PANEL DISTRIBUSI AC

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam pemeriksaan visual atas panel distribusi AC adalah:

1. Memeriksa jumlah inverter berdiri-sendiri (battery-inverter) tersambung.2. Memeriksa jumlah inverter terhubung-jaringan (grid-tied inverter) tersambung.3. Memeriksa sambungan 3-fasa atau 1-fasa menuju jaringan distribusi dengan kelengkapan penyulang,

proteksi terhadap arus lebih serta proteksi surja.4. Verifikasi spesifikasi proteksi arus lebih dan proteksi surja dengan keterangan pada nameplate

komponen.5. Memeriksa kesesuaian penampang dan tipe kabel penyulang serta kualitas pentanahan pada panel.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

Tabel 29. Contoh Penulisan Panel Distribusi AC

C. PANEL DISTRIBUSI AC (Tabel bisa dikembangkan sesuai jumlah panel distribusi di lokasi)

No Parameter Aktual Spesifikasi desain Catatan

1 Konfigurasi jaringan (satu fasa / tiga fasa) 1 1

2 Bahan material panel distribusi AC Metal Metal

3 Jumlah inverter baterai yang tersambung 3 3

4 Jumlah penyulang 5 5

5 Jumlah proteksi arus lebih 5 5

6 Rating arus proteksi arus lebih [A] 10 10

7 Rating tegangan proteksi arus lebih [V] 250 250

8 Jenis kabel penyulang NYM NYM

9 Ukuran kabel penyulang [mm2] LVTC LVTC

10 Tipe proteksi tegangan surja (Surge protection device) Type 2 Type 2

11 Rating tegangan proteksi tegangan surja [V] 240 140

12 Rating arus impulse petir proteksi tegangan surja [kA] 25 25

13 Jenis kabel pembumian NYY NYY

14 Ukuran kabel pembumian [mm2] 6 6

49Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 54: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

5. KUALITAS INSTALASI PANEL DISTRIBUSI

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi atas kualitas instalasi adalah:

1. Pastikan kesesuaian penampang dan warna kabel pentanahan.2. Pastikan tidak ada celah yang terlalu besar pada gland untuk kabel. 3. Relasi pada pemutus arus lebih antara rating pemutusan arus lebih dengan nilai nominal arus

bersangkutan. 4. Pastikan kesesuaian luas penampang dan tipe kabel.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

2. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

Tabel 30. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi Panel Distribusi

D. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

1 Panel distribusi DC terletak dalam ruangan dan memiliki perlindungan minimal kelas IP4x ü

2 Panel distribusi AC terletak dalam ruangan dan memiliki perlindungan minimal kelas IP4x ü

3Kotak panel distribusi DC jika terbuat dari metal terhubung dengan kabel pentanahan dengan jenis kabel tembaga dan ukuran kabel direkomendasikan minimum 6 mm2

ü

4Kotak panel distribusi AC jika terbuat dari metal terhubung dengan kabel pentanahan dengan jenis kabel tembaga dan ukuran kabel direkomendasikan minimum 6 mm2.

ü

5Ukuran penampang penghantar pembumian pada panel distribusi AC harus sama besar dengan kabel fasa jika ukuran kabel fasa kurang dari 16 mm2.

ü

6 Gland kabel terpasang dengan kencang pada lubang kabel panel distribusi DC dan panel distribusi AC. ü

7Gland kabel terpasang yang tidak digunakan pada panel distribusi DC dan panel distribusi AC dalam kondisi tertutup.

ü

8Tidak ada celah untuk binatang masuk pada kotak penggabung, panel distribusi DC, dan panel distribusi AC.

ü

9Pengkabelan di dalam panel terpasang dengan rapi, tidak ada kabel yang longgar dan tidak ada potensi hubungan arus singkat atau berbahaya untuk operator.

ü

10Setiap penyulang harus dilengkapi dengan proteksi arus dengan rating tidak kurang dari 1.25 x beban puncak atau jumlah pelanggan yang terpasang. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi.

ü

11Ukuran dan jenis kabel sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan tidak kurang dari nominal rating dari proteksi arus lebih

ü

12Pengukuran temperatur: Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan dibawah 500C pada saat beroperasi

ü

13Pengukuran temperatur: Ambient temperatur dalam panel distribusi direkomendasikan tidak lebih dari 450C pada saat beroperasi

ü

14Energi meter terpasang dan berfungsi pada panel distribusi AC dan pegukuran tegangan dilengkapi dengan proteksi arus lebih.

ü

50

Page 55: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

Gambar Perencanaan Sistem Pembumian sudah terpasang

3.3.7 Pembumian dan proteksi petir

Prasyarat

1. SISTEM PEMBUMIAN

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi secara visual pembumian dan proteksi petir adalah sebagai berikut:

1. Lakukan inspeksi jenis pembumian yang digunakan pada sistem.2. Lakukan inspeksi kesesuaian jumlah titik dan bak kontrol pembumian dengan desain.3. Lakukan inspeksi kesesuaian penampang kabel pembumian dengan desain.4. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 31. Contoh Penulisan Sistem Pembumian

A. SISTEM PEMBUMIAN

No ParameterSpesifikasi Terpasang

Spesifikasi desain

Catatan

1 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian frame modul fotovoltaik (mm2). NYA 6 NYA 6

2 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian struktur pendukung modul fotovoltaik (mm2).

BC 10 BC 10

3 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian kotak penggabung (mm2). NYA 6 NYA 6

4 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian solar charge controller (mm2). NYA 6 NYA 6

5 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian inverter terhubung-jaringan (mm2). NYA 6 NYA 6

6 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian inverter baterai (mm2). NYA 6 NYA 6

7 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian panel distribusi DC (mm2). NYA 10 NYA 10

8 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian panel distribusi AC [mm2] NYA 10 NYA 10

51Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 56: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

A. SISTEM PEMBUMIAN

No ParameterSpesifikasi Terpasang

Spesifikasi desain

Catatan

9 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian tiang penangkal petir [mm2] BC 70 BC 70

10 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian proteksi tegangan surja DC [mm2]

NYA 6 NYA 6

11 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian proteksi tegangan surja AC [mm2]

NYA 6 NYA 6

12 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian rumah pembangkit [mm2] BC 35 BC 35

13 Tipe produk dan luas penampang kabel pembumian pada pagar pembatas area pembangkit [mm2]

BC 35 BC 35

14 Jumlah rel ekipotensial pembumian 2 2

15 Luas penampang rel ekipotensial pembumian [mm2] 50 50

16 Jumlah seluruh elektroda pembumian jenis batang (rod) 6 6

17 Panjang elektroda pembumian [m] 2 2

18 Luas penampang elektroda pembumian [mm2] 25 25

19 Jumlah box pembumian 2 2

20 Jenis pembumian sistem (TN-C, TN-C-S, TN-S, TT) TN-C TN-C

21 Jumlah pembumian pada jaringan distribusi 10 10

22 Setiap berapa tiang dilakukan pembumian pada jaringan distribusi 5 5

23 Luas penampang kabel pembumian tiang jaringan distribusi [mm2] 35 35

52

Page 57: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2. SISTEM PROTEKSI PETIR

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi secara visual sistem proteksi petir adalah sebagai berikut:

1. Lakukan inspeksi semua parameter sistem proteksi petir yang terdapat dalam lembar inspeksi.2. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah

disediakan.3. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 32. Contoh Penulisan Sistem Proteksi Petir

B. SISTEM PROTEKSI PETIR

No ParameterSpesifikasi Terpasang

Spesifikasi desain

Catatan

1 Tipe proteksi tegangan surja DC Tipe 1 Tipe 1

2 Rating tegangan operasional pada proteksi surja DC [V] 100 100

3 Rating arus impulse petir pada proteksi surja DC [kA] 25 25

4 Tipe proteksi tegangan surja AC Tipe 2 Tipe 2

5 Rating tegangan operasional pada proteksi surja AC [V] 400 400

6 Rating arus impulse petir pada proteksi surja AC [kA] 25 25

7Sistem penangkal petir (air terminal) yang digunakan (pasif / early streamer)

pasif pasif

8 Tipe produk untuk penghitung sambaran petir n/a n/a

9Jenis material dan luas penampang penghantar (down conductor) dari air terminal ke elektroda pembumian

Tembaga Tembaga

10 Bahan dan jenis elektroda pembumian pada proteksi petir Tembaga Tembaga

11Panjang (m) dan luas penampang (mm2) elektroda pembumian pada proteksi petir

2, 25 2, 25

12 Jumlah tiang penangkal petir 1 1

13 Tinggi tiang penangkal petir (m) 10 10

53Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 58: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

3. KUALITAS INSTALASI

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi kualitas instalasi adalah sebagai berikut:

1. Lakukan inspeksi semua parameter sistem proteksi petir yang terdapat dalam lembar inspeksi.2. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah

disediakan.3. Ambil foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan

Tabel 33. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi

C. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

1Luas penampang kabel pembumian untuk ikatan ekipotensial utama dan yang dihubungkan ke terminal pembumian utama tidak kurang dari 6 mm2 (bila tembaga), 50 mm2 (bila baja) atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

ü

2 Luas penampang kabel konduktor ikatan ekipotensial tidak kurang dari 16 mm2. ü

3Ukuran pembumian untuk proteksi tegangan surja tipe 1 direkomendasikan tidak kurang dari 10 mm2 dan untuk tipe 2 tidak kurang dari 6 mm2.

ü

4Luas penampang elektroda pembumian tidak kurang dari 25 mm2 dan ditanam dengan keda-laman tidak kurang dari 2 meter.

ü

5 Down conductor dari tiang penangkal petir tidak kurang dari 25 mm2. ü

6

Pembumian dari rumah pembangkit (inklusif semua peralatan elektrik dan elektronika dalam rumah pembangkit), struktur penyangga modul surya dan proteksi petir hanya boleh memiliki satu titik pertemuan bersama di terminal pembumian utama tunggal (untuk meng-hindari pengaruh galvanis serta induktif saat surja tegangan atau sambaran petir dari satu area ke area lain).

ü

7 Kabel pembumian terpasang dengan baik dan tidak ada baut yang longgar. ü

8Tiang penangkal petir stabil dengan ketinggian tidak kurang dari 17 meter. Untuk penangkal petir dengan ketinggian kurang dari 20 meter, jarak antara penangkal petir dan rumah pembangkit tidak lebih dari 6 meter.

ü

9 Tiang penangkal petir dan aksesorisnya mempunyai lapisan anti karat atau besi galvanis. ü

10Proteksi tegangan surja untuk DC terpasang pada setiap kotak penggabung (combiner box) dan tersambung dengan kutub positif dan kutub negatif dari modul fotovoltaik serta tersambung dengan terminal pembumian.

ü

11Proteksi tegangan surja di sisi AC terpasang pada panel distribusi AC dan tersambung pada masing-masing lin, kabel netral (bila ada) serta tersambung dengan terminal pembumian.

ü

54

Page 59: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

C. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

12Proteksi tegangan surja dalam kondisi baik dan menunjukan indikator hijau atau masih berfungsi

ü

13 Lightning counter terpasang dan beroperasi ü

14Pembumian pada jaringan distribusi dilakukan pada tiang pertama, terakhir, dan setiap 200-meter dari tiang pertama (± setiap 5 tiang), dipilih yang jarak terpendek

ü

3.3.8 Monitoring, Instrumentasi & Kontrol

Prasyarat

Inspeksi visual meliputi dua bagian, yaitu:

1. SISTEM MONITORING DAN PYRANOMETER

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam inspeksi ini adalah:

1. Pastikan berkas-berkas dari vendor tersimpan dengan aman dan mudah diakses yaitu datasheets, installation manuals, application notes, dsb.

2. Pastikan bahwa memori internal dan eksternal tersedia cukup untuk menyimpan data sesuai petunjuk dalam lembar pemeriksaan.

3. Pastikan bahwa pengkabelan daya maupun komunikasi sistem monitoring telah lengkap dipasang dengan benar secara mekanik dan elektrik supaya dapat beroperasi baik setelahnya.

4. Pastikan cara pengkabelan harus mengikuti semua instruksi dan panduan yang terdapat pada buku instalasi dan buku manual dari vendor sistem monitoring.

5. Pastikan penyambungan pyranometer harus memperhitungkan transfer data dari pyranometer ke sistem monitoring supaya dapat berjalan baik dalam jangka panjang sehingga risiko kehilangan data dapat diminimalisir.

6. Pastikan pemasangan pyranometer secara mekanik dan posisinya harus bebas bayangan setiap saat ketika matahari sedang bersinar.

Gambar Perencanaan

Sistem Pembumian sudah terpasang

Sistem monitoring sudah terpasang

55Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 60: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

3 Inspeksi

7. Pastikan penyambungan sistem monitoring pada sistem BTS terdekat dikonfigurasi dengan benar supaya transmisi data seluler (wireless) tidak mengalami hambatan selama sistem monitoring mengumpulkan dan mengirimkan data.

8. Pastikan semua konfigurasi parameter software dan setelan hardware pada sistem monitoring tercatat dengan baik (berbentuk foto, sketsa atau cetakan) dalam laporan khusus hasil konstruksi yang tersimpan dengan aman (softcopy maupun hardcopy) dan mudah diakses.

9. Pastikan panduan pengoperasian dan pemeliharaan tersimpan dengan aman (softcopy maupun hardcopy) dan mudah diakses oleh operator dan manajemen pembangkit setempat.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 34. Contoh Penulisan Sistem Monitoring dan Pyranometer

A. SISTEM MONITORING DAN PYRANOMETER

No ParameterSpesifikasi Terpasang

Spesifikasi desain

Catatan

1 Merek sistem monitoring *** ***

2 Type System monitoring *** ***

3 Kemampuan data logging (ya/tidak) *** ***

4 Perangkat penyimpanan internal/eksternal *** ***

5 Kapasitas penyimpanan internal/eksternal [MB] *** ***

6 Antarmuka komunikasi sistem monitoring (user interface) *** ***

7 Kemampuan komunikasi jarak jauh (ya/tidak) *** ***

8 Sistem komunikasi jarak jauh (seluler, satelit) *** ***

8 Total keseluruhan sistem monitoring *** ***

9 Merek pyranometer *** ***

10 Tipe pyranometer *** ***

11 Tipe sensor temperatur yang terkoneksi pada pyranometer *** ***

12 Antarmuka komunikasi pyranometer *** ***

56

Page 61: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Inspeksi 3

2. KUALITAS INSTALASI

a. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam pemeriksaan secara visual kualitas instalasi adalah:

1. Melakukan pemeriksaan visual sesuai dengan lembar pemeriksaan.2. Mencatat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah

disediakan.3. Membuat foto saat pemeriksaan dan saat terjadi temuan-temuan khusus.4. Verifikasi kinerja sistem monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa sistem ini merekam semua

pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa pengujian sistem monitoring dapat dilakukan bersamaan dengan sistem PLTS.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat semua temuan, ketidaksesuaian, dan ketidakwajaran dalam lembar pemeriksaan yang telah disediakan.

Tabel 35. Contoh Penulisan Kualitas Instalasi

B. KUALITAS INSTALASI

No Parameter Cek [ü] Catatan

1 Spesifikasi sistem monitoring sesuai dengan spesifikasi yang diajukan ü

2 Sistem monitoring memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi jarak jauh. ü

3 Perangkat penyimpanan eksternal terpasang dengan kapasitas yang mencukupi untuk menyimpan data selama minimum 5 tahun dengan interval minimum 10 menit. Direkomendasikan minimum kapasitas penyimpanan 8 GB.

ü

4 Pembacaan data (diagram terhadap waktu) dari sistem remote monitoring dapat dilakukan dengan PC/Laptop standar dengan berbasis Windows

ü

5 Catu daya tersedia dan terkoneksi untuk menyalakan sistem remote monitoring ü

6 Kabel komunikasi antarmuka terpasang pada komponen dan antar komponen ü

7 Kabel komunikasi digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrikan, tidak longgar dan diberi strain relief

ü

8 Pyranometer terpasang dengan baik dan tersambung dengan sistem monitoring ü

9 Nilai iradiasi dan nilai temperatur dapat terbaca melalui pengukuran yang menggunakan pyranometer ü

10 Tidak terdapat bayangan pada pyranometer. Pyranometer direkomendasikan untuk dipasang sejajar dengan ketinggian dan sudut kemiringan yang sama dengan modul fotovoltaik

ü

11 Modem pada sistem remote monitoring telah dikonfigurasi untuk siap beroperasi ü

12 Kabel komunikasi dan kabel daya tidak diletakkan pada konduit yang sama ü

13 Tersedia daftar konfigurasi dan settings untuk parameter PLTS yang dimonitor oleh sistem RMS ü

14 Apabila transmisi sinyal melalui sistem BTS: daftar konfigurasi tersedia untuk telekomunikasi melalui sistem seluler

ü

57Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 62: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4.1 UMUM

Pengujian dilakukan setelah inspeksi tuntas dilakukan dan telah dinyatakan aman. Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengujian diharuskan telah dikalibrasi dan memiliki rentang pengukuran yang sesuai dengan parameter masing-masing komponen.

4.2 PRASYARAT KESELAMATAN

Hindari melakukan pengujian pada saat kondisi cuaca hujan dan petir. Selalu gunakan alat pelindung diri (APD) dan patuhi standard keselamatan kerja.

4.3 PENGUJIAN KOMPONEN

4.3.1 Larik Fotovoltaik

Prasyarat

• Iradiance terukur dengan menggunakan irradiance meter minimal 500 W.m-2• Catat hasil pengukuran suhu pada bagian belakang modul surya pada saat melakukan pengukuran

tegangan dan arus modul surya

Pengujian4

Multimeter

Ampere meter / Clamp meter Sensor suhu

Irradiance meter

Alat yang dibutuhkan:

58 Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 63: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

1. KONTINUITAS PEMBUMIAN DAN KONDUKTOR IKATAN EKUIPOTENSIAL

a. Langkah pengujian

1. Pastikan seluruh rangkaian dalan keadaan tidak aktif.2. Set multimeter pada mode kontinuitas tes.3. Atur posisi probe multimeter, probe merah dihubungkan ke V Ω dan probe hitam ke posisi COM.4. Hubungkan salah satu kepala probe ke kabel grounding yang menuju langsung ke tanah dan kepala

probe yang lain pada sisi konduktor yang terikat dengan pembumian.5. Perhatikan hasil pengukuran.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Apabila multimeter berbunyi beep dan nilai resistasi dibawah 1 Ω, maka jalur tersebut sudah terhubung secara kontinyu.

2. Apabila kondisi pada penjelasan diatas tidak terpenuhi, maka kontinuitas tidak baik.3. Apabila kondisi kontinuitas tidak baik, harus dilakukan pengecekan dan perbaikan untuk memastikan

seluruh jalur ikatan ekuipotensial terhubung dengan pembumian

1. UJI KONTINUITAS PEMBUMIAN DAN KONDUKTOR IKATAN EKUIPOTENSIAL

No Frame Modul Surya/Mounting/Bagian metal lainnya Grounding Kontinyu Tidak kontinyu

1 Frame modul array 1 titik 1 ü

2 Kabel Tray titik 1 ü

3 Mounting Array 1 titik 2 ü

Tabel 36. Contoh Penulisan Uji Kontinuitas Pembumian dan Konduktor Ikatan Ekuipotensial

Gambar 10. Panduan Pengukuran Kontinuitas

59Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 64: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

2. UJI POLARITAS, TEGANGAN RANGKAIAN TERBUKA DAN ARUS HUBUNG SINGKAT

2.1 Uji Polaritas

a. Langkah pengukuran/ pengujian

1. Pastikan semua koneksi antar modul pada satu string telah terpasang dengan baik dan benar. 2. Pastikan pemutus rangkaian dalam kondisi tidak tersambung3. Setting multimeter pada pengukuran tegangan DC sesuai dengan tegangan maksimum yang akan diukur4. Hubungkan probe negatif multimeter ke kutub negatif string dan probe positif multimeter ke kutub

positif string.5. Amati hasil pengukuran multimeter.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Benar apabila hasil pengukuran terbaca positif (OK)2. Salah apabila hasil pengukuran terbaca negatif (NOT OK)3. Jangan dilanjutkan ke proses selanjutnya apabila hasil tes polaritas tidak terkonfirmasi OK.

2.2 Pengujian Tegangan Rangkaian Terbuka String

a. Langkah pengukuran/pengujian

1. Pastikan semua koneksi antarmodul pada satu string telah terpasang dengan baik dan benar serta terhubung dengan fuse housing

2. Pastikan pemutus rangkaian dalam kondisi tidak tersambung3. Setting multimeter pada pengukuran tegangan DC sesuai dengan tegangan maksimum yang akan diukur4. Hubungkan probe negatif multimeter ke kutub negatif string dan probe positif multimeter ke kutub

positif string.

Gambar 11. Panduan Uji Polaritas, Pengukuran Arus dan Tegangan Modul Fotovoltaik

60

Page 65: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Nilai tegangan rangkaian terbuka setiap string merupakan penjumlahan nilai tegangan terbuka modul yang diseries.

2. Apabila nilai tegangan jauh lebih rendah dari yang diperhitungkan (lebih besar dari 5%), periksa pengkabelan dan koneksinya.

3. Apabila tegangan rangkaian terbuka masih jauh dari harapan setelah dilakukan pemeriksaan kabel dan koneksi, modul surya sangat mungkin dalam kondisi rusak dan konsultasikan ke pabrikan pembuat.

2.3 PENGUJIAN ARUS HUBUNG SINGKAT PADA STRING FOTOVOLTAIK

a. Langkah pengukuran/ pengujian

1. Hubungkan sisi negatif dan positif string fotovoltaik.2. Ukur arus dengan clampmeter.3. Buka kembali hubungan negatif dan positif string fotovoltaik.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat nilai arus yang terukur pada formulir yang telah disediakan2. Nilai arus hubung singkat string photovoltaik merupakan nilai arus hubung singkat individual modul

surya.3. Apabila tidak terukur arus hubung singkat, periksa pengkabelan string maupun modul surya.4. Apabila arus yang terukur nilainya terlalu jauh dari yang diharapkan (selisih lebih dari 5%), modul sangat

mungkin rusak dan konsultasikan ke pabrikan modul surya.

Tabel 37 Contoh Penulisan Uji Polaritas, Tegangan Rangkaian Terbuka dan Arus Hubung Singkat

2. UJI POLARITAS, TEGANGAN RANGKAIAN TERBUKA DAN ARUS HUBUNG SINGKAT

No. String No. Larik Iradiasi [W/m2]

Temperature [°C]

Polaritas [OK/NOT OK]

Pengukuran Voc [V]

Pengukuran Isc [A]

Hitungan Voc [V]

Hitungan Isc [A]

Cek [ü]

1 1 500 28 OK 384 8.5 386.4 9.5 ü

2 1 500 28 OK 384 8.5 386.4 9.5 ü

3 2 500 28 OK 384 8.5 386.4 9.5 ü

61Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 66: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

3. UJI INSULASI KABEL PADA SETIAP STRING

a. Langkah pengukuran/ pengujian

1. Metode 1• Pastikan kabel positif dan negatif tidak terhubung dengan material lainnya• Setting tegangan insulation tester: 250V untuk string dengan tegangan kurang dari 120V, 500V untuk

string antara 120 sampai 500V dan 1000V untuk string diatas 500V.• Ukur tahanan insulasi antara ground dengan kabel negatif dengan insulation tester.• Ukur tahanan insulasi antara ground dengan kabel positif dengan insulation tester.

2. Metode 2• hubung singkat kan positif dan negatif string, kemudian ukur tahanan insulasi ground terhadap

rangkaian hubung singkat string.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat nilai pengukuran yang dihasilkan.

Tabel 38 Contoh Penulisan Uji Insulasi Kabel

3. UJI INSULASI KABEL

No. Larik No. String

Metode - 1

Metode - 2POS - GND insulation resis-

tance [MΩ]NEG - GND insulation resistance

[MΩ]

1 1 0.2 0.7 0.6

1 2 0.3 0.6 0.6

2 3 0.2 0.7 0.8

2 4 0.3 0.5 0.7

2. Gunakan Tabel dibawah ini sebagai acuan resistansi minimum.

Tegangan sistem(Voc STC x 1.25)

Tegangan pengujianV

Nilai resistansi minimum (MΩ)

<120 250 0.5120-500 500 1

>500 1000 1<120 250 0.5

120-500 500 1>500 1000 1

Metode 1

Metode 2

Tabel 39. Tabel Acuan Resistansi Minimum

62

Page 67: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

a.Langkahverifikasi

1. Lakukan pemeriksaan alat proteksi (Fuse atau MCB), pastikan dalam kondisi burfungsi dengan baik2. Perhatikan perbandingan catatan tegangan dan arus hasil pengukuran dan hasil perhitungan3. Lakukan thermal scanner untuk melihat kondisi temperatur pada larik fotovotaik, kabel dan

sambungannya.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Alat proteksi berfungi dengan baik apabila tegangan tidak terdeteksi pada saat alat tersebut dalam keadaan terbuka (OFF) dan tegangan terdeteksi pada saat alat dalam keadaan tertutup (ON)

2. Perbedaan hasil pengukuran dan perhitungan tegangan rangkaian terbuka dan arus hubung singkat tidak lebih dari 5%

3. Temperatur modul direkomendasikan tidak lebih dari 700C dan perbedaan temperatur tidak lebih dari 100C.4. Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan

dibawah 400C.

Tabel 40. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Larik Fotovoltaik

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

No Parameter Cek [ü]

1 Perbedaan antara pengukuran dan ekspektasi tegangan rangkaian terbuka kurang dari 5%. ü

2 Perbedaan pengukuran dan ekspektasi arus hubung-singkat string fotovoltaik kurang dari 5%. ü

3 Perbedaan tegangan rangkaian terbuka string pada larik yang sama (paralel string) kurang dari 5%. ü

4 Tidak terdapat hot-spot pada modul fotovoltaik dengan mengukur suhu menggunakan kamera infra merah. Temperatur modul direkomendasikan tidak lebih dari 700C dan perbedaan temperatur tidak lebih dari 100C.

ü

5 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan dibawah 400C. ü

6 Pastikan tidak adanya tegangan pada busbar larik (paralel string) saat semua proteksi arus lebih terbuka (OFF) dan sakelar pemisah dalam posisi ON.

ü

7 Pastikan adanya tegangan pada busbar larik (paralel string) saat semua proteksi arus lebih terpasang (ON) dan sakelar pemisah dalam posisi OFF.

ü

8 Pastikan tidak adanya tegangan pada keluaran sakelar pemisah saat semua proteksi arus lebih string terpasang (ON) dan sakelar pemisah dalam posisi OFF.

ü

9 Pastikan tidak adanya tegangan pada keluaran sakelar pemisah saat semua proteksi arus lebih string terpasang (ON) dan sakelar pemisah dalam posisi ON.

ü

63Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 68: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

Alat yang digunakan

Multimeter Ampere meter / Clamp meter Sensor suhu

Prasyarat:

• Sebelum melakukan pengujian, periksa spesifikasi inverter apakah sesuai dengan Jaringan listrik dilokasi• Pastikan polaritas tegangan masukan dalam kondisi benar. Terbaliknya polaritas tegangan masukan

dapat menyebabkan kerusakan pada inverter.

1. UJI FUNGSIONAL DAN EFFISIENSI INVERTER

a. Langkah pengujian

1. Switch on fuse/MCB/disconnect switch larik photovoltaik.2. Set multimeter pada mode tegangan DC.3. Ukur tegangan pada titik keluaran larik photovoltaik.4. Switch on proteksi pada panel distribusi Inverter.5. Set multimeter pada mode tegangan AC.6. Ukur tegangan keluaran inverter pada panel distribusi Inverter.7. Set multimeter pada mode frekuensi (Hz).8. Ukur frekuensi dari tegangan keluaran Inverter pada panel distribusi Inverter.9. Ukur arus masukan Inverter; Set clamp meter pada posisi DC, kemudian ukur arus dari larik

photovoltaik.10. Ukur arus keluaran Inverter; Set clamp meter pada posisi AC, kemudian ukur arus keluaran dari inverter.

4.3.2 Inverter Terhubung Jaringan

64

Page 69: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Nilai effisiensi inverter merupakan persentase dari perbandingan daya masukan dengan daya keluaran.2. Pada beberapa jenis inverter nilai tegangan, arus, dan daya masukan, tegangan, arus, daya dan frekuensi

keluaran terdapat pada interface display yang telah disediakan. Berikan catatan apabila terdapat perbedaan yang signifikan (lebih dari 5%) antara data yang disediakan produsen inverter dengan hasil pengukuran.

Tabel 41. Contoh Penulisan Uji Fungsional dan Effisiensi Inverter

1. UJI FUNGSIONAL DAN EFFISIENSI INVERTER

No. Inverter

Tegangan Input DC (V)

Tegangan output AC [V]

Frekuensi [Hz]

Arus Input DC (A)

Arus Output AC (A)

Daya input DC [W]

Daya output AC [W]

Effisiensi [%]

1 481 222 50 7.5 15.4 3607 3418 94

2 486 221 50 6 12.3 2916 2718 93

3 483 222 50 7 14.3 3381 3175 93

2. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI KOTAK PENGGABUNG KE INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN

a. Langkah Pengujian

1. Ukur tegangan pada kotak penggabung2. Ukur tegangan pada input Inverter

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada keluaran inverter terhubung jaringan dengan tegangan yang terukur pada kotak penggabung.

2. Semakin kecil persentase susut tegangan maka semakin sedikit daya yang hilang. Susut tegangan direkomendasikan tidak lebih dari 5%.

Tabel 42. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Kotak Penggabung ke Inverter Terhubung-Jaringan

2. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI KOTAK PENGGABUNG KE INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN

No. Inverter

Tegangan pada kotak penggabung [V] Tegangan input inverter[V] Tegangan jatuh [%]

1 485 483 0.41%

2 500 475 5.00%

65Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 70: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

3. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN KE PANEL DISTRIBUSI INVERTER

a. Langkah Pengujian

1. Ukur tegangan output Inverter2. Ukur tegangan pada Panel Distribusi Inverter.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada keluaran inverter terhubung jaringan dengan tegangan yang terukur pada Panel Distribusi Inverter.

2. Semakin kecil persentase susut tegangan maka semakin sedikit daya yang hilang. Susut tegangan direkomendasikan tidak lebih dari 5%.

Tabel 43. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Inverter Terhubung-Jaringan ke Panel Distribusi Inverter

3. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI INVERTER TERHUBUNG-JARINGAN KE PANEL DISTRIBUSI INVERTER

No. Inverter Tegangan output inverter [V] Tegangan pada panel distribusi [V] Tegangan jatuh [%]

1 220 217 1.36%

2 220 219 0.45%

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

a. LangkahVerifikasi

1. Bandingkan nilai daya, tegangan dan frekuensi yang terukur dengan desain dan datasheet inverter.2. Lakukan pengukuran suhu pada kabel, titik koneksi kabel pada switch dan proteksi.3. Check display pada inverter apakah memberikan tampilan sesuai dengan buku manual yang diberikan

oleh pihak pabrikan.4. Switch off proteksi keluaran inverter, perhatikan apakah inverter berhenti beroperasi atau tidak (anti-

islanding).5. Switch on proteksi keluaran inverter, perhatikan apakah inverter memulai start operasi atau tidak.

66

Page 71: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Lakukan pemeriksaan terhadap ukuran kabel, dan kekencangan terminasi apabila ditemukan suhu lebih dari 50°C.

2. Ketika switch dan proteksi keluaran inverter di switch off, maka inverter harus automatis shut down (fungsi anti-islanding), dan ketika di switch on, Inverter harus automatis aktif kembali (ON).

Tabel 44. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Inverter Terhubung Jaringan

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

No Parameter Cek [ü]

1 Daya, tegangan dan frekuensi sesuai dengan desain sistem dan data inverter ü

2 Tegangan jatuh pada kabel dari kotak penggabung ke inverter tidak lebih dari 1% ü

3 Tegangan jatuh pada kabel dari inverter ke panel distribusi tidak lebih dari 1% ü

4Pengukuran effisiensi dari inverter sesuai dengan nilai yang tertera di lembar data spesifikasi dan perbedaan dengan spesifikasi tidak lebih dari (berapa) 5%

ü

5Temperatur semua kabel, terminal dan proteksi arus lebih baik yang masukan maupun keluaran dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih dari 500C

ü

6Temperatur inverter dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih tinggi dari batas atas yang diizinkan oleh pabrikan inverter

ü

7Display dan indikator lampu berfungsi dan memberikan indikasi bahwa sistem tanpa masalah sesuai dengan buku manual yang diterbitkan oleh pabrikan inverter

ü

8Pastikan inverter terhubung-jaringan akan berhenti beroperasi saat inverter berdi-ri-sendiri dimatikan (anti islanding)

ü

67Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 72: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

4.3.3 Inverter Battery

Alat yang digunakan

Multimeter Ampere meter / Clamp meter Sensor suhu

Prasyarat

• Inverter battery dalam kondisi terhubung beban

1. UJI FUNGSIONAL DAN EFFISIENSI INVERTER PADA SAAT DISCHARGING

a. Langkah pengujian

1. Switch on fuse/MCB/disconnect switch input Inverter Baterai.2. Switch on fuse/MCB/disconnect switch Output Inverter dan switch on MCB/Disconnect yang

terhubung ke beban listrik.3. Switch off fuse/MCB/disconnect switch output dari perangkat charging baterai (bisa berupa solar

charge controller ataupun Inverter terhubung jaringan).4. Set multimeter pada mode tegangan DC, kemudian ukur tegangan input Inverter.5. Set clamp meter pada mode arus DC, kemudian ukur Arus Input Inverter baterai menggunakan clamp meter.6. Set multimeter pada mode tegangan AC, kemudian ukur tegangan input Inverter.7. Set clamp meter pada mode arus AC, kemudian ukur arus output Inverter baterai.8. Set multimeter pada mode frekuensi (Hz).9. Catat temperature yang tercatat pada Inverter.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter pada formulir yang disediakan.2. Daya input berarti perkalian antara tegangan input dengan arus input.3. Daya output adalah nilai perkalian tegangan output dengan arus output.4. Nilai effisiensi inverter merupakan persentase dari perbandingan daya masukan dengan daya keluaran.5. Pada beberapa jenis inverter nilai tegangan, arus, dan daya masukan, tegangan, arus, daya dan frekuensi

keluaran terdapat pada interface display yang telah disediakan. Berikan catatan apabila terdapat

68

Page 73: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

perbedaan yang signifikan antara yang terbaca pada display inverter dengan hasil pengukuran.6. Lakukan pengukuran dengan beberapa skenario level beban (daya output) yang dirubah dan juga level

SOC baterai (tegangan input) yang berbeda.

Tabel 45. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Inverter Baterai

1. UJI FUNGSIONAL DAN EFISIENSI

No. Inv

Tegangan input DC

[V]

Arus input DC

[A]

Tegangan output AC

[V]

Arus output AC [A]

Frequency [Hz]

Termperature Inverter

Daya input [W]

Daya output [W]

Effisiensi [%]

Cek [ü]

1 52.2 70 222 15.1 50 35.2 3654 3352 92 ü

2 52.2 78 223 16.8 50 34.6 4072 3746 92 ü

3 52.2 75 222 16.7 50 35.6 3915 3707 95 ü

2. UJI PROTEKSI LOW VOLTAGE DISCONNECT

a. Langkah pengujian

1. Pengukuran dilakukan pada saat tegangan input mendekati nilai setting low voltage disconnect pada inverter (a) atau juga dengan menaikan tegangan pada nilai yang mendekati pada saat akan dilakukan proses pengujian (b).

2. Untuk (a) Aktifkan Battery inverter dan aktifkan juga beban yang disupply Inverter.3. Ukur tegangan pada sisi input Inverter, kemudian perhatikan sampai pada saat hasil pengukuran

mendekati setting LVD pada Inverter.4. Untuk (b), rubah setting LVD mendekati tegangan input yang terukur saat ini.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Pada saat tegangan baterai mencapai nilai setting LVD, Inverter harus memberikan alarm dan memutus beban/Switch off.

2. Setting LVD tergantung pada jenis baterai, ikuti rekomendasi dari pabrikan untuk menjaga garansi baterai.

Tabel 46. Contoh Penulisan Uji Parameter Proteksi LVD (Low Voltage Disconnect) Inverter Baterai

2. UJI PARAMETER PROTEKSI LOW VOLTAGE DISCONNECT

No. Inv Alarm level [V] Tegangan proteksi [V] SoC indikator sesuai [ü]

1 46 45 ü

2 46 45 ü

3 46 45 ü

69Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 74: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

3. VERIFIKASI FUNGSIONAL

a. LangkahVerifikasi

1. Perhatikan Nilai tegangan output dan frekuensi output, bandingkan dengan nameplate Inverter baterai.2. Lakukan pengukuran tegangan dari sumber input Inverter dengan tegangan pada titik terminasi

Inverter, kemudian hitung susut tegangan.3. Untuk sistem dengan beberapa unit baterai inverter, pastikan memiliki setting parameter yang sesuai

dengan sistem desain dan konfigurasi.4. Perhatikan hasil pengukuran effisiensi, suhu dan juga indikator/display pada inverter.

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Beri catatan apabila tegangan output inverter memiliki perbedaan ± 10% dan frekuensi memiliki perbedaan ±2 Hz dari spesifikasi yang tertera pada nameplate.

2. Susut tegangan baterai ke Inverter yang direkomendasikan tidak lebih dari 1%.3. Pengukuran effisiensi dengan yang tertera pada nameplate direkomendasikan tidak lebih dari 5%.

Tabel 47. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Inverter Baterai

3. VERIFIKASI FUNGSIONAL

No Parameter Cek [ü]

1 Tegangan dan frekuensi keluaraan di setiap kondisi pada rentang sesuai dengan spesifikasi. Direkomendasikan tegangan keluaran tidak lebih/kurang dari ± 10% dan frekuensi tidak lebih/kurang dari ± 2 Hz.

ü

2 Tegangan jatuh pada kabel dari baterai ke inverter baterai tidak lebih dari 1% pada saat charging dan discharging. ü

3 Setting parameter sesuai dengan desain dan konfigurasi. ü

4 Pengukuran effisiensi dari sistem sesuai dengan spesifikasi dan perbedaan dengan spesifikasi tidak lebih dari 5 %. ü

5 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih dari 500C pada saat charging dan discharging.

ü

6 Temperatur inverter dalam keadaan normal atau direkomendasikan dibawah 400C pada saat charging (fase bulk atau constant current) dan discharging.

ü

7 Deviasi temperatur antar inverter, kabel, terminal dan proteksi arus lebih untuk arus yang sama tidak lebih dari 100C pada saat charging.

ü

8 Display dan indikator lampu berfungsi dan memberikan indikasi bahwa sistem tanpa masalah. ü

70

Page 75: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

4.3.4 Charge Controller

Prasyarat:

• Irradiasi 500W/m2

• Charge controller terhubung ke baterai

1. UJI FUNGSIONAL DAN EFFISIENSI CHARGE CONTROLLER

a. Langkah pengujian

1. Switch on fuse/MCB/disconnect switch output Charge controller.2. Set multimeter pada mode tegangan DC, kemudian ukur tegangan output charge controller.3. Ukur tegangan pada kotak penggabung larik photovoltaik pada. Lakukan pengukuran sebelum

proteksi input ke arah charge controller di aktifkan. Apabila tegangan yang terukur masih dalam range spesifikasi charge controller, maka proses pengujian dapat dilakukan, namun apabila lebih tinggi atau lebih rendah dari spesifikasi yang disyaratkan oleh charge controller maka langkah pengujian harus di hentikan dan dilakukan konfigurasi ulang larik photovoltaik.

4. Switch on fuse/MCB/disconnect switch output Kotak penggabung Larik photovoltaik.5. Set multimeter pada mode tegangan DC, kemudian ukur tegangan input charge controller.6. Set clamp meter pada mode arus DC, kemudian ukur Arus Input dan output menggunakan clamp meter.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter pada formulir yang disediakan.2. Daya input berarti perkalian antara tegangan input dengan arus input.3. Daya output adalah nilai perkalian tegangan output dengan arus output.4. Nilai effisiensi charge controller merupakan persentase dari perbandingan daya masukan dengan

daya keluaran.5. Pada beberapa jenis inverter nilai tegangan, arus, dan daya masukan, tegangan, arus, daya keluaran

terdapat pada interface display yang telah disediakan. Berikan catatan apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara yang terbaca pada display inverter dengan hasil pengukuran.

Alat yang digunakan

Irradiance meter Multimeter Ampere meter / Clamp meter Sensor suhu

71Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 76: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

Tabel 48. Contoh Penulisan Uji Fungsional Solar Charge controller

1. UJI FUNGSIONAL SOLAR CHARGE CONTROLLER

No. SCC

Tegangan input DC [V]

Arus input DC [A]

Daya input [W]Tegangan out-

put DC [V]Arus output

DC [A]Daya output

[W]Effisiensi

[%]Cek [ü]

1 252 8.2 2066 52.2 37.3 1945 94 ü

2 261 7.5 1958 52.4 36 1888 96 ü

3 258 6.2 1599 52.2 28.4 1482 93 ü

2. SUSUT TEGANGAN DARI KOTAK PENGGABUNG LARIK PHOTOVOLTAIK KE SOLAR CHARGE CONTROLLER

a. Langkah pengujian

1. Ukur tegangan DC pada kabel output kotak penggabung larik photovoltaik, dilanjutkan dengan pengukuran tegangan pada titik koneksi kabel input di charge controller.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada keluaran kotak penggabung larik photovoltaik dengan tegangan yang terukur pada input charge controller.

2. Susut tegangan pada system DC yang disarankan tidak lebih dari 1%.

Tabel 49. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Kotak Penggabung Larik Fotovoltaik ke Solar Charge Controller

2. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI KOTAK PENGGABUNG LARIK PHOTOVOLTAIK KE SOLAR CHARGE CONTROLLER

No. SCC

Tegangan pada kotak penggabung [V]

Tegangan solar charge controller [V] Susut Tegangan [%] Cek [ü]

1 261 258 1.1 x

2 265 263 0.7 ü

3 261 260 0.4 ü

72

Page 77: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

3. SUSUT TEGANGAN KABEL DARI SOLAR CHARGE CONTROLLER KE KOTAK PENGGABUNG BANK BATERAI

a. Langkah pengujian

1. Ukur tegangan DC pada titik koneksi kabel output charge controller, dilanjutkan dengan pengukuran tegangan pada titik koneksi kabel input Kotak penggabung bank baterai.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Hitung selisih antara tegangan terukur pada charge controller dengan tegangan yang terukur pada input kotak penggabung bank baterai.

2. Susut tegangan pada system DC yang disarankan tidak lebih dari 1%.

Tabel 50. Contoh Penulisan Susut Tegangan pada Kabel dari Solar Charge controller ke Kotak Penggabung Bank Baterai

3. SUSUT TEGANGAN PADA KABEL DARI SOLAR CHARGE CONTROLLER KE KOTAK PENGGABUNG BANK BATERAI

No. SCC

Tegangan pada charge controller [V] Tegangan bank baterai [V]

Susut tegangan [%] Cek [ü]

1 53.2 52.9 0.6 ü

2 53.2 53.1 0.2 ü

3 53.2 50 6.01 x

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

a.LangkahVerifikasi

1. Perhatikan Nilai tegangan input charge controller, verifikasi bahwa tegangan input masih dalam range yang diijinkan oleh charge controller sesuai dengan nameplatenya.

2. Lakukan verifikasi susut tegangan dari kotak penggabung larik photovoltaik ke solar charge controller dan dari solar charge controller ke kotak penggabung baterai tidak lebih dari 1%.

3. Lakukan pengukuran suhu pada kabel dan titik koneksinya.4. Perhatikan suhu dan indikator pada solar charge controller. Pastikan setting parameter charge controller

sesuai dengan desain dan rekomendasi pabrikan baterai.

73Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 78: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Susut tegangan yang direkomendasikan tidak lebih dari 1%.2. Pengukuran effisiensi dengan yang tertera pada nameplate direkomendasikan tidak lebih dari 5%.3. Berikan catatan untuk perbaikan installasi apabila ditemukan temperatur kabel, terminal dan proteksi

arus lebih dalam keadaan lebih dari 500C

. Tabel 51. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Solar Charge Controller

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

No ParameterCek [ü]

1 Tegangan input DC sesuai dengan rentang tegangan input MPPT. ü

2 Tegangan jatuh pada kabel dari kotak penggabung ke solar charge controller tidak lebih dari 1%. ü

3 Tegangan jatuh pada kabel dari solar charge controller ke bank baterai tidak lebih dari 1%. ü

4 Pengukuran effisiensi dari sistem sesuai dengan spesifikasi dan perbedaan dengan spesifikasi tidak lebih dari 5 %. ü

5 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal dan tidak lebih dari 500C. ü

6 Temperatur solar charge controller dalam keadaan normal atau direkomendasikan tidak lebih dari 400C pada saat beroperasi.

ü

7 Display dan indikator lampu berfungsi dan memberikan indikasi bahwa sistem tanpa masalah. ü

8 Parameter tegangan tahap pengisian baterai sesuai dengan konfigurasi dan rekomendasi dari pabrikan. Rekomendasi untuk Lead acid OPzV adalah 2.35 - 2.4 V untuk tahap bulk dan absorption, dan 2.25 - 2.3 V untuk float charging.

ü

74

Page 79: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

4.3.5 Bank Battery

Prasyarat

• Bank baterai memiliki tipe dan kapasitas yang sama.

1. TEGANGAN SEL BANK BATERAI TANPA BEBAN

Kondisi: Rangkaian Bank baterai dalam keadaan terbuka (tanpa ada koneksi antar baterai).

a Langkah pengujian/pengukuran

1. Set multimeter pada mode tegangan DC.2. Ukur tegangan setiap baterai.3. Ukur suhu pada setiap blok baterai.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter pada formulir yang disediakan.2. Tegangan Voc Bank baterai tergantung pada konfigurasi bank, misalnya pada system DC 48 Volt dan

baterai yang digunakan 2V per blok, maka untuk membentuk 1 bank baterai dikonfigurasikan sebanyak 24 blok baterai yang disusun seri.

3. Gunakan nilai rekomendasi pabrikan untuk melihat apakah sel baterai dalam keadaan baik atau tidak.

Alat yang digunakan

Multimeter Ampere meter / Clamp meter Sensor suhu

75Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 80: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

1. Pengukuran Tegangan Sel Baterai Tanpa Beban (Tabel dapat dikembangkan sesuai jumlah Bank baterai di lokasi)

Bank baterai 1 Bank baterai 2 Bank baterai 3 Bank baterai 4

Sel Voc Temperature Sel Voc Temperature Sel Voc Temperature Sel Temp Temperature

1 2.1 30 1 2.2 30 1 2.15 30 1 2.21 29

2 2.1 30 2 2.2 30 2 2.15 30 2 2.21 29

3 2.1 30 3 2.2 30 3 2.15 30 3 2.21 29

4 2.1 30 4 2.2 30 4 2.15 30 4 2.21 29

5 2.1 30 5 2.2 30 5 2.15 30 5 2.21 29

6 2.1 30 6 2.2 30 6 2.15 30 6 2.21 29

7 2.1 30 7 2.2 30 7 2.15 30 7 2.21 29

8 2.1 30 8 2.2 30 8 2.15 30 8 2.21 29

9 2.1 30 9 2.2 30 9 2.15 30 9 2.21 29

10 2.1 30 10 2.2 30 10 2.15 30 10 2.21 29

11 2.1 30 11 2.2 30 11 2.15 30 11 2.21 29

12 2.1 30 12 2.2 30 12 2.15 30 12 2.21 29

Voc Bank 1 [V] 25.2 Voc Bank 2 [V] 26.4 Voc Bank 3 [V] 25.8 Voc Bank 4 [V] 26.52

Tabel 52. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Tanpa Beban

76

Page 81: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

2. TEGANGAN BANK BATERAI SAAT CHARGING

Kondisi: Bank baterai terhubung dengan sumber charging.

a. Langkah pengukuran/pengujian

1. Set multimeter pada mode tegangan DC.2. Ukur tegangan setiap baterai.3. Ukur temperature pada setiap blok baterai.4. Set clamp meter pada mode pengukuran arus DC.5. Ukur arus input dari setiap bank baterai.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter dan clamp meter pada formulir yang disediakan.2. Tegangan Vchg Bank baterai tergantung pada konfigurasi bank, misalnya pada system DC 48 Volt dan

baterai yang digunakan 2V per blok, maka untuk membentuk 1 bank baterai dikonfigurasikan sebanyak 24 blok baterai yang disusun seri.

3. Gunakan nilai rekomendasi pabrikan untuk melihat apakah sel baterai dalam keadaan baik atau tidak.

Tabel 53. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Saat Charging

2. PENGUKURAN TEGANGAN SEL BATERAI SAAT CHARGING (Tabel dapat disesuaikan jumlah Bank baterai di lokasi)

Bank baterai 1 Bank baterai 2 Bank baterai 3 Bank baterai 4

Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature

1 2.25 32 1 2.25 32 1 2.25 32 1 2.25 32

2 2.25 32 2 2.25 32 2 2.25 32 2 2.25 32

3 2.25 32 3 2.25 32 3 2.25 32 3 2.25 32

4 2.25 32 4 2.25 32 4 2.25 32 4 2.25 32

5 2.25 32 5 2.25 32 5 2.25 32 5 2.25 32

6 2.25 32 6 2.25 32 6 2.25 32 6 2.25 32

7 2.25 32 7 2.25 32 7 2.25 32 7 2.25 32

8 2.25 32 8 2.25 32 8 2.25 32 8 2.25 32

9 2.25 32 9 2.25 32 9 2.25 32 9 2.25 32

10 2.25 32 10 2.25 32 10 2.25 32 10 2.25 32

11 2.25 32 11 2.25 32 11 2.25 32 11 2.25 32

12 2.25 32 12 2.25 32 12 2.25 32 12 2.25 32

Vchg bank 1 [V] 27 Vchg bank 2 [V] 27 Vchg bank 3 [V] 27 Vchg bank 4 [V] 27

Ichg bank 1 [V] 30 Ichg bank 2 [V] 31 Ichg bank 3 [V] 30 Ichg bank 4 [V] 30

77Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 82: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

3. TEGANGAN BANK BATERAI SAAT DISCHARGING

Kondisi: Bank baterai terhubung dengan beban

a. Langkah pengukuran/pengujian

1. Set multimeter pada mode tegangan DC.2. Ukur tegangan setiap baterai.3. Ukur temperature pada setaip blok baterai.4. Set clamp meter pada mode pengukuran arus DC.5. Ukur arus output dari setiap bank baterai.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Masukan nilai-nilai yang terukur pada multimeter dan clamp meter pada formulir yang disediakan.2. Tegangan Vdisc Bank baterai tergantung pada konfigurasi bank, misalnya pada system DC 48 Volt dan

baterai yang digunakan 2V per blok, maka untuk membentuk 1 bank baterai dikonfigurasikan sebanyak 24 blok baterai yang disusun seri.

3. Gunakan nilai rekomendasi pabrikan untuk melihat apakah sel baterai dalam keadaan baik atau tidak.

Tabel 54. Contoh Penulisan Pengukuran Tegangan Sel Baterai Saat Disharging

3. PENGUKURAN TEGANGAN SEL BATERAI SAAT DISCHARGING (Tabel dapat disesuaikan jumlah Bank baterai di lokasi)

Bank baterai 1 Bank baterai 2 Bank baterai 3 Bank baterai 4

Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature Sel Vcc Temperature

1 2.23 30 1 2.23 30 1 2.23 30 1 2.23 30

2 2.23 30 2 2.23 30 2 2.23 30 2 2.23 30

3 2.23 30 3 2.23 30 3 2.23 30 3 2.23 30

4 2.23 30 4 2.23 30 4 2.23 30 4 2.23 30

5 2.23 30 5 2.23 30 5 2.23 30 5 2.23 30

6 2.23 30 6 2.23 30 6 2.23 30 6 2.23 30

7 2.23 30 7 2.23 30 7 2.23 30 7 2.23 30

8 2.23 30 8 2.23 30 8 2.23 30 8 2.23 30

9 2.23 30 9 2.23 30 9 2.23 30 9 2.23 30

10 2.23 30 10 2.23 30 10 2.23 30 10 2.23 30

11 2.23 30 11 2.23 30 11 2.23 30 11 2.23 30

12 2.23 30 12 2.23 30 12 2.23 30 12 2.23 30

Vdis bank 1 [V] 26.76 Vdis bank 2 [V] 26.76 Vdis bank 3 [V] 26.76 Vdis bank 4 [V] 26.76

Idis bank 1 [V] 15 Idis bank 2 [V] 15 Idis bank 3 [V] 15 Idis bank 4 [V] 15

78

Page 83: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL

a.LangkahVerifikasi

1. Perhatikan Nilai tegangan blok Baterai, pada saat rangkaian baterai tidak terhubung dengan sumber charging dan beban perbedaan tegangan yang direkomendasikan antar blok baterai tidak lebih dari 0.03VDC. Pada saat baterai terhubung dengan sumber charging (fase absortion) ataupun beban, rekomendasi perbedaan tegangan antar blok baterai tidak lebih dari 0.05VDC.

2. Pada saat charging dan discharging, perhatiakan deviasi arus antar setiap bank baterai. Direkomendasikan deviasi tidak lebih dari 10%.

3. Amati besaran nilai arus pada saat bulk charge maupun diberi beban puncak.4. Amati suhu pada titik-titik koneksi baterai dan proteksinya.5. Lakukan verifikasi koneksi dan proteksi bank baterai.

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Berikan catatan apabila nilai deviasi tegangan blok baterai melebihi nilai dari yang direkomendasikan.2. Buat catatan apabila deviasi arus setiap bank pada saat charging/discharging melebihi 10%.3. Perhatikan manual baterai, pastikan arus input/output baterai tidak melebihi rating yang diijinkan

oleh pihak pabrikan.4. Berikan catatan untuk perbaikan installasi apabila ditemukan temperatur kabel, terminal dan proteksi

arus lebih dalam keadaan lebih dari 500C. 5. Pastikan apabila proteksi baterai dalam keadaan terbuka maka tidak terdeteksi tegangan pada DC

busbar baterai juntion Box (panel penggabung bank baterai). Pastikan juga terdeteksi tegangan pada DC busbar pada saat Proteksi baterai dalam keadaan tertutup.

Tabel 55. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Baterai

4. Verifikasi Fungsional Baterai

No Parameter Cek [ü]

1 Deviasi tegangan baterai setiap sel baterai di dalam satu Bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 0.03 VDC pada saat tidak ada beban.

ü

2 Deviasi tegangan baterai setiap sel di dalam satu Bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 0.05 VDC pada fase absorption atau constant voltage charging.

ü

3 Deviasi tegangan baterai setiap sel di dalam satu Bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 0.05 VDC pada saat discharging.

ü

4 Deviasi arus charging pada saat fase bulk atau constant current pada setiap Bank baterai tidak lebih dari 10%. ü

5 Arus discharging pada saat beban puncak tidak lebih dari I10-rate. ü

6 Deviasi temperatur antar sel baterai di dalam satu bank baterai direkomendasikan tidak lebih dari 30C pada saat charging.

ü

79Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 84: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

4. Verifikasi Fungsional Baterai

No Parameter Cek [ü]

7 Temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih dalam keadaan normal atau direkomendasikan dibawah 500C pada saat charging atau discharging.

ü

8 Deviasi temperatur kabel, terminal dan proteksi arus lebih untuk arus yang sama tidak lebih dari 50C pada saat charging maupun discharging.

ü

9 Pastikan tidak adanya tegangan pada busbar DC ( paralel baterai) saat semua proteksi arus lebih terbuka (OFF). ü

4.3.6 Panel distribusi AC dan DC

Prasyarat:

• Kondisi udara dalam keadaan kering.• Komponen dalam kondisi off.

1. UJI ISOLASI PANEL DC

a. Langkah pengujian

1. Pastikan panel DC tidak terhubung dengan kabel input dan output.2. Ukur tahanan isolasi antara positif, negatif dan ground.

Alat yang digunakan

Multimeter Mega Ohm Meter/Insulation meter

80

Page 85: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Minimum tahanan isolasi adalah 1000 x tegangan kerja.

Tabel 56. Contoh Penulisan Uji Tahanan Isolasi Panel DC

1. UJI TAHANAN ISOLASI PANEL DC

No Deskripsi/parameter Tegangan Uji (VDC) Nilai Isolasi(MΩ) Catatan

1 Positif ke Negatif 1000 50

2 Positif ke Ground 1000 60

3 Negatif ke Ground 1000 50

2. UJI ISOLASI PANEL AC

a. Langkah pengujian

1. Pastikan panel AC tidak terhubung dengan kabel input dan output.2. Ukur tahanan isolasi antara phase, netral dan ground.

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Minimum tahanan isolasi adalah 1000 x tegangan kerja

Tabel 57. Contoh Penulisan Uji Tahanan Isolasi Panel AC

2. UJI TAHANAN ISOLASI PANEL AC

No Deskripsi/parameter Tegangan Uji (VDC) Nilai Isolasi(MΩ)

1 L1-L2 500 20

2 L1-L3 500 25

3 L2-L3 500 20

4 L1-N 500 30

5 L1-G 500 30

6 L2-N 500 30

7 L2-G 500 30

81Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 86: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

3. VERIFIKASI FUNGSIONAL PANEL DC

a. Langkah pengujian

1. Pastikan panel DC tidak terhubung dengan kabel input dan output.2. Aktifkan (switch on) MCB/Fuse, set multimeter pada mode kontinuitas tes.3. Check apakah titik terminal input dan output MCB/Fuse terhubung dengan menggunakan multimeter.4. Nonaktifkan (switch off) MCB/Fuse.5. Check apakah titik terminal input dan output MCB/Fuse tidak terhubung dengan menggunakan multimeter.

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Pada saat MCB/Fuse di aktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi kontinyu.2. Pada saat MCB/Fuse di nonaktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi tidak kontinyu.

Tabel 58. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Panel DC

3. VERIFIKASI FUNGSIONAL PANEL DC

No Deskripsi Kontinyu Tidak Kontinyu

1 Aktifkan Proteksi / Pemutus Arus ü

2 Non Aktifkan Proteksi / Pemutus Arus ü

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL PANEL AC

a. Langkah pengujian

1. Pastikan panel AC tidak terhubung dengan kabel input dan output.2. Aktifkan (switch on) MCB/Fuse, set multimeter pada mode kontinuitas tes.3. Check apakah titik terminal input dan output MCB/Fuse terhubung dengan menggunakan multimeter.4. Nonaktifkan (switch off) MCB/Fuse.5. Periksa apakah titik terminal input dan output MCB/Fuse tidak terhubung dengan menggunakan multimeter.

b. Penjelasan Pengisian Formulir

1. Pada saat MCB/Fuse di aktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi kontinyu.2. Pada saat MCB/Fuse di nonaktifkan, pengukuran multimeter harus menunjukan kondisi tidak kontinyu.

Tabel 59. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional Panel AC

4. VERIFIKASI FUNGSIONAL PANEL AC

No Deskripsi Kontinyu Tidak Kontinyu

1 Aktifkan Proteksi / Pemutus Arus ü

2 Non Aktifkan Proteksi / Pemutus Arus ü

82

Page 87: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

4.3.7 Pembumian dan Proteksi Petir

Prasyarat:

• Kondisi udara dalam keadaan kering.• Sistem pembumian telah lulus pemeriksaan visual.

1. UJI KONTINUITAS

a. Langkah Pengujian

1. Set multimeter pada mode kontinuitas.2. Atur posisi probe multimeter, probe merah dihubungkan ke V Ω dan probe hitam ke posisi COM.3. Hubungkan kepala probe ke titik – titik bagian pengujian.

b. Penjelasan Pengisan Formulir

1. Apabila multimeter berbunyi BEEP, maka jalur tersebut sudah terhubung secara kontinyu. 2. Apabila multimeter tidak berbunyi, maka jalur dalam keadaan tidak kontinyu. 3. Apabila kondisi tidak kontiyu maka harus dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap ikatan

kontinuitas element yang telah diukur.

Tabel 60. Contoh Penulisan Uji Kontinuitas

1. UJI KONTINUITAS

No Parameter Nilai Cek [ü]

1 Koneksitas “Kerangka modul fotovoltaik - Struktur penyangga modul fotovoltaik” OK

2 Koneksitas “Struktur penyangga modul fotovoltaik - Terminal pembumian utama” OK

Alat yang digunakan

Multimeter Grounding Tester

83Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 88: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

1. UJI KONTINUITAS

No Parameter Nilai Cek [ü]

3 Koneksitas “Penangkal petir - Terminal pembumian utama” OK

4 Koneksitas “Combiner box - Struktur penyangga modul fotovoltaik” OK

5 Koneksitas “Charge controller - pembumian rumah pembangkit” OK

6Koneksitas “Inverter jaringan - pembumian rumah pembangkit” atau “inverter jaringan - struktur penyangga modul fotovoltaik”

OK

7 Koneksitas “Inverter berdiri-sendiri - pembumian rumah pembangkit” OK

8 Koneksitas “Panel distribusi DC - pembumian rumah pembangkit” OK

9 Koneksitas “Panel distribusi AC - pembumian rumah pembangkit” OK

10Koneksitas “area konduktif terbuka - terminal pembumian utama” (salah satu contohnya cable tray dari logam)

OK

11 Koneksitas “bagian konduktif ekstra - terminal pembumian utama” (salah satu contohnya pagar) OK

12 Koneksitas “pembumian rumah pembangkit - terminal pembumian utama” OK

2. UJI HAMBATAN PEMBUMIAN

a. Langkah Pengujian

(Analog Grounding Tester)

1. Kabel merah (C) dan kuning (P) dihubungkan ke tongkat besi yang tersedia dan ditancapkan ketanah. Jarak antar tongkat besi 5m – 10 m.

2. Kabel hijau ( E ) dihubungkan pada titik grounding rod/titik pembumian yang akan kita ukur nilai hambatannya.

3. Putar selector skala pengukuran pada nilai yang tertinggi, kemudian tekan tombol test. Apabila jarum ukur belum bergerak atau bergerak sangat kecil, turunkan nilai skala dan lakukan pengetesan kembali.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Jika pada skala ukur 1 Ω jarum ukur menunjukan angka 2, maka hasil pengukuran adalah 2 x 1 Ω = 2 Ω2. Jika pada skala 10 Ω jarum ukur menunjukan angka 4, maka hasil pengukuran adalah 4 x 10 Ω = 40 Ω3. Hambatan pembumian disarankan kurang dari 1 Ω

84

Page 89: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

Tabel 61. Contoh Penulisan Uji Hambatan Pembumian

2. UJI HAMBATAN PEMBUMIAN

No ParameterNilai (Ω)

Cek [ü]

1 Hambatan pembumian Sistem PLTS (Ω) 2 ü

2 Hambatan Pembumian Penangkal Petir (Ω) 3 ü

3 Hambatan Pembumian Tiang distribusi (Ω) 8 ü

3. VERIFIKASI FUNGSIONAL

Verifikasi fungsional dilakukan untuk memastikan kembali bahwa nilai-nilai yang terukur pada pungujian pembumian dan penangkal petir memenuhi standard keselamatan dan keamanan installasi pembangkit listrik tenaga surya. Berikan catatan dan rekomendasi apabila ada yang tidak sesuai dengan standard minimum yang telah diberikan

Tabel 62. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional

3. VERIFIKASI FUNGSIONAL

No Parameter Cek [ü]

1 Semua pembumian tersambung pada elektroda pembumian dengan melakukan uji kontinuitas. ü

2Hambatan pembumian struktur penyangga modul fotovoltaik dan pembumian tiap-tiap komponen dalam rumah pembangkit (combiner box, SCC, Inverter, panel distribusi) maksimal 5 Ω.

ü

3 Hambatan pembumian sistem penangkal petir maksimal 1Ω. ü

4 Hambatan pembumian pada tiang jaringan distribusi tidak lebih dari 10 Ω. ü

85Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 90: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

4.3.8 Verifikasi Sistem Monitoring

Prasyarat:

• Sistem pembumian telah lulus pemeriksaan visual• Sistem sudah beroperasi lebih dari 1 jam.

1. VERIFIKASI PENGUKURAN AKUMULASI DARI PERANGKAT PENYIMPANAN

Verifikasi pengukuran dan akumulasi perangkat penyimpanan untuk memastikan hasil pengukuran dan perangkat penyimpanan bekerja dengan baik. Lakukan pencatatan sesuai pada tampilan monitoring sistem. Verifikasi bahwa monitoring sistem memiliki minimal fungsi pencatatan terhadap hal-hal seperti Tabel dibawah ini.

Tabel 63. Contoh Penulisan Data Pengukuran Akumulasi dari Perangkat Penyimpanan

1. DATA PENGUKURAN AKUMULASI DARI PERANGKAT PENYIMPANAN

HariIradiasi

(Wh/m2)

Total energi dari modul fotovoltaik

[Wh]

Total energi masuk baterai

[Wh]

Total energi keluar baterai

[Wh]

Total energi ke beban

[Wh]

Sampel tegangan dan arus di busbar

AC [V; A]

Sampel tegangan

dan arus di busbar DC

[V,A]

Sampel temperatur

[°C]

1 600 15000 10000 5000 4800 220 V / 5 A 52 V / 25 A 38°

2 600 18000 12000 6000 5900 219 V / 8 A51.5 V /

22 A 36°

3 600 17000 13000 4000 3950 222 V / 7 A51.5 V /

23 A 35°

Multimeter Ampere meter / Clamp meter Sensor suhu

86

Page 91: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

2. VERIFIKASI FUNGSIONAL

a. LangkahVerifikasi

1. Perhatikan indikator monitoring sistem. Pastikan indikator memberikan tanda yang sesuai dengan keterangan fungsi indikator. Simulasi terhadap fungsi-fungsi indikator dapat dilakukan untuk memverifikasi fungsi indikator tersebut.

2. Pastikan data monitoring sistem merekam semua data setiap komponen sistem. Data monitoring harus dapat disimpan dan dipindahkan ke penyimpan eksternal. Raw file tersimpan diserahkan keverifikator untuk diperiksa.

3. Bandingkan hasil monitoring dengan yang terukur menggukan alat tersendiri. Pastikan tidak ada perbedaan antara pengukuran dengan alat ukur eksternal dengan pengukuran yang ditampilakan pada monitoring sistem.

4. Catat interval dan kapasitas penyimpanan data monitoring sistem, lakukan kalkulasi untuk memverifikasi kapasitas penyimpan data monitoring cukup untuk 5 tahun operasi.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Centrang apabila verifikasi fungsional sesuai dengan langkah-langkah verifikasi. Apabila tidak sesuai, beri tanda silang dan catatan/rekomendasi.

Tabel 64. Contoh Penulisan Verifikasi Fungsional

2. VERIFIKASI FUNGSIONAL

No Parameter Cek [ü]

1 Sistem monitoring beroperasi dengan baik dan lampu indikator menyala. ü

2Sistem monitoring merekam semua data dari setiap komponen dan disimpan didalam perangkat penyimpanan eksternal. Raw file tersimpan dan diserahkan.

ü

3 Data pengukuran lolos verifikasi dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara input dan output. ü

4Pengukuran yang terekam memiliki interval minimum 10 menit untuk setiap data terukur dan dapat dipastika melalui estimasi bahwa tersedia cukup kapasitas penyimpanan untuk minimal 5 tahun.

x

87Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 92: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

4.3.9 Keandalan Sistem

Untuk melihat performa sistem secara keseluruhan perlu dilakukan uji keandalan sistem yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Pada sistem PLTS mini grid, uji keaandalan sistem meliputi pengamatan terhadap performa solar panel, charge controller, inverter dan battery serta komponen-komponen pendukung lainnya.

Pengujian dilakukan melakukan pengamatan pada saat yang bersamaan pada saat sistem beroperasi. Analisis keandalan dapat dilakukan setelah semua data diperoleh.

Prasyarat:

• Baterai dalam kondisi full charge.• Sistem dalam kondisi OFF.• Berikan beban yang tetap selama pengujian. Beban yang diberikan harus dihitung sedemikian rupa

supaya system tetap dapat beroperasi selama 24 jam.

1. UJI RUN-UP BATTERY, PV MODULE DAN PANEL DISTRIBUSI (PENGUJIAN DILAKUKAN BERSAMAAN)

a. Langkah pengujian:

1. Aktifkan system DC (battery, PV module dan charge controller), kemudian aktifkan system AC (inverter dan Panel Distribusi serta beban listrik).

2. Ukur tegangan dan arus berurutan sesuai waktu pengujian.

b. Penjelasan pengisian formulir

1. Catat nilai tegangan dan arus pada baterai, module PV dan Panel Distribusi AC.

Alat yang digunakan

Multimeter Ampere meter / Clamp meter

88

Page 93: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

Tabel 65. Contoh Penulisan Formulir Pengisian Kondisi Baterai 0 Sampai 8 Jam

Tabel BATERAI 0-8H (Waktu jam saat start: ………………………………………..)

t = 0h s/d 8h Arus [A] Tegangan [V]

String baterai t = 0 t = 4h t = 8h t = 0 t = 1h t = 2h t = 3h t = 4h t = 5h t = 6h t = 7h t = 8h

Battery bank 1 – String 1

Battery bank 1 – String 2

Battery bank 1 – String …

Tabel 66. Contoh Penulisan Pengukuran Modul Fotovoltaik

Tabel PV 0-8H (Waktu jam saat start: ………………………………………..)

t = 0h s/d 8h Arus [A] Tegangan [V]

String PV t = 0 t = 4h t = 8h t = 0 t = 1h t = 2h t = 3h t = 4h t = 5h t = 6h t = 7h t = 8h

Array PV 1 – String 1

Array PV 1 – String 2

Array PV 1 – String …

2. Apabila pembacaan pada pengukuran arus baterai adalah minus (-), berarti baterai dalam keadaan discharge, sedangkan apabila terbaca plus (+) berarti baterai dalam kondisi charge. Kondisi charging memungkinkan terjadi apabila beban yang diberikan lebih kecil dari pada daya yang dihasilkan oleh PV module.

89Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 94: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

4 Pengujian

2. UJI LAJU DISCHARGE BATTERY

Setelah pengujian run-up selesai, maka lanjutkan pengujian dengan uji discharge battery.

a. Langkah pengujian:

1. Non aktifkan sistem dengan mematikan beban listrik terlebih dahulu, kemudian matikan battery inverter, dan solar charge controller atau inverter terhubung jala-jala.

2. Aktifkan switch antara battery dan battery inverter, kemudian aktifkan battery inverter dan Panel distribusi serta beban. PV module, solar charge controller ataupun inverter terhubung jala-jala dibiarkan dalam kondisi mati.

3. Lakukan pengukuran arus dan tegangan selama waktu pengujian.4. Setelah pengujian selesai, matikan beban dan battery inverter. Kemudian tunggu selama minimal 30

menit dan lakukan pengukuran tegangan battery.

b. Penjelasan Pengisian formulir

1. Catat tegangan dan arus sesuai dengan waktu pengujian. Bandingkan dengan karakteristik discharge pada datasheet battery.

Tabel 67. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 0 Hingga 2,5 Jam

Tabel Battery-Inverter 0h- 2,5h

t = 0h s/d 2,5h t = 0 t = 0,5h t = 1h t = 1,5h t = 2h t = 2,5h

Battery-inverter I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V]

Batt-Inverter 1

Batt-Inverter 2

Batt-Inverter …

Tabel 68. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 3 Hingga 5,5 Jam

Tabel Battery-Inverter 3h - 5,5h

t = 3h s/d 5,5h t = 3h t = 3,5h t = 4h t = 4,5h t = 5h t = 5,5h

String baterai I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V]

Batt-Inverter 1

Batt-Inverter 2

Batt-Inverter …

Tabel 69. Contoh Penulisan Run-up Inverter Baterai 6 Hingga 8,5 Jam

Tabel Battery-Inverter 6h – 8,5 h

t = 6h s/d 8,5h t = 6h t = 6,5h t = 7h t = 7,5h t = 8h t = 8,5h

String baterai I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V] I [A] V [V]

Batt-Inverter 1

Batt-Inverter 2

Batt-Inverter …

90

Page 95: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Pengujian 4

Contoh karakteristik discharge battery

Tabel 71. Gambaran Karakteristik Daya Baterai

2. 30 menit setelah pengujian selesai, catat tegangan pada battery

Tabel 72. Contoh Penulisan Kapasitas Sisa Baterai

t = ………..jam

Kapasitas Sisa :

Baterai V [V]

Battery-bank 1

Battery-bank 1

Battery-bank …

Berikut ini adalah contoh referensi battery SOC (gunakan data dari manufacture battery untuk

mengetahui tegangan SOC pada battery).

Tabel 70. Gambaran Karakteristik Arus Baterai

Tabel 73. Perbandingan SOC Baterai Terhadap Tegangan

91Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Page 96: Panduan Komisioning PLTS Off-grid

Jl. Pegangsaan Timur No.1, Pegangsaan, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10320

Telp : (021) 3983007Fax : (021) 31901087Email : [email protected]

Diimplementasikan oleh: Bekerja sama dengan:

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI