14
LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN MODUL PRAKTIKUM ANALISA KEBISINGAN DENGAN ALAT SOUND OLEH: ROMY TALANIPA, S.T.,M.T ANAFI MINMAHDDUN, S.T. LA ODE CHAERUN BARDAI

Modul praktikum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul praktikum

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO2015

KATA PENGANTAR

MODULPRAKTIKUM

ANALISA KEBISINGAN DENGAN ALAT SOUND

LEVEL METER

OLEH:ROMY TALANIPA, S.T.,M.TANAFI MINMAHDDUN, S.T.LA ODE CHAERUN BARDAI

Page 2: Modul praktikum

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala karena penulis berhasil menyelesaikan panduan

praktikum analisa kebisingan edisi kedua pada bulan April 2015 sebagai panduan praktikum.

Penyusun dalam menyusun materi ajar ini berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor: KEP-48/MENLH/11/1996 dan SNI 7231:2009 tentang Metoda pengukuran

intensitas kebisingan di tempat kerja dan beberapa jurnal yang berkaitan dengan pengujian kebisingan.

Dan tak lupa bahwa panduan prktikum ini hanya dipakai dikalangan sendiri.

Panduan praktikum ini merupakan buku pegangan mahasiswa dalam menunjang kegiatan praktikum

“Analisa Kebisingan”. Panduan ini berisi tentang tujuan dari praktikum, panduan pelaksanaan praktium

dan aturan-aturan lain yang berhubungan dengan praktikum analisa kebisingan. Dan dengan

disusunnya panduan praktikum ini, penulis berharap agar bisa memudahkan mahasiswa dalam

melaksanakan kegiatan praktikum nantinya.

Kami penyusun memohon maaf apabila dalam menyusun materi ajar ini ada kekeliruan dalam

mengadopsi kedalam panduan praktikum ini.

Dan tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam

penyusunan panduan praktikum ini

Kendari, April 2015

Tim Penyusun

ANALISA KEBISINGAN DENGAN ALAT SOUND LEVEL METER

A. Tujuan

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 3: Modul praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:

1) Menentukan nilai kebisingan suatu area dengan alat Sound Level Meter sesuai SNI

7231:2009

2) Membandingkan nilai kebisingan yang diperoleh dengan KEPMENLH No. 48 Tahun

1996 tentang baku mutu kebisingan

3) Mengatahui bagaimana cara mengendaliakan kebisingan yang sudah melewati

ambang batas yang telah ditetapkan

B. Teori Singkat

Pengertian kebisingan menurut beberapa ahli (Oktavia, 2009), antara lain:

Menurut Doelle (1993): “suara atau bunyi secara fisis merupakan penyimpangan tekanan,

pergeseran partikel dalam medium elastis seperti misalnya udara. Secara fisiologis

merupakan sensasi yang timbul sebagai akibat propagasi energi getaran dari suatu sumber

getar yang sampai ke gendang telinga.”

Menurut Patrick (1977): “kebisingan dapat pula diartikan sebagai bentuk suara yang tidak

sesuai dengan tempat dan waktunya.”

Menurut Prabu, Putra (2009) bising adalah suara yang mengganggu

Menurut Ikron I Made Djaja, Ririn A.W, (2005) bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki

yang dapat mengganggu dan atau membahayakan kesehatan.

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 definisi

bising adalah “bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu

tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan.”

1. Sifat Bising Sifat dari kebisingan antara lain (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003 dalam Oktavia,

2009):

Kadarnya berbeda;

Jumlah tingkat bising bertambah, maka gangguan akan bertambah pula;

Bising perlu dikendalikan karena sifatnya mengganggu.

2. Sumber BisingSumber-sumber bising sangat banyak, namun dikelompokkan menjadi kebisingan industri,

kebisingan kegiatan konstruksi, kebisingan kegiatan olahraga dan seni, dan kebisingan lalu

lintas. Selanjutnya, emisi kebisingan dipantulkan melalui lantai, atap, dan alat-alat.

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 4: Modul praktikum

1

3. Jenis-Jenis BisingJenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan:

a) Bising terus menerus (continuous noise)

b) Bising terputus-putus (intermittent noise)

c) Bising tiba-tiba (impulsive noise)

d) Bising berpola (tones in noise)

e) Bising frekuensi rendah (low frequency noise)

f) Bising impulsif berulang

Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas (Prabu,Putra, 2009

dalam Oktavia, 2009):

1. Bising yang mengganggu (Irritating noise).

2. Bising yang menutupi (Masking noise)

3. Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise)

C. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sound Level Meter Wohler SP-22 dengan bagian-bagian alat sebagai berikut

1. Mikrofon

2. Layar LCD

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 5: Modul praktikum

3. Tombol Power – Menyalakan/mematikan alat

4. Tombol Rec – Merekam nilai pengukuran

5. Tombl MAXHLD – membekukan nilai maksimal

6. Tombol C/A – memilih frekwensi tertimbang

7. Tombol BA MODE – Mengaktifkan penyerap

kebisingan latar

8. Tombol F/S – memilih respon alat

9. Tombol DOWN – Menyesuaikan rentang

pengukuran

10. Tombol UPPER - Menyesuaikan rentang

pengukuran

11. BACKLIT – Menyalakan / Mematikan lampu

latar

Selain alat diatas praktikum ini juga menggunakan GPS dan stopwatch.

D. Prosedur Pengukuran

1. Atur posisi alat setinggi telinga

2. Tekan tombol On/off untuk menyalakan instrument, dan tunggu beberapa saat sampai alat siap

di gunakan

3. Dekatkan instrument ke sumber kebisingan yang akan diukur

4. Atur frekwensi tertimbang alat, respon alat dan BA MODE pada instrument sebelum mulai

mencatat

5. Tekan tombol rec untuk mulai mencatat nilai kebisingan yang muncul di layar

6. Untuk menentukan nilai kebisingan maksimum teka tombol MAXHLD dan catat nilai yang

tercatat dilayar alat

7. Pembacaan dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit, selama 24 jam.

8. Pencatatan dibagi dalam pencatatan siang (06.00-22.00) dan malam (22.00-06.00)

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 6: Modul praktikum

9. Data rentang waktu pengukuran sebagai berikut:

Leq Rentan waktu La 06.00-09.00

Lb 09.00-11.00

Lc 11.00-17.00

Ld 17.00-22.00

Ls Siang Hari

Le 22.00-24.00

Lf 24.00-03.00

Lg 03.00-06.00

Lm Malam Hari

Lsm 24 Jam

E. Prosedur Analisis Data (KEPMENLH No.48/MenLH/11/1996)

Dengan:

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Data mentah dari alat Sound Level Meter (SLM) Leq (1 menit) Leq (10 menit)

Ls & LmLsm

Pencatatan setiap 10 menit dilakukan antara rentang waktu di samping

Page 7: Modul praktikum

Keterangan:

Leq = Equivalent Continues Level, merupakan nilai tingkat nilai kebisingan yang

berfluktuatif selama waktu tertentu dan setara dengan tingkat kebisingan pada

selang waktu yang sama [dB]

L1,…,L12 = Tingkat kebisingan yang terbaca pada detik ke-n selama 1 menit [dB]

LI,…,LX = Tingkat kebisingan yang terbaca pada menit ke-n selama 10 menit [dB]

LS = Leq Siang Hari [dB]

Lm = Leq Malam hari[dB]

LSm = Selama siang dan malam hari [dB]

Ta,…,Tg = Rentang waktu pengukuran

LA,…,LG = Leq selama 10 menit [dB]

Nilai Lsm yang diperoleh kemudian dibandinkan dengan baku mutu kebisingan sesuai KEPMENLH

No.48 Tahun 1996

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 8: Modul praktikum

F. Tata tertib selama praktikum

Dalam melaksanakan praktikum, demi kelancaran selama praktikum dapat tercapai,

beberapa peraturan yang wajib diikuti oleh setiap praktikan:

1) Selama proses praktikum berlangsung mulai sejak technical meeting sampai pengumpulan

laporan, semua praktikan WAJIB datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan

2) Semua alat laboratorium yang digunakan selama praktikum menjadi tanggung jawab

SEMUA praktikan pada kelompok yang bersangkutan, dan jika terjadi kerusakan pada alat

tersebut, maka kelompok yang merusak WAJIB mengganti alat yang rusak dengan alat

yang memiliki spesifikasi yang sama.

3) Praktikan yang tidak hadir pada saat praktikum dilapangan tanpa keterangan (keterangan

dokter bagi yang sakit) dianggap MUNDUR dan secara otomatis TIDAK LULUS.4) Praktikan yang tidak melakukan asistensi 1 (satu) minggu setelah praktikum selesai

dianggap MUNDUR dan secara otomatis TIDAK LULUS.5) Jumlah asistensi minimum selama pengerjaan laporan adalah 6 kali, dengan waktu dan

tempat asistensi ditentukan oleh asisten yang bersangkutan

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 9: Modul praktikum

6) Praktikan yang tidak mengikuti salah satu rangkaian praktikum tanpa keterangan

(keterangan dokter bagi yang sakit) dianggap MUNDUR dan secara otomatis TIDAK LULUS.

7) Aturan-aturan lain yang berguna bagi kelancaran praktikum bias ditambahkan oleh asisten

yang bersangkutan sewaktu waktu.

Sumber:

1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-48/MENLH/11/1996

2. SNI 7231:2009 tentang Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

3. Makalah Pengedalian bising oleh Yuyun Oktavia, ST Program Pasca Sarjana Universitas Bengkulu

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 10: Modul praktikum

Contoh Tabel Data Pengukuran

Data Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Dalam Rentang Waktu 1menit Sampai 10 Menit

Lokasi :

Jarak Dari Sumber Bunyi:

Waktu :

Menit ke Detik ke

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO