View
2.958
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 1/19
Irvan Ramadhani
240210100012
VI. Pembahasan
6.1. Pengamatan Bentuk Kapang
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika
spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.
Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang
bercabang yang disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa
disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar,2001). Hifa dapat
berekat (septat) dengan inti tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat) (fardiaz,
1992).
Kapang bersifat Multiseluler (bersel banyak), ukurannya mikroskopis sampai
makroskopis, bentuknya berupa benang-benang, dan eukariotik. Kapang
berkembangbiak secara seksual dan aseksual.
Kapang biasanya terdapat pada tempat-tempat lembab, semisal kertas koran
yang basah, dinding-dinding basah, buah-buahan membusuk dan bahan pangan
lainnya. Peranan dari kapang adalah Dekomposisi (penghancuran) material, penghasil
penisilin (antibiotik), penyebab penyakit, dll.
Pengamatan bentuk kapang dapat dilakukan dengan metode moist chamber.
Metode ini bertujuan untuk mengamati sel kapang dengan menumbuhkan spora pada
object glass yang ditetesi media pertumbuhan. Maksud dari penggunaan metode ini
adalah untuk memberi suasana lembab bagi kapang. Kapang dapat hidup disuasana
lembab (Anonim, 2010).
Pada metode moist chamber ini media yang digunakan adalah PDA (Potato
Dextrose Agar ). Media PDA cocok sekali untuk perkembangan kapang karena
kentang berfungsi sebagai sebagai sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 2/19
Irvan Ramadhani
240210100012
Kapang yang digunakan kali ini adalah jenis Rhizopus . Rhizopus sering
disebut juga kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti.
Spesies Rhizopus yang umumnya ditemukan pada roti adalah R. stolonifer dan R.
nigricans. Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah mempunyai hifa nonaseptat, mempunyai
stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua, sporangofora tumbuh pada
noda di mana terbentuk juga rhizoid, sporangia biasanya besar dan berwarna hitam,
kolumela agak bulat dan apofisis bebentuk seperti cangkir, tidak mempunyai
sporangiola, membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada substrat, dan
hifa fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora, pertumbuhannya
cepat, dan membentuk miselium seperti kapas (Fardiaz, 1992).
Setelah diinkubasi selama dua hari, kemudian gelas objek tersebut diamatidengan mikroskop. Hasil pengamatan menggunakan mikroskop dapat dilihat didalam
gambar 6.1.1.
Gambar 6.1.1 Bentuk Kapang
(Dokumen kelompok 3, 2011)
Berdasarkan gambar 6.1.1 diatas, mikroorganisme tersebut terlihat seperti
lembaran-lembaran dan berserabut. Ini menunjukan bahwa mikroorganisme tersebut
merupakan golongan kapang. Karena menurut Cambel, Kapang merupakan mikroba
dengan struktur talus berupa benang-benang (hifa) yang terjalin seperti jala
(myselium). Kapang tersebut memiliki hifa nonseptat dan berwarna hitam.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 3/19
Irvan Ramadhani
240210100012
Kemungkinan kapang tersebut tergolong kapang jenis Rhizopus karena menurut
fardiaz ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah memilki hifa nonseptat dan berwarna hitam.
Akan tetapi, menurut literature seharusnya kapang yang diamati dalam
mikroskop bentuknya terdapat sporangiospora, sporangium, rhizoid dan bagian-
bagian lain kapang seperti pada umumnya seperti yang terlihat pada gambar 6.1.2.
Gambar 6.1.2 Bentuk Kapang
(www.google.com, 2011)
Pada umumnya kapang hasil perkembangan dari metode moist chamber
seharusnya sama seperti gambar 6.1.2 ketika diamati dengan mikroskop. Kapang
yang diamati harus memiliki sporangiophora (nomor 1), sporangium (nomor 2),
sporangispora (nomor 3), rhizoid (nomor 4) apofisis dll.
6.2. Isolasi bakteri, kapang dan khamir
Dalam mikrobiologi dikenal isolasi bakteri, kapang dan khamir. Tujuan dari
isolasi tersebut adalah untuk memelihara mikroba untuk keperluan penelitian atau
untuk diamati. Isolasi menggunakan media yang spesifik sehingga terbentuk suatu
kultur murni yang disebut isolat. Isolat ini diperoleh dengan cara metode tuang dan
metode gores. Metode inilah yang kita lakukan dalam praktikum ini untuk
mengisolasi mikroba.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 4/19
Irvan Ramadhani
240210100012
Sebelum melakukan isolasi bakteri, terlebih dulu sampel disiapkan. Penyiapan
sampel dilakukan dengan pengenceran sampel. Suatu sampel dari suatu suspensi yang
berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri. Dari enceran inii kemudian diambil sampel 1 ml untuk diencerkan lebih
lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada
suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya
memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu
koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni. Kalau
kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat
mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Waluyo,
2005).
Gambar 6.2.1 Teknik Pengenceran
(Anonim, 2010)
Bakteri, kapang dan khamir banyak terdapat di alam dan dalam bahan
makanan juga banyak dijumpai. Ada empat sampel bahan makanan yang akan diuji
kandungan mikroorganismenya dengan cara melakukan isolasi ini. Keempat sampel
tersebut adalah roti, air mineral, jus jeruk dan es campur. Yang akan diuji adalah
keberadaan bakteri , kapang dan khamir.Teknik isolasi merupakan lajutan dari pengenceran. Pengambilan
mikroorganisme dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan
isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
Isolasi dilakukan dengan menggunakan metode cawan gores dan tuang.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 5/19
Irvan Ramadhani
240210100012
6.1 Metode Gores
Metode gores adalah teknik isolasi dengan menyebarkan suspensi bakteri di
permukaan agar sehingga diperoleh kultur murni. Metode gores yang dipakai adalah
metode goers radian, kuadran, dan langsung. Media yang dipakai pada metode ini
adalah NA (nutrient agar ).
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng.
Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu
untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus
Irianto, 2006).
Tabel 6.2.1.1 Hasil Pengamatan Metode Gores
Kel. Sampel Media
Jumlah
Koloni Warna Metode
Gambar
IA Lactobacillus
bulgaricus
(C)
NA 262 Putih Langsung
IIA Lactobacillus
thermophilus
(D)
NA 38 Putih Langsung
IIIA Lactobacillus
acidophilus (A)NA 110 Putih Kuadran
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 6/19
Irvan Ramadhani
240210100012
IVA Bifidobacterium
bifidum (B)NA 58
Putih
KecoklatanRadian
(sumber: dokumen kelas A1, 2011)
Pada penggunaan metode gores dengan medium agar datar, mula – mula
disiapkan media biakan induk dari jenis mikroorganisme bakteri Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus thermophilus, Lactobacillus acidophilus, dan
Bifidobacterium bifidum.
Biakan induk berada di tabung reaksi yang berisi media agar miring. Pada
medium biakan induk, koloni bakteri tampak berwarna putih. Disediakan sebuah
cawan petri steril berisi medium agar padat (medium agar yang sebelumnya telah
dipanaskan, dituangkan pada cawan petri steril, kemudian didiamkan untuk proes
pendinginan). Medium agar datar ini berwarna kekuningan, berfungsi sebagai tempat
menggoreskan bakteri dan tempat pertumbuhan koloni bakteri. Selanjutnya
dipanaskan jarum ose hingga membara, berfungsi untuk mensterilisasi jarum sebelum
digunakan dari mikroorganisme lain. Sumbat kapas tabung reaksi yang berisi isolat
biakan induk dibuka, kemudian dipanaskan bibir tabung, berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Kemudian dimasukkan
jarum ose pada medium biakan induk dimana yang digunakan adalah jarum ose
bentuk bulat, pengambilan inokulum dengan menggoreskan ujung bulat pada jarum
ke media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Dipanaskan
mulut tabung reaksi yang berisi isolat biakan induk, berfungsi untuk mensterilisasi
tabung dan biakan dari mikroorganisme udara lain. Setelah itu tabung reaksi segera
ditutup dengan sumbat kapas. Digunakan sumbat kapas disini karena sifatnya yang
dapat menyerap uap air, yang terjadi ketika masa inkubasi. Setiap perlakuandiusahakan dilakukan secara aseptis (di dekat api bunsen) berfungsi agar saat
inokulasi, tidak ada mikroorganisme kontam. Sebelum inokulasi juga terlebih dahulu
harus diusahakan agar semua alat-alat yang digunakan dan medium benar-benar
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 7/19
Irvan Ramadhani
240210100012
steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang
tidak diinginkan.
Gambar 6.2.1.1 Metode Inokulasi Pada Cawan Petri
(Anonim, 2010)
Selanjutnya digoreskan inokulum di permukaan media agar di dalam cawan
petri yang telah disediakan dengan menggunakan metode gores mulai dari sisi
samping secara merata.
Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar), fungsi
penggunaan medium NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi
didalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga
terdapat adanya factor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme.
Ditutup cawan petri, dipanas di sekeliling cawan petri dan diisolasi dengan selotip
bening. Perlakuan ini berfungsi untuk mensterilisasi cawan petri dari mikroorganisme
lain. Disimpan inokulum ke dalam inkubator dengan posisi terbalik. Posisi cawan
petri diletakkan terbalik karena selama inkubasi terbentuk air yang mengembun di
dalam cawan petri. Air akan menetes dari tutup cawan ke permukaan. Hal ini akan
menghasilkan suatu masa pertumbuhan yang menganak sungai dan menghancurkan
pembentukan koloni secara individu. Untuk menghindari hal ini, maka ketika
diinkubasi, bagian bawah cawan petri diletakkan di atas atau terbalik .
Penggoresan inokulum pada media agar dilakukan untuk empat sampel.
Sampel pertama dan kedua menggunakan goresan langsung, ketiga kuadran dan yang
ketiga radian. Untuk hasil pengamatan hasil goresannya bisa dilihat pada tabel
6.2.1.1.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 8/19
Irvan Ramadhani
240210100012
1. Goresan Langsung
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
Gambar 6.2.1.2 Goresan Langsung
(http://ekmon-saurus.blogspot.com , 2008)
2. Goresan Kuadran
Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal.
Gambar 6.2.1.3 Goresan Kuadran
(http://ekmon-saurus.blogspot.com , 2008)
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 9/19
Irvan Ramadhani
240210100012
3. Goresan Radian
Gambar 6.2.1.4 Goresan Radian
(Anonim, 2011)
Berdasarkan hasil yang didapat dari tabel 6.2.1.1, Lactobacillus bulgaricus
memiliki jumlah koloni yang lebih banyak dibandingkan dengan sampel lainnya. Hal
ini bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Lactobacillus bulgaricus lebih cepat
dibandingkan sampel lainnya.
Metode gores yang dilakukan pada percobaan ini dengan menggunakan cawan
petri. Cawan petri ini berfungsi berfungsi sebagai tempat madium agar datar untuk
penanaman mikroorganisme dan tempat isolasi. Keuntungan penggunaan cawan petri
adalah untuk memperoleh biakan dengan jumlah yang banyak dan lebih mudah untuk
melihat morfologi biakan.
Medium yang digunakan adalah Nutrient Agar yang sebelumnya dipanaskan
agar bisa membentuk medium. Agar lalu didinginkan dalam tabung reaksi hingga
memadat dan berwarna kuning muda sehinnga membentuk agar tegak. Medium agar
tegak adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakkan tegak pada
waktu pendinginan. Keuntungan dari media agar tegak ini adalah luas permukaan
besar sehingga memudahkan untuk identifikasi sedangkan kerugiannya adalah
peluang kontaminasi yang besar karena luas permukaan yang lebar.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 10/19
Irvan Ramadhani
240210100012
6.2 Metode Agar Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang
bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan
dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada
permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat
sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar
yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen.
Tabel 6.2.2.1 Metode Agar Tuang (Pengenceran 10-2
)
Kel. Sampel MediaJumlah
KoloniWarna
Faktor
Pengenceran
Gambar
IA Air Mineral NA 5 Putih
IIA Lada Bubuk NA 540 Putih
IIIA Roti NA 36 Putih
IVA Jus Jeruk NA 372Putih
Buram
(sumber: dokumen kelas A1, 2011)
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 11/19
Irvan Ramadhani
240210100012
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 6.2.2.1, dapat dilihat bahwa lada
bubuk memiliki jumlah koloni yang lebih banyak dibandingkan dengan sampel
lainnya. Hal itu dapat disimpulkan bahwa lada bubuk merupakan bahan yang cocok
sekali untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Selain lada, jus jeruk memiliki jumlah koloni yang cukup banyak. Ini dapat
disimpulkan juga bahwa jus jeruk merupakan bahan yang sering ditumbuhi
mikroorganisme dikarenakan didalam jus jeruk terdapat nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang.
Tabel 6.2.2.2 Metode Agar Tuang (Pengenceran 10-3
)
Kel. Sampel MediaJumlahKoloni
WarnaFaktor
PengenceranGambar
IA Air Mineral NA 7 Putih
IIA Lada Bubuk NA 163 Putih
IIIA Roti NA 8 Putih
IVA Jus Jeruk NA 310Putih
Keruh
(sumber: dokumen kelas A1, 2011)
Sama seperti pengenceran 10-2, pada pengenceran 10-3 lada bubuk tetap
memiliki koloni yang lebih banyak dibandingkan dengan sampel lainnya. Perbedaan
dari pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-3 adalah pada jumlah koloninya.
Pengenceran 10-3 memiliki jumlah koloni yang lebih sedikit dibandingkan dengan
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 12/19
Irvan Ramadhani
240210100012
pengenceran 10-2 dikarenakan proses pengenceran itu sendiri yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme dalam sampel agar mudah dihitung.
6.3 Pemeliharaan Kultur Cair
Pada pemeliharaan kultur cair, digunakan media Nutrient Broth. Tujuan
dilakukannya pemeliharaan kultur cair adalah untuk memisahkan pertumbuhan tiap
sel mikroorganisme. Setelah dibiakkan selama 2 hari, pada permukaan cairan akan
terbentuk lapisan. Lapisan tersebut dapat berbentuk cincin, pelikel, flokulen, atau
membran. Adanya pembentukan lapisan pada permukaan media mengidentifikasikan
adanya pertumbuhan mikroorganisme pada sampel.
Bentuk pertumbuhan mikroba, dapat dibedakan menjadi beberapa,
berdasarkan cara melihatnya. Yaitu bentuk pertumbuhan mikroba pada permukaan,
terdiri dari bentuk cincin, folikel, filiform, ekinulat, vilous, dll. Bentuk pertumbuhan
koloni mikrobia berdasarkan penonjolannya adalah datar, timbul, konveks, gunung,
umbonat, berbukit, dan tumbuh ke dalam media. Bentuk dari pinggir meliputi halus,
bergelombang, lobat, tidak teratur, siliat, benang, rambut, wool dan bercabang.
Sedangkan bentuk dari atas mencakup bulat, konsentrik, filamen, kompleks, rhizoid,
filiform, permukaan kusut, bulat dengan tepi timbul dan menyebar dengan tidak
teratur (Fardiaz, 1992).
Tabel 6.3.1 Pemeliharaan Kultur Cair
Kel. Sampel Media Gambar Keterangan
IA
Lactobacillus
bulgaricus
(C)NB
- Terdapat kekeruhan pada lapisan
permukaan
- Terdapat endapan pada bagian permuka
- Pertumbuhan mikroorganisme berupapelikel
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 13/19
Irvan Ramadhani
240210100012
(sumber: dokumen kelas A1, 2011)
Menurut Shclegel dan Schmidt (1994) bahwa pada medium cair bisa
membentuk beberapa bentuk seperti memberikan warna keruh dan ada endapan, bisa
pula membentuk pelikel cincin atau pelikel berupa garis melingkar putus-putus,
pelikel yang tumbuh pada permukaan serta bisa pula membentuk pelikel yangberbentuk seperti kulit.
Cappucino & Sherman (1983) menyatakan bila pada media cair yang diberi
mikrobia terdapat bintik-bintik putih serta terjadi kekeruhan, berarti bentuk
permukaannya adalah flokulen.
Berdasarkan data yang didapat dari pemiliharaan kultur cair, bakteri
Lactobacillus bulgaricus dalam kultur cair pertumbuhannya berupa pelikel sehingga
bakteri tersebut bakteri aerob. Aerob artinya bakteri ini hanya dapat hidup pada
kondisi aerobic atau ada udara. Lactobacillus acidophilus berupa membran dan
Bifidobacterium bifidum berupa flokulen sehingga bakteri kelompok ini tumbuh pada
kondisi aerobic maupun anaerobic. Pada kondisi aerobik, bakteri ini mengoksidasi
asam amino, sedangkan jika tidak terdapat oksigen, metabolisme menjadi bersifat
IIA
Lactobacillus
thermophilus
(D)
NBAgar cair yang dibuat mengalami
kontaminasi kapang
IIIA
Lactobacillus
acidophillus
(A)NB
-Terdapat kekeruhan pada lapisan
permukaan
- Terdapat endapan pada bagian permuka
- Pertumbuhan mikroorganisme berupa
membran
IVA
Bifidobacteri
um bifidum
(B)
NB
-Terdapat kekeruhan pada lapisan
permukaan
- Terdapat endapan pada bagian permuka
- Pertumbuhan mikroorganisme berupa
flokulen
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 14/19
Irvan Ramadhani
240210100012
fermentative.(Fardiaz, 1992). Sedangkan bakteri Lactobacillus thermophilus
pertumbuhan dalam media cair tidak ada, ini dikarenakan adanya kontaminasi dari
kapang.
6.4. Pemeliharaan Kultur Padat
Pada pemeliharaan kultur padat dilakukan dua proses, yaitu agar tegak dan
agar miring. Untuk keduanya digunakan media NA (Nutrient Agar) dan sample yang
sama pada proses-proses sebelumnya yaitu Lactobacillus bulgaricu, Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium bifidum dan Lactobacillus thermophilus.
6.4.1 Agar Miring
Agar miring merupakan salah satu bentuk medium yang digunakan untuk
membiakkan mikrobia, terutama yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif. Ciri-
ciri kultur termasuk pembentukan warna dan bentuk pertumbuhannya dapat segera
diamati pada agar miring. Agar miring dapat digunakan untuk menyimpan kultur
dalam jangka waktu pendek di lemari es pada suhu 4oC. Penggunaan agar miring
adalah untuk mendapatkan permukaan media yang lebih luas sehingga mikrobia yang
tumbuh pada media ini semakin banyak dan jumlahnya tersebar sesuai dengan luas
permukaan media agar miring (Cappucino & Sherman, 1983). Digunakan NA sebagai
media cair yang dimiringkan karena NA berfungsi untuk memberikan keseimbangan
kultur murni, selain itu dapat juga mnghasilkan permukaan yang luas untuk isolasi
dan mempermudah dalam mempelajari yang tumbuh. Medium padat NA dan PDA ini
miring dalam tabung reaksi yang apabila ditumbuhi oleh mikroorganisme maka
mikroorganisme tersebut akan tumbuh rata pada permukaan dan memudahkan kultur
untuk dilakukan pemindahan (Schelgel & Schmidt, 1994).
Tabel 6.4.1.1 Pemeliharaan Kultur Padat (Agar Miring)
Kel Sampel Media Gambar Keterangan
IA
Lactobacillus
bulgaricus
(C)
NA- Pertumbuhan mikroorganisme
berupa efus
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 15/19
Irvan Ramadhani
240210100012
IIA
Lactobacillus
thermophilus
(D)
- Pertumbuhan mikroorganisme
berupa efus
IIIA
Lactobacillus
acidophillus
(A)
NA- Pertumbuhan
mikroorganisme berupa beaded
IVA Bifidobacterium
bifidum (B)NA
- Pertumbuhan mikroorganisme
berupa filiform
(sumber: dokumen kelas A1, 2011)Berdasarkan data yang didapat dari pemiliharaan kultur padat metode agar
miring, bakteri Lactobacillus bulgaricus dalam kultur padat pertumbuhannya berupa
efus, Lactobacillus acidophilus berupa beaded, Bifidobacterium bifidum berupa
filiform, dan Lactobacillus thermophilus berupa efus.
6.4.2 Agar Tegak
Agar tegak merupakan salah satu metode pemeliharaan kultur padat. Agar
tegak digunakan untuk membiakkan bakteri anaerobic. Agar tegak dapat digunakan
untuk menyimpan kultur dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tabel 4.2.1 Pemeliharaan Kultur Padat (Agar Tegak)
Kel Sampel Media Gambar Keterangan
IA
Lactobacillus
bulgaricus
(C)
NA
- Pertumbuhan mikroorganisme
berupa filiform
-Pada permukaan terdapat koloni
mikroorganisme
IIA
Lactobacillus
thermophilus
(D)
NA
-Pertumbuhan mikroorganisme
berupa filiform
-Pada permukaan terdapat koloni
mikroorganisme
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 16/19
Irvan Ramadhani
240210100012
(sumber: dokumen kelas A1, 2011)
Hasil dari praktikum tidak begitu berbeda dari tiap kelompok. Kelompok 1
pertumbuhan mikroorganismenya berupa filiform, pada kelompok 2 filiform, padakelompok 3 terbentuk papilet, dan pada kelompok 4 filiform.
IIIA
Lactobacillus
acidophillus
(A)
NA
-Pertumbuhan mikroorganisme
berupa papilet
-Pada permukaan terdapat koloni
mikroorganisme
IVA Bifidobacterium
bifidum (B)NA
-Pertumbuhan mikroorganisme
berupa filiform
-Pada permukaan terdapat koloni
mikroorganisme
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 17/19
Irvan Ramadhani
240210100012
VII. Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan pengamatan bentuk kapang serta pemeliharaan
kultur mikroorganisme ini, dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Rhizopus sering disebut juga kapang roti karena sering tumbuh dan
menyebabkan kerusakan pada roti
2. Isolasi mikroorganisme dalam bahan pangan bertujuan untuk memisahkan
suatu mikroorganisme dari mikroorganisme yang lain.
3. Pengenceran berguna untuk mengurangi konsentrasi mikroba yang ada
dalam pangan
4. Air mineral cukup aman untuk dikonsumsi karena tidak terlalu
mengandung bakteri yang membahayakan.
5. Teknik penggoresan pada agar atau medium padat dilakukan dengan satu
kali gerakan yang makin lama goresannya makin tipis sehingga didapat
hasil goresan garis yang berliku-liku (seperti ular) dan semua
permukaannya dapat ditumbuhi mikroorganisme.
6. Dalam proses pemindahan kultur dan isolasi dalam menggoreskan kultur
pada media, harus aseptis agar tidak terkontaminasi mikroorganisme lain.
5/12/2018 praktikum 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/praktikum-4-55a35916ab6d8 18/19
Irvan Ramadhani
240210100012
Daftar Pustaka
Anonim, 2008. http://ekmon-saurus.blogspot.com diakses pada tanggal 14 Maret
2011 pukul 23.40 WIB
Anonim, 2011. www.google.com.images diakses pada tanggal 14 Maret 2011 pukul
23.40 WIB
Cappucino, J. G. & N. Sherman. 1983. Microbiology: A Laboratory Manual.
Addison-Wesley Publishing Company. Massachusetts.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pelczar Jr. Michael, ECS Chan. 2001. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia : Jakarta.
Schlegel H. G. & K. Schmidt. (1994). Mikrobiologi Umum. Gajahmada University
Press. Yogyakarta.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI
ITS : Surabaya.
Recommended