Upload
operator-warnet-vast-raha
View
63
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATANTALI PUSAT PADA BAYI DI RUANG PERINATOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat Dalam menyelesaikanProgram Studi Diploma III Kebidanan
OLEH :
KARTIKA NUR AULIANANIM : AK. 120294
AKADEMI KEBIDANANYAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAU-BAU2016
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALIPUSAT PADA BAYI DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNATAHUN 2016
Oleh :
KARTIKA NUR AULIANANIM : AK. 120294
Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk diuji dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Bau-bau
Pembimbing I Pembimbing II
Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes Robert, SKM
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau
Sapril, SKM., M.Sc
iii
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALIPUSAT PADA BAYI DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNATAHUN 2016
Oleh :
KARTIKA NUR AULIANANIM : AK. 120294
Telah Dipertahankan di Hadapan tim Penguji pada :
Hari / Tanggal : Rabu, 21 September 2016
Waktu : Jam, 15.OO – 16.49 Wita
Tempat : Kampus AKBID YKN
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :
1. Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes (.................................)
2. Robert, SKM (.................................)
Penguji
1. Harmin Toha, S.ST., M.Kes (................................)
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau
Sapril, SKM, M.Sc
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Kartika Nur Auliana
2. Tempat tanggal lahir : Kinapani, 06 September 1993
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Kristen Protestan
5. Suku / kebangsaan : Jawa / Indonesia
6. Alamat : Desa Kambara
B. Pendidikan
1. SD Negeri Malaoge Tamat Tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Lasalimu Selatan Tamat Tahun 2008
3. SMA Negeri 2 Raha Tamat Tahun 2011
4. Terdaftar sebagai Mahasiswi DIII Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau – Bau Tahun 2013 sampai sekarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau-Bau dengan judul : “Studi Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi di Ruang Perinatologi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2016”.
Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
menghadapi banyak kesulitan dan hambatan. Namun atas bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Pada kesempatan ini penulis tak lupa menyampaikan rasa hormat
dan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Bapak Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau – Bau
2. Bapak Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
Bau – Bau
3. Ibu Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes Selaku pembimbing I dan Bapak
Robert, SKM Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan sejak awal sampai dengan terselesaikannya penulisan
Karya Tulis ini
4. Ibu Harmin Toha, S.ST., M.Kes Selaku Penguji yang telah
memberikan masukan dalam penulisan Karya Tulis ini
5. Pengelola Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau –
Bau
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau – Bau yang telah mengarahkan dan
memberikan ilmu pengetahuan selama berada dibangku kuliah
7. Kepala RSUD Kabupaten Muna yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ditempatnya
8. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta, dan saudara –
saudaraku terimakasih atas doa, pengorbanan, bantuan, motivasi dan
kasih sayang yang begitu besar yang telah diberikan selama penulis
menempuh pendidikan hingga selesai.
9. Seluruh rekan – rekan mahasiswa angkatan 2013 Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namanya yang telah banyak membantu selama
menempuh pendidikan di Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau – Bau. Terimakasih atas kekompakan dan
kebersamaannya selama mengikuti pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi, bahasa maupun materi. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Harapan penulis
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Akhir kata semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Raha, 10 September 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xi
ABSTRAK.............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pusktaka........................................................................ 7
1. Tinjauan umum tentang pengetahuan................................. 7
2. Tinjauan umum tentang peawatan tali pusat....................... 8
3. Faktor – taktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan tali pusat bayi......................................... 15
vii
B. Kerangka konsep........................................................................ 17
C. Defenisi operasional dan kriteria objektif.................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian.......................................................................... 20
B. Waktu dan tempat penelitian..................................................... 20
C. Populasi dan sampel.................................................................. 20
D. Variabel penelitian..................................................................... 21
E. Instrumen penelitian................................................................... 21
F. Jenis dan cara pengumpulan data............................................. 21
G.Tehnik pengolahan dan analisa data......................................... 21
H. Penyajian data........................................................................... 22
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Hasil........................................................................................... 23
1. Gambaran umum lokasi penelitian........................................ 23
2. Hasil penelitian...................................................................... 26
B. Pembahasan.............................................................................. 29
C. Studi kasus................................................................................. 33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 57
B. Saran.......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor tabel Halaman
1. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada
bayi di RSUD Kabupaten Muna tahun 2016.................................... 27
2. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada
bayi berdasarkan tingkat pendidikan ibu di RSUD Kabupaten Muna
tahun 2016....................................................................................... 27
3. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada
bayi berdasarkan umur di RSUD Kabupaten Muna tahun
2016.................................... 28
4. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada
bayi berdasarkan paritas di RSUD Kabupaten Muna tahun
2016.................................... 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan kerangka konsep...................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Jadwal time schedule penelitian
2. Lembar persetujuan
3. Kuesioner pengumpulan data pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
tali pusat bayi diruang perinatologi RSUD Kabupaten Muna tahun 2016
4. Master tabel penelitian
5. Lampiran hasil SPSS
6. Surat izin penelitian dari Badan Kesbang dan Politik Kabupaten Muna
7. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari kepala RSUD
Kabupaten Muna
ABSTRAK
Kartika Nur Auliana, “Studi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan TaliPusat Pada Bayi di Ruang Perinatologi RSUD Kabupaten Muna Tahun2016” (dibimbing oleh Ibu Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes dan BapakRobert, SKM).
5 Bab, 58 Hal, 7 Lampiran
Latar Belakang : Pada tahun 2000 WHO (Word Health Organization)mengemukakan angka kematian bayi sebesar 560.000, yang disebabkan olehinfeksi tali pusat, serta menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)2010 angka kematian bayi sebesar 40/1000 kelahiran hidup, angka kematianbayi yang disebabkan infeksi tali pusat di rumah sakit besar di Indonesia sebesar80%.Tujuan : Untuk memperoleh informasi mengenai pengetahuan ibu nifas tentangperawatan tali pusat pada bayi di ruang perinatologi RSUD Kabupaten MunaTahun 2016.Metode Penelitian : Penelitian deskriptif yang di maksud untuk mendeskriptifkanatau menguraikan suatu keadaan secara obyektif dalam hal ini menggambarkanpengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi.Hasil Penelitian : Menunjukkan terdapat 23,33% ibu nifas yang mempunyaipengetahuan yang tergolong baik dan 76,67% yang pengetahuannya kurangtentang perawatan tali pusat pada bayi. Berdasarkan tingkat pendidikan, SLTAterdapat 16,66 % pengetahuan baik dan SLTP terdapat 33,34% pengetahuankurang. Berdasarkan umur ibu terdapat 16,67% umur 20–35 tahunberpengetahuan baik dan <20 tahun terdapat 13,33% berpengetahuan kurang.Berdasarkan paritas, ibu paritas ll terdapat 16,67% yang pengetahuannya baikdan paritas l terdapat 43,34% yang pengetahuannya kurang.Infeksi Tali pusat dapat teratasi.Kesimpulan : bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan rendah lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi,Pada manajemen AsuhanBayi baru lahir dengan masalah Infeksi Tali Pusat dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA : 15 (2000 – 2010)KATA KUNCI : Pengetahuan, Perawatan Tali Pusat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia dalam
pencapaian MDGs 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah
Indonesia.
Data menunjukkan bahwa setiap tahun sekitar 43 juta kematian
terjadi pada usia sebelum 4 minggu yang merupakan 33% dari seluruh
kematian di bawah usia 5 tahun. Berarti setiap jam sebanyak 500 bayi
lahir mati atau sebanyak 12.000 bayi sehari. Di perkirakan dari jumlah
tersebut 63% terjadi di daerah Asia. Kematian bayi tersebut di bagi lagi
kedalam mortalitas neonatus (sampai usia 28 hari) dan mortalitas post
neonatus, 28 hari sampai usia 1 tahun (365 hari) (Moersintowarti B.
Narendra, 2005).
Pada tahun 2000 WHO (Word Hearth Organization)
menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000, yang disebabkan
oleh infeksi tali pusat, Negara Afrika angka kematian bayi yang
disebabkan infeksi tali pusat 126.000 (21%), Negara Asia Tenggara
diperkirakan ada 220.000 kematian bayi, di Negara Afrika maupun di
Asia Tenggara kematian disebabkan karena perawatan tali pusat yang
kurang bersih (Widya Astuti, 2003).
2
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010
angka kematian bayi sebesar 40/1000 kelahiran hidup, angka
kematian bayi yang disebabkan infeksi pada tali pusat di rumah sakit
besar di Indonesia sebesar 80%.
Jumlah bayi yang di laporkan mati kurang dari usia 365 hari
setiap 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 1965 AKB di Indonesia
masih menunjukan 140 per 1.000 kelahiran hidup dan baru tahun 1980
turun hingga 120 dan kemudian dengan cepat turun menjadi 62 pada
tahun 1985. Data tahun 1997 di laporkan bahwa AKB telah mencapai
51,5 per 1.000 kelahiran hidup (Moersintowarti B. Narendra, 2005)
Di Indonesia jumlah kelahiran bayi sekitar 4 juta pertahun
(Ajoso, 2006) untuk di Sulawesi Tenggara khususnya di RSUD
Kabupaten Muna jumlah kelahiran pertahun adalah sebanyak 300 bayi
( buku register bayi di RSUD Kabupaten Muna)sedangkan di ruang
nifas pada bulan Januari - September tercatat 74 ibu nifas. sedangkan
angka kematian bayi di RSUD Kabupaten Muna 1/1000 kelahiran
hidup. Penyebab utama kematian bayi baru lahir tersebut adalah
asfiksia (kegagalan bernafas pada bayi), infeksi tali pusat dan hipoterm
(penurunan suhu tubuh bayi sampai 36,5 o C).
Kecenderungan menurunnya Angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia mencerminkan adanya perbaikan sosial-ekonomi
masyarakat Indonesia pada umumnya, terutama terlihat dalam kurun
waktu tahun 2005 sampai 2010 yang berhasil turun sebesar 28,1%
3
sedangkan sebelumnya dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu
dari 1995 sampai 2005 (10) tahun hanya dapat menurunkan sebesar
3% (Moersintowarti B. Narendra, 2010 ).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
angka kesakitan (morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) adalah
dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada
masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam melaksanakan
upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkwalitas yaitu
dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada
masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat
diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap
kesehatan.
Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa
ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas
otak pada masa dewasa. Supaya terciptanya bayi yang sehat maka
dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan
benar-benar sesuai dengan prosedur kesehatan.
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan
peningkatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan
bayi. Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan
terhindar dari infeksi tali pusat.
4
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan
dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7
tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali
pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus
Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik
dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi
(Depkes RI, 2005).
Baik tidaknya pengetahuan tentang kesehatan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu : Umur, Pendidikan, Paritas karena semakin
bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang perawatan tali pusat
pada bayi baru lahir maka akan makin tinggi keinginannya untuk
mengetahui kesehatan dalam dirinya dan juga akan menambah suatu
tingkah laku atau kebiasaan yang sehat dalam diri masyarakat
(Notoatmodjo, 2002).
Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian “Studi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Ruang Perinatologi RSUD
Kabupaten Muna Tahun 2016”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat pada bayi di ruang perinatologi RSUD Kabupaten
Muna Tahun 2016 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat pada bayi di ruang perinatologi RSUD
Kabupaten Muna Tahun 2016”
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat pada bayi berdasarkan umur di ruang
perinatologi RSUD.Kabupaten Muna Tahun 2016
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat pada bayi berdasarkan paritas di ruang
perinatologi RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat pada bayi berdasarkan pendidikan di ruang
perinatologi RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
menambah perbendarahaan bacaan bahan bagi mahasiswa/
mahasiswi Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas dan
seluruh masyarakat di rumah sakit tentang seberapa besar
pengetahuan masyarakat tersebut terhadap perawatan tali pusat
pada bayi.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan terutama mata kuliah metodologi penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
a. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah keseluruhan pikiran, gagasan, ide,
konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan
segala isinya termasuk manusia dan isinya.
Pengetahuan juga merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah melakukan penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari pengetahuan-pengetahuan atau kognitif merupakan
dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam kognitif,
mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan.
Tingkat ini adalah menginginkan kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang
yang telah diterimanya, oleh sebab itu tahu merupakan
tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
8
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya.
2) Pemahaman (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan
dan menyebutkan. Contoh : menyimpulkan, menormalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang tidak dipelajari pada situasi atau kondisi rill
(sebenarnya). Aplikasi ini biasa diartikan sebagai penggunaan
hukum–hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.
Dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan siklus
pemecahan masalah (Problem Solving Cyle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4) Sintesis (Sintesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan/
menghubungkan bagian–bagian di dalam bentuk keseluruhan
yang terjadi/menyusun formulasi baru dan formulasi yang ada.
Misalnya dapat menyusun, dapat membedakan, dapat
9
merencanakan, dapat meningkatkan, dapat menyesuaikan,
dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan.
5) Evaluasi (Evolution)
Evaluasi berkaitan dalam kemampuan untuk melakukan
justifikasi/penelitian terhadap suatu materi/ objek. Penilaian
terhadap evaluasi didasari oleh kriteria yang sudah ditentukan
sendiri atau sedapat mungkin menggunakan kriteria yang
sudah ada.
b. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui
penyuluhan baik individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan perlu diberikan penyuluhan yang
bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
maupun masyarakat, dalam membina dan memelihara hidup
sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pengetahuan adalah proses kegiatan
mental yang dikembangkan melalui proses kegiatan pada umunya
sebagai aktifitas kognitif (Sunaryo, 2002).
Proses adopsi adalah perilaku menurut Notoatmodjo (2007)
yang mengutip pendapat Rogers (2006), sebelum seseorang
mengadopsi perilaku didalam diri orang tersebut terjadi suatu
proses yang berurutan yang terdiri dari :
10
1) Kesadaran (awareness)
Individu menyadari adanya stimulus.
2) Tertarik (Interest)
Individu mulai tertarik pada stimulus.
3) Menilai (Evolution)
Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah
memiliki sikap yang lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial)
Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.
5) Menerima (Adoption)
Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.
2. Tinjauan Umum Tentang Perawatan Tali Pusat
a. Defenisi Perawatan tali pusat
Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical
cord. Merupakan saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam
kandungan. Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang
menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang
berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi
membutuhkan oksigen dari ibunya, karena bayi mungil ini sudah
dapat bernapas sendiri melalui hidungnya. Karena sudah tak
11
diperlukan lagi maka saluran ini harus dipotong dan dijepit atau
diikat.
Perawatan tali pusat adalah pengobatan terutama untuk
memperbaiki keadaan umum, menghilangkan kejang, mengikat
toksin (racun) yang telah beredar dan pemberian antibiotika
terhadap infeksi dan pengikat tali pusat yang menyebabkan
pemisahan pisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat
dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar
dari infeksi tali pusat (Ilmu kandungan, 2005).
b. Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi
baru lahir, sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak
masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit
tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui luka tali pusat,
karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saipuddin,
2002).
c. Perawatan tali pusat pada bayi
Memotong dan mengikat tali pusat dilakukan dengan tehnik
aseptik dan antiseptik, dengan prosedur tindakan sebagai berikut :
1) Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan)
kedalam larutan 0,5 %, untuk membersihkan darah dan sekresi
lainnya.
12
2) Bilas tangan dengan air desinfektan tingkat tinggi.
3) Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau kain
bersih dan kering.
4) Ikat punting tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari dinding
perut bayi (pusat). Gunakan benang atau klem plastik penjepit
tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau steril. Kunci ikatan tali
pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali
pusat.
5) Jika pengikatan dilakukan dalam benang tali pusat, lingkaran
benang di sekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk kedua
kalinya dengan simpul mati di bagian yang berlawanan.
6) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutan klorin 0,5 %.
7) Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan
kering.
d. Cara membersihkan tali pusat bayi
1) Pastikan kondisi tangan ibu benar-benar bersih. Untuk
memastikan cucu sebelumnya tangan dengan menggunakan
sabun.
2) Gunakan kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah
dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama
bagian pangkalnya yang menempel pada perut.
13
3) Saat melakukannya ibu harus benar-benar berhati-hati, apalagi
jika kondisi tali pusat bayi masih berwarna merah.
4) Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya
tertutup perban. Kemudian lilitkan perban/kasa sedemikian rupa
agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu ketat, agar
bayi tidak kesakitan.
Jangan mengoleskan saleb apapun atau zat lain ke tampuk
tali pusat, hindari pembungkusan tali pusat karena tali pusat yang
tidak ditutupi lebih cepat mengering dan puput dengan komplikasi
yang lebih sedikit (Saipuddin, 2002).
Biasanya tali pusat terlepas dalam waktu 5-7 hari, setelah
tali pusat pupus dari pusat, yang tinggal (pusat) belum kering
benar akan memakan waktu 15 hari sehingga tali pusat tersebut
kering (Neonatal Health, 2005).
e. Alat dan bahan perawatan tali pusat
1) Kasa steril
2) Betadine
f. Langkah-langkah perawatan tali pusat
1) Bersihkan luka tali pusat dengan menggunakan povidone
iodine/betadine.
2) Setelah itu tutup dengan kain kasa bersih dan kering yang
sudah dibubuhi povidone iodine/betadine.
14
3) Jaga agar tali pusat selalu terbungkus kain kasa bersih dan
kering.
4) Bersihkan setiap hari sampai tali pusat lepas.
5) Perawatan tali pusat hari kedua dilakukan dengan perawatan
kering tanpa dibubuhi apapun.
g. Dampak positif perawatan tali pusat
Bayi akan sehat dengan kondisi tali pusat bersih dan tidak
terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat yaitu antara hari ke
5-7 tanpa ada komplikasi.
h. Dampak negatif perawatan tali pusat
Apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman
bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit
Tetanus Neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab
kematian bayi yang terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah
220.000 kematian bayi, sebab masih banyak masyarakat yang
belum mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan
benar (Dinkes RI, 2005).
Tetanus Neonatorum adalah infeksi yang disebabkan oleh
clostridim tetani yang masuk melalui tali pusat bayi sewaktu
proses pertolongan persalinan.
Tanda dan gejala penyakit Tetanus Neunatorum adalah :
1) Bayi yang semula menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa.
2) Mulut mencucut seperti ikan
15
3) Kejang-kejang, terutama bila disentuh, terkena sinar, atau
mendengar suara keras.
Tindakan pencegahan penyakit Tetanus Neunatorum adalah :
1) Ibu pada waktu hamil mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali,
sehingga ibu dan bayi kebal terhadap tetanus.
2) Pemotongan tali pusat dengan alat yang sudah direbus.
3) Peralatan tali pusat yang bersih sampai lepas.
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan tali pusat pada bayi
a. Umur
Umur adalah lamanya tahun dihitung sejak dilahirkan
hingga penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode
penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru. Pada masa ini
merupakan usia reproduktif, masa bermasalah, masa ketegangan
emosi, masa ketrampilan, sosial, masa komitmen, masa
ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian
dengan hidup baru, masa kreatif. Pada dewasa ini ditandai oleh
adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Semakin
bertambah umur seseorang maka akan semakin bertambah
keinginan dan pengetahuannya tentang kesehatan (Notoatmodjo,
2003).
16
b. Pendidikan
Pendidikan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga
dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses
perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar.
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi persepsi seorang untuk lebih mudah menerima ide
dan teknologi baru semakin meningkat pendidikan seorang maka
akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui
pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan (pengertian
pendapat, konsep-konsep) sikap dan persepsi serta menanamkan
tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2003).
c. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup pekerjaan merupakan kegiatan-kegiatan
formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman
dan pendidikan seseorang sejak kecil akan mempengaruhi sikap
dan penampilan seseorang. Dalam kaitannya dengan pekerjaan
Huriock mengemukakan bahwa kesesuaian antara pekerjaan dan
diri seseorang memberikan kesan dan pengetahuan sendiri. Ini
berarti makin cocok bakat dan minat seseorang maka makin tinggi
17
pula tingkat kepuasan dan pengetahuan yang diperoleh Huriock
2002.
B. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka konsep penelitian
Keterangan :
: Variabel independent
: Variabel dependent
Umur
Paritas
Pendidikan
Pengetahuan ibu nifastentang
perawatan tali pusatPusat
18
C. Defenisi Operasional dan Kriteria obyektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang mampu diketahui oleh
responden tentang perawatan tali pusat pada bayi di Ruang
Perinatologi RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016..
Kriteria objektif :
a. Baik : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar
sebanyak 21 - 20 soal dengan skor 76 -10
b. Kurang : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar
sebanyak 1 - 11 soal dengan skor 0-60%.
Sumber : Arikunto, 2003
2. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup, dihitung berdasarkan
ulang tahun terakhir pada saat melakukan pemeriksaan.
Kriteria objektif :
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun
Sumber : Manuaba, 2002
3. Paritas
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dan
telah mendapatkan perawatan tali pusat.
19
Kriteria objektif :
a. Paritas l
b. Paritas ll
c. Paritas lll
d. Paritas tinggi > lV
Sumber : Hanifa, 2002
4. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pembelajaran formal yang
ditamatkan oleh ibu
Kriteria objektif :
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
b. Akademik / Perguruan Tinggi
Sumber : Notoatmodjo, 2003
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapat
gambaran atau mendeskripsikan suatu keadaan obyektif (Notoatmodjo,
2002 ).
B. Waktu dan tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September
2016.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang perinatologi RSUD Kabupaten Muna
Tahun 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang diteliti adalah semua ibu nifas yang dirawat ruang
nifas RSUD Kabupaten Muna.
2. Sampel
Semua ibu nifas yang di rawat dan mempunyai bayi di RSUD.
Kabupaten Muna Tahun 2016 sebanyak 30 orang yang dilakukan
21
rawat gabung (rooming in) dan yang dirawat di ruang perinatologi.
Teknik dalam pengambilan sampel yaitu dengan cara total sampling.
D. Variabel penelitian
1. Variabel dependent (variabel terikat) : pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat pada bayi.
2. Variabel independent (variabel bebas) : pendidikan, paritas, umur
E. Instrumen penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer
dengan memberikan kuisioner yang telah disediakan kepada
responden.
F. Jenis dan cara pengumpulan data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner dan wawancara langsung dengan ibu nifas.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pencatatan dan
penelusuran di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016 seperti register
tang ada diruang kamar bersalin.
G.Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
22
a. Editing
Dilakukan pemeriksaan / pengecekan kelengkapan data yang
telah terkumpul bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam
pengumpulan data tersebut akan diperiksa kembali.
b. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
c. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk table
distribusi.
2. Analisa Data
Analisa dilakukan dengan menggunakan rumus :
X =N
x 100%∑
Ket :
X : Variable yang di terima
n : Jumlah variable yang di teliti
∑ : Jumlah keseluruhan dari sampel (Budiarto, 2002)
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel
distribusi, dinarasikan secara deskriptif variabel yang di teliti dan di
presentatif.
33
C. Studi Kasus
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) PATOLOGI PADA
BAYI NY “H” UMUR 2 HARI DENGAN INFEKSI TALI PUSAT
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KABUPATEN MUNA
TANGGAL 07 SEPTEMBER 2016
No register : 410407
Tanggal Partus : 05 September 2016, jam 10.00 wita
Tanggal Pengkajian : 07 September 2016, jam 11.00 wita
Nama Pengkaji : Kartika Nur Auliana
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. H
Tanggal / jam lahir : 05 September 2016, 10.00 wita
Umur : 2 hari
Berat / panjang badan : 2700 gram / 48 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Anak : I (satu)
2. Identitas Orang Tua
Nama : Ny“H” / Tn“A”
Umur : 19 tahun / 21 tahu n
Nikah / lamanya : 1 kali / ± 8 tahun
Suku : Muna / Muna
34
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jl. Kamboja
B. Data biologis/fisiologis
1. Riwayat Kehamilan
a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah
keguguran (GI P0 A0)
b. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 11 - 12 – 2015
c. Tafsiran persalinan tanggal 18 – 09 – 2016
d. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 9 bulan
e. Ibu mengatakan selama hamil mendapat imunisasi TT sebanyak 2
kali di Puskesmas
f. Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan misalnya
asma, jantung, DM, dan hipertensi.
2. Riwayat Persalinan
a. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 September 2016 dengan
umur kehamilan 38 minggu 1 hari
b. Tempat persalinan di RSUD Kabupaten Muna
c. Penolong persalinan yaitu bidan
d. Jenis persalinan normal
e. Tidak ada penyulit persalinan
35
3. Riwayat Bayi Baru Lahir
a. Bayi lahir tanggal 05 September 2016 jam 10.00 wita, presentase
belakang kepala, spontan, aterm (sesuai masa kehamilan),
dengan BBL : 2800 gram dan PBL : 48 cm
b. Apgar score 8/9
No Tanda 0 1 2Menit
I II
1 Apperance
(warna kulit)
Seluruh
tubuh biru
/ pucat
Tubuh
kemerahan,
eksremitas
biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
2 2
2 Pulse (frekuensi
jantung)
Tidak ada < 100 > 100 2 2
3 Grimace
(refleks)
Tidak ada
respon
Sedikit Bergerak
kaktif
1 1
4 Activity (tonus
otot)
Lemah /
lumpuh
Sedikit
gerakan
eksremitas
Gerakan
aktif
1 2
5 Respiration
(pernapasan)
Tidak ada Lemah,
tidak teratur
Menangis
kuat
2 2
Jumlah 8 9
4. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi / cairan
1) Kemampuan mengisap dan menelan bayi kurang
2) ASI diberikan secara on demand (setiap 2 jam)
b. Eliminasi
1) BAB : bayi sudah BAB
2) BAK : bayi sudah BAK
36
c. Personal hygiene
1) Pakaian bayi diganti setiap kali BAB / BAK dan kotor
2) Bayi tampak bersih
d. Tidur / istrahat
1) BBL banyak tidur
2) Bayi terbangun jika lapar, BAB / BAK
5. Riwayat Sosial, Psikologi, Ekonomi dan Spiritual Orang Tua
a. Orang tua dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
b. Ibu tidak terbebani dengan kelahiran bayinya
c. Ibu dan keluarga cemas dengan keadaan bayinya
d. Biaya perawatan ditanggung oleh orang tua bayi
e. Orang tua dan keluarga selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa untuk kesehatan bayi
C. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum bayi baik
b. Kesadaran composmentis
c. Pemeriksaan tanda – tanda vital
1) Pernapasan : 42 kali/menit N : 40 – 60 kali/menit
2) DJB : 139 kali/menit N : 120 - 160 kali/menit
3) Suhu : 37,7°C N : 36,5 – 37,5°C
37
d. Kepala / rambut
1) Inspeksi : Tidak ada caput, rambut hitam dan lurus
2) Palpasi : Tidak ada oedema, ubun – ubun teraba lunak
e. Mata
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
f. Hidung
1) Inspeksi : Cuping hidung simetris kiri dan kanan, dan tidak
ada secret
g. Telinga
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
h. Mulut dan bibir
1) Inspeksi : Refleks mengisap bayi kurang baik, bibir lembab
dan tidak terdapat kelainan
i. Leher
1) Inspeksi : Tonus otot leher baik
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada leher
j. Dada
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada seiring
dengan respirasi bayi, puting susu belum
terbentuk
38
k. Abdomen
1) Inspeksi : Tampak tali pusat masih basah, berwarna
kemerahan, terbungkus kassa dan berbau busuk
l. Punggung dan bokong
1) Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada fraktur dan
penonjolan, tidak ada bercak mongol
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada tulang punggung
m.Genetalia dan anus
1) Inspeksi : Kebersihan baik, labia mayora menutupi labia
minora, terdapat uretra dan terdapat lubang anus
n. Eksremitas atas dan bawah
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan tangan dan
kaki baik, jari–jari tangan dan kaki lengkap,
refleks menggenggam dan refleks babinsky baik
o. Kulit
1) Inspeksi : Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik, rambut
lanugo nampak jelas
2. Pengukuran antropometri
a. BBS : 2700 gram (normalnya 2500 - 4000 gram)
b. PB : 48 cm (normalnya 48 – 53 cm)
c. LK : 33 cm (normalnya 33 – 35 cm)
d. LD : 30 cm (normalnya 30 – 33 cm)
e. LP : 30 cm (normalnya 30 – 34 cm)
39
f. LILA : 10 cm (normalnya 9,5 – 11 cm)
3. Menilai sistem refleks
a. Refleks genggam : Bayi beraksi terhadap sentuhan pada
tangannya sehingga bereaksi untuk
menggenggam
b. Refleks morro : Bayi bereaksi terhadap tepukan tangan
c. Refleks rooting : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
bibirnya
d. Refleks sucking : Bayi kurang bereaksi untuk mengisap
saat diberi susu
e. Refleks swallowing : Bayi kurang bereaksi untuk menelan
saat diberi susu
f. Refleks babinsky : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
telapak kaki sehingga telapak kaki bayi
melengkung atau membentuk huruf C
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : Bayi cukup bulan umur 2 hari dengan masalah infeksi tali
pusat
A. Bayi cukup bulan
DS : 1. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 September 2016
2. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 11 - 12 – 2015
DO : 1. Bayi lahir tanggal 05 September 2016 jam 10.00 wita dengan
40
jenis kelamin perempuan, berat badan 2700 gram, panjang
badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm,
lingkar perut 30 cm, lingkar lengan atas 10 cm
2. Umur kehamilan 38 minggu 1 hari
Analisa dan interprestasi data
Bayi cukup bulan mengalami pertumbuhan yang ditandai dengan
umur kehamilan cukup 37 – 42 minggu, berat badan lahir normal
2500 – 4000 gram, panjang badan lahir normal 48 – 52 cm, lingkar
kepala 33 – 35 cm, lingkar perut 31 – 35 cm, kulit kemerahan,
refleks isap baik, refleks moro baik, masih tampak verniks
caseosa, rambut sempurna, kuku panjang, apgar score 8 / 10,
suhu 36,5°C – 37,5°C, pernapasan 40 – 60 kali / menit, denyut
jantung 120 – 160 kali / menit. (Asuhan Neonatus Bayi dan Balita
2012, hal : 120).
B. Umur 2 hari
DS : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 September 2016
DO : Tanggal pengkajian 07 September 2016
Analisa dan interprestasi data
Bayi lahir tanggal 05 September 2016 sampai tanggal pengkajian
07 September 2016 terhitung umur bayi 2 hari
41
C. Infeksi tali pusat
DS : Ibu mengatakan tali pusat masih basah, berwarna kemerahan,
dan berbau busuk
DO : Tampak tali pusat masih basah, berwarna kemerahan,
terbungkus kassa dan berbau busuk
Analisa dan interprestasi data
Adanya jaringan serta pembuluh darah yang terbuka serta dalam
keadaan basah dan lembab merupakan media berkembangnya
mikroorganisme sehingga dapat terjadi infeksi. (Pelayanan
Maternal dan Neonatal hal : 120).
Tanda – tanda infeksi tali pusat yaitu daerah sekitar tali pusat
berwarna kemerahan dan berbau busuk, suhu tubuh bayi
meningkat diatas 37,5°C, bayi susah menetek dan sesak napas.
(Pelayanan Maternal dan Neonatal 2006, Prawirohardjo).
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi infeksi tetanus neonatorum
1. Data subjektif :
Ibu mengatakan tali pusat masih basah, berwarna kemerahan, dan
berbau busuk
2. Data objektif :
a. Tampak tali pusat masih basah, berwarna kemerahan, terbungkus
kassa dan berbau busuk
42
b. Refleks mengisap bayi kurang baik
c. Suhu tubuh bayi 37,7°C
Analisa dan interprestasi data
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi
pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan
oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) yang menyerang sistem saraf pusat. Spora kuman
tersebut masuk kedalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu –
satunya, yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat
perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat). (Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonata, Prawirohardjo : hal 388).
LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidan ada data yang menunjang untuk tindakan segera / kolaborasi
LANGKAH IV RENCANA TINDAKAN
A. Tujuan
1. Keadaan umum bayi baik
2. Infeksi dapat teratasi
3. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
B. Kriteria
1. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda – tanda vital dalam
batas normal :
Suhu : 36,5 °C – 37,5 °C
43
Pernapasan : 40 – 60 kali / menit
DJB : 120 – 160 kali / menit
2. Tali pusat kering, tidak berwarna kemerahan dan tidak berbau busuk
3. Refleks mengisap dan menelan bayi baik
C. Intervensi
Tanggal 07 September 2016 Jam 11.10 wita
1. Beritahu pada Ibu dan keluarganya tentang keadaan bayinya
Rasional : Ibu dan keluarga berhak mengetahui keadaan ibu
bayinya sehingga informasi yang diberikan dapat
mengurangi kecemasan ibu dan keluarga
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
Rasional : Dengan penjelasan yang diberikan, ibu dan keluarga
dapat kooperatfi dengan patugas
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Untuk mengurangi infeksi nosokomial
4. Observasi tanda – tanda vital
Rasional : TTV merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui keadaan bayi
5. Ganti kain kassa pembungkus tali pusat bayi setiap kali kotor dan
basah
Rasional : Untuk mencegah terjadinya perkembangbiakan
44
bakteri yang menyebabkan terjadinya infeksi pada
tali pusat
6. Ganti pakaian bayi yang basah dan kotor dengan pakaian yang
kering dan tidak lembab
Rasional : Pakaian basah dapat menyebabkan terjadinya
hipotermi
7. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand
Rasional : Rangsangan oleh hisapan bayi akan merangsang
hipofise posterior untuk mengeluarkan hormone
oxytocin untuk sekresi ASI dan hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormon prolaktin untuk produksi
ASI. ASI eksklusif ( 0 – 6 bulan ) dapat memberikan
kebutuhan energi dan zat gizi yang dapat terpenuhi
dengan pemberian ASI saja.
8. Beri HE (Health Education) pada ibu tentang pentingnya personal
hyegiene.
Rasional : Dengan mengetahui pentingnya personal hygiene
pada bayi, ibu dapat sesering mungkin
memperhatikan kebersihan bayinya.
9. Beri HE (Health Education) pada ibu untuk mengikuti posyandu tiap
bulan
Rasional : Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
45
bayi serta untuk mendapat imunisasi
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 07 September 2016 Jam 11.15 Wita
1. Memberitahu Ibu dan keluarganya tentang keadaan bayinya
Hasil : Ibu dan keluarganya mengetahui keadaan bayi
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui tindakan yang akan dilakukan
dan kooperatif dengan tenaga kesehatan
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Hasil : Kedua tangan petugas kesehatan telah bersih
4. Mengobservasi TTV
Hasil : Suhu : 37,7°C
DJB : 139 x / menit
Pernapasan : 42 x / menit
5. Mengganti kain kassa pembungkus tali pusat bayi setiap kali kotor dan
basah
Hasil : kain kassa pembungkus tali pusat bayi telah diganti
6. Mengganti pakaian bayi yang basah dan kotor dengan pakaian yang
kering dan tidak lembab
Hasil : Pakaian bayi telah diganti
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand
46
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
8. Memberi HE (Health Education) pada ibu tentang pentingnya personal
hyegiene.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
9. Memberi HE (Health Education) pada ibu untuk mengikuti posyandu
tiap bulan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 07 September 2016 Jam 11.30 wita
1. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
a. Suhu : 37,5 °C
b. Pernapasan : 46 kali / menit
c. DJB : 142 kali / menit
2. Infeksi sedikit teratasi ditandai dengan tali pusat sudah tidak berbau
busuk namun masih kemerahan
3. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
Catatan perkembangan
1. Tanggal 08 September 2016, jam 09.10 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37 °C
2) Pernapasan : 42 kali / menit
47
3) DJB : 138 kali / menit
b. Infeksi sedikit teratasi ditandai dengan tali pusat sudah tidak berbau
busuk namun masih kemerahan
c. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
2. Tanggal 09 September 2016, jam 09.10 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37,1 °C
2) Pernapasan : 40 kali / menit
3) DJB : 140 kali / menit
b. Infeksi sudah teratasi ditandai dengan tali pusat sudah tidak berbau
busuk dan sudah tidak merah lagi
c. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
48
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU
LAHIR PATOLOGI (BBL) PADA BAYI NY “H” UMUR 2 HARI
DENGAN INFEKSI TALI PUSAT DI RUANG
PERINATOLOGI RSUD KAB. MUNA
TANGGAL 07 SEPTEMBER 2016
(SOAP)
No register : 410407
Tanggal Partus : 05 September 2016, jam 10.00 wita
Tanggal Pengkajian : 07 September 2016, jam 11.00 wita
Nama Pengkaji : Kartika Nur Auliana
IDENTITAS
A. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. H
Tanggal / jam lahir : 05 September 2016, 10.00 wita
Umur : 2 hari
Berat / panjang badan : 2700 gram / 48 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Anak : I (satu)
B. Identitas Orang Tua
Nama : Ny“H” / Tn“A”
Umur : 19 tahun / 21 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali / ± 8 tahun
Suku : Muna / Muna
49
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jl. Kamboja
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 11 - 12 – 2015
2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 September 2016 pukul 10.00
wita
3. Ibu mengatakan melahirkan pada umur kehamilan 9 bulan lebih
4. Ibu mengatakan tali pusat bayi berbau busuk dan berwarna kemerahan
5. Ibu mengatakan bayinya susah menetek
OBJEKTIF (O)
1. Tafsiran persalinan tanggal 18 – 09 – 2016
2. Umur kehamilan 38 minggu 1 hari
3. Keadaan umum bayi baik
4. Kesadaran composmentis
5. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Pernapasan : 42 kali/menit
Normal : 40 – 60 kali/menit
b. DJB : 139 kali/menit
Normal : 120 – 160 kali / menit
c. Suhu : 37,7 °C
50
Normal : 36,5°C – 37,5°C
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala / rambut
1) Inspeksi : Tidak ada caput, rambut hitam dan lurus
2) Palpasi : Tidak ada oedema, ubun – ubun teraba lunak
b. Mata
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
c. Hidung
1) Inspeksi : Cuping hidung simetris kiri dan kanan, dan tidak
ada secret
d. Telinga
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
e. Mulut dan bibir
1) Inspeksi : Refleks mengisap bayi kurang baik, bibir lembab
dan tidak terdapat kelainan
f. Leher
1) Inspeksi : Tonus otot leher baik
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada leher
g. Dada
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada seiring
dengan respirasi bayi, puting susu belum
terbentuk
51
h. Abdomen
1) Inspeksi : Tampak tali pusat masih basah, berwarna
kemerahan, terbungkus kassa dan berbau busuk
i. Punggung dan bokong
1) Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada fraktur dan
penonjolan, tidak ada bercak mongol
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada tulang punggung
j. Genetalia dan anus
1) Inspeksi : Kebersihan baik, labia mayora menutupi labia
minora, terdapat uretra dan terdapat lubang anus
k. Eksremitas atas dan bawah
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan tangan dan
kaki baik, jari–jari tangan dan kaki lengkap, refleks
menggenggam dan refleks babinsky baik
l. Kulit
1) Inspeksi : Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik, rambut
lanugo nampak jelas
7. Pengukuran antropometri
a. BBS : 2700 gram (normalnya 2500 - 4000 gram)
b. PB : 48 cm (normalnya 48 – 53 cm)
c. LK : 33 cm (normalnya 33 – 35 cm)
d. LD : 30 cm (normalnya 30 – 33 cm)
e. LP : 30 cm (normalnya 30 – 34 cm)
52
f. LILA : 10 cm (normalnya 9,5 – 11 cm)
8. Menilai sistem refleks
a. Refleks genggam : Bayi beraksi terhadap sentuhan pada
tangannya sehingga bereaksi untuk
menggenggam
b. Refleks morro : Bayi bereaksi terhadap tepukan tangan
c. Refleks rooting : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
bibirnya
d. Refleks sucking : Bayi kurang bereaksi untuk mengisap saat
diberi susu
e. Refleks swallowing : Bayi kurang bereaksi untuk menelan saat
diberi susu
f. Refleks babinsky : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
telapak kaki sehingga telapak kaki bayi
melengkung atau membentuk huruf C
ASSESMENT (A)
Diagnosa
Masalah potensial
:
:
Bayi cukup bulan umur 2 hari dengan masalah
infeksi tali pusat
Potensial terjadi infeksi tetanus neonatorum
53
PLANNING (P)
Tanggal 07 September 2016 Jam 11.15 Wita
1. Memberitahu Ibu dan keluarganya tentang keadaan bayinya
Hasil : Ibu dan keluarganya mengetahui keadaan bayi
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui tindakan yang akan dilakukan
dan kooperatif dengan tenaga kesehatan
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Hasil : Kedua tangan petugas kesehatan telah bersih
4. Mengobservasi TTV
Hasil : Suhu : 37,7°C
DJB : 139 x / menit
Pernapasan : 42 x / menit
5. Mengganti kain kassa pembungkus tali pusat bayi setiap kali kotor dan
basah
Hasil : kain kassa pembungkus tali pusat bayi telah diganti
6. Mengganti pakaian bayi yang basah dan kotor dengan pakaian yang
kering dan tidak lembab
Hasil : Pakaian bayi telah diganti
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
54
8. Memberi HE (Health Education) pada ibu tentang pentingnya personal
hyegiene.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
9. Memberi HE (Health Education) pada ibu untuk mengikuti posyandu
tiap bulan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Catatan perkembangan
1. Tanggal 08 September 2016, jam 09.10 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37 °C
2) Pernapasan : 42 kali / menit
3) DJB : 138 kali / menit
b. Infeksi sedikit teratasi ditandai dengan tali pusat sudah tidak berbau
busuk namun masih kemerahan
c. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
2. Tanggal 09 September 2016, jam 09.10 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37,1 °C
2) Pernapasan : 40 kali / menit
3) DJB : 140 kali / menit
55
b. Infeksi sudah teratasi ditandai dengan tali pusat sudah tidak berbau
busuk dan sudah tidak merah lagi
c. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
23
BAB IV
HASIL, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna terletak di
Ibu Kota Kabupaten tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin No.6
Kelurahan Raha 1 Kota Raha. Lokasi ini sangat strategis karena
mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas
sebagai berikut :
1) Sebelah utara : Jl. Basuki Rahmat
2) Sebelah timur : Jl. Sultan Hasanuddin
3) Sebelah selatan : Jl. Laode Pulu
4) Sebelah Barat : Jl. Ir. Juanda
b. Lingkungan Fisik
Rumah SakitUmum Daerah Kabupaten Muna Propinsi
Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 m2.
c. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara
adalah :
1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit
dalam, poliklinik umum, poliklinik kebidanan dan penyakit
24
kandungan, poliklinik gigi, poliklinik bedah, poliklinik saraf,
instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi gawat darurat.
2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan
kandungan, perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum.
3) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium
klinik dan instalasi gizi.
d. Fasilitas Tempat Tidur
Berdasarkan hasil sensus harian RSUD Kabupaten Muna
pada tanggal 31 Desember 2011 jumlah tempat tidur yang
berfungsi 75 TT (Tempat Tidur) terdiri dari :
1) Kelas Utama (VIP) : 4 TT
2) Kelas I : 8 TT
3) Kelas II : 18 TT
4) Kelas III : 28 TT
5) Obgyn : 12 TT
6) UGD : 5 TT
e. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2012 :
1) Master Kesehatan : 8 orang
2) Dokter Ahli Kandungan : 2 orang
3) Dokter Ahli Dalam : 1 orang
4) Dokter AhliFisioterapi : 1 orang
25
5) Dokter Ahli Bedah : 1 orang
6) Dokter Ahli Saraf : 1 orang
7) Dokter Ahli Anastesi : 1 orang
8) Dokter Radilogi : 1 orang
9) Dokter Gigi : 2 orang
10) Dokter Umum : 6 orang
11) SKM : 8 orang
12) S1 Keperawatan : 12 orang
13) S1 Farmasi : 7 orang
14) S1 Sarjana Non Kes : 8 orang
15) DIV Bidan : 7 orang
16) DIV Keperawatan : 3 orang
17) DIV Gizi : 2 orang
18) DIII Keperawatan : 80 orang
19) DIII Bidan : 62 orang
20) DIII Farmasi : 3 orang
21) DIII Kesling : 2 orang
22) DIII Gizi : 8 orang
23) DIII Laboratorium : 12 orang
24) DIII Perawat Gigi : 4 orang
25) DIII Rontgen : 4 orang
26) DIII Fisioterapi : 3 orang
27) DIII Elektromedik : 2 orang
26
28) DIII Adminkes : 2 orang
29) SPK : 1 orang
30) DI Bidan : 2 orang
31) S1 Gizi : 3 orang
32) DIII Gizi : 6 orang
33) SLTA : 20 orang
34) SLTP : 4 orang
35) SD : 2 orang
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja RSUD Kabupaten
Muna di ruang perinatologi sejak tanggal 03 – 15 September tahun
2016 dari 30 orang ibu nifas yang menjadi sampel penelitian.
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
tali pusat pada bayi, maka dalam penelitian ini dilakukan wawancara
ibu dengan menggunakan kuisioner. Setelah data tersebut di
kumpul, kemudian pengolahan sesuai tujuan penelitian. Selanjutnya
dibahas dalam bentuk tabel distribusi penjelasan sebagai berikut :
27
a. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi
Tabel 1Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Tali Pusat Pada Bayi di RSUD Kabupaten MunaTahun 2016
No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Baik 7 23,33
2 Kurang 23 76,67
Jumlah Total 30 100
Berdasarkan tabel 1 di atas menggambarkan bahwa dari 30
orang ibu nifas yang dijadikan sampel terdapat 7 orang (23,33 %)
yang mempunyai pengetahuan baik dan 23 orang (76,67 %) yang
mempunyai pengetahuan kurang.
b. Pengetahuan Ibu Nifas Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan TaliPusat Pada Bayi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di
RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016
NoTingkat
Pendidikan
PengetahuanJumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SD 0 0 4 13,33 4 13.33
2 SLTP 0 0 10 33,34 10 33,34
3 SLTA 5 16,66 8 26,67 13 43,33
4 PT/Diploma 2 6,67 1 3,33 3 10
Jumlah Total 7 23,33 23 76,67 30 100
28
Berdasarkan tabel 2 di atas ibu nifas yang pengetahuannya
tergolong baik terdapat 5 orang (16,66 %) dalam tingkat SLTA,
sedangkan ibu nifas yang pengetahuannya kurang terdapat 10
orang (33,34 %) dalam tingkat SLTP.
c. Pengetahuan Ibu Nifas Berdasarkan Umur
Tabel 3Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Tali Pusat Pada Bayi Berdasarkan Umurdi RSUD Kabupaten Muna
Tahun 2016
NoUmur
(Tahun)
PengetahuanJumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 <20 1 3,33 4 13,33 5 16,66
2 20 – 35 5 16,67 14 46,67 19 63,34
3 >35 1 3,33 5 16,67 6 20
Jumlah Total 7 23,33 23 76,67 30 100
Berdasarkan tabel 3 diatas ibu nifas yang pengetahuannya
tergolong baik terdapat 5 orang (16,67 %) yang berumur 20 – 35
tahun, sedangkan ibu nifas yang pengetahuannya kurang terdapat
14 orang (46,67%) yang berumur 20 – 35 tahun.
29
d. Pengetahuan Ibu Nifas Berdasarkan Paritas
Tabel 4Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
TaIi Pusat Pada Bayi Berdasarkan Paritasdi RSUD Kabupaten Muna
Tahun 2016
No Paritas
PengetahuanJumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 I 0 0 13 43,34 13 43,34
2 Il 5 16,67 1 3,33 6 20
3 III 1 3,33 2 6,67 3 12
4 >IV 1 3,33 7 23,33 8 26,66
Jumlah Total 7 23,33 23 76,67 30 100
Berdasarkan tabel 4 di atas ibu nifas yang pengetahuannya
tergolong baik, terdapat 5 orang (16,67 %) yang paritas ll,
sedangkan ibu nifas yang berpengetahuan kurang yaitu 13 orang
(43,34 %) yang paritas l.
B. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian
yang telah di lakukan pada tanggal 03 - 15 September tahun 2016 di
RSUD Kabupaten Muna maka penelitian ini dapat di bahas
berdasarkan variabel sebagai berikut :
30
1. Pengetahuan ibu nifas berdasarkan pendidikan
Berdasarkan penelitian terhadap 30 orang sampel ibu nifas
mengenai pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada
bayi di RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016 di peroleh hasil
pengetahuan ibu nifas berpengetahuan baik terdapat 7 orang
(23,33 % ) dan yang paling banyak pada tingkat pendidikan SLTA
yakni 5 orang (16,67 %) dan pada tingkat SD dan SLTP tidak ada.
Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 23 orang
(76,67 %), dan paling banyak pada tingkat SLTP yakni 10 orang
(33,34 %).
Berdasarkan hasil di atas di dapatkan bahwa dengan tingkat
pendidikan SLTA, mereka lebih muda dan lebih banyak
memperoleh informasi, mereka juga lebih muda memahami dan
cukup tanggap dalam menerima informasi atau pengetahuan
tentang perawatan tali pusat pada bayi. Sedangkan pada tingkat
pendidikan SD dan SLTP, mereka kemungkinan cenderung tidak
tanggap atau kurang mengerti dengan pengetahuan yang di
peroleh. Tingkat kemampuan mereka dalam menerima dan
memikirkan sesuatu hal masih cukup kurang, sehingga di temukan
bahwa ternyata tingkat pendidikan ibu cukup mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi.
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat
di peroleh dari pengalaman yang berasal dari pengalaman yang di
31
alaminya maupun berasal dari pendidikan berbagai sumber
misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan, media, kerabat dekat dan sebagainya.
2. Pengetahuan ibu nifas berdasarkan umur
Penelitian terhadap 30 orang sampel ibu nifas mengenal
pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi di RSUD
Kabupaten Muna Tahun 2016, terdapat 7 orang (23,33 %) yang
memiliki pengetahuan baik dan paling banyak pada umur 20 – 35
tahun yakni 5 orang (16,67 %) dan paling banyak pada umur <20
tahun dan >35 tahun yakni masing – masing 1 orang (76,67 %) dan
paling banyak pada umur 20 – 35 tahun yakni 14 orang (46,67 %).
Berdasarkan hasil di atas, didapatkan bahwa pada umur
yang lebih muda atau kurang dari 20 tahun cenderung tidak
mengetahui tentang perawatan tali pusat pada bayi. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena ibu usia muda belum
mendapatkan informasi tentang perawatan tali pusat pada bayi.
Sebaliknya pada ibu usia tua, meskipun telah mendapatkan
informasi dan pengalaman sebelumnya tetapi mereka cenderung
tidak tanggap tentang pentingnya perawatan tali pusat pada bayi.
Sehingga di temukan bahwa pada umur ibu ternyata tidak
selamanya mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan tali
pusat pada bayi.
32
3. Pengetahuan ibu nifas berdasarkan paritas
Penelitian terhadap 30 orang sampel ibu nifas mengenai
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi di
RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016, terdapat 7 orang (23,33 %)
yang memiliki pengetahuan baik dan paling banyak pada paritas ll
yakni memiliki pengetahuan kurang sebanyak 23 orang (76,67 %)
dan pada paritas l tidak ada. Sedangkan yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 23 orang (76,67 %) dan paling
banyak pada paritas l yakni 13 orang (43,34 %).
Berdasarkan hasil di atas, di dapatkan bahwa ternyata ibu
hamil dengan paritas ll atau lebih memiliki pengetahuan baik paling
banyak dibandingkan dengan ibu paritas l. ini merupakan perasaan
dan pengalaman baru baginya sehingga mereka sama sekali belum
pernah memperoleh informasi tentang perawatan tali pusat pada
bayi sedangkan ibu dengan pengetahuan kurang.
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan
merupakan faktor dasar yang diperlukan untuk mengubah atau
mengadaptasi suatu perilaku, pengetahuan berasal dari beberapa
sumber baik melalui pendidikan, media massa, media elektronik,
buku petunjuk utamanya melalui pengalaman yang di alami
seseorang.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi pengetahuan ibu nifas di ruang
perinatologi RSUD. Kabupaten Muna sejak tanggal 03 – 15 September
tahun 2016, dapat di simpulkan bahwa :
1. Dari 30 orang Ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi
berdasarkan tingkat pendidikan, ibu nifas yang pengetahuannya
tergolong baik pada tingkat SLTA. Sedangkan ibu nifas yang
pengetahuannya tergolong kurang pada tingkat SLTP.
2. Dari 30 orang Ibu nifas tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
berdasarkan umur, ibu nifas yang tergolong baik yang berumur 20–
35 tahun. Sedangkan ibu nifas yang pengetahuannya tergolong
kurang pada umur <20 tahun.
3. Dari 30 orang Ibu nifas perawatan tali pusat pada bayi yang
berdasarkan paritas yang pengetahuannya tergolong baik terdapat
pada paritas ll. Sedangkan ibu nifas yang pengetahuannya tergolong
kurang terdapat pada paritas I.
4. Dari Asuhan yang diberikan pada Ny.H, ibu mengerti tentang
perawatan tali pusat lanjutan dirumah (Home Care), serta tali pusat
bayi mulai teratasi ditandai dengan mulai mengering, tidak merah
dan tidak berbau.
57
B. Saran
1. Perlu di tingkatkan penyuluhan tentang perawatan tali pusat pada
bayi pada ibu – ibu nifas yang baik di Rumah Sakit, Klinik, Rumah
ibu maupun Puskesmas serta mendemonstrasikan cara – cara
perawatan tali pusat pada bayi yang bertujuan untuk memperluas
pengetahuan masyarakat.
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu – ibu khususnya ibu
nifas mengenai tanda – tanda bahaya infeksi tali pusat pada bayi.
3. Sebaiknya di Rumah Sakit atau Puskesmas di sediakan brosur
tentang perawatan tali pusat pada bayi berupa gambar – gambar
yang disertai dengan keterangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S, 2002. Pengantar Metode Penelitian. Arcan, Jakarta.
Alimul, Azis. A, 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah,Salemba Medika, Jakarta.
Ayob, Syid, 2003. Obstetrik penelitian . kedokteran penerbit Buku EGC :Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1992. Asuhan Kesehatan Anak DalamKonteks Keluarga. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta.
Gupte. S, 1992. Panduan Perawatan Anak. New Delhi : StarlingPublishers
Hassan, Rusepno, 2005. Ilmu Kesehatan Anak 1. FKUI, Jakarta.
Ibrahim, Cristina S,1996. Perawatan kebidanan. Bhatara, Jakarta
Kliein, S. 1997. Asuhan post partum, Jakarta
Kosim. M. Sholeh, 2005. Buku Panduan Manajemen Bayi Baru LahirUntuk Dokter, Bidan dan Perawatan di Rumah Sakit. MNH-JHPIEGO, Jakarta.
Manuaba, Prof, dr. 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan danKeluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta
Mocthat, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC, Jakarta.
Nasir, M, 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. RinekaCipta, Jakarta.
Sastro Asmoro. dkk, 1995, Dasar – dasar Metodeologi Penelitian Klinis.Jakarta : Bina Rupa Aksara
Scafidi, 2000. Wanita sebagai ibu sejati. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Lampiran 1Jadwal (Time Schedule) Penelitian
No Kegiatan
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan31 Agustus – 15 September Tahun 2016
Agustus September31 1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 15
1. Pengajuan Judul
2. Acc Judul
3. Survey Pendahuluan
4. Konsul BAB I
5. Konsul BAB II
6. Konsul BAB III
7. Konsul Kuisioner
8. Persiapan Ujian Karya
Tulis Ilmiah
9. Ujian Karya Tulis Ilmiah
10. Pengumpulan Data
11. Analisa Data
12. Konsultasi Laporan
Penelitian
13. Persiapan Ujian KTI
14. Penggandaan Hasil KTI
15. Ujian KTI
Lampiran 2
AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONALBAU – BAU
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan menandatangani lembar ini saya bersedia turut
berpartisipasi sebagai Responden yang dilakukan oleh mahasiswa yang
bernama Kartika Nur Auliana dengan judul penelitian “Studi
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di
Ruang Perinatologi RSUD Kabupaten Muna Tahun 2016”.
Saya mengerti dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
merugikan atau berakibat negatif terhadap saya sehingga jawaban yang
saya berikan adalah sebenar – benarnya.
Dengan demikian saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Raha, 07 September 2016
Responden
Lampiran 3
KUESIONER PENGUMPULAN DATA DANPENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATANTALI PUSAT PADA BAYI DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Nama : ……………………………
Umur : ……………………………
Pendidikan : ……………………………
Paritas : ……………………………
A. Berilah tanda ( x ) pada jawaban di bawah ini yang menurut anda
benar.
1. Perawatan tali pusat adalah salah satu upaya untuk menghindari
infeksi tali pusat.
a. Benar
b. Salah
2. Tujuan dari perawatan tali pusat pada bayi adalah untuk
menghindari infeksi serta memacu pertumbuhan fisiknya.
a. Benar
b. Salah
3. Menurut ibu dalam perawatan tali pusat yang di perlukan adalah
gurita, popok, dan baju saja.
a. Benar
b. Salah
4. Sebelum melakukan perawatan tali pusat bukalah baju secara
bertahap mula – mula dari celana / popok kemudian baju dibuka.
a. Benar
b. Salah
5. Menurut ibu waktu yang tepat untuk melakukan perawatan tali
pusat yaitu pada pagi hari.
a. Benar
b. Salah
6. Apakah menurut ibu perawatan tali pusat perlu dilakukan pada
bayi.
a. Benar
b. Salah
7. Perawatan tali pusat pada bayi dilakukan pada saat bayi
dimandikan.
a. Benar
b. Salah
8. Menurut ibu bayi baru lahir terlebih dahulu dibersihkan tali
pusatnya ?
a. Benar
b. salah
9. Bila bayi buang air besar, apakah hendaknya dilakukan perawatan
tali pusat ?
a. Benar
b. Salah
10.Membersihkan tali pusat pada bayi dengan menggunakan kapas
alkohol?
a. Benar
b. Salah
11.Membersihkan tali pusat bayi dengan menggunakan alkohol ?
a. Benar
b. Salah
12.Cara melakukan perawatan tali pusat pada bayi yaitu dengan
cara membungkus tali pusat dengan kapas yang di taburi dengan
betadine ?
a. Benar
b. Salah
13.Cara membersihkan tali pusat bayi dengan cara mencuci dengan
sabun lalu membilasnya dengan air bersih ?
a. Benar
b. Salah
14.Untuk membersihkan tali pusat bayi, tangan di cuci terlebih dahulu
sebelum menyentuh tali pusat bayi ?
a. Benar
b. Salah
15.Pada saat mandi bersihkan tali pusat bayi dengan sabun ?
a. Benar
b. Salah
16.Menurut ibu, apakah perawatan tali pusat perlu dilakukan ?
a. Benar
b. Salah
17.Apakah ibu segera membawa bayinya kerumah sakit jika tali pusat
bayinya infeksi ?
a. Benar
b. Salah
18.Tali pusat bayi agar tidak infeksi sebaiknya segera di beri bedak
tabur ?
a. Benar
b. Salah
19.Setelah bayi lahir apakah langsung dilakukan perawatan tali
pusat?
a. Benar
b. Salah
20.Menurut ibu, tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk
menjaga kebersihan ?
a. Benar
b. Salah
Lampiran 4
Master Table Penelitian
Studi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang PerawatanTali Pusat Pada Bayi Di Ruang Perinatologi
RSUD Kabupaten MunaTahun 2016
No Nama ibu Umur Pendidikan Paritas Nilaipengetahuan
1 Ny. M 32 SD IV Kurang
2 Ny. S 24 D3 I Baik
3 Ny. D 22 SMP I Kurang
4 Ny. H 24 SMA II Baik
5 Ny. A 29 SD II Kurang
6 Ny. S 31 SMP VI Kurang
7 Ny. R 30 SMP III Kurang
8 Ny. M 28 SMP IV Kurang
9 Ny. I 21 SMP I Kurang
10 Ny. S 23 SMP I Kurang
11 Ny. S 34 SMA II Kurang
12 Ny. W 28 SMP III Kurang
13 Ny. S 25 SMA II Baik
14 Ny. D 22 SMA I Kurang
15 Ny. A 26 SMP I Kurang
16 Ny. L 36 SMP V Kurang
17 Ny. I 25 S1 I Baik
18 Ny. R 22 SD I Kurang
19 Ny. I 19 SMA I Kurang
20 Ny. M 18 SMP I Kurang
21 Ny. S 22 SMP I Kurang
22 Ny. I 25 S1 I Baik
23 Ny. H 19 SMA I Kurang
24 Ny. R 23 SMP II Kurang
25 Ny. W 20 SMA I Baik
26 Ny. D 21 SD II Kurang
27 Ny. L 31 SD III Kurang
28 Ny. G 23 SD II Kurang
29 Ny. B 37 SD IV Kurang
30 Ny. B 27 SMA II Baik