Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUKU PROGRAM
KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI
LLDIKTI WILAYAH III
Peran Psikologi di Era Pandemi dalam Membangun Masyarakat
Berkarakter dan Berdaya Saing Global
Sabtu, 10 April 2021
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Sambutan Ketua Panitia Konferensi Nasionai 1 – Konsorsium Ilmu
Psikologi LLDIKTI Wilayah III 2
Susunan Acara 3 Prosedur Pertemuan Daring 9 Abstrak
BREAKOUT ROOM 1 - Psikologi Industri dan Organisasi 11 BREAKOUT ROOM 2 - Psikologi Kesehatan 18 BREAKOUT ROOM 3 - Psikologi Klinis 24 BREAKOUT ROOM 4 - Psikologi Pendidikan Kelompok 1 31 BREAKOUT ROOM 5 - Psikologi Pendidikan Kelompok 2 40 BREAKOUT ROOM 6 – Psikologi Perkembangan 48
BREAKOUT ROOM 7 - Psikologi Sosial Kelompok 1 54 BREAKOUT ROOM 8 - Psikologi Sosial Kelompok 2 60
Penutup 65
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala rahmat dan karuniaNya yang senantiasa dilimpahkan sehingga Konferensi Nasional 1
Konsorsium Psikologi (KN1KP) LLDIKTI Wilayah III dengan tema ”Peran Psikologi di Era Pandemi dalam Membangun Masyarakat Berkarakter dan Berdaya Saing
Global” dapat terselenggara. KN1KP LLDIKTI Wilayah III dilaksanakan dengan tujuan untuk mendorong peningkatan jumlah publikasi karya ilmiah baik bagi para
mahasiswa maupun para dosen yang sejalan dengan upaya pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Buku program ini berisikan jadwal kegiatan konferensi dan abstrak dari semua makalah yang telah lolos dalam proses seleksi. Abstrak dari makalah-makalah
tersebut memiliki keberagaman topik, mulai dari area Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial, Psikologi Kesehatan
hingga Psikologi Perkembangan. Kesemuanya dipresentasikan dalam KN1KP LLDIKTI Wilayah III yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 10 April 2021.
Kami sungguh bersyukur bahwa kegiatan KN1KP LLDIKTI Wilayah III mendapat respon baik melalui partisipasi lebih dari 10 Perguruan Tinggi di LLDIKTI Wilayah III
maupun dari luar LLDIKTI Wilayah III, khususnya para mahasiswa/i psikologi dari berbagai jenjang pendidikan yang ditempuh. Publikasi bersama antara mahasiswa
dan dosen yang merupakan salah satu luaran yang diharapkan berdasarkan standar hasil penelitian akan dapat terwujud melalui kegiatan ini. Sebagai langkah awal,
kolaborasi dari lebih 50 makalah yang ditulis oleh mahasiswa dan dosen dalam konferensi ini merupakan suatu wujud nyata dalam mendukung upaya peningkatan
publikasi karya ilmiah, dan karenanya sungguh patut untuk diapresiasi, serta tentunya semakin ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas pada kegiatan
serupa di waktu mendatang.
Atas terselenggaranya KN1KP LLDIKTI Wilayah III, dengan segala kerendahan hati ijinkan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua
dukungan dan partisipasi Bpk/ Ibu/Sdr-i, terutama kepada:
1. Kepala LLDIKTI Wilayah III dan jajarannya
2. Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, sebagai Ketua Konsorsium bidang ilmu Psikologi di LLDIKTI Wilayah III
3. Semua Anggota Konsorsium bidang Ilmu Psikologi di LLDIKTI Wilayah III dan seluruh panitia pelaksana
4. Pemakalah dan peserta KN1KP LLDIKTI Wilayah III.
Akhir kata, apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan ini mohon kiranya dapat dimaafkan. Semoga pelaksanaan KN1KP LLDIKTI
Wilayah III ini dapat benar-benar memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat pada umumnya, dan kemajuan bidang ilmu Psikologi di masa depan.
Jakarta, 10 April 2021
ttd.
Dr. Magdalena S. Halim, Psikolog
Ketua Pelaksana
2
3
4
5
6
BREAKOUT
ROOM 1
BREAKOUT
ROOM 2
BREAKOUT
ROOM 3
BREAKOUT
ROOM 4
BREAKOUT
ROOM 5
BREAKOUT
ROOM 6
BREAKOUT
ROOM 7
BREAKOUT
ROOM 8
14.37-14.57 WIB
SESI 5.
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan
Pembuatan SIM
terhadap
Kepercayaan
Masyarakat
dengan Kepuasan
Masyarakat
sebagai Variabel
Mediasi – Benny
Gielar Indrajati
& Anastasia Sri
Maryatmi
SESI 5.
Hubungan Self-
Compassion
dengan Quarter-
Life Crisis pada
Dewasa Awal –
Marsha Nadia
Arifanti,
Sitawaty
Tjiptarini &
Yulmaida Amir
SESI 5.
Pengaruh
Parental
Conditional
Positive Regard
terhadap
Perfeksionisme:
Studi pada
Remaja – Shofia
Hanifa & Dewi
Trihandayani
SESI 5.
Identifikasi
Efektivitas Belajar
Mahasiswa
terhadap
Pembelajaran
Jarak Jauh dan
Tatap Muka –
Ratu Alifia
Fatmadani,
Arlieka
Permatasary &
M. Nanang
Suprayogi
SESI 5.
Peningkatan
Hubungan
Edukatif dengan
Remaja: Pelatihan
Daring bagi Guru
Lembaga
Pendidikan Non-
Formal “X” –
Sheila Putri
Fajrianti &
Agustina
Hendriati
SESI 5.
Perbedaan
Konsep Diri
Siswa SMA di
Masa Pandemi
COVID-19
ditinjau dari Pola
Asuh Orang Tua -
– Fedora Helen
Sumantri &
Agustina
SESI 5.
Proses Penemuan
Makna Hidup
Indigo – Luvita
Djauhari, Nadia
Chendana, Leoti
Putri & Hanna
Panggabean
SESI 5.
Gambaran
Resiliensi selama
Pandemi COVID-
19 pada Individu
Dewasa -
Antonina Pantja
Juni Wulandari,
Naftali Naomi
Karunia
Aritakarina,
Octavia
Amandalisyana
Putri & Petrus
Ece Muda
15.00-15.20 WIB
SESI 6.
Peran Self-Esteem
dan Self-Control
terhadap
Impulsive Buying
Produk
Kecantikan pada
Wanita Dewasa –
Pocut Shazzura,
Aully Grashinta
& Muhammad
Akhyar
SESI 6.
Gambaran Stress
dan Coping Stress
Perempuan yang
Pernah
Mengalami
Kekerasan dari
Orang Tua –
Astria Monayati
Sibarani & Clara
R.P. Ajisuksmo
SESI 6.
Upaya Mencari
Pertolongan dari
Profesional (Help-
Seeking) pada
Mahasiswa –
Lucky
Hardinugraha &
Anita Zulkaida
SESI 6.
Peningkatan
Kemampuan
Public Speaking
pada Anak 9-13
Tahun dengan
Pendidikan
Positif – Rosa
Virginia
Kartikarini &
Agustina
Hendriati
SESI 6.
Perbedaan
Dimensi Kesepian
Emosional dan
Kesepian Sosial
pada Remaja
ditinjau
Berdasarkan Jenis
Kelamin –
Christela Ririn
Dita & Pinkan
Margaretha
SESI 6. Gambaran
Subjective Well-
Being Individu
Dewasa Awal
yang Memiliki
Ibu Tunggal
Akibat Perceraian
– Penny
Handayani &
Reinhart Ruben
Diamanta
SESI 6.
Dukungan Sosial
Manakah yang
Paling Berkaitan
dengan
Adaptabilitas
Karir? - Nurul
Zakiah & Yulistin
Tresnawaty
15.20-15.30 WIB ISTIRAHAT
7
8
PROSEDUR PERTEMUAN DARING
• Seluruh peserta Konferensi Nasional 1 Konsorsium Ilmu Psikologi dapat mulai memasuki ruang virtual pukul 08.00 WIB dengan
menggunakan username sebagai berikut : a. Username untuk Panitia = 000_Nama Panitia_Universitas/Institusi - Contoh : 000_Dewi Indah_UG b. Username untuk Pemakalah = 0BR_Nomer ID Pemakalah di LoA_Nama Pemakalah_Universitas/Institusi (untuk Co-Author
menggunakan username dengan awalan 0BR_ Nomer ID Pemakalah di LoA yang sama hanya nama dan universitas/institusi bisa diubah langsung sesuai Co-Author) - Contoh : 001_A32_Dewi Indah_UG (Dewi Indah sebagai Author
001_A32_Pelangi Jingga_UG (Pelangi Jingga sebagai Co-Author) c. Username untuk Peserta Umum/Non Pemakalah = 999_Nama Peserta_Universitas/Institusi - Contoh : 999_Dewi Indah_UG
• Mematikan mic saat sesi di mainroom serta saat menjadi audiens di breakout room, namun untuk bertanya dapat melakukan raise
hand pada menu zoom atau via chat/direct message kepada host dan akan dibuka oleh host.
• Diharapkan video on dan layer menggunakan virtual background yang sudah di share oleh panitia
• Saat istirahat siang setelah main session dengan keynote speaker, peserta dapat tetap berada dalam main-room. Penugasan untuk masuk Breakout Room akan dilakukan oleh host main-room setelah istirahat siang dan peserta cukup meng-”klik” – JOIN bila muncul request untuk join ke Breakout Room di layer masing-masing peserta.
• Bagi pemakalah (harus berada di breakout room sampai selesai presentasi dan bisa request berpindah ke BR lain pada host di main
room saat selesai presentasi)
• Bagi peserta – bukan pemakalah (boleh berpindah-pindah dengan request kepada host)
• Penutupan akan langsung dilakukan di masing-masing Breakout Room oleh Moderator Breakout Room
9
ABSTRAK
10
Breakout Room 1
Topik Psikologi Industri dan Organisasi
Moderator Dr. Intaglia Harsanti, M.Si.
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 1
PERAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR TERHADAP ADAPTABILITAS KARIR SISWA SMK JABODETABEK
Delistina Rizki Fernanda
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta, Indonesia
Yulistin Tresnawaty
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta, Indonesia
Abstrak
Career Decision Learning Experiences merupakan suatu pemahaman tentang memahami potensi pengalaman belajar individu yang berbeda mengenai keputusan karier di
masa depan dan untuk mengurangi kesulitan pada dewasa muda dalam menghadapi keputusan karier mereka untuk pertama kalinya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan karir terhadap adaptabilitas karier. Responden dalam penelitian ini adalah 141 responden dengan
jumlah subjek 41 orang laki-laki dan 100 orang perempuan yang merupakan siswa/i kelas 3 SMK maupun lulusan dari SMK maksimal ang berada pada wilayah
JABODETABEK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Career Adapatability Scale (CAAS; 2012) dan Career Decision Learning Experience Scale (CDLE; Bike, 2013). Teknik analisis statistik yang digunakan
adalah analisis regresi. Hasil dari penelitian yang diperoleh dengan nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,636 dan nilai kontribusi R Square sebesar 0,405. Hal ini menunjukan
pengaruh variabel pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan terhadap adaptabilitas karir sebesar 40,5% dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 (p < 0,05) yang
berarti signifikan. Artinya variabel pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan karier memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel adaptabilitas karier,
sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan karir maka semakin tinggi tingkat kemampuan adaptabilitas karir pada
lulusan pendidikan vokasi. Penelitian selanjutnya hendaknya memperhatikan variabel lain seperti usia, gender, asal sekolah, dukungan keluarga dan status sosial ekonomi
keluarga.
Kata Kunci: Pengalaman Belajar, Keputusan Karir, Adaptabilitas Karir
11
SESI ABSTRAK SESI 2
BREAKOUT
ROOM 1
HUBUNGAN OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA
PEGAWAI WANITA YANG BERPERAN GANDA
Siti Chaeriyah
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta
Tjitjik Hamidah
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sikap
optimisme dan dukungan sosial keluarga dengan problem focused coping pada pegawai wanita yang berperan ganda.
Penelitian ini melibatkan 75 pegawai wanita berperan ganda. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan sampel
jenuh (sensus). Berdasarkan hasil analisis data dengan teknik bivariate correlation dan multivariate correlation, menunjukan
terdapat hubungan signifikan dengan arah positif antara optimisme dan dukungan sosial keluarga dengan problem focused
coping pada pegawai wanita yang berperan ganda. Hal ini mengartikan bahwa betapa pentingnya sikap optimisme,
dukungan sosial keluarga dan strategi
problem focused coping bagi pegawai wanita yang berperan ganda ketika menghadapi tekanan (stress).
Kata Kunci: pegawai wanita berperan ganda, optimisme, dukungan sosial keluarga, problem focused coping.
12
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 1
PENGARUH PERSON ORGANIZATION FIT DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN IT
Kamilia Nur Umamah
Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan
Endro Puspo Wiroko
Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan
[email protected] Silverius Y. Soeharso
Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh person organization fit dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pada
karyawan IT. Responden pada penelitian ini diperoleh menggunakan kuesioner online pada karyawan di bidang IT berjumlah 167
orang yaitu 137 orang laki-laki dan 30 orang perempuan yang bekerja di Pulau Jawa dengan teknik non-probability sampling.
Turnover intention diukur menggunakan Turnover Intention Scale yang dikembangkan oleh Michaels & Spector (1982). Person
Organization Fit diukur menggunakan Person Organization Fit Scale yang dikembangkan oleh Cable & DeRue (2002). Kepuasan
Kerja diukur menggunakan Job Satisfaction Survey yang dikembangkan oleh Spector (1985). Data pada penelitian ini dianalisis
dengan teknik regresi berganda. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa person organization fit (R2 = 0,356) dan
kepuasan kerja (R2 = 0,483) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention, kemudian person organization fit dan
kepuasan kerja (R2= 0,510) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention.
Kata kunci: turnover intention, person organization fit, kepuasan kerja
13
SESI ABSTRAK
SESI 4
BREAKOUT
ROOM 1
PENGARUH KONTRAK PSIKOLOGIS TERHADAP KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI MILENIAL
DI JABODETABEK
Puji Nur Laraswati
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Puti Archianti
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Abstrak
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kontrak psikologis terhadap keterikatan kerja pada karyawan
generasi milenial di Jabodetabek. Responden yang digunakan pada penelitian ini yakni karyawan umum yang bekerja di
perusahaan wilayah Jabodetabek. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan alat ukur dari Psychological
Contract Inventory (2004) yang disusun oleh Hui, Lee dan Rousseau (2004) untuk mengukur kontrak psikologis,
sedangkan untuk mengukur keterikatan kerja menggunakan instrumen Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17) yang
di susun oleh Schaufelli, Bakker dan Salanova (2006). Teknik analisa statisik yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisa regresi dengan Hasil yang didapat dari data yang telah dikumpulkan menunjukkan nilai koefisien R =
0,642 dan R Square = 0,412 atau 41,2% dan memiliki efek positif dan signifikan terhadap keterikatan kerja. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika kontrak psikologis karyawan sudah terpenuhi maka yang terjadi karyawan akan
merasa terikat dengan perusahannya dengan menunjukkan performa kinerja yang baik, dengan kata lain ketika karyawan
sudah memberikan kinerja yang baik maka perusahaan disarankan untuk menjaga konsistensi dalam menjalankan
kewajiban kepada para pekerjanya. Dengan hal ini dalam penelitian selanjutnya untuk memperkaya hasil penelitian dari
pengaruh dua variabel tersebut disarankan untuk memperhatikan variabel yang berpengaruh pada keterikatan kerja seperti
job performance.
Kata Kunci: Kontrak psikologis, Keterikatan Kerja, Generasi Milenial
14
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOUT
ROOM 1
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN SIM TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT DENGAN
KEPUASAN MASYARAKAT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Beny Gielar Indrajati
Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Anastasia Sri Maryatmi
Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Abstrak
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kualitas pelayanan pembuatan SIM terhadap
kepercayaan masyarakat dengan kepuasan masyarakat sebagai variabel mediasi di Polres Way Kanan Lampung. Dalam
penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu kualitas pelayanan, kepuasan masyarakat dan kepercayaan masyarakat.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakatyang membuat atau memperpanjang SIM di Polres Way Kanan
Lampung dan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Accidental Sampling. Uji Hipotesis
analisis diperoleh = 0.958 dengan p < 0.05, Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap
kepercayaan masyarakat, analisis diperoleh = -0.120 dengan p < 0.05, Sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh
langsung kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat dan = 0.061 dengan p < 0.05, dengan. Sehingga dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh langsung kepuasan masyarakat terhadap kepercayaan masyarakat. koefisien tidak langsung
sebesar -0.007 dengan p < 0.05, dengan demikian maka signifikan dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepercayaan masyarakat melalui kepuasan masyarakat.
Kata Kunci: kualitas pelayanan, kepuasan masyarakat, kepercayaan masyarakat.
15
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 1
PERAN SELF-ESTEEM DAN SELF-CONTROL TERHADAP IMPULSIVE BUYING PRODUK KECANTIKAN PADA
WANITA DEWASA
Pocut Shazzura
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta
Aully Grashinta
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta
Muhammad Akhyar
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat peran self-esteem dan self-control terhadap impulsive
buying pada wanita dewasa awal pengguna e-commerce di masa pandemi Covid-19. Sampel pada penelitian ini adalah
219 wanita dewasa awal. Data didapat melalui tiga alat ukur yaitu pengukuran impulsive buying menggunakan alat ukur
Online Impulsive Buying Tendency, pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur The Six-Item State Self-Esteem Scale
(SSES-6) dan pengukuran self-control menggunakan alat ukur Consumer Spending Self-Control. Pengujian hipotesis
menggunakan pengujian statistik regresi linear berganda. Ada peran self-esteem dan self-control secara bersama-sama
terhadap impulsive buying sebesar 6% (R2 = 0,060). Dari analisis regresi linear yang didapatkan self-esteem tidak memiliki
peran yang signifikan terhadap impulsive buying pada wanita dewasa awal pengguna e-commerce di masa pandemi
Covid-19. Sementara itu, terdapat peran self-control terhadap impulsive buying pada wanita dewasa awal pengguna e-
commerce di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan teori yang digunakan, penelitian ini tidak menggunakan faktor
eksternal dari individu yang sebenarnya dapat lebih berperan terhadap impulsive buying Responden yang relatif sedikit
menjadi kelemahan penelitian dapat dijadikan saran untuk penelitian selanjutnya. Diharapkan kepada penelitian
selanjutnya untuk menambahkan variabel lainnya misalnya peran teman sebaya atau pemasaran.
Kata Kunci: Impulsive Buying, Self-Esteem, Self-Control, Dewasa Awal
16
SESI ABSTRAK
SESI 7
BREAKOUT
ROOM 1
THE ROLES OF HEURISTIC THINKING ON THE RELATIONSHIP BETWEEN
PERCEIVED SCARCITY AND IMPULSIVE BUYING DUE TO THE COVID-19 VIRUS PANDEMIC THREAT
Silverius Y. Soeharso
Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta
[email protected] Sarah Awudya
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Jakarta
Auliannisa N. Ayuningtyas
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Jakarta
Abstract
The purpose of this study was to determine whether heuristic thinking is more suitable to be a moderator, mediator, or to
directly influence between perceived scarcity and impulsive buying due to the threat of the Covid-19 virus pandemic. The
survey was conducted on 200 people who had shopping physically after the outBreakout Roomeak of the Covid-19 Virus
pandemic. There are three instruments applied in this research, namely impulsive buying questionnaire from Verplanken
and Herabadi (2001), perceived scarcity from Byun and Sternquist (2008), and the third General Decision Making Scale
(GDMS) to measure heuristic decision making from Scott & Breakout Roomuce (1995). These three measurement
scales have a fairly strong reliability score between 0.73 to 0.77. Data were analyzed by multiple linear regression on SPSS
23. The results reveal that heuristic thinking is more suitable to be a direct influence together with perceived scarcity to
impulsive buying.
Keywords: Perceived Scarcity, Heuristic Thinking, Impulsive Buying
17
Breakout Room 2
Topik Psikologi Kesehatan
Moderator Dr. Indah Mulyani, M.Si
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 2
GAMBARAN COPING DAN PSIKOEDUKASI MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA DI AWAL PANDEMI COVID-19
Evelyn Tandias Alisha Nanditaputri
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
[email protected] [email protected]
Astri Parawita Ayu Theresia Indira Shanti
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak Sejak kasus Coronavirus disease 2019 (COVID-19) pertama di Indonesia diumumkan, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi mobilitas masyarakat,
termasuk pada sektor pendidikan. Sejak 23 Maret 2020, Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya (UAJ) telah menghentikan seluruh Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
kampus. Transisi yang mendadak ini dapat membuat seseorang mengalami stres, cemas, dan depresi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui gambaran coping
mahasiswa UAJ di awal pandemi COVID-19; 2) Mengetahui hubungan antara coping dan dampak pandemi; 3) Mengetahui hubungan antara coping dengan stres, cemas, dan
depresi; 4) Merancang intervensi psikoedukasi strategi coping untuk mahasiswa UAJ dalam menghadapi pandemi; 5) Melakukan evaluasi terhadap intervensi psikoedukasi. Penelitian
ini adalah studi kuantitatif observasional dengan desain potong lintang. Partisipan dari penelitian dipilih melalui teknik convenience sampling. Data mengenai gambaran coping
mahasiswa diperoleh dengan kuesioner BREAKOUT ROOMIEF COPE. Data mengenai dampak stres terhadap kondisi psikologis mahasiswa diperoleh dengan kuesioner IES-R. Data
mengenai tingkat stres, cemas, dan depresi mahasiswa diperoleh dengan kuesioner DASS-21. Semua kuesioner disebarkan secara daring, begitu juga dengan kuesioner evaluasi
intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa acceptance dan self-distraction adalah coping yang banyak dipakai partisipan. Meskipun tidak ada coping yang berkorelasi negatif
signifikan dengan stres dan kecemasan, namun coping yang cenderung dimiliki mahasiswa dengan tingkat stres tinggi adalah self-blame dan behavioral disengagement. Sebaliknya,
coping yang dilakukan mahasiswa dengan kecenderungan tingkat stres rendah adalah self-acceptance dan self-distraction. Data ini kemudian digunakan untuk menyusun panduan
strategi coping sebagai intervensi psikoedukasi kepada mahasiswa UAJ.
Kata Kunci: Gambaran coping, intervensi psikoedukasi, strategi coping mahasiswa, pandemi COVID-19
18
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 2
PERILAKU PENGENDALIAN BERAT BADAN TIDAK SEHAT PADA REMAJA PEREMPUAN
Lois T. Sanemo
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Anita Novianty
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Abstrak
Fat talk merupakan percakapan di mana perempuan meremehkan tubuh mereka dengan memberikan komentar negatif
terkait dengan tubuh dan berat badan yang berasal dari bentuk tubuh kurus ideal. Keterlibatan dalam fat talk dapat memicu
pikiran seseorang untuk melakukan pengendalian berat badan. Sementara beberapa remaja perempuan menerapkan
strategi yang sehat, yang lain mungkin terlibat dalam strategi pengendalian berat badan yang tidak sehat (UWCB). Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara fat talk dengan perilaku pengendalian berat badan tidak
sehat. Penelitian ini menggunakan kuesioner dari skala Unhealthy Weight Control Behaviors dan Negative Body Talk
kepada 137 remaja perempuan dengan kisaran usia 16-22 tahun yang sedang melakukan penurunan berat badan. Analisis
data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik korelasional Spearman-rank. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara fat talk dengan perilaku pengendalian berat badan tidak
sehat (r = 0.002; ρ = 0.258). Maka dari itu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk membentuk
program promosi dan prevensi terhadap pengendalian berat badan yang tidak sehat dan edukasi terkait pembicaraan
sehat mengenai bentuk tubuh.
Kata Kunci: fat talk, pengendalian berat badan tidak sehat, remaja.
19
SESI ABSTRAK
SESI 3 BURNOUT DAN STRATEGI COPING PADA DOKTER DI MASA PANDEMI COVID-19
BREAKOUT
ROOM 2 Annisa Kusindriani Rosaline Oscar
Magister Psikologi Profesi UNIKA Atma Jaya, Jakarta Magister Psikologi Profesi UNIKA Atma Jaya, Jakarta
[email protected] [email protected]
Nicholas Kenji Hana Panggabean
Magister Psikologi Profesi UNIKA Atma Jaya, Jakarta Program Doktor Psikologi UNIKA Atma Jaya,Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak
Situasi pandemi COVID-19 menyebabkan meningkatnya jumlah pasien sehingga beban kerja dokter pun turut bertambah.
Burnout adalah sindrom psikologis yang muncul akibat respon dari stressor interpersonal berkepanjangan dalam pekerjaan,
yang terdiri dari tiga dimensi yaitu kelelahan, sinisme atau depersonalisasi, dan ketidakefektifan atau penurunan pencapaian
personal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran burnout dan strategi coping yang dilakukan oleh dokter di masa
pandemi COVID-19 dengan menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dan
memperoleh dua partisipan yang sesuai dengan kriteria yakni merupakan dokter, bekerja di fasilitas kesehatan yang menangani
kasus COVID-19, dan sedang mengalami burnout menurut Maslach Burnout Inventory. Analisis data penelitian ini menggunakan
metode thematic analysis. Berdasarkan hasil wawancara, gambaran burnout partisipan dapat ditinjau dari ketiga dimensi
burnout. Kedua partisipan mengalami kelelahan dalam bekerja, merasa lebih emosional dan mudah marah ketika sedang
bekerja, serta adanya kekhawatiran tertular dan menularkan COVID-19 kepada keluarganya sehingga relasi sosial turut
terganggu. Peneliti menemukan bahwa kedua partisipan menggunakan satu jenis problem-focused coping, yaitu seeking social
support, dan tiga jenis emotional-focused coping, yaitu self-control, escape-avoidance, dan positive appraisal. Selain itu, peneliti
juga menemukan strategi coping lain yang dilakukan oleh kedua partisipan, yaitu restoring energy through sleeping,
entertainment, dan religious belief sebagai cara untuk menangani burnout.
Kata Kunci: burnout, strategi coping, dokter, COVID-19
20
SESI ABSTRAK
SESI 4 KONDISI PSIKOLOGIS MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA PADA MASA
AWAL PANDEMI COVID-19
BREAKOUT
ROOM 2
Alisha Nanditaputri Evelyn Tandias
Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya, Jakarta
[email protected] [email protected]
Astri Parawita Ayu Theresia Indira Shanti
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan UNIKA Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya, Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak
Perubahan situasi kehidupan terkait pandemik 2019 Corona Virus Disease (COVID-19) membawa perubahan dalam kehidupan
sehari-hari pada banyak orang termasuk mahasiswa Unika Atma Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi
psikologis mahasiswa pada fase awal pandemi COVID-19. Kondisi yang akan dievaluasi adalah dampak psikologis dari pandemi
serta gejala-gejala stres, cemas, dan depresi. Proporsi akan dihitung berdasarkan karakteristik demografi (jenis kelamin, usia,
tahun pendidikan, fakultas, dan tempat tinggal). Pengaruh karakteristik demografi terhadap terjadinya dampak psikologis juga
akan dievaluasi. Partisipan adalah mahasiswa aktif di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang menjalani pembelajaran jar ak
jauh. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Impact of Event Scale revised dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21).
Sejumlah total 348 mahasiswa dari berbagai fakultas berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebagian besar responden (44.99%)
mengalami dampak ringan namun tidak menunjukkan gejala-gejala stress (77.94%), cemas (57%), maupun depresi (63.61%).
Dampak psikologis, serta gejala-gejala stres, cemas, dan depresi lebih banyak dialami oleh perempuan daripada laki-laki.
Responden dari bidang ilmu non-kesehatan juga lebih banyak mengalami dampak serta memiliki skor stres, cemas, dan depresi
yang lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka dari bidang kesehatan. Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai
kondisi psikologis mahasiswa pada masa awal pandemi COVID-19. Evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui
berbagai faktor yang memengaruhi dampak situasi pandemi pada kondisi psikologis mahasiswa. Intervensi perlu dikembangkan
oleh universitas untuk membantu mahasiswa meningkatkan kondisi kesehatan jiwa mereka terutama dalam menghadapi situasi di
masa pandemi. Program intervensi yang dikembangkan juga perlu mempertimbangkan kebutuhan spesifik mahasiswa
perempuan.
Kata kunci: demografi, stres, cemas, depresi, dampak dari peristiwa
21
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOUT
ROOM 2
HUBUNGAN SELF-COMPASSION DENGAN QUARTER-LIFE CRISIS PADA DEWASA AWAL
Marsha Nadia Arifanti
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Sitawaty Tjiptarini
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Yulmaida Amir
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Abstrak
Quarter-life crisis adalah sebuah keadaan yang dialami oleh individu berumur dua puluh tahunan yang tengah mengalami krisis
emosi yang tidak stabil, dikarenakan individu tersebut khawatir dan mempertanyakan hidupnya akan masa depan. Di saat
individu mengalami krisis, hal ini dapat memunculkan perasaan negatif, self-compassion hadir sebagai salah satu cara
mengatasi perasaan negatif, self-compassion sendiri merupakan suatu kemampuan individu untuk tetap mengasihi diri sendiri
pada keadaan sulit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan quarter-life
crisis pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan
membagikan kuesioner kepada 230 dewasa awal yang terdiri dari 51 laki-laki dan 179 perempuan dengan rentang umur 20-29
tahun yang bertempat tinggal di Jakarta. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Self-compassion Scale dari Neff
(2003) untuk mengukur self-compassion seseorang yang terdiri dari 25 butir pertanyaan dan Quarter-life Crisis Scale yang
dirancang oleh Agustin (2012) untuk mengetahui apakah seseorang dalam keadaan quarter-life crisis yang terdiri dari 25 butir
pertanyaan. Teknik analisis data menggunakan Pearson correlation dengan SPSS versi 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa self-compassion ada hubungan signifikan negatif dengan quarter-life crisis. Hal ini ditunjukkan dengan hasil koefisien
korelasi R = –0,655 dengan taraf signifikan 0.001 maka hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat self-compassion
seseorang maka semakin rendah tingkat quarter-life crisis yang dialami oleh para dewasa awal dan sebaliknya. Kata Kunci: Self-compassion, Quarter-life Crisis, Dewasa Awal
22
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 2
GAMBARAN STRES DAN COPING STRESS PEREMPUAN
YANG PERNAH MENGALAMI KEKERASAN DARI ORANGTUA
Astria Monayati Sibarani
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Indonesia
Clara R. P. Ajisuksmo
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Indonesia
Abstrak
Kekerasan dapat terjadi di lingkungan keluarga dan diistilahkan sebagai kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
Dalam jangka panjang kekerasan yang pernah dialami seseorang akan memberi dampak buruk terhadap perkembangan
emosional, perilaku, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran stress dan strategi coping
stress pada perempuan yang pada usia anak pernah mengalami kekerasan dari orangtuanya. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan desain naratif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah
partisipan sebanyak tiga orang perempuan yang saat penelitian dilakukan berusia antara 20 sampai dengan 22 tahun, dan
pernah mengalami kekerasan ketika berusia anak. Partisipan pertama mengalami kekerasan dari orangtua sejak usia 5
tahun sampai usia 17 tahun. Partisipan kedua dan ketiga mengalami kekerasan dari orangtua pada saat usia 15 tahun
sampai dengan 17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan melewati proses munculnya stres yang
ditandai dengan adanya cognitive appraisal, yaitu primary appraisal dan secondary appraisal. Pada proses primary
appraisal, partisipan mencapai tahap stressful dengan menunjukkan tiga kategori yang ada pada primary appraisal, yaitu
harm-loss, threatening, dan challenging. Namun, tidak semua partisipan merasakan threatening, perbedaan ini terjadi
karena partisipan memiliki perbedaan perilaku kekerasan yang diterima dan stressor eksternal yang berbeda. Ketiga
partisipan menggunakan strategi coping stress yaitu problem focused coping seperti instrumental action dan planful
problem solving. Untuk emotion focused coping ketiga partisipan menggunakan accepting responsibility.
Kata Kunci: coping stress, emotion focused coping, kekerasan dalam rumah tangga, problem focused coping, stres
23
Breakout Room 3
Topik Psikologi Klinis
Moderator Dr. Nurul Qomariyah, M.Psi., psikolog
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 3
GAMBARAN TINGKAT STRES, CEMAS, DAN DEPRESI PADA TENAGA KESEHATAN COVID-19 DI JAKARTA
Novela Clara
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
Magdalena Surjaningsih Halim
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
Abstrak
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama satu tahun terakhir di Indonesia memberikan dampak perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat,
termasuk di dalamnya para tenaga kesehatan. Sebagai kelompok yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19, kelompok ini cukup rentan
untuk mengalami berbagai masalah psikologis seperti stres, cemas, dan depresi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat stres,
cemas, dan depresi para tenaga kesehatan
COVID-19 di DKI Jakarta. Metode yang digunakan merupakan metode kuantitatif deskriptif, yang melibatkan 97 tenaga kesehatan di DKI Jakarta dengan usia 20 – 58
tahun (M = 33.31, SD = 7.665). Penelitian ini menggunakan alat ukur Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
tenaga kesehatan dalam penelitian ini memiliki tingkat stres, cemas, dan depresi yang masih berasa dalam tingkatan normal yaitu 59.7% pada stres, 51.5% pada
cemas, dan 64.9% pada depresi, sedangkan sisanya tersebar dari tingkat ringan hingga sangat berat. Beberapa data demografi seperti usia, status pernikahan,
tempat tinggal, dan durasi kerja menjadi tenaga kesehatan perlu dipertimbangkan lebih lanjut dalam menggambarkan tingkat stres, cemas, dan depresi pada tenaga
kesehatan COVID-19 di DKI Jakarta. Pembahasan lebih lanjut akan dipaparkan di bagian diskusi.
Kata Kunci: Stres, Cemas, Depresi, Tenaga Kesehatan, COVID-19
24
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 3
TERAPI REALITAS TEKNIK WDEP UNTUK MENINGKATKAN FORGIVENESS DI RUTAN PONDOK BAMBU JAKARTA
Nursia Sirait
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI
Rilla Sovitriana
Fakultas PsikologiUniversitas Persada Indonesia YAI
Abstrak
Forgiveness yang rendah dapat membuat Warga Binaan Pemasyrakatan menjadi tertekan dan menunjukkan perilaku
yang cenderung tidak menjadi lebih baik dan dapat menurunkan kesejahteraan psikologisnya. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui gambaran forgiveness dan mendapatkan hasil penerapan terapi realitas dengan teknik WDEP dalam
upaya meningkatkan forgiveness pada kelompok Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur.
Data masing-masing subjek diperoleh dari rangkaian pemeriksaan psikologis meliputi proses wawancara klinis, observasi
umum dan khusus, pelaksanaan tes psikologi. Alat tes psikologi yang digunakan adalah, Wechsler Bellevue Intelligence
Scale (WBIS), Tes 16 PF, Tes Draw A Person (DAP), BAUM, dan House Tree Person (HTP), Tes Sack Sentence
Completion Test (SSCT). Skala untuk mengukur forgiveness pada pre dan post intervensi adalah Heartland Forgiveness
Scale (HFS). Hasil pre-test Heartland Forgiveness Scale dengan skor rata-rata kelompok sebesar 60 yang berarti
forgiveness para subjek berada pada kategori sedang. Hasil post-test Heartland Forgiveness Scale dengan skor rata-rata
kelompok sebesar 93 yang berarti forgiveness para subjek berada pada kategori tinggi.
Kata kunci: Terapi realitas, teknik WDEP, forgiveness
25
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 3
HUBUNGAN SELF-COMPASSION TERHADAP BODY IMAGE PADA DEWASA AWAL YANG MENGIKUTI STANDAR
PENAMPILAN IDEAL DI MEDIA SOSIAL
The Ester Angeline Suhendra
Jurusan Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
Roswiyani
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
Heryanti Satyadi
Jurusan Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-compassion terhadap body image pada dewasa awal yang
mengikuti standar ideal penampilan dimedia sosial. Hipotesis dalam penelitian ini bahwa adanya hubungan signifikan
antara self-compassion dengan body image pada dewasa awal yang mengikuti standar ideal penampilan dimedia sosial.
Metode penelitian kuantitatif, non-probability sampling, purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah individu
dewasa awal pengguna media sosial dengan jumlah 171 orang. Pengujian data menggunakan metode korelasi Spe arman,
ditemukan bahwa self-compassion dengan body image memiliki korelasi r = 0,244, dengan nilai p = 0,001. Maka dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-compassion dengan body image pada dewasa awal yang
mengikuti standar penampilan dimedia sosial.
Kata Kunci: self-compassion, body image, dewasa awal
26
SESI ABSTRAK
SESI 4 RESILIENSI ORANG DENGAN LUPUS (ODAPUS) PADA USIA DEWASA MUDA
BREAKOUT
ROOM 3
Devita Rona Saragi Sitio
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
[email protected] Sihwidhiati Made Putri Theresia Sara Cinara
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
[email protected] [email protected]
Hotnida Nethania Agatha Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak
Resiliensi merupakan kemampuan seseorang dalam bertahan terhadap masalah dan kemudian mencari solusi akan
masalah dengan prior knowledge yang diakumulasikan dari masa lalu. Penyakit Lupus dapat mengakibatkan tekanan berat
bagi hampir semua penderita karena kondisi ini akan terus berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun, sehingga
dibutuhkan adanya resiliensi dalam menghadapi penyakitnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari gambaran resiliensi
secara mendalam pada orang dengan Lupus (Odapus) pada usia dewasa muda. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan satu orang subjek. Subjek penelitian adalah seorang wanita
usia dewasa muda yang menderita penyakit lupus dan sudah mencapai tahap remisi. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah in-depth interview. Hasil penelitian menggambarkan bahwa subjek penelitian telah mampu resilien.
Peneliti mengharapkan agar Odapus usia dewasa muda seyogyanya segera memeriksakan dirinya dengan bantuan
keluarga jika telah melihat tanda tanda kejanggalan dalam kesehatan mereka. Odapus usia dewasa muda disarankan aktif
memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Lupus agar masyarakat mengenal dan awas akan Lupus. Odapus usia
dewasa muda disarankan untuk menjaga kesehatan mental, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan hobi,
berkomunikasi dengan keluarga dan teman, dan lain sebagainya.
Kata kunci: Resiliensi, Lupus, Odapus, Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), dewasa muda
27
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOUT
ROOM 3
PENGARUH PARENTAL CONDITIONAL POSITIVE REGARD
TERHADAP PERFEKSIONISME: STUDI PADA REMAJA
Shofia Hanifa
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta Indonesia
Dewi Trihandayani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta Indonesia
Abstrak
Persaingan masa kini yang semakin ketat menyebabkan bertambah pula tuntutan untuk menjadi lebih sempurna daripada
yang lain, tidak terkecuali di kalangan pelajar yang harus bersaing dalam prestasi. Namun dikhawatirkan dengan
meningkatnya tuntutan ini, semakin berkembang pula perfeksionisme di kalangan pelajar. Perfeksionisme kerap kali
dikaitkan dengan berbagai gangguan mental, sehingga perlu dipelajari lebih lanjut tentang mekanisme perfeksionisme
untuk mencegah terbentuknya perfeksionisme itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah
parental conditional positive regard (PCPR) memiliki pengaruh terhadap perfeksionisme. Responden pada penelitian ini
terdiri dari siswa-siswi MA Da’il Khairaat Jakarta Barat dan yang berjumlah sebanyak 125 orang, dan responden yang
diperoleh secara online sejumlah 27 orang, sehingga total menjadi 152 orang. Rata-rata usia M=16.55, responden pria
sejumlah N=56 dan wanita sejumlah N=96. Seluruh responden mengisi kuesioner Parental Conditional Positive Regard-
Academic Domain (PCPR-AD) dan Almost Perfect Scale-Revised (APS-R). Analisis statistic dilakukan dengan
menggunakan regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa parental conditional positive regard memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap perfeksionisme, dengan nilai R2=0.026 dan p < 0.05. Dengan kata lain, semakin tinggi parental
conditional positive regard, semakin tinggi pula perfeksionisme. Hasil ini semakin memperkuat studi-studi sebelumnya yang
menunjukkan adanya hubungan antara parental conditional regard dengan terbentuknya perfeksionisme pada individu.
Kata Kunci: parental conditional positive regard, perfeksionisme, remaja, pelajar
28
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 3
UPAYA MENCARI PERTOLONGAN PSIKOLOGIS DARI PROFESIONAL (HELP-SEEKING) PADA MAHASISWA
Lucky Hardinugraha
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta
Anita Zulkaida
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta
Abstrak
Saat ini banyak masyarakat yang mengalami masalah psikologis termasuk mahasiswa, dan jumlahnya semakin
bertambah. Namun demikian, masih banyak yang enggan untuk mencari pertolongan ke pihak profesional. Penelitian ini
merupakan studi deskriptif kuantitatif yang bertujuan memperoleh gambaran mengenai upaya mahasiswa untuk mencari
pertolongan psikologis dari profesional. Partisipan penelitian adalah 436 mahasiswa S1 yang sedang menempuh studi di
perguruan tinggi wilayah Jabodetabek, dan diperoleh dengan menggunakan teknik snowball sampling. Untuk mengukur
help-seeking digunakan Attitudes Toward Seeking Professional Psychological Help-Short Form (ATSPPH-SF) dan
dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa secara umum help-seeking mahasiswa yang menjadi
partisipan dalam penelitian ini termasuk sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa saat menghadapi masalah yang dirasa cukup
berat atau mengganggu, maka partisipan akan segera berusaha mencari pertolongan dari profesional. Partisipan
perempuan akan lebih segera untuk mencari pertolongan psikologis dari profesional dibandingkan laki-laki. Selain itu, partisipan yang tinggal sendiri akan lebih memungkinkan untuk segera mencari pertolongan psikologis dari profesional
dibandingkan dengan partisipan yang tinggal bersama keluarga.
Kata Kunci: Help-seeking, Mahasiswa, Pertolongan Profesional
29
SESI ABSTRAK
SESI 7
BREAKOUT
ROOM 3
TERAPI KELOMPOK DENGAN PSIKOEDUKASI SOCIAL ADJUSTMENT
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN JAKARTA
Shofiyah
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI
Rilla Sovitriana
Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran social adjustment dan mendapatkan hasil penerapan terapi
kelompok dengan psikoedukasi dalam upaya mengatasi kesulitan dalam melakukan social adjusment pada kelompok
Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Jakarta. Skala untuk mengukur social adjustment pada pre
dan post intervensi adalah Social Adjustment Scale-Self Report. Hasil pre-test Social Adjustment Self- Report Scale
dengan skor rata-rata kelompok sebesar 58.8 yang berarti kemampuan social adjustment para subjek berada pada
kategori rendah. Hasil post-test Social Adjustment Self-Report Scale dengan skor rata-rata kelompok sebesar 47.4 yang
berarti kemampuan social adjustment para subjek berada pada kategori moderate.
Kata kunci: Terapi kelompok, teknik psikoedukasi, social adjustment
30
Breakout Room 4
Topik Psikologi Pendidikan Kelompok 1
Moderator Dr. Inge Andriyani, M.Si
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 3
PERBEDAAN STRES AKADEMIK SISWA PADA MASA NEW NORMAL DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DI SMA “X” PADANG
Ifani Candra
Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
[email protected] Harri Kurniawan Nadhira Putri Ariesta
Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
[email protected] [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres akademik pada siswa di masa new normal ditinjau dari jenis kelamin di SMA “X” Padang. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif . Alat ukur yang digunakan adalah skala stres akademik. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 112 orang siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Uji valid itas dan reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Indeks daya beda aitem pada skala stres akademik ini bergerak dari rix = 0,301 sampai dengan rix = 0,789 dengan koefisien
reliabilitas sebesar α = 0,924. Berdasarkan analisis data diperoleh hipotesis dengan menggunakan rumus analisis didapat nilai signifikan pada skala siswa laki-laki p =
0,276 dengan KSZ = 0,994. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 artinya sebaran terdistribusi secara normal, sedang kan untuk siswa perempuan
diperoleh nilai signifikan sebesar p = 0,719 dengan KSZ = 0,695. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 artinya sebaran terdsitribusi secara normal.
Berdasarkan uji independen sampel t test pengujian diperoleh nilai signifikan sebesar 0,005 lebih kecil dari nilai probabilitas p < 0.025. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa hipotesis diterima, dengan demikian terdapat perbedaan antara stres akademik siswa laki -laki dan perempuan pada masa new normal di SMA “X”
Padang. Dan disarankan bagi peneliti lain untuk dapat mempertimbangkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi stres akademik agar memperkaya
cakupan penelitian terkait dalam psikologi pendidikan lainnya.
Kata kunci: stres akademik, new normal, jenis kelamin
31
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 4
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED STRESS DENGAN COPING STRATEGIES PADA SISWA SMA
YANG MELAKUKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Raja O. Tumanggor
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
Hermasari Nirmala
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
Willy Tasdin
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
Abstrak
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini merupakan suatu tantangan besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia mengakibatkan banyak siswa yang tertekan dan stres. Oleh karena itu, diperlukan coping strategies
yang tepat agar stres yang dialami bisa dikelola dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara perceived stress dengan coping strategies siswa. Perceived stress menurut Cohen et al (2016) adalah sebuah
pengalaman yang terjadi ketika individu secara bersamaan menilai peristiwa sebagai ancaman atau berbahaya dan
sumber daya coping mereka tidak memadai, sedangkan coping menurut Lazarus & Folkman (1984) adalah upaya kognitif
dan perilaku yang terus berubah untuk mengelola tuntutan eksternal dan/atau internal tertentu yang dinilai melebihi sumber
daya yang dimiliki individu. Penelitian ini melibatkan 307 siswa kelas 11 dan 12 SMA berumur 15-18 tahun yang sedang
melakukan PJJ di DKI Jakarta. Perceived stress diukur dengan menggunakan Perceived Stress Scale-10 dari Cohen et al
(1983) yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Lim (2015). Coping strategies diukur dengan menggunakan
Breakout Roomief COPE Inventory dari Carver (1997) dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis data
dengan menggunakan uji korelasi Pearson sebesar r (307) = 0.160 dan p = 0.005. yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan korelasi signifikan (p < 0.05) dengan arah positif antara perceived stress dan coping strategies pada siswa SMA
yang menjalani PJJ. Korelasi dengan arah positif ini artinya adalah ketika skor perceived stress naik, maka skor coping
strategies juga akan naik, begitu pula sebaliknya.
Kata Kunci: perceived stress, coping strategies, PJJ, siswa SMA, COVID-19
32
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 4
RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI: STUDI DESKRIPTIF PADA UNIVERSITAS X
DI JAKARTA
Qisthy Mirvi Farisah
Program Studi Sarjana Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta
Rahmah Hastuti
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
Abstrak
Setelah dunia dinyatakan mengalami pandemi Covid-19, berbagai perubahan yang terjadi terutama dalam bidang
pendidikan. Dalam menghadapi segala perubahan, mahasiswa harus memiliki resiliensi untuk dapat bertahan dan
menyelesaikan kondisi sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi akademik mahasiswa X di
Jakarta yang sedang menjalani online learning pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuantitatif non-eksperimental. Data yang dikumpulkan bersumber dari data primer yang yang
menggunakan teknik criterion sampling melalui penyebaran kuesioner kepada individu yang sesuai dengan kriteria
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berkuliah di Jakarta dan sedang menjalani pembelajaran
jarak jauh di masa pandemi Covid-19 ini dengan rentang usia 18-25 tahun yang berjumlah 138 partisipan. Instrumen yang
digunakan yaitu The Academic Resilience Scale (ARS-30) yang dibuat oleh Simon Cassidy pada tahun 2016. Instrumen ini
memiliki tiga dimensi diantaranya perseverance (ketekunan), reflecting and adaptive help-seeking (kemampuan dalam
mencari bantuan dalam penyelesaian masalah), dan negative affect and emotional response pengaruh negatif dan respon
emosional. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa resiliensi akademik mahasiswa pada penelitian ini cenderung tinggi,
dilihat dari mayoritas jawaban pada kuesioner menunjukkan pada dimensi ketekunan dan kemampuan dalam mencari
bantuan dalam penyelesaian masalah.
Kata Kunci: resiliensi akademik, mahasiswa, pandemi covid-19
33
SESI ABSTRAK
SESI 4
BREAKOUT
ROOM 4
STRESS AKADEMIK PENYUSUN SKRIPSI: ANALISA PENGARUH STRATEGI KOPING, EFIKASI DIRI, JENIS
KELAMIN DAN SEMESTER
Fakhran Azwardi
Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Ikhwan Lutfi
Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh strategi koping dan efikasi diri terhadap stres akademik mahasiswa
penyusun skripsi. Penelitian ini melibatkan responden yang berjumlah 250 mahasiswa dan dipilih dengan purposif sampling
menggunakan media daring (Google-form) sebagai media penyebaran kuesioner. Skala yang digunakan adalah Student-
Life Stress Inventory (SLSI) oleh Gadzella (1991) untuk mengukur stres akademik, The Breakout Roomief COPE oleh
Carver (1997) untuk mengukur variabel variabel strategi koping dan skala general self-efficacy (GSE) oleh Jerusalem dan
Schwarzer (1979) digunakan untuk mengukur efikasi diri. Pengujian alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis
(CFA), sedangkan teknik analisis data untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil uji
hipotesis, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari strategi koping, efikasi diri, jenis kelamin dan
semester terhadap stres akademik pada mahasiswa penyusun skripsi dengan kontribusi sebesar 25.5%.
Kata kunci: stres akademik, koping, efikasi diri, skripsi
34
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOUT
ROOM 4
IDENTIFIKASI EFEKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN JARAK JAUH DAN TATAP
MUKA
Ratu Alifia Fatmadani
Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Arlieka Permatasary
Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Muhamad Nanang Suprayogi
Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Abstrak
Selama pandemi hadir pada kehidupan kita, sudah banyak penelitian yang meneliti efektivitas pembelajaran yang sangat
berpengaruh untuk pembelajaran peserta didik, khususnya mahasiswa. Dengan banyaknya sumber mengenai efektivitas
metode belajar, peneliti ingin mengidentifikasi dua dari metode pembelajaran untuk mengukur mana yang lebih efektif,
pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka. Peneliti membandingkan beberapa jurnal yang membahas hal
yang sama dan mendiskusikan masing-masing dari hasilnya, selain itu peneliti juga melakukan survei untuk menambah
pencarian data, peneliti menggunakan alat ukur Multi-Attribute Utility Theory (MAUT), untuk mengumpulkan data dengan
menentukan efektivitas belajar berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Survei dari penelitian ini melibatkan mahasiswa
S1 yang tengah menjalani pembelajaran jarak jauh dengan rentang usia 18-25 tahun, yang memiliki latar belakang jurusan
yang berbeda-beda. Peneliti mendapatkan 31 partisipan dimana 10 partisipan berjenis kelamin laki-laki, dan 21
partisipan perempuan, dari hasil penelitian singkat tersebut mencapai hasil bahwa efektivitas belajar didapatkan dari
beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari minat dan motivasi belajar pada diri seseorang,
jika minat dan motivasi seseorang sudah menurun maka pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka tidak akan berjalan
dengan efektif. Sedangkan, faktor eksternal merupakan lingkungan atau suasana belajar yang kondusif, dengan adanya
pembelajaran jarak jauh seseorang memiliki lingkungan atau suasana belajar yang berbeda-beda.
Kata Kunci: Efektivitas belajar, pembelajaran jarak jauh, pembelajaran tatap muka.
35
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 4
PENINGKATAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANAK USIA 9-13 TAHUN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN
POSITIF
Rosa V. Kartikarini
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
Agustina Hendriati
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendukung upaya pengembangan anak-anak pada suatu RPTRA di Jakarta dengan
mengadakan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan target penelitian yaitu meningkatkan kemampuan public speaking
pada anak. Pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana gambaran kemampuan public speaking pada anak komunitas lego
yang berusia 9-13 tahun?” dan “Apakah terjadi peningkatan kemampuan public speaking pada anak 9-13 tahun sebagai
hasil intervensi dengan pendekatan pendidikan positif?”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan satu siklus
dengan tiga pertemuan intervensi. Data diolah secara kuantitatif (pra-pascates) dan kualitatif. Kegiatan intervensi
menggunakan pendekatan pendidikan positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan
pada kemampuan public speaking partisipan. Peningkatan terjadi pada sembilan aspek kemampuan public speaking.
Terdapat faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan kemampuan public speaking seperti: pemberian pujian dan
umpan balik, kesempatan berlatih dan tampil, serta hubungan positif antara partisipan dan peneliti. Dampak kegiatan
intervensi yang ditemukan adalah pembentukan konsep diri positif pada partisipan. Disimpulkan bahwa pendekatan
pendidikan positif berguna dalam peningkatan kapasitas anak, khususnya dalam public speaking yang mendukung
pengembangan anak dengan latar kurang beruntung.
Kata kunci: Public speaking; pendidikan positif; psikologi positif; anak 9-13 tahun; RPTRA
36
SESI ABSTRAK
SESI 7
BREAKOUT
ROOM 4
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF UNTUK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Amalia Runi Aisya Inda Kirana
Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
[email protected] [email protected]
Hana Adhini Putri Budi Sulaeman
Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
[email protected] [email protected]
Abstrak
Pandemi Covid-19 yang terjadi Indonesia menyebabkan sekolah saat ini harus melaksanakan pembelajaran secara online
atau pembelajaran jarak jauh. Peraturan yang dibuat pemerintah
untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 adalah dengan menutup tempat-tempat umum seperti perkantoran, pusat
perbelanjaan hingga rumah ibadah. Sekolah pun tidak luput dari peraturan tersebut. Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah yaitu membuat kebijakan untuk meliburkan seluruh pembelajaran di sekolah dan menggantinya kepada sistem
pembelajaran online atau yang sekarang kerap disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga seluruh siswa – siswi
diharuskan untuk menjalani pembelajaran Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Para pengajar pun harus mencari cara yang
efektif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui teacher centered learning yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi
ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review, peneliti mengumpulkan dan memanfaatkan
materi-materi tertulis seperti jurnal dan artikel sebagai sumber primer dan artikel untuk menganalisis pembelajaran yang
efektif untuk siswa dalam
pembelajaran online.
Kata Kunci: Covid-19, pembelajaran efektif, pembelajaran jarak jauh
37
SESI ABSTRAK
SESI 8 TEKNOLOGI DAN DIFFERENTIATED INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN
BREAKOUT
ROOM 4 Theresia Marshanda J. M. Massie
Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara
[email protected] [email protected]
Giveny M. K. I. Tinangon Muhammad Nanang Suprayogi
Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara
[email protected] [email protected]
Abstrak
Makalah ini merupakan sebuah literature review mengenai teknologi dan differentiated instruction dalam pembelajaran.
Dalam pendidikan, kesuksesan dan perkembangan siswa merupakan hal yang paling penting dan harus dicapai
semaksimal mungkin. Untuk menghasilkan pembelajaran yang baik, differentiated instruction merupakan salah satu cara
yang efektif untuk diterapkan dalam kelas. Differentiated instruction sudah bukan hal yang langka karena telah menjadi
bagian dalam beberapa setting pendidikan. Di era modern ini, teknologi telah dikenal sebagai hal yang sangat membantu
manusia dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai suatu alat atau
media bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran berbasis differentiated instruction. Peran teknologi dalam
differentiated instruction diyakini dapat memajukan performa siswa dalam belajar dan meningkatkan mutu pendidikan,
khususnya di Indonesia. Meski ada beberapa catatan dari penelitian-penelitian sebelumnya, namun dapat dijadikan contoh
dengan baik dan bahkan bisa diterapkan oleh para guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature
review dengan menggunakan 5 literatur sebagai sumber.
Kata Kunci: teknologi, differentiated instruction, Pendidikan
38
SESI ABSTRAK
SESI 9
BREAKOUT
ROOM 4
TERAPI MUSIK KLASIK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK KESDAM JAYA
Marthalina Trijayanti
Fakultas Psikologi - Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta [email protected]
Anizar Rahayu Erdina Indrawati
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I, Jakarta Y.A.I, Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musik klasik pada peningkatan motivasi belajar
matematika pada siswa SMK Kesdam Jaya. Metode penelitian menggunakan single-case-experimental design. Partisipan
dalam penelitian ini adalah seorang siswi SMK Kesdam Jaya kelas XI. Teknik pengambilan data dilakukan dengan tes
psikologi, wawancara, dan observasi. Penilaian observasi dilakukan pada pelaksanaan baseline -1 dan 2 dilakukan 3 sesi
@45 menit pembelajaran matematika dengan kurikulum yang disesuaikan tanpa diperdengarkan musik klasik. Diantara
kedua baseline tersebut dilakukan treatment (B) dengan diputarnya musik klasik selama 10 sesi @45 menit. Sebelum
diterapkan terapi musik, persentase motivasi belajar matematika sebesar 21%, sedangkan setelah terapi dilakukan adalah
sebesar 64%, sehingga berdasarkan hasil penelitian setelah diterapkan terapi musik klasik, maka persentase motivasi
belajar matematika mengalami peningkatan sebesar 43%. Dimana persentase tertinggi adalah pada peril aku aktif bertanya
yaitu sebesar 48%, berikutnya peningkatan pada fokus dengan aktivitas yang terkait dengan pembelajaran sebesar 44%,
sedangkan peningkatan sebesar 40% didapat dari antusiasme dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam mencatat
materi serta kegigihan dalam memecahkan persoalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi musik klasik mampu
mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa SMK Kesdam Jaya. Disarankan agar motivasi belajar matematika terus
terjaga, maka penerapan terapi musik dapat berkesinambungan dari sinergitas unsur seperti siswa itu sendiri, orangtua,
dan terutama institusi pendidikan terkait.
Kata kunci: terapi musik, motivasi belajar, psikologi Pendidikan
39
Breakout Room 5
Topik Psikologi Pendidikan Kelompok 2
Moderator Dr. Meta Damariyanti, M.Psi.,Psikolog
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 5
PERAN PARENT ATTACHMENT TEHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA YANG MENJALANI BELAJAR DARI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID-19
Norma Karlina Sari
Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta
Aully Grahshinta Aisyah
Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat peran parent attachment terhadap motivasi belajar siswa SMA y ang menjalani belajar dari rumah pada
masa pandemi covid-19. Sampel pada penelitian ini sebesar 129 siswa SMA di Jabodetabek dengan rentang usian 15-19 tahun. Data yang didapatkan melalui
pengukuran pada skala parent attachment menggunakan alat ukur IPPA (Inventory Peer and Parent Attachment) dan pengukuran motivasi belajar menggunakan alat
ukur Motivasi Belajar. Selanjutnya pengujian hipotesis menggunakan tehnik uji statistik regresi linier berganda. Parent attachment Ibu (R2 = 0,112) dan Ayah (R2 =
0,089) secara bersama-sama berperan terhadap motivasi belajar dengan hasil 11,2% pada ibu dan 8,9% pada ayah. Dari hasil analisis regresi linier yang didapatkan
parent attachment (Ibu-Ayah) memiliki peran yang signifikan terhadap motivasi belajar pada siswa SMA yang menjalani belajar dari rumah pada masa pandemi covid-
19. Pada sub-domain parent attachment (trust, communication, alienation) didapatkan hasil signifikansi pada motivasi belajar. Diharapkan kepada penelitian
selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian secara longitudinal untuk melihat adanya perbedaan motivasi belajar pada masa pandemi dan pasca pandemi dan
menyebar data ke daerah atau kota-kota kecil seperti pedesaan atau perkampungan yang di mana akses untuk belajar secara online lebih sulit dari pada siswa yang
tinggal di daerah perkotaan.
Kata Kunci: motivasi belajar, parent attachment, belajar dari rumah.
40
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 5
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI BELAJAR DENGAN ACADEMIC ENGAGEMENT PADA MAHASISWA AKTIF
DALAM ORGANISASI
Tsania K. Muttaqooti
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara Jakarta
Sri Tiatri
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara Jakarta
Abstrak
Pengamatan dan wawancara peneliti terhadap beberapa teman yang aktif mengikuti organisasi menunjukkan bahwa
sebagian mengalami kesulitan dalam membagi waktu dan kurang terlibat pada kegiatan akademik, namun sebagian lagi
tidak mengalaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri belajar dengan academic
engagement pada mahasiswa aktif dalam organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat non-
eksperimental, dengan 200 mahasiswa (38 laki-laki dan 162 perempuan) organisasi yang aktif di sebuah Universitas X.
Partisipan penelitian berusia 18 hingga 22 tahun. Pengambilan data dilakukan menggunakan dua alat ukur yang sudah
melalui proses expert judgements. Alat ukur regulasi diri dalam belajar 32 butir, dan keterlibatan akademik 22 butir. Analisis
data menggunakan uji Spearman Correlation dapat menunjukkan (r= 0.672, p < 0.01). Hasil penelitian menunjukkan
hubungan positif signifikan antara regulasi diri belajar dengan academic engagement pada mahasiswa aktif organisasi.
Apabila semakin tinggi regulasi diri belajarnya maka akan semakin tinggi pada academic engagement dan sebaliknya
semakin rendah regulasi diri belajarnya maka akan semakin rendah juga academic engagement.
Kata Kunci: mahasiswa organisasi, regulasi diri dalam belajar, keterlibatan akademik
41
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 5
KAJIAN TERAPI APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS DALAM
MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PENYANDANG AUTISME
Levi Lythiani Resthi
Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara
Awlia Rahma
Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara
M. Nanang Suprayogi
Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara
Abstrak
Anak memiliki tumbuh kembang yang beragam serta secara pasti memiliki perbedaan antara anak satu dan yang lainnya
dan, ada juga anak yang memiliki gangguan dalam bidang-bidang tertentu, salah satunya adalah anak dengan gangguan
autisme. Anak dengan autisme umumnya memiliki kekurangan dalam beberapa hal diantaranya dalam bidang interaksi
sosial, baik secara verbal maupun non-verbal. Dalam mengatasi kekurangan tersebut, anak-anak membutuhkan program
terapi dan salah satu program terapi yang secara umum diberikan kepada anak-anak dengan disabilitas autisme adalah
terapi ABA (Applied Behaviour Analysis). Terapi ABA diyakini mampu meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak
dengan gangguan autisme. Penulisan dalam artikel ilmiah ini menggunakan sistem pendekatan literature review yang
mana hasil yang didapat dari beragam literature review menyatakan bahwa terapi ABA memiliki pengaruh dalam
meningkatkan interaksi sosial pada anak dengan gangguan autisme, serta penul is turut serta mengkaji literature review
yang menjelaskan faktor-faktor yang memiliki pengaruh terkait interaksi sosial pada anak dengan gangguan autisme.
Kata Kunci: Metode ABA, interaksi sosial, autism
42
SESI ABSTRAK
SESI 4
BREAKOUT
ROOM 5
PERILAKU PERUNDUNGAN DAN RELIGIUSITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Hannah C. Susanto
Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Clara R.P. Ajisuksmo
Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Abstrak
Perundungan merupakan salah satu masalah utama yang memengaruhi well-being individu. Keterlibatan seseorang dalam
perilaku perundungan dipengaruhi berbagai faktor, dan salah satunya adalah religiusitas. Religiusitas berperan dalam
perkembangan moral serta menjadi pedoman berperilaku setiap individu. Hal ini berarti bahwa individu yang mempunyai
tingkat religiusitas tinggi diduga akan memiliki perilaku perundungan yang rendah. Meski pernah diteliti sebelumnya,
hubungan antara religiusitas dengan perundungan sebenarnya dapat dikaji lagi dari setiap dimensi religiusitas. Hal ini
karena religiusitas pada dasarnya adalah konstruk yang multidimensional sehingga tingkat religiusitas individu pada tiap
dimensi dapat berbeda-beda. Karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan masing-masing dimensi
religiusitas, yaitu belief, experience, practice, knowledge, dan consequences, dengan perilaku perundungan pada siswa
sekolah menengah pertama di Cirebon, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif desain korelasional.
Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Secara keseluruhan siswa yang berpartisipasi dalam
penelitian ini ada sebanyak 243. Usia siswa berkisar antara 12-15 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara dimensi religiusitas practice (r = -0,206; p < 0,05), knowledge (r= -0,111; p < 0,05),
dan consequences (r= -0,146; p < 0,05) dengan perilaku perundungan. Penelitian ini juga menunjukkan ada perbedaan
perilaku perundungan pada siswa laki-laki dan perempuan. Siswa laki-laki lebih banyak menunjukkan perilaku
perundungan fisik dan verbal, sedangkan siswa perempuan lebih banyak melakukan perilaku perundungan sosial dan
perundungan di dunia maya atau perundungan siber.
Kata Kunci: perundungan, religiusitas, dimensi religiusitas
43
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOUT
ROOM 5
PENINGKATAN HUBUNGAN EDUKATIF DENGAN REMAJA: PELATIHAN DARING GURU LEMBAGA PENDIDIKAN
NON-FORMAL “X”
Sheila Putri Fajrianti
Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Agustina Hendriati
Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Abstrak
Guru tidak hanya bertanggungjawab dalam meningkatkan pengetahuan siswa saja, namun juga untuk mengembangkan
moral, keterampilan sosial, komunikasi, tata krama, sikap, dan budi pekerti. Tujuan ini dapat tercapai dengan adanya
hubungan edukatif yang efektif antara siswa dan guru. Namun, membangun hubungan edukatif yang efektif dengan siswa
usia remaja merupakan sebuah tantangan tersendiri. Dalam lembaga pendidikan non-formal, di mana prinsip fleksibilitas
dan kebebasan pembelajaran lebih diutamakan, tantangan ini menjadi lebih nyata sebagaimana terjadi di lembaga X.
Identifikasi masalah mengarahkan sasaran intervensi sebagai berikut bagi guru: (1) Pemahaman mengenai karakteristik
guru yang efektif dan dibutuhkan siswa remaja, (2) Keterampilan komunikasi efektif, serta (3) Kemampuan mengelola
perilaku disruptif siswa dengan cara otoritatif. Pelatihan daring diberikan kepada 23 orang pendidik jenjang setara SMP dan
SMA di lembaga X, Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi berupa pelatihan
daring yang telah dilakukan. Evaluasi pelatihan ini dilaksanakan dengan disain non-eksperimental pada kelompok peserta
yang sama, dengan menggunakan pre- dan post-test (one-group pretest-posttest design). Hasil evaluasi mengungkapkan
bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor pre-test (M = 69.09) ke skor post-test (M = 85.48). Peningkatan skor ini juga
terbukti signifikan secara statistik (Z = -3,903, p = 0,000). Pembahasan lebih lanjut diarahkan untuk mengidentifikasi
sejumlah tantangan dalam pelatihan secara daring yang saat ini marak dilakukan.
Kata Kunci: guru efektif, pendidikan non-formal, komunikasi efektif, siswa remaja, pelatihan daring
44
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 5
PERBEDAAN DIMENSI KESEPIAN EMOSIONAL DAN KESEPIAN SOSIAL PADA REMAJA
DITINJAU BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Christela Ririn Dita
Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat, Indonesia
Pinkan Margaretha
Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat, Indonesia
Abstrak
Perasaan kesepian meningkat pada diri individu ketika individu dihadapkan oleh perubahan dalam lingkungan sosial yang
disertai dengan perubahan pada perkembangan fisik dan psikologis. Perubahan tersebut dialami oleh individu yang
memasuki masa pubertas yaitu remaja, sehingga puncak perasaan kesepian terjadi pada remaja dengan persentase
antara 20%-71% dengan rentang usia 15-21 tahun mengalami perasaan kesepian dengan tingkat “kadang-kadang” atau
“sering”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan dimensi kesepian emosional dan kesepian sosial pada
remaja ditinjau berdasarkan jenis kelamin. Empat ratus sembilan puluh dua peserta yang terdiri dari 227 siswa laki-laki dan
265 siswa perempuan yang duduk dibangku kelas 10-12 SMA di wilayah Indonesia. Metode penelitian kuantitatif digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif dengan teknik perhitungan uji independent sample t-test. Alat ukur yang digunakan
adalah De Jong Gierveld Loneliness Scale yang diadaptasi dari teori yang dirumuskan oleh De Jong Gierveld dan Van
Tilburg (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada dimensi kesepian emosional
berdasarkan jenis kelamin, dan ada perbedaan yang signifikan pada dimensi kesepian sosial berdasarkan jenis kelamin.
Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas karakteristik sampel dengan membandingkan tingkat dimensi kesepian
emosional dan kesepian sosial antara usia remaja di tingkat Sekolah Menengah Pertama dengan usia remaja di tingkat
Sekolah Menengah Atas di Indonesia.
Kata kunci: remaja, emosional, jenis kelamin, kesepian, sosial
45
SESI ABSTRAK
SESI 7 TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA DINI SAAT PERTAMA KALI BERSEKOLAH
BREAKOUT
ROOM 5
Sekar Putri Widyasari Fionna Fadilah
Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora,
Universitas Bina Nusantara, Jakarta Universitas Bina Nusantara, Jakarta
[email protected] [email protected]
Amanda Putri Utari Muhammad Nanang Suprayogi
Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora,
Universitas Bina Nusantara, Jakarta Universitas Bina Nusantara, Jakarta
[email protected] [email protected]
Abstrak
Umumnya anak-anak berkembang dalam aspek kognitif, fisik, emosi dan lain-lainnya. Cara untuk mendukung
berkembangnya anak sangatlah bervariasi, salah satunya adalah dengan bersekolah. Bersekolah dapat membuat anak
dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan juga beradaptasi dengan lingkungan baru. Tetapi tak jarang didalam
proses beradaptasi muncul kecemasan di dalam diri anak, sehingga mereka enggan untuk bersekolah karena
mereka merasa akan ditinggalkan oleh ibu atau pengasuhnya. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat
kecemasan pada anak usia dini. Metode dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah menggunakan literature
review, yaitu peneliti mengumpulkan beberapa jurnal melalui Google Scholar kemudian menginterpretasikan temuan-
temuan tersebut. Peneliti mengumpulkan sekitar 10 jurnal kemudian menganalisanya sesuai dengan tujuan penelitian ini,
hingga mencapai 4 jurnal. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak-anak merasa cemas pada saat pertama
kali bersekolah, kecemasan yang biasanya anak-anak alami saat pertama kali bersekolah adalah menangis, perubahan
raut wajah, dan detak jantung.
Kata Kunci: kecemasan, anak usia dini, sekolah
46
SESI ABSTRAK
SESI 8
BREAKOUT
ROOM 5
PERAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP REGULASI DIRI BELAJARMAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN
DARING
Angela Cynthia Gita Prameswari
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara, DKI Jakarta
Sri Tiatri
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, DKI Jakarta
Abstrak
Dalam mengurangi angka penyebaran COVID-19, seluruh sekolah dan perguruan tinggi yang berada di seluruh dunia
harus ditutup sementara, termasuk di Indonesia. Seluruh institusi pendidikan harus mengubah metode pembelajaran yang
dilakukan dengan metode yang baru yaitu secara daring. Seluruh peserta didik dituntut untuk dapat beradaptasi secara
cepat dengan metode pembelajaran yang berbeda. Dengan adanya pembelajaran secara daring, peserta didik harus
mencapai tujuan pembelajarannya dengan segala keterbatasan yang ada. Khususnya mahasiswa yang memiliki beban
dan tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan siswa. Mahasiswa dituntut untuk dapat termotivasi dalam
merencanakan dan mengatur strategi pembelajaran selama belajar daring. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan
regulasi diri belajar yang baik. Regulasi diri belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor eksternal
seperti dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dukungan sosial terhadap regulasi diri belajar
mahasiswa dalam pembelajaran daring. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional dan
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Partisipan penelitian ini berjumlah 271 orang dengan
menggunakan teknik snowball sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen adaptasi dari Motivated Strategies for
Learning Questionnaire (MSLQ) dan adaptasi Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan secara signifikan terhadap regulasi diri belajar mahasiswa dalam
pembelajaran daring.
Kata Kunci: dukungan sosial, regulasi diri belajar, pembelajaran daring, mahasiswa
47
Breakout Room 6
Topik Psikologi Perkembangan
Moderator Dr. Mahargyantari P.D., M.Si.
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 6
HUBUNGAN ANTARA LOKUS KENDALI INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA BIDIKMISI
Bella Christianity
Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma
Ira Puspitawati
Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma
Abstrak
Penilitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik mengenai hubungan lokus kendali internal dengan kematangan karir pada m ahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi). Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswa
aktif penerima Bidikmisi dengan usia 18 sampai 24 tahun, memiliki IPK minimal yaitu 3.10, serta orangtua memiliki penghasilan perbulan gabungan dari ayah dan ibu
maksimal sebesar Rp 4.000.000. Pada penelitian ini, sampel berjumlah 93 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesio ner skala lokus kendali internal
disusun oleh peneliti berdasarkan karakteristik dari Hill (2011), sedangkan kematangan karir menggunakan skala yang disusun oleh Savickas (dalam Savickas &
Porfeli, 2011) yang sebelumnya diterjemahkan oleh peneliti. Uji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear dengan bantuan program komputer SPSS versi
24.00 for Windows. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara lokus kendali internal dengan kematanga n karir pada
mahasiswa Bidikmisi dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.5), R sebesar 0.420, dan F sebesar 19.467. Lokus kendali internal memberikan kontribusi terhadap
kematangan karir sebesar 17.6% pada mahasiswa Bidikmisi, sedangkan 82.4% merupakan kontribusi yang diberikan oleh variabel yang tidak diungkap dalam
penelitian ini.
Kata Kunci: lokus kendali internal, kematangan karir, mahasiswa Bidikmisi
48
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 6
PERAN EMOTION-FOCUSED COPING TERHADAP TINGKAT STRES PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA
Evi Syafrida Nasution
Fakultas Psikologi - Universitas Borobudur Universitas Persada Indonesia
[email protected] Agung Rido Harmoko Cinthya Permata Sari
Fakultas Psikologi - Universitas Persada Indonesia Fakultas Psikologi - Universitas Borobudur
[email protected] Universitas Persada Indonesia
Abstrak
Masa kehamilan dimulai dari pembuahan hingga kelahiran. Proses kehamilan melibatkan perubahan emosional, fisik, dan
sosial dalam keluarga. Kehamilan membutuhkan banyak penyesuaian dalam fisiologis, keluarga, keuangan, pekerjaan, dan
bidang lain yang dapat menimbulkan tekanan emosional bagi wanita, terutama wanita berpenghasilan rendah yang
cenderung mengalami lebih banyak stres dengan sumber daya yang lebih sedikit. Selama terpapar situasi stres, wanita
hamil merespons secara berbeda rangsangan stres yang tergantung pada pengalaman mereka sebelumnya, faktor
genetik, dukungan sosial, atau ciri kepribadian. Meskipun bukti sebelumnya secara konsisten menunjukkan bahwa stres
psikososial ibu memengaruhi hasil akhir bayi baru lahir, namun kondisi emosional ibu yang mengandung anak pertama dan
coping yang digunakan masih kurang dieksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh emotion-focused coping terhadap tingkat stres pada ibu hamil primigravida. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala stres kehamilan dan skala emotion-focused coping. Penelitian ini
menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 98 responden. Analisis data penelitian
menggunakan metode statistik regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emotion-focused coping berperan
signifikan terhadap tingkat stres pada ibu hamil primigravida. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi orang tua
khususnya ibu hamil agar dapat menyelesaikan masalah atau stressor dengan coping yang tepat.
Kata Kunci: hamil, primigravida, stressor, emotion-focused coping
49
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 6
GAMBARAN PARENTAL ACCEPTANCE PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME
Rosalina
Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila Jakarta
Anindya Dewi Paramita
Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila Jakarta
Abstrak
Anak yang terlahir sempurna merupakan harapan semua orang tua, baik sempurna secara jasmani maupun rohani, namun
tidak semua anak terlahir dengan kondisi sempurna. Sebagian anak terlahir dengan keterbatasan secara fisik, psikologis,
kognitif dan sosial, salah satunya adalah down syndrome. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meneliti parental
acceptance pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Subjek terdiri dari satu orang ibu yang memiliki anak down syndrome. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
subjek menggambarkan parental acceptance pada pola pengasuhan terhadap anaknya yang menderita down syndrome
sebagaimana ditunjukkan dari ekspresi serta kasih sayang dan perhatian yang diberikan.
Kata Kunci: parental acceptance, ibu, down syndrome
50
SESI ABSTRAK
SESI 4
BREAKOUT
ROOM 6
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA
Annisa N. A. Basjiruddin Chairunissa Salza Nadilla
Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
[email protected] [email protected]
Naila Ayubiyakhan Budi Sulaeman
Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja.
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma aturan dan tata hukum masyarakat yang dilakukan pada
usia remaja. Tingkat kenakalan remaja di Indonesia terbilang tinggi, berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan
Sosial DKI Jakarta tahun 2010 terdapat 0,08 persen atau 1.318 dari 1.647.835 siswa SD, SMP, dan SMA di DKI Jakarta
terlibat tawuran, dan angka ini meningkat tiap tahunnya. Keluarga memiliki peran yang penting untuk mencegah terjadinya
perilaku kenakalan remaja dengan menggunakan pola asuh yang tepat untuk anak. Berdasarkan dari penel itian “Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Karakter Anak Usia Dini” bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang
tua dengan karakter anak. Karenanya penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua
terhadap kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ini Systematic Literature Review (SLR) dengan
delapan jurnal sebagai referensi.
Kata Kunci: authoritarian parenting style, authoritative parenting style, permissive parenting style, kenakalan remaja
51
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOUT
ROOM 6
PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA SMA DI MANA PANDEMI COVID-19 DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA
Fedora Helen Sumantri
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara
Agustina
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara
Abstrak
Pada akhir tahun 2019, Indonesia mengalami pandemi COVID-19 yang mengharuskan siswa melakukan pembelajaran di
rumah secara daring. Sehingga, siswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama orang tua dan keluarga.
Menurut Pucangan et al. (2017), keluarga yang meliputi pola asuh orang tua merupakan faktor eksternal dari konsep diri,
yang mana di masa pandemi ini keluarga sebagai tempat utama bagi seorang anak untuk mendapatkan pendidikan.
Penelitian ini memfokuskan untuk melihat perbedaan pada konsep diri internal dan eksternal siswa SMA di masa pandemi
ini. Subyek dari penelitian ini berjumlah 153 orang siswa SMA berusia 15-18 tahun, yang diambil melalui teknik purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner konsep diri yang disusun berdasarkan teori Fitts (1971), serta kuesioner
pola asuh orang tua yang disusun berdasarkan teori dari Baumrind (1991) dan telah diadaptasi kembali oleh Maccoby. Pola
asuh pada penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi responsiveness dan dimensi demandingness. Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsep diri siswa SMA di masa pandemi ditinjau dari pola asuh ayah dan
pola asuh ibu, baik konsep diri internal maupun eksternal. Lebih lanjut diketahui bahwa responsiveness ayah dan ibu
memberikan nilai perbedaan pada konsep diri internal secara signifikan, sedangkan demandingness ayah dan ibu
memberikan nilai perbedaan pada konsep diri internal dan tidak memberikan nilai perbedaan pada konsep diri eksternal
siswa SMA di masa pandemi COVID-19 ini.
Kata Kunci: siswa SMA, pandemi COVID-19, pola asuh orang tua, konsep diri
52
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 6
GAMBARAN SUBJECTIVE WELL-BEING INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MEMILIKI IBU TUNGGAL AKIBAT
PERCERAIAN
Reinhart Ruben Diamanta
Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Penny Handayani
Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Abstrak
Perceraian orang tua dapat menjadi suatu tekanan yang berkepanjangan bagi individu dewasa awal karena individu
mengalami gejolak emosi yang tidak beraturan serta hadirnya beberapa tanggung jawab besar. Well-being dapat digunakan
individu dalam menghadapi perceraian orang tua sebagai bentuk evaluasi subjektif secara kongitif dan afektif terhadap
pengalaman hidup yang menyenangkan atau menyakitkan. Tujuan dari penelitian untuk menggambarkan subjective well-being
pada dewasa awal yang memiliki ibu tunggal akibat perceraian. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain
fenomenologi dan teknik wawancara semi-structured interview, instrumen yang digunakan panduan wawancara yang dibuat
berdasarkan teori subjective well-being. Pemilihan partisipan menggunkan teknik purposive sampling dengan jumlah partisipan
penelitian tiga partisipan utama dan tiga partisipan triangulasi. Ketiga partisipan utama pernah mengalami perceraian orang
tua yang sekarang berada pada masa dewasa awal di rentang usia 22-24 tahun. Hasil penelitian dianalisis dengan lima tahap,
yaitu compiling, disassembling, reassembling, interpreting dan concluding. Hasil penelitian menunjukkan ketiga partisipan
memiliki setiap aspek dari well-being. Partisipan pertama dan kedua dominan dengan aspek well-being kepuasan hidup dan
afek positif, sedikit terlihat pada afek negatif. Partisipan ketiga tampak dominan pada aspek well-being afek negatif,
sedangkankepuasan hidup dan afek positifnya jarang terlihat. Hal menarik yang ditemukan penyebab perceraian tidak
berpengaruh pada subjective well-being yang positif, melainkan adanya komunikasi terbuka turut membentuk well-being
positif. Perceraian orang tua membuat anak merasa bahwa kedua orang tua tidak menyukai dan menginginkannya, sehingga
anak akan memiliki rasa ketidakpercayaan kepada orang tuanya.
Kata Kunci: subjective well-being, dewasa awal, ibu tunggal, perceraian
53
Breakout Room 7
Topik Psikologi Sosial Kelompok 1
Moderator Dr. Winny Puspasari, M.Si.
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 7
HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT (FOMO) DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA DEWASA AWAL PENGGUNA MEDIA SOSIAL
Kurnia Wuri Handayani
Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Sandi Kartasasmita
Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Abstrak
Perkembangan media sosial pada saat ini dapat meningkatkan terjadinya penggunaan media sosial yang membuat individu dengan mudah mengetahu i apa yang
dilakukan oleh orang lain. Hal tersebut dapat memunculkan terjadinya fear of missing out (FoMO). FoMO merupakan rasa cemas akan tertinggal informasi atau
kegiatan yang dianggap penting yang dilakukan oleh orang lain. Keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain dapat menyeb abkan beban kognitif maupun
emosional pada individu sehingga jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan mengakibatkan kepuasan hidup yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan FoMO dengan kepuasan hidup pada dewasa awal pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuan titatif dengan
menyebarkan kuesioner secara online melalui google form yang menghasilkan sebanyak 512 orang partisipan dengan rentang usia 18-30 tahun. Kuesioner yang
digunakan adalah Fear of Missing Out Scale dan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa FoMO berkorelasi negatif dengan
kepuasan hidup pada dewasa awal pengguna media sosial. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode kualitatif den gan tujuan supaya
memperoleh data yang lebih mendalam. Selain itu, disarankan untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi kepuasan hidup.
Kata Kunci: fear of missing out (FoMO), kepuasan hidup, media sosial, dewasa awal.
54
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 7
RASA SYUKUR DAN BELAS KASIH PADA RELAWAN
Ummi Sa’idah
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
Yulmaida Amir
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
Ilham Mundzir
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
Abstrak
Pada saat terjadi musibah atau bencana dapat dilihat bahwa sejumlah orang bersedia membantu orang-orang yang
mengalami musibah secara sukarela sebagai relawan. Kerelawanan selama ini umumnya diteliti dalam bentuk perilaku
menolong dan belum banyak diteliti melalui konsep belas kasih (compassion). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah seseorang yang bersyukur akan dapat membagi belas kasih (compassion) terhadap orang lain. Penelitian
mengambil sampel relawan yang berada di Kabupaten dan Kota Bogor beserta Tangerang yang merupakan r elawan di
daerahnya. Responden penelitian berjumlah 386 orang. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Syukur
dan Skala Belas Kasih (S-Kalasi).
Hipotesis penelitian ini ialah rasa syukur berkorelasi dengan belas kasih pada relawan. Hipotesis penelitian dibuktikan
dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Sesuai dengan prediksi, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara rasa syukur dan belas kasih pada relawan, dengan nilai r 0,461 (p = < 0,001).
Kata Kunci: rasa syukur, belas kasih, relawan
55
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 7
PENGARUH MINDFULNESS DAN PENERIMAAN DIRI TERHADAP
KEBAHAGIAAN INDIVIDU PADA KESULITAN HIDUP
Annisa Wulandari
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
Yulmaida Amir
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mindfulness dan penerimaan diri (self-acceptance) terhadap
kebahagiaan (happiness) pada individu yang mengalami kesulitan hidup, khususnya persoalan ekonomi. Pada penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data yang menggunakan instrumen Mindful
Attention Awareness Scale (MAAS) untuk mengukur kesadaran dan perhatian, Unconditional Self-Acceptance
Questionnaire (USAQ) untuk mengukur penerimaan diri, dan Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk
mengukur kebahagiaan. Responden penelitian ini berjumlah 135 orang yang mengalami kesulitan ekonomi dan memiliki
keterbatasan memenuhi kebutuhan pokoknya. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan regresi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mindfulness berperan memprediksi kebahagiaan (R = 0,415 dan R2 = 0,172) dengan taraf signifikan
(p < 0,001). Demikian pula, penerimaan diri juga berperan memprediksi kebahagiaan (R = 0,482 dan R2 = 0,232) dengan
taraf signifikan (p < 0,001). Secara bersama-sama, mindfulness dan penerimaan diri memprediksi kebahagiaan secara
signifikan (R = 0,534 dan R2 = 0,285; p < 0,001). Jadi dapat disimpulkan bahwa pada individu yang mengalami kesulitan
hidup variabel mindfulness dan penerimaan diri memiliki kontribusi yang signifikan dalam memprediksi peningkatan pada
kebahagiaan mereka.
Kata Kunci: mindfulness, penerimaan diri kebahagiaan
56
SESI ABSTRAK
SESI 4
BREAKOUT
ROOM 7
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN TUJUAN HIDUP TERHADAP
KEPUASAN HIDUP ORANG DENGAN KESULITAN HIDUP
Lukman Ichlasul Amal
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Yulmaida Amir
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Abstrak
Dalam beberapa penelitian, hubungan antara religiusitas dengan kepuasan hidup mendapatkan hasil positif dan signifikan, tetapi
di sebagian penelitian lain korelasi kedua variabel ini tidak signifikan, salah satunya adalah pada orang-orang yang memiliki
kesulitan dalam hidupnya. Hasil yang tidak konsisten ini mendorong peneliti melakukan penelitian menggunakan variabel
tambahan yaitu tujuan hidup, yang masih merupakan bagian dari dimensi kesejahteraan psikologi (psychological well-being).
Penelitian ini hendak menjawab pertanyaan, apakah religiusitas bila disertai dengan tujuan hidup dapat meningkatkan kepuasan
hidup pada individu yang mengalami kesulitan dalam hidupnya? Orang dengan kesulitan hidup yang dimaksud adalah mereka
yang memiliki keterbatasan ekonomi menurut kriteria Badan Pusat Statistik (BPS). Responden penelitian ini berjumlah 114 orang
dengan berbagai macam pekerjaan. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan, yaitu skala relig iusitas yang dikembangkan oleh
Amir (2017), Purpose in Life Scale (PLS) dari Robbins dan Francis (2000), dan Satisfaction with Life Scale (SWLS) dari Diener
(1985). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa religiusitas tidak berpengaruh signifikan dalam te rhadap kepuasan hidup (R =
0,171 dan R2 = 0,029, p < 0,05), sementara tujuan hidup berpengaruh terhadap kepuasan hidup secara signifikan dengan nilai
(R = 0,407 dan R2 = 0,165; p < 0,001). Secara simultan religiusitas dan tujuan hidup menunjukkan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kepuasan hidup dengan nilai (R = 0,408 dan R2 = 0,166; p < 0,001). Hasil ini memperlihatkan bahwa pada
orang-orang dengan kesulitan hidup religiusitasnya tidak cukup berkontribusi pada kepuasan hidup mereka, tetapi yang berperan
signifikan bagi kepuasan hidup mereka adalah kejelasan tujuan hidup yang dimilikinya.
Kata Kunci: religiusitas, tujuan hidup, kepuasan hidup
57
SESI ABSTRAK
SESI 5 PROSES PENEMUAN MAKNA HIDUP INDIVIDU INDIGO
BREAKOUT
ROOM 7 Luvita Djauhari Nadia Chendana
Magister Psikologi Profesi Magister Psikologi Profesi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
[email protected] [email protected]
Leoti Putri Hana Panggabean
Magister Psikologi Profesi Program Doktor Psikologi
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
[email protected] [email protected]
Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Abstrak
Individu indigo memiliki tantangan tersendiri dalam kehidupan, yaitu mendapatkan stigma dan respon negatif dari
lingkungan sosial. Perlakuan negatif dari lingkungan mungkin sekali berperan dalam cara bagaimana individu indigo
memaknai lingkungan hidupnya, yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi pemaknaan hidupnya. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif fenomenologis untuk memahami proses penemuan makna hidup individu indigo yang
mencakup karakteristik kemampuan indigo, tantangan yang dialami dan nilai-
nilai yang didapatkan sebagai individu indigo, hingga komponen kehidupan bermakna bagi individu indigo. Partisipan
penelitian adalah tiga orang indigo dengan kemampuan extra-sensory perception (ESP) dalam rentang usia dewasa muda
yang didapatkan melalui teknik snowballing. Data penelitian didapatkan melalui wawancara dengan tiga individu indigo dan
tiga orang significant others. Kemudian, data diolah menggunakan teknik thematic analysis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor sosial berperan penting dalam penyesuaian individu indigo dengan kondisinya. Selanjutnya, ditemukan
bahwa proses penemuan makna hidup indigo meliputi penemuan nilai-nilai, sikap yang dapat berubah atas nilai, dan
adanya komitmen untuk menjalankan nilai dalam kehidupan yang bermakna.
Kata Kunci: indigo, makna hidup, dewasa muda
58
SESI ABSTRAK
SESI 6
BREAKOUT
ROOM 7
DUKUNGAN SOSIAL MANAKAH YANG PALING BERKAITAN DENGAN ADAPTABILITAS KARIR?
Nurul Zakiah
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta
Yulistin Tresnawaty
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta
Abstrak
Keberhasilan pembangunan sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut juga udara tidaklah mungkin berjalan
dengan sendirinya. Oleh karena itu, kementerian perhubungan membentuk sekolah kedinasan di Indonesia dengan tujuan
untuk memperbaiki kulitas sumber daya manusia dengan menciptakan lulusan siap kerja, membela negara dan melindungi
warga sipil. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa sekolah kedinasan
untuk dapat beradaptasi, baik dengan karir baru maupun lingkungan baru. Dalam penelitian Ozteme & Akyo l (2019),
mengenai keterkaitan adaptabilitas karir dengan dukungan sosial dikatakan bahwa dukungan sosial memperkuat
keterampilan adaptasi untuk mengatasi masalah karir dan mempengaruhi perkembangan adaptabilitas karir dengan cara
yang positif. Dalam hal ini yang dibutuhkan oleh mahasiswa adalah dukungan dari orangtua, teman sebaya juga orang
terdekat, mengingat sekolah kedinasan memiliki kurikulum berbasis semi militer. Tujuan dari penelitian ini untuk
membuktikan adanya hubungan antara dukungan sosial dengan adaptabilitas karir pada mahasiswa sekolah kedinasan di
bawah kementerian perhubungan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 159 mahasiswa (85 laki-laki dan 74
perempuan). Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan dukungan sosial dari teman sebaya ( friend) dengan adaptabilitas karir memiliki nilai
signifikan sebesar 0.000 (p < 0.001) dengan nilai Pearson correlation 0.434 lebih tinggi daripada dukungan sosial dari
orang terdekat (significant others) dan dukungan sosial dari keluarga (family). Dengan kata lain, semakin tinggi dukungan
sosial yang diterima semakin tinggi-pula adaptabilitas karir yangdimiliki oleh mahasiswa sekolah kedinasan di bawah
kementerian perhubungan.
Kata kunci: dukungan sosial, adaptabilitas karir, mahasiswa sekolah kedinasan
59
Breakout Room 8
Topik Psikologi Sosial Kelompok 2
Moderator Dr. M.M. Nilam Widyarini, M.Si., Psikolog
SESI ABSTRAK
SESI 1
BREAKOUT
ROOM 8
PENGARUH SELF-COMPASSION TERHADAP KEPUASAN HIDUP PADA REMAJA
Marshela
Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA [email protected]
Abu Bakar Fahmi Yulmaida Amir Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
[email protected] [email protected]
Abstrak
Remaja merupakan periode transisi kehidupan antara anak-anak ke tahap dewasa, suatu tahap perkembangan yang memiliki cukup banyak gejolak dalam kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-compassion terhadap kepuasan hidup pada remaja. Self-compassion merupakan cara individu tetap berbuat
baik pada diri sendiri, bahkan saat menghadapi kegagalan ataupun membuat kesalahan. Semetara kepuasan hidup adalah penilaian subjektif individu tentang
hidupnya secara keseluruhan. Partisipan penelitian ini berjumlah 323 partisipan dengan rentang usia 12-18 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-
compassion adalah Self-compassion Scale (SCS) yang disusun oleh (Neff 2003), sementara untuk mengukur kepuasan hidup adalah Satisfaction with Life Scale
(SWLS) (Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin tahun 1985). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. H asil penelitian ini
menunjukkan bahwa self-compassion mempengaruhi kepuasan hidup pada remaja, Didapatkan nilai F sebesar 50.776 dengan nilai p < 0.001 yang artinya self-
compassion secara signifikan mempengaruhi kepuasan hidup remaja. Semakin tinggi tingkat self -compassion seorang remaja akan memberi efek pada peningkatan
kepuasan hidupnya. Dengan nilai R sebesar 0,370 dan R Square (R²) sebesar 0,137. Hal ini berarti self-compassion berpengaruh terhadap kepuasan hidup sebesar
13,7%.
Kata kunci: remaja, self-compassion dan kepuasan hidup
60
SESI ABSTRAK
SESI 2
BREAKOUT
ROOM 8
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA DEWASA YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE
DI MASA NEW NORMAL
Olivia Safira Maharani
Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma, Depok
[email protected] Anita Zulkaida
Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma, Depok
Abstrak
Fenomena Covid-19 menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan seseorang. Ketentuan harus tetap bekerja di masa
pandemi dan kebijakan pemerintah mengenai pembatasan wilayah, sangat mungkin dapat mempengaruhi psychological well-being
orang dewasa yang menjalani commuter marriage. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif, dengan tujuan mengetahui
psychological well-being pada dewasa yang menjalani commuter marriage di masa new normal. Partisipan penelitian sebanyak 179
orang yang menjalani commuter marriage, dan diperoleh dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan The
Ryff Scale of Psychological Well-being dan pertanyaan terbuka. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara umum partisipan memiliki psychological well-being yang tinggi, dengan dimensi paling tinggi adalah
personal growth dan purpose in life. Hal ini berarti partisipan terus berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri agar tetap
dapat menjalani commuter marriage di masa new normal dengan baik, serta tetap memiliki tujuan hidup dan berusaha membuat
hidup tetap bermakna. Hasil ini sejalan dengan jawaban partisipan di mana hanya 11,2% yang menjawab sangat kesulitan dalam
menjalani commuter marriage di masa new normal, 63,1% mengalami sedikit kesulitan, dan 25,7% tidak mengalami kesulitan. Dari
jawaban pertanyaan terbuka diketahui kesulitan yang paling dirasakan adalah karena jarak antara tempat kerja dan rumah yang
jauh, saat pandemi adanya tambahan biaya ekstra seperti tes PCR/swab, kekhawatiran membawa virus, dan tidak dapat
mengontrol keadaan keluarga. Adapun cara yang paling banyak dilakukan untuk mengatasinya adalah meningkatkan komunikasi
dengan lebih baik; bersabar, bersyukur dan belajar ikhlas dengan keadaan; berpikir positif dan menyerahkan segala sesuatu
kepada Tuhan; serta memaksimalkan waktu ketika berkumpul dengan keluarga.
Kata Kunci: commuter marriage, dewasa, new normal, psychological well-being
61
SESI ABSTRAK
SESI 3
BREAKOUT
ROOM 8
HUBUNGAN PERBANDINGAN PENAMPILAN DENGAN KETIDAKPUASAN
TUBUH DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DEWASA AWAL
Sopia Waitaby
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara
Fransisca Iriani Roesmala Dewi
Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara
Abstrak
Penggunaan media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter bagi kaum dewasa sudah merupakan hal yang biasa.
Penggunaan media sosial memiliki pengaruh bagi penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara non-
eksperimental hubungan perbandingan penampilan dengan ketidakpuasan tubuh dalam penggunaan media sosial individu
dewasa awal. Partisipan individu dengan rentang usia 18-34 tahun, pengguna media sosial, yang diambil secara acak
dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah partisipan sebanyak 94 orang setelah dilakukan teknik
screening. Penelitian ini menggunakan skala pengukuran Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire–Appearance
Scales (MBSRQ-AS; Cash, 2001; Swami et al., 2019) untuk mengukur ketidakpuasan tubuh dan skala pengukuran
Physical Appearance Comparison Scale-Revised (PACS-R; Schaefer & Thompson, 2014), untuk mengukur perbandingan
penampilan. Uji asumsi mengenai normalitas, linearitas dan heteroskedastisitas juga telah dilakukan. Penelitian ini
menggunakan analisis data regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis diterima yaitu terdapat
hubungan antara perbandingan penampilan dengan ketidakpuasan tubuh dalam penggunaan media sosial individu dewasa
awal (R2 = 0,337; p=0,000) dan nilai F = 46,676. Perbandingan penampilan berkontribusi sebesar 33,7% dengan
ketidakpuasan tubuh dalam penggunaan media sosial individu dewasa awal.
Kata Kunci: Ketidakpuasan tubuh, perbandingan penampilan, penggunaan media sosial
62
SESI ABSTRAK
SESI 4
BREAKOUT
ROOM 8
PEMAAFAN PADA REMAJA KORBAN KEKERASAN DALAM BERPACARAN
Lusida Margaretta Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana
Stefanus Soejanto Sandjaja Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana
Abstract This study aims to find out the picture of forgiveness rates in teenager victims of violence in dating. This study uses descriptive quantitative method, using questionnaire for data collection method. Participants in the study were 278 teenager aged 10 to 22 years, consisting of 236 women and 42 men. The measuring instrument used is TRIM-18 to measure the forgiving scale consisting of three aspects, namely avoidance, revenge and benevolence. The analysis used in this study is descriptive statistical analysis. The result of this study is that the level of forgiveness in teenager victims of violence in dating is quite high. This is in accordance with the results of research data that shows the mean value of forgiveness is 50.13 which belongs to the category of high forgiveness (47 ≤ X < 52). Study participants included in the type of emotional forgiveness.
Keywords: dating violence, forgiveness, adolescent
63
64
SESI ABSTRAK
SESI 5
BREAKOU
T ROOM 8
GAMBARAN RESILIENSI SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA INDIVIDU DEWASA
Antonina Pantja Juni Wulandari
Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Naftali N. K. Aritakarina
Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Octavia Amandalisyana Putri
Jurusan Psikologi -Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Petrus Ece Muda
Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara
Abstrak
Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia membawa perubahan yang sangat besar dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial,
pendidikan, kesehatan, politik dan juga dalam seluruh tingkah laku hidup manusia. Jakarta sebagai ibu kota negara berada pada peringkat
pertama dalam hal jumlah pasien dan angka kematian karena COVID-19. Banyak warga Jakarta yang hidup dalam suasana stres dan
cemas karena wabah ini, belum lagi ditambah dengan kesulitan dalam hal ekonomi. Dalam situasi sulit seperti ini satu hal penting yang
harus dimiliki oleh warga adalah resiliensi yakni daya tahan seseorang untuk tetap bertahan dan tidak menyerah pada keadaan s ulit atau
tekanan yang ada, terus berusaha, belajar serta beradaptasi dengan keadaan tersebut, sehingga mampu bangkit dari keadaan sulit dan
berusaha menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran resiliensi yang dimiliki oleh warga dewasa awal hingga
dewasa akhir di Jakarta dalam masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan alat ukur Resilience Assessment Tool (RAT) yang
diadaptasi dari teori Magic Box Model dengan 43 item untuk mengidentifikasi resiliensi individu. Sampel dari peneli tian ini adalah 132
individu dewasa dengan rentang usia 17 – 60 tahun di Jakarta. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagian besar responden
memiliki resiliensi sedang, artinya bahwa meskipun banyak kendala dan rintangan dalam menjalani kegi atan sehari-hari di masa pandemi,
Individu dewasa masih cukup mampu beradaptasi dengan pola hidup yang baru dan yakin mampu mengatasi kesulitan yang sedang
dihadapi.
Kata Kunci: COVID-19, pandemi, resiliensi
PENUTUP
Demikian buku panduan ini dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran proses kegiatan Konferensi Nasional ke - 1 Konsorsium Psikologi LLDIKTI Wilayah III yang dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021 secara daring. Terima kasih untuk semua pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi pada kegiatan ini. Semoga kegiatan ini benar- benar bermanfaat sebagai media pemikiran konstruktif para akademisi, menjadi ajang diseminasi hasil-hasil penelitian bagi masyarakat luas, meningkatkan publikasi ilmiah khususnya di LLDIKTI Wilayah III serta dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat dan berjalan dengan lancar seperti yang kami harapkan.
65