66
BUKU PROGRAM KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI WILAYAH III Peran Psikologi di Era Pandemi dalam Membangun Masyarakat Berkarakter dan Berdaya Saing Global Sabtu, 10 April 2021

KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

BUKU PROGRAM

KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI

LLDIKTI WILAYAH III

Peran Psikologi di Era Pandemi dalam Membangun Masyarakat

Berkarakter dan Berdaya Saing Global

Sabtu, 10 April 2021

Page 2: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Sambutan Ketua Panitia Konferensi Nasionai 1 – Konsorsium Ilmu

Psikologi LLDIKTI Wilayah III 2

Susunan Acara 3 Prosedur Pertemuan Daring 9 Abstrak

BREAKOUT ROOM 1 - Psikologi Industri dan Organisasi 11 BREAKOUT ROOM 2 - Psikologi Kesehatan 18 BREAKOUT ROOM 3 - Psikologi Klinis 24 BREAKOUT ROOM 4 - Psikologi Pendidikan Kelompok 1 31 BREAKOUT ROOM 5 - Psikologi Pendidikan Kelompok 2 40 BREAKOUT ROOM 6 – Psikologi Perkembangan 48

BREAKOUT ROOM 7 - Psikologi Sosial Kelompok 1 54 BREAKOUT ROOM 8 - Psikologi Sosial Kelompok 2 60

Penutup 65

1

Page 3: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala rahmat dan karuniaNya yang senantiasa dilimpahkan sehingga Konferensi Nasional 1

Konsorsium Psikologi (KN1KP) LLDIKTI Wilayah III dengan tema ”Peran Psikologi di Era Pandemi dalam Membangun Masyarakat Berkarakter dan Berdaya Saing

Global” dapat terselenggara. KN1KP LLDIKTI Wilayah III dilaksanakan dengan tujuan untuk mendorong peningkatan jumlah publikasi karya ilmiah baik bagi para

mahasiswa maupun para dosen yang sejalan dengan upaya pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Buku program ini berisikan jadwal kegiatan konferensi dan abstrak dari semua makalah yang telah lolos dalam proses seleksi. Abstrak dari makalah-makalah

tersebut memiliki keberagaman topik, mulai dari area Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial, Psikologi Kesehatan

hingga Psikologi Perkembangan. Kesemuanya dipresentasikan dalam KN1KP LLDIKTI Wilayah III yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 10 April 2021.

Kami sungguh bersyukur bahwa kegiatan KN1KP LLDIKTI Wilayah III mendapat respon baik melalui partisipasi lebih dari 10 Perguruan Tinggi di LLDIKTI Wilayah III

maupun dari luar LLDIKTI Wilayah III, khususnya para mahasiswa/i psikologi dari berbagai jenjang pendidikan yang ditempuh. Publikasi bersama antara mahasiswa

dan dosen yang merupakan salah satu luaran yang diharapkan berdasarkan standar hasil penelitian akan dapat terwujud melalui kegiatan ini. Sebagai langkah awal,

kolaborasi dari lebih 50 makalah yang ditulis oleh mahasiswa dan dosen dalam konferensi ini merupakan suatu wujud nyata dalam mendukung upaya peningkatan

publikasi karya ilmiah, dan karenanya sungguh patut untuk diapresiasi, serta tentunya semakin ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas pada kegiatan

serupa di waktu mendatang.

Atas terselenggaranya KN1KP LLDIKTI Wilayah III, dengan segala kerendahan hati ijinkan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua

dukungan dan partisipasi Bpk/ Ibu/Sdr-i, terutama kepada:

1. Kepala LLDIKTI Wilayah III dan jajarannya

2. Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, sebagai Ketua Konsorsium bidang ilmu Psikologi di LLDIKTI Wilayah III

3. Semua Anggota Konsorsium bidang Ilmu Psikologi di LLDIKTI Wilayah III dan seluruh panitia pelaksana

4. Pemakalah dan peserta KN1KP LLDIKTI Wilayah III.

Akhir kata, apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan ini mohon kiranya dapat dimaafkan. Semoga pelaksanaan KN1KP LLDIKTI

Wilayah III ini dapat benar-benar memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat pada umumnya, dan kemajuan bidang ilmu Psikologi di masa depan.

Jakarta, 10 April 2021

ttd.

Dr. Magdalena S. Halim, Psikolog

Ketua Pelaksana

2

Page 4: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

3

Page 5: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

4

Page 6: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

5

Page 7: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

6

BREAKOUT

ROOM 1

BREAKOUT

ROOM 2

BREAKOUT

ROOM 3

BREAKOUT

ROOM 4

BREAKOUT

ROOM 5

BREAKOUT

ROOM 6

BREAKOUT

ROOM 7

BREAKOUT

ROOM 8

14.37-14.57 WIB

SESI 5.

Pengaruh

Kualitas

Pelayanan

Pembuatan SIM

terhadap

Kepercayaan

Masyarakat

dengan Kepuasan

Masyarakat

sebagai Variabel

Mediasi – Benny

Gielar Indrajati

& Anastasia Sri

Maryatmi

SESI 5.

Hubungan Self-

Compassion

dengan Quarter-

Life Crisis pada

Dewasa Awal –

Marsha Nadia

Arifanti,

Sitawaty

Tjiptarini &

Yulmaida Amir

SESI 5.

Pengaruh

Parental

Conditional

Positive Regard

terhadap

Perfeksionisme:

Studi pada

Remaja – Shofia

Hanifa & Dewi

Trihandayani

SESI 5.

Identifikasi

Efektivitas Belajar

Mahasiswa

terhadap

Pembelajaran

Jarak Jauh dan

Tatap Muka –

Ratu Alifia

Fatmadani,

Arlieka

Permatasary &

M. Nanang

Suprayogi

SESI 5.

Peningkatan

Hubungan

Edukatif dengan

Remaja: Pelatihan

Daring bagi Guru

Lembaga

Pendidikan Non-

Formal “X” –

Sheila Putri

Fajrianti &

Agustina

Hendriati

SESI 5.

Perbedaan

Konsep Diri

Siswa SMA di

Masa Pandemi

COVID-19

ditinjau dari Pola

Asuh Orang Tua -

– Fedora Helen

Sumantri &

Agustina

SESI 5.

Proses Penemuan

Makna Hidup

Indigo – Luvita

Djauhari, Nadia

Chendana, Leoti

Putri & Hanna

Panggabean

SESI 5.

Gambaran

Resiliensi selama

Pandemi COVID-

19 pada Individu

Dewasa -

Antonina Pantja

Juni Wulandari,

Naftali Naomi

Karunia

Aritakarina,

Octavia

Amandalisyana

Putri & Petrus

Ece Muda

15.00-15.20 WIB

SESI 6.

Peran Self-Esteem

dan Self-Control

terhadap

Impulsive Buying

Produk

Kecantikan pada

Wanita Dewasa –

Pocut Shazzura,

Aully Grashinta

& Muhammad

Akhyar

SESI 6.

Gambaran Stress

dan Coping Stress

Perempuan yang

Pernah

Mengalami

Kekerasan dari

Orang Tua –

Astria Monayati

Sibarani & Clara

R.P. Ajisuksmo

SESI 6.

Upaya Mencari

Pertolongan dari

Profesional (Help-

Seeking) pada

Mahasiswa –

Lucky

Hardinugraha &

Anita Zulkaida

SESI 6.

Peningkatan

Kemampuan

Public Speaking

pada Anak 9-13

Tahun dengan

Pendidikan

Positif – Rosa

Virginia

Kartikarini &

Agustina

Hendriati

SESI 6.

Perbedaan

Dimensi Kesepian

Emosional dan

Kesepian Sosial

pada Remaja

ditinjau

Berdasarkan Jenis

Kelamin –

Christela Ririn

Dita & Pinkan

Margaretha

SESI 6. Gambaran

Subjective Well-

Being Individu

Dewasa Awal

yang Memiliki

Ibu Tunggal

Akibat Perceraian

– Penny

Handayani &

Reinhart Ruben

Diamanta

SESI 6.

Dukungan Sosial

Manakah yang

Paling Berkaitan

dengan

Adaptabilitas

Karir? - Nurul

Zakiah & Yulistin

Tresnawaty

15.20-15.30 WIB ISTIRAHAT

Page 8: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

7

Page 9: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

8

Page 10: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

PROSEDUR PERTEMUAN DARING

• Seluruh peserta Konferensi Nasional 1 Konsorsium Ilmu Psikologi dapat mulai memasuki ruang virtual pukul 08.00 WIB dengan

menggunakan username sebagai berikut : a. Username untuk Panitia = 000_Nama Panitia_Universitas/Institusi - Contoh : 000_Dewi Indah_UG b. Username untuk Pemakalah = 0BR_Nomer ID Pemakalah di LoA_Nama Pemakalah_Universitas/Institusi (untuk Co-Author

menggunakan username dengan awalan 0BR_ Nomer ID Pemakalah di LoA yang sama hanya nama dan universitas/institusi bisa diubah langsung sesuai Co-Author) - Contoh : 001_A32_Dewi Indah_UG (Dewi Indah sebagai Author

001_A32_Pelangi Jingga_UG (Pelangi Jingga sebagai Co-Author) c. Username untuk Peserta Umum/Non Pemakalah = 999_Nama Peserta_Universitas/Institusi - Contoh : 999_Dewi Indah_UG

• Mematikan mic saat sesi di mainroom serta saat menjadi audiens di breakout room, namun untuk bertanya dapat melakukan raise

hand pada menu zoom atau via chat/direct message kepada host dan akan dibuka oleh host.

• Diharapkan video on dan layer menggunakan virtual background yang sudah di share oleh panitia

• Saat istirahat siang setelah main session dengan keynote speaker, peserta dapat tetap berada dalam main-room. Penugasan untuk masuk Breakout Room akan dilakukan oleh host main-room setelah istirahat siang dan peserta cukup meng-”klik” – JOIN bila muncul request untuk join ke Breakout Room di layer masing-masing peserta.

• Bagi pemakalah (harus berada di breakout room sampai selesai presentasi dan bisa request berpindah ke BR lain pada host di main

room saat selesai presentasi)

• Bagi peserta – bukan pemakalah (boleh berpindah-pindah dengan request kepada host)

• Penutupan akan langsung dilakukan di masing-masing Breakout Room oleh Moderator Breakout Room

9

Page 11: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

ABSTRAK

10

Page 12: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 1

Topik Psikologi Industri dan Organisasi

Moderator Dr. Intaglia Harsanti, M.Si.

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 1

PERAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR TERHADAP ADAPTABILITAS KARIR SISWA SMK JABODETABEK

Delistina Rizki Fernanda

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta, Indonesia

Yulistin Tresnawaty

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Career Decision Learning Experiences merupakan suatu pemahaman tentang memahami potensi pengalaman belajar individu yang berbeda mengenai keputusan karier di

masa depan dan untuk mengurangi kesulitan pada dewasa muda dalam menghadapi keputusan karier mereka untuk pertama kalinya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan karir terhadap adaptabilitas karier. Responden dalam penelitian ini adalah 141 responden dengan

jumlah subjek 41 orang laki-laki dan 100 orang perempuan yang merupakan siswa/i kelas 3 SMK maupun lulusan dari SMK maksimal ang berada pada wilayah

JABODETABEK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Career Adapatability Scale (CAAS; 2012) dan Career Decision Learning Experience Scale (CDLE; Bike, 2013). Teknik analisis statistik yang digunakan

adalah analisis regresi. Hasil dari penelitian yang diperoleh dengan nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,636 dan nilai kontribusi R Square sebesar 0,405. Hal ini menunjukan

pengaruh variabel pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan terhadap adaptabilitas karir sebesar 40,5% dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 (p < 0,05) yang

berarti signifikan. Artinya variabel pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan karier memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel adaptabilitas karier,

sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi pengalaman belajar dalam pengambilan keputusan karir maka semakin tinggi tingkat kemampuan adaptabilitas karir pada

lulusan pendidikan vokasi. Penelitian selanjutnya hendaknya memperhatikan variabel lain seperti usia, gender, asal sekolah, dukungan keluarga dan status sosial ekonomi

keluarga.

Kata Kunci: Pengalaman Belajar, Keputusan Karir, Adaptabilitas Karir

11

Page 13: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK SESI 2

BREAKOUT

ROOM 1

HUBUNGAN OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA

PEGAWAI WANITA YANG BERPERAN GANDA

Siti Chaeriyah

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta

[email protected]

Tjitjik Hamidah

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sikap

optimisme dan dukungan sosial keluarga dengan problem focused coping pada pegawai wanita yang berperan ganda.

Penelitian ini melibatkan 75 pegawai wanita berperan ganda. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan sampel

jenuh (sensus). Berdasarkan hasil analisis data dengan teknik bivariate correlation dan multivariate correlation, menunjukan

terdapat hubungan signifikan dengan arah positif antara optimisme dan dukungan sosial keluarga dengan problem focused

coping pada pegawai wanita yang berperan ganda. Hal ini mengartikan bahwa betapa pentingnya sikap optimisme,

dukungan sosial keluarga dan strategi

problem focused coping bagi pegawai wanita yang berperan ganda ketika menghadapi tekanan (stress).

Kata Kunci: pegawai wanita berperan ganda, optimisme, dukungan sosial keluarga, problem focused coping.

12

Page 14: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 1

PENGARUH PERSON ORGANIZATION FIT DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP

TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN IT

Kamilia Nur Umamah

Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan

[email protected]

Endro Puspo Wiroko

Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan

[email protected] Silverius Y. Soeharso

Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh person organization fit dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pada

karyawan IT. Responden pada penelitian ini diperoleh menggunakan kuesioner online pada karyawan di bidang IT berjumlah 167

orang yaitu 137 orang laki-laki dan 30 orang perempuan yang bekerja di Pulau Jawa dengan teknik non-probability sampling.

Turnover intention diukur menggunakan Turnover Intention Scale yang dikembangkan oleh Michaels & Spector (1982). Person

Organization Fit diukur menggunakan Person Organization Fit Scale yang dikembangkan oleh Cable & DeRue (2002). Kepuasan

Kerja diukur menggunakan Job Satisfaction Survey yang dikembangkan oleh Spector (1985). Data pada penelitian ini dianalisis

dengan teknik regresi berganda. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa person organization fit (R2 = 0,356) dan

kepuasan kerja (R2 = 0,483) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention, kemudian person organization fit dan

kepuasan kerja (R2= 0,510) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention.

Kata kunci: turnover intention, person organization fit, kepuasan kerja

13

Page 15: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4

BREAKOUT

ROOM 1

PENGARUH KONTRAK PSIKOLOGIS TERHADAP KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI MILENIAL

DI JABODETABEK

Puji Nur Laraswati

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

[email protected]

Puti Archianti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kontrak psikologis terhadap keterikatan kerja pada karyawan

generasi milenial di Jabodetabek. Responden yang digunakan pada penelitian ini yakni karyawan umum yang bekerja di

perusahaan wilayah Jabodetabek. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan alat ukur dari Psychological

Contract Inventory (2004) yang disusun oleh Hui, Lee dan Rousseau (2004) untuk mengukur kontrak psikologis,

sedangkan untuk mengukur keterikatan kerja menggunakan instrumen Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17) yang

di susun oleh Schaufelli, Bakker dan Salanova (2006). Teknik analisa statisik yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisa regresi dengan Hasil yang didapat dari data yang telah dikumpulkan menunjukkan nilai koefisien R =

0,642 dan R Square = 0,412 atau 41,2% dan memiliki efek positif dan signifikan terhadap keterikatan kerja. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika kontrak psikologis karyawan sudah terpenuhi maka yang terjadi karyawan akan

merasa terikat dengan perusahannya dengan menunjukkan performa kinerja yang baik, dengan kata lain ketika karyawan

sudah memberikan kinerja yang baik maka perusahaan disarankan untuk menjaga konsistensi dalam menjalankan

kewajiban kepada para pekerjanya. Dengan hal ini dalam penelitian selanjutnya untuk memperkaya hasil penelitian dari

pengaruh dua variabel tersebut disarankan untuk memperhatikan variabel yang berpengaruh pada keterikatan kerja seperti

job performance.

Kata Kunci: Kontrak psikologis, Keterikatan Kerja, Generasi Milenial

14

Page 16: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOUT

ROOM 1

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN SIM TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT DENGAN

KEPUASAN MASYARAKAT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Beny Gielar Indrajati

Universitas Persada Indonesia Y.A.I

[email protected]

Anastasia Sri Maryatmi

Universitas Persada Indonesia Y.A.I

[email protected]

Abstrak

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kualitas pelayanan pembuatan SIM terhadap

kepercayaan masyarakat dengan kepuasan masyarakat sebagai variabel mediasi di Polres Way Kanan Lampung. Dalam

penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu kualitas pelayanan, kepuasan masyarakat dan kepercayaan masyarakat.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakatyang membuat atau memperpanjang SIM di Polres Way Kanan

Lampung dan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Accidental Sampling. Uji Hipotesis

analisis diperoleh = 0.958 dengan p < 0.05, Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap

kepercayaan masyarakat, analisis diperoleh = -0.120 dengan p < 0.05, Sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh

langsung kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat dan = 0.061 dengan p < 0.05, dengan. Sehingga dapat

disimpulkan tidak ada pengaruh langsung kepuasan masyarakat terhadap kepercayaan masyarakat. koefisien tidak langsung

sebesar -0.007 dengan p < 0.05, dengan demikian maka signifikan dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada

pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepercayaan masyarakat melalui kepuasan masyarakat.

Kata Kunci: kualitas pelayanan, kepuasan masyarakat, kepercayaan masyarakat.

15

Page 17: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 1

PERAN SELF-ESTEEM DAN SELF-CONTROL TERHADAP IMPULSIVE BUYING PRODUK KECANTIKAN PADA

WANITA DEWASA

Pocut Shazzura

Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta

[email protected]

Aully Grashinta

Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta

[email protected]

Muhammad Akhyar

Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Jakarta

[email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat peran self-esteem dan self-control terhadap impulsive

buying pada wanita dewasa awal pengguna e-commerce di masa pandemi Covid-19. Sampel pada penelitian ini adalah

219 wanita dewasa awal. Data didapat melalui tiga alat ukur yaitu pengukuran impulsive buying menggunakan alat ukur

Online Impulsive Buying Tendency, pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur The Six-Item State Self-Esteem Scale

(SSES-6) dan pengukuran self-control menggunakan alat ukur Consumer Spending Self-Control. Pengujian hipotesis

menggunakan pengujian statistik regresi linear berganda. Ada peran self-esteem dan self-control secara bersama-sama

terhadap impulsive buying sebesar 6% (R2 = 0,060). Dari analisis regresi linear yang didapatkan self-esteem tidak memiliki

peran yang signifikan terhadap impulsive buying pada wanita dewasa awal pengguna e-commerce di masa pandemi

Covid-19. Sementara itu, terdapat peran self-control terhadap impulsive buying pada wanita dewasa awal pengguna e-

commerce di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan teori yang digunakan, penelitian ini tidak menggunakan faktor

eksternal dari individu yang sebenarnya dapat lebih berperan terhadap impulsive buying Responden yang relatif sedikit

menjadi kelemahan penelitian dapat dijadikan saran untuk penelitian selanjutnya. Diharapkan kepada penelitian

selanjutnya untuk menambahkan variabel lainnya misalnya peran teman sebaya atau pemasaran.

Kata Kunci: Impulsive Buying, Self-Esteem, Self-Control, Dewasa Awal

16

Page 18: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 7

BREAKOUT

ROOM 1

THE ROLES OF HEURISTIC THINKING ON THE RELATIONSHIP BETWEEN

PERCEIVED SCARCITY AND IMPULSIVE BUYING DUE TO THE COVID-19 VIRUS PANDEMIC THREAT

Silverius Y. Soeharso

Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta

[email protected] Sarah Awudya

Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Jakarta

[email protected]

Auliannisa N. Ayuningtyas

Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Jakarta

[email protected]

Abstract

The purpose of this study was to determine whether heuristic thinking is more suitable to be a moderator, mediator, or to

directly influence between perceived scarcity and impulsive buying due to the threat of the Covid-19 virus pandemic. The

survey was conducted on 200 people who had shopping physically after the outBreakout Roomeak of the Covid-19 Virus

pandemic. There are three instruments applied in this research, namely impulsive buying questionnaire from Verplanken

and Herabadi (2001), perceived scarcity from Byun and Sternquist (2008), and the third General Decision Making Scale

(GDMS) to measure heuristic decision making from Scott &amp; Breakout Roomuce (1995). These three measurement

scales have a fairly strong reliability score between 0.73 to 0.77. Data were analyzed by multiple linear regression on SPSS

23. The results reveal that heuristic thinking is more suitable to be a direct influence together with perceived scarcity to

impulsive buying.

Keywords: Perceived Scarcity, Heuristic Thinking, Impulsive Buying

17

Page 19: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 2

Topik Psikologi Kesehatan

Moderator Dr. Indah Mulyani, M.Si

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 2

GAMBARAN COPING DAN PSIKOEDUKASI MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA DI AWAL PANDEMI COVID-19

Evelyn Tandias Alisha Nanditaputri

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

[email protected] [email protected]

Astri Parawita Ayu Theresia Indira Shanti

Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak Sejak kasus Coronavirus disease 2019 (COVID-19) pertama di Indonesia diumumkan, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi mobilitas masyarakat,

termasuk pada sektor pendidikan. Sejak 23 Maret 2020, Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya (UAJ) telah menghentikan seluruh Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di

kampus. Transisi yang mendadak ini dapat membuat seseorang mengalami stres, cemas, dan depresi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui gambaran coping

mahasiswa UAJ di awal pandemi COVID-19; 2) Mengetahui hubungan antara coping dan dampak pandemi; 3) Mengetahui hubungan antara coping dengan stres, cemas, dan

depresi; 4) Merancang intervensi psikoedukasi strategi coping untuk mahasiswa UAJ dalam menghadapi pandemi; 5) Melakukan evaluasi terhadap intervensi psikoedukasi. Penelitian

ini adalah studi kuantitatif observasional dengan desain potong lintang. Partisipan dari penelitian dipilih melalui teknik convenience sampling. Data mengenai gambaran coping

mahasiswa diperoleh dengan kuesioner BREAKOUT ROOMIEF COPE. Data mengenai dampak stres terhadap kondisi psikologis mahasiswa diperoleh dengan kuesioner IES-R. Data

mengenai tingkat stres, cemas, dan depresi mahasiswa diperoleh dengan kuesioner DASS-21. Semua kuesioner disebarkan secara daring, begitu juga dengan kuesioner evaluasi

intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa acceptance dan self-distraction adalah coping yang banyak dipakai partisipan. Meskipun tidak ada coping yang berkorelasi negatif

signifikan dengan stres dan kecemasan, namun coping yang cenderung dimiliki mahasiswa dengan tingkat stres tinggi adalah self-blame dan behavioral disengagement. Sebaliknya,

coping yang dilakukan mahasiswa dengan kecenderungan tingkat stres rendah adalah self-acceptance dan self-distraction. Data ini kemudian digunakan untuk menyusun panduan

strategi coping sebagai intervensi psikoedukasi kepada mahasiswa UAJ.

Kata Kunci: Gambaran coping, intervensi psikoedukasi, strategi coping mahasiswa, pandemi COVID-19

18

Page 20: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 2

PERILAKU PENGENDALIAN BERAT BADAN TIDAK SEHAT PADA REMAJA PEREMPUAN

Lois T. Sanemo

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

[email protected]

Anita Novianty

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

[email protected]

Abstrak

Fat talk merupakan percakapan di mana perempuan meremehkan tubuh mereka dengan memberikan komentar negatif

terkait dengan tubuh dan berat badan yang berasal dari bentuk tubuh kurus ideal. Keterlibatan dalam fat talk dapat memicu

pikiran seseorang untuk melakukan pengendalian berat badan. Sementara beberapa remaja perempuan menerapkan

strategi yang sehat, yang lain mungkin terlibat dalam strategi pengendalian berat badan yang tidak sehat (UWCB). Oleh

karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara fat talk dengan perilaku pengendalian berat badan tidak

sehat. Penelitian ini menggunakan kuesioner dari skala Unhealthy Weight Control Behaviors dan Negative Body Talk

kepada 137 remaja perempuan dengan kisaran usia 16-22 tahun yang sedang melakukan penurunan berat badan. Analisis

data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik korelasional Spearman-rank. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara fat talk dengan perilaku pengendalian berat badan tidak

sehat (r = 0.002; ρ = 0.258). Maka dari itu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk membentuk

program promosi dan prevensi terhadap pengendalian berat badan yang tidak sehat dan edukasi terkait pembicaraan

sehat mengenai bentuk tubuh.

Kata Kunci: fat talk, pengendalian berat badan tidak sehat, remaja.

19

Page 21: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3 BURNOUT DAN STRATEGI COPING PADA DOKTER DI MASA PANDEMI COVID-19

BREAKOUT

ROOM 2 Annisa Kusindriani Rosaline Oscar

Magister Psikologi Profesi UNIKA Atma Jaya, Jakarta Magister Psikologi Profesi UNIKA Atma Jaya, Jakarta

[email protected] [email protected]

Nicholas Kenji Hana Panggabean

Magister Psikologi Profesi UNIKA Atma Jaya, Jakarta Program Doktor Psikologi UNIKA Atma Jaya,Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak

Situasi pandemi COVID-19 menyebabkan meningkatnya jumlah pasien sehingga beban kerja dokter pun turut bertambah.

Burnout adalah sindrom psikologis yang muncul akibat respon dari stressor interpersonal berkepanjangan dalam pekerjaan,

yang terdiri dari tiga dimensi yaitu kelelahan, sinisme atau depersonalisasi, dan ketidakefektifan atau penurunan pencapaian

personal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran burnout dan strategi coping yang dilakukan oleh dokter di masa

pandemi COVID-19 dengan menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dan

memperoleh dua partisipan yang sesuai dengan kriteria yakni merupakan dokter, bekerja di fasilitas kesehatan yang menangani

kasus COVID-19, dan sedang mengalami burnout menurut Maslach Burnout Inventory. Analisis data penelitian ini menggunakan

metode thematic analysis. Berdasarkan hasil wawancara, gambaran burnout partisipan dapat ditinjau dari ketiga dimensi

burnout. Kedua partisipan mengalami kelelahan dalam bekerja, merasa lebih emosional dan mudah marah ketika sedang

bekerja, serta adanya kekhawatiran tertular dan menularkan COVID-19 kepada keluarganya sehingga relasi sosial turut

terganggu. Peneliti menemukan bahwa kedua partisipan menggunakan satu jenis problem-focused coping, yaitu seeking social

support, dan tiga jenis emotional-focused coping, yaitu self-control, escape-avoidance, dan positive appraisal. Selain itu, peneliti

juga menemukan strategi coping lain yang dilakukan oleh kedua partisipan, yaitu restoring energy through sleeping,

entertainment, dan religious belief sebagai cara untuk menangani burnout.

Kata Kunci: burnout, strategi coping, dokter, COVID-19

20

Page 22: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4 KONDISI PSIKOLOGIS MAHASISWA UNIKA ATMA JAYA PADA MASA

AWAL PANDEMI COVID-19

BREAKOUT

ROOM 2

Alisha Nanditaputri Evelyn Tandias

Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya, Jakarta

[email protected] [email protected]

Astri Parawita Ayu Theresia Indira Shanti

Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan UNIKA Atma Jaya, Jakarta Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya, Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak

Perubahan situasi kehidupan terkait pandemik 2019 Corona Virus Disease (COVID-19) membawa perubahan dalam kehidupan

sehari-hari pada banyak orang termasuk mahasiswa Unika Atma Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi

psikologis mahasiswa pada fase awal pandemi COVID-19. Kondisi yang akan dievaluasi adalah dampak psikologis dari pandemi

serta gejala-gejala stres, cemas, dan depresi. Proporsi akan dihitung berdasarkan karakteristik demografi (jenis kelamin, usia,

tahun pendidikan, fakultas, dan tempat tinggal). Pengaruh karakteristik demografi terhadap terjadinya dampak psikologis juga

akan dievaluasi. Partisipan adalah mahasiswa aktif di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang menjalani pembelajaran jar ak

jauh. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Impact of Event Scale revised dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21).

Sejumlah total 348 mahasiswa dari berbagai fakultas berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebagian besar responden (44.99%)

mengalami dampak ringan namun tidak menunjukkan gejala-gejala stress (77.94%), cemas (57%), maupun depresi (63.61%).

Dampak psikologis, serta gejala-gejala stres, cemas, dan depresi lebih banyak dialami oleh perempuan daripada laki-laki.

Responden dari bidang ilmu non-kesehatan juga lebih banyak mengalami dampak serta memiliki skor stres, cemas, dan depresi

yang lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka dari bidang kesehatan. Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai

kondisi psikologis mahasiswa pada masa awal pandemi COVID-19. Evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui

berbagai faktor yang memengaruhi dampak situasi pandemi pada kondisi psikologis mahasiswa. Intervensi perlu dikembangkan

oleh universitas untuk membantu mahasiswa meningkatkan kondisi kesehatan jiwa mereka terutama dalam menghadapi situasi di

masa pandemi. Program intervensi yang dikembangkan juga perlu mempertimbangkan kebutuhan spesifik mahasiswa

perempuan.

Kata kunci: demografi, stres, cemas, depresi, dampak dari peristiwa

21

Page 23: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOUT

ROOM 2

HUBUNGAN SELF-COMPASSION DENGAN QUARTER-LIFE CRISIS PADA DEWASA AWAL

Marsha Nadia Arifanti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

[email protected]

Sitawaty Tjiptarini

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

[email protected]

Yulmaida Amir

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

[email protected]

Abstrak

Quarter-life crisis adalah sebuah keadaan yang dialami oleh individu berumur dua puluh tahunan yang tengah mengalami krisis

emosi yang tidak stabil, dikarenakan individu tersebut khawatir dan mempertanyakan hidupnya akan masa depan. Di saat

individu mengalami krisis, hal ini dapat memunculkan perasaan negatif, self-compassion hadir sebagai salah satu cara

mengatasi perasaan negatif, self-compassion sendiri merupakan suatu kemampuan individu untuk tetap mengasihi diri sendiri

pada keadaan sulit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-compassion dengan quarter-life

crisis pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan

membagikan kuesioner kepada 230 dewasa awal yang terdiri dari 51 laki-laki dan 179 perempuan dengan rentang umur 20-29

tahun yang bertempat tinggal di Jakarta. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Self-compassion Scale dari Neff

(2003) untuk mengukur self-compassion seseorang yang terdiri dari 25 butir pertanyaan dan Quarter-life Crisis Scale yang

dirancang oleh Agustin (2012) untuk mengetahui apakah seseorang dalam keadaan quarter-life crisis yang terdiri dari 25 butir

pertanyaan. Teknik analisis data menggunakan Pearson correlation dengan SPSS versi 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa self-compassion ada hubungan signifikan negatif dengan quarter-life crisis. Hal ini ditunjukkan dengan hasil koefisien

korelasi R = –0,655 dengan taraf signifikan 0.001 maka hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat self-compassion

seseorang maka semakin rendah tingkat quarter-life crisis yang dialami oleh para dewasa awal dan sebaliknya. Kata Kunci: Self-compassion, Quarter-life Crisis, Dewasa Awal

22

Page 24: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 2

GAMBARAN STRES DAN COPING STRESS PEREMPUAN

YANG PERNAH MENGALAMI KEKERASAN DARI ORANGTUA

Astria Monayati Sibarani

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Indonesia

[email protected]

Clara R. P. Ajisuksmo

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Kekerasan dapat terjadi di lingkungan keluarga dan diistilahkan sebagai kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.

Dalam jangka panjang kekerasan yang pernah dialami seseorang akan memberi dampak buruk terhadap perkembangan

emosional, perilaku, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran stress dan strategi coping

stress pada perempuan yang pada usia anak pernah mengalami kekerasan dari orangtuanya. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan desain naratif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah

partisipan sebanyak tiga orang perempuan yang saat penelitian dilakukan berusia antara 20 sampai dengan 22 tahun, dan

pernah mengalami kekerasan ketika berusia anak. Partisipan pertama mengalami kekerasan dari orangtua sejak usia 5

tahun sampai usia 17 tahun. Partisipan kedua dan ketiga mengalami kekerasan dari orangtua pada saat usia 15 tahun

sampai dengan 17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan melewati proses munculnya stres yang

ditandai dengan adanya cognitive appraisal, yaitu primary appraisal dan secondary appraisal. Pada proses primary

appraisal, partisipan mencapai tahap stressful dengan menunjukkan tiga kategori yang ada pada primary appraisal, yaitu

harm-loss, threatening, dan challenging. Namun, tidak semua partisipan merasakan threatening, perbedaan ini terjadi

karena partisipan memiliki perbedaan perilaku kekerasan yang diterima dan stressor eksternal yang berbeda. Ketiga

partisipan menggunakan strategi coping stress yaitu problem focused coping seperti instrumental action dan planful

problem solving. Untuk emotion focused coping ketiga partisipan menggunakan accepting responsibility.

Kata Kunci: coping stress, emotion focused coping, kekerasan dalam rumah tangga, problem focused coping, stres

23

Page 25: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 3

Topik Psikologi Klinis

Moderator Dr. Nurul Qomariyah, M.Psi., psikolog

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 3

GAMBARAN TINGKAT STRES, CEMAS, DAN DEPRESI PADA TENAGA KESEHATAN COVID-19 DI JAKARTA

Novela Clara

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Magdalena Surjaningsih Halim

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama satu tahun terakhir di Indonesia memberikan dampak perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat,

termasuk di dalamnya para tenaga kesehatan. Sebagai kelompok yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19, kelompok ini cukup rentan

untuk mengalami berbagai masalah psikologis seperti stres, cemas, dan depresi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat stres,

cemas, dan depresi para tenaga kesehatan

COVID-19 di DKI Jakarta. Metode yang digunakan merupakan metode kuantitatif deskriptif, yang melibatkan 97 tenaga kesehatan di DKI Jakarta dengan usia 20 – 58

tahun (M = 33.31, SD = 7.665). Penelitian ini menggunakan alat ukur Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas

tenaga kesehatan dalam penelitian ini memiliki tingkat stres, cemas, dan depresi yang masih berasa dalam tingkatan normal yaitu 59.7% pada stres, 51.5% pada

cemas, dan 64.9% pada depresi, sedangkan sisanya tersebar dari tingkat ringan hingga sangat berat. Beberapa data demografi seperti usia, status pernikahan,

tempat tinggal, dan durasi kerja menjadi tenaga kesehatan perlu dipertimbangkan lebih lanjut dalam menggambarkan tingkat stres, cemas, dan depresi pada tenaga

kesehatan COVID-19 di DKI Jakarta. Pembahasan lebih lanjut akan dipaparkan di bagian diskusi.

Kata Kunci: Stres, Cemas, Depresi, Tenaga Kesehatan, COVID-19

24

Page 26: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 3

TERAPI REALITAS TEKNIK WDEP UNTUK MENINGKATKAN FORGIVENESS DI RUTAN PONDOK BAMBU JAKARTA

Nursia Sirait

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI

[email protected]

Rilla Sovitriana

Fakultas PsikologiUniversitas Persada Indonesia YAI

[email protected]

Abstrak

Forgiveness yang rendah dapat membuat Warga Binaan Pemasyrakatan menjadi tertekan dan menunjukkan perilaku

yang cenderung tidak menjadi lebih baik dan dapat menurunkan kesejahteraan psikologisnya. Tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui gambaran forgiveness dan mendapatkan hasil penerapan terapi realitas dengan teknik WDEP dalam

upaya meningkatkan forgiveness pada kelompok Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur.

Data masing-masing subjek diperoleh dari rangkaian pemeriksaan psikologis meliputi proses wawancara klinis, observasi

umum dan khusus, pelaksanaan tes psikologi. Alat tes psikologi yang digunakan adalah, Wechsler Bellevue Intelligence

Scale (WBIS), Tes 16 PF, Tes Draw A Person (DAP), BAUM, dan House Tree Person (HTP), Tes Sack Sentence

Completion Test (SSCT). Skala untuk mengukur forgiveness pada pre dan post intervensi adalah Heartland Forgiveness

Scale (HFS). Hasil pre-test Heartland Forgiveness Scale dengan skor rata-rata kelompok sebesar 60 yang berarti

forgiveness para subjek berada pada kategori sedang. Hasil post-test Heartland Forgiveness Scale dengan skor rata-rata

kelompok sebesar 93 yang berarti forgiveness para subjek berada pada kategori tinggi.

Kata kunci: Terapi realitas, teknik WDEP, forgiveness

25

Page 27: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 3

HUBUNGAN SELF-COMPASSION TERHADAP BODY IMAGE PADA DEWASA AWAL YANG MENGIKUTI STANDAR

PENAMPILAN IDEAL DI MEDIA SOSIAL

The Ester Angeline Suhendra

Jurusan Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta

[email protected]

Roswiyani

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta

[email protected]

Heryanti Satyadi

Jurusan Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-compassion terhadap body image pada dewasa awal yang

mengikuti standar ideal penampilan dimedia sosial. Hipotesis dalam penelitian ini bahwa adanya hubungan signifikan

antara self-compassion dengan body image pada dewasa awal yang mengikuti standar ideal penampilan dimedia sosial.

Metode penelitian kuantitatif, non-probability sampling, purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah individu

dewasa awal pengguna media sosial dengan jumlah 171 orang. Pengujian data menggunakan metode korelasi Spe arman,

ditemukan bahwa self-compassion dengan body image memiliki korelasi r = 0,244, dengan nilai p = 0,001. Maka dapat

dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-compassion dengan body image pada dewasa awal yang

mengikuti standar penampilan dimedia sosial.

Kata Kunci: self-compassion, body image, dewasa awal

26

Page 28: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4 RESILIENSI ORANG DENGAN LUPUS (ODAPUS) PADA USIA DEWASA MUDA

BREAKOUT

ROOM 3

Devita Rona Saragi Sitio

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta

[email protected] Sihwidhiati Made Putri Theresia Sara Cinara

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta

[email protected] [email protected]

Hotnida Nethania Agatha Fransisca Iriani Roesmala Dewi

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak

Resiliensi merupakan kemampuan seseorang dalam bertahan terhadap masalah dan kemudian mencari solusi akan

masalah dengan prior knowledge yang diakumulasikan dari masa lalu. Penyakit Lupus dapat mengakibatkan tekanan berat

bagi hampir semua penderita karena kondisi ini akan terus berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun, sehingga

dibutuhkan adanya resiliensi dalam menghadapi penyakitnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari gambaran resiliensi

secara mendalam pada orang dengan Lupus (Odapus) pada usia dewasa muda. Metode yang digunakan dalam penelitian

adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan satu orang subjek. Subjek penelitian adalah seorang wanita

usia dewasa muda yang menderita penyakit lupus dan sudah mencapai tahap remisi. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah in-depth interview. Hasil penelitian menggambarkan bahwa subjek penelitian telah mampu resilien.

Peneliti mengharapkan agar Odapus usia dewasa muda seyogyanya segera memeriksakan dirinya dengan bantuan

keluarga jika telah melihat tanda tanda kejanggalan dalam kesehatan mereka. Odapus usia dewasa muda disarankan aktif

memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Lupus agar masyarakat mengenal dan awas akan Lupus. Odapus usia

dewasa muda disarankan untuk menjaga kesehatan mental, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan hobi,

berkomunikasi dengan keluarga dan teman, dan lain sebagainya.

Kata kunci: Resiliensi, Lupus, Odapus, Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), dewasa muda

27

Page 29: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOUT

ROOM 3

PENGARUH PARENTAL CONDITIONAL POSITIVE REGARD

TERHADAP PERFEKSIONISME: STUDI PADA REMAJA

Shofia Hanifa

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta Indonesia

[email protected]

Dewi Trihandayani

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta Indonesia

[email protected]

Abstrak

Persaingan masa kini yang semakin ketat menyebabkan bertambah pula tuntutan untuk menjadi lebih sempurna daripada

yang lain, tidak terkecuali di kalangan pelajar yang harus bersaing dalam prestasi. Namun dikhawatirkan dengan

meningkatnya tuntutan ini, semakin berkembang pula perfeksionisme di kalangan pelajar. Perfeksionisme kerap kali

dikaitkan dengan berbagai gangguan mental, sehingga perlu dipelajari lebih lanjut tentang mekanisme perfeksionisme

untuk mencegah terbentuknya perfeksionisme itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah

parental conditional positive regard (PCPR) memiliki pengaruh terhadap perfeksionisme. Responden pada penelitian ini

terdiri dari siswa-siswi MA Da’il Khairaat Jakarta Barat dan yang berjumlah sebanyak 125 orang, dan responden yang

diperoleh secara online sejumlah 27 orang, sehingga total menjadi 152 orang. Rata-rata usia M=16.55, responden pria

sejumlah N=56 dan wanita sejumlah N=96. Seluruh responden mengisi kuesioner Parental Conditional Positive Regard-

Academic Domain (PCPR-AD) dan Almost Perfect Scale-Revised (APS-R). Analisis statistic dilakukan dengan

menggunakan regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa parental conditional positive regard memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap perfeksionisme, dengan nilai R2=0.026 dan p < 0.05. Dengan kata lain, semakin tinggi parental

conditional positive regard, semakin tinggi pula perfeksionisme. Hasil ini semakin memperkuat studi-studi sebelumnya yang

menunjukkan adanya hubungan antara parental conditional regard dengan terbentuknya perfeksionisme pada individu.

Kata Kunci: parental conditional positive regard, perfeksionisme, remaja, pelajar

28

Page 30: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 3

UPAYA MENCARI PERTOLONGAN PSIKOLOGIS DARI PROFESIONAL (HELP-SEEKING) PADA MAHASISWA

Lucky Hardinugraha

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta

[email protected]

Anita Zulkaida

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta

[email protected]

Abstrak

Saat ini banyak masyarakat yang mengalami masalah psikologis termasuk mahasiswa, dan jumlahnya semakin

bertambah. Namun demikian, masih banyak yang enggan untuk mencari pertolongan ke pihak profesional. Penelitian ini

merupakan studi deskriptif kuantitatif yang bertujuan memperoleh gambaran mengenai upaya mahasiswa untuk mencari

pertolongan psikologis dari profesional. Partisipan penelitian adalah 436 mahasiswa S1 yang sedang menempuh studi di

perguruan tinggi wilayah Jabodetabek, dan diperoleh dengan menggunakan teknik snowball sampling. Untuk mengukur

help-seeking digunakan Attitudes Toward Seeking Professional Psychological Help-Short Form (ATSPPH-SF) dan

dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa secara umum help-seeking mahasiswa yang menjadi

partisipan dalam penelitian ini termasuk sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa saat menghadapi masalah yang dirasa cukup

berat atau mengganggu, maka partisipan akan segera berusaha mencari pertolongan dari profesional. Partisipan

perempuan akan lebih segera untuk mencari pertolongan psikologis dari profesional dibandingkan laki-laki. Selain itu, partisipan yang tinggal sendiri akan lebih memungkinkan untuk segera mencari pertolongan psikologis dari profesional

dibandingkan dengan partisipan yang tinggal bersama keluarga.

Kata Kunci: Help-seeking, Mahasiswa, Pertolongan Profesional

29

Page 31: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 7

BREAKOUT

ROOM 3

TERAPI KELOMPOK DENGAN PSIKOEDUKASI SOCIAL ADJUSTMENT

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN JAKARTA

Shofiyah

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI

Rilla Sovitriana

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI

[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran social adjustment dan mendapatkan hasil penerapan terapi

kelompok dengan psikoedukasi dalam upaya mengatasi kesulitan dalam melakukan social adjusment pada kelompok

Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Jakarta. Skala untuk mengukur social adjustment pada pre

dan post intervensi adalah Social Adjustment Scale-Self Report. Hasil pre-test Social Adjustment Self- Report Scale

dengan skor rata-rata kelompok sebesar 58.8 yang berarti kemampuan social adjustment para subjek berada pada

kategori rendah. Hasil post-test Social Adjustment Self-Report Scale dengan skor rata-rata kelompok sebesar 47.4 yang

berarti kemampuan social adjustment para subjek berada pada kategori moderate.

Kata kunci: Terapi kelompok, teknik psikoedukasi, social adjustment

30

Page 32: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 4

Topik Psikologi Pendidikan Kelompok 1

Moderator Dr. Inge Andriyani, M.Si

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 3

PERBEDAAN STRES AKADEMIK SISWA PADA MASA NEW NORMAL DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DI SMA “X” PADANG

Ifani Candra

Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

[email protected] Harri Kurniawan Nadhira Putri Ariesta

Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

[email protected] [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres akademik pada siswa di masa new normal ditinjau dari jenis kelamin di SMA “X” Padang. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif . Alat ukur yang digunakan adalah skala stres akademik. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 112 orang siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Uji valid itas dan reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan teknik Alpha Cronbach. Indeks daya beda aitem pada skala stres akademik ini bergerak dari rix = 0,301 sampai dengan rix = 0,789 dengan koefisien

reliabilitas sebesar α = 0,924. Berdasarkan analisis data diperoleh hipotesis dengan menggunakan rumus analisis didapat nilai signifikan pada skala siswa laki-laki p =

0,276 dengan KSZ = 0,994. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 artinya sebaran terdistribusi secara normal, sedang kan untuk siswa perempuan

diperoleh nilai signifikan sebesar p = 0,719 dengan KSZ = 0,695. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 artinya sebaran terdsitribusi secara normal.

Berdasarkan uji independen sampel t test pengujian diperoleh nilai signifikan sebesar 0,005 lebih kecil dari nilai probabilitas p < 0.025. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima, dengan demikian terdapat perbedaan antara stres akademik siswa laki -laki dan perempuan pada masa new normal di SMA “X”

Padang. Dan disarankan bagi peneliti lain untuk dapat mempertimbangkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi stres akademik agar memperkaya

cakupan penelitian terkait dalam psikologi pendidikan lainnya.

Kata kunci: stres akademik, new normal, jenis kelamin

31

Page 33: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 4

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED STRESS DENGAN COPING STRATEGIES PADA SISWA SMA

YANG MELAKUKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Raja O. Tumanggor

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta

Hermasari Nirmala

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta

Willy Tasdin

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta

Abstrak

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini merupakan suatu tantangan besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan oleh

pemerintah Indonesia mengakibatkan banyak siswa yang tertekan dan stres. Oleh karena itu, diperlukan coping strategies

yang tepat agar stres yang dialami bisa dikelola dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara perceived stress dengan coping strategies siswa. Perceived stress menurut Cohen et al (2016) adalah sebuah

pengalaman yang terjadi ketika individu secara bersamaan menilai peristiwa sebagai ancaman atau berbahaya dan

sumber daya coping mereka tidak memadai, sedangkan coping menurut Lazarus & Folkman (1984) adalah upaya kognitif

dan perilaku yang terus berubah untuk mengelola tuntutan eksternal dan/atau internal tertentu yang dinilai melebihi sumber

daya yang dimiliki individu. Penelitian ini melibatkan 307 siswa kelas 11 dan 12 SMA berumur 15-18 tahun yang sedang

melakukan PJJ di DKI Jakarta. Perceived stress diukur dengan menggunakan Perceived Stress Scale-10 dari Cohen et al

(1983) yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Lim (2015). Coping strategies diukur dengan menggunakan

Breakout Roomief COPE Inventory dari Carver (1997) dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis data

dengan menggunakan uji korelasi Pearson sebesar r (307) = 0.160 dan p = 0.005. yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan korelasi signifikan (p < 0.05) dengan arah positif antara perceived stress dan coping strategies pada siswa SMA

yang menjalani PJJ. Korelasi dengan arah positif ini artinya adalah ketika skor perceived stress naik, maka skor coping

strategies juga akan naik, begitu pula sebaliknya.

Kata Kunci: perceived stress, coping strategies, PJJ, siswa SMA, COVID-19

32

Page 34: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 4

RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI: STUDI DESKRIPTIF PADA UNIVERSITAS X

DI JAKARTA

Qisthy Mirvi Farisah

Program Studi Sarjana Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta

[email protected]

Rahmah Hastuti

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta

[email protected]

Abstrak

Setelah dunia dinyatakan mengalami pandemi Covid-19, berbagai perubahan yang terjadi terutama dalam bidang

pendidikan. Dalam menghadapi segala perubahan, mahasiswa harus memiliki resiliensi untuk dapat bertahan dan

menyelesaikan kondisi sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi akademik mahasiswa X di

Jakarta yang sedang menjalani online learning pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kuantitatif non-eksperimental. Data yang dikumpulkan bersumber dari data primer yang yang

menggunakan teknik criterion sampling melalui penyebaran kuesioner kepada individu yang sesuai dengan kriteria

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berkuliah di Jakarta dan sedang menjalani pembelajaran

jarak jauh di masa pandemi Covid-19 ini dengan rentang usia 18-25 tahun yang berjumlah 138 partisipan. Instrumen yang

digunakan yaitu The Academic Resilience Scale (ARS-30) yang dibuat oleh Simon Cassidy pada tahun 2016. Instrumen ini

memiliki tiga dimensi diantaranya perseverance (ketekunan), reflecting and adaptive help-seeking (kemampuan dalam

mencari bantuan dalam penyelesaian masalah), dan negative affect and emotional response pengaruh negatif dan respon

emosional. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa resiliensi akademik mahasiswa pada penelitian ini cenderung tinggi,

dilihat dari mayoritas jawaban pada kuesioner menunjukkan pada dimensi ketekunan dan kemampuan dalam mencari

bantuan dalam penyelesaian masalah.

Kata Kunci: resiliensi akademik, mahasiswa, pandemi covid-19

33

Page 35: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4

BREAKOUT

ROOM 4

STRESS AKADEMIK PENYUSUN SKRIPSI: ANALISA PENGARUH STRATEGI KOPING, EFIKASI DIRI, JENIS

KELAMIN DAN SEMESTER

Fakhran Azwardi

Fakultas Psikologi UIN Jakarta

[email protected]

Ikhwan Lutfi

Fakultas Psikologi UIN Jakarta

[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh strategi koping dan efikasi diri terhadap stres akademik mahasiswa

penyusun skripsi. Penelitian ini melibatkan responden yang berjumlah 250 mahasiswa dan dipilih dengan purposif sampling

menggunakan media daring (Google-form) sebagai media penyebaran kuesioner. Skala yang digunakan adalah Student-

Life Stress Inventory (SLSI) oleh Gadzella (1991) untuk mengukur stres akademik, The Breakout Roomief COPE oleh

Carver (1997) untuk mengukur variabel variabel strategi koping dan skala general self-efficacy (GSE) oleh Jerusalem dan

Schwarzer (1979) digunakan untuk mengukur efikasi diri. Pengujian alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA), sedangkan teknik analisis data untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil uji

hipotesis, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari strategi koping, efikasi diri, jenis kelamin dan

semester terhadap stres akademik pada mahasiswa penyusun skripsi dengan kontribusi sebesar 25.5%.

Kata kunci: stres akademik, koping, efikasi diri, skripsi

34

Page 36: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOUT

ROOM 4

IDENTIFIKASI EFEKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN JARAK JAUH DAN TATAP

MUKA

Ratu Alifia Fatmadani

Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Arlieka Permatasary

Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Muhamad Nanang Suprayogi

Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Abstrak

Selama pandemi hadir pada kehidupan kita, sudah banyak penelitian yang meneliti efektivitas pembelajaran yang sangat

berpengaruh untuk pembelajaran peserta didik, khususnya mahasiswa. Dengan banyaknya sumber mengenai efektivitas

metode belajar, peneliti ingin mengidentifikasi dua dari metode pembelajaran untuk mengukur mana yang lebih efektif,

pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka. Peneliti membandingkan beberapa jurnal yang membahas hal

yang sama dan mendiskusikan masing-masing dari hasilnya, selain itu peneliti juga melakukan survei untuk menambah

pencarian data, peneliti menggunakan alat ukur Multi-Attribute Utility Theory (MAUT), untuk mengumpulkan data dengan

menentukan efektivitas belajar berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Survei dari penelitian ini melibatkan mahasiswa

S1 yang tengah menjalani pembelajaran jarak jauh dengan rentang usia 18-25 tahun, yang memiliki latar belakang jurusan

yang berbeda-beda. Peneliti mendapatkan 31 partisipan dimana 10 partisipan berjenis kelamin laki-laki, dan 21

partisipan perempuan, dari hasil penelitian singkat tersebut mencapai hasil bahwa efektivitas belajar didapatkan dari

beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari minat dan motivasi belajar pada diri seseorang,

jika minat dan motivasi seseorang sudah menurun maka pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka tidak akan berjalan

dengan efektif. Sedangkan, faktor eksternal merupakan lingkungan atau suasana belajar yang kondusif, dengan adanya

pembelajaran jarak jauh seseorang memiliki lingkungan atau suasana belajar yang berbeda-beda.

Kata Kunci: Efektivitas belajar, pembelajaran jarak jauh, pembelajaran tatap muka.

35

Page 37: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANAK USIA 9-13 TAHUN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN

POSITIF

Rosa V. Kartikarini

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

[email protected]

Agustina Hendriati

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendukung upaya pengembangan anak-anak pada suatu RPTRA di Jakarta dengan

mengadakan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan target penelitian yaitu meningkatkan kemampuan public speaking

pada anak. Pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana gambaran kemampuan public speaking pada anak komunitas lego

yang berusia 9-13 tahun?” dan “Apakah terjadi peningkatan kemampuan public speaking pada anak 9-13 tahun sebagai

hasil intervensi dengan pendekatan pendidikan positif?”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan satu siklus

dengan tiga pertemuan intervensi. Data diolah secara kuantitatif (pra-pascates) dan kualitatif. Kegiatan intervensi

menggunakan pendekatan pendidikan positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan

pada kemampuan public speaking partisipan. Peningkatan terjadi pada sembilan aspek kemampuan public speaking.

Terdapat faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan kemampuan public speaking seperti: pemberian pujian dan

umpan balik, kesempatan berlatih dan tampil, serta hubungan positif antara partisipan dan peneliti. Dampak kegiatan

intervensi yang ditemukan adalah pembentukan konsep diri positif pada partisipan. Disimpulkan bahwa pendekatan

pendidikan positif berguna dalam peningkatan kapasitas anak, khususnya dalam public speaking yang mendukung

pengembangan anak dengan latar kurang beruntung.

Kata kunci: Public speaking; pendidikan positif; psikologi positif; anak 9-13 tahun; RPTRA

36

Page 38: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 7

BREAKOUT

ROOM 4

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF UNTUK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Amalia Runi Aisya Inda Kirana

Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected] [email protected]

Hana Adhini Putri Budi Sulaeman

Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected] [email protected]

Abstrak

Pandemi Covid-19 yang terjadi Indonesia menyebabkan sekolah saat ini harus melaksanakan pembelajaran secara online

atau pembelajaran jarak jauh. Peraturan yang dibuat pemerintah

untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 adalah dengan menutup tempat-tempat umum seperti perkantoran, pusat

perbelanjaan hingga rumah ibadah. Sekolah pun tidak luput dari peraturan tersebut. Upaya yang dilakukan oleh

pemerintah yaitu membuat kebijakan untuk meliburkan seluruh pembelajaran di sekolah dan menggantinya kepada sistem

pembelajaran online atau yang sekarang kerap disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga seluruh siswa – siswi

diharuskan untuk menjalani pembelajaran Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Para pengajar pun harus mencari cara yang

efektif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui teacher centered learning yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi

ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review, peneliti mengumpulkan dan memanfaatkan

materi-materi tertulis seperti jurnal dan artikel sebagai sumber primer dan artikel untuk menganalisis pembelajaran yang

efektif untuk siswa dalam

pembelajaran online.

Kata Kunci: Covid-19, pembelajaran efektif, pembelajaran jarak jauh

37

Page 39: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 8 TEKNOLOGI DAN DIFFERENTIATED INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN

BREAKOUT

ROOM 4 Theresia Marshanda J. M. Massie

Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara

[email protected] [email protected]

Giveny M. K. I. Tinangon Muhammad Nanang Suprayogi

Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara Jurusan Psikologi - Universitas Bina Nusantara

[email protected] [email protected]

Abstrak

Makalah ini merupakan sebuah literature review mengenai teknologi dan differentiated instruction dalam pembelajaran.

Dalam pendidikan, kesuksesan dan perkembangan siswa merupakan hal yang paling penting dan harus dicapai

semaksimal mungkin. Untuk menghasilkan pembelajaran yang baik, differentiated instruction merupakan salah satu cara

yang efektif untuk diterapkan dalam kelas. Differentiated instruction sudah bukan hal yang langka karena telah menjadi

bagian dalam beberapa setting pendidikan. Di era modern ini, teknologi telah dikenal sebagai hal yang sangat membantu

manusia dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai suatu alat atau

media bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran berbasis differentiated instruction. Peran teknologi dalam

differentiated instruction diyakini dapat memajukan performa siswa dalam belajar dan meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya di Indonesia. Meski ada beberapa catatan dari penelitian-penelitian sebelumnya, namun dapat dijadikan contoh

dengan baik dan bahkan bisa diterapkan oleh para guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature

review dengan menggunakan 5 literatur sebagai sumber.

Kata Kunci: teknologi, differentiated instruction, Pendidikan

38

Page 40: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 9

BREAKOUT

ROOM 4

TERAPI MUSIK KLASIK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK KESDAM JAYA

Marthalina Trijayanti

Fakultas Psikologi - Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Jakarta [email protected]

Anizar Rahayu Erdina Indrawati

Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia

Y.A.I, Jakarta Y.A.I, Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musik klasik pada peningkatan motivasi belajar

matematika pada siswa SMK Kesdam Jaya. Metode penelitian menggunakan single-case-experimental design. Partisipan

dalam penelitian ini adalah seorang siswi SMK Kesdam Jaya kelas XI. Teknik pengambilan data dilakukan dengan tes

psikologi, wawancara, dan observasi. Penilaian observasi dilakukan pada pelaksanaan baseline -1 dan 2 dilakukan 3 sesi

@45 menit pembelajaran matematika dengan kurikulum yang disesuaikan tanpa diperdengarkan musik klasik. Diantara

kedua baseline tersebut dilakukan treatment (B) dengan diputarnya musik klasik selama 10 sesi @45 menit. Sebelum

diterapkan terapi musik, persentase motivasi belajar matematika sebesar 21%, sedangkan setelah terapi dilakukan adalah

sebesar 64%, sehingga berdasarkan hasil penelitian setelah diterapkan terapi musik klasik, maka persentase motivasi

belajar matematika mengalami peningkatan sebesar 43%. Dimana persentase tertinggi adalah pada peril aku aktif bertanya

yaitu sebesar 48%, berikutnya peningkatan pada fokus dengan aktivitas yang terkait dengan pembelajaran sebesar 44%,

sedangkan peningkatan sebesar 40% didapat dari antusiasme dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam mencatat

materi serta kegigihan dalam memecahkan persoalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi musik klasik mampu

mempengaruhi motivasi belajar matematika siswa SMK Kesdam Jaya. Disarankan agar motivasi belajar matematika terus

terjaga, maka penerapan terapi musik dapat berkesinambungan dari sinergitas unsur seperti siswa itu sendiri, orangtua,

dan terutama institusi pendidikan terkait.

Kata kunci: terapi musik, motivasi belajar, psikologi Pendidikan

39

Page 41: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 5

Topik Psikologi Pendidikan Kelompok 2

Moderator Dr. Meta Damariyanti, M.Psi.,Psikolog

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 5

PERAN PARENT ATTACHMENT TEHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA YANG MENJALANI BELAJAR DARI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID-19

Norma Karlina Sari

Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta

[email protected]

Aully Grahshinta Aisyah

Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila, Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat peran parent attachment terhadap motivasi belajar siswa SMA y ang menjalani belajar dari rumah pada

masa pandemi covid-19. Sampel pada penelitian ini sebesar 129 siswa SMA di Jabodetabek dengan rentang usian 15-19 tahun. Data yang didapatkan melalui

pengukuran pada skala parent attachment menggunakan alat ukur IPPA (Inventory Peer and Parent Attachment) dan pengukuran motivasi belajar menggunakan alat

ukur Motivasi Belajar. Selanjutnya pengujian hipotesis menggunakan tehnik uji statistik regresi linier berganda. Parent attachment Ibu (R2 = 0,112) dan Ayah (R2 =

0,089) secara bersama-sama berperan terhadap motivasi belajar dengan hasil 11,2% pada ibu dan 8,9% pada ayah. Dari hasil analisis regresi linier yang didapatkan

parent attachment (Ibu-Ayah) memiliki peran yang signifikan terhadap motivasi belajar pada siswa SMA yang menjalani belajar dari rumah pada masa pandemi covid-

19. Pada sub-domain parent attachment (trust, communication, alienation) didapatkan hasil signifikansi pada motivasi belajar. Diharapkan kepada penelitian

selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian secara longitudinal untuk melihat adanya perbedaan motivasi belajar pada masa pandemi dan pasca pandemi dan

menyebar data ke daerah atau kota-kota kecil seperti pedesaan atau perkampungan yang di mana akses untuk belajar secara online lebih sulit dari pada siswa yang

tinggal di daerah perkotaan.

Kata Kunci: motivasi belajar, parent attachment, belajar dari rumah.

40

Page 42: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 5

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI BELAJAR DENGAN ACADEMIC ENGAGEMENT PADA MAHASISWA AKTIF

DALAM ORGANISASI

Tsania K. Muttaqooti

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara Jakarta

Sri Tiatri

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara Jakarta

Abstrak

Pengamatan dan wawancara peneliti terhadap beberapa teman yang aktif mengikuti organisasi menunjukkan bahwa

sebagian mengalami kesulitan dalam membagi waktu dan kurang terlibat pada kegiatan akademik, namun sebagian lagi

tidak mengalaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri belajar dengan academic

engagement pada mahasiswa aktif dalam organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat non-

eksperimental, dengan 200 mahasiswa (38 laki-laki dan 162 perempuan) organisasi yang aktif di sebuah Universitas X.

Partisipan penelitian berusia 18 hingga 22 tahun. Pengambilan data dilakukan menggunakan dua alat ukur yang sudah

melalui proses expert judgements. Alat ukur regulasi diri dalam belajar 32 butir, dan keterlibatan akademik 22 butir. Analisis

data menggunakan uji Spearman Correlation dapat menunjukkan (r= 0.672, p < 0.01). Hasil penelitian menunjukkan

hubungan positif signifikan antara regulasi diri belajar dengan academic engagement pada mahasiswa aktif organisasi.

Apabila semakin tinggi regulasi diri belajarnya maka akan semakin tinggi pada academic engagement dan sebaliknya

semakin rendah regulasi diri belajarnya maka akan semakin rendah juga academic engagement.

Kata Kunci: mahasiswa organisasi, regulasi diri dalam belajar, keterlibatan akademik

41

Page 43: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 5

KAJIAN TERAPI APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS DALAM

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PENYANDANG AUTISME

Levi Lythiani Resthi

Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Awlia Rahma

Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara

[email protected]

M. Nanang Suprayogi

Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Abstrak

Anak memiliki tumbuh kembang yang beragam serta secara pasti memiliki perbedaan antara anak satu dan yang lainnya

dan, ada juga anak yang memiliki gangguan dalam bidang-bidang tertentu, salah satunya adalah anak dengan gangguan

autisme. Anak dengan autisme umumnya memiliki kekurangan dalam beberapa hal diantaranya dalam bidang interaksi

sosial, baik secara verbal maupun non-verbal. Dalam mengatasi kekurangan tersebut, anak-anak membutuhkan program

terapi dan salah satu program terapi yang secara umum diberikan kepada anak-anak dengan disabilitas autisme adalah

terapi ABA (Applied Behaviour Analysis). Terapi ABA diyakini mampu meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak

dengan gangguan autisme. Penulisan dalam artikel ilmiah ini menggunakan sistem pendekatan literature review yang

mana hasil yang didapat dari beragam literature review menyatakan bahwa terapi ABA memiliki pengaruh dalam

meningkatkan interaksi sosial pada anak dengan gangguan autisme, serta penul is turut serta mengkaji literature review

yang menjelaskan faktor-faktor yang memiliki pengaruh terkait interaksi sosial pada anak dengan gangguan autisme.

Kata Kunci: Metode ABA, interaksi sosial, autism

42

Page 44: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4

BREAKOUT

ROOM 5

PERILAKU PERUNDUNGAN DAN RELIGIUSITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Hannah C. Susanto

Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected]

Clara R.P. Ajisuksmo

Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected]

Abstrak

Perundungan merupakan salah satu masalah utama yang memengaruhi well-being individu. Keterlibatan seseorang dalam

perilaku perundungan dipengaruhi berbagai faktor, dan salah satunya adalah religiusitas. Religiusitas berperan dalam

perkembangan moral serta menjadi pedoman berperilaku setiap individu. Hal ini berarti bahwa individu yang mempunyai

tingkat religiusitas tinggi diduga akan memiliki perilaku perundungan yang rendah. Meski pernah diteliti sebelumnya,

hubungan antara religiusitas dengan perundungan sebenarnya dapat dikaji lagi dari setiap dimensi religiusitas. Hal ini

karena religiusitas pada dasarnya adalah konstruk yang multidimensional sehingga tingkat religiusitas individu pada tiap

dimensi dapat berbeda-beda. Karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan masing-masing dimensi

religiusitas, yaitu belief, experience, practice, knowledge, dan consequences, dengan perilaku perundungan pada siswa

sekolah menengah pertama di Cirebon, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif desain korelasional.

Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Secara keseluruhan siswa yang berpartisipasi dalam

penelitian ini ada sebanyak 243. Usia siswa berkisar antara 12-15 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan negatif yang signifikan antara dimensi religiusitas practice (r = -0,206; p < 0,05), knowledge (r= -0,111; p < 0,05),

dan consequences (r= -0,146; p < 0,05) dengan perilaku perundungan. Penelitian ini juga menunjukkan ada perbedaan

perilaku perundungan pada siswa laki-laki dan perempuan. Siswa laki-laki lebih banyak menunjukkan perilaku

perundungan fisik dan verbal, sedangkan siswa perempuan lebih banyak melakukan perilaku perundungan sosial dan

perundungan di dunia maya atau perundungan siber.

Kata Kunci: perundungan, religiusitas, dimensi religiusitas

43

Page 45: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOUT

ROOM 5

PENINGKATAN HUBUNGAN EDUKATIF DENGAN REMAJA: PELATIHAN DARING GURU LEMBAGA PENDIDIKAN

NON-FORMAL “X”

Sheila Putri Fajrianti

Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected]

Agustina Hendriati

Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected]

Abstrak

Guru tidak hanya bertanggungjawab dalam meningkatkan pengetahuan siswa saja, namun juga untuk mengembangkan

moral, keterampilan sosial, komunikasi, tata krama, sikap, dan budi pekerti. Tujuan ini dapat tercapai dengan adanya

hubungan edukatif yang efektif antara siswa dan guru. Namun, membangun hubungan edukatif yang efektif dengan siswa

usia remaja merupakan sebuah tantangan tersendiri. Dalam lembaga pendidikan non-formal, di mana prinsip fleksibilitas

dan kebebasan pembelajaran lebih diutamakan, tantangan ini menjadi lebih nyata sebagaimana terjadi di lembaga X.

Identifikasi masalah mengarahkan sasaran intervensi sebagai berikut bagi guru: (1) Pemahaman mengenai karakteristik

guru yang efektif dan dibutuhkan siswa remaja, (2) Keterampilan komunikasi efektif, serta (3) Kemampuan mengelola

perilaku disruptif siswa dengan cara otoritatif. Pelatihan daring diberikan kepada 23 orang pendidik jenjang setara SMP dan

SMA di lembaga X, Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi berupa pelatihan

daring yang telah dilakukan. Evaluasi pelatihan ini dilaksanakan dengan disain non-eksperimental pada kelompok peserta

yang sama, dengan menggunakan pre- dan post-test (one-group pretest-posttest design). Hasil evaluasi mengungkapkan

bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor pre-test (M = 69.09) ke skor post-test (M = 85.48). Peningkatan skor ini juga

terbukti signifikan secara statistik (Z = -3,903, p = 0,000). Pembahasan lebih lanjut diarahkan untuk mengidentifikasi

sejumlah tantangan dalam pelatihan secara daring yang saat ini marak dilakukan.

Kata Kunci: guru efektif, pendidikan non-formal, komunikasi efektif, siswa remaja, pelatihan daring

44

Page 46: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 5

PERBEDAAN DIMENSI KESEPIAN EMOSIONAL DAN KESEPIAN SOSIAL PADA REMAJA

DITINJAU BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Christela Ririn Dita

Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat, Indonesia

[email protected]

Pinkan Margaretha

Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Perasaan kesepian meningkat pada diri individu ketika individu dihadapkan oleh perubahan dalam lingkungan sosial yang

disertai dengan perubahan pada perkembangan fisik dan psikologis. Perubahan tersebut dialami oleh individu yang

memasuki masa pubertas yaitu remaja, sehingga puncak perasaan kesepian terjadi pada remaja dengan persentase

antara 20%-71% dengan rentang usia 15-21 tahun mengalami perasaan kesepian dengan tingkat “kadang-kadang” atau

“sering”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan dimensi kesepian emosional dan kesepian sosial pada

remaja ditinjau berdasarkan jenis kelamin. Empat ratus sembilan puluh dua peserta yang terdiri dari 227 siswa laki-laki dan

265 siswa perempuan yang duduk dibangku kelas 10-12 SMA di wilayah Indonesia. Metode penelitian kuantitatif digunakan

untuk menguji hipotesis komparatif dengan teknik perhitungan uji independent sample t-test. Alat ukur yang digunakan

adalah De Jong Gierveld Loneliness Scale yang diadaptasi dari teori yang dirumuskan oleh De Jong Gierveld dan Van

Tilburg (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada dimensi kesepian emosional

berdasarkan jenis kelamin, dan ada perbedaan yang signifikan pada dimensi kesepian sosial berdasarkan jenis kelamin.

Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas karakteristik sampel dengan membandingkan tingkat dimensi kesepian

emosional dan kesepian sosial antara usia remaja di tingkat Sekolah Menengah Pertama dengan usia remaja di tingkat

Sekolah Menengah Atas di Indonesia.

Kata kunci: remaja, emosional, jenis kelamin, kesepian, sosial

45

Page 47: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 7 TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA DINI SAAT PERTAMA KALI BERSEKOLAH

BREAKOUT

ROOM 5

Sekar Putri Widyasari Fionna Fadilah

Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora,

Universitas Bina Nusantara, Jakarta Universitas Bina Nusantara, Jakarta

[email protected] [email protected]

Amanda Putri Utari Muhammad Nanang Suprayogi

Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora,

Universitas Bina Nusantara, Jakarta Universitas Bina Nusantara, Jakarta

[email protected] [email protected]

Abstrak

Umumnya anak-anak berkembang dalam aspek kognitif, fisik, emosi dan lain-lainnya. Cara untuk mendukung

berkembangnya anak sangatlah bervariasi, salah satunya adalah dengan bersekolah. Bersekolah dapat membuat anak

dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan juga beradaptasi dengan lingkungan baru. Tetapi tak jarang didalam

proses beradaptasi muncul kecemasan di dalam diri anak, sehingga mereka enggan untuk bersekolah karena

mereka merasa akan ditinggalkan oleh ibu atau pengasuhnya. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat

kecemasan pada anak usia dini. Metode dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah menggunakan literature

review, yaitu peneliti mengumpulkan beberapa jurnal melalui Google Scholar kemudian menginterpretasikan temuan-

temuan tersebut. Peneliti mengumpulkan sekitar 10 jurnal kemudian menganalisanya sesuai dengan tujuan penelitian ini,

hingga mencapai 4 jurnal. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak-anak merasa cemas pada saat pertama

kali bersekolah, kecemasan yang biasanya anak-anak alami saat pertama kali bersekolah adalah menangis, perubahan

raut wajah, dan detak jantung.

Kata Kunci: kecemasan, anak usia dini, sekolah

46

Page 48: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 8

BREAKOUT

ROOM 5

PERAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP REGULASI DIRI BELAJARMAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN

DARING

Angela Cynthia Gita Prameswari

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara, DKI Jakarta

[email protected]

Sri Tiatri

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, DKI Jakarta

[email protected]

Abstrak

Dalam mengurangi angka penyebaran COVID-19, seluruh sekolah dan perguruan tinggi yang berada di seluruh dunia

harus ditutup sementara, termasuk di Indonesia. Seluruh institusi pendidikan harus mengubah metode pembelajaran yang

dilakukan dengan metode yang baru yaitu secara daring. Seluruh peserta didik dituntut untuk dapat beradaptasi secara

cepat dengan metode pembelajaran yang berbeda. Dengan adanya pembelajaran secara daring, peserta didik harus

mencapai tujuan pembelajarannya dengan segala keterbatasan yang ada. Khususnya mahasiswa yang memiliki beban

dan tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan siswa. Mahasiswa dituntut untuk dapat termotivasi dalam

merencanakan dan mengatur strategi pembelajaran selama belajar daring. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan

regulasi diri belajar yang baik. Regulasi diri belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor eksternal

seperti dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dukungan sosial terhadap regulasi diri belajar

mahasiswa dalam pembelajaran daring. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional dan

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Partisipan penelitian ini berjumlah 271 orang dengan

menggunakan teknik snowball sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen adaptasi dari Motivated Strategies for

Learning Questionnaire (MSLQ) dan adaptasi Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan secara signifikan terhadap regulasi diri belajar mahasiswa dalam

pembelajaran daring.

Kata Kunci: dukungan sosial, regulasi diri belajar, pembelajaran daring, mahasiswa

47

Page 49: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 6

Topik Psikologi Perkembangan

Moderator Dr. Mahargyantari P.D., M.Si.

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 6

HUBUNGAN ANTARA LOKUS KENDALI INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA BIDIKMISI

Bella Christianity

Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma

[email protected]

Ira Puspitawati

Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma

[email protected]

Abstrak

Penilitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik mengenai hubungan lokus kendali internal dengan kematangan karir pada m ahasiswa penerima beasiswa

Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi). Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswa

aktif penerima Bidikmisi dengan usia 18 sampai 24 tahun, memiliki IPK minimal yaitu 3.10, serta orangtua memiliki penghasilan perbulan gabungan dari ayah dan ibu

maksimal sebesar Rp 4.000.000. Pada penelitian ini, sampel berjumlah 93 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesio ner skala lokus kendali internal

disusun oleh peneliti berdasarkan karakteristik dari Hill (2011), sedangkan kematangan karir menggunakan skala yang disusun oleh Savickas (dalam Savickas &

Porfeli, 2011) yang sebelumnya diterjemahkan oleh peneliti. Uji hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear dengan bantuan program komputer SPSS versi

24.00 for Windows. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara lokus kendali internal dengan kematanga n karir pada

mahasiswa Bidikmisi dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.5), R sebesar 0.420, dan F sebesar 19.467. Lokus kendali internal memberikan kontribusi terhadap

kematangan karir sebesar 17.6% pada mahasiswa Bidikmisi, sedangkan 82.4% merupakan kontribusi yang diberikan oleh variabel yang tidak diungkap dalam

penelitian ini.

Kata Kunci: lokus kendali internal, kematangan karir, mahasiswa Bidikmisi

48

Page 50: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 6

PERAN EMOTION-FOCUSED COPING TERHADAP TINGKAT STRES PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

Evi Syafrida Nasution

Fakultas Psikologi - Universitas Borobudur Universitas Persada Indonesia

[email protected] Agung Rido Harmoko Cinthya Permata Sari

Fakultas Psikologi - Universitas Persada Indonesia Fakultas Psikologi - Universitas Borobudur

[email protected] Universitas Persada Indonesia

[email protected]

Abstrak

Masa kehamilan dimulai dari pembuahan hingga kelahiran. Proses kehamilan melibatkan perubahan emosional, fisik, dan

sosial dalam keluarga. Kehamilan membutuhkan banyak penyesuaian dalam fisiologis, keluarga, keuangan, pekerjaan, dan

bidang lain yang dapat menimbulkan tekanan emosional bagi wanita, terutama wanita berpenghasilan rendah yang

cenderung mengalami lebih banyak stres dengan sumber daya yang lebih sedikit. Selama terpapar situasi stres, wanita

hamil merespons secara berbeda rangsangan stres yang tergantung pada pengalaman mereka sebelumnya, faktor

genetik, dukungan sosial, atau ciri kepribadian. Meskipun bukti sebelumnya secara konsisten menunjukkan bahwa stres

psikososial ibu memengaruhi hasil akhir bayi baru lahir, namun kondisi emosional ibu yang mengandung anak pertama dan

coping yang digunakan masih kurang dieksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh emotion-focused coping terhadap tingkat stres pada ibu hamil primigravida. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala stres kehamilan dan skala emotion-focused coping. Penelitian ini

menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 98 responden. Analisis data penelitian

menggunakan metode statistik regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emotion-focused coping berperan

signifikan terhadap tingkat stres pada ibu hamil primigravida. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi orang tua

khususnya ibu hamil agar dapat menyelesaikan masalah atau stressor dengan coping yang tepat.

Kata Kunci: hamil, primigravida, stressor, emotion-focused coping

49

Page 51: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 6

GAMBARAN PARENTAL ACCEPTANCE PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME

Rosalina

Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila Jakarta

[email protected]

Anindya Dewi Paramita

Fakultas Psikologi - Universitas Pancasila Jakarta

[email protected]

Abstrak

Anak yang terlahir sempurna merupakan harapan semua orang tua, baik sempurna secara jasmani maupun rohani, namun

tidak semua anak terlahir dengan kondisi sempurna. Sebagian anak terlahir dengan keterbatasan secara fisik, psikologis,

kognitif dan sosial, salah satunya adalah down syndrome. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meneliti parental

acceptance pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif. Subjek terdiri dari satu orang ibu yang memiliki anak down syndrome. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

subjek menggambarkan parental acceptance pada pola pengasuhan terhadap anaknya yang menderita down syndrome

sebagaimana ditunjukkan dari ekspresi serta kasih sayang dan perhatian yang diberikan.

Kata Kunci: parental acceptance, ibu, down syndrome

50

Page 52: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4

BREAKOUT

ROOM 6

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA

Annisa N. A. Basjiruddin Chairunissa Salza Nadilla

Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected] [email protected]

Naila Ayubiyakhan Budi Sulaeman

Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja.

Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma aturan dan tata hukum masyarakat yang dilakukan pada

usia remaja. Tingkat kenakalan remaja di Indonesia terbilang tinggi, berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan

Sosial DKI Jakarta tahun 2010 terdapat 0,08 persen atau 1.318 dari 1.647.835 siswa SD, SMP, dan SMA di DKI Jakarta

terlibat tawuran, dan angka ini meningkat tiap tahunnya. Keluarga memiliki peran yang penting untuk mencegah terjadinya

perilaku kenakalan remaja dengan menggunakan pola asuh yang tepat untuk anak. Berdasarkan dari penel itian “Pengaruh

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Karakter Anak Usia Dini” bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang

tua dengan karakter anak. Karenanya penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua

terhadap kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ini Systematic Literature Review (SLR) dengan

delapan jurnal sebagai referensi.

Kata Kunci: authoritarian parenting style, authoritative parenting style, permissive parenting style, kenakalan remaja

51

Page 53: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOUT

ROOM 6

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA SMA DI MANA PANDEMI COVID-19 DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA

Fedora Helen Sumantri

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara

Agustina

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara

[email protected]

Abstrak

Pada akhir tahun 2019, Indonesia mengalami pandemi COVID-19 yang mengharuskan siswa melakukan pembelajaran di

rumah secara daring. Sehingga, siswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama orang tua dan keluarga.

Menurut Pucangan et al. (2017), keluarga yang meliputi pola asuh orang tua merupakan faktor eksternal dari konsep diri,

yang mana di masa pandemi ini keluarga sebagai tempat utama bagi seorang anak untuk mendapatkan pendidikan.

Penelitian ini memfokuskan untuk melihat perbedaan pada konsep diri internal dan eksternal siswa SMA di masa pandemi

ini. Subyek dari penelitian ini berjumlah 153 orang siswa SMA berusia 15-18 tahun, yang diambil melalui teknik purposive

sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner konsep diri yang disusun berdasarkan teori Fitts (1971), serta kuesioner

pola asuh orang tua yang disusun berdasarkan teori dari Baumrind (1991) dan telah diadaptasi kembali oleh Maccoby. Pola

asuh pada penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi responsiveness dan dimensi demandingness. Hasil

analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsep diri siswa SMA di masa pandemi ditinjau dari pola asuh ayah dan

pola asuh ibu, baik konsep diri internal maupun eksternal. Lebih lanjut diketahui bahwa responsiveness ayah dan ibu

memberikan nilai perbedaan pada konsep diri internal secara signifikan, sedangkan demandingness ayah dan ibu

memberikan nilai perbedaan pada konsep diri internal dan tidak memberikan nilai perbedaan pada konsep diri eksternal

siswa SMA di masa pandemi COVID-19 ini.

Kata Kunci: siswa SMA, pandemi COVID-19, pola asuh orang tua, konsep diri

52

Page 54: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 6

GAMBARAN SUBJECTIVE WELL-BEING INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MEMILIKI IBU TUNGGAL AKIBAT

PERCERAIAN

Reinhart Ruben Diamanta

Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Penny Handayani

Fakultas Psikologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected]

Abstrak

Perceraian orang tua dapat menjadi suatu tekanan yang berkepanjangan bagi individu dewasa awal karena individu

mengalami gejolak emosi yang tidak beraturan serta hadirnya beberapa tanggung jawab besar. Well-being dapat digunakan

individu dalam menghadapi perceraian orang tua sebagai bentuk evaluasi subjektif secara kongitif dan afektif terhadap

pengalaman hidup yang menyenangkan atau menyakitkan. Tujuan dari penelitian untuk menggambarkan subjective well-being

pada dewasa awal yang memiliki ibu tunggal akibat perceraian. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain

fenomenologi dan teknik wawancara semi-structured interview, instrumen yang digunakan panduan wawancara yang dibuat

berdasarkan teori subjective well-being. Pemilihan partisipan menggunkan teknik purposive sampling dengan jumlah partisipan

penelitian tiga partisipan utama dan tiga partisipan triangulasi. Ketiga partisipan utama pernah mengalami perceraian orang

tua yang sekarang berada pada masa dewasa awal di rentang usia 22-24 tahun. Hasil penelitian dianalisis dengan lima tahap,

yaitu compiling, disassembling, reassembling, interpreting dan concluding. Hasil penelitian menunjukkan ketiga partisipan

memiliki setiap aspek dari well-being. Partisipan pertama dan kedua dominan dengan aspek well-being kepuasan hidup dan

afek positif, sedikit terlihat pada afek negatif. Partisipan ketiga tampak dominan pada aspek well-being afek negatif,

sedangkankepuasan hidup dan afek positifnya jarang terlihat. Hal menarik yang ditemukan penyebab perceraian tidak

berpengaruh pada subjective well-being yang positif, melainkan adanya komunikasi terbuka turut membentuk well-being

positif. Perceraian orang tua membuat anak merasa bahwa kedua orang tua tidak menyukai dan menginginkannya, sehingga

anak akan memiliki rasa ketidakpercayaan kepada orang tuanya.

Kata Kunci: subjective well-being, dewasa awal, ibu tunggal, perceraian

53

Page 55: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 7

Topik Psikologi Sosial Kelompok 1

Moderator Dr. Winny Puspasari, M.Si.

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 7

HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT (FOMO) DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA DEWASA AWAL PENGGUNA MEDIA SOSIAL

Kurnia Wuri Handayani

Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Sandi Kartasasmita

Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Perkembangan media sosial pada saat ini dapat meningkatkan terjadinya penggunaan media sosial yang membuat individu dengan mudah mengetahu i apa yang

dilakukan oleh orang lain. Hal tersebut dapat memunculkan terjadinya fear of missing out (FoMO). FoMO merupakan rasa cemas akan tertinggal informasi atau

kegiatan yang dianggap penting yang dilakukan oleh orang lain. Keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain dapat menyeb abkan beban kognitif maupun

emosional pada individu sehingga jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan mengakibatkan kepuasan hidup yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan FoMO dengan kepuasan hidup pada dewasa awal pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuan titatif dengan

menyebarkan kuesioner secara online melalui google form yang menghasilkan sebanyak 512 orang partisipan dengan rentang usia 18-30 tahun. Kuesioner yang

digunakan adalah Fear of Missing Out Scale dan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa FoMO berkorelasi negatif dengan

kepuasan hidup pada dewasa awal pengguna media sosial. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode kualitatif den gan tujuan supaya

memperoleh data yang lebih mendalam. Selain itu, disarankan untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi kepuasan hidup.

Kata Kunci: fear of missing out (FoMO), kepuasan hidup, media sosial, dewasa awal.

54

Page 56: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 7

RASA SYUKUR DAN BELAS KASIH PADA RELAWAN

Ummi Sa’idah

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

[email protected]

Yulmaida Amir

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

[email protected]

Ilham Mundzir

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

[email protected]

Abstrak

Pada saat terjadi musibah atau bencana dapat dilihat bahwa sejumlah orang bersedia membantu orang-orang yang

mengalami musibah secara sukarela sebagai relawan. Kerelawanan selama ini umumnya diteliti dalam bentuk perilaku

menolong dan belum banyak diteliti melalui konsep belas kasih (compassion). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah seseorang yang bersyukur akan dapat membagi belas kasih (compassion) terhadap orang lain. Penelitian

mengambil sampel relawan yang berada di Kabupaten dan Kota Bogor beserta Tangerang yang merupakan r elawan di

daerahnya. Responden penelitian berjumlah 386 orang. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Syukur

dan Skala Belas Kasih (S-Kalasi).

Hipotesis penelitian ini ialah rasa syukur berkorelasi dengan belas kasih pada relawan. Hipotesis penelitian dibuktikan

dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Sesuai dengan prediksi, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara rasa syukur dan belas kasih pada relawan, dengan nilai r 0,461 (p = < 0,001).

Kata Kunci: rasa syukur, belas kasih, relawan

55

Page 57: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 7

PENGARUH MINDFULNESS DAN PENERIMAAN DIRI TERHADAP

KEBAHAGIAAN INDIVIDU PADA KESULITAN HIDUP

Annisa Wulandari

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

[email protected]

Yulmaida Amir

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mindfulness dan penerimaan diri (self-acceptance) terhadap

kebahagiaan (happiness) pada individu yang mengalami kesulitan hidup, khususnya persoalan ekonomi. Pada penelitian

ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data yang menggunakan instrumen Mindful

Attention Awareness Scale (MAAS) untuk mengukur kesadaran dan perhatian, Unconditional Self-Acceptance

Questionnaire (USAQ) untuk mengukur penerimaan diri, dan Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk

mengukur kebahagiaan. Responden penelitian ini berjumlah 135 orang yang mengalami kesulitan ekonomi dan memiliki

keterbatasan memenuhi kebutuhan pokoknya. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan regresi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mindfulness berperan memprediksi kebahagiaan (R = 0,415 dan R2 = 0,172) dengan taraf signifikan

(p < 0,001). Demikian pula, penerimaan diri juga berperan memprediksi kebahagiaan (R = 0,482 dan R2 = 0,232) dengan

taraf signifikan (p < 0,001). Secara bersama-sama, mindfulness dan penerimaan diri memprediksi kebahagiaan secara

signifikan (R = 0,534 dan R2 = 0,285; p < 0,001). Jadi dapat disimpulkan bahwa pada individu yang mengalami kesulitan

hidup variabel mindfulness dan penerimaan diri memiliki kontribusi yang signifikan dalam memprediksi peningkatan pada

kebahagiaan mereka.

Kata Kunci: mindfulness, penerimaan diri kebahagiaan

56

Page 58: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4

BREAKOUT

ROOM 7

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN TUJUAN HIDUP TERHADAP

KEPUASAN HIDUP ORANG DENGAN KESULITAN HIDUP

Lukman Ichlasul Amal

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

[email protected]

Yulmaida Amir

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

[email protected]

Abstrak

Dalam beberapa penelitian, hubungan antara religiusitas dengan kepuasan hidup mendapatkan hasil positif dan signifikan, tetapi

di sebagian penelitian lain korelasi kedua variabel ini tidak signifikan, salah satunya adalah pada orang-orang yang memiliki

kesulitan dalam hidupnya. Hasil yang tidak konsisten ini mendorong peneliti melakukan penelitian menggunakan variabel

tambahan yaitu tujuan hidup, yang masih merupakan bagian dari dimensi kesejahteraan psikologi (psychological well-being).

Penelitian ini hendak menjawab pertanyaan, apakah religiusitas bila disertai dengan tujuan hidup dapat meningkatkan kepuasan

hidup pada individu yang mengalami kesulitan dalam hidupnya? Orang dengan kesulitan hidup yang dimaksud adalah mereka

yang memiliki keterbatasan ekonomi menurut kriteria Badan Pusat Statistik (BPS). Responden penelitian ini berjumlah 114 orang

dengan berbagai macam pekerjaan. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan, yaitu skala relig iusitas yang dikembangkan oleh

Amir (2017), Purpose in Life Scale (PLS) dari Robbins dan Francis (2000), dan Satisfaction with Life Scale (SWLS) dari Diener

(1985). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa religiusitas tidak berpengaruh signifikan dalam te rhadap kepuasan hidup (R =

0,171 dan R2 = 0,029, p < 0,05), sementara tujuan hidup berpengaruh terhadap kepuasan hidup secara signifikan dengan nilai

(R = 0,407 dan R2 = 0,165; p < 0,001). Secara simultan religiusitas dan tujuan hidup menunjukkan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kepuasan hidup dengan nilai (R = 0,408 dan R2 = 0,166; p < 0,001). Hasil ini memperlihatkan bahwa pada

orang-orang dengan kesulitan hidup religiusitasnya tidak cukup berkontribusi pada kepuasan hidup mereka, tetapi yang berperan

signifikan bagi kepuasan hidup mereka adalah kejelasan tujuan hidup yang dimilikinya.

Kata Kunci: religiusitas, tujuan hidup, kepuasan hidup

57

Page 59: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 5 PROSES PENEMUAN MAKNA HIDUP INDIVIDU INDIGO

BREAKOUT

ROOM 7 Luvita Djauhari Nadia Chendana

Magister Psikologi Profesi Magister Psikologi Profesi

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected] [email protected]

Leoti Putri Hana Panggabean

Magister Psikologi Profesi Program Doktor Psikologi

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

[email protected] [email protected]

Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

Abstrak

Individu indigo memiliki tantangan tersendiri dalam kehidupan, yaitu mendapatkan stigma dan respon negatif dari

lingkungan sosial. Perlakuan negatif dari lingkungan mungkin sekali berperan dalam cara bagaimana individu indigo

memaknai lingkungan hidupnya, yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi pemaknaan hidupnya. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif fenomenologis untuk memahami proses penemuan makna hidup individu indigo yang

mencakup karakteristik kemampuan indigo, tantangan yang dialami dan nilai-

nilai yang didapatkan sebagai individu indigo, hingga komponen kehidupan bermakna bagi individu indigo. Partisipan

penelitian adalah tiga orang indigo dengan kemampuan extra-sensory perception (ESP) dalam rentang usia dewasa muda

yang didapatkan melalui teknik snowballing. Data penelitian didapatkan melalui wawancara dengan tiga individu indigo dan

tiga orang significant others. Kemudian, data diolah menggunakan teknik thematic analysis. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor sosial berperan penting dalam penyesuaian individu indigo dengan kondisinya. Selanjutnya, ditemukan

bahwa proses penemuan makna hidup indigo meliputi penemuan nilai-nilai, sikap yang dapat berubah atas nilai, dan

adanya komitmen untuk menjalankan nilai dalam kehidupan yang bermakna.

Kata Kunci: indigo, makna hidup, dewasa muda

58

Page 60: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 6

BREAKOUT

ROOM 7

DUKUNGAN SOSIAL MANAKAH YANG PALING BERKAITAN DENGAN ADAPTABILITAS KARIR?

Nurul Zakiah

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta

Yulistin Tresnawaty

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta

[email protected]

Abstrak

Keberhasilan pembangunan sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut juga udara tidaklah mungkin berjalan

dengan sendirinya. Oleh karena itu, kementerian perhubungan membentuk sekolah kedinasan di Indonesia dengan tujuan

untuk memperbaiki kulitas sumber daya manusia dengan menciptakan lulusan siap kerja, membela negara dan melindungi

warga sipil. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa sekolah kedinasan

untuk dapat beradaptasi, baik dengan karir baru maupun lingkungan baru. Dalam penelitian Ozteme & Akyo l (2019),

mengenai keterkaitan adaptabilitas karir dengan dukungan sosial dikatakan bahwa dukungan sosial memperkuat

keterampilan adaptasi untuk mengatasi masalah karir dan mempengaruhi perkembangan adaptabilitas karir dengan cara

yang positif. Dalam hal ini yang dibutuhkan oleh mahasiswa adalah dukungan dari orangtua, teman sebaya juga orang

terdekat, mengingat sekolah kedinasan memiliki kurikulum berbasis semi militer. Tujuan dari penelitian ini untuk

membuktikan adanya hubungan antara dukungan sosial dengan adaptabilitas karir pada mahasiswa sekolah kedinasan di

bawah kementerian perhubungan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 159 mahasiswa (85 laki-laki dan 74

perempuan). Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korelasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hubungan dukungan sosial dari teman sebaya ( friend) dengan adaptabilitas karir memiliki nilai

signifikan sebesar 0.000 (p < 0.001) dengan nilai Pearson correlation 0.434 lebih tinggi daripada dukungan sosial dari

orang terdekat (significant others) dan dukungan sosial dari keluarga (family). Dengan kata lain, semakin tinggi dukungan

sosial yang diterima semakin tinggi-pula adaptabilitas karir yangdimiliki oleh mahasiswa sekolah kedinasan di bawah

kementerian perhubungan.

Kata kunci: dukungan sosial, adaptabilitas karir, mahasiswa sekolah kedinasan

59

Page 61: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

Breakout Room 8

Topik Psikologi Sosial Kelompok 2

Moderator Dr. M.M. Nilam Widyarini, M.Si., Psikolog

SESI ABSTRAK

SESI 1

BREAKOUT

ROOM 8

PENGARUH SELF-COMPASSION TERHADAP KEPUASAN HIDUP PADA REMAJA

Marshela

Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA [email protected]

Abu Bakar Fahmi Yulmaida Amir Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Fakultas Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

[email protected] [email protected]

Abstrak

Remaja merupakan periode transisi kehidupan antara anak-anak ke tahap dewasa, suatu tahap perkembangan yang memiliki cukup banyak gejolak dalam kehidupan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-compassion terhadap kepuasan hidup pada remaja. Self-compassion merupakan cara individu tetap berbuat

baik pada diri sendiri, bahkan saat menghadapi kegagalan ataupun membuat kesalahan. Semetara kepuasan hidup adalah penilaian subjektif individu tentang

hidupnya secara keseluruhan. Partisipan penelitian ini berjumlah 323 partisipan dengan rentang usia 12-18 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-

compassion adalah Self-compassion Scale (SCS) yang disusun oleh (Neff 2003), sementara untuk mengukur kepuasan hidup adalah Satisfaction with Life Scale

(SWLS) (Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin tahun 1985). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. H asil penelitian ini

menunjukkan bahwa self-compassion mempengaruhi kepuasan hidup pada remaja, Didapatkan nilai F sebesar 50.776 dengan nilai p < 0.001 yang artinya self-

compassion secara signifikan mempengaruhi kepuasan hidup remaja. Semakin tinggi tingkat self -compassion seorang remaja akan memberi efek pada peningkatan

kepuasan hidupnya. Dengan nilai R sebesar 0,370 dan R Square (R²) sebesar 0,137. Hal ini berarti self-compassion berpengaruh terhadap kepuasan hidup sebesar

13,7%.

Kata kunci: remaja, self-compassion dan kepuasan hidup

60

Page 62: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 2

BREAKOUT

ROOM 8

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA DEWASA YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE

DI MASA NEW NORMAL

Olivia Safira Maharani

Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma, Depok

[email protected] Anita Zulkaida

Fakultas Psikologi - Universitas Gunadarma, Depok

[email protected]

Abstrak

Fenomena Covid-19 menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan seseorang. Ketentuan harus tetap bekerja di masa

pandemi dan kebijakan pemerintah mengenai pembatasan wilayah, sangat mungkin dapat mempengaruhi psychological well-being

orang dewasa yang menjalani commuter marriage. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif, dengan tujuan mengetahui

psychological well-being pada dewasa yang menjalani commuter marriage di masa new normal. Partisipan penelitian sebanyak 179

orang yang menjalani commuter marriage, dan diperoleh dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan The

Ryff Scale of Psychological Well-being dan pertanyaan terbuka. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara umum partisipan memiliki psychological well-being yang tinggi, dengan dimensi paling tinggi adalah

personal growth dan purpose in life. Hal ini berarti partisipan terus berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri agar tetap

dapat menjalani commuter marriage di masa new normal dengan baik, serta tetap memiliki tujuan hidup dan berusaha membuat

hidup tetap bermakna. Hasil ini sejalan dengan jawaban partisipan di mana hanya 11,2% yang menjawab sangat kesulitan dalam

menjalani commuter marriage di masa new normal, 63,1% mengalami sedikit kesulitan, dan 25,7% tidak mengalami kesulitan. Dari

jawaban pertanyaan terbuka diketahui kesulitan yang paling dirasakan adalah karena jarak antara tempat kerja dan rumah yang

jauh, saat pandemi adanya tambahan biaya ekstra seperti tes PCR/swab, kekhawatiran membawa virus, dan tidak dapat

mengontrol keadaan keluarga. Adapun cara yang paling banyak dilakukan untuk mengatasinya adalah meningkatkan komunikasi

dengan lebih baik; bersabar, bersyukur dan belajar ikhlas dengan keadaan; berpikir positif dan menyerahkan segala sesuatu

kepada Tuhan; serta memaksimalkan waktu ketika berkumpul dengan keluarga.

Kata Kunci: commuter marriage, dewasa, new normal, psychological well-being

61

Page 63: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 3

BREAKOUT

ROOM 8

HUBUNGAN PERBANDINGAN PENAMPILAN DENGAN KETIDAKPUASAN

TUBUH DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DEWASA AWAL

Sopia Waitaby

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara

[email protected]

Fransisca Iriani Roesmala Dewi

Fakultas Psikologi - Universitas Tarumanagara

Abstrak

Penggunaan media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter bagi kaum dewasa sudah merupakan hal yang biasa.

Penggunaan media sosial memiliki pengaruh bagi penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara non-

eksperimental hubungan perbandingan penampilan dengan ketidakpuasan tubuh dalam penggunaan media sosial individu

dewasa awal. Partisipan individu dengan rentang usia 18-34 tahun, pengguna media sosial, yang diambil secara acak

dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah partisipan sebanyak 94 orang setelah dilakukan teknik

screening. Penelitian ini menggunakan skala pengukuran Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire–Appearance

Scales (MBSRQ-AS; Cash, 2001; Swami et al., 2019) untuk mengukur ketidakpuasan tubuh dan skala pengukuran

Physical Appearance Comparison Scale-Revised (PACS-R; Schaefer & Thompson, 2014), untuk mengukur perbandingan

penampilan. Uji asumsi mengenai normalitas, linearitas dan heteroskedastisitas juga telah dilakukan. Penelitian ini

menggunakan analisis data regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis diterima yaitu terdapat

hubungan antara perbandingan penampilan dengan ketidakpuasan tubuh dalam penggunaan media sosial individu dewasa

awal (R2 = 0,337; p=0,000) dan nilai F = 46,676. Perbandingan penampilan berkontribusi sebesar 33,7% dengan

ketidakpuasan tubuh dalam penggunaan media sosial individu dewasa awal.

Kata Kunci: Ketidakpuasan tubuh, perbandingan penampilan, penggunaan media sosial

62

Page 64: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

SESI ABSTRAK

SESI 4

BREAKOUT

ROOM 8

PEMAAFAN PADA REMAJA KORBAN KEKERASAN DALAM BERPACARAN

Lusida Margaretta Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Stefanus Soejanto Sandjaja Fakultas Psikologi - Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Abstract This study aims to find out the picture of forgiveness rates in teenager victims of violence in dating. This study uses descriptive quantitative method, using questionnaire for data collection method. Participants in the study were 278 teenager aged 10 to 22 years, consisting of 236 women and 42 men. The measuring instrument used is TRIM-18 to measure the forgiving scale consisting of three aspects, namely avoidance, revenge and benevolence. The analysis used in this study is descriptive statistical analysis. The result of this study is that the level of forgiveness in teenager victims of violence in dating is quite high. This is in accordance with the results of research data that shows the mean value of forgiveness is 50.13 which belongs to the category of high forgiveness (47 ≤ X < 52). Study participants included in the type of emotional forgiveness.

Keywords: dating violence, forgiveness, adolescent

63

Page 65: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

64

SESI ABSTRAK

SESI 5

BREAKOU

T ROOM 8

GAMBARAN RESILIENSI SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA INDIVIDU DEWASA

Antonina Pantja Juni Wulandari

Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Naftali N. K. Aritakarina

Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Octavia Amandalisyana Putri

Jurusan Psikologi -Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Petrus Ece Muda

Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora - Universitas Bina Nusantara

[email protected]

Abstrak

Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia membawa perubahan yang sangat besar dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial,

pendidikan, kesehatan, politik dan juga dalam seluruh tingkah laku hidup manusia. Jakarta sebagai ibu kota negara berada pada peringkat

pertama dalam hal jumlah pasien dan angka kematian karena COVID-19. Banyak warga Jakarta yang hidup dalam suasana stres dan

cemas karena wabah ini, belum lagi ditambah dengan kesulitan dalam hal ekonomi. Dalam situasi sulit seperti ini satu hal penting yang

harus dimiliki oleh warga adalah resiliensi yakni daya tahan seseorang untuk tetap bertahan dan tidak menyerah pada keadaan s ulit atau

tekanan yang ada, terus berusaha, belajar serta beradaptasi dengan keadaan tersebut, sehingga mampu bangkit dari keadaan sulit dan

berusaha menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran resiliensi yang dimiliki oleh warga dewasa awal hingga

dewasa akhir di Jakarta dalam masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan alat ukur Resilience Assessment Tool (RAT) yang

diadaptasi dari teori Magic Box Model dengan 43 item untuk mengidentifikasi resiliensi individu. Sampel dari peneli tian ini adalah 132

individu dewasa dengan rentang usia 17 – 60 tahun di Jakarta. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagian besar responden

memiliki resiliensi sedang, artinya bahwa meskipun banyak kendala dan rintangan dalam menjalani kegi atan sehari-hari di masa pandemi,

Individu dewasa masih cukup mampu beradaptasi dengan pola hidup yang baru dan yakin mampu mengatasi kesulitan yang sedang

dihadapi.

Kata Kunci: COVID-19, pandemi, resiliensi

Page 66: KONFERENSI NASIONAL 1 KONSORSIUM PSIKOLOGI LLDIKTI …

PENUTUP

Demikian buku panduan ini dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran proses kegiatan Konferensi Nasional ke - 1 Konsorsium Psikologi LLDIKTI Wilayah III yang dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021 secara daring. Terima kasih untuk semua pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi pada kegiatan ini. Semoga kegiatan ini benar- benar bermanfaat sebagai media pemikiran konstruktif para akademisi, menjadi ajang diseminasi hasil-hasil penelitian bagi masyarakat luas, meningkatkan publikasi ilmiah khususnya di LLDIKTI Wilayah III serta dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat dan berjalan dengan lancar seperti yang kami harapkan.

65