91
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV RESEARCH AND DEVELOPMENT PADA PT ARB FARMA Oleh Ari Sugih Subagja NIM: 004201605003 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2020

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI

LABORATORIUM ANDEV RESEARCH AND

DEVELOPMENT PADA PT ARB FARMA

Oleh

Ari Sugih Subagja

NIM: 004201605003

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2020

Page 2: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

ii

LEMBAR PERSETUJIAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Pengukuran Produktivitas Di Laboratorium

ANDEV Research and Development pada PT ARB Farma” yang

disusun dan diajukan oleh Ari Sugih Subagja sebagai salah satu

persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada

Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan

sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini

untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 31 Januari 2020

Andira Taslim, S.T., M.T.

Page 3: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengukuran Produktivitas

Di Laboratorium ANDEV Research and Development pada PT

ARB Farma” adalah hasil dari pekerjaan saya dan seluruh ide,

pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara

penulisan referensi yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan

ini tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung

sanksi yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, 31 Januari 2020

Ari Sugih Subagja

Page 4: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI

LABORATORIUM ANDEV RESEARCH AND

DEVELOPMENT PADA PT ARB FARMA

Oleh

Ari Sugih Subagja

NIM: 004201605003

Disetujui Oleh

Andira Taslim, S.T., M.T.

Pembimbing

Andira Taslim, S.T., M.T.

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

v

ABSTRAK

Adanya peningkatan jumlah kedatangan sampel pengujian setiap tahunnya

membuat perusahaan harus selalu meningkatkan target yang ditetapkan yang

mengakibatkan Laboratorium R&D harus selalu melakukan upaya-upaya dalam

meningkatkan produktivitas kerjanya. Agar upaya yang dilakukan tersebut tepat

sasaran maka perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas dengan kriteria yang

lebih rinci. Adapun kriteria produktivitas yang dianggap penting oleh perusahaan

yaitu pencapaian assay (Rasio 1), ontime sample yang dianalisa (Rasio 2), minimasi

jam lembur (Rasio 3), minimasi Analisa Ulang (Rasio 4), minimasi pemakaian

reagen (Rasio 5), dan jumlah downtime mesin HPLC (Rasio 6). Pengukuran

produktivitas pada penelitian ini menggunakan metode Objective Matrix (OMAX)

dimana pengukuran difokuskan pada kriteria-kriteria inti. Kriteria yang memiliki

nilai buruk diidentifikasiki penyebab masalah buruknya kriteria tersebut dengan

diagram fishbone dan diperbaiki dengan dibuat rancangan usulan perbaikan

menggunakan metode 5W+1H. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai

indeks produktivitas di Bulan Mei 2019 sebesar 0.03 % dan beberapa kriteria berada

di bawah standar yaitu Rasio 2 berada pada level 1, Rasio 3 berada pada level 1,

dan Rasio berda pada level 1. Perbaikan dilakukan pada Bulan September-

Desember 2019 pada kriteria yang berada di bawah standar. Setelah perbaikan

terjadi peningkatan produktivitas untuk Rasio 2 menjadi level 6, Rasio 3 menjadi

level 4, dan Rasio 6 menjadi level 4.

Kata kunci: Produktivitas, OMAX, fishbone, 5W1H, Brainstroming, Indikator

Performansi

Page 6: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

vi

ABSTRACK

An increase in the number of samples arrivals each year oblige the company to

increase the targets and make the R&D laboratories should always inproving work

productivity. In order to make the effort done on target, then it is necessary to do a

produvtivity measurement with more detailed criteria. As for the criteria of

productivity are considered important by the company is the achievement of assay

(Ratio 1), sample ontime analyzed (Ratio 2), minimize overtime (Ratio 3), minimize

reanalysis (Ratio 4), minimize of HPLC machine downtime (Ratio 6). The

measurement of productivity in this study is using OMAX, where the measurement

is focused on the core criteria. The criteria that have a bad value will be identifies

as the causeof the problem, then would be processed with the fishbone diagram and

improved by the design of the proposed improvement using the 5W +1H method.

Rising the measurement results obtained the value of productivity index on May

2019 of 0.03 % and some criteria are below the standard that is ratio 2 is at level

1, rasio 3 is at level 1 and the ratio 6 is at level 1. Improvements were made in

September-December 2019 on criteria that were below the standard. After

improvement, productivity increases for Ratio 2 to level 6, Ratio 3 to level 4, and

Ratio 6 to level 4.

Key word: Productivity, OMAX, Fishbone, 5W+1H, Brainstorming, Performance

Indocator

Page 7: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakn Tugas Akhir

beserta laporannya tepat waktu tanpa danya halangan berarti. Tugas Akhir ini

disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Instalasi PT ARB Farma

dari bulan September 2019 sampai dengan Januari 2020. Tugas Akhir ini berjudul

berjudul “Pengukuran Produktivitas Di Laboratorium ANDEV Research and

Development pada PT ARB Farma” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan

medapatkan gelar Sarjana Teknik di Fakuktas Teknik Universitas Presiden.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta

dukungan yaitu kepada:

1. Ibu Andira Taslim, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing dan Kepala Program

Perkuliahan Teknik Industri Universitas Presiden yang telah banyak

memberikan waktu, bimbingan, motovasi, dan saran kepada penulis dalam

menyususn Tugas Akhir ini.

2. Seluruh Staf Dosen Program Perkuliahan Fakultas Teknik Universitas Presiden

yang telah memberikan bekal ilmu dalam penyusunan Tugas akhir ini.

3. Seluruh personil PT ARB Farma yang telah berpartisipasi dalam penyususnan

laporan ini.

4. Untuk orangtua tercinta. Terimakasih untuk doa dan dukungannya.

5. Untuk seluruh rekan-rekan Universitas Presiden jurusan Teknik Industri

angkatan 2016, untuk setiap kebersamaan dan perjuangan selama 4 tahun ini.

6. Untuk rekan saya Ka Bayu, Ka Diskha karena telah membantu saya dalam

penelitian tugas akhir ini.

Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah dilakuakan dalam penyususnan

Tugas Akhir ini dapar memberikan manfaat bagi pada pembaca, khususnya di

lingkungan Fakultas Teknik Industri Universitas Presiden maupun khalayak luas.

Page 8: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

viii

Penulis menyadari bahwa penyususn Tugas Akhir masih jauh dari sempurna. Oleh

karenan itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan Tugas Akhir ini di masa yang akan datang.

Cikarang , Januari 2020

Ari Sugih Subagja

Page 9: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJIAN PEMBIMBING .......................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1 Produktivitas Secara Umum ..................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Produktivitas ................................................................... 6

2.1.2 Siklus-Siklus Produktivitas ............................................................... 8

2.1.3 Unsur-unsur Produktivitas ................................................................ 9

2.1.4 Ruang Lingkup Produktivitas ......................................................... 10

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ................................. 10

2.3 Pengukuran Produktivitas ....................................................................... 12

2.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas ........................................................ 14

2.5 Model-Model Pengukuran Produktivitas ............................................... 16

2.5.1 Model Produktivitas Total David J. Sumanth ................................. 16

2.5.2 Model Produktivitas Parsial POSPAC ............................................ 17

2.5.3 Model Marvin E. Mundel ................................................................ 18

2.5.4 Model Craig-Harris ......................................................................... 18

2.5.5 Pendekatan Angka Indeks ............................................................... 19

Page 10: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

x

2.5.6 Model Kendrick dan D. Creamer .................................................... 20

2.5.7 Model APC ..................................................................................... 21

2.6 Model Pengukuran Objective Matrix (OMAX) ..................................... 22

2.6.1 Latar Belakang Objective Matrix (OMAX) .................................... 22

2.6.2 Alasan Pemilihan Model Objective Matrix (OMAX) ..................... 22

2.6.3 Susunan dan Bentuk Model Objective Matrix (OMAX) ................ 23

2.6.4 Langkah-langkah Penyususnan Objective Matrix (OMAX) ........... 25

2.6.5 Pengoperasian Objective Matrix ..................................................... 27

2.7 Alat Implementasi Kaizen ...................................................................... 28

2.7.1 Brainstorming ................................................................................. 28

2.7.2 Diagram Tulang Ikan (Fishbone) .................................................... 29

2.7.3 5W1H .............................................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 35

3.1 Studi Pendahuluan .................................................................................. 35

3.1.1 Studi Lapangan................................................................................ 35

3.1.2 Studi Pustaka ................................................................................... 35

3.2 Penentuan Kriteria Produktivitas ............................................................ 35

3.3 Pengumpulan Data ................................................................................. 36

3.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 36

3.5 Analisa Pemecahan Masalah .................................................................. 36

3.6 Usulan Perbaikan .................................................................................... 37

3.7 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 37

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN ANALSIS ......................................... 40

4.1 Departement Research and Development (R&D) .................................. 40

4.2 Penentuan Potensial Objektif ................................................................. 42

4.3 Penentuan Kriteria Pengukuran .............................................................. 43

4.4 Pengumpulan Data ................................................................................. 45

4.5 Pengolahan Data ..................................................................................... 49

4.5.1 Perhitungan Kriteria Produktivitas .................................................. 49

4.5.2 Penyusuna Tabel Objective Matrix (OMAX) ................................. 58

4.6 Analsis Data ........................................................................................... 59

4.6.1 Analsis Produktivitas Parsial .......................................................... 60

4.6.2 Analisa Produktivitas Total ............................................................. 60

4.7 Identifikasi Permasalahan Produktivitas ................................................ 61

Page 11: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

xi

4.8 Usulan Perbaikan .................................................................................... 65

4.9 Setelah Perbaikan ................................................................................... 69

4.9.1 Perhitungan Produktivitas Rasio 2 Setelah Perbaikan .................... 69

4.9.2 Perhitungan Produktivitas Rasio 3 Setelah Perbaikan .................... 69

4.9.3 Perhitungan Produktivitas Rasio 6 Setelah Perbaikan .................... 70

4.9.4 Penyusuna Tabel Objectiv Matrix (OMAX) Setelah Perbaikan ..... 70

4.9.5 Analisa Data Setalah Perbaikan ...................................................... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 72

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 72

5.2 Saran ....................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

LAMPIRAN .......................................................................................................... 75

Page 12: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Siklus Produktivitas ............................................................................ 8

Gambar 2-2 Struktur Dasar Objective Matrix (OMAX) ....................................... 24

Gambar 2-3 Langkah 1: Menyepakati Pernyataan Masalah ................................. 31

Gambar 2-4 Langkah 2: Mengidentifikasi Kategori-kategori ............................... 32

Gambar 2-5 Langkah 3: Menemukan Sebab-sebab Potensial............................... 32

Gambar 3-1 Diagram Alir Penetiltian ................................................................... 39

Gambar 4-1 Kedatangan Sampel Pengujian di Laboratorium R&D ..................... 40

Gambar 4-2 Pencapaian Produktivitas Laboratorium R&D Tahun 2018 ............. 41

Gambar 4-3 Diagram Sebab Akibat Rendahnya Ontime Analisa ......................... 63

Gambar 4-4 Diagram Sebab Akibat Tingginya Jam Lembur ............................... 63

Gambar 4-5 Diagram Sebab Akibat Downtime Mesin HPLC .............................. 64

Page 13: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

xiii

DAFTAR TABEL

Table 2-1 Keuntungan dan Batasan Pengukuran Produktivitas ............................ 13

Table 4-1 Kriteria Potensial Objektif .................................................................... 43

Table 4-2 Hasil brainstorming Penetuan Bobot.................................................... 44

Table 4-3 Pembobotan OMAX ............................................................................. 44

Table 4-4 Perbandingan Nilai Produktivitas 3 tahun terakhir ............................... 45

Table 4-5 Data-data Kriteria Pengukuran Produktivitas ....................................... 48

Table 4-6 Hasil Perhitungan Rasio 1 .................................................................... 49

Table 4-7 Hasil Perhitungan Rasio 2 .................................................................... 50

Table 4-8 Hasil Perhitungan Rasio 3 .................................................................... 52

Table 4-9 Hasil Perhitungan Rasio 4 .................................................................... 53

Table 4-10 Hasil Perhitungan Rasio 5 .................................................................. 55

Table 4-11 Hasil Perhitungan Rasio 6 .................................................................. 56

Table 4-12 Rangkuman Perhitungan Tiap Rasio .................................................. 57

Table 4-13 Perhitungan Objective Matrix (OMAX) ............................................. 59

Table 4-14 Hasil Brainstorming Penyebab Rendahnya Produktivitas .................. 61

Table 4-15 Usulan Perbaikan Rasio 2 Menggunakan Metode 5W + 1H .............. 66

Table 4-16 Usulan Perbaikan Rasio 3 Menggunakan Metode 5W + 1H .............. 67

Table 4-17 Usulan Perbaikan Rasio 6 Menggunakan Metode 5W + 1H .............. 68

Table 4-18 Data-data Kriteria Pengukuran Produktivitas ..................................... 69

Table 4-19 Hasil Perhitungan Rasio 2 setalah perbaikan ..................................... 69

Table 4-20 Hasil Perhitungan Rasio 3 Setelah Perbaikan ..................................... 70

Table 4-21 Hasil Perhitungan Rasio 6 Setelah Perbaikan ..................................... 70

Table 4-22 Perhitungan Objective Matrix (OMAX) Setelah Perbaikan pada Rasio

2, Rasio 3, dan Rasio 6 .......................................................................................... 71

Table 4-23 Hasil peningkatan Level Setelah Perbaikan ....................................... 71

Page 14: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sekarang sedang terjadi ini tampak demikian

semakin pesat. Dengan adanya perkembangan teknologi ini mengakibatkan iklim

persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Dalam jangka panjang persaingan suatu

industri tidak hanya diukur dari keunggulan-keunggulan produknya saja, akan

tetapi juga kinerja sistem industrinya secara keseluruhan. Mempertahankan dan

meningkatkan kemampuan daya saing menjadi suatu keharusan bagi perusahaan.

Untuk memenangkan persaingan tidak ada jalan lain selain meningkatkan

produktivitas perusahaan dari berbagai aspek.

Membandingkan nilai yang dihasilkan dari suatu aktivitas terhadap nilai semua

masukan yang digunakan pada aktivitas tersebut disebut dengan produktivitas.

Produktivitas juga digunakan untuk sarana manjemen menganalisa dan mendorong

efisiensi produksi serta mengetahui tingkat optimal suatu perusahaan dalam

memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki untuk menghasilkan output yang

susuai target. Pengukuran produktivitas dilakukan sebagai cara untuk mengetahui,

meningkatkan, dan memperbaiki produktivitas pada perushaan.

Saat ini, produktivitas merupakan tantangan bagi pimpinan perusahaan, begitu juga

dengan PT ARB Farma. PT ARB Farma adalah perusahaan multinasional yang

memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi, dan layanan kesehatan. PT ARB Farma

telah tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi

melalui 4 kelompok divisi usahanya: Divisi Obat Resep, Divisi Produk Kesehatan,

Divisi Nutrisi, dan Divisi Distribusi dan Logistik.

Seperti perusahaan pada umumnya, PT ARB Farma terdiri dari beberapa

departemen, salah satunya adalah departemen Research and Development (R&D).

Departemen pengembangan dan penelitian ini adalah bagian dimana serangkaian

Page 15: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

2

proses seperti penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk menemukan

formula baru, memperbaiki kualitas produk yang telah ada, penentuan spesifikasi

bahan baku unutuk manufacturing, menentuan shelf-life produk, dan validasi

metode analisa dilakukan.

Penelitian yang sangat vital mengenai obat-obatan di PT ARB Farma ada di

Laboratorium R&D. Laboratorium R&D merupakan bagian dimana proses

pengujian terhadap sampel obat hasil penelitian maupun pengembangan dilakukan.

Jika pengujian di bagian ini lambat, maka akan menghambat perusahaan dalam

menghasilkan produk yang lebih inovatif. Semakin menigkatnya penelitian dan

pengembangan yang dilakukan di Departemen R&D, menyebabkan pengujian

sampel obat-obatan di Laboratorium R&D menjadi banyak.

Selama ini pengukuran produktivitas yang dilakukan oleh Departemen R&D

memiliki kekurangan dimana banyak kriteria-kriteria kinerja yang berpengaruh

bagi departemen R&D tidak diukur lebih rinci. Sehingga menarik untuk dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengukuran produktivitas pada Departemen R&D.

Dengan dilakukan pengukuran produktivitas tersebut dapat diketahui kriteria-

kriteria yang memiliki kinerja baik serta untuk mencapai target dan kriteria yang

belum memuaskan ataupun buruk yang selanjutnya akan diidentifikasi penyebab

masalah dengan diagram fishbone dan diperbaiki dengan rancangan usulan

perbaikan menggunakan metode 5W+1H.

Dalam menganalsis produktivitas suatu perusahaan memiliki berbagai cara. Pada

penilitian ini digunakan metode Objective Matrix atau disingkat OMAX. Metode

ini adalah suatu sistem pengukuran terhadap produktivitas yang diperuntukan

memantau produktivitas suatu perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria

yang sesuai. Karena beberapa kelebihannya sehingga metode ini dipilih. Kelebihan-

kelebihan dari metode ini antara lain dapat mengidentifikasikan setiap faktor yang

berpengaruh dan kurang berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas. Bentuk

dari model ini yaitu flexible, setiap data yang dibutuhkan pada model ini mudah

diperoleh.

Page 16: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

3

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adalah:

a. Apakah ada kriteria-kriteari lain yang dapat mempengaruhi produktivitas di

Laboratorium Andev R&D?

b. Bagaimana mengukur produktivitas pada Laboratorium Andev R&D?

c. Faktor-faktor apa saja yang memperngaruhi rendahnya produktivitas di

Laboratorium Andev R&D?

d. Bagaimana usulan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas di

Laboratorium Andev R&D?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian yang dilakukan di PT ARB Farma yaitu:

a. Menetukan kriteria-kriteria produktivitas yang berpengaruh bagi perusahaan.

b. Mengukur produktivitas pada Laboratorium Andev R&D ARB Farma.

c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh rendahnya produktivitas

Laboratorium R&D.

d. Memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas di

Laboratorium R&D.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Ruang lingkup penelitian adalah aktifitas di Laboratorium Andev R&D pada

PT ARB Farma.

b. Data pengamatan pengukuran produktivitas dilakukan dari bulan Januari 2019

sampai dengan bulan Mei 2019.

c. Periode yang akan digunakan sebagai periode dasar untuk mengukur

produktivitas adalah data dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan

Desember 2018.

d. Pengukuran produktivitas ini dilakukan dengan menggunakan metode

Objective Matrix (OMAX).

Page 17: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

4

e. Pengukuran kriteria produktivitas dan analisis dilakukan hanya pada kriteria

yang dianggap prioritas oleh perusahaan berdasarkan Key Performance

Indicator (KPI) perusahaan dan hasil Brainstorming.

f. Analisis faktor penyebab dan ususlan perbaikan hanya dilakukan terhadap

kriteria produktivitas yang memiliki nilai produktivitas rendah.

1.5 Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran dari penelitian ini, sistematika penulisan dibagi kedalam enam

bab yaitu:

BAB I Pendahuluan

Pada babaini berisikanalatar belakangamasalah, pokokapersoalan,

maksudadan tujuanapenulisan, pembatasan masalah, dan sistematika

penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada babaini berisi tentangalandasan teori-teoriayang digunakan

dalam mengolahadan menganalisaadata yang diperolehasecara

langsungamaupun tidakalangsung yaitu pengertian produktivitas

dan metode yang digunakan untuk mengukur produktivitas.

BAB III Metode Penelitian

Padaabab iniaberisi tentangalangkah-langkah dalamamelakukan

penelitian, mulaiadari studi pendahuluan, perumusan masalah,

pengumpulan dan pengoahan data yang diperoleh, analisis sampai

denganakesimpulan akhir

BAB IV Pengumpulan Data

Pada babaini akan dikumpulkanadata-data yang berikatan dengan

penelitian. Data diambil dari studi literatur, dokumentasi

perusahaan, pengumpulan data dengan cara inspeksi dan wawancara

langsung, serta pengumpulan data dari responden ahli yang disusun

secara sistematis untuk dilakukan pengolahan dan analsisi data.

Pada bab ini juga menguraikanahasil pengolahanadata dan

analsisnya, sertaamengusulkan solusiaalternativ agar kondisi

perusahaanamenjadi lebihabaik.

Page 18: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

5

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Pada babaini berisi beberapa hal yangadapat disimpulkanadari hasil

penelitianayang telah dilakuakan dengan menjawab seluruh masalah

yang telah dirumuskan dalam Bab I denganajelas danaringkas.

Selainaitu padaaBab ini juga akan dijabarkan semua saran untuk

seluruh pihak terkait dalamapenelitian ini.

Page 19: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produktivitas Secara Umum

2.1.1 Pengertian Produktivitas

Definisi dari produktivitas pertama kali muncil pada tahun 1766 dalam sebuah

artiket yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay yang merupakan seorang

ekonom Prancis (Ravianto, 1985). Namun menurut Walter Aigner dalam karyanya

”Motivation and Awarness”, filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada

sejak awal peradaban manusia, karena makna produktivitas adalah keinginan (will)

dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas di dalam segala

bidang.

Pada tahun 1883, Litre mendefinisikan produkvifitas sebagai kemampuan

menghasilkan. Pengertian ini masih banyak dipakai hingga awal abad 20, sampai

kemudian mencul pengertian yang lebih umum, yaitu produktivitas merupakan

suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) atau bentuk

formulanya dapat dinyatakan sebagai berikut (Sumanth, 1984)

Produktivitas =𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡… … … … … … … … … … … … … … … … . (2.1)

Campuran (coumpound) dari aktivitas dan produksi, yang dimana suatu daya

produksi menjadi sebuah penyebab dan mengukur hasil produktivitas dari daya

produksi tersebut adalah arti dari produktivitas (Ravianto, 1985). Menurut badan-

badan internasional terdapat beberapa pengertian atau definisi definisi dari

produktivitas tersendiri yang dapat diuraikan di bawah ini (Ravianto, 1985):

1. Pada dasarnya produktivitas adalah suatu output dibagi dengan salah satu

elemen produksi ,Menurut Organization for Economic Coorperation and

Development (OCED),

2. Output dari hasil integrasi empat elemen produksi yaitu tenaga, tanah, modal,

kerja dan organisasi, menurut International Labour Organization (ILO)

Page 20: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

7

3. Tingkat efesiensi pemanfaatan setiap elemen produksi adalah produktivitas,

menurut Europe Production Agency (EPA)

Dewan Produktivitas Nasional menyatakan berdasarkan dari definsi-definisi di atas

adalah:

1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia. Sikap dan

mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus

lebih baik dari hari sebelumnya dan hari esok harus ebih baik dari hari ini

terkandung dalam produktivitas.

2. Dua pengertian berbeda merupakan produktivitas dan produksi. Penambahan

jumlah dari hasil yang telah dicapai menunjukan adanya peningkatan produksi,

pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi terkadung dalam peningkatan

produktivitas. Produksi dapat meningkat meskipun produktivitasnya menurun.

Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas.

3. Tiga bentuk dibawah ini dapat memperlihatkan peningkatan produktivitas:

a. (Output) Jumlah keluaran dalam mencapai tujuna meningkatkan dengan

menggunakan sumber (input) daya yang sama.

b. (Output) Jumlah keluaran untuk mencapai tujuan meningkat atau sama

dicapai dengan menggunakan (input) sumber daya yang lebih sedikit.

c. (Output) Jumlah keluaran dalam mencapai tujuan yang lebih besar

diperoleh dengan pertambahan sumber daya (imput) yang relative lebih

kecil.

4. Yang memegang peranan utama dalam proses peningkatan produktivitas

adalah sumber daya manusia, yang merupakan hasil karya manusia pada

hakikatnya adalan alat produksi dan teknologi.

Seberapa efektifnya proses produksi yang telah didayagunakan untuk

meningkatkan output dan seberapa efisiensinyasumber input yang telah dihemat

untuk meningkatkan produktivitas. Meyebabkan input produksi yang berkaitan

dengan nilai tambah dan berusaha untuk meinimalisasi semua kegiatan yang

meghambat proses produksi. Pernyataan-pernyataan produksi diatas menyatakan

bahwa, faktor-faktor produksi yang meleiputi tenaga kerja (man), mesin dan

Page 21: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

8

peralatan (machine), bahan baku (material), system (method), yang digunakan

unruk memanajemen proses produksi, dan modal sangat mempengaruhi

produktivitas (Sinungan, 2008)

2.1.2 Siklus-Siklus Produktivitas

Sumanth mengemukakan konsep siklus produktivitas yang dikenal sebagai MEPI.

Ada empat tahap dalam konsep siklus produktivitas (Sumanth, 1984), yaitu:

1. Produktivity Measurment (Pengukuran Produktivitas)

2. Productivity Evaluation (Evaluasi Produktivitas)

3. Productivity Planning (Perencanaan Produktivitas)

4. Productivity Improvement (Peningkatan Produktivitas)

Sumber: Sumanth, 1984, Productivity Engineering and Management.

Gambar 2-1 Siklus-siklus Produktivitas

Gambar di atas menunjukkan bahwa sifat dari siklus produktivitas adalah kontinu,

melibatkan semua aspek pengukuran, penilaian, perencanaan, dan peningkatan

produktivitas. Program peningkatan produktivitas dimulai dari pengukuran

produktivitas dari sistem industri itu sendiri yang berdasarkan konsep siklus

produktivitas. Untuk memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai yang

lebih kompleks dapat digunakan berbagai teknik pengukuran dan juga dapat

dikembangkan.

Page 22: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

9

Mengevaluasi tingkat produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana

yang yang telah ditetapkan adalah langkah selanjutnya apabila produktivitas dari

system industri itu telah dapat diukur. Tingkat produktivitas yang harus dievaluasi

dan dicari akar penyebabnya yang menimbulkan kesenjangan-kesenjangan

produktivitas tersebut. Selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas

yang akan dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk mencapai

peningkatan produktivitas yang terus menerus dalam sistem industri maka siklus

produktivitas tersebut diulang kembali terus menerus. (Sumanth, 1984).

2.1.3 Unsur-unsur Produktivitas

Sumanth menyatakan bahwa ada beberapa unsur-unsur produktivitas diantaranya

yaitu (Sumanth, 1984):

1. Efisiensi

Kegiatan penghematan penggunaan sumber-sumber dalam kegiatan produksi

atau kegiatan organisasi adala efisiensi. Contohnya adalah penghematan

pemakaian uang, bahan baku, tenaga kerja, waktu, air, ruangan, listrik, dan

sebagaianya.

2. Efektivitas

Seberapa jauh target yang ditentukan dan dapat dicapai, baik dari waktu

maupun kualitas adalah efektivitas. Besar persentase target tercapai semakin

tinggi pula efektivitasnya. Rasio keluaran atau masukan merupakan ukuran

efektivitasnya. Peningkatan efisiensi belum tentu diikuti dengan peningkatan

efektivitasnya, atau pun sebaliknya.

3. Kualitas

Ukuran kulaitas walaupun sulit diukur dari rasio output dan input merupakan

produktivitas. Yang mentukan kualitas output adalah kualitas input dan

kualitas proses. Karena disana ada pertambahan nilai (value added) bagi

konsumen yang berarti menaikan daya saing dan produktivitas sebab output

dengan kualitas tinggi secara tidak langsung meningkatkan rasio output dan

input.

Page 23: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

10

2.1.4 Ruang Lingkup Produktivitas

Menurut Mauli (Tamtomo, 2008), produktivitas dapat dibedakan ke dalam 4 ruang

lingkup yang berdasarkan dari tingkat besarnya unit yang dibahas:

1. Produktivitas Skala Nasional

Pendapatan dan keluaran nasional pada suatu waktu didapatkan dengan

mengguanakan estimasi produktivitas. Indeks pertumbuhan, terutama

produktivitas tenaga kerja mengguanakan produktivitas pada lingkup nasional.

Jumlah barang dan jasa yang tinggi pekerja dibandingkan terhadap sebelumnya

sehingga merupakan potensi atau pendapatan yang nyata per pekerja yang

tinggi adalah gambaran dari kenaikan produktivitas nasional tenaga kerja.

2. Produktivitas Skala Industri

Semua faktor yang mempengaruhi serta saling berhubungan dapat

dikelompokan dalam suatu kelompok industri.

3. Produktivitas Skala Organisasi atau Perusahaan

Hubungan antar faktor lebih mudah di analisis pada lingkup ini. Produktivitas

dapat dikendalikan, diukur, dibandingkan terhadap keadaan sebelummnya atau

dibandingkan terhadap perusahaan sejenis

4. Produktivitas Tenaga Kerja (Perorangan)

Lingkungan kerja, keberhasilan peralatan, proses, dan perlengkapan dapat

mempengaruhi seorang pekerja. Munculah kepuasan kerja dan motivasi yang

dimana merupakan faktor yang sulit diukur pada lingkup ini.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Kombinasi dari efektivitas dan efisiensi adalah produktivitas. Efisiensi

berhunbungan dengan pemanfaatan aneka sumber sedangkan efektivitas terkait

dengan kinerja. Beberapa faktor dapat mempengaruhi produktivitas dari suatu

perusahaan. Yang mempengaruhi naik atau turunnya produktivitas secara umum

ada 12 faktor (Sumanth, 1984), yaitu:

1. Investasi

Yang akan menentukan modal usaha dan akan berpengaruh terhadap usaha

dalam mempromosikan produk, penggunaan kapasitas, atau market share

adalah besar kecilnya investasi.

Page 24: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

11

2. Rasio Modal Buruh

Apabila perusahaan telah memakai teknologi yang canggih dan tinggi dan

menyebabkan jumlah produksi per unit waktu meningkat artinya rasio semakin

tinggi

3. Penelitian dan Pengembangan

Dengan adanya penelitian dan pengembangan dapat menyebabkan atau

menghasilkan hal-hal yang inovatif.

4. Penggunaan Kapasitas

Persentase pemakaian kapasitas menentukan besar kecilnya keluaran per jam.

5. Pengaruh Pemerintah

Sasaran industri dan sosial yang selalu bertentangan diatur keseimbangannya.

6. Umur Pabrik dan Peralatan

Adanya usaha modernisasi peralatan ditandai dengan tingkat rata-rata umur

pabrik dan peralatan yang semakin tinggi.

7. Ongkos Energi

Masukan energi meningkat cepat maka ongkos produksi pun keseluruhan

meningka, sehingga produktivitas parsial meningkat pada tenaga kerja atau

buruh.

8. Kelompok Kerja

Dengan pergeseran struktur pekerja, semakin dibutuhkannya kerja sama,

keterampilan, dan keahlian.

9. Etika Kerja

Pemanfaatan waktu harus seproduktif mungkin sehingga penghargaan akan

waktu semakin tinggi.

10. Kecemasan Pekerja Akan Keahilangan Pekerjaanya

Banyak orang berpendapat bahwa pengangguaran akan meningkat karena

peningkatan produktivitas dengan sistem kontrol komputer. Adanya

pengalihan sistem menjadi sistem komputer dan microprocessor sistem

kontrol, mengakibatkan banyak orang tidak bekerja (menganggur).

11. Pengaruh Serikat Buruh

Page 25: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

12

Adanya pengertian terutama demi tuntutan gaji dan upah diperlukan serikat

buruh sangan kuat. Penopang peningkatan produktivitasnya merupakan kerja

sama antara buruh dengan manajemen

12. Manajemen

Faktor yang dianggan dominan terutama daka proses penjadwalan dan

perencanaan, kejelasan instruksi pada tenaga kerja, dan pengaturan beban kerja

adalah manajemen.

2.3 Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas bisa dilakuakan dengan mengguanakan berbagai macam

ukuran, baik pada tingkat perusahaan maupun semua unit atau semua kegiatan

individual. Untuk menentukan arah dari produktivitas itu sendiri , turun ataupun

naik dapat dibandingkan produktivitasnya terhadap pesaing, dan mengukur dampak

semua program perbaikan produktivitas atau pengurangan biaya yang mereka

lakukan, maka produktivitas harus diukur dan dimonitor (Handoko, 2000).

Menurut Sumanth (1984: 7), pengukuran produktivitas dibedakan menjadi tiga

strata faktor yaitu:

1. Produktivitas Pasrial (Single-Factor Productivity)

Membandingkan keluaran (output) dangan masukan (input) adalah

produktivitas parsial. Material, tenaga kerja, energi, dan kapital bisa menjadi

salah satu produksi. .

Produktivitas =Keluaran

Satu Masukan… … … … … … … … … … … … … … (2.2)

2. Produktivitas Total

Membandingkan keluaran dengan semua faktor masukan, sehingga dapat

mencerminkan pengaruh semua masukan dalam menghasilkan keluaran

merupakan produktivitas total. Produktivitas total ini bisa menjadi sebuah alat

untuk mendiganosa sesuatu yang berharga dalam tingkat perusahaan atau unit

operasi, misalnya faktor modal, tenaga kerja, dan input lainnya pada

pertumbuhan produktivitas untuk melihat kontribusi.

Produktivitas =Total Keluaran

Total Masukan… … … … … … … … … … … , … … (2.3)

Page 26: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

13

3. Produktivitas Faktor Total

Rasio keluaran bersih terhadapt jumlah masukan tenaga kerja dan faktor modal

merupakan produktivitas faktor total. Keluaran total dikurangi dengan jumlah

rasio barang atau jasa yang dibeli adalah keluaran bersih.

Produktivitas =Keluaran

Beberapa Masukan … … … … … … . . … … . … … (2.4)

Berikut ini merupakan keuntungan dan batasan dari masing-masing jenis

pengukuran produktivitas.

Table 2-1 Keuntungan dan Batasan Pengukuran Produktivitas

Sumber: Sumanth, 1984

Keuntungan-keuntungan Batasan-batasan

1. Produktivitas Parsial

a. Mudah untuk dimengerti dan

dipahami.

b. Mudah dalam mendapatkan

atau mengumpulkan data.

c. Perhitungan mudah dilakukan.

d. Karena tiga keuntungan diatas

sehingga mudah untuk di

manajerial.

e. Data-data dari beberapa

indikator produktivitas telah

banyak di berbagai industri.

f. Jika dibandingkan dengan

produktivitas faktor-faktor dan

produktivitas total merupakan

diagnosa yang sangat tepat

untuk meningkatkan

produktivitas

a. Jika menggunakan satu parsial

tidak dapat dikatakan akurat

dan mungkin masih terdapat

factor-faktor yang tidak

diketahui

b. Banyaknya cost keseluruhan

tidak dapat diterangkan.

c. Area kesalahan dapat

diperbaiki dengan kontrol

manajemen sehingga dapat

menunjukkan kesalahan shift

kerja.

d. Pengukuran produktivitas

parsial dapat merupakan

pendekatan yang sukses dan

sebaliknya merupakan kontrol

keuntungan

2. Produktivitas Faktor-Total

a. Record data dari perusahaan

relative lebih mudah untuk

didapat dibandingkan dengan

produktivitas total.

b. Biasanya sangat menarik dalam

sudut pandang ekonomi.

a. Faktor langsung dari material

dan energy sebagai input tidak

dapat ditunjukkan.

b. Karena kesulitan bagi manajer

operasi mengubungkan

tambahan nilai dengan efisiensi

produksi maka pendekatan

tambahan nilai material yang

dicapai perusahaan sebagai

output tidak tepat didefinisikan

sebagai output

Page 27: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

14

c. Faktor dari total biaya produkdi

input tidak langsung

menunjukkanukuran

produktivitasnya merupakan

porsi biaya material yang tidak

tepat.

d. Semua data untuk

membandingkan produktivitas

relative sulit , walaupun pada

industri periode waktu tertentu

dan spesifik waktu tertentu

ukuran dipublikasikan

3. Produktivitas Total

a. Semua faktor-faktor output dan

input keseluruhan

dibandingkan, agar lebih

akurat.

b. Profit dapat dikontrol oleh top

managemen sehingga lebih

akurat.

c. Cara yang efektif adalah

digunakan bersama dengan

produktivitas parsial.

d. Melakukan analisa

produktivitas lebih mudah .

e. Biaya total berhubungan

langsung

a. Data-data perhitungan

produktivitas sulit didapat

kecuali data tercatat untuk

analisa produktivitas total.

b. Karena semua faktor output dan

input yang tidak dapat

dijangkau, Produktivitas parsial

dan produktivitas faktor total

tidak dapat benar-benar

membandingkan output dan

input secara keseluruhan.

Yang paling banyak digunakan oleh perusahaan adalah pendekatan produktivitas

parsial. Rasio atau indeks produktivitas tentang tenaga kerja, penjualan, organisasi,

produk, dan produksi dapat mengukur produktivitas parsial (Sinungan, 2008)

2.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas

Pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beropersi agar dapat

membandingkan produktivitas standar adalah suatu kewajian bagi organisasi.

Produktivitas standar ditetapkan oleh manajen untuk mengukur produktivitas dari

waktu ke waktu, serta membandingkan dengan produktivitas industri yang sejenis

dan menghasilkan produk serupa. Perusahaan dapat membandingkan daya saing

dari produknya di pasar global kompetitif adalah suatu hal yang penting.

Page 28: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

15

Suatu organisasi akan mendapatkan manfaat dari pengukurna produktivitas

diantaranya:

1. Tingkat produktivitas antara yang direncanakan dan yang diukur menjadi dasar

strategi dalam meningkatkan kesenjangan produktivitas.

2. Dimasa mendatang perencanaan target produktivitas dapat diubah kembali

yang berdasarkan informasi-informasi pengukuran tingkat produktivitasnya.

3. Baik dalan jangka panjang maupun jangka pendek, melalui pengukuran

produktivitas perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien.

4. Pada skala nasional maupun global, dalam membandingkan tingkat

produktivitas di antara industri sejenis dan organisasi perusahaan pengukuran

tingkat produktivitas perusahaan merupakan informasi yang sangat

bermanfaat.

5. Dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut

produktivitas tujuan ekonomis dan nonekonomis dari perusahaan dapar

diorganisasiakan kembali. Dengan meningkatkan produktivitas melalui

efisiensi penggunaan sumber daya, perusahaan dapat menilai tingkat efisiensi

perusahaannya.

6. Tindakan-tindakan kompetitif berupa semua upaya peningktana produktivitas

terus menerus tercipta dari pengukuran produktivitas.

Yang akan menjadi landasan di dalam membuat kebijakan kebijakan perbaikan

produktivitas secara keseluran dalam proses bisnis adalah hasil pengukuran

produktivitas perusahaan. Untuk mendukung pengukuran produktivitas yang valid

ada beberpaa kondisi yang sangat diperlukan yaitu:

1. Yang harus dirumuskan secara jelas adalah berbagai masalah yang berkaitan

serta peluang untuk mempebaiki produktivitas. Program pengukuran

produktivitas harus dimulai sebagai permulaan.

2. Sistem industri keseluruhan adalah fokus dari pengukurna produktivitas pada

sistem industri dilakukan pengukuran produktivitas.

3. Pengukuran produktivitas bersifat partisipatif karena melibatkan semua

indivitdu yang terlibat dalam proses industri.

Page 29: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

16

4. Peta-peta, diagram-diagram, tabel hasil perhitungan statistik dapat ditunjukan

atau ditampilkan dari hasil pengukuran produktivitas.

5. Komitmen secara menyeluruh dari karyawan dan manajemen dalam

pengukuran produktivitas dan perbaikan perlu adanya.

2.5 Model-Model Pengukuran Produktivitas

Ada berbagai macam metode atau model pengukuran produktivitas pada tingkat

perusahaan, diantaranya;

a. Model David J. Sumanth

b. Model POSPAC

c. Model Marvin E. Mundel

d. Model Craig-Harris

e. Model Pendekatan Angka indeks

f. Model APC (the American production center)

g. Model OMAX

2.5.1 Model Produktivitas Total David J. Sumanth

Model produktivitas total ini dikembangkan oleh David J. Sumanth untuk lingkup

perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor masukan dalam

menghasilkan keluaran. Model ini disamping dapat diterapkan pada perusahaan

manufaktur juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa.

Sehingga dalam hal ini yang dimaksud dengan ‘produk’ meliputi produk secara

fisik pada perusahaan manufaktur maupun produk non fisik pada perusahaan yang

bergerak pada bidang jasa. Model produktivitas total David J. Sumanth dinyatakan

sebagai berikut;

Produktivitas Total = Total Keluaran (tangible)

Total Masukan (tangible)

Atau

Produktivitas Total = Total Keluaran produk i

Total Masukan produk i

Dimana;

Total keluaran meliputi:

Page 30: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

17

Nilai unit produk jadi

Nilai unit produk setengah jadi

Deviden

Bunga

Pendapatan lainnya

Total masukan meliputi :

Nilai tenaga kerja

Nilai bahan

Nilai energi

Nilai modal

Biaya lainnya

2.5.2 Model Produktivitas Parsial POSPAC

Model produktivitas parsial POSPAC pertama kali dicetuskan pada saat

berlangsungnya kongres produktivitas dunia ke-4, pada bulan Mei 1984 di Olso,

Norwegia. Sehingga model pengukuran produktivitas ini diberi nama model

pengukuran skandinavia atau habberstad.

Pada dasarnya model ini, merupakan gabungan dari beberapa ukuran produktivitas

parsial yang masing-masing akan menggambarkan produktivitas sebagai

kelompaok aktivitas yang diklasifikasikan kedalam enam kelompok, yang masing-

masing kelompok menunjang kepada perbaikan suatu jenis produktivitas di dalam

perusahaan (Max, 2002).

Adapun ke-enam bidang yang dapat memungkinkan adanya peningkatan nilai

tambah atau pengunaan sumber-sumber yang lebih efektif adalah;

1. Produktivitas produksi (Production productivity)

2. Produktivitas organisasi (Organization productivity)

3. Produktivitas penjualan (Sales prodduktivity)

4. Produktivitas produk (Produc productivity)

5. Produktivitas tenaga kerja (Arbieter productivity)

6. Produktivitas modal (Capital productivity)

Page 31: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

18

2.5.3 Model Marvin E. Mundel

Mervin E. Mundel pada tahun 1983 mengemukakan tentang pengukuran indeks

produktivitas (IP), dalam hal ini terdiri atas dua bentuk, yaiu;

IP = OAMP/RIMP

AOBP/RIBP 𝑥 100

IP = OAMP/OABP

RIMP/RIBP 𝑥 100

Dimana;

IP = Indeks Produktivitas

AOMP = Keluaran agregat untuk periode dasar

RIMP = Masukan untuk periode yang diukur

RIBP = Masukan untuk periode dasar

Dari kedua bentuk pengukuran indeks produktivitas Marvin E. mundel di atas,

tampak bahwa keduanya serupa, sehingga dalam penerapan produktivitas pada

perusahaan, kita dapat menggunakan salah satunya. Bentuk formula yang pertama

merupakan perbandingan antara indeks kinerja pada periode terukur dengan indeks

kinerja dasarnya. Sedangkan bentuk formula yang kedua merupakan perbandingan

antara indeks keluaran dengan indeks masukan.

2.5.4 Model Craig-Harris

Menurut Craig-Harris pengukuran produktivitas total dinyatakan dalam formulasi

matematis sebagai berikut;

Pt = Ot

L + C + R + Q

Dimana:

Pt = Produktivitas total

Ot = keluaran total

L = Faktor masukan tenaga kerja

C = Faktor masukan modal

R = Faktor masukan bahan baku

Adapun penjelasa dari model Craig-Harris diatas adalah sebagai berikut:

Page 32: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

19

1. Keluaran adalah (jumlah unit yan g diproduksi X harga jual) + dividen + bunga

+ sumber-umber pendapatan lainnya

2. Masukan tenaga kerja adalah jumlah jam kerja tiap klasifikasi pekerja X upah

rata-rata pada periode dasar para pekerja

3. Masukan Modal adalah modal lancar + modal tetap

4. Masukan bahan baku dan alat adalah komponen yang dibeli X harga bahan

baku dan komponen pada periode dasar

2.5.5 Pendekatan Angka Indeks

Pada dasarnya angka indeks suatu besaran yang menunjukan variasi perubahan

dalam waktu dan ruang mengenai suatu hal tertentu. Pengukuran angka indeks yang

telah umum dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks harga dan

indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk mengukur perubahan harga atau

perubahan produksi sepanjang waktu tertentu. Dengan demikian angka indeks yang

diperoleh dapat diperbandingkan dengan keadaan periode dasar itu. Dari sini akan

dapat terlihat perubahan apakah perubahan bersifat naik, tetap, atau juga turun.

Sebagai contoh; misalnya harga suatu produk sebear 40 ribu rupiah dalam tahun

dasar, katakanlah pada tahun 1989. kemudian diketahuai harga produk itu telah

meningkat sebesar 60 ribu rupiah pada tahun 1990 dan 68 ribu rupiah pada tahun

1991. dengan memperlakukan harga 40 ribu rupiah sebagai seratus dalan tahun

1989 (tahun dasar). Maka indeks untuk tahun 1990 dan 1991, akan menjadi:

Indeks harga 1990 = 60000

40000𝑥100 = 150

Indeks harga 1990 = 68000

40000𝑥100 = 170

Berdasarkan angka indeks harga yang dihitung, kita mengetahuai bahwa harga

produksi itu telah meningkat sebesar 50% dalam tahun 1990 dibandingkan terhadap

harga tahun dasar 1989, serta harga telah meningkat sebesar 70% pada tahun 1991

dibandingkan pada harga tahun dasar 1989. kita dapat membuktikan secara mudah

besar poersentase keniakan itu dengan rumus sebagai beruikut;

60000 − 40000

40000𝑥100 = 50%

Page 33: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

20

68000 − 40000

40000𝑥100 = 70%

Dengan menggunakan angka indeks kita dapat menyatakan produktivitas pada titik

waktu yang berbeda.

2.5.6 Model Kendrick dan D. Creamer

Angka indeks yang diperkenalkan Kendrick dan Creamer terdiri dari tiga jenis

yaitu; produktivitas total, produktivitas faktor total, dan produktivitas parsial.

Indeks prodduktivitas total untuk periode tertentu diukur sebagai berikut:

Output periode tertentu dalam harga − harga periode dasar

Input periode tertentu dalam harga − harga peroide dasar

Selisih antara output periode tertentu dalam harga-harga periode dasar dan input

dalam harga-harga periode dasar menunjukan peningkatan (atau penurunan)

produktivitas dalam periode itu. Indeks produktivitas faktor total diukur

berdasarkan:

Output bersih

Input faktor total

Dimana;

Output bersih adalah output total – barang dan jasa antara

Input faktor total adalah ( input jam kerja dari periode waktu tertentu yang diboboti

berdasarkan rata-rata penghasilan per jam dalam periode dasar) + (input modal dari

periode tertentu yang dinyatakan dalam harga-harga periode dasar dan diboboti

berdasarkan “rate of return” periode dasar, dengan penyusustan diperlakukan

sebagai jasa antara)

Peningkatan atau penurunan produktivitas dapat dilihat berdasarkan selisih antara

output bersih dan input faktor total. Berdasarkan definisi pengukuran diatas, tampak

bahwa indeks produktivitas faktor total ditentukan dengan jalan mengeluarkan

pengaruh dari barang-barang dan jasa antara yang ada pada sisi input dan output.

Indek produktivitas parsial dapat ditentukan sebagai berikut;

Page 34: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

21

Produktivitas parsial dari tenaga kerja

Output dalam harga − harga periode dasar

Input tenaga kerja dalam harga − harga periode dasar

Produktivitas parsial dari material

Output dalam harga − harga periode dasar

Input material kerja dalam harga − harga periode dasar

Catatan, angka indeks pada periode dasar harus ditentukan sedemikian rupa agar

bernilai 100 (seratus)

2.5.7 Model APC

Pusat Produktivitas Amerika (the American Productivity Center = APC) telah

mengemukanan ukuran produktivitas yang didefinisikan sebagai berikut:

Frofitabilitas = hasil penjualan

biaya − biaya

Frofitabilitas = Banyaknya output x harga per unit

banyaknya input x harga per unit

Frofitabilitas = Banyaknya output

banyaknya input t𝑥

harga

biaya

Frofitabilitas = IP x indeks perbaikan harga

Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak adanya hubungan

frofitabilitas dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas

memberikan suatu indikasi penggunaan sumber-sumber dalam penghasilan output

perusahaan.

Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan

harga-harga dan biaya per unit setiap tahun digandakan dengan kuantitas output dan

input pada tahun tertentu akan menghasilkan indeks perbaikan harga pada tahun itu.

Dengan diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga. Maka indeks

profitabilitas dapat ditentukan dengan jalan:

Indeks Frofitabilitas = Indeks produktivitas x Indeks perbaikan harga

Atau,

Indeks Produktivitas = Indeks Profitabilitas

Indeks perbaikan harga

Indeks perbaikan haga menunjukan perubahan dalam input terhadap biaya output

perusahaan.

Page 35: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

22

Dalam model APC, biaya-biaya per unit tenaga kerja, material, dan energi dihitung

atau ditentukan secara langsung, sedangkan perhitungan input modal ditentukan

berdasarkan depresiasi total ditambah keuntungan relatif terhadap harta total (harta

tetap + modal kerj) yang dipergunakan. Dengan demikian, input modal untuk satu

periode tertentu = depresiasi untuk (periode itu + (ROA periode dasar) X (harta

sekarang yang dipergunakan).

Catatan ROA = return of asset

2.6 Model Pengukuran Objective Matrix (OMAX)

2.6.1 Latar Belakang Objective Matrix (OMAX)

OMAX atau dikenal dengan Objective Matrix merupakan sistem pengukuan ynag

dikembangkan untuk memantau produktivitas pada setiap bagian perusahaan

dengan kriteria-kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian

tersebut (Objektif). Riggs di Oregon State University adalah pengembang dari

model OMAX ini. Semua kriteria produktivitas digabungjan oleh OMAX kedalam

bentuk terpadu dan saling berhubungan. Seluruh jajaran di perusahaan pun ikut

terlibat. Pada pengukuran OMAX, memperbaiki dan mempertahankan aktifitas

seluruh personil. Karena sistem OMAX ini adalah sisem pengukuran yang

diserahkan langsung ke bagian bagian unit proses (Riggs, 1983).

Pengukuran produktivitas dengan model OMAX memiliki beberapa kelebihan

diantaranya:

a. Mudah dipahamani dan relatif lebih sederhana.

b. Tidak memerlukan kebutuhan yang khsus dan juga mudah untuk dilaksanakan.

c. Data-data yang dibutuhkan mudah untuk diperoleh.

d. Lebih flexible, tetapi tergantung juga terhadap masalah yang sedang di hadapi.

2.6.2 Alasan Pemilihan Model Objective Matrix (OMAX)

Masalah-masalah seperti terlalu rumit dan sulit dalam pengukuran

produktivitasndengan mengkombinasikan kriteria-kriteria produktivitas yang

penting dalam bentuk yang terpadu serta saling terkait satu dengan yang lainnya

Page 36: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

23

dan mudah dikombinasikan dapat diatasi dengan pengukuran produktivias model

OMAX ini. Mulai dari pekerja tingkat bawah sampai dengan pada manager di

dalam proses pembentukan dan pelaksanaannya, dikarenakan model OMAX ini

terikat dengan seluruh karyawan dan seluruh jajaran pegawai. Perpaduan antara

berbagai ukuran keberhasilan atau kriteria-kriteria produktivitas yang tentunya

sudah dibobot sesuai dengan kepentingan dari masing-masing kriteria-kriteria

tersebut yang merupakan produktivitas total serta menjadi dasar dalam pengukuran

produktivitas total (Mahendra,2007):

1. Semua aktivitas pengukuran produktivitas, penilaian produktivitas,

perencanaaan, serta peningkatan dari produktivitas dijalankan adalah

kemungkinan pada model ini.

2. Dalam peningkatan produktivitas faktor-faktor yang berpengaruh dapat

diidentifikasi dengan baik dan juga dapat diidentifikasikan.

3. Motivasi bagi pekerja adalah hasil dari adanya sasaran produktivitas yang

sangat jelas dan mudah sekali untuk dimenegrti.

4. Persetujuan dari manajemen terhadap peningkatan faktor-faktor peningkatan

produktivitas perusahaan yaitu dengan diadakannya pembobotan yang

menceriminkan pengaruh kriteria masing-masing.

5. Peningkatan produktivitas baik fisik maupun materil dan juga nilai dalm satuan

indikator atau indeks ini adalah gabungan dari semua faktor-faktor yang ada.

2.6.3 Susunan dan Bentuk Model Objective Matrix (OMAX)

Dalam penelitian mengenai pengukuran produktivitas perusahaan ini, Model

pengukuran produktivitas parsial OMAX ini digunakan dalam pengukuran

produktivitas dengan struktur dasar seperti ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Page 37: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

24

a

10

9

5

4

3

2

1

0

8

7

6

Indikator Performansi

Skor

Bobot

Nilai

Performansi

Krite

ria

Pro

duktivitas

Level

A

Sekarang IndeksSebelum

B

b1

b2

C

c1

c2

(Sumber : Rigss, 1983)

Gambar 2-2 Struktur Dasar dari Objective Matrix (OMAX)

Berdasarkan Gambar 2.2, bagian penidentifikasian, bagian kuantifikasian, serta

bagian pemantauan adalah kelompok dalam struktir dasar OMAX ini.

A. Blok Pendefinisian, terdiri atas:

1. Kriteria-kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau

departemen yang akan diukur produktivitasnya adalah pengertian dari

kriteria produktivitas. Contohnya pada departemen produksi yang akan

menjadi kriteria seperti scrap/100 unit, output/hour. Kriteria ini lebih baik

jika lebih dari satu.

2. Contoh output/hour = 100 dan merupakan nilai tiap produktivitas

berdasarkan pengukuran terakhir adalah pengertian dari performansi

sekarang.

Page 38: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

25

B. Blok Kuantifikasi, terdiri dari :

Terdiri atas sebelas bagian dari level 0 sampai dengan level 10. Skala semakin

besar menunjukan semakin baik pula produktivitasnya serta sebaliknya. Skala-

skala dan angka-angka ini menunjukan tingkat performansi dari kriteria-

kirteria yang diukur, Berikut pembagian skala menjadi 3 kelompok:

1. Level 0, yaitu nilai produktivitasnya yang terburuk yang mungkin terjadi.

2. Level 3, yaitu nilai produktivitas performansi sekarang.

3. Level 10, yaitu nilai produktivitasnya yang diharapkan sampai periode

tertentu.

Kenaikkan nilai produktivitas disesuaikan dengan cara interpolasi.

C. Blok Pemantauan, terdiri atas:

1. Contoh, output/hour = 100 berada pada level 5, maka skor pengukuran itu

adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak sesuai dengan angka yang

terdapat pada matrix maka dilakukan pembulatan ke bawah. Yang dimana

skor adalah nilai level pengukurna produktivitas.

2. Jumlah dari bobot tiap kriteria adalah 100. Besarnya bobot dari tiap kriteria

produktivitas total adalah bobot.

3. Perkalian tiap skor dengan bobotnya adalah nilai.

4. Jumlah dari tiap Indeks Produktivitas (IP), dihitung sebagai persentase

kenaikan atau penyususnan terhadap performansi sekarang adalah

indikator produktivitas.

2.6.4 Langkah-langkah Penyususnan Objective Matrix (OMAX)

Adapun langkah-langkah untuk menyusun matrix tersebut anatara lain:

a. Mementukan Kriteria Produktivitas

Mengidentifikasi kriteria-kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja

dimana pengukuran akan dilaksanakan adalah langkah pertama. Kondisi atau

kegiatan yang mendukung produktivitas yang sedang diukur dan dapat

dikontrol oleh unit kerja tersebut harus dinyatakan. Efisiensi dari input,

efektivitas dari output serta semua ukuran lainnya (interferensial) yang secara

tidak langsung mendukung kegiatan yang akan diukur adalah kriteria-kriteria

tersebut. Kriteria harus mudah dimengerti agar efektif dan mudah diukur.

Page 39: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

26

Dilakukan secara baik administrasinya sehingga dapat diterima. Sebaiknya

krieteria-kriteria ini berdiri tidak saling bergantung antara satu dengan yang

lainnya dan merupakan semua faktor yang dapat diukur.

b. Menjelaskan Data

Sesudah semua kriteria teridentifikasi dengan baik, mendefinisikan kriteria-

kriteria tersebut secara lebih terperinci adalah langkah selanjutnya. Setiap

kriteria dijelaskan lebih lanjut, seperti tingkat ketidakhadiran, rasio yang

membentuk kriteria ini harus dijelaskan. Diidentifikasikan dengan jelas juga

pada sumber daya setiap pengukuran laporan yang akurat, sumber daya lain,

serta orang-orang yang terlibat dan bertanggung jawab. Dalam perhitungan

matrik harus dispesifikasikan dengan baik untuk setiap bilangannya.

c. Penilaian Pencapaian Mula-mula

Penjelasan dan pengumpulan data setiap kriteria adalah langkash selanjutnya

setelah menentukan kriteria yang akan diukur. Mengolah data supaya layak

untuk digunakan adalah langkah selanjutnya. Untuk memperoleh data

pencapaian, pertama diperoleh dengan cara menghitung rata-rata dari periode

data yang ditentukan. Mula-mula pencapaian diletakkan pada level 3 dari skala

level 0 sampai dengan level 10 agar memberikan tempat untuk peraikan

dibandingkan untuk terjadinya kemunduran.

d. Menetapkan Sasaran (Level 10)

Pencapaian mula-mula berada pada level 3, pencapaian harapan atau

pencapaian yang ingin dituju nantinya adalah level 10. Level 10 ini berkaitan

dengan semua sasaran yang ingin dicapai di waktu mendatang sehingga

berkesan optimis. Gambaran yang realistis dan diperhitungkan pula faktor-

faktor yang realistis adalah sasaran uang harus diambil. Dalam beberapa waktu

mendatang telah terjadi kemunginan adanya peralatan baru atau terjadinya

perubahan.

e. Menetapkan Sasaran Jangka Pendek

Level 0, level 3, dan level 10 jika sudah terisi maka level yang tersisa lainnya

dapat diisi. Level-level yang terisisa yaitu level 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 adalah suatu

sasaran intermediate sebelum tingkat pencapaian saat ini beserta dengan

sasaran yang diharapkan dapat dicapai pada setiap kriteria produktivitas. Dari

Page 40: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

27

level 3 ke level 0 juga dilakuakan seperti di atas. Tergantung pada kesepakatan

karena tidak ada syarat yang baku .Pokok perhatian dari struktur skalan ini

adalah seberapa baik pelevelan ini dimengerti oleh orang yang

produktivitasnya diukur. Sehingga ada sebelas tingkatan pencapaian untuk

tiap-tiap kriteria. Dari satu kolom atas ke bawah dari badan matriks diisi oleh

satu kriteria.

f. Menetukan Derajat Kepentingan

Seberapa besar derajat kepentingan setiap kriteria diberi bobot karena setiap

kriteria tidak mempunyai pengaruh yang sama pada produktivitas keseluruhan.

Pembobotan berfungsi untuk memberikan perhatian dan kesemptana secara

langsung pada aktivitas-aktivitas yang berpotensi besar bagi peningkatan

produktivitas. Manajer biasanya melakukan pembobotan ini. 100 % adalah

total keseluran semua kriteria. Secara teknis matrix ini dapat digunakan untuk

pengikuran tingkat produktivitas dan mengetahui cara meningkatkan

produktivtas, bila pembobotan telah dilaksanakan.

2.6.5 Pengoperasian Objective Matrix

Matriks dapat dioperasikan setelah seluruh bandan matriks terisi dengan lengkap.

Berikut adalah cara pengoperasian matriks:

a. Pencapaian sekarang

Mengumpulkan data dari setiap kriteria atau rasio selama periode pengukuran

yang akan dilakukan dan pencapaian sebenarnya ditetapkan untuk setiap

kriteria atau rasio tersebut merupakan langkah awal pada tahap ini.

Dimasukkan data-data yang didapat ke dalam kolom-kolom pencapaian pada

bagian atas matirks.

b. Melingkari bilangan pencapaian (No.1) pada badan matrik.

Pada bilangan yang tepat sama dengan bilangan pencapaian maka dilingkari

pada bagian badan matriks tersebut. Yang dilingkari adalah bilangan yang

berada dibawahnya. Yang harus diingat adalah setiap kotak pada matriks

adalah suatu rintangan yang harus diatasi untuk mencapai skor tertentu.

Pencapaian yang lebih kecil dari pencapaian terburuk yang diperoleh atau

berada pada level terbawah tetap berada pada level 0 periode tersebut.

Page 41: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

28

c. Penetuan skor

Tingkat skor yang dicapai ditunjukan oleh bilangan yang dilingkari. Pada

kolom skor yang berada pada bagian bawah matriks diletakkan tingkat skor

tersebut.

d. Penetuan nilai

Skor yang telah didapat dikalikan dengan besarnya pembobotan sesuai dengan

bobotnya masing masing. Hasil tersebut diletakkan di kolom nilai yang terletak

pada bagian bawah matriks.

e. Indikator pencapaian

Indikator pencapaian diperoleh dari hasil penjumlahan nilai-nilai yang didapat

untuk setiap kriteria.

f. Indeks

Jika membandingkan dengan nila dari periode lain, sebuah indikator

produktivitas hanyalah bermanfaat. Berdasarkan nilai skor satu unit kerja tidak

bisa dibandingkan dengan unit kerja lainnya, karena kriteria setiap unit berbeda

dan kondisinya bervariasi. Indeks performansi diperlukan sebagai nilai bobot

total yang dimana digunakan untuk menila perkembangan dari waktu ke waktu.

Untuk menghitung performasi saru period ke periode selanjutnya dapat

menggunakan indeks produktivitas.

2.7 Alat Implementasi Kaizen

2.7.1 Brainstorming

Brainstorming merupakan suatu startegi atau suatu metode pemecah masalah yang

kreatif (Alex, 1963). Metode yang menitik beratkan pada pengungkapan pendapat

ini bermula dengan keinginan Osborn untuk mendorong karyawannya supaya dapat

berpikir kreatif mencari solusi dari permasalahan yang ada pada perusahannya

dengan cara berdiskusi dimana setiap karyawannya bebas mengungkapkan

pendapat.

Metode Brainstroming dikenal juga dengan metode curah pendapat atau sumbang

saran. Menurut Morgan Brainstorming adalah salah satu bentuk berpikir kreatif

sehingga pertimbangan memberikan jalan untuk berinisiatif kreatif. Peserta

Page 42: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

29

didorong untuk mencurahkan semua ide yang timbul dari pikirannya dalam jangka

waktu tertentu berkenaan dengan beberapa masalah dan tidak diminta untuk

menilainya selama curah pendapat berlangsung. Penilaian akan dilakukan pada

periode berikutnya dimana semua ide dipilih, dievaluasi, dan mungkin diterapkan.

Sejalan dengan itu Kang dan Song mengungkapkan Metode brainstorming adalah

teknik diskusi kelompok dimana anggotanya menyatakan sebanyak mungkin ide-

idenya atas topik tertentu tanpa hambatan dan pertimbangan aplikasi praktisnya.

Spontanitas dan kreativitas merupakan bagian penting dalam curah pendapat,

penilaian terhadap ide-ide dilakukan pada sesi berikutnya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa metode brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dimana

peserta didorong untuk menyatakan gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,

pengalaman serta ide-ide mengenai suatu masalah tanpa adanya penilaian dari

peserta lain.

Pelaksanaan Brainstorming dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyatukan persamaan masalah secara jelas.

b. Semua anggota kelompok harus berfikir dan membuat catatan.

c. Tiap-tiap anggota yang memberikan ide/pendapat tidak boleh disanggah oleh

anggota lain.

d. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu rangking dari ide-ide atau respon

yang diterima.

e. Ranking individual kelompok meyiapkan suatu rangking dari ide-ide atau

respon yang diterima.

f. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide terbaik dari berbagai ide atau respon

yang telah dikemukakan.

2.7.2 Diagram Tulang Ikan (Fishbone)

Diagram sebab-akibat atau sering disebut juga sebagai fishbone digram atau

ishikawa diagram, sesuai dengan nama Prof. Kaoru Ishikawa dari Jepang yang

memperkenalkan diagram ini. Diagram sebab-akibat adalah suatu pendekatan

terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam

Page 43: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

30

menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan

yang terjadi. Dapat untuk melihat hubungan atau kolerasi dari satu faktor penyebab

yang berhubungan dengan faktor lain adalah fungsi pemakaian diagram sebab

akibat. (Wingjosoebroto, 2006).

Diagram ini dapat digunakan dalam situasi dimana terdapat pertemuan diskusi

dengan mengguanakan brainstorming untuk mengidentifikasikan penyebab suatu

masalah terjadi, diperlukan analisis lebih terperinci terhadp suatu masalah, dan

terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dari akibat.

Diagram sebab akibat memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Mengenal penyebab-penyebab yang sangat penting.

b. Memahami akibar-akibat dan semua penyebab.

c. Memperbandingkan prosedur kerja.

d. Menemukan pemecahan yang tepat.

e. Memecahkan hal apa yang harus dilakuakan.

f. Menganalisa kondisi menjadi lebih efisien aktual untuk perbaiakan kulaitas

jasa atau produk, dan juga minimasi biaya.

g. Dapat dibuatnya standarisasi operasi yang sudah ada maupun yang sedang

direncanakan.

h. Untuk membuat keputusan dan tindakan perbaikan pada ketidak sesuain

tersebut merupakan pembelajaran bagi pihak terkait

i. Menghilangkan dan mengurangi kondisi menyebabkan ketidak sesuan produk

atau jasa serta keluhan dari pelanggan.

Berikut ini adalah Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab-akibat

(Wingjosoebroto, 2006):

a. Garis horizontal dengan suatu tanda panah pada ujung sebelah kanan dan kotak

depannya di gambar. Kotak di paling kanan disi dengan masakah yang akan

dianalisis.

Page 44: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

31

Gambar 2-3 Langkah 1: Menyepakati Pernyataan Masalah

b. Dikotak yang ditempatkan sejajar dan agak jauh dari garis panah utama

dituliskan kategori’penyebab utama. Kotak tersebut dengan’garis panah yang

miring kearah garis’panah utama dihubungkan. Berikut ini adalah kategori-

kategori yang digunakan antara lain:

1. Digunakan dalam industri manufaktur adalah kategori 6M :

a. Mesin dan teknologi (Mechine)

b. Metode atau proses (Method)

c. Bahan Baku (Material),

d. Tenaga kerja (Man Power)

e. Pengukuran atau inspeksi (Measurment)

f. Lingkungan (Milieu/Mother nature)

2. Digunakan dalam industri jasa adalah kategori 8P:

a. Produk atau jasa (Product)

b. Harga (Price)

c. Tempat (Place)

d. Promosi atau hiburan (Promotion)

e. Orang (People)

f. Proses (Proses)

g. Bukti fisik (Physical Evidence)

h. Produktivitas dan kualitas (Product and Quality)

3. Digunakan dalam industri jasa adalah kategori 5S:

a. Lingkungan (Soundings)

b. Pemasok (suppliers)

c. Sistem (systems)

d. Keterampilan (skills)

Page 45: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

32

e. Keselamtan (safety)

Di atas merupakan kategori-kategori sebagai saran, kategori-kategori lain bisa kita

gunakan untuk membantu mengatur semua gagasan. Biasanya jumlah kategori ada

empat sampai dengan enam kategori.

Gambar 2-4 Langkah 2: Mengidentifikasi Kategori-kategori

c. Tulislah penyebab kecil pada diagram tersebut di sekitar penyebab utama, yang

mana penyebab kecil tersebut mempunyai pengaruh terhadap penyebab utama.

Hubungkan penyebab kecil tersebut dengan sebuah garis panah dari penyebab

utama yang bersangkutan.

Gambar 2-5 Langkah 3: Menemukan Sebab-sebab Potensial

2.7.3 5W1H

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menggali akar penyebab masalah

(root cause analysis) adalah dengan menggunakan metode 5W dan 1H. 5W adalah

suatu metode untuk menggali penyebab masalah yang lebih mendalam secara

sistematis untuk menemukan cara penaggulangan yang lebih dalam pula. Metode

ini pertama kali dikembangkan oleh Sakichi Toyoda dan digunakan sebagai

Page 46: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

33

metodologi Toyota Motor Corporation selama perkembangan manufaktur mereka.

Metode ini merupakan bagian penting dari proses penyelesaian masalah yang

menjadi bagian dari Toyota Production System.

Buku “the Quality Toolbox”, oleh Nancy R. Taugue, mendeskirpsikan suatu

metode atau pendekatan untuk mengajukan pertanyaan terhadap proses atau sebuah

persoalan. Struktur pertanyaannya ini yang memaksa pelaku mempertimbangkan

aspek-aspek yang mungkin bisa berkaitan dengan persoalan-persoalan yang sedang

dihapadi. Metode ini biasanya bergunakan untuk menganalisa proses atau upaya

untuk peningkatan peluang, atau ketika masalah telah teridentifikasi, akan tetapi

perlu pemahaman lebih lanjut. Tetapi dengan adanya modifikasi tertentu, metode

ini bisa digunakan dalam merencanakan sebuah proyek atau langkah-langkah dalam

perencanaannya. Selain itu metode ini juga bisa berguna untuk mengkaji ulang

proyek-proyek yang telah dilaksanakan, dan juga bisa mempermudah dalam

pembuatan laporan, persentasi, atau sekedar menulis artikel. Metode 5W+1H, yaitu:

1. Apa (What) adalah apa yang menjadi target utama dengan menetapkan

penyebab yang paling utama yang dapat diperbaiki.

2. Mengapa (Why) adalah, mengapa rencana tindakan itu diperlukan dengan

mecari alasan dan membadningkan antara produk yang bagus dengan produk

cacat atau rusak.

3. Diaman (Where) adalah diamana rencana itu akan dilaksanakan.

4. Bilamana (When) adalah bilamana aktivitas rencana tindakan itu akan terbaik

untuk dilaksanakan.

5. Siapa (Who) adalah siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan

itu, yaitu dengan mengidentifikasi struktur organisasi untuk menentukan

jabatan atau posisi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan langkah

perbaiakan.

6. Bagaimana (How) adalah bagaimana langkah-langkah dalam penerapan

tindakan peningkatan itu.

Langkah- langkah yang telah direkomendasikan oleh Nacy R. Tague didalam

bukunya tersebut:

Page 47: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

34

1. Selalu mengkaji ulang berbagai situasi yang dihadapi dalam sebuah

penelitian/penggalian data.

2. Semua unsur dalam 5W+1H harus dipahami.

3. Pertanyaan yang relevan terhadap setiap unsur dalam 5W1H dikembangkan.

Tidak melihat urutan karena tidak penting.

4. Pertanyaan yang sudah dikembangkan di jawab. Data kurang jika masih ada

pertanyaan yang belum terjawab.

5. Dilanjutkan dengan:

a. Jawaban dikembangkan menjadi startegi perencanaan, jika dalam

konyeks perencanaan.

b. Jawaban dan pertanyaan tersebut digunakan untukpenggalian lebih

lanjut, jika dalam kontek analisa proses/proyek.

c. Jawaban dan pertanyaan bisa membantu untuk analisa sumber masalah,

jika dalam konteksmengidentifikasi persoalan.

d. Jawaban dan pertanyaan digunakan untuk memodofikasi,

mengembangkan, atau menstandarisai perubahan, jika dalam konteks

mengkaji ulang.

e. Jawaban-jawaban digunakan sebagai isi dari tulisan persentasi, jika

dalam konteks mempersiapkan tulisan atau persentasi.

Page 48: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Studi Pendahuluan

Penyusunan penelitian ini dimulai dengan melakuakan studi pendahuluan yang

bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada di PT ARB Farma

yang berkaitan dengan pengukuran produktivitas serta mempelajaari metode-

metode yang sesuai yang akan digunakan dalam pemecahan masalah. Dalam studi

pendahuluan ini terdapat dua acara yang dilakukan yaitu:

3.1.1 Studi Lapangan

Studi lapangan digunakan sebagai sarana untuk mengetahui kondisi yang dijadikan

objek penelitian berlangsung, dengan melakukan pengamatan secara langsung di

lapangan maupun wawancara dengan pegawai yang terlibat langsung untuk

mendapatkan informasi mengenai masalah yang ada.

3.1.2 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan dan

mengumpulkan referensi baik berupa teori-teori dasar maupun metode-metode

pendekatan yang berkaitan dengan metode perumusan masalah dan pemecahan

masalah. Studi pustaka dilakukan dengan tujuan agar penelitian ini tidak

menyimpang dan memiliki landasan yang kuat.

3.2 Penentuan Kriteria Produktivitas

Dilakukan pemilihan kriteria yang dianggap penting pada Laboratorium R&D PT

ARB Farma. Penentuan kriteria ini dilakukan melalui wawancara dan diskusi

dengan pihak perusahaan yang diwakilkan oleh General Manajer R&D, Manajer

Laboratorium R&D, dan Supervisor Laboratorium R&D.

Page 49: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

36

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada tahap ini diperoleh dengan cara observasi langsung,

wawancara, dan diskusi. Kegiatan ini dilakuakan guna memperoleh data-data yang

diperlukan untuk dilakukan pengolahan data. Data-data yang dikumpulkan

meliputi:

a. Data-data bersifat umum

1. Kegiatan di Laboratorium R&D

b. Data-data bersifat khusus

Bekaitan dengan topik masalah yang akan diteliti dan kriterian produktivitas

yang akan diukur yaitu:

1. Data Jumlah assay yang dicapai, assay adalah perkalian antara jumlah

sampel dengan bobot analisa sampel.

2. Data jumlah manhour.

3. Data jumlah sampel yang dianalisa tepat waktu.

4. Data jumlah sampel yang masuk.

5. Data jumlah sampel yang dianalisa.

6. Data jumlah waktu kerja lembur terpakai.

7. Data jumlah waktu kerja lembur tersedia.

8. Data jumlah kesalahan analisa.

9. Data jumlah jam tersedia alat HPLC.

10. Data jumlah jam downtime alat HPLC.

11. Data jumlah penggunaan reagen.

3.4 Pengolahan Data

Pengolaha data dilakuakn dengan menggunakan metode Objective Matrix. Tahapan

ini dimulai dengan melakukan pengukuran standar awal yakni tingkat produktivitas

tahun 2018, menentukan bobot, pembentuk matriks, pemnerapan metode Objective

matrix, mengukjur indikator pencapaian, dan mengukur hasil produktivitas.

3.5 Analisa Pemecahan Masalah

Setelah melakuakn pengolahan data, maka selanjutnya akan dilakukan analisis

terhadap hasil yang diperoleh. Adapun analisis yang dilakukan meliputi:

Page 50: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

37

a. Analisis perhitungan indeks produktivitas.

b. Analisis terhadap kriteria produktivitas yang diukur.

c. Analisis permasalahan (Root Cause Analysis) terhadap kriteria produktivitas

kritis yang mempengaruhi peningkatan produktivitas. Adapun alat yang

digunakan untuk mengevalusasi akar penyebab masalah rendahnya nilai

produktivitas pada kriteria produktivitas yang diukur adalah diagram tulang

ikan (fishbone).

3.6 Usulan Perbaikan

Tahapan selanjutnya yaitu memberikan usulan-usulan perbaikan bagi perusahaan

terhadap kriteria-kriteria produktivitas yang dinilai rendah yang dapat diupayakan

untuk peningkatan produktivitas secara terus-menerus (kaizen). Usulan-usulan

perbaiakn disususn dalam bentuk action plan yang berdasarkan pada metode 5W

dan 1H yaitu What (apa), Why (mengapa), Who (Siapa), Where (dimana), When

(Kapan), dan How (bagaimana) sehingga hasilnya dapat menuju peningkatan

produktivitas.

3.7 Kesimpulan dan Saran

Tahapan terakhir yang akan dilaksanakan adalah penarikan kesimpulan dan saran.

Berdasarkan hasil analisis produktivitas yang dilakuakan maka diperoleh suatu

kesimpulan yang merupakan rangkuman dari hasil-hasil yang diperoleh dari

pengolahan data, serta saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

oleh pihak perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas perusahaan.

Page 51: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

38

Skema diagram alir dari tahapan-tahapan yang telah dijelaskan di atas dapat dilihan

pada gambar 3.1

Mulai

Studi Pendahuluan

1. Studi Lapangan

2. Studi Pustaka

Rumusan Masalah

Kebutuhan peningkatan produktivitas agar Laboratorium R&D dapat

memenuhi target perusahaan yang semakin meingkat setiap tahunnya

Tujuan Penelitian

1. Menetukan kriteria-kriteria produktivitas yang berpengaruh bagi

perusahaan.

2. Mengukur produktivitas pada Laboratorium R&D PT ARB Farma.

3. Mengatur faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya

produktivitas

4. Memberikan ususlan perbaiakan untuk meningkatkan produktivitas.

Penetuan Kriteria Produktivitas

Penetuan kriteria produktivitas yang dianggap

penting di laboratorium R&D

A

Page 52: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

39

A

Pengumpulan Data

1. Wawancara dan diskusi dengan pihak terkait.

2. Data arsip perusahaan yang sesuai dengan kriteria pengukuran

produktivitas yang akan diukur.

3. Data pendukung lain sebagai penunjang kelengkapan dalam pengolahan

data.

Pengolahan Data

1. Pengukuran standar awal produktivitas tahun 2018.

2. Penetuan bobot kriteria produktivitas.

3. Pembentukan Objective Matrix.

4. Pengukuran indikator pencapaian dan indeks produktivitas

Analsisi Pemecahan Masalah

1. Analsis perhitungan indeks produktivitas.

2. Analisis terhadap kriteria produktivitas yang diukur.

3. Analisis permasalahan (Root Causes Analysis)

Menyususun langkah perbaiakan

menggunakan 5W dan 1 H dan

Melakukan Perbaiakan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3-2 Diagram Alir Penetiltian

Page 53: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

40

BAB IV

PENGUMPULAN DATA DAN ANALSIS

4.1 Departement Research and Development (R&D)

Kedatangan sample pengujian di Laboratorium R&D tiap tahunnya yang terdiri dari

pengujian validasi, pengembangan, dan premarketing selalu mengalami

peningkatan.

Gambar 4-1 Kedatangan Sampel Pengujian di Laboratorium R&D

Hal ini merupakan dampak dari upaya perusahaan untuk meningkatkan daya

saingnya dengan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif dengan

memperhatikan aspek kualitas dan efisiensi, melakukan cost saving, serta

meningkatkan kepercayaan konsumen. Di bawah ini merupakan pencapaian

produktivitas actual laboratorium R&D selama tahun 2018.

0

5000

10000

15000

20000

25000

2016 2017 2018

Jum

lah

Sam

pel

Validasi Pengembangan Pre-Marketing

Page 54: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

41

Gambar 4-2 Pencapaian Produktivitas Laboratorium R&D Tahun 2018

Berdasarkan gambar di atas rata-rata pencapaian produktivitas penyelesaian sampel

di Laboratorium R&D selama tahun 2018 adalah 2,06 dengan target yang telah

ditetapkan perusahaan yaitu 2,0. Agar dapat selalu memenuhi target yangditetapkan

perusahaan, maka Departemen R&D harus melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya. Sebagai langkah awal dalam upaya tersebut

yaitu dengan melakukan pengukuran produktivitas.

Depaartemen Pengembangan dan Penelitian ini, khususnya laboratorium R&D

menjadi ruang lingkup pada penelitian ini. Departemen Penelitian dan

Pengembangan mempunyai peranan yaitu dalam proses pengembangan produk-

produk baru, mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada saat produksi, proyek

penelitian khusus, menyususn metode-metode analisa, memetukan shelf-life

produk, serta menunjang data-data dalam penyusunan dossier registrasi (formula,

data-data stabilita, dan kemsana produk):

1. Pengembangan Formula (Formulation)

Mengembangkan produk baru, baik ethical maupun OTC yang sesuia dengan

teknologi sediaan obat merupakan tugas utama formulation. Proses ini dapat

dilakukan di dalam maupun di luar perusahaan seperti kegiatan lisensi atau

bekerja sama dengan Lembaga pendidikan atau penelitian.

2. Laboratorium Analitical Development (Andev)

Berikut adalah tugas utama laboratorium Andev:

2,0 1,9 1,9

2,3

2,0 2,0 2,02,2 2,1 2,2 2,1

2,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Dec

Produktivitas

Page 55: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

42

a. Mengembangkan metode-metode analisa obat, pengemas, dan produk

untun mendapatkan metode analisa yang sesuai. Selanjutnya metode

analisa tersebut divalidasi dan dijadikan sebagai acuan analis melakukan

pemeriksaan rutin dan menjadikan metode analisa tersebut efektif, valid,

dan praktis

b. Menentukan dan menetapkan bahan baku yang akan digunakan di PT ARB

Farma.

3. Pengembangan Kemasan (Packaging Development)

Melakukan penelitian dan pengembangan material-material kemasan baik

kemasan primer maupun kemasan sekunder untuk produk-produk baru,

melakukan design produk serta menyiapkan dokumen-dokumen yang terkait

dengan kemasan spesifikasi, MA dan PPI.

4.2 Penentuan Potensial Objektif

Penentuan rasio yang akan digunakan dalam pengukuran produktivitas perusahaan

yaitu dimana akan membentuk suatu potensi objektif pengukuran yang dapat

mempengaruhi pengukuran produktivitas tersebut. Penetuan potensial objektif

hanya diarahkan pada tempat dimana peneliti melakuakan penelitian yaitu

laboratorium Andev R&D. Adapun potensi objektif yang dapat dibentuk

berdasarkan kriteria-kriteria yang akan diukur, meliputi:

1. Kriteria Efisiensi

Merupakan kriteria yang menunjukan bagaimana penggunaan sumber daya

perusahaan, seperti tenaga kerja, material, serta modal yang sehemat mungkin.

Adapun rasio-rasio yang akan diukur yaiotu rasio assay yang dicapai, rasio

sampel yang dianalisa, dan rasio jam lembur.

2. Kriteria Efektivitas

Merupoakan kriteria yang menunjukan bagaimana perusahaan mencapai hasil

bila dipandang dari sudut kuantitas dan kualitasnya. Adapun kriteria yang

diukur adalah rasio penggunaan reagen analisa dan rasio kesalahan analisa.

3. Kriteria Interferensial

Merupakan kriteria yang tidak secara langsung mempengaruhi produktivitas,

tetapi bila diikutsertakan dalam matrix dapat membantu memperhitungkan

Page 56: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

43

variable yang mempengaruhi produktivitas. Adapun kriteria yang diukur yaitu

rasio downtime mesin HPLC.

4.3 Penentuan Kriteria Pengukuran

Tahap selannjutnya yaitu mengembangkan potensial objektif yang ada menjadi

kriteria-kriteria yang dapat dijadikan alat pengukur produktivitas. Setiap kriteria

didapat dari hasil brainstrorming. Brainstroming dilakuan pada hari Kamis, 15

Agustus 2019, dan dihadiri oleh General Manager R&D, Manager Lab R&D, dan

Supervisor Lab R&D. Pada diskusi ini bertujuan untuk menentukan kriteria-kriteria

lain dalam pengukuran produktivitas Lab Andev R&D pada PT ARB Farma, serta

pembobotan kriteria-kriteria tersebut yang akan digunakan pada tabel perhitungan

OMAX. Berikut ini adalah hasil Brainstorming kriteria-kriteria yang berpengaruh

dalam pengukuran produktivitas.

Table 4-1 Kriteria Potensial Objektif

No. Kriteria Rasio

1. Kriteria Efisiensi :

Pencapaain Assay

(Rasio 1)

Jumlah bobot sampel yang dianalisa

Jumlah manhour

2. Kriteria Efisiensi :

Ontime Sampel yang

dianalisa (Rasio 2)

Jumlah sampel yang dianalisa tepat waktu

Jumlah sampel yang masuk

3. Kriteria Efisiensi :

Minimasi Jam Lembur

(Rasio 3)

Jumlah jam lembur terpakai

Jumlah lembur tersedia

4. Kriteria Efektivitas :

Minimasi Analisa

Ulang (Rasio 4)

Jumlah kesalahan analisa

Jumlah sampel yang dianalisa

5. Kriteri Efektivitas :

Minimasi Pemakaina

Reagen (Rasio 5)

Jumlah sampel yang dianalisa

Jumlah reagen yang digunakan

6 Kriteria Interferensial :

(Downtime mesin)

HPLC Rasio 6

Jumlah downtime mesin HPLC

Jumlah jam mesin HPLC

Setiap kriteria tidak memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja

keseluruhan, sehingga untuk melihat seberapa besar derajat kepentingannya maka

setiap kriteria diberi bobot. Penetuan bobot diberikan berdasarkan skala

Page 57: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

44

kepentingan yang terdapat pada masing-masing kriteria. Rnetang nilai yang

diberikan yaitu dari skala 1 hingga 5, dimana skala 1 adalah sangat tidak penting,

skala 2 adalah tidak penting, skala 3 adalah cukup penting, skala 4adalah penting,

dan skala 5 adalah sangat penting. Adapun hasil braistorming tersebut adalah

sebagai berikut:

Table 4-2 Hasil brainstorming Penetuan Bobot

Rasio Kriteria Produktivitas

Penilaian Bobot Rata-

rata General

Mng. R&D

Manager

Lab. R&D

Supervisor

Lab. R&D

1 Pencapaian Assay 5 5 5 15

2 On Time Sampel yang

Dianalisa 5 5 5 15

3 Minimasi Jam Lembur 4 4 4 12

4 Minimasi Analisa

Ulang 4 4 5 13

5 Minimasi Pemakaian

Reagen 4 4 3 11

6 Jumlah Downtime

Mesin HPLC 3 4 5 12

Bobot yang digunakan dalam Objective Matrix adalah bobot dari kriteria penting

yang mempengaruhi produktivitas di bagian Laboratorium R&D. Bobot ini

selanjutnya dikonversikan sehingga berjumlah 100%. Pada tabel 5.8 dapat dilihat

bobot rasio tiap kriteria produktivitas.

Table 4-3 Pembobotan OMAX

Rasio Kriteria Produktivitas Bobot Bobot OMAX (%)

1 Pencapaian Assay 15 19,2

2 On Time Sampel yang Dianalisa 15 19,2

3 Minimasi Jam Lembur 12 15,4

4 Minimasi Analisa Ulang 13 16,7

5 Minimasi Pemakaian Reagen 11 14,1

6 Jumlah Downtime Mesin HPLC 12 15,4

Jumlah Total 78 100

Page 58: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

45

4.4 Pengumpulan Data

Setelah penetuan kriteria tersebut di atas, maka dilakuakan pengumpulan data yang

diperlukan untuk pengukuran produktivitas. Data-data yang diambil tersebut adalah

data bulan Januari 2018 sampai dengan Desember 2018 sebagai data periode dasar,

karena dibandingkan dengan data 3 tahun terakhir yaitu 2016, 2017, dan 2018.

Tahun 2018 adalah tahun dengan nilai produktivitas terbaik, dikarenakan PT ARB

Farma setiap tahun melakukan Continous Imporvemet, yang menyebabkan

produktivitas tiap tahunnya meningkat. Berikut ini tabel perbandingan nilai

produktivitas 3 tahun terakhir.

Table 4-4 Perbandingan Nilai Produktivitas 3 tahun terakhir

Tahun Bulan

Jumlah

Bobot

Sampel

Jumlah

Manhour

Rasio

Produktivitas

20

16

Jan 3650 2120 1.7

Feb 3150 2050 1.5

Mar 3200 2035 1.6

Apr 3245 2100 1.5

Mei 3520 2145 1.6

Jun 3175 2095 1.5

Jul 3220 2030 1.6

Aug 2990 1995 1.5

Sep 3450 2045 1.7

Okt 3125 2045 1.5

Nov 3115 1990 1.6

Des 3045 2005 1.5

Rata-Rata 1,6

Tahun Bulan

Jumlah

Bobot

Sampel

Jumlah

Manhour

Rasio

Produktivitas

20

17

Jan 5420 2900 1.9

Feb 4650 2835 1.6

Mar 5100 2830 1.8

Apr 5225 2790 1.9

Mei 4625 2820 1.6

Jun 4930 2835 1.7

Jul 5005 2880 1.7

Aug 5290 2860 1.8

Sep 4740 2645 1.8

Okt 4685 2720 1.7

Nov 4690 2710 1.7

Des 4900 2800 1.8

Rata-Rata 1,8

Page 59: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

46

Sedangkan data yang diambil dari bulan Januari 2019 sampai dengan Juni 2019

digunakan sebagai data pengukuran produktivitas. Data yang dibutihkan untuk

pengukuran produktivitas yaitu:

1. Data jumlah bobot sampel yang dianalisa

Adalah data jumlah sampel yang dianalisa setiap bulannya dikalikan dengan

bobot sampel yang dianalisa. Sebagai contoh, dilakuakn pengujian sampel

kadar sebanyak 5 sampel, sedangkan bobot analisa kadar sebesar 2, maka

jumlah bobot sampel: 5 x 2 = 10.

2. Data jumlah manhour

Adalah jumlah jam tersedia dalam tiap bulannya.

3. Data jumlah sampel yang dianalisa tepat waktu

Adalah data jumlah sampel yang selesai dianalisa tepat waktu setiap

bulannya.

4. Data jumlah sampel yang dianalisa

Adalah data jumlah sampel yang selesai dianalisa setiap bulannya.

5. Data jumlah sampel yang masuk

Adalah data jumlah sampel yang masuk dan diterima di laboratorium R&D

setiap bulannya.

6. Data jam lembur terpakai

Tahun Bulan

Jumlah

Bobot

Sampel

Jumlah

Manhour

Rasio

Produktivitas

20

18

Jan 6620 3310 2,0

Feb 6348 3289 1,9

Mar 6403 3370 1,9

Apr 7550 3283 2,3

Mei 6647 3324 2,0

Jun 6598 3299 2,0

Jul 6574 3287 2,0

Aug 7278 3308 2,2

Sep 6993 3330 2,1

Okt 7227 3285 2,2

Nov 6974 3305 2,1

Des 6587 3294 2,0

Rata-Rata 2,06

Page 60: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

47

Adalah data yang menunjukan jumlah jam lembur terpakai dalam satu

bulan.

7. Data jam lembur tersedia

Adalah data yang menunjukan jumlah jam lembur tersedia setiap bulan.

8. Data jumlah reagen yang terpakai

Adalah data jumlah pemakaian reagen yang digunakan pada proses analisa

setiap bulannya.

9. Data jumlah kesalahan analisa

Adalah data jumlah kesalahan analisa sampel dalam satu bulan.

10. Data downtime mesin HPLC

Adalah data yang menunjukan banyaknya jam kerusakan mesin dan waktu

tunggu untuk kalibrasi, sehingga mesin tidak dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

11. Data jumlah jam mesin HPLC

Adalah jumlah jam mesin yang tersedia setiap bulannya. Jumlah mesin yang

digunakan adalah 10 mesin dengan asumsi semua mesin mempunyai

spesifikasi yang sama

Page 61: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

48

Table 4-5 Data-data Kriteria Pengukuran Produktivitas

Tahun Bulan

Jumlah

Bobot

Sampel

Jumlah

Manhour

Jumlah

Sampel

Dianalisa

Jumlah

Sampel

On Time

Jumlah

Sampel

Masuk

Jam

Lembur

Terpakai

Jam

Lembur

Tersedai

Jumlah

Reagen

Terpakai

Jumlah

Kesalahan

Analisa

Downtime

Mesin

Jam

Mesin

Tersedia

20

18

Jan 6620 3310 3603 3450 3619 110 900 43 317 150 3778

Feb 6348 3289 3174 3037 3235 89 900 51 365 187 3890

Mar 6403 3370 3202 3109 3208 170 900 39 367 100 3900

Apr 7550 3283 3775 3711 3775 82.5 900 55 289 215 3250

Mei 6647 3324 3324 3284 3419 123.5 900 49 415 179 3695

Jun 6598 3299 3299 3210 3299 99 900 41 390 100 3890

Jul 6574 3287 3287 3225 3287 87 900 37 123 110 3200

Aug 7278 3308 3639 3519 3771 108 900 46 321 187 3375

Sep 6993 3330 3497 3353 3543 130 900 35 210 123 3415

Okt 7227 3285 3614 3534 3695 85 900 58 360 155 3410

Nov 6974 3305 3487 3417 3526 105 900 55 311 187 3600

Des 6587 3294 3294 3264 3385 93.5 900 48 288 120 3640

20

19

Jan 7308 3480 3654 3490 3779 120 900 55 216 143 3758

Feb 6952 3476 3476 3354 3543 116 900 43 158 210 3530

Mar 7955 3459 4017 3908 4017 133 900 56 198 310 3840

Apr 6986 3493 3517 3369 3607 157 900 40 225 165 3810

Mei 7632 3469 3837 3683 3683 128 900 39 178 123 3707

Sumber : Data Perusaha

Page 62: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

49

4.5 Pengolahan Data

4.5.1 Perhitungan Kriteria Produktivitas

4.5.1.1 Perhitungan Kriteria Produktivitas Rasio 1

Kriteria ini menunjukan perbandingan antara jumlah bobot sampel yang dianalisa

dengan jumlah jam kerja tersedia. Periode yang dijadikan nilai standar awal adalah

nilai rata-rata bulan Januari hingga Desember 2018 dan periode pengukuran adalah

bulan Januari hingga Mei 2019. Berikut ini merupakan table hasil perhitungan

Rasio 1:

Table 4-6 Hasil Perhitungan Rasio 1

Tahun Bulan

Jumlah

Bobot yang

Dianalisa

Jumlah

Manhour Rasio

20

18

Jan 6620 3310 2,0

Feb 6348 3289 1,9

Mar 6403 3370 1,9

Apr 7550 3283 2,3

Mei 6647 3324 2,0

Jun 6598 3299 2,0

Jul 6574 3287 2,0

Aug 7278 3308 2,2

Sep 6993 3330 2,1

Okt 7227 3285 2,2

Nov 6974 3305 2,1

Des 6587 3294 2,0

Rata-rata Rasio 2,06

Tahun Bulan

Jumlah

Bobot yang

Dianalisa

Jumlah

Manhour Rasio

20

19

Jan 7308 3480 2,1

Feb 6952 3476 2,0

Mar 7955 3459 2,3

Apr 6986 3493 2,0

Mei 7632 3469 2,2

Rata-rata Rasio 2,12

Berdasarkan tabel diatas, nilai standar awal yang diperoleh dari rasio ini adalah 2,06

yang diletakkan pada level performance 3 pada tabel OMAX. Nilai harapan yang

ingin dicapai perusahaan adalah 2,3 yang sesuai dengan target perusahhan untuk

tahun 2019 dan diletakkan pada level performance 10. Nilai terburuk terdapat pada

Page 63: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

50

data bulan Februari dan Maret 2018 yaitu 1,9 dan diletakkan pada level

performance 0.

Nilai-nilai antara nilai harapan (level 10) dengan nilai standar awal (level 3) disebut

sebagai nilai selang yang dihitung dengan cara interpolasi. Nilai selang ini

didapatkan dengan menghitung selisih nilai antara nilai harapan (level 10) dengan

nilai standar awal (level 3) kemudia dibagi dengan jumlah interval yang terdapat

diantaranya yaitu 7 interval. Nilai selangnya adalah :

(2,30-2,06) / 7 = 0,033

Begitu juga dengan nilai selang yang terdapat diantara nilai standar awal (Level 3)

dengan nilai terburuk (Level 0), dihitung dengan cara yang sama seperti di atas,

yaitu menghitung selsisih nilai anatara nilai standar awal (Level 3) dengan nilai

terburuk (Level 0) lalu membaginya dengan interval yang ada diantaranya yaitu 3

interval. Nilai selangnya adalah:

(2,06-1,90) / 3 = 0,053

4.5.1.2 Perhitungan Kriteria Produktivitas Rasio 2

Kriteria ini menunjukan perbandingan anatara jumlah sampel yang dianalisa tepat

waktu dengan jumlah sampel keseluruhan yang dianalisa. Periode yang dijadikan

nilai standar awal adalah nilai rata-rata bulan Januari hingga Desember 2018 dan

periode pengukuran adalah bulan Januari hingga Mei 2019. Berikut ini merupakan

tabel hasil perhitungan rasio 2.

Table 4-7 Hasil Perhitungan Rasio 2

Tahun Bulan

Jumlah Sampel

yang Dianalisa

Tepat Waktu

Jumlah Sampel

yang Masuk Rasio

20

18

Jan 3450 3619 0.953

Feb 3037 3235 0.939

Mar 3109 3208 0.969

Apr 3711 3775 0.983

Mei 3284 3419 0.961

Jun 3210 3299 0.973

Page 64: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

51

Jul 3225 3287 0.981

Aug 3519 3771 0.933

Sep 3353 3543 0.946

Okt 3534 3695 0.956

Nov 3417 3526 0.969

Des 3264 3385 0.964

Rata-rata Rasio 0,961

Tahun Bulan

Jumlah Sampel

yang Dianalisa

Tepat Waktu

Jumlah Sampel

yang Masuk Rasio

20

19

Jan 3490 3779 0.924

Feb 3354 3543 0.947

Mar 3908 4017 0.973

Apr 3369 3607 0.934

Mei 3683 3915 0.941

Rata-rata Rasio 0,944

Nilai standar awal yang diperoleh dari rasio ini adalah 0,961 yang diletakkan pada

level performance 3 pada tabel OMAX. Nilai harapan yang ingin dicapai

perusahaan adalah 0,983 yeng tercapai pada bulan April 2018 dan diletakkan pada

level performance 10. Nilai terburuk terdapat pada bulan Februari 2018 yaitu

0,0,933 dan diletakkan pada level performance 0.

Nilai-nilai anatara nilai harapan (level 10) dengan nilai standar awal (Level 3)

disebut sebagai nilai selang yang dihitung dengan cara interpolasi. Nilai selang ini

didapatkan dengan menghitung selsisih nilai antara nilai harapan (Level 10) dengan

nilai standar awal (Level 3) kemudian dibagi dengan jumlah interval yang terdapat

diantaranya yaitu 7 interval. Nilai selangnya adalah:

(0,983-0,961) / 7 = 0,003

Begitu juga dengan nilai selang yang tedapat diantaranya nilai standar awal (Level

3) dengan nilai terburuk (Level 0), dihitung dengan cara yang sama seperti diatas,

yaitu menghitung selisih nilai antara nilai standar awal (Level 3) dengan nilai

terburuk (Level 0) lalu membaginya dengan interval yang ada diantaranya yaitu 3

interval. Nilai selangnya adalah:

(0,961-0,933) / 3 = 0,009

Page 65: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

52

4.5.1.3 Perhitungan Kriteria Produktivitas Rasio 3

Kriteria ini menunjukkan perbandingan antara jumlah jam lembur yang terpakai

secara actual dengan jumlah jam lembur yang tersedia setiap bulannya. Periode

yang dijadikan nilai standar awal adalah nilai rata-rata bulan Januari hingga

Desember 2018 dan periode pengukuran adalah bulan Januari hingga Mei 2019.

Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan rasio 3.

Table 4-8 Hasil Perhitungan Rasio 3

Tahun Bulan Jumlah Jam

Lembur Terpakai

Jumlah Jam

Lembur

Terdedia

Rasio

20

18

Jan 110 900 0,122

Feb 89 900 0,099

Mar 170 900 0,189

Apr 82,5 900 0,092

Mei 123,5 900 0,137

Jun 99 900 0,110

Jul 87 900 0,097

Aug 108 900 0,120

Sep 130 900 0,144

Okt 85 900 0,094

Nov 105 900 0,117

Des 93,5 900 0,104

Rata-rata Rasio 0,119

Tahun Bulan Jumlah Jam

Lembur Terpakai

Jumlah Jam

Lembur

Terdedia

Rasio

20

19

Jan 120 900 0,133

Feb 116 900 0,129

Mar 133 900 0,148

Apr 157 900 0,174

Mei 128 900 0,142

Rata-rata Rasio 0,145

Nilai standar awal yang diperoleh dari rasio ini adalah 0,119 yang diletakkan pada

level performance 3 pada tabel OMAX. Nilai harapan yang ingin dicapai

perusahaan adalah 0,092 yeng tercapai pada bulan April 2018 dan diletakkan pada

level performance 10. Nilai terburuk terdapat pada bulan Maret 2018 yaitu 0,189

dan diletakkan pada level performance 0.

Page 66: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

53

Nilai-nilai anatara nilai harapan (level 10) dengan nilai standar awal (Level 3)

disebut sebagai nilai selang yang dihitung dengan cara interpolasi. Nilai selang ini

didapatkan dengan menghitung selsisih nilai antara nilai harapan (Level 10) dengan

nilai standar awal (Level 3) kemudian dibagi dengan jumlah interval yang terdapat

diantaranya yaitu 7 interval. Nilai selangnya adalah:

(0,119-0,092) / 7 = 0,0039

Begitu juga dengan nilai selang yang tedapat diantaranya nilai standar awal (Level

3) dengan nilai terburuk (Level 0), dihitung dengan cara yang sama seperti diatas,

yaitu menghitung selisih nilai antara nilai standar awal (Level 3) dengan nilai

terburuk (Level 0) lalu membaginya dengan interval yang ada diantaranya yaitu 3

interval. Nilai selangnya adalah:

(0,189-0,119) / 3 = 0,0233

4.5.1.4 Perhitungan Kriteria Produktivitas Rasio 4

Kriteria ini menunjukkan perbandingan antara jumlah analisa yang tidak sesuai

standar dengan jumlah sampel yang dianalisa setiap bulannya. Periode yang

dijadikan nilai standar awal adalah nilai rata-rata bulan Januari hingga Desember

2018 dan periode pengukuran adalah bulan Januari hingga Mei 2019. Berikut

merupakan tabel hasil perhitumgan rasio 4:

Table 4-9 Hasil Perhitungan Rasio 4

Tahun Bulan Jumlah Kesalahan

Analisa

Jumlah Sampel

yang Dianalisa Rasio

20

18

Jan 317 3603 0,088

Feb 365 3174 0,115

Mar 367 3202 0,115

Apr 289 3775 0,077

Mei 415 3324 0,125

Jun 390 3299 0,118

Jul 123 3287 0,037

Aug 321 3639 0,088

Sep 210 3497 0,060

Okt 360 3614 0,100

Nov 311 3487 0,089

Des 288 3294 0,087

Rata-rata Rasio 0,092

Page 67: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

54

Tahun Bulan Jumlah Kesalahan

Analisa

Jumlah Sampel

yang Dianalisa Rasio

20

19

Jan 216 3654 0,059

Feb 158 3476 0,045

Mar 198 4017 0,049

Apr 225 3517 0,064

Mei 178 3837 0,046

Rata-rata Rasio 0.053

Nilai standar awal yang diperoleh dari rasio ini adalah 0,092 yang diletakkan pada

level performance 3 pada tabel OMAX. Nilai harapan yang ingin dicapai

perusahaan adalah 0,037 yeng tercapai pada bulan Juli 2018 dan diletakkan pada

level performance 10. Nilai terburuk terdapat pada bulan Mei 2018 yaitu 0,125 dan

diletakkan pada level performance 0.

Nilai-nilai anatara nilai harapan (level 10) dengan nilai standar awal (Level 3)

disebut sebagai nilai selang yang dihitung dengan cara interpolasi. Nilai selang ini

didapatkan dengan menghitung selsisih nilai antara nilai harapan (Level 10) dengan

nilai standar awal (Level 3) kemudian dibagi dengan jumlah interval yang terdapat

diantaranya yaitu 7 interval. Nilai selangnya adalah:

(0,092-0,037) / 7 = 0,0078

Begitu juga dengan nilai selang yang tedapat diantaranya nilai standar awal (Level

3) dengan nilai terburuk (Level 0), dihitung dengan cara yang sama seperti diatas,

yaitu menghitung selisih nilai antara nilai standar awal (Level 3) dengan nilai

terburuk (Level 0) lalu membaginya dengan interval yang ada diantaranya yaitu 3

interval. Nilai selangnya adalah:

(0,125-0,092) / 3 = 0,011

4.5.1.5 Perhitungan Produktivitas Rasio 5

Kriteria ini menunjukkan perbandingan anatara jumlah sampel yang selesai

dianalisa dengan jumlah reagen yang digunakan secara aktual. Periode yang

dijadikan nilai standar awal adalah nila rata-rata bulan Januari hingga Desember

2018 dan periode pengukuran adalah bulan Januari hingga Mei 2019. Berikut ini

merupakan tabel hasil perhitungan Rasio 5:

Page 68: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

55

Table 4-10 Hasil Perhitungan Rasio 5

Tahun Bulan Jumlah Sampel

yang Dianalisa

Jumlah Reagen

yang digunakan Rasio

20

18

Jan 3603 43 83,79

Feb 3174 51 62,23

Mar 3202 39 82,09

Apr 3775 55 68,63

Mei 3324 49 67,83

Jun 3299 41 80,46

Jul 3287 37 88,84

Aug 3639 46 79,10

Sep 3497 35 99,90

Okt 3614 58 62,30

Nov 3487 55 63,40

Des 3294 48 68,61

Rata-rata Rasio 75,60

Tahun Bulan Jumlah Sampel

yang Dianalisa

Jumlah Reagen

yang digunakan Rasio

20

19

Jan 3654 55 66,44

Feb 3476 43 80,84

Mar 4017 56 71,73

Apr 3517 40 87,93

Mei 3837 39 98,38

Rata-rata Rasio 81,06

Nilai standar awal yang diperoleh dari rasio ini adalah 75,60 yang diletakkan pada

level performance 3 pada tabel OMAX. Nilai harapan yang ingin dicapai

perusahaan adalah 99,90 yeng tercapai pada bulan September 2018 dan diletakkan

pada level performance 10. Nilai terburuk terdapat pada bulan Februari 2018 yaitu

62,23 dan diletakkan pada level performance 0.

Nilai-nilai anatara nilai harapan (level 10) dengan nilai standar awal (Level 3)

disebut sebagai nilai selang yang dihitung dengan cara interpolasi. Nilai selang ini

didapatkan dengan menghitung selsisih nilai antara nilai harapan (Level 10) dengan

nilai standar awal (Level 3) kemudian dibagi dengan jumlah interval yang terdapat

diantaranya yaitu 7 interval. Nilai selangnya adalah:

(99,90-75,60) / 7 = 3,47

Page 69: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

56

Begitu juga dengan nilai selang yang tedapat diantaranya nilai standar awal (Level

3) dengan nilai terburuk (Level 0), dihitung dengan cara yang sama seperti diatas,

yaitu menghitung selisih nilai antara nilai standar awal (Level 3) dengan nilai

terburuk (Level 0) lalu membaginya dengan interval yang ada diantaranya yaitu 3

interval. Nilai selangnya adalah:

(75,60-62,23) / 3 = 4,46

4.5.1.6 Perhitungan Kriteria Produktivitas Rasio 6

Kriteria ini menunjukkan perbandingan anatar jumlah downtime mesin HPLC dan

jumlah tersedia mesin HPLC. Periode yang dijadikan nilai standar awal adalah nila

rata-rata bulan Januari hingga Desember 2018 dan periode pengukuran adalah

bulan Januari hingga Mei 2019. Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan

Rasio 6:

Table 4-11 Hasil Perhitungan Rasio 6

Tahun Bulan Jumlah Downtine

Mesin HPLC

Jumlah Jam

Tersedai Mesin

HPLC

Rasio

20

18

Jan 150 3778 0,040

Feb 187 3890 0,048

Mar 100 3900 0,026

Apr 215 3250 0,066

Mei 179 3695 0,048

Jun 100 3890 0,026

Jul 110 3200 0,034

Aug 187 3375 0,055

Sep 123 3415 0,036

Okt 155 3410 0,045

Nov 187 3600 0,052

Des 120 3640 0,033

Rata-rata Rasio 0,040

Tahun Bulan Jumlah Downtine

Mesin HPLC

Jumlah Jam

Tersedai Mesin

HPLC

Rasio

20

19

Jan 143 3758 0,038

Feb 210 3530 0,059

Mar 310 3840 0,081

Apr 165 3810 0,043

Mei 123 3707 0,033

Rata-rata Rasio 0,051

Page 70: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

57

Nilai standar awal yang diperoleh dari rasio ini adalah 0,040 yang diletakkan pada

level performance 3 pada tabel OMAX. Nilai harapan yang ingin dicapai

perusahaan adalah 0,026 yeng tercapai pada bulan Maret 2018 dan diletakkan pada

level performance 10. Nilai terburuk terdapat pada bulan April 2018 yaitu 0,066

dan diletakkan pada level performance 0.

Nilai-nilai anatara nilai harapan (level 10) dengan nilai standar awal (Level 3)

disebut sebagai nilai selang yang dihitung dengan cara interpolasi. Nilai selang ini

didapatkan dengan menghitung selsisih nilai antara nilai harapan (Level 10) dengan

nilai standar awal (Level 3) kemudian dibagi dengan jumlah interval yang terdapat

diantaranya yaitu 7 interval. Nilai selangnya adalah:

(0,040-0,026) / 7 = 0,002

Begitu juga dengan nilai selang yang tedapat diantaranya nilai standar awal (Level

3) dengan nilai terburuk (Level 0), dihitung dengan cara yang sama seperti diatas,

yaitu menghitung selisih nilai antara nilai standar awal (Level 3) dengan nilai

terburuk (Level 0) lalu membaginya dengan interval yang ada diantaranya yaitu 3

interval. Nilai selangnya adalah:

(0,066-0,040) / 3 = 0,008

Berikut ini merupakan rangkuman perhitungan untuk masing-masing kriteria rasio:

Table 4-12 Rangkuman Perhitungan Tiap Rasio

No. Nilai Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6

1 Nilai Standar Awal

(Level 3) 2,060 0,961 0,119 0,092 75,60 0,040

2 Nilai harapan

(Level 10) 2,300 0,983 0,092 0,037 99,90 0,026

3 Nilai Terburuk

(Level 0) 1,900 0,933 0,1889 0,125 62,23 0,066

4 Nilai Selang

(Lvl 10 dan Lvl 3) 0,034 0,003 0,004 0,008 3,471 0,002

5 Nilai Selang

(Lvl 3 dan Lvl 0) 0,053 0,009 0,023 0,011 4,467 0,009

Page 71: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

58

4.5.2 Penyusuna Tabel Objective Matrix (OMAX)

Langkah selanjutnya adalah penyusunan tabel Objective Matrix (OMAX). Data

yang telah diperoleh disususn kedalam tabel OMAX untuk dilakukan analisis

produktivitas meliputi perhitungan nilai performansi dan indeks produktivitas dari

bulan Januari 2019 sampai dengan Mei 2019 dengan periode dasar adalah data

tahun 2018. Nilai performansi didapat dari pengukuran pada setiap bulan dari

masing-masing kriteria.

Setelah perhitungan performansi selesai dilanjutkan dengan penetuan level untuk

setiap kriteria. Level ini diperoleh dengan cara mencari angka pada blok matriks

yang sama dengan nilai performansi kriteria yang bersangkutan.pemilihan level ini

dilakukan dengan pendekatan skor ke bawah (pesimistis).

Setelah level masing-masing kriteria ditentukan, maka langkah selanjutanya adalah

menentukan nilai pada masing-masing kriteria. Nilai ini diperoleh dari hasil

perkalian level yang dicapai dengan bobot untuk masing-masing kriteria. Sebagai

contoh, pada tabel 5.9 untuk rasio 1 lebel yang dicapai adalah 4 dengan bobot

sebesar 19,2 % maka nilai yang diperoleh adalah:

4x 19,2 = 76,8

Selanjutnta adalah menghitung indikator performansi dengan cara nilai pada setiap

kriteria dijumlahkan dan hasilnya diletakkan pada kolom periode saat ini (Current).

Sedangkan kolom Previous adalah indikator performansi pada periode dasar yang

bernilai 300, karena level yang diberikan pada periode dasar adalah 3 dan bobot

berjumlah 300.

Indikator Performansi = 76,8 + 19,2 + 15,4 + 116,9 + 56,4 + 15,4 = 300,1

Langkah berikutnya yaitu menghitung indeks produktivitas dengan cara indikator

performansi (current) dibagi dengan indikator performansi periode dasar (previous)

dan dikalikan dengan 100%. Secara jelas rumus perhitungan untuk Indeks

Produktivitas (IP) adalah sebagai berikut:

Page 72: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

59

IP =Indikator periode yang diukur − indikator periode dasar

Indikator periodedasar 𝑥 100 %

Perhitungan metode OMAX dapat dilihat pada tabel 4-12 berikut ini:

Table 4-13 Perhitungan Objective Matrix (OMAX)

Ras

io 1

Ras

io 2

Ras

io 3

Ras

io 4

Ras

io 5

Ras

io 6

Pro

duct

ivit

y

Cri

teri

a

2,12 0,944 0,145 0,053 81,06 0,051 Performance

2,300 0.982 0,092 0,037 99,900 0,026 10

2,266 0.979 0,096 0,045 96,429 0,028 9

2,231 0.976 0,100 0,053 92,957 0,030 8

2,197 0.973 0,104 0,061 89,486 0,032 7

2,163 0.970 0,107 0,068 86,014 0,034 6

2,129 0.967 0,111 0,076 82,543 0,036 5 Level

2,094 0.964 0,115 0,084 79,071 0,038 4

2,060 0.961 0,119 0,092 75,600 0,040 3

2,007 0.952 0,142 0,103 71,143 0,049 2

1,953 0.943 0,166 0,114 66,687 0,057 1

1,900 0.934 0,189 0,125 62,230 0,066 0

4 1 1 7 4 1 Level

Weight

Value

19,2 19,2 15,4 16,7 14,1 15,4

76,8 19,2 15,4 116,9 56,4 15,4

Performance Current Previous Index

Indicator 300,1 300 0,03 %

4.6 Analsis Data

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah

mengevaluasi dan menganalsisi hasil pengolahan data tersebut. Dengan melakukan

ananlsis terhadap hasil pengukuran produktivitas maka dapat diketahui nilai indeks

produktivitas yang dicapai perusahaan dan juga dapat diketahui dengan jelas

kondisi perusahhan pada saat itu jika dibandingkan dengan periode dasar. Evaluasi

produktivitas pada saat itu jika dibandingkan dengan periode dasar. Evaluasi

produktivitas ini lebih diarahkan untuk mengetahui perubahan produktivitas selama

Page 73: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

60

lima bulan terakhir periode pengukuran yaitu bulan Januari 2019 sampai dengan

Mei 2019.

4.6.1 Analsis Produktivitas Parsial

Evaluasi produktivitas parsial didasarkan pada pencapaian skor produktivitas dari

setiap kriteria. Masing-masing kriteria mempunyai pengaruh yang berbeda-beda

dalam mencapai produktivitasnya. Perubahan tersebut dapat dievaluasi melalui skor

yang menunjukkan tingkat produktivitas yang dicapai.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dialukuan selama bulan Januari 2019 sampai

dengan Mei 2019, diperoleh hasil bahwa kriteria yang mengalami peningkatan di

tahum 2018 adalah Rasio 4 yaitu kriteria minimasi kesalahan analisa yang berada

di level 7. Lalu rasio 1 dan rasio 5 yaitu jumlah assay yang dicapai dan minimasi

reagen yang digunakan, keduanya menempati Level 4. Rasio 1 dan Rasio 5 ini

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan

Rasio 2, Rasio 3, dan Rasio 6 berada pada Level 1 yang berarti ketiga kriteria

tersebut masih jauh dari nilai rata-rata tahun lalu bahkan di bawah standar. Oleh

karena itu diperlukan adanya perbaikan untuk ketiga kriteria tersebut agar

Laboratorium R&D dapat terus meningkatkan produktivitasnya.

4.6.2 Analisa Produktivitas Total

Analisa produktivitas total ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

produktivitas total yang dicapai oleh perusahaan. Analisis yang dilakukan dalam

pengukuran produktivitas ini adalah dengan cara membandingkan pencapaian

produktivitas pada periode yang diukur dengan produktivitas periode sebelumnya

dengan melihat nilai indeks produktivitas pada performance indicator dalam

matriks OMAX.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan selama bulan Januari 2018 sampai

dengan bulan Desember 2018, didapatkan nilai indeks produktivitas tahun 2019

yaitu 0,03 %. Nilai ini menandakan bahwa kondisi produktivitas perusahaan

khususnya Laboratorium R&D tidak mengalami peningkatan yang signifikan jika

Page 74: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

61

dibandingkan dengan pencapaian produktivitas tahun 2018. Hal ini dikarenakan

belum dilakukannya upaya perbaikan produktivitas terhadap kondisi laboratorium

sehingga pada tahun 2019 terjadi penurunan produktivitas terhadap beberapa

kriteria yaitu rasio 2,rasio 3, dan rasio 6 yang ketiganya berada pada level yang

buruk yaitu level 1 dan saling berkaitan dapat mempengaruhi produktivitas secara

keseluruhan.

4.7 Identifikasi Permasalahan Produktivitas

Berdasarkan hasil analisa data, beberapa kriteria yang berada pada level buruk anata

lain Rasio 2, Rasio 3, dan Rasio 6. Oleh karena itu maka penulis akan menganilsis

faktor-faktor yang menjadi penyebab buruknya performance pada kriteria-kriteria

tersebut. Faktor-faktor penyebab ini dapat dianalisis dengan melakuakan

brainstorming dan diagram sebab akibat.

Rendahnya jumlah sampel yang dianalisa tepat waktu (rasio 2), tingginya jam

lembur (rasio 3), dan tingginya downtime HPLC (rasi 6) saling berhubungan satu

sama lain, sehingga menyebabkan ketiga kriteria ini berada pada level bururk yang

dapat mempengaruhi produktivitas keseluruhan. Keterkaitan antara kriteria-kriteria

tersebut yaitu karenan tingginya downtime mesin HPLC yang mengakibatkan

terhambatnya proses analisa sehingga sampel tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

Oleh karena itu diperlukan waktu kerja tambahan (Lembur) untuk menyelesaikan

sampel yang masuk di Laboratorium R&D dan mencapai ontime yang ditetapkan

perusahaan.

Adapun penyebab rendahnya produktivitas ketiga kriteria tersebut paa tahun 2019

sesuai denngan hasil brainstorming dan diskusi dengan pihak-pihak terkait adalah

sebagai berikut:

Table 4-14 Hasil Brainstorming Penyebab Rendahnya Produktivitas

Permasalahan Jawaban

Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3 Narasumber 4

Identitas Diri

- - Jabatan Supervisor Analis Analis Analis

Page 75: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

62

- Masa Kerja 15 Tahun 20 Tahun 13 Tahun 2 Tahun Permasalahan

1: Rendahnya

Ontime

Analisa

- Antrian alat

instrument

- Penggunaan

alat gelas

bersama-

sama

- Kealahan

pengerjaan

sampel

- Mesin yang

sring

bermasalah

- Antrian alat

instrument

- Jumlah alat

gelas yang

sedikit

sehingga

harus

bergantian

- Ketersediaan

bahan kimia

habis

- Peralatan

yang sering

rusak dan

membutuh-

kan waktu

untuk

perbaikan

- Reagen

Habis

- Waktu

analisa lama

- Reagent

habis

- Pengerjaan

sampel yang

lama

- Kesalahan

dalam analisa

Permasalahan

2: Tingginya

Jam lembur

- Metode

analisa yang

panjang

- Kurang

Personel

- Mesin rusak

- Antrian

pengguanan

alat - Kurang

personel

- Metode

analisa rumit

- Pengerjaan

sampel lama

- Antrian

penggunaan

alat

- Mesin

bermasalah

- Pengerjaan

sampel lama

- Alat gelas

digunakan

bersama-

sama

Permasalahan

3: Tingginya

downtime

mesin

- Pelaksanaan

kalibrasi

yang tidak

sesuai jadwal

- Follow up

perbaikan

yang lama

- Mesin sering

rusak

- Follow up

perbaikan

yang lama

- Penggunaan

yang tidak

sesuai

- Mesin yang

rusak karena

kesalahan

dalam

treatment

mesin

- Suhu ruang

instrument

tidak sesuai

- Menunggu

kalibrasi

- Mesin Rusak

Hasil brainstorming mengenai penyebab rendahnya produktivitas ketiga kriteria

produktivitas pada tahun 2019, selanjutnya disususn ke dalam diagram sebab akibat

sebagai berikut:

Page 76: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

63

Gambar 4-3 Diagram Sebab Akibat Rendahnya Ontime Analisa

Berdasarkan diagram sebab akibat diatas dapat diketahui bahwa penyebab

rendahnya ontime analisa adalah:

a. Kelalaian analis dalam menyebabkan proses analisa harus berulang

pengerjannya.

b. Prosedur analisa yang terlalu banyak dan kompleks menyebabkan proses

analisa membutuhkan waktu yang lama. Sehingga sampel tidak dapat selesai

tepat waktu.

c. Downtime mesin terdiri dari kerusakan mesin dan waktu tunggu kalibrasi.

d. Keterbatasan jumlah alat gelas mengakibatkan sampel tidak dapat dikerjakan

secara keseluruhan karena alat gelas yang digunakan secara bergantian

e. Reagen yang habis dapat menyebabkan pengujian sampel menjadi tertunda.

Gambar 4-4 Diagram Sebab Akibat Tingginya Jam Lembur

Page 77: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

64

Berdasarkan diagram sebab akibat di atas dapat diketahui bahwa penyebab

tingginya jam lembur adalah:

a. Kurangnya jumlah analis yang tersedia mengakibatkan diperlukan waktu

lembur untuk menyelesaikan sampel tepat waktu.

b. Prosedur analisa yang terlalu banyak dan kompleks menyebabkan proses

analisa membutuhkan waktu yang lama. Sehingga sampel tidak dapat selesai

tepat waktu.

c. Keterbatasan jumlah alat gelas mengakibatkan sampel tidak dapat dikerjakan

secara keseluruhan karena alat gelas yang digunakan secara bergantian

d. Adanya kerusakan pada alat-alat penunjang laboratorium seperti mesin HPLC,

neraca, stirrer, kalibrasi mesin, dan membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk perbaikan alat menyebabkan proses analisa menjadi lambat.

Gambar 4-5 Diagram Sebab Akibat Downtime Mesin HPLC

Berdasarkan diagram sebab akibat di atas dapat diketahui bahwa penyebab dari

tingginya downtime mesin HPLC adalah:

a. Tidak lengkapnya SOP mengenai treatment mesin HPLC serta kurangnya

kepedulian dan pengetahuan analis dalam penggunaan mesin HPLC sehingga

dapat mengakibatkan kesalahan dalam melakukan treatment mesin HPLC. Hal

ini menyebabkan mesin HPLC mudah rusak.

b. Kuarngnya perawatan mesin HPLC sehingga dapat mengakibatkan mesin

HPLC rusak.

Page 78: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

65

c. Follow up kalibrasi yang tidak sesuai jadwal dapat mengakibatkan waktu

proses kalibrasi menjadi lebih lama. Kalibrasi pada mesin HPLC dilakukan

oleh pihak eksternal yang membutuhkan waktu pemesanan selama 5 hari

sebelum masa kalibrasi berakhir, sedangkan untuk proses kalibrasi berlangsung

selama 2 hari. Maka jika pihak eksternal dihubungi pada saat masa kalibrasi

berakhir, mesin tidak dapat digunakan selama 7 hari.

4.8 Usulan Perbaikan

Produktivitas diharapkan akan meningkat jika dibandingkan denga periode

sebelumnya. Tetapi pada kenyatannya sering terjadi suatu pencapaian yang tidak

diinginkan atau tidak sesuai dengan sasaran atau tujuan sehingga perusahaan

mengalami pertumbuhan negative. Untuk mengantisipasi kegagalan tersebut

diperlukan usaha-usaha perbaikan agar sasaran atau tujuan yang diinginkan

tercapai. Perbaikan dilakukan dengan minijau ulang apa yang telah dilakukan pada

periode sebelumnya.

Berikut ini merupakan usulan tindakan perbaikan untuk meningkatkan

produktivitas laboratorium R&D terhadap rasio 2, 3, dan 6 dengan menggunakan

5W dan 1H.

Page 79: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

66

Table 4-15 Usulan Perbaikan Rasio 2 Menggunakan Metode 5W + 1H

No. Akar

Masalah What Why Where When Who How

1.

Kelalaian

Analis dalam

Bekerja

Memberikan

peringatan kepada

analis agar

bekerja sesuai

prosedur

Agar analis tidak melakuakan

kesalahan dalambekerja

sehingga tidak dierlukan

pengerjaan ulang.

Lab.

R&D

Setiap awal

shift

Spv Lab.

R&D

- Melakukan briefing setiap

awal shift.

- Memberikan reward

kepada analis yang tidak

pernah melakukan

kesalahan

2.

Prosedur

analis terlalu

banyak

Mengurangi

prosedur yang

tidak berpengaruh

terhadap hasil

analisa.

Agar proses analisa dapat

diselesaika dengan waktu

yang lebih cepat

Lab.

R&D

September

2019

Spv dan

analis Lab.

R&D

- Mereview proses analisa

apakah terdapat proses

yang non value added.

- Membuat SOP baru

3.

Keterbatasan

jumlah alat

gelas

Melakukan stok

opname alat gelas

Agar analis dapat bekerja

dengan maksimal tanpa harus

menunggu pekerjaan analis

lainnya.

Lab.

R&D Setiap 3 bulan

Spv Lb.

R&D

- Melakukan monitoring

jumlah alat gelas.

- Pengadaan alat gelas

yang disesiaukan dangan

kebutuhan analsa

4. Mesin Rusak

Melakukan

Preventive

Maintenance

Agar mesin selalu bekerja

dengan baik

Lab.

R&D

Sesuai jadwal

preventive

maintenance

Mantennace

Engineer

- Membuat jadwla

preventive maintenance

5. Reagen habis

Melakukan

control stok

reagen secara

berkala

Agar reagen untuk analisa

selalu tersedia sehingga tidak

menghambat proses analisa

Lab.

R&D Setiap bulan

Analis Lab.

R&D

- Mencatat pemakaian

reagen setiap bulan.

- Membuat kartu stok

- Melakukan perencanaan

dan pengendalian

persediaan reagen

Page 80: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

67

Table 4-16 Usulan Perbaikan Rasio 3 Menggunakan Metode 5W + 1H

No. Akar

Masalah What Why Where When Who How

1. Kekurangan

persolnil

Melakukan

analisis beban

kerja

Agar jumlah analis yang

tersedia sesuai dengan

jumlah beban kerja.

Lab.

R&D Setiap tahun

Spv Lab.

R&D

- Menghitung waktu baku

proses analisa.

- Penambahan personil

2.

Prosedur

analis terlalu

banyak

Mengurangi

prosedur yang

tidak berpengaruh

terhadap hasil

analisa.

Agar proses analisa dapat

diselesaika dengan waktu

yang lebih cepat

Lab.

R&D

September

2019

Spv dan

analis Lab.

R&D

- Mereview proses analisa

apakah terdapat proses

yang non value added.

- Membuat SOP baru

3.

Keterbatasan

jumlah alat

gelas

Melakukan stok

opname alat gelas

Agar analis dapat bekerja

dengan maksimal tanpa harus

menunggu pekerjaan analis

lainnya.

Lab.

R&D Setiap 3 bulan

Spv Lb.

R&D

- Melakukan monitoring

jumlah alat gelas.

- Pengadaan alat gelas

yang disesiaukan dangan

kebutuhan analsa

4. Mesin Rusak

Melakukan

Preventive

Maintenance

Agar mesin selalu bekerja

dengan baik

Lab.

R&D

Sesuai jadwal

preventive

maintenance

Mantennace

Engineer

- Membuat jadwla

preventive maintenance

Page 81: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

68

Table 4-17 Usulan Perbaikan Rasio 6 Menggunakan Metode 5W + 1H

No. Akar

Masalah What Why Where When Who How

1.

SOP mesin

tidak

lengkap

Memperbaiki

SOP mesin

HPLC

Agar analis dapat

melakukan

treatment mesin

HPLC dengan

benar..

Lab.

R&D

September

2019

Spv Lab.

R&D

- Membuat SOP baru untuk penggunaan

mesin

- Training penggunaan mesinHPLC untuk

karyawan baru

2.

Kurangnya

Perawatan

mesin HPLC

Melakukan

Preventive

Maintenance

Agar mesin selalu

bekerja dengan

baik

Lab.

R&D

Sesuai jadwal

preventive

maintenance

Mantennace

Engineer

- Membuat jadwla preventive maintenance

3.

Tingginya

waktu

tunggu

kalibrasi

mesin HPLC

Membuat

penjadwalan

kalibrasi

Agar mengurangi

waktu tunggu

dalam proses

kalibrasi mesin

HPLC

Lab.

R&D

September

2019

Spv dan

analis Lab.

R&D

- Menugaskan analis untuk menjadi

penanggung jawab masing-masing mesin

HPLC

- Menghunungi pihak eksternal 5 hari

sebelum masa kalibrasi berakhir.

Page 82: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

69

4.9 Setelah Perbaikan

Perbaikan dilakukan sesuai dengan usulan, perbaikan dilakukan pada bulan

September 2019 sampai dengan Desember 2019, setelah perbaiakan diperoleh data

sebagai berikut.

Table 4-18 Data-data Kriteria Pengukuran Produktivitas

Tahun Bulan

Jumlah

Sampel

Dianalisa

Jumlah

Sampel

On Time

Jam

Lembur

Terpakai

Jam

Lembur

Tersedai

Downtime

Mesin

Jam

Mesin

Tersedia

20

19

Sep 3685 3845 110 900 150 3540

Okt 3840 3960 90 900 200 3690

Nov 3950 4017 95 900 145 3745

Des 3915 4025 110 900 115 3810

4.9.1 Perhitungan Produktivitas Rasio 2 Setelah Perbaikan

Kriteria ini menunjukan perbandingan anatara jumlah sampel yang dianalisa tepat

waktu dengan jumlah sampel keseluruhan yang dianalisa setelah perbaikan periode

pengukuran adalah bulan September hingga Desember 2019. Berikut ini merupakan

tabel hasil perhitungan rasio 2.

Table 4-19 Hasil Perhitungan Rasio 2 setalah perbaikan

Tahun Bulan

Jumlah Sampel

yang Dianalisa

Tepat Waktu

Jumlah Sampel

yang Masuk Rasio

20

19 Sep 3685 3845 0.958

Oct 3840 3960 0.970

Nov 3950 4017 0.983

Des 3915 4025 0.973

Rata-rata Rasio 0.971

4.9.2 Perhitungan Produktivitas Rasio 3 Setelah Perbaikan

Kriteria ini menunjukkan perbandingan antara jumlah jam lembur yang terpakai

secara actual dengan jumlah jam lembur yang tersedia setiap bulannya. Periode

pengukuran adalah bulan September hingga Desember 2019. Berikut ini merupakan

tabel hasil perhitungan rasio 3.

Page 83: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

70

Table 4-20 Hasil Perhitungan Rasio 3 Setelah Perbaikan

Tahun Bulan Jumlah Jam

Lembur Terpakai

Jumlah Jam

Lembur

Terdedia

Rasio

20

19 Sep 110 900 0.122

Oct 90 900 0.100

Nov 95 900 0.106

Des 110 900 0.122

Rata-rata Rasio 0,113

4.9.3 Perhitungan Produktivitas Rasio 6 Setelah Perbaikan

Kriteria ini menunjukkan perbandingan anatar jumlah downtime mesin HPLC dan

jumlah tersedia mesin HPLC. Periode pengukuran adalah bulan September hingga

Desember 2019. Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan rasio 6.

Table 4-21 Hasil Perhitungan Rasio 6 Setelah Perbaikan

Tahun Bulan Jumlah Downtine

Mesin HPLC

Jumlah Jam

Tersedai Mesin

HPLC

Rasio

2019

Sep 150 3540 0.042

Oct 170 3690 0.046

Nov 145 3745 0.039

Des 115 3810 0.030

Rata-rata Rasio 0,039

4.9.4 Penyusuna Tabel Objectiv Matrix (OMAX) Setelah Perbaikan

Langkah selanjutnya adalah penyusunan tabel Objective Matrix (OMAX). Data

yang telah diperoleh disususn kedalam tabel OMAX untuk dilakukan analisis

produktivitas meliputi perhitungan nilai performansi dan indeks produktivitas dari

bulan September 2019 sampai dengan Desember 2019 dengan periode dasar adalah

data tahun 2018. Nilai performansi didapat dari pengukuran setelah perbaikan pada

Rasio 2, Rasio 3, dan Rasio 6

Page 84: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

71

Table 4-22 Perhitungan Objective Matrix (OMAX) Setelah Perbaikan pada Rasio

2, Rasio 3, dan Rasio 6

Ras

io 2

Ras

io 3

Ras

io 6

Pro

duct

ivit

y

Cri

teri

a

0,971 0,113 0,039 Performance

0.982 0,092 0.026 10

0.979 0,096 0.028 9

0.976 0,100 0.030 8

0.973 0,104 0.033 7

0.970 0,107 0.035 6

0.967 0,111 0.038 5 Level

0.964 0,115 0.040 4

0.961 0,119 0.042 3

0.952 0,142 0.050 2

0.943 0,166 0.058 1

0.934 0,189 0.066 0

6 4 4 Level

19,2 15,4 15,4 Weight

115,2 61,6 61,6 Value

Performance Current Previous Index

Indicator 238.4 150 158,93 %

4.9.5 Analisa Data Setalah Perbaikan

Dari hasil pengolahan data tabel OMAX setelah perbaikan menunjukan bahwa

terjadi peningkatan level pada Rasio 2, Rasio 3, dan Rasio 6 yaitu:

Table 4-23 Hasil peningkatan Level Setelah Perbaikan

Rasio Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Rasio 2 Level 1 Level 6

Rasio 3 Level 1 Level 4

Rasio 6 Level 1 Level 4

Terjadi Index peningkatan sebesar 158,93 % pada rasio 2,3 dan 6.

Page 85: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dialukan di Laboratorium Andev R&D PT ARB

Farma mengenai pengukuran produktuvitas dengan menggunakan Objective Matrix

maka dapat diambil beberpa kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengukuran produktivitas dilakukan terhadap enam kriteria yang terdiri dari

jamulah assay yang dicapai, ontime sampel yang dianalisa, minimasi jam

lembur, minimasi kesalahan analisa, minimasi pengguanan reagen, dan jumlah

downtime mesin HPLC.

b. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai indeks prosuktivitas pada tahun

2019 yaitu 0,03 %.

c. Kriteria yang mempengaruhi rendahnya nilai produktivitas antara lain Rasio 2

(ontime sampel yang dianalisa), Rasio 3 (minimasi jam lebur), dan Rasio 6

(downtime mesin HPLC).

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas ketiga kriteria di

atas yaitu:

1. Rasio 2: Kelalaian analis dalam bekerja, prosedur analsa terlau banyak,

keterbatasan jumlah alat gelas, mesin rusak, dan reagen habis.

2. Rasio 3: Kekurangan analsi, prosedur terlalu banyak, keterbatasan jumlah

alat gelas, dan mesin rusak.

3. Rasio 6 : SOP mesin tidak lengkap, kurangnya perawatan mesin, dan

tingginya waktu tunggu kalibrasi.

d. Usulan perbaikan untuk ketiga kriteria tersebut yaitu:

1. Rasio 2: Memberika peringatan kepada analis agarbekerja sesuai dengan

prosedur, mengurangi prosedur yang tidak berpengaruh terhadap analsia,

melakukan pengadaan alat gelas, melakuak preventive maintenance, dan

melakukan control stok reagen secara berkala.

Page 86: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

73

2. Rasio 3 : Melakuan analisa beban kerja, mengurangi prosedur yang tidak

berpengaruh terhadap analisa, melakuka stock opname alat gelas, dan

melakukan preventive maintenance.

3. Rasio 6 :Memperbaiki SOP mesin HPLC, melakukan preventive

maintenance, dan membuat orsedur penjadwalan kalibrasi.

4. Setelah dikalukan perbaikan pada Rasio 2, 3 dan 6 terjadi peningkatan

level sebagai berikut

Rasio Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Rasio 2 Level 1 Level 6

Rasio 3 Level 1 Level 4

Rasio 6 Level 1 Level 4

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

khusushnya di Lbaroratoriun Andev R&D antara lain:

a. Untuk mengoptimalkan penggunaan alat disarankan agar perusahaan dapat

melakukan preventive maintenance secara berkala terhadap peralatan yang

digunakan agar alat senantiasa terawatt dan meminimasi kerusakan pada alat

yang dapat meghambat proses analisa.

b. Pemberian motivasi kepada kaeyawan untuk meningkatkan kepedulian serta

meingkatkan tamggung jawab dalam bekerja.

c. Memberikan reward pada karyawan yang tidak lalai dalam bekerja.

d. Melakukan monitoring jumlah peralatan penunjang analisa agar tidak terjadi

penundaan pekerjaan dikarenakan antrian pada penggunaan pearlatan.

Page 87: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

74

DAFTAR PUSTAKA

Alex F. Osborn. 1963. Applied Imagination: Principle and procedures of Creative

Problem Solving 3rd Edition. Charles Scribners Sons: New York.

Handoko, T.Hani. 2000. Dasar-dasar Manjemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Mahendra, MK. 2007. Peningkatan Produktivitas Galangan Kapal

Menggunakan Model OMAX (Studi Kasus: di PT BEN Santosa

Surabaya), Skripsi. Surabya: Fakultas Teknologo kelautan, Institut

Teknologi Sepuluh November

Max .2002. Pengukuran Produktivitas Total dan Parsial Dengan

Menggunakan Model David J. Sumanth dan POSPAC di PT Coca Cola

Amatil Indonesia. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industir dan Mesin,

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Mudell, Marvin E. 1983. Improving Productivity and Effectiveness. New Jersey,

USA, Prentice Hall.

Ravianto, J.1985. Orientasi Produktivitas dan Ekonom Jepang. Jakarta: Bumi

Aksara

Riggs JL. 1983. Productivity measurement by Objectives. Natl Prod.

Sinungan, M. 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara

Sumanth, D.J. 1984. Productivity Enineering and Management, Productivity

Measurment, Evaluation, Planning and Improvement in Manufacturing

and Service Organization. Mc Graw-Hill Book Company.

Tague, Nancy R. 2004. The Quality Toolbox: Second Edition. Milwaukee

Wisconsin: ASQ Quality Press.

Tamtomo, Aryanditi T. 2008. Pengukuran Produktivitas Proses Produksi PT

HAlco dengan Menggunakan Alat Ukur OMAX. Tesis. Depok: Fakultas

Ekonomi Universita Indonesia

Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri.

Jakarta: Guna Widya

Page 88: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

75

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Brainstorming Identifikasi Faktor Penyebab

Page 89: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

76

Lampiran 2 Lembar Brainstorming Identifikasi Faktor Penyebab

Page 90: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

77

Lampiran 3 Lembar Brainstorming Identifikasi Faktor Penyebab

Page 91: PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DI LABORATORIUM ANDEV …

78

Lampiran 4 Lembar Brainstorming Identifikasi Faktor Penyebab